You are on page 1of 6

Teks Resensi

 Struktur dan Ciri Kebahasaan Teks Resensi/Ulasan


Teks resensi/ulasan adalah penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya
baik itu buku, film, atau karya lain. Tugas penulis resensi adalah memberikan
gambaran kepada pembaca mengenai suatu karya apakah layak dibaca atau
tidak.

Hal-hal yang dapat ditanggapi dalam resensi ialah kualitas isi, penampilan,
unsur-unsur, bahasa, dan manfaat bagi pembaca. Kemudian, unsur-unsur atau
sitematika yang terdapat dalam resensi diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Judul resensi
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan (Memperkenalkan pengarang, tujuan pengarang buku, dll)
4. Inti/isi resensi
5. Keunggulan buku
6. Kekurangan buku
7. Penutup

Identitas buku:

1. Judul Buku
2. Judul Asli (Jika bukunya dari luar/terjemahan)
3. Penerjemah
4. Penulis
5. Penerbit
6. Kota Penerbit
7. Tahun Terbit
8. Jumlah Halaman

 Ciri Kebahasaan Teks Resensi


Teks resensi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan seperti berikut:
1. Banyak menggunakan konjungsi temporal: sejak, semenjak, kemudian,
akhirnya.
2. Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
3. Banyak menggunakan konjungsi penyebaban: karena, sebab.
4. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau
rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal ini ditandai oleh kata jangan,
harus, hendaknya.

Perhatikan kata-kata bergaris bawah dalam cuplikan berikut!

Sampai saat ini, Kisah Layla-Majnun merupakan cerita yang paling popular di
Timur Tengah maupun Asia Tengah, di antara bangsa-bangsa Arab, Turki, Persia,
Afgan, Tajiks, Kurdi, India, Pakistan, dan Azerbaijan. Kepopuleran kisah ini memberi
inspirasi banyak seniman, baik pelukis , pemusik, maupun pembuat film, menciptakan
beragam karya seni yang menggambarkan kisah-kisah Layla dan Majnun.

Kata-kata tersebut merupakan contoh kata serapan. Kata-kata itu berasal dari
Bahasa Inggris. Memang dalam perkembangannya, memang bahasa Indonesia
menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun asing. Salah
satu masalah yang dihadapi dalam penulisan unsur serapan tersebut adalah
penyesuaian ejaan dari bahasa lain itu ke dalam bahasa Indonesia. Khsususnya dengan
bahasa asing, ejaan-ejaannya itu memiliki banyak perbedaan dengan yang berlaku
dalam bahasa Indonesia.

Pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan berkaitan dengan penulisan


unsure serapan itu. Secara umum peraturan-peraturan itu adalah sebagai berikut.

1. Satu bunyi dilambangkan dengan satu huruf,terkecuali untuk bunyi


ng,ny,sy,kh yang diwakili oleh dua huruf. Contoh: Kromosom bukan Khromosom,
foto bukan photo, retorika bukan rhetorika, dan tema bukan thema.
2. Penulisan kata serapan harus sesuai dengan cara pengucapan yang berlaku
dalam bahasa Indonesia. Misalnya: cek bukan check, tim bukan team, taksi bukan
taxi, dan aki bukan accu.
3. Penulisan kata serapan diusahakan untuk tidak jauh berbeda dengan kata
aslinya. Contoh: aerob (Inggris: aerobe) bukan erob, hidraulik (Inggris: hydraulic)
bukan hidrolik, sistem (Inggris: system) bukan sistim, frekuensi (Inggris: frequency)
bukan frekwensi.

Contoh Teks Resensi


Judul Buku : Perahu Kertas

Penulis : Dee/Dewi Lestari

Penerbit : Bentang Pustaka&Truedee Pustaka Sejati

Cetakan : Agustus 2009

Tebal : 444 Halaman

Harga : Rp. 69.000,00

Sinopsis

Kisah Perjalanan Cinta Yang Kembali Pulang Menemukan Rumahnya

Sebuah Novel yang berjudul “Perahu Kertas” adalah novel yang di buat oleh
Dewi Lestari “Dee”. Dee membuat novel ini dengan mengangkat tema persahabatan
empat sekawan yang easy reading dan heart catching untuk para pembacanya. Novel ini
di kemas dengan sangat mudah dimengerti, serta penggambaran keadaan yang juga
begitu mudah dimengerti, tetapi, serta penggambaran keadaan yang juga begitu
mudah dimengerti, serta penggambaran keadaan yang juga begitu mudah dimengerti,
tetapi mengandung banyak motivasi untuk kehidupan kita sehari-hari. Novel ini tidak
hanya menceritakan percintaan tentang sekumpulan remaja biasa. Melainkan tentang
perjalanan kehidupan empat orang remaja serta keselarasannya dengan lingkungan
internal. Percintaan antara dua tokoh yang dibuat oleh Dee di dalam novel ini sangat
menarik minat para pembaca untuk membacanya berulang-ulang kembali.

Novel ini di mulai dengan mengisahkan seorang remaja pria yaitu Keenan yang
baru lulus SMA, yang selama 6 tahun tinggal di Amsterdam bersama neneknya.
Keenan memiliki bakat yang luar biasa yaitu melukis yang sangat kuat, ia tidak punya
cita-cita lain selain menjadi seorang pelukis. Tapi perjalanan menuju cita-citanya putus
karena perjanjian dengan ayahnya, lalu ayahnya memaksa Keenan meninggalkan
Amsterdam dan kembali ke Indonesia dan berkuliah di Bandung dijurusan Fakultas
Ekonomi untuk melanjutkan perusahaan yang di bangun oleh ayahnya.

Di lain tempat, Kugy cewek cantik dan unik yang cenderung eksentrik yang
juga akan berkuliah di Universitas yang sama dengan Keenan. Kugy sejak kecil sangat
menggila-gilai dongeng, mungkin untuk sebagaian orang ini hobi yang tak lazim.
Namun tak hanya koleksi dan punya taman bacaan, ia juga senang menulis dongeng .
Kugy bercita-cita hanya satu yaitu ingin menjadi guru dongeng. Tapi Kugy sadar
bahwa penulis dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan dan mudah di terima
dimasyarakat. Tapi Kugy tidak menyerah sampai di situ, lalu Kugy melanjutkan
kuliahnya dijurusan Fakultas Sastra untuk melanjutkan mimpinya.

Pertemuan Kugy dan Keenan bermula dari pasangan Eko dan Noni. Eko adalah
sepupuh Keenan, sementara Noni adalah sahabat Kugy sejak kecil. Mereka semua
pergi ke Jakarta tapi Noni tidak ikut. Lalu mereka berkuliah di Universitas yang sama
di Bandung. Mereka berempat akhirnya bersahabat dekat.

Lambat laut Kugy dan Keenan yang memang sudah ssaling mengagumi mulai
saling berbagi cerita. Diam-diam tanpa pernah bersepakatan untuk mengungkapkan,
ternyata mereka saling “Jatuh Cinta”. Tapi dalam kondisi saat itu tidak
memungkinkan mereka tuk saling jatuh cinta, karena Kugy sudah punya pacar yang
bernama Joshua. Kugy memberi nama panggilan Joshua dengan sebutan Ojos, sebutan
itu dibuat oleh Kugy tanpa berfikir lagi. Sementara Keenan saat itu dicomblangin oleh
Noni dan Eko dengan seorang cewek cantik dan kurator muda yang bernama Wanda.

Persahabatan empat sekawan itu mulai retak dikarenakan Kugy lantas


menenggelamkan dirinya dalam kesibukan barunya yaitu menjadi guru relawan di
sekolah darurat yang bernama “Sakola Alit”. Di Sakola Alit Kugy dihadapkan dengan
Pilik yaitu muridnya yang paling nakal. Akhirnya Pilik dan teman-temannya
berhasil di kalahkan oleh Kugy dengan cara menuliskan dongeng yang menceritakan
tentang mereka yang berjudul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Kugy membuat
dongen itu setiap hari di sebuah buku tulis yang ingin ia berikan pada Keenan.

Sedangkan Keenan dan Wanda yang dulu percintaannya berjalan mulus dan
lancer tiba-tiba sekarang mulai berubah. Kemudian Keenan pun sadar bahwa
impiannya yang selama ini ia bangun harus kandas dalam semalam. Dengan berat
hati, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung dan Jakarta untuk pergi ke
Ubud (daerah di Bali) tempat tinggal sahabat ibunya yaitu Pak Wayan.

Disaat bersama Keluarga Pak Wayan yang semuanya merupakan seniman


terkenal di Bali dan Keenan pun mulai mengobati luka di hatinya dengan perlahan-
lahan. Seseorang yang menurut Keenan sangat membantu menyembuhkan luka di
hatinya adalah Luhde Laksami yaitu cewek cantik nan lugu sekaligus keponakannya
Pak Wayan. Sejak itu Keenan pun mulai bisa melukis kembali dengan bekla dongeng
yang diberikan Kugy yang berjudul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit” berkat bekal
dongeng dari Kugy, Keenan pun menciptakan lukisan yang luar biasa dan sangat
diburu oleh para Kolektor.

Di lain sisi Kugy sangat merasa kehilangan sahabatnya. Ia lulus dengan cepat
dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai Copywriter. Di sana ia
bertemu dengan Remigius yaitu atasannya sekaligus sahabat abangnya. Dengan
keahlian meneliti secara tak terduga dan pemikiran yang serba spontan membawa
Kugy dalam karier yang semakin melejit di kantor tersebut.

Tanpa di duga Remi ternyata suka dengan Kugy. Remi suka bukan hanya
melihat dari segi kualitas kerja Kugy yang spontan dan meneliti dengan tepat, namun
Remi melihat Kugy dari segi semangat dan keunikan yang terpancar dari sesosok
Kugy. Dengan ketulusan hati Remi kepada Kugy, akhirnya membuat Kugy luluh
kedalam hati Remi. Berbeda dengan Keenan, karena keadaan ayahnya yang semakin
memburuk dan mengharuskan Keenan pulang ke Jakarta lagi untuk menjalankan
perusahaan keluarganya.

Akhirnya tanpa disengaja Kugy dan Keenan bertemu kembali dengan perasaan
yang tidak bisa di pungkiri lagi dan perasaan yang kacau balau. Bahkan empat
sekawan ini bertemu lagi semua dalam kondisi yang sangat berbeda. Hati pun kembali
diuji. Kisah percintaan dan persahabatan yang sudah terajut selama 5 tahun pun
berakhir dengan begitu banyak kejutan. Dan pada akhirnya Keenan memutuskan
meninggalkan cintanya dan berlabuh di hati Luhde dan Kugy yang merasakan bahwa
pangeran dongengnya tidak aka nada didunia ini dan pada akhirnya Kugy pun
memutuskan berlabuh di hati Remigius.

Biografi Pengarang

Dewi Lestari Simangunsong atau yang akrab di panggil “Dee”terlahir di


Bandung pada tanggal 20 Januari 1976. Dia adalah seorang penulis dan penyanyi asal
Indonesia. Dee telah meluncurkan berbagai macam novel, salah satunya novel “Perahu
Kertas”. Novel ini dirilis pada Agustus 2009. Setelah Dee menerbitkan novel “Perahu
Kertas” ia menerbitkan novel yang berjudul “MADRE” pada tahun 2011.

Kekurangan
 Dalam alur ceritanya terkadang terlalu di buat-buat. Coontohnya seperti
pertemuan yang sangat kebetulan. Jadi seolah-olah terkesan
direncanakan.
 Bahasa yang digunakan informal, padahal di Bali budayanya sangat
kental.

Kelebihan

 Novel ini memuat cerita yang sungguh sederhana dan biasa, namun
dengan kemasan ala Dewi Lestari novel ini dapat menenggelamkan
pembacanya untuk tidak berhenti membaca.
 Pendalaman Tokoh yang hadir sangat unik dan menarik. Dan itu
merupakan salah satu kekuatan buku ini yang tak bisa di bantah.
 Dalam cerita ini Dewi Lestari dapat memainkan perasaan para
pembaca mengikuti alur cerita yang di inginkan dan tanpa
memberikan alur yang rumit.

Penutup

Dari keseluruhan cerita novel “Perahu Kertas”menurut saya, sangat


bagus dan benar-benar mengasah imajinasi para pembaca serta membuat saya
memiliki motivasi lebih karena di dalam novel ini mengandung unsure nilai-
nilai di dalam kehidupan sehari-hari dimana keyakinan, tekad yang kuat dan
pantang menyerah di ulas semua di dalam sebuah tokoh imajinasi yang dibuat
oleh Dewi Lestari. Dan penokohan yang Dewi Lestari buat seolah-olah ada di
depan kita, penokohan yang imajinasi sekali membuat para pembaca tidak
merasa bosan untuk membacanya.

You might also like