You are on page 1of 23

TUGAS KIMIA DASAR I

OLEH:
KELOMPOK III
KELAS/SEMESTER : C/1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
2023
IKATAN KIMIA

Ikatan kimiaadalahgaya yang mengikat atom-atom menjadisatudalammolekul.


Ikataniniterbentuk oleh interaksiintramolekul yang kuatantara atom-atom
dalammolekul. Elektronvalensi (luar) suatu atom terlibatdalamikatankimia. Ketika
dua atom bersatu, elektronterluarinimulaiberinteraksi. Meskipun electron
salingtolakmenolak, merekatertarik pada proton dalam atom.
Interaksigayamenghasilkanpembentukkanikatanantar atom.
Ikatankimiaterdiridariberbagaijenis, yaituikatan ion, ikatankovalen, dan
ikatankoordinasi.

1. IkatanIon :
Ikatan ion merupakanikatan yang terjadikarenaadanyagayatarik-menarikantar ion
negative (anion) dengan ion positif (kation). Gaya tarik-menarikinidisebut juga
sebagaigayaelektrostatik. Mudahatautidaknyasenyawa ionic terbentuk, ditentukan
oleh ionisasipotensial, afinitas electron dari atom penyusunsenyawaionis dan
energikisisenyawa ion tersebut.
Bila atom Na dan Cl bereaksimembentuk Natrium Klorida (NaCl),
reaksipembentukkannyadapatdigambarkansebagaiberikut :

. ..+ ..
Na + .Cl:→ Na + :Cl :
.. ..
Natrium cenderungmelepaskansatuelektron pada
kulitterluaruntukmencapaikonfigurasiseperti gas mulia (neon). Sedangkan,
klorincenderungmenangkap 1 elektronuntukmencapaikonfigurasiseperti gas mulia
(Argon). Dengandemikian, elektron yang dilepaskan oleh atom Na diterima oleh
atom Cl untukmengisikulitterluarnya (terjadi transfer elektrondari Na ke Cl).
Pada senyawa biner, apabilaselisihkeelektronegatifansenyawatersebut ≥ 1,7
makasenyawa biner tersebutdigolongkansebagaisenyawaionik. Sedangkan,
jikaselisihkeeloktronegatifan< 1,7 sampaidengannol,
makasenyawatersebutdigolongkansebagaisenyawakovalen.
Sifat-sifatsenyawaionik :
a. Struktur/ susunankristal
b. Isomorf (mempunyaibentukkristal yang sama)
c. Dapat menghantarkanlistrik
d. Titikdidih dan titiklelehtinggi
e. Senyawaionislarutdalampelarut polar
2. Ikatan Kovalen
Ikatankovalenadalahikatan yang
terjadikarenaadanyapemakaianelektronsecarabersama. Ikatan pada
berbagaisenyawakovalen, dapatdijelaskanmelaluistrukturlewis,
sedangkanbentukmolekulsenyawakovalen, dijelaskanmelaluiteori VSEPR
(Valencee Shell Electron Pairs Repulsion). Pada tahun 1916, Lewis
mengemukakanteori yang menyatakanbahwa atom-atom
membentukikatankovalendengancaramembentukpasanganelektronhasilsumban
gankedua atom yang berikatan.
Terbentuknyaikatankovalentersebutkarenakecenderungan atom-atom
untukmemilikikonfigurasielektron atom gas mulia, yaitu 8 elektron pada
kulitterluar (2 elektron pada atom Helium). Oleh sebabitu, teori Lewis
mengenaiikatankovalendisebutteori octet.
Lewis menggambarkanikatankovalenmelaluistruktur Lewis
ataurumuselektron yang terdiridarisimbol Lewis, yaitulambang atom yang
dikelilingi oleh sejumlahelektronvalensi.
Berdasarkanpengamatanterhadapsejumlahmolekulsenyawa,
dikemukakanbeberapapedomanpenulisanstrukturLewis :
1. Senyawa yang mempunyairumusumumMXnmaka M (atom pusat)
biasanyadiletakkanditengah dan memiliki n buahikatan M-X.
2. Hidrogen dan halogen umumnyamembentuksatuikatan (H-, Br-).
Unsurgolongan 16 (VIA) seringkalimembentuk dua ikatan (O=, -O-).
Unsurgolongan 15 (VA) cenderungmembentuktigaikatan (N, -N=).
Golongan 14 (IVA) biasanyamembentukempatikatan.
3. Unsurgolongan 2 (IIA) dan golongan 3 (IIIA)
seringdisebutunsurkekuranganelektron (electron deficient).
Unsurinidalamstruktur Lewis senyawakovalennyaseringkurangdari 8
elektron dan disebut juga perluasanteorioktet.
4. Unsursetelahnomor atom 12
seringkalitermasukunsurhipervalenyaitudapatmengekspansikulitterluarnya
hinggamemilikilebihdari 8 elektron pada senyawatertentu.
Aturan octet berlakuterutamauntukunsur-unsurdalamperiodekedua pada
table periodik. Unsur-unsurinihanyamemiliki orbital subkulit 2s dan 2p
yang dapatmenampungmaksimumdelapanelektron. Pada
pembentukansenyawakovalen, atom
dariperiodekeduainidapatmencapaikonfigurasielektron gas mulia [Ne]
melaluipenggunaanelektronbersamadengan atom lain dalamsenyawa yang
sama. Selanjutnya,
kitaakanmembahasbeberapapengecualianpentingdariaturan octet yang
memberikanpengertianlebihdalamtentangsifatikatankimia.
Atom-atom dapatmembentukberbagaijenisikatankovalen yang
berbeda. Dua atom yang
berikatanmelaluisepasangelektrondisebutikatantunggal. Dalam
beberapasenyawa, atom-atom berikatandenganikatanrangkap, yaituikatan
yang terbentukjika dua atom menggunakan dua
ataulebihpasanganelektronsecarabersama-sama. Ikatanantara dua atom
yang menggunakanbersama dua pasang elektron, disebutikatanrangkap
dua.
Contohikatanrangkap dua terdapatdalammolekulkarbondioksida (CO2) dan
etilena (C2H4) :

.. ..H H
O = C = Oatau C=C

.. .. H H
Contohikatanrangkaptigaterbentukjika dua atom menggunakan Bersama
tiga pasang elektron, sepertidalammolekul N2 :
:N N:
Molekulasetilena (C2H2)juga mengandungikatanrangkaptiga, yaitu pada
ikatanantara dua atom karbon :
H C C H
Dalam etilena dan
asetilenasemuaelektronvalensidigunakandalamikatan :tidakadapasanganele
ktronbebas pada atom karbon. Pada kenyataannya, kecuali pada
karbonmonoksida, molekulstabil yang
mengandungkarbonmemangtidakmemilikipasanganelektronbebas pada
atom karbonnya.

3. IkatanKoordinasi
Ikatankovalenkoordinasimerupakanikatankovalen yang
dapatdipisahkandarisumberelektronnyadengancaramembaginya.Ikataniniterjad
iketikasatu atom membentuksepasangelektron. Dengandemikian, atom
pasangannyatidakdapatmenyumbangkanelektron. Jenis ikataninihanyaterjadi
pada unsur non-logam.
Beberapamolekuladalahcontohikatankoordinasi.Berikutadalahbeberapamoleku
ldalamikatankoordinasi.

- Senyawa SO3
Atom 16S memilikikonfigurasielektron2 8 6, sehingga atom
inimemilikienamelektronvalensinya. Sedangkan atom
memilikikonfigurasielektron2 6.Untukmembentuksenyawa
SO3,makaperlumemenuhikaidahoktet.Sepasangelektrondari atom S
memilikiikatandengansepasangelektron atom O.
Hal itu yang akanmembentuksatuikatanrangkap dua. Dua pasang
elektronlainnyadari atom S tersusunmenjadi dua ikatankovalendengan dua
atom O. Sehinggadalamsenyawa SO3 memilikisatuikatanrangkap dua dan
ikatankovalenkoordinasi.
- Senyawa HNO3
Pada penggambaranstrukturlewissenyawa HNO3 memilikielektronasalnyadari
atom H dengantanda (x).Sedangkanelektrondari N dengantanda (x) dan
elektrondari O tandanya (.). Sehinggamolekul HNO3 memiliki 3 kovalen dan
1 kovalen koordinasi

- NH3
NH3 yang terdiriatastigapasanganelektronsekutu per
tigaikatankovalentunggalnya N-H. Namun pada atom N memiliki 5
elektronvalensi, makamasihadasepasangelektron. Hal
itubukanikatanataupunsepasangelektronmenyendiri (lone pair electron).
Apabilamolekul NH3 bergabungdengan ion H+, makaakanmembentuk
ion NH4+.
Kemungkinanhanyaadasatupembentukanpasanganelektronsekutunya,
berasaldari atom N sebagaikovalenkoordinasi.
- NH4Cl
NH4Cl menjadi salah satucontohsenyawakovalenkoordinasi.
Pembentukansenyawa NH4Cl berasaldari ion NH4+ dan ion Cl–.
Sedangkanpembentukan ion NH4+ darimolekul NH3 dan ion H+. Selain itu,
pembentukan ion H+ apabilahidrogenmelepaskansatuelektronnya.
Ikatankovalenkoordinasimenjadi salah satujenisikatankimia. Jenis
ikataniniberdasarkansumberelektron yang penggunaannyabersamaan.

4. Pembentukan Kristal Ionikmelalui Diagram Born :


Langkah pertama :Menentukanenergi non-logam dan
logamdalambentukunsurnya. Dari sinikurangipanaspembentukan. Nilai yang
diperolehadalahenergidaripadatanionik, yang
digunakanuntukmenentukanenergikisi.

Langkah 2: Unsur-unsur yang terlibatdalamreaksiharusdalambentukgasnya.


Tambahkan perubahanentalpi untukmengubah salah
satuunsurkebentukgasnya, dan ulangihal yang samadenganunsurlainnya.
Langkah 3: Karena logam di alammunculsebagai atom tunggal,
tidakadaenergidisosiasi yang ditambahkankeunsurini. Tapi, banyak non-
logamterjadisebagaispesiespoliatomikseperti Cl adasebagai Cl2
dalamkeadaanunsurnya. Oleh karenaitu, energi yang
dibutuhkanuntukmengubah Cl2 menjadi 2Cl, atom
perluditambahkanuntuknilai yang diperoleh pada Langkah 2.

Langkah 4: Ubah logam dan non-


logammenjadibentukionikdaripadatanioniknya.
Tambahkanenergiionisasilogamuntuknilai yang diperolehdari Langkah 3.
Selanjutnya, kurangi afinitaselektron non-logamdarinilaisebelumnya.

Langkah 5: Pada langkahini, logam dan non-


logamakanbergabungmembentukpadatanionik, menyebabkanpelepasanenergi.
Energiinidisebutenergikisi. Nilai akhiruntukenergikisiadalahselisihantaranilai
Langkah 1 dan Langkah 4.

5. MenggambarkanStruktur Lewis dan menghitungmuatan formal


Strukturlewisadalahsuatupolaatau diagram yang
menggambarkanjumlahelektronvalensidari atom-atom yang
akanmembentukikatankimia.

Strukturlewisbiasadikenal juga denganrumustitikelektron. Gambar


strukturlewismerupakanupayamengetahuiperananelektronvalensisaatmembent
ukikatan.Rumusinimenggunakantanda atom yang dikelilingitandatitik,
silangataubulatankeciluntukmenggambarkanjumlahelektronvalensi atom yang
berikatan.

strukturlewisadalahsuatupolaatau diagram yang


menggambarkanjumlahelektronvalensidari atom-atom yang
akanmembentukikatankimia.

Strukturlewisbiasadikenal juga denganrumustitikelektron. Gambar


strukturlewismerupakanupayamengetahuiperananelektronvalensisaatmembent
ukikatan.

Rumusinimenggunakantanda atom yang dikelilingitandatitik,


silangataubulatankeciluntukmenggambarkanjumlahelektronvalensi atom yang
berikatan.

ContohGambarStrukturLewis :

Di tabelpertamadapatkitalihatstrukturlewis H2O, dimana atom pusat O


dikelilingi 4 PEI. Maka jumlah domain elektronnyaadalah 4.
Sementarastrukturlewis CO2, atom pusat C dikelilingi oleh 2
ikatanrangkapsehingga domain elektronnyayaitu 2.

Strukturlewis SO2, atom pusat S dikelilingi 2 ikatanrangkap dan 1 PEB


makajumlahdomain elektronnyaadalah3.

6. Sifat-Sifat kepolaransuatuzat
Kepolaransenyawaadalahperilakusuatuzat yang menyerupaimedan magnet,
yaituterdapatkutubsementara yang disebutdipol. Kepolaransenyawaterdapat
pada senyawakovalen, dan dibagimenjadi dua, yaitu:

1) Senyawakovalen polar
Adalah senyawakovalen yang dibentuk oleh dua unsurberbeda,
dimanakeelektronegatifanpastiberbeda, sehinggamenghasilkandipol.
Ciri-cirisenyawapolar :
1. Dapat larutdalam air dan pelarut polar lain.
2. Memilikikutub( +) dan kutub (-) , akibattidakmeratanyadistribusielektron.
3. Memilikipasanganelektronbebas (bilabentukmolekuldiketahui)
ataumemilikiperbedaankeelektronegatifan.
Contoh: HCl, HBr, HI, H2O.
2) Senyawakovalen non-polar Adalah senyawakovalen yang dibentuk oleh dua
unsursama, dimanakeelektronegatifanpastisama.
Ciri-cirisenyawa non polar :
1. Tidak larutdalam air dan pelarut polar lain.
2. Tidak memilikikutub (+) dan kutub (-) ,akibatmeratanyadistribusielektron.
3. Tidak memilikipasanganelektronbebas (bilabentukmolekuldiketahui)
ataukeelektronegatifannyasama.
Contoh: H2, Cl2, O2, N2, dan senyawapoliatomiklainnya. Tingkat
kepolaransenyawadinyatakandalammomendipoldalamsatuanCoulumb meter.
Senyawa non-polar memilikimomendipol nol.

Tingkat
kepolaransenyawadinyatakandalam momendipol dalamsatuanCoulumb meter.
Senyawa non-polar memilikimomendipol nol. Senyawa polar
memilikiperbedaankeelektronegatifan yang besar,
perbedaanhargainimendorongtimbulnyakutubkutublistrik yang
permanen( dipol permanent). Jadi antarmolekul polar terjadigayatarikdipol
permanent.
Senyawa non polar memilikiperbedaankeelektronegatifan yang kecil,
bahkanuntuksenyawa biner dwiatom( seperti O2,H2)
perbedaankeelektronegatifannya = 0.
Bila terdapatsenyawa non polar terjadigayatarikdipolsesaat (gayadispersi/
gayalondon ) gayainiterjadiakibatmuatan + inti atom salah satu atom
menginduksielektron atom lain sehinggaterjadilahkutubkutub yang
sifatnyasesaat.

Senyawa polar adalahsenyawa yang


terbentukakibatadanyasuatuikatanantarelektron pada unsur-
unsurnyasedangkan, Senyawa nonpolaradalahsenyawa yang
terbentukakibatadanyasuatuikatanantarelektron pada unsur-unsur yang
membentuknya.

Beberapasenyawaada yang larutdenganpengadukan, tanpapengadukan,


atautidaklarut. Pengadukandidalammengetahuikepolaransuatusenyawa sangat
mempengaruhikelarutansuatusenyawakarenadenganmelakukanpengadukansua
tusenyawadapatlarutlebihcepat.

Ada bahan-bahan yang tetaptidaklarutsetelahpengadukanyaitubahan -


bahandarijenisminyaktidakdapatlarutmeskipunsetelahdiaduk.Adapun faktor-
faktor yang mempengruhikalrutansuatusenyawayaitu, suhuzatpelarut, volume
zatpelarut, dan lama pengadukan

7. Gaya yang terbentuk antara molekul dan titik didihnya


Pengaruh Gaya Antar Molekul terhadap Sifat Fisika
Gaya antar molekul yang dihasilkan dapat mempengaruhi sifat fisis senyawa,
diantaranya titik didih dan titik leleh, wujud zat, kekentalan, kelarutan, dan
bentuk permukaan cairan.

1.Pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik didih dan titik leleh


Kekuatan ikatan hidrogen berbanding lurus dengan titik didih dan

titik leleh. Semakin kuat ikatan yang terbentuk, maka semakin tinggi

titik didih dan titik leleh suatu zat.

2. Pengaruh gaya London terhadap titik didih dan titik leleh

Sama dengan ikatan hidrogen, gaya London juga berbanding lurus

dengan titik didih dan titik leleh. Semakin besar gaya London suatu

senyawa, maka semakin tinggi pula titik didih dan titik lelehnya.

3. Pengaruh gaya antar molekul terhadap wujud gas nitrogen

Pada suhu rendah, gas nitrogen berwujud cair, sedangkan pada

suhu tinggi, gas nitrogen berwujud gas. Perubahan wujud gas

nitrogen ini berhubungan dengan gaya antar molekul di mana pada

suhu tinggi, gaya antar molekul tidak dapat mempertahankan jarak

antar molekul-molekul penyusun nitrogen (N2) agar tetap

berdekatan. Akibatnya, jarak antar molekul penyusun nitrogen pun

merenggang dan gas nitrogen berubah wujud menjadi gas.

4.Pengaruh gaya antar molekul terhadap kekentalan cairan

Kemudahan zat untuk mengalir berhubungan dengan gaya antar

molekul. Semakin tinggi gaya antar molekulnya, maka semakin sulit

suatu zat mengalir karena kekentalannya semakin tinggi.

Kekentalan suatu zat dapat berkurang jika dipanaskan. Sebab,


suhu yang panas akan memperbesar jarak antar molekul sehingga

gaya antar molekul dan kekentalan pun berkurang.

5. Pengaruh gaya antar molekul terhadap kelarutan

Larutan adalah suatu campuran yang terdiri dari zat terlarut dan

pelarut. Larutan ini juga dipengaruhi oleh gaya antar

molekul.Sebagai contoh, air dan etanol. Struktur molekul yang

dimiliki oleh etanol memungkinkan untuk membentuk ikatan

hidrogen dengan atom O dan atom H dari molekul air.

8. Bentuk Molekul dan Sudut Ikatan menggunakan Teori Hibridisasi, Teori


VSEPR, dan Teori Orbital Molekul

1.2 Hibridisasi
A. sp Hibridisasi
Jenis hibridisasi lain terjadi pada karbon dioksida, yang memiliki Struktur Lewis
berikut:

Pada molekul CO2 atom karbon memiliki dua pasang efektif yang tersusunpada
sudut 180 derajat. Olehkarena itu kita membutuhkan sepasang orbital atom yang
berorientasi pada arah yang berlawanan. Inimemerlukan jenis hibridisasi baru, karena
orbital hibrida sp3 maupun sp2 tidak sesuai dengan kasus ini.Memperoleh dua orbital
hibrida yang diatur pada 180 derajat memerlukan hibridisasi sp, yang melibatkanorbital
satu s dansatu orbital p, seperti ditunjukkan secara skematis pada Gambar 1.

Gambar1.Ketika salah satu orbital s dan satu p orbital yang hibridisasi, satu set dari
dua orbital sp berorientasi pada 180 derajat hasil.
Dalam hal model ini, dua pasangan efektif di sekitar atom akan selalu mensyaratkan
hibridisasi sp dari atom tersebut. Orbital sp karbon dalam karbondioksida ditunjukkan
pada Gambar 2, dan tingkat energi orbital yang sesuai diagram untuk formasi
mereka.Orbital hibrida sp adalah digunakan untuk membentuk σ ikatan antara karbon
dan atom oksigen. Perhatikan itu dua orbital 2p tetap tidak berubah pada karbon
hibridisasi sp. Mereka digunakan untuk membentuk ikatan π ke atom oksigen.

Gambar2

Gambar3.Orbital hibrida pada molekul CO2dan Diagram tingkat energi orbital


untuk pembentukan orbital hibrida sp karbon.
Dalam molekul CO2 masing-masing atom oksigen memiliki tiga pasang efektif itu,
membutuhkan susunan planar trigonal dari pasangan.Sejak satu set trigonal Orbit hibrid
sesuai dengan hibridisasi sp2, masing-masing atom oksigen bisa diasumsikan sp 2
hibridisasi. Orbital pada setiap oksigen tidak berubah proses hibridisasi digunakan
untuk ikatan π dengan atom karbon.
Sekarang kita siap untuk memperhitungkan struktur karbondioksida Lewis.Orbital
sp pada bentuk karbon ikatan σ dengan orbital sp 2 pada dua oksigen atom (Gambar
2).Orbital sp2 yang tersisa pada atom oksigen terus pasangan lone.Ikatan π antara atom
karbon dan masing-masing atom oksigen dibentuk oleh tumpang tindih orbital 2p
paralel.Atom karbon hibridisasi sp memiliki dua orbital p yang tidak terhibridisasi,
digambarkan pada Gambar 4.Masing-masing orbital p ini digunakan untuk membentuk
sebuah ikatan π dengan atom oksigen (lihat Gambar 5).
Perhatikan bahwa gambar ikatan ini dengan rapi menjelaskan
susunan elektron diprediksi oleh struktur Lewis.

Gambar4.Orbital dari sp hibridisasi Gambar5.Susunan orbital untuk sp2


atom karbon. hibridisasi atom oksigen.
Hal ini berguna untuk mengingatkan kita pada saat ini bahwa karena kita
menggunakan model ikatan yang sangat sederhana, gambaran molekul yang kita
dapatkan dari model ini adalah perkiraan. Molekul karbon dioksida memberikan
contoh yang bagus. Berbagai jenis bukti menunjukkan bahwa kerapatan elektron di
sekitar dua ikatan CO di CO2 sebenarnya berbentuk silindris simetris - yaitu,
kerapatan elektron homogen di sekitar sumbu molekul OCO.

B. Hibridisasi sp2
Senyawa karbon ataupun molekul lainnya dapat dijelaskan seperti yang dijelaskan
pada metana. Misalnya etilena (C2H4) yang memiliki ikatan rangkap dua di antara
karbon-karbonnya. Struktur Kekule metilena akan tampak seperti:
Gambar 4. Struktur metilen dengan karbon ikatan

Karbon akan melakukan hibridisasi sp2 karena orbtial-orbital hibrid hanya akan
membentuk ikatan sigma (σ) dan satu ikatan pi (π) seperti yang disyaratkan untuk
ikatan rangkap dua di antara karbon-karbon. Ikatan hidrogen-karbon memiliki panjang
dan kuat ikat yang sama. Dalam hibridisasi sp2, orbital 2s hanya bergabung dengan dua
orbital 2p:

Sehingga membentuk orbital sp2 dengan satu orbital p tersisa. Dalam etilena, dua
atom karbon membentuk sebuah ikatan sigma dari tumpang tindih dengan dua orbital
sp2karbon lainnya dan setiap karbon membentuk dua ikatan kovalen dengan hidrogen
dengan tumpang tindih s-sp2 yang bersudut 120°, membentuk geometri trigonal planar.

Gambar 5. Hibridisasi atom s, px dan py hasi dari formasi tiga sp2 dengan orbital pusat
xy dengan sudut 1200 dan membentuk trigonal planar..........................

Ikatan pi antara atom karbon tegak lurus dengan bidang molekul dan dibentuk oleh
tumpang tindih 2p-2p (namun, ikatan pi boleh terjadi maupun tidak). Pada formasi
orbital sp2, satu orbital 2p pada karbon tidak digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa p
yakni orbital pz berorientasi tegak lurus pada orbital sp2.
Gambar 6. Diagram tingkat energi orbital

C. Hibridisasi sp3
Hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom membentuk
orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom.
Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk
orbital molekul dari sebuah molekul. Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan dari
teori ikatan valensi.Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut
pandang sebuah atom.Sebagai contoh dapat dilihat pada senyawa metana. Atom karbon
memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p2 atau dalam bentuk orbital:

Dapat dilihat bahwa hanya terdapat 2 orbital yang tidak berpasangan sedangkan
atom hidrogen yang akan masuk ada 4 sehingga atom karbon akan mengalami
hibridisasi untuk menyediakan orbital untuk berikatan dengan atom hidrogen.

Gambar 1. Diagram hibridisasi sp3


Gambar 2. Orbital valensi pada atom C 2s, 2px, 2py dan 2pz serta tumpang tindih
orbital.

Pembentukan orbital hybrid melalui proses hibridisasi adalah sebagai berikut :


1. Salah satu electron yang berpasangan berpromosi ke orbital yang lebih tinggi tingkat
energinya sehingga jumlah electron yang tidak berpasangan sama dengan jumlah
ikatan yang akan terbentuk. Atom yang sedemikian disebut dalam keadaan
tereksitasi. Promosi yang mungkin adalah dari ns ke np dan ns ke ns ke nd atau (n-1)
2. Penggabungan orbital mengakibatkan kerapatan electron lebih besar di daera orbital
hybrid.
3. Terjadi tumpang tindih orbital hybrid dengan orbital atom lain sehingga membentuk
ikatan kovalen atau kovalen koordinasi.
Pada senyawa metana, empat orbital hibrid sp3dari atom karbon, tumpang tindih
dengan orbital 1s hidrogen, menghasilkan empat ikatan sigma (σ). Empat ikatan ini
memiliki panjang dan kuat ikat yang sama, sehingga sesuai dengan pengamatan. Ikatan
sigma terbentuk dari tumpang tindih (overlap) orbital-orbital s atau orbital p. Ikatan
sigma merupakan ikatan kovalen yang paling kuat dengan energy ikatan yang paling
besar.

Gambar 3. Bentuk geometri dari struktur metana (CH4)

Maka bisa dilihat bahwa pada setiap orientasi orbital-orbital p, sebuah hidrogen
tunggal akan bertumpang tindih sebesar 25% dengan orbital-s C dan 75% dengan tiga
orbital-p C. Hal ini sama dengan persentase relatif antara s dan p dari orbital hibrid sp3
(25% s dan 75% p).

D. dsp3 Hibridisasi
Pada bagian ini kita akan menjelaskan orbital hibrid yang terlibat saat orbital 3d
diasumsikan berpartisipasi dalam ikatan. Pertama kita akan mempertimbangkan
phosphorus pentachloride (PCl5). Struktur Lewis tradisional untuk PCl5 (dengan
asumsi partisipasi orbital d)

Menunjukkan bahwa atom fosfor dikelilingi oleh lima pasang elektron. Karena pada
model VSEPR lima pasang memerlukan pengaturan bipyramidal trigonal,
kita membutuhkan satu set atomit orbital trigonal bipiramida pada fosfor. Kumpulan
orbital semacam itu dibentuk oleh hibridisasi dsp3 dari satu orbital, satu orbital s,
dan tiga orbital p, seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6.Satu set orbital hibrida dsp3 pada atom fosfor. Perhatikan bahwa himpunan
lima orbital dsp3 memiliki susunan bipiramidal trigonal. (Setiap orbital
dsp3 juga memiliki lobus kecil yang tidak ditunjukkan dalam diagram ini.)

Meskipun tidak penting untuk tujuan kita, himpunan orbital hibrida dsp3 berbeda
dari hibrida yang telah kita pertimbangkan sejauh ini sehingga orbital hibrida yang
menunjuk ke simpul segitiga (sering disebut tiga orbital hulu khatulistiwa) sedikit
berbeda pada bentuk dari dua lainnya (orbital aksial). Situasi ini berlawanan dengan
rangkaian hibrida sp, sp2, dan sp3 dimana masing-masing orbital dalam bentuk tertentu
identik bentuknya dengan yang lain.
Atom fosfor hibrid dsp3 dalam molekul PCl5 menggunakan lima atomnya
orbital dsp3 untuk berbagi elektron dengan lima atom klorin. Catatbahwaenurutmodel
ini adalahsatu set dari lima pasang efektif di sekitar atom tertentu selalu
membutuhkan pengaturan bipyramidal trigonal, yang pada gilirannya melibatkan dsp 3
hibridisasi atom itu.
Struktur Lewis untuk PCl5 menunjukkan bahwa masing-masing atom klorin
dikelilingi oleh empat pasang elektron. Ini memerlukan pengaturan tetrahedral, yang
pada gilirannya membutuhkan satu set dari empat orbital sp 3 pada masing-masing atom
klorin. Sekarang kita bisa menggambarkan ikatan molekul PCl5. Lima PCl ikatan σ
dibentuk dengan membagi elektron antara orbital dsp 3 pada atom fosfor dan orbital sp3
pada masing-masing klorin. Orbital sp3 lainnya pada masing-masing klorin memegang
satu pasang.

E. d2sp3 Hibridisasi
Selanjutnya, kita mempertimbangkan sulfur hexafluorida (SF 6), yang memiliki
struktur Lewis tradisional.
Ini memerlukan susunan pasangan oktahedral dan, pada gilirannya, satu oktahedral
dari enam orbital hibrid. Hal ini menyebabkan hibridisasi d2sp3, di mana dua d orbital,
orbital satu s, dan tiga orbital p digabungkan (lihat Gambar 7). Perhatikan bahwa enam
pasangan elektron di sekitar atom selalu disusun secara oktahedral, yang mensyaratkan
hibridisasi d2sp3 atom. Setiap orbital d2sp3 pada atom belerang digunakan untuk
mengikat atom fluor. Karena ada empat pasang pada setiap atom fluorin, atom fluorin
diasumsikan bersifat sp3 hibridisasi.

Gambar5.Set oktahedral orbitalGambar4


2sp3 d pada atom belerang. Lobus kecil dari
Gambar5
setiap orbital hibrida telah dihilangkan untuk kejelasan.
Atom menyesuaikan untuk memenuhi "kebutuhan" molekul. Saat
mempertimbangkan dengan ikatan dalam molekul tertentu, oleh karena itu, kita selalu
memulai dengan molekul daripada komponen atom. Dalam molekul, elektron diatur
untuk memberi masing-masing atom konfigurasi gas mulia jika memungkinkan dan
untuk meminimalkan muntahan pasangan elektron. Kami kemudian berasumsi bahwa
atom menyesuaikan orbital mereka dengan hibridisasi agar molekul dapat mengadopsi
struktur yang memberi energi minimum.

2.2 VSEPR
A. Struktur Molekul : Model VSEPR

Struktur dari molekul sangat penting untuk menentukan sifat kimianya. Banyak
metode yang digunakan untuk menentukan struktur molekul, penyusunan atom dalam
molekul tiga dimensi. Model ini disebut sebagai model VSEPR ( valence shell electron
pair repulsion ), yang digunakan untuk memprediksi geometri dari molekul yang
terbentuk dari nonlogam. Postulat dari model ini yaitu “ prinsip penentuan struktur
atom dengan dorongan pasangan elektron minimal.

B. Tahapan Menggunakan Model VSEPR


2. Gambarkan struktur lewis molekul.
3. Hitung pasangan elektron disekitar atom pusat, dan susun mereka dengan
tolakan yang minimal.
4. Tentukan posisi atom dari pasangan elektron yang terbagi.
5. Beri nama struktur molekul tersebut dari posisi atomnya.
Cara menggunakan model VSEPR
1. Contoh NH3, Gambarkan struktur lewisnya

2. Hitung pasangan elektron dan atur dalam tolakan yang minimal. Molekul
NH3 memiliki 4 pasang elektron dimana ada 3 pasang elektron ikatan dan
1pasang tidak ikatan.
3. Tentukan posisi atom. Atom H mengalami tolakan dari pasangan elektron
bebas yang terdapat diatas atom nitrogen
4. Beri nama struktur molekul tersebut. Struktur molekul ammonia yaitu
trigonal piramid, tidak tetahedral karena terdapat 3 pasang elektron ikatan
dan 1 pasang elektron bebas.
Dari diskusi sebelumnya dapat diprediksi bahwa sudut ikatan H-X-H (dimana X
adalah atom pusat) dalam CH4, NH3, dan H2O membentuk sudut ikatan tetrahedral
(109,5˚). Pada percobaan menunjukkan bahwa sudut ikatan senyawa tersebut
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar a menunjukkan susunan tetrahedral dengan empat pasangan elektron
disekeliling oksigen dalam molekul air. Gambar b menyatakan dua pasang elektron
yang dibagi dengan atom oksigen dan atom hidrogen, dan dua pasang elektron bebas.
Gambar c menunjukkan struktur molekular V-Shaped dari molekul air.
Postulat model VSEPR menyatakan pasangan elektron bebas membutuhkan ruang
yang lebih dibandingkan dengan pasangan elektron ikatan dan menurunkan sudut
antara pasangan elektron ikatan.
2.3 Model Orbital Molekuler

Harus jelas sekarang bahwa model LE bernilai sangat besar dalam menafsirkan struktur
dan ikatan molekul. Namun, ada beberapa masalah dengan model ini pada tingkat perkiraan
ini. Misalnya, karena salah mengasumsikan bahwa elektron dilokalisasi, konsep resonansi
harus ditambahkan. Selain itu, model ini tidak mudah menangani molekul yang mengandung
elektron tak berpasangan. Dan akhirnya, model dalam bentuk ini tidak memberikan informasi
langsung tentang energi ikatan.
Model lain yang sering digunakan untuk menggambarkan ikatan adalah model orbital
molekul. Untuk mengenalkan asumsi, metode, dan hasil dari model ini, kita akan
mempertimbangkan molekul paling sederhana dari semua, H 2, yang terdiri dari dua proton
dan dua elektron. Molekul yang sangat stabil, H 2 lebih rendah energi daripada atom hidrogen
yang dipisahkan oleh 432 kJ / mol.
Namun, meski diformulasikan dengan mudah, masalah ini tidak bisa dipecahkan dengan
tepat. Kesulitannya sama dengan yang dihadapi dalam berurusan dengan atom polielektronik
- masalah korelasi elektron. Karena kita tidak dapat menjelaskan detail gerakan elektron, kita
tidak dapat mengatasi interaksi elektron-elektron dengan cara tertentu. Kita perlu membuat
perkiraan yang memungkinkan pemecahan masalah tapi itu tidak merusak integritas fisik
model. Keberhasilan pendekatan ini dapat diukur hanya dengan membandingkan prediksi
dari teori dengan pengamatan eksperimental. Dalam hal ini kita akan melihat bahwa model
yang disederhanakan bekerja dengan baik.
Gambar 6.Kombinasi orbital atom hidrogen 1s membentuk MOs. Fase orbital
ditunjukkan oleh tanda-tanda di dalam permukaan batas.

Sama seperti orbital atom adalah solusi untuk pengobatan kuantum mekanik atom,
orbital molekul (MOs) adalah solusi untuk masalah molekuler. MO memiliki banyak
karakteristik yang sama dengan orbital atom. Dua yang paling penting adalah (1) mereka
dapat menahan dua elektron dengan putaran yang berlawanan dan (2) kuadrat dari fungsi
gelombang orbital molekul menunjukkan probabilitas elektron.
Seperti dalam penerapan mekanika kuantum pada atom terisolasi, perlakuan orbital MO
dapat dilakukan pada berbagai tingkat kecanggihan. Dalam uraian kita tentang model ini, kita
akan mengasumsikan bahwa MOs untuk H2 dibuat menggunakan orbital hidrogen 1s. Kita
mengatakan bahwa orbital 1s membentuk "basis set" untuk MOs. Pengobatan yang lebih rinci
akan menggunakan basis dasar yang berbeda-satu di mana bagian radial orbital atom
diizinkan bervariasi untuk mencapai energi terendah MO untuk molekul hidrogen. Namun,
untuk menghindari komplikasi sebanyak mungkin, saat kita membahas gagasan mendasar
dari deskripsi MO tentang molekul, kita akan menggunakan versi sederhana dari model ini.
Sekarang kita akan menggambarkan ikatan molekul hidrogen dengan menggunakan
model MO. Langkah pertama adalah untuk mendapatkan orbital molekul hidrogen, sebuah
proses yang sangat disederhanakan jika kita mengasumsikan bahwa MO dapat dikonstruksi
dari orbital hidrogen 1s.Dalam perkiraan ini dari molekul hidrogen, dua hasil MOs:

dimana 1sA dan 1sB mewakili orbital 1s dari dua hidrogen terpisah
atom. Proses ini ditunjukkan secara skematis pada Gambar 8. bersamaan dengan fase
dari orbitalcs
Gambar 7.(a) diagram tingkat energi MO untuk molekul H2. (b) Bentuk MOs adalah
diperoleh dengan mengkuadratkan fungsi gelombang untuk MO1 dan MO2.
Posisi nukleus ditunjukkan oleh •.

Sifat orbital yang paling diminati adalah ukuran, bentuk (dijelaskan oleh
distribusi probabilitas elektron), dan energi. Sifat-sifat ini untuk hidrogen MOs ditunjukkan
pada Gambar 9.

Dari gambar ini kita bisa mencatat beberapa poin penting:


1. Probabilitas elektron kedua MO berpusat di sepanjang garis yang melewati dua inti.
Untuk MO1, probabilitas elektron terbesar ada di antara nukleus. Dalam kasus ini, fase
pencocokan orbital menghasilkan gangguan konstruktif dan kemungkinan elektron
yang ditingkatkan antara kedua inti. Untuk MO 2, ini berpusat di sepanjang sumbu
molekul tapi di luar area antara dua inti. Dalam kasus ini, fasa yang tidak cocok
menghasilkan gangguan destruktif yang mengarah ke simpul dalam probabilitas
elektron antara dua inti. Dalam kedua MOs kerapatan elektron memiliki simetri
silinder sehubungan dengan sumbu molekuler. Artinya, probabilitas electronadalah
sama sepanjang garis yang ditarik tegak lurus terhadap sumbu ikatan pada titik
tertentu pada sumbu. Distribusi elektron simetrik berbentuk silinder ini digambarkan
sebagai sigma (σ), Seperti pada model elektron lokal. Dengan demikian, kita mengacu
pada MO1 dan MO2 sebagai sigma (σ) MOs.

2. Dalam molekul, hanya MO yang tersedia untuk pendudukan oleh elektron. Orbital
atom 1s tidak lagi ada karena molekul H2 - entitas baru - memiliki orbital baru sendiri.

3. MO1 lebih rendah energi daripada orbital 1s atom hidrogen bebas, namun MO 2 lebih
tinggi energi daripada orbital 1s. Fakta ini memiliki implikasi yang sangat penting
bagi stabilitas molekul H2: Jika kedua elektron (satu dari setiap atom hidrogen)
menempati energi rendah MO, mereka akan memiliki energi lebih rendah daripada
yang ada di dua atom hidrogen yang terpisah. Situasi ini mendukung pembentukan
molekul karena alam cenderung mencari energi terendah. Artinya, kekuatan
pendorong pembentukan molekul di sini adalah bahwa MO yang tersedia pada dua
elektron memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital atom yang dimiliki
elektron ini dalam atom yang terpisah. Situasi ini adalah ikatan "pro".Di sisi lain, jika
kedua elektron dipaksa untuk menempati MO energi yang lebih tinggi, mereka pasti
akan menjadi ikatan "anti". Dalam hal ini elektron ini akan memiliki energi yang lebih
rendah dalam atom yang terpisah daripada molekul; Dengan demikian negara yang
dipisahkan akan disukai. Tentu saja, karena energi rendah MO 1 tersedia, kedua
elektron tersebut menempati MO tersebut dan molekul yang dihasilkan stabil. Kita
telah melihat bahwa molekul molekul hidrogen terbagi menjadi dua kelas: ikatan dan
antibondasi. MO ikatan lebih rendah energi daripada orbital atom yang terbentuk.
Elektron dalam jenis orbital ini menyukai molekul; Artinya, mereka akan menyukai
ikatan. MO antibonding lebih tinggi energi daripada orbital atom yang terbentuk.
Elektron dalam jenis orbital ini akan menyukai atom yang dipisahkan (antibondasi).
Gambar 10. mengilustrasikan gagasan ini.

4. Gambar 9. menunjukkan bahwa untuk ikatan MO pada molekul H 2, elektron memiliki


probabilitas terbesar berada di antara inti. Inilah yang akan kita harapkan, karena
elektron dapat menurunkan energinya dengan secara bersamaan tertarik oleh kedua
nukleus. Di sisi lain, distribusi elektron untuk MO antibonding sedemikian rupa
sehingga elektron terutama berada di luar ruang antara nuklei. Distribusi jenis ini
diharapkan tidak memberikan kekuatan ikatan apapun. Sebenarnya, ini menyebabkan
elektron menjadi lebih tinggi dalam energi daripada di atom yang terpisah. Dengan
demikian model MO menghasilkan distribusi elektron dan energi yang sesuai dengan
gagasan dasar kita tentang ikatan. Fakta ini meyakinkan kita bahwa model itu masuk
akal secara fisik.

You might also like