Professional Documents
Culture Documents
Askep Asites - Jusmira
Askep Asites - Jusmira
ASITES
Disusun oleh :
JUSMIRA S.Kep
A1C121023
CI INSTITUSI CI LAHAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum, asites
dapat disebabkan oleh banyak penyakit. Pada dasarnya penimbunan cairan di rongga
peritoneum dapat terjadi melalui mekanisme dasar, yakni transudasi dan eksudasi. Asites
yang ada hubungannya dengan sirosis hati dan hipertensi porta adalah salah satu contoh
penimbunan cairan di rongga peritoneum yang terjadi melalui mekanisme transudasi
(Herdaman, 2014).
Asites merupakan pengumpulan cairan secara patologis di kavitas peritoneum dan
biasanya terjadi pada berbagai macam penyakit seperti penyakit hati kronis, penyakit
jantung, infeksi tuberculosis, penyakit ginjal, keganasan dan lain-lain. Penumpukan
cairan ini biasanya cairan serosa yang berwarna kuning pucat dan terdapat didalam
rongga perut yang terletak dibawah rongga dada dan dipisahkan dengan diagfragma
(Sutjahjo, 2016).
B. Etiologi
1. Menurut teori underfilling: Hipertensi porta, hipoalbuminea yang mengakibatkan
volume cairan plasma menurun.
2. Menurut teori overfilling: Peningkatan aktivitas hormone anti-diuretik (ADH) dan
menurunkan aktivitas hormon natriuretik mengakibatkan ekspansi cairan plasma dan
reabsorpsi air di ginjal (Herdaman, 2014).
Menurut Grace (2007) dalam buku At a Glance ilmu bedah, asites merupakan cairan
yang berakumulasi dalam rongga peritoneal disebabkan oleh 6 hal yaitu :
2
5. Gagal ginjal kronis (nefrotil sindrom)
6. Kilus (obstruksi ductus limfatikus)
C. Patofisiologi
Asites merupakan salah satu komplikasi yang terjadi akibat gagal jantung baik
high maupun low output. Gagal jantung high output dapat berhubungan dengan adanya
penurunan resistensi perifer, sedangkan low output berhubungan dengan cardiac output
sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan volume darah arteri dan
kemudian terjadi retensi sodium pada ginjal. Gagal jantung kongesti mengakibatkan
terjadinya peningkatan tekanan sinusoid hepatic karena kongesti tersebut kemudian
terjadi kebocoran (Sutjahjo, 2016).
Hipertensi portal dan peningkatan tekanan kapiler dan sumbatan aliran darah vena
melalui hati yang rusak merupakan faktor yang berkontribusi. Vasodilatasi yang terjadi
dalam sirkulasi splanknik (suplai arteri dan drainase vena sistem GI dari esofagus distal
ke midrektum termasuk hati dan limpa) juga merupakan faktor penyebab yang diduga.
Kegagalan hati untuk memetabolisme aldosteron meningkatkan retensi natrium dan air
oleh ginjal. Retensi natrium dan air, peningkatan volume cairan intravaskular,
peningkatan aliran limfatik, dan penurunan sintesis albumin oleh hati yang rusak
semuanya berkontribusi pada pergerakan cairan dari sistem vaskular ke ruang
peritoneum. Proses tersebut mengakibatkan kehilangan cairan ke ruang peritoneum
menyebabkan retensi natrium dan air lebih lanjut oleh ginjal dalam upaya untuk
mempertahankan volume cairan vaskular (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).
Sebagai akibat dari kerusakan hati, sejumlah besar cairan albuminr 15 L atau lebih, dapat
terakumulasi dalam rongga peritoneum sebagai asites. Pergerakan albumin dari serum ke
rongga peritoneum, tekanan osmotik serum menurun dan ini dikombinasikan dengan
peningkatan tekanan portal yang menghasilkan pergerakan cairan ke dalam rongga
peritoneum (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).
D. Manifestasi klinik
1. Perut membuncit seperti perut katak
2. Letak umbilicus tergeser kekaudal mendekati simpisis pubis
3
3. Pada perkusi, pekak samping meningkat dan terjadi shifting dullness
4. Nyeri perut
5. Peningkatan berat badan
6. Gizi kurang
7. Atrofi otot
8. Sesak nafas saat berbaring
9. Mual
10. Pembesaran hepar
E. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
1. Foto thorax dan abdomen
Tanda-tanda beberapa tanda asites nonspesifik seperti gambar abdomen buram,
penonjolan panggul, batas PSOAS kabur, ketajaman gambar intra abdomen
berkurang. Peningkatan kepadatan pada foto tegak, terpisahnya gambar lengkung
usus halus, dan terkumpulnya gas di usus halus.
2. USG
Real time sonografi adalah pemeriksaan cairan asites yang paling mudah dan
spesifik. Volume sebesar 5-10 ml dapat terlihat. Asites yang sederhana terlihat seperti
gambar yang homogeny, mudah berpindah anechoic di dalam rongga peritoneal yang
akan menyebabkan terjadinya peningkatan akustik. Cairan asites tidak menggeser
organ, tetapi cairan akan berada diantara organ-organ tersebut.
3. CT-SCAN
Asites terlihat jelas dengan pemeriksaan CT-scan. Sedikit cairan asites terdapat
pada ruang periheoatik kanan, ruang subhepatik posterior(kantung morison) dan
kantung douglas.
4. Laparoskopi
Dilakukan jika terdapat asites maligna. Pemeriksaan ini penting untuk
mendiagnosa adanya mesothelioma maligna.
5. Parasentesis abdomen
Pemeriksaan yang paling cepat dan efektif untuk mendiagnosa penyebab asites.
4
F. Penatalaksanaan
1. Modifikasi Diet
Membatasi pemasukan sodium (garam) makanan kurang dari 2 gram per hari.
Konsultasi dengan ahli nutrisi dalam rangka pembatasan garam harian dapat sangat
bermanfaat untuk pasien –pasien dengan asites.
2. Diuretik
Pemberian diuretik dapat meningkatkan eksresi air dan garam dari ginjal.
Regimen diuretik yang direkomendasikan kombinasi dari spironolactone dan
furosemide. Dosis tunggal harian dari 100 mg spironolactone dan 40 mg furosemide
adalah dosis awal yang biasanya direkomendasikan.
3. Istirahat di Tempat Tidur
Pada pasien dengan asites, postur tegak dikaitkan dengan aktivasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron dan sistem saraf simpatis (Porth & Matfin, 2009). Hal ini
menyebabkan berkurangnya filtrasi glomerulus ginjal dan ekskresi natrium dan
menurunnya respons terhadap diuretik loop. Oleh karena itu, tirah baring dapat
menjadi terapi yang berguna, terutama untuk pasien yang kondisinya refrakter
terhadap diuretik (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).
4. Therapeutic paracentesis
Untuk pasien yang tidak merespon dengan baik pada regimen diatas therapeutic
paracentesis dapat dilakukan untuk mengeluarkan jumlah cairan yang banyak.
Sekitar 4-5 liter dari cairan dapat dikeluarkan secara aman dengan prosdur ini setiap
waktu.
5. Operatif
Untuk kasus yang lebih berat, prosedur operasi mungkin perlu untuk mengontrol
asites. Transjugular intrahepatic portacaval shunt metode ini dilakukan dengan cara
memasang paracarval shunt dari sisi kiri melalui radiologis dibawah anastesi lokal.
Metodi ini sering digunakan untuk asites yang berulang.
5
G. Komplikasi
Serangkaian komplikasi yang dapat terjadi pada penderita asites meliputi:
1. Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP), infeksi yang terjadi pada rongga perut secara
spontan akibat cairan dalam rongga perut tersebut.
2. Sindrom Hepatorenal, komplikasi yang umumnya terjadi pada penderita sirosis yang
mengakibatkan gagal ginjal.
3. Malnutrisi dan berat badan menurun
4. Kesulitan bernapas, akibat cairan yang menekan otot diafragma yang berperan dalam
pernapasan.
5. Kesadaran menurun atau ensefalopati hepatikum. Keadaan ini akibat fungsi hati yang
menurun dalam detoksifikasi racun, sehingga racun menumpuk pada otak.
H. Pencegahan
Asites dapat dicegah dengan cara menghindari faktor risiko penyakit yang
menjadi penyebab asites.
I. Prognosis
Pada umumnya dikatakan terbentuknya asites merupakan pertanda prognosis yang
tidak baik. Kemungkinan hidup sampai satu tahun hanya kira-kira 50% dan sampai 5
tahun kira-kira 20%. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis adalah perubahan
hemodinamika sistem porta, sistem vascular sistemik dan fungsi ginjal, ketiga faktor ini
lebih penting dari pada tes fungsi hati konvensial yang biasa digunakan.
6
PATHWAY
Splenomegali
Kelainan jaringan
Inflamasi akut
perenkim hati Fungsi Hati
Terganggu
Nyeri
Kecemasan
Kronis
klien
Hipertensi portal
Gangguan metabolisme Gangguan Gangguan
metabolisme protein Gangguan Gangguan
billrubin metabolisme
metabolisme zat besi pembentukan empedu
vitamin
Asam amino relatif
Asites Bilirubin tak
(albumin, globulin) Sintesis vitamin A, Lemak tidak dapat
terkonjugasi Gangguan asam
B complex B12 diemulsikan dan tidak
Gangguan sintesis melalui hati folat dapat diserap oleh usus
Feses pucat menurun
Ikterik Urin gelap vit. K halus
Penekanan Kelebihan
Penurunan
diafragma volume cairan - Faktor Defisit Nutrisi Peningkatan
produksi sel darah
Penumpukan garam pembekuan peristaltik
merah
empedu dibawah kulit darah terganggu
Ekspansi paru
Hipervolemia - Sintesis Anemia
terganggu Diare
prosumber
Pruritus
terganggu Kelemahan
Resiko
Pola nafas tidak ketidaseimbangan
efektif Resiko Intoleransi cairan dan elektrolit
kerusakan Resti perdarahan aktifitas
integritas kulit
7
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada fase ini pasien akan mengeluarkan adanya penurunan berat badan, tidak
nafsu makan (anoreksia), nyeri pada kuadran kanan atas keluhan lain yang berhubungan
dengan adanya penyakit pada fase lanjut, pasien akan mengeluh bahwa mudah terjadi
luka memar, rambut rontok, terutama di daerah ketiak dan pubis, juga pasien juga akan
mengutarakan bahwa menstruasinya tidak teratur (pada wanita dan impoten pada pria).
b. Riwayat kesehatan masa lalu
1) perlu ditanyakan apakah adanya atau pernah ada kebiasaan minumminum
keras(alkohol).
2) Pernah menderita penyakit tertentu terutama hepatitis B, non A, non B, hepatitis D
(pernah menderita penyakit kuning) dan pernah penyakit jantung.
3) Apakah terjadi mendapat tranfusi darah
4) Bagaimana kebiasaan pola makan
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada penderita sirosis hepatis harus di lakukan secara menyeluruh.
1) Keadaan pasien, bentuk tubuh
2) Pada sklera mata diperoleh sklera mata yang ikterus sampai dengan kehijauan,
kadang-kadang pada konjungtiva di peroleh kesan anemia.
3) Pada infeksi daerah dada di temukan adanya spider nevi atau adanya terlihat suatu
usaha
dalam bernafas karena tekanan abdomen terhadap diafragma ditemukan bulu ketiak
yang
rontok dan gynecomatik pada laki-laki.
4) Pemeriksaan abdomen
a. Infeksi : perut yang membesar karena asites, adanya bayangan vena, hernia
umbilikus.
b. Perkusi : adanya asites sehingga terdengar pekak
8
c. Palpasi : nyeri pada kuadran kanan atas, hepar membesar dan padat teraba benjol-
benjol
d. Lingkar perut : bertambah besar.
d. Test diangnostik
1) Untuk memastikan sirosis hepatis dilakukan biopsy
2) Dilakukan pemerikasaan laboratorium darah : hemoglobin, leukosit, trombosit
menurun.
3) Liver fungsi test : serum albumin, cholinestrase menurun, sedangkan billirubin,
globulin, serum alkali propastase, SGOT, SGPT dan ureum meningkat, serta
protrombin time memanjang.
4) USG untuk mengetahui perbandingannya perubaha sel pernchy hati dan jaringan
fibrotik.
5) CT scan dan radioisoton memberikan informasi tentang ukuran hati, perdarahan yang
terjadi dan obstruksi pada hepar.
6) Billirubin urine meningkat, sedangkan dalamfeces menurun.
2. Masalah Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif (D.0005)
b. Nyeri Akut (D.0077)
c. Hipervolemia (D.0023)
d. Defisit Nutrisi (D.0019)
e. Intoleransi aktivitas (D.0056)
f. Resiko kerusakan integritas kulit (D.0139)
g. Ansietas (D.0080)
h. Resiko perdarahan (D.0012)
i. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (D.0036-D.0037)
9
3. Rencana Asuhan Keperawatan (PPNI, 2018)
10
8. Penurunan energy meningkat 8. Lakukan penghisapan lendir
9. Obesitas 6. Dyspnea menurun kurang dari 15 detik
7. Penggunaan otot 9. Lakukan hiperoksigenasi
10. Posisi tubuh yang
bantu napas sebelum penghisapan
menghambat ekspansi paru menurun endotrakeal
11. Sindrom hipoventilasi 8. Pemajangan fase 10. Keluarkan sumbatan benda
ekspirasi menurun padat dengan forsep McGill
12. Kerusakan inervasi
9. Frekuensi napas 11. Berikan oksigen jika perlu
diafragma (kerusakan saraf membaik 12. Berikan oksigen, jika perlu
C5 ke atas) 10. Kedalaman napas Edukasi :
membaik
13. Cedera pada medulla 13. Anjurkan asuapan cairan
spinalis Luaran Tambahan : 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
14. Efek agen farmakologis 1. Berat Badan 14. Ajarkan teknik batuk efektif
15. Kecemasan 2. Keseimbangan Kolaborasi :
Tanda dan Gejala Mayor Asam-Basa 15. Kolaborasi pemberian
Subjektif : 3. Konservasi Energy bronkodilator, ekspektoran,
- Dyspnea 4. Status Neurologis mukolitik,jika perlu
Objektif : 5. Tingkat Ansietas
a. Penggunaan otot bantu 6. Tingkat Keletihan
pernapasan 7. Tingkat Nyeri
b. Fase ekspirasi memanjang
c. Pola napas abnormal (mis.
Takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul,
11
cheyne-stokes)
Tanda dan Gejala Minor :
Subjektif :
- Ortopnea
Objektif
a. Pernapasan pursed-lip
b. Pernapasan cuping hidung
c. Diameter thoraks anterior-
posterior meningkat
d. Ventilasi semenit menurun
e. Kapasitas vital menurun
f. Tekanan ekspirasi
menurun
g. Tekanan inspirasi
menurun
h. Ekskursi dada berubah
12
4. Gullian barre sindrom
5. Multiple sclerosis
6. Myasthenia gravis
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Intoksikasi alcohol
Luaran Utama
Nyeri Akut Intervensi Utama 1) untuk mengetahui lokasi,
Tingkat Nyeri
Definisi : Pengalaman Manajemen Nyeri karakteristik, kualitas
Definisi : Pengalaman
sensorik atau emosional yang Observasi/Identifikasi/Monitor nyeri, frekuensi dan
sensorik atau emosional
berkaitan dengan kerusakan yang berkaitan dengan 1) Identifikasi tingkat, lokasi, faktor pencetus
jaringan aktual atau kerusakan jaringan actual karakteristik,kualitas, frekwensi 2) untuk mengetahi keadaan
fungsional, dengan onset atau fungsional dengan dan faktor pencetus nyeri umum pasien
onset mendadak atau
mendadak atau lambat dan 2) Observasi isyarat nonverbal 3) untuk meningkatkan
lambat dan berintensitas
berintensitas ringan hingga ketidaknyamanan relasasi
ringan hingga berat dan
berat yang berlangsung kurang Terapeutik 4) agar pasien mampu
konstan.
dari 3 bulan (PPNI, 2016). Ekspektasi : Menurun 3) Berikan tindakan nyaman mengontrol nyeri
Penyebab : (PPNI, 2016) Setelah dilakukan tindakan misalnya ubah posisi yang 5) untuk memberikan
1. Agen pencedera keperawatan selama ....x 24 membuat pasien merasa nyaman pengetahuan kepada
jam di harapkan luaran
fisiologis (mis., 4) Berikan informasi tentang nyeri pasien dan keluarga
utama: pola napas
13
membaik
inflamasi, iskemia, seperti penyebab nyeri dan berapa pasien apabila nyeri
Kriteria Hasil :
neoplasma) lama akan berlangsung datang
1. Keluhan nyeri
2. Agen pencedera Edukasi 6) Untuk mengurangi rasa
menurun
kimiawi (mis., 2. Meringis menurun 5) Ajarkan penggunaan tekhnik nyeri
prosedur operasi,
berlebihan)
(PPNI, 2016)
Subjektif :
Mengeluh nyeri
Objektif :
1. Tampak meringis
14
2. Bersikap protektif
(mis., waspada, posisi
menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi
meningkat
5. Sulit tidur
(PPNI, 2016)
Subjektik :
Tidak tersedia
Objektif :
Menarik diri
Diaphoresis
15
Hipervolemia
Luaran Utama Intervensi Utama 1) mengevaluasi intake
Definisi : Peningkatan volume
Keseimbangan Cairan Manajemen cairan dan output sudah
cairan intravaskuler,
Definisi : Ekuilibrium 1. Kaji intake dan output cairan berimbang
interstisial atau intraselular
(PPNI, 2016). antara volume cairan di tiap hari 2) mengevaluasi ukuran
Penyebab : (PPNI, 2016) ruang intraseluler dan 2. Observasi lingkar perut tiap asites perut klien
1. Gangguan mekanisme ekstraseluler tubuh. hari 3) natrium dapat
regulasi
Ekspektasi : Meningkat 3. Berikan diet yang rendah berubah menjadi
2. Kelebihan asupan
Setelah dilakukan tindakan garam cairan
cairan
keperawatan selama 3x24 4. Jelaskan alasannya harus 4) biar klien tau alas an
3. Kelebihan asupan
natrium jam maka diharapkan diberi diet rendah garam dari diberikannya diet
4. Gangguan aliran balik keseimbangan cairan 5. Kolaborasi dalam pemberian rendah garam
vena meningkat. obat diuretic 5) mengurangi edema
5. Efek agen (misalnya:
Dengan kriteria hasil : dan asites
kortikosteroid,
1. Asupan cairan
chiopropamide,
meningkat
tolbutamide,
vincristine dan 2. Keluaran urine
tryptilinescrabamazepi meningkat
ne) 3. Kelembaban
16
Gejala dan tanda mayor :
membrane mukosa
(PPNI, 2016)
meningkat
Subjektif :
4. Asupan makanan
Ortopnea
Dyspnea meningkat
Paroxysmal nocturnal
dyspnea
Objektif :
Edema anasarka atau
edema perifer
Berat badan meningkat
dalam waktu singkat
Jugular venous
pressure atau venous
pressure meningkat
Reflex hepatojugular
positif
Gejala dan tanda minor :
(PPNI, 2016)
Subjektif :
Tidak tersedia
Objektif :
17
Distensi vena jugularis
Terdengar suara napas
tambhan
Hepatomegaly
Kadar Hb/ Ht turun
Oliguria
Intake lebih banyak
dari output
Kongesti paru
Kondisi klinis terkait : (PPNI,
2016)
Penyakit ginjal: gagal
ginjal akut/kronis,
sindrom nefrotik
Hipoalbuminemia
Gagal jantung
kongestif
Kelainan hormone
Penyakit hati
(misalnya: sirosis,
asites, kanker hati)
Penyakit vena perifer
18
(misalnya: varises
vena, thrombus vena,
plebitis)
Imobilitas
19
(misal. Stress, triseb membaik
8) Monitor hasil pemeriksaan
keengganan untuk Membarene
laboratorium
makan) mukosa membaik
Terapeutik :
Gejala dan tanda mayor
Objektif : 9) Lakukan oral hygiene
1. Berat badan menurun sebelum makan, jika perlu
minimal 10% di bawah 10) Fasilitasi menentukan
rentang ideal
pedoman diet (misal.
Gejala dan tanda minor
Piramida makanan)
Subjektif :
11) Sajikan makanan secara
Cepat kenyang setelah
makan menarik dan suhu yang sesuai
20
Rambut rontok
berlebihan
Edukasi :
Diare
Kondisi klinis yang 16) Anjurkan posisi duduk, jika
terkait
mampu
Stroke
Parkinson 17) Ajarkan diet yang
Kanker
diprogramkan
Infeksi
Kolaborasi :
21
Penyebab : membutuhkan tenaga dan tingkat emosi
tubuh yang mengakibatkan
1) Ketidakseimbangan Ekspektasi : Meningkat c) Untuk mengetahui
kelelahan
antara suplai dan 1) Frekuensi nadi kualitas tidur pasien
2) Monitor kelelahan
kebutuhan oksigen meningkat d) Untuk mengetahui
2) Tirah baring 2) Keluhan lelah 3) Monitor pola dan jam tidur tingkat kemampuan
3) Kelemahan menurun 4) Monitor lokasi dan klien
4) Imobilitas 3) Dyspnea saat ketidaknyamanan selama e) Agar klien merasa
5) Gaya hidup menoton aktivitas menurun nyaman
melakukan aktivitas
Tanda dan gejala mayor 4) Dyspnea setelah f) Melatih ekstermitas
Terapeutik :
Subjektif : aktivitas menurun pasien untuk berlatih
5) Sediakan lingkungan nyaman
Mengeluh lelah dalam batas aman
Objektif : dan rendah stimulus (misal. g) Distraksi bermanfaat
Frekuensi jantung meningkat Cahaya, suara, kunjungan) dalam memberikan
>20% dari kondisi istirahat 6) Lakukan latihan rentang ketenangan
Gejala dan dan minor h) Pemenuhan aktivitas
gerak
Subjektif : klien
7) Berikan aktivitas distraksi
1) Dyspnea saat atau i) Aktivitas yang
yang menenangkan
setalah aktivitas berlebihan akan
2) Merasa tidak nyaman 8) Fasilitasi duduk di sisi tempat memperburuk
setelah beraktivitas tidur, jika tidak dapat keadaan klien
3) Merasa lemah berpindah atau berjalan j) Meningkatkan
Objektif : Edukasi : kemampuan klien
22
1) Tekanan darah berubah dalam melakukan
9) Anjurkan tirah baring
>20% dari kondisi aktivitas
10) Anjurkan melakukan
istirahat k) Manifestasi koping
aktivitas secara bertahap
2) Gambaran EKG maladaptif mungkin
menunjukkan aritmia 11) Anjurkan menghubungi dapat meningkatkan
saat/setelah aktivitas perawat jika tanda dan gejala kelelahan
3) Gambaran EKG kelelahan tidak berkurang l) Kolaborasi dengan
menunjukkan iskemik ahli gizi untuk
12) Ajarkan strategi koping untuk
4) Sianosis membantu memilih
mengurangi kelelahan
Kondisi klinis terkait : makanan yang dapat
Kolaborasi :
1) Anemia memenuhi kebutuhan
2) Gagal jantung 13) Kolaborasi dengan ahli gizi tubuh klien
kongestif tentang cara meningkatkan
3) Penyakit jantung asupan makanan
coroner
4) Penyakit katup jantung
5) Aritmia
6) Penyakit paru
obstruktif kronis
(PPOK)
7) Gangguan metabolik
8) Gangguan
23
musculoskeletal
24
FORMAT ASUHAN KEPERATAN
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. I
Alamat : Jl. BTN Minasaupa 05 No.22 Tamalate Kota
Makassar
Hubungan dengan pasien : Keluarga/Ipar
25
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Sesak (Dispnea)
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien datang ke RSUP Wahidin
Sudirohusodo pada tanggal 01 Desember 2021. Pasien dirawat inap di unit
pelayanan digestif ruang perawatan Lontara 3 atas depan kamar 2/4 pada
tanggal 02 Desember 2021. Pada saat dilakukan pengkajian pasien
mengeluh sesak, disertai dengan nyeri pada abdomen. Nyeri dirasakan ±1
bulan yang lalu. Pasien mengatakan nyeri karena perut membesar. Dan
adanya benjolan pada bagian perut. Setelah dilakukan pengkajian tingkat
penilaian nyeri dengan menggunakan skala penilaian numerik/numerical
rating scale (NRS) didapatkan skala nyeri 4 (0-10) atau sedang, nyeri
tumpul dan hilang timbul dengan lama durasi nyeri ±5 menit. Pasien
tampak lemah, tampak gelisah dan tampak menarik diri.
3. Riwayat Kesehatan Lalu : Keluarga pasien mengatakan sebelumnya
pernah dirawat dengan diagnosa carsinoma ovarium pada tahun 2018 dan
dilakukan operasi pengangkatan kedua ovarium di RS Khadijah.
Kemudian Pasien menjalani kemoterapi di RSUP Wahidin Sudirohusodo
Makassar sebanyak 6 siklus dan kemoterapi terakhir pada tanggal 26
Agustus 2021.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga pasien mengatakan ibu pasien
memiliki riwayat penyakit DM. Tidak ada keluarga yang mengalami
penyakit asites yang sama dengan pasien.
26
GENOGRAM (3 GENERASI)
G1
X X X X
G2 X X ?
X
? ? X X
x ? ? ? ? x ? ? x 60 50
X
55 58
G3
21 17
G4
Simbol :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Pasien
= Meninggal
= Memiliki Penyakit DM
= Tinggal Serumah
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
? = Usia Tidak Diketahui
Keterangan :
27
GI : Kakek dan nenek pasien dari bagian bapak pasien dan ibu pasien dan semuanya
sudah meninggal dikarenakan faktor usia dan penyakit degeneratif.
G II : Ayah pasien adalah anak ketiga dari 4 bersaudara, dan dua saudaranya sudah
meninggal dan satu saudaranya masih hidup. Ibu pasien merupakan anak kedua
dari 3 bersaudara. Satu saudaranya sudah meninggal dan 1 saudara yang lain
masih hidup. Ibu pasien memiliki riwayat penyakit DM
G III : Pasien adalah anak ketiga dari 10 bersaudara, sudah menikah dan memiliki 2
orang anak serta tinggal serumah bersama suami dan kedua orang anaknya.
Pasien memiliki riwayat penyakit DM.
Kuantitatif : GCS 15
28
5. Nadi : 120x/menit
B. ANTROPOMETRI
1. Lingkar Lengan Atas : 19 cm
2. Tinggi Badan : 142 cm
3. Berat Badan : Tidak bisa diukur
4. I. M. T (Indeks Massa Tubuh) / % LLA = 67 % (Underweight)
5. Z Score : 6
4. Telinga :
29
Tampak bersih, tidak ada benjolan, bentuk telinga simetris dan tidak
ditemukan adanya gangguan pada pendengaran
5. Mulut :
- Rongga Mulut : Tampak tidak bersih
- Gusi : Tidak ada lesi dan perdarahan pada gusi
- Gigi : Gigi tampak kurang bersih, kurang rapi dan tidak
lengkap
- Mukosa Bibir : Agak kering dan terdapat lesi dibawah bibir
6. Leher : Tidak ditemukan adanya nyeri tekan, tidak ada
benjolan, tidak ada lesi dan pembesaran getah bening.
7. Thorax (Paru-Paru) :
- Inspeksi : Tidak ada pergerakan cuping hidung, tidak
terdapat lesi, massa dan kemerahan pada hidung, dada tampak
simetris,bentuk clavicula, dan tulang rusuk simetris. Bentuk tulang
belakang simetris, pernapasan 26x/menit dengan penggunaan otot
bantu pernapasan. Nadi 120x/menit serta tidak ada kelainan pada
bentuk kuku.
- Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan pada dada dan tidak ada
kripitasi
- Perkusi : Perkusi paru menghasilkan bunyi sonor
- Auskultasi : Bunyi pada lapang paru vesikuler dan pada
bronkus bronkuvesikuler. Tidak ditemukan adanya bunyi
tambahan.
8. Jantung :
- Inspeksi : Tidak ditemukan tanda-tanda pewarnaan tembakau
pada tangan, tidak ditemukan adanya kebiruan dibibir, lidah, dan
cuping telinga, tidak ada clubbing finger, tidak ditemukan adanya
gumpalan lemak dikelopak mata, bentuk simetris dan tidak terlihat
adanya ictus cordis.
- Palpasi : Palpasi nadi (frekuensi nadi : 120x/menit), CRT
<2 detik.
30
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : S1 S2 tunggal
9. Abdomen
- Inspeksi : Abdomen terlihat membesar akibat adanya asites,
tidak simetris, bersih dan ada benjolan.
- Auskultasi : Terdapat bising Usus /Peristaltik Usus 5x/menit
terdengar lemah.
- Palpasi : Ada benjolan dan ada nyeri tekan pada abdomen
- Perkusi : Suara perkusi dullness
10. Ektremitas
- Edema : Tidak ditemukan adanya edema pada
ekstremitas
- Capilary Refill Time : < 2 detik
- Turgor Kulit : Elastis
- Luka : Tidak terdapat luka pada ekstremitas
- Kekuatan Otot :
4444 4444
4444 4444
31
Pasien mengatakan tidak nafsu makan. Keluarga pasien mengatakan pasien lemas, tidak
nafsu makan dan mual serta muntah setiap selesai pemberian makanan pada selang NGT
(Naso Gastrik Tube). Keluarga pasien mengatakan pasien cepat kenyang. Terpasang
infus Nacl 0,9%/24 Jam, LILA 19 cm, Terpasang Naso Gastric Tube (NGT) 300 cc/24
Jam.
C. POLA ELIMINASI
Di Rumah :
Pasien mengatakan sebelum dirawat di Rumah Sakit BAK dan BAB nya lancar yaitu
BAK 2-3x/hari dan BAB 1-2 x/hari
Di Rumah Sakit :
Pasien mengatakan sudah 5 hari belum pernah BAB. Untuk BAK terpasang kateter urine.
Urine 240 cc hematuria.
Intake : 2000
Output : 1080
SWL : 450
IWL : 630
Balance cairan : +620/24 jam
32
Di Rumah Sakit :
Keterangan :
0 = Tergantung Total
1 = Dibantu Orang dan Alat
2 = Dibantu Orang
3 = Dibantu Alat
4 = Mandiri
34
Pasien terlihat kooperatif dan muda beradaptasi dengan lingkungan dirumah sakit.
Hubungan pasien dengan dokter, perawat dan pasien lainnya baik.
H. POLA REPRODUKSI-SEKSUAL
Pola Seksualitas : pasien sudah tidak melakukan aktivitas seksual sejak ± 5 bulan yang
lalu selama pasien mengalami adanya benjolan pada abdomen. Fungsi reproduksi tidak
berfungsi sebagaimana mestinya terkait dengan kondisi yang dialami saat ini.
Interpretasi : terdapat gangguan seksualitas pasien dan perubahan pola tingkat kepuasan.
35
IV. DATA PENUNJANG
A. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 01 Desember 2021
36
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 03 Desember 2021
37
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 08 Desember 2021
38
B. TERAPI
39
memungkinkan, tidak
mencukupi.
V. KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF (DS) DATA OBJEKTIF (DO)
1. Pasien mengeluh sesak 1. Pola napas abnormal (takipnea =
2. Pasien mengeluh nyeri pada 26x/menit )
abdomen 2. Penggunaan otot bantu pernapasan
3. PQRST 3. Perut membesar
P = Perut membesar 4. Pasien tampak gelisah
Q = Tumpul 5. TTV
S = 4 (0-10)/Sedang N=120x/menit
40
VI. ANALISA DATA
TTD
No Hari/Tanggal Data Etiologi Masalah
Mahasiswa
1 Senin, 06 Ds : ASITES
Desember Pasien mengeluh sesak
2021 Do : Penekanan
- Pola napas diafragma
abnormal Pola napas Jusmira
(Takipnea=26x/m Ekspansi paru tidak efektif S.Kep
enit) terganggu
- Penggunaan otot
bantu pernapasan Pola napas tidak
- Perut membesar efektif
2 Senin, 06 DS: Splenomegali Nyeri Akut Jusmira
Desember - Pasien mengeluh S.Kep
Inflamasi Akut
2021 nyeri pada
abdomen
Nyeri akut
- PQRST
P = Perut
membesar
Q = Tumpul
R = Abdomen
S = 4
(0-10)/Sedang
T = Hilang
timbul dengan
lama durasi
±5 menit
DO:
41
- Pasien tampak
gelisah
- TTV
N=120x/m
P=26x/m
- Pasien tampak
sulit tidur
- Pasien tampak
menarik diri
3 Senin, 06 DS : Splenomegali Defisit Jusmira
Desember - Keluarga pasien Nutrisi S.Kep
2021 mengatakan Fungsi hati
terganngu
pasien lemas,
tidak nafsu makan
dan mual serta Gangguan
muntah setiap pembentukan
empedu
selesai pemberian
makanan.
- Pasien mengeluh Lemak tidak
dapat
nyeri pada
diemulsikan dan
abdomen tidak dapat
- Keluarga pasien diserap oleh
usus halus
mengatakan
pasien cepat
kenyang Deficit nutrisi
DO :
- Pasien tampak
lemah
- Terpasang infus
Nacl 0,9%/24
Jam
42
- LILA : 19 cm
- % LLA = 67 %
(Underweight)
- Terpasang Naso
Gastric Tube
(NGT) 300 cc/24
Jam
- Serum albumin
menurun (2.8
gr/dl)
- Rambut tampak
rontok
4 Senin, 06 Ds : Asites
Desember - Pasien mengeluh
2021 sesak Kelebihan
Do : volume Cairan
- Intake : 2000
- Output : 1080 Hypervolemia
- SWL : 450 Jusmira
Hipervolemia
- IWL : 630 S.Kep.
- Balance cairan:
+620/24 jam
- Hemaglobin: 10.3
g/dl
- Hematokrit : 34.2
%
43
VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas Masalah)
N
O
DIAGNOSA KEPERAWATAN
D
K
1 Pola Napas Tidak Efektif b.d penurunan energi
44
kontra
indikasi
2 Nyeri Akut b.d Nyeri Akut b.d Tujuan : Intervensi utama :
agen cedera fisiologis (imflamasi) Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
DS: tindakan keperawatan Observasi :
- Pasien mengeluh nyeri pada selama 1x8 jam 1. Identifikasi
abdomen diharapkan luaran lokasi nyeri
- PQRST utama: Tingkat Nyeri 2. Identifikasi
P = Perut membesar Menurun skala nyeri
Q = Tumpul Kriteria Hasil : Terapeutik :
R = Abdomen 1. Keluhan nyeri 3. Berikan
S = 4 (0-10)/Sedang menurun (5) teknik
T = Hilang timbul 2. Gelisah nonfarmakolo
dengan lama durasi ±5 menurun (5) gis untuk
menit 3. Kesulitan tidur mengurangi
DO: menurun (5) rasa nyeri
- Pasien tampak gelisah 4. Frekuensi nadi (teknik
- TTV membaik (5) relaksasi
N=120x/m napas dalam)
Edukasi :
P=26x/m
4. Jelaskan
- Pasien tampak sulit tidur
strategi
- Pasien tampak menarik diri
meredahkan
nyeri
5. Ajarkan
teknik
nonfarmakolo
gis untuk
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
6. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
45
mengatakan pasien lemas, utama : Status Nutrisi 2. Monitor hasil
tidak nafsu makan dan membaik dengan pemeriksaan
mual serta muntah setiap Kriteria Hasil : laboratorium
selesai pemberian makanan. 1. Serum Teraupetik :
- Pasien mengeluh nyeri albumin 3. Lakukan oral
abdomen meningkat (5) hygiene sebelum
- Keluarga pasien 2. Indeks massa makan, jika perlu
mengatakan pasien cepat tubuh (IMT) Edukasi :
kenyang membaik (5) 4. Ajarkan diet
DO : 3. Perasaan cepat yang
- Pasien tampak lemah kenyang diprogramkan
- Terpasang infus Nacl menurun (5) Kolaborasi :
0,9%/24 Jam 4. Nyeri 5. Kolaborasi
- LILA 19 cm abdomen pemberian
- % LLA = 67 % menurun (5) medikasi pereda
(Underweight) nyeri sebelum
- Terpasang Naso Gastric makan, jika perlu
Tube (NGT) 300 cc/24 Jam
- Serum albumin menurun
(2.8 gr/dl)
- Rambut tampak rontok
4 Ds : Tujuan : Intervensi Utama
- Pasien mengeluh sesak Setelah dilakukan Pemantauan Cairan
tindakan keperawatan Observasi :
Do : 1. Monitor Tanda-
selama 3x24 jam
tanda vital
- 26x/menit diharapkan luaran 2. Monitor intake
- Intake : 2000 utama : dan output
Keseimbangan cairan cairan
- Output : 1080
meningkat dengan Teraupetik :
- SWL : 450 Kriteria Hasil : 3. Atur interval
1. Keluaran urine waktu
- IWL : 630
pemantaun
meningkat (5)
- Balance cairan: +620/24 sesuai dengan
2. Asites kondisi pasien
jam menurun (5) 4. Dokumentasikan
- Hemaglobin: 10.3 g/dl hasil
pemantauan
- Hematokrit : 34.2 %
Edukasi :
5. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
46
IX. IMPLEMENTASI
Nama/Umur : Ny. I/ 55 Tahun
Ruang/Unit : Perawatan Lontara 3 Atas Depan/Digestif
47
Senin, 06 2 17.05 Mengidentifikasi Telah dilakukan Jusmira
Desember lokasi nyeri tindakan S.Kep
mengidentifikasi
2021
lokasi nyeri dan
pasien mengatakan
nyeri pada
abdomen
17.10 Mengidentifikasi skala Telah dilakukan
nyeri tindakan
mengidentifikasi
skala nyeri dengan
menggunakan NRS
dan pasien
mengatakan Skala
nyeri 4 (sedang)
48
15.00 Melakukan kolaborasi Telah dilakukan
pemberian analgetik tindakan kolaborasi
(non falmin, pemberian obat
dengan hasil pasien
metamizole)
minum obat.
49
- Magnesium :
4.52 mg/dl
- Ureum : 56 mg/dl
- Kreatinin : 1.00
mg/dl
50
dengan kondisi
pasien dengan hasil
: dipantua setiap 24
jam
51
pasien mengatakan
nyeri pada
abdomen
52
hasil:
- TB : 142 cm
- LILA : 19 cm
- % LLA = 67 %
(Underweight)
53
S=36,5oC
P=25x/menit
54
semi-fowler
dengan hasil pasien
mengatakan sedikit
lebih nyaman.
55
nyeri dengan
respon pasien dan
keluarga pasien
mengatakan sudah
mengerti.
- Albumin : 1.9
gr/dl
- Natrium : 137
mmol/l
- Kalium : 2.5
56
mmol/l
- Klorida : 90
mmol/l
- Ureum : 83 mg/dl
- Kreatinin : 1.20
mg/dl
X. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/Umur : Ny. I/55 Tahun
Ruang/Unit : Perawatan Lontara 3 atas depan/Digestif
TTD,
Tanggal/Jam DK Catatan Perkembangan (Evaluasi)
Nama
06 Desember 1 S : Pasien mengeluh masih sesak
2021/21.10 O:
- Masih terpasang oksigen via nasal
kanul 5 liter/menit
- Frekuensi napas 25x/menit
- Masih menggunakan otot bantu
A : Pola napas belum membaik/Masalah
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi :
Observasi :
1. Monitor frekuensi pola napas Jusmira S.Kep
Terapeutik :
2. Posisikan semi-fowler
3. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
4. Anjurkan asupan cairan 200
ml/hari, jika tidak kontra indikasi
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian ekspektoran
dan mukolitik, jika perlu
06 Desember 2 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang Jusmira S.Kep
2021/20.30 skala 2 (Ringan/NRS)
O:
57
- Pasien masih tampak gelisah
- Pasien tampak sulit tidur
- Nadi : 90x/menit
A : Tingkat nyeri cukup
menurun/Sebagian masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi :
Observasi :
1. Identifikasi lokasi nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
3. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(teknik relaksasi napas dalam)
Edukasi :
4. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
6. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
06 Desember 3 S= Jusmira S.Kep
2021/20.30 - Pasien mengatakan masih cepat
kenyang
- Pasien mengatakan nyeri abdomen
sedikit menurun
O=
- Serum albumin 2.8
- % LLA = 67 % (Underweight)
A = Status nutrisi belum
membaik/Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan Intervensi
Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Teraupetik :
3. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
Edukasi :
4. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian medikasi
58
pereda nyeri sebelum makan, jika
perlu
07 Desember 4 S:
2021/20.30 Pasien mengatakan masih sesak
O:
- Balance Cairan : +620
A : Keseimbangan cairan belum
meningkat/Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi :
Observasi :
1. Monitor Tanda-tanda vital Jusmira S.Kep
2. Monitor intake dan output cairan
Teraupetik :
3. Atur interval waktu pemantaun
sesuai dengan kondisi pasien
4. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
5. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Tanggal/ TTD,
DK Catatan Perkembangan (Evaluasi)
Jam Nama
07 Desember 1 S : Pasien mengeluh masih sesak Jusmira S.Kep
2021/12.30 O:
- Masih terpasang oksigen via nasal
kanul 5 liter/menit
- Frekuensi napas 25x/menit
- Masih menggunakan otot bantu
A : Pola napas belum membaik/Masalah
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi :
Observasi :
1. Monitor frekuensi pola napas
Terapeutik :
2. Posisikan semi-fowler
3. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
4. Anjurkan asupan cairan 200
ml/hari, jika tidak kontra indikasi
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian ekspektoran
59
dan mukolitik, jika perlu
07 Desember 2 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
2021/13.00 skala 1 (Ringan/NRS)
O:
- Pasien masih tampak gelisah
- Pasien tampak sulit tidur
- Nadi : 81x/menit
A : Tingkat nyeri cukup
menurun/Sebagian masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi :
Observasi :
1. Identifikasi lokasi nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
Terapeutik : Jusmira S.Kep
3. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(teknik relaksasi napas dalam)
Edukasi :
4. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
6. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
07 Desember 3 S= Jusmira S.Kep
2021/13.45 - Pasien mengatakan rasa cepat
kenyang sedikit berkurang
- Pasien mengatakan nyeri abdomen
sedikit menurun
O=
- Serum albumin 2.8
- % LLA = 67 % (Underweight)
A = Status nutrisi belum
membaik/Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan Intervensi
Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Teraupetik :
3. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
Edukasi :
60
4. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian medikasi
pereda nyeri sebelum makan, jika
perlu
Tanggal/ TTD,
DK Catatan Perkembangan (Evaluasi)
Jam Nama
08 Desember 1 S : Pasien mengeluh masih sesak
2021/12.45 O: Frekuensi napas 23x/menit dengan
tidak menggunakan otot bantu dan masih
terpasang oksigen 3 liter/menit.
A : Pola napas cukup membaik/Sebagian
masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi :
Observasi :
1. Monitor frekuensi pola napas
Jusmira S.Kep
Terapeutik :
2. Posisikan semi-fowler
3. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
4. Anjurkan asupan cairan 200
ml/hari, jika tidak kontra indikasi
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian ekspektoran
dan mukolitik, jika perlu
08 Desember 2 S : Pasien mengatakan tidak nyeri Jusmira S.Kep
2021/13.15 O:
- Pasien tampak tidak gelisah
- Pasien tampak tidak sulit tidur
61
- Nadi : 72x/menit
A : Tingkat nyeri menurun/Masalah
teratasi
P : Pertahankan Intervensi :
Observasi :
1. Identifikasi lokasi nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
3. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (teknik
relaksasi napas dalam)
Edukasi :
4. Jelaskan strategi meredahkan
nyeri
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
6. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
08 Desember 3 S= Jusmira S.Kep
2021/13.30 - Pasien mengatakan rasa cepat
kenyang sedikit berkurang
- Pasien mengatakan tidak nyeri
abdomen
O=
- Serum albumin 1.9
- % LLA = 67 % (Underweight)
A = Status nutrisi belum
membaik/Masalah belum teratasi
62
P = Lanjutkan Intervensi
Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Teraupetik :
3. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
Edukasi :
4. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian medikasi
pereda nyeri sebelum makan, jika
perlu
08, 4 S : Pasien mengatakan masih sesak Jusmira S.Kep
Desember O;
2021/14.00 Intake : 1750
Output : 1230
IWL : 630
Balance cairan: +520/24 jam
A : Keseimbangan cairan belum
meningkat/Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
Observasi :
1. Monitor Tanda-tanda vital
2. Monitor intake dan output cairan
Teraupetik :
3. Atur interval waktu pemantaun
sesuai dengan kondisi pasien
4. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
63
5. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
DAFTAR PUSTAKA
64