You are on page 1of 8

INNOVATIVE: Journal Of Social Science

Research Volume x Nomor x Tahun 2023 Page xx


E-ISSN 2807-4238 and P-ISSN 2807-4246
Website: https://j-innovative.org/index.php/Innovative

Peningkatan Proses Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan


Model Problem Based Learning (PBL) di Kelas V
SDN 11 Padang Panjang Barat

Tasya Ratih Anjelina1 Zuryanty2

(1)Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Padang


(2)Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Padang
tasyaratih41@gmail.com 1) zuryantymeme@gmail.com 2)
2

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi dari proses pembelajaran tematik terpadu kurang mengorientasikan siswa
pada masalah. Dengan pemanfaatan model Problem Based Learning (PBL) peneliti bertujuan untuk
mendeskripsikan peningkatan proses pembelajaran. Penelitian ini merupakan PTK yang menggunakan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa Kelas V SD. Penelitian
ini dilaksanakan dua siklus. Hasil penelitian adalah siklus I pertemuan I, RPP mendapat skor 86,1% ,
Aspek guru mendapat skor 78,6% , dan Aspek siswa mendapat skor 75% .Siklus I pertemuan II, RPP
mendapat skor 88,8 %, Aspek guru mendapat skor 89,2% Aspek siswa mendapat skor 89,2%. Siklus II,
RPP mendapat skor 91%, Aspek guru mendapat skor 92,8% . Aspek siswa mendapat skor 92,8%. Dengan
demikian model PBL dapat meningkatkan proses pembelajaran.
Kata Kunci: PBL , Proses Pembelajaran, Peningkatan Proses

Copyright @ author
Abstract
The background of this research is that the integrated thematic learning process does not orient students to
problems. By utilizing the Problem Based Learning (PBL) model, the researcher aims to describe the
improvement of the learning process. This research is PTK using qualitative and quantitative approaches.
The subjects of this research were teachers and students of Class V SD. This research was conducted in
two cycles. The results of the study were that cycle I meeting I, lesson plan got score of 86.1%, teacher
aspect got a score of 78.6%, and student aspect got a score of 75%. Cycle I meeting II, lesson plan got a
score of 88.8%, teacher aspect got a score 89.2% The student aspect scored 89.2%. Cycle II, RPP got a
score of 91%, the teacher aspect got a score of 92.8%. The student aspect scored 92.8%. Thus the PBL
model can improve the learning process.
Keyword: PBL, Learning Process, Improvement process

Copyright @ author
PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 diciptakan sebagai penyempurna kurikulum KTSP 2006. Kurikulum sering mengalami
perubahan, kurikulum 2013 diharapkan mampu menciptakan manusia yang berkarakter, cakap, dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Kurikulum menuntut peserta didik yang lebih aktif dari pada
pendidik, sedangkan pendidik dituntut untuk memiliki kemampuan lebih dalam pembelajaran.
Pada tingkat sekolah dasar, pelaksanaan kurikulum 2013 saat ini sudah diberlakukan pada setiap
tingkatan kelasnya, yang meliputi kelas I, II, III, IV, V, dan VI. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada
kurikulum 2013 adalah Pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan
pembelajaran yang menggunakan tema sebagai fokus utamanya guna memberikan pengalaman yang bermakna
bagi setiap siswa. Pembelajaran tematik terpadu membutuhkan guru SD yang mempunyai kemampuan agar
tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu. Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran guru harus
mengembangkan RPP yang ada pada buku guru, dengan cara memilih dan memilah komponen-komponen RPP
mulai dari menganalisis, indikator, tujuan pembelajaran, media, materi, kegiatan pembelajaran dan penilaian
(penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan) sesuai dengan situasi, kondisi, dan karakteristik siswa.
Rencana pelaksanaan pembelajaran juga harus menerapkan model pembelajaran yang tepat dan berpusat pada
siswa. Sehingga dapat membuat siswa aktif, kreatif dan bersemangat selama proses belajar serta tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan sebagaimana mestinya.
Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menuntut guru untuk mampu mengaitkan materi
antar mata pelajaran, melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat,
memperkenalkan siswa pada masalah-masalah nyata yang dekat dengan lingkungan siswa itu sendiri, kemudian
guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang membuat siswa aktif, kreatif, mampu berpikir kritis, serta
mampu bekerja sama dalam memecahkan masalah nyata yang dekat dengan lingkungan siswa sendiri. Sehingga
seluruh kegiatan pembelajaran akan lebih berpusat pada siswa, yang dapat membuat siswa aktif dan kreatif
dalam membangun pengetahuan sendiri, mampu memecahkan masalah nyata yang dekat dengan lingkungan
siswa, mampu bekerja sama dalam kelompok, dan mampu berpikir kritis serta bermakna bagi siswa itu sendiri.
Sejalan dengan itu, berdasarkan lampiran Permendikbud No.67 tahun 2013, pembelajaran tematik
terpadu yang idealnya yaitu: (1) pembelajaran berpusat kepada siswa, (2) pembelajaran membuat siswa aktif
mencari, (3) pembelajaran yang berbasis tim (kelompok), (4) pembelajaran yang berbasis masalah menjadi
kebutuhan dengan memperkuat potensi khusus yang dimilki setiap siswa, dan (5) pola pembelajaran yang buat
siswa berpikir kritis.
Sedangkan, pada kenyataannya di lapangan yang didasari dari hasil observasi yang peneliti lakukan di
kelas V SD Negeri 11 Pdang panjang barat Kota Padang panjang pada tanggal 23 dan 24 september 2022
peneliti menemukan beberapa permasalahan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan
pembelajaran. Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penulis menemukan bahwa guru tidak
mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang ada pada buku guru, terlihat bahwa Rencana.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan sama persis dengan yang ada pada buku guru. Sehingga
pelaksanaan pembelajaran tampak monoton, karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat
dan berpusat pada siswa. Dan RPP yang baik itu adalah Memuat aktivitas proses belajar mengajar yang akan
dilaksanakan oleh guru yang akan menjadi pengalaman belajar bagi siswa, Langkah-langkah pembelajaran
disusun secara sistematis agar tujuan pembelajaran dapat dicapai, Langkah-langkah pembelajaran disusun
serinci mungkin, sehingga apabila RPP digunakan oleh guru lain mudah dipahami dan tidak menimbulkan
penafsiran ganda. Pada pelaksanaan pembelajaran, peneliti menemukan beberapa masalah yang dialami oleh
guru, antara lain ; (1) Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi, kondisi,
dan karakteristik siswa, (2) Guru tidak mengaitkan materi antar mata pelajaran, (3) guru tidak memperkenalkan
siswa dengan masalah-masalah nyata yang dekat dengan lingkungan siswa, (4) Guru tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam menemukan permasalahan-permasalahan kontekstual
Copyright @ author
yang sedang dipelajari.
Kondisi pembelajaran yang baik merupakan proses adanya minat dan perhatian peserta didik dalam
belajar. Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran erat kaitannya dengan sifat-sifat kognitif
seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.
Untuk dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan baik ada beberapa hal yang utama yang
dapat mempengaruhinya, antara lain melibatkan peserta didik secara aktif, menarik minat dan perhatian
peserta didik, membangkitkan motivasi peserta didik, menyatukan prinsip individualitas serta peragaan dalam
proses pembelajaran. Kenyataan-kenyataan di atas berdampak terhadap siswa, diantaranya yaitu: (1) dengan
tidak adanya persiapan guru saat mengajar, maka siswa malas mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa kurang
antusias, serta kurang memiliki motivasi dalam belajar, (2) siswa tidak dapat menemukan atau memahami
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang diajarkan, karena tidak sesuai dengan kondisi lingkungan tempat
tinggal siswa, (3) siswa tidak berminat untuk menyelidiki atau mengidentifikasi masalah-masalah yang akan
diselesaikannya, karena minat siswa untuk belajar masih kurang. Akibatnya siswa kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalahan di atas guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah Model
Problem Based Learning (PBL). Menurut Tan (dalam Rusman, 2010) pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu model pembelajaran, dimana kemampuan berpikir peserta didik benar-benar dioptimalisasikan
untuk mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan melalui
proses kerja kelompok yang sistematis.
Model Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik
untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk
memecahkan masalah (Muhammad; 2015).
Model Problem Basic Learning adalah model pembelajaran yang secara langsung memberikan
permasalahan untuk di pecahkan, sehingga siswa secara tidak langsung mencari pemecahan masalah yang ada,
dan tentu saja keterampilan siswa dalam memproses pembelajaran menjadi semakin efektif (Putri & Zuryanty,
2020)
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas peneliti ingin memperbaiki proses
pembelajaran tersebut dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Proses
Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Problem Based Learning dikelas V SD Negeri 11 Padang
Panjang Barat Kota Padang Panjang ”. Tujuan dari penelitian ini secara umum untuk mendeskripsikan
peningkatan proses pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL)
di kelas V SDN 11 Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri 11 Padang panjang barat kota padang panjang. Subjek
dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V semester I di SD Negeri 11 Padang panjang barat kota
padang panjang. Jumlah siswanya, yaitu 27 orang dengan rincian 13 orang laki-laki dan 14 orang perempuan.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2022/2023 terhitung waktu perencanaan tindakan
sampai penulisan laporan hasil penelitian. Pelaksanaan tindakan dibagi atas dua siklus dimana siklus I terdiri
dari 2x pertemuan, dan siklus II terdiri dari 1x pertemuan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dengana
jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kusumah (2011) menyatakan penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan cara (1)merencanakan,
(2)melaksanakan, (3)merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Sependapat dengan
Proses penelitian tindakan dilaksanakan menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis
Copyright @ author
dan McTaggart (dalam Hamzah 2011) yang telah dimodifikasi, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.
Data penelitian ini berupa hasil pengamatan dari setiap tindakan perbaikan pada pembelajaran tematik
terpadu menggunakan model Problem Based Learning pada siswa kelas SD Negeri 11 Padang Panjang Barat
Kota Padang Panjang. Sedangkan sumber data penelitian adalah proses pembelajaran tematik terpadu dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) di kelas SD Negeri 11 Padang Panjang Barat Kota Padang
Panjang Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian
tindakan kelas (PTK) ini melalui cara observas dan tes Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi dan lembaran tes. Analisis Data. Data yang
diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Dalam hal ini
peneliti menggunakan pendapat Arikunto,dkk, (2015) yang menyatakan bahwa analisis data kualitatif
dilakukan terhadap data yang berupa informasi dan uraian yang berupa penjelasan-penjelasan. Sedangkan
analisis data kuantitatif dilakukan terhadap data yang berupa angka-angka atau hasil belajar siswa.
Analisis data kuantitatif terhadap aktivitas peserta didik dan RPP dalam proses pembelajaran tematik
terpadu dengan menggunakan lembar hasil pengamatan aktivitas peserta didik dengan perhitungan persentase
menggunakan rumus yang dikembangkan dari konsep dasar evaluasi hasil belajar dalam Kemendikbud
(2014:146) sebagai berikut:
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = x 100 0/0
jumlah skor maksimal
Analisis data kuantitatif terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan rumus
perhitungan dan penskoran untuk aspek pengetahuan dan keterampilan yang dikemukakan oleh Permendikbud
No 104 tahun 2014, yaitu:
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai = x 100
Jumlah skor maksimal
HASIL DAN PEMBAHASAN

SIKLUS I
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SDN 11 Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang. Dalam
tindakan pelaksanaan pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru praktisi, sedangkan guru kelas V sebagai
observer.: Penelitian siklus I Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin,13 maret 2023 Materi pembelajaran
yang dilaksanakan pada siklus 1 pertemuan 1 diperoleh dari buku paket guru, buku paket siswa, internet serta
buku penunjang lainnya. Sesuai dengan tema 8 yaitu Lingkungan Sahabat Kita Subtema 1 yaitu Manusia dan
Lingkungan pada pembelajaran 3 yang terdiri dari muatan pembelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan IPS.
Perencanaan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1 disajikan dalam waktu sekali pertemuan yaitu 6 x 35
menit.
Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 pertemuan 1 adalah peristiwa atau tindakan yang
terdapat pada teks non fiksi, keberagaman budaya masyarakat dilingkungan sekitar serta jenis-jenis usaha
masyarakat dilingkungan sekitar.
Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan
langkah-langkanya menurut (Hosnan:2014) (1) mengorientasikan peserta didik pada masalah, (2)
mengorganisasi peserta didik untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan indivial dan kelompok, (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Hasil pengamatan pada aspek Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I pertemuan I jumlah
skor yang diperoleh adalah 31 dari skor maksimal 36. Maka persentase skor yang didapat 86,1 %, Sedangkan
pengamatan yang dilakukan terhadap aspek guru siklus 1 pertemuan I diperoleh skor 22 dari skor maksimal 28.
Sehingga jika dihitung persentase nya adalah 78,57 %. Pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) diperoleh adalah 21 dari skor maksimal 28 dengan
persentase 75% (C).

Copyright @ author
Penelitian siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin, 20 Maret 2023. Perencanaan disesuaikan
dengan tema 8 yaitu Lingkungan Sahabat Kita Subtema 2 yaitu Perubahan Lingkungan pada pembelajaran 3
yang terdiri dari muatan pembelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan IPS. Perencanaan pembelajaran pada siklus
II pertemuan I disajikan dalam waktu sekali pertemuan yaitu 6 x 35 menit.
Materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan II adalah Teks nonfiksi ―Pengaruh
Kegiatan Ekonomi Terhadap Kesejahteraan Masyarakat, Pengaruh Kegiatan Ekonomi Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat, dan Keragaman sosial budaya masyarakat.
Pengamatan terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilaksanakan melalui lembar
pengamatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan memperhatikan berbagai aspek hasil
pengamatan pada aspek Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I pertemuan II jumlah skor yang
diperoleh adalah 32 dari skor maksimal 36. Maka persentase skor yang didapat 88,8 %. Hasil pengamatan
aktivitas guru dalam proses pembelajaran diperoleh skor 25 dari skor maksimal 28. Sehingga jika dihitung
persentase nya adalah 89,2%. Lembar pengamatan aktivitas diperoleh adalah 25 dari skor maksimal 28 dengan
persentase 89,2% (B).
Untuk menentukan keberhasilan penelitian pada siklus pertama ini haruslah mecapai kualifikasi Sangat
Baik (SB). Oleh karena itu dari 2 pertemuan yang telah dilaksanakan perlu dirata-ratakan sehingga penelitian
bisa dikatakan berhasil atau belum berhasil. Pengamatan terhadap RPP rata-rata yang didapatkan pada siklus I
adalah 87,45%. Berikutkan pada pengamatan terhadap aktivitas pendidik rata-rata pada siklus I adalah 81,9%.
Disamping itu pengamatan terhadap aktivitas peserta didik di siklus I adalah 82,1%.
Data diatas memberikan pengertian kepada kita bahwa telah terjadi peningkatan kualitas pembelajaran.
Peningkatan ini tidak terlepas dari adanya refleksi setelah dilaksanakannya proses belajar. Tetapi penelitian ini
belum berhasil karena belum mencapai standar yang seharusnya. Oleh karena itu penelitian ini akan dilanjutkan
di siklus II
SIKLUS II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Maret 2023. Pelaksanaan pembelajaran pada
siklus II ini disusun oleh peneliti yang mengacu kepada hasil refeleksi yang dilakukan bersama dengan guru
kelas V SD N 11 Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang. pada pelaksanaan siklus II.
Materi pembelajaran yang dipedomani pada siklus II diperoleh dari buku paket guru, buku paket siswa,
internet serta buku penunjang lainnya. Sesuai dengan tema 8 yaitu Lingkungan Sahabat Kita Subtema 3 yaitu
Manusia dan Lingkungan pada pembelajaran 3 yang terdiri dari muatan pembelajaran Bahasa Indonesia, PPKn,
dan IPS. Perencanaan pembelajaran pada siklus II disajikan dalam waktu sekali pertemuan yaitu 6 x 35 menit.
Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan
langkah-langkanya menurut (Hosnan:2014) (1) mengorientasikan peserta didik pada masalah, (2)
mengorganisasi peserta didik untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan indivial dan kelompok, (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh guru kelas V SD N 11 Padang Panjang Barat Kota Padang
Panjang Guru kelas (observer) mengamati jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah disediakan. Skor yang diperoleh adalah 29 dari skor maksimal 32. Maka persentase skor
yang didapat 91 %. Pengamatan terhadap aspek guru siklus II diperoleh skor 26 dari skor maksimal 28.
Sehingga jika dihitung persentase nya adalah 92,8%. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran siklus II skor
yang diperoleh adalah 26 dari skor maksimal 28 dengan persentase 92,8% (B).
Dapat diperhatikan adanya peningkatan hasil yang dialami dari ketiga aspek penelitian tersebut dari
siklus pertama ke siklus kedua di dalam melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan menerapkan model
PBL. Hal ini ditunjukkan dari aspek perencanaan, kegiatan siswa dan guru.
Peningkatan ini menunjukkan keterkaitan yang mendalam antara pelaksanaan proses pembelajaran
dengan penggunaan model PBL serta komunikasi linier antara pendidik dan peneliti dapat meningkatkan proses
dari pelaksanaan pembelajarannya. Dan dari temuan penelitian yang telah selesai dan pengamatan terhadap
seluruh aspek penelitian pada siklus II ini sudah mencapai kualifikasi sangat baik. Oleh karena itu penelitian
sudah berhasil dilaksanakan. Maka penelitian bisa selesai pada siklus II ini.
Peningkatan dapat dilihat melalui diagram berikut :
Copyright @ author
Peningkatan Proses Pembelajaran
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
RPP Aktivitas Pendidik Aktivitas Peserta
Didik
Siklus I Pertemuan I Siklus I Pertemuan II Siklus II

SIMPULAN
Berdasarkan Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa model Problem Based
Learning mampu meningkatkan proses pembelajaran. Ini terlihat dari hasil penelitian pengamatan terhadap
RPP pada siklus I memperoleh nilai 87.45% (B). meningkat pada siklus II, yaitu 91 % (SB). Pelaksanaan
pembelajaran aspek guru dan aspek peserta didik. Hasil pengamatan berdasarkan aktivitas guru pada siklus I
adalah 81,9% (B). Hasil tersebut lebih meningkat lagi pada siklus II dengan persentase nilai 92,8% (SB).
Sedangkan pada aktivitas peserta didik pada siklus I adalah 82,1% (B) dan lebih meningkat lagi pada siklus II
dengan persentase nilai 92,8% (SB).

DAFTAR PUSTAKA
Aeni, Et Al. 2019. “Penerapan Metode Copy The Master Pada Pembelajaran Menulis Teks
Argumentasi Untuk Meningkatkan Kreativitas Menulis Mahasiswa”. Jurnal Pendidikan,
Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia, 3 (2).

Akidah, Ihramsari & Mansyur, Umar. 2022. “Strategi Image Streaming Terhadap Kemampuan
Menulis Pada Mahasiswa”. Jurnal Literasi. 6(2), 406-413.
Amalia, Riski. 2018. “Penerapan Strategi Copy The Master Dalam Meningkatkan Keterampilan
Menulis Puisi Pada Siswa Kelas VIII.A Smp Negeri 3 Labakkang Kabupaten Pangkep”.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Makassar, Hal-22.
Marganingsih, Marti. 2022. “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Media Teks
Lagu Dengan Metode Latihan Terbimbing”. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 6(6).
Ningrum, Muliadi, & Rabiah, Sitti. 2022. “Model Konstruktivistik Terhadap Peningkatan
Kemampuan Menulis Teks Ceramah Siswa”. Journal of Language and Literature, 2(2),
180-187.
Nurhayati. 2019. Apresiasi Prosa Fiksi Indonesia (Revisi). Jawa Tengah: Cakrawala Media.
Nurjannah, Arifah., & Suhara, Alfa Mitri. 2019. “Analisis Penggunaan Bahasa Daerah dalam
Pembelajaran Menulis Cerpen di Kelas IX SMPN 1 CIPATAT”. Parole (Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), 2 (2), 260.
Pertiwi, S., & Kolen, K. V. 2020. “Pengaruh Media Film Terhadap Keterampilan Menulis Narasi
Pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SD 02 Pagi Cipayung”. Jurnal
Inovasi Pendidikan MH Thamrin, 4(1), 10-19.

Copyright @ author
[1] Memuat sumber-sumber yang diacu di dalam penulisan artikel. Derajat kemutakhiran bahan
yang diacu pada rentang 10 tahun terakhir. Daftar jumlah rujukan diharapkan 80% sumber
primer yang berasal dari artikel riset nasional dan internasional. Minimal 12 referensi.
[2] Daftar Pustaka ditulis dengan mengikuti model APA 7th STYLE (spasi1)
[3] Daftar pustaka yang ditulis hanyalah benar-benar yang dirujuk dalam artikel dan disusun
secara alphabetis. Disarankan untuk menggunakan aplikasi Mendeley.
[4] Persentase Similarity 20%

Copyright @ author

You might also like