You are on page 1of 7

Kondisi ketika input yang dimiliki telah melebihi kapasitas produksi dari input, maka

pendapatan (return) akan semakin menurun.

The law of diminishing return akan berlaku setelah... Produk marginal maksimum

Pembahasan:

The Law of Diminishing Return merupakan salah satu hukum ekonomi yang
menjelaskan bahwa ketika input yang kita miliki melebihi kapasitas produksi, maka
return akan semakin menurun.

Bunyi hukum the law of diminishing return:

"Dengan suatu teknik tertentu, maka mulai titik tertentu penambahan faktor produksi
tidak lagi memberikan penambahan hasil produksi yang sebanding"

The law of diminishing return ini akan terjadi setelah tercapainya marginal produk
maksimum

Contoh the law of diminishing return yaitu jika suatu perusahaan dengan jumlah
karyawan 5 mampu menghasilkan 10 tas, dan jika ditambah dengan 5 karyawan
lagi bisa menghasilkan 16 tas, akan tetapi jika ditambah lagi 5 karyawan maka
akan menghasilkan 18 tas.

Pembahasan

Secara sederhana, arti the law of diminishing return yaitu untuk meningkatkan hasil
produksi, maka harus menambah faktor produksi, namun jika faktor-faktor produksi
tersebut terus ditambah, maka akam menjadi tidak efektif, sehingga output yang
dihasilkan semakin menurun.

Seperti pada contoh diatas, disaat ada 5 karyawan maka dapat menghasilkan 10 buah
tas, dan jika ditambah 5 karyawan lagi, artinya jumlah karyawan menjadi 10 orang,
maka jumlah tas yang dihasilkan sebanyak 16 buah, dan jika terus ditambah 5
karyawan lagi artinya jumlah karyawan menjadi 15 orang menghasilkan tas sebanyak
18 buah.
Artinya semakin banyak karyawan yang dipekerjakan, maka semakin menurun output
yang dihasilkan. Tujuan penambahan karyawan adalah agar output yang dihasilkan
semakin meningkat, namun pada hukum the law of diminishing return, ada titik dimana
menambah faktor produksi tidaklan efektif lagi, sehingga menyebabkan jumlah produksi
menurun

PENGUKURAN
Konsep ini didasarkan pada pemahaman untuk mengetahui potensi atau kapasitas
sumber daya guna menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu.
Pengukuran ini biasanya didasrkan pada perkiraan-perkiraan ilmiah atau teoritis.
Misalnya diperkirakan bahwa bumi mempunyai kapasitas untuk memproduksi sekitar 40
ton pangan per orang per tahun (Rees, 1990). Pengukuran potensial maksimum lebih
didasarkan kemampuan biofisik alam tanpa mempertimbangkan kendala sosial
ekonomi yang ada.

Kapasitas lestari atau produksi lestari (Sustainable Yield) adalah konsep pengukuran
keberlanjutan dimana ketersediaan sumber daya diukur berdasarkan kemampuannya
untuk menyediakan kebutuhan bagi generasi kini dan juga generasi yang akan datang.
Berkait dengan sumber daya ikan misalnya, konsep ini dikenal sebagai Sustainable
Yield dimana secara teoritis, alokasi produksi dapat dilakukan sepanjang waktu jika
tingkat eksploitasi dikendalikan. Demikian juga pada sumber daya air, produksi lestari
(Sustainable Yield) secara teoritis dapat dicapai jika laju pengambilan (pumping
rate) tidak melebihi rata-rata penurunan debit air tahunan.

Kapasitas Penyerapan (Absorptive Capacity) atau kapasitas asimilasi adalah


kemampuan sumber daya alam dapat pulih (misalnya air, udara) untuk menyerap
limbah akibat aktifitas manusia. Kapasitas ini bervariasi akibat faktor eksternal seperti
cauaca dan intervensi manusia.

Kapasitas Daya Dukung (Carrying Capacity) didasarkan pada pemikiran bahwa


lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung suatu pertumbuhan
organisme. Misalnya ikan di kolam tumbuh secara positif jika daya dukung lingkungan
masih lebih besar. Namun pertumbuhan yang terus menerus akan menimbulkan
kompetisi terhadap ruang dan makanan sampai daya dukung lingkungan tidak mampu
lagi mendukung pertumbuhan.

*Barang Publik*
Dua ciri utama barang publik adalah:

1. Tidak ada saingan (nonrivalrous)


2. Tidak dapat dikecualikan (nonexcludable)

Dalam ekonomi, barang publik adalah barang yang dimanfaatkan oleh masyarakat yang
mengandung dua sifat pokok, yaitu non-rival dan non-excludable. Non-rival artinya
penggunaan satu konsumen terhadap suatu barang tidak akan mengurangi
kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orang
dapat mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa mempengaruhi manfaat yang
diperoleh orang lain. Non-excludable artinya apabila barang publik tersedia, tidak ada
yang dapat menghalangi siapapun untuk mendapatkan manfaat dari barang tersebut.
Dua sifat tersebut bersifat kumulatif, artinya keduanya harus dimiliki oleh suatu barang
untuk dapat dikategorikan sebagai barang publik. Contoh barang publik adalah jalan
raya. Banyaknya pengguna jalan raya tidak akan mengurangi manfaat jalan raya bagi
pengguna lain (non-rival). Selain itu, semua pengguna berhak untuk menggunakan
jalan raya tanpa halangan dari pihak lain (non-excludable).
Jika suatu barang hanya memiliki sifat non-rival atau non-excludable, barang tersebut
tidak dimasukkan sebagai barang publik. Contohnya sekolah, seseorang mendapatkan
manfaat dari bersekolah tanpa mengurangi manfaat bagi siswa yang lain (non-rival).
Namun, untuk bersekolah, calon siswa harus lulus ujian masuk dan membayar uang
sekolah (excludable). Contoh lain yaitu ikan di laut, semua orang dapat memancing ikan
tanpa perlu membayar (non-excludable). Akan tetapi, ikan yang sudah ditangkap akan
mengurangi jumlah ikan yang bisa dipancing (rival).

*Hak Kepemilikan*

1. Rezime kepemilikan individu/pribadi (private property regime), yakni kepemilikan


pribadi atas sesuatu dimana hak atas sesuatu tersebut melekat pada pemiliknya,
sehingga aturan berkenaan dengan sesuatu tersebut ditetapkan sendiri dan
hanya berlaku untuk pemiliknya.
2. Rezim kepemilikan bersama (common property regime), yakni kepemilikan oleh
sekelompok orang tertentu dimana hak, kewajiban dan aturan ditetapkan dan
berlaku untuk anggota kelompok tersebut
3. Rezim kepemilkan oleh negara, hak kepemilikan dan aturanaturannya ditetapkan
oleh negara, individu tidak boleh memilikinya
4. Rezim akses terbuka, tidak ada aturan yang mengatur mengenai hak dan
kewajiban
*Eksternalitas*
Eksternalitas adalah biaya yang harus ditanggung atau manfaat tidak langsung
yang diberikan dari suatu pihak akibat aktivitas ekonomi
eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap
pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan. Artinya
Eksternalitas timbul karena tindakan konsumsi atau produksi dari satu pihak
mempunyai pengaruh terhadap pihak lain yang tidak ada kompensasi yang diterima
oleh pihak yang terkena dampak tersebut.
Eksternalitas positif adalah tindakan seseorang yang memberikan manfaat bagi orang
lain. Sedangkan eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan pada orang lain
diluar sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif.
Eksternalitas negative. Polusi udara akibat asap kendaraan bermotor atau pabrik yang
menggunakan bahan bakar fosi
Eksternalitas positif. Vaksinasi. Manfaat tidak hanya bagi orang
yang divaksinasi tetapi juga orang lain karena risiko penularan menurun.
Solusi untuk eksternalitas
Para ekonom dan pembuat kebijakan mengajukan beberapa opsi untuk mengurangi
eksternalitas, terutama eksternalitas negatif. Beberapa diantara solusi untuk
eksternalitas adalah:
 Penegakan hak kepemilikan properti
 Pajak
 Peraturan
 Subsidi

*Permintaan*
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan
waktu tertentu, sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau
ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Elastisitas permintaan dan penawaran merupakan ukuran yang menunjukkan sampai
dimana kuantitas yang diminta atau ditawarkan akan mengalami perubahan
sebagai akibat dari suatu perubahan harga
a) Elastis adalah jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih
besar daripada persentase perubahan harga atau jika nilai koefisien > 1,
biasanya terdapat pada barang-barang yang memiliki tingkat substitusi banyak
sseperti pada barang elektronik (televisi dan telepon seluler).
b) Inelastis adalah jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih
kecil daripada persentase perubahan harganya (nilai koefisien < 1), biasanya
terdapat pada barang yang tidak memiliki banyak substitusi, misalnya garam.
c) Elastis uniter adalah jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta
sama dengan persentase perubahan harganya (nilai koefisien = 1), terdapat
pada sebagian barang elektronik, misalnya VCD player dan DVD player.
d) Elastis sempurna adalah harga tidak berubah, tetapi jumlah yang diminta
berubah. Contohnya harga garam dan harga bensin.
e) Inelastis sempurna, adalah berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan
berpengaruh terhadap jumlah barang dan jasa yang diminta, contohnya harga
beras.

Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan


a) Ketersediaan Barang Substitusi, Semakin banyak dan semakin baik barang
substitusi, maka elastisitas permintaannya akan cenderung semakin besar.
b) Jumlah Penggunaan Barang dan Jasa Semakin besar jumlah penggunaan
barang dan jasa, akan semakin besar elastisitas permintaannya.
c) Pengeluaran atas Barang dan Jasa Semakin besar persentase pendapatan yang
digunakan untuk pengeluaran barang dan jasa, maka elastisitas permintaannya
cenderung semakin besar.
d) Intensitas Kebutuhan Jika kebutuhan akan suatu barang dan jasa sangat besar,
kenaikan harga sedikit sekali pengaruhnya terhadap permintaan.
e) Masa Penyesuaian Semakin lama periode yang diperlukan bagi penyesuaian
jumlah barang dan jasa yang diminta, maka permintaannya cenderung semakin
elastis. Hal ini disebabkan karena konsumen memerlukan waktu untuk
mempelajari pergerakan harga-harga baru.
f) Pendapatan konsumen Semakin tinggi pendapatan konsumen maka, jumlah
barang dan jasa yang akan dibeli akan semakin meningkat.

Barang substitusi adalah barang pemuas kebutuhan yang dapat menggantikan peran
benda pemuas kebutuhan lainnya. Seperti beras ke ubi.
*Ekonomi Pembangunan Berkelanjutan*
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan
hidup masa sekarang dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup
generasi mendatang.

*Willingness to Pay*
Willingness to pay ialah harga tertinggi seseorang (konsumen) yang rela dibayarkan
untuk mendapatkan suatu manfaat baik berupa barang atau jasa, serta menjadikan
tolak ukur seberapa besar calon konsumen menghargai barang atau jasa tersebut.
Faktor yang Memengaruhi Willingness to Pay
1. Keadaan ekonomi
Jika terjadi masalah ekonomi, apakah kamu tetap ingin berbelanja seperti biasanya?
Jawaban idealnya adalah, tentu tidak.
Itulah mengapa, naik-turun ekonomi adalah hal yang memengaruhi willingness to pay.
Jika ekonomi sedang tak baik, besar kemungkinan, WTP produkmu akan turun.
Sebab, semakin banyak orang yang ingin mengurangi pengeluaran mereka. Secara
otomatis, pelanggan lebih suka dengan barang yang lebih murah.
2. Tingkat tren produk
Selain trending topic, apa lagi yang dipengaruhi oleh isu-isu panas? Willingness to
pay dari produkmu adalah salah satunya. Glints akan memberikan contoh.
Di awal masa pandemi corona, harga sabun cuci tangan mendadak meroket. Semua
orang tetap rela membelinya meski harganya selangit.
4. Kelangkaan produk
Coba perhatikan, barang-barang koleksi langka kerap punya harga lebih mahal dari
biasanya. Namun, banyak orang yang tetap mau membelinya.
Dengan alasan unik dan sulit didapatkan, WTP barang-barang ini melejit. Pelanggan
mau menguras kantong lebih dalam karena barang tersebut langka.
5. Kualitas produk
Orang bilang, ada harga ada rupa. Frasa ini memang sering benar. Banyak orang yang
mau membayar lebih jika produkmu punya kualitas prima.

You might also like