Professional Documents
Culture Documents
Tugas Penilain Status Gizi Kelompok Jaf 7
Tugas Penilain Status Gizi Kelompok Jaf 7
DOSEN PENGAMPU :
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini selesai tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen kami yaitu Dr. Tetty Herta Doloksaribu, STP, MKM selaku dosen pengampu mata
kuliah Ilmu teknologi pangan.
Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang berisikan ilmu pengetahuan tentang
ilmu teknologi pangan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dalam makalah
ini dan menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan kearah yang lebih baik. Harapan penulis semoga Makalah ini memberi
manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ii
BAB I: Pendahuluan ……………………………………………………….. 1
1.1 rumusan masalah ………………………………………………………....2
1.2 tujuan ……………………………………………………………………..2
BAB II: Pembahasan ……………………………………………………….. 3
2.1 pencegahan penyakit gizi……………………………………………. 4
2.2 mengidentifikasi defesiensi gizi……………………………………… 5
2.3 kondisi kesehatan secara fisik ………………………………………… 6
2.4 perencanaan intervensi gizi yang tepat ………………………………...12
2.5 memonitor efektivitas perubahan gizi ………………………………….15
BAB III: Penutup ……………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... .17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penilaian status gizi melibatkan dua pendekatan utama: biokimia laboratorium dan
klinis. Pendekatan biokimia laboratorium melibatkan pengukuran parameter biokimia
dalam darah atau urine, seperti kadar nutrisi, enzim, dan metabolit. Ini memberikan
informasi objektif tentang keadaan gizi seseorang. Di sisi lain, pendekatan klinis
melibatkan observasi fisik, wawancara, dan evaluasi gejala klinis yang dapat
mengindikasikan masalah gizi.
Pendekatan biokimia laboratorium mencakup pengukuran kadar nutrisi esensial
seperti vitamin, mineral, protein, dan lemak. Contohnya, pemeriksaan kadar vitamin
D atau serum albumin dapat memberikan gambaran tentang asupan nutrisi atau
kondisi gizi. Di samping itu, pengukuran enzim atau metabolit tertentu dapat
membantu dalam menilai fungsi organ tertentu yang terkait dengan metabolisme
nutrisi
Pendekatan klinis melibatkan pemeriksaan fisik seperti kulit, rambut, dan mata, yang
dapat memberikan petunjuk tentang status gizi. Pertanyaan terkait pola makan,
berat badan, dan gejala lainnya juga membantu dalam menilai kondisi gizi. Misalnya,
kulit kering atau rambut rapuh bisa menjadi tanda defisiensi vitamin atau mineral.
Kedua pendekatan ini saling melengkapi, membantu penyedia layanan kesehatan
untuk mendapatkan pemahaman holistik tentang status gizi individu. Sebuah
pendekatan terintegrasi yang memadukan informasi dari kedua metode ini dapat
memberikan gambaran yang lebih komprehensif dan akurat mengenai kondisi gizi
seseorang.
iv
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah cara pencegahan dan memanajemen penyakit terkait gizi ?
2. Bagaimanakah cara mengidentifikasi defesiensi nutrisi ?
3. bagaimanakah cara memahami kondisikesehatan secara fisik ?
4. apakah yang dimaksud dengan perencanaan intervensi gizi yang tepat ?
5. bagaimanakah cara memonitor efektivitas perubahan gizi ?
TUJUAN
1. Pencegahan dan Manajemen Penyakit Terkait Gizi
2. Mengidentifikasi Defisiensi Nutrisi
3. Memahami Kondisi Kesehatan Secara Holistik
4. Perencanaan Intervensi Gizi yang Tepat
5. Memonitor Efektivitas Perubahan Gizi
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
o Intervensi Dini: Memungkinkan untuk melakukan intervensi dini terhadap
masalah gizi, sehingga mencegah komplikasi kesehatan yang lebih serius di
kemudian hari.
o Monitoring Kesehatan Masyarakat: Berguna untuk pemantauan kesehatan
masyarakat secara keseluruhan, membantu pemerintah atau organisasi
kesehatan untuk mengidentifikasi tren dan masalah gizi yang perlu diatasi.
vii
sering digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari anemia.
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang
spesifik, maka penentuan kimia faal dapat lebih banyak menolong untuk
menentukan kekurangan gizi yang spesifik
A.STATUS BESI
Untuk mengevaluasi status besi dalam tubuh, beberapa pemeriksaan biokimia yang
umumnya dilakukan melibatkan parameter-paramater berikut:
o Ferritin: Cadangan zat besi dalam sel-sel tubuh.
o Transferrin: Protein pengangkut zat besi dalam darah.
o Satu besi total: Kuantitas total zat besi dalam darah, yang mencakup besi
terikat pada hemoglobin dan besi yang tidak terikat.
o Satu besi terikat pada transferin (TIBC): Kapasitas total transferin untuk
mengikat zat besi.
o Persentase saturasi transferin: Menunjukkan seberapa banyak kapasitas
transferin yang diisi oleh zat besi.
viii
o Hemoglobin dan Hematokrit: Meskipun bukan pemeriksaan langsung besi,
mereka memberikan gambaran fungsi dan kesehatan sel darah merah.
Interpretasi hasil pemeriksaan ini membantu mengidentifikasi apakah seseorang
mengalami kekurangan besi atau memiliki cadangan yang cukup. Kondisi seperti
anemia defisiensi besi dapat diidentifikasi melalui analisis ini.
1.FUNGSI BESI
Besik merupakan mineral yang esensial untuk berbagai fungsi dalam tubuh
manusia. Beberapa fungsi utama besi melibatkan:
o Transportasi Oksigen: Besi merupakan komponen utama dalam molekul
hemoglobin, yang terdapat dalam sel darah merah. Hemoglobin membawa
oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
o Metabolisme Energi: Besi juga terlibat dalam metabolisme energi karena
merupakan bagian dari enzim-enzim yang terlibat dalam produksi energi dari
nutrisi.
o Sistem Kekebalan Tubuh: Besi diperlukan untuk fungsi normal sistem
kekebalan tubuh dan pertahanan terhadap infeksi.
o Fungsi Kognitif: Besi memiliki peran dalam fungsi kognitif dan perkembangan
otak, terutama pada masa pertumbuhan dan perkembangan.
o Detoksifikasi: Besi membantu dalam proses detoksifikasi, terutama dalam
menghilangkan senyawa berbahaya dari tubuh.
o Pertumbuhan Sel: Diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel,
terutama sel darah merah.
Penting untuk menjaga keseimbangan yang tepat dari besi dalam tubuh, karena
kelebihan atau kekurangan besi dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti
anemia atau keracunan besi.
2.APA YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN BESOI
Kebutuhan besi dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:
o Usia dan Jenis Kelamin: Kebutuhan besi bervariasi pada berbagai tahap
kehidupan dan berbeda antara pria dan wanita. Wanita biasanya memiliki
kebutuhan besi yang lebih tinggi karena kehilangan darah selama menstruasi.
o Status Kesehatan: Kondisi kesehatan seperti kehamilan atau penyakit
tertentu dapat meningkatkan kebutuhan besi.
o Diet: Asupan besi dari makanan juga memainkan peran penting. Besi yang
berasal dari sumber hewani (heme iron) lebih mudah diserap oleh tubuh
dibandingkan dengan besi non-heme yang ditemukan dalam tumbuhan.
o Metabolisme Tubuh: Beberapa individu memiliki tingkat penyerapan besi yang
lebih efisien daripada yang lain, yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
ix
o Keadaan Kehamilan dan Menyusui: Kebutuhan besi meningkat selama
kehamilan karena pembentukan darah tambahan untuk mendukung
perkembangan janin. Selama menyusui, wanita juga dapat memerlukan
tambahan besi.
o Kehilangan Besi: Kehilangan besi melalui darah (misalnya, menstruasi, donor
darah, atau cedera) dapat mempengaruhi kebutuhan besi.
o Mengetahui faktor-faktor ini membantu dalam menentukan apakah seseorang
memerlukan asupan besi tambahan dan sejauh mana kebutuhannya.
Konsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi dapat membantu
menentukan kebutuhan besi yang sesuai untuk situasi individu.
x
Zat besi dapat ditemukan dalam makanan dalam dua bentuk, yaitu heme iron (dari
sumber hewani) dan non-heme iron (dari sumber nabati). Berikut adalah beberapa
sumber zat besi:
Sumber Heme Iron (Sumber Hewani):
Daging Merah: Terutama daging sapi dan daging kambing.
Ayam: Terutama daging ayam dan kalkun.
Ikan: Seperti salmon, tuna, sarden, dan kerang.
Sumber Non-Heme Iron (Sumber Nabati):
Kacang-kacangan: Seperti kacang merah, kacang hitam, dan kacang kedelai.
Sereal dan Produk Sereal Diperkaya: Misalnya, sereal sarapan yang
diperkaya zat besi.
Sayuran Berdaun Hijau: Seperti bayam, kangkung, dan daun singkong.
Kacang Polong: Mencakup kacang polong hijau dan kacang polong hitam.
Kacang Mete dan Kacang Almond: Keduanya merupakan sumber non-heme
iron.
Buah Kering: Terutama kurma dan aprikot kering.
Makanan Sumber Vitamin C: Vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi non-
heme. Oleh karena itu, konsumsi makanan kaya vitamin C bersamaan dengan
makanan mengandung zat besi dapat meningkatkan penyerapannya.
5.KELEBIHAN ZAT BESI DALAM DARAH DAPAT TERJADI
Kelebihan zat besi bisa membuat organ penting seperti hati, jantung, dan pankreas
akan dijadikan tempat penyimpanan zat besi.
Sebagian besar kondisi kelebihan zat besi disebabkan oleh hemokromatosis
(hemochromatosis), yakni kondisi saat tubuh menyerap terlalu banyak kandungan
mineral zat besi dari makanan.
Penyebab munculnya hemokromatosis terbagi menjadi tiga yaitu primer, sekunder,
dan neonatal.
1. Hemokromatosis primer
Hemokromatosis primer diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya, maka
kondisi ini tidak bisa dicegah. Biasanya, jenis primer ini terjadi pada 90% kasus.
2. Hemokromatosis sekunder
Hemokromatosis primer terjadi karena masalah kesehatan yang Anda miliki. Berikut
ini berbagai kondisi pemicunya. Gangguan darah seperti talasemia.
Pil dan suntikan yang mengandung zat besi dengan dosis sangat tinggi.
Tranfusi darah dan beberapa jenis anemia yang membutuhkan transfusi.
Dialisis ginjal jangka panjang.Penyakit turunan langka yang memengaruhi sel darah
merah, termasuk di transferrinemia atau aceruloplasminaemia. Penyakit hati kronis
seperti infeksi hepatitis C kronis. Penyakit hati karena alkohol.
xi
3. Hemokromatosis neonatal
Hemokromatosis neonatal yaitu kondisi kelebihan zat besi pada bayi yang baru lahir.
Akibatnya, bayi bisa lahir dalam kondisi meninggal atau hidup tetapi tidak dapat
bertahan lama setelah lahir.
Pada kondisi ini, zat besi menumpuk di organ hati. Penyebab umumnya adalah
sistem Kekebalan tubuh ibu yang menghasilkan antibodi merusak hati janin
1. Mudah lelah
Menurut situs National Heart, Lung and Blood Institute, orang yang kekurangan zat
besi biasanya sering merasa lesu, lelah, dan sulit fokus.
Kelelahan bisa menandakan tubuh Anda tidak memiliki kadar zat besi yang cukup
untuk membentuk hemoglobin.
Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang berfungsi membantu
membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Jika kadarnya dalam tubuh sedikit, oksigen yang diedarkan pun juga akan
berkurang.
3. Sakit kepala
Salah satu penyebab sakit kepala yang umum terjadi yaitu karena defisiensi zat
besi. Namun, gejala ini mungkin tidak selalu muncul.
Sakit kepala akibat kekurangan zat besi biasanya disertai dengan pusing dan mata
berkunang-kunang.
Kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan otak kekurangan oksigen. Akibatnya,
pembuluh darah di otak jadi membengkak dan menekan rongga kepala sehingga
menimbulkan sakit kepala.
4. Jantung berdebar-debar
Saat Anda mengalami kekurangan zat besi, kadar hemoglobin yang rendah
membuat jantung harus bekerja keras untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Akibatnya, jantung berdetak tidak teratur dan sangat cepat. Pada kasus yang
ekstrem, kondisi ini dapat menyebabkan pembesaran jantung hingga gagal jantung.
Namun, hal ini biasanya terjadi pada orang yang mengalami kekurangan zat besi
dalam waktu yang lama. Untuk menentukan hal tersebut, Anda mungkin perlu
menjalani tes anemia.
xii
5. Rambut rontok
Rambut rontok saat keramas atau disisir memang hal yang cukup wajar terjadi.
Namun, jika Anda mengalaminya secara berlebihan, ini bisa jadi ciri-ciri kekurangan
zat besi.
Lagi-lagi, hal ini ada hubungannya dengan menipisnya kadar hemoglobin dalam
darah. Dalam hal ini, folikel rambut yang kekurangan hemoglobin mengalami
kekurangan oksigen.
Itulah mengapa, rambut yang mudah rontok menjadi tanda kekurangan zat besi atau
gejala kurang darah.
xiii
Analisis Laboratorium: Sampel darah akan diuji di laboratorium untuk
menentukan kadar hemoglobin. Hasilnya dapat diberikan dalam satuan gram
per desiliter (g/dL) atau gram per liter (g/L).
Interpretasi Hasil: Hasil tes akan menunjukkan seberapa banyak hemoglobin
yang ada dalam darah. Nilai normal dapat bervariasi tergantung pada faktor
seperti usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan.
Konsultasi dengan Dokter: Hasil tes akan diinterpretasikan oleh dokter atau
profesional kesehatan. Jika kadar hemoglobin rendah, ini dapat
mengindikasikan anemia, sementara kadar tinggi bisa menjadi tanda kondisi
lain.
11.HEMATOKRIT
Hematokrit adalah parameter laboratorium yang mengukur seberapa besar volume
sel darah merah (eritrosit) dalam volume darah keseluruhan. Biasanya, hasil
hematokrit dinyatakan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh, jika hematokrit
seseorang adalah 40%, itu berarti 40% dari total volume darahnya adalah sel darah
merah.
xiv
12. CARA FERITIN SERUM
Tes darah serum feritin mengukur jumlah feritin dalam darah Anda. Ferritin adalah
sejenis protein yang mengikat zat besi dan menyimpannya di dalam sel Anda.
Beberapa feritin juga terdapat dalam aliran darah, yang juga mengikat zat besi dan
mengirimkannya ke beberapa sel yang membutuhkannya. Ferritin dalam tubuh Anda
juga memainkan peran penting dalam peradangan dan kekebalan tubuh Anda.
Meskipun serum feritin adalah tes darah, tes ini secara tidak langsung memeriksa
jumlah zat besi yang disimpan di dalam tubuh Anda secara keseluruhan.
Memiliki jumlah zat besi yang tepat dalam tubuh Anda adalah penting karena zat
besi sangat penting untuk banyak proses dalam tubuh. Hal ini sangat penting untuk
Kesehatan sel darah merah, yang membawa oksigen ke sel-sel tubuh Anda. Tubuh
Anda tidak dapat membuat zat besi sendiri, jadi simpanan feritin mencerminkan
berapa banyak zat besi yang diperoleh seseorang melalui makanannya (dan
kemungkinan melalui suplemen ).
Mengonsumsi makanan kaya zat besi dapat membantu Anda meningkatkan kadar
feritin (dan karenanya kadar zat besi Anda). Beberapa contohnya meliputi:
Sayuran berdaun hijau
kacang polong
Tahu
Kacang-kacangan dan biji labu
Daging sapi, domba, dan hati
Coklat hitam
Sereal seperti oatmeal
bibit gandum
Jika seseorang kehilangan sel darah merah karena kehilangan darah, hal itu
mungkin juga terlihat dari rendahnya kadar feritin.
xv
Ketika nilai hematokrit tinggi, proporsi sel darah merah dalam darah lebih tinggi dari
biasanya. Hal ini dapat menunjukkan:
Dehidrasi.
Suatu kelainan yang menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak sel
darah merah, seperti polisitemia vera.
Penyakit paru-paru atau jantung.
Tinggal di dataran tinggi, misalnya di gunung.
xvi
15.free erythrocytes protophophyrin (protofofirin eritrosit bebas)
Protoporfirin IX (disebut juga PP IX) adalah senyawa organik yang merupakan salah
satu porfirin paling banyak di alam. Senyawa ini terlibat dalam sintesis heme dalam
sel makhluk hidup, sebagai senyawa perantara yang terbentuk dalam tahap keenam
sintesis (dari delapan tahap). Dalam tahap ini, protoporfirinogen IX dioksidasi
dengan bantuan enzim protoporfirinogen oksidase membentuk protoporfirin IX.
Dalam tahap kedelapan atau terakhir, enzim ferokelatase akan mengikat ion besi ke
dalam protoprofirin ini, membentuk hasil akhir yaitu heme.
Erythropoietic protoporphyria (EPP) adalah kelainan bawaan yang mengakibatkan
penumpukan protoporfirin (senyawa pembentuk heme) pada plasma darah, sumsum
tulang, dan sel darah merah Protoporfirin ini menumpuk pada pembuluh darah di
bawah kulit. Kondisi ini menyebabkan fotosensitivitas (alergi matahari) akut, nyeri,
dan potensi penyakit hati.
Penyakit kulit ini biasanya muncul pada anak usia dini. Gejalanya diikuti dengan rasa
sakit yang intens saat kulit terpapar sinar matahari secara langsung. EPP terjadi
karena kekurangan enzim yang disebut ferrochelatase.Kondisi ini merupakan salah
satu dari delapan kelainan genetik bawaan yang disebut porfiria, yaitu gangguan
penumpukan bahan kimia natural.Beberapa orang dengan EPP memiliki gen yang
disebut ALAS2. Secara medis, kondisi ini disebut X-linked protoporphyria (XLP).
16.MORFOLOGI DARAH
Morfologi Darah Tepi. Pemeriksaan morfologi darah tepi atau MDT adalah
pemeriksaan yang bermanfaat untuk memeriksa bentuk dari bagian padat dari
penyusun darah manusia, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
B. STATUS PROTEIN
Status protein mengacu pada kondisi atau keadaan jumlah dan kualitas protein
dalam tubuh seseorang. Ini mencakup asupan protein melalui makanan, penyerapan
protein oleh tubuh, serta proses metabolisme dan penggunaan protein untuk
berbagai fungsi tubuh. Memastikan status protein yang baik penting untuk kesehatan
dan fungsionalitas tubuh yang optimal.
Status protein merujuk pada jumlah dan kualitas protein dalam tubuh. Ini penting
karena protein berperan dalam pembentukan jaringan, sistem kekebalan, dan fungsi
tubuh lainnya. Pastikan asupan protein mencukupi melalui makanan seimbang untuk
mendukung kesehatan dan fungsionalitas tubuh.
xvii
Jika tubuh mengalami kekurangan energi protein, hal ini dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan. Gejala umumnya termasuk penurunan berat badan,
kelelahan, penurunan fungsi otot, dan masalah pertumbuhan. Penting untuk
memperhatikan asupan protein melalui makanan sehari-hari untuk menjaga
keseimbangan nutrisi dan mendukung fungsi tubuh yang baik.
2. KEKURANGAN VITAMIN A
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, yang dikenal
sebagai kekurangan vitamin A (KVA). Gejala KVA dapat mencakup gangguan
penglihatan, penurunan sistem kekebalan tubuh, dan masalah kulit. Penting untuk
mendapatkan vitamin A melalui makanan seperti sayuran berdaun hijau, buah-
buahan, dan produk hewani untuk mencegah kekurangan ini. Jika mencurigai KVA,
sebaiknya konsultasikan dengan profesional kesehatan.
3. PENENTUAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, yang dikenal
sebagai kekurangan vitamin A (KVA). Gejala KVA dapat mencakup gangguan
penglihatan, penurunan sistem kekebalan tubuh, dan masalah kulit. Penting untuk
mendapatkan vitamin A melalui makanan seperti sayuran berdaun hijau, buah-
buahan, dan produk hewani untuk mencegah kekurangan ini. Jika mencurigai KVA,
sebaiknya konsultasikan dengan profesional kesehatan.
C.PROFIL LIPID
Profil lipid mengacu pada pengukuran berbagai jenis lemak atau lipid dalam darah,
termasuk kolesterol total, LDL-C, HDL-C, dan trigliserida. Ini adalah gambaran yang
penting dari kesehatan kardiovaskular seseorang. Evaluasi profil lipid membantu
dalam menilai risiko seseorang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Idealnya, kadar kolesterol LDL-C dan trigliserida rendah, sementara kadar kolesterol
HDL-C tinggi. Kadar kolesterol total yang seimbang juga diinginkan. Monitoring profil
lipid secara rutin dapat membantu dalam mencegah dan mengelola penyakit
kardiovaskular.
1).TERIGLISAIDA
Trigliserida adalah jenis lemak yang umumnya ditemukan dalam makanan dan juga
merupakan bentuk penyimpanan lemak dalam tubuh manusia. Mereka terdiri dari
tiga molekul asam lemak yang terikat pada molekul gliserol. Trigliserida merupakan
sumber energi yang penting, tetapi kadar yang tinggi dalam darah dapat
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
2).KOLESTEROL TOTAL
Kolesterol total adalah jumlah keseluruhan kolesterol dalam darah, termasuk
kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL), serta sejumlah kecil lipoprotein
densitas sangat rendah (VLDL). Kolesterol total adalah indikator umum untuk
mengevaluasi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
xviii
3).LOW DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTROL
Low Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) adalah jenis kolesterol yang umumnya
disebut sebagai "kolesterol jahat". LDL-C membawa kolesterol dari hati ke seluruh
tubuh, tetapi jika kadar LDL-C tinggi dalam darah, dapat menyebabkan penumpukan
plak di dinding arteri, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Penurunan
kadar LDL-C sering menjadi fokus dalam manajemen risiko kardiovaskular.
4). HIGH DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTROL
High Density Lipoprotein Cholesterol (HDL-C) adalah jenis kolesterol yang sering
disebut sebagai "kolesterol baik". HDL-C membantu membersihkan kolesterol
berlebih dari aliran darah dengan membawanya kembali ke hati untuk dikeluarkan
dari tubuh. Tingkat HDL-C yang tinggi umumnya dikaitkan dengan penurunan risiko
penyakit jantung dan pembuluh darah. Meningkatkan kadar HDL-C dapat menjadi
strategi penting dalam menjaga kesehatan jantung.
5).KLASIFIKASI DARAH
Klasifikasi darah umumnya dilakukan berdasarkan sistem ABO dan sistem Rh.
Sistem ABO membagi darah menjadi empat golongan berdasarkan keberadaan atau
ketiadaan antigen A dan B pada permukaan sel darah merah, yaitu golongan darah
A, B, AB, dan O. Sementara itu, sistem Rh membedakan darah menjadi Rh positif
(+) atau Rh negatif (-) berdasarkan keberadaan atau ketiadaan antigen Rh (D) pada
sel darah merah.
D. STATUS VITAMIN
Status vitamin merujuk pada jumlah dan keseimbangan vitamin dalam tubuh
seseorang. Penting untuk memastikan asupan vitamin yang cukup melalui makanan
atau suplemen, karena vitamin memiliki peran vital dalam berbagai fungsi tubuh.
Kekurangan atau kelebihan vitamin dapat mempengaruhi kesehatan secara
keseluruhan, sehingga menjaga status vitamin yang seimbang sangat penting.
E. STATUS MINERAL
Status mineral mencakup keseimbangan mineral dalam tubuh seseorang. Mineral
seperti kalsium, magnesium, zat besi, dan lainnya penting untuk fungsi tubuh yang
optimal. Kekurangan atau kelebihan mineral dapat menyebabkan masalah
kesehatan. Pastikan mendapatkan mineral yang cukup melalui makanan sehari-hari,
dan dalam beberapa kasus, suplemen dapat diperlukan sesuai kebutuhan
kesehatan individu.
Berdasarkan pengertiannya, mineral adalah suatu benda padat homogen yang
terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada
batas tertentu, dan mempunyai atom yang tersusun teratur, demikian menurut buku
Geologi Dasar Kelas X. Dalam ilmu geologi, mineral adalah suatu zat atau benda
persenyawaan kimia asli atau yang tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat
xix
kimia dan fisik tertentu, dan biasanya berbentuk padat. Jadi walau sifat dan zatnya
sama namun dibentuk oleh manusia di laboratorium, maka itu tidak termasuk
mineral.
DAFTAR PUSTAKA
Baca selengkapnya di artikel "Pengertian Mineral: Sifat Fisik & Perannya
dalam Pembentukan Batu"
https://www.halodoc.com/janji-medis/nama/tes-morfologi-darah-tepi
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Transferrin_saturation
https://www-mayoclinic-org.translate.goog/tests-procedures/hematocrit/
about/pac-20384728?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
xx
SOAL PSG
1. Apakah fungsi albumin dan protein total ?
A. Mengindikasikan status protein tubuh
B. Menginterpretasikan protein
C. Mengidentifikasi protein tubuh
D. Merujuk pada status protein
E. Menyalurkan protein ke seluruh tubuh
2. Nama lain asam folat adalah
A. B6
B. B2
C. B1
D. B12
E. Asam suflat
3. Jumlah kolestrol yang ada dalam seluruh darah disebut ?
A. Kolestrol jenuh
B. Kolestrol total
C. Kolestrol baik
D. Kolestrol tetap
E. Kolestrol tidak tetap
4. Agar kita dapat memastikan jumlah keseimbangan vitamin dalam tubuh dengan
cara mengonsumsi ..
A. Makanan ringan
B. Minuman
C. Makanan atau suplemen
D. Suplemen saja
E. buah
5. seseorang dengan cara mengonsumsi ?
xxi
6. Klasifikasi darah umumnya dilakukan dengan sistem ?
A. Sistem RBO dan HA
B. Sistem RBO dan Hr
C. Sistem RBO dan Ra
D. Sistem RBO dan AK
E. Sistem RBO dan Rh
xxii
A. Agar kadar lemak semakin menurun
B. Agar kandungan serat dalam tubuh tetap optimal
C. Supaya protein tetap terjaga
D. Supaya protein dapat menjalankan fungsinya secara optimal
E. Agar kadar air dalam tubuh tetap terjaga
14. Darimanakah HEME terbentuk
A. Sumber gizi
B. Sumber zat besi
C. Protein
D. Sumber hewani dan nabati
E. Sumber vitamin
15. Dalam keadaan sehat , normalnya wanita dewasa memiliki kadar haemoglobin
sebesar
A. 12 samapi 15 gram
B. 13 samapi 20 gram
C. 15 samapi 20 gram
D. 20 samapi 24 gram
E. 12 samapi 17 gram
xxiii
B. Kondisi yang kurang fit
C. Kondisi saat penyerapan cair
D. Kondisi meningkatnya kadar gula
E. Kondisi kritis
21. Manakah pernyataan dibawah ini yang benar
A. Kalsium , magnesium termasuk lemak
B. Vitamin tidak begitu berpengaruh bagi tubuh
C. LDL adalah kolestrol baik
D. Status protein merujuk pada jumlah kualitas protein dalam tubuh
E. Darah memiliki banyak sel darah merah yang sehat
yakni kondisi saat tubuh menyerap terlalu banyak kandungan mineral zat besi dari makanan
xxiv