You are on page 1of 11

HUBUNGAN JEJARING PUSKESMAS DENGAN CAKUPAN

PENEMUAN KASUS SUSPEK TB DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP
PENENGAHAN TAHUN 2022

Asy Syifa Zalsabila, Febria Listina, SKM.M.Kes


Kesehatan Masyarakat, Universitas Mitra Indonesia (Asy Syifa Zalsabila)
Email : asysyifa.student@umitra.ac.id
Email : febria@umitra.ac.id

Abstract

Tuberculosis (TB) is one of the main health problems and causes of death worldwide
which is an infectious disease caused by bacillus Mycobacterium tuberculosis.
Transmission occurs when a person infected with TB expels bacteria into the air and is
inhaled by another person. By involving the role of networks in the discovery of TB
suspect cases, it is hoped that it can suppress TB events. To follow up on this, a TB
mitigation policy with a TB elimination strategy is needed to achieve elimination by
2030. The purpose of this study was to look at the relationships that affect the scope of tb
suspect discovery. This type of research is quantitative research with observational
methods and using a cross-sectional approach. The sampling technique used is purposive
sampling. Data analysis used univariate and bivariate with Chi-Square. The results
showed that from 44 respondents, 26 (59.1%) low coverage and 18 (40.9%) high
coverage were found in finding suspected TB cases. In addition, it can be seen from the
ability with coverage to have a relationship with -value = 0.016, coordination with
coverage shows a relationship with -value = 0.003 and service with coverage shows a
relationship with -value = 0.000.The advice given is to passively increase the discovery
of TB suspects supported by active promotion and involve the role of the Puskesmas
Network.

Keywords : Suspected, Public Health Center, Tuberculosis

1. PENDAHULUAN 90% laki-laki lebih cenderung


Tuberkulosis (TB) menjadi salah dibandingkan perempuan.
satu masalah kesehatan yang utama,
maka dari itu di butuhkan kebijkan 2. METODE PENELITIAN
penanggulangan TB dengan strategi Penelitian ini tentang hubungan
eliminasi TB guna menekan antara faktor-faktor pada Jejaring
kejadian kasus TB juga perlu di Puskesmas dengan Cakupan
lakukan. Eliminasi TB adalah Penemuan Kasus Suspek TB yang
tercapainya jumlah kasus TB 1 per ada di wilayah kerja Puskesmas
1.000.000 penduduk. Sementara Rawat Inap Penengahan Kabupaten
tahun 2017 jumlah kasus TB saat ini Lampung Selatan pada Tahun 2022.
sebesar 254 per 100.000 atau 25,40 Metode yang di gunakan pada
per 1 juta penduduk (Kemenkes RI, penelitian ini yaitu metode
2018). Untuk mendukung kuantitatif dengan observasional
percepatan eliminasi TB target serta menggunakan pendekatan
program Penanggulangan TB cross-sectional. Subjek penelitian
nasional yaitu eliminasi pada tahun adalah penanggung jawab unit-unit
2035 dan Indonesia bebas TB tahun Jejaring Puskesmas yang
2050. Presentase orang yang terkena disesuaikan berdasarkan kriteria
Tuberkulosis (TB) mencapai angka inklusi dan eksklusi terdiri dari
UKBM, Klinik, Rumah Sakit,
Apotek, Dokter Praktik Mandiri cakupannya rendah yaitu sebesar
(DPM), Bidan Praktik Mandiri (59,1%).
(BPM). Jumlah populasi dalam
penelitian ini 49 populasi dengan
perhitungan jumlah sampel
menggunakan rumus Lemeshow dan Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi
teknik pengumpulan sampel secara Kemampuan Jejaring Puskesmas
purposive sampling. Dalam Melakukan Penegakan
Diagnosis TB
Pengumpulan data pada penelitian No Kemampua Jumla Presentase
ini menggunakan uji validitas dan n Jejaring h (%)
Sampel
reabilitas. Kriteria dinyatakan valid (n)
apaliba r hitung > r table (0,195), 1. Baik 21 47,7%
sedangkan dinyatakan realibel 2. Tidak Baik 23 52,3%
Total 44 100%
apabila crombach alpha > 0,6. Pada
penelitian ini cara pengukuran Berdasarkan Tabel 4.9 diatas
menggunakan metode wawancara diketahui bahwa sebagian besar
dengan kuesioner sebagai alat ukur kemampuan jejaring Puskesmas
yang digunakan. dalam melakukan penegakan
diagnosis TB di Puskesmas Rawat
Dalam penelitian ini terdapat dua Inap Penengahan Tahun 2022
variabel yang dapat di kemukakan, memiliki kemampuan tidak baik
yaitu Jejaring Puskesmas yang ada (52,3%).
di wilayah kerja Puskesmas Rawat
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi
Inap Penengahan (variabel Koordinasi Antara Jejaring Dengan
independen) dan cakupan penemuan Puskesmas Di Wilayah Kerja
kasus Suspek TB (variabel Puskesmas Rawat Inap Penengahan
dependen). Rencana analisis Tahun 2022
univariat menggunakan proporsi dan
No Koordinasi Jumlah Presentase
bivariat menggunakan chi square. Jejaring Sampel (%)
Tempat penelitian di laksanakan di (n)
1. Baik 13 29,5%
Puskesmas Rawat Inap Penengahan 2. Tidak Baik 31 70,5%
Kabupaten Lampung Selatan pada Total 44 100%
bulan mei-juni 2022. Berdasarkan Tabel 4.10 diatas
diketahui bahwa sebagian besar
3. HASIL DAN PEMBAHASAN koordinasi antara jejaring dengan
HASIL ANALISIS UNIVARIAT Puskesmas di Puskesmas Rawat
Inap Penengahan Tahun 2022
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi memiliki koordinasi tidak baik
Cakupan Penemuan Kasus Suspek TB (70,5%).
Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat
Inap Penengahan Tahun 2022
Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi
No Cakupan Jumlah Presentase Pelayanan Pasien Pada Jejaring Di
Penemuan Sampel (%) Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
(n) Penengahan Tahun 2022
1. Tinggi 18 40,9%
2. Rendah 26 59,1% No Pelayanan Jumlah Presentase
Total 44 100% Pasien Sampel (%)
(n)
1. Baik 21 40,9%
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas 2. Tidak 23 59,1%
diketahui bahwa sebagian besar Baik
Total 44 100%
cakupan penemuan kasus suspek TB
di Puskesmas Rawat Inap Berdasarkan Tabel 4.11 diatas
Penengahan Tahun 2022 adalah diketahui bahwa sebagian besar
pelayanan pasien di Puskesmas Tabel 4. 6 Hubungan Koordinasi
Rawat Inap Penengahan Tahun 2022 Dengan Cakupan Penemuan Suspek TB
memiliki pelayanan tidak baik Di Puskesmas Rawat Inap Penengahan
(59,1%). Tahun 2022
Koord Cakupan penemuan Total P O
HASIL ANALISI BIVARIAT inasi kasus suspek TB Va R
lue (95
Tinggi Rendah
%
Tabel 4. 5 Hubungan Kemampuan Cl)

Dengan Cakupan Penemuan Suspek TB n % N % N %


Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat
Inap Penengahan Tahun 2022 Baik 1 27, 1 2,2 1 29,
2 3% % 3 5% 0,0 9,5
Kema Cakupan penemuan Total Tidak 6 13, 2 56, 3 70, 03 00
P O
mpua kasus suspek TB Baik 6% 5 8% 1 5%
Va R
n Total 1 40, 2 59, 4 100
Tinggi Rendah lue (95 8 9% 6 1% 4 %
%
Cl) Berdasarkan tabel 4.14 di atas
N % n % N % diketahui bahwa dari 13 responden
yang memiliki koordinasi baik
Baik 13 31
,8
8 18,
2%
21 47,
7%
terdapat 12 orang (27,3%) yang
0,0 5,8
% 16 50 cakupan penemuan kasusnya tinggi,
Tidak
Baik
5 11
,4
18 40,
9%
23 52,
3%
dan dari 31 responden yang
% kemampuan jejaringnya rendah
Total 18 40 26 59, 44 100
,9 1% %
tidak baik 26 orang (59,1%) yang
% cakupannya rendah.

Berdasarkan tabel 4.13 di atas Berdasarkan hasil statistik


diketahui bahwa dari 21 responden menggunakan uji Chi-Square di
yang kemampuan melakukan dapatkan ρ-value = 0,003 (< 0,05),
Jejaring baik terdapat 13 orang maka dapat di simpulkan ada
(31,8%) yang cakupan penemuan hubungan yang signifikan antara
kasusnya tinggi, dan dari 23 koordinasi jejaring dengan
responden yang kemampuan Puskesmas terhadap cakupan
jejaringnya tidak baik terdapat 18 penemuan kasus suspek TB.
orang (40,9%) yang cakupannya Responden yang memiliki
rendah. koordinasi baik memiliki peluang 9
kali untuk mendapatkan cakupan
Berdasarkan hasil statistik penemuan kasus TB yang tinggi
menggunakan Chi-Square di dibandingkan dengan yang memiliki
dapatkan ρ-value = 0,016 (< 0,05), hubungan koordinasi yang rendah
maka dapat di simpulkan ada (PV 0,003 : OR = 9,500).
hubungan yang signifikan antara
Tabel 4. 7 Hubungan Pelayanan Pasien
kemampuan jejaring puskesmas
Dengan Cakupan Penemuan Suspek TB
dalam melakukan penegakan Di Puskesmas Rawat Inap Penegahan
diagnosis TB dengan cakupan Tahun 2022
penemuan kasus suspek TB.
Responden yang memiliki Pelayanan Cakupan penemuan kasus Total P OR
Pasien suspek TB Valu (95%
kemampuan baik memiliki peluang Tinggi Rendah e Cl)
5 kali untuk mendapatkan cakupan
penemuan kasus TB yang tinggi
dibandingkan dengan yang memiliki n % N % N %

hubungan kemampuan yang rendah Baik 1 31,8% 7 15,9% 21 47,7%


(PV 0,016 : OR = 5,850). 4 0,000 50,000
Tidak 4 9,1% 1 43,2% 23 52,3%
Baik 9
Total 1
8
40,9% 2
6
59,1% 44 100% penemuan kasus suspek TB
Berdasarkan tabel 4.15 di atas rendah yang dapat dilakukan
diketahui bahwa dari 21 responden yaitu melakukan advokasi
yang memiliki pelayanan pasien kepada stakeholder sebagai
baik terdapat 14 orang (31,8%) yang pemegang kepentingan di
cakupan penemuan kasusnya tinggi, daerah wilayah kerja Puskesmas
dan dari 23 responden yang Rawat Inap Penengahan agar
pelayanan pasiennya tidak baik dapat berperan dalam
terdapat 26 orang (59,1%) yang penegakan kebijakan mengenai
cakupannya rendah. TB maupun memberikan
himbauan terkait TB.
Berdasarkan hasil statistik Melakukan pembinaan melalui
menggunakan uji Chi-Square di kegiatan supervisi, monitoring
dapatkan ρ-value = 0,000 (< 0,05), dan evaluasi sesuai dengan
maka dapat di simpulkan ada tugas, fungsi dan kewenangan
hubungan yang signifikan antara masing-masing.
pelayanan pasien dengan cakupan
penemuan kasus suspek TB. 2. Gambaran Kemampuan Jejaring
Responden yang memiliki Puskesmas Dalam Melakukan
pelayanan pasien baik memiliki Penegakan Diagnosis TB Di
peluang 50 kali untuk mendapatkan Wilayah Kerja Puskesmas
cakupan penemuan kasus TB yang Rawat Inap Penengahan Tahun
tinggi dibandingkan dengan yang 2022
memiliki pelayanan pasien yang
rendah (PV 0,000 : OR = 50,000). Untuk meningkatkan kinerja
sebaiknya melaksanakan
PEMBAHASAN UNIVARIAT supervisi secara rutin kepada
1. Cakupan Penemuan Kasus petugas Pelaksana program TB
Suspek TB Di Wilayah Kerja puskesmas maupun kepada
Puskesmas Rawat Inap Jejaring yang ada di wilayah
Penengahan Tahun 2022 kerja Puskesmas dan
meningkatkan pengetahuan serta
Menurut (Kemenkes RI, 2017) keterampilan petugas terkait
strategi penemuan TB di melalui pelatihan-pelatihan.
lakukan secara aktif dan pasif. Didukung dengan teroi menurut
Strategi yang di gunakan dalam Permenkes RI no. 43 tahun
penelitian ini yaitu strategi 2019, yang menyebutkan
penemuan kasus suspek TB kinerja/kemampuan jejaring
secara pasif yang dimana pasien dalam melakukan penemuan
yang memiliki tanda dan gejala kasus suspek TB dapat diukur
klinis TB datang melakukan melalui penemuan kasus pada
pemeriksaan ke Puskesmas atau UKBM, UKS, Klinik, Apotek,
ke Jejaring Puskesmas yang DPM dan BPM (Permenkes RI
tersedia. Seharusnya Upaya No 43 tahun 2019, 2019)
penemuan pasien TB harus
didukung dengan kegiatan Menurut peneliti didasarkan dari
promosi yang aktif, sehingga penelitian yang telah di lakukan
semua terduga TB dapat mengenai kemampuan / kinerja
ditemukan secara dini. jejaring Puskesmas dalam
melakukan penegakan diagnosis
Menurut peneliti untuk TB didapatkan hasil yang sudah
meningkatkan cakupan baik, namun perlu adanya
peningkatan dari beberapa aspek
yang lemah seperti ketersediaan yang kurang berkoordinasi
sarana dan prasarana yaitu pot dengan puskesmas untuk
skutum, leaflet, lembar balik melakukan penjaring kasus
maupun poster yang suspek TB. Diperlukan
berhubungan dengan TB baik di peningkatan dan perbaikan dari
Puskesmas maupun di jejaring aspek yang kurang mendukung
yang ada di wilayah kerja adanya koordinasi antara
Puskesmas Rawat Inap jejaring dengan Puskesmas
Penengahan. Dari aspek petugas tersebut. Perlu di tingkatkan lagi
kesehatan masih banyak yang kerja sama antara jejaring yang
belum mengikuti pelatihan / ada dengan Puskesmas.
workshop TB, maka di perlukan Pemberdayaan kader juga di
mengikuti kegiatan webinar perlukan agar dapat membantu
onlie tentang peningkatan penemuan kasus suspek TB.
pengetahuan mengenai TB yang
mudah di akses. Perlu 4. Gambaran Pelayanan Pasien
meningkatkan kerja sama Pada Jejaring Di Wilayah Kerja
dengan lintas sektor seperti Puskesmas Rawat Inap
perusahaan, unit kegiatan Penengahan Tahun 2022
bersemberdaya masyarakat
(UKBM), fasilitas kesehatan Didukung dengan terori dari
swasta, dll untuk mendukung (Kemenkes RI, 2015) yang
penemuan kasus suspek TB. menyebutkan bahwa pasien TB
merupakan seseorang yang
3. Gambaran Koordinasi Antara sudah didiagnosis berdasarkan
Jejaring Dengan Puskesmas Di hasil konfirmasi pemeriksaan
Wilayah Kerja Puskesmas bakteriologis, dan
Rawat Inap Penengahan Tahun dikelompokkan berdasar hasil
2022 pemeriksaan sediaan biologinya
dengan pemeriksaan
Didukung dengan terori dari mikroskopis, biakan atau
(Kemenkes RI, 2017) yang diagnostik cepat yang
menyatakan bahwa direkomendasi oleh Kemenkes
penanggulangan TB melibatkan RI. Dalam melakukan
semua pihak terkait baik pemeriksaan pasien alur klinis
pemerintah, swasta maupun untuk penatalaksanaan TB
masyarakat dalam bentuk disusun berdasarkan PNPK TB
jejaring kolaborasi PPM dan disesuaikan dengan strata
berbasis kab/kota. fasilitas kesehatan, sarana
Penanggulangan TB prasarana yang tersedia dan
dilaksanakan melalui kebijakan di fasilitas kesehatan
penggalangan kerjasama dan tersebut.
kemitraan diantara sektor
pemerintah, non pemerintah, Peneliti berasumsi berdasarkan
swasta dan masyarakat melalui hasil penelitian yang di lakukan
Forum Koordinasi TB. mengenai pelayanan pasien
yang berhubungan dengan
Menurut peneliti berdasarkan penjaring kasus suspek TB
hasil penelitian yang telah di didapatkan hasil yang belum
lakukan mengenai koordinasi optimal, dikarnakan lebih
antara jejaring dengan banyak responden melakuakn
Puskesmas didapatkan hasil pelayanan dengan kategori
bahwa lebih banyak jejaring rendah. Hal ini bisa di sebabkan
karna kategori responden yang bermutu dan berkesinambungan
ada, apakah dia melakukan bagi masyarakat terdampak TB
pelayanan secara klinis atau non untuk menjamin kesembuhan
klinis. Ketersediaan sarana dan pasien TB dalam rangka menuju
prasarana juga menentukan eliminasi TB. Penjaringan TB
bagaimana pelayana yang di juga dilakukan di tempat yang
lakukan, maka dari itu perlunya renta terjadinya penularan TB
menyediakan sarana dan seperti lapas, rutan, tempat
prasarana yang memadai. kerja, klinik dan tempat umum
Pengalaman atau lama praktik lainnya. Tempat tersebut harus
juga menentukan bagaimana terjangkau oleh fasilitas
responden memberikan kesehatan agar penanggulangan
pelayanan kepada pasien atau TB dapat dilakukan secara
masyarakat yang ada di wilayah merata.
jejaring.
Peneliti berasumsi berdasarkan
PEMBAHASAN BIVARIAT hasil univariat diketahui bahwa
1. Hubungan Kemampuan Jejaring kemampuan masih terdapat
Puskesmas Dalam Melakukan masalah sebesar (52,3%), hal
Penegakan Diagnosis TB tersebut dapat di sebabkan
Dengan Cakupan Penemuan karena beberapa aspek yaitu :
Kasus Suspek TB Di Puskesmas 1. Kurang nya pengetahuan
Rawat Inap Penengahan Tahun responden karena tidak
2022 dilakukan seminar /
workshop yang
Untuk meningkatkan berhubungan dengan TB.
kemampuan responden yang 2. Kurang dilakukannya
masin rendah dapat didukung pengecekan / mengingatkan
oleh teori dari (Kemenkes RI, pasien yang terindikasi TB
2017) mengani pentingnya agar melakukan
melakukan pelatihan. Pelatihan pemeriksaan BTA (+).
merupakan salah satu upaya 3. Banyaknya host yang masih
peningkatan sumber daya menganggap tanda dan
manusia TB dengan cara gejala TB sebagai batuk
meningktkan pengetahuan, biasa.
sikap dan keterampilan petugas Untuk mengatasi masalah ini
dalam rangka meningkatkan perlu melakukan upaya atau
kompetensi serta kinerja petugas tindakan oleh semua pihak
TB. Pelatihan dapat untuk meningkatkan hubungan
dilaksanakan secara kemampuan jejaring yang
konvensional, klasikal maupun rendah menjadi tinggi, sehingga
metode pelatihan orang dewasa memberikan dampak
dan pelatihan jarak jauh (LJJ). meningkatkan cakupan
Selain itu kemeskes RI penemuan kasus suspek TB.
menyebutkan bahwa
meningkatkan mekanisme 2. Hubungan Koordinasi Jejaring
pendekatan PPM (Public Private Dengan Puskesmas Terhadap
Mix) dengan lintas sektor, Cakupan Penemuan Kasus
faskes milik swasta, perusahaa, Suspek TB Di Puskesmas Rawat
lembaga swadaya masyarakat Inap Penengahan Tahun 2022
(LSM) maupun jejaring lainnya
dapat menjamin ketersediaan
akses layanan TB yang merata,
Sejalan dengan teori dari efektif, menyeluruh, dan
(Kemenkes RI, 2017) yang terintegrasi. Maka dari itu
menyebutkan bahwa kemitraan pentingnya melakukan kerja
merupakan kerjasama antara sama dengan kemitraan lintas
program penanggulangan TB sektor dan jejaring perlu di
dengan institusi pemerintah tingkatkan.
terkait, pemangku kepentingan,
penyedia layanan, organisasi 3. Hubungan Pelayanan Pasien Dengan
kemasyarakatan yang berdasar Cakupan Penemuan Kasus Suspek
atas 3 prinsip yaitu kesetaraan, TB Di Puskesmas Rawat Inap
keterbukaan dan saling Penengahan Tahun 2022
menguntungkan. Dari kemitraan
tersebut dibutuhkan suatu sistem Sejalan dengan (Kemenkes RI,
pencatatan dan pelaporan TB 2017) yang menyebutkan jika
secara baku yang dilaksanakan melakukan promosi kesehatan
dengan baik dan benar, dengan dengan pendekatan tersebut maka
maksud mendapatkan data yang pesan akan diterima individu
sah atau valid untuk diolah, melalui penglihatan dan
dianalisis, diinterpretasi, pendengaran. Dengan melihat
disajikan dan disebarluaskan sarana dan prasarana seperti
untuk dimanfaatkan sebagai spanduk, billboard, umbul-umbul,
dasar perbaikan program. poster, dll. Selain itu dapat di dengar
melalui dialok interaktif seperti
Peneliti berasumsi dari hasil radio dan media online. Jika
univariat diketahui bahwa promosi dilakukan secara terus
koordinasi masih terdapat menerus maka masyarakat akan
masalah sebesar (70,5%), hal sadar dan mengerti mengenai
tersebut bisa di sebabkan karena penanggulangan TB. Peran aktif dari
pelaksanaan koordinasi untuk petugas sebagai SDM yang
percepatan penanggulangan TB bertanggung jawab untuk
belum terlaksana secara melakukan promosi dapat
menyeluruh. Untuk mengatasi menggunakan alat peraga berupa
masalah ini perlu melakukan benda asli seperti obat TB, pot
upaya atau tindakan oleh semua sediaan dahak, masker, bisa juga
pihak untuk meningkatkan merupakan tiruan dengan ukuran
hubungan koordinasi yang tidak dan bentuk hampir menyerupai yang
baik menjadi baik, sehingga asli (dummy).
memberikan dampak
meningkatkan cakupan Peneliti berasumsi dari hasil
penemuan kasus suspek TB. univariat diketahui bahwa
Upaya tersebut menurut peneliti pengetahuan pasien masih terdapat
dapat dilakukan dengan masalah sebesar (52,3%), hal
membetukan tim percepatan tersebut terjadi karena kurangnya
penanggulangan TB yang pelaksanaan penanggulangan TB
memiliki tugas yang dilakukan dengan promosi
mengkoordinasikan, baik secara langsung maupun tidak
mensinergikan, dan langsung. Pendekatan dapat
mengevaluasi penyelenggaraan dilakukan baik pendekatan perorang
percepatan eliminasi TB secara atau kelompok dengan
memperhatikan sarana dan Lampung Selatan tahun 2022
prasarana yang mendukung. dengan ρ value = 0,003 (α <
0,05) dan memiliki peluang 9
Untuk meningkatkan pelayanan kali untuk mendapatkan
tersebut dapat dilakukan inovasi cakupan penemuan kasus supek
SIGER BERTAPIS (Siap Gerakkan TB yang tinggi dibandingkan
dengan yang rendah (PV 0,003 :
Berantas Tuberkulosis Sampai
OR = 9,500)
Habis) sebagai upaya untuk
4. Ada hubungan yang signifikan
menggerakan promosi kesehatan antara pelayanan pasien dengan
yang berhubungan dengan eliminasi cakupan penemuan kasus
TB. suspek TB di wilayah kerja
4. KESIMPULAN DAN SARAN Puskesmas Rawat Inap
KESIMPULAN Penengahan Kabupaten
Berdasarkan hasil penelitian dan Lampung Selatan tahun 2022
pembahasan hubungan jejaring dengan ρ value = 0,000 (α <
Puskesmas dengan cakupan 0,05) dan memiliki peluang 50
penemuan kasus suspek TB di kali untuk mendapatkan
wilayah kerja Puskesmas Rawat cakupan penemuan kasus supek
Inap Penengahan, maka dapat TB yang tinggi dibandingkan
diambil simpulan antara lain : dengan yang rendah (PV 0,000 :
1. Diketahui bahwa sebagian besar OR = 50,000)
distribusi frekuensi faktor-faktor
pada jejaring Puskesmas SARAN
didapatkan hasil cakupan Berdasarkan hasil penelitian dan
penemuan kasus suspek TB pembahasan yang telah di bahas
yang masih rendah (59,1%), sebelumnya, peneliti dapat
kemampuan / kinerja yang memberikan saran sebagai berikut :
kurang baik (52,3%), koordinasi 1. Dalam upaya peningkatan
yang kurang baik (70,5%) dan cakupan penemuan kasus
pelayanan pasien yang kurang suspek TB dapat meningkatkan
baik (51,1%). peran serta dalam melalukan
2. Ada hubungan yang signifikan penegakan kebijakan,
antara kemampuan atau kinerja memberikan himbauan dengan
dengan cakupan penemuan memanfaatkan media cetak
kasus suspek TB di wilayah maupun media elektronik dan
kerja Puskesmas Rawat Inap media online terkait TB,
Penengahan Kabupaten melakukan pembinaan dan
Lampung Selatan tahun 2022 pengawasan yang dapat
dengan ρ value = 0,016 (α < memberikan sanksi sesuai
0,05) dan memiliki peluang 5 dengan kewenangannya dan
kali untuk mendapatkan ketentuan perundang-undangan.
cakupan penemuan kasus supek 2. Dalam upaya peningkatan
TB yang tinggi dibandingkan cakupan penemuan kasus
dengan yang rendah (PV 0,016 : suspek TB terkait kemampaun
OR = 5,850) jejaring Puskesmas dalam
3. Ada hubungan yang signifikan mekalukan penegakan diagnosis
antara koordinasi antara jejaring TB yang dapat dilakukan adalah
dengan Puskesmas terhadap meningkatkan pemberdayaan
cakupan penemuan kasus jejaring dengan mengikuti
suspek TB di wilayah kerja workshop / seminar terkait TB
Puskesmas Rawat Inap dan melakukan pembinaan
Penengahan Kabupaten
kepada masyarakat tentang (Global tub).
tanda dan gejala TB.
3. Pada cakupan penemuan kasus Kemenkes RI. (2019). PROFIL
suspek TB tekait koordinasi KESEHATAN INDONESIA 2018.
antara jejaring dengan Kemenkes RI.
puskesmas di wilayah kerja Lampung, P. K. P. (2020). Profil
Puskesmas Rawat Inap Kesehatan Provinsi Lampung
Penengahan yang masih rendah Tahun 2019. 44, 305.
maka perlu ditingkatkan lagi Pemkab Lampung Selatan, D. (2019).
kerja sama dengan jejaring,
Profil Kesehatan Kabupaten
lintas sektor dan lintas program
Lampung Selatan. Dinas
yang ada.
Kesehatan Kabupaten Lampung
4. Pada cakupan penemuan kasus
Selatan, 53(9), 1–144.
suspek TB tekait pelayanan
pasien di wilayah kerja Puskesmas RI Penengahan, P. (2020).
Puskesmas Rawat Inap Profil Puskesmas RI Penengahan.
Penengahan yang masih rendah bab 1, 1–67.
maka perlu ditingkatkan lagi Kemenkes RI. (2017). Peraturan Mentri
promosi kesehatan yang Kesehatan RI No. 67 Tahun 2016
berhubungan dengan TB baik Tentang Penanggulangan
secara langsung maupun tidak Tuberkulosis. Mentri Kesehatan
langsung. Untuk meningkatkan RI, 1–163.
pelayanan tersebut dapat Permenkes RI No 43 tahun 2019.
dilakukan inovasi SIGER (2019). Peraturan Menteri
BERTAPIS (Siap Gerakan Kesehatan RI No 43 tahun 2019
Berantas Tuberkulosis Sampai tentang Puskesmas. Peraturan
Habis) sebagai upaya untuk Menteri Kesehatan RI No 43
menggerakkan promosi Tahun 2019 Tentang Puskesmas,
kesehatan yang berhubungan Nomor 65(879), 2004–2006.
dengan eliminasi TB. Selain itu Kemenkes RI. (2021). Peraturan
dapat meningkatkan Presiden Nomor 67 tahun 2021
ketersediaan sarana dan tentang Penanggulangan
prasarana yang dapat digunakan Tuberkulosis. Kementerian
baik untuk penemuan kasus Kesehatan Republik Indonesia,
suspek TB maupun untuk 67(069394), 107.
promosi kesehatan yang Kemenkes RI. (2019). Pedoman
berhubungan dengan TB. Nasional Pelayanan Kedokteran
Tata Laksana Tuberkulosis.
5. REFERENSI Kemenkes RI, 3, 1–9.
Kementrian Kesehatan RI. (2019). Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
tentang Pusat Kesehatan (Cet. 26). Alfabeta.
masyarakat. In Menteri Kesehatan Jonathan Sarwono. (2018). Metode
Republik Indonesia Peraturan Penelitian Kuantitatif dan
Menteri Kesehatan Republik Kualitatif Edisi 2 (2nd ed.). Suluh
Indonesia. Media.
Kemenkes RI. (2018). Tuberkulosis Prof. Dr. Sugiyono. (2013). Metode
( TB ). Tuberkulosis, 1(April), Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
2018. dan R&D. Alfabeta, CV.
World Health Organization. (2021). Prof. Dr. Soekidjo Notoadmodjo.
Global Tuberculosis Report. In (2018). Metodologi Penelitian
World Health Organization Kesehatan. Rineka Cipta.
Farida Arisalah Putri, dkk. (2020). 2018.
Evaluasi Pelaksanaan Program Herlina Rosa Delima Tampubolon.
Penanggulangan Tuberkulosis Paru (2019). Analisis Pelaksanaan
(P2TB) di Puskesmas Bandarharjo Penanggulangan Tb Paru Dengan
Kota Semarang. Strategi Dots Di Puskesmas
http://ejournal3.undip.ac.id/index.p Kampung Baru Tahun 2019.
hp/jkm Kemenkes RI, D. J. P. P. dan P. L.
Faradis, N. A., & Indarjo, S. (2018). (2015). Petunjuk Teknis Pelayanan
Implementasi Kebijakan Tuberkukosis Bagi Peserta
Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 Jaminan Kesehatan Nasional
tentang Penanggulangan (JKNl.
Tuberkulosis. HIGEIA (Journal of Hastanto, S. P. (2020). Analisis Data
Public Health Research and Pada Bidang Kesehatan (Ed.1,
Development), 2(2), 307–319. Cet.). Rajawali Pers.
Fadhilna Amalia Putri. (2020). Analisis Yayun Maryun. (2007). Beberapa
Sikap Penerimaan Sistem Faktor Yang Berhubungan
Informasi Penjaringan Suspek TB Dengan Kinerja Program TB Paru
Menggunakan Aplikasi Android di Terhadap Cakupan Penemuan
Puskesmas Tanah Kali Kedinding Kasus Baru BTA (+) Di Kota
Surabaya. Jurnal Keperawatan Tasik Malaya. 1–125.
Muhammadiyah, 8(1), 51. Madu Puspita Nuansa Jatu. (2018).
Yuyus Febsyna Feronika. (2021). Hubungan Riwayat Praktik Dokter
Hubungan Peran Kader Dan Riwayat Pelatihan Dengan
Tuberkulosis Dalam Investigasi Penemuan Terduga TB Anak Di
Kontak Dengan Penemuan Kasus Surabaya. 1–119.
Tuberkulosis Baru di Wilayah Vidro Alif Gunawan. (2013). Faktor-
Kerja Puskesmas Sukorambi Faktorn Yang Menentukan Kinerja
Kabupaten Jember. Kader Kesehatan Terhadap
Mery Febriyeni, dkk. (2020). Gambaran Cakupan Temuan Kasus Baru TB
Missing Cases Tuberkulosis pada Paru Di Puskesmas Makrayu
Fasilitas Kesehatan Tingkat Palembang (pp. 1–76).
Pertama (FKTP) di Kota Padang Dewi Ratnasari. (2015). Faktor-Faktor
Panjang. Jurnal Kesehatan Yang Berhubungan Dengan
Andalas, 8(4), 145–150. Pencapaian Petugas Terhadap
https://doi.org/10.25077/jka.v8i4.1 Case Detection Rate (CDR) pada
132 program TB Paru di Kabupaten
Puskesmas RI Penengahan. (2021). Rembang. 1–152.
Laporan Penilaian Kinerja Tri Retno Widianingrum. (2017).
Puskesmas (PKP) Tahun 2021. Hubungan Pengetahuan Dan
0727. Motivasi Dengan Kepatuhan
Fildah Alyani. (2019). Pengaruh Lama Minum Obat Anti Tuberkulosis
Praktik Dan Pengetahuan Dokter Pada Pasien TB Di Wilayah Kerja
Praktik Mandiri Terhadap Puskesmas Perak Timur Surabaya.
Penemuan Terduga Tuberculosis Novita Kusumawardani. (2012). Faktor-
Anak Di Wilayah Surabaya Utara. faktor yang berhubungan antara
The Indonesian Journal of Public pengetahuan, keterampilan dan
Health, 13(1), 38. motivasi petugas dengan kinerja
Royana Parhusip. (2018). Determinan dalam meningkatkan cakupan
Pencapaian Penemuan Kasus penemuan penderita baru tb paru
(Case Finding) Penderita TB Paru di dinas kesehatan kabupaten
Di Puskesmas Mogang Kecamatan kampar provinsi riau tahun 2012.
Palipi Kabupaten Samosir Tahun Soehardi, S. (2003). Pengantar
Metodologi Penelitian Sosial- Sarjanawiyata Tamansiswa.
Bisnis-Manajemen (Cetakan Ke).
Penerbit Bagian Penerbitan
Fakultas Ekonomi Universitas

You might also like