You are on page 1of 15

PROPOSAL USAHA

OTAK-OTAK BANDENG

“Gurih – Gurih Nyoi”

Owner : Nadya Lienza Prameswari

Nama Perusahaan : Otak –Otak bandeng

Bidang Usaha : Kuliner

Jenis Produk : Otak - Otak berbahan Ikan


PROPOSAL USAHA

OTAK-OTAK BANDENG

“Gurih – Gurih Nyoi”

A. DATA PRIBADI

Nama : Nadya Lienza Pramswari


Alamat : Tekad Blok III Kec. Pulau Panggung Kab. Tanggamus
Email : nadyalienza224@gmail.com

B. DATA USAHA

Nama Perusahaan : Otak –Otak Bandeng


Bidang usaha : Kuliner
Jenis produk : Otak Otak Berbahan Ikan
Lokasi usaha : Gading Rejo Kab. Pringsewu Lampung
Slogan Usaha : “Gurih – Gurih Nyoi”

C. DASAR PEMIKIRAN

Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia dalam jumlah penduduk.


Jumlah penduduk yang besar dapat merupakan potensi yang besar, tetapi juga dapat
menjadi beban yang besar pula. Pertambahan jumlah penduduk yang lebih cepat
dibanding penyediaan lapangan kerja baru, menyebabkan meningkatnya jumlah
pengangguran.

Di sisi lain pertambahan jumlah penduduk akan menyebabkan semakin banyak


dan beragamnya permintaan terhadap barang dan jasa. Kondisi ini membuka
kesempatan yang baik bagi para pencari kerja untuk berwirausaha dalam berbagai
bidang. Dengan berwirausaha mereka akan mampu membuat lapangan kerja sendiri
sekaligus menyediakan lapangan kerja bagi orang lain.

Pengembangan agribisnis dan agroindustri diharapkan semakin meningkat dan


maju seiring dengan kondisi seperti di atas. Komoditas agribisnis yang paling tepat
untuk mengatasinya saat ini adalah komoditas budidaya ikan. Komoditas ini diharapkan
mampu memberikan nilai tambah yang nyata bagi perkembangan pertanian Indonesia
khusunya petani tambak.

Di Indonesia banyak sekali macam-macam makanan khas nusantara atau sering


kita sebut dengan makanan khas kuliner, karena negara kita terdiri dari beberapa
pulau, dan beberapa provinsi. Dimana setiap provinsi mempunyai makanan khas
daerahnya masing-masing yang mana makanan kuliner tersebut menjadikan salah
satu identitas suatu daerah tersebut.

Keanekaragam suku bangsa dengan budaya, bahasa, agama, dan istiadat yang
berbeda-beda itulah menciptakan aneka ragam masakan, makanan, dan minuman yang
menjadi ciri khas masing-masing daerah. Kuliner menjadi salah satu daya tarik
tersendiri di negeri ini. Di setiap daerah di tanah air mempunyai makanan yang khas,
yang jenisnya sangat banyak sekali yang tersebar di seluruh nusantara.

Salah satu daerah yang cukup terkenal dengan olahan ikan makanan khas daerah
yaitu kota Gresik. Kota ini berada di derah timur dipuau Jawa yaitu Jawa Timur.
Makanan khas daerah tersebut disebut Otak-otak Bandeng yang cukup terkenal di
Indonesia.

Biasanya bandeng diolah sebagai ikan bandeng presto, tetapi kali ini diolah
menjadi otak-otak. Otak-otak ikan bandeng menyuguhkan cita rasa nan gurih yang
lezat. Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang sebenarnya hidup di air laut
namundapat juga hidup di air payau maupun air tawar. Ikan bandeng kebanyakan
diternakan dalam air tawar.Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang banyak
mengandung gizi
yang bermanfaat bagi manusia. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam ikan bandeng
antra lainzat besi, magnesium, kalsium, fosfor, kalium, natrium, zinc, tembaga,
mangan, selenium,vitamin B1, B2, B3, B5, B6, vitamin C, folat, asam folat, vitamin
B12, vitamin A dan vitaminE.Zat besi magnesium, kalsium, fosfor, kalium, natrium,
tembaga, mangan dan seleniumsangat bermanfaat dalam pembentukan dan
pertumbuhan tulang serta gigi, sedangkan vitaminB1, B2, B3, dan B6 bermanfaat
dalam menjaga kesehatan pencernaan meningkatkan fungsiotak, metabolisme tubuh,
menjaga kesehatan rambut, kuku, dan kulit. Vitamin B12membantu dalam kesehatan
dan kinerja otot. Vitamin E bermanfaat pula dalam kesehatankulit, kuku dan rambut,
serta berfungsi sebagai anti agin. Oleh kareana itu bandeng mempunyai manfaat untuk
dikonsumsi setiap hari oleh manusia.

Salah satu jenis usaha yang potensial untuk dikembangkan adalah usaha yang
bergerak di bidang pengolahan bahan pangan. Produk bahan pangan yang dihasilkan
dapat menambah keanekaragaman produk dan memberi nilai tambah bagi bahan
pangan tersebut. Produk daerah yang akan dikembangkan adalah Otak-Otak Bandeng
yang bahan bakunya berasal dari Ikan Bandeng.

Tujuan dari Pembuatan proposal “OTAK-OTAK BANDENG” ini adalah agar


mahasiswa jurusan Teknik Industri di Universitas Muhammadiyah Gresik dapat
meningkatkan pengetahuan tentang ruang lingkup organisasi di bisnis usaha kecil
maupun besar bagaimana ruanglingkup usahanya, operasional dan keuangannya serta
menumbuhka jiwa kewirausahaan dari mahasiswa sehingga dapat meningkatkan
wawasan dan pengalaman serta mampu menerapkan teori-teori yang diperoleh
dibangku kuliah pada system nyata yang sifatnya sederhana. Serta menjadikan usaha
ini menjadi usaha yang mempekenalkan makanan khas daerah Indonesia. dan
memperdayakan para petani tambak bandeng yang berada di daerah Gresik dengan
menyuplai ikan bandeng dari petani-petani tambak bandeng dengan nilai jual ikan
bandeng lebih tinggi saat diolah lagi menjadi makanan khas daerah Gresik. Serta
menjadi usaha atau perusahaan besar bertaraf internasional dan bersaing dengan
perusahaan-perusahaan lainnya yang berada di kanca internasional.

D. Tujuan

Tujuan Usaha Otak-Otak Bandeng adalah :

a) Membuat peluang kerja bagi masyarakat sekitar


b) Melestarikan makanan khas tradisonal ke generasi berikutnya

Manfaat Usaha Otak-Otak Bandeng ini adalah sbb :


a. Masyarakat mempunyai pekerjaan karena adanya perusahaan ini.
b. Generasi berikutnya akan mengetahui makanan khas daerah sendiri yang banyak
diminati.

E. PROSES PRODUKSI

Dalam suatu industri pangan, proses produksi perlu diperhatikan. Kesalahan


yang terjadi dalam proses produksi dapat menghasilkan produk akhir dengan mutu
yang berbeda. Pada proses produksi otak-otak, dilakukan proses pembersihan,
pengeluaran isi perut, pemisahan daging dan kulit, penggilingan daging, pembuatan
bumbu, pencampuran dengan bumbu, pengembalian daging ke dalam kulit,
pengukusan, pendinginan, pengovenan dan pengemasan. Kualitas dan cita rasa produk
bandeng otak- otak diharapkan selalu terjamin dan seragam setiap produksi. Oleh
karena itu, proses pengolahan dan kondisi produksi seperti suhu, kebersihan alat, dan
lingkungan perlu diperhatikan sesuai standar yang sudah ditetapkan sehingga variasi
mutu produk dapat diminimalkan dan konsumen merasa puas dengan kualitas yang
terjamin.

1. Persiapan bahan

Pada tahap persiapan bahan baku, ikan bandeng yang berasal dari pemasok
dipilih oleh karyawan PT. Bandeng Juwana di pasar Rejomulyo. Ikan yang digunakan
untuk pembuatan otak-otak adalah ikan yang sesuai dengan standar mutu yang
ditetapkan oleh PT. Bandeng Juwana antara lain beratnya 0,3 – 0,5 kg dengan
penampakan secara sifik seperti mata bersih serta tidak tenggelam, sisik mengkilap,
dan insang masih merah terang. Selain itu, juga dipilih ikan yang tidak berbau tanah
dengan cara memasak salah satu ikan sebagai sampel. Setelah pemasakan, daging ikan
diuji sensori apakah terasa enak dan tidak berbau tanah. Jika tidak berbau tanah, maka
kumpulan ikan ini akan dibawa ke tempat produksi di Jl. Lingkungan Industri Kecil
untuk diolah lebih lanjut menjadi bandeng otak-otak. Hal ini sesuai dengan teori
Winarno (1993) bahwa analisa mutu ikan secara sensoris dapat ditinjau dari
penampilan, keseragaman, tidak adanya cacat dan penyimpangan pada tekstur, rasa,
serta bau. Ikan segar memiliki karakteristik sebagai berikut:

 mata yang segar dan cembung


 pupil hitam
 insang terang
 tidak ada lendir/ bakteri
 daging tembus cahaya kebiru-biruan
 daging kuat dan elastis terhadap sentuhan tangan
 tidak kemerah-merahan sepanjang tulang punggung
 sirip tidak berubah warna
 darah ginjal berwarna merah
 bau segar

Bau tanah yang sering dijumpai pada ikan bandeng disebabkan oleh makanan
yang dimakan bandeng selama hidup dalam tambak, yaitu lumut atau ganggang.
Menurut Siringoringo (1997), penyebab utama rasa dan bau tanah adalah senyawa
geosmin yang merupakan senyawa metabolit yang dihasilkan alga hijau biru dari
genus Oscillatoria. Penghilangan bau tanah pada olahan bandeng, dapat dilakukan
dengan penambahan kunyit dan asam. Bahan-bahan tambahan dan bumbu-bumbu
yang digunakan dalam pembuatan otak-otak antara lain cabe, asam, garam, bawang
merah, bawang putih, telur, lada, gula jawa, gula pasir, santan, dan minyak goreng.

Bahan-bahan tambahan ini diperoleh dari pasar dengan pemasok tertentu.


Standar kualitas bahan tambahan dan bumbu untuk otak-otak ini adalah kesegaran dan
kebersihannya. Setelah bahan diterima, bahan seperti cabai, bawang merah, bawang
putih dan lada dihaluskan untuk pencampuran bumbu ditahap proses pengolahan.

2. Pembersihan dan Pengeluaran Isi Perut Ikan

Pada proses pembuatan bandeng otak-otak, pertama-tama ikan bandeng utuh


dibersihkan dari sisiknya. Pembersihan dari sisik harus berhati-hati agar tidak merusak
kulit bandeng yang nantinya akan digunakan dalam proses selanjutnya. Kemudian ikan
dicuci dengan air mengalir. Proses pencucian ini sesuai dengan teori Afrianto (2008)
bahwa pencucian bahan sebaiknya dilakukan dengan air yang mengalir sehinga
kotoran langsung terbuang. Air yang digunakan dalam pencucian ini merupakan air
dari sumur artetis. Air yang digunakan untuk mencuci telah diuji secara organoleptik,
fisik, dan kimia. Uji organoleptik menguji kejernihan warna, rasa, dan bau air. Uji fisik
dilakukan seminggu sekali untuk memastikan tidak ada cemaran seperti pasir, debu,
dll. Uji kimia dilakukan satu kali dalam 3 – 4 tahun untuk menguji adanya cemaran
kimia serta kelayakan air sumur. Standar mutu air yang digunakan adalah berwarna
putih bening, berbentuk cair, tidak berasa, dan tidak berbau. Hal ini sesuai dengan teori
Arpah (1993) yang menyatakan bahwa syarat mutu air yang digunakan dalam indutri
pangan adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, jernih, tidak mengandung
logam seperti besi dan mangan, tidak menyebabkan gangguan kesehatan, dan tidak
menyebabkan kebusukan produk. Pencucian ini berfungsi untuk membersihkan
permukaan ikan dari sisik yang masih menempel.

Menurut University of Alaska Fairbanks (2013), pembersihan perut ikan


dimulai dengan membersihkan pisau dan menghilangkan kotoran serta lendir yang
menempel pada permukaan tubuh ikan. Kemudian ikan dibelah dari bagian anus
hingga insangnya dengan hati-hati agar tidak merusak organ dalam ikan. Lalu insang
ikan dipisahkan dari kepala ikan dan ditarik sehingga organ-organ dalam ikan juga
ikut tertarik keluar. Pengeluaran isi perut ikan menurut teori tersebut berbeda pada
pembuatan bandeng otak-otak ini yang dilakukan dengan cara mengambil secara hati-
hati insang dan isi perut dari lubang insang dekat kepala. Hal ini dilakukan supaya
kulit ikan tidak rusak dan kepala ikan tidak terlepas karena daging ikan yang telah
dicampur dengan bumbu nantinya akan dikembalikan ke dalam kulit ikan.

Proses pengeluaran isi perut perlu dilakukan untuk meminmalkan kerusakan


dan kontaminasi pada ikan. Menurut Moeljanto (1992), pencucian dan pengeluaran
isi perut dilakukan karena ketika ikan mati, enzim proteolitik yang berada dalam perut
ikan akan mengurai jaringan disekitarnya. Hal ini didukung oleh JICA (2008), dimana
permukaan ikan dapat terkontaminasi bakteri terutama bakteri psikotropis (bakteri
yang dapat bertahan hidup pada lingkungan dingin) gram negatif aerob dan anaerob
fakultatif. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam tubuh ikan melalui insang dan kulit.
Selain itu, ikan juga dapat terkontaminasi oleh bakteri yang berasal dari usus ikan.

3. Pemisahan Daging dengan Kulit Ikan

Pada tahap ini, ikan dipukul-pukul dengan alat seperti palu kemudian dibuka
kepalanya dan dibalik sehingga daging ikan berada di bagian luar dan kulitnya berada
di dalam. Lalu duri utama dipotong dengan menggunakan gunting tanaman dan
dibuang, sedangkan daging ikan dikumpulkan suatu wadah.Kemudian kulit luar ikan
dikembalikan keluar seperti semula untuk dicuci dengan air mengalir. Hal ini
dilakukan untuk membersihkan kulit ikan dari sisa-sisa daging dan darah ikan. Proses
pencucian ini sesuai dengan teori Afrianto (2008) bahwa pencucian bahan sebaiknya
dilakukan dengan air yang mengalir sehinga kotoran langsung terbuang.

4. Penggilingan Daging Ikan

Daging ikan yang telah dikumpulkan dalam wadah kemudian digiling dengan
menggunakan gilingan sambal. Tujuan penggunaan gilingan sambal antara lain
menghaluskan daging serta menghancurkan duri-duri kecil yang ada dalam daging
ikan, sehingga duri ikan dapat dikonsumsi. Proses penggilingan bisa diulangi 2-3 kali
sampai daging dan duri menjadi halus. Menurut Hansen et al (1998), tulang ikan
mengandung mineral terutama kalsium dalam jumlah yang tinggi dan dapat diserap
seperti susu skim. Sehingga, tulang ikan dapat digunakan sebagai sumber kalsium
tambahan dan vitamin D. Tepat sebelum penggilingan, ada bagian dari daging ikan
yang harus dibuang, seperti bagian usus ikan yang masih belum terbuang saat
pengeluaran isi perut ikan. Jika tercampur dalam penggilingan, maka hasil warna
daging giling kurang baik karena usus ikan berwarna hitam.

5. Pembuatan Bumbu dan Pencampuran dengan Daging

Selama penggilingan daging, dilakukan juga pembuatan bumbu otak-otak


dalam mixer. Bahan-bahan dan bumbu yang dicampur jadi satu adalah santan, bawang
merah, bawang putih, lada, asam, garam, gula pasir, gula jawa, dan cabai. Daging ikan
yang telah digiling halus kemudian dicampur dengan bumbu, yaitu dengan
perbandingan daging ikan dengan bumbu adalah 1:3. Telur dan minyak ditambahkan
dalam adonan saat proses pengadukan daging dalam bumbu. Proses pencampuran
dilakukan dengan menggunakan mixer yang sama hingga adonan tercampur rata
selama kurang lebih 30 menit. Perbandingan jumlah masing-masing rempah yang
dicampurkan ke dalam bumbu berbeda-beda sesuai dengan cita rasa khas daerah
produksi otak-otak (Hadiwiyoto & Naruki, 1999). Menurut Soparinto et al. (2007),
bumbu memegang peranan penting yang menentukan cita rasa produk akhir serta
menunjang daya awet ikan bandeng dalam proses pengolahannya.

6. Pengembalian ke dalam Kulit


Setelah tercampur rata, adonan bandeng otak-otak dimasukkan kembali ke
dalam kulit ikan yang telah dicuci. Proses pemasukan adonan ini dilakukan secara
manual dengan berhati-hati melalui lubang dekat insang yang telah diambil. Hal ini
dilakukan dengan hati-hati agar kulit ikan tidak rusak dan kepala ikan tidak terlepas
dari kulitnya. Banyaknya adonan daging yang dimasukkan disesuaikan dengan
kapasitas ruang dalam kulit sehingga merata membentuk tubuh ikan. Berat ikan per
ekornya dikira-kira sekitar 0,3-0,5 kg.

7. Pengukusan

Pada tahap ini, ikan yang sudah dimasuki adonan daging, dimasukkan ke dalam
dandang dan dikukus di atas kompor selama 3 jam. Ikan diletakkan secara hati-hati ke
dalam dandang dan dilapisi dengan plastik pada setiap piringan logam agar tidak saling
menempel. Kemudian diletakkan 2 pipa lalu ditumpangkan piringan besi sebagai
tingkatan selanjutnya. Dalam 1 dandang terdapat 6 tingkatan dengan jumlah ikan per
tingkat 12 ekor. Sehingga, jumlah ikan dalam 1 dandang adalah 72 ekor.Setelah
matang, ikan dibiarkan dalam dandang semalaman agar tidak panas
sebelumpendinginan maupun distribusi ke toko penjualan. Menurut Supriyanto et al.
(2006), pengukusan adalah proses pemanasan yang sering diterapkan dengan
menggunakan banyak air, tetapi air tidak bersentuhan langsung dengan produk. Bahan
makanan dibiarkan dalam panci tertutup dan air dibiarkan mendidih. Pengukusan
sebelum penyimpanan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam bahan baku
sehingga tekstur bahan menjadi kompak. Suhu air pengukusan yang digunakan harus
lebih dari 66 C tetapi kurang dari 82 C.

8. Pengovenan

Keesokan harinya, bandeng hasil kukusan dimasukkan dalam keranjang


tertutup dengan plastic dan didistribusikan ke toko penjualan di Pandanaran dengan
menggunakan mobil box. Disana ikan dioven selama 1 jam dengan suhu 180-200 C
untuk langsung dijual. Ikan otak-otak dioven untuk mengeringkan produk sehingga
lebih kering dan gurih. Menurut Supriyanto et al. (2006),suhu yang tinggi akan
mempercepat laju transfer panas, pencoklatan, dan perubahan cita rasa makanan.
Winarno et al. (1980) menambahkan bahwa bahan pangan yang mengalami proses
pemasakan akan menjadi lebih kering sehingga aktivitas air pada bhan pangan menjadi
menurun dan pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Perubahan warna setelah
pengovenan menurut Eskin et al. (1971) dikarenakan reaksi Maillard, yaitu reaksi
antara karbohidrat khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer.

Sedangkan, bandeng otak-otak yang tidak langsung dijual, disimpan dalam


cool roomuntuk stock selama berbulan-bulan. Penyimpanan suhu rendah ini bertujuan
untuk menghambat proses pembusukandaging sehingga bandeng otak-otak akan
berumur simpan lebih lama. Menurut Aitken et al. (1982), aktivitas mikroorganisme
dalam daging ikan akan terhenti dan proses pembusukan daging akibat pertumbuhan
mikroorganisme dapat terhambat.

9. Pendinginan

Pengovenan bandeng otak-otak berada di bagian dapur dari toko sehingg


bandeng otak-otak yang sudah dioven, kemudian diangkut ke ruang penyimpanan
untuk didinginkan. Bandeng disusun di atas rak dengan dialasi selembar kertas minyak
dan selembar karton. Rak yang digunakan merupakan stainless steel sehingga tidak
mudah berkarat, tidak bersifat magnetik, mudah dibersihkan, dan halus (Troller, 1993).
Ruangan ini merupakan areayang tidak semua orang diperbolehkan untuk masuk
untuk menjaga kesterilan produk dan memperpanjang umur simpan produk.

10. Pengemasan

Setelah tidak panas, bandeng otak-otak dikemas dalam kemasan berupa plastik
PVC sebagai kemasan primer. Kemudian bandeng otak-otak yang sudah dikemas
dalam plastik, dimasukkan dalam kotak karton yang telah diberi label Bandeng Rakyat
untuk identitas usaha. Menurut Bureau & Moulton, (1996), jenis plastik PVC ini dapat
mempertahankan umur simpan produk hingga 3 hari pada suhu ruang dan 7 hari pada
suhu refrigerator. Plastik PVC dapat menahan lemak, kelembaban, dan gas. Selain itu,
plastik PVC bersifat kuat, mengkilap, dan dapat dicetak sehingga nama perusahaan,
cap, izin dari Departemen Kesehatan, dan keterangan-keterangan lainnya dapat dicetak
pada plastik tersebut. Karton digunakan sebagai kemasan sekunder.
F. PROSES PROMOSI

Promosi Penjualan

 Iklan, karena iklan merupakan metode promosi yang efektif dan efisien serta lebih
mudah bagi makanan otak-otak bandeng melihat dan mengenal sepesifikasi bahan
yang berkualitas secara langsung di beberapa media sosial.
 Brosur, karena menggunakan promosi jenis brosur pembeli lebih mudah mengenal
jenis-jenis atau spesifikasi dari makanan khas otak-otak bandeng yang kami jual
 Melalui festival makanan dimana acara tersebut dapat memperkenalkan produk otak-
otak bandeng kami terhadap para pengunjug

Produk yang dijual Love bird, Pembelian produk di tempat ataupun di luar
daerah melalui pesanan diprioritaskan sama dan diharapkan dapat memenuhi kepuasan
sesui dengan yang di harapkannya.

G. PROSES PEMASARAN

Target Pemasaran :
1. Kepada pecinta makanan ikan bandeng.
2. Untuk semua usia dari anak-anak, dewasa, dan tua.
3. Untuk semua kalangan dari kalangan bawah, menengah dan keatas.

HPP Dan Keuntungan


Peralatan Penyusutan 1
Harga
Modal tahun
Etalase
Rp.
(penyusutan1/4 Rp. 1.650.000
412.500
)
Kompor dan
Tabung Gas
Rp. 500.000 Rp.
(penyusutan 125.000
1/4)
Wajan
Rp. 180.000 Rp.
(penyusutan ½) 90.000
Saptula
Rp. 50.000 Rp.
(penyusutan ½) 25.000
Wadah Besar
Rp. 175.000 Rp.
(penyusutan ½) 87.500
Pisau
Rp. 65.000 Rp.
(penyusutan ½) 32.500
Telenan
(penyusutan Rp. 45.000 Rp.
15.000
1/3)
Pengaduk
Rp. 125.000 Rp.
(penyusutan ½) 62.500
Piring
(penyusutan Rp. 250.000 Rp.
83.334
1/3)
Spanduk
(penyusutan Rp. 55.000 Rp.
55.000
1/1)
Meja dan
tempat duduk
Rp. 400.000 Rp.
(penyusutan 80.000
1/5)
Gilingan
(penyusutan Rp. 3.000.000 Rp.
428.571
1/7)
Oven
besar(penyusut Rp. 5.000.000 Rp.
625.000
an 1/8)
Alat tambahan
(penyusutan Rp. 500.000 Rp.
125.000
1/4)

Jumlah Rp.
2.246.905
Biaya
operasional
Biaya
Variabel
Kelapa Rp. Rp.
35.000 x 30 1,050,00
0
Ikan bandeng Rp.
Rp. 85.000 x 30 2,550,00
0
Telur Rp. 15,000 Rp. 450,000
x 30
Garam Rp. 2,000 Rp. 60,000
x 30
Gula pasir Rp. Rp. 150,000
5,000 x 30
Minyak goreng Rp. 960,000
Rp.
32.000 x 30

Kemiri Rp. Rp. 240,000


8,000 x 30
Bawang merah Rp. 750,000
Rp.
25.000 x 30
Bahan lain Rp.
Rp. 1,350,00
45.000 x 30 0
Total biaya
Rp. 7.560.000
variabel
Dari perhitungan usaha otak-otak bandeng, modal awal yang dibutuhkan untuk
menjalankan usaha otak-otak bandeng skala kecil adalah sebesar Rp. 2.246.905 + Rp.
7.560.000 = Rp. 9.807.000.

Pendapatan perbulan

Penjualan rata – rata

- 40 porsi/hari x Rp. 12.000 = Rp. 4800.000


- Rp. 480.000 x 30 hr = Rp. 14.400.000

Keuntungan per Bulan

Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional

= Rp. 14.400.000 - Rp. 9.807.000 =Rp. 4.593.000

Maka pada analisa perhitungan usaha diatas ini ialah jika mampu menjual sebanyak
40 porsi perhari dengan harga Rp. 12.000 maka akan bisa mengantongi uang Rp. 4800.000
dalam satu hari dan jika satu bulan maka menjadi Rp. 14.400.000 yang bisa dikantongi.
Keuntungan dari pendapatan tersebut maka bisa dihitung dengan cara total pendapatan
dikurangi dengan biaya operasional yaitu Rp. 14.400.000 - Rp. 9.807.000 maka menjadi Rp.
4.593.000.
H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penghitungan penjualan dan biaya yang dikeluarkan, Usaha


otak-otak bandeng ini layak untuk didirikan dengan skala kecil maupun skala besar,
mengingat selain mempunyai prospek ke depan yang cukup menjanjikan usaha ini juga
diharapkan dapat menjadi perusahaan yang dapat bersaing dengan perusahaan dari
tingkat nasional maupun internasional yang sama dengan usaha makanan khas daerah.

You might also like