You are on page 1of 6

EKUILIBRIUM ISSN : 1412-9124

Vol. 12. No. 2. Halaman : 37 – 41 Juli 2013

UNJUK KERJA KATALIS HETEROGEN NANOKOMPOSIT ZnO/Fe2O3


UNTUK REAKSI TRANSESTERIFIKASI PADA PEMBUATAN BIODIESEL
DARI MINYAK JELANTAH DENGAN TINJAUAN WAKTU REAKSI

Arif Jumari*, Agus Purwanto, Danik Widi Astuti, dan Yunie Widhyastuti
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami no. 36 A, Surakarta 57126 Telp/fax: 0271-632112

*Email: arifjumari@yahoo.com

Abstract: Biodiesel is renewable fuel sources that has the same properties with diesel fuel. It is
usually produced from transesterification of vegetable oil with alcohol. Transesterification can be
done by homogen or heterogen catalyst. ZnO-based heterogen catalyst can produce a high purity
biodiesel. The particle size is made into the nano size. Fe2O3 was added to ZnO nanoparticle
matrix to make it easier to separate from the product. The purpose of this research was to obtain
catalytic and separation performance of nanocomposite ZnO/Fe2O3. After being activated, it was
mixed with methanol, stirred in reactor and heated until 65oC. At the same time, waste cooking
oil at 65oC was added to the reactor. Reaction was carried out for 3 hours at constant temperature
of 65oC. Then the product was separated. The top layer was methyl ester, and the bottom layer
was glycerol. The product and catalyst were separated by magnet. The separated catalyst was
collected as catalyst recovery. The glycerol was analyzed to determine the reaction convertion.
Methyl ester was analyzed using GC-MS method. The result showed that the catalyst recovery
decreased from 76,4% to 65,3% and the convertion from GC-MS was 66,11% for 6 hours.

Keywords: transesterification,nanocomposite ZnO/Fe2O3 catalyst, catalyst recovery, reaction


convertion, GC-MS.

PENDAHULUAN
Biodiesel merupakan bahan bakar yang tinggi untuk reaksi transesterifikasi pada
terbarukan dengan properties pembakaran yang pembuatan biodiesel yaitu katalis berbasis ZnO.
mirip dengan bahan bakar diesel. Biodiesel Agar aktivitas katalis tinggi maka luas permukaan
biasanya diproduksi dari reaksi transesterifikasi per satuan massa katalis harus besar. Untuk itu
minyak nabati dengan alkohol rantai pendek. katalis dibuat berukuran nanopartikel. Namun
Biodiesel secara signifikan menurunkan emisi ukuran yang kecil akan mempersulit pemisahan
CO2, SOx, dan hidrokarbon tak-terbakar dari katalis dari produknya sehingga katalis dibuat
kendaraan bermotor. Oleh karena itu, biodiesel komposit dengan senyawa yang bersifat magnetik
merupakan alternatif yang menjanjikan sebagai sehingga katalis dapat dipisahkan dari produknya
pengganti bahan bakar dari fosil. dengan menggunakan magnet.
Reaksi transesterifikasi biasanya Tujuan penelitian ini adalah membuat
menggunakan larutan basa sebagai katalis. katalis heterogen nanokomposit ZnO/Fe2O3 untuk
Asam lemak bebas bereaksi dengan katalis reaksi transesterifikasi dan menentukan performa
homogen basa dan menghasilkan sabun. katalis dan rekaveri katalis nanokomposit
Adanya sabun ini menyulitkan dalam pemisahan ZnO/Fe2O3 pada reaksi transesterifikasi.
gliserol dan mengurangi yield metal ester. Air
dalam bahan baku menyebabkan hidrolisis
minyak dan fatty acid methyl ester. Oleh karena
itu, minyak yang memiliki kandungan asam
lemak bebas dan air yang tinggi idak dapat
menggunakan katalis homogen secara
langsung.
Untuk memperbaiki kelemahan tersebut,
dapat dilakukan dengan menggunakan katalis
heterogen. Berdasarkan penelitian yang sudah
ada, katalis berbasis oksida memiliki aktivitas

37
LANDASAN TEORI menghasilkan produk samping berupa sabun.
Komposisi dari minyak jelantah adalah Selain itu, penggunaan katalis homogen basa
sebagai berikut : mempunyai kelemahan dalam hal pemisahan
katalis dari produk yang rumit serta adanya limbah
Tabel 1. Komposisi Minyak Jelantah cair alkalin yang perlu penanganan khusus (Pinto
Komponen Minyak et. al., 2005).
%
Jelantah Untuk mengatasi masalah di atas,
C 16:0 11,58 dikembangkan alternatif menggunakan katalis
C 16:1 0,18 heterogen pada reaksi transesterifikasi
C 18:0 4,26
pembuatan biodiesel. Katalis heterogen
C 18:1 24,84
merupakan katalis yang mempunyai fase yang
C 18:2 53,55
C 18:3 5,60
berbeda dengan fase reaktannya. Untuk kasus
Kandungan FFA 3,78 reaksi transesterifikasi pembuatan biodiesel, fase
Kandungan air 0,06 reaktan adalah cair sedang fase katalis
heterogennya adalah padat. Katalis padat katalis
yang berbasis material oksida menarik untuk
Biodiesel dapat diproduksi dengan reaksi
dikaji. Hal ini dikarenakan material oksida aman,
transesterifikasi, yaitu reaksi yang dilakukan
murah, mudah di produksi dan ketersediaan
dengan mereaksikan trigliserida dan alkohol
bahan bakunya melimpah di Indonesia.
menggunakan katalis asam atau basa. Hasilnya
Salah satu material oksida yang dapat
molekul-molekul trigliserida yang panjang dan
digunakan sebagai katalis dalam reaksi
bercabang diubah menjadi ester-ester yang
transesterifikasi adalah ZnO. Biodiesel yang
lebih kecil yang memiliki ukuran dan sifat yang
diproduksi dengan katalis ZnO mempunyai yield
serupa dengan minyak solar.Adapun reaksi
sebesar 86.1% dan kandungan methyl ester yang
pembuatannya adalah sbb: (J. Jitputti et. al.,
tinggi sebesar 98.9%. Ini menunjukkan bahwa
2006)
katalis ZnO menghasilkan produk biodiesel
dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi. Hal
inilah yang mendasari dipilihnya katalis berbasis
ZnO dalam penelitian ini.
Untuk meningkatkan aktivitas katalitik
material ZnO dan meningkatkan yieldnya, maka
ZnO diperkecil menjadi ukuran nano agar luas
permukaannya menjadi lebih besar sehingga
Trigliserida metanol metil ester giserol
kemampuan katalitiknya bertambah.Bila ZnO
Gambar 1. Reaksi Transesterifikasi Trigliserida partikel berukuran 1 mikron (10-6 m), maka partikel
dengan Alkohol ini akan mempunyai luas permukaan sebesar
1,0695 m2/g. Tetapi bila ukurannya diperkecil
Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan sampai 10 nm (10-8 m), maka luas permukaannya
menggunakan katalis asam atau basa, baik yang akan menjadi 100 kalinya yaitu sebesar 106,95
homogen maupun heterogen. Namun m2/g. Dengan penambahan luas permukaan yang
kebanyakan reaksi transesterifikasi dilakukan signifikan ini secara teoritis akan meningkatkan
dengan menggunakan katalis homogen basa, yield reaksi transesterifikasi biodiesel.
seperti KOH dan NaOH, yang dapat Namun, penggunaan katalis berukuran
menyebabkan terbentuknya air yang berasal nano mengakibatkan sulitnya pemisahan katalis
dari reaksi hidroksida dan alkohol. Adanya air dari produk biodieselnya. Untuk itu, pada matrik
dalam sistem reaksi mengakibatkan terjadinya ZnO nanopartikel ditambahkan Fe2O3.
reaksi hidrolisis ester menjadi sabun. (J. Jitputti Penambahan Fe2O3 bertujuan untuk membuat
et. al., 2006) katalis bersifat magnetik, sehingga pemisahan
katalis dari produknya menjadi lebih mudah.
RCOOR’ + H2O ↔ RCOOH + ROH Pemisahan katalis dapat dilakukan menggunakan
RCOOH + NaOH ↔ RCOONa + H2O magnet.
Reaksi transesterifikasi dengan katalis
Gambar 2. Reaksi penyabunan antara asam heterogen biasanya dilakukan pada suhu dan
lemak alkil ester dengan air dan tekanan yang tinggi. Namun kondisi operasi
NaOH tersebut beresiko tinggi dan membutuhkan
peralatan yang lebih rumit. Oleh sebab itu, pada
Dari reaksi di atas, dapat diketahui bahwa penelitian ini reaksi transesterifikasi dilakukan
penggunaan katalis homogen basa akan pada suhu 65oC dan tekanan atmosferis, sehingga

38 E K U I L I B R I U M Vol. 12. No. 2. Juli 2013 : 37 – 41


katalis harus diaktivasi terlebih dahulu sebelum lapisan bawahnya adalah gliserol. Katalis
digunakan. Aktivasi katalis dilakukan dengan dipisahkan menggunakan magnet dan
cara impregnasi dan kalsinasi. dikumpulkan sebagai rekaveri katalis. Biodiesel
dihitung konversinya dan kandungan metil
METODE PENELITIAN esternya diuji menggunakan GC-MS.
Pengujian katalitik nanokomposit
ZnO/Fe2O3 dilakukan dengan reaksi
transesterifikasi minyak jelantah dan metanol.
Bagan peralatan transesterifikasi ditunjukkan HASIL DAN PEMBAHASAN
seperti gambar berikut: Uji katalitik nanokomposit ZnO/Fe2O3
dilakukan pada suhu 65oC dan tekanan
atmosferis. Kondisi operasi pengujian ini dipilih
dengan pertimbangan keamanan. Seharusnya
reaksi ini dilakukan pada suhu tinggi, namun itu
tidak dilakukan karena tekanannya harus tinggi
yang selain berbahaya juga sangat mahal dan
peralatannya yang rumit. Sebagai konsekuensi
dari perubahan tersebut, katalis harus diaktivasi
terlebih dahulu dengan cara diimpregnasi dan
dikalsinasi. Hasil dari perubahan kondisi operasi
ini mungkin saja hasilnya tidak sebaik apabila
dilakukan pada kondisi operasi yang semestinya.
Reaksi transesterifikasi minyak jelantah dan
metanol untuk uji katalitik katalis nanokomposit
ZnO/Fe2O3 yang sudah diaktivasi dilakukan pada
Keterangan : suhu 65oC selama 3 jam. Hasil Reaksi berupa
1. Motor pengaduk 6. Pemanas mantel campuran metil ester, gliserol, minyak jelantah
2. Statif 7. Air pendinin keluar yang belum terkonversi dan katalis, selanjutnya
3. Pengaduk merkuri 8. Pendingin bola dipisahkan. Katalis dipisahkan menggunakan
4. Termometer 9. Klem magnet yang dimasukkan ke dalam campuran
5. Labu Leher tiga 10. Air pendingin masuk
dimana katalis menempel pada magnet dan
terpisah dari campuran. Berat katalis yang dapat
Gambar 3. Rangkaian Alat Transesterifikasi dipisahkan selanjutnya dibandingkan dengan
berat katalis yang digunakan dalam reaksi.
Pretreatment minyak jelantah dilakukan Perbandingan tersebut menunjukan persentase
dengan disaring menggunakan kertas saring. rekaveri katalis dari katalis nanokomposit
Minyak jelantah terlebih dahulu dianalisa ZnO/Fe2O3. Hasil penelitian untuk rekaveri katalis,
ekivalen asam lemak bebas, ekivalen asam ditunjukkan pada tabel berikut :
lemak total, dan bilangan sabunnya.
Sebelum digunakan untuk reaksi Tabel 2. Hasil Rekaveri Katalispada
transesterifikasi katalis diaktifkan terlebih dahulu Transesterifikasi Minyak
dengan dikalsinasipada suhu 500oC selama 3 Jelantah dan Metanol dengan
jam kemudian diimpregnasi dengan direndam Katalis Nanokomposit ZnO/Fe2O3
dalam larutan KNO3 lalu menguapkan airnya
dalam oven. Kemudian dikalsinasi lagi dengan Percobaan Waktu Reaksi(jam) % Rekaveri
memanaskan katalis yang telah diimpregnasi I 3 76,4
dalam furnace pada suhu 500oC selama 5 jam. II 4 72,3
Katalis nanokomposit ZnO/Fe2O3 III 5 68,1
teraktivasi dengan berat katalis 3,5% dicampur
IV 6 65,3
dengan metanol dan dimasukkan ke dalam
reaktor dengan terus diaduk dan dipanaskan
sampai suhu 65oC kemudian minyak jelantah
dengan suhu yang sama dimasukkan ke dalam
reaktor, campuran dalam reaktor secara terus-
menerus diaduk dan dijaganya suhunya konstan
65oC selama 3,4,5, dan 6 jam. Selanjutnya
produk reaksi didiamkan agar terpisah menjadi 2
lapisan.Lapisan atas adalah metal esterdan

Unjuk Kerja Katalis Heterogen Nanokomposit ZnO/Fe2O3 untuk Reaksi Transesterifikasi pada Pembuatan 39
Biodiesel dari Minyak Jelantah dengan Tinjauan Waktu Reaksi
(Arif Jumari, Agus Purwanto, Danik Widi Astuti, dan Yunie Widhyastuti)
Rekaveri Katalis (%)

Konversi (%)
Waktu (Jam)
Waktu (Jam)

Gambar 5. Konversi yang Dihasilkan pada Reaksi


Gambar 4. Rekaveri Katalis yang Dihasilkan pada Transesterifikasi Minyak Jelantah
Reaksi Transesterifikasi Minyak dengan Katalis Nanokomposit
Jelantah dengan Katalis Nanokomposit Zno/Fe2O3
Zno/Fe2O3
Gambar 5 menunjukkan bahwa konversi
Gambar 4 menunjukkan perolehan yang dihasilkan pada reaksi transesterifikasi
rekaveri katalis yang dihasilkan. Untuk waktu semakin naik dengan bertambahnya waktu reaksi.
reaksi yang bertambah, dihasilkan rekaveri Hal ini dikarenakan semakin lama waktu reaksi,
katalis yang menurun. Semakin lama waktu berarti semakin lama pula waktu kontak antara
reaksi, semakin banyak gliserol yang terbentuk, metanol dan minyak jelantah, sehingga methyl
dan semakin banyak pula katalis yang terikut ke ester yang dihasilkan semakin banyak. Konversi
gliserol. Sehingga rekaveri katalis yang reaksi yang dihasilkan pada penelitian ini masih
dihasilkan juga semakin kecil. sangat kecil 36,04%. Hal ini terjadi karena
Setelah katalis dipisahkan dari campuran, penelitian ini dilakukan pada suhu 65oC dan
campuran gliserol dan metil ester serta minyak tekanan atmosferis, padahal seharusnya
jelantah yang belum bereaksi dipisahkan dilakukan pada suhu tinggi (250oC) dan tekanan
dengan cara dekantasi. Campuran dibiarkan yang tinggi. Selain itu juga disebabkan oleh jumlah
selama 20 jam dan campuran membentuk dua katalis yang digunakan relatif sedikit dan
lapisan. Lapisan atas adalah metil ester dan impregnasi yang belum sempurna. Untuk
lapisan bawah adalah gliserol dan minyak meningkatkan konversi bisa dilakukan dengan
jelantah yang tidak terkonversi. Jumlah gliserol meningkatkan jumlah katalis, meningkatkan waktu
yang diproleh ditentukan jumlahnya dan reaksi, dan impregnasi yang lebih baik.
dianalisis dengan titrasi untuk menentukan Lapisan atas produk reaksi diidentifikasi
konversinya, sedangkan campuran metil ester kandungan metil esternya dengan GC-MS. Hasil
dan minyak jelantah yang tidak terkonversi diuji pengujian GC-MS terhadap hasil reaksi
kandungan metil esternya dengan GC-MS. Hasil transesterifikasi minyak jelantah dengak katalis
untuk konversi reaksi transesterifikasi minyak nanokomposit ZnO/Fe2O3 ditampilkan pada
jelantah dengan katalis nanokomposit gambar berikut :
ZnO/Fe2O3, ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 3. Hasil Konversipada Transesterifikasi


Minyak Jelantah dan Metanol dengan
Katalis Nanokomposit ZnO/Fe2O3

Percobaan Waktu (jam) Konversi (%)


I 3 23,61
II 4 26,89
III 5 31,73
IV 6 36,04

Gambar 6. Kromatogram GC-MS terhadap Hasil


Reaksi

40 E K U I L I B R I U M Vol. 12. No. 2. Juli 2013 : 37 – 41


selama 3, 4, 5, dan 6 jam, hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi penurunan rekaveri
Tabel 4. Hasil Pengujian GC-MS terhadap Hasil katalis dari 76,4% untuk waktu reaksi 3 jam
Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah
menjadi 65,3% untuk waktu reaksi 6 jam. Konversi
dengan Nanokomposit ZnO/Fe2O3
sedikit meningkat dari 23,61% untuk waktu reaksi
3 jam menjadi 36,06% untuk waktu reaksi 6 jam.
Waktu Luas Dari hasil GC-MS diperoleh konversi sebesar
Senyawa yang
Puncak Retensi Puncak 66,11% untuk waktu reaksi 6 jam. Reaksi
diduga
(menit) (%) transesterifikasi dengan katalis heterogen
nanokomposit ZnO/Fe2O3 dapat lebih
1 18,608 8,02 Metil palmitat
dioptimalkan dengan penggunaan rasio
2 18,842 9,90 Metil oleat katalis/minyak yang lebih besar atau impregnasi
katalis yang lebih baik.
3 19,092 1,2 Metil stearat
UCAPAN TERIMAKASIH
4 20,342 76,99 Metil linoleat
Penelitian ini dibiayai oleh Direktorat Jederal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Dari data diatas dapat dinyatakan bahwa Nasional melalui dana Penelitian Hibah Bersaing
hasil sreaksi transesterifikasi minyak jelantah tahun 2011, untuk itu pada kesempatan ini penulis
adalah senyawa metil ester.yang merupakan ingin mengucapkan banyak terima kasih. Terima
senyawa utama dalam biodiesel. Senyawa metil kasih juga disampaikan kepada asisten dan
ester yang diperoleh adalah metil palmitat, metil mahasiswa serta laboran yang membantu
linoleat, metil oleat, metil stearat. Jenis senyawa pelaksanaan penelitian.
metil ester yang diperoleh tersebut sesuai
dengan jenis trigliserida yang terdapat pada DAFTAR PUSTAKA
minyak jelantah yang digunakan untuk reaksi Angelo C. Pinto, Lilian L.N. Guarieiro, Michele J.C.
transesterifikasi ini, yaitu asam palmitat, asam Rezende, Nubia M. Ribeiro, Ednildo A.
stearat, asam linoleat, dan asam oleat. Dengan Torres, Wilson A. Lopes, Pedro A. de P.
demikian terlepas dari konversi yang memang Pereira and Jailson B. de Andrade, 2005,
masih rendah, produk yang dihasilkan memang “Biodiesel: An Overview”, Journal of Brazilian
benar-benar methyl ester yang merupakan Chemcal Society 16, 6B, pp. 1313-1330
komponen utama dalam biodiesel. Dengan kata D. P. Dufaux and R. L. Axelbaum, 1995, “
lain katalis nanokomposit ZnO/Fe2O3 terbukti Nanoscale Unagglomerated Nonoxide
memiliki sifat katalitik yang baik sehingga bisa Particles from a Sodium Coflow Flame”,
digunakan sebagai katalis heterogen pada Combustion and Flame100, pp. 350-358
reaksi transesterifikasi pembuatan biodiesel. Dora E. Lopez, Kaewta Suwannakarn, David A.
Dari uji GC-MS hasil yang diperoleh Bruce, James G. Goodwin Jr.m 2007,”
konversi yang berbeda dengan uji titrasi. Dari Esterification and transesterification on
GC-MS diperoleh konversi sebesar 66,11% tungstated zirconia: Effect of calcination
untuk waktu reaksi 6 jam. Sedangkan dari uji temperature”, Journal of Catalysis 247, pp.
titrasi hanya diperoleh konversi sebesar 36,04%. 43-50
Hal ini menunjukkan bahwa pengujian Hee Dong Jang, 2001, “Experimental study of
seharusnya dilakukan dengan uji GC-MS. synthesis of silica nanoparticles by a bench-
Karena dari uji GC-MS diperoleh hasil yang scale diffusion flame reactor”, Powder
mendekati dengan acuan yang kami gunakan Technology 119, pp. 102–108
yang menyebutkan bahwa ZnO dapat mencapai Hendrik K Kammler, Luts Madler and Sotiris E.
kanoversi sebesar 86%. Pratsinis, 2001, “Flame Synthesis of
Nanoparticles”, Chemical Engineering
KESIMPULAN Technology vol. 24 no 6, pp 583-596
Dengan impregnasi dan kalsinasi terlebih J.M. Makela, H. Keskinen, T. Forsblom, J.
dahulu, katalis heterogen nanokomposit Keskinen, 2004, “Generation of metal and
ZnO/Fe2O3dapat digunakan sebagai katalis metal oxide nanoparticles by liquid flame
dalam transesterifikasi. Uji katalitik dilakukan spray pyrolysis”, Journal of Material Science
dengan transesterifikasi minyak jelantah dan 29, pp 2783-2788
metanol yangdilakukan pada suhu operasi 65oC Jon Van Gerpen, 2005, “Biodiesel processing anf
dan tekanan atmosferis. Untuk rasio berat production”, Fuel Processing Technology 86,
katalis/minyak 3,5% dan varisai waktu reaksi pp. 1097-1107

Unjuk Kerja Katalis Heterogen Nanokomposit ZnO/Fe2O3 untuk Reaksi Transesterifikasi pada Pembuatan 41
Biodiesel dari Minyak Jelantah dengan Tinjauan Waktu Reaksi
(Arif Jumari, Agus Purwanto, Danik Widi Astuti, dan Yunie Widhyastuti)
L. Madler, K.H. Kamler, R Mueller and S.E Takao Tani, Lutz Madler and Sotiris E. Pratsinis,
Pratsinis, 2002, “Controlled synthesis of 2002, “Homogeneous ZnO nanoparticles by
nanostructured particles by flame spray flame spray pyrolysis”, Journal of
pyrolysis”, Aerosol Science 33, pp 369-389 Nanoparticle Research4, pp. 337–343
S. Grimm, M. Schultz, S. Barth, 1997, “ Flame Takao Tani, Lutz Madler, Sotiris E. Pratsinis, 2002,
pyrolysis-a preparation route for Ultrafine Synthesis of -Willemite Nanoparticles by
pure γ-Fe2O3 powders and the Control of Post-calcination of Flame-made Zinc
Their Particle Size and Properties”, Journal Oxide/Silica Composites”, Part. Part. Syst.
of Material Science 32, pp 1083-1092 Charact. 19, pp. 354-358
T. Sahm, L. Madler, A. Gurlo, N. Barsan, S. E.
Pratsinis, U. Weimar, 2004, “Flame Spray
Synthesis of Tin Dioxide Nanoparticles for
Gas Sensing”, Sensor and Actuators B 98,
pp 148-153

42 E K U I L I B R I U M Vol. 12. No. 2. Juli 2013 : 37 – 41

You might also like