Professional Documents
Culture Documents
Gambaran Phbs Pada Pedagang Di Pasar Pesanggrahan 2023
Gambaran Phbs Pada Pedagang Di Pasar Pesanggrahan 2023
016
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
Gambaran Penerapan PHBS Pada Pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan Jakarta
Selatan Tahun 2023 adalah benar – benar hasil karya saya sendiri, kecuali jika dalam
pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan pernah diajukan pada institusi
manapun serta bukan karya jiplakan saya bertanggung jawab atas keabsahan dan
kebenaran isinya sesuai dngan karya tulis ilmiah yang harusnya dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebernarnya tanpa adanya tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademikjik
dinyatakan dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.
i
RINGKASAN
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan judul “Gambaran Penerapan PHBS Pada
Pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan Tahun 2023” yang
bertujuan untuk mengetahui Gambaran Penerapan PHBS Pada Pedagagang di Pasar
Jaya Pesanggarahan Jakarta Selatan Tahun 2023, yang meliputi faktor predisposisi
(pengetahuan, sikap, dan tindakan), faktor pemungkin (sarana dan prasarana), dan
faktor pendorong (peraturan), dengan jumlah sampel diambil dari seluruh populasi
yaitu sebanyak 47 pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Kepustakaan : : 30 (1962-2022)
Klasifikasi : Jurnal dan Penelitian : 15
Peraturan :6
Buku :6
Artikel :3
ii
BIODATA PENULIS
Pendidikan
1. SD (2008 – 2014) : SDN Bintaro 02 Pagi
2. SMP (2014 – 2017) : SMPN 161 Jakarta
3. SMA (2017 – 2020) : SMAN 86 Jakarta
iii
PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan
di hadapan Dewan Penguji Ujian Akhir Program
Prodi Sanitasi Program Diploma III
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirrabbil’alamin,
Dengan rasa syukur kepada ALLAH SWT atas rahmat dan karunianya saya
persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini untuk bapak, mama dan keluarga besar saya
yang senantiasa memberi dukungan dan doa sehingga penelitian ini dapat selesai.
Kepada teman-teman saya di kampus yaitu Alda, Ersa, Andjani, Gita, Amanda,
Helen, M. Dzaky, Fazly, Kadhilla dan teman-teman angkatan 2020 atas kenangannya
selama di perkuliahan.
v
LEMBAR MOTTO
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petujuk, rahmat, dan
hidayah – NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Gambaran Penerapan PHBS Pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan Tahun 2023”. Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu persyaratan
dalam rangka untuk melakukan penelitian Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan juga untuk
menyelesaikan Pendidikan Diploma III (D3) Politeknik Kesehatan Kementerian
Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu selama penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini,
khususnya kepada:
1. Kedua orang tua saya yaitu bapak dan mama beserta keluarga besar yang selalu
memberikan semangat, do’a restu, serta dukungan dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
2. Bapak Joko Sulistyo, ST, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian kesehatan Jakarta II.
3. Ibu Catur Puspawati, ST., M.KM. selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II.
4. Ibu Arni Widyastuti, SKM., M.Kes selaku pembimbing materi yang senantiasa
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan memberikan
masukkan serta saran kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
selesai dengan baik dan tepat waktu.
5. Bapak Drs. Pangestu selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan
saran dan masukan sehingga saya dapat menyelesaiakan Karya Tulis Ilmiah ini
tepat pada waktunya.
vii
6. Bapak M. Firman Batubara, S.KOM, MM selaku Plh. Kepala Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakara Selatan yang senantiasa menyediakan tempat dalam
membantu penelitian ini.
7. Bapak Awan Halim selaku staff area 10 pasar jaya yang senantiasa menyediakan
waktu dan tenaga dalam membantu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Kepada Muhammad Ghifar Nasyith Ramadhan terimakasih telah senantiasa
memberikan waktu, tenaga, pikiran, saran, dan dukungan untuk membantu saya
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Kepada sahabat SMA saya yaitu Haerlintiyah, Ghaliyah Syadhira, Nurshafa, dan
Rahmayana yang telah menghibur dan mendukung saya selama menyusun Karya
Tulis Ilmiah ini.
10. Kepada teman-teman saya di kampus yaitu Alda, Ersa, Andjani, Gita, Amanda,
Helen, M. Dzaky, Fazly, Kadhilla dan teman-teman angkatan 2020 atas
kenangannya selama di perkuliahan.
11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas dukungan, saran,
doa, dan masukan yang membangun dalam penyelesaiian Karya Tulis Ilmiah ini
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna yang
pastinya tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
viii
DAFTAR ISI
RINGKASAN..............................................................................................................ii
BIODATA PENULIS................................................................................................iii
PERSETUJUAN........................................................................................................iv
LEMBAR PERSEMBAHAN.....................................................................................v
LEMBAR MOTTO...................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..............................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.2 Permasalahan..........................................................................................................5
ix
1.6 Sistematika Penulisan.............................................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................10
x
2.5.4 faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku..............................................24
3.4.2 Misi.............................................................................................................29
3.5.2 Pedagang....................................................................................................31
xi
5.1 Jenis Penelitian.....................................................................................................40
6.2.2 Sikap...........................................................................................................57
6.2.3 Tindakan.....................................................................................................57
xii
6.3 Faktor Pemungkin.................................................................................................58
6.3.1 Sarana dan Prasarana..................................................................................58
BAB 7 PEMBAHASAN............................................................................................61
Keterbatasan Penelitian..............................................................................................61
7.2.1 Pengetahuan.......................................................................................................70
7.2.2 Sikap..................................................................................................................71
7.2.3 Tindakan............................................................................................................73
xiii
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................80
8.1 Kesimpulan...........................................................................................................80
8.1.1 Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat..............................................80
8.2 Saran.....................................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................84
DOKUMENTASI....................................................................................................112
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
xiv
tahun 2023
xv
Distribusi tabel mengenai sarana penyediaan air bersih di
6.11 58
Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Tahun 2023
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
4 Turnitin
xvi
13 Output SPSS hasil penelitian
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pasar adalah suatu kawasan tempat terjadinya jual beli barang dengan lebih dari satu
penjual, baik yang disebut pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall,
plaza, pusat perdagangan atau sebutan lainnya (2).
Pasar dibagi menjadi dua jenis yaitu pasar modern dan pasar tradisional. Pasar
modern merupakan pusat perbelanjaan yang dibangun oleh Pemerintah. Swasta,
ataupun koperasi berbentuk Mini Market, Super Market, Mall, Departemen Store
yang dikelola secara modern dan dilengkapi dengan harga yang pasti di setiap
produknya. Sedangkan pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa
toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah,
swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan
proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar (3).
1
2
Pasar Sehat adalah kondisi Pasar Rakyat yang bersih, aman, nyaman, dan sehat
melalui pemenuhan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan, Persyaratan
Kesehatan, serta sarana dan prasarana penunjang dengan mengutamakan
kemandirian komunitas pasar (4).
Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi kebersihan tempat-
tempat dimana orang banyak beraktivitas setiap harinya. Oleh karena itu perlu upaya
peningkatan kualitas lingkungan baik secara fisik maupun non fisik untuk
mewujudkan lingkungan pasar yang sehat. Peran kemitraan dalam pengembangan
pasar sehat yaitu melakukan promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi
pedagang, pengunjung, dan pengelola Pasar serta penyediaan fasilitas sarana
sanitasi (5).
3
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. Terdapat 5 tatanan PHBS salah satunya tatanan tempat-tempat umum
sepert pasar (6).
Penetapan PHBS pada pedagang di pasar sangat penting karena untuk meningkatkan
derajat kesehatannya dan juga untuk mencegah serta melindungi pedagang dari
faktor resiko terjadinya penularan penyakit. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Samsul (2014) yang dilakukan di pasar gampong wong kalak
kecamatan johan pahlawan kabupaten, aceh barat, kondisi, pasar bina usaha sangat
jauh dari pasar yang sebat dari kondisi sanitasi pembuangan air limbah kotoran
hewanseperti kotoran avam, bebek dan kotoranikan tidak bersih dan sangat jauh
darinamanya pasar sebat sehingga mudahterjangkit penyakit kondisi sanitasi
yangtidak mengalir dan terendamnya air akan berkembangbiaknya nyamuk sehingga
mudah terjangkit penyakit seperti malaria dan kondisi sanitasi yang di genangi oleh
air kotor dapat mengakibatkan diare akibar dari lalat yang hinggap pada kotoran
yang terdiri ditempat sembarang tempat seperti makanan yang dijual di pasar (7).
tidak tahu menjadi tahu atau sadar tentang pentingnya PHBS (aspek knowledge), dari
tahu menjadi mau menerapkan PHBS (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu
melaksanakan penerapan PHBS (aspek practice). Dalam mengupayakan agar
pedagang tahu dan sadar, bahwa penerapan PHBS adalah hal penting di pasar dan
bagi pedagang (8).
Dalam teori Lawrence Green terdapat 3 faktor utama di dalam faktor perilaku yaitu
faktor predisposisi mencangkup pengetahuan, sikap dan tindakan, faktor pemungkin
seperti ketersediaan sarana dan prasarana, dan faktor penguat yaitu adanya peraturan
yang digunakan oleh pengelola pasar.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurul Wahyu Widianti (2022) mengenai
studi deskriptif tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada pedagang di pasar curug
Tangerang, didapatkan hasil bahwa perilaku hidup bersih dan sehat di pasar curug
dari 6 indikator yaitu penggunaan APD, cuci tangan pakai sabun, tidak merokok,
tidak membuang sampah sembarangan, tidak meludah dan buang dahak
sembarangan, memakai masker saat batuk, bersin dan pilek dikategorikan cukup
baik. Namun, masih terdapat banyak masalah seperti sarana tempat pembuangan
sampah, sarana cuci tangan pakai sabun dan belum adanya sanksi kepada pedagang
karena belum menerapkan PHBS (10).
5
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, maka dapat dirumuskan
permasalahan, yaitu “Gambaran Penerapan PHBS Pada Pedagagang di Pasar Jaya
Pesanggarahan Jakarta Selatan Tahun 2023”.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Penerapan
PHBS Pada Pedagagang di Pasar Jaya Pesanggarahan Jakarta Selatan Tahun 2023.
6
Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu 6 indikator PHBS pedagang di pasar,
mencangkup gambaran penerapan PHBS Pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan,
Jakarta Selatan Tahun 2023 berdasarkan Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang
pasar Sehat antara lain:
1. Dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari pada saat kuliah mengenai
PHBS dan mengaplikasikannya secara langsung kepada masyarakat.
Dapat menambah pengetahuan dan informasi baru bagi masyarakat untuk selalu
menerapkan PHBS di tempat umum terutama di pasar dalam upaya pencegahan
penularan penyakit.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis membahas dan menguraikan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan
sistematika penulisan.
Pada bab 2 ini penulis mengenai teori terkait permasalahan yang akan dibahas untuk
mendukung pembahasan dan digunakan sebagai acuan serta landasan penulisan
dalam penelitian ini.
Pada bab 3 ini penulis menguraikan tentang gambar umum mengenai lokasi. sejarah,
sarana dan prasarana, struktur organisasi, jumlah pedagang, jumlah kios, dan jumlah
petugas pengelola di Pasar Jaya Pesanggarahan Jakarta Selatan.
Pada bab 4 ini penulis membahas mengenai kerangka teori, kerangka konsep, dan
definisi operasional.
Pada bab 5 ini penulis menguraikan mengenai jenis penelitian, lokasi penelitian,
waktu penelitian, populasi, sampel, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data.
Pada bab 6 ini penulis menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan di pasar
pesanggrahan.
Pada bab 7 ini penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai hasil penelitian yang
dilakukan di pasar pesanggrahan.
Pada bab 8 ini penulis menguraikan secara singkat mengenai kesimpulan terkait hasil
penelitian yang sudah dilakukan dan memberikan saran terkait permasalahan yang
ditemukan di pasar pesanggrahan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik
beratkan kegiatannya pada usaha-usaha kebersihan atau kesehatan tempat-tempat
umum (TTU) dalam melayani masyarakat umum sehubungan dengan aktivitas
tempat-tempat umum tersebut secara fisiologis, psikologis, mencegah terjadinya
penularan penyakit antar-penghuni, pengguna, dan masyarakat sekitarnya (1). Contoh
tempat-tempat umum yaitu penginapan, restoran, pasar, mall, supermarket, tempat
ibadah, terminal atau pelabuhan udara/laut, tempat rekreasi, angkutan umum, kolam
renang, bioskop, dll.
10
11
Menurut William J. Santon (2008), pengertian pasar adalah sekumpulan orang yang
ingin meraih kepuasan dengan menggunakan uang untuk berbelanja, serta memiliki
kemauan untuk membelanjakan uang tersebut.
Sedangkan pengertian pasar menurut Kotler dan Armstrong (2011) adalah sejumlah
pembeli aktual dan juga potensial dari sebuah produk atau jasa.
Sementara itu pengertian pasar menurut Simamora (2008) adalah sekumpulan orang
yang memiliki kebutuhan dan keinginan terhadap produk tertentu, memiliki
kemampuan dan kemauan untuk membeli produk tersebut, dan memiliki kesempatan
untuk memutuskan membeli sebuah produk (13).
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 112 Tahun 2007 Tentang
Penataan dan Pmbinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern,
Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik
yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa,
pusat perdagangan (3).
Pasar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu pasar modern dan tradisional yang dimana
pengertiannya antara lain :
1. Pasar Modern
Pasar modern merupakan pusat perbelanjaan yang dibangun oleh Pemerintah.
Swasta, ataupun koperasi berbentuk Mini Market, Super Market, Mall, Departemen
Store yang dikelola secara modern dan dilengkapi dengan harga yang pasti di setiap
produknya (3).
12
2. Pasar Tradisional
Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah termasuk kerja sama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios,
los, dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya
masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses
jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar (2).
Menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat, Pasar Sehat adalah
kondisi Pasar Rakyat yang bersih, aman, nyaman, dan sehat melalui pemenuhan
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan, Persyaratan Kesehatan, serta sarana dan
prasarana penunjang dengan mengutamakan kemandirian komunitas pasar (4).
Di dalam Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat tercantum manfaat
untuk berbagai pihak dari pelaksaan pasar sehat, antara lain :
1. Pedagang
a. Meningkatnya penjualan
b. Meningkatnya kualitas produk
c. Lingkungan kerja yang lebih sehat dan ergonomis
d. Peningkatan PHBS
e. Meningkatnya kenyamanan berdagang
f. Lestarinya budaya dan tradisi Pasar Rakyat
2. Konsumen
a. Akses untuk memperoleh pangan yang lebih aman dan bergizi
13
3. Masyarakat
a. Meningkatnya sumber pangan aman dan bergizi
b. Meningkatnya kesehatan masyarakat.
c. Berkurangnya biaya perawatan kesehatan masyarakat
d. Meningkatnya tingkat pengetahuan (khususnya tentang keamanan pangan dan
bahan berbahaya lainnya serta higiene dasar, kesehatan, dan manajemen)
5. Pemerintah Daerah
a. Menurunnya angka penyakit yang disebabkan pangan dan bahan berbahaya
lainnya
b. Meningkatnya status gizi masyarakat.
14
Menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat tercantum beberapa
aspek Kesehatan lingkungan pasar, antara lain:
1. Upaya Penyehatan
a. Media air, yang teridiri dari pengawasan, perlindungan, dan juga peningkatan
kualitas pada media air.
b. Media udara, yang terdiri dari pemantauan dan pencegahan penurunan
kualitas udara.
c. Media tanah, yang terdiri dari pemantauan terhadap media tanah.
d. Pangan, yang terdiri dari pengawasan, perlindungan, serta peningkatan kulitas
pangan.
e. Sarana dan bangunan, yan terdiri dari pengawasan, perlindungan, serta
peningkatan terhadap sarana dan prasarana.
2. Upaya Pengamanan
Terdiri atas upaya pengamanan terhadap pengelolaan sampah dan pengelolaan
limbah.
Dalam pelaksanaan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diperlukan
factor pemungkin (enabling factor) seperti sarana dan prasarana di pasar yang telah
tercantum di Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yaitu:
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau
menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah
dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS
masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas
hidup (6).
Terdapat beberapa tananan PHBS seperti yang ada di dalam Permenkes NO:
2269/MENKES/PER/XI/2011 antara lain (8):
air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat (Stop Buang Air
Besar Sembarangan/Stop BABS), pengelolaan limbah cair di rumah tangga,
membuang sampah di tempat sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan
sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam
rumah dan lain-lain.
Sesuai dengan yang telah tercantum dalam Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang
Pasar Sehat terdapat beberapa upaya dalam pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di Pasar, yaitu:
1. Pedagang dan Pekerja
a. Bagi pedagang karkas daging/unggas, ikan dan pemotong unggas dan pekerja
menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan pekerjaannya antara lain
sepatu boot, sarung tangan, celemek, penutup rambut.
b. Meninggalkan tempat jualan dan sekitarnya dalam keadaan bersih dan rapi
setiap hari selesai berdagang.
c. Sesering mungkin cuci tangan dengan sabun.
d. Tidak merokok di area pasar.
e. Mandi sebelum pulang terutama bagi pedagang, pemotong unggas dan
petugas kebersihan.
f. Tidak buang sampah sembarangan.
g. Tidak meludah dan buang dahak sembarangan.
h. Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi pedagang dan pekerja secara berkala,
minimal 6 bulan sekali.
i. Pedagang makanan siap saji tidak sedang menderita penyakit menular
langsung, seperti: diare, hepatitis, TBC, kudis, ISPA dll.
19
2. Pengunjung/pembeli
a. Segera mencuci tangan dengan sabun terutama setelah memegang
daging, ikan, ayam dan bahan pangan lainnya.
b. Tidak merokok di area pasar.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. tidak meludah dan buang dahak sembarangan, dll).
e. Menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek.
3. Pengelola
a. Segera mencuci tangan dengan sabun terutama setelah memegang
daging, ikan, ayam dan bahan pangan lainnya.
b. Tidak merokok di area pasar.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. tidak meludah dan buang dahak sembarangan, dll).
e. Menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek.
f. Tidak sedang menderita penyakit menular langsung, seperti: diare,
hepatitis, TBC, kudis, ISPA dll.
g. Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi pengelola secara berkala,
minimal 6 bulan sekali.
h. Melakukan pembinaan dan pengawasan perilaku tidak sehat dari
pedagang, pengunjung dan pembeli.
i. Secara rutin memeriksa kebersihan tempat jualan dan area pasar
sebelum dan sesudah kegiatan.
j. Promosi kesehatan melalui radioland, leaflet, booklet, atau poster dan
sebagainya.
20
1. Penggunaan APD
Menurut Budiono, Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat yang
dipergunakan oleh para pekerja untuk melindungi tubuh baik sebagian atau seluruh
dari potensi bahaya atau kecelakaan bekerja (Putri Rahayu 2019) (14).
Cuci tangan pakai sabun sebagai upaya preventif dalam melindungi diri dari berbagai
penyakit menular. Cuci tangan menggunakan sabun dapat kita lakukan pada waktu-
waktu berikut: sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan, setelah
BAK dan BAB, setelah membuang ingus, setelah membuang dan atau menangani
sampah, kemudian setelah bermain/memberi makan/memegang hewan, serta setelah
batuk atau bersin pada tangan kita (Desiyanto dan Djannah, 2012) (17).
21
Interaksi antara perokok aktif dengan perokok pasif ini biasanya terjadi di tempat-
tempat umum, salah satunya pasar. Di tempat-tempat seperti ini, tidak ada pembatas
antara ruangan yang diperuntukkan bagi perokok dengan yang bukan perokok,
sehingga asap yang dikeluarkan akan terhisap tidak hanya oleh perokok itu sendiri
tetapi juga juga oleh orang lain yang berada di sekitarnya (18).
Dengan tidak merokok di area pasar dapat membuat kenyamanan baik untuk
pedagang maupun pengunjung yang dating serta terhindar dari penyakit akibat rokok.
Menjaga kebersihan diri sangat penting untuk diri kita sendiri maupun orang lain
agar terhindar dari penyakit ataupun tidak menjadi penular ke orang lain.
Banyak jenis dari penularan penyakit, salah satunya ialah meludah dan buang dahak
sembarangan. Cara terbaik untuk menghindari penularan penyakit tersebut adalah
dengan menerapkan PHBS dalam kehidupan kita sehari-hari dan janganlah
membuang air ludah dan buang dahak sembarangan (19). Dan dengan itu kita dapat
terhindar dari penularan penyakit.
22
Dengan kita melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, potensi penyakit yang
datang ke tubuh kita akan diketahui lebih dini (20). Dan hal tersebut dapat mencegah
penularan penyakit kepada makanan ataupun orang disekitar.
9. Pedagang makanan siap saji tidak sedang menderita penyakit menular langsung,
seperti: diare, hepatitis, TBC, kudis, ISPA dll
Jika terdapat pedagang yang menderita penyakit menular, penyakit tersebut bisa saja
mengkontaminasi bahan makanan maupun orang sekitar. Dengan tidak menderita
penyakit dapat mengurangi kontaminasi terhadap makanan dan penularan penyakit
terhadap pengunjung maupun pedagang di pasar.
Menurut Damsar (2009:79) pedagang adalah orang atau badan membeli, menerima
atau menyimpan barang penting dengan maksud untuk dijual, diserahkan, atau
dikirim kepada orang atau badan lain, baik yang masih berwujud barang penting asli,
maupun yang sudah dijadikan barang lain.
23
Perilaku adalah bentuk kegiatan atau aktifitas dari suatu organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Jadi yang di maksud perilaku manusia hakikatnya adalah
Tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan sangat
luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah menulis,
membaca dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007) (23).
Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat
diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam
bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan. Contoh: Ibu hamil tahu pentingnya periksa hamil untuk kesehatan bayi
dan dirinya sendiri (pengetahuan), kemudian ibu tersebut bertanya kepada
tetangganya di mana tempat periksa hamil yang dekat (sikap).
24
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa
tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar. Contoh: seorang ibu
hamil memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas atau ke bidan praktik, seorang
penderita TB Paru minum obat anti TB secara teratur, seorang anak menggosok gigi
setelah makan, dan sebagainya. Contoh-contoh tersebut adalah berbentuk tindakan
nyata, dalam bentuk kegiatan, atau dalam bentuk praktik (practice) (24).
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat
diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap, belum ada tindakan yang nyata.
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati
langsung dan berupa tindakan yang nyata (23).
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap obyek tertentu, sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam pembentukan tindakan seseorang (over behavior).
2. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dan seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu
tindakan akan tetapi merupakan predisposisi tindakan sikap pentaku.
Pasar Pesanggrahan yang kini sebelumnya adalah Pasar Tulodong, Pasar tradisional
yang tidak terlalu besar berada di Jalan Tulodong Kelurahan Senayan Kecamatan
Kebayoran Baru Jakarta Selatan kawasan elit Blok M karena pengembangan
kawasan di daerah Blok M, pada tahun 1994 Pasar Tulodong beserta para
pedagangnya dipindahkan ke daerah Pesanggrahan yang berjarak kurang lebih 8 km
dari lokasi lama di Jalan Tulodong. Setelah pindah di kawasan Pesanggrahan
perkembangan pasar ini tidak terlalu ramai karena beberapa pedagang tidak mau
melanjutkan berjualan ditempat yang baru karena mereka rata rata masih berdomisili
dikawasan Tulodong yang lumayan jauh jarak antara rumah ke tempat berjualan
yang kini ada di Pesanggrahan.
Pada tahun 2013 ada Program Pembangunan 5 Pasar Rakyat dari Pemda Provinsi
DKI Jakarta yang salah satunya adalah Pasar Rakyat Pesanggrahan, akhirnya
dilaksanakan pembangunan Pasar Rakyat Pesanggrahan yang diresmikan Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama bulan Agustus 2016. Pasar Pesanggrahan kini
adalah pasar tradisional yang terletak di Jl.Garuda Kelurahan Pesanggrahan.
Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Yang pedangnya menjual berbagai macam
kebutuhan pokok sehari-hari, pakaian, peralatan rumah tangga dan penjahit.
27
28
3.2.1 Lokasi
Lokasi penelitian yaitu di Pasar Pesanggrahan terletak di Jalan Garuda, RT. 007 RW.
014 Kelurahan Pesanggrahan Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta.
(Terlampir)
3.4.1 Visi
“Pasar Jaya Baru, Menjadikan Pasar Tradisional yang Modern sebagai sarana
unggulan dalam penggerak Perekonomian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta”.
29
3.4.2 Misi
“Menjadikan Pasar Tradisional Modern yang bersih, nyaman, aman, dan berwawasan
lingkungan serta memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang lengkap, segar, murah
dan bersaing”.
30
3.5.1 Pengelola
Tabel 3.1
No Divisi Jumlah
1. Pegawai 3
2. Petugas Keamanan 2
3. Petugas Kebersihan 1
4. Petugas Parkir 1
5. Petugas MCK 1
Jumlah 8
3.5.2 Pedagang
Tabel 3.2
1. Klontong 6
2. Bumbu Giling 1
3. Sayur Mayur 9
4. Daging Sapi 1
5. Ayam Potong 2
6. Ikan 1
7. Kelapa 2
10. Plastik 4
12. Kacamata 1
13. Salon 1
14. Obat-obatan/Jamu 1
15. Pakaian 4
17. Penjahit 4
32
19. Tas 1
Jumlah 47
Total tampat usaha di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan berjumlah 141 tu,
dengan status yang aktif terdapat 47 tu dan status yang pasif terdapat 94 tempat
usaha.
(Terlampir)
BAB 4
KERANGKA TEORI, KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Berdasarkan teori menurut Lawrence Green dan Permenkes Nomor 17 Tahun 2020
tentang Pasar Sehat yaitu sebagai berikut:
Faktor Predisposisi
(Predisposing Factor) :
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Pengetahuan
5. Sikap
6. Tindakan
Faktor Penguat
(Reinforcing Factor) :
1. Pengelola pasar
2. Peraturan
33
34
Berdasarkan dari kerangka teori, maka kerangka konsep yang akan digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Faktor Predisposisi
(Predisposing Factor) :
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan
Baik
Faktor Pemungkin
(Enabling Factor) : 6 Indikator Perilaku
1. Sarana Penyediaan Hidup Bersih dan Sehat Cukup
Air Bersih (PHBS) Pedagang di Baik
Pasar
2. Sarana Tempat
Cuci Tangan
3. Sarana Tempat
Pembuangan Kurang
Sampah Baik
Faktor Penguat
(Reinforcing Factor):
1. Peraturan
35
Tabel 4.3
Definisi Operasional
n masker
pada saat
batuk, bersin,
pilek.
3. Kategori
Kurang
Baik,
apabila
rentang
nilai (0 – 6)
dan Sehat
(PHBS) di
Pasar Jaya
Pesanggrahan 2. Kategori
. Cukup
Baik,
apabila
rentang
nilai (7 –
13)
3. Kategori
Kurang
Baik,
apabila
rentang
nilai (0 – 6)
Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bersifat deskriptif, yaitu untuk
mengetahui gambaran penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Penelitian ini dilakukan di Pasar Pesanggrahan terletak di Jalan Garuda, RT. 007
RW. 014 Kelurahan Pesanggrahan Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan,
Provinsi DKI Jakarta.
Berikut populasi dan sampel yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
40
41
Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian yang
mengandung informasi yang ingin diketahui. Populasi adalah jumlah keseluruhan
dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi juga diartikan keseluruhan
individu yang menjadi acuan hasil-hasil penelitian akan berlaku. Sedangkan sampel
adalah sebagian dari populasi yang mana ciri-cirinya diselidiki atau diukur (25).
Sedang sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang memberikan keterangan
atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian, dengan kata lain sampel adalah
himpunan bagian dari populasi (25).
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang berjumlah 47
pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Data primer dan data sekunder dalam penelitian ini sebagai berikut:
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung seperti observasi dan
wawancara dengan menggunakan alat bantu berupa checklist yang mengacu pada
Permenkes No. 17 Tahun 2020 tentang Pasar Sehat dan kuesioner mengenai Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
42
Data sekunder adalah data yang didapatkan peneliti dari tempat penelitian/pihak
institusi terkait. Dalam penelitian ini data sekunder yang penulis peroleh dari
pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, yaitu profil pasar, visi dan misi, struktur
organisasi, letak geografis pasar, sarana dan prasarana, jumlah pedagang, jumlah
pengelola, dan jumlah kios serta los di Pasar Jaya Pesanggrahan.
1. Editing
Editing merupakan tahap awal yang dimana pada tahap ini dilakukan
pengecekan kembali terhadap kelengkapan data identitas responden, kejelasan
data seperti tulisan yang dapat terbaca dengan jelas, relevasi data yaitu apakah
jawaban yang ditulis relevan dengan pertanyaan, serta konsistensi data untuk
melihat apakah jawaban dari beberapa pertanyaan yang berhubungan konsisten.
2. Coding
3. Scoring
Pada tahap ini dilakukan pemberian bobot nilai atau skor untuk masing-masing
pilihan jawaban dari responden yang kemudian jumlah dihitung dengan
persentase.
4. Transfering/Entry Data
43
5. Tabulasi
6. Analisis Data
Analisis data adalah upaya memberikan makna terhadap data mentah yang telah
dikumpulkan dan diolah sehingga data tersebut dapat memeberikan
informasi (26).
Sistem penilaian dalam kuesioner yang digunakan oleh penulis mengacu pada J.
Supranto (2000:64) (27). Dalam penilaian kuesioner, hasil data kuesioner pertanyaan
yang tersedia meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan memiliki bobot nilai sebagai
berikut :
c. Jawaban yang dianggap paling tidak benar “c” memiliki bobot nilai 0
Terdapat 3 kelas diantaranya yaitu kategori baik, cukup baik, dan kurang baik.
44
Xn−Xi
C=
K
20−0
C= =6 , 67
3
Keterangan:
C = Kelas Interval
Xn = Nilai Tertinggi
Xi = Nilai Terendah
K = Banyak Kelas
Tabel 5.1
14 – 20 Baik
7 – 13 Cukup Baik
2. Penilaian Tindakan
ruang lingkup penelitian ini. Pada penilaian checklist, kelompok hasil penilaian
dikelompokkan dengan mengetahui jumlah jawaban “Ya” dan “Tidak” yaitu:
Pada kategori tindakan terdapat 10 item, maka penilaian nilai checklist sebagai
berikut :
Yaitu terdiri dari 3 kelas dengan katerogi baik, cukup baik, dan kurang baik.
Xn−Xi
C=
K
10−0
C= =3 ,33
3
Keterangan:
C = Kelas Interval
Xn = Nilai Tertinggi
Xi = Nilai Terendah
K = Banyak Kelas
Tabel 5.2
8 – 10 Baik
Yaitu terdiri dari 3 kelas dengan katerogi baik, cukup baik, dan kurang baik.
Xn−Xi
C=
K
6−0
C= =2
3
Keterangan:
C = Kelas Interval
Xn = Nilai Tertinggi
Xi = Nilai Terendah
K = Banyak Kelas
Tabel 5.3
Kategori Penilaian Checklist Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tahun 2023
5–6 Baik
Terdapat 3 sarana dan prasarana yang di amati, yaitu Sarana Penyediaan Air
Bersih, Sarana Tempat Cuci Tangan, dan Sarana Tempat Pembuangan Sampah
yang dimana checklist sarana dan prasarana mengacu pada Permenkes No. 17
Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat.
Jumlah jawaban ya
× 100 %
Jumlah total pertanyaan
Penilaian hasil checklist dilihat dari jumlah jawaban “Ya” di bagi menjadi 2
kategori, sebagai berikut:
Tabel 5.4
Pada kategori tindakan terdapat 10 item, maka penilaian nilai checklist sebagai
berikut:
Yaitu terdiri dari 2 kelas dengan katerogi menerapkan dan kategori tidak
menerapkan.
Xn−Xi
C=
K
10−0
C= =5
2
Keterangan:
C = Kelas Interval
Xn = Nilai Tertinggi
Xi = Nilai Terendah
K = Banyak Kelas
Tabel 5.5
>5 Menerapkan
≤5 Tidak Menerapkan
Analisis data yang digunakan penulis pada penelitian ini yaitu dengan melakukan
pemeriksaan menggunakan kuesioner pada aspek pengetahuan dan sikap, checklist
pada aspek tindakan, penilaian checklist sarana dan prasarana, dan checklist
peraturan. Selanjutnya data yang telah diperoleh akan dilakukan pengolahan data
dalam bentuk tabel tunggal beserta narasi kemudian dilakukan analisis yang
mengacu pada Permenkes No. 17 Tahun 2020 tentang Pasar Sehat dan literatur
lainnya yang berhubungan dengan penelitian sebagai data peunjang
BAB 6
HASIL PENELITIAN
Tabel 6.1
Responden Berdasarkan Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pedagang di
Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
51
52
Tabel 6.2
Responden Berdasarkan Perilaku Pedagang Menggunakan APD Sesuai Dengan
Pekerjaannya di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
Ya Tidak Persentase
No. Variabel Total
Jumlah % Jumlah % (%)
Pedagang
menggunakan
APD sesuai
dengan
1. pekerjaannya 13 27,7 34 72,3 47 100
antara lain sepatu
boot, sarung
tangan, celemek,
penutup rambut.
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023
Berdasarkan tabel 6.2, diketahui pedagang tidak menggunakan APD sesuai dengan
pekerjaannya 34 pedagang (27,7%), sedangkan pedagang menggunakan APD sesuai
dengan pekerjaannya 13 pedagang (13%).
53
Tabel 6.3
Responden Berdasarkan Perilaku Pedagang Cuci Tangan Dengan Sabun di
Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
Ya Tidak Persentase
No. Variabel Total
Jumlah % Jumlah % (%)
Pedagang cuci
1. tangan dengan 28 59,6 19 40,4 47 100
sabun.
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023
Berdasarkan tabel 6.3, diketahui pedagang melakukan cuci tangan dengan sabun 28
pedagang (59,6%), sedangkan pedagang yang tidak cuci tangan dengan sabun13
pedagang (13%).
Tabel 6.4
Responden Berdasarkan Perilaku Pedagang Tidak Merokok
di Area Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
Ya Tidak Persentase
No. Variabel Total
Jumlah % Jumlah % (%)
Pedagang tidak
1. merokok di area 31 66,0 16 34,0 47 100
pasar.
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023
54
Berdasarkan tabel 6.4 diketahui pedagang tidak merokok di area pasar 31 pedagang
(66,0%), sedangkan pedagang yang merokok di area pasar 16 pedagang (34,0%).
Tabel 6.5
Ya Tidak Persentase
No. Variabel Total
Jumlah % Jumlah % (%)
Pedagang tidak
1. membuang sampah 42 89,4 5 10,6 47 100
sembarangan.
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023
Tabel 6.6
Ya Tidak Persentase
No. Variabel Total
Jumlah % Jumlah % (%)
Pedagang tidak
meludah dan
1. 37 78,7 10 21,3 47 100
membuang dahak
sembarangan
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023
Berdasarkan tabel 6.6, diketahui pedagang tidak meludah dan membuang dahak
sembarangan 37 pedagang (78,7%), sedangkan pedagang yang meludah dan
membuang dahak sembarangan 10 pedagang (21,3%).
Tabel 6.7
Responden Berdasarkan Perilaku Pedagang Menggunakan Masker
Pada Saat Batuk, Bersin, dan Pilek
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
Ya Tidak Persentase
No. Variabel Total
Jumlah % Jumlah % (%)
Pedagang
menggunakan
1. masker pada saat 25 53,2 22 46,8 47 100
batuk, bersin, dan
pilek.
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023
56
Berdasarkan tabel 6.7, diketahui pedagang menggunakan masker pada saat batuk,
bersin, dan pilek 25 pedagang (53,2%), sedangkan pedagang yang tidak
menggunakan masker pada saat batuk, bersin, dan pilek 22 pedagang (46,8%).
6.2.1 Pengetahuan
Tabel 6.8
Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pedagang
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
6.2.2 Sikap
Tabel 6.9
Responden Berdasarkan Tingkat Sikap Pedagang
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
Berdasarkan tabel 6.9, diketahui pedagang memiliki tingkat sikap mengenai PHBS
dalam kategori baik 35 pedagang (74,5%), kemudian pedagang memiliki tingkat
sikap mengenai PHBS dalam kategori cukup baik 12 pedagang (25,5%), dan tidak
ada pedagang yang memiliki tingkat sikap mengenai PHBS dalam kategori kurang
baik.
6.2.3 Tindakan
Tabel 6.10
Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Pedagang
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
Tabel 6.11
Mengenai Sarana Penyediaan Air Bersih
Di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
Berdasarkan tabel 6.11, diketahui 5 sarana penyediaan air bersih yang ada di Pasar
Jaya Pesanggrahan telah memenuhi syarat dengan persentase 100%, dan tidak
terdapat sarana penyediaan air bersih yang tidak memenuhi syarat. Hal ini mengacu
pada Permenkes No.17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yang dimana sarana
prasarana memenuhi syarat apabila presentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa
bila persentase < 70%.
59
Tabel 6.12
Mengenai Sarana Tempat Cuci Tangan
Di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
Berdasarkan tabel 6.12, diketahui dari 16 sarana cuci tangan yang ada di Pasar Jaya
Pesanggrahan telah memenuhi syarat dengan persentase 100%, dan tidak terdapat
sarana tempat cuci tangan yang tidak memenuhi syarat. Hal ini mengacu pada
Permenkes No.17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yang dimana sarana prasarana
memenuhi syarat apabila presentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa bila
persentase < 70%.
Tabel 6.13
Mengenai Sarana Tempat Pembuangan Sampah
Di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
Berdasarkan tabel 6.13, diketahui dari 1 sarana tempat pembuangan sampah yang ada
di Pasar Jaya Pesanggrahan tidak memenuhi syarat dengan persentase 0%, dan tidak
terdapat sarana tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat. Hal ini mengacu
pada Permenkes No.17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yang dimana sarana
prasarana memenuhi syarat apabila presentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa
bila persentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa bila persentase < 70%.
6.4.1 Peraturan
Tabel 6.14
Responden Mengenai Peraturan PHBS Pedagang
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
Berdasarkan tabel 6.14, diketahui pedagang masuk dalam kategori tidak menerapkan
peraturan mengenai PHBS 37 pedagang (78,7%), sedangkan pedagang yang masuk
dalam kategori menerapkan peraturan mengenai PHBS 10 pedagang (21,3%).
BAB 7
PEMBAHASAN
Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, diketahui bahwa dari 47 pedagang
didapatkan hasil yaitu 19 pedagang (40,4%) masuk dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan sudah masuk dalam
kategori baik, tetapi masih ada indikator-indikator yang tidak di terapkan oleh
beberapa pedagang, misalnya seperti masih banyak pedagang yang tidak
menggunakan APD, tidak menggunakan masker pada saat batuk, bersin, dan pilek,
merokok di area pasar, meludah dan membuang dahak sembarangan, tidak cuci
tangan menggunakan sabun, dan membuang sampah sembarangan. Hal ini terjadi
karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
61
62
(PHBS) pedagang yang dilihat dari faktor predisposisi seperti pengetahuan, sikap,
dan tindakan pedagang terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi
pedagang. Kemudian faktor pemungkin seperti sarana dan prasarana yang belum
mendukung untuk pedagang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
misalnya tidak tersedia sabun cuci tangan di setiap sarana tempat cuci tangan, tempat
sampah yang terbuka dan tidak kedap air terkadang masih menggunakan peti.
Dikutip dari buku Notoatmodjo, 2007, perilaku adalah suatu kegiatan dari makhluk
hidup, jadi perilaku manusia yaitu suatu tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah seperangkat perilaku yang
dilakukan berdasarkan kesadaran sebagai hasil belajar yang membuat individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat (secara mandiri) mampu menolong diri sendiri
dan berperan aktif dalam penyelenggaraan kesehatan masyarakat. PHBS terdiri dari 5
tatanan, salah satunya adalah tempat-tempat umum yaitu seperi pasar. Terdapat
indikator PHBS pedagang yang tercantum di dalam Permenkes No. 17 Tahun 2020
Tentang Pasar Sehat yaitu : pedagang menggunakan alat pelindung diri sesuai
dengan pekerjaannya antara lain sepatu boot, sarung tangan, celemek, penutup
rambut, cuci tangan dengan sabun, tidak merokok di area pasar, tidak buang sampah
sembarangan, tidak meludah dan buang dahak sembarangan, menggunakan masker
pada saat batuk, bersin, pilek.
Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat para pedagang yaitu
dengan mengadakan penyuluhan atau pembinaan promosi kesehatan tentang
indikator PHBS pedagang di pasar. Kemudian menyediakan fasilitas yang memadai,
yaitu selalu menyediakan sabun di setiap sarana tempat cuci tangan, menyediakan
tempat sampah yang kedap air dan tertutup, dan memperbaiki fasilitas yang rusak
jika ada. Serta faktor pendorong seperti tidak diterapkannya peraturan-peraturan
terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) oleh pengelola dan pedagang, tidak
adanya penyuluhan atau pembinaan terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
63
kepada pedagang, dan tidak adanya sanksi untuk pedagang yang tidak menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di pasar.
Menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat, Alat Pelindung Diri
(APD) pada pedagang merupakan seperangkat alat yang di kenakan pedagang seperti
sepatu boot sarung tangan, celemek, penutup rambut terutama pedagang karkas
daging/unggas, ikan, dan pemotong unggas. Penggunaan APD sangat penting karena
berfungsi untuk melindungi tubuh dari pontensi bahaya, kecelakaan kerja, penularan
penyakit pada pedagang dan pengunjung, serta mengurangi kontaminasi pada bahan
pangan. Untuk itu penggunaan penggunakan Alat Pelindung Diri (APD) pedagang
sesuai jenis dengan pekerjaannya sangat penting diterapkan. Adanya pedagang yang
tidak menggunakan APD juga dikarenakan masih kurangnya pengawasan dari
pengelola pasar untuk memberikan sanksi kepada pedagang yang tidak menggunakan
APD.
64
Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan penggunaan APD para pedagang yaitu dengan
mengadakan penyuluhan atau pembinaan promosi kesehatan tentang indikator PHBS
pedagang di pasar, menempelkan slogan ajakan untuk menggunakan APD saat
berdagang, dan memberlakukan sanksi kepada pedagang yang tidak menggunakan
APD.
Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang telah diperoleh,sarana temopat cuci
tangan berfunngsi dengan baik, air mengalir dengan lancar, dan berada di tempat
yang strategis, tetapi masih terdapat 19 pedagang yang tidak mencuci tangan dengan
sabun, hal ini dikarenakan tidak tersedianya sabun di sarana tempat cuci tangan,
kurangnya pengetahuan terhadap dampak yang dapat ditimbulkan jika tidak mencuci
tangan dengan sabun dan juga kurangnya kesadaran pedagang terhadap pentingnya
melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Beberapa sudah pedagang membawa
sabun sendiri jika sabun di sarana tempat cuci tangan sudah habis atau tidak tersedia,
tetapi ada beberapa pedagang juga yang mencuci tangan dengan air mengalir saja
tidak menggunakan sabun karena merasa menggunakan air mengalir saja sudah
cukup.
Menurut Kemenkes RI, terdapat prinsip-prinsip cuci tangan pakai sabun antara lain,
cuci tangan dengan air mengalir saja tidak cukup untuk membunuh kuman penyebab
penyakit di tangan, cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir cara paling
mudah untuk melindungi diri dari penyakit, cuci tangan pakai sabun dilakukan
selama 40-60 detik dengan menerapkan langkah-langkah cuci tangan yang benar,
65
mencuci tangan pada saat waktu-waktu penting seperti sebelum dan sesudah makan,
serta sebelum dan setelah melayani pembeli (28).
Menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat, salah satu indikator
PHBS pedagang adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan menggunakan air
mengalir dan langkah yang benar sangat penting diterapkan oleh pedagang untuk
mencegah terjadinya risiko keracunan karena kontaminasi makanan dari kuman,
virus, dan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya penyebaran penyakit kepada
pedagang maupun pengunjung. Penyakit yang bisa timbul akibat dari tidak
melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan menggunakan air mengalir
yaitu diare dan keracunan makanan. Oleh karena itu, cuci tangan menggunakan air
saja tidak cukup untuk membunuh kuman penyebab penyakit, harus dengan
menggunakan sabun juga.
Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan penerapan cuci tangan dengan sabun para pedagang
yaitu dengan selalu menyediakan sabun di setiap sarana tenpat cuci tangan,
dilakukan pengawasan rutin terhadap ketersediaan sabun dan pedagang supaya mau
menerapkan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan memeriksa sarana tempat cuci
tangan secara berkala. Serta memberikan penyuluhan atau pembinaan promosi
kesehatan tentang indikator PHBS pedagang di pasar, menempelkan slogan ajakan
untuk selalu mencuci tangan dengan sabun, dan poster langkah-langkah cuci tangan.
dari merokok tetapi mereka tetap melakukannya. Menurut mereka merokok sudah
menjadi kebiasaan dan untuk menghilangkan stress.
Tidak merokok di area pasar merupakan salah satu indikator PHBS pedagang di
pasar menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat. Merokok di
tempat-tempat umum seperti pasar yang banyak dikunjungi orang merupakan
perilaku yang tidak baik karena bisa membuat rasa tidak nyaman kepada orang lain
yang ada di sekitarnya. Asap rokok sangat berbahaya bagi diri sendiri yang
mengkonsumsi maupun orang lain di sekitarnya yang menghirup asap rokok yang
bisa disebut juga menjadi perokok pasif, karena bisa menyebabkan timbulnya
penyakit seperti gangguan tingkat kesuburan dan gangguan pernafasan. Oleh karena
itu, sangat penting untuk menerapkan tidak merokok di area pasar.
Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan kesadaran pedagang mengenai bahaya merokok atau
akibat yang bisa ditimbulkan dari merokok yaitu dengan memberikan penyuluhan
atau pembinaan promosi kesehatan, menempelkan poster dilarang merokok dan
memberlakukan sanksi kepada pedagang yang merokok di area pasar.
Tidak hanya petugas kebersihan yang membersihkan sampah, tetapi juga pentingnya
pengetahuan pedagang terhadap bahaya dari membuang sampah sembarangan dan
kesadaran dari pedagang itu sendiri untuk menjaga kebersihan dengan tidak
membuang sampah sembarangan. Wadah tempat sampah di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan, beberapa sudah menggunakan tempat sampah
berbahan plastik yang kedap air, tetapi ada juga tempat sampah dari dirigen, tong
besi, dan peti kayu dan seluruh tempat sampah tidak memiliki tutup, sehingga tempat
sampah tidak memenuhi persyaratan.
Menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat, tempat sampah yang
harus disediakan di pasar yaitu tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air,
tertutup, dan mudah diangkat. Dari melakukan sikap tidak membuang sampah
sembarangan maka bisa menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, dan sehat.
Membuang sampah sembarangan merupakan perilaku yang tidak baik, karena dapat
menimbulkan penumpukan sampah yang bisa menyebabkan terjadinya penularan
penyakit, mencemari lingkungan sekitar, menimbulkan bau yang tidak sedap dan
membuat lingkungan menjadi kotor, serta sampah yang menumpuk bisa menjadi
tempat perindukan vektor penyakit.
Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan penerapaan perilaku tidak membuang sampah pada
tempatnya yaitu dengan menambahkan memperbanyak tempat sampah misalnya di
setiap kios, menyediakan tempat sampah yang kedap air, tertutup, mudah diangkat,
dan dibedakan sesuai jenisnya. Kemudian untuk meningkatkan kesadaran pedagang
mengenai masalah yang akan timbul jika membuang sampah sembarangan yaitu
dengan memberikan memberikan penyuluhan atau pembinaan promosi kesehatan,
menempelkan poster dilarang membuang sampah sembarangan, menempelkan
slogan ajakan membuang sampah pada tempatnya dan memberlakukan sanksi kepada
pedagang yang membuang sampah sembarangan di area pasar.
68
Tidak meludah dan membuang dahak sembarangan merupakan salah satu indikator
PHBS pedagang di pasar menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar
Sehat. Ketika membuang ludah atau dahak sembarangan, maka ludah atau dahak
tersebut bisa terinjak-injak oleh orang lain yang dapat menimbulkan penularan
penyakit karena bakteri atau kuman yang ada di ludah atau dahak dapat menyebar
dan hidup dalam waktu yang lama. Penyakit yang bisa disebabkan akibat membuang
ludah atau dahak sembarangan yaitu TBC yang bisa menular antar manusia dari air
liur. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan membuang ludah dan dahak
di tempat yang seharusnya seperti di toilet untuk mencegah timbulnya penyakit
menular dari ludah dan dahak yang dibuang sembarangan.
Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan penerapan tidak membuang ludah atau dahak
sembarangan atau membuang ludah atau dahak harus di toilet yaitu dengan
69
Berdasarkan hasil pengamatan, hampir setengah dari seluruh pedangan yang ada di
Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan tidak memakai masker saat sakit seperti
batuk, bersin, dan pilek. Alasan pedagang tidak memakai masker saat sakit yaitu sulit
untuk bernafas, panas, dan ribet jika harus terus memakai masker. Tidak adanya
teguran oleh pengelola pasar terkait pedagang harus menggunakan masker saat
sedang sakit juga membuat pedagang malas untuk menggunakan maskernya.
Pemberlakuan aturan yang ketat pedagang wajib menggunakan masker pada saat
virus covid-19 saja dan kebiasaan penggunaan masker sudah tidak dilakukan setelah
peraturan pemerintah terkait penggunaan masker untuk mecegah terjadinya
penularan virus covid-19 dilonggarkan.
Penggunaan masker masker pada saat batuk, bersin, dan pilek sangat penting
diterapkan oleh pedagang di pasar, karena merupakan salah satu indikator PHBS
pedagang di pasar tercantum di dalam Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar
Sehat. Penggunaan masker untuk orang yang sedang sakit dapat mencegah terjadinya
penyebaran penyakit dari satu individu ke individu lain, baik ke sesama pedagang
maupun ke pengunjung yang sebelumnya dalam kondisi yang sehat menjadi ikut
tertular penyakit.
70
Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan penerapan menggunakan masker pada saat batuk,
bersin, dan pilek yaitu dengan memberikan himbauan kepada pedagang untuk
memakai masker saat sedang batuk, bersin, dan pilek, memberikan penyuluhan atau
pembinaan promosi kesehatan tentang indikator PHBS pedagang di pasar,
menempelkan slogan ajakan menggunaan masker saat sedang sakit, dan
menempelkan poster pentingnya menggunakan masker untuk orang yang sedang
sakit.
7.2.1 Pengetahuan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh, hampir seluruh pedagang di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan mempunyai pengetahuan yang baik tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di pasar dan ada 1 dari 47 pedagang yang
pengetahuannya cukup baik. Pertanyaan pada kuesioner yang digunakan meliputi 6
indikator PHBS pedagang di pasar yaitu penggunaan APD, CTPS, tidak merokok di
area pasar, tidak membuang sampah sembarangan, tidak meludah dan membuang
dahak sembarangan, serta menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek dan
penyakit yang dapat timbul di pasar jika pedagang tidak menerapkan PHBS di pasar.
Dengan hasil tingkat pengetahuan yang baik, maka diharapkan pedagang memiki
perilaku yang baik juga terhadap penerapan PHBS di pasar.
71
Pengetahuan adalah hasil pemahaman seseorang dan itu terjadi setelah orang
merasakan objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan ditangkap oleh manusia
melalui mata dan telinga mereka. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk perilaku seseorang (over behavior). Tingkat pengetahuan
dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil pemahaman dan ingatan yang dimiliki
serta dialami oleh pedagang pasar tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pemahaman seseorang biasanya berasal dari informasi yang mereka dapatkan dan
pengalaman seseorang didapatkan dari lingkungan sekitarnya sehingga dapat
menambah wawasan seseorang.
Hal ini sejalan dengan penelitian Ahmad Faizal Rangkuti dkk (2020) dalam jurnal
kesehatan yang berjudul Kajian Pengetahuan, Sikap dan Persepsi Pedagang Tentang
Kualitas Kesehatan Lingkungan Pasar Giwangan Yogyakarta, bahwa pedagang
sudah memiliki pengetahuan baik. Pengetahuan merupakan proses mengingat
kembali apa yang pernah dialami oleh seseorang. Pengetahuan sangat penting
dalam menentukan perilaku seseorang, apabila seseorang memahami dan mengingat
kembali sesuatu hal dengan baik maka akan terbentuk pengetahuan yang baik.
Pengetahuan mengenai sanitasi baik hal ini didukung oleh kuatnya ingatan seseorang
dalam mengingat sesuatu hal yang pernah dialaminya. Pengetahuan pedagang
tentang sanitasi diperoleh dari berbagai informasi yang ada, ketika seseorang
menerima suatu informasi maka akanmenambah wawasannya sehingga
pengetahuan tentang sanitasi semakin meningkat (29).
7.2.2 Sikap
bahwa dari 47 pedagang didapatkan hasil yaitu 35 pedagang (74,5%) masuk dalam
kategori baik, 12 pedagang (25,5%) masuk dalam kategori cukup baik, dan tidak ada
pedagang yang masuk dalam kategori kurang baik.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh, sebagian besar pedagang di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan tingkat sikapnya masuk dalam kategori baik, tetapi
masih ada pedagang yang tingkat sikapnya masuk dalam kategori cukup baik. Hal ini
dikarenakan kurangnya pemahaman dan kesadaran pedagang terhadap pentingnya
penggunaan APD untuk melindungi diri dari bahaya dan kecelakaan kerja, Cuci
Tangan Menggunakan Sabun (CTPS) agar terhindar dari penyakit, menggunakan
masker pada saat batuk, bersin, pilek supaya tidak menyebarkan penyakit ke orang
lain, kemudian tidak merokok di area pasar agar tidak membahayakan orang lain,
tidak membuang sampah sembarangan untuk menjaga kebersihan lingkungan pasar,
tidak meludah atau membuang dahak sembarangan dan memeriksa kesehatan setiap
6 bulan sekali.
Sikap adalah kemauan atau kesediaan untuk bertindak, bukan realisasi motif tertentu.
Suatu sikap belum merupakan suatu tindakan, tetapi suatu kecenderungan terhadap
perilaku sikap dari suatu tindakan perilaku. Seseorang seringkali dapat menunjukkan
perubahan dalam tindakannya yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang
dapat berubah ketika mereka mendapatkan lebih banyak informasi tentang sesuatu
hal (24). Sikap responden berasal dari apa yang mereka ketahui dan alami, baik ketika
sedang menempuh pendidikan maupun di lingkungan masyarakat. Jadi sikap sangat
berkaitan erat dengan pengetahuannya untuk membentuk tindakan seseorang.
Hal ini sejalan dengan penelitian Nur Annisa (2021) yang berjudul PHBS Pedagang
Pasar Induk Minasa Maupa Pada Masa Pandemi Covid-19, bahwa pedagang sudah
memiliki sikap positif, dalam penelitian ini terdapat pendapat Notoatmodjo (2014),
yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang juga memengaruhi tindakan positif
mereka tentang penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pengetahuan
73
merupakan dasar yang penting untuk tindakan seseorang, dan itu sendiri penting
untuk mendukung psikis dan perilaku seseorang setiap hari, sehingga pengetahuan
mendukung tindakan seseorang (30).
Upaya yang sebaiknya dilakukan pihak pengelola pasar untuk mengubah sikap dari
pedagang yaitu dengan dilakukan penyuluhan atau pembinaan kepada pedagang,
serta memperbanyak poster dan slogan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) serta dampaknya jika tidak menerapkan PHBS di pasar agar pedagang bisa
paham dan lebih peduli mengenai kesehatan diri sendiri maupun lingkungannya.
7.2.3 Tindakan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh, pada tingkat tindakan paling banyak
pedagang masuk dalam kategori cukup baik, hal tersebut dikarenakan dari hasil
pengamatan terhadap pedagang, masih banyak pedagang yang tidak menerapkan 6
indikator PHBS pedagang yang tercantum dalam Permenkes No. 17 Tahun 2020
Tentang Pasar Sehat yaitu penggunaan APD, CTPS, tidak merokok di area pasar,
tidak membuang sampah sembarangan, tidak meludah dan membang dahak
sembarangan, serta menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek. Hal ini
terjadi karena suatu kondisi, seperti kurangnya faktor pemungkin misal, tidak
tersedia sabun di sarana tempat cuci tangan yang mengakibatkan pedagang tidak
mencuci tangan menggunakan sabun dan kurangnya faktor pendorong seperti
peraturan dari pengelola pasar serta slogan dan poster terkait penerapan PHBS
pedagang, yang mengakibatkan pedagang malas untuk menerapkan PHBS.
74
Hal ini sejalan dengan penelitian Nur Annisa (2021) yang berjudul PHBS Pedagang
Pasar Induk Minasa Maupa Pada Masa Pandemi Covid-19, bahwa pedagang sudah
memiliki tindakan baik, Lawrence Green menyatakan bahwa dalam bertindak ada
sejumlah variabel yang memengaruhi sebuah tindakan; ini termasuk pengetahuan,
sikap, dan praktik itu sendiri, serta sumber daya, fasilitas, dukungan, dan
motivasi (30).
Upaya yang sebaiknya dilakukan pihak pengelola pasar untuk mengubah tindakan
dari pedagang yaitu perlu diadakan pengawasan kepada pedagang terkait penerapan
PHBS di pasar, mempertegas sanksi yang ada terkait PHBS di pasar, agar pedagang
mau untuk menerapkan dan mengimplementasikan penerapan PHBS melalui
tindakannya.
Berdasarkan hasil penelitian dan data checklist yang diperoleh mengenai sarana dan
prasarana di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan diketahui bahwa 5 sarana
penyediaan air bersih telah memenuhi syarat dengan masing-masing penyediaan air
bersih memiliki persentase 100% dengan persentase dari jumlah keseluruhan sarana
penyediaan air bersih yang telah memenuhi syarat 100%, yang mengacu pada
Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yaitu dapat dikategorikan
75
memenuhi syarat apabila persentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa bila
persentase < 70%.
Berdasarkan hasil observasi mengenai sarana penyediaan air bersih, di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan memiliki 5 penampungan air (tandon) yaitu 1 tandon
memiliki kapasitas 10.000 liter yang terletak di samping bangunan pasar dan 2
tandon yang masing-masing memiliki kapasitas 2.500 liter yang terletak di atas
bangunan pasar, dan 2 tandon untuk di 1 wastafel depan gedung pasar dan 1 wastafel
di pintu samping lantai dasar dengan masing-masing tandon berkapasitas 200 liter,
jika ditotalkan seluruh penyimpanan air berkapasitas 15.400 liter. Sarana penyediaan
air bersih sudah memenuhi 3 item cheklist yaitu sudah tersedia air bersih dengan
jumlah yang cukup untuk kegiatan di pasar sehari-hari yaitu 15 liter/orang/hari dan
mengalir dengan lancar di sarana tempat cuci tangan maupun di toilet, kran air atau
sarana tempat cuci tangan sudah disediakan di tempat yang mudah di jangkau, yaitu
2 wastafel di depan bangunan pasar, 1 wastafel di pintu samping lantai 1, 1 wastafel
di pintu samping lantai dasar, 4 kran air yag terletak di masing-masing los daging,
ayam potong, serta ikan, 1 wastafel diantara los bahan pangan basah, 2 kran air di los
kelapa, 3 kran air di musholla, dan 2 wastafel di toilet untuk memudahkan pedagang
maupun pengunjung melakukan kegiatan CTPS, dan kondisi air sudah bersih seperti
tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
Upaya yang sebaiknya dilakukan pihak pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan untuk mempertahankan sarana penyediaan air bersih yang sudah memenuhi
syarat yaitu dengan melakukan pengawasan rutin terhadap ketersediaan air setiap
harinya dan pemeriksaan berkala terhadap kran air, sarana tempat cuci tangan, dan
kualitas air di pasar.
Berdasarkan hasil penelitian dan data checklist yang diperoleh mengenai sarana dan
prasarana di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan diketahui bahwa 16 sarana
76
tempat cuci tangan telah memenuhi syarat dengan masing-masing sarana tempat cuci
tangan memiliki persentase 75% dengan persentase dari jumlah keseluruhan sarana
tempat cuci tangan yang telah memenuhi syarat 100%, yang mengacu pada
Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yaitu dapat dikategorikan
memenuhi syarat apabila persentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa bila
persentase < 70%.
Berdasarkan hasil observasi, sarana tempat cuci tangan sudah tersedia air mengalir
dengan jumlah yang cukup yaitu sudah tersedia kran air atau sarana tempat cuci
tangan sudah disediakan di tempat yang mudah di jangkau, yaitu 2 wastafel di depan
bangunan pasar, 1 wastafel di pintu samping lantai 1, 1 wastafel di pintu samping
lantai dasar, 4 kran air yag terletak di masing-masing los daging, ayam potong, serta
ikan, 1 wastafel diantara los bahan pangan basah, 2 kran air di los kelapa, 3 kran air
di musholla, dan 2 wastafel di toilet. Tempat cuci tangan berada di tepat yang mudah
di jangkau oleh pedagang maupun pengunjung untuk memudahkan mereka
melakukan CTPS, sarana tempat cuci tangan juga dalam kondisi yang bersih, tetapi
tidak tersedia sabun di semua sarana tempat cuci tangan. Berdasarkan informasi
pedagang saat di wawancara, selalu tersedia sabun pada saat pandemi virus covid-19
untuk penerapan protokol kesehatan 5M, tetapi karena sekarang peraturan mengenai
pandemi virus covid-19 sudah dilonggarkan jadi terkadang tidak terdapat sabun di
sarana tempat cuci tangan jika sabun sudah habis.
Upaya yang sebaiknya dilakukan pihak pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan untuk meningkatkan sarana tempat cuci tangan yang belum memenuhi syarat
yaitu dengan melakukan pengawasan rutin terhadap ketersediaan sabun di setiap
sarana tempat cuci tangan dan pemeriksaan berkala terhadap kran air, sarana tempat
cuci tangan, dan kualitas air di pasar.
Berdasarkan hasil penelitian dan data checklist yang diperoleh mengenai sarana dan
prasarana di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan diketahui bahwa Sarana
77
Berdasarkan hasil observasi, Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan memiliki TPS
dengan volume 700m3 dan sampah diangkut dari TPS ke TPA 1 kali dalam seminggu
pada hari sabtu, berdasarkan wawancara dengan petugas kebersihan di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan walaupun pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
dilakukan 1 kali dalam seminggu, sampah tidak sampai melebihi kapasitas TPS
karena jumlah pedagang dan pengunjung yang sangat sedikit, kemudian TPS tidak
menimbulkan bau tetapi terkadang jika sampah sudah hampir penuh dan belum di
angkut, TPS menimbulkan bau yang tidak sedap, hanya saja bau tersebut tidak
masuk ke dalam gedung pasar, tidak terdapat sampah yang berserakan karena
petugas kebersihan pasar rutin membersihkan sampah di area pasar, sudah tersedia
tempat sampah yang kedap air di los tetapi tempat sampah tidak tertutup dan ada
yang tempat sampahnya masih menggunakan peti kayu. Tetapi tidak ada tempat
sampah di setiap kios tetapi tersedia tempat sampah di beberapa titik di lorong dan
mudah dijangkau oleh pedagng maupun pembeli dan tidak ada pemilahan sampah
sesuai dengan jenisnya.
Upaya yang sebaiknya dilakukan pihak pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan untuk meningkatkan sarana tempat pembuangan sampah yang belum
memenuhi syarat yaitu dengan melakukan pengawasan terhadap kapasitas sampah di
TPS agar tidak melebihi kapasitas, melakukan pengecekan dan menjaga kebersihan
TPS, menyediakan tempat sampah yang tertutup, kedap air, dan mudah diangkat,
menyediakan tempat sampah di setiap kios, serta menyediakan tempat sampah kering
dan basah.
78
7.4.1 Peraturan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dengan metode wawancara kepada pedagang,
didapatkan hasil bahwa 37 pedagang tidak menerapkan peraturan mengenai PHBS,
hal ini dikarenakan banyaknya pedagang yang belum tahu adanya peraturan pasar
sehat, peraturan mengenai indikator PHBS pedagang, apakah ada sanksi atau tidak
jika tidak menerapkan PHBS, tidak tahu ada atau tidaknya peraturan tertulis
mengenai PHBS, merasa tidak pernah ada penyuluhan ataupun pembinaan kepada
pedagang terkait penerapan PHBS di pasar, dan tidak adanya pihak yang mengawasi
penerapan PHBS para pedagang. Untuk peraturan tertulis sendiri sebenarnya sudah
ada yaitu poster-poster yang di tempel di beberapa bagian area pasar, tetapi masih
banyak pedagang yang tidak tahu adanya poster tersebut atau isi dari poster tersebut
dan untuk sanksi sendiri pengelola terkadang menegur kepada pedagang yang
merokok di area pasar, membuang sampah sembarangan, meludah atau membuang
dahak sembarangan, tidak menggunakan APD, dan tidak menggunakan masker tetapi
pada saat pandemi virus covid-19 saja.
79
Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola pasar yaitu melakukan penyuluhan
ataupun pembinaan kepada pedagang mengenai indikator PHBS pedagang yang
harus mereka terapkan dengan berlandaskan peraturan yang ada seperti Permenkes
No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat dan membuat peraturan tertulis baru
kemudian di sosialisasikan kepada pedagang. Dilakukan pengawasan rutin mengenai
keberlangsungan penerapan PHBS pedagang dan membuat sanksi yang lebih tegas
agar pedagang mau menerapkan PHBS di pasar.
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis terkait penerapan Perilaku Hidup Bersi dan
Sehat (PHBS) pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, di dapatkan
hasil yaitu:
Dari 6 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pedagang yang mengacu
pada Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tetang Pasar Sehat di Pasar Jaya Pesanggrahan,
Jakarta selatan di dapatkan hasil yaitu sebanyak 19 pedagang (40,4%) masuk dalam
kategori baik.
80
81
Dari hasil chekcklist faktor pemungkin sarana dan prasarana di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan didapatkan hasil dari 3 sarana dan prasarana yang
diamati di Pasar Jaya Pesanggrahan didapatkan hasil bahwa terdapat 5 sarana
penyediaan air bersih dengan persentase 100% yang telah memenuhi syarat, 16
sarana tempat cuci tangan telah memenuhi syarat dengan masing-masing sarana
tempat cuci tangan memiliki persentase 75% dengan persentase dari jumlah
keseluruhan sarana tempat cuci tangan yang telah memenuhi syarat 100%, sarana
Tempat Pembuangan Sampah tidak memenuhi syarat dengan masing-masing
persentase 60% dengan persentase dari jumlah keseluruhan sarana tempat tempat
pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat 0%, yang mengacu pada
Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat.
Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebanyak 37 pedagang (78,7%) masuk
dalam kategori tidak menerapkan peraturan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) baik peraturan dari Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar
Sehat ataupun peraturan tertulis yang dibuat oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan,
Jakarta Selatan.
82
8.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah didapat, adapun penulis memberikan
saran antara lain:
4. Membawa masker ataupun tissue jika sedang dalam keadaan bersin, batuk,
pilek.
3. Meningkatkan sarana tempat cuci tangan yang belum memenuhi syarat yaitu
dengan melakukan pengawasan rutin terhadap ketersediaan sabun di setiap
sarana tempat cuci tangan dan pemeriksaan berkala terhadap kran air, sarana
tempat cuci tangan, dan kualitas air di pasar.
DAFTAR PUSTAKA
5. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pasar Sehat Rakyat Sehat [Internet]. 2010
[cited 2023 May 3]. Available from: kemenkes.go.id/article/print/1140/pasar-sehat-
rakyat-sehat.html
6. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. PHBS [Internet]. 2016 [cited 2023 May 2].
Available from: https://promkes.kemenkes.go.id/phbs
7. Efendi Rusman, Jihan Nada Alya Syifa. Status Kesehatan Pasar Ditinjau dari Aspek
Sanitasi dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) pada Pasar Ciputat dan Pasar
Modern BSD Kota Tangerang Selatan. 2019 Jul 3;IX.
9. Mariani Y. Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Pedagang Di Pasar
Oeba Kota Kupang Tahun 2020. 2021 [cited 2023 May 12]; Available from:
//skripsi.undana.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1782&keywords=
10. Widianti Wahyu Nurul. Studi Deskriptif Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pada Pedagang di Pasar Curug Tangerang Tahun 2022 [Internet]. Jakarta; 2022 Jul
[cited 2023 May 12]. Available from:
https://perpus.poltekkesjkt2.ac.id/setiadi/index.php?
p=show_detail&id=8012&keywords=PASAR+CURUG
11. Marlinae L, Laily Khairiyati M, Fauzie Rahman M, Nur Laily M. Buku Ajar Dasar-
Dasar Kesehatan Lingkungan. 2019.
14. Irfan Muhammad. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dan Personal Higiene
dengan Gejala Tinea Manum Pada Penjual Ikan di Pasar Tavip Kota Binjai. 2021;
19. PIO GAMA Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada. Jangan Meludah
Sembarangan. 2017.
20. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jenis Pemeriksaan Kesehatan Berkala Untuk
Cek Kondisi Tubuh Anda. 2019.
23. Wulandari Kusrini, Kusumawati Siti, Budianto Wakhyono. Serial Buku Ajar
Kesehatan Lingkungan, Pemberdayaan Masyarakat. 2011th ed. 2011.
24. Notoatmodjo Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. 2010th ed. 2010.
25. Hartini Windadari Murni RCDYArinta. Metodologi Penelitian dan Statistik. 2019.
27. Supranto J M. Statistik Teori dan Aplikasi. 6th ed. Sihombing Tulus AS, editor.
Erlangga; 2000.
29. Rangkuti Ahmad Faizal, Musfirah, Febriyanti. Kajian Pengetahuan, Sikap Dan
Persepsi Pedagang Tentang Kualitas Kesehatan Lingkungan Pasar. Jurnal Kesehatan.
2020;3(3).
Turnitin
Lampiran V
Pedagang menggunakan
1.
APD
Menggunakan masker
6. pada saat batuk, bersin,
pilek.
Lampiran IX
TAHUN 2023
I. DATA KHUSUS
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Petunjuk pengisian :
2. Berilah tanda ( X ) pada slaah satu jawaban yang menurut anda benar
PENGETAHUAN
1. Menurut anda apa manfaat dari penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di pasar bagi para pedagang?
a. Menciptakan kondisi lingkungan yang sehat, bersih, nyaman, dan
aman
a. Influenza
b. TBC
c. Sakit mata
3. Yang merupakan salah satu indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di pasar yaitu?
a. Masker
b. Sapu tangan
c. Tissue
a. Penyebaran penyakit
c. Menghalangi jalan
a. Di kamar mandi
b. Di tissue
c. Di jalan
b. Influenza
c. Diare
a. TBC
b. Asma
c. DBD
10. Menurut anda, jika kita tidak menerapkan cuci tangan dengan benar
dampak penyakit apa yang mucul?
a. Diare
b. Anemia
c. Diabetes
SIKAP
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Selalu
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Selalu
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Apakah anda memakai masker jika sedang sakit seperti batuk atau pilek?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Apakah anda mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah makan/
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Lampiran X
TAHUN 2023
I. DATA KHUSUS
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
TAHUN 2023
c. Dijaga kebersihannya
d. Terletak di lokasi
yang mudah di
jangkau
3. Tempat Pembuangan Sampah
a. Mempunyai Tempat
Penampungan
Sampah Sementara
(TPS)
b. TPS tidak bau, tidak
ada sampah
berserakan
c. Tersedia tempat
sampah di setiap kios
d. Tersedia tempat
sampah di los pasar
e. Ada pemisahan
sampah basah dan
sampah kering
Lampiran XII
Checklist Peraturan
TAHUN 2023
I. DATA UMUM
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Petunjuk Pengisian :
b. Berikan tanda ceklis ( √ ) pada salah satu kolom jawaban ada/tidak ada
Tidak
No. Variabel Ada Keterangan
Ada
Apakah ada peraturan yang
1.
mengatur tentang pasar sehat?
Output SPSS Hasil Penelitian Gambaran Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
1. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pedagang
Pengetahuan Pedagang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 46 97.9 97.9 97.9
Cukup Baik 1 2.1 2.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
Sikap Pedagang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 35 74.5 74.5 74.5
Cukup Baik 12 25.5 25.5 100.0
Total 47 100.0 100.0
Tindakan Pedagang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 13 27.7 27.7 27.7
Cukup Baik 31 66.0 66.0 93.6
Kurang Baik 3 6.4 6.4 100.0
Total 47 100.0 100.0
3. Faktor Pendorong
Sarana tempat pembuangan sampah yang tidak tertutup dan ada yang masih
menggunakan peti kayu