You are on page 1of 13

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP

SISWA TENTANG BAHAYA ROKOK

Puryanto*)

Eko jimi S**), Sayono***)

*) Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang,

**) Dosen Program Studi D3 keperawatan STIKES Telogorejo Semarang,

***) Dosen FKM Unimus Semarang,

ABSTRAK

Merokok merupakan masalah yang masih sulit diselesaikan hingga saat ini. Banyak faktor anak-
anak SD N 02 di Kelurahan Tawang Mas yang mencoba merokok, salah satunya yang
mempengaruhi perilaku tersebut adalah pengetahuan dan sikap terhadap rokok itu sendiri.
Pengetahuan dan sikap ini dapat diubah dengan pemberian penyuluhan dan bimbingan melalui
pendidikan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap siswa sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan.
Penelitian ini menggunakan rancangan pre-test post-test control group design. Data dikumpulkan
dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Sampel penelitian ini terdiri 32
responden yang dialokasikan menjadi 2 kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan pengetahuan dan sikap
sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan dengan nilai (p = 0,000,) dari hasil penelitian sebagian
anak belum mengetahui dampak rokok bagi kesehatan dan ada berapa anak yang sudah mengetahui
bagaimana dampak rokok bagi kesehatan, salah satunya adalah dapat mengganggu pernafasan.

Kata kunci : bahaya rokok, pendidikan kesehatan, pengetahuan, sikap

ABSTRACT

Smoking is still becoming a difficult problem to be solved. There are many factors of SD N 2
students in Tawang Village try to smoke. One of them is the knowledge and the attitude toward the
cigarette itself. These could be changed by giving counseling through health education. The
research aimed to know wss there any influence of health education toward the knowledge and the
students’ attitude, before and after the treatment?. This study used pre test - post test control group
design. Data was collected by quisioners that the validity and reliability were tested. The sample of
this study was consist of 32 respondents, who are allocated to be 2 groups, they are control and
treatment group. The result showed that there was a significant influence between the knowledge of
health education and the attitude before and after treatment with value (p= 0,000). From the result,
some of the students did not know the impact of smoking that it could interfere the respiratoty, and
others knew it well. .

Key words : The danger of smoking, Health Education, Knowledge, Attitude

1
Latar Belakang dan semakin dini dari segi usia memulai

merokok (Asroruddin, 2006, ¶2). Bila dahulu


Merokok merupakan masalah yang masih sulit
orang mulai berani merokok biasanya ketika
diselesaikan hingga saat ini. Berbagai dampak
usia SMP maka sekarang dapat dijumpai anak-
dan bahaya merokok sebenarnya sudah
anak SD kelas 5 yang sudah mulai berani
dipublikasikan kepada masyarakat, namun
merokok secara diam-diam (Mu’tadi, 2002, 1 ).
kebiasaan merokok masyarakat masih sulit

untuk dihentikan. terkandung tidak kurang dari Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar

4000 zat kimia beracun. Ironisnya para perokok (Riskesdas) tahun 2007 dan 2010, terjadi

sebenarnya sudah mengetahui akan dampak dan kecenderungan peningkatan umur mulai

bahaya dari merokok, namun masih tetap saja merokok pada usia yang lebih muda. Menurut

melakukan aktivitas tersebut (Imasar, 2008, Riskesdas 2007, usia pertama kali merokok

dalam Firmansyah, 2009, ¶1). Sekitar 4,9 juta pada usia 5-9 tahun sebesar 1,2%, pada usia 10-

orang di negara berkembang meninggal dunia 14 tahun sebesar 10,3%, pada usia 15-19 tahun

karena rokok pada tahun 2003 Maka dari itu, sebesar 33,1%, pada usia 20-24 tahun sebesar

para ahli kesehatan dunia memperkirakan tahun 12,1%, pada usia 25-29 tahun sebesar 3,4% dan

2030 sekitar 10 juta orang mati akibat rokok pada usia >30 tahun sebesar 4%. Sedangkan

dan 70 persen terjadi di negara berkembang. Di menurut Riskesdas 2010, umur pertama kali

Indonesia sendiri, Indonesia termasuk 5 negara merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,7%,

dengan konsumsi rokok terbesar di dunia pada usia 10-14 tahun sebesar 17,5%, pada usia

(Ramadhan, 2007, ¶1). Suatu penelitian 15-19 tahun sebesar 43,3%, pada usia 20-24

menunjukkan bahwa jumlah perokok di tahun sebesar 14,6%, pada usia 25-29 tahun

Indonesia cenderung bertambah yaitu 31,5% sebesar 4,3% dan pada usia >30 tahun sebesar

dari penduduk Indonesia tahun 2001, bahkan 3,9%. Aktivitas merokok di kalangan pelajar

lebih dari 50% dengan sampel di suatu daerah, khususnya pelajar di tingkat SMU bukan

2
merupakan hal yang baru. Aktivitas merokok Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan

yang biasa dilakukan kaum pria, saat ini telah baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun

merambah dan sudah dilakoni pula oleh kaum lingkungan masyarakat. Salah satu upaya

hawa. Dari nikmatnya merokok yang dinilai pencegahan yang dapat dilakukan adalah

mengasyikkan dari sebagian orang perokok kegiatan penyuluhan dan bimbingan untuk

ternyata tersimpan hal negatif yang bisa memberikan penerangan dan pengetahuan

ditimbulkan rokok. Setara 4.000 zat kimia yang kepada sasaran yang rawan menyalah gunakan

terdapat dalam sebatang rokok menjadi sumber dan untuk membangkitkan kesadaran mereka

penyakit ataupun memperparah penyakit yang tentang bahaya rokok. Upaya untuk

diderita seseorang (Baradja, 2008, dalam meningkatkan pengetahuan anak-anak

Firmansyah, 2009, ¶6). Dampak rokok terhadap mengenai rokok ini memerlukan dukungan dan

kesehatan sering disebut sebagai ‘silent killer’ peran serta orangtua, masyarakat, pemerintah.

karena timbul secara perlahan dalam tempo Selain itu dari hasil observasi dan wawancara

yang relatif lama, tidak langsung dan tidak peneliti, di SD N 02 di Kelurahan Tawang Mas

nampak secara nyata. Kebiasaan merokok dari hasil wawancara 12 siswa tersebut bahwa

merupakan salah satu faktor resiko bagi banyak anak-anak pernah mencoba merokok. Ditambah

penyakit tidak menular yang berbahaya, antara dengan lokasi SD N 02 di Kelurahan Tawang

lain: kanker, gangguan kardiovaskuler, (misal: Mas, yang strategis dekat dengan toko-toko dan

stroke, jantung, impotensi), serta gangguan warung mempermudah akses para pelajar untuk

kehamilan dan janin. Tingkat kematian bayi mendapatkan rokok, selain faktor pendorong

dan balita dari keluarga yang ayahnya merokok lainnya seperti pergaulan dan lingkungan

jauh lebih besar dibandingkan keluarga dengan sikitar.

ayah yang tidak merokok


METODOLOGI PENELITIAN
(Riskesdas,2007&2010,¶2).
Desain peneitian yang digunakan peneliti yaitu

Eksperimental Design dengan rancangan

3
Pretest-Posttest Control Group Design dan 9 tahun 1 6,3 1 6,3
Total 16 100 16 100
membagi menjadi dua kelompok secara
Berdasarkan tabel 5.1 di atas, dapat diketahui
random. Populasi dalam penelitian ini adalah
bahwa sebagian besar usia siswa pada
seluruh ibu di desa Sawahjoho Kecamatan
kelompok kontrol adalah dalam usia 8 tahun
Warungasem Kabupaten Batang yang
sebanyak 9 siswa dengan persentase (56,3).
mempunyai balita. Sedangkan pengambilan
Sedangkan pada usia 6 dan 7 tahun yaitu
sampel dilakukan secara Systematic Sampling.
masing-masing sebanyak 3 siswa (18,8%).
Dari hasil perhitungan didapatkan jumlah
Sedangkan pada kelompok perlakuan adalah
sampel yang digunakan adalah 16 responden
dalam usia 7 tahun sebanyak 9 siswa dengan
(terdiri dari 16 kelompok perlakuan dan 16
persentase (56,3%), yang berarti dalam
kelompok kontrol). Analisa yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Uji Beda Sampel kelopok kontrol maupun kelompok perlakuan

Berpasangan (Paired Sample T-test). yang terbanyak dalam kategori usia 7 dan 8

tahun dengan jumlah 9 siswa.


HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Tabel 5.2

Analisis Univariat Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian

Berdasarkan Jenis Kelamin di SD N 02


Tabel 5.1
Kelurahan Tawang Mas Januari 2012.
Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian
Kelompok Kelompok
Berdasarkan Usia di SD N 02 Kelurahan Jenis
Kontrol Perlakuan
kelamin
N (%) n (%)
Tawang Mas bulan Januari 2012
Laki-laki 9 56,3 9 56,3
Perempuan 7 43,8 7 43,8
Kelompok Kelompok Total 16 100 16 100
Usia Kontrol Perlakuan
N (%) n (%)
6 tahun 3 18,8 1 6,3
Dari tabel 5.2, dapat diketahui bahwa jenis
7 tahun 3 18,8 9 56,3
8 tahun 9 56,3 5 31,3
kelamin paling banyak adalah perempuan, baik

4
pada kelompok kontrol maupun kelompok Dari tabel 5.4 diatas pengetahuan siswa pada

perlakuan yaitu sebesar 56,3% yang berjumlah kelompok kontrol didapatkan bahwa sebelum

9 siswa. maupun sesudah perlakuan pengetahuan siswa

mengalami perubahan tetapi tidak signifikan,


Tabel 5.3
yaitu sebelum perlakuan dalam kategori Kurang
Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian
sebanyak 10 siswa (62,5%), sedangkan dalam
Berdasarkan Pengetahuan Sebelum dan
kategori Cukup sebanyak 6 Siswa (37,5%) dan
Sesudah Di berikan Pendidikan Kesehatan
sesudah perlakuan yaitu dalam kategori kurang
Kelompok Kontrol di SD N O2 Kelurahan
sebanyak 12 siswa sebanyak siswa (75%)
Tawang Mas Januari 2012
sedangkan dalam kategori Cukup sebanyak 4

Pre Test Post Test siswa (25%). Sebagian siswa sudah mengetahui
Pengetahuan
n (%) n (%)
Baik 0 0 0 0 tentang bahaya rokok, bahwa rokok dapat
Cukup 6 37,5 4 25
Kurang 10 62,5 12 75 mengganggu kesehatan salah satu adalah
Total 16 100 16 100
nikotin zat yang bersifat adiktif (dapat

menyebabkan ketagihan) dan tar yang bersifat


Tabel 5.4
karsinogenik. Rokok memang hanya memiliki

Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian 8-20 mg nikotin, yang setelah dibakar 25

Berdasarkan Pengetahuan Sebelum dan persennya akan masuk ke dalam darah. Namun,

Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan jumlah kecil ini hanya membutuhkan waktu 15

Kelompok Perlakuan di SD N 02 Kelurahan detik untuk sampai ke otak. Dengan merokok

Tawang Mas Januari 2012 mengurangi jumlah sel-sel berfilia (rambut

getar), menambah sel lendir sehingga


Pre Test Post Test
Pengetahuan
n (%) n (%) menghambat oksigen ke paru-paru sampai
Baik 1 6,3 16 100
Cukup 8 50 0 0 resiko delapan kali lebih besar terkena kanker
Kurang 7 43,8 0 0
Total 16 100 16 100 dibandingkan mereka yang hidup sehat tanpa

5
rokok dan ada beberapa siswa yang belum informasi yang tersedia dan keinginan untuk

mengetahui bahwa rokok dapat memgganggu mencari informasi dari berbagai media..

kesehatan antara lain bahwa rokok dapat Menurut Warman (2008, hllm.88). Bahwa

menyebabkan terjadinya penyakit jantung yang pendidikan orang tua, maupun guru di

disebabkan karena nikotin dalam asap rokok sekolahan merupakan salah satu kunci

menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan perubahan pendidikan yang relatif tinggi. Pada

meningkatkan tekanan darah. Sedangkan kelompok perlakuan sebelum diberikan

karbon monoksida mengambil oksigen dalam pendidikan kesehatan adalah dalam kategori

darah lebih banyak yang membuat jantung cukup yaitu sebanyak 8 siswa (50%) dan ada 7

memompa darah lebih banyak. Jika jantung siswa yang masuk dalam kategori kurang

bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah dengan presentase (43,8%). Sedangkan sesudah

tinggi, maka bisa menyebabkan serangan diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan

jantung. Bagi laki-laki berusia 30-40 tahun, siswa meningkat menjadi 16 siswa (100%)

maka merokok bisa meningkatkan risiko dalam kategori Baik. Sebagian siswa sudah

disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Hal ini mengetahui dampak rokok bagi kesehatan.

karena merokok bisa merusak pembuluh darah, Rokok memiliki 4000 zat kimia berbahaya

nikotin mempersempit arteri sehingga untuk kesehatan, di antaranya adalah nikotin

mengurangi aliran darah dan tekanan darah ke yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat

penis. Jika seseorang sudah mengalami karsinogenik. Rokok memang hanya memiliki

impotensi, maka bisa menjadi peringatan dini 8-20 mg nikotin, yang setelah dibakar 25

bahwa rokok sudah merusak daerah lain di persennya akan masuk ke dalam darah. Namun,

tubuh (Zulkifli, 2008, dalam Firmansyah, 2009, jumlah kecil ini hanya membutuhkan waktu 15

¶3). Masih banyaknya pengetahuan siswa yang detik untuk sampai ke otak. Dengan merokok

kurang baik disebabkan oleh berbagai faktor mengurangi jumlah sel-sel berfilia (rambut

seperti peran penyuluhan kesehatan, akses getar), menambah sel lendir sehingga

6
menghambat oksigen ke paru-paru sampai membebaskan diri dari ketidaktahuannya.

resiko delapan kali lebih besar terkena kanker Proses belajar untuk menghasilkan hasil yang

dibandingkan mereka yang hidup sehat tanpa efektif dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu

rokok (Zulkifli, 2008, dalam Firmansyah, 2009, materi, lingkungan, instrumental dan faktor

¶3). individual sebagai obyek. Pada faktor materi

pelajarannya terutama yang berpengaruh adalah


Jadi pada kelompok perlakuan terjadi
derajat kesulitan (kompleksitas), kejelasan
perubahan yang signifikan antara sebelum dan
(clarity) serta bentuk tujuan belajar yang
sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Hal
bagaimana yang akan dicapai. Sejauhmana
ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan
individu pelakunya sudah mengenal dan
dapat dijadikan sebagai salah satu usaha untuk
terbiasa dengan materi pelajaran yang
membantu individu meningkatkan kemampuan
bersangkutan juga akan menentukan
dalam hal tingkat pengetahuan dapat diperoleh
keberhasilan proses belajar tersebut
dari pendidikan, pengalaman diri maupun orang
(Notoatmodjo, 2003, hlm.).
lain, media massa, lingkungan. Peningkatan

pengetahuan ini karena adanya pemberian Tabel 5.5

informasi, dimana didalamnya terdapat proses


Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian
belajar. Proses belajar sebagai proses untuk
Berdasarkan Sikap Sebelum dan Sesudah
menambah pengetahuan, pemahaman dan
Diberikan Pendidikan Kesehatan Kempok
ketrampilan yang dapat diperoleh melalui
perlakuan di SD N 02 Kelurahan Tawang Mas
pengalaman atau melakukan studi (proses
Januari 2012.
belajar mengajar) (Notoatmodjo, 2003, hlm,).
Pre Test Post Test
Dengan belajar individu diharapkan mampu Sikap
n (%) n (%)
Baik 0 0 13 81,3
menggali apa yang terpendam dalam dirinya
Cukup 2 12,5 3 18,8
Kurang 14 87,5 0 0
dengan mendorongnya untuk berpikir dan
Total 16 100 16 100
mengembangkan kepribadiannya dengan

7
Tabel 5.6 terdapat perubahan antara sebelum maupun

sesudah perlakuan, sedangkan pada kelompok


Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian
perlakuan terjadi perubahan yaitu peningkatan
Berdasarkan Sikap Sebelum dan Sesudah
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
Diberikan Pendidikan Kesehatan Kempok
kesehatan. Sesuai dengan hasil penelitian,
perlakuan di SD N 02 Kelurahan Tawang Mas
pendidikan kesehatan ternyata berperan dalam
Januari 2012
perubahan sikap individu, karena di dalam
Pre Test Post Test
Sikap pendidikan kesehatan terkandung unsur-unsur
n (%) n (%)
Baik 0 0 11 68,8
komunikasi dan khususnya dalam upaya
Cukup 5 31,3 5 31,3
Kurang 11 68,8 0 0
mengubah sikap, individu dapat mengeluarkan
Total 16 100 16 100
ide, keyakinan dan merespon atau memberikan

Berdasarkan Distribusi Frekuensi Sikap siswa jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

pada kelompok kontrol sebelum maupun menyelesaikan tugas yang diberikan adalah

sesudah diberikan pendidikan kesehantan suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu

didapatkan bahwa siswa dalam kategori cukup usaha untuk menjawab pertanyaan atau tugas

maupun kurang yaitu 10 siswa (62,5%) dan 6 yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu

siswa dalam kategori cukup dengan persentase benar atau salah, adalah berarti bahwa orang

37,5. Sedangkan pada kelompok perlakuan menerima ide tersebut (Fitriani, 2001, hlm.

sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 133).

dalam kategori kurang yaitu sebanyak 11 siswa Berbagai faktor yang mempengaruhi terbentuk
(68,8%), sesudah diberikan pendidikan sikap antara lain media masa, radio atau media
kesehatan pengetahuan siswa meningkat komunikasi, berita yang seharusnya faktual
menjadi 11 siswa (68,8%) dalam kategori Baik, disampaikan secara objektif cenderung
dan 5 siswa (31,3%) masuk dalam kategori dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya
Cukup. Jadi pada kelompok kontrol tidak berpengaruh terhadap sikap konsumennya

8
selain itu juga pengalaman pribadi dapat Kelompok Pengetahuan 15,1 0,000
perlakuan Sikap 5,3 0,000
meninggalkan kesan yang kuat terhadap sikap.

Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk


Pengaruh pendidikan kesehatan tentang bahaya
apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi
rokok terhadap pengetahuan dan sikap siswa:
dalam situasi yang melibatkan faktor
dalam penelitian ini diperoleh hasil antara
emosional. Pada umumnya, individu cenderung
pengetahuan pre test dan post test terdapat
untuk memiliki sikap orang yang dianggap
perbedaan yang signifikan antara pengetahuan
penting. Kecenderungan ini antara lain
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari
kesehatan yang berarti terdapat pengaruh
konflik dengan orang yang dianggap penting.
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan.
Dan pengaruh kebudayaan tanpa disadari
Yaitu terjadi peningkatan pengetahuan setelah
kebudayaan telah menanamkan garis pengarah
diberikan pendidikan kesehatan (p-value
sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan
0.000). Pendidikan kesehatan sangat diperlukan
telah mewarnai sikap anggota masyarakat,
bukan hanya supaya terhindar dari penyakit tapi
karena kebudayaan yang memberi corak
juga untuk peningkatan pengethuan dan
pengalaman individu-individu masyarakat
kualitas hidup. Sedangkan pada variabel sikap
asuhannya (Azawar 2005, dalam Wawan &
siswa berdasarkan analisis bivariat didapatkan
Dewi, hlm. 35).
hasil antara sikap pre test dan post test terdapat

perbedaan yang signifikan antara sikap sebelum

dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan


Analisis Bivariat
yang berarti terdapat pengaruh pendidikan
Tabel 7
kesehatan terhadap sikap bahwa juga terjadi

Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap peningkatan pada sikap setelah diberikan

Pengetahuan dan sikap siswa pendidikan kesehatan. Menurut Notoatmodjo

(2005, hlm.45). pendidikan kesehatan


Variabel t p
9
merupakan penambahan pengetahuan dan satu fungsi media pendidikan adalah

kemampuan seseorang melalui teknik praktik merangsang sasaran pendidikan untuk

belajar atau instruksi secara individu untuk meneruskan pesan-pesan yang disampaikan

meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan kepada orang lain. Pada saat diberikan

sehingga dengan sadar mau mengubah pendidikan kesehatan, responden

perilakunya menjadi perilaku sehat. Langkah mendengarkan dan memperhatikan dengan

penting dalam pendidikan kesehatan adalah seksama materi yang disampaikan oleh peneliti.

dengan membuat pesan yang disesuaikan Untuk itu pendidikan kesehatan tentang bahaya

dengan sasaran termasuk dalam pemilihan rokok ini dapat meningkatkan pengetahuan

media, intensitasnya dan lamanya penyampaian siswa. Ini bisa dilihat dari hasil penelitian di

pesan, penyampaian informasi dipengaruhi oleh atas yang menunjukkan terjadi peningkatan

metode dan media yang digunakan, yang mana pengetahuan antara pre test dengan post test,

metode dan media penyampaian informasi hal ini membuktikan bahwa metode ceramah

dapat memberikan efek yang signifikan efektif digunakan untuk meningkatkan

terhadap peningkatan pengetahuan pengetahuan siswa tentang bahaya rokok.

(Notoatmodjo, 2005, hlm.). Sehingga dalam penelitian ini terdapat

pengaruh pendidikan kesehatan tentang bahaya

rokok terhadap pengetahuan dan sikap siswa.


Metode yang digunakan dalam pendidikan

kesehatan ini yaitu ceramah dengan tanya

jawab, dan media yang digunakan adalah power SIMPULAN DAN SARAN

point. Menurut Notoatmodjo (2005, hlm.73).


Simpulan

Bahwa perubahan sikap tergantung dari cara


Pengetahuan saja belum cukup menjadi
atau metode yang digunakan dalam
kesiapan untuk melakukan kegiatan, seperti
menyampaikan pesan atau program. Serta salah
halnya dalam sikap. Pengetahuan tentang

10
bahaya rokok baru bisa menjadi sikap apabila bahaya rokok dan meningkatkan pembinaan

pengetahuan tersebut disertai oleh kesiapan sikap dan perilaku siswa agar terhindar dari

untuk bertindak sesuai dengan perasaannya meningkatnya perilaku merokok pada siswa

terhadap perilaku merokok itu sendiri. secara berkesinambungan . Selain itu pihak

Meskipun demikian miskinnya pengetahuan sekolah juga perlu untuk membuat peraturan

atau tiadanya keyakinan terhadap akibat-akibat tentang perilaku merokok yang bersifat

dari perilaku merokok dapat menyulitkan komprehensif. Bagi institusi kesehatan, agar

individu untuk membangun suatu sikap, membuat dan melaksanakan program

ataupun akan memiliki sikap yang cenderung pencegahan meningkatnya perilaku merokok

lemah. khususnya pada pelajar dengan melakukan

pendidikan kesehatan di sekolah-sekolah,


Saran
dengan materi dan metode yang bervariasi
Bagi pihak yang berkaitan seperti pihak
seputar bahaya rokok ataupun dengan metode
sekolah, hendaknya membekali siswa tentang
yang lebih intensif seperti bimbingan konseling.

Chandra, B. (2008). Metodologi penelitian

kesehatan. Jakarta : Penerbit Kedokteran


DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, A. (2009). Hubungan Antara


Asroruddin, M. (2006). Kalbar Sehat Tanpa Dukungan Orang Tua, Teman Sebaya
Rokok.http://asroruddin.multiply.com/j dan Iklan Rokok Dengan Perilaku
ournal/item/23. Diakses 25 Aprlil 2011. Merokok Pada Siswa Laki-laki
Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali.
Azwar, S. (2002). Sikap Manusia; Teori dan Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Pengukurannya. Ed 2. yogyakarta: Available from:
Pustaka Pelajar. http://etd.eprints.ums.ac.id/6417/.
Diakses 25 April 2011.
Baradja, F. (2008). Pelajar Jangan Mencoba
Merokok. http://www.pelita.or.id/ Fitriani, S. (2011). Promosi kesehatan. Ed 1.
baca.php?id=53311. Diakses 05 May Yogyakarta; Graha ilmu.
2011.

11
Mu’tadi, Z. (2002). Kemandirian Sebagai
Kebutuhan Psikologis Pada Remaja.
http://www.e-
psikologi.com/remaja.050602.html.
Diakses 01 May 2011.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005a). Promosi


kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta:
PT Asdi Mahasatya.

. (2005b). Metodologi
penelitian kesehatan. Cetakan ketiga.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ramadhan,
S. (2007). Indonesia Termasuk 5
Negara Dengan Konsumsi Rokok
Terbesar Di Dunia.
http:www.wikimu.com/News/Print.asp
x?id =3146. Diakses 30 April 2011.

Riskesdas. (2007 & 2010). Dampak rokok bagi


kesehatan
http://www.infodokterku.com/index.ph
p?option=com_content&view=article&
id=143:data-dan-situasi-rokok-
cigarette-indonesia-
terbaru&catid=40:data&Itemid=54di.
Diakses 26 May 2011

Warman, Yance. (2008). Hubungan faktor


lingkungan, sosial ekonomi dan
pengetahuan ibu dengan kejadian kiare
akut pada balita di kelurahan pekan arba
kecamatan tembilahan kabupaten
Indragiri hilir. http://belibis-
a17.com/2008/06/26/hub ungan-sosial-
dan-pengetahuan-ibu/ diperoleh tanggal 14
Januari 2012

12
13

You might also like