You are on page 1of 3

Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajaran

Tugas Ruang Kolaborasi: tanggapan kasus di ruang kelas

Anggota Kelompok: 1. Praditya Ongky Gunawan (23102460707)


2. Krisdayanti (23102460698)
3. Devita Eka Cahyani (23102460626)

A. Kasus I

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat urutan
atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada
sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan.
Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda
siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang
sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan
benar.

1. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada
percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
Peserta didik mampu mengerjakan soal pada percobaan kedua karena langkah – langkah
yang diajarkan oleh guru sangat jelas sehingga peserta didik dapat menangkap pembelajaran
dengan baik dan paham tentang cara pengerjaan soal yang telah diberikan. Selain itu peserta
didik terbiasa berlatih dan sudah memiliki gambaran tentang langkah – langkah pengerjaan
soal. Akibat dari menerapkan teori tersebut daya ingat tentang pelajaran matematika lebih tahan
lama dan membekas, peserta didik juga lebih mandiri serta memiliki inisiatif berkembang.
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas dapat
diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jika dilihat dari kasus diatas, metode yang digunakan berupa metode pemecahan
masalah, Dimana guru menjelaskan langkah – langkah atau urutan terlebih dahulu dalam
mencari nilai rata – rata (Mean). Kegiatan belajar dengan materi lain yang mungkin terlihat
rumit seperti matematika atau materi yang mungkin terlalu panjang, sangat cocok menggunakan
metode seperti ini.

B. Kasus II

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap
peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.

1. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu


peserta didiknya sesuai dengan tahapan perkembangan usia?
Rina sebelumnya harus mengetahui tahapan perkembangan peserta didik sesuai dengan
usianya dengan begitu Rina bisa mengetahui kemampuan kognitif yang dimiliki pada usia
tersebut. Anak kelas 1 SD biasanya memiliki usia 7 tahun menurut Jean Pieget pada tahap ini
anak memiliki kemampuan untuk mempertahankan ingatan tentang ukuran, panjang atau
jumlah benda cair tetapi belum sepenuhnya mampu untuk menggunakan logika dalam
memecahkan, memisahkan, menggabungkan ide atau pikiran mereka.
Rina dalam permasalahan ini dapat mengambil point bahwasanya anak rentang usia 7
tahun lebih dominan untuk mempertahankan ingatan mereka melalui apa yang mereka lihat
secara bentuk fisik, untuk itu rani bisa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media
belajar berupa alat peraga agar mampu memberi stimulus kemampuan anak dalam berpikir,
selain itu juga bisa mengaitkan objek fisik dengan kegiatan setiap hari sehingga peserta didik
bisa dengan mudah mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Alat peraga dalam
berhitung sangat beragam bisa saja melalui benda-benda sederhana yang ada dalam kelas
misalnya bolpoin, pensil, bisa juga buku bergambar.
2. Mengapa kamu menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban
Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Saran yang diberikan berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme dimana menurut
teori ini peserta didik membangun pemahaman serta pengetahuan mereka melalui
berbagai pengalaman yang telah dimiliki, untuk itu dengan memanfaatkan benda-benda yang
berada di sekitar yang masih berkaitan dengan berhitung atau angka saat itu pula peserta didik
secara tidak langsung berhadapan dengan situasi nyata yang ada di lingkungannya, dengan
begitu nantinya peserta didik memiliki pengalaman baru yang nantinya akan digunakan untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi.

C. Kasus III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada
peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa
contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di Ibu
Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk
memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan
khas di Bali.

1. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa demikian?

Keputusan yang dibuat oleh Made sudah sesuai. Hal ini karena dalam menjelaskan
materi Made menggunakan lingkungan sekitar yang konkrit sebagai bahan pembelajaran.
Materi teks diskripsi berfokus pada penjelasan yang rinci tentang karakteristik fisik, visual
atau sensori dari suatu objek. Dengan menggunakan lingkungan sekitar peserta didik, maka
peserta didik menjadi lebih mudah dalam mengidentifikasi suatu objek dalam materi
pembelajaran sehingga peserta didik lebih memahami materi yang sedang dipelajari.

2. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.

Prinsip yang digunakan adalah penyampaian materi disesuaikan dengan latar belakang
peserta didik. Dalam hal ini guru menjadi center dalam pembelajaran. Seorang guru
menyampaikan materi di kelas (memberikan stimulus) dan peserta didik diharapkan dapat
merespon yang diberikan. Teori yang berkaitan dengan kasus ini adalah Behavioristik

You might also like