Professional Documents
Culture Documents
Bab - Ii Revisi Dari If
Bab - Ii Revisi Dari If
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Dalam penulisan ini penulis melakukan studi literatur untuk mendalami
teori terkait realibility, metode FMECA dan distribusi Weibull, penulis juga
mengumpulkan beberapa penelitian terdahulu melalui jurnal maupun skripsi
yang memiliki kesamaan baik obyek penelitian maupun metode penelitian
yang dijadikan sebagai referensi. Adapun tinjauan Pustaka yang penulis ambil
sebagai berikut:
Bambang Suharjo, Okol Sri Suharyo, Adi Bandono, dengan judul Failure
mode effect and critically analysis (FMECA) for determination time interval
replacement of critical components in warship radar, membahas tentang RPN
dan nilai kekritisan pada komponen warship radar dengan komponen paling
kritis, dimana 7 dari 27 komponen memiliki nilai RPN tertinggi dan nilai Risk
Matrix "tinggi"
Yuan Chen, Li Du, Yan-Feng Li, Hong-Zhong Huang, Xiaopeng Li,
dengan judul FMECA for Aircraft Electric System, hasil penelitian
menunjukkan mode kegagalan system dapat dianalisis dengan mengikuti 7
aspek yang di prioritaskan. Dengan menerapkan metode FMECA maka dapat
mencegah resiko kegagalan yang bisa terjadi dan sebagai tahap awal untuk
membuat perencanaan selanjutnya, sehingga setelah menerapkan metode
FMECA dapat dilakukan evaluasi terhadap pencapaian end to end waste.
Nishit Kumar Srivastava and Sandeep Mondal, dengan judul Predictive
maintenance using FMECA method and NHPP models, membahas tentang
Sebagian besar teknologi pemeliharaan prediktif tidak dapat diakses industry
skala kecil dan menengah karena tuntutan biaya, maka untuk menekan itu
kebijakan pemeliharaan prediktif menggunakan efek mode kegagalan
(FMECA) untuk menghindari teknologi mahal untuk pemantauan kondisi
mesin secara terus menerus, dan terlebih lagi sangat sederhana.
Eki Fauzi, dengan judul Prediksi Kegagalan Cooling Fan Pada Air
Conditioning System Pesawat KT-1B Dengan Menggunakan Software
Weibull-DR 21. Hasil penelitian menunjukan tipe laju kegagalan pada
komponen cooling fan pesawat KT-1B adalah konstan sebesar 0.0101, adapun
untuk laju kegagalan yang konstan adalah termasuk dalam fase random
failure. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan software Weibull
DR-21 tingkat keandalaan pada komponen cooling fan pesawat KT-1B adalah
menurun seiring dengan bertambahnya usia pada komponen tersebut dengan
nilai MTTF sebesar 96,12 hours atau komponen tersebut dapat berfungsi
sampai dengan mengalami kegagalan pada usia 96,12 hours.
Berdasarkan beberapa penelitian-penelitian di atas penulis dapat
mengambil beberapa materi maupun teori yang relevan terhadap proses
penelitian yang penulis lakukan. Oleh karenanya dalam penelitian ini
menggunakan Software Weibull-DR 21 untuk mencapai tujuan penelitian.
2.2.6 Maintainability
Maintainability dapat didefinisikan sebagai kemungkinan
(probability) sebuah sistem atau komponen dapat dilakukan perbaikan
dalam waktu tertentu dengan perawatan spesifik sesuai yang dibutuhkan.
Dengan kata lain, maintainability mengukur seberapa mudah dan cepat
sebuah sistem akan dapat diperbaiki untuk beroperasi kembali setelah
kegagalan terjadi.
2.2.7 Keandalan (Realibility)
Terminologi item yang dipakai didalam definisi keandalan dapat
mewakili sembarang komponen, subsistem, atau sistem yang dapat
dianggap sebagai satu kesatuan. Keandalan didefinisikan sebagai
probabilitas dari suatu item untuk dapat melaksanakan fungsi yang telah
ditetapkan pada kondisi pengoperasian dan lingkungan tertentu untuk
periode waktu yang telah ditentukan. Definisi di atas dapat disarikan
menjadi empat komponen pokok yaitu: probabilitas, kinerja (performance)
yang memadai, waktu dan kondisi pengoperasian.
Probabilitas merupakan komponen pokok pertama, merupakan
input numerik bagi pengkajian keandalan suatu system yang juga
merupakan indeks kuantitatif untuk menilai kelayakan suatu sistem. Pada
beberapa kajian yang melibatkan disiplin ilmu keandalan, probabilitas
bukan merupakan satu-satunya indeks, ada beberapa indeks lain yang
dapat dipakai untuk menilai keandalan suatu sistem yang sedang dikaji.
Tiga komponen lain yaitu kinerja, waktu dan kondisi
pengoperasian semuanya merupakan parameter-parameter engineering dan
teori probabilitas tidak banyak membantu untuk kajian engineering ini.
Seringkali insinyur yang bertanggungjawab langsung terhadap satu sistem
tertentu yang cukup akurat untuk memberikan informasi yang cukup
memuaskan berkaitan dengan kajian sistem yang sedang dilakukan. Waktu
yang telah ditetapkan untuk pengoperasian sistem bisa saja kontinyu atau
secara sporadis, sedangkan kondisi pengoperasian bisa kondisi
pengoperasian yang uniform atau bervariabel, seperti pada fase
pengoperasaian propulsi roket dan pada pengoperasian pesawat terbang
komersial pada saat take-off, cruising dan landing.
Kriteria tentang kinerja yang memadai dari sebuah sistem
merupakan masalah yang melibatkan permasalahana manajerial.
Kegagalan pengoperasian sistem dapat didefinisikan secara beragam mulai
dari kegagalan katastropik atau gangguan terhadap fungsi sistem, seperti
pada pompa yang menyuplai bahan bakar untuk motor penggerak kapal
yang mungkin tidak mampu menyuplai kebutuhan minimum bahan bakar
meskipun pada kenyataannya pompa bahan bakar tersebut masih bisa
beroperasi.
((
y=ln ln
1
))
1−F ( x )
……………………………………………...(2.4)
Apabila seluruh data sudah diplot maka dapat ditarik suatu garis
lurus. Dari garis ini didapatkan nilai slope (a ) dan intercept (b ). Selanjutnya
nilai eta (η) dihitung dengan menggunakan nilai a dan b dengan persamaan:
xy −x y
a= 2 2 …………………………………………………..........
x −(x )
(2.5)
b= y−a x …………………………………………………........(2.6)
xy−x y
β= 2 2 ………………………………………………………….
x −x
…(2.7)
(−ba ) ………………………………………………….......(2.8)
η=exp
r=
√ ( xy−x y )2
( x 2−x 2 )
2
…………………………………………………...(2.9)
y=
∑ y i …………………………………………….....................
n
(2.12)
Dimana: x = rata-rata (mean) dari suatu sampel data
∑ yi = data y ke-i
n = jumlah data dalam suatu sampel
(2.14)
Zi +1=ln −ln 1−
[ ( i+1−0 ,5
15+0 ,25 )] ………………………………………......
(2.15)
M i=Z i+1−Z i ………………...............................................................(2.16)
ln t i+1−ln t i=ln ( t I +1 )−¿ ¿ ).……………….................................(2.17)
ln t i +1−ln t i
……………….........................................................................
Mi
(2.18)
[ ln ( t i +1 ) – lnt i
]
r−1
k1 ∑ Mi
i =k1 +1
M= k1
………………...................................................
k 2 ∑ ¿ ¿¿
i =1
(2.19)
r
Dimana: k 1= ………………..............................................................(2.20)
2
n−1
k 2= ………………...........................................................
2
(2.21)
M i=Z i+1−Z i ……………….................................................(2.22)
Jika nilai M > Fcrit maka H 1 “diterima” maka data tidak dapat
dianalisis, dan sebaliknya jika nilai M< Fcrit maka H 0 “diterima” maka data
dapat dianalisis. Nilai Fcrit dapat dilihat pada lampiran dengan menentukan
derajat kebebasan pembilang sama dengan 2k 2(x) dan derajat kebebasan
penyebut sama dengan 2k 1(y).
()
β −1 −
β t
F ( t )= .e
η η
Dimana: F(t) = Probability Density Function
e = 2,718281828 adalah logaritma natural
t = time failure
η = scale parameter
β = shape parameter
3. Nilai keandalan (reliability)
Untuk distribusi Weibull menghitung nilai keandalan dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
(ηt ) ………………………………………………………(2.25)
β
−
R ( t )=e
Dimana: R(t) = keandalan (reliability)
e = 2,718281828 adalah logaritma natural
t = time failure
η = scale parameter
β = shape parameter
()
β −1 −
β t
.e
F (t )
()
β−1
η η β t …………………………...(2.26)
λ ( t )= = =
R (t ) () η η
β
t
−
η
e
Dimana: λ(t) = laju kegagalan (failure rate)
e = 2,718281828 adalah logaritma natural
t = time failure
η = scale parameter
β = shape parameter