Professional Documents
Culture Documents
RKS Madrasah
RKS Madrasah
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN:
REHABILITASI DAN RENOVASI MADRASAH LAMPUNG 1
B A B IV PERSYARATAN TEKNIS
B A B IV PERSYARATAN TEKNIS.................................................................................................................... 25
Pasal 1 Pekerjaan Persiapan ........................................................................................................................... 25
Pasal 2 Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja .................................................................................. 32
Pasal 3 Pekerjaan Tanah/Pasir ........................................................................................................................ 40
Pasal 4. Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Belah Adukan 1 : 4 ...................................................................... 44
Pasal 5 Pekerjaan Beton.................................................................................................................................. 48
Pasal 6 Pekerjaan Baja Tulangan ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
Pasal 7 Pekerjaan Pasangan ........................................................................................................................... 63
Pasal 8 Pekerjaan Plesteran Dan Acian .......................................................................................................... 64
Pasal 9 Pekerjaan Kusen, Pintu / Jendela ........................................................................................................ 67
Pasal 10 Pekerjaan Kunci Dan Penggantung ................................................................................................... 71
Pasal 11 Pekerjaan Lantai Keramik ................................................................................................................ 72
Pasal 12 Pekerjaan Atap.................................................................................................................................. 76
Pasal 13 Cat .................................................................................................................................................... 87
Pasal 14 Pekerjaan Lantai ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Pasal 15 Pekerjaan Sanitair ............................................................................................................................. 92
Pasal 16 Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal ........................................................................................................ 95
Pasal 17 Pekerjaan Plumbing / Sanitasi ........................................................................................................... 95
Pasal 18 Pekerjaan Paving ............................................................................................................................ 107
Pasal 19 Penangkal Petir ............................................................................................................................... 108
PENUTUP ......................................................................................................................................................... 110
PASAL 1.
KEWAJIBAN PENYEDIA
JASA
1. Penyedia Jasa harus menyelesaikan pekerjaan secara lengkap seluruhnya dengan Dokumen
Surat
Perjanjian Penyedia Jasaan / (Bab 1 pasal 12).
4. Yang dimaksud dengan gambar adalah gambar-gambar pelaksanaan, gambar kerja, gambar-
gambar detail dan gambar-gambar lainnya yang dibuat untuk pekerjaan ini sebelum atau pada saat
pekerjaan pelaksanaan berlangsung. Apabila terdapat perbedaan antara gambar-gambar tersebut
maka gambar-gambar yang berskala besarlah yang mengikat.
5. Apabila pada waktu pelaksanaan oleh Direksi Lapangan dan Pengawas diadakan perubahan-
perubahan dalam penggunaan jenis bahan, peralatan mesin serta ukuran-ukuran serta konstruksi,
maka pada saat penyerahan pertama Penyedia Jasa diwajibkan menyerahkan 2 (dua) set gambar-
gambar perubahan yang dikerjakan diatas cetakan gambar asli dengan perubahan dikerjakan
dengan tinta hijau.
6. Penyedia Jasa harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) set gambar-gambar pelaksanaan dan UPS di
tempat pekerjaan dalam keadaan yang tetap rapi dan bersih yang dapat dilihat setiap saat oleh
Pemberi Tugas, Direksi Lapangan dan Pengawas ataupun petugas-petugas lainnya.
7. Atas perintah Direksi Lapangan dan Pengawas kepada Penyedia Jasa dapat dimintakan gambar-
gambar penjelasan dan perincian atas bagian-bagian pekerjaan khusus (shop drawing), semuanya
atas beban Penyedia Jasa, gambar-gambar tersebut yang telah dibubuhi tanda persetujuan dari
Direksi Lapangan dan Pengawas selanjutnya dianggap sebagai gambar pelengkap dari perencana.
9. Penyedia Jasa dapat meminta penjelasan kepada Direksi Lapangan dan Pengawas, perencana
atau pihak lain yang ditunjuk bilamana menurut pendapatnya ada bagian-bagian dari dokumen
pelelangan, gambar atau hal-hal lainnya yang kurang jelas.
1. Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab dalam menempati semua ketentuan yang tercantum
dalam
Spesifikasi Teknis Pekerjaan dan gambar-gambar.
3. Pengambilan ukuran-ukuran atau kapasitas yang keliru di dalam pelaksanaan, dalam hal ini
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
PASAL 3.
INSTRUKSI PERENCANAAN
1. Penyedia Jasa (dalam 2.1. dan 2.2. ) harus mematuhi dan menempati segala instruksi yang
diberikan oleh Perencana / Konsultan dan Direksi Lapangan dan Pengawas. Apabila dalam 7 (tujuh)
hari, sesudah menerima instruksi tertulis tersebut dari Perencana / Pengawas tidak dilaksanakan,
maka pekerjaan akan dialihkan dan ditangani oleh orang lain sesuai dengan instruksi tersebut,
dengan biaya dibebankan kepada Penyedia Jasa (pertama).
2. Semua intruksi dari Pengawas harus dikeluarkan secara tertulis (instruksi tertulis).Suatu
instruksi lisan bukan merupakan pekerjaan yang harus segera dilaksanakan. Oleh karena itu setiap
instruksi lisan dalam waktu 7 (tujuh) hari harus disertai dengan instruksi tertulis, instruksi tersebut
baru berlaku sejak tanggal dikeluarkannya konfirmasi tertulis dari perencana / Pengawas.
3. Bilamana ada instruksi lisan, Penyedia Jasa berhak untuk tidak melaksanakan pekerjaan tersebut,
atau mengadakan konfirmasi kepada pengawas. Tetapi sebaliknya Penyedia Jasa bertanggung
jawab penuh atas segala pekerjaan yang telah dilaksanakan tanpa adanya instruksi tertulis dari
pengawas.
PASAL 4.
TUGAS PENYEDIA JASA DALAM
PELAKSANAAN
1. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah pelulusan Pekerjaan / SPK, Penyedia Jasa telah
memulai dengan pekerjaan Pembangunan Fisik dalam arti kata yang nyata. Untuk syarat-syarat
yang diwajibkan agar dapat dimulainya pekerjaan, harus segera dipenuhi.
2. Penyedia Jasa harus mempunyai perlengkapan dan peralatan, pengalaman dan keahlian, serta
pemodalan dan kemampuan yang riil seperti yang terlampir pada surat penawaran. Untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas yang diberikan oleh pemberi tugas.
3. Penyedia Jasa harus mematuhi segala peraturan dan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku,
serta instruksi-instruksi tertulis yang dikeluarkan oleh pemerintah / Penguasa setempat sehubungan
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
4. Penyedia Jasa wajib mempelajari dan memeriksa pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa pihak lain
BAB I | SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI 9
11111111044
yang ikut serta mengerjakan proyek ini (dalam hal ini Penyedia Jasa beserta sub Penyedia Jasa-
Penyedia Jasa), apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
5. Penyedia Jasa wajib berkonsultasi dengan pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan
pekerjaan proyek terutama berkoordinasi dengan pihak Sub Penyedia Jasa langsung dari Penyedia
Jasa, termasuk dalam pemakaian bahan / alat agar diusahakan yang seragam / sama merknya
agar memudahkan pemeliharaan.
6. Penyedia Jasa wajib berkoordinasi dengan pihak lainnya dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan
proyek terutama berkoordinasi dengan pihak sub Penyedia Jasa-Penyedia Jasa langsung dari
Penyedia Jasa.
7. Sub Penyedia Jasa wajib melaksanakan pekerjaannya diselaraskan dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan Penyedia Jasa yang telah disetujui Pengawas dan Pemberi Tugas.
Dalam hal sub Penyedia Jasa tidak mengindahkan teguran tertulis dari Penyedia Jasa dalam hal
penyelarasan jadwal dengan pelaksanaan pekerjaan sub Penyedia Jasa, dapat dikenakan sanksi
denda teguran.
PASAL 5.
PERIJINAN
Penyedia Jasa harus berkoordinasi dengan lembaga/instansi terkait dalam setiap pelaksanaan
pekerjaan yang berkaitan tentang perizinan untuk pengalihan, relokasi atau penghentian sementara
(jika diperlukan) dan merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa.
PASAL 6.
PEMERIKSAAN DAN PENGETESAN
( Field & Laboratorium Test )
Semua material bangunan yang akan digunakan harus sesuai dengan ketentuan di dalam uraian dan
syarat-syarat pelaksanaan (USP/ Spesifikasi Teknis). Untuk jenis material bangunan tertentu harus
disertai pengetesan, dan atau surat pernyataan (sertifikat/klarifikasi) dari instansi yang ditunjuk oleh
Perencana/ Pengawas untuk kebutuhan tersebut. Pengawas berhak mengintruksikan kepada Penyedia
Jasa untuk segera mengeluarkan material-material yang ternyata tidak memenuhi uraian dan syarat-
syarat pelaksanaan (kontrak) keluar site. Semua biaya yang dikeluarkan baik untuk field test maupun
‖Lab Test‖ menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
PASAL 7.
PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN
1. Penyedia Jasa harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksana atau sarjana lainnya
(disesuaikan pekerjaan yang dilaksanakan) yang ahli dan pengalaman yaitu Sarjana Teknik Sipil
sebagai Site Manager, dan harus selalu berada di lapangan (site); yang bertindak sebagai wakil
Penyedia Jasa di lapangan dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan-
keputusan teknis dengan bertanggung jawab penuh di lapangan, untuk menerima segala instruksi
dari pengawas/ Direksi Lapangan dan Pengawas. Semua langkah dan tindakannya oleh pemilik,
Direksi Lapangan dan Pengawas dianggap sebagai langkah dan tindakan Penyedia Jasa.
2. Penangung jawab tersebut harus terus-menerus berada di tempat pekerjaan selama jam-jam kerja
dan saat diperlukan dalam pelaksanaan atau pada setiap saat yang dikehendaki pengawas.
3. Petunjuk dan perintah Pengawas di dalam pelaksanaan disampaikan langsung kepada Penyedia
4. Penyedia Jasa diwajibkan pada saat menjalankan disiplin dan tata tertib yang ketat terhadap semua
buruh pegawai termasuk pengurus bahan-bahan yang berada di bawahnya. Siapapun diantara
mereka yang tidak berwenang melanggar terhadap peraturan, mengganggu atau merusak
ketertiban, berlaku tidak senonoh, melakukan perbuatan yang merugikan. Pelaksanaan
pembangunan harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah Direksi Lapangan dan
Pengawas.
PASAL 8.
PERUBAHAN HARGA
1. Perencana / Pengawas berhak mengadakan suatu perubahan atas rencana yang telah ada dengan
memberikan instruksi tertulis yang dikeluarkan oleh Direksi Lapangan dan Pengawas/ Pemberi
Tugas Penyedia Jasa untuk dilaksanakan.
2. Yang dimaksud dengan perubahan tersebut adalah perubahan (alternatif atau modifikasi) dari pada
desain, kualitas maupun kuantitas dari pekerjaan yang seperti tercantum di dalam gambar-gambar
kerja (kontrak).
Perubahan tersebut termasuk penambahan pembatalan atau penggantian dari suatu pekerjaan,
perubahan jenis atau standard dari suatu bahan, peralatan atau mesin yang dipergunakan di dalam
pekerjaan, hal ini akan dituangkan secara menyeluruh dalam adendum kontrak.
3. Penyesuaian Biaya :
a. Biaya dalam kontrak (Surat Perjanjian Kerja) menentukan penilaian pekerjaan yang
dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang sama ketika biaya itu ditetapkan untuk pekerjaan
tersebut.
b. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan kondisi yang sama, ataupun yang sulit
penilaiannya di dalam pelaksanaan, maka biaya tersebut akan tetap menjadi dasar sejauh
penilaian tersebut masih dapat diterima.
c. Penilaian pekerjaan yang terpaksa dibatalkan adalah sesuai dengan biaya di dalam kontrak
(Surat Perjanjian Penyedia Jasa).
PASAL 9.
TANGUNG JAWAB ATAS PEKERJAAN YANG CACAT
( Deffects Liability Period )
Semua cacat-cacat / kegagalan atau kesalahan-kesalahan lain yang timbal selama jangka waktu
tanggung jawab dari Penyedia Jasa, yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan peralatan atau
masih yang tidak sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan didalam USP dan atau producen,
menjadi tanggung jawab penuh dari Penyedia Jasa untuk mengadakan perbaikan atau
penggantian sampai dianggap cukup oleh Pengawas / Direksi Lapangan dan Pengawas atas biaya
Penyedia Jasa.
PASAL 10.
LAPORAN – LAPORAN
1. Penyedia Jasa diwajibkan membuat catatan-catatan berupa ―Laporan Harian‖ yang memberikan
2. Setiap laporan harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui kebenarannya oleh
petugas-petugas Pengawas / Direksi Lapangan dan Pengawas. Perselisihan mengenai ini
mengakibatkan dihentikan sementara untuk diadakan pemeriksaan.
3. Berdasarkan laporan harian tersebut maka setiap minggu dibuat ―Laporan Mingguan‖ yang
disampaikan langsung oleh Pengawas / Direksi Lapangan dan Pengawas.
4. Penugasan-penugasan dan perintah Direksi Lapangan dan Pengawas baru dianggap berlaku dan
mengikat apabila telah dimuat dalam laporan harian dan telah diperiksa serta disetujui oleh
Pengawas.
5. Salah satu tembusan laporan mingguan harus selalu berada di tempat pekerjaan agar dapat diteliti
kembali oleh Direksi Lapangan dan Pengawas setiap saat.
PASAL 11.
RAPAT RUTIN YANG BERSIFAT TEKNIS
Rapat rutin yang diadakan setiap minggu dan setiap bulan dianggap perlu dan dipimpin oleh Pengawas/
Direksi Lapangan dan Pengawas dan dihadiri oleh tenaga ahli dari Perencana, wakil dari Pemberi
Tugas. Site Manager dari Penyedia Jasa dan wakil-wakil dari sub Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa dan Penyedia Jasa bawahan (sub Penyedia Jasa) yang tidak menghadiri rapat-rapat
teknis ini dianggap lalai dan dapat dikenakan sangsi-sangsi.
PASAL 12.
BAGIAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN LAIN-
LAIN
1. Satu minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, Penyedia Jasa harus telah siap
dengan :
a. Bagan skema kemajuan pekerjaan (Progress Schedule) sesuai dengan batas waktu maksimal
yang telah ditetapkan dalam waktu penyelesaian pekerjaan.
Progress schedule tersebut harus sesuai dengan bagan yang disusun dan dilengkapi :
PASAL 13.
RISIKO UPAH DAN HARGA
Didalam pelaksanaan pekerjaan ini fluktuasi besarnya upah / harga bahan yang terjadi selama masa
pembangunan pada umumnya menjadi resiko Penyedia Jasa sendiri. Kecuali jika terjadi hal-hal luar
biasa yang berakibat langsung atau upah / harga bahan bangunan dengan perubahan yang abnormal,
yang diakibatkan oleh dikeluarkannya suatu peraturan dalam bidang penetapan harga dan moneter oleh
pemerintah. Jika terjadi demikian maka penilaian kembali dihitung berdasarkan bagan kemajuan
pekerjaan pada saat terjadinya perubahan upah / bahan tersebut.
PASAL 14.
PENJAGAAN
1. Penyedia Jasa wajib mengadakan penjagaan yang baik dan terus menerus selama berlangsungnya
pekerjaan pembangunan atas bahan, peralatan, mesin-mesin dan alat-alat kerja yang disimpan
ditempat pekerjaan (gudang lapangan).
PASAL 15.
PENERANGAN DAN SUMBER DAYA
Pada kantor, gudang dan los kerja dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu
harus diberi penerangan yang cukup, daya listrik baik untuk penerangan, sumber daya kerja maupun
untuk keperluan system pengetesan instalasi dan atau percobaan berbeban dari sistim instalasi harus
diusahakan oleh Penyedia Jasa atas beban dan biaya Penyedia Jasa.
PASAL 16.
BAB I | SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI 9
11111111088
KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
1. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang dan los kerja dan bagian dalam
bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan-bahan bekas dan lain-
lain. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan diberhentikannya pekerjaan oleh Pengawas.
Akibat dari seluruh ini menjadi tanggunan Penyedia Jasa.
2. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang maupun yang berada di lapangan tidak
mengganggu kelancaran dan keamanan / umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan
dan penelitian bahan-bahan oleh Direksi Lapangan dan Pengawas. Cara menyimpan bahan,
peralatan dan mesin harus disesuaikan dengan kondisi yang disyaratkan produsen.
3. Tidak diperkenankan :
a. Buruh menginap di tempat pekerjaan / kecuali ada peraturan lain yang disetujuan Direksi
Lapangan dan Pengawas / User.
b. Memasak ditempat pekerjaan.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah-buhan, minuman, rokok dan sebagainya
ditempat pekerjaan.
d. Keluar masuk dengan bebas.
Hal-hal tersebut dikecualikan apabila sudah mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas / satuan
dimana pekerjaan ini dilaksanakan.
4. Pengaturan lain mengenai penertiban akan dikeluarkan oleh Direksi Lapangan dan Pengawas pada
waktu pelaksanaan setelah koordinasi dengan satuan setempat.
PASAL 17.
KEAMANAN DAN KESELAMATAN MANUSIA DAN
BARANG
1. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas biaya, kerugian ataupun tuntutan ganti rugi (claim) yang
diakibatkan oleh adanya peristiwa yang mengakibatkan luka atau meninggalnya seseorang dalam
melaksanakan pekerjaan pelaksanaan tersebut, bilamana ternyata hal itu disebabkan oleh kelalaian
Penyedia Jasa.
2. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut maka
Penyedia Jasa diwajibkan mengambil segala tindakan guna kepentingan diri si korban tersebut.
3. Penyedia Jasa harus memenuhi peraturan hukum mengenai perawatan dan tunjangan dari si
korban atau keluarganya.
4. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap guna keperluan pertama pada kecelakaan harus
selalu berada di tempat pekerjaan. Hal ini harus disesuaikan dengan syarat dari badan
keselamatan kerja.
PASAL 18. PENGAWASAN
4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas di luar jam-jam kerja maka segala biaya untuk hal itu
menjadi beban Penyedia Jasa (antara lain penyediaan makanan dan minuman). Penyedia Jasa
menyampaikan surat kepada Pengawas dan pengawas di dalam persetujuannya akan
memberitahukan besarnya biaya.
PASAL 19.
KETENTUAN-KETENTUAN / KEWAJIBAN DARI
PENYEDIA JASA / PENYEDIA JASA
1. Penyedia Jasa diwajibkan melihat, meneliti keadaan setempat di tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan sehingga sudah memperhitungkan semua konsekuensinya sehubungan dengan
pekerjaan Penyedia Jasaan ini.
2. Penyedia Jasa diwajibkan menyelesaikan pekerjaan Penyedia Jasanya dalam keadaan baik dan
selesai
100% setelah dilaksanakan dalam waktu yang ditentukan dalam surat perjanjian Penyedia
Jasaan terhitung sejak penandatanganan kontrak ( Surat Perjanjian Penyedia Jasa).
3. Meneliti Jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan, dengan sangsi denda bila terjadi
kelambatan. Tiap hari keterlambatan dihitung denda sebesar 1/1000 (satu Permil) dengan
maksimum denda sebesar 5% (lima Persen) dari nilai pekerjaan yang belum diselesaikan.
PASAL 20.
KETENTUAN-KETENTUAN DAN HAK
PENYEDIA JASA / PENYEDIA JASA
2. Untuk mencegah kemungkinan adanya hal-hal yang tidak diinginkan seperti, kerusakan dan
kerugian-kerugian lainnya, maka sesuai dengan tahapan daripada pekerjaan yang sudah
diselesaikan, maka Penyedia Jasa dan atau sub Penyedia Jasanya dapat memindahkan semua
peralatan- peralatan, seperti bangunan-bangunan darurat keluar site.
3. Pemilik diwajibkan membayar tagihan kepada Penyedia Jasa untuk pekerjaan-pekerjaan yang
telah diselesaikan, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan di dalam kontrak.
PASAL 21.
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN / PENYERAHAN PEKERJAAN
1. Jangka waktu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam surat perjanjian.
Penyerahan pertama selambat-lambatnya pada tanggal yang telah ditetapkan dalam surat
BAB I | SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI 9
1111111101010
perjanjian Penyedia Jasaan, sesuai dengan rapat penjelasan tentang waktu penyerahan yang
ditetapkan dalam anwizing.
2. Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada Pengawas, selambat-lambatnya
1 (satu) minggu sebelum tanggal yang dimaksud, dimana Direksi Lapangan dan Pengawas akan
mengadakan pemeriksaan seksama atas hasil keseluruhan. Hasil pemeriksaan ini akan
disampaikan kepada Penyedia Jasa sebelum penyerahan dibuatkan Berita Acara.
3. Keadaan yang dapat digunakan sebagai alasan dalam mengajukan permohonan perpanjangan
waktu penyerahan adalah keadaan-keadaan force majeure.
4. Keadaan force majeure yang dimaksud dalam maksud dalam pasal 22 ayat (4) adalah :
a. Banjir.
b. Hujan terus menerus dari hari ke hari.
c. Kebakaran.
d. Demonstrasi dan pemogokan yang langsung mempengaruhi jalannya pekerjaan .
e. Dan lain-lain menurut pertimbangan Direksi Lapangan dan Pengawas dapat
diterima.
f. Bencana alam yang bersifat nasional.
PASAL 22.
KELAMBATAN DAN PERPANJANGAN WAKTU
1. Kelalaian Penyedia Jasa atau sub Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan tambah dan
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan Penyedia Jasa (sub Penyedia
Jasa), tidak diluluskan dalam claim perpanjangan waktu.
2. Untuk kelambatan akibat tindakan pemberi tugas/pemillik atau pengawas, keadaan force mejeure
dan sebagainya, dapat diadakan perpanjangan waktu setelah dinilai dengan seksama oleh
pengawas atas permintaan tertulis dari Penyedia Jasa.
3. Permohonan perpanjangan waktu tersebut diajukan secara tertulis oleh Penyedia Jasa selambat-
lambatnya 1 (satu) minggu setelah terjadinya peristiwa tersebut.
4. Pada peristiwa dihentikannya suatu bagian / keseluruhan pekerjaan oleh Direksi Lapangan dan
Pengawas akibat kelalaian Penyedia Jasa tidak diadakan perpanjangan waktu.
PASAL 23.
DENDA- DENDA
1. Denda Keterlambatan.
Bilamana jangka waktu penyerahan pertama dilampaui, maka kepada Penyedia Jasa akan
dikenakan denda yang besarnya 1‰ (satu perseribu) dari nilai pekerjaan yang belum diselesaikan
untuk setiap hari keterlambatan, sampai jumlah maksimal 5 %.
2. Denda Lain
Untuk setiap kelalaian dalam menempati peraturan-peraturan dalam USP ini dimana teguran-
teguran dan perintah-perintah yang terjadi karenanya, setelah kepada Penyedia Jasa
diberikan peringatan tertulis maupun lisan untuk kedua kalinya tidak dipatuhi maka kepadanya akan
BAB I | SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI 9
1111111101111
diberikan peringatan ketiga dan seterusnya, yang akan diikuti dengan denda yang besarnya
ditentukan kemudian untuk setiap laporan. Kejadian-kejadian ini akan dicatat dalam laporan-
laporan harian dan mingguan.
PASAL 24.
PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
1. Pelaksanan pekerjaan tambah dan kurang baru dapat dilaksanakan oleh Penyedia Jasa setelah
diberi ijin tertulis dari pengawas.
2. Sebagai syarat untuk mendapatkan izin tertulis dari Pengawas, Penyedia Jasa diwajibkan untuk
segera memberitahukan biaya yang dimintanya untuk melaksanakannya pekerjaan tambah yang
diperintahkan kepadanya. Perhitungan pekerjaan tambah atau kurang didasarkan atas daftar harga
satuan, daftar upah dan bahan yang dilampirkan dalam surat penawaran.
Tidak ada perhitungan kembali atas jumlah satuan yang dihitung Penyedia Jasa, dengan demikian
perhitungan pekerjaan tambah/ kurang ialah bagian pekerjaan atau suatu pekerjaan yang lain yang
dimaksud didalam USP dan gambar-gambar. Perhitungan pembayarannya dilakukan pada
pembayaran angsuran berikutnya.
PASAL 1.
PAGAR KEAMANAN
Penyedia Jasa diwajibkan memelihara dan memperbaiki apabila rusak pagar keamanan yang sudah
ada disekeliling site agar tetap rapih dan merusak pemandangan.
PASAL 2.
BANGUNAN SEMENTARA
a. Meja, kursi untuk meja (satu buah meja tulis, dua buah kursi kerja) 3 set.
b. Papan tulis (white board) satu, ukuran 4 x 8 dengan perlengkapannya 1 bh.
c. Perlengkapan lapangan seperti :
1) Sepatu lapangan
2) Topi lapangan untuk kebutuhan pengawasan atau wakil-wakilnya
minimum 5 pasang.
2. Selesai seluruh proyek bangunan sementara tetap menjadi milik pemberi tugas dan Penyedia Jasa
wajib memindahkan bongkaran bangunan sementara tersebut ketempat yang ditentukan.
3. Yang dapat diajukan harga tawarannya harga bangunannya saja (bangunan Direksi Lapangan dan
Pengawas)
1. Penyedia Jasa, sub-sub Penyedia Jasa dan bagian-bagian lainnya yang pengerjaan pekerjaan
pelaksanaan di dalam proyek ini harus menyediakan alat-alat dan perlengkapan-perlengkapan
pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing, seperti :
2. Penyedia jasa menyediakan tenaga ahli diluar daripada yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang
3. Disamping itu juga harus menyediakan buku-buku laporan-laporan (harian, mingguan), buku petunjuk
alat-alat yang akan dipasang, tenaga ahli untuk dapat memutuskan segala sesuatunya dilapangan dan
bertindak atas nama Penyedia Jasa dan sub Penyedia Jasa yang bersangkutan.
PASAL 4.
PENYIMPANAN BARANG-BARANG DAN MATERIAL
1. Penyedia Jasa dan sub Penyedia Jasa diwajibkan untuk menempatkan barang-barang dan material-
material untuk kebutuhan pelaksanaan baik diluar (terbuka) ataupun didalam gudang sesuai dengan
sifat- sifat barang dan material tersebut atas persetujuan Pengawas sehingga akan menjamin :
a. Keamanannya
b. Terhindarnya dari kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh cara penyimpanan yang salah.
2. Barang-barang dan material-material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada
pekerjaan yang bersangkutan, tidak akan diperkenankan untuk disimpan didalam site.
3. Material-material yang ditolak untuk dipakai supaya segera dikeluarkan dari site, selambat-
lambatnya 7 hari setelah pemberitahuan penolakan.
PASAL 5.
KEBERSIHAN DAN KELELUASAAN HALAMAN
BAB II | URAIAN DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN (SPESIFIKASI)
1414
Penyedia Jasa dan sub-sub Penyedia Jasa diwajibkan menjaga keleluasan halaman dengan
menempatkan barang-barang dan material sedemikian rupa sehingga :
1. Memudahkan pekerjaan
2. Menjaga kebersihan dari sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan (puing-puing, alfal) air yang
menggenang.
3. Tidak menyumbat saluran-saluran air.
PASAL 6.
KELENGKAPAN LAPANGAN
PASAL 7.
BARANG CONTOH (Sample)
1. Penyedia Jasa dan sub Penyedia Jasa diwajibkan menyediakan barang-barang contoh
(sample) dari material yang akan dipasang / dipakai, untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Lapangan dan Pengawas.
2. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampirkan dengan tanda bukti / sertifikat pengujian
dan spesifikasi teknis dari barang-barang / material tersebut.
3. Untuk barang-barang dan material-material yang akan didatangkan ke site (melalui pemesanan)
maka Penyedia Jasa dan sub Penyedia Jasa diwajibkan menyerahkan brosur :
a. Katalog
b. Gambar kerja dan shop drawing
c. Mock up dan sample dan lain-lain yang dianggap perlu oleh Direksi Lapangan dan Pengawas
dan harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan dan Pengawas.
PASAL 8.
PENGUJIAN ATAS MUTU PEKERJAAN
BAB II | URAIAN DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN (SPESIFIKASI)
1515
Penyedia Jasa dan sub Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan pengujian atas mutu pekerjaan ataupun
atas pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan kebutuhannya masin-masing, misalnya :
Semua biaya-biaya untuk kebutuhan tersebut diatas, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan sub Penyedia
Jasa yang bersangkutan. Laporan pengujian mutu beton harus segera diserahkan kepada Direksi
Lapangan dan Pengawas.
PASAL 9.
GAMBAR-GAMBAR AS BUILT DRAWING
Penyedia Jasa dan sub Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat gambar-gambar ― As Built Drawing‖
sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan, untuk kebutuhan
pemerikasaan dan maintanace dikemudian hari. Gambar-gambar tersebut diserahkan ukuran A3 dan
A4 rangkap tiga, masing-masing kepada User.
PASAL 10.
SHOP DRAWING
Dalam hal-hal tertentu maka kebutuhan pemasangan atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang
membutuhkan penjelasan-penjelasan, dimana hal-hal tersebut tidak terdapat didalam gambar-gambar
kerja, maka Penyedia Jasa dan sub Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar-gambar shop drawing
untuk kebutuhan tersebut dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan dan Pengawas. Semua
gambar harus dibuatkan shop drawing nya untuk memudahkan pelaksanaan. Gambar-gambar tersebut
diserahkan ukuran A3 dan A4 rangkap dua, masing-masing kepada User
PASAL 11.
MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN
PEKERJAAN
Semua Penyedia Jasa dan sub-sub Penyedia Jasa yang bertanggung jawab atas pekerjaan
pelaksanaan proyek ini harus memiliki pas / sertifikat golongan tertinggi, diantaranya :
1. SIPP
2. Pas untuk listrik dan pemipaan (plumbing) (SIKA, SPI)
3. Dan lain-lain yang berlaku di wilayah Pekerjaan yang dilaksanakan.
4. SIPP dan Badan Keselamatan Kerja.
PASAL 13.
PERATURAN-PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT YANG
DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN
SNI 7974 2013 : Spesifikasi Air Pencampur yang digunakan dalam produksi Beton Semen Hidraulis
(ASTM C1602-06, IDT)
SNI 2491-2014 : Metode Uji kekuatan tarik belah spesimen beton Silinder
SNI 2052:2017 : Baja Tulangan Beton
SNI 1727-2018 : Beban Minimum dan Kriteria terkait untuk Bangunan Gedung dan Struktur Lain
SNI 1726-2019 : Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Nongedung
SNI 2847-2019 : Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan Penjelasan
2. Kondisi proyek pada progres pekerjaan mencapai 0%, 50% dan seterusnya sampai dengan 100%,
kondisi pada waktu pemeliharaan dan dokumentasi pemanfaatan. Pada saat pengambilan dokumentasi
harus berada di titik yang sama.
3. Foto-foto dicetak dalam ukuran post card (dicetak warna) dan menyerahkan file dalam bentuk jpeg dengan
ukuran minimal 1500 kb.
PASAL 1.
PERSYARATAN UMUM YANG BERLAKU
1. Semua bahan bangunan adalah berkualitas baik, memenuhi segala persyaratan yang terdapat
dalam peraturan :
a. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berisi tentang peraturan standarisasi bahan bangunan
yang berlaku dalam wilayah Indonesia.
b. Standar Industri Indonesia (SII)
2. Semua bahan bangunan dan peralatan kerja untuk keperluan pekerjaan ini, seluruhnya ditanggung
dan disediakan di wilayah Indonesia.
3. Pengawas berwenang dan peralatan kerja untuk keperluan pekerjaan ini, seluruhnya di tanggung
dan disediakan oleh Penyedia Jasa.
4. Penyebutan suatu merk dagang pada besterk ini adalah untuk keseragaman mutu dan melindungi
Pemberi Tugas dari suatu merk lain yang belum terkenal dan teruji kualitasnya. Apabila terdapat
perselisihan tentang merk/pemeriksaan bahan, maka Pengawas berhak mengirimkan contoh-
contoh bahan ke Balai Penelitian Bahan Bangunan dan segala biaya yang berhubungan dengan hal
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
5. Yang dimaksud Bahan Bangunan adalah semua bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
sebagai tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar-gambar.
6. Bahan yang datang sebelum diturunkan dari kendaraan pengangkut harus diperiksa terlebih dahulu
oleh Direksi Lapangan dan Pengawas (terutama bahan yang bervolume besar) untuk disetujui atau
ditolak/dikembalikan.
7. Dalam jangka waktu 2x24 jam, semua bahan yang dinyatakan ditolak oleh Pengawas supaya segera
dikeluarkan dari lokasi proyek. Apabila bahan-bahan tersebut masih tetap dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Pengawas berhak untuk memerintahkan membongkar kembali dan segala
kerugian yang diakibatkannya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
PASAL 2.
PORTLAND CEMENT
1. Semen Digunakan Portland Cement Type I menurut SNI 15-2049 tahun 2004 tentang Semen
Portland dan untuk seluruh konstruksi hanya diperbolehkan memakai 1 (satu) macam semen (satu
pabrik).
2. Dalam pengangkatannya, semen harus terlindung dari hujan, harus dalam zak/kantong yang asli
dari pabrik, dalam keadaan tertutup rapat, tidak kena air dan diletakkan pada tempat yang telah
ditinggikan paling rendah 30 cm dari lantai/tanah.
BAB III | PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
1919
3. Semen yang telah disimpan lebih dari 4 (empat) bulan, harus dites kembali sebelum dipakai atau
dipergunakan dengan dibawa ke Laboratorium pemeriksaan bahan-bahan bangunan dan hasilnya
segera dilaporkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, untuk ini segala
pembiayaannya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
PASAL 3.
PASIR
Pasir yang dipergunakan untuk adukan harus pasir yang berkualitas baik dan harus memenuhi
persyaratan yang tercantum sesuai SNI.
1. Pasir Beton
a. Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat dan ukuran
butirannya sebagian besar terletak antara 0,75 – 5mm, kadar Lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
b. Pasir beton harus bersih tidak boleh mengandung zat-zat organic yang dapat mengurangi mutu
beton, sedang untuk beton dengan keawetan yang tinggi reaksi pasir terhadap alkasit harus
negatif.
2. Pasir Pasang
Adukan pasir yang dipergunakan untuk adukan pasangan dan plesteran dengan syarat antara lain:
a. Butiran-butirannya harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari tangan serta
kadar lumpurnya tidak boleh lebih tinggi dari 5%.
b. Untuk adukan plesteran dan adukan pasangan, butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan
yang berlubang persegi 3 mm.
3. Pasir Urug
Pasir urug atau pasir pengisi dapat dipergunakan pasir biasa yang tidak mengandung bahan-bahan
organic (sisa-sisa kayu, biji-bijian, akar-akar tanaman, daun-daun, garam dan lain-lain) serta tidak
mengandung Lumpur.
PASAL 4.
KERIKIL UNTUK BETON
1. Kerikil yang dapat dipergunakan adalah jenis yang permukaannya kasar/jenis klos atau adesit yang
sudah dicuci. Besarnya butiran maksimum 2-3 cm. Apabila kerikil yang dimaksud sukar untuk
didapatkan, maka diperbolehkan menggunakan batu pecah yang sama ukurannya. Kerikil-kerikil
tersebut tidak boleh dicampuur dengan batu cadas dan dalam keadaan bersih serta tidak
mengandung Lumpur.
2. Kerikil (agregat kasar) diperiksa sesuai yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku
PASAL 5.
KAYU LAPIS
(1). Bahan yang digunakan adalah multiplek/kayu lapis dengan ketebalan 5 mm. Bahan-bahan yang
digunakan harus benar-benar halus, bebas dari cacat kayu yang ada seperti sobek serat, lubang
bekas paku, dll.
(2). Ukuran multiplek yang digunakan adalah modul 60 x 120 cm.
(3). Spesifikasi bahan lain yang digunakan seperti tercantum dalam syarat- syarat teknis bahan tentang
kayu.
BAB III | PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
2020
PASAL 6.
PLAFOND PVC
a. Bahan yang digunakan adalah PVC putih polos dengan ketebalan 8 mm. Bahan-bahan yang digunakan
harus diperhatikan khususnya pada tekstur produk, yang mengkilap atau matte. Saat memilih bahan,
pastikan bahwa bahan benar-benar berkualitas baik, tidak mudah rapuh dan tidak memiliki
kekurangan, misalnya: lecet, goresan, cacat casting, dll.
b. Ukuran PVC yang digunakan adalah lebar 20 cm (bersih)
c. Spesifikasi bahan lain yang digunakan seperti tercantum dalam syarat-syarat teknis bahan tentang
PVC.
d. Plafon PVC Menggunakan Bahan Setara dengan SHUNDA/ELEGAN/GOLDEN
PASAL 7.
BAJA
1. Baja Tulangan
a. Bahan-bahan baja dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.
b. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan dalam
alam terbuka/ bebas untuk jangka waktu yang lama. Penyimpanan untuk masing-masing diameter
harus dipisahkan/dikelompokkan sendiri-sendiri.
c. Batang baja tulangan tidak mengandung serpihan-serpihan, lipatan-lipatan retak-retak,
gelombang-gelombang dan cerna-cerna yang dalam atau tidak boleh berlapis-lapis.
d. Ukuran diameter harus tepat dan sesuai gambar konstruksi yang sudah ditentukan.
e. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah
dipijaran terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
f. Mutu baja tulangan yang digunakan U24, U39 (dipergunakan untuk pekerjaan kolom, sloof dan
pondasi tapak sesuai gambar dan petunjuk Direksi Lapangan dan Pengawas).
2. Baja Konstruksi
a. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus atau disesuaikan dengan Standard dan Peraturan
yang berlaku
b. Semua bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik atau sertifikat pengujian dari
laboratorium pengujian yang disetujui oleh Direksi Lapangan dan Pengawas Proyek dan Konsultan
Pengawas.
c. Bahan-bahan yang dipakai buatan dalam negeri yang dikenal baik, yang produknya memenuhi
standarisasi industri yang berlaku.
d. Bahan struktur baja yang tidak boleh cacat dan bengkok-bengkok, jadi harus betul-betul lurus.
Profil yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksinya ditunjukkan dalam
gambar.
PASAL 10.
KAYU
1. Kayu harus berkualitas baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan
yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak akan merusak atau mengurangi nilai
konstruksi/bangunan. Kayu berdasarkan mutunya dibedakan dalam 2 (dua) macam, yaitu kayu
kelas I dan kelas II.
a. Kayu mutu kelas I, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1) Harus kering udara, lengas kayu 12%-18% besarnya mata kayu tidak boleh lebih dari 1/6 kali
lebar balok atau tidak boleh lebih dari 3,5 cm.
BAB III | PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
2121
2) Retak-retak dalam arah radial, tidak boleh lebih dari 1/3 tebal kayu dan miring arah serat
tangen alfa tidak boleh lebih besar dari 1/10, sedang untuk balok tidak boleh mengandung
wanvlak yang lebih besar dari 1/10 tinggi balok.
PASAL 12.
WATERPROOFING
Bahan yang dipakai adalah waterproofing coating bitumen based produk jenis Sikamen dan Sikalastex
yang disetujui Direksi Lapangan dan Pengawas Proyek dan Konsultan Pengawas secara tertulis. Untuk
tandon air sebelah dalam dan KM/WC memakai waterproofing Cement Based yang bersifat non Toxic,
produk Sikamen atau setara. Sedang untuk atap dan tandon air sebelah luar dipakai waterproofing
membran (3 mm) produk Sikamen atau setara.
PASAL 13.
CAT
1. Sebelum dilakukan pengecatan untuk dinding lama harus dibersihkan dan dikerok terlebih dahulu
dengan menggunakan cairan perontok cat
2. Cat kayu dan cat tembok yang dipergunakan harus sesuai dengan ketentuan dan berkualitas baik
setara JOTUN/DULUX/MOWILEX/PROPAN serta waktu tiba ditempat pekerjaan, harus masih
tertutup dalam kaleng aslinya.
3. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan mengandung endapan-endapan yang
sudah membatu dan sesudah diaduk dengan baik, harus menjadi homogin serta dapat dicatkan
dengan mudah.
4. Cat yang sudah disetujui warna dan merknya harus diberitahukan kepada Pemberi Tugas, guna
melaksanakan pemeliharaan dikemudian hari dan sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecetan
Penyedia Jasa harus menunjukkan contoh merk, maupun jenis warnanya kepada Pengawas.
5. Semua konstruksi komposite tidak diperkenankan untuk dicat, dan profile harus dibersihkan
sebelum pengecoran
6. Cat dasar adalah cat Zinc kromate dan pengecatan dilakukan dengan warna berbeda. Baja yang
ditanam didalam beton tidak boleh di cat.
7. Untuk lubang baut berkekuatan tinggi / high strength bolt permukaan baja ringan tidak boleh dicat.
Pengecatan harus dilakukan setelah baut selesai dipasang.
8. Cat akhir pekerjaan, cat yang digunakan adalah cat gloss enamel atau setaraf untuk rangka
baja atap non ekspose (warna menyesuiakan) atau sekualitas untuk rangka baja ekspose dan
semua pengecatan akhir dilakukan 2 kali lapisan di lapangan.
9. Cat yang digunakan anti jamur, anti lumut, tidak pudar dan lapisannya tidak mengapur.
Untuk melamine yang akan digunakan harus dari kualitas baik, buatan dalam negeri, sedangkan untuk
pinotek digunakan produksi setara Propan, atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan dan Pengawas.
PASAL 15.
PIPA DAN KRAN
2. Pipa Galvanis
Galvanis Iron Pipa (GIP) harus menggunakan class medium dengan ukuran sesuai dengan
gambar.
PASAL 16.
LANTAI
1. Tahan terhadap zat asam dan alkasit serta zat kimia lainnya.
2. Warna harus merata, baik masing-masing maupun terhadap yang lain dan permukaannya harus rata/licin
tanpa cacat serta harus keras.
3. Penyimpangan maksimum pada panjang dan lebar yang disyaratkan ± 1 mm.
4. Lantai ruang kelas digunakan adalah keramik berkualitas baik dengan ukuran 40 x 40 cm putih polos,
5. plint keramik 10 x 40 cm , lantai kamar mandi Keramik ukuran 20 x 20 cm anti licin (permukaan kasar), dan
untuk dinding keramik kamar mandi menggunakan 20 x 20 cm atau 20 x 25 cm bermotif.
PASAL 17.
PERLENGKAPAN SANITAIR
Bahan Railing yang digunakan terdiri dari railling Tubing Stainless Steel, dibuat sesuai gambar rencana
dan disetujui oleh Direksi Lapangan dan Pengawas.
PASAL 19.
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Seluruh persyaratan bahan mengikuti ketentuan yang tertera pada bab IV Persyaratan Teknis
Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal.
PASAL 20.
PENANGKAL PETIR
UMUM
Penangkal petir digunakan untuk bangunan 2 lantai atau lebih, sistem penangkal petir terbuat dari pelat logam
atau tembaga tebal. Ada 3 bagian dari sistem penangkal petir, yaitu kepala atau ujung paling atas (bentuknya
mirip tombak), konduktor dan grounding atau pembumian. Penangkal petir yang terbuat dari pelat logam
dipasang dari titik tertinggi bangunan dihubungkan sampai sepanjang dinding luar bangunan, dan bagian paling
bawah dikubur jauh ke dalam tanah.
SPESIFIKASI SPLITZEN
1. Diameter : 3/4 inch
2. Panjang : 30 cm
3. Berat: 1.300 Gram
4. Bahan material : Full Tembaga
5. Jenis penangkal petir : Penangkal petir konvensional
6. Bentuk fisik : Tombak, lancip pada ujung dan drat pada bagian bawah
PASAL 21.
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
1. Semua bahan yang dipergunakan/diperlukan untuk pekerjaan ini harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Lapangan dan Pengawas/Pengawas sebelum dipergunakan.
2. Apabila terdapat perselisihan dengan Penyedia Jasa tentang pemeriksaan bahan-bahan, Pengawas
berhak meminta kepada Penyedia Jasa untuk mengambil contoh-contoh yang didatangkan untuk
diperiksakan ke Laboratorium.
3. Selama ini Penyedia Jasa dapat melanjutkan pekerjaan, akan tetapi sama sekali atas
tanggungannya sendiri. Apabila ternyata bahwa bahan-bahan yang diperiksakan tersebut tidak baik
atau tidak memenuhi syarat-syarat, maka bahan-bahan tersebut harus segera disingkirkan dan
semua bagian pekerjaan yang telah dikerjakan dengan bahan-bahan tersebut harus dibongkar dan
selanjutnya harus menggantikannya kembali dengan bahan lain yang memenuhi syarat.
4. Semua biaya pemeriksaan oleh Laboratorium tersebut seluruhnya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1.1. Pekerjaan bongkaran meliputi pembongkaran bangunan exsisting yang terdiri dari
Pekerjaan pembersihan dan bongkaran atap (rangka+ penutup)
Pekerjaan pembersihan dan Bongkaran Plafond
Pekerjaan pembersihan dan Bongkaran Beton
Pekerjaan pembersihan dan Bongkaran dinding dan plesteran
Pekerjaan pembersihan dan Bongkaran kusen Pintu dan Jendela
Pekerjaan pembersihan dan Pembongkaran lantai
Pembayaran pada pekerjaan bongkaran dapat ditentukan dengan jenis material yang dibongkar dan atas
persetujuan pengawas pekerjaan. Jenis pembayaran pekerjaan bongkaran adalah sebagai berikut;
LOGO
PERUSAHAAN
PEKERJAAN : ………………………………
C. Bahan untuk penulisan pada papan proyek terbuat dari banner dengan kualitas baik dan tulisan terlihat
jelas
D. Jumlah papan proyek sesuai dengan jumlah masing-masing Madrasah
1. Prasasti Logo Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat wajib dipasang pada tiap - tiap
sekolah yang terkait kegiatan rehabilitasi dan renovasi sekolah. Parasasti ini memiliki bentuk dan ukuran
seperti Contoh gambar dibawah ini:
2. Pemasangan Plakat/Logo pada sekolah yang telah dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Cipta Karya dapat dipasang pada :
Gerbang Depan Sekolah yang terbangun
Bangunan utama yang direnovasi
Pagar sekolah yang terbangun/rehab
Untuk Logo yang berwarna biru harus timbul permanen pada plat Stainless tersebut.
1. Air untuk keperluan pekerjaan pasangan, pekerjaan beton dan pemadatan tanah/pasir harus bersih dan
tidak mengandung zat-zat kimia (garam-garam) yang dapat merusak pekerjaan.
2. Apabila tidak mungkin atau tidak cukup air kerja yang didapat dari air minum setempat, maka
3. Penyedia Jasa harus dapat mengusahakan dari sumber lain yang memenuhi persyaratan diatas.
4. Khusus air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, garam- garam
dan bahan-bahan organic atau bahan-bahan lain yang dapat merusak mutu beton, baja tulangan.
Sebaliknya air yang dipergunakan/dipakai adalah air bersih yang dapat diminum.
5. Penyediaan listrik untuk kerja di upayakan oleh Penyedia Jasa dari listrik negara atau sumber lain tanpa
mengganggu lingkungan setempat.
6. Mutu air yang mutunya meragukan harus di analisa kimia dan evaluasi mutunya menurut pemakaiannya.
7. Khususnya untuk beton pratekan kecuali syarat-syarat tersebut diatas, air tidak boleh menggunakan
klorida lebih dari 50 ppm.
d. Penyedia Jasa harus membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 yang kemudian disampaikan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi
e. Penyedia jasa harus melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang pekerjaan Umum
f. Penyedia jasa harus melakukan tinjauan ulang terhadap RKK (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang)
setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung
g. MK dapat sewaktu-waktu melaksanakan inspeksi K3 Konstruksi
B. Fasilitas Sanitasi
1) Penyedia Jasa harus menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang
dipekerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja
2) Jika Penyedia Jasa mempekerjakan lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka persyaratan minimumnya adalah:
a. Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan
tambahan 30 orang maka harus ditambah satu peturasan
b. Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai
dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah satu kloset
c. Jika Penyedia Jasa mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas pembuangan pembalut wanita
d. Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah diakses,
mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus
disediakan jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut. Toilet
harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat menjaga privasi orang yang menggunakan
dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan
3) Penyedia Jasa dapat menyediakan satu toilet jika:
a. Setiap jumlah pria dan setiap jumlah wanita kurang dari 10 orang
b. Toilet benar-benar tertutup
c. Mempunyai kunci dalam
d. Tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita
e. Tidak terdapat urinal di dalam toilet tersebut
f. Air Minum
4) Penyedia Jasa harus menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh pekerja dengan persyaratan:
a. Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air minum
b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku
c. Jika tersimpan dalam kontainer, kontainer harus:
Bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas
Harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan
C. Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
1) Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja
2) Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab dalam Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan
D. Akomodasi untuk Makan dan Baju
1) Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa sebagai tempat untuk makan,
istirahat, dan perlindungan dari cuaca
2) Akomodasi tersebut harus mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan kursi, serta furniture lainnya untuk
menjamin tersedianya tempat istirahat makan dan perlindungan dari cuaca
3) Tempat sampah harus disediakan, dikosongkan dan dibersihkan secara periodik
4) Tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan pakaian yang tidak digunakan selama bekerja harus
disediakan. Setiap pekerja harus disediakan lemari penyimpanan pakaian (locker).
E. Penerangan
1) Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan
gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakan
2) Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan mesin
3) Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan
2.1.7. Elektrikal
A. Pasokan Listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang memenuhi syarat:
1) Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari 230 volt
2) Mempunyai sirkuit earth yang terminor dimana pasokan listrik pada alat akan secara otomatis terputus jika terjadi
kerusakan pada earth
3) Alat mempunyai insulasi ganda
4) Memounyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa sehingga voltase ke earth tidak akan
melebihi 55 volt AC, atau
5) Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual)
B. Supplay Switchboard sementara
Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi perhatian utama dan harus:
1) Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan terganggu oleh cuaca
2) Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan ditempel sedemikian rupa sehingga tidak akan
merusak kabel lentur yang tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan
mekanis. Pintu harus diberi tanda: HARUS SELALU DITUTUP
3) Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah
4) Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yan didesain khusus untuk ini
5) Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut
C. Inspeksi peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk pertama kali dan setelahnya
sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi
yang menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya
D. Jarak bersih dari saluran listrik
Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau perancah tidak boleh berada kurang
dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin tertulis dari pemilik saluran listrik.
C. Tanpa mengabulkan ketentuan-ketentuan dari Syarat-syarat Umum dan Syarat-syarat khusus kontrak, Konsultan
akan memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa apabila Penyedia Jasa menyimpang dari
ketentuan yang berkaitan dengan Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dengan cara memberi surat
peringatan ke-1 dan ke-2. Apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti, maka Pengguna Jasa dapat menghentikan
pekerjaan. Segala risiko akibat penghentian pekerjaan emnjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Pekerjaan ini mencakup galian Pondasi/selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak (unlined), sesuai
dengan Spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian, dan detail yang ditunjukkan pada Gambar.
Selokan yang dilapisi akan dibuat dari pasangan batu dengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam
Gambar.
Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal irigasi atau
saluran air (waterway) lainnya yang pasti tidak terhindarkan dari gangguan baik yang bersifat sementara
maupun tetap, dalam penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini
Pelaksanaan
Galian Tanah
Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua pasangan lainnya dibawah tanah
seperti rollagh atau sloof pengalasan lantai, semua saluran-saluran septictank dan pembebaan penanaman
pohon dan lain-lain yang nyata-nyata dilakukan sesuai dengan gambar.
Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan ini bila terjadi pengurugan kembali arus
dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari pemberi tugas.
Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat didalam atau didekat tanah galian seperti akar atau tunas
pohon, sisa kayu, bekas bongkaran, batu-batuan dan sebagian harus dikeluarkan dan disingkirkan.
Galian Pipa
Pada sambungan pipa harus digali lebih dalam untuk memudahkan penyambungan pipa. Galian pada
sambungan tersebut harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa dan sudah diperhitungkan dalam penawaran.
Bila ada galian yang longsor , Penyedia Jasa harus menyingkirkan tanah longsor itu, sehingga memuaskan
direksi/konsultan pengawas dengan biaya Penyedia Jasa
Pemadatan
Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan dan harus dilakukan lapis demi
lapis dengan tebal sebesar-besarnya 20 cm.
Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya dilakukan dengan mesin giling (tumbuk) atau
Stamper dengan menambahkan air dan disetujui Pengawas.
Bahan
Pasir untuk pengurugan kembali harus bersih teratur dari halus ke kasar, tidak bergumpal dan bebas dari tahi logam,
arang, abu, sampah atau bahan lainnya yang tidak dikehendaki oleh direksi/Konsultan Pengawas. Pasir tersebut
tidak boleh mengandung lebih dari 10% berat tanah liat.
A. Pengukuran Galian
Pekerjaan galian Pondasi dan saluran air harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik
sebagai volume aktual bahan yang dipindahkan dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Pekerjaan galian ini diperlukan untuk pembentukan atau pembentukan kembali Pondasi dan
saluran air yang memenuhi pada garis, ketinggian, dan profil seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Penggalian yang melebihi dari yang
ditunjukkan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, tidak boleh diukur
untuk pembayaran.
C. Dasar Pembayaran
Kuantitas galian, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan
Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini
dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, perkakas
dan peralatan untuk galian selokan drainase dan saluran air, untuk semua formasi
penyiapan fondasi selokan drainase dan saluran air yang dilapisi dan semua pekerjaan lain
atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
yang sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pek. Galian Tanah Pondasi Meter Kubik
2 Pek. Urugan Tanah Kembali Meter Kubik
3 Pek. Urugan Tanah Peninggi Lantai Meter Kubik
4 Pek. Urugan Pasir Dibawah Pondasi Meter Kubik
5 Pek. Urugan Pasir Dibawah Lantai Meter Kubik
b) Adonan
Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran perbandingan satu bagian semen
terhadap dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana ditetapkan
pada Adonan Semen
2. Pematokan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan sehingga disetujui
Direksi Lapangan dan Pengawas sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai.
3. Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam Gambar rencana, dasar pondasi dinding
penahan harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus bertangga
terhadap permukaan dinding. Untuk struktur lainnya, dasar pondasi harus horisontal atau
(untuk tanah miring) dalam bagian horisontal bertangga.
4. Bahan lapisan dasar filter tembus air (permeable) dan selimut filter atau kantong filter
harus disediakan bila ditetapkan atau diperintahkan Direksi Lapangan dan Pengawas
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini.
2. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horisontal dari semua pekerjaan pasangan
batu akan diselesaikan dengan tambahan lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm,
dikulir sampai permukaan rata dengan kemiringan melintang yang akan menjamin
perlindungan terhadap air hujan dan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapis aus tersebut
akan dimasukkan didalam ukuran khusus dari struktur.
3. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan masih segar,
permukaan yang nonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda-noda
adonan.
5. Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah
penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaimana
ditetapkan, atau sebagaimana diperintahkan Direksi Lapangan dan Pengawas sesuai
dengan persyaratan Spesifikasi yang relevan.
6. Talud tebing dan bahu jalan disekitarnya akan dirapihkan dan diselesaikan sehingga
menjamin satu perpaduan permukaan halus yang kuat dengan pasangan batu tersebut
yang akan memungkinkan drainase tidak terhalang dan mencegah penggerusan pada
ujung-ujung bangunan.
2. Setiap bahan terpasang yang melebihi volume theoritis yang disetujui tidak boleh diukur
atau dibayar.
3. Galian untuk persiapan pondasi atau pemotongan talud untuk dinding penahan akan
diukur untuk pembayaran sesuai dengan Spesifikasi ini.
b) Pembayaran
Pembayaran pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir dibuat berdasarkan
harga satuan setiap per meter kubik (M3) yang telah ditetapkan dalam Bill Off Quantity (BOQ). Harga
satuan tersebut telah termasuk seluruh biaya pekerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan.
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pek. Pasangan Pondasi Batu Belah Meter Kubik
2 Pek. Aanstamping (Batu Kosong) Meter Kubik
Pekerjaan Beton Site Mix menggunakan concrete mixer / molen dengan kapasitas 0,3 m3 sebanyak 8
Unit.
5.5 Uji Tarik dan Uji Lengkung Baja Tulangan Beton dan Modulus Elastisitas
1) Maksud dan Tujuan
a. Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan untuk melakukan pengujian kuat
Tarik dan uji lengkung baja beton.
b. Tujuan Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tarik baja beton, regangan,
modulus elastisitas, dan parameter lainnya. Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam
pengendalian mutu baja.
2) Ruang Lingkup
Ruang lingkup metode ini meliputi persyaratan-persyaratan, ketentuan-ketentuan, dan cara pengujian
serta laporan hasil uji.
3) Pengertian yang dimaksud dengan :
a. Baja beton adalah baja yang digunakan sebagai penulangan dalam konstruksi beton bertulang;
b. Nilai kuat tarik leleh adalah besarnya gaya tarik yang bekerja pada saat benda uji mengalami,
leleh pertama;
c. Nilai kuat tarik putus adalah besarnya gaya tarik maksimum yang bekerja pada saat benda uji
putus;
d. Grafik tegangan-regangan didapatkan ketika pengujian tarik baja. Modulus elastisitas baja
tulangan ditentukan berdasarkan kemiringan awal kurva tegangan-regangan di daerah elatis
dimana antara mutu baja yang satu dan yang lainnya tidak banyak variasi. Ketentuan SK SNI T-
15-1991-03 menetapkan bahwa nilai modulus elastisitas baja adalah 200 MPa
e. Contoh baja beton adalah batang-batang beton yang panjangnya tertentu, yang diambil dari
tempat penyimpanan secara acak serta dianggap mewakili sejumlah baja beton yang akan
digunakan sebagai bahan struktur sesuai dengan petunjuk Pengawas / Tim Teknis.
f. Uji lengkung dilakukan sesuai SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan
g. Benda uji adalah batang baja beton yang mempunyai bentuk dan dimensi tertentu, yang dibuat /
diambil dari contoh-contoh baja beton.
6) Sistem Pengujian Sistem pengujian yang digunakan sesuai dengan persyaratan, berikut :
a. Pengujian kuat tarik baja beton untuk setiap contoh uji dilakukan secara ganda (duplo), sehingga
untuk setiap contoh harus disiapkan 2 (dua) buah benda uji;
b. Pencatatan data pengujian harus menggunakan formulir laboratorium yang berisi :
identitas benda uji dan contoh;
teknisi pengujian;
tanggal pengujian;
penanggung jawab pengujian;
pencatatan data pengujian;
nama laboratorium dan instansi penguji;
c. Pengujian Sample beton pondasi diambil secara diagonal dan setiap titiknya diambil 3 sample.
d. Hasil pengujian harus ditandatangani oleh penanggung jawab.
b. Semua bekisting beton harus dilaksanakan dengan mengikuti semua persyaratan yang tercantum
di dalam dokumen ini, PBI 1971, PUBI 1982, PKKI 1961 dan semua perintah yang disampaikan
oleh Pengawas selama pelaksanaan Pekerjaan.
2) Persyaratan bahan
Cetakan beton menggunakan tego film tebal minimum 9 mm. dan harus memenuhi syarat-syarat
kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan yang baik sehingga tidak diperlukan lagi pekerjaan
plesteran/acian, dan acian sudut pada beton.
b. Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban konstruksi dan getaran yang
ditimbulkan oleh alat penggetar. Defleksi maksimum dari bekisting antara tumpuan harus dibatasi
sampai 1/400 bentang antar tumpuan. Bilamana menggunakan konstruksi bekisting dari kayu,
maka untuk kolom dan pekerjaan beton lainnya harus dipakai papan dengan ketebalan minimum
2,5 cm, balok 5/7, 6/10
- Bekisting maksimal digunakan untuk 2 kali pengecoran.
- Bekisting harus ditunjang dengan batang besi yang kokoh dan untuk mencegah terjadinya
defleksi maka bekisting dibuat anti lendutan keatas sebagai berikut:
o Semua balok atau pelat lantainya 0,2% lebar bentang pada tengah-tengah bentang.
o Semua balok cantilever dan pelat lantainya 0,4% dari bentang, dihitung dari ujung
bebas.
4) Pembongkaran bekisting
a. Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul beban struktur dapat dibongkar
setelah beton cukup mengeras.
b. Bekisting untuk bagian struktur dan pekerjaan lainnya yang memikul beban struktur harus dibiarkan
untuk sekurang-kurangnya sampai beton mencapai kekuatan yang dipersyaratkan seperti yang
disebutkan di bawah ini, atau seperti yang diperintahkan oleh PENGAWAS /Tim Teknis.
5.12 Pengujian Bahan, Peralatan, Komponen Jadi (Hasil Pekerjaan) Pengujian Beton
1) Frekuensi pengujian
a. Benda uji untuk uji kekuatan setiap mutu beton yang dicor setiap hari harus diambil dari tidak
kurang dari sekali sehari, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 110 m3 beton, atau tidak
kurang dari sekali untuk setiap 460 m2 luasan permukaan lantai atau dinding.
b. Pada suatu pekerjaan pengecoran, jika volume total adalah sedemikian hingga frekuensi
pengujian yang disyaratkan hanya akan menghasilkan jumlah uji kekuatan beton kurang dari lima
untuk suatu mutu beton, maka benda uji harus diambil dari paling sedikit lima adukan yang dipilih
secara acak atau dari masing-masing adukan bilamana jumlah adukan yang digunakan adalah
kurang dari lima.
c. Jika volume total dari suatu mutu beton yang digunakan kurang dari 38 m3, maka pengujian
kekuatan tekan tidak perlu dilakukan bila bukti terpenuhinya kekuatan tekan diserahkan dan
disetujui oleh PENGAWAS
d. Suatu uji kekuatan tekan harus merupakan nilai kekuatan tekan rata-rata dari paling sedikit dua
silinder 150 kali 300 mm atau paling sedikit tiga silinder 100 kali 200 mm yang dibuat dari adukan
beton yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau pada umur uji yang ditetapkan untuk
penentuan f‘c.
2) Benda uji yang dirawat secara standar.
a. Benda uji untuk uji kekuatan harus diambil sesuai dengan ASTM C172.
b. Silinder untuk uji kekuatan harus dicetak dan dirawat secara standar sesuai dengan SNI 03-4810-
1998 dan diuji sesuai dengan SNI 03-1974-1990. Silinder harus berukuran 100 kali 200 mm atau
150 kali 300 mm.
c. Tingkat kekuatan suatu mutu beton individu harus dianggap memenuhi syarat jika dua hal berikut
dipenuhi:
Setiap nilai rata-rata aritmetika dari semua tiga uji kekuatan yang berurutan mempunyai nilai
yang sama atau lebih besar dari f‘c;
Tidak ada uji kekuatan di bawah f‘c dengan lebih dari 3,5 MPa jika f‘c sebesar 35 MPa atau
kurang; atau dengan lebih dari 0,10 f‘c jika f‘c lebih dari 35 MPa.
Jika salah satu dari persyaratan tidak terpenuhi, maka harus diambil langkah-langkah untuk
meningkatkan hasil uji kekuatan tekan rata-rata pada pengecoran beton berikutnya.
3) Benda uji yang dirawat di lapangan
a. Jika diminta oleh PENGAWASlapangan, maka hasil uji kekuatan silinder yang dirawat sesuai
kondisi lapangan harus disediakan.
b. Silinder yang dirawat di lapangan harus dirawat sesuai kondisi lapangan sesuai dengan ASTM
C31M.
BAB IV | PERSYARATAN TEKNIS
5656
c. Silinder uji yang dirawat di lapangan harus dicetak pada waktu yang bersamaan dan dari adukan
beton yang sama seperti yang digunakan untuk silinder uji yang dirawat di laboratorium.
d. Prosedur untuk perlindungan dan perawatan beton harus ditingkatkan jika kekuatan silinder yang
dirawat di lapangan pada saat umur uji yang ditetapkan untuk penentuan f‘c kurang dari 85
persen dari kekuatan pembanding silinder yang dirawat di laboratorium. Batasan 85 persen tidak
berlaku jika kekuatan yang dirawat di lapangan melebihi f‘c dengan lebih dari 3,5 MPa.
4) Adukan beton harus dibuat pengujian slump, dengan ketentuan sebagai berikut:
BAGIAN KONSTRUKSI NILAI SLUMP (MM)
Plat Lantai 10 ± 2
Balok 10 ± 2
Kolom 10 ± 2
Pondasi 10 ± 2
2) Cetakan Beton
a. Cetakan beton harus presisi sesuai ukuran beton yang tertera pada Gambar Kerja, dirakit dengan
kuat dan baik.
b. Sebelum dilakukan pengecoran, cetakan beton harus dicek dulu oleh Pengawas /Tim Teknis
untuk mendapat persetujuan.
c. Semua angkur, baut, pipa dan benda–benda lain yang diperlukan ditanam dalam beton harus
terikat dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran.
d. Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat dan kotoran–kotoran lain
pada saat mengecor.
4) Pengangkutan Adukan
a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan akhir (sebelum dituang),
harus sedemikian hingga tercegah terjadinya pemisahan (segregasi) atau kehilangan material.
b. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat penyimpanan akhir
dengan lancar, tanpa mengakibatkan pemisahan bahan yang telah dicampur dan tanpa
hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas beton antara pengangkutan yang
berurutan.
c. Pengangkutan beton dari ready mix ke lokasi proyek menggunakan truck molen dengan jumlah
yang cukup.
d. Penggunakan bahan additif harus seijin Pengawas .
5) Penuangan Beton
a. Untuk setiap pelaksanaan pengecoran harus mendapat ijin tertulis dari Pengawas . Pelaksana
harus memberitahukan Pengawas selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
b. Beton yang akan dituang harus sedekat mungkin ke cetakan akhir (maksimum 1 meter) atau tidak
boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1.5 meter untuk mencegah terjadinya
segregasi karena penuangan kembali atau pengaliran adukan. Penyedia Jasa harus
menggunakan alat bantu pipa tremie sesuai petunjuk Pengawas.
6) Pemadatan Beton
a. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan ―Mechanical Vibrator‖ dan dioperasikan
oleh seorang yang berpengalaman. Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak
mengakibatkan ―over vibration‖ dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud
untuk mengalirkan beton.Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang
dihasilkan merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos.
b. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
c. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan yang telah masuk
pada beton yang telah mulai mengeras.
d. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami ―initiual set‖ atau yang
telah mengeras dalam batas di mana beton akan menjadi plastis karena getaran.
e. Pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan pengecoran dari suatu
bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka sebaiknya tidak dilaksanakan, kecuali atas
persetujuan Pengawas dapat dilaksanakan pada malam hari dengan sistem penerangan sudah
disiapkan dan memenuhi syarat.
9) Pengerjaan Akhir
a. Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
1. Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan untuk
memegang cetakan, dan cetakan yang melewati badan beton, harus dibuang dan dipotong
kembali paling sedikit 2.5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan mortar dan ketidakrataan
lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus dibersihkan.
2. Pengawas harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan dan
dapat memerintahkan penambalan atas kekurang sempurnaan minor yang tidak akan
mempengaruhi struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi
pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen. Sedang untuk keropos
yang masuk dan dilewati yang merusak struktur harus di grouting. Mutu grouting harus
memiliki kuat tekan 2 (dua) kali kuat tekan beton struktur.
3. Bilamana Pengawas menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos, pekerjaan harus
dipahat sampai ke bagian yang utuh, membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap
permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan semen acian (semen dan
air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya diisi dan
ditumbuk dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian
pasir, yang harus dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit
sebelum dipakai.
1. Pengukuran
Kuantitas yang dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini adalah jumlah
meter kubik Pekerjaan Beton Semen, Pekerjaan Beton Semen dengan Anyaman
Tulangan dan Penyesuaian Harga pada pekerjaan yang telah selesai di tempat untuk
pekerjaan permanen dan disetujui oleh Direksi dan Pengawas. Lebar yang diukur
adalah lebar beton yang ditunjukkan dalam Gambar. Lokasi-lokasi tambahan seperti
jalur ramp, atau sebagaimana diperintahkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan. Ukuran
haruslah sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, yaitu sesuai dalam pedoman atau petunjuk teknis
yang sudah disepakati.
2. Pembayaran
Kuantitas Beton Semen Kolom, Sloof, Balok dan Balok Latei yang ditentukan
sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar dengan harga kontrak per meter kubik
dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan dan pengecoran semua bahan, termasuk, tidak dibatasi, beton semen
portland, baja tulangan, acuan, wermes, bahan sambungan dan lembar membrane,
panjang percobaan yang dilakukan di luar lokasi kegiatan, perawatan, pengambilan
benda uji inti untuk penyesuaian harga akibat tebal yang kurang, dan semua bahan,
pekerja, peralatan serta keperluan lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas
Pekerjaan untuk setiap Beton Semen yang mengacu pada kekuatan dan/atau tebal
yang disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan
tercakup dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap mata
pembayaran terkait.‘
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pekerjaan Sloof Meter Kubik
2 Pekerjaan Kolom Meter Kubik
3 Pekerjaan Balok Meter Kubik
4 Pekerjaan Pembesian Kilogram
5 Pekerjaan Begisting Meter Persegi
2. Bahan
a. Bahan untuk pekerjaaan ini adalah bata merah atau bata bolong yang sudah ditentukan
dalam gambar rencana.
b. Bentuk standar bata merah adalah prisma segi empat, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaanya rata dan tidak adanya retak-retak yang merugikan.
c. Ukuran standard bata merah adalah seperti yang tertera dalam table dibawah ini
Untuk ketentuan ukuran batu bata yang dipergunakan sesuai petunjuk Direksi Lapangan dan Pengawas
(ketersidiaan di lapangan).
3. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini yaitu ;
a. Sendok Semen
b. Benang Nilon
c. Paku
d. Kayu
e. Waterpass
4. Pelaksanaan
a. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan adukan campuran 1 PC : 4 Pasir
pasang untuk semua pasangan kecuali dijelaskan pada pasal ini.
b. Untuk semua dinding KM/WC, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai
ketinggian 15 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi 180 cm
dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar menggunakan simbol
aduk traasram / kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 PC : 2 pasir pasang.
c. Untuk semua dinding, lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 300 cm
(sampai ring balok) dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar
menggunakan pasangan bata tebal ½ bt (setengah batu) aduk dengan campuran 1 PC : 4
pasir pasang.
BAB IV | PERSYARATAN TEKNIS
6363
d. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex-lokal dengan kualitas terbaik yang
disetujui Direksi Lapangan dan Pengawas, siku dan sama.
e. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh;
f. Pemasangan batu bata harus sedemikian hingga siar-siar tegak tidak segaris.
g. Setelah bata terpasang dengan adukan, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air
h. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar telah dikerok dan dibersihkan
i. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis setiap
harinya, diikuti dengan cor kolom praktis
j. Bidang dinding setengah batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan
balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter
10 mm, beugel diameter 8 mm jarak 20 cm.
k. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah / steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
l. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
m. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi 5%. Bata yang patah
lebih dari dua tidak boleh digunakan
n. Pasangan batu bata untuk dinding setengah batu harus menghasilkan dinding finish setebal
13 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat,rapi, dan benar-benar tegak lurus
o. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak
tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai
gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding
p. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester)
q. Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang
tembok.
r. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi
perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya
secara terus-menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya. ditentukan dalam
gambar detail.
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk plesteran seperti
yang tercantum dalam gambar kerja / risalah aanwijzing.
2. Bahan-bahan
1. Untuk adukan plesteran, penggunaan semen dan air dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan- ketentuan pasal dimuka.
2. Khusus pasir, digunakan pasir pasang dengan gradasi tidak boleh lebih dari diameter 0,35 mm
bersih dan bebas dari segala macam kotoran organik maupun lumpur, tanah, garam dan
sebagainya.
3. Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan.
3. Pekerjaan Plesteran
1. Guna penyelesaian muka beton dan dinding dipasang plesteran dengan tebal lapisannya tidak
lebih dari 2 cm kecuali ditentukan lain.
2. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa sehingga merupakan permukaan yang rata.
3. Plesteran harus dilaksanakan dengan memakai alat hampar dari kayu dan disebarkan
kepinggir-pinggir dengan memakai alat perata adukan sampai permukaannya rata dan halus.
4. Permukaan harus diratakan dengan alat perata yang dipegang, tetapi perataan yang terus
menerus disatu tempat harus dicegah.
5. Untuk pekerjaan yang permukaannya akan diprofil maka dalam hal ini pekerjaan plesteran
harus dapat memberikan dasar yang baik untuk pekerjaan selanjutnya.
6. Plesteran harus dibiarkan basah paling sedikit 2 (dua) hari setelah dipasang.
7. Mulailah membasahinya begitu plesteran telah mengeras secukupnya untuk menghindari
kerusakan. Walau kering dan panas, plesteran harus dijaga agar tidak terjadi penguapan terlalu
banyak dan tidak rata.
4. Pekerjaan Acian
1. Untuk mendapatkan hasil yang baik dari pekerjaan acian, dasar plesteran harus baik
2. pula.
3. Semen dan air yang digunakan untuk acian adalah sama kualitasnya dengan yang digunakan
pada pekerjaan beton.
4. Permukaan yang akan dilapisi dengan acian harus benar-benar bersih dari kotoran dan
dibasahi secukupnya agar tidak terlalu cepat proses pengeringannya yang berakibat tidak
baik pada acian tersebut / akan terjadi retak dan mengelupas.
5. Pekerjaan acian juga digunakan pada pekerjaan profil beton sehingga mendapatkan hasil yang
benar-benar baik.
1. Pengukuran
Kuantitas yang dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini adalah jumlah
meter Persegi. Penyesuaian Harga pada pekerjaan yang telah selesai di tempat untuk
pekerjaan permanen dan disetujui oleh Direksi dan Pengawas. Lebar yang diukur
adalah lebar dinding yang ditunjukkan dalam Gambar. Lokasi-lokasi tambahan seperti
pagar, siring bangunan atau diperintahkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan Ukuran
haruslah sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, yaitu sesuai dalam pedoman atau petunjuk teknis
yang sudah disepakati.
2. Pembayaran
Kuantitas pekerjaan pasangan dinding bata merah yang ditentukan sebagaimana
disyaratkan di atas akan dibayar dengan harga kontrak per meter persegi dimana harga
dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan
pemasangan semua bahan, pekerja, peralatan serta keperluan lainnya untuk
menyelesaikan pekerjaan sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan.
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pasangan Dinding Bata Meter Persegi
2 Pekerjaan Plesteran dinding Meter Persegi
3 Pekerjaan Acian Dinding Meter Persegi
B. Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
1. Pengukuran
Kuantitas yang dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini adalah jumlah
meter panjang dan meter persegi. Penyesuaian Harga pada pekerjaan yang telah
selesai di tempat untuk pekerjaan permanen dan disetujui oleh Direksi dan Pengawas.
Lebar yang diukur adalah lebar kusen yang ditunjukkan dalam Gambar.
2. Pembayaran
Kuantitas pekerjaan pasangan Kusen Alumunium, Pintu UPVC dan daun Jendela yang
ditentukan sebagaimana disyaratkan di atas akan dibayar dengan harga kontrak per
meternya dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan dan pemasangan semua bahan, pekerja, peralatan serta keperluan lainnya
untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Jumlah penyesuaian akibat kuantitas dan kualitas akan dihitung oleh Pengawas
Pekerjaan untuk setiap pasangan yang mengacu pada kekuatan dan/atau tebal yang
disyaratkan. Jumlah dari semua penyesuaian tersebut akan ditetapkan dan tercakup
dalam Sertifikat Pembayaran sebagai pengurangan terhadap mata pembayaran terkait.‘
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pekerjaan Kusen Pintu Alumunium Meter Panjang
2 Pekerjaan Daun Pintu U-PVC Meter Persegi
3 Pekerjaan Kusen Jendela Alumunium Meter Panjang
4 Pekerjaan Daun Jendela Alumunium Meter Persegi
8.3. Pelaksanaan
1. Semua pemasangan harus dikerjakan dengan peralatan yang sesuai serta secara baik dan memenuhi
syarat teknis pabrik, pemasangannya harus mengikuti gambar rencana tata letak.
2. Selama pekerjaan berlangsung harus dijaga agar peralatan kunci terlindung dari goresan, kerusakan
dan cipratan cat.
3. Selama masa pelaksanaan, anak-anak kunci tidak boleh dipergunakan dan semua harus
tersimpan dalam almari Direksi Lapangan dan Pengawas. Penggunaan anak kunci harus seijin Direksi
Lapangan dan Pengawas.
4. Skrup-skrup harus ditanam rapih tanpa merusak daun pintu, kusen maupun alat-alat
penggantung dan pengunci itu sendiri.
5. Pemasangan yang tidak rapih dan menimbulkan cacat-cacat harus diperbaiki dan diganti atas beban
Penyedia Jasa sendiri.
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pekerjaan Kunci dan Penggantung (Engsel) Buah
9.1.3. STANDAR
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia - 1982 (NI-3).
b. ANSI : American National Standard Institute.
c. TCA : Tile Council of America, USA TCA 137.1 - Recommended Standard Spesification for
Ceramic Tile.
9.1.4. PERSETUJUAN
Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh-contoh semua
bahan yang akan dipakai; keramik, bahan-bahan additive untuk adukan, dan bahan untuk tile
grouts.
Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, Penyedia Jasa harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan keramik.
Brosur
Untuk keperluan Direksi/Perencana, Penyedia Jasa harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.
9.2. BAHAN/PRODUK
1. Untuk penggunaan keramik berkualitas baik (Grade 1) setara ROMAN, KIA dan MULIA
2. Tahan terhadap zat asam dan alkasit serta zat kimia lainnya.
3. Warna harus merata, baik masing-masing maupun terhadap yang lain dan permukaannya harus
rata/licin tanpa cacat serta harus keras.
4. Penyimpangan maksimum pada panjang dan lebar yang disyaratkan ± 1 mm.
5. Lantai ruang kelas digunakan adalah keramik dengan ukuran 40 x 40 cm putih polos,
6. plint keramik 10 x 40 cm, lantai kamar mandi Keramik ukuran 20 x 20 cm anti licin (permukaan
kasar), dan untuk dinding keramik kamar mandi menggunakan 20 x 20 cm atau 20 x 25 cm bermotif.
9.3.2. L e v e l
Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang tercantum pada
gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar harus diatur hingga
memungkinkan pada files dengan ketebalan yang berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang ditentukan
mempunyaai kemiringan.
Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, kemiringan tidak boleh kurang dari 25 mm pada
jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada
jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa meninggalkan
genangan.
Jika ketebalan screed tidak memungkinkaan untuk mendapatkan kemiringan yang ditentukan,
Penyedia Jasa harus segera melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.
Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang / dikeluarkan
dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile.
Mortar yang mengotori permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah.
Pemasangan tile grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan harus disediakan
‗Kepalarn‘ (guide line course) pada interval 2,0 m - 2,5 m. Pemasangan tile lainnya berpedoman
pada quide line ini.
Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan ketika prosess pemasangan tile
berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24 jam setelah pemasangan.
Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarnaa dan kondisi
pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap, dan
sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air, pembersihan
memakai campuran air dengan hidrochloric acid, perbandingan 30 : 1.
Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan akan
berkarat atau rusak oleh asam.
Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, hingga tidak ada
campuran asam yang tersisa.
1. Pengukuran
Kuantitas yang dibayar dengan mata pembayaran tersebut di bawah ini adalah jumlah Meter
Persegi untuk Lantai Keramik dan Meter Panjang untuk plint keramik. Penyesuaian Harga pada
pekerjaan yang telah selesai di tempat untuk pekerjaan permanen dan disetujui oleh Direksi dan
Pengawas. Lebar yang diukur adalah lebar kusen yang ditunjukkan dalam Gambar.
2. Pembayaran
Kuantitas pekerjaan pasangan Lantai dan Plint keramik yang ditentukan sebagaimana disyaratkan
di atas akan dibayar dengan harga kontrak per meternya dimana harga dan pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan pemasangan semua bahan, pekerja,
peralatan serta keperluan lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana ditunjukkan
dalam Gambar atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
B. Bahan
Material struktur rangka atap/ Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties) :
Bahan Baja Ringan harus ber SNI dan Beridentitas (Tercantum Dalam Canal)
TKDN pada Baja ringan Lebih dari 60,00 %
Batang tarik baja ringan adalah C.75 x 1 mm
Baja Mutu Tinggi G 550
Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
Tegangan Maksimum 550 Mpa
Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
Modulus geser 80.000 Mpa
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat
(coating) : Galvanised (AZ 100) dan Pelapisan Zinc- Aluminium
Dimensi :
Ukuran Chanal C.75 x 0,75 mm
Ukuran Reng 30 x 0,45 mm
Chanal Reng
BAB IV | PERSYARATAN TEKNIS
7676
Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk
sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter)
untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan
detail profil seperti gambar dibawah.
Baut menaik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap
yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut: Kelas Ketahanan
Korosi Minimum Kelas 2
Self Drilling Screw dia 4 x 16 mm
Self Drilling Screw dia 6 x 20 mm
Kepadatan Alur 16 alur/inci
Kekuatan Mekanikal
- Gaya geser satu baut 5,10 KN
- Gaya aksial 8,60 KN
- Gaya Torsi 6,90 KN
Ukuran Dinabolt menggunakan dia. 10 x 65 mm
m) Pemasangan Akhir
1. alat-alat untuk pemasangan harus sesuai dengan jenis pekerjaan dan harus dalam keadaan
baik. Bagian-bagian dimana tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya
sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk yang disebabkan
penanganan, keadaan itu harus segera dillaporkan kepada Direksi Lapangan dan Pengawas
dan cara perbaikannya harus disetujui Direksi Lapangan dan Pengawas. Sabuk pengaman
dan tali-tali harus dipergunakan pada konstruksi-kosntruksi yang tinggi oleh para pekerja.
2. Setiap komponen harus diberitanda / kode yang jelas untuk memudahkan pelaksanaan.
lkatan-ikatan tersebut dibiarkan sampai pemasangan selesai
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena
tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk
tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam
ringbalk menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang
dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.
c. Pemasangan konstruksi rangka atap baja ringan
1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu
2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
4. Mengukur jarak antar kuda-kuda
1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada
rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda- kuda
dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat
dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di
sebelah kanannya adalah sisi kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok menggunakan
benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw
12 – 14 x 20 HEX.
5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok
penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan
posisinya dalam gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok
memiliki ketinggian yang sama (datar)
9. Memasang balok nok.
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing dipasang di atas
top-chord dan di bawah reng.
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan rafter
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan.
Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-
16×16 sebanyak 2 (dua) buah
13. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu ringbalk). Pada
atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang Sesuai dengan
Ketentuan dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger sesuai ketentuan. outrigger harus
diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
14. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing – masing ceilling battens adalah 100 cm.
Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di- screw. Untuk
pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua)
buah dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika
diperlukan, sambungan memanjang ceiling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap
sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw.
Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya
A UMUM
Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan kuda-kuda, nok, gording, usuk dan reng, balok
tembok (murplat) dan plisir (lisplank), serta pemasangan penutup atap (genteng/seng gelombang/atap
metal lainnya, dsb).
Oleh karena lebar ruangan 9 m sedangkan kayu yang ada di pasaran pada umumnya ukuran panjang 4
m, maka diperlukan sambungan pada rangka kuda-kuda, balok bubungan/nok, maupun gording. Untuk
penyambungan rangka kuda-kuda kayu, yang harus diperhatikan adalah arah gaya yang terjadi pada
masing-masing batang pada rangka tersebut. Gaya yang terjadi berupa gaya tekan dan gaya tarik. Pada
batang yang menerima gaya tekan, dapat dibuat sambungan lubang dan pen. Apabila batang menerima
gaya tarik, sambungan dapat berbentuk sambungan miring berkait atau menggunakan alat penyambung
baut. Untuk perkuatan pada sambungan kayu disarankan dipasang plat besi (beugel) dan dibaut.
Ukuran kayu yang digunakan untuk kuda-kuda umumnya 8/12 cm atau 8/15 cm dan atau disesuaikan
dengan kebutuhan. Untuk usuk umumnya digunakan kayu berukuran 5/7 cm, dan untuk reng dapat
digunakan kayu ukuran 2/3 cm atau 3/5 cm. Pemasangan usuk dan reng hendaknya dipasang pada jarak
sesuai dengan kebutuhan. Masing-masing jenis penutup atap memiliki ukuran yang berbeda sehingga
penggunaan ukuran kayu, baik untuk kunda-kuda, nok dan gording serta jarak usuk dan reng harus
menyesuaikan. Apabila menggunakan penutup atap standar pabrik/pabrikan, disarankan untuk
memeriksa ketentuan pemasangan usuk dan reng yang tertera pada brosur.
Beberapa catatan penting dalam urutan pelaksanaan pakerjaan atap antara lain:
1). Perakitan kuda-kuda harus sudah selesai pada saat balok ring selesai dicor.
2). Pemasangan rangka atap dilakukan setelah beton balok ring mengering.
Pekerjaan pemasangan atap ini dilakukan secara berurutan yang dimulai dari pemasangan kuda-
kuda, gording, usuk dan yang terakhir adalah reng. Untuk jenis atap seng atau metal sheet yang lain
tidak menggunakan usuk dan reng.
3). Sangat penting penggunaan residu pada rangka atap agar kayu awet (sebagai anti rayap).
4). Penutup Atap Menggunakan Genteng Plentong Sesuai dengan kondisi dilapangan
5). Pemasangan penutup atap genteng dapat dilakukan secara bertahap setelah reng terpasang.
f. Penutup atap Metal Berpasir untuk seluruh partai yang diserahkan harus sama dan seragam.
Seluruh partai penutup atap harus dapat tersusun rapih pada rangka atap sehingga tidak
memungkinkan masuknya air hujan secara langsung maupun tampias.
g. Ukuran panjang efektif penutup atap harus sesuai dengan jarak gording dari luar keluar sehingga
akan memberikan beban lentur yang masih dapat diizinkan.
h. Penutup atap harus mempunyai penumpangan tepi yang lebarnya sesuai persyaratan produksi
yang bersangkutan.
i. Penutup atap harus mempunyai permukaan yang atas yang mulus, tidak terdapat lubang, atau
cacat lainnya yang mempengaruhi sifat pemakaian dan bentuknya harus seragam bagi tiap jenis
A. Ketentuan Umum
Penyediaan bahan (multyplek dan bahan finishing termasuk list/) tenaga kerja dan peralatan.
Penyiapan rangka/penggantung dengan konstruksi sesuai dengan gambar. Pemasangan lembar
tersebut pada rangka /penggantungnya di ruang-ruang sesuai dengan yang tertera dalam rencana.
C. Lingkup Pekerjaan
a. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi Plafond sesuai dengan gambar
b. kerja dan uraian pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan.
c. Semua Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi Plafond, seperti sambungan-
sambungan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan uraian pelaksanaan dan persyaratan
lainnya yang ditentukan Penyedia anggaran pekerjaan
d. Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi Plafond, seperti pemasangan
elemen-elemen list plafond, interior-interior pada plafond dan lain-lain sesuai dengan gambar
kerja dan uraian pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan yang sudah ditentukan.
e. untuk Pasangan Listplang GRC menggunakan ukuran 20 cm x 240 cm tebal 9 mm sesuai
dengan gambar kerja.
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan/material,
peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaaan pekerjaan ini,
sehingga pekerjan langit-langit PVC dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan
sempurna.
b. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah seluruh ruangan.
c. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon PVC dengan seluruh detail seperti yang
disebutkan/disyaratkan dalam dokumen gambar.
d. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainya sesuai dengan yang tercantum
dalam gambar dan RAB.
B. Persyaratan Bahan.
a. Bahan yang digunakan adalah PVC dengan ketebalan 8 mm dengan warna putih polos. Bahan-
bahan yang digunakan harus diperhatikan khususnya pada tekstur produk, yang mengkilap
atau matte. Saat memilih bahan, pastikan bahwa bahan benar-benar berkualitas baik, tidak
rapuh dan tidak memiliki kekurangan misalnya: lecet, goresan, cacat casting, dll.
b. Ukuran PVC yang digunakan adalah lebar 20 cm (bersih)
c. Spesifikasi bahan lain yang digunakan seperti tercantum dalam syarat-syarat teknis bahan
tentang PVC.
C. Syarat-syarat Pelaksanaan.
a. Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua pekerjaan lain yang terletak
diatas langit-langit harus sudah terpasang secara sempurna.
b. Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit dimulai, diwajibkan mengadakan pengecekan
/pemeriksaan kembali terhadap pekerjaan yang erat hubungannya dengan pekerjaan langit-
langit ini antara lain instalasi kabel listrik penerangan dan daya, pemasngan atap dll, diwajibkan
adanya kerja sama (koordinasi) yang baik antara semua unsur Pelaksana Lapangan.
c. Pemotongan pada sudut list menggunakan gergaji atau mesin gerindra dan segera pasangkan
list dengan menggunakan skrup dan bor.
d. Penempelan papan PVC dapat menggunakan skrup dan bor dengan memasang satu lembar
papan PVC terlebih dahulu, mulai dari salah satu pinggiran tembok pertiap satu lembar secara
berurutan.
B. Pembayaran
Kuantitas yang ditetapkan seperti diatas harus dibayar pada Harga Kontrak per-satuan pengukuran
untuk Jenis Pembayaran yang terdaftar dibawah dan terlihat dalam Jadwal Penawaran yang mana
harga dan pembayaran akan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, pembuatan dan
penempatan semua bahan-bahan termasuk seluruh pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan
pekerjaan atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian yang memuaskan dari
pekerjaan yang diuraikan Gambar dan Spesifikasi ini.
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pek. Pasangan Rangka Atap, baja profil c75 (atap pelana) Meter Persegi
2 Pek. Pasangan Penutup Atap Metal Berpasir (atap pelana) Meter Persegi
3 Pek. Nok Metal Berpasir Meter Panjang
4 Pek. Lisplank GRC Meter Panjang
5 Pek. Plafon PVC Meter Persegi
6 Pemasangan Rangka Plafond Hollow 1x35.35.0,3mm Meter Persegi
7 Pemasangan List Plafond PVC Meter Panjang
11.1. U M U M
LINGKUP PEKERJAAN
Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Cat emulsi, epoxy, enamel, dan cat
manie, Polyurethane.
Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang disebutkan secara khusus,
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana / Juknis.
STANDARD
a. PUBI : 54, 1982
b. PUBI : 58, 1982
c. SNI :4
d. ASTM : D - 361.
e. BS No. 3900, 1970
f. AS K-41
PERSETUJUAN
Standard Pengerjaan (Mock-up)
Sebelum pengecatan yang dimulai, Penyedia Jasa harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk
tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini akan
ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan Perencana, bidang-bidang ini
akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
11.2. BAHAN/PRODUK
1. Cat dinding menggunakan bahan yang dipakai dari produksi yang sama dengan daya sebar mencapai
8 - 10 m2 perliter satu lapis. Warna mengikuti Juknis atau persetujuan direksi.
2. Cat tembok yang dipergunakan adalah cat tembok Eksterior Berkualitas Medium setara
JOTUN/DULUX/PROPAN serta waktu tiba ditempat pekerjaan, harus masih tertutup dalam kaleng
aslinya.
3. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan mengandung endapan-endapan yang
sudah membatu dan sesudah diaduk dengan baik, harus menjadi homogin serta dapat dicatkan
dengan mudah.
11.3. PELAKSANAAN
a. PEKERJAAN DINDING
Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan/atau
bagian-bagian lain yaang ditentukan gambar.
Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak-retak dan
Penyedia Jasa meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur
dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna besi No. 00, kemudian dibersihkan
dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding cat dengan menggunakan Roller.
Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan dinding yang ditentukan dengan finish texture
spray paint, digunakan Texture Finish Pasta texture dengan bahan dasar emulsi acrylic ini
disemprotkan dengan alat penyemprot compressor.
Untuk cat semprot emulsi bertexture, pada dinding luar digunakan plesteran 1 pc : 5 ps
dengan pasir diayak halus, disemprotkan dengan mesin semprot pada bidang plesteran 1 pc : 5
ps yang rata. Setelah kering dan keras baru disemprot dengan alkali resistance sealer dan dicat
emulssi. Lapisan pengecatan untuk dinding luar adalah 3 (tiga) lapis dengan kekentalan sama
setiap lapisnya.
Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer yang
dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
- Lapis II kental
- Lapis III encer.
Untuk warna-warna yang jenis, Penyedia Jasa diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan
nomor percampuran (batch number) yang sama.
Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak
ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
f. PEKERJAAN PENGECATAN
6. Pengecatan dengan cat tembok weather shield untuk dinding luar (exterior), dan vinyl
acrylic emulsion untuk dinding dalam (interior) dan plafond.
- Permukaan bidang dinding atau plafond yang akan dicat, sebelumnya harus
dibersihkan dengan cara menggosoknya dengan memakai kain yang dibasahi air.
- Setelah kering diberi dempul/filter coat pada tempat-tempat yang berlubang
sehingga tertutup, kemudian dilapisi plamur pada bagian dalam ruangan hingga
permukaannya rata. Sesudah kering dan keras lapisan ini digosok dengan amplas
agar halus dan licin. Untuk pengecatan dinding exterior tidak dilapisi dengan plamur.
7. Pengecatan minimal dilakukan 3 kali sampai baik dan rata dengan menggunakan roller 20 cm
atau dengan cara lain yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan Pengawas. Lapisan
kedua baru boleh dilaksanakan setelah lewat minimum 12 jam dari lapisan pertama;
8. Pekerjaan cat ini harus dikerjakan / dilaksanakan dengan tenaga yang sudah ahli dan apabila
diperlukan Penyedia Jasa wajib menambah lapisan pengecetan, sehingga dianggap sempurna
oleh Pengawas, serta diharuskan menyerahkan contoh-contoh cat untuk mendapatkan
persetujuan;
9. Produk yang dipergunakan setara JOTUN / DULUX / PROPAN.
2. Pembayaran
Kuantitas yang ditetapkan seperti diatas harus dibayar pada Harga Kontrak per-satuan pengukuran
untuk Jenis Pembayaran yang terdaftar dibawah dan terlihat dalam Jadwal Penawaran yang mana
harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, pembuatan dan
penempatan semua bahan-bahan termasuk seluruh pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan
pekerjaan atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian yang memuaskan dari
pekerjaan yang diuraikan Gambar dan Spesifikasi ini.
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pengikisan/pengerokan permukaan cat lama Meter Persegi
2 Pengecatan tembok baru Meter Persegi
3 Pengecatan tembok lama Meter Persegi
A. LINGKUP PEKERJAAN
1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan jasa-jasa lainnya yang digunakan dalam pekerjaan sehubungan dengan
pemasangan peralatan sanitair di ruang yang ditunjukkan di gambar perencanaan hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/operasinya.
2. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam detail gambar,
urinair dan syarat-syarat dalam buku ini.
3. Pekerjaan yang berhubungan antara lain: Pekerjaan beton, pekerjaan pasangan keramik, dan
pekerjaan plumbing.
B. PERSYARATAN BAHAN
1. Warna akan ditentukan kemudian dan pemasangan harus dengan persetujuan Direksi
Pengawas
2. Semua material harus memenuhi ukuran, standard, dan mudah didapatkan di pasaran kecuali
bila ditentukan lain
3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan yang
telah disediakan oleh pabrik.
4. Barang yang dipakai adalah dari produk baru yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-
syarat dalam buku ini
5. Penyedia Jasa wajib melampirkan faktur pembelian dan asal usul barang pada setiap
pengirimannya.
C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Sebelum pekerjaan ini dimulai maka Penyedia Jasa diwajibkan meneliti dan memeriksa kembali
pekerjaan-pekerjaan yang ada hubungannya dengan pekerjaan sanitair, misalnya : tentang
seluruh pembuangan dan lain-lain;
2. Pemasangan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk Direksi Lapangan dan
Pengawas dan dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan pekerjaan yang rapi. Sebelum
pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh-contoh barang yang dipergunakan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas;
3. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi
dan sebagainya, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkannya kepada Direksi Pengawas
4. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/perbedaan
ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
7. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan lancar
dipergunakannya/air tidak macet.
D. PELAKSANAAN
1. Closet Jongkok
Closet Jongkok dipasang sesuai gambar, setara TOTO.
2. Saringan air
Saringan air untuk setiap pembuangan air kotor dari kamar mandi kedalam riool
dipasang saringan air dari plat kuningan berengsel, setara TOTO.
Untuk mengalirkan air kotor dari kamar mandi dan kloset dibuat riool dari pipa 3‖
dipasang terpisah dengan kemiringan +/- 1.5% dan tertanam dalam tanah minimal 20 cm.
3. Pekerjaan sealant
a. Pekerjaan meliputi pemasangan sealant pada alat sanitair dan bagian lain
seperti yang tercantum pada gambar.
b. Penyedia Jasa diwajibkan mengajukan contoh bahan yang akan dipakai
c. Semua permukaan sebelum dipasang sealant harus dibersihkan dengan bahan
pembersih khusus (primer) yang juga mempunyai fungsi untuk menambah daya lekat
sealant.
d. Pemasangan sealant harus rapi, padat, tidak bercelah, tidak bocor, dengan
ketebalan maksimum sesuai dengan petunjuk Pabrik.
e. Untuk back up material dapat dipakai bahan-bahan karet khusus digunakan back up.
4. Wastafel
Wastafel dipasang sesuai gambar. Merk setara TOTO.
6. Penyedia Jasa harus minta ijin kepada Pengawas tentang cara, waktu, dan letak pemasangan
peralatan sanitair pada Toilet, Pantry dan lain-lain.
2. Pembayaran
Kuantitas yang ditetapkan seperti diatas harus dibayar pada Harga Kontrak per-satuan
pengukuran untuk Jenis Pembayaran yang terdaftar dibawah dan terlihat dalam Jadwal
Penawaran yang mana harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan, pembuatan dan penempatan semua bahan-bahan termasuk seluruh pekerja,
peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasa
untuk penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan yang diuraikan Gambar dan Spesifikasi ini.
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pek. Pasangan Kloset Jongkok Buah
2 Pek. Pasangan Kran air 3/4‖ Buah
3 Floor Drain Buah
4 Pengadaan wastafel cuci tangan termasuk instalasi Unit
13.1. UMUM
Syarat-syarat umum instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas /
menambahakan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administratif. Dalam hal
ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum
Teknis Mekanikal / elektrikal.
2. Pembayaran
Kuantitas yang ditetapkan seperti diatas harus dibayar pada Harga Kontrak per-satuan
pengukuran untuk Jenis Pembayaran yang terdaftar dibawah dan terlihat dalam Jadwal
Penawaran yang mana harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan, pembuatan dan penempatan semua bahan-bahan termasuk seluruh pekerja,
peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasa
untuk penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan yang diuraikan Gambar dan Spesifikasi ini.
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pek. Pasangan Lampu SL 18 watt Buah
2 Pek. Pasangan Saklar Ganda Buah
3 Pek. Pasangan Saklar Single Buah
4 Pasangan Stop Kontak Buah
14.1. UMUM
Syarat-syarat teknis pekerjaan plumbing / sanitasi yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan
peralatan, dalam hal ini syarat-syarat umum teknis pekerjaan mekanikal/ elektrikal adalah bagian dari
syarat-syarat teknis ini.
Penyedia Jasa harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya kepada Direksi
Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat
dipasang. Seluruh contoh harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah
Penyedia Jasa memperoleh SPK
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas Penunjang pipa lebih dihitung
dengan faktor dan 2 keamanan 5 terhadap kekuatan puncak.
Bentuk gantungan.
Untuk yang lain-lain : Split ring type atau Clevis type.
Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum
dipasang.
6. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara / metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
b. Persyaratan Pelaksanaan
Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 10
mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang
lainnya.
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang dipertukan
antara lain katup penutup, dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang
dipertihatkan digambar.
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
UNION atau FLANGE.
Sambungan lengkung, reducer dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan
perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
b. Persyaratan Pelaksanaan
Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 10 mm
diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang dipertukan
antara lain katup penutup, dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang
dipertihatkan digambar.
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
UNION atau FLANGE.
Sambungan lengkung, reducer dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan
perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
Kemiringan menurun dan pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali
seperti diperlihatkan dalam gambar.
- Dibagian dalam bangunan: Garis tengah 100 mm atau lebih kecil : 0.5 %
- Dibagian luar bangunan: Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 0.5 %
Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan.
Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.
Katup (valves) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan
katup (valve handled) tidak boleh menukik.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan
caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
2. Persyaratan Pelaksanaan
Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 10 mm
diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang dipertukan
antara lain katup penutup, dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang
dipertihatkan digambar.
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
UNION atau FLANGE.
Sambungan lengkung, reducer dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan
perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
Kemiringan menurun dan pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali
seperti diperlihatkan dalam gambar.
- Dibagian dalam bangunan: Garis tengah 100 mm atau lebih kecil : 0.5 %
- Dibagian luar bangunan: Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 0.5 %
Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan.
Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.
Katup (valves) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan
katup (valve handled) tidak boleh menukik.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan
caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
2. Pembayaran
Kuantitas yang ditetapkan seperti diatas harus dibayar pada Harga Kontrak per-satuan pengukuran
untuk Jenis Pembayaran yang terdaftar dibawah dan terlihat dalam Jadwal Penawaran yang mana
harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, pembuatan dan
penempatan semua bahan-bahan termasuk seluruh pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan
pekerjaan atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasa untuk penyelesaian yang memuaskan dari
pekerjaan yang diuraikan Gambar dan Spesifikasi ini.
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pemasangan 1 m1 pipa PVC tipe AW diameter (disesuaikan) Meter Panjang
2 Pemasangan 1 buah kran diameter ½‖ atau 3/4‖ Buah
1. UMUM
Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block seperti yang ditunjukkan dalam
gambar kerja. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehinggga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan
sub grade dan lantai kerja sesuai dengan seluruh detail yang disebutkan / atau ditunjukan dalam
gambar. Kemiringan lantai dibuat kearah pembuangan air seperti yang ditunjukan dalam gambar.
3. Cara Pelaksanaan :
a. Blok-blok dipasang di atas lapisan pasir yang sudah dipadatkan setebal 5 cm.
b. Pola pemasangan disesuaikan dengan gambar, demikian juga as pemasangannya.
c. Pemasangan blok-blok ini diatur sedemikian sehingga bagian memanjang daripada blok
membentuk sudut + 90 terhadap garis tengah jalan.
d. Blok-blok dipasang saling mengikat.
e. Pada bagian tepi blok-blok dibatasi oleh kerb (penghalang) yang dicetak dengan ukuran
tertentu/standard.
f. Pemasangan kerb ini sedemikian sehingga sebaiknya tidak terjadi pemotongan.
g. Bilamana ternyata diperlukan juga pemotongan kerb, maka harus dilakukan dengan alat
pembelah hidraulic.
h. Bidang permukaan kemudian dilalui oleh alat vibrator.
i. Pasir halus yang baik disapukan ke dalam celah-celah yang terjadi, sehingga celah-celah terisi
dengan pasir, dan pasangan blok menjadi kuat/mantap.
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pemasangan Paving Block t= 6 cm Meter Persegi
2 Kanstin Beton, mutu beton f'c 14,5 Mpa setara K175 Meter Kubik
1. Lingkup Pekerjaan
a. Penangkal petir konvensional merupakan jenis penangkal yang paling umum digunakan. Alat ini
sangat sederhana dan dipasang untuk menangkap petir secara pasif. Bentuknya seperti tiang
dengan sebuah kabel konduktor. Karena sifatnya pasif, bangunan yang besar atau kawasan yang
luas membutuhkan banyak penangkal petir konvensional. Karena daya jangkau alat yang relatif
sempit, penangkal petir ini paling cocok dipasang untuk hunian atau rumah tinggal. Harga
penangkal petir konvensional bervariasi tergantung luasan area yang bisa di proteksi oleh alat
tersebut.
b. Sebagai yang tertera dalam gambar-gambar rencana, Penyedia Jasa pekerjaan Instalasi
Penangkal Petir Konvensional ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
c. Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Penangkal Petir Konvensional yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1) Penangkal Petir Konvensional harus mampu melindungi seluruh bangunan dari sambaran
Petir
2) Pengadaan, pemasangan dan pengujian Grounding/ Pentanahan.
3) Pengadaan, pemasangan dan pengujian Juction Box dan Event Counter
4) Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Penangkal Petir Konvensional dari instansi
yang berwenang.
5) Melakukan test tahanan pentanahan
6) Menyerahkan gambar kerja sebeleum melaksanakan pekerjaan
- Interceptor Air Terminal / Kepala Penangkal Petir Konvensional dihubungkan ke Junction Box
menuju Lightning Event Counter dengan menggunkan Kabel BC diameter 50 mm. Dari Junction
Box diteruskan ke Bak Kontrol dihubungkan ke tanah dengan menggunakan Copper Rod 5/8, 1 unit
dilokasi yang sesuai gambar.
- Bak Kontrol berfungsi untuk pengukuran tahanan pentanahan.
BAB IV | PERSYARATAN TEKNIS
108108
4. Persyaratan Pelaksanaan
- Tinggi Kepala Penangkal Petir Konvensional minimal 70 cm diatas gedung.
- Ujung tongkat penangkap petir dipasang dalam jarak minimal 5 m atau sesuai dengan
Gambar Bestek.
- Dipasang 2 buah spitzen pada atap bangunan dengan saluran turun kebawah (down
conductor) menggunakan kabel BC 50 mm2.
- Saluran untuk down conductor dipasang pada klem penyangga seperti gambar rancangan
pelaksanaan dengan jarak klem 50 cm antara satu dengan yang lain.
- Kabel konduktor yang turun melalui ruang dimana terdapat aktifitas manusia harus dilindungi
dengan pembungkus pipa PVC diameter 1‖ dan diklem sendiri pada pipa pelindung tersebut
agar tidak membebani kabel down konduktor.
- Pada tempat dimana dipasang pipa pertanahan (ground rod) ditancapkan, harus dibuatkan
bak control dengan ukuran sesuai dengan rancangan Penyedia Jasa Pelaksana, bak control
harus dibuat diluar lantai bangunan.
- Saluran BC dari bak control ke tepi bangunan harus dilindungi dengan pipa galvanis diameter
¾‖, bak control tersebut harus diberi tutup.
- Saluran BC yang dipasang vertikal pada tembok bagian tepi luar bangunan harus dilindungi
dengan pipa PVC 1‖ setinggi 2,50 meter dari lantai.
- Saluran BC untuk down conductor ditarik sepanjang kolom beton bangunan dengan cara
ditanam pada plesteran beton dengan dilindungi pipa PVC AW 1‖, saluran ini tidak boleh ada
sambungan dalam pipa.
- Saluran BC untuk seluruh system pertanahan ini tidak diperbolehkan ada sambungan pada
tempat yang tidak semestinya.
- Electroda tanah menggunakan elektroda pipa dengan pipa galvanis 1/1/2‖ deng kawat BC 50
mm2 minimal sedalam 6 m atau harus mencapai titik air.
- Besarnya tahanan sebar elektroda tanah tersebut tidak boleh lebih dari 2 Ohm
5. Pengujian Pekerjaan
- Hasil pengukuran tahanan pentanahan harus di tandatangani oleh Penyedia Jasa dan Direksi
Pengawas .
- Menyiapkan sertifikat pemasangan dari Instansi yang berwenang (Depnaker)
SATUAN
NO URAIAN PEKERJAAN
PENGUKURAN
1 Pengadaan Proteksi Petir Konvensional 3 tombak Set
A. Semua peraturan dan persyaratan mengenai pekerjaan konstruksi seperti Struktur, Arsitektur,
mekanikal elektrikal, sanitair, plumbing dan mengenai bahan-bahan yang berlaku namun belum
tercantum, tetap mewajibkan Penyedia Jasa untuk mematuhinya.
B. Apabila terdapat perbedaan penafsiran pengertian mengenai pasal pada Spesifikasi ini akan
dilakukan penetapan di lapangan oleh Direksi Lapangan dan Pengawas.
C. Penggunaan material diwajibkan dan diutamakan menggunakan produk dalam negeri yang
berstandar SNI.
D. Penyedia Jasa bertanggungjawab pada kualitas material dan bahan baik secara pabrikasi maupun
percampuran material apabila tidak memenuhi spesifikasi yang sudah ditentukan maka Penyedia
Jasa wajib mengganti dengan kualitas yang sudah ditentukan oleh direksi maupun pengawas.
E. Penyedia Jasa bertanggungjawab dalam perhitungan Quantity material, peralatan dan Upah masing
masing item pekerjaan dan dimasukkan dalam perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
yang sudah ditentukan.
F. Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat untuk menjadi pedoman bagi pelaksanaan Pekerjaan
Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Lampung 1.