You are on page 1of 64

LAPORAN PENDAHULUAN

ASITES

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :
JUSMIRA S.Kep
A1C121023

CI INSTITUSI CI LAHAN

(Ns. Sudirman Efendy S.Kep.,M.Kep) (Ummul Mukminin S.Kep.,Ns)


NIDN. 0913068603 085242179310

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2021
BAB I

KONSEP MEDIS

A. Definisi
Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum, asites
dapat disebabkan oleh banyak penyakit. Pada dasarnya penimbunan cairan di rongga
peritoneum dapat terjadi melalui mekanisme dasar, yakni transudasi dan eksudasi. Asites
yang ada hubungannya dengan sirosis hati dan hipertensi porta adalah salah satu contoh
penimbunan cairan di rongga peritoneum yang terjadi melalui mekanisme transudasi
(Herdaman, 2014).
Asites merupakan pengumpulan cairan secara patologis di kavitas peritoneum dan
biasanya terjadi pada berbagai macam penyakit seperti penyakit hati kronis, penyakit
jantung, infeksi tuberculosis, penyakit ginjal, keganasan dan lain-lain. Penumpukan
cairan ini biasanya cairan serosa yang berwarna kuning pucat dan terdapat didalam
rongga perut yang terletak dibawah rongga dada dan dipisahkan dengan diagfragma
(Sutjahjo, 2016).

B. Etiologi
1. Menurut teori underfilling: Hipertensi porta, hipoalbuminea yang mengakibatkan
volume cairan plasma menurun.
2. Menurut teori overfilling: Peningkatan aktivitas hormone anti-diuretik (ADH) dan
menurunkan aktivitas hormon natriuretik mengakibatkan ekspansi cairan plasma dan
reabsorpsi air di ginjal (Herdaman, 2014).
Menurut Grace (2007) dalam buku At a Glance ilmu bedah, asites merupakan cairan
yang berakumulasi dalam rongga peritoneal disebabkan oleh 6 hal yaitu :

1. Peritonitis kronis misalnya TBC, apendisitis yang tidak terdiagnosis


2. Karsinomatis (tumor ganas, khususnya ovarium, lambung)
3. Penyakit hati kronis (sirosis, deposit sekunder, obstruksi vena porta atau hepatic,
infeksi parasite)
4. Gagal jantung kongestif (gagal jantung kanan, RVF)

2
5. Gagal ginjal kronis (nefrotil sindrom)
6. Kilus (obstruksi ductus limfatikus)

C. Patofisiologi
Asites merupakan salah satu komplikasi yang terjadi akibat gagal jantung baik
high maupun low output. Gagal jantung high output dapat berhubungan dengan adanya
penurunan resistensi perifer, sedangkan low output berhubungan dengan cardiac output
sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan volume darah arteri dan
kemudian terjadi retensi sodium pada ginjal. Gagal jantung kongesti mengakibatkan
terjadinya peningkatan tekanan sinusoid hepatic karena kongesti tersebut kemudian
terjadi kebocoran (Sutjahjo, 2016).
Hipertensi portal dan peningkatan tekanan kapiler dan sumbatan aliran darah vena
melalui hati yang rusak merupakan faktor yang berkontribusi. Vasodilatasi yang terjadi
dalam sirkulasi splanknik (suplai arteri dan drainase vena sistem GI dari esofagus distal
ke midrektum termasuk hati dan limpa) juga merupakan faktor penyebab yang diduga.
Kegagalan hati untuk memetabolisme aldosteron meningkatkan retensi natrium dan air
oleh ginjal. Retensi natrium dan air, peningkatan volume cairan intravaskular,
peningkatan aliran limfatik, dan penurunan sintesis albumin oleh hati yang rusak
semuanya berkontribusi pada pergerakan cairan dari sistem vaskular ke ruang
peritoneum. Proses tersebut mengakibatkan kehilangan cairan ke ruang peritoneum
menyebabkan retensi natrium dan air lebih lanjut oleh ginjal dalam upaya untuk
mempertahankan volume cairan vaskular (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).
Sebagai akibat dari kerusakan hati, sejumlah besar cairan albuminr 15 L atau lebih, dapat
terakumulasi dalam rongga peritoneum sebagai asites. Pergerakan albumin dari serum ke
rongga peritoneum, tekanan osmotik serum menurun dan ini dikombinasikan dengan
peningkatan tekanan portal yang menghasilkan pergerakan cairan ke dalam rongga
peritoneum (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).

D. Manifestasi klinik
1. Perut membuncit seperti perut katak
2. Letak umbilicus tergeser kekaudal mendekati simpisis pubis

3
3. Pada perkusi, pekak samping meningkat dan terjadi shifting dullness
4. Nyeri perut
5. Peningkatan berat badan
6. Gizi kurang
7. Atrofi otot
8. Sesak nafas saat berbaring
9. Mual
10. Pembesaran hepar

E. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
1. Foto thorax dan abdomen
Tanda-tanda beberapa tanda asites nonspesifik seperti gambar abdomen buram,
penonjolan panggul, batas PSOAS kabur, ketajaman gambar intra abdomen
berkurang. Peningkatan kepadatan pada foto tegak, terpisahnya gambar lengkung
usus halus, dan terkumpulnya gas di usus halus.
2. USG
Real time sonografi adalah pemeriksaan cairan asites yang paling mudah dan
spesifik. Volume sebesar 5-10 ml dapat terlihat. Asites yang sederhana terlihat seperti
gambar yang homogeny, mudah berpindah anechoic di dalam rongga peritoneal yang
akan menyebabkan terjadinya peningkatan akustik. Cairan asites tidak menggeser
organ, tetapi cairan akan berada diantara organ-organ tersebut.
3. CT-SCAN
Asites terlihat jelas dengan pemeriksaan CT-scan. Sedikit cairan asites terdapat
pada ruang periheoatik kanan, ruang subhepatik posterior(kantung morison) dan
kantung douglas.
4. Laparoskopi
Dilakukan jika terdapat asites maligna. Pemeriksaan ini penting untuk
mendiagnosa adanya mesothelioma maligna.
5. Parasentesis abdomen
Pemeriksaan yang paling cepat dan efektif untuk mendiagnosa penyebab asites.

4
F. Penatalaksanaan
1. Modifikasi Diet
Membatasi pemasukan sodium (garam) makanan kurang dari 2 gram per hari.
Konsultasi dengan ahli nutrisi dalam rangka pembatasan garam harian dapat sangat
bermanfaat untuk pasien –pasien dengan asites.
2. Diuretik
Pemberian diuretik dapat meningkatkan eksresi air dan garam dari ginjal.
Regimen diuretik yang direkomendasikan kombinasi dari spironolactone dan
furosemide. Dosis tunggal harian dari 100 mg spironolactone dan 40 mg furosemide
adalah dosis awal yang biasanya direkomendasikan.
3. Istirahat di Tempat Tidur
Pada pasien dengan asites, postur tegak dikaitkan dengan aktivasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron dan sistem saraf simpatis (Porth & Matfin, 2009). Hal ini
menyebabkan berkurangnya filtrasi glomerulus ginjal dan ekskresi natrium dan
menurunnya respons terhadap diuretik loop. Oleh karena itu, tirah baring dapat
menjadi terapi yang berguna, terutama untuk pasien yang kondisinya refrakter
terhadap diuretik (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010).
4. Therapeutic paracentesis
Untuk pasien yang tidak merespon dengan baik pada regimen diatas therapeutic
paracentesis dapat dilakukan untuk mengeluarkan jumlah cairan yang banyak.
Sekitar 4-5 liter dari cairan dapat dikeluarkan secara aman dengan prosdur ini setiap
waktu.
5. Operatif
Untuk kasus yang lebih berat, prosedur operasi mungkin perlu untuk mengontrol
asites. Transjugular intrahepatic portacaval shunt metode ini dilakukan dengan cara
memasang paracarval shunt dari sisi kiri melalui radiologis dibawah anastesi lokal.
Metodi ini sering digunakan untuk asites yang berulang.

5
G. Komplikasi
Serangkaian komplikasi yang dapat terjadi pada penderita asites meliputi:
1. Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP), infeksi yang terjadi pada rongga perut secara
spontan akibat cairan dalam rongga perut tersebut.
2. Sindrom Hepatorenal, komplikasi yang umumnya terjadi pada penderita sirosis yang
mengakibatkan gagal ginjal.
3. Malnutrisi dan berat badan menurun
4. Kesulitan bernapas, akibat cairan yang menekan otot diafragma yang berperan dalam
pernapasan.
5. Kesadaran menurun atau ensefalopati hepatikum. Keadaan ini akibat fungsi hati yang
menurun dalam detoksifikasi racun, sehingga racun menumpuk pada otak.

H. Pencegahan
Asites dapat dicegah dengan cara menghindari faktor risiko penyakit yang
menjadi penyebab asites.

I. Prognosis
Pada umumnya dikatakan terbentuknya asites merupakan pertanda prognosis yang
tidak baik. Kemungkinan hidup sampai satu tahun hanya kira-kira 50% dan sampai 5
tahun kira-kira 20%. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis adalah perubahan
hemodinamika sistem porta, sistem vascular sistemik dan fungsi ginjal, ketiga faktor ini
lebih penting dari pada tes fungsi hati konvensial yang biasa digunakan.

6
PATHWAY

Virus Alkohol Metabolik : DM Kolestatis Kronik Toksis dari Obat : Malnutrisi


INH

Splenomegali

Kelainan jaringan
Inflamasi akut
perenkim hati Fungsi Hati
Terganggu
Nyeri
Kecemasan
Kronis
klien

Hipertensi portal
Gangguan metabolisme Gangguan Gangguan
metabolisme protein Gangguan Gangguan
billrubin metabolisme
metabolisme zat besi pembentukan empedu
vitamin
Asam amino relatif
Asites Bilirubin tak
(albumin, globulin) Sintesis vitamin A, Lemak tidak dapat
terkonjugasi Gangguan asam
B complex B12 diemulsikan dan tidak
Gangguan sintesis melalui hati folat dapat diserap oleh usus
Feses pucat menurun
Ikterik Urin gelap vit. K halus
Penekanan Kelebihan
Penurunan
diafragma volume cairan - Faktor Defisit Nutrisi Peningkatan
produksi sel darah
Penumpukan garam pembekuan peristaltik
merah
empedu dibawah kulit darah terganggu
Ekspansi paru
Hipervolemia - Sintesis Anemia
terganggu Diare
prosumber
Pruritus
terganggu Kelemahan
Resiko
Pola nafas tidak ketidaseimbangan
efektif Resiko Intoleransi cairan dan elektrolit
kerusakan Resti perdarahan aktifitas
integritas kulit

7
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada fase ini pasien akan mengeluarkan adanya penurunan berat badan, tidak
nafsu makan (anoreksia), nyeri pada kuadran kanan atas keluhan lain yang berhubungan
dengan adanya penyakit pada fase lanjut, pasien akan mengeluh bahwa mudah terjadi
luka memar, rambut rontok, terutama di daerah ketiak dan pubis, juga pasien juga akan
mengutarakan bahwa menstruasinya tidak teratur (pada wanita dan impoten pada pria).
b. Riwayat kesehatan masa lalu
1) perlu ditanyakan apakah adanya atau pernah ada kebiasaan minumminum
keras(alkohol).
2) Pernah menderita penyakit tertentu terutama hepatitis B, non A, non B, hepatitis D
(pernah menderita penyakit kuning) dan pernah penyakit jantung.
3) Apakah terjadi mendapat tranfusi darah
4) Bagaimana kebiasaan pola makan
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada penderita sirosis hepatis harus di lakukan secara menyeluruh.
1) Keadaan pasien, bentuk tubuh
2) Pada sklera mata diperoleh sklera mata yang ikterus sampai dengan kehijauan,
kadang-kadang pada konjungtiva di peroleh kesan anemia.
3) Pada infeksi daerah dada di temukan adanya spider nevi atau adanya terlihat suatu
usaha
dalam bernafas karena tekanan abdomen terhadap diafragma ditemukan bulu ketiak
yang
rontok dan gynecomatik pada laki-laki.
4) Pemeriksaan abdomen
a. Infeksi : perut yang membesar karena asites, adanya bayangan vena, hernia
umbilikus.
b. Perkusi : adanya asites sehingga terdengar pekak

8
c. Palpasi : nyeri pada kuadran kanan atas, hepar membesar dan padat teraba benjol-
benjol
d. Lingkar perut : bertambah besar.
d. Test diangnostik
1) Untuk memastikan sirosis hepatis dilakukan biopsy
2) Dilakukan pemerikasaan laboratorium darah : hemoglobin, leukosit, trombosit
menurun.
3) Liver fungsi test : serum albumin, cholinestrase menurun, sedangkan billirubin,
globulin, serum alkali propastase, SGOT, SGPT dan ureum meningkat, serta
protrombin time memanjang.
4) USG untuk mengetahui perbandingannya perubaha sel pernchy hati dan jaringan
fibrotik.
5) CT scan dan radioisoton memberikan informasi tentang ukuran hati, perdarahan yang
terjadi dan obstruksi pada hepar.
6) Billirubin urine meningkat, sedangkan dalamfeces menurun.

2. Masalah Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif (D.0005)
b. Nyeri Akut (D.0077)
c. Hipervolemia (D.0023)
d. Defisit Nutrisi (D.0019)
e. Intoleransi aktivitas (D.0056)
f. Resiko kerusakan integritas kulit (D.0139)
g. Ansietas (D.0080)
h. Resiko perdarahan (D.0012)
i. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (D.0036-D.0037)

9
3. Rencana Asuhan Keperawatan (PPNI, 2018)

Diagnosis keperawatan Luaran keperawatan Intervensi Rasional


Pola nafas tidak efektif Luaran Utama Intervensi utama :
1. Mengevaluasi pola
berhubungan dengan Pola Napas Manajemen jalan napas
napas yang tidak
ekspansi paru menurun Definisi : Inspirasi
Observasi : efektif
Definisi : Inspirasi dan/atau dan/atau ekspirasi yang
ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi 1. Monitor pola napas 2. Mengevaluasi
(frekuensi, kedalaman, usaha
memberikan ventilasi adekuat adekuat napas) respirasi klien
Penyebab : Ekspektasi : Membaik 2. Monitor bunyi napas cepat/lambat
1. Defresi pusat pernapasan Setelah dilakukan tindakan tambahan (mis. Gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi 3. Mengetahui suara
2. Hambatan uapaya napas keperawatan selama ....x 24
jam di harapkan luaran kering napas dan jantung
(mis. Nyeri saat bernapas, 3. Monitor sputum (jumlah,
utama: pola napas
warna, aroma) 4. Mengurangi rasa
kelemahan otot pernapasa membaik
3. Deformitas dinding dada Kriteria Hasil : sesak
Terapeutik :
4. Deformitas tulang dada 1. Ventilasi semenit 5. Apabila jlien makin
meningkat 4. Pertahankan kepatenan jalan
5. Gangguan neuromuscular sesak kita dapat
2. Kapasitas vitas napas dengan head-tilt dan
6. Gangguan neurologis chin-lift (jaw-thrust jika
meningkat mengetahui tindakan
(elektroensefalogram (EEG) 3. Diameter thorax curiga trauma servikal)
5. Posisikan semi-fowler atau keperawatan lainnya
positif, cedera kepala, anterior-posterior
meningkat fowler
gangguan kejang) 6. Berikan minum hangat
4. Tekanan ekspirasi
7. Imaturitas neurologis meningkat 7. Lakukan fisioterapi dada, jika
5. Tekanan inspirasi perlu

10
8. Penurunan energy meningkat 8. Lakukan penghisapan lendir
9. Obesitas 6. Dyspnea menurun kurang dari 15 detik
7. Penggunaan otot 9. Lakukan hiperoksigenasi
10. Posisi tubuh yang
bantu napas sebelum penghisapan
menghambat ekspansi paru menurun endotrakeal
11. Sindrom hipoventilasi 8. Pemajangan fase 10. Keluarkan sumbatan benda
ekspirasi menurun padat dengan forsep McGill
12. Kerusakan inervasi
9. Frekuensi napas 11. Berikan oksigen jika perlu
diafragma (kerusakan saraf membaik 12. Berikan oksigen, jika perlu
C5 ke atas) 10. Kedalaman napas Edukasi :
membaik
13. Cedera pada medulla 13. Anjurkan asuapan cairan
spinalis Luaran Tambahan : 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
14. Efek agen farmakologis 1. Berat Badan 14. Ajarkan teknik batuk efektif
15. Kecemasan 2. Keseimbangan Kolaborasi :
Tanda dan Gejala Mayor Asam-Basa 15. Kolaborasi pemberian
Subjektif : 3. Konservasi Energy bronkodilator, ekspektoran,
- Dyspnea 4. Status Neurologis mukolitik,jika perlu
Objektif : 5. Tingkat Ansietas
a. Penggunaan otot bantu 6. Tingkat Keletihan
pernapasan 7. Tingkat Nyeri
b. Fase ekspirasi memanjang
c. Pola napas abnormal (mis.
Takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul,

11
cheyne-stokes)
Tanda dan Gejala Minor :
Subjektif :
- Ortopnea
Objektif
a. Pernapasan pursed-lip
b. Pernapasan cuping hidung
c. Diameter thoraks anterior-
posterior meningkat
d. Ventilasi semenit menurun
e. Kapasitas vital menurun
f. Tekanan ekspirasi
menurun
g. Tekanan inspirasi
menurun
h. Ekskursi dada berubah

Kondisi klinis terkait:


1. Depresi sistem saraf
pusat
2. Cedera kepala
3. Trauma thoraks

12
4. Gullian barre sindrom
5. Multiple sclerosis
6. Myasthenia gravis
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Intoksikasi alcohol

Luaran Utama
Nyeri Akut Intervensi Utama 1) untuk mengetahui lokasi,
Tingkat Nyeri
Definisi : Pengalaman Manajemen Nyeri karakteristik, kualitas
Definisi : Pengalaman
sensorik atau emosional yang Observasi/Identifikasi/Monitor nyeri, frekuensi dan
sensorik atau emosional
berkaitan dengan kerusakan yang berkaitan dengan 1) Identifikasi tingkat, lokasi, faktor pencetus

jaringan aktual atau kerusakan jaringan actual karakteristik,kualitas, frekwensi 2) untuk mengetahi keadaan

fungsional, dengan onset atau fungsional dengan dan faktor pencetus nyeri umum pasien
onset mendadak atau
mendadak atau lambat dan 2) Observasi isyarat nonverbal 3) untuk meningkatkan
lambat dan berintensitas
berintensitas ringan hingga ketidaknyamanan relasasi
ringan hingga berat dan
berat yang berlangsung kurang Terapeutik 4) agar pasien mampu
konstan.
dari 3 bulan (PPNI, 2016). Ekspektasi : Menurun 3) Berikan tindakan nyaman mengontrol nyeri

Penyebab : (PPNI, 2016) Setelah dilakukan tindakan misalnya ubah posisi yang 5) untuk memberikan

1. Agen pencedera keperawatan selama ....x 24 membuat pasien merasa nyaman pengetahuan kepada
jam di harapkan luaran
fisiologis (mis., 4) Berikan informasi tentang nyeri pasien dan keluarga
utama: pola napas

13
membaik
inflamasi, iskemia, seperti penyebab nyeri dan berapa pasien apabila nyeri
Kriteria Hasil :
neoplasma) lama akan berlangsung datang
1. Keluhan nyeri
2. Agen pencedera Edukasi 6) Untuk mengurangi rasa
menurun
kimiawi (mis., 2. Meringis menurun 5) Ajarkan penggunaan tekhnik nyeri

terbakar, bahan kimia 3. Sikap protektif nonfarmakologi manajemen nyeri

iritan) menurun (misalnya imajinasi terbimbing,


4. Gelisah menurun
3. Agen pencedera fisik distraksi, kompres hangat atau
5. Kesulitan tidur
(mis., abses, amputasi, dingin dan massase
menurun
terbakar, terpotong, Kolaborasi

mengangkat berat, 6) Kolaborasi pemberian analgetik

prosedur operasi,

trauma, latihan fisik

berlebihan)

Gejala dan Tanda Mayor

(PPNI, 2016)

Subjektif :

Mengeluh nyeri

Objektif :

1. Tampak meringis

14
2. Bersikap protektif
(mis., waspada, posisi

menghindari nyeri)

3. Gelisah

4. Frekuensi nadi

meningkat

5. Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor :

(PPNI, 2016)

Subjektik :

Tidak tersedia

Objektif :

Tekanan darah meningkat

Pola napas berubah

Nafsu makan berubah

Proses berpikir terganggu

Menarik diri

Berfokus pada diri sendiri

Diaphoresis

15
Hipervolemia
Luaran Utama Intervensi Utama 1) mengevaluasi intake
Definisi : Peningkatan volume
Keseimbangan Cairan Manajemen cairan dan output sudah
cairan intravaskuler,
Definisi : Ekuilibrium 1. Kaji intake dan output cairan berimbang
interstisial atau intraselular
(PPNI, 2016). antara volume cairan di tiap hari 2) mengevaluasi ukuran
Penyebab : (PPNI, 2016) ruang intraseluler dan 2. Observasi lingkar perut tiap asites perut klien
1. Gangguan mekanisme ekstraseluler tubuh. hari 3) natrium dapat
regulasi
Ekspektasi : Meningkat 3. Berikan diet yang rendah berubah menjadi
2. Kelebihan asupan
Setelah dilakukan tindakan garam cairan
cairan
keperawatan selama 3x24 4. Jelaskan alasannya harus 4) biar klien tau alas an
3. Kelebihan asupan
natrium jam maka diharapkan diberi diet rendah garam dari diberikannya diet

4. Gangguan aliran balik keseimbangan cairan 5. Kolaborasi dalam pemberian rendah garam
vena meningkat. obat diuretic 5) mengurangi edema
5. Efek agen (misalnya:
Dengan kriteria hasil : dan asites
kortikosteroid,
1. Asupan cairan
chiopropamide,
meningkat
tolbutamide,
vincristine dan 2. Keluaran urine

tryptilinescrabamazepi meningkat
ne) 3. Kelembaban

16
Gejala dan tanda mayor :
membrane mukosa
(PPNI, 2016)
meningkat
Subjektif :
4. Asupan makanan
 Ortopnea
 Dyspnea meningkat
 Paroxysmal nocturnal
dyspnea
Objektif :
 Edema anasarka atau
edema perifer
 Berat badan meningkat
dalam waktu singkat
 Jugular venous
pressure atau venous
pressure meningkat
 Reflex hepatojugular
positif
Gejala dan tanda minor :
(PPNI, 2016)
Subjektif :
 Tidak tersedia
 Objektif :

17
 Distensi vena jugularis
 Terdengar suara napas
tambhan
 Hepatomegaly
 Kadar Hb/ Ht turun
 Oliguria
 Intake lebih banyak
dari output
 Kongesti paru
Kondisi klinis terkait : (PPNI,
2016)
 Penyakit ginjal: gagal
ginjal akut/kronis,
sindrom nefrotik
 Hipoalbuminemia
 Gagal jantung
kongestif
 Kelainan hormone
 Penyakit hati
(misalnya: sirosis,
asites, kanker hati)
 Penyakit vena perifer

18
(misalnya: varises
vena, thrombus vena,
plebitis)
 Imobilitas

Defisit Nutrisi Luaran Utama


Intervensi Utama
Definisi : Asupan nutrisi tidak Status Nutrisi
Manajemen Nutrisi
cukup untuk memenuhi Definisi : Keadekuatan
Observasi :
kebutuhan metabolisme asupan nutrisi untuk
(PPNI, 2016) memenuhi kebutuhan 1) Identifikasi status nutrisi
Penyebab : metabolisme 2) Identifikasi alergi dan
1. Ketidakmampuan Ekspektasi : Membaik intoleransi makanan
menelan makanan  Berat badan
3) Identifikasi makanan yang
2. Ketidakmampuan meningkat
disukai
mencerna makanan  Indeks massa tubuh
4) Identifikasi kebutuhan kalori
3. Ketidakmampuan (IMT) membaik
mengabsorbsi nutrient  Frekuensi makan dan jenis nutrient

4. Peningkatan kebutuhan membaik 5) Identifikasi perlunya


metabolisme  Nafsu makan penggunaan selang
5. Faktor ekonomi (misal. membaik
nasogastric
Finansial tidak  Bising usus
6) Monitor asupan makanan
mencukupi) membaik
7) Monitor berat badan
6. Faktor psikologis  Tebal lipatan kulit

19
(misal. Stress, triseb membaik
8) Monitor hasil pemeriksaan
keengganan untuk  Membarene
laboratorium
makan) mukosa membaik
Terapeutik :
Gejala dan tanda mayor
Objektif : 9) Lakukan oral hygiene
1. Berat badan menurun sebelum makan, jika perlu
minimal 10% di bawah 10) Fasilitasi menentukan
rentang ideal
pedoman diet (misal.
Gejala dan tanda minor
Piramida makanan)
Subjektif :
11) Sajikan makanan secara
 Cepat kenyang setelah
makan menarik dan suhu yang sesuai

 Kream/Nyeri abdomen 12) Berikan makanan tinggi serat


 Nafsu makan menurun untuk mencegah konstipasi
Objektif :
13) Berikan makanan tinggi
 Bising usus hiperaktif
kalori dan tinggi protein
 Otot pengunyah lemah
14) Berikan suplemen makanan,
 Otot menelan lemah
 Membran mukosa jika perlu

pucat 15) Hentikan pemberian makanan


 Sariawan melalui selang nasogatrik jika
 Serum albumin turun asupan oral dapat ditoleransi

20
 Rambut rontok
berlebihan
Edukasi :
 Diare
Kondisi klinis yang 16) Anjurkan posisi duduk, jika
terkait
mampu
 Stroke
 Parkinson 17) Ajarkan diet yang
 Kanker
diprogramkan
 Infeksi
Kolaborasi :

18) Kolaborasi pemberian

medikasi sebelum makan

(misal. Pereda nyeri,

antiemetik), jika perlu

19) Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah

kalori dan jenis nutrien yang

dibutuhkan, jika perlu.

Intoleransi Aktivitas Luaran Utama a) Untuk menghindari


Intervensi Utama
Definisi : Ketidakcukupan Toleransi Aktivitass terjadinya letih
Manajemen Energi
energi untuk melakukan Definisi : Respon b) Untuk mengetahui
Observasi :
aktivitas sehari-hari Fisiologis terhadap status kelelahan klien
aktivitas yang 1) Identifikasi gangguan fungsi

21
Penyebab : membutuhkan tenaga dan tingkat emosi
tubuh yang mengakibatkan
1) Ketidakseimbangan Ekspektasi : Meningkat c) Untuk mengetahui
kelelahan
antara suplai dan 1) Frekuensi nadi kualitas tidur pasien
2) Monitor kelelahan
kebutuhan oksigen meningkat d) Untuk mengetahui
2) Tirah baring 2) Keluhan lelah 3) Monitor pola dan jam tidur tingkat kemampuan
3) Kelemahan menurun 4) Monitor lokasi dan klien
4) Imobilitas 3) Dyspnea saat ketidaknyamanan selama e) Agar klien merasa
5) Gaya hidup menoton aktivitas menurun nyaman
melakukan aktivitas
Tanda dan gejala mayor 4) Dyspnea setelah f) Melatih ekstermitas
Terapeutik :
Subjektif : aktivitas menurun pasien untuk berlatih
5) Sediakan lingkungan nyaman
Mengeluh lelah dalam batas aman
Objektif : dan rendah stimulus (misal. g) Distraksi bermanfaat
Frekuensi jantung meningkat Cahaya, suara, kunjungan) dalam memberikan
>20% dari kondisi istirahat 6) Lakukan latihan rentang ketenangan
Gejala dan dan minor h) Pemenuhan aktivitas
gerak
Subjektif : klien
7) Berikan aktivitas distraksi
1) Dyspnea saat atau i) Aktivitas yang
yang menenangkan
setalah aktivitas berlebihan akan
2) Merasa tidak nyaman 8) Fasilitasi duduk di sisi tempat memperburuk
setelah beraktivitas tidur, jika tidak dapat keadaan klien
3) Merasa lemah berpindah atau berjalan j) Meningkatkan
Objektif : Edukasi : kemampuan klien

22
1) Tekanan darah berubah dalam melakukan
9) Anjurkan tirah baring
>20% dari kondisi aktivitas
10) Anjurkan melakukan
istirahat k) Manifestasi koping
aktivitas secara bertahap
2) Gambaran EKG maladaptif mungkin
menunjukkan aritmia 11) Anjurkan menghubungi dapat meningkatkan
saat/setelah aktivitas perawat jika tanda dan gejala kelelahan
3) Gambaran EKG kelelahan tidak berkurang l) Kolaborasi dengan
menunjukkan iskemik ahli gizi untuk
12) Ajarkan strategi koping untuk
4) Sianosis membantu memilih
mengurangi kelelahan
Kondisi klinis terkait : makanan yang dapat
Kolaborasi :
1) Anemia memenuhi kebutuhan
2) Gagal jantung 13) Kolaborasi dengan ahli gizi tubuh klien
kongestif tentang cara meningkatkan
3) Penyakit jantung asupan makanan
coroner
4) Penyakit katup jantung
5) Aritmia
6) Penyakit paru
obstruktif kronis
(PPOK)
7) Gangguan metabolik
8) Gangguan

23
musculoskeletal

24
FORMAT ASUHAN KEPERATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. I DENGAN KASUS ASITES


DI RUANG PERAWATAN LONTARA III ATAS DEPAN/DIGESTIF
RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Unit : Pelayanan Digestif Tanggal Pengkajian : 06-12-2021

Ruang/Kamar : Lontara 3 Atas Depan/Kamar 2 Waktu Pengkajian : 16.30

Tgl Masuk : 02-12-2021 Jam : - Auto Anamnese : √


Allo Anamnese :

I. IDENTIFIKIKASI
A. PASIEN
Nama : Ny. I
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama/Suku : Islam/Bugis
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : S1 (Strata1) sederajat/PNS
Pekerjaan : PNS
Alamat Rumah : Jl. Jend Ahmad Yani Bone
Dx. Medik : Asites

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. I
Alamat : Jl. BTN Minasaupa 05 No.22 Tamalate Kota
Makassar
Hubungan dengan pasien : Keluarga/Ipar

25
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Sesak (Dispnea)
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien datang ke RSUP Wahidin
Sudirohusodo pada tanggal 01 Desember 2021. Pasien dirawat inap di unit
pelayanan digestif ruang perawatan Lontara 3 atas depan kamar 2/4 pada
tanggal 02 Desember 2021. Pada saat dilakukan pengkajian pasien
mengeluh sesak, disertai dengan nyeri pada abdomen. Nyeri dirasakan ±1
bulan yang lalu. Pasien mengatakan nyeri karena perut membesar. Dan
adanya benjolan pada bagian perut. Setelah dilakukan pengkajian tingkat
penilaian nyeri dengan menggunakan skala penilaian numerik/numerical
rating scale (NRS) didapatkan skala nyeri 4 (0-10) atau sedang, nyeri
tumpul dan hilang timbul dengan lama durasi nyeri ±5 menit. Pasien
tampak lemah, tampak gelisah dan tampak menarik diri.
3. Riwayat Kesehatan Lalu : Keluarga pasien mengatakan sebelumnya
pernah dirawat dengan diagnosa carsinoma ovarium pada tahun 2018 dan
dilakukan operasi pengangkatan kedua ovarium di RS Khadijah.
Kemudian Pasien menjalani kemoterapi di RSUP Wahidin Sudirohusodo
Makassar sebanyak 6 siklus dan kemoterapi terakhir pada tanggal 26
Agustus 2021.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga pasien mengatakan ibu pasien
memiliki riwayat penyakit DM. Tidak ada keluarga yang mengalami
penyakit asites yang sama dengan pasien.

26
GENOGRAM (3 GENERASI)

G1
X X X X

G2 X X ?
X

? ? X X

x ? ? ? ? x ? ? x 60 50
X

55 58
G3

21 17
G4

Simbol :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Pasien
= Meninggal
= Memiliki Penyakit DM
= Tinggal Serumah
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
? = Usia Tidak Diketahui
Keterangan :

27
GI : Kakek dan nenek pasien dari bagian bapak pasien dan ibu pasien dan semuanya
sudah meninggal dikarenakan faktor usia dan penyakit degeneratif.
G II : Ayah pasien adalah anak ketiga dari 4 bersaudara, dan dua saudaranya sudah
meninggal dan satu saudaranya masih hidup. Ibu pasien merupakan anak kedua
dari 3 bersaudara. Satu saudaranya sudah meninggal dan 1 saudara yang lain
masih hidup. Ibu pasien memiliki riwayat penyakit DM
G III : Pasien adalah anak ketiga dari 10 bersaudara, sudah menikah dan memiliki 2
orang anak serta tinggal serumah bersama suami dan kedua orang anaknya.
Pasien memiliki riwayat penyakit DM.

II. PEMERIKSAAN FISIK (TANGGAL 06 DESEMBER 2021)


A. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Kualitatif : √ Compos Mentis somnolen
Soporocomatous koma

Kuantitatif : GCS 15

Skala Coma Glasgow :- Respon Motorik :6


- Respon Bicara :5
- Respon Membuka Mata : 4

Kesimpulan : Tingkat Kesadaran Penuh dengan


GCS 15 (Compos Mentis)

2. Tekanan Darah : 90/60 mmHg


MAP : 70 mmHg

3. Suhu : 36,3°C Oral Axillar Rectal

4. Pernapasan : Frekuensi 26x/menit


Irama : √ Reguler Irreguler
Jenis : √ Dada Perut

28
5. Nadi : 120x/menit

B. ANTROPOMETRI
1. Lingkar Lengan Atas : 19 cm
2. Tinggi Badan : 142 cm
3. Berat Badan : Tidak bisa diukur
4. I. M. T (Indeks Massa Tubuh) / % LLA = 67 % (Underweight)
5. Z Score : 6

Kesimpulan : Lingkar lengan atas (LILA) tidak normal (Normal=33,3 cm untuk


wanita menurut WHO) dan % LLA tidak normal (Normal = 90-110%)

C. PEMERIKSAAN FISIK (head to toe)


1. Kepala:
- Bentuk : Bentuk kepala bulat, simetris, tidak ada benjolan,
rambut tampak hanya sedikit (rontok)
- Kulit kepala : Kulit kepala pasien tampak bersih dan tidak
terdapat lesi dan tidak ada jejas
- Rambut : Tampak hanya sedikit (rontok)
2. Mata:
- Konjungtiva : Anemis
- Sklera : Putih
- Kornea : Putih
3. Hidung:
- Kebersihan : Hidung tampak bersih, tidak ada nyeri tekan
ataupun lesi pada hidung dan tidak ada gangguan indra penciuman.
- Cuping hidung : Tidak ada cuping hidung

Interpretasi : terpasang NGT (Naso Gastro Tube)

4. Telinga :

29
Tampak bersih, tidak ada benjolan, bentuk telinga simetris dan tidak
ditemukan adanya gangguan pada pendengaran
5. Mulut :
- Rongga Mulut : Tampak tidak bersih
- Gusi : Tidak ada lesi dan perdarahan pada gusi
- Gigi : Gigi tampak kurang bersih, kurang rapi dan tidak
lengkap
- Mukosa Bibir : Agak kering dan terdapat lesi dibawah bibir
6. Leher : Tidak ditemukan adanya nyeri tekan, tidak ada
benjolan, tidak ada lesi dan pembesaran getah bening.
7. Thorax (Paru-Paru) :
- Inspeksi : Tidak ada pergerakan cuping hidung, tidak
terdapat lesi, massa dan kemerahan pada hidung, dada tampak
simetris,bentuk clavicula, dan tulang rusuk simetris. Bentuk tulang
belakang simetris, pernapasan 26x/menit dengan penggunaan otot
bantu pernapasan. Nadi 120x/menit serta tidak ada kelainan pada
bentuk kuku.
- Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan pada dada dan tidak ada
kripitasi
- Perkusi : Perkusi paru menghasilkan bunyi sonor
- Auskultasi : Bunyi pada lapang paru vesikuler dan pada
bronkus bronkuvesikuler. Tidak ditemukan adanya bunyi
tambahan.
8. Jantung :
- Inspeksi : Tidak ditemukan tanda-tanda pewarnaan tembakau
pada tangan, tidak ditemukan adanya kebiruan dibibir, lidah, dan
cuping telinga, tidak ada clubbing finger, tidak ditemukan adanya
gumpalan lemak dikelopak mata, bentuk simetris dan tidak terlihat
adanya ictus cordis.
- Palpasi : Palpasi nadi (frekuensi nadi : 120x/menit), CRT
<2 detik.

30
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : S1 S2 tunggal
9. Abdomen
- Inspeksi : Abdomen terlihat membesar akibat adanya asites,
tidak simetris, bersih dan ada benjolan.
- Auskultasi : Terdapat bising Usus /Peristaltik Usus 5x/menit
terdengar lemah.
- Palpasi : Ada benjolan dan ada nyeri tekan pada abdomen
- Perkusi : Suara perkusi dullness
10. Ektremitas
- Edema : Tidak ditemukan adanya edema pada
ekstremitas
- Capilary Refill Time : < 2 detik
- Turgor Kulit : Elastis
- Luka : Tidak terdapat luka pada ekstremitas
- Kekuatan Otot :
4444 4444
4444 4444

III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
Pasien mengatakan selalu memperhatikan kesehatannya dan memeriksakan ke dokter
atau pelayanan kesehatan jika merasakan sakit.
Interpretasi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan pasien baik.

B. POLA NUTRISI METABOLIK


Di Rumah :
Pasien mengatakan sebelum dirawat di Rumah sakit pasien makan 3x/hari dengan porsi
satu piring dihabiskan.
Di Rumah Sakit :

31
Pasien mengatakan tidak nafsu makan. Keluarga pasien mengatakan pasien lemas, tidak
nafsu makan dan mual serta muntah setiap selesai pemberian makanan pada selang NGT
(Naso Gastrik Tube). Keluarga pasien mengatakan pasien cepat kenyang. Terpasang
infus Nacl 0,9%/24 Jam, LILA 19 cm, Terpasang Naso Gastric Tube (NGT) 300 cc/24
Jam.

C. POLA ELIMINASI
Di Rumah :
Pasien mengatakan sebelum dirawat di Rumah Sakit BAK dan BAB nya lancar yaitu
BAK 2-3x/hari dan BAB 1-2 x/hari
Di Rumah Sakit :
Pasien mengatakan sudah 5 hari belum pernah BAB. Untuk BAK terpasang kateter urine.
Urine 240 cc hematuria.
Intake : 2000
Output : 1080
SWL : 450
IWL : 630
Balance cairan : +620/24 jam

C. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


Di Rumah :

Aktivitas Harian (Activity Daily Living)


Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan /Minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di Tempat Tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √

32
Di Rumah Sakit :

Aktivitas Harian (Activity Daily Living)


Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan /Minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di Tempat Tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √

Keterangan :
0 = Tergantung Total
1 = Dibantu Orang dan Alat
2 = Dibantu Orang
3 = Dibantu Alat
4 = Mandiri

D. POLA ISTIRAHAT TIDUR


Di Rumah :
Pasien mengatakan biasanya tidur siang selama 2 jam. Sedangkan waktu tidur malam
selama ± 4 jam.
Di Rumah Sakit :
Setelah sakit waktu tidur siang berkurang menjadi ±1 jam dan sering terbangun.
Sedangkan tidur malam durasinya juga berkurang menjadi ±3 jam dan sering
terbangun/terjaga. Pasien mengatakan kesulitan untuk memulai tidur karena posisi yang
tidak nyaman akibat perut yang membuncit/membesar dan berisi cairan.
Interpretasi : Pola tidur dan istirahat pasien mengalami perubahan pada saat sakit. Hal ini
dikarenakan adanya berbagai faktor seperti perut yang membuncit/membesar yang
membuat tidak nyaman, sesak dan nyeri abdomen. Pasien tampak sulit tidur

Keterangan : Masalah Pada Pola Istirahat Tidur


33
E. POLA PERSEPSI KOGNITIF
Di Rumah Sakit :
Fungsi kognitif dan memori : Pasien masih memiliki fungsi kognitif dan memori yang
baik terlihat pada saat pasien menjelaskan tentang silsilah keluarganya.
Fungsi dan keadaan indera : Indera pasien masih dapat berfungsi dengan baik. Tidak ada
gangguan disistem penginderaan.
Interpretasi : Memori jangka segera, pendek dan panjang pada pasien masih baik.

F. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


Di Rumah Sakit :
Gambaran diri : saat ini pasien sudah menerima akan kondisi penyakit yang dideritanya,
dan pasien juga mengatakan bahwa dirinya sudah pasrah akan kondisinya saat ini.
Identitas diri : pasien mengatakan sebagai seorang wanita, ibu dari dua anak dan seorang
istri jika tidak bisa sembuh dari penyakitnya (asites) akan kehilangan identitas dirinya.
Harga diri : pasien mengatakan mulai merasa tidak percaya diri jika berkumpul dengan
keluarga dan kerabat, karena perut yang membuncit.
Ideal diri : pasien mengatakan bahwa kondisi saat ini tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
Peran diri : pasien mengatakan tidak bisa lagi menjadi seorang istri yang normal seperti
wanita lainnya karena penyakit yang menganggu.
Interpretasi : pasien mengalami gangguan konsep diri terkait dengan penyakit yang
dideritanya, yaitu pasien merasa terganggu akibat bentuk perut yang membuncit dan
makin bertambah besar.

Keterangan : Masalah Pada Pola Persepsi dan Konsep Diri

G. POLA PERAN DAN HUBUNGAN


Di Rumah :
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik. Pasien berperan sebagai ibu rumah
tangga dan memiliki 2 orang anak.
Di Rumah Sakit :

34
Pasien terlihat kooperatif dan muda beradaptasi dengan lingkungan dirumah sakit.
Hubungan pasien dengan dokter, perawat dan pasien lainnya baik.

H. POLA REPRODUKSI-SEKSUAL
Pola Seksualitas : pasien sudah tidak melakukan aktivitas seksual sejak ± 5 bulan yang
lalu selama pasien mengalami adanya benjolan pada abdomen. Fungsi reproduksi tidak
berfungsi sebagaimana mestinya terkait dengan kondisi yang dialami saat ini.
Interpretasi : terdapat gangguan seksualitas pasien dan perubahan pola tingkat kepuasan.

I. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


Pasien mengatakan pada awalnya mengalami stress dengan penyakit yang dideritanya,
akan tetapi lama kelamaan pasien dapat menerima dengan kondisinya saat ini.
Mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengurangi rasa stress yang dialami
yaitu dengan cara rajin berdoa kepada Allah SWT, rajin beribadah dan bertawakkal.
Interpretasi : pasien menerima kondisi yang dideritanya saat ini

J. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


Di Rumah :
Pasien mengatakan selalu berdoa setiap sholat untuk kesembuhannya
Di Rumah Sakit :
Pasien mengatakan menyerahkan kepada Allah SWT untuk proses kesembuhannya.
Pasien mengatakan bahwa semua yang terjadi pada dirinya semuanya berasal dari Allah,
jadi pasien hanya bisa menerima dan berusaha untuk sembuh.
Interpretasi : Sistem nilai dan keyakinan pasien baik

35
IV. DATA PENUNJANG
A. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 01 Desember 2021

Pemeriksaan Satuan Nilai Normal


Hasil
RBC 4.64 106/mm3 3.80-5.80
HGB 11.9 g/dl 11.5-16.0
HCT 38.8 % 37.0-47.0
MCV 83 um3 80-100
MCH 25.7 pg 27.0-32.0
MCHC 30.8 g/gl 32.0-36.0
RDWcv 13.1 % 11.0-16.0
RDWsd 39 um3 39-52
PLT 511 103/mm3 150-500
MPV 8.3 um3 6.0-11.0
PCT 0.424 % 0.150-0.500
PDW 12.0 % 11.0-18.0
WBC 11.1 103/mm3 4.0-10.0
HEMATOLOGI
Koagulasi
PT 11.8 Detik 10-14
INR 1.14 -
APTT 19.8 Detik 22.0-30.0
KIMIA DARAH
Fungsi Ginjal
Ureum 56 mg/dl 10-50
Kreatinin 1.00 mg/dl L (<1.3) : P (<1.1)
Fungsi Hati
Albumin 2.8 gr/dl 3.5-5.0
Elektrolit
Natrium 137 mmol/l 136-145
Kalium 2.8 mmol/l 3.5-5.1
Klorida 75 mmol/l 97-111

36
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 03 Desember 2021

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


KIMIA DARAH
Elektrolit
Natrium 141 mmol/l 136-145
Kalium 3.2 mmol/l 3.5-5.1
Klorida 87 mmol/l 97-111

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 06 Desember 2021

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


KIMIA DARAH
Kimia Lain
Calsium 6.8 mg/dl 6.8-10.2
Magnesium 4.52 mg/dl 1.5-2.5

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 07 Desember 2021

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


KIMIA DARAH
Glukosa
GDP 166 mg/dl 110
HbA 1c 7.9 % 4-6
Aksi lipid
Kolesterol total 196 mg/dl 200
Kolesterol HDL 40 mg/dl L (>55) : P (>65)
Kolesterol LDL 99 mg/dl <130
Trigliserida 285 mg/dl 200

37
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 08 Desember 2021

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


URINALISA
Urinalysa
Ureum urine (UUN 3 gr/24 jam 12-20
KIMIA DARAH
Fungsi Ginjal
Ureum 83 mg/dl 10-50
Kreatinin 1.20 mg/dl L (<1.3) : P (<1.1)
Fungsi Hati
Albumin 1.9 gr/dl 3.5-5.0
Elektrolit
Natrium 137 mmol/l 136-145
Kalium 2.5 mmol/l 3.5-5.1
Klorida 90 mmol/l 97-111
6 3
RBC 4.07 10 /mm 3.80-5.80
HGB 10.3 g/dl 11.5-16.0
HCT 34.2 % 37.0-47.0
MCV 84 um3 80-100
MCH 25.4 pg 27.0-32.0
MCHC 30.3 g/gl 32.0-36.0
RDWcv 14.0 % 11.0-16.0
RDWsd 42 um3 39-52
PLT 542 103/mm3 150-500
MPV 8.7 um3 6.0-11.0
PCT 0.472 % 0.150-0.500
PDW 14.0 % 11.0-18.0
WBC 21.1 103/mm3 4.0-10.0

38
B. TERAPI

No. Obat Dosis/Waktu Cara Pemberian Indikasi


1. Vitamin C 250/12 Jam Intravena Suplemen
2. Metamizole 1 gr/8 Jam Intravena Untuk meredakan rasa sakit
3 Untuk mengatasi gangguan
40 mg/24 lambung, seperti penyakit
Omeprazole Intravena
Jam asam lambung dan tukak
lambung
4 Non falmin 1/8 Jam Oral Untuk mengurangi
peradangan dan nyeri
5 Thiamin 100 gr/12 Intravena Sebagai sumber energi bagi
Jam tubuh
6 Neurobion 100 ml/24 Intravena Suplemen
Jam
7 B complex 150 mg/8 Oral Untuk proses metabolisme,
Jam menggunakan energy dari
makanan serta memproduksi
sel darah merah.
8 Combiflex 100/24 Jam Intravena Untuk perawatan gula darah
9 Human 20% Intravena Untuk mengatasi volume
Albumin darah yang menurun
(hipovolemia).
10 KSR 600MG/24 Oral Untuk mengobati atau
Jam mencegah jumlah kalium
yang rendah dalam darah.
11 Curcuma 400 g/8 Jam Intravena Untuk menambah atau
meningkatkan nafsu makan
12 Clinimix 1000 mL/24 Intravena Sebagai nutrisi parenteral
Jam ketika pemberian per oral
atau enteral tidak

39
memungkinkan, tidak
mencukupi.
V. KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF (DS) DATA OBJEKTIF (DO)
1. Pasien mengeluh sesak 1. Pola napas abnormal (takipnea =
2. Pasien mengeluh nyeri pada 26x/menit )
abdomen 2. Penggunaan otot bantu pernapasan
3. PQRST 3. Perut membesar
 P = Perut membesar 4. Pasien tampak gelisah
 Q = Tumpul 5. TTV

 R = Abdomen  TD=90/60 mmHg

 S = 4 (0-10)/Sedang  N=120x/menit

 T = Hilang timbul dengan lama  S=36,3oC


durasi ±5 menit  P=26x/menit
4. Keluarga pasien mengatakan pasien 6. Pasien tampak sulit tidur
lemas, tidak nafsu makan dan mual 7. Pasien tampak menarik diri
serta muntah setiap selesai 8. Pasien tampak lemah
pemberian makanan. 9. Terpasang infus Nacl 0,9%/24 Jam
5. Keluarga pasien mengatakan pasien 10. LILA = 19 cm
cepat kenyang. 11. % LLA = 67 % (Underweight)
12. Terpasang Naso Gastric Tube
(NGT) 300 cc/24 Jam
13. Serum albumin menurun (2.8 gr/dl)
14. Rambut tampak sedikit (rontok)
15. Intake : 2000
16. Output : 1080
17. SWL : 450
18. IWL : 630
19. Balance cairan : +620/24 jam
20. Hemaglobin : 10.3 g/dl
21. Hematokrit : 34.2 %

40
VI. ANALISA DATA
TTD
No Hari/Tanggal Data Etiologi Masalah
Mahasiswa
1 Senin, 06 Ds : ASITES
Desember Pasien mengeluh sesak
2021 Do : Penekanan
- Pola napas diafragma
abnormal Pola napas Jusmira
(Takipnea=26x/m Ekspansi paru tidak efektif S.Kep
enit) terganggu
- Penggunaan otot
bantu pernapasan Pola napas tidak
- Perut membesar efektif
2 Senin, 06 DS: Splenomegali Nyeri Akut Jusmira
Desember - Pasien mengeluh S.Kep
Inflamasi Akut
2021 nyeri pada
abdomen
Nyeri akut
- PQRST
 P = Perut
membesar
 Q = Tumpul
 R = Abdomen
 S = 4
(0-10)/Sedang
 T = Hilang
timbul dengan
lama durasi
±5 menit
DO:

41
- Pasien tampak
gelisah
- TTV
 N=120x/m
 P=26x/m
- Pasien tampak
sulit tidur
- Pasien tampak
menarik diri
3 Senin, 06 DS : Splenomegali Defisit Jusmira
Desember - Keluarga pasien Nutrisi S.Kep
2021 mengatakan Fungsi hati
terganngu
pasien lemas,
tidak nafsu makan
dan mual serta Gangguan
muntah setiap pembentukan
empedu
selesai pemberian
makanan.
- Pasien mengeluh Lemak tidak
dapat
nyeri pada
diemulsikan dan
abdomen tidak dapat
- Keluarga pasien diserap oleh
usus halus
mengatakan
pasien cepat
kenyang Deficit nutrisi
DO :
- Pasien tampak
lemah
- Terpasang infus
Nacl 0,9%/24
Jam

42
- LILA : 19 cm
- % LLA = 67 %
(Underweight)
- Terpasang Naso
Gastric Tube
(NGT) 300 cc/24
Jam
- Serum albumin
menurun (2.8
gr/dl)
- Rambut tampak
rontok
4 Senin, 06 Ds : Asites
Desember - Pasien mengeluh
2021 sesak Kelebihan
Do : volume Cairan
- Intake : 2000
- Output : 1080 Hypervolemia
- SWL : 450 Jusmira
Hipervolemia
- IWL : 630 S.Kep.
- Balance cairan:
+620/24 jam
- Hemaglobin: 10.3
g/dl
- Hematokrit : 34.2
%

43
VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas Masalah)
N
O
DIAGNOSA KEPERAWATAN
D
K
1 Pola Napas Tidak Efektif b.d penurunan energi

2 Nyeri Akut b.d agen cedera fisiologis (inflamasi)


3 Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
4 Hypervolemia b.d intake output

VIII. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diangosis Keperawatan/Data Tujuan/Kriteria Intervensi


N
Subjektif dan Objektif Hasil Keperawatan
o
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 Pola napas tidak efektif b.d. Tujuan : Intervensi utama :
penurunan energi Setelah dilakukan Manajemen jalan
tindakan keperawatan napas
DS: selama 3 x 24 jam Observasi :
- Pasien mengeluh sesak diharapkan luaran 16. Monitor
DO :
utama: pola napas frekuensi pola
- Pola napas abnormal
(takipnea = 26x/menit ) membaik napas
- Penggunaan otot bantu Kriteria Hasil : Terapeutik :
pernapasan 11. Dyspnea 17. Posisikan
- Perut membesar menurun (5) semi-fowler
12. Penggunaan 18. Berikan
otot bantu oksigen, jika
napas perlu
menurun (5) Edukasi :
13. Frekuensi 19. Anjurkan
napas asupan cairan
membaik (5) 200 ml/hari,
jika tidak

44
kontra
indikasi
2 Nyeri Akut b.d Nyeri Akut b.d Tujuan : Intervensi utama :
agen cedera fisiologis (imflamasi) Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
DS: tindakan keperawatan Observasi :
- Pasien mengeluh nyeri pada selama 1x8 jam 1. Identifikasi
abdomen diharapkan luaran lokasi nyeri
- PQRST utama: Tingkat Nyeri 2. Identifikasi
 P = Perut membesar Menurun skala nyeri
 Q = Tumpul Kriteria Hasil : Terapeutik :
 R = Abdomen 1. Keluhan nyeri 3. Berikan
 S = 4 (0-10)/Sedang menurun (5) teknik
 T = Hilang timbul 2. Gelisah nonfarmakolo
dengan lama durasi ±5 menurun (5) gis untuk
menit 3. Kesulitan tidur mengurangi
DO: menurun (5) rasa nyeri
- Pasien tampak gelisah 4. Frekuensi nadi (teknik
- TTV membaik (5) relaksasi
 N=120x/m napas dalam)
Edukasi :
 P=26x/m
4. Jelaskan
- Pasien tampak sulit tidur
strategi
- Pasien tampak menarik diri
meredahkan
nyeri
5. Ajarkan
teknik
nonfarmakolo
gis untuk
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
6. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu

3 Defisit Nutrisi b.d Tujuan : Intervensi Utama


ketidakmampuan menelan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
makanan tindakan keperawatan Observasi :
DS : selama 3x24 jam 1. Identifikasi
- Keluarga pasien diharapkan luaran status nutrisi

45
mengatakan pasien lemas, utama : Status Nutrisi 2. Monitor hasil
tidak nafsu makan dan membaik dengan pemeriksaan
mual serta muntah setiap Kriteria Hasil : laboratorium
selesai pemberian makanan. 1. Serum Teraupetik :
- Pasien mengeluh nyeri albumin 3. Lakukan oral
abdomen meningkat (5) hygiene sebelum
- Keluarga pasien 2. Indeks massa makan, jika perlu
mengatakan pasien cepat tubuh (IMT) Edukasi :
kenyang membaik (5) 4. Ajarkan diet
DO : 3. Perasaan cepat yang
- Pasien tampak lemah kenyang diprogramkan
- Terpasang infus Nacl menurun (5) Kolaborasi :
0,9%/24 Jam 4. Nyeri 5. Kolaborasi
- LILA 19 cm abdomen pemberian
- % LLA = 67 % menurun (5) medikasi pereda
(Underweight) nyeri sebelum
- Terpasang Naso Gastric makan, jika perlu
Tube (NGT) 300 cc/24 Jam
- Serum albumin menurun
(2.8 gr/dl)
- Rambut tampak rontok
4 Ds : Tujuan : Intervensi Utama
- Pasien mengeluh sesak Setelah dilakukan Pemantauan Cairan
tindakan keperawatan Observasi :
Do : 1. Monitor Tanda-
selama 3x24 jam
tanda vital
- 26x/menit diharapkan luaran 2. Monitor intake
- Intake : 2000 utama : dan output
Keseimbangan cairan cairan
- Output : 1080
meningkat dengan Teraupetik :
- SWL : 450 Kriteria Hasil : 3. Atur interval
1. Keluaran urine waktu
- IWL : 630
pemantaun
meningkat (5)
- Balance cairan: +620/24 sesuai dengan
2. Asites kondisi pasien
jam menurun (5) 4. Dokumentasikan
- Hemaglobin: 10.3 g/dl hasil
pemantauan
- Hematokrit : 34.2 %
Edukasi :
5. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan

46
IX. IMPLEMENTASI
Nama/Umur : Ny. I/ 55 Tahun
Ruang/Unit : Perawatan Lontara 3 Atas Depan/Digestif

IMPLEMENTASI HARI PERTAMA


TTD,
Tanggal DK Jam Implementasi Respon Pasien
Nama
Senin, 06 1 17.00 Memberikan posisi Telah diberikan
Desember semi-fowler tindakan posisi
2021 semi-fowler
dengan respon
pasien,mengatakan
sedikit lebih
nyaman

17.03 Memonitor frekuensi Telah dilakukan


pola napas tindakan
pengukuran tanda-
tanda vital dengan
hasil : Jusmira
TD=90/60 mmHg S.Kep
N=120x/menit
S=36,3oC
P=26x/menit

20.05 Memberikan oksigen 5 Telah dilakukan


liter/menit via nasal tindakan
kanul pemberian oksigen
via nasal kanul 5
liter/menit dengan
respon pasien
sesak napas
berkurang

47
Senin, 06 2 17.05 Mengidentifikasi Telah dilakukan Jusmira
Desember lokasi nyeri tindakan S.Kep
mengidentifikasi
2021
lokasi nyeri dan
pasien mengatakan
nyeri pada
abdomen
17.10 Mengidentifikasi skala Telah dilakukan
nyeri tindakan
mengidentifikasi
skala nyeri dengan
menggunakan NRS
dan pasien
mengatakan Skala
nyeri 4 (sedang)

17.15 Memberikan teknik Telah dilakukan


nonfarmakologis untuk tindakan teknik
mengurangi rasa nyeri relaksasi napas
(teknik relaksasi napas dalam dengan
dalam) respon pasien
mengatakan nyeri
berkurang

17.20 Menjelaskan strategi Telah diedukasikan


meredakan nyeri cara meredakan
nyeri dengan
respon pasien dan
keluarga pasien
mengatakan sudah
mengerti.

17.22 Mengajarkan teknik Telah dilakukan


nonfarmakologis untuk tindakan teknik
mengurangi rasa nyeri relaksasi napas
dalam dengan hasil
pasien belum
mampu
mempraktekkanny
a secara maksimal.

48
15.00 Melakukan kolaborasi Telah dilakukan
pemberian analgetik tindakan kolaborasi
(non falmin, pemberian obat
dengan hasil pasien
metamizole)
minum obat.

Senin, 06 3 17.07 Mengidentifikasi status Telah dilakukan Jusmira


Desember nutrisi tindakan S.Kep
pengkajian status
2021
nutrisi dengan
hasil:
- TB : 142 cm
- LILA : 19 cm
- % LLA = 67 %
(Underweight)

17.10 Mengajarkan diet yang Telah dilakukan


diprogramkan tindakan edukasi
diet yang
diprogramkan
dengan hasil pasien
dan keluarga dapat
mengerti

17.15 Memonitor hasil Telah dilakukan


pemeriksaan tindakan
laboratorium memonitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
dengan hasil :
- Albumin : 2.8
gr/dl
- Natrium : 141
mmol/l
- Kalium : 3.2
mmol/l
- Klorida : 87
mmol/l
- Calcium : 6.8
mg/dl

49
- Magnesium :
4.52 mg/dl
- Ureum : 56 mg/dl
- Kreatinin : 1.00
mg/dl

15.00 Melakukan tindakan Telah dilakukan


kolaborasi pemberian tindakan kolaborasi
medikasi Pereda nyeri pemberian
(non falmin, medikasi Pereda
metamizole) nyeri dengan hasil
pasien minum obat
Senin, 06 4 17.03 Memonitor Tanda- Telah dilakukan Jusmira
Desember tanda vital tindakan S.Kep
2021 pemeriksaan
Tanda-tanda vital
dengan hasil :
TD=90/60 mmHg
N=120x/menit
S=36,3oC
P=26x/menit

17.10 Memonitor intake dan Telah dilakukan


output cairan tindakan
memonitor intake
dan output cairan
dengan hasil :
Intake : 2000
Output : 1080
SWL : 450
IWL : 630
Balance cairan:
+620/24 jam

17.15 Mengatur interval Telah dilakukan


waktu pemantaun tindakan mengatur
sesuai dengan kondisi interval waktu
pasien pemantauan sesuai

50
dengan kondisi
pasien dengan hasil
: dipantua setiap 24
jam

17.20 Jelaskan tujuan dan Telah dilakukan


prosedur pemantauan edukasi kepada
pasien tujuan dan
prosedur
pemantauan
dengan hasil pasien
dan kelurga
memahami apa
yang sudah
dijelaskan.

IMPLEMENTASI HARI KEDUA


TTD,
Tanggal DK Jam Implementasi Respon Pasien
Mahasiswa
Selasa, 07 1 08.30 Memberikan posisi Telah dilakukan
Desember semi-fowler tindakan
pemberian posisi
2021
semi-fowler
dengan hasil pasien
mengatakan sedikit
lebih nyaman.
Jusmira

08.33 Memonitor frekuensi Telah dilakukan S.Kep


pola napas pemeriksaan tanda-
tanda vital dengan
hasil :
TD=100/70 mmHg
N=130x/menit
S=36,5oC
P=25x/menit
Selasa, 07 2 08.35 Mengidentifikasi Telah dilakukan Jusmira
Desember lokasi nyeri tindakan S.Kep
mengidentifikasi
2021
lokasi nyeri dan

51
pasien mengatakan
nyeri pada
abdomen

08.40 Mengidentifikasi skala Telah dilakukan


nyeri tindakan
mengidentifikasi
skala nyeri dengan
menggunakan NRS
dan pasien
mengatakan Skala
nyeri 2 (ringan)

08.50 Memberikan teknik Telah dilakukan


nonfarmakologis tindakan teknik
untuk mengurangi relaksasi napas
rasa nyeri (teknik dalam dengan
relaksasi napas dalam) respon pasien
mengatakan nyeri
berkurang

08.55 Menjelaskan strategi Telah diedukasikan


meredahkan nyeri cara meredakan
nyeri dengan
respon pasien dan
keluarga pasien
mengatakan sudah
mengerti.

09.00 Mengajarkan teknik Telah dilakukan


nonfarmakologis tindakan teknik
untuk mengurangi relaksasi napas
rasa nyeri dalam dengan hasil
pasien mampu
mempraktekkannya
secara benar
Selasa, 07 3 08.40 Mengidentifikasi Telah dilakukan Jusmira
Desember status nutrisi tindakan S.Kep
2021 pengkajian status
nutrisi dengan

52
hasil:
- TB : 142 cm
- LILA : 19 cm
- % LLA = 67 %
(Underweight)

08.45 Mengajarkan diet Telah dilakukan


yang diprogramkan tindakan edukasi
diet yang
diprogramkan
dengan hasil pasien
dan keluarga dapat
mengerti
08.50 Memonitor hasil
pemeriksaan Telah dilakukan
laboratorium tindakan
memonitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
dengan hasil :
- Albumin : 2.8
gr/dl
- Natrium : 141
mmol/l
- Kalium : 3.2
mmol/l
- Klorida : 87
mmol/l
- Calcium : 6.8
mg/dl
- Magnesium :
4.52 mg/dl
- Ureum : 56 mg/dl
- Kreatinin : 1.00
mg/dl
Selasa, 07 4 08.35 Memonitor Tanda- Telah dilakukan
Desember tanda vital tindakan
2021 pemeriksaan
Tanda-tanda vital
dengan hasil :
TD=100/70 mmHg
N=130x/menit

53
S=36,5oC
P=25x/menit

Memonitor intake dan Telah dilakukan


08.40
output cairan tindakan
memonitor intake
dan output cairan
dengan hasil :
Intake : 1750
Output : 1230
IWL : 630

08.45 Mengatur interval Telah dilakukan


waktu pemantaun tindakan mengatur
sesuai dengan kondisi interval waktu
pasien pemantauan sesuai
dengan kondisi
pasien dengan hasil
: dipantua setiap 24
jam

08.50 Menjelaskan tujuan Telah dilakukan


dan prosedur edukasi kepada
pemantauan pasien tujuan dan
prosedur
pemantauan
dengan hasil pasien
dan kelurga
memahami apa
yang sudah
dijelaskan.

IMPLEMENTASI HARI KETIGA


TTD,
Tanggal DK Jam Implementasi Respon Pasien
Mahasiswa
Rabu, 08 1 09.00 Memberikan posisi Telah dilakukan Jusmira
Desember semi-fowler tindakan S.Kep
pemberian posisi
2021

54
semi-fowler
dengan hasil pasien
mengatakan sedikit
lebih nyaman.

09.03 Memonitor frekuensi Telah dilakukan


pola napas pemeriksaan tanda-
tanda vital dengan
hasil :
TD=90/70 mmHg
N=72x/menit
S=36oC
P=23x/menit
Rabu, 08 2 09.04 Mengidentifikasi Telah dilakukan Jusmira
Desember lokasi nyeri tindakan S.Kep
mengidentifikasi
2021
lokasi nyeri dan
pasien mengatakan
nyeri pada
abdomen

09.05 Mengidentifikasi skala Telah dilakukan


nyeri tindakan
mengidentifikasi
skala nyeri dengan
menggunakan NRS
dan pasien
mengatakan Skala
nyeri 1 (ringan)

09.10 Memberikan teknik Telah dilakukan


nonfarmakologis tindakan teknik
untuk mengurangi relaksasi napas
rasa nyeri (teknik dalam dengan
relaksasi napas dalam) respon pasien
mengatakan nyeri
berkurang

09.15 Menjelaskan strategi Telah diedukasikan


meredahkan nyeri cara meredakan

55
nyeri dengan
respon pasien dan
keluarga pasien
mengatakan sudah
mengerti.

09.20 Mengajarkan teknik Telah dilakukan


nonfarmakologis tindakan teknik
untuk mengurangi relaksasi napas
rasa nyeri dalam dengan hasil
pasien mampu
mempraktekkannya
secara benar.
Rabu, 08 3 09.06 Mengidentifikasi Telah dilakukan Jusmira
Desember status nutrisi tindakan S.Kep
2021 pengkajian status
nutrisi dengan
hasil:
- TB : 142 cm
- LILA : 19 cm
- % LLA = 67 %
(Underweight)

09.20 Mengajarkan diet Telah dilakukan


yang diprogramkan tindakan edukasi
diet yang
diprogramkan
dengan hasil pasien
dan keluarga dapat
mengerti

10.00 Memonitor hasil Telah dilakukan


pemeriksaan tindakan
laboratorium memonitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
dengan hasil :

- Albumin : 1.9
gr/dl
- Natrium : 137
mmol/l
- Kalium : 2.5

56
mmol/l
- Klorida : 90
mmol/l
- Ureum : 83 mg/dl
- Kreatinin : 1.20
mg/dl

X. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/Umur : Ny. I/55 Tahun
Ruang/Unit : Perawatan Lontara 3 atas depan/Digestif

EVALUASI HARI PERTAMA

TTD,
Tanggal/Jam DK Catatan Perkembangan (Evaluasi)
Nama
06 Desember 1 S : Pasien mengeluh masih sesak
2021/21.10 O:
- Masih terpasang oksigen via nasal
kanul 5 liter/menit
- Frekuensi napas 25x/menit
- Masih menggunakan otot bantu
A : Pola napas belum membaik/Masalah
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi :
Observasi :
1. Monitor frekuensi pola napas Jusmira S.Kep
Terapeutik :
2. Posisikan semi-fowler
3. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
4. Anjurkan asupan cairan 200
ml/hari, jika tidak kontra indikasi
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian ekspektoran
dan mukolitik, jika perlu
06 Desember 2 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang Jusmira S.Kep
2021/20.30 skala 2 (Ringan/NRS)
O:

57
- Pasien masih tampak gelisah
- Pasien tampak sulit tidur
- Nadi : 90x/menit
A : Tingkat nyeri cukup
menurun/Sebagian masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi :
Observasi :
1. Identifikasi lokasi nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
3. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(teknik relaksasi napas dalam)
Edukasi :
4. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
6. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
06 Desember 3 S= Jusmira S.Kep
2021/20.30 - Pasien mengatakan masih cepat
kenyang
- Pasien mengatakan nyeri abdomen
sedikit menurun
O=
- Serum albumin 2.8
- % LLA = 67 % (Underweight)
A = Status nutrisi belum
membaik/Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan Intervensi
Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Teraupetik :
3. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
Edukasi :
4. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian medikasi

58
pereda nyeri sebelum makan, jika
perlu
07 Desember 4 S:
2021/20.30 Pasien mengatakan masih sesak
O:
- Balance Cairan : +620
A : Keseimbangan cairan belum
meningkat/Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi :
Observasi :
1. Monitor Tanda-tanda vital Jusmira S.Kep
2. Monitor intake dan output cairan
Teraupetik :
3. Atur interval waktu pemantaun
sesuai dengan kondisi pasien
4. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
5. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan

EVALUASI HARI KEDUA

Tanggal/ TTD,
DK Catatan Perkembangan (Evaluasi)
Jam Nama
07 Desember 1 S : Pasien mengeluh masih sesak Jusmira S.Kep
2021/12.30 O:
- Masih terpasang oksigen via nasal
kanul 5 liter/menit
- Frekuensi napas 25x/menit
- Masih menggunakan otot bantu
A : Pola napas belum membaik/Masalah
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi :
Observasi :
1. Monitor frekuensi pola napas
Terapeutik :
2. Posisikan semi-fowler
3. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
4. Anjurkan asupan cairan 200
ml/hari, jika tidak kontra indikasi
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian ekspektoran

59
dan mukolitik, jika perlu
07 Desember 2 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
2021/13.00 skala 1 (Ringan/NRS)
O:
- Pasien masih tampak gelisah
- Pasien tampak sulit tidur
- Nadi : 81x/menit
A : Tingkat nyeri cukup
menurun/Sebagian masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi :
Observasi :
1. Identifikasi lokasi nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
Terapeutik : Jusmira S.Kep
3. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(teknik relaksasi napas dalam)
Edukasi :
4. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
6. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
07 Desember 3 S= Jusmira S.Kep
2021/13.45 - Pasien mengatakan rasa cepat
kenyang sedikit berkurang
- Pasien mengatakan nyeri abdomen
sedikit menurun
O=
- Serum albumin 2.8
- % LLA = 67 % (Underweight)
A = Status nutrisi belum
membaik/Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan Intervensi
Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Teraupetik :
3. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
Edukasi :

60
4. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian medikasi
pereda nyeri sebelum makan, jika
perlu

EVALUASI HARI KETIGA

Tanggal/ TTD,
DK Catatan Perkembangan (Evaluasi)
Jam Nama
08 Desember 1 S : Pasien mengeluh masih sesak
2021/12.45 O: Frekuensi napas 23x/menit dengan
tidak menggunakan otot bantu dan masih
terpasang oksigen 3 liter/menit.
A : Pola napas cukup membaik/Sebagian
masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi :
Observasi :
1. Monitor frekuensi pola napas
Jusmira S.Kep
Terapeutik :
2. Posisikan semi-fowler
3. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
4. Anjurkan asupan cairan 200
ml/hari, jika tidak kontra indikasi
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian ekspektoran
dan mukolitik, jika perlu
08 Desember 2 S : Pasien mengatakan tidak nyeri Jusmira S.Kep
2021/13.15 O:
- Pasien tampak tidak gelisah
- Pasien tampak tidak sulit tidur

61
- Nadi : 72x/menit
A : Tingkat nyeri menurun/Masalah
teratasi
P : Pertahankan Intervensi :
Observasi :
1. Identifikasi lokasi nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
3. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (teknik
relaksasi napas dalam)
Edukasi :
4. Jelaskan strategi meredahkan
nyeri
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
6. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
08 Desember 3 S= Jusmira S.Kep
2021/13.30 - Pasien mengatakan rasa cepat
kenyang sedikit berkurang
- Pasien mengatakan tidak nyeri
abdomen
O=
- Serum albumin 1.9
- % LLA = 67 % (Underweight)
A = Status nutrisi belum
membaik/Masalah belum teratasi

62
P = Lanjutkan Intervensi
Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Teraupetik :
3. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
Edukasi :
4. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
5. Kolaborasi pemberian medikasi
pereda nyeri sebelum makan, jika
perlu
08, 4 S : Pasien mengatakan masih sesak Jusmira S.Kep
Desember O;
2021/14.00 Intake : 1750
Output : 1230
IWL : 630
Balance cairan: +520/24 jam
A : Keseimbangan cairan belum
meningkat/Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
Observasi :
1. Monitor Tanda-tanda vital
2. Monitor intake dan output cairan
Teraupetik :
3. Atur interval waktu pemantaun
sesuai dengan kondisi pasien
4. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :

63
5. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M., dkk.,Nursing Intervention Classification (NIC). Yogyakarta:


Mocomedia. 2013.
Herdaman, PhD, Rn. Nanda internasional diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi. Jakarta: EGC.
2014.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 1.
PPNI (2016).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018).Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI.
Suwitra, K. Penyakit Ginjal Kronik. Interna Publishing : Jakarta. 2009. Diakses
pada tanggal 27 Oktober 2018.
Sutjahjo, A. (2016). Dasar-dasar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya.
Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Fakultas Kedokteran : Universitas
Sriwijaya. 2016. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2018.
https://id.scribd.com/dokument/521985434/408032866-Lp-Asites-Fix
http://id.scribd.com/dokument/322126671/LP-asites
https://id.scribd.com/dokument/394921393/lp-asites

64

You might also like