You are on page 1of 40

PT.

BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

E
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA

Bab ini menjelaskan tentang bagaimana cara melaksanakan pekerjaan sehingga diperoleh
suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai sasaran yang diinginkan dalam koridor waktu
dan pagu anggaran, dilaksanakan dengan cara yang dapat dipertanggung-jawabkan, dan
setiap langkah pekerjaan mempunyai keterkaitan dengan langkah pekerjaan lainnya.
Uraian yang ada mencakup tentang: (a) pendekatan dan metodologi (b) program kerja;
dan (c) organisasi dan personil

E.1. Pendekatan dan Metodologi


E.1.1. Pendekatan
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air nomor
05/SE/D/2016 Tanggal 9 Juni 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Operasi
dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta Pemeliharaan Sungai. Kebutuhan OP
prasarana sungai dan pemeliharaan sungai dapat direncanakan secara optimal dan
efisien, diperlukan dukungan informasi yang akurat mengenai kondisi terkini sungai dan
bangunan sungai. Informasi ini diperoleh dari hasil inspeksi dan penelusuran di lapangan.
Inspeksi dan penelusuran lapangan merupakan bagian penting dalam proses perencanaan
tindakan pemeliharaan dan pembiayaan OP yang efektif dan efisien.
Maksud kegiatan ‘Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai’
ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi kondisi fisik dan fungsi sungai serta
bangunan prasarana sungai melalui penelusuran dan inventarisasi, sedangkan tujuannya
adalah melaksanakan walkthrough di sungai BKT, melaksanakan penilaian kondisi fisik
dan fungsi di Sungai BKT, melaksanakan perhitungan AKNOP, mengevaluasi kondisi
kelembagaan di Sungai BKT, dan membuat daftar skala prioritas penanganan di Sungai
BKT.
Sasaran kegiatan Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai’
ini, berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah didapatkan dokumen kondisi
teraktual, baik kondisi fungsi dan sarana prasarana fisik sungai yang dapat dijadikan

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E-1


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

pedoman dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan di Sungai BKT. Berdasarkan


Permen PUPR 04/PRT/M/2015 Wilayah Sungai Jratunseluna (kode: 02.14.A3) di Prov. Jawa
Tengah dibawah kewenangan Pemerintah, dan lokasi kegiatannya adalah di Sungai Utama
BKT di Kota Semarang.
Arahan Penyedia Jasa seperti yang diuraikan pada KAK butir 8.Standar Teknis, yaitu:
a. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) yang digunakan adalah yang
berlaku di Indonesia pada umumnya yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI),
serta teori/kajian yang masih berlaku. Untuk pekerjaan ini NSPK yang digunakan
adalah yang diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dan/atau instansi lain yang terkait dan berwenang.
b. Apabila diperlukan perubahan penggunaan NSPK tersebut, harus dengan
persetujuan pengguna jasa / direksi pekerjaan. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia jasa berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
c. Perencanaan didasarkan kepada hasil studi yang ada, hasil pengukuran topografi,
hidrologi survey lokasi, serta mengacu kepada penanganan penataan ruang
secara menyeluruh dan terintegrasi dalam satu daerah aliran sungai. Studi – studi
terdahulu yang terkait kegiatan.

Pada butir 12 KAK memberikan ruang lingkup kegiatan (ringkasan) sebagai berikut:
1. Uraian Kegiatan A (Pendahuluan)
Kegiatan pendahuluan ini meliputi inventarisasi, antara lain :
a. Pengumpulan Data Sekunder
 Pola/Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Jratunseluna
 Penyedia dapat mencari informasi yang bebas untuk menunjang
kegiatan ini.
2. Uraian Kegiatan B (Pekerjaan Pengukuran)
a. Survey Pendahuluan
b. Pemasangan patok HM dan KM
c. Perhitungan Data Ukur
d. Penggambaran
3. Uraian Kegiatan C : Inventarisasi Dan Penilaian kondisi fisik dan kinerja
aset prasarana sungai
a. Survey kondisi eksisting aset prasarana sungai
b. Analisa hidrologi untuk perhitungan kapasitas sungai sesuai dengan
fungsi dan tampungannya.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E-2


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

c. Inventarisasi dan Penilaian Kondisi Fisik disesuaikan dengan form dan tata
cara penilaian yang ada di SE No. 05/SE/D/2016.
4. Uraian Kegiatan D (Perhitungan AKNOP dan Desain Usulan Penanganan
Lokasi Kritis)
AKNOP terdiri dari unsur sebagai berikut :
a. Operasi rutin
b. Operasi berkala
c. Pemeliharaan rutin
d. Pemeliharaan korektif (penyedia jasa juga memberikan konsep desain
usulan penanganan pada lokasi kritis)
e. Pemeliharaan preventif (penyedia jasa juga memberikan konsep desain
usulan penanganan lokasi kritis)
5. Kegiatan E (Penentuan skala prioritas penanganan)
Perhitungan AKNOP dan Desain Penanganan Usulan Penanganan Lokasi Kritis
6. Uraian Kegiatan F (Pelaporan)
Jenis laporan yang harus diserahkan adalah :
a. Rencana Mutu Kontrak
b. Laporan Bulanan (5 x 7 Bulan)
c. Laporan Pendahuluan
d. Laporan Antara
e. Laporan Akhir
f. Laporan Ringkas
g. Laporan Pengukuran
h. Laporan Deskripsi HM dan KM
i. Laporan Hidrologi
j. Laporan Inventarisasi dan Penilaian kondisi fisik dan kinerja aset prasarana
sungai
k. Laporan Skala Prioritas Penanganan
l. Laporan Manual OP
m. Laporan AKNOP
n. Buku Ukur
o. Album Gambar Pengukuran
p. Album Gambar Peta
q. CD dan Hard Disk Eksternal

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E-3


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

E.1.2. Metodologi
E.1.2.1. Persiapan
1. Persiapan administrasi dan mobilisasi tim;
2. Perolehan data sekunder (peta-peta referensi, rtrw provinsi/ kabupaten/kota, informasi
sosial-ekonomi, data klimatologi, peraturan daerah, citra satelit dll);
3. Melakukan inventarisasi studi-studi sebelumnya berkaitan dengan Penyusunan
Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai; hasil perencanaan, as build drawing
dll;
4. Penyusunan RMK dan Review Metodologi dan Rencana Kerja atau Rasionalisasi
Pekerjaan (berdasarkan waktu dan RAB Pekerjaan);

Referensi dasar dalam pelaksanaan pekerjaan ini, antara lain adalah:


a) Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)
b) Skema Sistem Sungai
c) Peta Tata Guna Tanah Wilayah Semarang, dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang,
Kementerian Pekerjaan Umum
d) Peta Wilayah Sungai, Lampiran Permen PUPR04/PRT/M/2015.

Ke-empat peta tersebut mengandung berbagai informasi penting yang sangat diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini, dan berasal dari sumber yang terpercaya untuk
dijadikan sebagai referensi.

E.1.2.2. Analisa Awal


Mengiventarisasi dan mengidentifikasi data dan informasi
Inventarisasi
Inventarisasi dan pengumpulan data dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang
jumlah, dimensi, jenis, kondisi, fungsi dan kinerja prasarana sungai serta sungai dengan
menggunakan Blangko Nomor 1 Laporan Inventarisasi Prasarana Sungai serta Sungai.
Hasil inventarisasi yang diperoleh untuk kegiatan pemeliharaan adalah data kondisi sungai
serta bangunannya. Data tersebut meliputi data kerusakan beserta pengaruhnya terhadap
fungsi dan kinerja.
Dari hasil inventarisasi tersebut disusun program 5 (lima) tahunan yang akan diusulkan
untuk mendapatkan biaya pemeliharaan.
Dalam Kegiatan ini, inventarisasi dilakukan terhadap sungai dan bangunan sungai dalam
rangka pengelolaan sumber daya air pada masing-masing sungai maupun DAS baik yang

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E-4


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

bertujuan konservasi, pendayagunaan maupun pengendalian daya rusak air.


Inventarisasi bangunan atau infrastruktur sungai juga dilakukan berdasarkan gambar
Purna Laksana Pembangunan atau “As-Built Drawing” atau dari citra satelite dan
selanjutnya hasil inventarisasi tersebut akan diperiksa dengan melakukan penelusuran/
peninjauan lapangan.
Kegiatan inventerisasi harus dilakuakan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :
(i) Dilakukan secara berjenjang dan hasilnya disusun dalam beberapa kelompok sesuai
dengan ketentuan dan hirarki yang ada, seperti dalam diagram berikut.
(ii) Uraian Data hasil inventarisasi dikumpulkan berdasarkan kelompok dan jenisnya
sebagai berikut :
a. Kelompok Data
o Parameter fisik
o Prasarana pengelolaan SDA
o Pendukung prasarana pengelolaan SDA
o Lain-lain.

b. Jenis Data
o Data permanen
o Data kondisional
o Data fluktuatif

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E-5


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

Uraian dari rincian kelompok dan jenis data dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 1. Kelompok dan Jenis Data


(iii) Rekapitulasi dari seluruh hasil inventarisasi data tersebut dapat disajikan dalam
tabulasi data seperti terlihat dari Tabel berikut. Dengan demikian jelas terlihat
keterkaitan setiap sarana/prasarana dengan anak sungai, sungai.

Namun, dalam pelaporan nantinya, data akan disajikan dalam bentuk tabulasi sesuai
dengan kelompok dan jenisnya, sehingga akan lebih mempermudah dan mempercepat
pengelolaan lebih lanjut.

Gambar 2 : Rekapitulasi hasil Inventarisasi

Identifikasi
Identifikasi atau pengenalan biasanya dilakukan dari nama yang diberikan pada suatu
obyek tertentu, seperti orang, tempat, nama sungai, nama prasarana, dsb. Namun

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E-6


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

seringkali dijumpai satu nama untuk beberapa obyek yang berbeda, seperti pada Sungai
Towari. Identifikasi dilakukan dengan cara memberikan kode atau kodefikasi mengikuti
ketentuan yang telah ditetapkan pada Permen 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai, seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 3. Kode Wilayah Sungai


Kode Wilayah Sungai telah ditetapkan oleh Permen PUPR No.04/PRT/M/2015, sebagai
berikut:.

o Dua digit pertama merupakan nomor urut Pulau atau Kepulauan Lokasi Wilayah
Sungai, dalam hal ini :
01: Pulau Sumatera
02: Pulau Jawa
03: Pulau Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara
04: Pulau Kalimantan
05: Pulau Sulawesi
06: Kepulauan Maluku
07: Pulau Papua

o Dua digit kedua merupakan nomor urut WS dipulau tersebut.


o Dua digit ketiga merupakan kode kategori WS tersebut, yaitu:
A1:WS LintasNegara
A2:WS LintasProvinsi
A3:WS StrategisNasional
B :WS LintasKabupaten/Kota
C :WS DalamKabupaten/Kota.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E-7


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

 Kode Identifikasi DAS


Kode identifikasi DAS diturunkan dari kode WS ditambah dengan nomor urut
DAS pada wilayah sungai terkait, yang telah ditetapkan pada Lampiran Permen
04/PRT/M/2015 seperti terlihat pada gambar 7 sebagai berikut :

Gambar 4 : Kode dan Nama DAS


Dengan demikian Kode identifikasi untuk :
1. DAS Latowu adalah 05.18.A2.001
2. DAS Watunohu adalah 05.18.A2.006
3. DAS Lasusua adalah 05.18.A2.008
4. DAS Ranteangin adalah 05.18.A2.010
5. DAS Tamborasi adalah 05.18.A2.011

 Kode Identifikasi Sungai Induk


 Sungai Induk adalah sungai yang langsung bermuara dilaut pada DAS
terkait, disebut juga dengan Sungai Orde-1.
 Kode Sungai Induk diturunkan dari kode DAS ditambahkan dua digit
nomor urut sungai induk tersebut pada DAS terkait.
 Kode Identifikasi Anak Sungai dan Anak Muara
o Anak Sungai, atau “tributary” memiliki beberapa orde, yaitu Orde 2,3,4
dan seterusnya.
 Anak Sungai yang bermuara di Sungai Induk (yaitu Sungai Orde-1),
disebut Sungai atau Anak Sungai Orde-2. Anak Sungai yang
bermuara di Sungai Orde-2, disebut Sungai atau Anak Sungai Orde-
3, dan seterusnya.
 Kode identifikasi untuk anak sungai diturunkan sesuai dengan
ordenya, diurut dari hulu ke hilir dan dimulai dari sebelah kiri aliran

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E-8


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

dengan nomor ganjil, kemudian disebelah kanan aliran dengan


nomor genap.
o Anak Muara, atau “distributary” adalah sungai (dapat juga berupa
saluran buatan) yang berawal dari sungai induk dan bermuara dilaut
pada DAS terkait.
o Kode identifikasi untuk anak muara diturunkan sesuai dengan ordenya,
diurut dari hulu ke hilir dan dimulai dari sebelah kiri aliran dengan nomor
ganjil, kemudian disebelah kanan aliran dengan nomor genap.
 Kode Identifikasi Prasarana Sungai
o Kode Identifikasi Prasarana Sungai diturunkan dari kode identifikasi
sungai atau anak sungai tempat lokasi prasarana tersebut, ditambah
dengan tiga huruf singkatan dari nama bangunan dan dua digit nomor
urut bangunan dimulai dari hulu ke hilir.

Agar supaya pemberian Kode Identifikasi ini dapat dilakukan dengan


benar sesuai lokasi dan urutannya, maka perlu terlebih dahulu dibuat
skema sungai dan anak sungai, anak muara dan lokasi bangunan pada
sungai terkait, seperti terlihat pada gambar diatas.

E.1.2.3. Penelusuran (Walkthrough)


Penelusuran atau walkthrough dapat dilakukan setelah dilaksananakannya kegiatan
inventarisasi dan identifikasi sebagaimana diuraikan pada bab terdahulu.
Dengan demikian, kegiatan penelusuran dapat dilakukan lebih mudah dan lebih cepat, dan
tidak harus mulai dari nol.
Tujuan dari kegiatan penelusuran adalah:
 Untuk memeriksa atau pengecekan, terhadap hasil kegiatan inventarisasi dan
identifikasi apakah telah sesuai dengan kondisi sunyatanya (existing) dilapangan.
Perubahan kondisi dilapangan dapat saja terjadi karena pembangunan maupun karena
sebab alamiah.
 Untuk mengetahui kondisi fisik, fungsi, kinerja dan fenomena yang terjadi dilapangan
yang tidak dapat diketahui dari dokumen yang ada. Kadang-kadang dari dokumen yang
ada dapat juga dikenali terjadinya suatu fenomena, aliran sedimen yang masuk
sungai induk.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E-9


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

 Penelusuran untuk mengetahui dan mencatat kondisifisik sarana dan prasarana


dilakukan dengan mengacu pada Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Nomor 01/SE/D/2013 Tentang Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta
Pemeliharaan Sungai
 Berdasarkan pada Surat Edaran tersebut, kondisi fisik bangunan dapat dikelompokkan
menjadi empat kondisi, yaitu:
 Kondisi BAIK, jika tingkat kerusakan masih dibawah 10% dari kondisi awal
prasarana.
 Kondisi RUSAK RINGAN, jika tingkat kerusakan 10% sampai dengan dibawah 20
% dari kondisi awal prasarana.
 Kondisi RUSAK SEDANG, jika tingkat kerusakan 20% sampai dengan dibawah 40
% dari kondisi awal prasarana.
 Kondisi RUSAK BERAT, jika tingkat kerusakan sama atau lebih dari 40% dari
kondisi awal prasarana.

 Ke empat kondisi fisik tersebut diatas merupakan kondisi prasarana secara kualitatif.
Untuk keperluan pengelolaan data lebih lanjut, kondisi kualitatif tersebut dapat di
konversikan menjadi kondisi fisik yang bersifat kwantitatif, sehingga secara numerical,
dapat diketahui prioritas pemeliharaan bangunan berdasarkan tingkat kerusakannya.
Ini adalah hasil akhir (OUTCOME) dari kegiatan inventarisasi, identifikasi dan
penelusuran, disamping hasil lain berupa keluaran (OUTPUT) data kondisi bangunan.
Tim walkthrough dilengkapi alat kerja:
1. Peta dan print-out citra satelit untuk memudahkan identifikasi lapangan
2. GPS handheld, untuk navigasi dan marking waypoint
3. Kamera digital resolusi min 10 megapixel
4. Formulir dan lembar kerja Identifikasi
5. Surat Penugasan

Berdasarkan hasil penelusuran sungai, dilakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan


pemeliharaan, serta dibuat suatu rencana aksi yang tersusun dengan skala prioritas dan
uraian pekerjaan pemeliharaan.
Kriteria penentuan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai ditentukan
oleh kondisi kerusakan fisik sungai serta bangunan sungai yang terjadi.
Klasifikasi kondisi prasarana sungai sebagai berikut :
a. kondisi baik, jika tingkat kerusakan masih dibawah 10% dari kondisi awal prasarana.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 10


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

b. kondisi rusak ringan, jika tingkat kerusakan 10% sampai dengan dibawah 20% dari
kondisi awal pembangunan.
c. kondisi rusak sedang, jika tingkat kerusakan 20% sampai dengan dibawah 40% dari
kondisi awal pembangunan.
d. kondisi rusak berat, jika tingkat kerusakan lebih dari atau sama dengan 40% dari
kondisi awal pembangunan.
Kondisi sungai diklasifikasikan menjadi beberapa kondisi :
a. sungai yang masih alami dan relatif belum ada aktivitas pembangunan tidak perlu
adanya perawatan.
b. sungai yang daerah sekitarnya sudah ada aktivitas pembangunan , pemeliharaan
dan/atau perbaikannya diprioritaskan pada ruas yang terdapat prasarana yang
mempunyai nilai manfaat tinggi, misalnya jalan raya dan rumah sakit.
c. sungai yang melewati perkotaan, pelaksanaan pemeliharaan dan/atau perbaikan dapat
diklasifikasikan secara khusus dengan mempertimbangkan prasarana yang ada dan
tingkat kepentingannya.

E.2. Survey Topografi


Orientasi medan dan pengukuran topografi merupakan kegiatan awal untuk survey yang
terdiri dari pengikatan titik kontrol dengan benchmark yang sudah ada, pembuatan
kerangka kontrol horisontal dan vertikal, serta pengukuran situasi.

Gambar 6. Theodolit Total Station seri DTM 322 dan Waterpass Leica Joger 24

Dalam rangka penyelenggaraan kerangka dasar peta, dalam hal ini kerangka dasar
horisontal/posisi horisontal (X,Y) digunakan metoda poligon. Dalam pengukuran poligon
ada dua unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu jarak dan sudut jurusan yang akan
diuraikan dalam penjelasan di bawah ini.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 11


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

a. Pengukuran Jarak
Pada pelaksanaan pekerjaan, pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan
pita ukur 100 m. Tingkat ketelitian hasil pengukuran jarak dengan menggunakan pita
ukur, sangat bergantung kepada:
 Cara pengukuran itu sendiri
 Keadaan permukaan tanah

Khusus untuk pengukuran jarak pada daerah yang miring dilakukan dengan cara
seperti yang digambarkan pada Gambar 5 dibawah ini.

Gambar 7. Pengukuran jarak pada daerah miring

Untuk meningkatkan ketelitian pengukuran jarak, juga dilakukan pengukuran jarak


optis hasil pembacaan rambu ukur sebagai koreksi.

b. Pengukuran Sudut Jurusan

Sudut jurusan sisi-sisi poligon yaitu besarnya bacaan lingkaran horisontal alat ukur
sudut pada waktu pembacaan ke suatu titik. Besarnya sudut jurusan ditentukan
berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon.
Gambar 7 dan gambar 8, memberikan ilustrasi mengenai cara mengukuru sudut .

(pers. 1)
Dimana:
 = sudut mendatar
AX = bacaan skala horisontal ke target kiri
AB = bacaan skala horisontal ke target kanan

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 12


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

Pembacaan sudut jurusan dilakukan dalam posisi teropong biasa dan luar biasa.
Spesifikasi teknis pengukuran poligon adalah sebagai berikut:

 Jarak antara titik-titik poligon adalah  50 meter.


 Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T2.
 Alat ukur jarak yang digunakan pita ukur 100 meter.
 Jumlah seri pengukuran sudut 4 seri (B1, B2, LB1, LB2)
 Selisih sudut antara dua pembacaan < 5” (lima detik)
 Ketelitian jarak linier (K1).
 Menggunakan metode poligon tertutup, semua patok dan BM yang sudah
dipasang merupakan titik poligon
 Pengukuran koordinat x, y dilakukan dengan metode traverse dengan
ketelitian Salah Linier Jarak (SLJ) ≤ 1 : 5.000
 Sudut diukur satu seri ganda (biasa dan luar biasa) menggunakan Total
Station

Gambar 8. Pengukuran sudut jurusan

c. Pengamatan GPS (Global Positioning System)


Pengamatan GPS minimal pada dua titik poligon untuk orientasi arah dan koreksi
sudut (menghilangkan kesalahan akumulasi sudut).
d. Pengukuran Kerangka Vertikal

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 13


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat datar pada
titik-titik jalur poligon. Jalur pengukuran dilakukan tertutup (loop), yaitu pengukuran
dimulai dan diakhiri pada titik yang sama. Pengukuran beda tinggi dilakukan double
stand dan pergi pulang. Seluruh ketinggian di traverse net (titik-titik kerangka
pengukuran) telah diikatkan terhadap BM.
Penentuan posisi vertikal titik-titik kerangka dasar dilakukan dengan melakukan
pengukuran beda tinggi antara dua titik terhadap bidang referensi seperti
diilustrasikan pada Gambar 8.

Gambar 9. Pengukuran sipat datar

Spesifikasi teknis pengukuran sipat datar adalah sebagai berikut :


1. Jalur pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi.
2. Tiap seksi dibagi menjadi slag yang genap.
3. Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang dan rambu belakang
menjadi rambu muka.
4. Pengukuran dilakukan double stand pergi pulang pembacaan rambu lengkap
benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
5. Selisih pembacaan stand 1 dengan stand 2 lebih kecil atau sama dengan 2
mm.
6. Jarak rambu ke alat maksimum 75 m.
7. Setiap awal dan akhir pengukuran dilakukan pengecekan garis bidik.
8. Toleransi salah penutup beda tinggi (T) ditentukan dengan rumus berikut:

(pers. 2)
dimana D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satuan km.
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 14
PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

Hasil pengukuran lapangan terhadap kerangka dasar vertikal diolah dengan


menggunakan spreadsheet sebagaimana kerangka horisontalnya. Dari hasil
pengolahan tersebut didapatkan data ketinggian relatif pada titik-titik patok terhadap
bench mark acuan.
Ketinggian relatif tersebut pada proses selanjutnya akan dikoreksi dengan
pengikatan terhadap elevasi muka air laut paling surut (Lowest Low Water Level -
LLWL) yang dihitung sebagai titik ketinggian nol (+0.00).

e. Pengukuran Situasi
Pengukuran situasi menggunakan kombinasi pengukuran detik secara radial dari
titik-titik poligon dan section-section memotong dengan jarak antar section 10-20
meter serta section memanjang.

E.2.1. Penggambaran Peta


Dengan data pengukuran dan sounding, setelah dikoreksi dengan data hasil hitungan
pasang surut pada posisi dan waktu yang sama, dapat digambarkan peta kedalaman laut
yang kemudian menjadi peta bathymetri.

E.2.2. Analisa Geographycal Information System (GIS)


SIG/Sistem Informasi Geografis adalah suatu bentuk sistem informasi berbasis
komputer untuk pengelolaan informasi bereferensi geografis (geo-reference). Atau dapat
juga dikatakan sebagai sistem pengelolaan informasi geografik*1.
Menurut Burrough P.A (1986) yaitu suatu sistem perangkat (tool) yang dapat melakukan
pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali, transformasi dan visualisasi data bumi
untuk keperluan tertentu. Secara garis besar, bentuk pengelolaan informasi geografik
dalam SIG meliputi, pemasukan data (inputing), penyimpanan dan updating data, analisis,
manipulasi serta penyajian hasil (output).

Konsep Database SIG


Konsep basis data merupakan kekuatan utama SIG yang membedakan dengan sistem
pemetaan komputer lainnya yang hanya mampu memproduksi output grafis yang baik. SIG
mengorganisasi data geografik dalam suatu basis data.
Basis data SIG menghubungkan data spasial dan informasi geografis tentang suatu
feature tertentu pada peta. Informasi geografis ini merupakan data sematis (atribut) yang
mendiskripsikan lebih jauh kenampakan feature yang sebenarnya. Konsep hubungan data
spasial dan data atribut dalam SIG merupakan implementasi dari model data relasional.
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 15
PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

Pada model data relasional, setiap data tersimpan sebagai rekord ( kumpulan nilai yang
berdiri sendiri dalam bentuk rekaman sederhana) yang disebut tuple. Semua tuple
dikumpulkan bersama dalam suatu tabel dua dimensi dan masing-masing tabel selalu
disimpan dalam berkas tabel terpisah. Meskipun demikian tabel-tabel tersebut dapat
dihubungkan dengan menggunakan suatu medan umum.

Fungsi SIG
SIG dibuat untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis objek dan fenomena yang
posisi geografisnya merupakan karakteristik yang penting untuk dianalisis.
Fungsi SIG adalah untuk meningkatkan kemampuan menganalisis informasi spasial
secara terpadu untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Ada tiga tujuan utama
yang diharapkan dari SIG, yaitu:
a. Penyimpanan, manajemen dan integrasi dari data spasial dalam jumlah besar.
b. Mampu dalam menganalisis hal-hal yang berhubungan secara spesifik dengan
komponen data geografis.
c. Mampu mengorganisasikan dan mengatur data dalam jumlah besar, sehingga
informasi tersebut dapat digunakan oleh semua pengguna.

Cara Kerja SIG


Penjelasan tentang cara kerja SIG ini terdiri dari menggabungkan informasi dari sumber
yang berbeda, pengambilan data, integrasi data, membuat struktur data dan memodelkan
data. Pembahasan lebih lengkap adalah seperti berikut ini:
a. Menggabungkan informasi dari sumber yang berbeda
SIG dapat menggunakan informasi dari berbagai sumber dan bentuk, menganalisa
informasi tersebut dan menggunakannya menjadi suatu informasi yang mempunyai
nilai lebih bagi user. Suatu sumber data memerlukan lokasi variabel yang dinyatakan
dalam koordinat. Informasi dapat berupa kode, grafik, image, database dan berbagai
jenis data pada peta.
b. Pengambilan data
Jika data belum dalam bentuk dijital, data dapat didijitasi menggunakan komputer.
SIG digunakan untuk menganalisa hubungan antara objek-objek yang dipetakan
dalam peta dijital tersebut. Proses digitasi dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa software, diantaranya adalah: ArcInfo, MapInfo, R2V (Raster to Vektor),
dan lain-lain.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 16


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

c. Integrasi data
SIG dapat mengkombinasikan variabel pemetaan untuk membuat dan menganalisa
variabel baru. Data-data yang ada setelah melalui proses pengambilan data
diintegrasikan ke dalam sistem tersebut.
d. Membuat struktur data
Struktur data SIG dikelompokkan dalam tiga format data yaitu vektor, raster dan
tabular/textual. SIG memungkinkan terjadinya konversi data dari satu struktur ke
struktur lainnya. Data dalam bentuk image diterjemahkan oleh komputer dalam
bentuk peta dijital yang dapat dibaca dan dimanipulasi secara cepat oleh sistem.
e. Memodelkan data
Memodelkan data merupakan hal yang penting untuk mendapatkan data turunan dan
menggambarkan data untuk tujuan yang berbeda-beda. SIG dapat menghasilkan
peta dengan garis-garis yang mengindikasikan berbagai informasi geografis yang
berbeda sesuai dengan yang diharapkan.

E.3 TATA CARA PENILAIAN KINERJA PRASARANA

E.3.1. Prasarana Utama

Penilaian kinerja prasarana terdiri dari dua jenis penilaian yaitu penilaian kondisi dan
penilaian fungsi prasarana tersebut. Adapun penilaian yang dilakukan pada prasarana
dilihat berdasarkan karakteristik yang dijabarkan sebagai berikut.

1. Bangunan Pembagi

Bangunan pembagi dinilai atau dievaluasi berdasarkan karakteristik di bawah ini, yaitu:

a. Kondisi baik

Bangunan pembagi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik jika
terdapat karakteristik sebagai berikut:

- Bangunan pembagi mengalami kerusakan secara fisik

- Bangunan pembagi dapat membagi air ke daerah oncoran secara maksimal


dan beroperasi sesuai dengan tahap perencanaan awal

b. Kondisi rusak ringan

Bangunan pembagi dikategorikan dalam kondisi dan fungsi rusak ringan apabila
bangunan pembagi memiliki karakteristik sebagai berikut:

- Kondisi tanah di sekitar bangunan mengganggu stabilitas bangunan

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 17


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

c. Kondisi rusak sedang

Bangunan pembagi dikategorikan dalam kondisi dan fungsi rusak sedang apabila
bangunan pembagi tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut:

- Terdapat kebocoran yang mengganggu sistem pengaliran air

- Dibutuhkan pengecatan atau pemberian semen ulang pada bagian bangunan


yang mengalami keretakan

d. Kondisi rusak berat

Bangunan pembagi yang dikategorikan dalam kondisi dan fungsi rusak berat
dengan karakteristik sebagai berikut:

- Kondisi fisik bangunan sudah mengganggu sistem pengaliran air

- Kondisi fisik bangunan sudah mengalami perubahan bentuk yang jauh


dibandingkan saat pembangunan awal, misalnya terdapat bagian bangunan
yang hancur dan sifatnya akan mengganggu sistem pengaliran air

e. Tidak ada

Bangunan pembagi dikategorikan dalam indikator tidak ada apabila keberadaan


dari bangunan pembagi tersebut sudah tidak dimanfaatkan fungsinya dan dianggap
sudah tidak mempu beroperasi.

E.3.2. Prasarana Pendukung

1. Jalan inspeksi

Jalan inspeksi dinilai atau dievaluasi berdasarkan karakteristik di bawah ini, yaitu:

a. Kondisi baik

Jalan inspeksi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik, apabila:

- Keadaan wilayah disepanjang jalan inspeksi tidak terdapat rumput yang


mengganggu

- Kondisi jembatan yang digunakan sebagai sarana penyeberangan tidak


membahayakan

b. Kondisi rusak ringan

Jalan inspeksi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak ringan,
apabila:

- Terdapat banyak rumput yang sudah panjang akan tetapi tidak dipotong

- Terjadi pelapukan pada jembatan kayu

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 18


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

c. Kondisi rusak sedang

Jalan inspeksi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak sedang,
apabila terjadi pelapukan pada jembatan kayu yang dapat menyebabkan terjadinya
patahan atau jembatan berlobang.

d. Kondisi rusak berat

Jalan inspeksi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak berat,
apabila terjadi pelapukan pada jembatan kayu sehingga menyebabkan jembatan
tersebut sudah tidak dapat berfungsi dan digunakan sebagai sarana
penyeberangan.

e. Tidak ada

Kategori tidak ada dalam penilaian jalan inspeksi adalah tidak dimanfaatkannya lagi
keberadaan dari jalan tersebut dan menggunakan jalan baru dalam proses kegiatan
OP selanjutnya.

2. Kantor OP

Kantor OP dinilai atau dievaluasi berdasarkan karakteristik di bawah ini, yaitu:

a. Kondisi baik

Kantor OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik, apabila:

- Kantor memiliki fungsi yang kondusif dan nyaman untuk bekerja

- Terdapat barang-barang yang menunjang kegiatan perkantoran seperti


tersedianya meja kantor, rak buku, rak arsip, dan telepon kantor

- Kantor OP dalam kondisi fisik yang bagus dan baik tanpa ada kerusakan dan
keretakan bangunan

b. Kondisi rusak ringan

Kantor OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak ringan, apabila:

- Kondisi cat dari kantor OP sudah pudar

- Terdapat bagian kantor yang mengalami keretakan atau bocor

- Sarana dan prasarana pendukung kegiatan bekerja tidak lengkap

c. Kondisi rusak sedang

Kantor OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak sedang, apabila
keadaan fisik kantor OP sudah memerlukan perbaikan seperti memperbaiki atap
yang bocor, pengecatan bangunan kantor, dan melakukan semen ulang pada
bagian kantor yang retak.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 19


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

d. Kondisi rusak berat

Kantor OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak berat, apabila
keadaan fisik dari kantor sudah tidak layak huni misalnya kebocoran atap rumah,
keretakan tembok bangunan, dan sarana lainnya membutuhkan pembangunan
atau renovasi ulang.

e. Tidak ada

Kategori tidak ada dalam penilaian kantor OP adalah tidak tersedianya atau tidak
ada kantor OP yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan OP.

3. Rumah Operator

Rumah operator dinilai atau dievaluasi berdasarkan karakteristik di bawah ini, yaitu:

a. Kondisi baik

Rumah operator yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik,
apabila:

- Operator nyaman dan betah untuk tinggal di rumah yang disediakan

- Kondisi rumah yang disediakan sesuai dengan fungsi sebagai tempat tinggal
dan layak huni

- Tersedia sarana dan prasarana kebutuhan primer seperti kamar, kamar mandi,
listrik, dan air untuk kebutuhan sehari-hari

b. Kondisi rusak ringan

Rumah operator yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak ringan,
apabila:

- Kondisi cat dari rumah operator sudah pudar

- Terdapat bagian kantor yang mengalami keretakan atau bocor

c. Kondisi rusak sedang

Rumah operator yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak sedang,
apabila keadaan fisik rumah operator memerlukan perbaikan seperti memperbaiki
atap yang bocor, pengecatan bangunan, dan melakukan semen ulang pada bagian
yang retak.

d. Kondisi rusak berat

Rumah operator yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak berat,
apabila keadaan fisik dari rumah operator sudah tidak layak huni misalnya
kebocoran atap rumah, keretakan tembok bangunan, dan sarana lainnya
membutuhkan pembangunan atau renovasi ulang.

e. Tidak ada
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 20
PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

Kategori tidak ada dalam penilaian rumah operator adalah tidak tersedianya atau
tidak ada rumah operator yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan OP.

E.3.3. Prasarana Pelengkap

1. Alat Transportasi

Alat transportasi dinilai atau dievaluasi berdasarkan karakteristik di bawah ini, yaitu:

a. Kondisi baik

Alat transportasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik jika
alat transportasi tersedia dan kondisi kendaraan yang digunakan sebagai alat
transportasi dalam keadaan yang baik dan siap digunakan kapan saja sesuai
dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan OP

b. Kondisi rusak ringan

Alat transportasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak
ringan apabila terjadi kerusakan cat pada kendaraan akibat tidak dirawat
sebagaimana mestinya

c. Kondisi rusak sedang

Alat transportasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak
sedang apabila fungsi dari alat transportasi tersebut memerlukan penggantian oli,
kabel speedometer, dan pemberian pelumasan

d. Kondisi rusak berat

Alat transportasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak berat
apabila fungsi dari alat transportasi tersebut memerlukan penggantian spare part.

e. Tidak ada

Kategori tidak ada dalam penilaian sarana alat transportasi yaitu tidak tersedianya
atau tidak ada alat transportasi yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan OP

2. Alat Komunikasi

Alat komunikasi dinilai atau dievaluasi berdasarkan karakteristik di bawah ini, yaitu:

a. Kondisi baik

Alat komunikasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik jika
alat komunikasi tersebut berfungsi dengan baik dalam menjalankan komunikasi
antara operator pelaksana kegiatan OP dengan instansi terkait

b. Kondisi rusak ringan

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 21


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

Alat komunikasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak
ringan apabila fungsi dari alat komunikasi yang disediakan kurang berfungsi secara
maksimal

c. Kondisi rusak sedang

Alat komunikasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak
sedang apabila fungsi dari alat komunikasi yang disediakan tersebut tidak dapat
digunakan sebagaimana mestinya akibat kondisi baterai yang sudah mulai tidak
optimal dan dibutuhkan servis agar dapat berfungsi secara normal kembali

d. Kondisi rusak berat

Alat komunikasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak berat
apabila fungsi dari alat komunikasi tersebut tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya dan harus diganti dengan menggunakan alat komunikasi yang baru

e. Tidak ada

Kategori tidak ada dalam penilaian sarana alat komunikasi yaitu tidak tersedianya
atau tidak ada alat komunikasi yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan OP

3. Alat OP

Alat OP dinilai atau dievaluasi berdasarkan karakteristik di bawah ini, yaitu:

a. Kondisi baik

Alat OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik jika terdapat
karakteristik sebagai berikut:

- Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan OP dalam kondisi


bersih dari debu dan karat karena dibersihkan setiap hari

- Tidak terdapat kerusakan alat perkakas yang berfungsi untuk kegiatan


pelaksanaan OP

b. Kondisi rusak ringan

Alat OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak ringan jika
terdapat karakteristik sebagai berikut:

- Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan OP dalam keadaan


kotor akibat tidak dibersihkan setelah digunakan

- Peralata OP tersebut mengalami karatan dan kondisi fisik yang sudah


mengalami penurunan kualitas kondisi fisik

c. Kondisi rusak sedang

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 22


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

Alat OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak sedang
memiliki karakteristik yaitu peralatan tersebut sudah memperlihatkan kondisi fisik
yang karatan dan dalam menjalankan fungsinya sebagai peralatan bantuan
kegiatan pelaksanaan OP tidak bekerja secara optimal

d. Kondisi rusak berat

Alat OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak berat memiliki
karakteristik yaitu peralatan tersebut sudah memperlihatkan kondisi fisik yang
karatan dan dalam menjalankan fungsinya sebagai peralatan bantuan kegiatan
pelaksanaan OP tidak bekerja secara optimal dan dibutuhkan penggantian alat OP
yang baru

e. Tidak ada

Kategori tidak ada dalam penilaian sarana alat OP yaitu tidak tersedianya atau
tidak ada alat OP yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan OP

E.3.4. Bobot Penilaian dan Indikator Kinerja

Berdasarkan Permen PUPR No. 12 Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
disebutkan bahwa untuk menilai suatu kinerja operasi dan pemeliharaan, maka hal-hal
yang harus diperhatikan ialah menyangkut kinerja prasarana fisik, kinerja dari
produktivitas, kinerja sarana penunjang, kinerja organisasi personalia, kelengkapan
dokumentasi. Bobot penilaian yang diberikan pada hasil penilaian kinerja mengacu pada
bobot penilaian yang terdapat pada irigasi permukaan. Bobot penilaian indeks kinerja
disajikan pada tabel E-1 berikut.

Tabel E-1 Bobot penilaian indeks kinerja

Nomor Komponen penilaian Bobot nilai komponen (%)


1 Prasarana fisik 45
2 Produktivitas tanam 15
3 Prasarana pendukung 10
4 Organisasi personalia 10
5 Dokumentasi 5

Berdasarkan bobot penilaian yang telah ditetapkan di atas, maka disusun indikator untuk
setiap komponennya. Adapun indikator kinerja merupakan suatu variabel kuantitatif dan
kualitatif yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan mengenai tingkat perubahan
kinerja prasarana serta komponen indeks penilaian kinerja lainnya. Yang dimaksud dengan

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 23


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

indikator disini adalah indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan bangunan
merealisasikan fungsi dan tujuan sesuai dengan tingkat layanan yang telah direncanakan.

Selanjutnya, Nilai Indeks Kinerja adalah jumlah dari nilai masing-masing komponen.
Berdasarkan Permen PUPR No. 12 Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi, indeks kinerja dinyatakan sebagai berikut:

80 – 100 : Kinerja sangat baik

70 – 79 : Kinerja baik

55 – 69 : Kinerja kurang dan perlu perhatian

< 55 : Kinerja jelek dan perlu perhatian

E.3.5. Kriteria Tindakan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Pedoman OP mengelompokkan kedalam 3 (tiga) kategori menurut hierarki dari sifat


pekerjaannya, yaitu:

a. Pemeliharaan rutin

b. Pemeliharaan berkala

c. Perbaikan darurat

Kriteria dari deskripsi kegiatan mengenai ketiga kategori pemeliharaan tersebut diuraikan
di dalam tabel berikut.

Tabel E-2 Kategori tindakan pemeliharaan sarana dan prasarana


Kategori
Kriteria Uraian kegiatan
pemeliharaan
Rutin 1. Kegiatan menjaga agar 1. Pengamanan administrasi
bangunan tetap eksis dan 2. Pengamanan fisik
sesuai dengan tingkat kinerja 3. Pemeliharaan rutin
layanan yang direncanakan 4. Pemeliharaan bersifat
2. Kegiatan yang dilakukan perawatan
secara kontinyu atau 5. Pemeliharaan bersifat
terjadwal periodik dan tidak perbaikan ringan/reparasi
memerlukan kelengkapan
perhitungan desain
Berkala 1. Kegiatan memperbaiki 1. Pemeliharaan bersifat
kerusakan bangunan yang perawatan
kinerjanya dibawah 70% 2. Pemeliharaan bersifat
hingga 50% perbaikan ringan/reparasi
2. Kegiatan mengoreksi atau 3. Pemeliharaan bersifat

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 24


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

menyempurnakan penggantian
ketidakefektifan kinerja
bangunan
3. Melakukan penggantian untuk
menanggulangi kerusakan
bangunan yang bersifat
mendadak
Darurat Kegiatan memperbaiki atau 1. Rehabilitasi
membangun kembali bangunan 2. Pembangunan kembali
yang nilai kinerjanya kurang dari (asset renewal)
50% atau sudah hancur (tanpa 3. Restorasi bangunan
melampaui fungsi atau desain
kinerja semula)

Dari ketiga kategori tersebut, AKNOP hanya memasukkan kategori pemeliharaan rutin
saja. Sedangkan untuk pemeliharaan berkala dan darurat harus diajukan secara khusus
disertai dengan nota desain, spesifikasi teknik, dan rencana anggaran biaya tertentu
sesuai dengan kerusakan.

E.4 TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP

E.4.1 Komponen Biaya Operasi

Lingkup kegiatan Operasi yang diperkirakan menimbulkan biaya terdiri dari 2 (dua)
kegiatan yaitu:

1. Pembuatan Rencana Pembagian dan Pemberian Air, Rencana Tata Tanam Tahunan.

2. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Operasi.

E.4.1.1. Pembuatan Rencana Pembagian dan Pemberian Air, Rencana Tata Tanam
Tahunan

Pekerjaan pembuatan rencana pembagian dan pemberian air, rencana tata tanam tahunan
yang diperkirakan akan menimbulkan biaya sebagai berikut:

1. Penyusunan Rencana Tata Air.

a. Penghimpunan histori data dan informasi yang dibutuhkan.

Data yang dibutuhkan antara lain adalah:

- Data hujan rata-rata harian/bulanan.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 25


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

- Data potensi volume air tanah.

- Data debit andalan.

- Data ketersediaan air tahunan.

- Data prakiraan cuaca tahunan.

- Data potensi lokasi penggunaan air.

- Data rencana tanam.

- Peta rencana tata ruang.

- Skematisasi sistem jaringan irigasi air tanah.

- Kapasitas pengaliran debit.

- Peta lokasi bangunan pengambilan air.

- Peta daerah layanan.

Potensi biaya yang dibutuhkan dari kegiatan pengumpulan data ini adalah biaya
operasi pengamat yang bergantung pada jumlah pos pengamatan yang ada.

b. Kajian dan penetapan Rencana Tata Air

Bentuk kegiatan ini berupa rapat bersama antara anggota Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air (TKPSDA). Rapat dilaksanakan paling banyak 5 kali untuk peng-
kajian dan 1 kali rapat besar untuk penetapan Rencana Tata Air. Paket rapat
dilaksanakan pada awal musim hujan atau awal bulan Oktober.

2. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyediaan air.

Kegiatan pemantauan dilaksanakan setiap bulan dalam bentuk laporan. Sedangkan


kegiatan evaluasi dilaksanakan setahun sekali pada akhir penyelenggaraan alokasi air
dalam bentuk laporan dan rapat pertanggungjawaban.

E.4.1.2 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Operasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan operasi yang diperkirakan menimbulkan biaya
sebagai berikut:

Inspeksi rutin merupakan kegiatan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh juru di wilayah
kerjanya, untuk mengetahui bagian dan prasarana yang memerlukan perbaikan, sekaligus
menaksir kebutuhan tindakan pemeliharaan yang tepat (rutin atau berkala).

Monitoring dan evaluasi rutin tertulis sebagai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan dalam
Pedoman OP. Monitoring dan evaluasi rutin dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali pada
minggu I (pertama) awal bulan.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 26


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

1. Monitoring rutin kegiatan operasi prasarana utama;

2. Monitoring rutin kegiatan operasi prasarana pendukung;

3. Monitoring rutin kegiatan operasi prasarana pelengkap.

Baris Operasi Kolom Sarana dan Prasarana menyebutkan bahwa lingkup kegiatan Operasi
untuk Prasarana yang diperkirakan menimbulkan biaya terdiri dari 2 (dua) kegiatan yaitu:

1. Pengoperasian Prasarana Utama.

2. Pengoperasian Prasarana Prasarana Pelengkap.

E.4.1.3 Pengoperasian Prasarana Utama

Berdasarkan Pedoman Tata Cara Operasi untuk jenis prasarana utama yang dioperasikan
dibedakan sebagai berikut:

1. Prasarana berfungsi pengendali/penggerak

Prasarana ini meliputi sumur, mesin penggerak, pompa

2. Prasarana berfungsi bangunan/saluran

Prasarana ini meliputi rumah pompa, saluran pembawa, bangunan outlet.

Komponen biaya yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengoperasian prasarana utama
yaitu upah operator, jumlah prasarana, jam operasi, barang habis pakai, bahan bakar dan
oli.

E.4.1.4 Pengoperasian Prasarana Pelengkap

Berdasarkan Pedoman Tata Cara Operasi untuk jenis prasarana pelengkap yang
dioperasikan meliputi:

1. Alat transportasi

2. Alat Komunikasi

3. Peralatan OP

Komponen biaya yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengoperasian prasarana


pelengkap yaitu biaya bahan bakar, biaya service berkala kendaraan, pulsa untuk biaya
komunikasi.

E.4.2 Komponen Biaya Pemeliharaan

Lingkup kegiatan Pemeliharaan yang diperkirakan menimbulkan biaya terdiri dari 4 (empat)
kegiatan yaitu:

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 27


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

1. Inventarisasi Kondisi.

Inventarisasi kondisi dilaksanakan untuk mengumpulkan data guna keperluan


pemeliharaan serta pemeliharaan prasarananya. Kegiatan inventarisasi yang dilakukan
berupa pengumpulan informasi kondisi dan riwayat pemeliharaan dan prasarananya.

2. Tahap Perencanaan Pemeliharaan.

Tahapan penyusunan perencanaan jadwal pelaksanaan pemeliharaan rutin, berkala,


dan darurat terhadap prasarana utama dan pendukung.

3. Tahap Pelaksanaan Pemeliharaan.

Tahapan penentuan kegiatan pemeliharaan yang akan dilaksanakan dengan jaminan


mutu tentang kulitas pekerjaan tercatat.

4. Pemantauan dan Evaluasi.

Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap kegiatan pemeliharaan prasarananya


yang akan dilaksanakan sendiri secara swakelola, kontraktual, maupun Dinas
Provinsi/Kabupaten/Kota, Instansi terkait, dan masyarakat.

E.4.2.1 Inventarisasi Kondisi

Kegiatan inventarisasi kondisi meliputi:

1. Pemetaan.

Pemetaan merupakan kegiatan inventarisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan


data-data Prasarana di seluruh lokasi.

2. Pencatatan titik dan kode.

Melakukan pencatatan kode disetiap titik terbangun guna melakukan pendataan data,
pencatatan kode dan titik dilakukan untuk lokasi yang masih berfungsi dan tidak
berfungsi

3. Pencatatan titik bangunan outlet.

Pencatatan titik bangun outlet bertujuan untuk mengumpukan data-data prasarana


yang termasuk kedalam operasi wilayah sungai, mulai dari bangunan pembagi,
bangunan pengukur debit, rumah pompa, dan pipa penyalur.

4. Pencatatan kondisi sarana dan prasarana.

Pencatatan kondisi sarana dan prasarana dalam bentuk melakukan analisa terhadap
kondisi dan fungsi dari prasaran adan sarana tersebut.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 28


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

E.4.2.2 Tahap Perencanaan Pemeliharaan

Pekerjaan pembuatan rencana pemeliharaan diperkirakan akan menimbulkan biaya


sebagai berikut:

1. Monitoring rutin kegiatan pemeliharaan prasarana utama;

2. Monitoring berkala kegiatan pemeliharaan prasarana pendukung;

3. Monitoring berkala kegiatan pemeliharaan prasarana pelengkap;

Hasil monitoring direkap kemudian di laporkan untuk dievaluasi dan dilaksanakan kegiatan
pemeliharaan yang tepat sesuai kondisi prasarana. Laporan tersebut kemudian akan
menghasilkan usulan kepada dinas terkait jika diperlukan pemeliharaan berkala atau
perbaikan darurat yang memerlukan pengajuan khusus untuk perolehan biaya.

E.4.2.3 Tahap Pelaksanaan Pemeliharaan

E.4.2.3.1 Pemeliharaan Rutin

1. Pemeliharaan Rutin pada prasarana utama

2. Pemeliharaan Rutin pada prasarana pendukung

3. Pemeliharaan Rutin pada prasarana pelengkap

E.4.2.3.2 Pemeliharaan Berkala

1. Pemeliharaan Berkala pada prasarana utama

2. Pemeliharaan Berkala pada prasarana pendukung

3. Pemeliharaan Berkala pada prasarana pelengkap

E.4.2.3.3 Perbaikan Darurat

1. Perbaikan Darurat pada prasarana utama

2. Perbaikan Darurat pada prasarana pendukung

3. Perbaikan Darurat pada prasarana pelengkap

E.4.2.4 Pemantauan dan Evaluasi

Kegiatan pemantauan dan evaluasi kegiatan pemeliharaan yang diperkirakan


menimbulkan biaya sebagai berikut:

Kegiatan pemantauan rutin merupakan kegiatan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh juru
di wilayah kerjanya, untuk mengetahui bagian prasarana yang memerlukan perbaikan,
sekaligus menaksir kebutuhan tindakan pemeliharaan yang tepat (rutin atau berkala).

Monitoring dan evaluasi rutin tertulis sebagai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan dalam
Pedoman OP. Monitoring dan evaluasi rutin dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali pada
minggu I (pertama) awal bulan.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 29


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

1. Pemantauan rutin kegiatan pemeliharaan prasarana utama;

2. Pemantauan rutin kegiatan pemeliharaan prasarana pendukung;

3. Pemantauan rutin kegiatan pemeliharaan prasarana pelengkap.

Kegiatan evaluasi dilaksanakan berkala berdasarkan hasil pemantauan rutin yang


dilaksanakan. Hasil evaluasi nantinya sebahai bahan usulan kegiatan pemeliharaan atau
perbaikan yang disarankan terhadap dan prasarananya.

Pemeliharaan Kolom Sarana dan Prasarana menyebutkan bahwa lingkup kegiatan


Pemeliharaaan untuk Prasarana yang diperkirakan menimbulkan biaya terdiri dari 3 (tiga)
kegiatan yaitu:

1. Pemeliharaan Prasarana Utama.

2. Pemeliharaan Prasarana Prasarana Pendukung.

3. Pemeliharaan Prasarana Prasarana Pelengkap.

E.4.2.5. Pemeliharaan Prasarana Utama

1. Pemeliharaan rutin pada prasarana utama

2. Pemeliharaan berkala pada prasarana utama

3. Perbaikan darurat pada prasarana utama

E.4.2.6. Pemeliharaan Prasarana Pendukung

1. Pemeliharaan rutin pada prasarana pendukung

2. Pemeliharaan berkala pada prasarana pendukung

3. Perbaikan darurat pada prasarana pendukung

E.4.2.7 Pemeliharaan Prasarana Pelengkap

1. Pemeliharaan rutin pada prasarana pelengkap

1.a. Pemeliharaan rutin pada Alat Transportasi

Pemeliharaan rutin terhadap alat transportasi yaitu membersihkan kendaraan


sebelum dan setelah digunakan setiap harinya.

1.b. Pemeliharaan rutin pada Alat Komunikasi

Pemeliharaan rutin terhadap alat komunikasi yaitu melakukan pengisian ulang


baterai setiap harinya.

1.c. Pemeliharaan rutin pada Alat OP

Pemeliharaan Rutin alat O&P yaitu membersihkan peralatan dan perkakas dari
debu atau karat setiap harinya.
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 30
PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

2. Pemeliharaan berkala pada prasarana pelengkap

2.a. Pemeliharaan berkala pada Alat Transportasi

a. Pemeliharaan berkala bersifat perawatan seperti pemberian pelumas pada


rantai roda kendaraan.

b. Pemeliharaan berkala bersifat perbaikan ringan yaitu penggantian kabel


spedometer dan spion.

c. Pemeliharaan berkala bersifat penggantian yaitu mengganti oli mesin,


penggantian spare part kendaraan, roda kendaraan yang sudah aus.

Waktu pelaksanaan pemeliharaan berkala ditentukan oleh kebutuhan


penggantian pada masing-masing pemeliharaan.

2.b. Pemeliharaan berkala pada Alat Komunikasi

Melakukan servis jika alat komunikasi tidak dapat berfungsi normal.

Waktu pelaksanaan pemeliharaan berkala ditentukan oleh alat komunikasi


mengalami kerusakan atau tidak.

2.c. Pemeliharaan berkala pada Alat OP

Pemeliharaan Berkala bersifat perawatan terhadap alat O&P yaitu dibersihkan


selesai digunakan untuk perbaikan prasarana utama, pendukung atau pelengkap.

Waktu pelaksanaan pemeliharaan berkala dilakukan jika alat O&P digunakan


untuk perbaikan prasarana utama, pendukung atau pelengkap.

3. Perbaikan darurat pada prasarana pelengkap

3a. Perbaikan darurat pada Alat Transportasi

Perbaikan darurat pada alat transportasi dilaksanakan secara langsung dengan


membawa alat transportasi ke bengkel atau diservis oleh teknisi.

3b. Perbaikan darurat pada Alat Komunikasi

Perbaikan darurat pada alat komunikasi dilaksanakan secara langsung dengan


membawa alat komunikasi ke servis center untuk di perbaiki.

3c. Perbaikan darurat pada Peralatan OP

Perbaikan darurat peralatan OP dilakukan dengan memberikan tanggung jawab


kepada teknisi untuk meperbaiki peralatan yang rusak dan segera diperbaiki.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 31


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

Mulai

Persiapan

Persiapan administrasi dan Mobilisasi personil dan Studi terdahulu dan modul /
teknis peralatan pedoman teknis

Studi terdahulu dan


tidak Administrasi dan tidak Personil dan tidak modul / pedoman
teknis siap peralatan siap teknis siap

ya ya ya

Periksa Periksa Periksa

Penyusunan RMK

tidak RMK siap

Periksa

ya

Survey awal dan pengumpulan


data

tidak Data siap

Periksa

ya

Penyusunan Laporan
Pendahuluan AKNOP

Laporan Pendahuluan
tidak AKNOP s i ap

Periksa

ya

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 32


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

Survey lapangan

Ha s il i nventarisasi
tidak deta il infrastruktur
JIAT s i ap

Periksa

ya

Penyusunan Laporan Interim


AKNOP

tidak Laporan Interim


AKNOP siap

Periksa

ya

Penyusunan Rekomendasi Penyus unan RAB Angka Kebutuhan


Program Pemantapan O&P Nya ta Operasi & Pemeliharaan (AKNOP)

Rekomendasi RAB Angka Kebutuhan


tidak Progra m Pemantapan tidak Nya ta Operasi &
O&P s i ap Pemeliharaan
(AKNOP) s i ap

Periksa Periksa

ya ya

Penyusunan Konsep Laporan


Akhir AKNOP

tidak Konsep Laporan


Akhir AKNOP siap

Periksa

ya

Penyusunan Laporan Akhir


AKNOP dan Laporan Penunjang

La poran Akhir AKNOP


tidak da n La poran
Penunjang siap

Periksa

ya

Selesai

Bagan Alir Kegiatan

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 33


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

E.5. Program Kerja

Perencanaan yang matang sebelum melaksanakan suatu proyek baru satu bagian dari
keberhasilan suatu proyek. Hal lain yang juga merupakan hal yang menunjang
keberhasilan proyek adalah adanya monitoring dan control. Berdasarkan Project
Management PMBOK®, siklus proyek harus mengikuti siklus seperti pada gambar 10.

Gambar 10. Siklus Manajemen Proyek

Proyek merupakan sebuah usaha sementara yang dilakukan untuk menciptakan suatu
produk, jasa ataupun hasil yang unik. Sifat sementara dari proyek berarti suatu proyek
memiliki awal waktu dan akhir waktu yang pasti.

Setiap proyek menciptakan produk, jasa ataupun hasil yang unik. Hasil dari proyek bisa
berbentuk nyata maupun tidak. Walaupun ada elemen yang sama terus dihadirkan dalam
suatu proyek yang sedang dikerjakan, perulangan elemen yang sama tersebut tak akan
mengubah pengertian dasar dari proyek tersebut, yaitu karakteristik unik dari pekerjaan
proyek.

Tahapan siklus manajemen proyek seperti gambar tersebut akan dilaksanakan konsultan
dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP
Sungai. Sehingga pekerjaan akan selesai tepat waktu, tepat mutu, tepat guna dan tepat
lingkup.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 34


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

Secara pentahapan, pekerjaan Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP
Sungai akan dilaksanakan seperti pada tabel 3.
Tabel 3. Program Kerja Konsultan

Jangka
Tahapan Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pengerjaan
1 Pendahuluan 1. Persiapan 2–4 Minggu
a. Administrasi dan Teknis
b. Mobilisasi Personil dan Peralatan
c. Studi Terdahulu dan Modul/
Pedoman Teknis.
2. Penyusunan RMK
2 Pengukuran 1. Survey Awal/Pendahuluan dan 3.5 Bulan
Pengumpulan Data
a. Inventarisasi Awal
b. Pengumpulan dan Analisis Data
Sekunder.
2. Pemasangan patok HM dan KM
3. Pengukuran Teknis Sungai
a. Perhitungan Data Ukur
b. Penggambaran
3 Inventarisasi dan a. Survey kondisi eksisting asset 3,5 Bulan
Penilaian Kondisi prasarana sunga
Fisik dan Kinerja b. Analisa Hidrologi
Aset Prasarana c. Inventarisasi dan penilaian kondisi fisik
4 Perhitungan 1. Analisa Data Hasil Survey 2 bulan
Aknop dan Desain 2. Pembutaan Peta Jaringan Sungai 2 bulan
Usulan 3. Analisa hasil inventarisasi dan 2 bulan
Penanganan penilaian kondisi fisik
Lokasi Kritis. 4. Ploting Gambar 2 bulan
5. Penyusunan Manual OP 2 bulan
6. Penyusunan RAB AKNOP 2 bulan
5 Penentuan Skala 1. Penentuan Skala Prioritas 1 bulan
Prioritas
6 Pelaporan 1. Dokumen RMK 1 bulan
2. Laporan Bulanan 1 bulan
3. Laporan Pendahuluan 1 bulan
4. Laporan Antara 1 bulan
5. Laporan Akhir Sementara 1 bulan
6. Laporan Akhir 1 bulan
7. Laporan Ringkas 1 bulan
8. Laporan Pengukuran 1 bulan
9. Laporan Deskripsi HM dan KM 1 bulan
10. Laporan Hidrologi 1 bulan
11. Laporan Inventarisasi dan Penilaian 1 bulan
kondisi fisik dan kinerja asset 1 bulan
prasarana sungai.
12. Laporan Skala Prioritas Penanganan 1 bulan
13. Laporan Manual OP 1 bulan
14. Laporan AKNOP 1 bulan

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 35


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

15. Buku Ukur 1 bulan


16. Album Gambar Pengukuran 1 bulan
17. Album Gambar Peta 1 bulan
18. CD dan Hard Disk Eksternal 1 bulan
7 Diskusi 1. Konsep RMK 1 bulan
2. Konsep Laporan Pendahuluan
3. Konsep Laporan Antara
4. Konsep Laporan Akhir

E.6. Organisasi dan Personil

Pekerjaan Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai ini memerlukan
Tenaga Ahli yang terdiri dari, Ahli SDA, Ahli Persungaian, Ahli OP, Ahli Hidrologi, Ahli
Geodesi, Ahli Struktur Bangunan Air dan Ahli Cost Estimate yang langsung berada di
bawah Team Leader (Ahli SDA). Team Leader akan melaporkan dan bertanggung jawab
sepenuhnya kepada pengguna jasa.

Dalam melakukan kegiatan, personil tenaga ahli ini dibantu oleh tenaga penunjang yang
terdiri atas:

 Administrasi / Keuangan
 Operator Komputer,
 Chief Surveyor,
 Surveyor/Juru Ukur,
 CAD Operator / Juru Gambar,
 Tenaga Lokal,
 Tenaga Office Boy,

E.7. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab


E.7.1. Ketua Tim/Ahli SDA
Ketua Tim adalah Ahli Sumber Daya Air dengan latar belakang pendidikan sarjana Teknik
Strata-2 Jurusan Teknik Sipil/Pengairan dengan pengalaman sekurang-kurangnya 6
(enam) tahun dalam bidang perencanaan sumber daya air serta memiliki sertifikat keahlian
kompetensi.
Ketua Tim harus mengkoordinir setiap kegiatan stafnya dalam pelaksanaan perencanaan
pekerjaan ini.
Beberapa tugas dan tanggung jawab Ketua Tim adalah sebagai berikut :
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 36
PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

a. Mengkoordinir dan ikut dalam seluruh tahapan kegiatan pekerjaan Tim Konsultan
serta memeriksa hasil pekerjaan.
b. Mengadakan koordinasi dengan Pengguna Jasa dan instansi lain yang terkait
dalam menunjang kelancaran pekerjaan.
c. Menyusun jadwal waktu kerja actual para tenaga ahli dalam pelaksanaan
pekerjaan.
d. Bertanggung jawab terhadap seluruh hasil pekerjaan dan laporan yang disajikan
kepada Pengguna Jasa.
e. Mengadakan koordinasi dengan Pengguna Jasa dan Instansi Lain yang terkait
dalam menunjang kelancaran pekerjaan.

E.7.2. Ahli Persungaian


Lulusan Sarjana Teknik Sipil/Pengairan Strata-1 (S1) dengan pengalaman minimal 4
(empat) tahun mempunyai pengalaman di bidang rekayasa pengaliran, pengendalian
banjir, perbaikan sungai dan bangunan air serta menguasai teknik simulasi komputer di
bidang persungaian.
Beberapa tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Persungaian ini adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan bidang rekayasa pengaliran, pengendalian
banjir, perbaikan sungai dan bangunan air.
b. Membuat laporan yang diperlukan bersama Team Leader dan Tenaga Ahli Lainnya
c. Bertanggung jawab kepada Team Leader

E.7.3. Ahli Operasi dan Pemeliharaan


Lulusan Sarjana Teknik Sipil/Pengairan Strata-1 (S1) dengan pengalaman minimal 4
(empat) tahun mempunyai pengalaman dalam dalam penyusunan pedoman Operasi dan
Pemeliharaan bangunan SDA dan bangunan pelengkapnya, serta mempunyai sertifikasi
keahlian.
Beberapa tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Operasi dan Pemeliharaan ini adalah
sebagai berikut:
a. Koordinator perencanaan bangunan air terutama sungai beserta penyusunan
manual OP-nya
b. Membuat laporan yang diperlukan bersama Team Leader dan Tenaga Ahli
Lainnya.
c. Bertanggung jawab kepada Team Leader

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 37


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

E.7.4. Ahli Hidrologi


Lulusan Sarjana Teknik Sipil/Pengairan Strata-1 (S1) dengan pengalaman minimal 4
(empat) tahun mempunyai pengalaman dalam dalam bidang analisis hidrologi untuk
keperluan rancang bangunan, serta mempunyai sertifikasi keahlian.
Beberapa tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Hidrologi ini adalah sebagai berikut:
a. Koordinator perencanaan bangunan air terutama bidang analisa hidrologi.
b. Membuat laporan yang diperlukan bersama Team Leader dan Tenaga Ahli
Lainnya.
c. Bertanggung jawab kepada Team Leader

E.7.5. Ahli Geodesi


Lulusan Teknik Geodesi Strata-1 (S1) yang berpengalaman minimal 4 (empat) tahun
dalam survey pengukuran untuk pemetaan topografi, termasuk bangunan- bangunan
pengairan terutama bendungan serta di bidang survey bathimetri dan tachimetri untuk
pemetaan bawah air di bendungan, serta memiliki sertifikat keahlian. Beberapa tugas
dan tanggung jawab Tenaga Ahli Geodesi ini adalah sebagai berikut:
a. Koordinator dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan survey pengukuran
untuk pemetaan topografi, termasuk bangunan-bangunan pengairan terutama
bendungan, serta survey bathimetri dan tachimetri.
b. Merancang-bangun database GIS.
c. Membuat laporan yang diperlukan bersama Team Leader dan Tenaga Ahli lainnya.
d. Bertanggung jawab kepada Team Leader.

E.7.6. Ahli Struktur Bangunan Air


Lulusan Sarjana Teknik Sipil Strata-1 (S1) dengan pengalaman minimal 4 (empat) tahun
mempunyai pengalaman dalam bidang perencanaan/ analisis struktur bangunan air,
serta mempunyai sertifikasi keahlian.
Beberapa tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Struktur Bangunan Air ini adalah
sebagai berikut:
a. Koordinator dan perencanaan atau analisis struktur bangunan air.
b. Membuat laporan yang diperlukan bersama Team Leader dan Tenaga Ahli
Lainnya.
c. Bertanggung jawab kepada Team Leader

E.7.7. Ahli Cost Estimate


Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 38
PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

Lulusan Sarjana Teknik Sipil Strata-1 (S1) dengan pengalaman minimal 4 (empat) tahun
mempunyai pengalaman dalam bidang cost estimate, yang meliputi pengumpulan data
harga satuan bahan dan upah, menyiapkan analisa hargasatuan pekerjaan, membuat
perhitungan kuantitas pekerjaan,membuat perkiraan biaya pekerjaan, serta mempunyai
sertifikasi keahlian.
Beberapa tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Cost Estimate ini adalah sebagai berikut:
a. Koordinator Perhitungan Volume Pekerjaan (BOQ) dan Rancangan Anggaran
Biaya (Cost Estimate)
b. Membuat harga satuan dan upah, membuat analisa harga satuan pekerjaan,
perhitungan kuaantitas pekerjaan, perkiraan biaya pekerjaan.
c. Membuat laporan yang diperlukan bersama Team Leader dan Tenaga Ahli lainnya.
d. Bertanggung jawab kepada Team Leader.

Hubungan antara tim pelaksana konsultan dengan pihak pengguna jasa, secara struktur
disajikan pada gambar 11.

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 39


PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT

PPK BBWS-Pemali Juana


PPK BBWS-Pemali Juana

Direktur Utama KETUA TIM


Direktur Utama KETUA TIM
PT. BARUNADRI EC
PT. BARUNADRI EC

T
Ahli Persungaian e
Ahli Persungaian
n
Ahli Operasi dan a
Ahli Operasi dan g
Pemeliharaan
Pemeliharaan
a
Ahli Hidrologi P
Ahli Hidrologi e
n
Ahli Geodesi
Ahli Geodesi d
uk
Ahli Struktur u
Ahli Struktur n
Bangunan Air
Bangunan Air
g
Ahli Cost Estimate
Ahli Cost Estimate

Gambar 11. Struktur Organisasi Pelaksana

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 40

You might also like