You are on page 1of 38
PENDAHULUAN Sebuah produk akan diterima konsumen jika produk tersebut dapat memikat hati konsumennya, Itu terwujud apabila pengiklanannya sangat tepat sasaran, Sudah banyak Konsumen yang mulai selektif dalam menonton sebuah tayangan iklan, Bagi pemasar, iklan adalah penentu dalam membuat sebuah merek terkenal. Konsumen sekarang banyak mengikuti perkembangan dibidang teknologi dan informasi, Keberadaan keduanya membantu konsumen dalam menentukan keberadaan suatu merek atau produk dengan cepat (Hapsari, 2008), Banyak sekali media yang digunakan dalam mengiklankan suatu merek yaitu dengan media koran, ty, radio, pamilet, billboard, internet dan masih banyak lagi (Matnuh, 2012). Media yang paling sering digunakan adalah ty, Iklan ditampilkan disemua chanel tv, diantaranya SCTV, RCTI, TRANS TV, TRANS 7, dan masih banyak lagi. Tapi konsumenpun memilih iklan mana yang akan mereka tonton, Dalam mengelola iklan, produsen hendaknya lebih teliti dalam mengevaluasi efektifitas iklan-iklan sebelumnya dan menggunakan hasil evaluasi tersebut untuk memperbaiki kualitas iklan di masa mendatang. Efektifitas sebuah iklan bisa di uji sebelum, sedang, atau sesudah disajikan ke konsumen (Santoso, 2010). Dalam membuat iklan menarik maka pemasar membutuhkan endorser untuk menyampaikan isi pesan dalam iklan tersebut. Banyak juga pemasar yang menggunakan orang yang bukan dari kalangan selebriti atau biasa disebut typical-person endorser untuk menjadi endorser merek mereka daripada menggunakan selebriti, contohnya pada iklan molto yang menggunakan boneka kain sebagai typical-person endorser (Yunianto, 2013). Karakter typical-person endorser lebih dapat mewakili karakter konsumennya, Dengan alasan inilah penggunaan typical-person endorser lebih populer dibandingkan selebriti sebagai endorser. Typical-person endorser juga difungsikan sebagai opinion leader yaitu untuk menyampaikan pesan hingga sampai ke konsumen mengenai merek produk. Opinion Leader berperan dalam memberikan informasi pada orang lain, pelaku persuasi, dan pemberi informasi. Perusahaan harus memilih non celebrity endorser yang cocok dan mampu menyampaikan pesan iklan yang diinginkan kepada target audience, sehingga pesan tersebut sampai kepada konsumen yang dapat membentuk opini, dan mereka akan meneruskan opini tersebut sesuai persepsi masing-masing, dengan demikian diharapkan akan bertambahnya kesadaran terhadap produk. Penggunaan typical-person endorser diharapkan dapat memberikan asosiasi positif antara produk dengan endorser (Hapsari, 2008). Contohnya produk Yakult, Produk ini memang sudah mempunyai kesan tersendiri dihati para konsumennya, dan Yakult menampilkan typical-person endorser sebagai pemeran dalam iklan, Ketika seorang endorser ingin mendongkrak popularitas sebuah iklan dan disukai oleh masyarakat maka dalam diri mereka harus ada beberapa Karakteristik yang menjadi penentunya, Karakteristik tersebut bisa kita sebut dengan TEARS (Trustworthiness, Expertise, Physical Attractiveness, Respect, dan Similarity). Kelima karakteristik ini wajib ada dalam diri endorser yaitu kepercayaan, keahlian khusus, daya tarik fisik, sikap hormat, kepada orang lain, serta kesamaan dengan para audience (Shimp dkk, 2012;149). Penelitian yang. dilakukan Kristiana (2011) menyebutkan bahwa typical-person endorser memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap brand image. Ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Yunianto (2013) bahwa typical-person endorser signifikan terhadap brand image. Akan tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2008) dari segi power yang dimiliki oleh typical-person endorser kurang mendapat respon dari konsumen hal ini dikarenakan endorser bukan dari kalangan selebriti kurang populer dan jarang muneul di publik. Dalam sebuah iklan televisi seringkali pemasar menambahkan beberapa ide menarik dalam upaya memikat konsumen, salah satunya berupa lagu atau musik yang disebut jingle. Penggunaan jingle akhir akhir ini marak dalam mempromosikan produk. Jingle secara tidak Jangsung dapat _menciptakan stimulus sendiri dalam pikiran konsumen untuk mengenali sebuah merek Pebriandi & Herawati (2013). Peneitraan sebuah merek juga seringkali dikaitkan dengan seberapa menariknya iklan tersebut ditampilkan, yaitu dengan cara menambah ide ide kreatif seperti penggunaan jingle didalamnya ataupun tema tema iklan dibuat berbeda dari para pesaing, Jingle menjadi sebuah identitas atau asosiasi pada sebuah merek, karena memasukan lagu atau musik yang unik dan terkenal pada sebuah iklan dapat menarik perhatian serta meneiptakan suasana hati yang serasi dan konsumen dengan mudah mengingat sebuah produk/merek (Wulandari, 2010). Sejumlah iklan ditiru dialog ataupun lagunya oleh para konsumen Karena jingle iklan tersebut sangat menarik dan mudah dinyanyikan (Nirmala,2013). Contohnya pada iklan Yakult yang memiliki jingle * cintai ususmu minum yakult tiap hari “ lirik i mudah dicerna oleh para konsumen karena isinya sangat simple namun memiliki sisi edukasi yang sangat tinggi Produsen Yakult berusaha mengajak konsumen agar memperhatikan kesehatan pencemaan mereka beserta keluarga dengan cara meminum Yakult, Ini membuktikan bahwa sebuah jingle bukan hanya melodi dan harmonisasi akan tetapi didalamnya terdapat sebuah pesan, wama, dan emosi yang digunakan untuk mempertegas sebuah iklan, Dengan kata lain bahasa yang ada didalam jingle dimaksudkan untuk mempertegas iklan agar nantinya konsumen mudah untuk ‘memahami (Purbo, 2006). Menurut Santoso (2010) saat konsumen meletakkan periklanan sebagai sumber informasi yang benar-benar akan mempengaruhi keputusan memilih merek, peran citra merek membantu konsumen untuk lebih memahami iklan berkaitan dengan merek tersebut. Citra merek menggambarkan cara merek tersebut tersampaikan, termasuk semua atribut produk, daya tarik produk dan segala emosi yang terkumpul dalam pikiran dan benak konsumen, Citra merek terbentuk melalui proses yang cukup panjang dan keberhasilannya dicapai setelah citra positif melekat padanya. Dengan iklan yang baik pasti akan memberikan image atau citra terhadap suatu merek, Iklan yakult ingin mendidik konsumen untuk meminumnya setiap hari, Salah satu iklannya yang bertemakan lagu cintai ususmu minum yakult tiap hari, iklannnya menggambarkan seluruh anggota keluarga: anak kecil, remaja, dewasa, orang tua, kakek, nenek yang minum yakult (Istijanto, 2008;57). Alasan memilih yakult dilihat dati segi penjualannya yang mempunyai peluang besar dipasaran, ini terbukti dari hasil penjualannya per hari pada tahun 2008 mencapai 1 juta botol, di tahun 2011 sebanyak 2.2 juta botol, di tahun 2013 sebesar 3.1 juta botol (www.halojepang.com). Yakult sendiri bisa sukses seperti sekarang tidak terlepas dari segi pengiklanan nya, Iklan yang begitu sederhana namun tidak melupakan image yang ingin ditampilkan, Dalam membantu pembentukan image suatu merek diperlukan beberapa hal terutama dari segi karakter typical-person endorser nya serta music yang mengiringi dalam iklannya atau yang lebih sering dikenal dengan jingle. Jingle serta typical-person endorser diasumsikan dapat membantu membentuk persepsi positif terhadap image Yakult, Peneliti memodifikasi penelitian yang dilakukan Yunianto dengan menambahkan beberapa variabel seperti jingle dan efektivitas iklan. Iklan yakult sendiri menggunakan typical-person endorser sebuah keluarga karena dalam keluarga kesehatan selalu menjadi uurusan nomer satu, sehingga mereka akan melakukan apapun demi menjaga kesehatan, Banyak dari acara komersial televisi menayangkan orang atau keluarga yang serupa dengan konsumen menyelesaikan masalah mereka dengan produk atau jasa yang diiklankan (Fasochah, 2010). Penambahan variabel jingle dan efekivitas iklan dikarenakan jingle melalui lirik serta alunan musiknya dapat membantu konsumen dalam mengenali sebuah merek, melalui jingle juga pesan pesan penjualan dalam sebuah merek dapat diketahui apa maksud serta tujuannya, Untuk efektivitas iklan dipilih karena tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah iklan menjadi media komunikasi palih efektif untuk sebuah merek agar dapat diterima konsumen, PERSOALAN PENELITIAN 1. Apakah jingle iklan berpengaruh signifikan terhadap brand image? 2. Apakah typical-person endorser jika dilihat dari segi TEARS berpengaruh signifikan tethadap brand image? 3. Apakah brand image berpengaruh signifikan terhadap efektivitas iklan? ‘TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk menganalisa pengaruh jingle iklan terhadap brand image. 2. Untuk menganalisa pengaruh typical-person endorser terhadap brand image. 3. Untuk menganalisa pengaruh brand image terhadap efektivitas iklan. LANDASAN TEORI wee Iklan Iklan menurut Kotler & Keller (2013; 500) adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang diidentifikasikan melalui media cetak (koran dan majalah), media penyiaran (radio dan televisi), media jaringan (telepon, kabel, satelit, dan wireless), media elektronik (audiotape, videotape, videodisk, CD-ROM, web), dan media display (billboard, dan poster). Iklan dapat dijadikan sebagai cara yang paling efektif dalam menyebar luaskan makna pesan iklan yang digunakan untuk membangun preferensi tentang merek ataupun dalam hal mendidik konsumen, Jenis iklan menurut Kotler & Keller (2013;526-527) dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu: 1, Informative advertising Bertujuan menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang 2.2 produk baru atau fitur baru dari produk tersebut, 2. Persuasive advertising Bertujuan untuk menciptakan keinginan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa, 3. Reminder advertising iklan pengingat) Bertujuan untuk merangsang pembelian ulang terhadap produk atau jasa 4, Reinforcement advertising (iklan penguat) Bertujuan untuk meyakinkan pembeli bahwa mereka membuat pilihan ‘yang tepat. Televisi merupakan media periklanan yang paling banyak dipilih oleh pemasar untuk mengkomunikasikan produknya pada konsumen. Iklan di televisi mempunyai keunggulan tersendiri karena memiliki suara, gambar yang bergerak, berwarna, dan memiliki efek spesial yang menarik. Keadaan tersebut memberikan pengaruh psikologis kepada pemirsa, Iklan televisi juga bersifat intrusive. Artinya, pemirsa tidak dituntut aktif didalamnya, cukup dengan duduk saja menikmati iklan yang ditayangkan, Iklan di televisi ditinjau dari sisi psikologis dapat membangkitkan emosi dan empati, Sebab iklan dapat didengar dan dilihat secara langsung, serta penonton dapat terlibat secara emosional ketika iklan ditayangkan (Royan, 2004;168-169). Brand Image Brand image menurut Kotler dan Keller (2007 ; 346) adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Brand image merupakan pemahaman Konsumen mengenai merek secara keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap merek dan bagaimana pandangan konsumen tentang merek. Untuk menentukan citra sebuah merek tidak hanya didapat dalam bal pemberian nama yang baik kepada sebuah produk, akan tetapi juga dibutubkan bagaimana cara memperkenalkan produk/merek tersebut agar dapat menjadi 23 sebuah memori bagi konsumen dalam membentuk suatu persepsi akan sebuah produk/merek. Hal pandangan atau persepsi konsumen terhadap suatu merek. Pencitraan sebuah ini berpatok pada pemahaman, kepercayaan, dan merekdapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang akan muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu, Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan pada suatu merek, Hal positif yang muncul dalam brand image ialah ‘membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek yang bersangkutan di kemudian hari, sedangkan bagi produsen brand image yang baik akan menghambat Kegiatan pemasaran pesaing, Brand image merupakan faktor yang penting yang dapat membuat Konsumen mengeluarkan keputusan untuk ‘mengkonsumsi bahkan sampai kepada tahap loyalitas di dalam menggunakan suatu merek produk tertentu, Karena brand image mempengaruhi hubungan emosional antara konsumen dengan suatu merek, sebingga merek yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih untuk dikonsumsi (Hapsari, 2008), Jingle Iklan ‘Menurut Wulandari (2010), jingle adalah musik yang mengiringi sebuah iklan dan diciptakan untuk mengingatkan khayalak akan iklan tersebut. Jingle digunakan untuk menarik pethatian, menyalurkan pesan penjualan, ‘menentukan tekanan emosional untuk iklan dan mempengaruhi suasana hati pendengar. Jingle dapat diambil dari musik yang temanya mudah dingat oleh audiens, Banyak iklan yang secara khusus meminta sebuah lagu untuk diubah menjadi jingle yang isinya disesuaikan dengan pesan iklan atau karakteristik produk atau jingle bisa juga mengambil begitu saja dari lagu-lagu yang sudah dikenal luas oleh masyarakat (Sanjaya & Kusasih, 2012). Kebanyakan jingle diciptakan oleh penulis lagu profesional dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap merek. Menurut Keller (2003;175-180) terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengevaluasi jingle, yaitu: 24 1, Memorability (mudah diingat) Jingle yang akan digunakan harus mudah diingat, baik itu dari segi lirik, melodi, dan lainnya, Jika jingle iklan yang digunakan mudah diingat, maka akan memudahkan —-konsumen dalam ‘menyanyikannya setelah mendengarkan sebuah iklan, 2, Meaningfulness (bermakna) Jingle iklan harus dapat mengkomunikasikan informasi tentang isi pesan iklan suatu produk dengan ringkas dan jelas. 3. Likability (disukai) Jingle harus dapat disukai oleh konsumen yang sudah menjadi sasaran target, sehingga dalam memilih jingle iklan, pengiklan harus mempertimbangkan kualitas dan jenis musik, penyanyi ataupun lirik lagu yang digemari konsumen/audience. 4, ‘Tranferability (sifat dapat diganti) Jingle iklan harus dapat ditransfer dalam kategori produk. Jingle tersebut dibuat dengan yang sangat spesifik sehingga kompetitor tidak dapat menirunya, 5. Adaptability (penyesuaian) Jingle yang dibuat harus bersifat fleksibel dan mudah diperbaharui, sehingga dapat bertahan lama dan tetap tampil lebih menarik. 6. Protectability (dilindungi) Harus ada peraturan yang melindungi jingle iklan tersebut, sehingga nantinya tidak akan ada plagiat (penjiplakan) oleh kompetitor, ‘Typical-Person Endorser Menurut Shimp (2008) Typical-Person Endorser adalah memanfaatkan beberapa orang yang bukan selebritis untuk menyampaikan pesan tentang suatu produk, Typical-person endorser digunakan untuk mendukung iklan dikarenakan sangat cocok sebagai media promosi testimonial untuk meraih kepercayaan konsumen. ‘Typical-person endorser sangat diakrabi oleh konsumen karena mereka merasa memiliki kesamaan konsep diri yang actual 7 25 (actual-self concept), nilai-nilai yang dianut, kepribadian, gaya hidup (life styles), karakter demografis, dan sebagainya (Hapsari, 2008). Menurut Shimp dkk (2012;149) terdapat lima komponen yang harus dimiliki seorang endorser ketika membintangi sebuah iklan yang sering disingkat dengan TEARS (Trustworthiness, Expertise, Physical Attractiveness, Respect, dan Similarity), 1. ‘Trustworthiness(dapat dipercaya) Endorser dianggap sebagai orang yang bisa diandalkan atau dipercaya, 2, Expertise (keahlian) Endorser harus mempunyai keahlian, pengetahuan, dan pengalaman mengenai merek yang diiklankan, 3. PhysicalAttractiveness (daya tarik fisik) Lebih mengacu pada keadaan yang menganggap dirinya menarik untuk dilihat dalam kaitannya dengan konsep kelompok tertentu dengan daya tarik fisik, 4, Respect (menghormati) Endorserakan dihargai atau digemari diakibatkan dari pencapaian yang telah dicapai endorser tersebut. 5. Similarity (kesamaan dengan audience yang dituju) Kesamaan endorser dengan audience ketika dilihat dari segi umur, gender, etnis, status sosial dan sebagainya. Efektivitas Iklan Efektivitas iklan menurut Santoso (2012) ialah iklan yang mampu menarik perhatian, memberikan pemahaman, menciptakan respon kognitif dan afektif serta sikap yang positif dari konsumen sasaran terhadap suatu iklan, Efektivitas sebuah iklan dapat diukur melalui Direct Rating Method (metode penentuan pengkat langsung), Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan sebuah iklan yang berkaitan dengan kemampuan itu untuk mendapatkan perhatian, mudah tidaknya iklan itu dibaca secara seksama, mudah tidaknya iklan itu dipahami, kemampuan iklan tersebut menggugah perasaan, serta kemampuan iklan tersebut mempengaruhi _perilaku konsumennya, Terdapat lima variabel dalam direct rating method, yaitu (Durianto dkk, 2003;63-74): 1, Perhatian (attention) Perhatian diartikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk,Kapasitas merupakan sumber daya yang terbatas, maka Konsumen sangat selektif mengalokasikan perhatian mereka, Ini berarti, pada saat sejumlah stimulus menerima perhatian maka yang lain akan terabaikan, 2. Pemahaman Pemahaman berkaitan dengan penafsiran suatu simulus, Makna stimulus tersebut sangat bergantung pada bagaimana stimulus tersebut dikategorikan dan diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada. 3, Respon kognitif Sifat respon kognitif menentukan penerimaan atas suatu klaim. Yang terpenting adalah respon yang disebut argumen pendukung dan kontra argumen, Argumen pendukung sendiri adalah pikiran penyokong klaim. Sedangkan kontra argumen ialah pikiran yang menentang Klaim dalam pesan, 4, Respon afektif Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan oleh sebuah stimulus. Peranan respon afektif sangat penting karena sangat mendukung tahap penerimaan dalam proses informasi. 5. Sikap terhadap iklan Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung 9 terhadap suatu produk sering bergantung pada sikap konsumen tethadap iklan tersebut.Iklan yang disukai atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang positif terhadap suatu produk.Sikap terhadap suatu iklan berfungsi sebagai peramal yang signifikan atas sikap terhadap produk. 2.6 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul ‘Variabel ‘Model Hasil Analisis Ti Walandari_| Hubungan Jingle | Variabel Korelasi Person | Hubungan jingle J 2010) J-Rock “Ceria” di | dependen : Brand | Product Rock “Ceria” dan Televisi Dengan | Image, Variabel | Moment brand image Indosat Brand Image jindependen : ‘IMG sangat kuat dan Indosat IM3 Tingle saling berkaitan antara tema dan [produ yang akan diangkat ‘Ajeng Peni | Analisis Variabel Corrected Mem- | Terdapat hubungan Hapsari (2008) | Perbandingan | dependen : Brand | Total positifantara Penggunaan Image, Variabel | Correlation _| penggunaan celebrity Celebrity independen : endorser 0,472 dan Endorser dan Celebrity typical-person ‘Typical-Person__ | Endorser dan Pinan ac Endorser Iklan | Typical-Person Tecate brand Televisi dan Endoeser ae Hubungannya Dengan Brand Image Produk Trfian Wahya | Pengaruh Citra | Variabel Siruetural TTerdapat pengaruh Santoso (2010) | Merek Tethadap | dependen : Citra | Equation Model | antara citra merek fektifitas Ilan | Merek,Variabel | (SEM) dengan efektifitas Mion ‘ndependen : iklan Fruang Efektifitas Iklan Yunianto 2013) | Analisis Variabel Ujitsampel | Typicak-person Perbandingan | dependen: independent, | endorser berpengaruh Penggunaan Celebrity analisisregresi | signifikan terhadap Celebrity Endorserdan | linier berganda | brand image shampoo Endorser dan | Typical-Person | dengan ujt, dan | metek Clear, nila t Typical-Person | Endorser. arabe | ujiF. hitung sebesar 3,417 Endorser Iklan | independen : lebih besar dart tabel Televisi dan ‘beand image 1987. Pengaruhnya terhadap Brand Image Produk ‘Shampo Clear 10 2.7 Pengaruh Antar Variabel 271 272) Pengaruh jingle iklan terhadap brand image Suatu produk akan menampilkan iklan semenarik mungkin untuk memikat hati para konsumen yang melihatnya, salah satu strategi yang digunakan yaitu dengan menyisipkan jingle dalam iklan. Jingle dapat menjadi sebuah identitas pada sebuah merek, karena memasukan lagu atau musik yang unik dan terkenal pada sebuah iklan dapat menarik perhatian serta. menciptakan suasana hati yang serasi dan juga ‘mengingat memori dari konsumen pada sebuah merek atau produk (Wulandari, 2010). Jingle digunakan untuk menciptakan image positif| suatu merek agar informasi yang ingin disampaikan dapat tersalurkan kepada konsumen. ‘Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat uraian hipotesis sebagai berikut: Hi: Jingle iklan berpengaruh signifikan terhadap brand image, Pengaruh typical-person endorser terhadap brand image Penggunaan endorser terutama typical-person endorser diharapkan dapat memberikan pengaruh positif antara produk dengan endorser. Pengaruh tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan pada suatu merek. Hubungan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek di dalam benak Konsumen (Hapsari, 2008). Alasan citra merek dapat dikaitkan dengan typical-person endorser adalah karakteristik dalam diri typical-person endorser mampu membentuk pemikiran konsumen tethadap merek, Konsumen akan mudah tau merek tersebut mempunyai pencitraan yang baik atau buruk lewat typical-person endorser, Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat uraian hipotesis sebagai cry berikut: 12: Typical-person endorser berpengaruh signifikan _terhadap brand image 2.7.3 Pengaruh brand image terhadap efektifitas iklan Untuk menciptakan image suatu produk yang baik, maka diperlukan periklanan yang baik. Dengan iklan yang baik dan menarik dapat menimbulkan kesan yang positif bagi konsumen yang mendengar dan melihatnya sehingga citra merek akan produk yang diiklankan akan mendapatkan kepercayaan positif dari Konsumen, Menurut Santoso (2010) periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang sebagai lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing. Citra merek mempengaruhi efektifitas iklan bisa dikatakan demikian Karena citra merek merupakan citra yang terkandung dan menggambarkan cara merek tersampaikan, termasuk semua elemen pengenalnya atau atribut produk, daya tarik produk dan segala emosi yang terkumpul dalam pikiran dan benak konsumen, Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat uraian hipotesis sebagai berikut: HB: Brand image berpengaruh signifikan terhadap efektivitas iklan, 2.8 Model Penelitian ‘Sumber: Yunianto, 2013 2.9 Pengukuran Konsep dan Indikator Empirik Konsep dalam penelitian ini yaitu efektivitas iklan, brand image, jingle dan typical-person endorser dan diukur dengan aras ukur ordinal yang menggunakan skala Likert yaitu 1-5. Untuk semua konsep angka 1 mewakili pernyataan sangat tidak setuju dan angka 5 mewakili pemyataan sangat setuju. Skala 1-5 digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data mengenai bobot jawaban yang diberikan responden. Dibawah ini telah tersaji definisi konsep dan indikator empirik dari masing masing variabel: Definisi Operasional dan Indikator Empirik Laten Variabel Definisi Indikator Empirik Sumber Efektivitasiklan iklan yang mampu 1, Menarik perhatian | Santoso (2012), dan ‘menarik perhatian, Durianio dkk (2003) ‘memberikan 2. Memberikan ‘pemahaman, ‘pemahaman, ‘menciptakan respon ognitif dan afektif seria | 3. Menciptakan respon. sikap yang positif dari ognit ‘konsumen sastran tethadap swatu iklan 4, Meneiptakan respon afektif 5. Sikap positif Acrhadap iklan, Brand Image ‘Sekumpulan asosiasi 1. Pemahaman Rangkuti (2002) merek yang terbentuk dibenak konsumen, 2. Kepercayaan 3. Pandangan atau ‘ersepsi Konsumen tethadap merck 4, Menimbulkan rasa suka terhadap produk 5. Dapat menghambat ‘kegiatan pemasaran, pesaing 1. Menarik perhatian Tingle Music yang mengiringi 2. Menyalurkan pesan | Wulandari (2010) penjualan 3, Menentukan tekanan ‘mengingatkan Khayalak cemosional untuk akan iklan tersebut iklan 4. Mempengaruhi suasana hati pendengar ‘Typical-Person Endorser | Memanfaatkan beberapa | 1. Dapat dipercaya Shimp dkk (2012) ‘orang yang bukan selebriti untuk 2. Mempunyai keablian ‘menyampaikan pesan tentang suatu produk 3. Mempunyai daya tai fisik 4, Mendapat rasa hormat dari audience 5. Kesamaan dengan audience METODE PENELITIAN Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara purposive sampling. Menurut Asnawi & Wijaya (2005;254) purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang tahu akan iklan Yakult dan pernah mengkonsumsinya. ‘Menurut Roscoe (1975) yang dikutip dalam Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum dalam hal menentukan besarnya ukuran sampel yaitu minimal 30 dan maksimal 500 sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 150. Penentuan sampel 150 dikarenakan jumlahnya sudah berada diatas jumlah minimal yaitu 30 sehingga diyakini peluang kesalahan dalam penelitian semakin kecil. Data yang digunakan berbentuk data primer, sumber datanya diambil dari mahasiswa UKSW baik itu perempuan maupun laki laki yang melihat iklan Yakult. Skala pengukuran berupa Skala Likert dengan keterangan 1=sangat tidak setuju, 2ctidak setuju, 3=netral, 4=setuju, S=sangat setuju, 3.1 Uji Validitas Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Nirmala, 2013). Pengujian validitas dilakukan dengan SPSS for Windows 16 yaitu dengan membandingan nilai r hitung dengan r tabel, Jika r tabel r hitung maka data tersebut tidak valid, 3.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan dari suatu alat ukur dalam mengukur 14 suatu gejala, Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung besarnya nilai Cronbach Alpha instrumen dari masing-masing variabel yang dit Apabila nilai Cronbach's Coefficient Alpha > 0,6 maka jawaban dari para responden pada kkuesioner sebagai alat pengukur dinilai dinyatakan reliabel (Sari & Djatikusuma, 2013). 3.3 Uji Asumsi Klasik 33.1 3.3.2 33.3 33.4 Uji Normalitas Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan Aistribusi data, Penggunaan uji normalitas Karena pada analisis statistic parametric, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah data tersebut berdistribusi normal (Andini, 2010), Data berdistribusi normal jika kolom Kolmogorov-Smirnov nilai sig. > dari a (0.05). Uji Multikolinearitas ‘Multikolinearitas adalah keadaan dimana _variabel-variabel independen dalam persamaan regresi_ mempunyai_korelasi (bubungan) yang erat satu sama lain (Pratisto, 2004;156).. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah_ multikolinearitas dapat mempergunakan nilai_ Variance Inflantion Faktor (VIF). ‘Multikolinearitas tidak akan terjadi jika nilai VIF < 10, Uji Heteroskedasitas Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak dari satu pengamatan kepengamatan yang lain (Santoso, 2010;207), Uji Autokorelasi ‘Untuk melakukan deteksi adanya autokorelasi pada penelitian ini digunakan dengan melihat hasil dari nilai durbin-watson, Jika nilai statistik durbin-watson > dari nilai du (batas atas) dapat disimpulkan, tidak ada autokorelasi, akan tetapi jika nilai durbin-watson < dari 15 nilai dl (batas bawah) maka dapat disimpulkan terdapat autokorelasi, 3.4 Analisis Regresi bertingkat Regresi bertingkat merupakan prosedur yang menggunakan komputer untuk memilih variabel bebas yang diikutsertakan dalam model regresi (Olson, 2008;137). HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 4.1 Uji Val s Kriteria validitas dapat ditentukan dengan melihat nilai pearson correlation dan Sig. (2-tailed). Jika Nilai pearson correlation > nilai pembanding berupa r-kritis (r-tabel), maka item tersebut valid. Atau jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti item tersebut valid (Hemashinta, 2012). Berdasarkan hasil pengolahan data pada uji validitas, yang terdiri dari 150 sampel diperoleh hasil nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu sebesar 0.160. Maka dapat disimpulkan data yang telah diyji hasilnya valid, Hal ini menunjukan setiap item yang digunakan untuk mengukur variabel efektivitas iklan, brand image, jingle dan typical-person endorser dalam kuisioner sangat tepat. 4.2 Uji Reliabilitas Nilai Cronbach's Alpha untuk variabel efektivitas iklan, brand image, jingle dan typical-person endorser melebihi nilai standar yang telah ditentukan, yaitu 0.6 atau masuk dalam kriteria reliabilitas yang tinggi. Artinya instrumen ini hasilnya konsisten jika dilakukan pengukuran ulang sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya, 4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independent dan variabel dependent atau keduanya berdistribusi normal atau tidak, Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat diuji dengan kolmogorof-smirnof, Caranya adalah dengan menentukan terlebih dabulu hipotesis pengujian, yaitu: 16 43.2 43.3 4.3.4 Ho : data terdistribusi secara normal Ha : data tidak terdistribusi secara normal Data hasil penelitian yang telah diuji menujukan bahwa nilai Kolmogorov- Smirnov dari setiap variabel efektifitas iklan 0,083, brand image 0.095, jingle 0,063, dan typical-person endorser 0,084 masing masing menunjukan nilai lebih besar dari 0,05 sehingga data dari setiap variabel berdistribusi normal, Uji Multikolinearitas Pada uji multikolinearitas yang telah dilakukan, terlihat bahwa tolerance pada yariabel jingle (1.00) dan typical-person endorser (1,00) lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, ini membuktikan bahwa tidak terjadi permasalahan multikolinearitas antar variabel dalam model regresi. Bisa dilihat juga pada hasil uji multikolinearitas lainnya, yaitu pada pengujian efektivitas iklan dan brand image, nilai tolerance lebih besar dari 0.1 serta nilai VIF lebih kecil dari 10, Uji Heteroskedastisitas Pada grafik scatterplots dari uji yang telah dilakukan terlihat bahwa titik-titik ‘menyebar secata acak yaitu berada diatas dan dibawah titik nol, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Ho ; tidak ada autokorelasi (r= 0) Ha : ada autokorelasi (r #0) Dari hasil olah data yang telah dilakukan nilai durbin-watson (dw) 1.879 dengan tingkat signifikansi 0.05. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 150 sedangkan jumlah variabel bebas pada uji pertama sebanyak 1 maka nilai dl (batas bawah) dan du (batas atas) yang didapat adalah 1.720 (dl) dan 1.746 (@u). Maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi karena nilai dw lebih besar dari nilai du sehingga ho diterima, 7 Dari hasil olah data yang telah dilakukan nilai durbin-watson (dw) 1.760 dengan tingkat signifikansi 0.05. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 150 sedangkan jumlah variabel bebas pada uji kedua sebanyak 1 maka nilai dl (batas bawah) dan du (batas atas) yang didapat adalah 1.720 (dl) dan 1.746 (du), Maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi karena nilai dw lebih besar dari nilai du sehingga ho diterima. Dari hasil olah data yang telah dilakukan nilai durbin-watson(dw)1.785 dengan tingkat signifikansi 0.05. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 150 sedangkan jumlah variabel bebas pada uji ketiga sebanyak 1 maka nilai dl (batas bawah) dan du (batas atas) yang didapat adalah 1.720 (dl) dan 1.746 (du). Maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi karena nilai dw lebih besar dari nilai du sehingga ho diterima, 44 Analisis Regresi Bertingkat Nilai Korelasi atau hubungan (R) antara brand image (X) dengan efektivitas iklan (¥) yaitu sebesar 0.963 dan penjelasan besarnya prosentase pengaruh brand image terhadap efektivitas iklan yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari pengukuran R, Dari output tersebut diperoleh koefisien diterminasi (R?) sebesar 0.927, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (brand image) terhadap variabel terikat (efektivitas iklan) adalah sebesar 92%, Brand image nilai thitung = 43.405 dengan probabilitas = 0,00 < 0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan, Nilai korelasi atau hubungan (R) antara jingle (X) dengan brand image (Y) yaitu sebesar 0,812 dan penjelasan besarnya prosentase pengaruh jingle terhadap brand image yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari pengukuran R. Dari output tersebut diperoleh koefisien diterminasi (R?) sebesar 0,659, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (jingle) terhadap variabel terikat (brand image) adalah sebesar 66%. Jingle nilai t hitung = 16.929 dengan probabilitas signifikan, 0,00 < 0,05, artinya ada pengaruh yang Nilai korelasi atau hubungan (R) antara typical-person endorser (X) dengan brand image (Y) yaitu sebesar 0.587 dan penjelasan besarnya prosentase pengaruh typical-person endorser terhadap brand image yang disebut koefisien 18 determinasi yang merupakan hasil dari pengukuran R, Dari output tersebut diperoleh koefisien diterminasi (R?) sebesar 0.345, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (typical-person endorser) terhadap variabel terikat (brand image) adalah sebesar 34%. Typical-person endorser nilai t hitung = 8,823 dengan probabilitas = 0.00 < 0.05, artinya ada pengaruh yang signifikan, B. PEMBAHASAN ~ Pengaruh Jingle Terhadap Brand Image Yakult Hasil pengujian hipotesis pada uji t menunjukan bahwa variabel jingle mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel brand image produk Yakult, Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung 16.929 lebih besar dari t tabel 1,976 dengan probabilitas = 0,00 < 0,05. T hitung bernilai positif artinya variable jingle berpengaruh positif terhadap brand image, Nilai R” pada uji regresi juga ‘menunjukan bahwa variabel jingle berpengaruh sebesar 65.9% tethadap brand image sehingga Hi diterima, Adanya pengaruh jingle terhadap brand image Yakult menunjukan semakin menarik jingle yang disajikan maka semakin bagus pula brand image dari produk tersebut, Unsur-unsur menariknya sebuah jingle sangat menentukan seberapa bagus image yang berusaha ditampilkan produsen untuk memikat hati para Konsumenya, Ini dapat terlihat pada kriteria penilaian konsumen yaitu: 1, Jingle Yakult menarik perhatian Jingle merupakan suatu bagian atau salah satu elemen penting dalam iklan karena dapat menjadi alat persuasi yang mudah melekat di benak konsumen, Penggunaan jingle dalam iklan dapat lebih mudah diresap oleh khalayak. Selain itu penggunaan jingle iklan yang sudah dikenal banyak orang dipercayai oleh banyak perusahaan atau produsen di Indonesia untuk dapat membangun merek dan dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang diiklankan, Dalam jingle terkadang terkandung lirik mengenai produk tersebut ataupun hal yang berkaitan dengan produk yang diiklankan (Nirmala dk, 2014). Yakult sendiri mempunyai jingle yang simple dan menarik sehingga semua kalangan konsumen dari anak anak sampai orang tua dapat menyayikannya. Dari data yang telah diuji, hasil terbanyak menunjukan sebanyak 69 responden menjawab netral, sedangkan 51 responden setuju bahwa jingle iklan Yakult menarik perhatian, 19 2. Mudah dihafal setiap lirik lagunya Lirik dapat setiap musik yang disajikan dalam iklan harus dibuat semenarik mungkin agar konsumen tidak bosan ketika mendengamya, Yakult sendiri membuat lirik untuk jingle iklannya sangat mendidik sehingga setiap kata kata yang dibuat membuat ketertarikan dibenak konsumen, Dari data yang telah diuji sebanyak 55 orang menjawab setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa jingle Yakult ‘mudah dihafal setiap liriknya. 3. Dapat meyakinkan konsumen Jingle diciptakan untuk meyakinkan konsumen bahwa produk yang dibeli enak serta aman, Yakult dengan petikan jingle nya “Cintai ‘Ususmu Minum Yakult Tiap Hari” memuat makna bahwa minum, Yakult dapat menyehatkan tubuh apabila diminum setiap hari. Ini membuat konsumen sangat yakin terhadap Yakult, Pada penelitian ini sebanyak 64 responden menjawab setuju dan 26 responden sangat setuju bahwa jingle iklan Yakult memang baik untuk kesehatan usus 4, Serta membuat hati konsumen nyaman setelah mendengamya. Makna jingle Yakult yang menyampaikan informasi untuk menjaga Kesehatan pencernaan, membuat pendengar iklan Yakult merasa nyaman setelah mendengarkan isi jingle tersebut, Ini dikuatkan dengan hasil uji yang telah dilakukan bahwa sebanyak 48 responden setuju bahwa jingle membuat hati konsumennya nyaman Ini juga didukung dalam penelitian yang didilekukan oleh Wulandari (2010), bahwa pesan yang disampaikan lewat sebuah jingle lebih dapat tersampaikan kepada konsumen, Penyajian jingle dibuat semenarik mungkin agar image yang ditampilkan produk/merek tersebut mempunyai nilai positif dibati konsumen terutama konsumen Yakult, Jingle yakult yang mendidik serta sarat akan makna membuat konsumen tidak ragu lagi mengenai pencitraan yang ada dalam brand ini, Secara otomatis ketika para konsumen mendengar lirik “‘cintai ususmu tiap hari“ mereka akan teringat Yakult, dan tanpa ragu akan membelinya untuk dikonsumsi sehari hari, 20 - Pengaruh Typical-Person Endorser Terhadap Brand Image Yakult Hasil pengujian hipotesis pada uji t menunjukan bahwa variabel typical- person endorser mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel brand image produk Yakult, Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung 8.823 lebih besar dari t tabel 1,976 dengan probabilitas = 0,00 < 0.05 sehingga H2 diterima, T hitung bemilai positif artinya variable typical-person endorser berpengaruh positif terhadap brand image, Nilai R® pada uji regresi juga menunjukan pengaruh variabel typical-person endorser sebesar 34.5% terhadap varibel brand image. Menurut Hapsari (2008) penggunaan endorser diharapkan dapat memberikan asosiasi positif antara produk dengan endorser, Dengan dipersepsikannya typical- person endorser secara positif oleh masyarakat, diharapkan positif pula brand image yang terbentuk di benak konsumen, Penggunaan endorser yang bukan dari kalangan selebriti dinilai cukup efektif dalam meningkatkan kepercayaan Konsumen terhadap image yang ingin dibangun oleh merek Yakult, Konsep keluarga diciptakan untuk membentuk persepsi konsumen bahwa produk ini sangat cocok untuk semua kalangan, = Pengaruh Brand Image Terhadap Efektivitas Iklan Yakult Hasil pengujian hipotesis pada uji t menunjukan bahwa variabel brand image mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel efektivitas iklan Yakult. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung 43,405 lebih besar dari t tabel 1.976 dengan probabilitas = 0.00 < 0.05 sehingga H3 diterima. T hitung bernilai positif artinya yariable brand image berpengaruh positif terhadap efektivitas iklan, Nilai R? pada uji regresi juga menunjukan pengaruh brand image mempunyai dampak positif dan signifikan sebesar 92.7% terhadap efektivitas iklan, Pencitraan sebuah merek memang sangat dibutuhkan untuk mengetahui seberapa efektifnya iklan tersebut diterima oleh konsumen. Ketika image yang ditampilkan sudah buruk maka secara otomatis iklan tersebut dinilai tidak efektif dimata konsumen, Ketika konsumen sudah paham betul manfaat yang ditimbulkan oleh merek Yakult ini berarti iklan yang selama ini ditayangkan oleh media televisi dapat diterima oleh konsumen sehingga konsumen dengan mudah mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari, a ‘Tabel Untuk Variabel Intervening bel variabel bebas & i intervening Konstanta (a) Tingle Brand image R Konstanta (a) ‘Typical-person endorser Brand image Re - Pengaruh variabel jingle (X) terhadap efektivitas iklan (¥) setelah intervening atau intervensi oleh variabel brand image (1) Y Pada tahap 1 variabel jingle berpengaruh terhadap efektivitas iklan dimana nilai Koefisien regresinya 1.049 dengan sig. 0,000. Besar pengaruh variabel jingle terhadap efektivitas iklan Yakult adalah 63.2% (R?=0,632). Y Pada tahap 2, pengaruh variabel jingle tethadap efektivitas iklan setelah intervening atau intervensi oleh brand image dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel jingle tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas iklan Yakult (Y) dimana koefisien regresinya adalah 0,051 dengan tingkat signifikan sebesar 0,309. Selain, nilai koefisien regresi variabel jingle (X) tersebut juga mengalami penurunan dari 1,049 (tahap 1) menjadi 0.051 (tahap2). 2. Variabel brand image (1) sebagai variabel intervening berpengaruh signifikan terhadap efektivites iklan Yakult (Y) dengan nilai koefisien regresi adalah 0,929 dan tingkat signifikannya sebesar 0,000. 3. Besarnya pengaruh jingle terhadap efektivitas iklan adalah 0,928 (R? 2.8%). Dengan kata lain terjadi peningkatan pengaruh variabel jingle terhadap efektivitas iklan sebesar 29.6% atau dari 63.2% menjadi 92.8%. - Pengaruh variabel typical-person endorser (X) terhadap efektivitas iklan (Y) setelah intervening atau intervensi oleh variabel brand image (I) PENUTUP- ¥ Pada tahap 1 variabel typical-person endorser berpengaruh terhadap efektivitas iklan dimana nilai Koefisien regresinya 0.649 dengan sig. 0,029, Besar pengaruh variabel typical-person endorser terhadap efektivitas iklan adalah 36.5% (R=0.365). Pada tahap 2, pengaruh variabel typical-person endorser terhadap efektivitas iklan setelah intervening atau intervensi oleh brand image dapat dijelaskan sebagai berikut: 1, Variabel typical-person endorser berpengaruh signifikan terhadap efektivitas iklan (Y) dimana koefisien regresinya adalah 0,064 dengan tingkat signifikan sebesar 0,029, Namun, nilai koefisien regresi variabel jingle (X) tersebut mengalami penurunan dari 0.649 (tahap 1) menjadi 0.064 (tahap2). 2. Variabel brand image (1) sebagai variabel intervening berpengaruh signifikan tethadap efektivitas iklan (Y) dengan nilai koefisien regresi adalah 0.926 dan tingkat signifikannya sebesar 0,000. 3, Besarnya pengaruh typical-person endorser terhadap efektivitas iklan adalah 0.930 (R? = 93.0%). Dengan kata lain terjadi peningkatan.pengaruh variabel typical-person endorser terhadap efektivitas iklan sebesar 56.5% atau dari 36.5% menjadi 93.0%. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembshasan maka selanjutnya dapat disimpulkan bahwa: 1, Jingle iklan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap brand image Yakult. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung 16.929 dengan probabilitas = 0.00 < 0.05 dan nilai R® pada uji regresi juga menunjukan bahwa variabel jingle berpengaruh sebesar 65.9% terhadap brand image, dimana semakin menariknya jingle yang disajikan maka semakin bagus pula brand image dari produk Yakult, 2. Typical-Person Endorser mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap brand image Yakult.Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung 8.823 dengan probabilitas = 0.00 < 0.05 dan nilai R? pada uji regresi juga menunjukan pengaruh variabel typical-person endorser sebesar 34.5% terhadap varibel brand image. 2B Dengan dipersepsikannya typical-person endorser secara positif oleh masyarakat, maka positif pula brand image yang terbentuk di benak konsumen. 3. Brand image mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas iklan, Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung 43,405 dengan probabilitas = 0.00 < 0.05 dan nilai R? pada uji regresi juga menunjukan pengaruh brand image mempunyai dampak positif dan signifikan sebesar 92.7% terhadap efektivitas iklan, dimana semakin bagus image yang ditampilkan oleh yakult maka efektifitas iklan yang dibangun oleh Yakult semakin bagus pula, Implikasi Teoritis Dati hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa penggunaan jingle dan typical-person endorser dan pengaruhnya terhadap brand image terbukti signifikan serta berdampak positif terhadap efektifitas iklan. Ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wulandari (2010) yang menjelaskan bahwa dengan jingle, produsen dengan mudah menyampaikan pesan yang ada dalam iklan sehingga konsumen dapat mempersepsikan secara positif merek tersebut, Untuk penggunaan typical-person endorser menurut Hapsari (2008) penggunaan typical- person endorser diharapkan dapat memberikan asosiasi positif antara_produk dengan endorser. Dengan dipersepsikannya endorser secara positif oleh masyarakat, diharapkan positif pula brand image yang terbentuk di benak konsumen, Menurut Santoso (2010) pelanggan paling mudah untuk. mengenali merek dibandingkan atribut-atribut lain yang melekat pada suatu produk. Merek ‘merupakan janjipenjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, ‘manfaat, dan jasa tertentu memberikan jaminan mutu. Iklan yang efektif membuat konsumen akan selalu mengingat merek tersebut. Implikasi Manajerial Perusahaan harus tetap mempertahankan lirik jingle yang sudah menjadi ciri khas dari Yakult sendiri, karena konsumen menilai jingle Yakult sudah sangat menarik, mudah untuk dihafal, dapat meyakinkan serta membuat suasana hati tenang. 24 Keterbatasan Penelitian 1, Ketika peneliti menyebar 30 kuisioner hasil yang didapat data berdistribusi normal, tetapi ketika kuisioner disebar 150 data tersebut tidak berdistribusi normal, karena jawaban cenderung untuk setuju Saran Saran untuk penelitian berikutnya dengan memperhatikan penelitian ini ialah: 1. Peneliti perlu memperhatikan dengan seksama ketika responden memberikan jawaban dalam kuisioner agar nanti ketika mengolah data hasilnya bisa berdistribusi normal, DAFTAR PUSTAKA Andini, Putri, 2010, Analisis Pengaruh Pemanfaatan Multi Endorser, Brand Image, dan ‘Trust/Kepercayaan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Suatu Produk,Skripsi Program $1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Asnawi, Said Kelana & Chandra Wijaya, 2005. Riset Keuangan: Pengujian-Pengujian Empiris. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Durianto, Darmadi dkk. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif: Strategi, Program, dan Teknik Pengukuran, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Fasochah. 2010, Dampak Model Iklan Dengan Endorser Selebritis Dan Non Selebritis ‘Terhadap Image Konsumen, Jurnal Dharma Ekonomi Vol 17, No 32 Handoko, Rudolph Setiaji, 2006, Analisis Pengaruh Kredibilitas Endorser dan Kreativitas Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Yang Mempengaruhi Sikap Terhadap Merek. Tesis Program ‘$2 Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang Hapsari, Ajeng Peni, 2008, Analisis Perbandingan Penggunaan Celebrity Endorser dan ‘Typical-Person Endorser Iklan Televisi dan Hubungannya Dengan Brand Image Produk. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.IX, No.1. Universitas Padjadjaran Bandung Hemashinta, Lintang Kurniati. 2012. Pengaruh Stimulus Iklan Televisi Pocari Sweet Versi “Youth Sweat Beautiful” Terhadap Brand Awareness Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Kalimalang. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta Istijanto, 2008. Enam puluh tiga kasus pemasaran terkini Indonesia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Keller, Kevin Lane. 2003. Best Practice Cases in Branding : Lessons from the World’s Strongest Brand, New Jersey: Prentice Hall Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1dan 2. ‘Terjemahan: Benyamin Molan, Jakarta: PT. Indeks 26 Kotler, Philip & Kevin Lane Keller, 2013, Marketing Management. England: Pearson Horizon Edition 14 Nirmala, Ayunda Nurul, 2013, Analisis Pengaruh Dimensi Jingle Iklan Sepeda Motor Honda Beat Di Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Di Wilayah Perkotaan Kabupaten Jember. Skripsi Program $1 Fakultas Manajemen Universitas Jember Matnuh. 2012. Macam-Macam Media Periklanan, _httpy/id.shvoong.com/business- management/advertising-press-release/2316148-macam-macam-media-periklanan/ Nirmala, Ayunda Nurul dk. 2014. Analisis Pengaruh Dimensi Jingle Iklan Sepeda Motor Honda Beat di Televisi Terhadap Keputusan Pembelian di Wilayah Perkotaan Jember. e- Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, 2014, Volume 1 (1): 4-7 Olson, David, 2008, Pengantar Imu Penggalian Data Bisnis, Jakarta; Salemba Empat Pebriandi, Josua & F, anita Herawati. 2013. Peran Lirik Jingle liklan Partai Politik Dalam Pembentukan Identitas, Skripsi Program $1 FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS 12. Jakarta: PT. Elex Media Kompntindo Purbo, Taufan Bhayu. 2006. Pengaruh Jingle Iklan di Media TV Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen, Skripsi Program $1 Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Jogyakarta Rangkuti, Freddy. 2002. The Power Of Brands. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Royan, Frans M. 2004. Sun Tas, Creating Distribution Strategy: Aplikasi Strategi Perang Sun Tas Dalam Pendistribusian Produk. Jakarta: PT, Gramedia Pustaka Utama Safira, Maya, 2014. Jingle Iklan Junk Food Bisa Picu Pembelian Makanan Tidak Sehat. hitp:/ffood.detik.com Sanjaya, Dhida Surya dan Ida Ayu Kaderachmawati Kusasih. 2012. Pengaruh Fear Appeals, Endorser dan Jingle Dalam Iklan Suzuki Nex di Televisi Versi Band SM*SH Terhadap Respon Konsumen. GRADUASI Vol. 28, ISSN 2088 — 6594 7 Santoso, Irfian Wahyu, 2010.Pengaruh Citra Merek Terhadap Efektivitas Idan Minuman Frutang. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Santoso, Nathania Indah, Pengaruh Kreativitas dan Daya Tarik Iklan Terhadap EfeKtivitas Iklan Yang Mempengaruhi Sikap Terhadap Merek Indosat Mentari (Studi Pada Konsumen PT Indosat Semarang), Skripsi Program $1 Fakultas Iimu Sosial dan Imu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Sari, Dinny Puspita & Edin S. Djatikusuma. 2013. Pengaruh Celebrity Endorser Ayu Ting ‘Ting Dalam Iklan Televisi Terhadap Brand image Produk Mie Sarimi, Jurnal Manajemen ‘STIE MDP ‘Sekaran, Uma, 2006, Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Shimp, Terence. (2008). Periklanan promosi, aspek tambahan komunikasi pemasaran terpadu, Jakarta: Erlangga. Shimp, Terence dkk. 2012. Integrated Marketing Communications. Australia: Cengage Learning ‘Wulandari, Tri, 2010, Hubungan Jingle J-Rocks Ceria di Televisi Dengan Brand Image Indosat IM3 (Survei Pada Siswa SMAN 4 Tangerang Selatan). Skripsi Program S1 Fakultas Tmu Sosial dan Imu politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta www. halojepang.com/memobisnis/7789-yakult Yunianto, Tri, 2013. Analisis Perbandingan Penggunaan Celebrity Endorser dan Typical- Person Endorser Iklan Televisi dan Pengaruhnya terhadap Brand Image Produk Shampo Clear. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Muhammadiyah Purwokerto LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 Pengaruh Jingle dan Typical-Person Endorser Dalam Membangun Brand Image Serta Dampaknya Terhadap Efektivitas Iklan Yakult, I. Identitas Responden Nama Usia Jenis Kelamin Pria b. Wanita IL, Petunjuk Pengisian Berilah tanda check (¥) pada jawaban yang paling sesuai menurut pendapat anda. Kriteria penilaian; No _| Pernyataan Score 1.| Sangat Setuju (SS) 5 2.| Setuju (8) 4 3.| Netral (N) 3 4,| Tidak Setuju (TS) 2 5.| Sangat Tidal Setuju (STS) 1 Berilah tanda check (v) pada jawaban yang paling sesuai menurut pendapat anda. sts |Ts |N/s |ss Efektivitas idan 1. Iklan yakult versi “hidup sehat” sangat menarik 29 2. Saya merasa iklan yakult memberikan pemahaman tentang arti ppentingnya keschatan. 3. Saya mampu memahami pesan yang terkandung pada iklan yakult. 4, Iklan yakult membuat saya menyukai yakult. 5. Iklan yakult meyakinkan saya bahwa keschatan usus itu penting. Brand Image 1. Yakult memberikan pemahaman kepada saya bahwa minuman probiotik baik bagi tubuh. 2. Saya percaya bahwa yakult mengandung zat zat yang baik bagi keschatan usus. 3. Yakult adalah minuman probiotik yang mampu memperbaiki sistem pencemaan, 4. Rasanya yang enak serta manfaat yang ada dalam yakult membuat saya sangat suka mengkonsumsinya. 5. Yakult adalah pelopor minuman probiotik pertama sehingga ‘membuat saya sangat yakin akan manfaatnya daripada saya ‘mengkonsumsi produk minuman probiotik lainnya. Jingle 1, Jingle iklan yakult sangat menarik 2. Jingle iklan yakult mudah dihafl, 3. Jingle iklan yakult meyakinkan saya untuk keschatan usus. 4, Jingle yakult membuat suasana hati saya nyaman, ‘Typical-Person Endorser 1. Penggunaan endorser dari kalangan non selebriti membuat saya lebih mudah percaya pada produk yakult. Keluarga sebagai tema dalam iklan yakult berhasil membuat saya berpikiran bahwa mereka benar-benar tahu manfaat yakult. . Saya sangat senang ketika melihat endorser dari ikian yakult yang menggunakan tema sebuah keluarga hal ini menegaskan yakult memang produk schat andalan keluarga. Endorser iklan yakult membuat saya memiliki rasa hormat pada kkeluarga schat tersebut. Keluarga sebagai endorser iklan yakult mengingatkan saya akan kkeluarga saya, 31 Lampiran 2 1.1 Uji Validitas Correlations Efektifitas Iklan Corretations Et 2 =a Ei Pearson Covelavon ee Sig. @ttlee) ‘000 | 000 Nv sso | ‘sso | ‘450 ig —Pearaon Covaiavon | aor + [aoe ip. Ctailec) ‘000 ‘ sso | 150 «| 52 Pearson conetavon | 28" | a0 7 ‘000 | “000 ‘so. | ‘tsa |_ 150 Ea Pearson cowaiaton | aos" | ar" | a7" ‘i. Ctailee) ‘ooo. | -000.|_ “aoe Nv iso | __tso |__4 Eis_—Pearson Correlation | ava" | aos" | ase” Sig. @tatlecy ovo | “000 | “00 N ‘sso |__ ‘sso | 50. = Soretaton i signiteant ate 0.01 level @alea) Correlations Brand Image corretations: {ew B12 B13 Bia Er a Tan eoraTaT an 1] sre — sre] 08 | 427 Sig. @tallec) ‘000 | 000 | “000 | “000 nv sso |__ ‘so |__ 480 50 150 ‘S___ Pearson coneiavon | are" 1 | 718" | soo" | —aee™ ‘ig. Ctailec) ‘200 ‘200 | a0 | “200 Nv ‘30 iso | ‘so | _‘s0 ‘BE rearson Correlation | ara + | are" | a8" Sig. @-tatec) 00 ‘ooo ‘00 Sccemeo | “0 cal 00 ar an CaraTaTaR fase aan + Sig, @ialieg) 200 ‘000 | “000 Nv 60 iso | ‘Sso |__ 160 | +7 Soreratan Te SIgnIncant atthe 0.81 eval @taled) Correlations Jingle RS ase: se 32 Correlations Typical-Person Endorser Correlations: ee: | -see2 | rea | tres | res PET Pearson Correlation 7 ase a2t 445 3357 Sig. (tolled) ‘900 ‘900 ‘000 ‘000 N 180. 1s. 150. 150 TFET Pearson Coveiation | 350" 1 a 1g. @-tatlea) ‘000 ‘000 ‘000 ‘000 N 150. 150 150. 150. 150 TPES Pearson Cowelaion | 421" 373 1) at8" 291 Big. 2talted) ‘000 ‘000 ‘000 ‘000 N 150. 150. 150. 150. 150 PEG Pearson Conelation | ae" aa" | __a19 1623" ig. tated) ‘000 “00a ‘000 ‘000 N 150 150 450 159 4 TPES Pearson Cavelaon | 333" 20 201" 523" 1 Sig. @-taitea) ‘000 ‘000 000 ‘000 N 150. 150 sso 150 150 7 Soneration 1.2 Uji Reabilitas “ianiicant atthe 0.04 fever Gtalied, Reabilitas Efektivitas Iklan Reabilitas Brand Image Re Revabimy statistics Gronbachs Alpha gased cronpacn’s | standardizes apne heme. Nortems, an nS Groner, Aphawssea Reslobiuty Statistics Cronbach's | Standsraizea it igen" | rofnerns ro a = eabilitas Jingle Rotiabilty Statistics ‘cronbachis, Aisha gased Cronbach's | Standardized signs. them’ Nos EzT) Tai Reabilitas Typical-Person Endorser 33, 1.3 Uji Asumsi Klasik 1.3.1 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnoy Test Te Tat uw TPE w 150 150 150 150 Normal Parameters" Mean i776 | 1766 | 1260] 16:54 ‘S14. Deviation soa | 3606 | 2727 | 349 Most Extreme Diferences Absolute 103 101 407 403 Positive 073 078 068 oes, Negative -a03 | -s01 | -a07 | 103 Kolmogorov Smimoy Z 1262 | 1294] 1314] 1.259 Asymn. Sig. tailed) 093, 095 083 ea '. Test distibution fe Normal 1.3.2. Uji Multikolinearitas —— cearene cremiatiesconumts | Sha commam ties | Game | oa sae] tor o su] se] ol use| no] sono | 1 TTS Conte Sauarea ntaanes conten | Ca cat Lagat £ ts rye Beta t sia_| Tolerance |_vF 1 ‘(Constant 720 1209 5.950 00 te gx] ve] srl aos] ow] tno | Tepe TH — cea tremeomrescortoons | Sal common sss Lai Fe ee eae] ep a] 80 Es st) af as! gus | oo) so | 19 Te ASETS 1.3.3 Uji Heteroskedastisitas ae eee enoococee ° + 4 PegessinSavdrized Ress ° 1.3.4. Uji Autokorelasi ‘Moet Summary ‘Most AdusiedR | si@evoror | Dursin h n__|psquare | “Square | mecsimeie | Watzon sis | __s59 ast. 212 873 | 7 Prodieore: (Conta, Ts ». Dependont Variable: TB! =| se queer | Seseces 7 TT ao asa “= Prediiore:(Gonstand, TIPE . Dependent Variable: TO! ». Dependent Variable: Tet 35, Pengaruh Brand Image Terhadap Efektivitas Iklan Ast may? oe Sa vost usr | saemwot | Rea use |e lrone| “iste” | EASES | BSP Tous | on | oo looser | fies see rte awe [Te col ans a Pes Corso TE oversea T Coomcionts* ‘Siengaraieea 1d Coomcionts flan | asodos 2 td Error Bet ‘ 10 at Gonstand 7am Zz 120 | 04a ret ost oes | sass | ‘b00 = Dependent Variable TEI Pengaruh Jingle Terhadap Brand Image | nl esoe | “ite ects so_|-su.ecnsoae | atts | ee eat om alia Tied Comm SDrowaeeene Coometents* Siansaraizea Unctanaarazed Goomeionis | Boanieiants Model 5 Sid Eno: Boia 1 sia ne — Constant 7968 905 3300 | 007 ia tora 083 oi2 | 18028 | ‘000 @ Dependent Venables Tel Pengaruh Typical-person Endorser Terhadap Brand Image a ro vol lamae| “ore” aees oe ease, hein Goa TPE Coomcionte* ‘Slangaraizea 1.209) 30589] .000 or2 sor | e822 | 00 Pengaruh Variabel Jingle (X) Terhadap Efektivitas Iklan (¥) Setelah Intervening Atau Intervensi Oleh Variabel Brand Image (1) oe Sn wees Rega un =P 77 ree 7 ‘ Pres ont, 1TH 2 Draenei TE, Sana eees | Unstandatdizea Cooficents > pedal —sonatane ale ae 7 ‘sae | te 0s ose | “i920 Modena pe oes wewsr | sacra | Rema pune. h 2 _|eseme | “8s etsimie | Snante_[reneaoe | on _|_ plone cnanae | fs 1 = co Lia sass ch aT 7 rei ona © ependet vane Te tel 5 Sta fia peta 2 Et # onatand ‘Ta0t a1 3708 ‘000 Pengaruh Variabel ‘Iypical-person endorser (X) Terhadap Efektivitas Iklan (¥) Setelah Intervening Atau Interyensi Oleh Variabel Brand Image (1) oe Summary [ee 2. sug icckirem | nee’ | eer | co | aa |ontcnanse | fia o ee a se ea [al 1a 6 rrr rer Canam, TPE TE © Depenoer arable: TE [unstencaraized coomeents | SSnaRiaane Heel — oat * sa SS as Bsr ‘San een Voribner TET 28 eae. sae 7 wel a lesa | “Ect” | ss _[oncme| Se aacaeaed Dower . suncae | ata 1 | oe

You might also like