Professional Documents
Culture Documents
Tugas 2 PPKN Zalzabila Dwithalia (220211501023)
Tugas 2 PPKN Zalzabila Dwithalia (220211501023)
DISUSUN OLEH
Zalzabila Dwithalia
(220211501023)
Identitas umumnya berlaku untuk seseorang yang bersifat pribadi atau privat.
Misalnya, orang diidentifikasi berdasarkan nama, alamat, jenis kelamin, agama, dan
sebagainya. Ini biasa disebut identitas diri. Identitas juga dapat diterapkan pada
organisasi kelompok masyarakat atau kelompok masyarakat. Keluarga memiliki
identitas yang membedakannya dengan keluarga lainnya. Negara sebagai way of life,
negara sebagai aliansi, dan negara sebagai organisasi kekuasaan juga memiliki
identitas yang berbeda dengan negara lain.
Setiap negara yang merdeka dan berdaulat tentunya dapat bertujuan untuk memiliki
identitas nasional agar dapat diakui dan dibedakan dengan negara bangsa lainnya.
Identitas nasional dapat menopang eksistensi dan kelangsungan hidup suatu
negara-bangsa. Suatu negara-bangsa memiliki wibawa dan kehormatan sebagai suatu
bangsa yang setara dengan bangsa-bangsa lain dan mempersatukan mereka.
Berdasarkan nilai-nilai Pancasila, mereka juga menganalisis sifat dan urgensi identitas
nasional, yang merupakan salah satu penentu pembentukan dan karakter bangsa, dan
mengeksplorasi konseptual dan/atau Anda dapat menganalisis hasil studi empiris.
Pada faktor penentu pembangunan bangsa dan karakter yang muncul dari nilai-nilai
Pancasila.
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Identitas Nasional
Secara etimologis, identitas nasional terdiri dari dua kata: 'identitas' dan 'nasional'.
Apa yang kamu ketahui tentang istilah identitas dan kebangsaan?Cari kamus dan
referensi lainnya.
Oleh karena itu, identitas mengacu pada karakteristik atau sifat-sifat yang dimiliki
oleh seorang individu dan juga dapat menjadi suatu kelompok. Misalnya, penanda
pribadi muncul dalam beberapa bentuk identitas pribadi, seperti KTP, KTP, SIM,
Kartu Tanda Mahasiswa, dan Kartu Tanda Mahasiswa. Tanda pengenal penting
lainnya yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia saat ini adalah Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP). Warga negara Indonesia yang telah memiliki
penghasilan wajib memiliki NPWP untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya. NPWP adalah tanda pengenal dan tanda pengenal wajib pajak bagi
warga negara Indonesia.
Kata nasional berasal dari kata "national" (Inggris) dan memiliki arti sebagai berikut
dalam Oxford Advanced Learner's Dictionary: (1) berhubungan dengan negara
tertentu; Dibagikan secara nasional. (2) dimiliki, dikendalikan, atau didanai oleh
pemerintah federal; Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “orang” berarti
orang-orang. Berkaitan dengan atau berasal dari negara asal Anda. meliputi bangsa.
Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas kebangsaan lebih dekat dengan
makna identitas: sifat, perasaan, atau keyakinan tentang kebangsaan yang
membedakan warga negara Indonesia dengan bangsa lain. Jika warga negara
Indonesia memiliki identitas nasional, negara lain dapat dengan mudah mengenali dan
membedakan warga negara Indonesia dengan negara lain.
Bagi bangsa Indonesia, identitas ini dapat terangkum dalam ideologi dan konstitusi
negaranya, UUD Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
Pengetahuan, sikap, dan perilaku kita orang Indonesia? Ini adalah pertanyaan besar
dan semua orang Indonesia harus menjawab ya. Seluruh rakyat Indonesia
memasukkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 sebagai identitas nasional mereka ke dalam kehidupan sehari-hari mereka kapan
saja dan di mana saja.
Konsep identitas atau jati diri bangsa Indonesia dibahas secara mendalam dan rinci
oleh Tilaar (2007) dalam buku berjudul MengIndonesia, Etnisitas dan Identitas Bangsa
Indonesia. Diakui bahwa mengkaji persoalan identitas nasional di Indonesia
merupakan persoalan yang kompleks. Identitas nasional Indonesia merupakan hasil
kesepakatan dengan masyarakat tentang masa depan berdasarkan pengalaman masa
lalu. Identitas bangsa harus selalu melalui proses pembinaan melalui pendidikan
untuk membangun solidaritas dan memperbaiki nasib masa depan mereka. Konsep
identitas nasional dalam arti identitas nasional dapat ditelusuri dalam buku Kaelan
(2002) yang berjudul Filsafat Pancasila.
Menurut Kaelan (2002), identitas nasional Indonesia adalah seperangkat nilai yang
merupakan hasil pemikiran dan gagasan dasar masyarakat Indonesia tentang apa yang
dianggap sebagai kehidupan yang baik yang merupakan watak, corak, dan ciri khas
masyarakat Indonesia. Ada banyak ciri yang membentuk pola dan karakter suatu
bangsa: sifat religius, sikap menghargai bangsa dan bangsa lain, solidaritas, gotong
royong dan musyawarah, dan gagasan keadilan sosial. Nilai-nilai inti ini dirumuskan
sebagai nilai-nilai Pancasila, dan Pancasila dikatakan sebagai identitas nasional
sekaligus identitas nasional.
B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Identitas Nasional
Identitas primer disebut juga identitas etnis adalah identitas yang mengawali
munculnya identitas sekunder, yaitu identitas yang terbentuk atau direkonstruksi
sebagai hasil kesepakatan bersama.
Dengan memproklamasikan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
warga negara Indonesia dengan identitas primer atau etnis atau etnis lebih dari 700
kelompok etnis sepakat untuk membentuk negara kesatuan Republik Indonesia. Salah
satu wujud dari identitas etnik adalah budaya etnik, yang turut membentuk budaya
etnik dan pada akhirnya berkembang menjadi identitas etnik.
Secara historis, terutama pada tahap awal, identitas nasional Indonesia dibentuk
sebagai persepsi orang Indonesia sebagai bangsa yang dijajah oleh orang asing pada
tahun 1908, yang dikenal sebagai periode Kebangkitan Nasional (Nasional). Karena
status kolonialnya, bangsa Indonesia mulai menyadari jati dirinya sebagai manusia,
bukan kodrat. Kesadaran ini muncul dari pengaruh hasil pendidikan yang dihasilkan
dari kebijakan etis (Etiche Politiek). Singkatnya, unsur pendidikan sangat penting bagi
pembentukan budaya dan pengakuan kebangsaan sebagai identitas nasional.
Pembentukan jati diri bangsa melalui pengembangan kebudayaan Indonesia telah
dicapai jauh sebelum kemerdekaan. Kongres Kebudayaan I diselenggarakan di Solo
tanggal 5-7 Juli 1918 yang terbatas pada pengembangan budaya Jawa. Namun
dampaknya telah meluas sampai pada kebudayaan Sunda, Madura, dan Bali. Kongres
bahasa Sunda diselenggarakan di Bandung tahun 1924. Kongres bahasa Indonesia I
diselenggarakan tahun 1938 di Solo. Peristiwa-peristiwa yang terkait dengan
kebudayaan dan kebahasaan melalui kongres telah memberikan pengaruh positif
terhadap pembangunan jati diri dan/atau identitas nasional.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Kongres Kebudayaan diadakan di Magelang pada
20-24 Agustus 1948 dan terakhir di Bukittinggi Sumatera Barat pada 20-22 Oktober
2003. Menurut Tilaar (2007) kongres kebudayaan telah mampu melahirkan kepedulian
terhadap unsur-unsur budaya lain. Secara historis, pengalaman kongres telah banyak
memberikan inspirasi yang mengkristal akan kesadaran berbangsa yang diwujudkan
dengan semakin banyak berdirinya organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik.
Pada tahun 1920-1930-an pertumbuhan partai politik di nusantara bagaikan tumbuhnya
jamur di musim hujan.
Berdirinya sejumlah organisasi kemasyarakatan bergerak dalam berbagai bidang,
seperti bidang perdagangan, keagamaan hingga organisasi politik. Tumbuh dan
berkembangnya sejumlah organisasi kemasyarakatan mengarah pada kesadaran
berbangsa. Puncaknya para pemuda yang berasal dari organisasi kedaerahan
berkumpul dalam Kongres Pemuda ke- 2 di Jakarta dan mengumandangkan Sumpah
Pemuda. Pada saat itulah dinyatakan identitas nasional yang lebih tegas bahwa
“Bangsa Indonesia mengaku bertanah air yang satu, tanah air Indonesia, berbangsa
yang satu, bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional.
Secara sosiologis, identitas nasional terbentuk secara alami dalam proses interaksi,
komunikasi, dan persilangan budaya, baik dalam perjalanan panjang menuju
kemerdekaan Indonesia maupun pada masa pembentukannya yang intensif setelah
kemerdekaan. Identitas nasional pasca kemerdekaan diwujudkan dengan cara-cara
yang direncanakan oleh pemerintah dan organisasi masyarakat melalui berbagai
kegiatan seperti upacara kenegaraan dan proses pendidikan di lembaga pendidikan
formal maupun informal. Dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi antar suku, antar
budaya, antar bahasa, antar golongan yang terus menerus dan akhirnya terjadi
integrasi untuk mengadopsi dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jika bangsa diibaratkan sebagai individu manusia, individu Indonesia secara
sosiologis mudah dikenali dari sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Atribut ini
berbeda dengan individu dari negara lain. Perbedaan antara individu manusia dapat
diidentifikasi berdasarkan aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik dapat diidentifikasi
dengan menggunakan faktor-faktor seperti tinggi dan berat badan, bentuk
wajah/wajah, kulit, warna dan bentuk rambut. Aspek psikologis dapat dikenali dari
faktor-faktor seperti kebiasaan, hobi atau kesenangan, semangat, kepribadian atau
watak, dan sikap.
Perhatikan konsep identitas atau jati diri sebagai cerminan para ahli berikut.
Soemarno Soedarsono (2002) memperjelas identitas atau jati diri dalam konteks
individu. Bagaimana dengan karakter bangsa? Ada ungkapan bahwa kebahagiaan
bangsa tergantung pada kebahagiaan keluarga, dan kebahagiaan keluarga sangat
tergantung pada kebahagiaan individu. Dengan mengacu pada representasi ini, kita
dapat menyimpulkan bahwa identitas individu dapat menjadi ekspresi dan penentu
identitas nasional. Oleh karena itu, dari perspektif sosiologis, keberadaan identitas
etnis, termasuk identitas diri individu, sangat penting karena dapat menjadi penentu
identitas nasional. Secara politis, beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang
dapat menjadi ciri atau pembentuk identitas nasional Indonesia adalah:
Bendera nasional Sang Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau
negara, lambang negara Garuda Pancasila, lagu kebangsaan Raya Indonesia.
Bentuk-bentuk identitas nasional tersebut diatur oleh peraturan perundang-undangan,
baik konstitusional maupun yang lebih spesifik. Bentuk identitas nasional Indonesia
dikemukakan oleh Winarno (2013) sebagai berikut:
(1) Bahasa nasional atau bahasa badan tersebut adalah bahasa Indonesia; (2) Bendera
negara adalah Sang Merah Putih. (3) Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya. (4)
Lambang negara adalah Garuda Pancasila. (5) Semboyan nasional adalah Bhinneka
Tunggal Ika. (6) Prinsip dasar negara adalah Pancasila. (7) Undang-Undang Dasar
(UUD) adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (8)
Bentuk negara kesatuan Republik Indonesia. (9) Desain Wawasan Nusantara. (10)
Kebudayaan daerah yang diterima sebagai kebudayaan nasional.
Menurut sumber dalam bentuk hukum, empat identitas nasional yang pertama,
lengkap dengan bendera, bahasa, lambang, dan lagu kebangsaan, dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Bendera negara Sang Merah Putih
Ketentuan yang berkaitan dengan bahasa nasional adalah Pasal 25 sampai dengan 45
UU No. 24/2009.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional merupakan hasil kesepakatan para pendiri
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa
Melayu dan digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca), kemudian diangkat
dan diproklamirkan sebagai bahasa persatuan pada Kongres Pemuda Kedua pada
tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia adalah
bahasa nasional, identitas keindonesiaan, dan jati diri bangsa.
3. Lambang Negara Garuda Pancasila
Ketentuan yang berkaitan dengan lambang adalah Pasal 46 sampai dengan 57 UU No.
24/2009.
Garuda adalah burung khas Indonesia yang digunakan sebagai lambang negara. Di
bagian tengah Perisai Burung Garuda terdapat garis hitam tebal yang melambangkan
garis khatulistiwa.
4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Pancasila memiliki sebutan atau fungsi dan status dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara, ideologi nasional, falsafah
nasional, pandangan hidup bangsa, pandangan hidup, dan banyak fungsi lain dari
Pancasila. Bangsa Indonesia sangat mementingkan Pancasila. Karena keberadaannya
dapat menjadi perekat bangsa, perekat yang menyatukan bangsa, dan tentunya
identitas bangsa. Pancasila sebagai identitas nasional berarti bahwa semua orang
Indonesia harus menggunakan Pancasila sebagai dasar berpikir, berbuat dan bertindak
dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Indonesia berpikir, bertindak dan
berperilaku berbeda dengan negara lain.