You are on page 1of 10

LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI MASA AWAL

(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Sejarah Pendidikan Islam)

Dosen Pengampuh: Ashari, M,Pd.I

Disusun Oleh:

Ayumi Nadananta Tulus (21.02.0006)

Angelie Cikaline (21.02.0001)

Edlin Edwieka Anastasha Aufadilla (21.02.0007)

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)

Hidayatullah Batam

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismilahhirohmanirohim

Puji syukur penulis hanturkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
berbagai nikmat salah satu nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Salawat serta salam tak lupa kita
kirimkan kepada baginda nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari
lembah kehinaan menuju lembah kemulian seperti saat ini.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ustadzah Juni Mahanis


M,Pd.I yang telah memberikan kepercayaan kepada kami dalam menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Masa Awal”
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah kami ada kalimat atau
kata yang salah atau kurang benar.

Batam, 06 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membicarakan lembaga-lembaga pendidkan islam era awal, berarti melihat dari
dekat berbgai komponen dan sistem serta metode yang digunakan dalam pelaksanaan
pendidikan islam pada masa itu. Ditinjau dari segi kacamata sejarah sebenarnya proses
penciptaan lembaga pendidikan tersebut sangatlah bersifat demokratis. Hal ini dapat
kita lihat dalam proses penciptaan manusia pertama, misalnya Allah. Telah melakukan
dialog dan perdebatan langsung dengan makhluknya, yaitu malaikat. Sebagai
kompetensi dasar Allah ajarkan kepada nenek moyang kita Nabi Adam, bermacam-
macam nama benda. Disaat dilakukan ujian komperhensif antara malaikat dan Nabi
Adam oleh Allah, Nabi Adam as pada waktu itu dinyatakan berhasil menguasai
kompetensi dasar dibanding malaikat.
Proses itu berlanjut, dilaksanakan oleh Allah dalam penobatan dan penyampaian
wahyu kepada nabi dan rasulnya dipermukaan bumi ini. Walaupun pada saat itu,
informasi data sejarah belum terungkap Lembaga seperi apa yang digunakan Allah
diwaktu itu. Tetapi proses yang dilaksanakan melalui lembaga pendidikan tersebut telah
berhasil melakukan change of knowledge dan change of value kepada peserta didiknya,
yaitu para nabi dan rasul.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Lembaga-lembaga Pendidikan di masa Rasulullah?
2. Bagaimana pengertian perbedaan pendidkan masa ini dan era awal?

C. Tujuan
1. Agar pembaca mengetahui Lembaga-lembaga Pendidikan islam di masa
Rasulullah
2. Dan mengetaui perngertian perbedaan Pendidikan islam masa ini dan era
awal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Secara umum kelembagaan Pendidikan pada masa ini berada di luar pengaruh
sehingga operasionalnya lebih mandiri, tanpa pesan-pesan pollitik kenegaraan yang bisa
menghambat dinamika ilmiah. Meskipun dalam elit politik islam mengalami gelombang
pasang surut, namun perkembangan dan pertumbuhan lembaga pendidikan islam pada
masa ini tidak mengalami pengaruh yang, berarti bahkan semakin berkembang.
Sedangkan pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan pada era awal
kurang mendapat perhatian dari penguasa saat itu, karena penguasaan telah memusatkan
perhatian pada proses penyebaran agama dan perluasan wilayah.
Dengan semakin luasnya wilayah kekuasaan islam, telah memperkaya perkembangan
kedua lembaga ini, melalui asimilasi dan persentuhan budaya islam dengan budaya
lokal. Perkembangan lembaga pendidikan tinggi islam yang lebih terstruktur dan
proposional pada masa selanjutnya.

B. Institusi Pendidikan Era Awal

1) Rumah
Lembaga pendidikan merupakan suatu wadah berprosesnya seluruh komponen
pendidikan secara berkesinambungan dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
sempurna. Adakalanya kelembagaan dalam masyarakat secara eksplisit membuktikan
bahwa kuatnya tanggung jawab kultural dan edukatif masyarakat dalam mempraktikkan
ajaran islam.
Lembaga pendidikan islam ini muncul dari pemikiran-pemikiran yang selaras dengan
kebutuhan masyarakat, disadari, digerakkan, dan dikembangkan oleh Al-Qur’an dan
Sunnah. Karena itu, Lembaga pendidikan islam bukanlah sesuatu yang dating dari luar,
tetapi tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ajaran
islam telah mengenal Lembaga pendidikan saja detik-detik awal turunnya wahyu
kepada Nabi Muhammad, rumah Al-Arqom ibn Abi Al-Arqom merupakan Lembaga
pendidikan yang pertama.
Selanjutnya, menurut Hasan Langgulung dalam bukunya Asas-asas Pendidikn Islam
(1998:11). Seperti yan dikutip oleh Samsul Nizar, menjelaskan bahwa lahirnya
Pendidikan Islam dutandai dengan munculnya Lembaga-lembaga pendidikan islam.
Ketika wahyu diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, maka menjelaskan dan
mengajarkan kepada para sahabat, Nabi mengambil rumah Al-Arqam bin Abi Arqam
sebagaitempatnya,di samping menyampaikan ceramah pada berbagai tempat. Atas dasar
inilah dapat dikatakan rumah Arqam sebagai lembaga pendidikan pertama dalam islam.
Hal ini berlangsung kurang lebih 13 tahun. Namun sistem pendidikan pada lembaga ini
masih berbenntuk halaqah dan belum memiliki kurikulum dan silabus seerti dikenal
sekarang. Sedangkan sistem dan materi-materi pendidikan yang akan disamaikan
diserahkan sepenuhnya kepada Nabi SAW.
Dengan dijadikan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Rumah Al-Arqam ibn Abi al-
Arqam sebagai tempat berkumpul para sahabat dalam menyampaikan wahyu yang
diterima dari Allah Swt melalui malaikat Jibril as, ini membuktikan bahwa rumah
adalah Lembaga endidikan pertama dalam islam. Dalam perkembanagn pendidikan
islam selanjutnya, model sisem pendidikan ini terus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, tuntutan masyarakat, dan zaman.
Sebelum masjid dibangun, maka disamping memberi pelajaran dirumah Al-Arqom
itu, Nabi juga mengajar dirumahnya di Mekkah, maka berkumpullah manusia disekitar
beliau untuk menerima pelajaran yang disajikan oleh Nabi. Kondisi tetap seperti ini
hingga turunlah Surah Al-Ahzab ayat 35. Ayat itu diturunkan dimadinah sesudah masjid
dibangun. Dengan turunnya ayat itu Allah telah meringankan kesibukan Nabi
disebabkan mengalirnya manusia ke rumah beliau yang boleh dikatakan tidak henti-
henti, suatu hal yang tidak memberi kesempatan bagi Nabi untuk beristirahat dan
memulihkan tenaga.

2) Kuttab
Menurut catatan sejarah, sebelum kedatangan islam, masyarakat Arab khususnya
Mekkah telah mengenal adanya pendidikan rendah, yaitu kuttab. Kuttab atau maktab
berasal dari kata dasar yang sama yaitu kataba yang artinya menulis. Sedangkan kuttab
atau maktab berarti tempat menulis, atau tempat dimana dilangsungkan kegiatan untuk
tulis menulis.
Setelah islam datang, bentuk dan fungsi kuttab tidak mengalami perubahan. Pada
masa awal islam pada era khulafurasyiddin secara umum dilakukan tanpa bayaran. Hal
ini bisa dimaklumi, karena kondisi waktu itu masih belum stabil. Akan tetapi, pada era
bani umayyah ada diantara penguasa yang sengaja menggaji guru untuk mengajar putra-
putranya dan menyediakan tempat bagi pelaksaan proses belajar diistananya. Disamping
itu, ada yang masih mempertahankan bentuk lama yaitu melaksanakan pendidikan
dipekarangan disekitar masjid terutama siswa dikalangan kurang mampu. Kuttab ada
dua bentuk diantaranya: a. kuttab berfungsi sebagai tempat pendidikan yang
memfokuskan pada baca tulis. b. kuttab sebagai tempat pendidikan yang mengajarkan
Al-Qur’an dan dasar-dasar keagamaan.
Sejak abad ke 8 M, kutabb mulai mengajarkan pengetahuan umum disamping ilmu
agama islam. Hal ini terjadi akibat adanya persentuhan antara islam dengan warisan
budaya helenisme sehingga banyak membawa perubahan-perubahan dalam bidang
kurikulum pendidikan islam. Bahkan dalam perkembangan berikutnya kutabb
dibedakan menjadi dua, yaitu kuttab yang mengajarkan pengetahuan non agama
(secular learning) dan kutab yang mengajarkan ilmu agama (religious learning).
3) Masjid
Kata masjid berasal dari Bahasa Arab, sajadah (fi’il madhi) yusajidu (mudhari)
masaajid atau sajidan (masdhar), artinya tempat sujud. Dalam pengertian yang lebih
luas berarti tempat sholat dan bermunajat kepada Allah sang pencipta dan tempat
merenung dan menata masa depan (zikir). Sejarah pendidikan islam erat pertaliannya
dengan masjid. Membicarakan masjid berasal dari kita membicarakan suatu tempat
yang asasi dipandang sebagai tempat penyiaran ilmu pengetahuan dan kebudayaan
islam.
Semenjak berdirinya masjid di zaman Nabi Muhammad. Masjid telah menjadi pusat
kegiatan dan informasi berbagai masalah kaum muslimin, baik yang menyangkut
pendidikan maupun sosial ekonomi. Namun yang lebh penting adalah sebagai lembaga
pendidikan, dalam perkembangannya kemudian dikalangan umat islam tumbuh
semangat untuk menuntut ilmu dan memotivasi mereka mengantar anak-anaknya untuk
memperoleh pendidkan di masjid sebagai lembaga pendidkan menengah setelah kuttab.
Perkembangan masjid sangat sigifikan dengan perkembangan yang terjadi
dimasyarakat. Terlebih lagi pada saat masyarakat islam mengalami kemajuan, urgensi
masyarakat islam terhadap masjid menjadi semakin kompleks. Hal ini yang
menyebabkan karakteristik masjid menjadi 2 bentuk, yaitu masjid tempat sholat jum’at
atau jami’ dan masjid biasa.

4) Saloon
Saloon dalam Bahasa Arab berarti Sanggar Seni. Menurut Hasan ‘Abd Al-‘Al
seorang ahli pendidikan islam alumni universitas tahanta, dinyatakan saloon ini telah
berdiri masa Abbasiyah dengan nama Al-Shaluna Al-Adabiyah, yaitu sanggar seni dan
sastra. Beda dengan Harun Nasution bahwa saloon-saloon yang timbul dalam bentuknya
yang bersahaja sudah mulai pada zaman bani umayyah, dan kemudian hidup dengan
megahnya dizaman bani abbas, adalah suatu perkembangan dari majelis-majelis
khulafurasiyiddin, karena seorang khalifah dalam masa islam adalah berfungsi mengatur
urusan duniawi, dan berfatwa dalam urusan agama. Karena itu, maka salah satu syarat-
syarat yang terpenting ialah seorang khalifah haruslah berilmu pengetahuan, yaitu ilmu
yang memberi kemampuan kepadanya untuk berijtihad.
Dalam segi bentuk pelaksanaannya saloon-saloon masa khulafaur rasyiddin sebagai
ajang tempat membaur dengan rankyat untuk menyampaikan fatwa dan sarana diskusi
terhadap berbagai permasalahan yang mereka hadapi. Saloon-saloon masa daulah
umayyah dan abbasiyah memiliki persamaan dengan masa khulafaur rasyiddin, yaitu
sebagai sarana untuk mencerdaskan manusia dan penyiaran ilmu pengetahuan.
5) Madrah
Madrasah merupakan isim makan dari kata darasa yang berarti belajar jadi,
madrasah berarti tempat belajar bagi siswa atau mahasiswa (umat islam). Karena istilah
madrasah tidak hanya diartikan dalam arti sempit tetapi juga bisa dimaknai, istana,
kuttab, perpustakaan, surau, masjid, dan lain-lain. Bahkan juga seorang ibu bisa
dikatakan sebagai madrasah pemula.
Dalam sejarah pendidikan islam, makna dari madrasah tersebut memegang peranan
penting sebagai institusi belajar umat islam selama pertumbuhan dan erkembangannya.
Sebab, pemakaian istilah madrasah merupakan transformasi dari masjid ke madrasah.
Ada beberapa teori yang berkembang seputar transformasi tersebut antara lain : George
makdis (1981) menjelaskan bahwa madrasah merupakan transformasi institusi
pendidikan islam dari masjid ke madrasah terjadi secara tidak langsung melalui 3
tahap : pertama, tahap masjid . kedua, tahap masjid khan, dan ketiga tahap madrasah
Ahmad Syalabi menjelaskan bahwa transformasi masjid ke madrasah terjadi secara
langsung. Karena disebebkan oleh konsekuensi logis dari semakin ramainya kegiatan
masjid yang tidak hanya dalam kegiatan ibadah (dalam arti sempit) namun juga
pendidikan, politik, dan sebagainya.
Dilihat dari aspek historis, eksistensi madrasah baik pada abad klasik XXI (saat ini)
tidak jauh berbeda. Dinamika madrasah yang tumbuh yang berakar dari kultur
masyarakat setempat tidak akan uput dari dinamika dan problem masyarakat (change of
society), tidak salah kalo banyak mensinyalir bahwa madrasah tumbuh dan berkembang
dari atas ke bawah. Pernyataan ini, sering kali kita menemukan madrasah yang mati,
namun tetap eksis dan sejalan dengan kehidupan masyarakat setempat, meskipun
kehidupannya stagnasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kuttab dalam hal Pendidikan dasar, namun mata kurikulum lebih tinggi karena
memasukkan Pendidikan moral dan spiritual atau tasawuf.

B. Saran
Agar pembaca memahami dan mengetahui bahwa di zaman Rasulullah lembaga
pendidikan sudah ada dan bahkan pendidik serta peserta didik tersebut
Dapat memberikan pengajaran terhadap kita semua bahwa pendidikan islam serta
wadah atau lembaganya sudah ada sejak zaman Rasulullah atau sebelum kita dlahirkan
di dunia atau bumi Allah ini.
DAFTAR PUSTAKA
A.Syalabi, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintan, 1973
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997

You might also like