Professional Documents
Culture Documents
1614-Article Text-3845-1-10-20190220
1614-Article Text-3845-1-10-20190220
Ahmad Baikhaki
Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Pakuan Bogor
ABSTRAKSI
Hukum lingkungan mempunyai peran yang strategis, karena
hukum lingkungan mempunyai manfaat, yaitu segi hukum
administrasi, hukum pidana dan hukum perdata. Hukum
lingkungan memiliki aspek yang kompleks, maka untuk
mendalami hukum lingkungan akan berkaitan dengan hukum
yang lain.
PENDAHULUAN
Penegakan hukum lingkungan hidup adalah satu elemen
penting dalam upaya mencapai tujuan mengapa Negara Indonesia
lahir. Tujuan Negara yang tertuang dalam pembukaan UUD
1945, tujuan itu adalah : (1). Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2). Memajukan
kesejahteraan umum, (3). Mencerdaskan kehidupan bangsa, (4).
Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
Dalam batang tubuh UUD 1945 setelah amandemen,
penegakan hukum lingkungan hidup diletakan dalam pasal-pasal
yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Salah satu pasal itu
adalah pasal 28 H point 1 Undang- Undang 1945, adapun bunyi
pasal itu adalah : “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
1
M. Daud Silalahi, Hukum Lingkungan Dalam Sistem
penegakan Hukum Lingkungan Indonesia. (Alumni Bandung,
2001), hlm. 48-49
132 Vol. 8 No. 1 Januari-Juni 2017
Secara konsepsional, maka inti dan arti penegakan hukum
terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang
terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan sikap tindak
sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk
menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian
pergaulan hidup.
Sementara pengertian hukum lingkungan menurut Koesnadi
Hardjosoemantri adalah “Salah satu bidang yang menangani
masalah yang berkaitan dengan sistem aturan atau norma
masyarakat dalam interaksinya dengan lingkungan
hidup”.Hukum lingkungan memuat berbagai norma dan kaidah
yang mengatur mengenai perilaku masyarakat terhadap
lingkungannya.
Dalam pengertian sederhana, hukum lingkungan adalah
hukum yang mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup), di
mana lingkungan mencakup semua benda dan kondisi, termasuk
di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat
dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia serta jasad-jasad
hidup lainnya. Dalam pengertian modern, hukum lingkungan
lebih berorientasi pada lingkungan atau Environment-Oriented
Law, sedang hukum lingkungan klasik lebih menekankan pada
orientasi penggunaan lingkungan atau Use-Oriented Law.
Hukum lingkungan dalam beberapa hal mengatur secara
tegas apa yang dibolehkan untuk dilakukan oleh masyarakat
terhadap lingkungan dan apa yang dilarang untuk dilakukan
masyarakat terhadap lingkungan hidup. Hukum lingkungan
memiliki peran yang strategis dalam menunjang dan menjaga
kelangsungan hidup manusia dan lingkungannya. Hukum
Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi
pengelolaan lingkungan hidup, hukum lingkungan pada
hakekatnya merupakan suatu bidang hukum yang dikuasai oleh
kaidah-kaidah hukum tata usaha negara atau hukum
pemerintahan.
2
Andi Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2005), hlm. 52
134 Vol. 8 No. 1 Januari-Juni 2017
lainnya dikorbankan. Demikian pula kalau yang diperhatikan
hanyalah kemanfaatan, maka kepastian hukum dan keadilan
dikorbankan.
Oleh karena itu dalam penegakan hukum lingkungan
ketiga unsur tersebut yaitu kepastian, kemanfaatan, dan keadilan
harus dikompromikan. Artinya ketiganya harus mendapat
perhatian secara proposional seimbang dalam penanganannya,
meskipun di dalam praktek tidak selalu mudah melakukannya.3
Berbeda halnya dengan M. Daud Silalahi yang
menyebutkan bahwa penegakan hukum lingkungan mencakup
penaatan dan penindakan yang meliputi hukum administrasi
negara, bidang hukum perdata dan bidang hukum pidana.
Dengan demikian penegakan hukum lingkungan
merupakan upaya untuk mencapai ketaatan dan persyaratan
dalam ketentuan hukum yang berlaku secara umum dan
individual, melalui pengawasan dan penerapan sarana
administratif, keperdataan dan kepidanaan.
Undang-Undang No.23 Tahun 1997 menyediakan tiga
macam penegakan hukum lingkungan yaitu penegakan hukum
administrasi, perdata dan pidana. Diantara ke tiga bentuk
penegakan hukum yang tersedia, penegakan hukum administrasi
dianggap sebagai upaya penegakan hukum terpenting.
Hal ini karena penegakan hukum administrasi lebih
ditunjukan kepada upaya mencegah terjadinya pencemaran dan
perusakan lingkungan. Di samping itu, penegakan hukum
administrasi juga bertujuan untuk menghukum pelaku
pencemaran dan perusakan lingkungan.
3
Ibid, hlm. 66
al Qisthâs; Jurnal Hukum dan Politik 135
terhadap peraturan yang berlaku, yang meliputi tiga bidang
hukum yaitu administrasi, perdata dan pidana.
Penggunaan hukum administrasi dalam penegakan hukum
lingkungan mempunyai dua fungsi yaitu bersifat preventif dan
represif. Bersifat preventif yaitu berkaitan dengan izin yang
diberikan oleh pejabat yang berwenang terhadap pelaku
kegiatan, dan dapat juga berupa pemberian penerangan dan
nasihat. Sedangkan sifat represif berupa sanksi yang diberikan
oleh pejabat yang berwenang terhadap pelaku atau
penanggung jawab kegiatan untuk mencegah dan mengakhiri
terjadinya pelanggaran.4
Penegakan hukum administrasi memberikan sarana bagi
warga negara untuk menyalurkan haknya dalam mengajukan
gugatan terhadap badan pemerintahan. Gugatan hukum
administrasi dapat terjadi karena kesalahan atau kekeliruan
dalam proses penerbitan sebuah Keputusan Tata Usaha Negara
yang berdampak penting terhadap lingkungan.
Penegakan hukum administrasi yang bersifat preventif
berawal dari proses pemberian izin terhadap pelaku kegiatan
sampai kewenangan dalam melakukan pengawasan yang
diatur dalam Pasal 18, 22, 23, dan 24 U.U.P.L.H. Sedangkan
yang bersifat represif berhubungan dengan sanksi administrasi
yang harus diberikan terhadap pencemar yang diatur dalam
Pasal 25 sampai Pasal 27 U.U.P.L.H No.23 Tahun 1997.
Pelanggaran tertentu terhadap lingkungan hidup dapat
dijatuhi sanksi berupa pencabutan izin usaha dan atau
kegiatan. Bobot pelanggaran peraturan lingkungan hidup bisa
berbeda-beda, mulai dari pelanggaran syarat administratif
sampai dengan pelanggaran yang menimbulkan korban.
Pelanggaran tertentu merupakan pelanggaran oleh usaha dan
atau kegiatan yang dianggap berbobot untuk dihentikan
kegiatan usahanya, misalnya telah ada warga masyarakat yang
terganggu kesehatannya akibat pencemaran dan atau
perusakan lingkungan hidup. Penjatuhan sanksi bertujuan
4
Ibid, hlm. 48
5
Widia Edorita, Peranan Amdal dalam Penegakan Hukum
Lingkungan di Indonesia dan Perbandingannya Dengan
Beberapa Negara Asia Tenggara, 2007, hlm. 44
al Qisthâs; Jurnal Hukum dan Politik 137
Sedang sanksi administrasi menurut pasal 76, Kepala
Daerah (Gubernur, Walikota dan Bupati) dapat memberikan
sanksi administrasi kepada pihak yang melakukan
pelanggaran. Sanksi yang diberikan menurut pasal 76 ayat 2
adalah :
a. teguran tertulis;
b. paksaan pemerintah;
c. pembekuan izin lingkungan; atau
d. pencabutan izin lingkungan.
PENUTUP
a. Masyarakat Indonesia dalam kenyataannya lebih
akrab dengan lingkungan alamnya daripada penerapan
teknologi. Perkembangan teknologi yang mengelola
sumber daya alam harus memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat, dengan
tetap memperhatikan keseimbangan dan
kelestariannya sehingga tetap bermanfaat bagi
generasi-generasi mendatang. Dengan memperhatikan
kualitas alam, sosial, budaya, dan ekonomi sebagai
komoditi masyarakat setempat yang tersubsistem.
Hanya tindakan manusia yang membuat seolah-olah
mampu menguasai alam sehingga hampir semua
lingkungan hidup sudah tersentuh oleh kehidupan
manusia. Penegakkan hukum lingkungan dapat
dilakukan dengan pemberian sanksi yang berupa
sanksi administrasi.
REFERENSI