You are on page 1of 134

KL.13451.20.

016

GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA PEDAGANG


DI PASAR JAYA PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN
TAHUN 2023

DIKA FEBRIAN AULIANISA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2023
GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA PEDAGANG
DI PASAR JAYA PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN
TAHUN 2023

Karya Tulis Ilmiah


Jenjang Pendidikan Tinggi Prodi Sanitasi Program Diploma III

Dika Febrian Aulianisa


NIM P21345120016

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2023
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Dika Febrian Aulianisa
NIM : P21345120016

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
Gambaran Penerapan PHBS Pada Pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan Jakarta
Selatan Tahun 2023 adalah benar – benar hasil karya saya sendiri, kecuali jika dalam
pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan pernah diajukan pada institusi
manapun serta bukan karya jiplakan saya bertanggung jawab atas keabsahan dan
kebenaran isinya sesuai dngan karya tulis ilmiah yang harusnya dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebernarnya tanpa adanya tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademikjik
dinyatakan dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jakara, Juli 2023


Yang menyatakan

Dika Febrian Aulianisa

i
RINGKASAN

Pasar merupakan tempat-tempat umum dimana banyak orang melakukan aktivitas


jual beli untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi kebersihan tempat
orang beraktivitas setiap hari sangat menentukan status kesehatan suatu populasi.
Oleh karena itu, kondisi lingkungan pasar harus diperhatikan untuk mencegah
timbulya risiko penyebaran penyakit. Untuk itu, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
harus diterapkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan menciptakan kondisi
pasar yang sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat harus diterapkan melalui tindakan,
bukan hanya pengetahuan dan sikap yang baik. Sarana dan prasarana, serta peran
dari pengelola pasar juga sangat mempengaruhi penerapan PHBS pada pedagang.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan judul “Gambaran Penerapan PHBS Pada
Pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan Tahun 2023” yang
bertujuan untuk mengetahui Gambaran Penerapan PHBS Pada Pedagagang di Pasar
Jaya Pesanggarahan Jakarta Selatan Tahun 2023, yang meliputi faktor predisposisi
(pengetahuan, sikap, dan tindakan), faktor pemungkin (sarana dan prasarana), dan
faktor pendorong (peraturan), dengan jumlah sampel diambil dari seluruh populasi
yaitu sebanyak 47 pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Berdasarkan penelitian dari 6 indikator Gambaran PHBS Pedagang di Pasar Jaya


Pesanggrahan, Jakarta Selatan didapatkan hasil, yaitu sebanyak 19 pedagang masuk
ke dalam kategori baik. Faktor predisposisi dapatkan hasil 46 pedagang memiliki
pengetahuan baik, 35 pedagang memiliki sikap baik, 31 pedagang memiliki tindakan
cukup baik. Faktor pemungkin didapatkan hasil 5 sarana penyediaan air bersih telah
memenuhi syarat, 16 sarana tempat cuci tangan telah memenuhi syarat, sarana
tempat pembuangan sampah tidak memenuhi syarat. Faktor pendorong didapatkan
hasil 37 pedagang masuk dalam kategori tidak menerapkan peraturan PHBS yang
mengacu pada Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat.

Kepustakaan : : 30 (1962-2022)
Klasifikasi : Jurnal dan Penelitian : 15
Peraturan :6
Buku :6
Artikel :3

ii
BIODATA PENULIS

NAMA : Dika Febrian Aulianisa


NPM : P21345120016
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 2 Februari 2002
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Ciputat Raya Gang. Sairi RT 03/RW 08 No. 39,
Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Pendidikan
1. SD (2008 – 2014) : SDN Bintaro 02 Pagi
2. SMP (2014 – 2017) : SMPN 161 Jakarta
3. SMA (2017 – 2020) : SMAN 86 Jakarta

iii
PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan
di hadapan Dewan Penguji Ujian Akhir Program
Prodi Sanitasi Program Diploma III

Jakarta, 1. Pembimbing Utama

Arni Widyastuti, SKM., M. Kes

Jakarta, 2. Pembimbing Pendamping

Drs. Pangestu, M.Kes

iv
LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirrabbil’alamin,

Dengan rasa syukur kepada ALLAH SWT atas rahmat dan karunianya saya
persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini untuk bapak, mama dan keluarga besar saya
yang senantiasa memberi dukungan dan doa sehingga penelitian ini dapat selesai.

Untuk Muhammad Ghifar Nasyith Ramadhan yang senantiasa menemani, memberi


dukungan, waktu, tenaga, dan pikiran kepada saya selama penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini sehingga penelitian ini dapat selesai tepat waktu.

Kapada sahabat SMA saya Haerlintiniyah, Ghaliyah Syadhira, Nurshafa, Rahmayana


yang telah menghibur dan mendukung saya selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Kepada teman-teman saya di kampus yaitu Alda, Ersa, Andjani, Gita, Amanda,
Helen, M. Dzaky, Fazly, Kadhilla dan teman-teman angkatan 2020 atas kenangannya
selama di perkuliahan.

Kepada Mas Awan yang sudah banyak membantu, memberikan informasi,


meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

v
LEMBAR MOTTO

Apa yang sedang kamu alami


Tak lepas dari rencana Allah SWT
Maka berbaik sangka saja sebanyak-banyaknya
Kepada Allah SWT

Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii,


wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii.
"Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku,
dan mudahkanlah untukku urusanku, dan
lepaskanlah kekakuan dari lidahku,
supaya mereka mengerti perkataanku,"
(QS Thaha Ayat 25-28).

Tidak masala selambat apapun kamu bergerak,


Asalkan kamu tidak berhenti
- Confucius -

Ketika kamu merasa ingin berhenti,


Pikirkan tentang mengapa kamu memulainya

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petujuk, rahmat, dan
hidayah – NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Gambaran Penerapan PHBS Pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan Tahun 2023”. Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu persyaratan
dalam rangka untuk melakukan penelitian Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan juga untuk
menyelesaikan Pendidikan Diploma III (D3) Politeknik Kesehatan Kementerian
Jakarta II Jurusan Kesehatan Lingkungan.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu selama penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini,
khususnya kepada:
1. Kedua orang tua saya yaitu bapak dan mama beserta keluarga besar yang selalu
memberikan semangat, do’a restu, serta dukungan dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
2. Bapak Joko Sulistyo, ST, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian kesehatan Jakarta II.
3. Ibu Catur Puspawati, ST., M.KM. selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II.
4. Ibu Arni Widyastuti, SKM., M.Kes selaku pembimbing materi yang senantiasa
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan memberikan
masukkan serta saran kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
selesai dengan baik dan tepat waktu.
5. Bapak Drs. Pangestu selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan
saran dan masukan sehingga saya dapat menyelesaiakan Karya Tulis Ilmiah ini
tepat pada waktunya.

vii
6. Bapak M. Firman Batubara, S.KOM, MM selaku Plh. Kepala Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakara Selatan yang senantiasa menyediakan tempat dalam
membantu penelitian ini.
7. Bapak Awan Halim selaku staff area 10 pasar jaya yang senantiasa menyediakan
waktu dan tenaga dalam membantu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Kepada Muhammad Ghifar Nasyith Ramadhan terimakasih telah senantiasa
memberikan waktu, tenaga, pikiran, saran, dan dukungan untuk membantu saya
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Kepada sahabat SMA saya yaitu Haerlintiyah, Ghaliyah Syadhira, Nurshafa, dan
Rahmayana yang telah menghibur dan mendukung saya selama menyusun Karya
Tulis Ilmiah ini.
10. Kepada teman-teman saya di kampus yaitu Alda, Ersa, Andjani, Gita, Amanda,
Helen, M. Dzaky, Fazly, Kadhilla dan teman-teman angkatan 2020 atas
kenangannya selama di perkuliahan.
11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas dukungan, saran,
doa, dan masukan yang membangun dalam penyelesaiian Karya Tulis Ilmiah ini
tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna yang
pastinya tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Jakarta, Juli 2023

Dika Febrian Aulianisa

viii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT..........................................................................i

RINGKASAN..............................................................................................................ii

BIODATA PENULIS................................................................................................iii

PERSETUJUAN........................................................................................................iv

LEMBAR PERSEMBAHAN.....................................................................................v

LEMBAR MOTTO...................................................................................................vi

KATA PENGANTAR..............................................................................................vii

DAFTAR ISI..............................................................................................................ix

DAFTAR TABEL.....................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xvii

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Permasalahan..........................................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................5


1.3.1 Tujuan Umum...............................................................................................5

1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................................6

1.4 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................6

1.5 Manfaat Penelitian..................................................................................................7


1.5.1 Bagi Mahasiswa...........................................................................................7

1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan..............................................................................7

1.5.3 Bagi Intitusi Objek.......................................................................................7

1.5.4 Bagi Masyarakat...........................................................................................8

ix
1.6 Sistematika Penulisan.............................................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................10

2.1 Tinjauan Umum Sanitasi......................................................................................10


2.1.1 Pengertian Sanitasi.....................................................................................10

2.1.2 Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum..............................................10

2.2 Tinjauan Umum Pasar..........................................................................................11


2.2.1 Pengertian Pasar.........................................................................................11

2.2.2 Jenis Pasar..................................................................................................11

2.2.4 Manfaat Pasar Sehat...................................................................................12

2.2.5 Aspek Kesehatan Lingkungan di Pasar Sehat............................................14

2.2.6 Sarana dan Prasarana..................................................................................15

2.3 Tinjauan Umum Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).................................16

2.3.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).......................................16

2.3.2 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...........................................16

2.3.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Berbagai Tatanan........................16

2.3.4 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pasar............................18

2.3.5 Manfaat Indikator PHBS Pedagang...................................................................20

2.4 Tinjauan Umum Pedagang...................................................................................22


2.4.1 Pengertian Pedagang..................................................................................22

2.5 Tinjauan Umum Perilaku......................................................................................23


2.5.1 Pengertian Perilaku.....................................................................................23

2.5.2 Teori Perilaku.............................................................................................23

2.5.3 teori Lawrence Green.................................................................................24

x
2.5.4 faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku..............................................24

2.5.5 Bentuk Perilaku..........................................................................................25

2.5.6 Domain Perilaku.........................................................................................25

BAB 3 GAMBARAN UMUM..................................................................................27

3.1 Sejarah Singkat.....................................................................................................27

3.2 Letak geografis.....................................................................................................28


3.2.1 Lokasi.........................................................................................................28

3.2.2 Letak Wilayah............................................................................................28

3.3 Struktur Organisasi........................................................................................28

3.4 Visi dan Misi.........................................................................................................28


3.4.1 Visi.............................................................................................................28

3.4.2 Misi.............................................................................................................29

3.5 Sumber Daya Manusia..........................................................................................30


3.5.1 Pengelola....................................................................................................30

3.5.2 Pedagang....................................................................................................31

3.6 Sarana dan Prasarana............................................................................................32

3.7 Jumlah Kios dan Los............................................................................................32

3.8 Denah Kios dan Los..............................................................................................32


BAB 4 KERANGKA TEORI, KONSEP DAN DO................................................33

4.1 Kerangka Teori.....................................................................................................33

4.2 Kerangka Konsep..................................................................................................34

4.3 Definisi Operasional.............................................................................................35


BAB 5 METODE PENELITIAN............................................................................40

xi
5.1 Jenis Penelitian.....................................................................................................40

5.2 Lokasi Penelitian..................................................................................................40

5.3 Waktu Penelitian...................................................................................................40

5.4 Populasi dan Sampel.............................................................................................40


5.4.1 Populasi Penelitian.....................................................................................41

5.4.2 Sampel Penelitian.......................................................................................41

5.5 Pengumpulan data.................................................................................................41


5.5.1 Data Primer.................................................................................................41

5.5.2 Data Sekunder............................................................................................42

5.6 Pengolahan dan Analisi Data................................................................................42

5.6.1 Pengolahan data.................................................................................................42

5.6.2 Analisis Data......................................................................................................50


BAB 6 HASIL PENELITIAN..................................................................................51

6.1 Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pedagang..........................51


6.1.1 Pedagang Menggunakan APD Sesuai Dengan Pekerjaannya....................52

6.1.2 Cuci Tangan Dengan Sabun.......................................................................53

6.1.3 Tidak Merokok di Area Pasar....................................................................53

6.1.4 Tidak Membuang Sampah Sembarangan...................................................54

6.1.5 Tidak Meludah dan Membuang Dahak Sembarangan...............................55

6.1.6 Menggunakan Masker Pada Saat Batuk, Bersin dan Pilek........................55

6.2 Faktor Predisposisi................................................................................................56


6.2.1 Pengetahuan................................................................................................56

6.2.2 Sikap...........................................................................................................57

6.2.3 Tindakan.....................................................................................................57

xii
6.3 Faktor Pemungkin.................................................................................................58
6.3.1 Sarana dan Prasarana..................................................................................58

6.4 Faktor Pendorong..................................................................................................60


6.4.1 Peraturan.....................................................................................................60

BAB 7 PEMBAHASAN............................................................................................61

Keterbatasan Penelitian..............................................................................................61

7.1 Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pedagang........................................61


7.1.1 Pedagang Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Sesuai Pekerjaannya
.............................................................................................................................63

7.1.2 Cuci Tangan Pakai Sabun...........................................................................64

7.1.3 Tidak Merokok di Area Pasar....................................................................65

7.1.4 Tidak Membuang Sampah Sembarangan...................................................66

7.1.5 Tidak Meludah dan Membuang Dahak Sembarangan...............................68

7.1.6 Menggunakan Masker Pada Saat Batuk, Bersin dan Pilek........................69

7.2 Faktor Presdiposisi................................................................................................70

7.2.1 Pengetahuan.......................................................................................................70

7.2.2 Sikap..................................................................................................................71

7.2.3 Tindakan............................................................................................................73

7.3 Faktor Pemungkin.................................................................................................74


7.3.1 Sarana Penyediaan Air Bersih....................................................................74

7.3.2 Sarana Tempat Cuci Tangan......................................................................75

7.3.3 Sarana Tempat Pembuangan Sampah........................................................76

7.4 Faktor Pendorong..................................................................................................78


7.4.1 Peraturan.....................................................................................................78

xiii
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................80

8.1 Kesimpulan...........................................................................................................80
8.1.1 Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat..............................................80

8.1.2 Faktor Predisposisi.....................................................................................81

8.1.3 Faktor Pemungkin......................................................................................81

8.1.4 Faktor Pendorong.......................................................................................81

8.2 Saran.....................................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................84

DOKUMENTASI....................................................................................................112

DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman

3.1 Jumlah pengelola di pasar Pesanggrahan Tahun 2023 30

3.2 Jumlah pedagang di Pasar Pesanggrahan Tahun 2023 31

4.3 Definisi Operasional 35

5.1 Kategori penilaian kuisioner pengetahuan dan sikap 44

5.2 Kategori penilaian checklist tindakan 46

5.3 Kategori penilaian checklist gambaran PHBS pedagang 47

5.4 Kategori penilaian checklist sarana dan prasarana 48

5.5 Kategori Penilaian Checklist peraturan 50

6.1 Distribusi responden berdasarkan gambaran PHBS 51


pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan

xiv
tahun 2023

Distribusi responden berdasarkan perilaku pedagang


6.2 menggunakan APD sesuai dengan pekerjaannya di Pasar 52
Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan tahun 2023

Distribusi responden berdasarkan perilaku pedagang cuci


6.3 tangan dengan sabun di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta 53
Selatan tahun 2023

Distribusi responden berdasarkan perilaku pedagang tidak


6.4 merokok di area Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan 53
tahun 2023

Distribusi responden berdasarkan perilaku pedagang tidak


6.5 membuang sampah sembarangan di Pasar Jaya 54
Pesanggrahan, Jakarta Selatan tahun 2023

Distribusi responden berdasarkan perilaku pedagang tidak


6.6 meludah dan membuang dahak sembarangan di Pasar Jaya 55
Pesanggrahan, Jakarta Selatan tahun 2023

Distribusi responden berdasarkan perilaku pedagang


6.7 menggunakan masker pada saat batuk, bersin dan pilek di 55
area Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan tahun 2023

Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan


6.8 pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan 56
tahun 2023

Distribusi responden berdasarkan tingkat sikap pedagang


6.9 57
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan tahun 2023

Distribusi responden berdasarkan tingkat tindakan


6.10 pedagang di pasar jaya pesanggrahan, jakarta selatan tahun 57
2023

xv
Distribusi tabel mengenai sarana penyediaan air bersih di
6.11 58
Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Tahun 2023

Distribusi tabel mengenai sarana tempat cuci tangan di


6.12 59
Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Tahun 2023

Distribusi tabel mengenai sarana tempat pembuangan


6.13 sampah di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, 59
Tahun 2023

Distribusi responden mengenai peraturan PHBS pedagang


6.14 60
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Tahun 2023

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1 Surat permohonan izin penelitian

2 Surat balasan izin penelitian

3 Surat Pengajuan Ethical Cleareance

4 Turnitin

5 Struktur organisasi pengelola pasar jaya pesanggrahan

6 Denah kios dan los lantai dasar pasar jaya pesanggrahan

7 Denah kios dan los lantai 1 pasar jaya pesanggrahan

8 Checklist gambaran PHBS pedagang

9 Kuisioner pengetahuan dan sikap kepada pedagang

10 Checklist tindakan kepada pedagang

11 Checklist ketersediaan sarana dan prasarana

12 Checklist peraturan kepada pengelola

xvi
13 Output SPSS hasil penelitian

xvii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tempat-tempat umum (TTU) merupakan suatu tempat dimana banyak orang


berkumpul untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang dapat
berpotensi menjadi tempat terjadinya penularan penyakit. Oleh karena itu, sanitasi
tempat-tempat umum sangat penting. Sanitasi tempat-tempat umum merupakan
usaha-usaha untuk mencegah dan mengawasi kerugian akibat dari tempat-tempat
umum yang memiliki potensi terjadinya penularan, pencemaran lingkungan, ataupun
gangguan kesehatan lainnya (1). Salah satu contoh tempat-tempat umum yaitu pasar.

Pasar adalah suatu kawasan tempat terjadinya jual beli barang dengan lebih dari satu
penjual, baik yang disebut pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall,
plaza, pusat perdagangan atau sebutan lainnya (2).

Pasar dibagi menjadi dua jenis yaitu pasar modern dan pasar tradisional. Pasar
modern merupakan pusat perbelanjaan yang dibangun oleh Pemerintah. Swasta,
ataupun koperasi berbentuk Mini Market, Super Market, Mall, Departemen Store
yang dikelola secara modern dan dilengkapi dengan harga yang pasti di setiap
produknya. Sedangkan pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa
toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah,
swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan
proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar (3).

1
2

Pasar Sehat adalah kondisi Pasar Rakyat yang bersih, aman, nyaman, dan sehat
melalui pemenuhan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan, Persyaratan
Kesehatan, serta sarana dan prasarana penunjang dengan mengutamakan
kemandirian komunitas pasar (4).

Hasil analisis kondisi kesehatan lingkungan berdasarkan data Kementerian


Kesehatan tahun 2017, diketahui bahwa dari total 448 pasar rakyat yang tersebar di
28 provinsi di Indonesia hanya terdapat 10,94% yang memenuhi syarat standar baku
mutu pasar sehat, sisanya 89,06% tidak memenuhi syarat standar baku mutu sebagai
pasar sehat(4). Adapun masalah yang sering ditemukan, yaitu toilet yang kotor
karena tidak terawat dengan baik, sampah yang menumpuk di setiap los atau lorong
jalan, sarana cuci tangan yang kurang memadai seperti tidak dilengkapi dengan
sabun, dan masalah sanitasi lainnya. Dalam kondisi tersebut akan menimbulkan
beberapa penyakit seperti kolera, diare, SARS, dan Avian Influenza (5).

Kementerian Pertanian menyampaikan bahwa korban manusia dari virus influenza A


yang menyebabkan flu burung mencapai 168 jiwa dari 200 kasus terkonfirmasi
(WHO, 2017), dimana angka kejadian tertinggi berada di wilayah Jakarta dan
sekitarnya (Jabodetabek), sementara hasil surveilans pasar terhadap wabah Highly
Pathogenic Avian Influenza (HPAI) di Jabodetabek sejak tahun 2009 sampai 2016
menunjukkan antara 60%-70% pasar positif Influenza A (M+) juga H5+ (4).

Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi kebersihan tempat-
tempat dimana orang banyak beraktivitas setiap harinya. Oleh karena itu perlu upaya
peningkatan kualitas lingkungan baik secara fisik maupun non fisik untuk
mewujudkan lingkungan pasar yang sehat. Peran kemitraan dalam pengembangan
pasar sehat yaitu melakukan promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi
pedagang, pengunjung, dan pengelola Pasar serta penyediaan fasilitas sarana
sanitasi (5).
3

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. Terdapat 5 tatanan PHBS salah satunya tatanan tempat-tempat umum
sepert pasar (6).

Penetapan PHBS pada pedagang di pasar sangat penting karena untuk meningkatkan
derajat kesehatannya dan juga untuk mencegah serta melindungi pedagang dari
faktor resiko terjadinya penularan penyakit. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Samsul (2014) yang dilakukan di pasar gampong wong kalak
kecamatan johan pahlawan kabupaten, aceh barat, kondisi, pasar bina usaha sangat
jauh dari pasar yang sebat dari kondisi sanitasi pembuangan air limbah kotoran
hewanseperti kotoran avam, bebek dan kotoranikan tidak bersih dan sangat jauh
darinamanya pasar sebat sehingga mudahterjangkit penyakit kondisi sanitasi
yangtidak mengalir dan terendamnya air akan berkembangbiaknya nyamuk sehingga
mudah terjangkit penyakit seperti malaria dan kondisi sanitasi yang di genangi oleh
air kotor dapat mengakibatkan diare akibar dari lalat yang hinggap pada kotoran
yang terdiri ditempat sembarang tempat seperti makanan yang dijual di pasar (7).

Oleh karena itu, diperlukannya upaya pemberdayaan PBHS kepada pedagang,


pengelola, dan pengunjung dengan tujuan agar memahami/mengetahui dan mampu
untuk mempraktikan PHBS di lingkungan pasar. Dengan harapan terciptanya kondisi
pasar yang bersih, aman, nyaman dan sehat.

Dalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan merupakan bagian yang sangat


penting, dan bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak. Pemberdayaan di pasar
merupakan proses memosisikan pedagang agar memiliki peran yang besar dalam
pengambilan keputusan dan penetapan tindakan yang berkaitan dengan
kesehatannya. Pemberdayaan pedagang adalah proses pemberian informasi kepada
pedagang di pasar secara berkesinambungan, agar pedagang tersebut berubah dari
4

tidak tahu menjadi tahu atau sadar tentang pentingnya PHBS (aspek knowledge), dari
tahu menjadi mau menerapkan PHBS (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu
melaksanakan penerapan PHBS (aspek practice). Dalam mengupayakan agar
pedagang tahu dan sadar, bahwa penerapan PHBS adalah hal penting di pasar dan
bagi pedagang (8).

Dalam teori Lawrence Green terdapat 3 faktor utama di dalam faktor perilaku yaitu
faktor predisposisi mencangkup pengetahuan, sikap dan tindakan, faktor pemungkin
seperti ketersediaan sarana dan prasarana, dan faktor penguat yaitu adanya peraturan
yang digunakan oleh pengelola pasar.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yolenta (2021), menggambarkan bahwa


adanya faktor predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, tindakan dan faktor
pendukung meliputi ketersediaan fasilitas yang dapat memicu kesadaran pedagang
dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Adapun peran serta
pengelola pasar serta kontribusi tenaga kesehatan, dan pemerintah yang masih
kurang maksimal. Pengetahuan yang baik tidak menjamin seseorang berperilaku
sesuai dengan pengetahuan yang diketahuinya. Penyebab utama yang dapat
mendasari hal ini adalah pedagang yang belum mengalami masalah kesehatan secara
langsung sebagai akibat dari penerapan PHBS yang masih kurang baik (9).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurul Wahyu Widianti (2022) mengenai
studi deskriptif tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada pedagang di pasar curug
Tangerang, didapatkan hasil bahwa perilaku hidup bersih dan sehat di pasar curug
dari 6 indikator yaitu penggunaan APD, cuci tangan pakai sabun, tidak merokok,
tidak membuang sampah sembarangan, tidak meludah dan buang dahak
sembarangan, memakai masker saat batuk, bersin dan pilek dikategorikan cukup
baik. Namun, masih terdapat banyak masalah seperti sarana tempat pembuangan
sampah, sarana cuci tangan pakai sabun dan belum adanya sanksi kepada pedagang
karena belum menerapkan PHBS (10).
5

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan penulis di Pasar Jaya


Pesanggrahan, Jakarta Selatan Penulis melihat secara langsung banyak perilaku
pedagang yang belum sesuai dengan 6 indikator PHBS pedagang sesuai dengan
ruang lingkup penelitian ini yang terdapat di dalam Permenkes No. 17 Tahun 2020
Tentang Pasar sehat yaitu seperti masih ada pedagang yang merokok di area pasar,
tidak menggunakan APD sesuai dengan pekerjaannya, membuang sampah tidak pada
tempatnya ataupun terdapat sampah yang menumpuk di sekitar tempat berjualan,
cuci tangan tidak menggunakan sabun, meludah atau membuang dahak sembarangan
dan tidak menggunakan masker saat batuk, bersin ataupun pilek. Hal tersebut dapat
terjadi dikarenakan pengetahuan pedagang yang masih kurang terhadap pentingnya
penerapan PHBS yang dapat dilihat dari sikap dan tindakan pada saat penulis
melakukan observasi, serta kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk
menerapkan PHBS seperti tempat sampah yang kurang memadai, dan tidak
tersedianya sabun di beberapa wastafel.

Berdasarkan permasalahan yang ada di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan


tersebut peneliti mengambil judul “Gambaran Penerapan PHBS Pada
Pedagagang di Pasar Jaya Pesanggarahan Jakarta Selatan Tahun 2023”.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, maka dapat dirumuskan
permasalahan, yaitu “Gambaran Penerapan PHBS Pada Pedagagang di Pasar Jaya
Pesanggarahan Jakarta Selatan Tahun 2023”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Penerapan
PHBS Pada Pedagagang di Pasar Jaya Pesanggarahan Jakarta Selatan Tahun 2023.
6

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui gambaran PHBS Pedagang di Pasar Jaya Pesanggarahan,


Jakarta Selatan.

2. Untuk mengetahui Faktor Predisposisi (Predisposing Factor) yang meliputi


pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai PHBS Pedagang di Pasar Jaya
Pesanggarahan, Jakarta Selatan.

3. Untuk mengetahui Faktor Pemungkin (Enabling Factor) yang meliputi sarana


dan prasarana tentang PHBS Pedagang di Pasar Jaya Pesanggarahan, Jakarta
Selatan.

4. Untuk mengetahui Faktor Penguat (Reinforcing Factor) meliputi peraturan


baik dari permenkes maupun pengelola pasar mengenai PHBS pada Pedagang
di Pasar Jaya Pesanggarahan, Jakarta Selatan.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu 6 indikator PHBS pedagang di pasar,
mencangkup gambaran penerapan PHBS Pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan,
Jakarta Selatan Tahun 2023 berdasarkan Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang
pasar Sehat antara lain:

1. Pedagang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan pekerjaannya


antara lain sepatu boot, sarung tangan, celemek, penutup rambut.

2. Cuci tangan dengan Sabun

3. Tidak merokok di area pasar

4. Tidak membuang sampah sembarangan


7

5. Tidak meludah dan membuang dahak sembarangan

6. Menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Mahasiswa

1. Dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari pada saat kuliah mengenai
PHBS dan mengaplikasikannya secara langsung kepada masyarakat.

2. Dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta pengalaman penulis sesuai


dengan kondisi di lapangan.

1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan

1. Sebagai referensi tambahan untuk peneliti selanjutnya yang berhubungan


dengan penelitian ini.

2. Sebagai referensi tambahan untuk kepustakaan Jurusan Kesehatan


Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta II.

1.5.3 Bagi Intitusi Objek

1. Dapat mengetahui mengenai gambaran penerapan PHBS di Pasar Jaya


Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

2. Dapat menjadi bahan evaluasi dalam penerapan PHBS di Pasar Jaya


Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
8

1.5.4 Bagi Masyarakat

Dapat menambah pengetahuan dan informasi baru bagi masyarakat untuk selalu
menerapkan PHBS di tempat umum terutama di pasar dalam upaya pencegahan
penularan penyakit.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis membahas dan menguraikan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan
sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab 2 ini penulis mengenai teori terkait permasalahan yang akan dibahas untuk
mendukung pembahasan dan digunakan sebagai acuan serta landasan penulisan
dalam penelitian ini.

BAB III GAMBARAN UMUM

Pada bab 3 ini penulis menguraikan tentang gambar umum mengenai lokasi. sejarah,
sarana dan prasarana, struktur organisasi, jumlah pedagang, jumlah kios, dan jumlah
petugas pengelola di Pasar Jaya Pesanggarahan Jakarta Selatan.

BAB IV KERANGKA KONSEP

Pada bab 4 ini penulis membahas mengenai kerangka teori, kerangka konsep, dan
definisi operasional.

BAB V METODE PENELITIAN

Pada bab 5 ini penulis menguraikan mengenai jenis penelitian, lokasi penelitian,
waktu penelitian, populasi, sampel, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data.

BAB VI HASIL PENELITIAN


9

Pada bab 6 ini penulis menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan di pasar
pesanggrahan.

BAB VII PEMBAHASAN

Pada bab 7 ini penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai hasil penelitian yang
dilakukan di pasar pesanggrahan.

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab 8 ini penulis menguraikan secara singkat mengenai kesimpulan terkait hasil
penelitian yang sudah dilakukan dan memberikan saran terkait permasalahan yang
ditemukan di pasar pesanggrahan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Sanitasi

2.1.1 Pengertian Sanitasi

Sanitasi adalah upaya pengawasan masyarakat yang menitikberatkan pada


pengawasan terhadap berbagai faktor-faktor lingkungan fisik yang mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (11).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/4788/2021 tentang Standar Profesi Tenaga Sanitasi
Lingkungan, Sanitasi lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit melalui
pengendalian faktor risiko lingkungan, baik fisik, kimia, biologi dan sosial yang
menjadi mata rantai sumber penularan, pajanan dan kontaminasi terjadinya penyakit
dan gangguan Kesehatan (12).

2.1.2 Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik
beratkan kegiatannya pada usaha-usaha kebersihan atau kesehatan tempat-tempat
umum (TTU) dalam melayani masyarakat umum sehubungan dengan aktivitas
tempat-tempat umum tersebut secara fisiologis, psikologis, mencegah terjadinya
penularan penyakit antar-penghuni, pengguna, dan masyarakat sekitarnya (1). Contoh
tempat-tempat umum yaitu penginapan, restoran, pasar, mall, supermarket, tempat
ibadah, terminal atau pelabuhan udara/laut, tempat rekreasi, angkutan umum, kolam
renang, bioskop, dll.

10
11

2.2 Tinjauan Umum Pasar

2.2.1 Pengertian Pasar

Menurut William J. Santon (2008), pengertian pasar adalah sekumpulan orang yang
ingin meraih kepuasan dengan menggunakan uang untuk berbelanja, serta memiliki
kemauan untuk membelanjakan uang tersebut.

Sedangkan pengertian pasar menurut Kotler dan Armstrong (2011) adalah sejumlah
pembeli aktual dan juga potensial dari sebuah produk atau jasa.

Sementara itu pengertian pasar menurut Simamora (2008) adalah sekumpulan orang
yang memiliki kebutuhan dan keinginan terhadap produk tertentu, memiliki
kemampuan dan kemauan untuk membeli produk tersebut, dan memiliki kesempatan
untuk memutuskan membeli sebuah produk (13).

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 112 Tahun 2007 Tentang
Penataan dan Pmbinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern,
Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik
yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa,
pusat perdagangan (3).

2.2.2 Jenis Pasar

Pasar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu pasar modern dan tradisional yang dimana
pengertiannya antara lain :

1. Pasar Modern
Pasar modern merupakan pusat perbelanjaan yang dibangun oleh Pemerintah.
Swasta, ataupun koperasi berbentuk Mini Market, Super Market, Mall, Departemen
Store yang dikelola secara modern dan dilengkapi dengan harga yang pasti di setiap
produknya (3).
12

2. Pasar Tradisional
Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah termasuk kerja sama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios,
los, dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya
masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses
jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar (2).

2.2.3 Pengertian Pasar Sehat

Menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat, Pasar Sehat adalah
kondisi Pasar Rakyat yang bersih, aman, nyaman, dan sehat melalui pemenuhan
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan, Persyaratan Kesehatan, serta sarana dan
prasarana penunjang dengan mengutamakan kemandirian komunitas pasar (4).

2.2.4 Manfaat Pasar Sehat

Di dalam Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat tercantum manfaat
untuk berbagai pihak dari pelaksaan pasar sehat, antara lain :

1. Pedagang
a. Meningkatnya penjualan
b. Meningkatnya kualitas produk
c. Lingkungan kerja yang lebih sehat dan ergonomis
d. Peningkatan PHBS
e. Meningkatnya kenyamanan berdagang
f. Lestarinya budaya dan tradisi Pasar Rakyat

2. Konsumen
a. Akses untuk memperoleh pangan yang lebih aman dan bergizi
13

b. Meningkatnya pemahaman bagaimana memilih pangan yang aman dan


bergizi
c. Meningkatnya pengetahuan tentang praktek keamanan pangan dan bahan
berbahaya lainnya di rumah
d. Lingkungan belanja yang aman, nyaman dan sehat
e. Akses terhadap fasilitas higiene dan sanitasi
f. Mendapatkan informasi/pesan-pesan promosi higiene sanitasi
g. Status kesehatan dan gizi yang lebih baik bagi diri sendiri dan anggota
keluarganya

3. Masyarakat
a. Meningkatnya sumber pangan aman dan bergizi
b. Meningkatnya kesehatan masyarakat.
c. Berkurangnya biaya perawatan kesehatan masyarakat
d. Meningkatnya tingkat pengetahuan (khususnya tentang keamanan pangan dan
bahan berbahaya lainnya serta higiene dasar, kesehatan, dan manajemen)

4. Pengelola Pasar Rakyat


a. Meningkatnya perdagangan pangan.
b. Meningkatnya hubungan kerjasama antara para pedagang, kontraktor dan
konsumen
c. Pemahaman yang lebih baik tentang isu perlindungan kesehatan-memahami
praktek yang sesuai di dalam dan di luar lingkungan pasar
d. Perhatian yang lebih baik akan tanggung jawab atas masalah keamanan
pangan dan kesehatan
e. Berlangsungnya sistem yang lebih efektif

5. Pemerintah Daerah
a. Menurunnya angka penyakit yang disebabkan pangan dan bahan berbahaya
lainnya
b. Meningkatnya status gizi masyarakat.
14

c. Menurunnya biaya perawatan kesehatan.


d. Merupakan akses efektif untuk promosi dan perlindungan kesehatan pada
masyarakat luas.
e. Meningkatnya pendapatan daerah.

6. Produsen Primer (Petani dan Nelayan)


a. Meningkatnya praktek produksi pangan yang berkualitas.
b. Meningkatnya nilai jual produk.
c. Pangsa pasar yang lebih besar.

2.2.5 Aspek Kesehatan Lingkungan di Pasar Sehat

Menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat tercantum beberapa
aspek Kesehatan lingkungan pasar, antara lain:

1. Upaya Penyehatan
a. Media air, yang teridiri dari pengawasan, perlindungan, dan juga peningkatan
kualitas pada media air.
b. Media udara, yang terdiri dari pemantauan dan pencegahan penurunan
kualitas udara.
c. Media tanah, yang terdiri dari pemantauan terhadap media tanah.
d. Pangan, yang terdiri dari pengawasan, perlindungan, serta peningkatan kulitas
pangan.
e. Sarana dan bangunan, yan terdiri dari pengawasan, perlindungan, serta
peningkatan terhadap sarana dan prasarana.

2. Upaya Pengamanan
Terdiri atas upaya pengamanan terhadap pengelolaan sampah dan pengelolaan
limbah.

3. Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit


15

Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit dilakukan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka pencegahan penyebaran
resiko penyakit akibat lingkungan di Pasar Rakyat maka juga perlu dilakukan
pembersihan pasar dengan melakukan:

a. Disinfeksi Pasar Rakyat yang dilaksanakan secara menyeluruh di lokasi Pasar


Rakyat terutama di kios penjualan daging unggas satu bulan sekali.

b. Disinfeksi menggunakan bahan yang ramah lingkungan.

2.2.6 Sarana dan Prasarana

Dalam pelaksanaan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diperlukan
factor pemungkin (enabling factor) seperti sarana dan prasarana di pasar yang telah
tercantum di Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yaitu:

1. Air Untuk Kebutuhan Higiene Sanitasi


a. Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup dan mengalir dengan lancer
b. Kran air terletak di tempat yang strategis dan mudah di jangkau
c. Air yang digunakan harus bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa

2. Tempat Pembuangan Sampah


a. Mempunyai Tempat Penampungan Sampah Sementara(TPS)
b. TPS tidak bau, tidak ada sampah berserakan
c. Tersedia tempat sampah di setiap kios
d. Tersedia tempat sampah di los pasar
e. Ada pemisahan sampah basah dan sampah kering

3. Tempat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)


a. Tersedia tempat cuci tangan dengan air mengalir dengan jumlah yang cukup
b. Dilengkapi sabun, dijaga kebersihannya dan terletak di lokasi yang mudah
terjangkau
16

2.3 Tinjauan Umum Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2.3.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Menurut Permenkes NO: 2269/MENKES/PER/XI/2011 Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, PHBS
mencakup beratus-ratus bahkan mungkin beribu-ribu perilaku yang harus
dipraktikkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya (8).

2.3.2 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau
menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah
dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS
masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas
hidup (6).

2.3.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Berbagai Tatanan

Terdapat beberapa tananan PHBS seperti yang ada di dalam Permenkes NO:
2269/MENKES/PER/XI/2011 antara lain (8):

1. PHBS di Rumah Tangga


Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat
menciptakan Rumah Tangga Ber-PHBS, yang mencakup persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan
17

air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat (Stop Buang Air
Besar Sembarangan/Stop BABS), pengelolaan limbah cair di rumah tangga,
membuang sampah di tempat sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan
sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam
rumah dan lain-lain.

2. PHBS di Institusi Pendidikan


Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-
lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Institusi
Pendidikan Ber-PHBS, yang mencakup antara lain mencuci tangan menggunakan
sabun, mengonsumsi makanan dan minuman, sehat, menggunakan jamban sehat,
membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi Narkotika,
Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarang
tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.

3. PHBS di Tempat Kerja


Di tempat kerja (kantor, pabrik dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan
perilaku yang dapat menciptakan Tempat Kerja Ber-PHBS, yang mencakup mencuci
tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan
jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengonsumsi NAPZA, tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik
nyamuk dan lain-lain.

4. PHBS di Tempat Umum


Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaga dan lain-lain),
sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat
Umum Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan
jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik
nyamuk dan lain-lain.
18

5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah sakit dan lain-lain),
sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Fasilitas
pelayanan kesehatan Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun,
menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok,
tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas
jentik nyamuk dan lain-lain.

2.3.4 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pasar

Sesuai dengan yang telah tercantum dalam Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang
Pasar Sehat terdapat beberapa upaya dalam pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di Pasar, yaitu:
1. Pedagang dan Pekerja
a. Bagi pedagang karkas daging/unggas, ikan dan pemotong unggas dan pekerja
menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan pekerjaannya antara lain
sepatu boot, sarung tangan, celemek, penutup rambut.
b. Meninggalkan tempat jualan dan sekitarnya dalam keadaan bersih dan rapi
setiap hari selesai berdagang.
c. Sesering mungkin cuci tangan dengan sabun.
d. Tidak merokok di area pasar.
e. Mandi sebelum pulang terutama bagi pedagang, pemotong unggas dan
petugas kebersihan.
f. Tidak buang sampah sembarangan.
g. Tidak meludah dan buang dahak sembarangan.
h. Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi pedagang dan pekerja secara berkala,
minimal 6 bulan sekali.
i. Pedagang makanan siap saji tidak sedang menderita penyakit menular
langsung, seperti: diare, hepatitis, TBC, kudis, ISPA dll.
19

j. Menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek.

2. Pengunjung/pembeli
a. Segera mencuci tangan dengan sabun terutama setelah memegang
daging, ikan, ayam dan bahan pangan lainnya.
b. Tidak merokok di area pasar.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. tidak meludah dan buang dahak sembarangan, dll).
e. Menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek.

3. Pengelola
a. Segera mencuci tangan dengan sabun terutama setelah memegang
daging, ikan, ayam dan bahan pangan lainnya.
b. Tidak merokok di area pasar.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. tidak meludah dan buang dahak sembarangan, dll).
e. Menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek.
f. Tidak sedang menderita penyakit menular langsung, seperti: diare,
hepatitis, TBC, kudis, ISPA dll.
g. Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi pengelola secara berkala,
minimal 6 bulan sekali.
h. Melakukan pembinaan dan pengawasan perilaku tidak sehat dari
pedagang, pengunjung dan pembeli.
i. Secara rutin memeriksa kebersihan tempat jualan dan area pasar
sebelum dan sesudah kegiatan.
j. Promosi kesehatan melalui radioland, leaflet, booklet, atau poster dan
sebagainya.
20

2.3.5 Manfaat Indikator PHBS Pedagang

1. Penggunaan APD

Menurut Budiono, Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat yang
dipergunakan oleh para pekerja untuk melindungi tubuh baik sebagian atau seluruh
dari potensi bahaya atau kecelakaan bekerja (Putri Rahayu 2019) (14).

2. Meninggalkan tempat jualan dalam keadaan bersih dan rapi

Dalam Aturan undang-undangan Nomor 11 Tahun 1962 tentang kebersihan untuk


usaha-usaha umum, hygiene ialah segala usaha untuk memelihara dan mempertinggi
derajat kesehatan (15).

Menurut Lastriyah (2011:83) kebersihan lingkungan merupakan hal yang tidak


terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam
ilmu kesehatan dan pencegahan. Kebersihan merupakan sebuah cerminan bagi setiap
individu dalam menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran dan
penyakit, yang dapat merugikan segala aspek yang menyangkut setiap kegiatan dan
perilaku lingkungan masyarakat, dimana kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan
baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial (16).

3. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Cuci tangan pakai sabun sebagai upaya preventif dalam melindungi diri dari berbagai
penyakit menular. Cuci tangan menggunakan sabun dapat kita lakukan pada waktu-
waktu berikut: sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan, setelah
BAK dan BAB, setelah membuang ingus, setelah membuang dan atau menangani
sampah, kemudian setelah bermain/memberi makan/memegang hewan, serta setelah
batuk atau bersin pada tangan kita (Desiyanto dan Djannah, 2012) (17).
21

4. Tidak merokok di area pasar

Interaksi antara perokok aktif dengan perokok pasif ini biasanya terjadi di tempat-
tempat umum, salah satunya pasar. Di tempat-tempat seperti ini, tidak ada pembatas
antara ruangan yang diperuntukkan bagi perokok dengan yang bukan perokok,
sehingga asap yang dikeluarkan akan terhisap tidak hanya oleh perokok itu sendiri
tetapi juga juga oleh orang lain yang berada di sekitarnya (18).

Dengan tidak merokok di area pasar dapat membuat kenyamanan baik untuk
pedagang maupun pengunjung yang dating serta terhindar dari penyakit akibat rokok.

5. Mandi sebelum pulang

Menjaga kebersihan diri sangat penting untuk diri kita sendiri maupun orang lain
agar terhindar dari penyakit ataupun tidak menjadi penular ke orang lain.

6. Tidak buang sampah sembarangan

Dengan membuang sampah pada tempatnya yaitu, menjaga kebersihan lingkungan


pasar, mencegah munculnya penyakit, mencegah timbulnya bau tidak sedap di
lingkungan dan lain sebagainya.

7. Tidak meludah dan buang dahak sembarangan

Banyak jenis dari penularan penyakit, salah satunya ialah meludah dan buang dahak
sembarangan. Cara terbaik untuk menghindari penularan penyakit tersebut adalah
dengan menerapkan PHBS dalam kehidupan kita sehari-hari dan janganlah
membuang air ludah dan buang dahak sembarangan (19). Dan dengan itu kita dapat
terhindar dari penularan penyakit.
22

8. Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi pedagang dan pekerja secara berkala,


minimal 6 bulan sekali

Dengan kita melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, potensi penyakit yang
datang ke tubuh kita akan diketahui lebih dini (20). Dan hal tersebut dapat mencegah
penularan penyakit kepada makanan ataupun orang disekitar.

9. Pedagang makanan siap saji tidak sedang menderita penyakit menular langsung,
seperti: diare, hepatitis, TBC, kudis, ISPA dll

Jika terdapat pedagang yang menderita penyakit menular, penyakit tersebut bisa saja
mengkontaminasi bahan makanan maupun orang sekitar. Dengan tidak menderita
penyakit dapat mengurangi kontaminasi terhadap makanan dan penularan penyakit
terhadap pengunjung maupun pedagang di pasar.

10. Menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek

Menurut penelitian tahun 2008, dalam International Journal of Infectious Diseases,


menyimpulkan bahwa masker harus digunakan dengan benar agar lebih efektif dalam
mencegah penyebaran infeksi virus (pentingnya masker) (21).

2.4 Tinjauan Umum Pedagang

2.4.1 Pengertian Pedagang

Menurut Damsar (2009:79) pedagang adalah orang atau badan membeli, menerima
atau menyimpan barang penting dengan maksud untuk dijual, diserahkan, atau
dikirim kepada orang atau badan lain, baik yang masih berwujud barang penting asli,
maupun yang sudah dijadikan barang lain.
23

Menurut Sujatmiko (2014:231) pedagang adalah orang yang melakukan


perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk
memperoleh suatu keuntungan (22).

2.5 Tinjauan Umum Perilaku

2.5.1 Pengertian Perilaku

Perilaku adalah bentuk kegiatan atau aktifitas dari suatu organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Jadi yang di maksud perilaku manusia hakikatnya adalah
Tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan sangat
luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah menulis,
membaca dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007) (23).

2.5.2 Teori Perilaku

Menurut Skiner (1938), seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku


merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
engan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses: Stimulus > Organisme >
Respons, sehingga teori Skinner ini disebut teori "S-O-R" (stimulus-organisme-
respons). Teori Skiner menjelaskan adanya dua kelompok perilaku manusia, yaitu:

1. Perilaku tertutup (Covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat
diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam
bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan. Contoh: Ibu hamil tahu pentingnya periksa hamil untuk kesehatan bayi
dan dirinya sendiri (pengetahuan), kemudian ibu tersebut bertanya kepada
tetangganya di mana tempat periksa hamil yang dekat (sikap).
24

2. Perilaku terbuka (Overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa
tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar. Contoh: seorang ibu
hamil memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas atau ke bidan praktik, seorang
penderita TB Paru minum obat anti TB secara teratur, seorang anak menggosok gigi
setelah makan, dan sebagainya. Contoh-contoh tersebut adalah berbentuk tindakan
nyata, dalam bentuk kegiatan, atau dalam bentuk praktik (practice) (24).

2.5.3 teori Lawrence Green

Berangkat dari analisis penyebab masalah kesehatan, Green membedakan adanya


dua determinan masalah kesehatan tersebut, yakni behavioral factors (faktor
perilaku), dan non-behavioral factors atau faktor non-perilaku. Selanjutnya Green
menganalisis, bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama,
yaitu (24):

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor)

2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factor)

3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factor)

2.5.4 faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yaitu faktor-faktor yang


mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain
pengetahuan, sikap, tindakan, umur, jenis kelamin, pendidikan.
25

2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factor), adalah faktor faktor yang


memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud
dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya
perilaku kesehatan, misalnya tempat cuci tangan, tempat pembuangan sampah, toilet
dan sebagainya.

3) Faktor-faktor penguat (reinforcing factor), adalah faktor-faktor yang mendorong


atau memperkuat terjadinya perilaku, seperti adanya dorongan dari tokoh tertentu
ataupun peraturan yang ada (24).

2.5.5 Bentuk Perilaku

Menurut Sunaryo (2006), bentuk perilaku ada dua macam, yaitu :

1. Perilaku pasif (respons internal)

Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat
diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap, belum ada tindakan yang nyata.

2. Perilaku Aktif (respons eksternal)

Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati
langsung dan berupa tindakan yang nyata (23).

2.5.6 Domain Perilaku

Sunaryo (2006), berdasarkan pembagian domain oleh Bloom, dikembangkan


menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut:
26

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap obyek tertentu, sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam pembentukan tindakan seseorang (over behavior).

2. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dan seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu
tindakan akan tetapi merupakan predisposisi tindakan sikap pentaku.

3. Praktek atau tindakan (Practice)

Setelah seseorang mengetahui stimulasi atau objek kesehatan, kemudian mengadakan


penilaian atau pendapatan terhadap apa yang diketahu proses selanjutnya diharapkan
ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahuinya (23).
BAB 3
GAMBARAN UMUM

3.1 Sejarah Singkat

Pasar Pesanggrahan adalah pasar tradisional yang terletak di Jl.Garuda Kelurahan


Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan .Dibangun tahun 2013
berdiri diatas tanah seluas 2.300 m2 terdiri 2 lantai dengan luas bangunan 533.6 m2.

Pasar Pesanggrahan yang kini sebelumnya adalah Pasar Tulodong, Pasar tradisional
yang tidak terlalu besar berada di Jalan Tulodong Kelurahan Senayan Kecamatan
Kebayoran Baru Jakarta Selatan kawasan elit Blok M karena pengembangan
kawasan di daerah Blok M, pada tahun 1994 Pasar Tulodong beserta para
pedagangnya dipindahkan ke daerah Pesanggrahan yang berjarak kurang lebih 8 km
dari lokasi lama di Jalan Tulodong. Setelah pindah di kawasan Pesanggrahan
perkembangan pasar ini tidak terlalu ramai karena beberapa pedagang tidak mau
melanjutkan berjualan ditempat yang baru karena mereka rata rata masih berdomisili
dikawasan Tulodong yang lumayan jauh jarak antara rumah ke tempat berjualan
yang kini ada di Pesanggrahan.

Pada tahun 2013 ada Program Pembangunan 5 Pasar Rakyat dari Pemda Provinsi
DKI Jakarta yang salah satunya adalah Pasar Rakyat Pesanggrahan, akhirnya
dilaksanakan pembangunan Pasar Rakyat Pesanggrahan yang diresmikan Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama bulan Agustus 2016. Pasar Pesanggrahan kini
adalah pasar tradisional yang terletak di Jl.Garuda Kelurahan Pesanggrahan.
Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Yang pedangnya menjual berbagai macam
kebutuhan pokok sehari-hari, pakaian, peralatan rumah tangga dan penjahit.

27
28

3.2 Letak geografis

3.2.1 Lokasi

Lokasi penelitian yaitu di Pasar Pesanggrahan terletak di Jalan Garuda, RT. 007 RW.
014 Kelurahan Pesanggrahan Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta.

3.2.2 Letak Wilayah

Pasar Pesanggrahan terletak di wilayah yang berbatasan dengan sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Rumah Penduduk

2. Sebelah Timur : Tempat Berjualan

3. Sebelah Barat : Rumah Penduduk

4. Sebelah Selatan : SMK Kartika X-2 Jakarta

3.3 Struktur Organisasi

(Terlampir)

3.4 Visi dan Misi

3.4.1 Visi

“Pasar Jaya Baru, Menjadikan Pasar Tradisional yang Modern sebagai sarana
unggulan dalam penggerak Perekonomian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta”.
29

3.4.2 Misi

“Menjadikan Pasar Tradisional Modern yang bersih, nyaman, aman, dan berwawasan
lingkungan serta memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang lengkap, segar, murah
dan bersaing”.
30

3.5 Sumber Daya Manusia

3.5.1 Pengelola

Tabel 3.1

Jumlah Pengelola di Pasar Jaya Pesanggrahan Jakarta Selatan


Tahun 2023

No Divisi Jumlah

1. Pegawai 3

2. Petugas Keamanan 2

3. Petugas Kebersihan 1

4. Petugas Parkir 1

5. Petugas MCK 1

Jumlah 8

Sumber : Data Sekunder Pasar Jaya Pesanggrahan Terolah Tahun 2023


31

3.5.2 Pedagang

Tabel 3.2

Jumlah Pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan


Tahun 2023

No Jenis Dagangan Jumlah

1. Klontong 6

2. Bumbu Giling 1

3. Sayur Mayur 9

4. Daging Sapi 1

5. Ayam Potong 2

6. Ikan 1

7. Kelapa 2

8. Tahu dan Tempe 2

9. Makanan dan Minuman Kemas 1

10. Plastik 4

11. Pecah Belah 1

12. Kacamata 1

13. Salon 1

14. Obat-obatan/Jamu 1

15. Pakaian 4

16. Alat Kelistrikan 1

17. Penjahit 4
32

18. Warung Makan 4

19. Tas 1

Jumlah 47

Sumber : Data Sekunder Pasar Jaya Pesanggrahan Terolah Tahun 2023

3.6 Sarana dan Prasarana

1. Luas Area Parkir : 750 m2


2. Jumlah Lantai : 2 (dua)
3. Alat Pemadam : APAR sebanyak 12 buah
4. Toilet : 1 lokasi 2 Unit Pria dan 3 Unit Wanita
5. Musholla : Menampung kurang lebih 15 org jamaah
6. PAUD : Tunas Jaya X (50 siswa)
7. ATM : 1 buah ATM DKI
8. Ruang Laktasi :1
9. KJP : 2 kios

3.7 Jumlah Kios dan Los

Total tampat usaha di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan berjumlah 141 tu,
dengan status yang aktif terdapat 47 tu dan status yang pasif terdapat 94 tempat
usaha.

3.8 Denah Kios dan Los

(Terlampir)
BAB 4
KERANGKA TEORI, KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

4.1 Kerangka Teori

Berdasarkan teori menurut Lawrence Green dan Permenkes Nomor 17 Tahun 2020
tentang Pasar Sehat yaitu sebagai berikut:

Faktor Predisposisi
(Predisposing Factor) :
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Pengetahuan
5. Sikap
6. Tindakan

Faktor Pemungkin (Enabling Factor) :


1. Sarana Penyediaan Air Bersih
2. Kamar Mandi dan Toilet
3. Sarana Tempat Pembuangan 10 Indikator Perilaku Hidup
Sampah Bersih dan Sehat (PHBS)
4. Saluran Pembuangan Air Limbah Pedagang di Pasar

5. Sarana Tempat Cuci Tangan


6. Kualitas Makanan dan Bahan
Pangan

Faktor Penguat
(Reinforcing Factor) :
1. Pengelola pasar
2. Peraturan

33
34

4.2 Kerangka Konsep

Berdasarkan dari kerangka teori, maka kerangka konsep yang akan digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:

Faktor Predisposisi
(Predisposing Factor) :
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan
Baik

Faktor Pemungkin
(Enabling Factor) : 6 Indikator Perilaku
1. Sarana Penyediaan Hidup Bersih dan Sehat Cukup
Air Bersih (PHBS) Pedagang di Baik
Pasar
2. Sarana Tempat
Cuci Tangan
3. Sarana Tempat
Pembuangan Kurang
Sampah Baik

Faktor Penguat
(Reinforcing Factor):
1. Peraturan
35

4.3 Definisi Operasional

Tabel 4.3
Definisi Operasional

Definisi Cara Alat


Variabel Hasil Ukur Skala
Operasional Mengukur Ukur

Dependent (Variabel Terikat)


Perilaku Perilaku Observasi Checklist 1. Kategori Ordinal
Hidup Hidup Bersih Baik,
Bersih dan dan Sehat apabila
Sehat (PHBS) rentang
(PHBS) Pedagang di nilai (5 – 6)
Pedagang Pasar :
di Pasar Pedagang
menggunaka 2. Kategori
n APD sesuai Cukup
dengan Baik,
pekerjaannya apabila
antara lain rentang
sepatu boot, nilai (3 – 4)
sarung
tangan,
celemek, 3. Kategori
penutup Kurang
rambut, Cuci Baik,
tangan apabila
dengan rentang
sabun, Tidak nilai (0 – 2)
merokok di
area pasar,
Tidak
membuang
sampah
sembarangan,
Tidak
meludah dan
buang dahak
sembarangan,
Menggunaka
36

n masker
pada saat
batuk, bersin,
pilek.

Independent (Variabel Bebas)


Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)
Pengetahu Hasil Wawancara Kuesione 1. Kategori Ordinal
an pemahaman r Baik,
yang dimiliki apabila
oleh rentang
pedagang nilai (14 –
pasar tentang 20)
Perilaku
Hidup Bersih
dan Sehat
(PHBS) di
Pasar Jaya 2. Kategori
Pesanggrahan Cukup
. Baik,
apabila
rentang
nilai (7 –
13)

3. Kategori
Kurang
Baik,
apabila
rentang
nilai (0 – 6)

Sikap Tanggapan Wawancara Kuesione 1. Kategori Ordinal


atau pendapat r Baik,
pedagang apabila
pasar rentang
mengenai nilai (14 –
Perilaku 20)
Hidup Bersih
37

dan Sehat
(PHBS) di
Pasar Jaya
Pesanggrahan 2. Kategori
. Cukup
Baik,
apabila
rentang
nilai (7 –
13)

3. Kategori
Kurang
Baik,
apabila
rentang
nilai (0 – 6)

Tindakan Suatu bentuk Observasi Checklist 1. Kategori Ordinal


tindakan atau Baik,
tingkah laku apabila
yang rentang
dilakukan nilai (8 –
oleh 10)
pedagang
pasar
terhadap 2. Kategori
Perilaku Cukup
Hidup Bersih Baik,
dan Sehat apabila
(PHBS) di rentang
Pasar Jaya nilai (4 – 7)
Pesanggrahan
.
3. Kategori
Kurang
Baik,
apabila
rentang
nilai (0 – 3)
38

Faktor Pemungkin (Enabling Factor)


Tempat Ketersediaan Observasi Checklist 1. Ordinal
Pembuang tempat Memenuhi
an pembuangan Syarat
Sampah sampah di apabila (≥
setiap los 70%)
atau kios
pedagang
untuk 2. Tidak
pembuangan Memenuhi
sampah. Syarat
apabila (<
70%)

Tempat Tersedianya Observasi Checklist 1. Ordinal


Cuci fasilitas atau Memenuhi
Tangan sarana untuk Syarat
dan Sabun mencuci apabila (≥
tangan yang 70%)
dilengkapi
dengan sabun
dan air 2. Tidak
mengalir. Memenuhi
Syarat
apabila (<
70%)
Penyediaa Tersedianya Observasi Checklist 1. Ordinal
n Air sarana air Memenuhi
Bersih bersih yang Syarat
disediakan apabila (≥
untuk 70%)
kegiatan
mencuci
tangan dan 2. Tidak
keperluan di Memenuhi
toilet. Syarat
apabila (<
70%)
39

Faktor Penguat (Reinforcing Factor) :


Peraturan Tersedianya Wawancara Checklist 1. Ordinal
peraturan Menerapkan
atau apabila
kebijakan rentang
tentang nilai (> 5)
Perilaku
Hidup Bersih
dan Sehat 2. Tidak
(PHBS) Menerapkan
pedagang di apabila
Pasar Jaya rentang
Pesanggrahan nilai (≤ 5)
.
BAB 5
METODE PENELITIAN

5.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bersifat deskriptif, yaitu untuk
mengetahui gambaran penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

5.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pasar Pesanggrahan terletak di Jalan Garuda, RT. 007
RW. 014 Kelurahan Pesanggrahan Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan,
Provinsi DKI Jakarta.

5.3 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Januari-Juli Tahun 2023.

5.4 Populasi dan Sampel

Berikut populasi dan sampel yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

40
41

5.4.1 Populasi Penelitian

Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian yang
mengandung informasi yang ingin diketahui. Populasi adalah jumlah keseluruhan
dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi juga diartikan keseluruhan
individu yang menjadi acuan hasil-hasil penelitian akan berlaku. Sedangkan sampel
adalah sebagian dari populasi yang mana ciri-cirinya diselidiki atau diukur (25).

Populasi dalam penelitian ini yaitu berjumlah 47 pedagang di Pasar Jaya


Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

5.4.2 Sampel Penelitian

Sedang sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang memberikan keterangan
atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian, dengan kata lain sampel adalah
himpunan bagian dari populasi (25).

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang berjumlah 47
pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan

5.5 Pengumpulan data

Data primer dan data sekunder dalam penelitian ini sebagai berikut:

5.5.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung seperti observasi dan
wawancara dengan menggunakan alat bantu berupa checklist yang mengacu pada
Permenkes No. 17 Tahun 2020 tentang Pasar Sehat dan kuesioner mengenai Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
42

5.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan peneliti dari tempat penelitian/pihak
institusi terkait. Dalam penelitian ini data sekunder yang penulis peroleh dari
pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, yaitu profil pasar, visi dan misi, struktur
organisasi, letak geografis pasar, sarana dan prasarana, jumlah pedagang, jumlah
pengelola, dan jumlah kios serta los di Pasar Jaya Pesanggrahan.

5.6 Pengolahan dan Analisi Data

5.6.1 Pengolahan data

1. Editing

Editing merupakan tahap awal yang dimana pada tahap ini dilakukan
pengecekan kembali terhadap kelengkapan data identitas responden, kejelasan
data seperti tulisan yang dapat terbaca dengan jelas, relevasi data yaitu apakah
jawaban yang ditulis relevan dengan pertanyaan, serta konsistensi data untuk
melihat apakah jawaban dari beberapa pertanyaan yang berhubungan konsisten.

2. Coding

Berikutnya adalah tahap pengkodean (coding) dengan mengkasifikasikan


jawaban dari responden ke dalam kategori-kategori, yaitu merubah data yang
awalnya dalam bentuk huruf menjadi data dalam bentuk angka

3. Scoring

Pada tahap ini dilakukan pemberian bobot nilai atau skor untuk masing-masing
pilihan jawaban dari responden yang kemudian jumlah dihitung dengan
persentase.

4. Transfering/Entry Data
43

Di tahap ini data dipindahkan ke dalam format pengumpulan data atau


memeproses data untuk di analisis. Entry data bisa dilakukan secara manual
ataupun dengan menggunakan program komputer.

5. Tabulasi

Tabulasi merupakan kegiatan penataan data yang kemudian data di susun


dengan membuat table distribusi frekuensi berdasarkan kriteria.

6. Analisis Data

Analisis data adalah upaya memberikan makna terhadap data mentah yang telah
dikumpulkan dan diolah sehingga data tersebut dapat memeberikan
informasi (26).

Berikut perhitungan data untuk penilaian di Pasar Jaya Pesanggrahan :

1. Penilaian Kuesioner Pengetahuan dan Sikap

Sistem penilaian dalam kuesioner yang digunakan oleh penulis mengacu pada J.
Supranto (2000:64) (27). Dalam penilaian kuesioner, hasil data kuesioner pertanyaan
yang tersedia meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan memiliki bobot nilai sebagai
berikut :

a. Jawaban yang dianggap paling benar “a” memiliki bobot nilai 2

b. Jawaban yang dianggap mendekati benar “b” memiliki bobot nilai 1

c. Jawaban yang dianggap paling tidak benar “c” memiliki bobot nilai 0

1) Mencari nilai tertinggi dan terendah :

a. Nilai Tertinggi : 2 (bobot) x 10 (jumlah pertanyaan) = 20

b. Nilai Terendah : 0 (bobot) x 10 (jumlah pertanyaan) = 0

2) Menentukan banyaknya kelas.

Terdapat 3 kelas diantaranya yaitu kategori baik, cukup baik, dan kurang baik.
44

3) Mencari interval kelas yaitu sebagai berikut :

Xn−Xi
C=
K

20−0
C= =6 , 67
3

Keterangan:

C = Kelas Interval

Xn = Nilai Tertinggi

Xi = Nilai Terendah

K = Banyak Kelas

Didapatkan hasil interval kelas sebesar 6,67. Maka dikategorikan sebagai


berikut:

Tabel 5.1

Kategori Penilaian Kuesioner Pengetahuan dan Sikap


Tahun 2023

Rentang Nilai Kategori

14 – 20 Baik

7 – 13 Cukup Baik

0–6 Kurang Baik

2. Penilaian Tindakan

Penilaian tindakan pada pedagang yaitu menggunakan checklist dilakukan dengan


cara observasi lapangan dan ditinjau dari 6 indikator PHBS pedagang berdasarkan
45

ruang lingkup penelitian ini. Pada penilaian checklist, kelompok hasil penilaian
dikelompokkan dengan mengetahui jumlah jawaban “Ya” dan “Tidak” yaitu:

1) Menentukan bobot pada jawaban

a. Pilihan jawaban “Ya” memiliki bobot nilai 1

b. Pilihan jawaban “tidak” memiliki bobot nilai 0

2) Menentukan nilai tertinggi dan terendah

Pada kategori tindakan terdapat 10 item, maka penilaian nilai checklist sebagai
berikut :

a. Nilai maksimal 1 x 10 item = 10


b. Nilai minimum 0 x 10 item = 0

3) Menentukan banyaknya kelas

Yaitu terdiri dari 3 kelas dengan katerogi baik, cukup baik, dan kurang baik.

4) Mencari interval kelas (besar kelas) sebagai berikut:

Xn−Xi
C=
K

10−0
C= =3 ,33
3

Keterangan:

C = Kelas Interval

Xn = Nilai Tertinggi

Xi = Nilai Terendah

K = Banyak Kelas

Didapatkan hasil interval kelas sebesar 3,33. Maka dikategorikan sebagai


berikut:
46

Tabel 5.2

Kategori Penilaian Checklist Tindakan


Tahun 2023

Rentang Nilai Kategori

8 – 10 Baik

4–7 Cukup Baik

0–3 Kurang Baik

3. Penilaian Checklist Gambaran PHBS Pedagang


Dalam penilaian checklist yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini,
penilaian mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 17 Tahun 2020
Tentang Pasar Sehat, sebagai berikut:

1) Menetukan bobot penilaian

a. Pilihan jawaban “Ya” memiliki bobot nilai 1

b. Pilihan jawaban “Tidak” memiliki bobot nilai 0

2) Menentukan nilai tertinggi dan terendah

Penilaian checklist mengenai gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(PHBS) ada 6 item, maka untuk menentukan nilai tertinggi dan terendah
sebagai berikut:

a. Nilai maksimal 1 x 6 item = 6

b. Nilai minimum 1 x 0 item = 0


47

3) Menentukan banyaknya kelas :

Yaitu terdiri dari 3 kelas dengan katerogi baik, cukup baik, dan kurang baik.

4) Menentukan interval kelas sebagai berikut:

Xn−Xi
C=
K

6−0
C= =2
3

Keterangan:

C = Kelas Interval

Xn = Nilai Tertinggi

Xi = Nilai Terendah

K = Banyak Kelas

Didapatkan hasil interval kelas sebesar 2. Maka dikategorikan sebagai


berikut:

Tabel 5.3

Kategori Penilaian Checklist Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tahun 2023

Rentang Nilai Kategori

5–6 Baik

3–4 Cukup Baik

0–2 Kurang Baik


48

4. Pada Checklist Sarana dan Prasarana

Terdapat 3 sarana dan prasarana yang di amati, yaitu Sarana Penyediaan Air
Bersih, Sarana Tempat Cuci Tangan, dan Sarana Tempat Pembuangan Sampah
yang dimana checklist sarana dan prasarana mengacu pada Permenkes No. 17
Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat.

Rumus perhitungan checklist menurut J. Supranto, yaitu :

Jumlah jawaban ya
× 100 %
Jumlah total pertanyaan

Penilaian hasil checklist dilihat dari jumlah jawaban “Ya” di bagi menjadi 2
kategori, sebagai berikut:

Tabel 5.4

Kategori Penilaian Checklist Sarana dan Prasarana


Tahun 2023

Rentang Nilai Kategori

≥ 70% Memenuhi Syarat

< 70% Tidak Memenuhi Syarat

5. Cheklist Tentang Peraturan

Pada checklist mengenai peraturan terdapat 10 item pertanyaan, sebagai faktor


penguat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pedagang pasar. Pada penilaian
checklis tentang peraturan, kelompok hasil penilaian dikelompokkan dengan
mengetahui jumlah jawaban “Ada” dan “Tidak Ada” yaitu :
49

1) Menentukan bobot pada jawaban

a. Pilihan jawaban “Ada” memiliki bobot nilai 1

b. Pilihan jawaban “Tidak Ada” memiliki bobot nilai 0

2) Menentukan nilai tertinggi dan terendah

Pada kategori tindakan terdapat 10 item, maka penilaian nilai checklist sebagai
berikut:

a. Nilai maksimal 1 x 10 item = 10

b. Nilai minimum 0 x 10 item = 0

3) Menentukan banyaknya kelas

Yaitu terdiri dari 2 kelas dengan katerogi menerapkan dan kategori tidak
menerapkan.

4) Mencari interval kelas (besar kelas) sebagai berikut:

Xn−Xi
C=
K

10−0
C= =5
2

Keterangan:

C = Kelas Interval

Xn = Nilai Tertinggi

Xi = Nilai Terendah

K = Banyak Kelas

Didapatkan hasil interval kelas sebesar 5. Maka dikategorikan sebagai berikut:


50

Tabel 5.5

Kategori Penilaian Checklist Peraturan


Tahun 2023

Rentang Nilai Kategori

>5 Menerapkan

≤5 Tidak Menerapkan

5.6.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan penulis pada penelitian ini yaitu dengan melakukan
pemeriksaan menggunakan kuesioner pada aspek pengetahuan dan sikap, checklist
pada aspek tindakan, penilaian checklist sarana dan prasarana, dan checklist
peraturan. Selanjutnya data yang telah diperoleh akan dilakukan pengolahan data
dalam bentuk tabel tunggal beserta narasi kemudian dilakukan analisis yang
mengacu pada Permenkes No. 17 Tahun 2020 tentang Pasar Sehat dan literatur
lainnya yang berhubungan dengan penelitian sebagai data peunjang
BAB 6
HASIL PENELITIAN

6.1 Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pedagang

Tabel 6.1
Responden Berdasarkan Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pedagang di
Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

No. PHBS Jumlah Persentase (%)


1. Baik 19 40,4
2. Cukup Baik 18 38,3
3. Kurang Baik 10 21,3
Total 47 100
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023

Berdasarkan tabel 6.1 di diketahui pedagang memiliki PHBS kategori baik 19


pedagang (40,4%), kemudian pedagang memiliki PHBS dalam kategori cukup baik
18 pedagang (38,3%), dan pedagang memiliki PHBS dalam kategori kurang baik 10
pedagang (21,3%)

51
52

6.1.1 Pedagang Menggunakan APD Sesuai Dengan Pekerjaannya

Tabel 6.2
Responden Berdasarkan Perilaku Pedagang Menggunakan APD Sesuai Dengan
Pekerjaannya di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

Ya Tidak Persentase
No. Variabel Total
Jumlah % Jumlah % (%)

Pedagang
menggunakan
APD sesuai
dengan
1. pekerjaannya 13 27,7 34 72,3 47 100
antara lain sepatu
boot, sarung
tangan, celemek,
penutup rambut.
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023

Berdasarkan tabel 6.2, diketahui pedagang tidak menggunakan APD sesuai dengan
pekerjaannya 34 pedagang (27,7%), sedangkan pedagang menggunakan APD sesuai
dengan pekerjaannya 13 pedagang (13%).
53

6.1.2 Cuci Tangan Dengan Sabun

Tabel 6.3
Responden Berdasarkan Perilaku Pedagang Cuci Tangan Dengan Sabun di
Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

Ya Tidak Persentase
No. Variabel Total
Jumlah % Jumlah % (%)

Pedagang cuci
1. tangan dengan 28 59,6 19 40,4 47 100
sabun.
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023

Berdasarkan tabel 6.3, diketahui pedagang melakukan cuci tangan dengan sabun 28
pedagang (59,6%), sedangkan pedagang yang tidak cuci tangan dengan sabun13
pedagang (13%).

6.1.3 Tidak Merokok di Area Pasar

Tabel 6.4
Responden Berdasarkan Perilaku Pedagang Tidak Merokok
di Area Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

Ya Tidak Persentase
No. Variabel Total
Jumlah % Jumlah % (%)

Pedagang tidak
1. merokok di area 31 66,0 16 34,0 47 100
pasar.
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023
54

Berdasarkan tabel 6.4 diketahui pedagang tidak merokok di area pasar 31 pedagang
(66,0%), sedangkan pedagang yang merokok di area pasar 16 pedagang (34,0%).

6.1.4 Tidak Membuang Sampah Sembarangan

Tabel 6.5

Responden Berdasarkan Perilaku Pedagang Tidak Membuang Sampah


Sembarangan di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

Ya Tidak Persentase
No. Variabel Total
Jumlah % Jumlah % (%)

Pedagang tidak
1. membuang sampah 42 89,4 5 10,6 47 100
sembarangan.
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023

Berdasarkan tabel 6.5, diketahui pedagang tidak membuang sampah sembarangan 42


pedagang (89,4%), sedangkan pedagang yang membuang sampah sembarangan 5
pedagang (10,6%).
55

6.1.5 Tidak Meludah dan Membuang Dahak Sembarangan

Tabel 6.6

Responden Berdasarkan Perilaku Pedagang Tidak Meludah dan Membuang


Dahak Sembarangan di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan Tahun 2023

Ya Tidak Persentase
No. Variabel Total
Jumlah % Jumlah % (%)

Pedagang tidak
meludah dan
1. 37 78,7 10 21,3 47 100
membuang dahak
sembarangan
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023

Berdasarkan tabel 6.6, diketahui pedagang tidak meludah dan membuang dahak
sembarangan 37 pedagang (78,7%), sedangkan pedagang yang meludah dan
membuang dahak sembarangan 10 pedagang (21,3%).

6.1.6 Menggunakan Masker Pada Saat Batuk, Bersin dan Pilek

Tabel 6.7
Responden Berdasarkan Perilaku Pedagang Menggunakan Masker
Pada Saat Batuk, Bersin, dan Pilek
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

Ya Tidak Persentase
No. Variabel Total
Jumlah % Jumlah % (%)

Pedagang
menggunakan
1. masker pada saat 25 53,2 22 46,8 47 100
batuk, bersin, dan
pilek.
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023
56

Berdasarkan tabel 6.7, diketahui pedagang menggunakan masker pada saat batuk,
bersin, dan pilek 25 pedagang (53,2%), sedangkan pedagang yang tidak
menggunakan masker pada saat batuk, bersin, dan pilek 22 pedagang (46,8%).

6.2 Faktor Predisposisi

6.2.1 Pengetahuan

Tabel 6.8
Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pedagang
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

No. Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


1. Baik 46 97,9
2. Cukup Baik 1 2,1
3. Kurang Baik 0 0
Total 47 100
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023

Berdasarkan tabel 6.8, diketahui pedagang memiliki tingkat pehetahuan mengenai


PHBS dalam kategori baik 46 pedagang (97,9%), kemudian pedagang memiliki
tingkat pengetahuan mengenai PHBS dalam kategori cukup baik 1 pedagang (2,1%),
dan tidak ada pedagang yang memiliki tingkat pengetahuan mengenai PHBS dalam
kategori kurang baik.
57

6.2.2 Sikap

Tabel 6.9
Responden Berdasarkan Tingkat Sikap Pedagang
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

No. Sikap Jumlah Persentase (%)


1. Baik 35 74,5
2. Cukup Baik 12 25,5
3. Kurang Baik 0 0
Total 47 100
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023

Berdasarkan tabel 6.9, diketahui pedagang memiliki tingkat sikap mengenai PHBS
dalam kategori baik 35 pedagang (74,5%), kemudian pedagang memiliki tingkat
sikap mengenai PHBS dalam kategori cukup baik 12 pedagang (25,5%), dan tidak
ada pedagang yang memiliki tingkat sikap mengenai PHBS dalam kategori kurang
baik.

6.2.3 Tindakan

Tabel 6.10
Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Pedagang
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

No. Tindakan Jumlah Persentase (%)


1. Baik 13 27,7
2. Cukup Baik 31 66,6
3. Kurang Baik 3 6,4
Total 47 100
58

Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023

Berdasarkan tabel 6.10, diketahui pedagang memiliki tingkat tindakan mengenai


PHBS dalam kategori cukup baik 31 pedagang (66,6%), kemudian pedagang
memiliki tingkat tindakan mengenai PHBS dalam kategori baik 13 pedagang
(27,7%), dan pedagang memiliki tingkat tindakan mengenai PHBS dalam kategori
kurang baik 3 pedagang (6,4%).

6.3 Faktor Pemungkin

6.3.1 Sarana Penyediaan Air Bersih

Tabel 6.11
Mengenai Sarana Penyediaan Air Bersih
Di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

No Sarana Penyediaan Air Bersih Jumlah Persentase (%)


.
1. Memenuhi Syarat 5 100%
2. Tidak Memenuhi Syarat 0 0%
Total 5 100%
Sumber: Data Primer Terolah Tahun 2023

Berdasarkan tabel 6.11, diketahui 5 sarana penyediaan air bersih yang ada di Pasar
Jaya Pesanggrahan telah memenuhi syarat dengan persentase 100%, dan tidak
terdapat sarana penyediaan air bersih yang tidak memenuhi syarat. Hal ini mengacu
pada Permenkes No.17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yang dimana sarana
prasarana memenuhi syarat apabila presentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa
bila persentase < 70%.
59

6.3.2 Sarana Tempat Cuci Tangan

Tabel 6.12
Mengenai Sarana Tempat Cuci Tangan
Di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

No Sarana Tempat Cuci Tangan Jumlah Persentase (%)


.
1. Memenuhi Syarat 16 100 %
2. Tidak Memenuhi Syarat 0 0%
Total 16 100%
Sumber: Data Primer Terolah Tahun 2023

Berdasarkan tabel 6.12, diketahui dari 16 sarana cuci tangan yang ada di Pasar Jaya
Pesanggrahan telah memenuhi syarat dengan persentase 100%, dan tidak terdapat
sarana tempat cuci tangan yang tidak memenuhi syarat. Hal ini mengacu pada
Permenkes No.17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yang dimana sarana prasarana
memenuhi syarat apabila presentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa bila
persentase < 70%.

6.3.2 Sarana Tempat Pembuangan Sampah

Tabel 6.13
Mengenai Sarana Tempat Pembuangan Sampah
Di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

No Sarana Tempat Pembuangan Jumlah Persentase (%)


. Sampah
1. Memenuhi Syarat 0 0%
2. Tidak Memenuhi Syarat 1 100 %
Total 1 100%
Sumber: Data Primer Terolah Tahun 2023
60

Berdasarkan tabel 6.13, diketahui dari 1 sarana tempat pembuangan sampah yang ada
di Pasar Jaya Pesanggrahan tidak memenuhi syarat dengan persentase 0%, dan tidak
terdapat sarana tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat. Hal ini mengacu
pada Permenkes No.17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yang dimana sarana
prasarana memenuhi syarat apabila presentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa
bila persentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa bila persentase < 70%.

6.4 Faktor Pendorong

6.4.1 Peraturan

Tabel 6.14
Responden Mengenai Peraturan PHBS Pedagang
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023

No. Peraturan Jumlah Persentase (%)


1. Menerapkan 10 21,3
2. Tidak Menerapkan 37 78,7
Total 47 100
Sumber : Data Primer Terolah Tahun 2023

Berdasarkan tabel 6.14, diketahui pedagang masuk dalam kategori tidak menerapkan
peraturan mengenai PHBS 37 pedagang (78,7%), sedangkan pedagang yang masuk
dalam kategori menerapkan peraturan mengenai PHBS 10 pedagang (21,3%).
BAB 7
PEMBAHASAN

Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Penulis mengamati 6 dari 10 indikator Penerapan Hidup Bersih dan Sehat


(PHBS) pedagang di karenakan ketika penulis melakukan observasi
pendahuluan, ditemukan 6 permasalahan dari 10 indikator Penerapan Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) pedagang.

2. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan metode wawancara langsung


kepada pedagang sehingga kebenaran data bergantung pada kejujuran responden
saat menjawab pertanyaan yang penulis ajukan, kecuali tindakan yang diamati
langsung oleh penulis.

7.1 Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pedagang

Berdasarkan hasil penelitian, gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, diketahui bahwa dari 47 pedagang
didapatkan hasil yaitu 19 pedagang (40,4%) masuk dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan sudah masuk dalam
kategori baik, tetapi masih ada indikator-indikator yang tidak di terapkan oleh
beberapa pedagang, misalnya seperti masih banyak pedagang yang tidak
menggunakan APD, tidak menggunakan masker pada saat batuk, bersin, dan pilek,
merokok di area pasar, meludah dan membuang dahak sembarangan, tidak cuci
tangan menggunakan sabun, dan membuang sampah sembarangan. Hal ini terjadi
karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

61
62

(PHBS) pedagang yang dilihat dari faktor predisposisi seperti pengetahuan, sikap,
dan tindakan pedagang terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi
pedagang. Kemudian faktor pemungkin seperti sarana dan prasarana yang belum
mendukung untuk pedagang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
misalnya tidak tersedia sabun cuci tangan di setiap sarana tempat cuci tangan, tempat
sampah yang terbuka dan tidak kedap air terkadang masih menggunakan peti.

Dikutip dari buku Notoatmodjo, 2007, perilaku adalah suatu kegiatan dari makhluk
hidup, jadi perilaku manusia yaitu suatu tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah seperangkat perilaku yang
dilakukan berdasarkan kesadaran sebagai hasil belajar yang membuat individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat (secara mandiri) mampu menolong diri sendiri
dan berperan aktif dalam penyelenggaraan kesehatan masyarakat. PHBS terdiri dari 5
tatanan, salah satunya adalah tempat-tempat umum yaitu seperi pasar. Terdapat
indikator PHBS pedagang yang tercantum di dalam Permenkes No. 17 Tahun 2020
Tentang Pasar Sehat yaitu : pedagang menggunakan alat pelindung diri sesuai
dengan pekerjaannya antara lain sepatu boot, sarung tangan, celemek, penutup
rambut, cuci tangan dengan sabun, tidak merokok di area pasar, tidak buang sampah
sembarangan, tidak meludah dan buang dahak sembarangan, menggunakan masker
pada saat batuk, bersin, pilek.

Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat para pedagang yaitu
dengan mengadakan penyuluhan atau pembinaan promosi kesehatan tentang
indikator PHBS pedagang di pasar. Kemudian menyediakan fasilitas yang memadai,
yaitu selalu menyediakan sabun di setiap sarana tempat cuci tangan, menyediakan
tempat sampah yang kedap air dan tertutup, dan memperbaiki fasilitas yang rusak
jika ada. Serta faktor pendorong seperti tidak diterapkannya peraturan-peraturan
terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) oleh pengelola dan pedagang, tidak
adanya penyuluhan atau pembinaan terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
63

kepada pedagang, dan tidak adanya sanksi untuk pedagang yang tidak menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di pasar.

7.1.1 Pedagang Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Sesuai Pekerjaannya

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pedagang


sesuai pekerjaannya antara lain sepatu boot, sarung tangan, celemek, penutup rambut
di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, diketahui dari 47 responden (pedagang),
didapatkan hasil bahwa pedagang yang tidak menggunakan APD sesuai
pekerjaannya antara lain sepatu boot, sarung tangan, celemek, penutup rambut
pekerjaannya yaitu sebanyak 34 pedagang (72,3%).

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penggunaaan Alat Pelindung Diri (APD),


13 dari 36 pedagang yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) hanya
menggunakan celemek saja. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan pedagang
tentang pentingnya penggunaan APD. Pedagang berasumsi bahwa penggunaan APD
hanya untuk mencegah pakaian mereka terkena kotor.

Menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat, Alat Pelindung Diri
(APD) pada pedagang merupakan seperangkat alat yang di kenakan pedagang seperti
sepatu boot sarung tangan, celemek, penutup rambut terutama pedagang karkas
daging/unggas, ikan, dan pemotong unggas. Penggunaan APD sangat penting karena
berfungsi untuk melindungi tubuh dari pontensi bahaya, kecelakaan kerja, penularan
penyakit pada pedagang dan pengunjung, serta mengurangi kontaminasi pada bahan
pangan. Untuk itu penggunaan penggunakan Alat Pelindung Diri (APD) pedagang
sesuai jenis dengan pekerjaannya sangat penting diterapkan. Adanya pedagang yang
tidak menggunakan APD juga dikarenakan masih kurangnya pengawasan dari
pengelola pasar untuk memberikan sanksi kepada pedagang yang tidak menggunakan
APD.
64

Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan penggunaan APD para pedagang yaitu dengan
mengadakan penyuluhan atau pembinaan promosi kesehatan tentang indikator PHBS
pedagang di pasar, menempelkan slogan ajakan untuk menggunakan APD saat
berdagang, dan memberlakukan sanksi kepada pedagang yang tidak menggunakan
APD.

7.1.2 Cuci Tangan Pakai Sabun

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui dari 47 responden (pedagang), didapatkan


hasil bahwa pedagang yang melakukan cuci tangan dengan sabun sebanyak 28
pedagang (59,6%).

Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang telah diperoleh,sarana temopat cuci
tangan berfunngsi dengan baik, air mengalir dengan lancar, dan berada di tempat
yang strategis, tetapi masih terdapat 19 pedagang yang tidak mencuci tangan dengan
sabun, hal ini dikarenakan tidak tersedianya sabun di sarana tempat cuci tangan,
kurangnya pengetahuan terhadap dampak yang dapat ditimbulkan jika tidak mencuci
tangan dengan sabun dan juga kurangnya kesadaran pedagang terhadap pentingnya
melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Beberapa sudah pedagang membawa
sabun sendiri jika sabun di sarana tempat cuci tangan sudah habis atau tidak tersedia,
tetapi ada beberapa pedagang juga yang mencuci tangan dengan air mengalir saja
tidak menggunakan sabun karena merasa menggunakan air mengalir saja sudah
cukup.

Menurut Kemenkes RI, terdapat prinsip-prinsip cuci tangan pakai sabun antara lain,
cuci tangan dengan air mengalir saja tidak cukup untuk membunuh kuman penyebab
penyakit di tangan, cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir cara paling
mudah untuk melindungi diri dari penyakit, cuci tangan pakai sabun dilakukan
selama 40-60 detik dengan menerapkan langkah-langkah cuci tangan yang benar,
65

mencuci tangan pada saat waktu-waktu penting seperti sebelum dan sesudah makan,
serta sebelum dan setelah melayani pembeli (28).

Menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat, salah satu indikator
PHBS pedagang adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan menggunakan air
mengalir dan langkah yang benar sangat penting diterapkan oleh pedagang untuk
mencegah terjadinya risiko keracunan karena kontaminasi makanan dari kuman,
virus, dan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya penyebaran penyakit kepada
pedagang maupun pengunjung. Penyakit yang bisa timbul akibat dari tidak
melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan menggunakan air mengalir
yaitu diare dan keracunan makanan. Oleh karena itu, cuci tangan menggunakan air
saja tidak cukup untuk membunuh kuman penyebab penyakit, harus dengan
menggunakan sabun juga.

Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan penerapan cuci tangan dengan sabun para pedagang
yaitu dengan selalu menyediakan sabun di setiap sarana tenpat cuci tangan,
dilakukan pengawasan rutin terhadap ketersediaan sabun dan pedagang supaya mau
menerapkan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan memeriksa sarana tempat cuci
tangan secara berkala. Serta memberikan penyuluhan atau pembinaan promosi
kesehatan tentang indikator PHBS pedagang di pasar, menempelkan slogan ajakan
untuk selalu mencuci tangan dengan sabun, dan poster langkah-langkah cuci tangan.

7.1.3 Tidak Merokok di Area Pasar

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui dari 47 responden (pedagang), didapatkan


hasil bahwa sebagian besar pedagang tidak merokok di area pasar yaitu sebanyak 31
pedagang (66,0%).

Berdasarkan hasil pengamatan, umumnya kegiatan merokok di area pasar dilakukan


oleh pedagang laki-laki yang biasanya merokok saat berdagang ataupun pada saat
pasar sudah sepi pengunjung. Sebagian besar pedagang sudah mengetahui bahaya
66

dari merokok tetapi mereka tetap melakukannya. Menurut mereka merokok sudah
menjadi kebiasaan dan untuk menghilangkan stress.

Tidak merokok di area pasar merupakan salah satu indikator PHBS pedagang di
pasar menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat. Merokok di
tempat-tempat umum seperti pasar yang banyak dikunjungi orang merupakan
perilaku yang tidak baik karena bisa membuat rasa tidak nyaman kepada orang lain
yang ada di sekitarnya. Asap rokok sangat berbahaya bagi diri sendiri yang
mengkonsumsi maupun orang lain di sekitarnya yang menghirup asap rokok yang
bisa disebut juga menjadi perokok pasif, karena bisa menyebabkan timbulnya
penyakit seperti gangguan tingkat kesuburan dan gangguan pernafasan. Oleh karena
itu, sangat penting untuk menerapkan tidak merokok di area pasar.

Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan kesadaran pedagang mengenai bahaya merokok atau
akibat yang bisa ditimbulkan dari merokok yaitu dengan memberikan penyuluhan
atau pembinaan promosi kesehatan, menempelkan poster dilarang merokok dan
memberlakukan sanksi kepada pedagang yang merokok di area pasar.

7.1.4 Tidak Membuang Sampah Sembarangan

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui dari 47 responden (pedagang), didapatkan


hasil bahwa sebagian besar pedagang tidak membuang sampah sembarangan yaitu
sebanyak 42 pedagang (89,4%).

Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian besar pedagang sudah membuang sampah


pada tempatnya yang telah disediakan di beberapa titik pada los dan kios. Tersedia
tempat sampah di setiap los, tetapi tidak tersedia tempat sampah di setiap kios ada
beberapa tempat sampah diletakkan di lorong pasar. Terdapat petugas kebersihan
yang rutin mengangkut sampah ke TPS jika sampah di tempat sampah sudah penuh.
67

Tidak hanya petugas kebersihan yang membersihkan sampah, tetapi juga pentingnya
pengetahuan pedagang terhadap bahaya dari membuang sampah sembarangan dan
kesadaran dari pedagang itu sendiri untuk menjaga kebersihan dengan tidak
membuang sampah sembarangan. Wadah tempat sampah di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan, beberapa sudah menggunakan tempat sampah
berbahan plastik yang kedap air, tetapi ada juga tempat sampah dari dirigen, tong
besi, dan peti kayu dan seluruh tempat sampah tidak memiliki tutup, sehingga tempat
sampah tidak memenuhi persyaratan.

Menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat, tempat sampah yang
harus disediakan di pasar yaitu tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air,
tertutup, dan mudah diangkat. Dari melakukan sikap tidak membuang sampah
sembarangan maka bisa menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, dan sehat.
Membuang sampah sembarangan merupakan perilaku yang tidak baik, karena dapat
menimbulkan penumpukan sampah yang bisa menyebabkan terjadinya penularan
penyakit, mencemari lingkungan sekitar, menimbulkan bau yang tidak sedap dan
membuat lingkungan menjadi kotor, serta sampah yang menumpuk bisa menjadi
tempat perindukan vektor penyakit.

Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan penerapaan perilaku tidak membuang sampah pada
tempatnya yaitu dengan menambahkan memperbanyak tempat sampah misalnya di
setiap kios, menyediakan tempat sampah yang kedap air, tertutup, mudah diangkat,
dan dibedakan sesuai jenisnya. Kemudian untuk meningkatkan kesadaran pedagang
mengenai masalah yang akan timbul jika membuang sampah sembarangan yaitu
dengan memberikan memberikan penyuluhan atau pembinaan promosi kesehatan,
menempelkan poster dilarang membuang sampah sembarangan, menempelkan
slogan ajakan membuang sampah pada tempatnya dan memberlakukan sanksi kepada
pedagang yang membuang sampah sembarangan di area pasar.
68

7.1.5 Tidak Meludah dan Membuang Dahak Sembarangan

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui dari 47 responden (pedagang), didapatkan


hasil bahwa pedagang yang tidak meludah dan membuang dahak sembarangan yaitu
sebanyak 37 pedagang (78,7%).

Berdasarkan hasil pengamatan, pedagang sudah membuang ludah dan dahak di


tempat yang seharusnya yaitu toilet, tidak di sembarang tempat. Namun, masih
terdapat juga pedagang yang meludah dan membuang dahak sembarangan umumnya
pedagang laki-laki, dikarenakan rasa malas pedagang untuk pergi ke toilet jika
meludah dan membuang dahak dan menganggap hal itu sudah menjadi kebiasaan.
Hal ini karena kurangnya pengetahuan pedagang terkait dampak yang dapat
ditimbulkan jika meludah atau membuang dahak sembarangan.

Tidak meludah dan membuang dahak sembarangan merupakan salah satu indikator
PHBS pedagang di pasar menurut Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar
Sehat. Ketika membuang ludah atau dahak sembarangan, maka ludah atau dahak
tersebut bisa terinjak-injak oleh orang lain yang dapat menimbulkan penularan
penyakit karena bakteri atau kuman yang ada di ludah atau dahak dapat menyebar
dan hidup dalam waktu yang lama. Penyakit yang bisa disebabkan akibat membuang
ludah atau dahak sembarangan yaitu TBC yang bisa menular antar manusia dari air
liur. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan membuang ludah dan dahak
di tempat yang seharusnya seperti di toilet untuk mencegah timbulnya penyakit
menular dari ludah dan dahak yang dibuang sembarangan.

Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan penerapan tidak membuang ludah atau dahak
sembarangan atau membuang ludah atau dahak harus di toilet yaitu dengan
69

memberikan penyuluhan atau pembinaan promosi kesehatan tentang indikator PHBS


pedagang di pasar, menempelkan poster dilarang membuang ludah atau dahak
sembarangan, dan memberlakukan sanksi untuk pedagang yang membuang ludah
atau dahak sembarangan.

7.1.6 Menggunakan Masker Pada Saat Batuk, Bersin dan Pilek

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui dari 47 responden (pedagang), didapatkan


hasil bahwa pedagang yang menggunakan masker pada saat batuk, bersin, dan pilek
yaitu sebanyak 25 pedagang (53,2%).

Berdasarkan hasil pengamatan, hampir setengah dari seluruh pedangan yang ada di
Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan tidak memakai masker saat sakit seperti
batuk, bersin, dan pilek. Alasan pedagang tidak memakai masker saat sakit yaitu sulit
untuk bernafas, panas, dan ribet jika harus terus memakai masker. Tidak adanya
teguran oleh pengelola pasar terkait pedagang harus menggunakan masker saat
sedang sakit juga membuat pedagang malas untuk menggunakan maskernya.
Pemberlakuan aturan yang ketat pedagang wajib menggunakan masker pada saat
virus covid-19 saja dan kebiasaan penggunaan masker sudah tidak dilakukan setelah
peraturan pemerintah terkait penggunaan masker untuk mecegah terjadinya
penularan virus covid-19 dilonggarkan.

Penggunaan masker masker pada saat batuk, bersin, dan pilek sangat penting
diterapkan oleh pedagang di pasar, karena merupakan salah satu indikator PHBS
pedagang di pasar tercantum di dalam Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar
Sehat. Penggunaan masker untuk orang yang sedang sakit dapat mencegah terjadinya
penyebaran penyakit dari satu individu ke individu lain, baik ke sesama pedagang
maupun ke pengunjung yang sebelumnya dalam kondisi yang sehat menjadi ikut
tertular penyakit.
70

Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, untuk meningkatkan penerapan menggunakan masker pada saat batuk,
bersin, dan pilek yaitu dengan memberikan himbauan kepada pedagang untuk
memakai masker saat sedang batuk, bersin, dan pilek, memberikan penyuluhan atau
pembinaan promosi kesehatan tentang indikator PHBS pedagang di pasar,
menempelkan slogan ajakan menggunaan masker saat sedang sakit, dan
menempelkan poster pentingnya menggunakan masker untuk orang yang sedang
sakit.

7.2 Faktor Presdiposisi

7.2.1 Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pengetahuan pedagang mengenai Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan,
diketahui bahwa dari 47 pedagang didapatkan hasil yaitu 46 pedagang (97,9%)
masuk dalam kategori baik, 1 pedagang (2,1%) masuk dalam kategori cukup baik,
dan tidak ada pedagang yang masuk dalam kategori kurang baik.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, hampir seluruh pedagang di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan mempunyai pengetahuan yang baik tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di pasar dan ada 1 dari 47 pedagang yang
pengetahuannya cukup baik. Pertanyaan pada kuesioner yang digunakan meliputi 6
indikator PHBS pedagang di pasar yaitu penggunaan APD, CTPS, tidak merokok di
area pasar, tidak membuang sampah sembarangan, tidak meludah dan membuang
dahak sembarangan, serta menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek dan
penyakit yang dapat timbul di pasar jika pedagang tidak menerapkan PHBS di pasar.
Dengan hasil tingkat pengetahuan yang baik, maka diharapkan pedagang memiki
perilaku yang baik juga terhadap penerapan PHBS di pasar.
71

Pengetahuan adalah hasil pemahaman seseorang dan itu terjadi setelah orang
merasakan objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan ditangkap oleh manusia
melalui mata dan telinga mereka. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk perilaku seseorang (over behavior). Tingkat pengetahuan
dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil pemahaman dan ingatan yang dimiliki
serta dialami oleh pedagang pasar tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pemahaman seseorang biasanya berasal dari informasi yang mereka dapatkan dan
pengalaman seseorang didapatkan dari lingkungan sekitarnya sehingga dapat
menambah wawasan seseorang.

Hal ini sejalan dengan penelitian Ahmad Faizal Rangkuti dkk (2020) dalam jurnal
kesehatan yang berjudul Kajian Pengetahuan, Sikap dan Persepsi Pedagang Tentang
Kualitas Kesehatan Lingkungan Pasar Giwangan Yogyakarta, bahwa pedagang
sudah memiliki pengetahuan baik. Pengetahuan merupakan proses mengingat
kembali apa yang pernah dialami oleh seseorang. Pengetahuan sangat penting
dalam menentukan perilaku seseorang, apabila seseorang memahami dan mengingat
kembali sesuatu hal dengan baik maka akan terbentuk pengetahuan yang baik.
Pengetahuan mengenai sanitasi baik hal ini didukung oleh kuatnya ingatan seseorang
dalam mengingat sesuatu hal yang pernah dialaminya. Pengetahuan pedagang
tentang sanitasi diperoleh dari berbagai informasi yang ada, ketika seseorang
menerima suatu informasi maka akanmenambah wawasannya sehingga
pengetahuan tentang sanitasi semakin meningkat (29).

Upaya yang sebaiknya dilakukan pihak pengelola pasar yaitu meningkatkan


pengetahuan pedagang mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan
melakukan penyuluhan atau pembinaan kepada pedagang.

7.2.2 Sikap

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat sikap pedagang mengenai Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS) di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, diketahui
72

bahwa dari 47 pedagang didapatkan hasil yaitu 35 pedagang (74,5%) masuk dalam
kategori baik, 12 pedagang (25,5%) masuk dalam kategori cukup baik, dan tidak ada
pedagang yang masuk dalam kategori kurang baik.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, sebagian besar pedagang di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan tingkat sikapnya masuk dalam kategori baik, tetapi
masih ada pedagang yang tingkat sikapnya masuk dalam kategori cukup baik. Hal ini
dikarenakan kurangnya pemahaman dan kesadaran pedagang terhadap pentingnya
penggunaan APD untuk melindungi diri dari bahaya dan kecelakaan kerja, Cuci
Tangan Menggunakan Sabun (CTPS) agar terhindar dari penyakit, menggunakan
masker pada saat batuk, bersin, pilek supaya tidak menyebarkan penyakit ke orang
lain, kemudian tidak merokok di area pasar agar tidak membahayakan orang lain,
tidak membuang sampah sembarangan untuk menjaga kebersihan lingkungan pasar,
tidak meludah atau membuang dahak sembarangan dan memeriksa kesehatan setiap
6 bulan sekali.

Sikap adalah kemauan atau kesediaan untuk bertindak, bukan realisasi motif tertentu.
Suatu sikap belum merupakan suatu tindakan, tetapi suatu kecenderungan terhadap
perilaku sikap dari suatu tindakan perilaku. Seseorang seringkali dapat menunjukkan
perubahan dalam tindakannya yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang
dapat berubah ketika mereka mendapatkan lebih banyak informasi tentang sesuatu
hal (24). Sikap responden berasal dari apa yang mereka ketahui dan alami, baik ketika
sedang menempuh pendidikan maupun di lingkungan masyarakat. Jadi sikap sangat
berkaitan erat dengan pengetahuannya untuk membentuk tindakan seseorang.

Hal ini sejalan dengan penelitian Nur Annisa (2021) yang berjudul PHBS Pedagang
Pasar Induk Minasa Maupa Pada Masa Pandemi Covid-19, bahwa pedagang sudah
memiliki sikap positif, dalam penelitian ini terdapat pendapat Notoatmodjo (2014),
yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang juga memengaruhi tindakan positif
mereka tentang penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pengetahuan
73

merupakan dasar yang penting untuk tindakan seseorang, dan itu sendiri penting
untuk mendukung psikis dan perilaku seseorang setiap hari, sehingga pengetahuan
mendukung tindakan seseorang (30).

Upaya yang sebaiknya dilakukan pihak pengelola pasar untuk mengubah sikap dari
pedagang yaitu dengan dilakukan penyuluhan atau pembinaan kepada pedagang,
serta memperbanyak poster dan slogan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) serta dampaknya jika tidak menerapkan PHBS di pasar agar pedagang bisa
paham dan lebih peduli mengenai kesehatan diri sendiri maupun lingkungannya.

7.2.3 Tindakan

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat sikap pedagang mengenai Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS) di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, diketahui
bahwa dari 47 pedagang didapatkan hasil yaitu 31 pedagang (66,6%) masuk dalam
kategori cukup baik, 13 pedagang (27,7%) masuk dalam kategori baik, dan 3
pedagang (6,4%) masuk dalam kategori kurang baik.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, pada tingkat tindakan paling banyak
pedagang masuk dalam kategori cukup baik, hal tersebut dikarenakan dari hasil
pengamatan terhadap pedagang, masih banyak pedagang yang tidak menerapkan 6
indikator PHBS pedagang yang tercantum dalam Permenkes No. 17 Tahun 2020
Tentang Pasar Sehat yaitu penggunaan APD, CTPS, tidak merokok di area pasar,
tidak membuang sampah sembarangan, tidak meludah dan membang dahak
sembarangan, serta menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek. Hal ini
terjadi karena suatu kondisi, seperti kurangnya faktor pemungkin misal, tidak
tersedia sabun di sarana tempat cuci tangan yang mengakibatkan pedagang tidak
mencuci tangan menggunakan sabun dan kurangnya faktor pendorong seperti
peraturan dari pengelola pasar serta slogan dan poster terkait penerapan PHBS
pedagang, yang mengakibatkan pedagang malas untuk menerapkan PHBS.
74

Ketika seseorang mengetahui suatu objek kesehatan dan kemudian memberikan


penilaian atau pendapat tentang apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan
seseorang untuk bertindak atau mempraktekkan apa yang diketahuinya. Seseorang
seringkali dapat menunjukkan perubahan dalam tindakannya yang bertentangan
dengan sikapnya. Faktor pendukung seperti fasilitas sarana dan prasarana sangat
penting untuk menunjang penerapan PHBS.

Hal ini sejalan dengan penelitian Nur Annisa (2021) yang berjudul PHBS Pedagang
Pasar Induk Minasa Maupa Pada Masa Pandemi Covid-19, bahwa pedagang sudah
memiliki tindakan baik, Lawrence Green menyatakan bahwa dalam bertindak ada
sejumlah variabel yang memengaruhi sebuah tindakan; ini termasuk pengetahuan,
sikap, dan praktik itu sendiri, serta sumber daya, fasilitas, dukungan, dan
motivasi (30).

Upaya yang sebaiknya dilakukan pihak pengelola pasar untuk mengubah tindakan
dari pedagang yaitu perlu diadakan pengawasan kepada pedagang terkait penerapan
PHBS di pasar, mempertegas sanksi yang ada terkait PHBS di pasar, agar pedagang
mau untuk menerapkan dan mengimplementasikan penerapan PHBS melalui
tindakannya.

7.3 Faktor Pemungkin

7.3.1 Sarana Penyediaan Air Bersih

Berdasarkan hasil penelitian dan data checklist yang diperoleh mengenai sarana dan
prasarana di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan diketahui bahwa 5 sarana
penyediaan air bersih telah memenuhi syarat dengan masing-masing penyediaan air
bersih memiliki persentase 100% dengan persentase dari jumlah keseluruhan sarana
penyediaan air bersih yang telah memenuhi syarat 100%, yang mengacu pada
Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yaitu dapat dikategorikan
75

memenuhi syarat apabila persentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa bila
persentase < 70%.

Berdasarkan hasil observasi mengenai sarana penyediaan air bersih, di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan memiliki 5 penampungan air (tandon) yaitu 1 tandon
memiliki kapasitas 10.000 liter yang terletak di samping bangunan pasar dan 2
tandon yang masing-masing memiliki kapasitas 2.500 liter yang terletak di atas
bangunan pasar, dan 2 tandon untuk di 1 wastafel depan gedung pasar dan 1 wastafel
di pintu samping lantai dasar dengan masing-masing tandon berkapasitas 200 liter,
jika ditotalkan seluruh penyimpanan air berkapasitas 15.400 liter. Sarana penyediaan
air bersih sudah memenuhi 3 item cheklist yaitu sudah tersedia air bersih dengan
jumlah yang cukup untuk kegiatan di pasar sehari-hari yaitu 15 liter/orang/hari dan
mengalir dengan lancar di sarana tempat cuci tangan maupun di toilet, kran air atau
sarana tempat cuci tangan sudah disediakan di tempat yang mudah di jangkau, yaitu
2 wastafel di depan bangunan pasar, 1 wastafel di pintu samping lantai 1, 1 wastafel
di pintu samping lantai dasar, 4 kran air yag terletak di masing-masing los daging,
ayam potong, serta ikan, 1 wastafel diantara los bahan pangan basah, 2 kran air di los
kelapa, 3 kran air di musholla, dan 2 wastafel di toilet untuk memudahkan pedagang
maupun pengunjung melakukan kegiatan CTPS, dan kondisi air sudah bersih seperti
tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.

Upaya yang sebaiknya dilakukan pihak pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan untuk mempertahankan sarana penyediaan air bersih yang sudah memenuhi
syarat yaitu dengan melakukan pengawasan rutin terhadap ketersediaan air setiap
harinya dan pemeriksaan berkala terhadap kran air, sarana tempat cuci tangan, dan
kualitas air di pasar.

7.3.2 Sarana Tempat Cuci Tangan

Berdasarkan hasil penelitian dan data checklist yang diperoleh mengenai sarana dan
prasarana di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan diketahui bahwa 16 sarana
76

tempat cuci tangan telah memenuhi syarat dengan masing-masing sarana tempat cuci
tangan memiliki persentase 75% dengan persentase dari jumlah keseluruhan sarana
tempat cuci tangan yang telah memenuhi syarat 100%, yang mengacu pada
Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yaitu dapat dikategorikan
memenuhi syarat apabila persentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa bila
persentase < 70%.

Berdasarkan hasil observasi, sarana tempat cuci tangan sudah tersedia air mengalir
dengan jumlah yang cukup yaitu sudah tersedia kran air atau sarana tempat cuci
tangan sudah disediakan di tempat yang mudah di jangkau, yaitu 2 wastafel di depan
bangunan pasar, 1 wastafel di pintu samping lantai 1, 1 wastafel di pintu samping
lantai dasar, 4 kran air yag terletak di masing-masing los daging, ayam potong, serta
ikan, 1 wastafel diantara los bahan pangan basah, 2 kran air di los kelapa, 3 kran air
di musholla, dan 2 wastafel di toilet. Tempat cuci tangan berada di tepat yang mudah
di jangkau oleh pedagang maupun pengunjung untuk memudahkan mereka
melakukan CTPS, sarana tempat cuci tangan juga dalam kondisi yang bersih, tetapi
tidak tersedia sabun di semua sarana tempat cuci tangan. Berdasarkan informasi
pedagang saat di wawancara, selalu tersedia sabun pada saat pandemi virus covid-19
untuk penerapan protokol kesehatan 5M, tetapi karena sekarang peraturan mengenai
pandemi virus covid-19 sudah dilonggarkan jadi terkadang tidak terdapat sabun di
sarana tempat cuci tangan jika sabun sudah habis.

Upaya yang sebaiknya dilakukan pihak pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan untuk meningkatkan sarana tempat cuci tangan yang belum memenuhi syarat
yaitu dengan melakukan pengawasan rutin terhadap ketersediaan sabun di setiap
sarana tempat cuci tangan dan pemeriksaan berkala terhadap kran air, sarana tempat
cuci tangan, dan kualitas air di pasar.

7.3.3 Sarana Tempat Pembuangan Sampah

Berdasarkan hasil penelitian dan data checklist yang diperoleh mengenai sarana dan
prasarana di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan diketahui bahwa Sarana
77

Tempat Pembuangan Sampah tidak memenuhi syarat dengan masing-masing


persentase 60% dengan persentase dari jumlah keseluruhan sarana tempat tempat
pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat 100%, yang mengacu pada
Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat yaitu dapat dikategorikan
memenuhi syarat apabila persentase ≥ 70% dan tidak memenuhi syarat apa bila
persentase < 70%.

Berdasarkan hasil observasi, Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan memiliki TPS
dengan volume 700m3 dan sampah diangkut dari TPS ke TPA 1 kali dalam seminggu
pada hari sabtu, berdasarkan wawancara dengan petugas kebersihan di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan walaupun pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
dilakukan 1 kali dalam seminggu, sampah tidak sampai melebihi kapasitas TPS
karena jumlah pedagang dan pengunjung yang sangat sedikit, kemudian TPS tidak
menimbulkan bau tetapi terkadang jika sampah sudah hampir penuh dan belum di
angkut, TPS menimbulkan bau yang tidak sedap, hanya saja bau tersebut tidak
masuk ke dalam gedung pasar, tidak terdapat sampah yang berserakan karena
petugas kebersihan pasar rutin membersihkan sampah di area pasar, sudah tersedia
tempat sampah yang kedap air di los tetapi tempat sampah tidak tertutup dan ada
yang tempat sampahnya masih menggunakan peti kayu. Tetapi tidak ada tempat
sampah di setiap kios tetapi tersedia tempat sampah di beberapa titik di lorong dan
mudah dijangkau oleh pedagng maupun pembeli dan tidak ada pemilahan sampah
sesuai dengan jenisnya.

Upaya yang sebaiknya dilakukan pihak pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta
Selatan untuk meningkatkan sarana tempat pembuangan sampah yang belum
memenuhi syarat yaitu dengan melakukan pengawasan terhadap kapasitas sampah di
TPS agar tidak melebihi kapasitas, melakukan pengecekan dan menjaga kebersihan
TPS, menyediakan tempat sampah yang tertutup, kedap air, dan mudah diangkat,
menyediakan tempat sampah di setiap kios, serta menyediakan tempat sampah kering
dan basah.
78

7.4 Faktor Pendorong

7.4.1 Peraturan

Berdasarkan hasil penelitian, mengenai penerapan peraturan tentang Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS) di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, diketahui
bahwa dari 47 pedagang didapatkan hasil yaitu 37 pedagang (78,8%) masuk dalam
kategori tidak menerapkan, 10 pedagang (21,3%) masuk dalam kategori menerapkan.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dengan metode wawancara kepada pedagang,
didapatkan hasil bahwa 37 pedagang tidak menerapkan peraturan mengenai PHBS,
hal ini dikarenakan banyaknya pedagang yang belum tahu adanya peraturan pasar
sehat, peraturan mengenai indikator PHBS pedagang, apakah ada sanksi atau tidak
jika tidak menerapkan PHBS, tidak tahu ada atau tidaknya peraturan tertulis
mengenai PHBS, merasa tidak pernah ada penyuluhan ataupun pembinaan kepada
pedagang terkait penerapan PHBS di pasar, dan tidak adanya pihak yang mengawasi
penerapan PHBS para pedagang. Untuk peraturan tertulis sendiri sebenarnya sudah
ada yaitu poster-poster yang di tempel di beberapa bagian area pasar, tetapi masih
banyak pedagang yang tidak tahu adanya poster tersebut atau isi dari poster tersebut
dan untuk sanksi sendiri pengelola terkadang menegur kepada pedagang yang
merokok di area pasar, membuang sampah sembarangan, meludah atau membuang
dahak sembarangan, tidak menggunakan APD, dan tidak menggunakan masker tetapi
pada saat pandemi virus covid-19 saja.
79

Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola pasar yaitu melakukan penyuluhan
ataupun pembinaan kepada pedagang mengenai indikator PHBS pedagang yang
harus mereka terapkan dengan berlandaskan peraturan yang ada seperti Permenkes
No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat dan membuat peraturan tertulis baru
kemudian di sosialisasikan kepada pedagang. Dilakukan pengawasan rutin mengenai
keberlangsungan penerapan PHBS pedagang dan membuat sanksi yang lebih tegas
agar pedagang mau menerapkan PHBS di pasar.
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis terkait penerapan Perilaku Hidup Bersi dan
Sehat (PHBS) pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan, di dapatkan
hasil yaitu:

8.1.1 Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Dari 6 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pedagang yang mengacu
pada Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tetang Pasar Sehat di Pasar Jaya Pesanggrahan,
Jakarta selatan di dapatkan hasil yaitu sebanyak 19 pedagang (40,4%) masuk dalam
kategori baik.

Dari keseluruhan responden sebanyak 47 pedagang, terdapat pedagang tidak


menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan pekerjaannya yaitu
sebanyak 34 pedagang (27,7%), pedagang melakukan cuci tangan dengan sabun
yaitu sebanyak 28 pedagang (59,6%), pedagang tidak merokok di area pasar yaitu
sebanyak 31 pedagang (66,0%), pedagang tidak membuang sampah sembarangan
yaitu sebanyak 42 pedagang (89,4%), pedagang tidak meludah dan membuang dahak
sembarangan yaitu sebanyak 37 pedagang (78,7%), pedagang menggunakan masker
pada saat batuk, bersin, dan pilek yaitu sebanyak 25 pedagang (53,2%).

80
81

8.1.2 Faktor Predisposisi

Dari keseluruhan responden sebanyak 47 pedagang, didapatkan hasil yaitu 46


pedagang (97,9%) memiliki pengetahuan baik, 35 pedagang (74,5%) memiliki sikap
baik, 31 pedagang (66,6%) memiliki tindakan cukup baik.

8.1.3 Faktor Pemungkin

Dari hasil chekcklist faktor pemungkin sarana dan prasarana di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan didapatkan hasil dari 3 sarana dan prasarana yang
diamati di Pasar Jaya Pesanggrahan didapatkan hasil bahwa terdapat 5 sarana
penyediaan air bersih dengan persentase 100% yang telah memenuhi syarat, 16
sarana tempat cuci tangan telah memenuhi syarat dengan masing-masing sarana
tempat cuci tangan memiliki persentase 75% dengan persentase dari jumlah
keseluruhan sarana tempat cuci tangan yang telah memenuhi syarat 100%, sarana
Tempat Pembuangan Sampah tidak memenuhi syarat dengan masing-masing
persentase 60% dengan persentase dari jumlah keseluruhan sarana tempat tempat
pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat 0%, yang mengacu pada
Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat.

8.1.4 Faktor Pendorong

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebanyak 37 pedagang (78,7%) masuk
dalam kategori tidak menerapkan peraturan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) baik peraturan dari Permenkes No. 17 Tahun 2020 Tentang Pasar
Sehat ataupun peraturan tertulis yang dibuat oleh pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan,
Jakarta Selatan.
82

8.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah didapat, adapun penulis memberikan
saran antara lain:

1) Saran Untuk Pedagang di Pasar Jaya Pesaggrahan, Jakarta Selatan

1. Selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di pasar


seperti mengunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan jenis
pekerjaannya seperti sepatu boot, sarung tangan, celemek, penutup rambut,
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak merokok di area pasar,
tidak membuang sampah sembarangan, tidak meludah dan membuang
dahak sembarangan, menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek
untuk melindungi diri maupun orang lain dari penyebaran penyakit menular
dan menciptakan kondisi lingkungan pasar yang sehat, bersih, aman, dan
nyaman.

2. Membawa sabun pribadi jika tidak tersedia sabun di wastafel pasar.

3. Menyediakan tempat sampah sendiri untuk di tempat jualan masing-masing


yang kedap air dan tertutup.

4. Membawa masker ataupun tissue jika sedang dalam keadaan bersin, batuk,
pilek.

5. Saling mengingatkan kepada sesama rekan pedagang untuk selalu


menerapkan PHBS dan menegur jika ada yang melanggar.

6. Selalu mematuhi peraturan yang dibuat oleh pengelola pasar.

2) Saran Untuk Pengelola Pasar Jaya Pesaggrahan, Jakarta Selatan

1. Melakukan penyuluhan ataupun pembinaan mengenai kesehatan terutama


indikator PHBS di pasar kepada para pedagang.
83

2. Mempertahankan sarana penyediaan air bersih yang sudah memenuhi syarat


yaitu dengan melakukan pengawasan rutin terhadap ketersediaan air setiap
harinya dan pemeriksaan berkala terhadap kran air, sarana tempat cuci
tangan, dan kualitas air di pasar.

3. Meningkatkan sarana tempat cuci tangan yang belum memenuhi syarat yaitu
dengan melakukan pengawasan rutin terhadap ketersediaan sabun di setiap
sarana tempat cuci tangan dan pemeriksaan berkala terhadap kran air, sarana
tempat cuci tangan, dan kualitas air di pasar.

4. Meningkatkan sarana tempat pembuangan sampah yang belum memenuhi


syarat yaitu dengan melakukan pengawasan terhadap kapasitas sampah di
TPS agar tidak melebihi kapasitas, melakukan pengecekan dan menjaga
kebersihan TPS, menyediakan tempat sampah yang tertutup, kedap air, dan
mudah diangkat, menyediakan tempat sampah di setiap kios, menyediakan
tempat sampah kering dan basah, dan melakukan pengangkutan sampah dari
TPS ke TPA minimal.

5. Membuat peraturan tertulis mengenai penerapan PHBS kemudian


disosialisasikan kepada pedagang.

6. Memberlakukan sanksi kepada pedagang yang tidak menaati atau


menerapkan peraturan yang berlaku.

7. Memperbanyak poster dan slogan terkait informasi PHBS di Pasar.


84

DAFTAR PUSTAKA

1. Marinda D, Ardillah Y. Implementasi Penerapan Sanitasi Tempat-tempat Umum Pada


Rekreasi Benteng Kuto Besak Kota Palembang. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
INDONESIA. 2019 Oct 2;18(2):89.

2. Menteri Perdagangan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Perdagangan Republik


Indonesia Nomor : 53/M-DAG/PER/12/2008 Tentang Pedoman Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. 2008.

3. Presiden Republik Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112


Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan
dan Toko Modern. 2007.

4. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Pasar Sehat. 2020.

5. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pasar Sehat Rakyat Sehat [Internet]. 2010
[cited 2023 May 3]. Available from: kemenkes.go.id/article/print/1140/pasar-sehat-
rakyat-sehat.html

6. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. PHBS [Internet]. 2016 [cited 2023 May 2].
Available from: https://promkes.kemenkes.go.id/phbs

7. Efendi Rusman, Jihan Nada Alya Syifa. Status Kesehatan Pasar Ditinjau dari Aspek
Sanitasi dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) pada Pasar Ciputat dan Pasar
Modern BSD Kota Tangerang Selatan. 2019 Jul 3;IX.

8. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 Tentang Pedoman Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2011.
85

9. Mariani Y. Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Pedagang Di Pasar
Oeba Kota Kupang Tahun 2020. 2021 [cited 2023 May 12]; Available from:
//skripsi.undana.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1782&keywords=

10. Widianti Wahyu Nurul. Studi Deskriptif Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pada Pedagang di Pasar Curug Tangerang Tahun 2022 [Internet]. Jakarta; 2022 Jul
[cited 2023 May 12]. Available from:
https://perpus.poltekkesjkt2.ac.id/setiadi/index.php?
p=show_detail&id=8012&keywords=PASAR+CURUG

11. Marlinae L, Laily Khairiyati M, Fauzie Rahman M, Nur Laily M. Buku Ajar Dasar-
Dasar Kesehatan Lingkungan. 2019.

12. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/4788/2021 tentang Standar Profesi Tenaga
Sanitasi Lingkungan. 2021.

13. Ansik M, Sambiran S, Waworundeng W. Strategi Perusahaan Daerah Dalam


Penataan Pasar Pinasungkulan Manado di Era Pandemi Covid 19. JURNAL
GOVERNANCE. 2021;1(1).

14. Irfan Muhammad. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dan Personal Higiene
dengan Gejala Tinea Manum Pada Penjual Ikan di Pasar Tavip Kota Binjai. 2021;

15. Presiden Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun


1962 Tentang Hygiene untuk Usaha-Usaha Bagi Umum [Internet]. 1962. Available
from: www.bphn.go.id

16. Rizal M, Program Studi Magister Pendidikan BiologiUniversitas Syiah Kuala J.


MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI
GAMPONG COT SIREN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN. Jurnal
Biology Education Page. 8(2).

17. Risnawaty G, Administrasi D, Kesehatan K, Kesehatan F. FAKTOR


DETERMINAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA
MASYARAKAT DI TANAH KALIKEDINDING DETERMINANT FACTOR OF
86

HANDWASHING WITH SOAP (CTPS) IN PEOPLE ON THE TANAH


KALIKEDINDING.

18. Tris A, Sari O, Ramdhani N, Eliza M. EMPATI DAN PERILAKU MEROKOK DI


TEMPAT UMUM. 2003.

19. PIO GAMA Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada. Jangan Meludah
Sembarangan. 2017.

20. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jenis Pemeriksaan Kesehatan Berkala Untuk
Cek Kondisi Tubuh Anda. 2019.

21. Na’imah Shylma. Pentingnya Memakai Masker Saat Flu. 2022.

22. Pratama R, Sahnan M. ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN


PEDAGANG DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA-DELI SERDANG. Jurnal
Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Publik. 2019;1(1).

23. Wulandari Kusrini, Kusumawati Siti, Budianto Wakhyono. Serial Buku Ajar
Kesehatan Lingkungan, Pemberdayaan Masyarakat. 2011th ed. 2011.

24. Notoatmodjo Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. 2010th ed. 2010.

25. Hartini Windadari Murni RCDYArinta. Metodologi Penelitian dan Statistik. 2019.

26. Irmawartini, Nurhaedah. Metodologi Penelitian. 2017.

27. Supranto J M. Statistik Teori dan Aplikasi. 6th ed. Sihombing Tulus AS, editor.
Erlangga; 2000.

28. Nurali Imran A. Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun.

29. Rangkuti Ahmad Faizal, Musfirah, Febriyanti. Kajian Pengetahuan, Sikap Dan
Persepsi Pedagang Tentang Kualitas Kesehatan Lingkungan Pasar. Jurnal Kesehatan.
2020;3(3).

30. Kesehatan S, Jurusan M, Masyarakat K, Kedokteran F, Kesehatan I, Alauddin U, et


al. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PEDAGANG PASAR
INDUK MINASA MAUPA’ PADA MASA PANDEMI COVID-19. 2021.
87
Lampiran I

Surat Permohonan Izin Penelitian


Lampiran II

Surat Balasan Izin Penelitian

Sumber : Data Sekunder Pasar Jaya Pesanggrahan Terolah Tahun 2023


Lampiran III

Surat Pengajuan Ethical Clearence


Lampiran IV

Turnitin
Lampiran V

Struktur Organisasi Pengelola Pasar Jaya Pesanggrahan

Sumber : Data Sekunder Pasar Jaya Pesanggrahan Terolah Tahun 2023


Lampiran VI

Denah Kios dan Los Lantai Dasar Pasar Jaya Pesanggrahan

Sumber : Data Sekunder Pasar Jaya Pesanggrahan Terolah Tahun 2023


Lampiran VII

Denah Kios dan Los Lantai 1 Pasar Jaya Pesanggrahan

Sumber : Data Sekunder Pasar Jaya Pesanggrahan Terolah Tahun 2023


Lampiran VIII

Checklist Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pedagang

CHECKLIST GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


(PHBS) PADA PEDAGANG
DI PASAR JAYA PESANGGRAHAN, JAKARTA SELATAN
TAHUN 2023

No. Variabel Ya Tidak Keterangan

Pedagang menggunakan
1.
APD

Cuci tangan pakai sabun


2.
(CTPS)

Tidak merokok di area


3.
pasar

Tidak membuang sampah


4.
sembarangan

Tidak meludah dan buang


5.
dahak sembarangan

Menggunakan masker
6. pada saat batuk, bersin,
pilek.
Lampiran IX

Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Kepada Pedagang

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(PHBS) PADA PEDAGANG

DI PASAR JAYA PESANGGRAHAN, JAKARTA SELATAN

TAHUN 2023

I. DATA KHUSUS

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

II. DATA UMUM

Petunjuk pengisian :

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama, kemudian pilihlah jawaban


yang menurut anda benar

2. Berilah tanda ( X ) pada slaah satu jawaban yang menurut anda benar

3. Setiap pertanyaan hanya diisi satu jawaban

PENGETAHUAN

1. Menurut anda apa manfaat dari penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di pasar bagi para pedagang?
a. Menciptakan kondisi lingkungan yang sehat, bersih, nyaman, dan
aman

b. Meningkatkan status gizi masyarakat

c. Mengendalikan stress dan mengurangi kecemasan

2. Menurut anda penyakit apa yang berpotensi menyebar di pasar apabila


tidak dilakukannya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?

a. Influenza

b. TBC

c. Sakit mata

3. Yang merupakan salah satu indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di pasar yaitu?

a. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan jenis


pekerjaannya

b. Menggunakan jamban sehat

c. Memberi ASI eksklusif

4. Saat kita sedang sakit flu atau batuk petutnya memakai?

a. Masker

b. Sapu tangan

c. Tissue

5. Menurut and acara mencuci tangan yang benar ialah?

a. Menggunakan air mengalir dan sabun

b. Menggunakan air minum

c. Menggunakan air di tempat penampungan


6. Menurut anda apa dampak bagi kesehatan dari membuang sampah
sembarangan?

a. Penyebaran penyakit

b. Menimbulkan bau dan kotor

c. Menghalangi jalan

7. Saat meludah atau membuang dahak sebaikya dilakukan dimana?

a. Di kamar mandi

b. Di tissue

c. Di jalan

8. Menurut anda, penyakit apa yang dapat timbul bila merokok?

a. Gangguan tingkat kesuburan

b. Influenza

c. Diare

9. Menurut anda, saat membuang ludah atau dahak sembarangan penyakit


apayang bisa muncul?

a. TBC

b. Asma

c. DBD

10. Menurut anda, jika kita tidak menerapkan cuci tangan dengan benar
dampak penyakit apa yang mucul?

a. Diare

b. Anemia

c. Diabetes
SIKAP

1. Apakah anda mencuci tangan terlebih dahulu sebelum dan setelah


melayani pembeli?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak Pernah

2. Apakah anda merokok di area pasar?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Selalu

3. Apakah anda sebelum meninggalkan tempat jualan dalam keadaan bersih


dan rapih?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

4. Apakah anda pernah membuang ludah atau dahak di jalan?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang

c. Selalu

5. Apakah anda mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun?

a. Selalu
b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

6. Apakah anda mencuci tangan selama 30 – 60 detik?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

7. Apakah anda memakai masker jika sedang sakit seperti batuk atau pilek?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak Pernah

8. Apakah anda membuang sampah di tempat sampah?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

9. Apakah anda mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah makan/

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

10. Apakah anda memeriksa kesehatan minimal 6 bulan sekali?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah
Lampiran X

Checklist Tindakan Kepada Pedagang

CHECKLIST PREDISPOSISI TINDAKAN PEDAGANG DALAM

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

DI PASAR JAYA PESANGGRAHAN, JAKARTA SELATAN

TAHUN 2023

I. DATA KHUSUS

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

II. DATA UMUM

No. Variabel yang diamati Ya Tidak Keterangan

1. Apakah pedagang karkas


daging/unggas, ikan dan
pemotong unggas serta pekerja
menggunakan APD sesuai
dengan pekerjaannya antara
lain sepatu boot, sarung tangan,
celemek, penutup rambut?

Apakah pedagang selalu


2. mencuci tangan menggunakan
sabun?

Apakah pedagang mencuci


3. tangan sebelum dan setelah
melayani pembeli?

Apakah pedagang mencuci


4.
tangan pada air yang mengalir?

Apakah pedagang tidak


5.
merokok di area pasar?

Apakah pedagang membuang


6. sampah pada tempat yang telah
di sediakan?

Apakah tidak ada sampah yang


7. menumpuk di area tempat
pedagang berjualan?

Apakah pedagang selalu


membuang sampah ke tempat
8. penampungan sementara (TPS)
apabila tempat sampah sudah
penuh?

Apakah pedagang tidak


meludah/membuang dahak
9. sembarangan seperti pergi ke
toilet apabila ingin
meludah/membuang dahak?
Apakah pedagang
menggunakan masker saat
10.
sakit seperti batuk, pilek, dan
bersin di area pasar?
Lampiran XI

Checklist Ketersediaan Sarana dan Prasarana

CHECKLIST KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA

DI PASAR JAYA PESANGGRAHAN, JAKARTA SELATAN

TAHUN 2023

No Variabel Ya Tidak Keterangan


.
1. Sarana Penyediaan Air Bersih
a. Tersedia air bersih
dengan jumlah yang
cukup dan mengalir
dengan lacar
b. Kran air terletak di
tempat yang strategis
dan mudah di
jangkau
c. Air yang digunakan
harus bersih, tidak
berwarna, tidak
berbau, dan tidak
berasa
2. Sarana Tempat Cuci Tangan
a. Tersedia tempat cuci
tangan dengan air
mengalir dengan
jumlah yang cukup
b. Dilengkapi sabun,

c. Dijaga kebersihannya
d. Terletak di lokasi
yang mudah di
jangkau
3. Tempat Pembuangan Sampah
a. Mempunyai Tempat
Penampungan
Sampah Sementara
(TPS)
b. TPS tidak bau, tidak
ada sampah
berserakan
c. Tersedia tempat
sampah di setiap kios
d. Tersedia tempat
sampah di los pasar
e. Ada pemisahan
sampah basah dan
sampah kering
Lampiran XII

Checklist Peraturan

CHECKLIST TENTANG PERA TURAN TENTANG PENERAPAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PEDAGANG

DI PASAR JAYA PESANGGRAHAN, JAKARTA SELATAN

TAHUN 2023

I. DATA UMUM

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

II. DATA KHUSUS

Petunjuk Pengisian :

a. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik dan benar

b. Berikan tanda ceklis ( √ ) pada salah satu kolom jawaban ada/tidak ada

Tidak
No. Variabel Ada Keterangan
Ada
Apakah ada peraturan yang
1.
mengatur tentang pasar sehat?

Apakah ada peraturan tentang


2. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat pada pedagang di pasar?

Apakah ada peraturan tertulis


mengenai Perilaku Hidup
3. Bersih dan Sehat yang dibuat
oleh pengelola Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan?

Apakah ada sanksi yang


diberikan oleh pengelola pasar
4. jika pedagang merokok di area
Pasar Jaya Pesanggrahan,
Jakarta Selatan?

Apakah ada sanksi yang


diberikan oleh pengelola pasar
jika pedagang membuang
5.
sampah tidak pada tempatnya
di Pasar Jaya Pesanggrahan,
Jakarta Selatan?

6. Apakah ada sanksi yang


diberikan oleh pengelola pasar
jika pedagang tidak
menggunakan APD sesuai
dengan pekerjaannya seperti
sepatu boot, sarung tangan,
celemek, penutup rambut di
Pasar Jaya Pesanggrahan,
Jakarta Selatan?

Apakah ada sanksi yang


diberikan oleh pengelola pasar
jika pedagang tidak
7. menggunakan masker pada
saat batuk, bersin, pilek di
Pasar Jaya Pesanggrahan,
Jakarta Selatan?

Apakah ada pihak yang


mengawasi mengenai
pelaksaan tentang peraturan
8.
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat pedagang di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan?

Apakah ada penyuluhan atau


pembinaan kepada pedagang
mengenai penerapan peraturan
tentang Perilaku Hidup Bersih
9.
dan Sehat di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan
yang dilaksanakan oleh
pengelola pasar?

Apakah ada poster tentang


Perilaku Hidup Bersih dan
10.
Sehat di Pasar Jaya
Pesanggrahan, Jakarta Selatan?
Lampiran XIII
Output SPSS Hasil Penelitian

Output SPSS Hasil Penelitian Gambaran Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Pedagang di Pasar Jaya Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Tahun 2023
1. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pedagang

Gambaran PHBS Pedagang


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 19 40.4 40.4 40.4
Cukup Baik 18 38.3 38.3 78.7
Kurang Baik 10 21.3 21.3 100.0
Total 47 100.0 100.0

Pedagang menggunakan APD


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 34 72.3 72.3 72.3
Ya 13 27.7 27.7 100.0
Total 47 100.0 100.0

Cuci tangan dengan sabun


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 19 40.4 40.4 40.4
Ya 28 59.6 59.6 100.0
Total 47 100.0 100.0
Tidak merokok di area pasar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 16 34.0 34.0 34.0
Ya 31 66.0 66.0 100.0
Total 47 100.0 100.0

Tidak membuang sampah sembarangan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 5 10.6 10.6 10.6
Ya 42 89.4 89.4 100.0
Total 47 100.0 100.0

Tidak meludah dan buang dahak sembarangan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 10 21.3 21.3 21.3
Ya 37 78.7 78.7 100.0
Total 47 100.0 100.0

Menggunakan masker pada saat batuk, bersin, pilek


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 22 46.8 46.8 46.8
Ya 25 53.2 53.2 100.0
Total 47 100.0 100.0
2. Faktor Predisposisi

Pengetahuan Pedagang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 46 97.9 97.9 97.9
Cukup Baik 1 2.1 2.1 100.0
Total 47 100.0 100.0

Sikap Pedagang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 35 74.5 74.5 74.5
Cukup Baik 12 25.5 25.5 100.0
Total 47 100.0 100.0

Tindakan Pedagang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 13 27.7 27.7 27.7
Cukup Baik 31 66.0 66.0 93.6
Kurang Baik 3 6.4 6.4 100.0
Total 47 100.0 100.0

3. Faktor Pendorong

Peraturan PHBS di pasar


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Menerapkan 10 21.3 21.3 21.3
Tidak Menerapkan 37 78.7 78.7 100.0
Total 47 100.0 100.0
DOKUMENTASI

Sarana tempat pembuangan sampah yang tidak tertutup dan ada yang masih
menggunakan peti kayu

Sarana tempat cuci tangan yang tidak terdapat sabun


Kondisi di beberapa los

Sarana penyediaan air dan kondisi air


Poster dilarang merokok dan langkah-langkah cuci tangan pakai sabun

Wawancara kuesioner ke pedagang


Kondisi TPS

You might also like