You are on page 1of 9

LK 3.

1 Menyusun Best Practices


Nama : Diyah Januati
No. UKG : 201503129368
NIM : 4101022101
Universitas Negeri Semarang

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Lokasi SMP Negeri 5 Ambarawa


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan hasil belajar peserta didik
menggunakan model pembelajaran project based
learning “Membuat Pot Bangun Ruang” dalam
pembelajaran matematika kelas VII materi bangun
ruang.
Penulis Diyah Januati
Tanggal 7 Januari 2023
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah :
Kondisi yang menjadi latar Menurur Syahrir, (2015) Tidak adanya interaksi timbal balik
belakang masalah, mengapa antara guru dan siswa yang menyebabkan proses
praktik ini penting untuk pembelajaran berjalan satu arah yang menyebabkan
dibagikan, apa yang menjadi keterampilan berfikir siswa kurang aktif.
peran dan tanggung jawab Guru yang hanya menyampaikan materi dengan ceramah
anda dalam praktik ini.
tanpa melibatkan peserta didik membuat pembelajaran
kurang hidup. Peserta didik akan mudah lupa dengan konsep
yang langsung diberikan guru tanpa mengaplikasikannya.
Dengan model pembelajarn project based learning nantinya
peserta didik akan bisa menerapkan konsep teori matemtika
pada benda kontekstual. Dengan cara ini diharapkan
nantinya peseta didik akan mudah mengingat konsep
sehingga hasil belajarnya meningkat

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan:


Praktik ini penting untuk dibagikan karena akan
meberikan pengetahuan pada pembaca bahwa
dengan model project based learning peserta didik
akan mampu menerapkan teori matematika sehingga
hasil belajar meningkat.
Dengan praktik ini juga pembaca akan tahu alur
pembelajaran dengan model project based learning,
sehingga bisa mengguakannya dalam proses
pembelajaran.
Praktik project based learning membuat pot bangun
ruang ini juga bisa digunakan sebagai referensi tugas
praktik peseta didik dalam pembelajaran matematika.
Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda
dalam praktik ini :
1. Mengidentifikasi masalah yang ditemukan saat
pembelajaran di kelas.
2. Melakukan eksplorasi penyebab masalah
melalui kajian literur jurnal online maupun
wawancara pada pihak yang terkait, lalu
melakukan analisis.
3. Mencari alternatif solusi dari masalah yang
ditemukan baik melalui jurnar online maupun
wawancara kemudian melakukan analisis.
4. Menentukan solusi yaitu dengan model
pembelajaran project based learning “membuat
pot bangun ruang”
5. Mendesain pembelajaran dengan inovatif dan
kreatifitas yang dimiliki.
6. Menyusun perangkat pembelajaran.
7. Melakukan praktik kepada peserta di dalam
kelas berdasar pada sintak project based
learning, sampai pada merefleksi
pembelajaran.
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai
Apa saja yang menjadi tujuan tersebut?
tantangan untuk mencapai 1. Peserta didik masih terlihat bingung ketika
tujuan tersebut? Siapa saja diminta menentukan jenis bangun ruang yang
yang terlibat, akan dijadikan pot.
2. Peserta didik yang biasanya hanya mendengar
penjelasan guru, pada pembelajaan kaliini
dituntut aktif, baik dalam diskusi dengan
temanya maupun berperan dalam pembuatan
produk.
3. Peserta didik tidak hanya dituntut kreatif
tetapi juga disiplin dan tekun dalam
melaksanakan langkah-langkah membuat
karya.
4. Kerja sama kelompok sangat diperlukan
supaya produk bisa dihasilkan dengan baik.
5. Diskusi kelompok terkadang menimbulkan
keramaian di dalam kelas.
6. Kerja kelompok di rumah hanya bisa dipantau
melalui foto atau video.

Siapa saja yang terlibat


1. Guru sebagai fasilitator
2. Peserta didik sebagai subjek pembelajaran
3. Dosen dan guru pamong PPL
4. Kepala sekolah
5. Rekan sejawat
Aksi : Dalam aksi pembelajaran model project based
Langkah-langkah apa yang learning “membuat pot bangun ruang” lagkah-
dilakukan untuk langkah yang diambil yaitu:
menghadapi tantangan
tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana Tahap pendahuluan
prosesnya, siapa saja yang Pada tahap pendahuluan guru mengucapkan salam,
terlibat / Apa saja sumber mengajak bedoa dan bersyukur atas nikmat yang
daya atau materi yang diberikan Tuhan. Guru menyampaikan tujuan, model
diperlukan untuk dan target pembelajaran supaya peserta didik
melaksanakan strategi ini memiliki gambaran materi dan maksud yang akan
dituju setelah pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dengan media video
untuk lebih meningkatkan karakter anak. Video yang
diutar tentang seorang anak yang mampu bangkit
dari nilai buruk yang dianggapnya sebagai label
bodoh. Guru memberikan penekanan maksud dari
video yang diputar, untuk tetap semangat belajar dan
tidk mudah menyerah.
Guru juga memberikan gambaran contoh-contoh
bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari sebagai
pertanyaan pemantik, menyebutkan bangun ruang
apa yang terbentuk dalam benda kontekstual
tersebut.

Pada tahap pendahuluan guru juga mengingatkan


kembali tentang konsep-konsep jaring-jaring bangun
ruang yang sudah dipelajari sebelumnya.

Tahap Inti
Pada tahap inti guru memberikan 5 soal kuis yang
dilakukan dengan aplikasi quizziz sebagai tes
diagnostik. Dengan aplikasi ini memudahkan guru
untuk memetakan hasil peseta didik. Guru
mengambil 5 anak peringkat tertinggi dalam quizziz.
Kelima peserta didik tersebut dijadikan sebagai
kordinator kelompok, karena dianggap paling paham
materi prasyarat dalam kuis, sehingga nantinya lima
kelompok yang terbentuk memiliki taraf kepandaian
yang beragam.
Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai
dengan koordinator yang sudah ditunjuk, sehingga
terbentuk 5 kelompok. Guru meminta masing-masing
kelompok menentukan nama menggunakan nama
jajan pasar, hal ini dimaksudkan untuk melestarikan
jajan pasar sebagai kearifan lokal.
Guru meerapkan 6 fase pada model pembelajaran
project based learning.

Fase 1 : Penentuan Proyek


Guru meminta masing-masing kelompok untuk
berdiskusi menentukan jenis bangun ruang yang
akan dibentuk menjadi projek pot bunga. Dalam
penentuan ini guru mempersilakan peserta didik
mencari referensi dari internet, buku ataupun melihat
keluar kelas. Dalam fase ini, tiap peserta didik
diminta aktif menyampaikan pendapatnya. Peserta
didik juga akan nyaman dan tidak canggung ketika
menyampaikan pendapat dalam kelompok kecilnya.

Fase 2 : Perencanaan Langkah-langkah Penyelesaian


Proyek
Pada langkah ini, guru memberikan Lembar Kerja
Peserta Didik sebagai acuan dalam pelaksanaan
proyek. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melaksanakan dan mengisi LKPD dengan benar.
Dalam perencanaan ini, peserta didik akan
memahami maksud LKPD yang diberikan. Peserta
didik juga akan kreatif mencari sumber belajar lain
untuk lebih menggali pemahamannya.
Fase 3 : Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek
Pada fase ini, guru menyampaikan jadwal
pelaksanaan proyek. Pembelajaran project based
learning ini dilakukapan dalam 2 kali pertemuan
masng-masing 2x40 menit.
Pada pertemuan pertama pelaksanaan hanya sampai
fase keempat, yaitu pelaksanan proyek dengan
fasilitas dan monitoring guru. Kegiatan yang dilakuka
di sekolah hanya sampai tahap pembuatan jaring-
jaring bangun ruang. Selanjutnya proyek dilakukan di
rumah dengan masih dimonitoring guru melalui foto
yang dikirim peserta didik maupun pantauan WA.
Kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan
kedua dalam fase presentasi dan evaluasi hasil pot
bangun ruang.
Dalam penyusunan jadwal, peserta didik akan mulai
disiplin dalam menerapkan jadwal yang sudah
ditentukannya.

Fase 4 : Penyelesaian Proyek dengan Fasilitas dan


Monitoring Guru
Pada fase ini di sekolah guru meminta peserta didik
untuk menyiapkan alat bahan sampai membuat
jaring-jaring bangun ruang yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Guru juga memberikan kesempatan peserta didik
untuk membuka youtube sebagai referensi langkah-
langkah pembuatan produk.
Proyek dilanjutkan di rumah, guru meminta peserta
didik mengirimkan foto ketika mengerjakan di rumah.
Guru juga memantau peserta didik melalui WA.
Dalam pelaksanaan proyek ini, peserta didik akan
dilatih untuk bergotong royong dan bekerja sama
dalam kelompoknya. Peserta didik juga lebih kreatif
dalam menghasilkan produk, yang rapi dan estetik.
Tentunya jika mengalami kendala, mereka tidak
segan untuk aktif bertanya.

Fase 5 : Penyusunan Laporan dan


Presentasi/Publikasi Hasil Proyek
Fase kelima dilakukan pada pertemuan yang kedua.
Guru memberi kesempatan peserta didik untuk
mempresentasikan hasil proyek di depan kelas.
Dalam kegiatan ini peserta didik dituntut untuk
percaya diri. Bagi peserta didik yang sedang tidak
presentasi dituntut untuk aktif bertanya ataupun
mengomentari hasil produk kelompok yang sedang
presentasi. Dengan kegiatan ini diharapkan peserta
didik akan mampu menuangkan pikiran maupun
gagasannya.
Fase 6 : Evaluasi Proyek
Dalam sintak yang terakhir di project based learning
guru memberikan penguatan pada hasil produk yang
telah dipresentasikan. Guru memberikan revisi-revisi
terkait laporan yang dikerjakan peserta didik.
Dalam fase ini, guru juga memberikan penghargaan
kepada kelompok yang presentasi di depan kelas
berupa snack.

Tahap Penutup
Pada tahap ini, guru bersama peserta didik
menyimpulkan hasi pembelajaran yang telak
dilaksanakan. Guru memancing pertanyaan tentang
bangun ruang, misalnya “bagaimana menentukan
luas permukaan pot berbentuk tabung?”
Guru memberikan 3 soal evaluasi untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik setelah melaksanakan
project based learning. Guru mengucapkan terima
kasih sebagai apreasi peserta didik yang semangat
mengikuti pembelajaran. Guru juga menyampaikan
kegiatan pembelajara yang akan dilaksanakan pda
pertemuan berikutnya, yaitu penilaian sumatif
bangun ruang.
Pada tahap penutup, guru juga melakukan refleksi
pembelajaran dengan cara membagi kertas post it.
Setelah ditulis hasil refleksi oleh peserta didik, kertas
ditempel untuk dijadikan bahan refleksi guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru meminta
bantuan rekan sejawat untuk melakukan perekaman.
Selain itu guru juga menempatkan 2 tripod beserta
HP. 1 tripod berada di center belakang, 1 lagi di depan
serong.

Sumber belajar yang digunakan :


1. Kemdikbud, 2021. Matematika Sekolah Menngah
Pertama Kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan.
2.https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/p
rakarya-kerajinan-pot-bungaanggrek-dari-sabut-
kelapa/
3.https://www.youtube.com/watch?v=tnncLnSeltc&t
=199s
4. https://rumuspintar.com/bangun-ruang/
5. Video motivasi
https://www.youtube.com/watch?v=fRhbXHuKws
E
6. Video motivasi
https://www.youtube.com/watch?v=Llws3xxV9_k

Refleksi Hasil dan dampak Dampak dari aksi yang dilakukan adalah peserta
Bagaimana dampak dari aksi didik lebih percaya diri dan aktif ketika berdiskusi
dari Langkah-langkah yang dalam kelompok kecil. Peserta didik juga lebih leluasi
dilakukan? Apakah hasilnya
bertanya maupun menyampaikan gagasannya
efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon kepada temannya. Hal ini tentu sangat efektif untuk
orang lain terkait dengan meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
strategi yang dilakukan, Apa pembelajaran matematika.
yang menjadi faktor Dalam kegiatan membuat pot bangun ruang peserta
keberhasilan atau didik dituntut untuk saling bekerja sama dan
ketidakberhasilan dari bergotong royong untuk menyelesaikannya. Mereka
strategi yang dilakukan? Apa
akan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.
pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut Terbukti peserta didik saling membagi tugas.
Rasa percaya diri peserta didik juga meningkat, hal
ini terbukti ketika peserta didik mampu presentasi di
depan kelas. Mereka juga mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh temannya.
Dalam penanaman konsep, peserta didik lebih
mengingat dengan cara penerapan seperti yang telah
dilaksanakan. Misalnya, ketika peserta didik
membuat pot berbentuk kubus, mereka akan teringat
jaring-jaringnya. Dalam LKPD juga meminta peserta
didik menghitung luas permukaan luar pot, sehingga
peserta didik lebih mengingat rumus luas pemukaan
kubus tanpa tutup.
Dengan penerapan pembelajaran ini, banyak respon
positif dari sekitar. Misalnya, ternyata peserta didik
mampu membuat pot dari konsep matematika. Hasil
prosuk peserta didik juga memiliki nilai jual untuk
dijadikan kewirausahaan.
Indeks keberhasilan dalam pemebelajaran ini
diketuhui dari hasil soal formatif yang diberikan guru
di akhir pembelajaran. Didapat 70% peserta didik
mampu menyelesaikan soal yang diberikan dengan
baik dengan nilai di atas 70. Hal ini meningkat
dibanding pada pembelajaran sebelumnya yaitu
hanya 53% peserta didik yang memperoleh nilai di
atas 70.
Dengan hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran
project based learning “Membuat Pot Bangun Ruang”
dalam pembelajaran matematika kelas VII materi
bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik

Link video PPL PPG Aksi 2 : https://youtu.be/e9VU-allO1c

You might also like