You are on page 1of 26

Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura

2019, Vol. 8 , No. 2, 77-102

Pengaruh Fee audit, dan Masa Perikatan Audit terhadap Kualitas


Audit (Survei Pada Kantor Akuntan Publik Kota Bandung)

Sabirin
Institut Agama Islam Negeri Pontianak
Email : sabirin_bisa@yahoo.com

Afif Prasetyo
Institut Agama Islam Negeri Pontianak

ABSTRACT
The purpose of this study is to obtain empirical evidence of the influence of audit fees,
and audit engagement period both simultaneously and partially on audit quality at
public accounting firms in Bandung. The population in this study is the Public
Accountant Office in the city of Bandung which is registered at the IAPI Directorate. The
technique of determining the sample using census techniques. The number of samples
selected in the study was 60 respondents. The analysis technique uses multiple analysis.
The results showed that partially Audit Fee had a positive and significant effect on audit
quality. While the engagement period does not affect the audit quality. While
simultaneously shows that the Audit Fee, and the Engagement Period, significantly
influence the Audit Quality Survey at the Bandung Public Accountant Office.

1. Keywords : Audit Fee, Audit Engagement Period, Audit Quality

77
78 Sabirin

1. PENDAHULUAN
Profesi akuntan publik diperlukan untuk menilai dapat atau tidak dipercayainya
suatu laporan keuangan yang disusun oleh manajemen. Hal ini diharapkan dapat
mengurangi asimetri informasi. Selain itu pihak luar seperti kreditur, pemerintah,
investor pasar modal dan lainnya, juga memerlukan laporan keuangan yang dapat
dipercaya. Laporan keuangan ini mereka gunakan sebagai informasi untuk membantu
pengambilan keputusan ekonomi. Akuntan publik merupakan pihak independen yang
bertugas untuk memeriksa dan menilai apakah laporan keuangan telah disajikan secara
wajar (Halim, 2015:16).
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah salah suatu wadah profesi profesi akuntan
publik yang dapat mewujudkan peningkatan kualitas informasi laporan keuangan.
Dimana informasi keuangan tersebut dapat digunakan oleh publik untuk pengambilan
keputusan ekonomi. Kondisi ini merupakan tujuan yang ingin dicapai semua pihak di
Indonesia melalui terbitnya Undang-Undang Akuntan Publik No. 5 Tahun 2011. Laporan
keuangan auditan yang dihasilkan dari proses audit yang berkualitas tinggi untuk suatu
entitas publik, dapat dijadikan alat oleh pengguna informasi keuangan tersebut untuk
menilai kelayakan misalnya dari sisi investasi yang akan dilakukan pada entitas tersebut.
Oleh karena itu menuntut para auditor untuk tetap memiliki kualitas audit yang baik.
Kualitas audit digunakan untuk mengukur kredibilitas laporan keuangan penggunaan
informasi akuntansi sehingga dapat mengurangi resiko – resiko informasi yang tidak
kredibel dalam laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Hasil laporan auditor
independen secara keseluruhan harus dapat dipertanggungjawabkan, bebas dari
misstatement/salah saji dan fraud/penyimpangan.
Namun profesi akuntan publik juga tidak luput dari kekurangan, kasus-kasus
terkait pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan publik berhasil memengaruhi
kepercayaan publik terhadap profesi ini. Kasus international terbesar pernah terjadi pada
tahun 2002, adalah pelakunya Enron Corp. Saat itu profesi akuntan publik benar-benar
menjadi pertanyaan, dan tentu itu berimbas pada kualitas audit yang mereka hasilkan.
Di Indonesia sendiri mengacu pada laporan PPPK (Pusat Pembinaan Profesi
Keuangan) pelanggaran yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik
cukup banyak terjadi, pelanggaran ini tentu berimbas selain pada kepercayaan publik,
[JAAKFE, Desember 2019] 79

terhadap profesi ini. Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang pernah dilakukan
oleh Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik :
Tabel 1.
Kasus pelanggaran yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan Akuntan
Publik
Nama Inisial
No Tahun Sanksi Pelanggaran
KAP/AP
1 KAP B 2014 Peringatan KAP melakukan pelanggaran
terhadap standar auditing SA seksi
323 mengenai perikatan audit
tahun pertama- saldo awal.
2 AP – 1 2015 Pembekuan AP Belum sepenuhnya mematuhi
selama 6 bulan Standar Audit (SA)-SPAP dalam
pelaksanaan audit umum atas
laporan keuangan PT. Bumi Citra
Permai, Tbk Tahun buku 2013
3 AP-1 2017 Pembekuan Ap Tidak memelihara kertas kerja
selama 3 bulan umum atas laporan keuangan
sebanyak 3 kertas kerja dan tidak
melengkapi 18 laporan auditor
independe dengan kertas kerja.
4 AP-3 2017 Pembekuan izin Tidak melengkapi 13 laporan
AP selama 12 auditor independen dengan kertas
bulan kerja
5 AP-4 2017 Pencabutan izin Tidak memelihara kertas kerja jasa
AP audit umum atas laporan
keuangan, terdapat 720 laporan
auditor independen yang belum
dilengkapi kertas kerja dan tidak
melaporkan secara lengkap jumlah
klien audit umum dalam laporan
80 Sabirin

tahunan KAP tahun 2015


sebanyak 225 laporan auditor
independen.
Nama Inisial
No Tahun Sanksi Pelanggaran
KAP/AP
6 AP -5 2017 Pembekuan izin Tidak memelihara kertas kerja
AP selama 12 audit umum atas laporan keuangan
bulan sebanyak 256 kertas kerja dan
tidak melengkapi 330 laopran
auditor independen dengan kertas
kerja.
7 AP-7 2017 Pembekuan izin Tidak memelihara kerta kerja
AP selama 3 audit umum atas laoran keuangan
bulan sebanyak 1 kertas kerja dan tidak
melengkapi 1 laoran auditor
independen dengan kertas kerja.
8 AP-8 2017 Pembekuan izin Tidak memelihara kertas kerja
AP selama 3 audit umum atas laporan keuangan
bulan sebanyak 82 kertas kerja dan tidak
melengkapi 18 laoran auditor
independen dengan kertas kerja.
9 AP-10 2017 Pembekuan izin Tidak memelihara kertas kerja
selama 9 bulan audit umum atas laporan keuangan
sebanyak 225 kertas kerja dan
tidak melengkapi 11 laporan
auditor independen dengan kertas
kerja.
Sumber : PPPK (Pusat Pembinaan Profesi Keuangan)
Beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan Akuntan
Publik di atas di antaranya terkait dengan pelanggaran terhadap standar auditing dan
standar pengendalian mutu. Standar pengendalian mutu No. 1 tahun 2013 menyatakan
bahwa dalam memelihara standar pengendalian mutu, KAP dan personelmya harus
[JAAKFE, Desember 2019] 81

mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.
Keepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya
yang diberikan oleh Akuntan Publik inilah yang akhirnya mengharuskan Akuntan
Publik harus memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya (Tjun, dkk,2012).
Tinggi rendahnya kualitas audit dipengaruhi oleh banyak faktor. Hoitash et al,
(2007) menemukan bukti bahwa ketika auditor melakukan negosiasi dengan pihak
manajemen perusahaan kliennya terkait dengan besaran fee yang harus dibayarkan,
kemungkinan besar akan terjadi kerjasama yang saling menguntungkan dengan aturan
yang jelas, dimana keadaan ini akan membuat kualitas laporan auditan menurun.
Menurut Brooks et., al (2012), kualitas audit dipengaruhi oleh masa perikatan audit yang
dapat mengancam independensi.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasseinniakani d an Mora (2014) mengatakan
bahwa fee audit dapat mempengaruhi kualitas audit secara signifikan . Tobi, Osasrere
dan Emmanuel (2016) juga mengatakan bahwa adanya hubungan yang positif antara fee
audit dan kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Suseno (2013). Namun lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nugraheni dan suzan (2015) dimana fee audit memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
tetapi tidak signifikan sedangkan Jeong et al (2010) dan Lindberg (2001) menyatakan
bahwa fee audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Selain fee audit, Paino et., al (2010:42), menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kualitas audit adalah masa perikatan audit. Umumnya kegagalan audit
yang diakibatkan oleh pemberian kualitas audit yang tidak memadai, muncul bersamaan
dengan masa perikatan audit yang terlalu pendek. Sebaliknya, masa perikatan audit yang
terlalu panjang pun menghasilkan kualitas audit yang rendah. Sehingga menurut
pendapat mereka, kombinasi terbaik adalah masa perikatan audit yang tidak terlalu
panjang dan tidak pula terlalu pendek. Berdasarkan penelitian -penelitian terdahulu diatas
dapat disimpulkan bahwa fee audit, dan masa perikatan audit diduga akan memberikan
dampak pada tinggi rendahnya kualitas audit.
82 Sabirin

2. TINJAUAN PUSTAKA
Teori Agency
Menurut arifin (2005), teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antar anggota
dalam perusahaan, dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku utama. Prinsipal sebagai
pemilik sumber daya ekonomi dan agen sebagai manajer, dimana manajer berperan
dalam mengurus dan pengendalian sumber daya ekonomis tersebut. Prinsipal merupakan
pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal,
sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan
perusahaan. Karena kepentingan kedua pihak tidak selalu sejalan, maka sering terjadi
benturan kepentingan antara prinsipal dengan agen sebagai pihak yang diserahi
wewenang untuk mengelola perusahaan, kondisi ini yang dikenal sebagai moral hazard.
Menurut Arifin (2005) bahwa adanya posisi, fungsi kepentingan, dan latar
belakang prinsipal dan agen yang berbeda dan saling bertolak belakang namun saling
membutuhkan ini, mau tidak mau dalam praktiknya akan menimbulkan pertentangan
dengan saling tarik menarik kepentingan dan pengaruh antara satu sama lain. Teori
keagenan berusaha menjawab masalah keagenan yang terjadi disebabkan karena pihak-
pihak yang saling bekerja sama memiliki tujuan yang berbeda.

Pengaruh Fee audit terhadap kualitas audit


Fee audit merupakan besarnya imbalan yang diterima oleh auditor yang besarnya
tergantung dari berbagai faktor-faktor baik faktor eksternal maupun internal auditor.
Apabila auditor menerima fee audit yang tidak sesuai dengan beban tugas yang
dikerjakannya, maka akan memunculkan indikasi bahwa auditor akan mengerjakan
proses audit dengan tidak maksimal. Hoitash et al, (2007) menemukan bukti bahwa
ketika auditor melakukan negosiasi dengan pihak manajemen perusahaan kliennya
terkait dengan besaran fee yang harus dibayarkan, kemungkinan besar akan terjadi
kerjasama yang saling menguntungkan dengan aturan yang jelas, dimana keadaan ini
akan mereduksi kualitas laporan auditan. Sehingga besaran fee audit yang akan diterima
auditor ini, akan memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Hal tersebut juga didukung
dengan penelitian yang dilakukan oleh Bambang Hartadi (2009), yang menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara fee audit dengan kualitas audit.
[JAAKFE, Desember 2019] 83

Hay dan Davis (2002) menyatakan fee merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas audit. Choi et., al (2006) menemukan bahwa fee audit yang
diperoleh akan mempengaruhi kualitas audit, tergantung pada apakah klien bersedia
membayar lebih banyak atau lebih sedikit dari pada tingkatan yang normal dari fee audit.
Deis dan Giroux (1992) menemukan bahwa meskipun fee audit yang dibayarkan lebih
rendah namun kuliatas audit yang dihasilkan lebih tinggi dan lebih banyak jam audit
yang digunakan.
Yuniarti (2011) membuktikan bahwa biaya audit berpengaruh positif terhadap
kualitas audit. Biaya yang lebih tinggi akan meningkatkan kualitas audit, karena biaya
audit yang diperoleh dalam satu tahun dan estimasi biaya operasional yang dibutuhkan
untuk melaksanakan proses audit dapat meningkatkan kualitas audit. Penelitian yang
dilakukan oleh Gammal (2012) membuktikan bahwa perusahaan multinasional dan
bank-bank di Lebanon lebih memilih untuk membayar biaya audit yang bernominal
besar dengan alasan yaitu mereka lebih mencari auditor yang dapat menghasilkan
laporan audit yang berkualitas. Tobi, Osasrere dan Emmanuel (2016) hasil penelitiannya
mengatakan bahwa adanya hubungan positif antara fee audit dan kualitas audit. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan:
Hipotesis 1 : Fee audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit

Pengaruh Masa Perikatan Audit terhadap Kualitas Audit


Menurut Arens et., al (2012:145), semakin lama auditor bekerja di klien yang sama,
semakin baik kualitas audit mereka dalam mendeteksi risiko kekeliruan dan kecurangan
dalam penyajian laporan keuangan klien, karena dengan pengalaman yang lebih lama,
mereka lebih memahami operasi bisnis klien, strategi bisnis klien, dan sistem internal
control klien dalam memproses laporan keuangannya, sehingga dengan keahlian tersebut
mereka dapat mendeteksi adanya earning management dengan segera bila terjadi.
Selanjutnya Aamir et., al (2011:6-16), mengemukakan bahwa kualitas audit
meningkat ketika masa perikatan KAP lebih panjang, tetapi lamanya tidak terlalu
berlebihan, karena bila berlebihan akan menurunkan kualitas audit. Paino et., al
(2010:37-38), menyatakan bahwa kegagalan audit karena kualitas audit yang rendah
berkaitan erat dengan masa perikatan audit yang terlalu pendek. Sebaliknya, suatu masa
84 Sabirin

perikatan audit yang terlalu panjang (berlebihan) juga dikaitkan dengan kualitas audit
yang bermutu rendah.
Menurut Banimahd et., al.(2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa: “When
the audit tenure of auditors is long, it has a negative impact on the value relevance of
earnings quality as a proxy of audit quality. They may give up their independent and thus,
the value of relevance earnings is decreased”. Akan tetapi, penelitian Lin et., al. (2010),
menemukan bahwa masa perikatan audit mempunyai pengaruh negatif yang signifikan
terhadap earnings management sebagai proxy dari kualitas audit.
Blandon and Bosch (2013) melakukan penelitian tentang audit tenure and audit
qualification in a low litigation risk setting: an analysis of the spanish market. Hasil
penelitian menunjukkan audit tenure dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak
independensi auditor sehingga dapat menurunkan kualitas audit. Dalam penelitian ini
mendukung adanya rotasi audit yang bisa menjaga independensi auditor dan dapat
meningkatkan kualitas audit.
Berdasarkan uraian dan hasil penelitian terdahulu di atas, dapat disimpulkan bahwa
panjang atau pendeknya masa perikatan audit (audit tenure), atau ukuran lamanya
hubungan antara auditor dengan kliennya yang sama, memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kualitas audit yang diberikan oleh auditor KAP. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan :
Hipotesis 2 : Masa perikatan audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.

3. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis, Sumber Data dan Variabel Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber Data
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari
hasil kuesioner atau angket yang telah diisi oleh responden. Jenis kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu seperangkat daftar
pertanyaan dengan kemungkinan jawaban yang telah tersedia, responden hanya memilih
salah satu dari kemungkinan jawaban tersebut.
Adapun variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ada dua, variabel
independen yang dilambangkan dengan (X) dan variabel terikat yang kemudian
dilambangan dengan (Y) Berikut klasifikasi variabel yang digunakan dalam penelitian
[JAAKFE, Desember 2019] 85

yaitu Fee audit (X 1 ), Masa perikatan audit (X 2 ) dan Kualitas Audit (Y).
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung
yang terdaftar di Direktorat IAPI. Secara teknis responden setiap KAP terdiri dari
minimal 2 (dua) auditor yang diwakili oleh manajer KAP dan auditor senior. Penelitian
ini menggunakan teknis sensus. Dikatakan teknik sensus apabila semua populasi
digunakan sebagai sampel penelitian (Wiyono, 2011). Mengacu pada Direktori IAPI
tahun 2017, jumlah KAP di Kota Bandung adalah 30 KAP. Dengan demikian jumlah
sampel penelitian adalah 60 responden yang terdiri dari 30 auditor senior dan 30 auditor
manajer.
Pengujian dan Analisis Data
Penelitian ini didukung dengan pengujian apakah instrumen dan data penelitian
berupa jawaban responden telah dijawab dengan benar atau tidak. Pengujian tersebut
meliputi pengujian validitas dan pengujian reliabilitas (Sugiyono, 2012).
1) Uji Validitas
Syarat minimum suatu kuesioner untuk memenuhi validitas adalah jika r bernilai
minimal 0,3 (Sugiyono, 2012). Nilai korelasi antara skor item dengan total item
kemudian dibandingkan dengan r kritis (0,3). Jika korelasi item terhadap skor total lebih
besar dari r kritis (0,3) maka instrumen penelitian tersebut dikatakan valid.
2) Uji Reliabilitas
Item-item pertanyaan atau pernyataan dapat dikatakan reliabel apabila memberikan
nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60 (Ghozali, 2016). Untuk menguji reliabilitas pada
penelitian ini digunakan uji statistic Cronbach alpha dengan bantuan komputer melalui
program SPSS for Windows versi 23.0. Item-item pertanyaan dapat dikatakan reliabel
apabila koefisien korelasinya berada di atas 0,60 (Adelia, 2014).
Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Sehubungan dengan penggunaan metode regresi linier berganda maka perlu
dilakukan pengujian asumsi klasik.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan cara membandingkan hasil d ari Kolmogorov-
Smirnov hitung dengan Kolmogorov-Smirnov tabel. Dengan menggunakan hasil olahan
86 Sabirin

SPSS kesimpulan dapat ditarik dengan melihat Sig (2-tailed). Jika Sig (2-tailed) lebih
besar dari level of significant yang dipakai, maka dapat disimpulkan bahwa residual yang
dianalisis berdistribusi normal (Ghozali, 2014).
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance atau variance inflation factor
(VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10, maka dikatakan tidak
ada multikolinearitas (Ghozali, 2014)..
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan dengan uji Glejser yakni dengan cara meregresi nilai
absolute residual dari model yang diestimasi terhadap variabel independen. Jika tidak
ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap nilai absolute residual
atau nilai signifikansinya di atas 5%, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,
2014).

2. Regresi Linear Berganda


Uji hipotesis dilakukan melalui analisis linier berganda (multiple), adalah untuk
mencari pengaruh Fee audit (X 1 ), Masa perikatan audit (X 2 ), terhadap kualitas audit (Y).
Bentuk umum dari persamaan regresi linier berganda secara sistematis sebagai berikut:
Y = α + b 1 X1 + b2 X2 + e..................................
Dimana :
Y : Kualitas Audit
α : konstanta
X1 : Fee Audit
X2 : Masa Perikatan Audit
b1 : Koefisien regresi variabel X 1
b2 : Koefisien regresi variabel X 2
E :Error
1) Koefisien Determinasi (R 2 )
Koefisien determinasi (R 2 ) merupakan ukuran kesesuaian atau ketepatan garis
regresi terhadap data, atau menunjukkan proporsi variasi total variabel variabel terikat
yang dijelaskan oleh variabel bebasnya secara bersama sama (Ghozali, 2014).
2) Uji Hipotesis secara simultan (uji F)
[JAAKFE, Desember 2019] 87

Pengujian terhadap fee audit, masa perikatan audit, dan komitmen organisasi
secara bersamaan (simultan) dilakukan dengan uji F. Pengambilan keputusan ditolak dan
diterimanya hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:
a. Jika F hitung > F tabel atau nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima
b. Jika F hitung < F tabel atau nilai Sig. > 0,05 maka Ha ditolak
Uji statistik F (F test) bertujuan untuk mengetahui kelayakan model regresi linear
berganda sebagai alat analisis yang menguji pengaruh variabel independen secara
simultan terhadap variabel dependen.
3) Uji hipotesis secara parsial (uji statistik t)
Uji statistik t (t test) digunakan untuk menguji apakah koefisien regresi parsial
berbeda secara signifikan dari nol atau apakah suatu variabel bebas secara individu
berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Kriteria pengambilan keputusannya dilakukan
dengan membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai
statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel. Ha yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
diterima. Taraf nyata atau level of significant (α) yang digunakan adalah 5% (0,05).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
N 34
Test Statistic 0,107
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200
Sumber : SPSS 23, data diolah
Dari Tabel terlihat bahwa nilai Asymp. Sig yang dihasilkan dari Kolmogorov-
Smirnov Test bernilai sebesar 0,200 yang berarti berada di atas batas maksimum
error yaitu 0,05 atau probabilitas > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data di
atas memiliki residu berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam penelitian.
88 Sabirin

2. Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.2
Ringkasan Hasil Uji Heterokedastisitas Melalui Uji Gletser
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error Sig.
(Constant) 2,360 5,596 ,676
X1 ,035 ,106 ,740
X2 -,019 ,105 ,857
a. Dependent Variable: RES2
Sumber : SPSS 23, data diolah
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig yang dihasilkan dari uji gletser
bernilai untuk Pengaruh Fungsi Audit Internal sebesar 0,740, Masa Perikatan sebesar
0,878, dan Komitmen Organisasi sebesar 0,857 hal ini berarti nilai Sig untuk masing-
masing variabel berada di atas batas maksimum error yaitu 0,05 atau probabilitas >
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data di atas dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas. Hasil ini konsisten dengan uji
sebelumnya.
3. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.3
Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Toleranc
Model B e VIF
(Constant) 11,864
X1 ,420 ,789 1,268
X2 ,682 ,923 1,084
a. Dependent Variable: Y
Sumber : SPSS 23, data diolah
Dari output di atas terlihat bahwa semua variabel independen memiliki tolerance
value atau nilai tolerasi kurang dari 1 dan VIF kurang dari 10. Hal ini menunjukkan
[JAAKFE, Desember 2019] 89

bahwa tidak terdapat multikolinieritas diantara variabel-variabel independen sehingga


data yang diperoleh dapat digunakan dalam penelitian.

Analisis Koefisien Determinasi


Tabel 4.4
Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 ,700a ,490 ,439 4,47315
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : SPSS 23, data diolah
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai koef isian determinasi atau Adjusted R 2
bernilai sebesar 0,439 atau 43,%. Hal ini menunjukkaan bahwa variabel bebas secara
bersama-sama mempengaruhi variabel terikat sebesar 43%. Pengaruh variabel bebas
tersebut sebesar 43% dapat dikatakan bersifat kecil terhadap variabel terikat,
sedangkan sisanya 57% dapat dijelaskan oleh variabel lain d i luar model regresi di
atas.Sementara itu hasil standar error of estimate (SEE) sebesar 4,47315 Semakin
kecil hasil SEE ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi
variabel terikat.

Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Pengaruh Simultan (Uji F)
Tabel 4.5
Ringkasan Hasil Uji F Regresi Linear Berganda
Model Mean Square F Sig.
1 Regression 192,390 9,615 ,000b
Residual 20,009
Total
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Sumber : SPSS 23, data diolah
90 Sabirin

Dari tabel diperoleh nilai signif ikansi F sebesar 0,000 dan nilai F hitung sebesar
9,615 sedangkan Ftabel sebesar 2,92. Dengan nilai signif ikansi yang lebih kecil dari
0,05 dan nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
H o ditolak, yang berarti pada tingkat signifikansi sebesar 5% terdapat pengaruh yang
signifikan secara simultan dari variabel Fee Audit (X1), Masa Perikatan (X2),
berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa semua variabel X bersama -sama
mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terhadap kualitas audit.
2. Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Tabel 4.6
Ringkasan Hasil Uji t Regresi Linear Berganda
Unstandardized
Coefficients T Sig.
Model B
(Constant) 11,864 1,308 ,201
X1 ,420 2,452 ,020
X2 ,682 3,991 ,000
a. Dependent Variable: Y
Sumber : SPSS 23, data diolah
Dengan df = n-k-1 = 34-2-1 = 30, maka diperoleh t tabel sebesar 1.697. Dari tabel
4.7 diketahui untuk variabel Fee Audit (X1) t hitung sebesar 2,452 apabila dibandingkan
dengan maka t tabel 1.697 maka diperoleh t hitung > t tabel = 2,452 > 1.697. Sementara itu
nilai signif ikansi Fee Audit adalah 0, 020 apabila dibandingkan dengan α = 5% maka
diperoleh 0, 020 < 0,05. Dengan demikian Ho1 ditolak, ini berarti secara parsial Fee
Audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Oleh karena itu
semakin tinggi Fee Audit maka akan semakin tinggi kualitas audit.
Masa Perikatan (X2) diketahui memiliki nilai t hitung sebesar 1,200 apabila
dibandingkan dengan nilai t tabel 1.697 maka diperoleh t hitung > t tabel = 1,200 > 1.697.
Sementara itu nilai signif ikansi Kompetensi Auditor Internal (X2) adalah 0, 239
apabila dibandingkan dengan α = 5% maka diperoleh 0, 239 < 0,05. Dengan demikian
H o2 diterima, ini berarti secara parsial Masa Perikatan tidak berpengaruh terhadap
kualitas aud it. Oleh karena itu semakin tinggi Masa Perikatan tidak akan
mempengaruhi kualitas audit.
[JAAKFE, Desember 2019] 91

Pembahasan Hasil Penelitian


Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit Survey pada Kantor Akuntan
Publik Kota Bandung.
Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa Fee Audit berpengaruh
positif dan siginifikan terhadap kualitas audit, yang artinya semakin baik Fee Audit
maka akan semakin baik pula kualitas audit. Fee audit merupakan besarnya imbalan
yang diterima oleh auditor yang besarnya tergantung dari berbagai faktor-faktor baik
faktor eksternal maupun internal auditor. Sebelum menetapkan besaran fee audit yang
akan diterima, auditor dengan manajemen melakukan negosiasi terlebih dahulu. Apabila
auditor mendapatkan fee audit yang tidak sesuai dengan beban tugas yang dikerjakannya,
maka terdapat indikasi bahwa auditor akan mengerjakan proses audit dengan tidak
maksimal. Namun sebaliknya auditor akan lebih termotivasi dalam mengerjakan proses
audit jika menerima fee sesuai dengan beban tugas mereka.Oleh karena itu, fee audit
berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kualitas audit, survey pada Kantor Akuntan
Publik Kota Bandung.
Hasil penelitin ini senada dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa
fee audit berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kualitas audit. Hal tersebut
dikemukakan oleh Hoitash et al, (2007) menemukan bukti bahwa ketika auditor
melakukan negosiasi dengan pihak manajemen perusahaan kliennya terkait dengan
besaran fee yang harus dibayarkan, kemungkinan besar akan terjadi kerjasama yang
saling menguntungkan dengan aturan yang jelas, dimana keadaan ini akan mereduksi
kualitas laporan auditan. Sehingga besaran fee audit yang akan diterima auditor ini, akan
memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Hal tersebut juga didukung dengan penelitian
yang dilakukan oleh Bambang Hartadi (2009), yang menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara fee audit dengan kualitas audit.
Hay dan Davis (2002) menyatakan fee merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas audit. Elitzur dan Falk (1996) menemukan bahwa semakin besar
fee audit yang diberikan pada auditor maka semakin tinggi kualitas audit yang dilakukan.
Choi et., al (2006) menemukan bahwa fee audit yang diperoleh akan mempengaruhi
kualitas audit, tergantung pada apakah klien bersedia membayar lebih banyak atau lebih
sedikit dari pada tingkatan yang normal dati fee audit. Deis dan Giroux (1992)
92 Sabirin

menemukan bahwa meskipun fee audit yang dibayarkan lebih rendah namun kuliatas
audit yang dihasilkan lebih tinggi dan lebih banyak jam audit yang digunakan.
Yuniarti (2011) membuktikan bahwa biaya audit berpengaruh positif terhadap
kualitas audit. Biaya yang lebih tinggi akan meningkatkan kualitas audit, karena biaya
audit yang diperoleh dalam satu tahun dan estimasi biaya operasional yang dibutuhkan
untuk melaksanakan proses audit dapat meningkatkan kualitas audit. Penelitian yang
dilakukan oleh Gammal (2012) membuktikan bahwa perusahaan multinasional dan
bank-bank di Lebanon lebih memilih untuk membayar biaya audit yang bernominal
besar dengan alasan yaitu mereka lebih mencari auditor yang dapat menghasilkan
laporan audit yang berkualitas. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:
Copley et., al (1984) hasil penelitiannya menunjukan bahwa fee audit berpengaruh
positif dengan penawaran dari kualitas audit dan berhubungan dengan permintaan untuk
kualitas audit. Lowenshons et.,al (2007) hasil penelitiannya menemukan adanya
pengaruh positif antara fee audit terhadap kualitas audit. Tobi, Osasrere dan Emmanuel
(2016) hasil penelitiannya mengatakan bahwa adanya hubungan positif antara fee audit
dan kualitas audit.
Dengan demikian, semua hal diatas dapat mendukung hasil dari penelitian ini yang
mengungkapakan bahwa audit fee berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
audit, survey pada Kantor Akuntan Publik Kota Bandung .

Pengaruh Masa Perikatan terhadap Kualitas Audit Survey pada Kantor Akuntan
Publik Kota Bandung.
Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa masa perikatan tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit, yang artinya secara statistik masa perikatan tidak
mempengaruhi kualitas audit. Hasil ini diperkuat dengan hasil olah data (hasil olah data
terlampir), hasil olah data menunjukan bahwa keseluruhan tanggapan responden terhadap
masa perikatan berada pada katagori cukup. Hal ini dapat disebabkan karena sedikitnya
peryantaan untuk masa perikatan sehingga kurang mampu menggambarkan keadaan
sebenarnya. Penyebab lain diduga KAP menerima masa perikatan terlalu lama atau
bahkan terlalu pendek, sehingga dapat mengurangi kualitas audit.
Hasil penelitin ini senada dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa
masa perikatan tidak berpengaruh terhadap kualitas aud it. Terutama yang disebabkan
[JAAKFE, Desember 2019] 93

oleh masa perikatan yang terlalu pendek atau terlalu lama. Hal tersebut dikemukakan
oleh Aamir et., al (2011:6-16), mengemukakan bahwa kualitas audit meningkat ketika
masa perikatan KAP lebih panjang, tetapi lamanya tidak terlalu berlebihan, karena bila
berlebihan akan menurunkan kualitas audit. Paino et., al (2010:37-38), menyatakan
bahwa kegagalan audit karena kualitas audit yang rendah berkaitan erat dengan masa
perikatan audit yang terlalu pendek. Sebaliknya, suatu masa perikatan audit yang terlalu
panjang (berlebihan) juga dikaitkan dengan kualitas audit yang bermutu rendah. Lin et.,
al. (2010), menemukan bahwa masa perikatan audit mempunyai pengaruh negatif yang
signifikan terhadap earnings management sebagai proxy dari kualitas audit.
Dengan demikian, semua hal diatas dapat mendukung hasil dari penelitian ini yang
mengungkapakan bahwa masa perikatan audit berpengaruh pada kualitas audit.

Pengaruh Fee Audit dan Masa Perikatan,Terhadap Kualitas Audit Survey pada
Kantor Akuntan Publik Kota Bandung
Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel bebas yakni
Fee Audit, dan Masa Perikatan, berpengaruh signif ikan terhadap Kualitas Audit Survey
pada Kantor Akuntan Publik Kota Bandung. Hal ini berarti bahwa Fee Audit, dan Masa
Perikatan, secara simultan mampu mempengaruhi Kualitas Audit.
Variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah masa perikatan (X2) Hal ini
dapat dilihat dari nilai β yang tinggi dari variabel lainnya. Masa Perikatan akan
menghasilkan keterlibatan dan loyalitas.Keterlibatan, bagaimana melibatkan dalam
organisasi membangun auditor-auditor yang berkerja untuk terlibat dalam organisasinya.
Melibatkan semua orang yang dalam organisasi untuk membangun organisasi dan
mengagap semua orang itu penting bagi kehidupan suatu organisasi. Loyalitas,
membangun rasa untuk memiliki karena auditor sudah melibatkan dirinya dalam
organisasinya. Akan timbul rasa bahwa organisasinya adalah segalanya. Ia akan bekerja
dengan baik untuk mengangkat kinerja organisasinya sehingga berdampak langsung
terhadap kualitas audit yang dihasilkan.
94 Sabirin

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Secara statistik fee aud it berpengaruh positif siginifikan terhadap kualitas audit
survey pada Kantor Akuntan Publik Kota Bandung. Ini berarti bahwa semakin baik
fee audit maka semakin baik pula kualitas audit. Ketika auditor melakukan
negosiasi dengan pihak manajemen perusahaan kliennya terkait dengan besaran fee
yang harus dibayarkan, kemungkinan besar akan terjadi kerjasama yang saling
menguntungkan dengan aturan yang jelas, dimana keadaan ini akan mereduksi
kualitas laporan auditan.
2. Secara statistik masa perikatan tidak berpengaruh positif terhadap kualitas audit,
survey pada Kantor Akuntan Publik Kota Bandung. Ini berarti bahwa secara
statistik masa perikatan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini dapat
disebabkan karena sedikitnya peryantaan untuk masa perikatan sehingga kurang
mampu menggambarkan keadaan sebenarnya. Penyebab lain diduga KAP menerima
masa perikatan terlalu lama atau bahkan terlalu pendek, sehingga d apat mengurangi
kualitas audit.
3. Fee aud it, masa perikatan, secara simultan mampu me mpengaruhi kualitas audit ,
survey pada Kantor Akuntan Publik Kota Bandung.
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Fee audit yang sudah baik ini haruslah dipertahankan serta ditingkatkan oleh KAP.
Fee audit sudah seharusnya hanya menjadi alasan untuk menambah motivasi dalam
melakukan proses audit untuk meningkatkan kualitas audit, hingga opini yang
dikeluarkan KAP sesuai dengan keadaan sebenarnya dan dapat diandalkan. Fee
audit tidak boleh sampai menjadi alasan KAP untuk memberikan opini yang baik
tanpa melakukan proses audit yang sesungguhnya. Selain itu dalam menetapkan fee
audit KAP harus mempertimbangkan dengan baik risiko audit, kompleksitas
pekerjaan, serta tingkat keahlian yang dimiliki oleh tim audit, sehingga fee audit
yang ditetapkan telah berkesesuaian, dengan demikian kualitas audit pun akan
terjamin.
2. Dalam hal masa perikatan hasil olah data menunjukan bahwa keseluruhan
tanggapan responden terhadap masa perikatan berada pada katagori cukup menarik.
Hal ini dapat disebabkan karena sedikitnya peryantaan untuk masa perikatan
[JAAKFE, Desember 2019] 95

sehingga kurang mampu menggambarkan keadaan sebenarnya. Penyebab lain


diduga KAP menerima masa perikatan terlalu lama atau bahkan terlalu pendek,
sehingga dapat mengurangi kualitas audit. Mengenai hal ini sebelum KAP
memutuskan untuk menerima perikatan, harus memperhatikan masa perikatan yang
telah dilalui antara KAP dan Auditee, masa perikatan harus dalam katagori ideal,
tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang agar dapat menjaga konsistensi dalam
kualitas audit. Masa perikatan yang terlalu pendek dapat menimbulkan kesempatan
KAP untuk mengambil keuntungan sesaat dari perikatan tersebut, misalnya dengan
fee audit yang tinggi. Sedangkan masa perikatan yang terlalu panjang justru dapat
menimbulkan hubungan istimewa, ditakutkan munculnya hubungan istimewa ini
membuat KAP tidak melaksanakan prosedur audit sebagaimana mestinya.
3. Bagi pemerintah perlu untuk mendukung setiap program sertifkasi profesi yang
disedikan oleh setiap lembaga profesional. Hal ini dapat me mberikan pengakuan
bagi auditor atas kemapuan yang mereka miliki.
4. Variabel independen dalam penelitian ini masih belum dapat memberikan kontribusi
yang berarti terhadap variable dependen. Hal tersebut terlihat dari nilai adjusted

yang hanya mampu mencapai 43%. Sehingga, disarankan bagi peneliti selanjutnya
untuk menambahkan variabel-variabel independen yang secara teoritis berpengaruh
terhadap pendeteksian kualitas audit.
96 Sabirin

DAFTAR PUSTAKA
. 2017.Direktori Kantor Akuntan Publik.Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
(PPPK).Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
. 2017.Daftar KAP.Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia.
. 2016. Handbook of the Code of Ethics for Professional Accountants.IFAC
. 2016.Kode Etik Profesi Akuntan Publik.Ikatan Akuntan Indonesia.
. 2015.Peraturan Pemerintah No.20 Tentang Praktik Akuntan Publik.
. 2014.Profil Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik.PPPK. Kementerian
Keuangan Republik Indonesia.
. 2013.Standar Pengendalian Mutu Nomor 1 Tahun 2013.IAPI
. 2013.Standar Audit 200.IAPI
. 2013.Standar Audit 220.IAPI
. 2011.Undang – undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 Tentang
Akuntan Publik.
. 2008.Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.17/PMK.01/2008
Tentang Jasa Akuntan Publik.Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
Aamir Suhaib, and umar Farooq. 2011. ”Auditor- Client Relationship, and Audit
Quality”; the Effects Of Long-Term Auditor- Client Relationship On Audit
Quality, In Small and Medium- Sized Entities (SMEs).1st Edition, LAP
Lambert Gmbh & Co.KG, Germany
Adeniyi, Segun I.D. & Ebipanipre G.M., 2013. Audit Tenure: an Assessment of Its
Effects on Audit Quality In Nigeria.International Journal of Academic Research
in Accounting, Finance and Management. Vol. 3, No.3, 275-283.
Agoes, Sukrisno. “Auditing Jilid I & II (Pemeriksaan Akuntansi) Oleh Kanto r Akuntan
Publik” Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2007
Albu, Catalin N. & Albu, Nadia.2011.The Power and The Glory of Big 4: A Research
Note on Independence and Competence in The Context of IFRS Implementation.
Al-khaddash Husam, Rana Al Nawas, & Abdulhadi Ramadan.2013.Factors Affecting
The Quality of Auditing.: The Case Of Jordanian Commercial
Banks.International Journal Of Business and Social Science.Vol 4, No.11.
[JAAKFE, Desember 2019] 97

Almutairi, A., Kimberly, A.D., and Skantz, T., 2009. Auditor Tenure, Auditor
Specialization, And Information Asymmetry. Managerial Auditing Journal. Vol.
24, No.7:pp. 600-623
Amalina, Rizki & Bambang Suryono.2016.Pengaruh Due Profesional Care, Masa
perikatan audit, Kompetensi, Motivasi Terhadap Kualitas Audit.Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi.Vol 5,No.4.
Amerongen, Nieuw.2007.Auditors Performance In Risk And Control Judgments An
Empirical Study.Vrije University.
Andreani & Rahardja.2014.Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Aud itor, Fee audit dan
Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit: Studi pada Auditor KAP di
Semarang.Jurnal Akuntansi.Vol 3, No.2.Hal 1-9.
Ardiansyah. 2016. Pengaruh Kompetensi, Komitmen dan Budaya Organisasi terhadap
Sistem Pengendalian Manajemen. Tesis. Universitas Padjajaran.
Arens, Alvin A. Randal J. Elder, and Mark S. Beasley. 2014. Auditing and Assurance
Services: An Integrated Approach, 15th Edition, Kendallville: Pearson
Education Limited.
Arifin, Drs.M.Com.(hons,),Akt.Ph.D. (2005) ’ Tinjauan Perspektif Teori Keagenan
(Agency Theory) ‘. Pidato Pengusulan Jabatan Guru Besar. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Azizkhani, M., Monroe, G.S., and Shailer, G. 2013. Auditor Partner Tenure and Cost of
Equity Capital. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol.32, No.1:pp.183-
202.
Badjuri, Achma.2011.Faktor – faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit
Auditor Independen Pada Kantor Akuntan Publik Di jawa Tengah.Dinamika
Keuangan dan Perbankan.Vol 3. No.2.Hal:183-197.
Bedard, Jean., et al.1993.Expertise in Auditing.Business and Economics
Accounting.American Accounting Association.Vol.12
Blandon, Josep G. & Josep Maria Argiles Bosch.2013.Audit Tenure and Audit
Qualifications in a Low Litigation Risk Setting: An Analysis of The Spanish
Market.Estudios de Economia, Vol.40, No.2, Pags:133-156
98 Sabirin

Bonny, A.S.M. Marbun. 2015. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme,


Pengalaman Kerja Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Audit. Jurnal
Ekonomi. Vol.2, No.2: Universitas Riau.
Brooks, Li. Z., C.S. Agnes Cheng and Kenneth J. Reichelt. 2012. Auditor Tenure and
Audit Quality: Evidence From U.S. Firms. Working Paper.
Casterella, Jeff. 2007. Auditor Tenure and Rotation: The Auditors, Are The A-
Changing?Working Paper Presented at Colorado State University Accounting
Workshop.
Chadegani, Arezoo A.2011.Review of Studies on Audit Quality.Journal IPEDR.Vol.
20.Pp:312-317.Singapore.
Chalifa, Saydah & Bambang Suryono (2015).Pengaruh Due Profesional Care,
Akuntabilitas dan Masa perikatan audit Terhadap Kualitas Audit.Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi.Vol 4.No.2
Davis, Larry R., Billy Soo & Greg Trompeter. 2002. Auditor Tenure, Auditor
Independence and Earnings Management. Working Paper Boston College.
Davis, Larry R., Billy Soo & Greg Trompeter. 2009. Auditor Tenure, an Ability to meet
or beat Earning. Forecast. Working Paper Series, Boston College, pp 1-51.
DeAngelo, L.E. (1981). Auditor size and audit quality. Journal of Accounting and
Economics, 3(3), 183–199.
Dwimilten, Eunike & Ahmad Riduwan.2015.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Audit.Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi.Vol 4,No.4.
Gammal, W,E. 2012. “Determinants of Audit Fees : Evidence From Lebanon.”Journal
International Business Research. Vol.5, No.11,pp.136-143.
Gusti, I.N.I. Pramaswaradana dan Ida Bagus P.A. 2017. Pengaruh Audit Tenure, Audit
Fee, Rotasi Auditor, Spesialisasi Auditor dan Umur Publikasi Pada Kualitas
Audit. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.19, No. 1, Hal:168-194.\
Halim, Abdul. (2015). Auditing. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Haryadi, Sarjono & Winda Julianita (2011). SPSS vs LISREL (sebuah pengantar,
aplikasi untuk riset). Jakarta: Salemba empat.
Hasseinniakani,, Seyed Madmoud & Helena Inacio Rui Mora.2014.A Review On Audit
Quality Factors.International Journal Of Academic Research In Accounting.Vol
4, No.2.
[JAAKFE, Desember 2019] 99

Hutaminingsih, Desi & Armanto W. (2015).Pengaruh Pengalaman Kerja, Masa


perikatan audit, dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit:Studi Empiris pada
KAP di Jakarta.Accounting Working Paper.Universitas Bina Nusantara:Jakarta
Barat.
Immanuel, Raymond. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan
Audit Fees. Naskah Publikasi. Universitas Diponegoro:Semarang.
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2015). Standart Profesional Akuntansi Publik. .
Jakarta:Salemba Empat.
Ittonen, Kim. 2010. A Theoretical Examination of the Roleof Auditing and the
Relevance of Audit Reports. Teaching Aid Series. Proceedingsof the University
of Vassa.
Jackson, Andrew B., Michael Moldrich & Peter Roebuck.2008.Mandatory Audit Firm
Rotation and Audit quality. Managerial Auditing Journal.Vol.23, No.5, Hal:420-
437.
Jeong, Chung and Cheong. 2004. Selective Auditor Rotation and Earnings Management:
Evidence From Korea Accounting, Research, Working Papers Series, SSRN.
Kementrian Keuangan RI. 2008. Peraturan Menteri Keuangan Nomor:17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik.
Knechel, W.R. & Ann Vanstraelen.2007. The Relationship Between Auditor Tenure and
Audit Quality Implied by Going Concern Opinions. Auditing:A Journal of
Practice & Theory. Vol.26.No.1, Hal:113-131.
Lindberg, D.L. (2001). Discussion of the demand for auditor reputation across
international markets for audit services. The International Journal of Accounting,
36(4), 429–432.
Lennox, C. 2002. Going-concern Opinions in Failing Companies: Auditor Dependence
and Opinion Shopping. SSRN Working Paper Series.
Leonara, Sylvie, Yuliawati T., & Aurelia C.S.,2012. Analisis Hubungan Masa Perikatan
Audit dengan Kualitas Audit. Jounal Ilmiah Mahasiswa, Vol.1, No.1: Universitas
Surabaya.
Lowenssohn Suzanne H. Laurence E. Johson, Rendal J. Elder and Stephen P. Devies.
2007. Auditor Specialization, Perciece Audit Quality and Audit Fees in The
Local Goverment Audit Market. Journal of Accounting and Public.26.705-732.
100 Sabirin

Malem & Primsa.2013.Pengaruh Kompetensi, Etika, dan Fee audit terhadap Kualitas
Audit.Jurnal Akuntansi.Vol.13, No.1.Hal:803-832.
Metha & Shiddiq.2012.Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektifitas,
Integritas, Kompetensi, dan Komitmen Organisasi terhadap Kualitas Audit: Studi
pada Kantor KAP di Semarang. Diponegoro Journal Of Accounting.Vol.1,
No.2.Hal:1-11.
Myers, James N., Linda A. Myers & Thomas C. Omer. 2003. Exploring the Term of The
Auditor-Client Relationship and The Quality of Earnings: A Case for
Mandatory Auditor Rotation. The Accounting Review. Vol. 78, No.3, Hal: 779-
799
Nindita, C dan Siregar, S.V. 2012. ”Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik
Terhadap Kualitas Audit di Indonesia.”Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.14,
No.2,pp.91-103
Paino, Halil, Smith M., and Ismail Z. 2010. The Search For Audit Quality impairment Of
Audit Quality Published By LAP Lambert Academic Publishing AG & Co.
Germany.
Pertiwi, Nastia Putri, Amir Hasan & Hardi. 2016. Pengaruh Masa Perikatan Audit,
Spesialisasi Industri KAP, Reputasi KAP dan Komite Audit Terhadap Kualitas
Audit: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Di BEI tahun 2011-2014.
Jurnal Akuntansi. Vol.4, No.2, Hal: 147-160.
Putu & Dyan Yaniartha.2013.Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Masa perikatan
audit terhadap Kualitas Audit.Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.Vol.4,
No.1.Hal:92-109.
Robert, W. Knechel, et, al. (2013). Audit Quality: Insights From The Academix
Literature. Auditing: A Journal Of Practice & Theory. Vol.32, No.1, Hal:385-
421.
Romansyah, Dadan (2010). Pengaruh Komitmen Organ isasi dan Efektivitas
Pengendalian Intern terhadap Kinerja SMA Di kota Tasikmalaya. Tesis.
Universitas Padjajaran.
Ririn Choiriyah. (2012). Pengaruh Masa perikatan audit dan Pengalaman Kerja Auditor
terhadap Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik di Bali. Jurnal. Edisi III. Vol.
1.Universitas Negeri Yogyakarta
[JAAKFE, Desember 2019] 101

Sabirin, Yayu Nurhayati Sri (2019). Pengaruh Locus of Control, Integritas Auditor, Dan
Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor Studi Kasus Pada Kantor
Akuntan Publik di Kota Bandung. Jurnal Akuntansi Dewantara. Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa : Yogyakarta.
Saputra, Panji Ega, Leny Susan & Annisa N. (2016).Pengaruh Masa perikatan audit dan
Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit.Jurnal Akuntansi.Universitas
Telkom:Bandung.
Setyani, Ria.2015.Pengaruh Kompetensi, Independensi,Etika,Motivasi, dan Masa
perikatan audit Auditor Terhadap Kualitas Audit: Studi Empiris pada Auditor
Pemerintah di Inspektorat Kab. Boyolali.Publikasi Ilmiah.Universitas
Muhammadiyah: Surakarta.
Siregar et., al.2012). Audit Tenure, Auditor Rotation, and Audit Quality: The Case of
Indonesia. Asian Journal of Business and Accounting, Vol.5, No.1, Hal:55-74
Sri Trinaninngsih. (2007). Independensi Auditor dan komitmen Organisasi sebagai
mediasi pengaruh pemahaman Good Governance, Gaya kepemimpinan dan
budaya organisasi terhadap kinerja. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi X.
Hlm 1-56.
Sukrisno Agoes. (2012). Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat
Sukrisno Agoes & Hoesada. (2012). Bunga Rampai Auditing. Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
_______. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
_______. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
_______. (2014). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Suseno, Novie Susanti.2013.An Empirical Analysis of Auditor Independence and Audit
Fees on Audit Quality.International Journal of Management and Business
Studies.Vol 3,No.3.
Tetlock, P.E dan J.L Kim. “Accountability and Judgment Process in a Personality
Prediction Task”, Journal of Personality and Social Psychology, 1987.
Utami, Riska & Betri Sirajuddin. 2013. Pengaruh Ukuran KAP, Masa Perikatan dan
Tekanan Waktu Terhadap Kualitas Audit: Studi Kasus KAP di Palembang.
Jurnal Akuntansi.
102 Sabirin

Yuniarti, R. 2011. “Audit Firm Size, Audit Fee and Audit Quality.” Journal Of Global
Management, Vol.2, No.1.

You might also like