You are on page 1of 7

TUGAS RESUME

Identitas Nasional: Konsep dan Urgensi Identitas Nasional

DISUSUN OLEH
Zalzabila Dwithalia
(220211501023)

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
TAHUN 2022
BAGAIMANA ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI
SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN
KARAKTER?

Identitas umumnya berlaku untuk seseorang yang bersifat pribadi atau privat.
Misalnya, orang diidentifikasi berdasarkan nama, alamat, jenis kelamin, agama, dan
sebagainya. Ini biasa disebut identitas diri. Identitas juga dapat diterapkan pada
organisasi kelompok masyarakat atau kelompok masyarakat. Keluarga memiliki
identitas yang membedakannya dengan keluarga lainnya. Negara sebagai way of life,
negara sebagai aliansi, dan negara sebagai organisasi kekuasaan juga memiliki
identitas yang berbeda dengan negara lain.
Setiap negara yang merdeka dan berdaulat tentunya dapat bertujuan untuk memiliki
identitas nasional agar dapat diakui dan dibedakan dengan negara bangsa lainnya.
Identitas nasional dapat menopang eksistensi dan kelangsungan hidup suatu
negara-bangsa. Suatu negara-bangsa memiliki wibawa dan kehormatan sebagai suatu
bangsa yang setara dengan bangsa-bangsa lain dan mempersatukan mereka.
Berdasarkan nilai-nilai Pancasila, mereka juga menganalisis sifat dan urgensi identitas
nasional, yang merupakan salah satu penentu pembentukan dan karakter bangsa, dan
mengeksplorasi konseptual dan/atau Anda dapat menganalisis hasil studi empiris.
Pada faktor penentu pembangunan bangsa dan karakter yang muncul dari nilai-nilai
Pancasila.
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Identitas Nasional

Secara etimologis, identitas nasional terdiri dari dua kata: 'identitas' dan 'nasional'.
Apa yang kamu ketahui tentang istilah identitas dan kebangsaan?Cari kamus dan
referensi lainnya.
Oleh karena itu, identitas mengacu pada karakteristik atau sifat-sifat yang dimiliki
oleh seorang individu dan juga dapat menjadi suatu kelompok. Misalnya, penanda
pribadi muncul dalam beberapa bentuk identitas pribadi, seperti KTP, KTP, SIM,
Kartu Tanda Mahasiswa, dan Kartu Tanda Mahasiswa. Tanda pengenal penting
lainnya yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia saat ini adalah Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP). Warga negara Indonesia yang telah memiliki
penghasilan wajib memiliki NPWP untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya. NPWP adalah tanda pengenal dan tanda pengenal wajib pajak bagi
warga negara Indonesia.
Kata nasional berasal dari kata "national" (Inggris) dan memiliki arti sebagai berikut
dalam Oxford Advanced Learner's Dictionary: (1) berhubungan dengan negara
tertentu; Dibagikan secara nasional. (2) dimiliki, dikendalikan, atau didanai oleh
pemerintah federal; Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “orang” berarti
orang-orang. Berkaitan dengan atau berasal dari negara asal Anda. meliputi bangsa.
Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas kebangsaan lebih dekat dengan
makna identitas: sifat, perasaan, atau keyakinan tentang kebangsaan yang
membedakan warga negara Indonesia dengan bangsa lain. Jika warga negara
Indonesia memiliki identitas nasional, negara lain dapat dengan mudah mengenali dan
membedakan warga negara Indonesia dengan negara lain.
Bagi bangsa Indonesia, identitas ini dapat terangkum dalam ideologi dan konstitusi
negaranya, UUD Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
Pengetahuan, sikap, dan perilaku kita orang Indonesia? Ini adalah pertanyaan besar
dan semua orang Indonesia harus menjawab ya. Seluruh rakyat Indonesia
memasukkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 sebagai identitas nasional mereka ke dalam kehidupan sehari-hari mereka kapan
saja dan di mana saja.
Konsep identitas atau jati diri bangsa Indonesia dibahas secara mendalam dan rinci
oleh Tilaar (2007) dalam buku berjudul MengIndonesia, Etnisitas dan Identitas Bangsa
Indonesia. Diakui bahwa mengkaji persoalan identitas nasional di Indonesia
merupakan persoalan yang kompleks. Identitas nasional Indonesia merupakan hasil
kesepakatan dengan masyarakat tentang masa depan berdasarkan pengalaman masa
lalu. Identitas bangsa harus selalu melalui proses pembinaan melalui pendidikan
untuk membangun solidaritas dan memperbaiki nasib masa depan mereka. Konsep
identitas nasional dalam arti identitas nasional dapat ditelusuri dalam buku Kaelan
(2002) yang berjudul Filsafat Pancasila.
Menurut Kaelan (2002), identitas nasional Indonesia adalah seperangkat nilai yang
merupakan hasil pemikiran dan gagasan dasar masyarakat Indonesia tentang apa yang
dianggap sebagai kehidupan yang baik yang merupakan watak, corak, dan ciri khas
masyarakat Indonesia. Ada banyak ciri yang membentuk pola dan karakter suatu
bangsa: sifat religius, sikap menghargai bangsa dan bangsa lain, solidaritas, gotong
royong dan musyawarah, dan gagasan keadilan sosial. Nilai-nilai inti ini dirumuskan
sebagai nilai-nilai Pancasila, dan Pancasila dikatakan sebagai identitas nasional
sekaligus identitas nasional.
B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Identitas Nasional

Pancasila juga disebut sebagai cita-cita nasional, pandangan hidup, kepribadian


nasional dan identitas atau jati diri bangsa. Sejauh mana Pancasila telah dipahami,
dihayati, dan diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia, menjadikan bangsa Indonesia
dengan kepribadian Pancasilanya berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Perbedaan
yang dimaksud adalah ciri-ciri positif, yaitu bangsa yang beradab, baik, terpuji, dan
sebaliknya, yaitu sifat-sifat negatif, yaitu bangsa yang tidak beradab, bangsa yang
miskin, bangsa yang tertinggal, bukanlah ciri yang terpuji.

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Identitas Nasional


Indonesia

Identitas primer disebut juga identitas etnis adalah identitas yang mengawali
munculnya identitas sekunder, yaitu identitas yang terbentuk atau direkonstruksi
sebagai hasil kesepakatan bersama.
Dengan memproklamasikan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
warga negara Indonesia dengan identitas primer atau etnis atau etnis lebih dari 700
kelompok etnis sepakat untuk membentuk negara kesatuan Republik Indonesia. Salah
satu wujud dari identitas etnik adalah budaya etnik, yang turut membentuk budaya
etnik dan pada akhirnya berkembang menjadi identitas etnik.
Secara historis, terutama pada tahap awal, identitas nasional Indonesia dibentuk
sebagai persepsi orang Indonesia sebagai bangsa yang dijajah oleh orang asing pada
tahun 1908, yang dikenal sebagai periode Kebangkitan Nasional (Nasional). Karena
status kolonialnya, bangsa Indonesia mulai menyadari jati dirinya sebagai manusia,
bukan kodrat. Kesadaran ini muncul dari pengaruh hasil pendidikan yang dihasilkan
dari kebijakan etis (Etiche Politiek). Singkatnya, unsur pendidikan sangat penting bagi
pembentukan budaya dan pengakuan kebangsaan sebagai identitas nasional.
Pembentukan jati diri bangsa melalui pengembangan kebudayaan Indonesia telah
dicapai jauh sebelum kemerdekaan. Kongres Kebudayaan I diselenggarakan di Solo
tanggal 5-7 Juli 1918 yang terbatas pada pengembangan budaya Jawa. Namun
dampaknya telah meluas sampai pada kebudayaan Sunda, Madura, dan Bali. Kongres
bahasa Sunda diselenggarakan di Bandung tahun 1924. Kongres bahasa Indonesia I
diselenggarakan tahun 1938 di Solo. Peristiwa-peristiwa yang terkait dengan
kebudayaan dan kebahasaan melalui kongres telah memberikan pengaruh positif
terhadap pembangunan jati diri dan/atau identitas nasional.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Kongres Kebudayaan diadakan di Magelang pada
20-24 Agustus 1948 dan terakhir di Bukittinggi Sumatera Barat pada 20-22 Oktober
2003. Menurut Tilaar (2007) kongres kebudayaan telah mampu melahirkan kepedulian
terhadap unsur-unsur budaya lain. Secara historis, pengalaman kongres telah banyak
memberikan inspirasi yang mengkristal akan kesadaran berbangsa yang diwujudkan
dengan semakin banyak berdirinya organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik.
Pada tahun 1920-1930-an pertumbuhan partai politik di nusantara bagaikan tumbuhnya
jamur di musim hujan.
Berdirinya sejumlah organisasi kemasyarakatan bergerak dalam berbagai bidang,
seperti bidang perdagangan, keagamaan hingga organisasi politik. Tumbuh dan
berkembangnya sejumlah organisasi kemasyarakatan mengarah pada kesadaran
berbangsa. Puncaknya para pemuda yang berasal dari organisasi kedaerahan
berkumpul dalam Kongres Pemuda ke- 2 di Jakarta dan mengumandangkan Sumpah
Pemuda. Pada saat itulah dinyatakan identitas nasional yang lebih tegas bahwa
“Bangsa Indonesia mengaku bertanah air yang satu, tanah air Indonesia, berbangsa
yang satu, bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional.

Secara sosiologis, identitas nasional terbentuk secara alami dalam proses interaksi,
komunikasi, dan persilangan budaya, baik dalam perjalanan panjang menuju
kemerdekaan Indonesia maupun pada masa pembentukannya yang intensif setelah
kemerdekaan. Identitas nasional pasca kemerdekaan diwujudkan dengan cara-cara
yang direncanakan oleh pemerintah dan organisasi masyarakat melalui berbagai
kegiatan seperti upacara kenegaraan dan proses pendidikan di lembaga pendidikan
formal maupun informal. Dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi antar suku, antar
budaya, antar bahasa, antar golongan yang terus menerus dan akhirnya terjadi
integrasi untuk mengadopsi dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jika bangsa diibaratkan sebagai individu manusia, individu Indonesia secara
sosiologis mudah dikenali dari sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Atribut ini
berbeda dengan individu dari negara lain. Perbedaan antara individu manusia dapat
diidentifikasi berdasarkan aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik dapat diidentifikasi
dengan menggunakan faktor-faktor seperti tinggi dan berat badan, bentuk
wajah/wajah, kulit, warna dan bentuk rambut. Aspek psikologis dapat dikenali dari
faktor-faktor seperti kebiasaan, hobi atau kesenangan, semangat, kepribadian atau
watak, dan sikap.
Perhatikan konsep identitas atau jati diri sebagai cerminan para ahli berikut.
Soemarno Soedarsono (2002) memperjelas identitas atau jati diri dalam konteks
individu. Bagaimana dengan karakter bangsa? Ada ungkapan bahwa kebahagiaan
bangsa tergantung pada kebahagiaan keluarga, dan kebahagiaan keluarga sangat
tergantung pada kebahagiaan individu. Dengan mengacu pada representasi ini, kita
dapat menyimpulkan bahwa identitas individu dapat menjadi ekspresi dan penentu
identitas nasional. Oleh karena itu, dari perspektif sosiologis, keberadaan identitas
etnis, termasuk identitas diri individu, sangat penting karena dapat menjadi penentu
identitas nasional. Secara politis, beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang
dapat menjadi ciri atau pembentuk identitas nasional Indonesia adalah:
Bendera nasional Sang Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau
negara, lambang negara Garuda Pancasila, lagu kebangsaan Raya Indonesia.
Bentuk-bentuk identitas nasional tersebut diatur oleh peraturan perundang-undangan,
baik konstitusional maupun yang lebih spesifik. Bentuk identitas nasional Indonesia
dikemukakan oleh Winarno (2013) sebagai berikut:
(1) Bahasa nasional atau bahasa badan tersebut adalah bahasa Indonesia; (2) Bendera
negara adalah Sang Merah Putih. (3) Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya. (4)
Lambang negara adalah Garuda Pancasila. (5) Semboyan nasional adalah Bhinneka
Tunggal Ika. (6) Prinsip dasar negara adalah Pancasila. (7) Undang-Undang Dasar
(UUD) adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (8)
Bentuk negara kesatuan Republik Indonesia. (9) Desain Wawasan Nusantara. (10)
Kebudayaan daerah yang diterima sebagai kebudayaan nasional.

Menurut sumber dalam bentuk hukum, empat identitas nasional yang pertama,
lengkap dengan bendera, bahasa, lambang, dan lagu kebangsaan, dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Bendera negara Sang Merah Putih

Ketentuan mengenai bendera negara diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun


2009, Pasal 4 sampai dengan Pasal 24.
Bendera merah putih pertama kali dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945, dan
ditandai dengan Sumpah Pemuda 1928.
Bendera yang dikibarkan dalam Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia di Jalan
Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 disebut Bendera
Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih kini
dilestarikan dan dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.
2. Bahasa Negara Bahasa Indonesia

Ketentuan yang berkaitan dengan bahasa nasional adalah Pasal 25 sampai dengan 45
UU No. 24/2009.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional merupakan hasil kesepakatan para pendiri
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa
Melayu dan digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca), kemudian diangkat
dan diproklamirkan sebagai bahasa persatuan pada Kongres Pemuda Kedua pada
tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia adalah
bahasa nasional, identitas keindonesiaan, dan jati diri bangsa.
3. Lambang Negara Garuda Pancasila

Ketentuan yang berkaitan dengan lambang adalah Pasal 46 sampai dengan 57 UU No.
24/2009.
Garuda adalah burung khas Indonesia yang digunakan sebagai lambang negara. Di
bagian tengah Perisai Burung Garuda terdapat garis hitam tebal yang melambangkan
garis khatulistiwa.
4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Pengaturan tentang lagu kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam Undang-Undang


Nomor 24 Tahun 2009, Pasal 58 sampai dengan 64. Lagu kebangsaan Indonesia, Laya,
pertama kali dinyanyikan pada 28 Oktober 1928 pada Kongres Pemuda II. Lagu
kebangsaan Indonesia Raya kemudian menjadi lagu kebangsaan yang dimainkan
dalam semua upacara kenegaraan.
5. Semboyan Negara Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda tapi tetap satu.


Semboyan ini dirumuskan oleh para Founding Fathers dengan mengacu pada keadaan
masyarakat Indonesia yang sangat pluralistik, yang disebut oleh Herbert Feith (1960),
seorang Indonesia yang menyatakan bahwa Indonesia adalah masyarakat mosaik.
Warnanya berbeda seperti mozaik, namun justru karena tertata dengan baik,
keragaman tersebut dapat membentuk keindahan yang dapat dinikmati semua orang.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga mengandung makna bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang heterogen. Tidak ada negara atau bangsa lain yang dapat
menandingi Indonesia dalam keberagaman, namun kita bercita-cita menjadi satu
bangsa: bangsa Indonesia.
6. Dasar Falsafah Negara Pancasila

Pancasila memiliki sebutan atau fungsi dan status dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara, ideologi nasional, falsafah
nasional, pandangan hidup bangsa, pandangan hidup, dan banyak fungsi lain dari
Pancasila. Bangsa Indonesia sangat mementingkan Pancasila. Karena keberadaannya
dapat menjadi perekat bangsa, perekat yang menyatukan bangsa, dan tentunya
identitas bangsa. Pancasila sebagai identitas nasional berarti bahwa semua orang
Indonesia harus menggunakan Pancasila sebagai dasar berpikir, berbuat dan bertindak
dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Indonesia berpikir, bertindak dan
berperilaku berbeda dengan negara lain.

D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional


Indonesia

Menurut Tilaar (2007), Pancasila menjadi kendaraan politik untuk mempertahankan


kekuasaan yang ada karena terkontaminasi pada masa Orde Baru. Liberalisme politik
muncul pada tahun-tahun awal Reformasi, pasca pemerintahan Orde Baru. Saat itu,
ada kebijakan dari pemerintahan Presiden Habibie untuk menghapuskan ketentuan
Pancasila sebagai satu-satunya dasar organisasi kemasyarakatan, termasuk organisasi
partai politik. Di sisi lain, pemberlakuan peraturan perundang-undangan tentang
desentralisasi dan otonomi daerah, seperti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
yang diundangkan dan diperbaharui menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Otonomi Daerah, telah membawa dampak positif dan negatif. Salah satu
dampak negatifnya adalah berkembangnya nilai-nilai primitif lokal, sehingga tidak
jarang berkembang rasa lokalitas yang sempit.
Pada dasarnya semua unsur formal identitas nasional, baik yang diterapkan secara
langsung maupun tidak langsung, harus dipahami, dipraktikkan dan diperlakukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pertanyaannya adalah
sejauh mana orang Indonesia memahami dan memandang diri mereka sebagai warga
negara yang baik dengan identitas nasional Indonesia. Oleh karena itu, warga negara
yang baik berusaha untuk terus belajar tidak hanya menjadi warga negara yang baik,
tetapi menjadi warga negara yang cerdas (to be smart and good citizen).
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Indonesia

Untuk memperkuat identitas nasional dalam hubungan internasional, setiap negara


memiliki bendera, lambang negara, bahasa negara, dan lagu kebangsaan. Identitas
tersebut akan membuat negara kesatuan Republik Indonesia semakin kuat dan
semakin dikenal oleh negara dan dunia internasional. Tentu kita tidak membutuhkan
orang asing yang tidak mengenal Indonesia lagi, dan kita tidak ingin mendengar
pendapat orang asing seperti, "Berapa lama dari Bali ke Indonesia?" Artinya, identitas
orang Bali lebih dikenal daripada orang Indonesia.

You might also like