You are on page 1of 17

MAKALAH

SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA NABI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam

DosenPengampu: Khomsinudin, M.Pd

Disusun oleh:

Nama : NPM

Sumaryanto ( 23310006)

Hanifatus Syariah ( 23310010)

Awaludi Ridho

M. Khoerudin

MANAJEMENT PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH DARUL ISHLAH

TULANG BAWANG

2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Islam Pada Masa
Nabi” ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan
Islam.

Apabila ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan penulis
menghaturkan permohonan maaf sebab makalah ini belum sempurna dan masih memiliki
banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini dapat memberikan
kritikan dan saran yang bersifat membangun kepada penulis. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan menjadi
acuan untuk menulis makalah lainnya.

Tulang Bawang, 03 Februari 2024

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................................ 1
1. Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa nabi Muhammad SAW? ........................................ 1
2. Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa Khulafaur rasyidin? ............................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................................................. 1
BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
A. Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW. ........................................................ 2
1. Periode Mekah .................................................................................................................................. 2
A. Kelahiran Nabi Muhammad SAW .................................................................................................... 3
B. Periode Dakwah dengan Cara Rahasia dan Diam-diam ....................................................................... 4
C. Periode Dakwah dengan Terang-terangan dan Terbuka ...................................................................... 5
D. Nabi Berdakwah ke Thaif .................................................................................................................... 6
2. Periode Madinah ................................................................................................................................... 7
A. Perekonomian Masa Nabi Muhammad Saw ........................................................................................ 7
B. Pembentukan sistem sosial kemasyarakatan ........................................................................................ 8
C. Peletakan Asas-asas Politik, Ekonomi, dan Sosial ............................................................................. 10
D. Bidang Politik .................................................................................................................................... 10
E. Bidang Militer .................................................................................................................................. 11
BAB III ....................................................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah peradaban islam merupakan suatu rujukan yang sangat penting saat kita akan
membangun masa depan. Sekaitan dengan itu kita bisa tahu apa dan bagaimana
perkembangan islam pada masa lampau. Namun, kadang kita sebagai umat islam malas
untuk melihat sejarah. Sehingga kita cenderung berjalan tanpa tujuan dan mungkin
mengulangi kesalahan yang pernah ada dimasa lalu.
Pada awal mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah SWT, yang isinya
menyeru manusia untuk beribadah kepadanya, mendapat tantangan yang besar dari berbagai
kalangan Quraisy. Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum Quraisy mempunyai
sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang dibuat oleh mereka sendiri. Karena keadaan
yang demikian itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Makkah dilaksanakan secara
sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk Islam sangat sedikit.
Keadaan ini berubah ketika jumlah orang yang memeluk Islam semakin hari semakin
banyak, Allah pun memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara terang-terangan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa nabi Muhammad SAW?

2. Bagaimana sejarah peradaban islam pada masa Khulafaur rasyidin?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah peradaban islam pada masa nabi Muhammad SAW.
2. Untuk mengetahui sejarah peradaban islam pada masa Khulafaur rasyidin.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW.

1. Periode Mekah
Sebelum masuknya Islam kebanyakan bangsa Arab beribadah dengan cara menyembahan
berhala dan menjadikan Ka‟bah sebagai pusat peribadatanya, hal tersebut bisa dikatakan
sudah cukup lama berlangsung sampai akhirnya Nabi Muhammad datang dan membawa
keyakinan lain yaitu ketauhidan. Tentunya hal tersebut tidak semerta-merta dapat dengan
mudah diterima bahkan ditolak habis-habisan oleh kaum kafir Quraisy. Banyak alasan bagi
mereka untuk alasan kaum kafir Quraisy menolak keyakinan yang dibawa oleh Nabi
Muhammad tersebut, salah satunya adalah apa yang mereka yakini adalah sesuatu yang
telah lama mengakar dan menjadi keyakinan mereka serta nenek moyang mereka. Sehingga
ketika Nabi Muhamad membawa keyakinan yaitu tauhid, mereka langsung menolaknya.
Karena baginya kaum Quraisy pada zaman itu bangsa terhormat dikalangan bangsa Arab.1
Para pemahat serta penjual atau patung merasa datangnya Islam akan menghalangi mata
pencaharian mereka. Karena tentunya jika Islam menyebar maka mereka akan kehilangan
mata pencaharian mereka, yang mana sangat bergantung pada apa yang diyakini masyarakat
pada masa itu. Kemudian kaum Quraisy juga tidak setuju dengan seruan Nabi Muhammad
Saw. tentang persamaan hak antara hamba sahaya dan bangsawan. Intinya Nabi Muhammad
Saw. ingin menghapuskan sistem perbudakan yang telah lama berjalan kaum Quraisy juga
menolak ajaran tentang kebangkitan dan pembalasan hari akhir.
Karena reaksi keras dari kaum Quraisy itulah yang menjadikan terhambatnya dakwah
nabi Muhammad Saw. karena tentunya akan beresiko sekali dan bahkan mengancam
keselamatan dan nyawa Nabi sehingga pada akhirnya Nabi harus melakukan sistem dakwah
yang lain. Dakwah Nabi Muhammad Saw. dilakukan dengan dua cara yaitu, sembunyi-
sembunyi dan terana-terangan.

1
Syaikh Syafiyyur Rahman, Sirah Nabawi, Jakarta: Pustaka Kautsar, 1997, hlm, 45-48.
2
A. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW dilahirkan ditengah bani hasyim di Makkah (Qurasy) pada senin
pagi, tanggal 12 Rabi‟ul awal, ketika itu raja Yaman Abrahah dengan pasukan Gajahnya
menyerbu Makkah untuk menghancurkan Ka‟bah sehingga tahuntersebut dengan tahu Gajah
atau 20 April 571 M. Setelah Aminah melairkan, dia mengirimkan utusan ke tempat
kakeknya Abdul Muthalib, untuk menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran cucunya,
maka Abdul Muthalib datang dengan perasan suka cita, lalu membawa Muhammad ke
Ka‟bah, seraya berdoa dan bersyukur kepadanya. Abdul Muthalib memilih nama
Muhammad karena bagi beliau nama ini belum dikenal di kalangan Arab.
Muhammad lahir dalam keadaan yatim, karena ayahnya Abdulah meninggal dunia tiga
bulan setelah menikahi Aminah. Muahammad kemudian diserahkan kepadap pengasuhnya,
Halimah Sa‟diyah hingga empat tahun lamanya. Setelah dua tahun dia berada dalam asuhan
ibunya dan pada usia enam tahun ibunya meninggal dunia, dan Abdul Mutholib mengambil
alih tanggung jawab merawat muhammad, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meningggal
karena usia. Tanggung jawab selanjutnya beralih pada pamanya, Abu thalib.
Pada usia muda, Muhammad menjadi seorang pengembala kambing keluarganya dan
pendududk Makkah. Ketika Muhammad berusia 12 tahun beliau ikut berdagang ke Syria
(Syam) dengan pamanya dan kafilah dagangan tersebut dipimpin oleh Abu Thalib. Pada
suatu perjalanan di Busrah ia bertemu dengan seorang pendeta yang bernama Buhairah.
Beliau memberi tahu pamanya bahwa tanda-tanda pada Muahamad sesuai dengan cerita-
cerita kristen, agar beliau berhati-hati pada orang-orang yang akan berbuat jahat padanya,
ketika berjuaan diSyria. Pada usia kedua puluh lima, Muhammad berangkat ke Syria barang
dagangan saudagar wanita yang bernama Siti Khodijah. Muhammad pulang dengan
membawa laba yang sangat besar. Kemudian khadijah melamarnya dan pada akhirnya
Muhammad menikahi Siti Khadiajah pada tahun 596M.2

Peristiwa yang memperlihatkan kebijaksanaanya sehingga mendapat julukan Al-


Amin Muhammad pada usia 35 tahun pada tahun 606M, yaitu perbaikan Ka‟bah. Para
penduduk Makkah saling bergotong royong meperbaiki Ka‟bah. Ketika peletakan Batu
Hajar Aswad hampir terjadi perselisihan, siapa yang berhak untuk meletakanya, dan pada
akhirnya para pemimpin Makkah bermusyawarah bahwasanya orang yang berhak meletakan

2
Ibid, hlm, 49-53.
3
itu orang yang pertama masuk Ka,bah melalui pintu Shafa. Ternyata orang yang pertama
kali masuk ialah Muhammad. Kemudian Muhammad melentangkan kain dan meletekan
Hajar Aswad di atasa kain tersebut dan mengangkatnya bersama-sama, kemudian meletakan
pada tempat semula.

B. Periode Dakwah dengan Cara Rahasia dan Diam-diam


Pada usia ke 40 tahun Muhammad diutus oleh Allah SWT menjadi rasul, ketika beliau
berkhalwat di Gua Hiroh. Disana beliau mendapatkan wahyu pertama dari Allah SWT,
dengan perantara malaikat jibril pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611M. Surah (Al-Alaq: 1-
5):
ْ ََ ْ َ ْ ْ ََ َ َ َ ْ َّ َ َ ْ ْ ْ
َ ُّ َ َ َ ْ َ
‫ ِاكرأ وربك‬٢ َۚ‫ خلق ال ِان َسان ِمن علق‬١ َۚ‫ِاك َرأ ِباس ِم ر ِبك ال ِذي خلق‬
ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ ََّ َ َ ْ َ ََّ ْ َّ ْ َْ
َ َ
٥ ْۗ‫ علم ال ِانسان ما لم يعلم‬٤ ُۙ‫ ال ِذي علم ِباللل ِم‬٣ ُۙ‫الاكرم‬
Artinya:
“bacalah dengan nama tuhanmu yang menjadikanmu makhluk. Diamenjadikan manusia
dari segumpal darah beku. Bacalah! Tuhanmu yang maha pemurah. Yang mengajarkan
dengan pena. Mengajarkan apa-apa pada manusia yang tiada dketahuinya.(Al-„Alaq:1-5).3

Untuk menghadapi perjuangan dalam menjalankan dakwah Islamiyah maka pada tahap
pertama Rasul melakukan persiapan dalam bidang mental dan moral (rohani & akhlak).
Rasulllah menilai dakwahnya kepada keluarga dan para sahabat yang dipercayai, nantinya
menjadi kader-kader utama dan perwira pilihan kaum muslimin. Dakwah yang dilakukan
Nabi ini disebut dakwah dengan cara diam-diam da merupakan perintah Alah SWT yang
terkandung dalam wahyunya pada (Q.S. Al-Hijr: 94).

َْ ْ ْ َ ْ ََْ َ ْ َ ْ َ ْ َ
٩٤ ‫فاصدع ِبما تؤمر واع ِرض ع ِن المش ِر ِكين‬

Artinya:

3
Departemen Agama RI, AL-Quran Dan Terjemah, Diponegoro: CV Penerbit Diponegoro, 2005, hlm, 479.
4
“Maka smpaikanlah (Muhammad secara terang-terangan segala apa yang di
perintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dengan 0rang-orang musyrik.”4

Seorang demi seorang diajak agar mau meninggalkan agama berhala dan hanya mau
menyembah Allah yang Maha Esa. Usaha yang dilakukan itu berhasil. Orang-orang yang
mula-mula beriman (As-Sabiqun Awwalun) adalah:
a. Istri beliau sendiri, Khadijah
b. Kalangan pemuda, Ali Ibn Abi Thalib dan Zaid Ibn Harits.
c. Dari kalangan budak, Bilal.
d. Orang tua/tokoh masyarakat, Abu Bakar Al-Shiddiq.
Setelah Abu bakar masuk islam, banyak orang-orang yang mengikuti untuk masuk agama
islam. Orang-orang ini tekenal dengan julukan Al-Sabiqun al-Awwalun, orang yang
terdahulu masuk islam, seperti: Utsman Ibn Affan, Zubair Ibn awwam, Talhah Ibn
Ubaidillah, Fatimah binti khathab, Arqam Ibn Abd. Al-Arqam, dan lain-lain. Mereka itu
mendapat agama islam langsung dari Rasulullah sendiri. Sebagai pusat pembinaan waktu itu
di rumah Arqam Ibn Abd. Al-arqam ( Dar al-Arqam).

C. Periode Dakwah dengan Terang-terangan dan Terbuka


Setelah beberapa lama melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi turunlah firman
Allah untuk memerintahkan melakukan dakwah secara terbuka atau terang-terangan:

َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َْ َ
٢١٤ ُۙ‫وان ِذر ع ِشيرتك الاكر ِبين‬

Artinya:
“Dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat.”(Asy-Syu‟araa:214).5
Dengan datang atau turunnya perintah itu Nabi mulai berdakwah secara terang-terangan,
mula-mulanya nabi mengundang dan menyeru pada kerabat karibnya dari Bani Abdul
Muthalib, tapi mereka semua menolak kecuali Ali.

4
Ibid., hlm, 213.
5
Ibid., hlm, 300.
5
Pada masa dakwah secara terang-terangan inilah Nabi mendapatkan perlakuan yang
buruk dari umatnya. Karena setelah dakwah terang-terangan itu, pemimpin Quraisy mulai
berusaha menghalangi dakwah Rasul. Karena mereka juga melihat semakin bertambahnya
jumlah pengikut Nabi, maka mereka pun semakin keras melancarkan serangan-serangan,
baik pada Nabi atau pun pada para pengikut Nabi.
Banyak cara yang dilakukan oleh pemuka-pemuka kaum Quraisy supaya Nabi
Muhammad menghentikan dakwahnya, pada saat itu mereka tidak berani melukai Nabi
karena perlindungan dari pamanya Abi Thalib yang sangat disegani dikalangan bangsa Arab
saat itu. Para pengikut Nabi yang termasuk kalangan bangsawan terselamatkan dari siksa
kaum Quraisy, dan mereka yang tidak memiliki perlindungan, harus menahan siksa yang
pedih dari kaum Quraisy. Sehingga Nabi mendapatkan jalan buntu dalam dakwahnya. Kaum
Quraisy melakukan pemboikotan terhadap Bani Hasyim selam tiga tahun, dan berakhir
setelah beberapa pemuka Quraisy menyadari bahawa apa yang mereka lakukan suatu
tindakan yang keterlaluan. Karena itu Nabi memutuskan untuk menyebarkan dakwahnya di
wilayah lain dengan harapan dakwah Islamiyah akan berkembang dengan pesat selain itu
menghindari serangan dari pemuka-pemuka Quraisy.6

D. Nabi Berdakwah ke Thaif


Setelah penyiksaan dan semua perlakuan yang didapat oleh Nabi dari kaum Quraisy di
Makkah, Nabi Muhammad kemudian berusaha menyebarkan Islam ke luar kota dengan
harapan dakwah Nabi akan mendapatkan reaksi yang berbeda dari yang diterima Nabi di
kota Makkah. Namun ternyata harapan dan perkiraaan Nabi salah besar, ketika Nabi
memutuskan untuk menyebarkan Islam di Thaif, reaksi yang didapat sama dengan reaksi
yang biasa nabi dapat di Makkah. Di Thaif Nabi diejek, disoraki, dan dilempari batu,
akhirnya Nabi memutuskan kembali ke Makkah. Sampai-sampai ketika Nabi berjalan
kembali ke Makkah orang Thaif membuntuti Nabi sambil melemparinya dengan batu sampai
terluka di bagian kepala dan badannya. Ternyata apa yang diharapkan dan perkirakan Nabi
tidak terwujud dan ini semakin menyurutkan semangat Nabi, karena Nabi juga telah
mengalami peristiwa yang cukup menyedihkan yaitu meninggalnya dua sosok penting dalam
hidupnya yaitu pamanya Abu Thalib dan juga istrinya sayyidatina Khadijah.

6
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persida, 2010, hlm, 19.
6
2. Periode Madinah
Jibril datang menemui Rasulullah dan mengabarkan kepadan Rasulullah pada saat itu
segera hijrah. Orang-orang kafir berkumpul di sekeliling rumah rasulullah. Kemudian
Rasulullah keluar sambil menebarkan debu di atas kepala mereka yang membuat mereka
pingsan. Peristiwa pengepunan itulah yang menandai awal pergerakan (hijrah) Nabi menuju
Madinah (Yatsrib). Di kala kaumnya sudah benar-benar menentang dan ingin mebunuh
Nabi, sebagai bukti tanda penolakan kebenaran yang dibawah oleh Nabi. Maka dimulailah
hidup baru oleh umat Islam dengan hijrah bersama Nabi ke Madinah.
Berbeda dengan Makkah, Madinah senantiasa mengalami perubahan sosial yang
meninggalkan bentuk kemasyarakatan absolut model badui. Kehidupan sosial Madinah
secara berangsur-angsur diwarnai oleh unsur kedekatan ruang daripada oleh sistem
kekerabatan. Madinah juga memiliki sejumlah warga Yahudi, yang mana sebagian besarnya
lebih simpatik terhadap monotheisme.
Penduduk Madinah yang terdiri dari kaum Muhajirin, Anshar, dan nonmuslim,
merupakan sebuah keberagaman yang ada pada masa lalu, yang memiliki jiwa sosialis
sangat tinggi. Terbukti dari persaudaraan yang tinggi dan sangat kokoh. Tidak ditemukan
konflik. Masyarakat Madinah merasa bahwa dirinya itu satu, sehingga apabilah ada satu
yang sakit maka yang lain turut merasakan. Ada beberapa tradisi yang baik diantaranya: -
Silaturahim yang membudaya, -Gotong royong sering diadakan demi kepentingan bersama, -
Kepedulian yang tinggi, dan menjenguk orang yang sedang sakit atau yang terkena
musibah.7

A. Perekonomian Masa Nabi Muhammad Saw


Pada masa pemerintahan Rasulullah, perkembangan ekonomi tidaklah begitu besar
dikarenakan sumber-sumber yang ada pada masa itu belum begitu banyak. Sampai tahun
ke 4 hijrah, pendapatan dan sumber daya negara masih sangat kecil. Peletakan dasar-dasar
sistem keuangan negara yang dilakukan oleh Rasulallah Saw merupakan langkah yang
sangat signifikan dan spektakuler pada masa itu, sehingga Islam sebagai agama dan negara
dapat berkembang dengan pesat dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad adalah pemikir dan aktivis pertama
ekonomi syariah. Sistem ekonomi yang diterapkan oleh Rasulullah Saw. berakar dari

7
Ibid, hlm, 20.
7
prinsip-prinsip Qur‟ani. Prinsip Islam yang paling mendasar adalah kekuasan tertinggi
hanya milik Allah semata dan manusia diciptakan sebagai khalifah-Nya di muka bumi.

Kekayaan Madinah nyaris secara keseluruahan dikuasai oleh orang-orang


Yahudi. Sehingga orang-orang Arab (Anshar) hidup dalam kemiskinan dan
kekurangan, Karena orang Arab(Anshar) harus membayar bunga uang yang mereka
pinjam kepada orang-orang yahudi dengan bunga yang tinggi.
Kaum Anshar memang mengalami kemiskinan, tetapi Kaum Muhajirin lebih miskin lagi.
Karena mereka hijrah tanpa membawa harta benda, barang berharga ditinggalkan di
Makkah. Pada perjanjian awal kaum Muhajirin harus membantu untuk bercocok tanam,
namun mereka tidak berpengalaman dalam hal itu, sehingga mereka harus bekerja sebagai
buruh kasar di kebun milik orang Yahudi dan Ansar. Misalnya menebang pohon, menyiram
pohon, dan lain-lain.8
Nabi kemudian memberikan solusi kepada kaum Muhajirin untuk dipersaudarakan
dengan kaum Anshar. Mereka harus saling membantu dan bekerja sama. Dengan
persaudaraan kaum Anshar dan Muhajirin menjadi makmur. Bahkan
kekayaan kaum Muhajirin melebihi kekayaan kaum Anshar.

B. Pembentukan sistem sosial kemasyarakatan


Selain menjadi pemimpin agama Nabi Muhammad juga menjadi pemimpin
pemerintahan. Seperti seoarang presiden presiden, Nabi terkenal dengan kebijaksanaannya
dalam menjalankan roda pemerintahan. Kepentingan umum lebih diutamakankan dari
kepentingan-kepentingan lainnya.
Adapun sistem pemerintahan yang digunakan Nabi pada ssaat itu yaitu sistem
musyawarah dan demokrasi dengan asas seadil-adilnya dalam memutuskan
perkara. Sehingga Golongan yang berbeda merasa a diskriminasi, mereka bisa hidup
berdampingan tanpa ada permusushan dengan yang lainnya. Keberagaman yang ada tidak
menjadi persoalan, sebaliknya keberagaman tersebut mengokohkan solidaritas diantara
mereka.
Memang pada kebijakan politik yang pertama oleh Nabi adalah bagaimana menghapus
prinsip kesukuan dan mempererat persatuan. Nabi benar-benar mencurahkan perhatiannya
untuk masyarakat, sehingga berhasil mendamaikan antar suku Auz dan Khazraj.

8
Dedi Islam, Bandung: CV Pustaka Setia Supriyadi, Sejarah Peradaban, 2008, hlm 63.
8
Perlu diketahui bahwa ada beberapa strategi yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, dalam
rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru yang telah terbentuk.
Adapun strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan Masjid Nabawi
Dikisahkan bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti disuatu tempat maka Rasulullah
memerintahkan agar di tempat tersebut dibangun sebuah masjid. Rasulullah ikut serta dalam
pembangunan masjid tersebut. Beliau mengangkat dan memindahkan batu-batu masjid itu
dengan tangannya sendiri. Saat itu, kiblat dihadapkan ke Baitul Maqdis. Tiang masjid
terbuat dari batang kurma, sedangkan atapnya dibuat dari pelepah daun kurma. Adapun
kamar-kamar istri beliau dibuat di samping masjid. Tatkala pembangunan selesai, Rasulullah
memasuki pernikahan dengan Aisyah pada bulan Syawal. Sejak saat itulah, Yastrib dikenal
dengan Madinatur Rasul atau Madinah Al-Munawwarah. Kaum muslimin melakukan
berbagai aktivitasnya di dalam masjid ini, baik beribadah, belajar, memutuskan perkara
mereka, berjual beli maupun perayaan-perayaan. Tempat ini menjadi faktor yang
mempersatukan mereka.
2. Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar.
Nabi meletakan dasar-dasar kehidupan sosial dan politik. Dengan cara (Ukhwah
Islamiyah) antara golongan Anshar dan Muhajirin, dan mempersatukan suku Aus dan
Khazraj yang telah lama bermusuhan dan bersaing.
Rasulullah SAW mempersaudarakan di antara kaum muslimin. Kemudian membagikan
rumah yang mereka miliki. Persaudaraan ini terjadi lebih kuat dari pada hanya persaudaraan
yang berdasarkan keturunan. Dengan persaudaraan ini, Rasulullah telah menciptakan sebuah
kesatuan yang berdasarkan agama sebagai pengganti dari persatuan yang berdasarkan
kabilah.
3. Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan non Muslimin.
Di Madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orang-orang arab, serta
kaum non muslim, dan orang-orang yahudi (Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani
Qainuqa‟). Rasulullah melakukan satu kesepakatan dengan mereka untuk terjaminnya
sebuah keamanan dan kedamaian, selain itu juga kesepakatan tersebut bertujuan untuk
melahirkan sebuah suasana saling membantu dan toleransi diantara golongan yang berbeda.

9
C. Peletakan Asas-asas Politik, Ekonomi, dan Sosial
Secara sistematik proses peradaban yang dilakukan oleh Nabi pada masyarakat Islam di
Yatsrib menjadi Madinah (Madinat Ar-Rasul, Madinah An-Nabi, atau Madinah Al-
Munawwarah). Perubahan nama yang bukan terjadi secara kebetulan, tetapi perubahan nama
yang menggambarkan cita-cita Nabi Muhammad Saw, yaitu membentuk sebuah masyarakat
yang tertib, maju, dan berperadaban, dalam pembangunan masjid. Masjid bukan hanya
dijadikan pusat kegiatan ritual shalat saja, tetapi juga menjadi sarana penting untuk
mempersatukan kaum muslimin dengan musyawarah dalam merundingkan masalah-masalah
yang dihadapi. Disamping itu, masjid juga menjadi pusat kegiatan pemerintahan. Nabi
Muhammad Saw membentuk kegiatan Mu‟akhat (persaudaraan), yaitu mempersaudarakan
kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Yatsrib) dengan Anshar (orang-
orang yang menerima dan membantu kepindahan Muhajirin di Yatsrib). Persaudaraan
diharapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam satu persaudaraan dan kekeluargaan, yaitu
persaudaraan seagama, disamping bentuk persaudaraan yang sudah ada sebelumnya, yaitu
bentuk persaudaraan berdasarkan darah, membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain
yang tidak beragama Islam. Nabi Muhammad Saw membentuk pasukan tentara untuk
mengantisipasi gangguan-gangguan yang dilakukan oleh musuh.9

D. Bidang Politik
Nabi Muhammad Saw, merumuskan piagam perjanjian yang berlaku bagi seluruh
pendudukan Yatsrib, baik orang muslim maupun non muslim (Yahudi). Piagam inilah yang
oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai Undang-undang Dasar Negara Islam (Daulah Islamiyah)
yang pertama.
1. Setiap kelompok mempunyai pribadi keagamaan dan politik. Adalah hak kelompok,
menghukum orang yang membuat kerusakan dan memberi keamanan kepada orang patuh.
2. Kebebasan beragama terjamin buat semua warga Negara.
3. Kewajiban penduduk madinah, baik kaum muslimin maupun bangsa Yahudi, untuk saling
membantu, baik secara moril atau materil. Semuanya dengan bahu membahu harus
menangkis setiap serangan terhadap kota Madinah.
4. Rasulullah adalah pemimpin umum bagi penduduk Madinah. Kepada beliau lah
segalaperkara dan perselisihkan yang besar untuk diselesaikan.

9
ibid, hlm, 64.
10
Rasulullah adalah kepala Negara bagi penduduk Madinah. Kepada Beliaulah segala
perkara dibawa dan segala perselisihan yang besar diselesaikan.

E. Bidang Militer
Peperangan yang terjadi pada masa Rasul membawa akibat perkembangan Islam dan
kebudayaan Islam. Peperangan pada masa Rasul terdiri dari:
1) Ghazwah; yaitu peperangan yang dipimpin langsung oleh Rasul sendiri. Peperangan ini
terjadi dua puluh tujuh kali.
2) Syariah; yaitu peperangan yang dipimpin oleh para sahabat atas penunjukan Nabi
Muhammad, peperangan ini terjadi tiga puluh delapan kali.
Peperangan yang dilakukan Rasul mempunyai nilai dan arti bagi pembinaan ummat. Nilai dan
arti yang terkandung antara lain:
a) Gazwatu furqan, yaitu peperangan yang menentukan mana yang hak dan bathil, seperti
Perang Badar. sebagaimana firman Allah dalam surat (Al-Anfal ayat 41.)

ٰ ْ ْ َ ْ َّ َ ٗ َ ‫َ ََّ ه‬
ْ
َ ْ ْ ْ َ َ ََّ ْ َ ْ َ
‫ّلِل خمسه و ِللرسو ِل ولِ ِذى اللربى‬ ِ ِ ‫۞ واعلموْٓا انما غ ِنمتم ِمن شيء فان‬
َ ْ َ ٰ َ َ ْ َ َْ َ َ ‫ْ ْ ْ َٰ ْ ْ ه‬ ْ َّ ْ َ ْ ٰ َ
ْ
َ ٰ َْٰ َ
‫اّلِل ومآ انزلنا على عب ِدنا‬
ِ ‫واليتمى والمس ِكي ِن واب ِن الس ِبي ِل ِان كنتم امنتم ِب‬
ْ َ َ ٰ َ ‫َْْ ٰ َ ه‬ َ َ ْ َ ْ
َ َ ْ ْ َ َْ
ٌ
٤١ ‫ان يوم التقى الجمع ِنْۗ واّلِل على ك ِل ش ْيء ك ِدير‬ ِ ‫يوم الفرك‬
Artinya:
“Dan ketahuilah, bahwa apa saja yang kamu dapati sebagai harta rampasan perang, maka
sesungguhnya satu perlimanya (dibahagikan) untuk (jalan) Allah dan untuk RasulNya dan
untuk kerabat (Rasulullah) dan anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta ibnus-sabil
(orang musafir yang keputusan), jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang
telah diturunkan oleh Kami (Allah) kepada hamba Kami (Muhammad) pada Hari Al-
Furqan, iaitu hari bertemunya dua angkatan tentera (Islam dan kafir, di medan perang
Badar) dan (ingatlah) Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu”.(Al-Anfal:41).10
b) Adabiyah al-Hujum, yaitu peperangan untuk membela diri seperti perang Khandak.
c) Untuk perdamaian, seperti perjanjian Hudaibiyah.
d) Kewaspadaan, seperti perang Mukt„ah.

10
Departmen RI, Op. cit,. hlm 145.
11
e) Taktik menakut-nakuti, seperti Fathu Makkah.
f) Penyiaran Agama Islam, seperti Perang Hunain.
g) Konsolidasi, agar Negara menjadi bersatu dan kuat seperti Thaif.
h) Pengabdian kepada Tuhan, seperti Perang Tabuk
Peperangan yang terjadi pada masa Nabi dilakukan bertujuan untuk melindungi dan
mengamankan dakwah Islamiyah dari gangguan orang-orang kafir Quraisy, melindungi dan
mempertahankan masyarakat / daulah Islamiyah, membentuk masyarakat yang Islami.11

11
Munir Subarman, Sejarah Peradaban Islam Klasik. Cirebon: Pangger Publishing, 2008, Hlm, 37-39.
12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebagai seorang Rasulullah yang di utus untuk
menyebarkan ajaran Islam, melainkan juga sebagai pemimpin negara yang pandai dalam
berpolitik, sebagai seorang panglima perang serta seorang administrator yang cakap, hanya
dalam waktu kurun waktu singkat Rasulullah bisa menaklukkan seluruh Jazirah
Arab. Dengan mengamati pola keberagaman pembangunan dasar-dasar pemerintahan Islam
dari masa Rasulullah Saw sampai dengan masa Khulafaurrasyidin, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Nabi Muhammad Saw merupakan seorang yang dilahirkan dari keturunan para
pemimpin, menyebarkan Islam didaerah Makkah dengan mengutamakan Tauhid dan
Akhlak, sedangkan di Madinah mengutamaka dasar-dasar Islam dan dasar kepemimpinan.
2. Bahwa Nabi Saw telah meletakkan pola dasar pembangunan peradaban Islam diawali
dengan pembangunan masjid Kuba.
3. Nabi Muhammad Saw telah membuat sistem perundang-undangan dalam menata
kemasyarakatan di Madinah dalam upaya menegakkan sendi-sendi kenegaraan, yakni
dengan membuat kesepakatan tidak saling mengganggu dan Nabi Saw melindungi penduduk
Mekah dan menjamin hak-haknya meskipun mereka beragama Yahudi dan Nasrani.
4. Nabi Saw mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar mempunyai peran strategis
dalam upaya membangun Negara yang kokoh dan kuat. Dan hal ini merupakan satu contoh
langkah politik yang berlandaskan agama.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.

13
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Syaikh Syafiyyur, Sirah Nabawi, Jakarta: Pustaka Kautsar, 1997.
Departemen Agama RI, AL-Quran Dan Terjemah, Diponegoro: CV.
Penerbit Diponegoro, 2005.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persida,
2010.
Supriyadi, Dedi Sejarah Peradaban Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia,
2008.
Subarman, Munir Sejarah Peradaban Islam Klasik. Cirebon: Pangger
Publishing, 2008.
Sinn, Ahmad Ibrahim Abu, Manajemen Syariah, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1996.
Samsul Munir Amin, Sejarah Perkembangan Islam, Jakarta: Amzah, 2009.

14

You might also like