You are on page 1of 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL PADA NY. E G4P3A1

PART 36 MINGGU KALA 1 FASE LATEN DI RUANG IGD

RUMAH SAKIT ANNA MEDIKA

DISUSUN OLEH :

NILAM DWI SARASWATI

200114036

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

TAHUN 2023/2024
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Mitayani, 2019).

2. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2021).

3. PATOFISIOLOGI

4.

TANDA-TANDA MULAINYA PERSALINAN


Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-sering
atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus
(fase labor pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah
bisa bercampur darah (bloody show) (Haffieva, 2021).
5. KALA PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2020) yaitu:
a. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh
darah kapiler, kanalis servikalis.
b. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-
otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan
pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada
waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang.
Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan
janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
c. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras
dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya.
Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta
terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc.
d. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga
kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus
ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- USG
- Pemeriksaan Hb

7. PENATALAKSANAAN
Menurut Wiknjosastro (2019), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
a. Kaji kondisi fisik klien
b. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
c. Menganjurkan klien istirahat
d. Mengobservasi perdarahan
e. Memeriksa tanda vital
f. Memeriksa kadar Hb
g. Berikan cairan pengganti intravena RL
B. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Kala I (Fase Laten)
1) Pengakajian
a) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas.
b) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan.
c) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau
terdiri dari flek lendir.

2) Diagnosa Keperawatan
a) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
b) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat
informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
c) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang
dan kontaminasi fekal.
d) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan
kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
e) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d ketidakadekuatan
system pendukung.

3) Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis Setelah dilakukan asuhan a. Orientasikan klien pada lingkungan,
situasi kebutuhan keperawatan selama 3 x 24 jam staf dan prosedur.
tidak terpenuhi. diharapkan ansietas pasien b. Berikan informasi tentang perubahan
berkurang dengan kriteria hasil: psikologis dan fisiologis pada
a. TTV normal persalinan.
b. Pasien dapat c. Kaji tingkat dan penyebab ansietas.
mengungkapkan perasaan d. Pantau tekanan darah dan nadi sesuai
cemasnya. indikasi.
c. Lingkungan sekitar pasien e. Anjurkan klien mengungkapkan
tenang dan kondusif perasaannya.
f. Berikan lingkungan yang tenang dan
nyaman untuk pasien.

2. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan a. Kaji persiapan,tingkat pengetahuan


tentang kemajuan keperawatan selama 3 x 24 jam dan harapan klien.
persalinan b/d pengetahuan pasien tentang b. Beri informasi dan kemajuan
kurang mengingat persalinan meningkat dengan persalinan normal.
informasi yang criteria hasil: c. Demonstrasikan teknik pernapasan
diberikan, kesalahan Pasien dapat men- atau relaksasi dengan tepat untuk
interpretasi demonstrasikan teknik setiap fase persalinan.
informasi. pernafasan dan posisi yang tepat
untuk fase persalinan.
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan a. Kaji latar belakang budaya klien.
terhadap infeksi keperawatan selama 3 x 24 jam b. Kaji sekresi vagina, pantau tanda-
maternal b/d diharapkan infeksi maternal tanda vital.
pemeriksaan vagina dapat terkontrol dengan criteria c. Tekankan pentingnya mencuci tangan
berulang dan hasil: yang baik.
kontaminasi fekal. a. TTV dbn d. Gunakan teknik aseptic saat
b. Tidak terdapat tanda-tanda pemeriksaan vagina.
infeksi. e. Lakukan perawatan perineal setelah
eliminasi.
4. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan a. Pantau masukan dan haluaran.
terhadap kekurangan keperawatan selama 3 x 24 jam, b. Pantau suhu setiap 4 jam atau lebih
cairan b/d masukan diharapkan cairan seimbang sering bila suhu tinggi, pantau tanda-
dan peningkatan dengan kriterian hasil: tanda vital. DJJ sesuai indikasi.
kehilangan cairan a. TTV dbn c. Kaji produksi mucus dan turgor kulit.
melalui pernafasan b. Input dan output cairan d. Kolaborasi pemberian cairan
mulut. seimbang. parenteral.
c. Turgor kulit baik. e. Pantau kadar hematokrit.
5. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan a. Tentukan pemahaman dan harapan
terhadap koping keperawatan selama 3 x 24 jam terhadap proses persalinan.
individu tidak efektif diharapkan koping pasien efektif b. Anjurkan mengungkapkan perasaan.
b/d ketidakadekuatan dengan criteria hasil: c. Beri anjuran kuat thd mekanisme
system pendukung. a. Pasien dapat koping positif.
mengungkapkan perasaannya d. Bantu relaksasi

4) Implementasi Keperawatan
Selama tahap implementasi, perawat melaksanakan rencana asuhan
keperawatan. Instruksi keperawatan diimplementasikan untuk membantu klien
memenuhi kebutuhan yang telah direncanakan.

5) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk
mencapai kemampuan klien dan tujuan dengan melihat perkembangan klien.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes (2019). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID

Gary dkk. (2022). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.

Mc Closky & Bulechek. (2020). Nursing Intervention Classification (NIC). United


States of America: Mosby.

Meidian, JM. (2020). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of


America: Mosby.

Mitayani. (2019). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Setiono, Wiwing. (2021). Laporan pendahuluan persalinan normal. Dimuat dalam


http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-persalinan-
normal.html#.U_h8ZMWSw0o (Diakses tanggal 24 Agustus 2021).

Wiknjosostro. (20022). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo.

You might also like