You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan suatu hal yang paling utama bagi warga suatu negara,
karena maju dan keterbelakangan suatu negara akan ditentukan oleh tinggi dan
rendahnya tingkat pendidikan warga negaranya. Salah satu bentuk pendidikan yang
mengacu yaitu pendidkan agama adalah modal dasar yang merupakan tenaga penggerak
yahg tidak ternilai harganya bagi pengisian aspirasi bangsa, karena dengan
terselenggaranya penyidikan agama secara baik. Pendidikan Islam bersumber kepada
Al-Qur’an dan Hadist adalah untuk membentuk manusia yang seutuhnya yakni manusia
yang beriman dan bertakwa kepada allah, dan untuk memelihara nilai-nilai kehidupan
sesama manusia agar dapat menjalankan seluruh kehidupannya, sebagaimana yang telah
ditentukan allah dan rasulnya.

Sejarah pendidikan islam pada hakekatnya sangat berkaitan erat dengan sejarah
islam. Secara garis besar Harun Nasution membagi sejarah islam kedalam 3 periode
yaitu periode klasik, pertengahan, dan modern.

Pendidikan islam memiliki prinsip-prinsip, tujuan ayat pertama dari surah al – Alaq
yang turun di gua Hira kepada rasullulah adalah merupakan pertanda bangkitnya suatu
peradaban baru diatas permukaan bumi ini ialah:
Menyuruh manusia untuk “membaca”. Di hasu pihak “membaca” melibatkan
proses mental tinggi, proses pengenalan, Pengamatan, pemikiran, pengucapan, dan daya
kreasi. dengan demikian, “membaca” ditinjau dari segi psikologis, melibatkan
keseluruhan struktur mental manusia sebagai seorang individu disamping itu
“membaca”.mempunyai aspek sosial.

Pengetahuan tentang sejarah merupakan hal paling pentinguntuk dijadikan pijakan


dalam kehidupan, tak terkecuali sejarah pendidikan islam. Bagi umat islam memahami
tentang sejarah pendidikan islam sangat bermanfaat dalam rangka meneladani proses
pendidikan sejak zaman rasullulah. Dengan demikian umat islam bisa mengetahui dan
memahami bagaimana perkembangan pendidikan islam dari masa ke masa sehingga
bisa menjadi solusi pemecahan masalah dan problematika umat islam saat ini.

Gambaran dan pola pendidikan islam di periode rasullulah di Mekkah dan Madinah
adalah sejarah masa lalu yang perlu kita ungkapkan kembali, sebagai bahan
perbandingan, sumber gagasan, gambaran strategi, mensukseskan proses pendidikan
islam. Pola pendidkan di masa rasullulah tidak terlepas dari metode, evaluasi, materi
kurikulum, pendidikan, peserta didik, lembaga, dasar, tujuan dan sebagainya yang
bertalian dengan pelaksanaan Pendidikan islam, baik secara teoritis maupun praktis.

1
Sejarah menjelaskan kepada kita bahwa pendidik khususnya pada rasulullah dan
para sahabat bukan merupakan profesi atau pekerjaan untuk menghasilkan uang atau
sesuatu yang dibutuhkan bagi kehidupannya. Melainkan ia mengajarkan karena
panggilan agama, yaitu sebagai upaya mendekatkan diri kepada allah, mengharapkan
keridhoan-Nya serta menghidupkan agama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja metode pendidikan yang dilakukan di masa Rasulullah?
2. Ada berapakah periode awal kenabian?
3. Ada berapakah pusat pendidikan Khurafurasiddin?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui pendidikan yang dilakukan Rasulullah?
2. Agar mahasiswa mempelajari lebih mendalam tentang Kekhalifaan
Khurafurasiddin?
3. Mahasiswa dapat mencerna dan mengkaji metode-metode Rasulullah dan
para sahabat-sahabatnya?

D. Manfaat
1. Memperluas wawasan pembaca tentang sejarah perkembangan islam
2. Pembaca dapat mengambil hikmah dari sejarah perkembangan islam
3. Menjadikan pelajaran dan bahan pengajaran dilingkungan sekitar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode pendidikan yang dilakukan di masa Rasulullah

Salah satu bentuk pendidikan yang berfungsi inovatif dan kreatif terhadap
pemeluknya adalah pendidikan islam. Kalau kita membuka Al-Qur’an maka akan kita
jumpai perintah allah bagi setiap orang islam untuk menuntut ilmu pengetahuan. Karena
ilmu pengetahuan itulah yang akan lebih mendekatkan hamba kepada tuhannya. Itulah
sebabnya kita lihat bahwa masjid-masjid semenjak zaman rasulullah hingga dewasa ini
mempunyai fungsi kembar di suatu pihak dan sebagai lembaga pendidikan. Karena itu
islam diturunkan oleh allah untuk seluruh umat manusia sesuai firman allah “Tidaklah
kami mengutus engkau Muhammad, kecuali sebagai rahmat untuk seluruh alam” (QS.
Al Anbiya 21:107).
Pola pendidikan yang dilakukan oleh rasulullah sejalan dengan tahapan-tahapan
dakwah yang disampaikan kepada kaum Quraish melalui tiga tahap yaitu tahap
pendidikan secara rahasia dan perorangan, pendidikan secara terbuka dan terang-
terangan serta pendidikan yang dilakukan secara meluas.
Metode pendidikan yang dilakukan rasulullah dalam mendidik sahabat-sahabatnya
melalui :
1) metode ceramah, menyampiakan wahyu yang diterimaya dan
memberikan penjelasan-penjelasan serta keterangan-keteranganya.
2) dialog, diskusi atau tanya jawab,
3) metode perumpamaaan misalnya orang mukmin itu laksana satu tubuh,
bila sakit salah satu anggota tubuh maka anggota tubuh lainnya kan turut
merasakannya,
4) metode kisah, misalnya kisah belau daam perjalan belai dalam isra dan
miraj dan kisah pertemuan nabi Musa dan nabi Khidir
5) metode pembiasaan, membiasakan kaum muslilmin shalat berjamaah,
6) metode hafalan misalnya para sahabat dianjurkan menjaga hafalan dan
menjaganya.

Adapun cara yang dilakukan oleh pendidik disamping mengajarkan Al-Qur’an


mereka juga belajar menulis dan tata bahasa serta tulisan. Perhatian mereka bukan
tertumpu mengajarkan Al-Qur’an semata dengan mengabaikan pelajaran yang lain, akan
tetapi perhatian mereka pada pelajar sangat pesat. Al- Qur’an juga dipakai sebagai
bahasa bacaan untuk belajar membaca, kemudian dipilih ayat-ayat yang akan ditulis
untuk dipelajari. Disamping belajar menulis dan membaca murid-murid juga

3
mmpelajari tata bahasa arab, cerita- cerita nabi dan hadist pokok agama
(Zuhuirini,1992).1

Kalau dilihat dalam sejarah Pendidikan islam pada awalnya dikenal kedua bentuk
kuttab, yaitu
a. Kuttab berfungsi sebagai tempat Pendidikan yang akan memfokuskan pada tulis
baca (Nizar,2005).2
b. Kuttab tempat pendidkan yang mengajarkan Al-Qur’an dan dasar-dasar
keagamaan (Nizar,2005).

Kepribadian muslim yang utuh adalah muslim yang beriman dan bertakwa kepada
allah bersemangat dalam mengamalkan, mampu mwujudakna dan menjaga nilai-nilai
kemanusiaan dan mampu dan mengelola sumber penghodupan yang bermanfaat bagi
diri sendiri dan bangsa di dunia dan di akhiran (Al Hamuddin,2018).3

B. Periode Awal Kenabian


Pendidikan islam pada periode ke awal kenabian nabi Muhammad pada awalnya
dilakukan di kota Mekkah dengan melalui pendekatan terhadap orang-orang terdekat
nabi termasuk keluarga, sahabat dan tetangga (Yatim,2017) 4, kemudian dilanjutkan
kemasyarakat luas di kota Mekkah (Arif,20185)
Pada tahap selanjutnya, pusat pendidikan berpindah ke kota Madinnah ketika nabi
Muhammad dan umat islam telah berhijrah ke kota tersebut.

C. Pusat Pendidikan Khalafaurrasyidin


Khalafaur Rasyidin merupakan tempat masa pemerintah islam setelah nabi
Muhammad wafat (Yatim,20186). Setelah nabi wafat, beberapa tokoh dari kaum
muhajirin dan anshar berkumpul di balai kota Bani Sa’idah Madinah (Nata,2014)7
Pendidikan pertama yang dilakukan nabi adalah pembentukan pribadi muslim
untuk menjadi kader-kader muslim yang bersemangat, memiliki jiwa dan mental serta
tangguh dari segala cobaan, yang kelak diharapkan menjadi unsur bagi pembentukan
masyarakat islam dan mubaligh atau pendidik yang baik serta menjadi contoh dan
teladan bagi murid-muridnya A.Syalabi mengatakan “Dia adalah suatu tujuan yang
nyata diantara tujuan-tujuan yang telah dilakukan islam, bahkan telah dilaksanakan

1
Zuhairini, (1992).
2
Nizar, Samsul. (2005).
3
Alhamuddin. (2018).
4
Yatim, B. (2017).
5
Arif, M. (2018).
6
Yatim, B. (2018).
7
Nata, A. (2014).

4
dengan segera, ialah merubah orang-orang menjadi seorang muslim sehingga seolah-
olah islam menciptakan orang itu sebagai makhluk baru.” Pendidikan yang dilakukan
oleh rasulullah pada para sahabatnya pada masa itu masih bersifat perorangan dan
bersifat manusia.
Selanjutnya Pendidikan islam dilakukan di Maddinah, merupakan pusat segala
kegiatan duiawi dan keagamaan, termasuk pusat kegiatan Pendidikan dan pembinaan
islam. Khomaruddin Hidayat, Madinnah merupakan kisah tentang keberhasilan nabi
dalma membangun tatanan sosial masyarakat yang adil, damai dan berkeadaban.
Keberhasilan tersebut dari dulu hingga sekarang. Madinnah merupakan simbol
kemenangan yang dapat membangkitkan gairah solidaritas dan kebanggaan di kalangan
muslim. Di Mekkah ajaran islam yang mengedepankan kemaslahatan dan kebijakan
cendrung ditantang oleh orang Quraisy, tetapi di Madinah ajaran islam diterima dengan
lapang dada. Di masa hidup rasulullah, prinsip-prinsip dan idealisme islam, diajarkan
nabi oleh para sahabat, hingga memberikan kesan mendalam yang hidup dalam pribadi
masing-masing. Sangat berbeda setelah Nabi Muhammad wafat.

Pendidikan islam bermula senjak Muhammad diangkat menjadi rasul Allah di kota
Mekkah. Beliau sendiri sebagai gurunya. Pendidikan masa itu merupakan proto tipe
yang terus menerus dikembangkan oleh umat islam untuk kepentingan Pendidikan pada
zamanya. Misi nabi Muhammad SAW, adalah menciptakan kembali masyarakat yang
hanya mengabdi kepada Allah SWT. Semata dan menegakkan keadilan dan kebenaran
yang menyeluruh.
Demi melanjutkan pendidikan yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad
shallallāhu 'alaihi wa sallam, didirikan berbagai pusat pendidikan sepanjang masa
Khulafāur Rāsyidīn. Berikut ini beberapa pusat pendidikan yang ditemukan dan sahabat
nabi yang memiliki peranan dimasing-masing wilayah (Dalpen, 2016).8
1. Mekkah, dengan Muadz bin Jabal radhīyallāhu ‘anhu sebagai guru pertama
yang mengajarkan Al-Qur'andan fiqih
2. Madinah, yang pengajarnya adalah para sahabat Nabi yang paling popular,
yakni Abu Bakar, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan sahabat yang
lainnya.
3. Basrah, pengajarnya adalah Abu Musaal-Asy‘ary radhīyallāhu ‘anhu yang
merupakan seorang ahli fiqih dan Al-Qur'an.
4. .Kuffah, pengajar yang termasyhur yaitu Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin
Mas‘ud radhīyallāhu ‘anhum. Abdullahbin Mas'ud merupakan ahli tafsir,
hadits,dan fiqih dan mengajarkan Al Qur'an.
5. Damsyik (Syam). Setelah Syam (Syiria)menjadi bagian negara Islam dan
penduduknya banyak beragama Islam,Khalifah Umar kemudian mengirim
tiga orang guru ke negara tersebut, yaitu Mu'adz bin Jabal, Ubaidah, dan Abu
6. Darda' radhīyallāhu ‘anhum. Merekamengajar di tempat yang berbeda di kota
Syam, yaitu Abu Darda' di Kota Damsyik, Mu'adz bin Jabal di Kota

8
Dalpen, M. (2016).

5
Palestina, serta Ubaidah di Kota Hims.Mesir. Abdullah bin Amru bin Ash
radhīyallāhu ‘anhu merupakan sahabat yang pertama kali mendirikan
madrasah dan menjadi guru di Kota Mesir. Beliau adalah seorang ahli hadits.

Tujuan Pendidikan pada dasarnya hanya satu, yaitu memanusiakan manusia, atau
mengangkat harkat dan martabat manusia atau human dignity, yaitu menjadi khalifah di
muka bumi dengan tugas dan tanggung jawab memakmurkan kehidupan dan
memelihara lingkungan. Tujuan Pendidikan yang selama ini diorientasikan memang
sangat ideal bahkan, lantaran terlalu ideal, tujuan tersebut tidak pernah terlaksana
demgan baik. Orientasi Pendidikan, sebagaimana dicita-citakan secara nasional,
barangkali dalam konteks era sekarang ini menjadi tidak menentu, atau kabur
kehilangan orientasi mengingat adalah tuntutan pola kehidupan pragmatis dalam
masyarakat Indonesia.

Hal ini patut untuk dikritisi bahwa globalisasi bukan semata memandang efek
positif, dengan kemudahan-kemudahan yang ada, akan tetapi berbagai tuntutan
kehidupan yang disebabkan olehnya menjadikan disorientasi pendidikan. Pendidikan
cendrung berpijak pada kebutuhan pragmatis ,atau kebutuhan pasar lapangan kerja,
sehingga ruh pendidikan islam sebagai pondasi budaya, moralitas, dan social movement
(Gerakan social) menjadi hilang.
Pendidikan islam sebagai salah satu media strategis dalam menciptakan sumber
daya manusia berkualitas perlu kontekstual terefleksi kepada format baru dalam rangka
menyikapi kondisi masyarakat yang harus direspon serius baik secara konseptual,
strategis maupun praktis.
Sejalan dengan itu, masalah Pendidikan menjadi prioritas utama untuk
dilaksanakan, karena pada kenyataannya merupakan faktor penentu bagi perkembangan
umat manusia.
Meluasnya wilayah islam, mengakibatkan meluas pula kebutuhan peri kehidupan
dalam segala bidang seperti keteraturan dalam pemerintahan dan segala
perlengkapannya, memerlukan pemikiran yang serius. Untuk memenuhi kebutuhan itu
diperlukan tenaga manusia yang memerlukan keterampilan dan keahlian memadai, bagi
kelancaran roda pemerintahan itu sendiri. Hal ini berarti peranan Pendidikan harus
menampilkan dirinya. Wilayah islam pada masa Umar meliputi Irak, Persia, Syam,
Mesir dan Barqah. Ia melakukan ekspansi besar-besaran, sehingga Umar dikenal
sebagai sahabat Nabi, ijtihad Umar dikalangan ahli fiqih, misalnya mengusulkan
penyelenggaraan salat tarawih berjamaah, penambahan kalimat as-salatu khairun
minan-naum (salat lebih baik daripada tidur) dalam azan shubuh, ide tentang perlunya
pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an, dan penentuan kalender Hijrah. Dalam hal
Pendidikan umar membagun tempat-tempat pendidikan (sekolah), juga menggaji guru-
guru, imam, muazzin dari dana Baitul mal.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Antara Pendidikan islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Di Makkah
dan Madinnah memiliki karakter,pola, dan perkembangannya yang berbeda. Jika di
Makkah lebih kepada pengajaran pendidikan islam yang menekankan pada pemahaman
tauhid dan pengajaran Al-Qur’an, sedangkan di Madinnah dibekali dengan pendidkan
akhlak, amal ibadah, kehidupan sosial kemasyarakatan dan keagamaan, ekonomi,
kesehatan, bahkan kehidupan bernegara. Dalam proses perjalanannya Rasulullah Saw,
menerapkan pendidikan islam cepat diterima dan diamalkan oleh masyarakat Makkah
dan Madinnah.

B. Saran
Setelah menyimpulkan secara sistematis dan rinci, penulis jika berharap makalah
dapat bermanfaaat dan menambah wawasan bagi kita. Saya berharap apabila ada
kesalahan-kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah ini, saya mengharapkan
masukan dan saran membangun demi penulisan makalah yang sempurna kedepannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Zuhairini, (1992). Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara

Dalpen, M. (2016). Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan


Era Rasulullah Sampai Indonesia. In Pola Pendidikan Islam pada Masa Khulafaur
Rasyidin. Dalam S. Nizar (Ed.) (pp. 43–52). Kencana Prenada Media Grup.

Kamaruzzaman,2007. Pola Pendidikan Islam Pada Periode Rasullulah: Makkah


dan Madinah. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Nizar, Samsul. (2005). Sejarah Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam, PT.


Cuputat Press Group

Alhamuddin. (2018). Abd Shamad alPalimbani’s Islamic education concept:


Analysis of Kitab Hidayah al-Sālikin fi Suluk Māsālāk lil Muttāqin. In Qudus
International Journal of Islamic Studies (Vol. 6, Issue 1, pp. 89–102). lagi
https://doi.org/10.21043/qijis.v6i1.3717

Arif, M. (2018). Dinamika Islamisasi Makkah & Madinah.ASKETIK.


https://doi.org/10.30762/ask.v2i1.671

Yatim, B. (2017). Sejarah Peradaban Islam.Rajawali Press.

Nata, A. (2014). Sejarah Pendidikan Islam.Kencana Prenada Media Group.

Yatim, B. (2018). Sejarah Peradaban Islam.Rajawali Press.

You might also like