You are on page 1of 6

ISSN 2541-1004

PENERAPAN FUZZY INFERENCE SYSTEM SUGENO UNTUK MENENTUKAN


JUMLAH PEMBELIAN OBAT (STUDI KASUS: GARUDA SENTRA MEDIKA)

Sartika Lina Mulani Sitio


Teknik Informatika Universitas Pamulang
e-mail : dosen00847@unpam.ac.id

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah pembelian obat di garuda sentra
medika dengan sistem inferensi fuzzy metode sugeno berdasarkan data persediaan dan data penjualan.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu persediaan, penjualan dan pembelian dengan
memiliki dua input yaitu persediaan dan penjualan dan satu output yaitu pembelian. Hasil dari
penerapan fuzzy metode sugeno ini dapat membantu pihak perusahaan untuk menentukan jumlah
pembelian obat dengan tingkat keberhasilan 88,88 %.

Kata kunci: Fuzzy Inference System, pembelian produk, persediaan, penjualan.

1. PENDAHULUAN Garuda sentra medika (GSM) adalah


Ketersediaan bahan baku yang tepat sebuah unit bisnis strategis dari PT. Garuda
sangat terkait dengan jumlah produk yang Indonesia (persero) yang memiliki fungsi
akan diproduksi. Oleh karena itu prediksi utama melaksanakan pengelolaan fasilitas
produksi harus disesuaikan agar pemesanan kesehatan dan pelayanan kesehatan untuk
stok bahan baku dapat diperhitungkan dengan karyawan Garuda Group beserta keluarganya,
tepat. Masalah persediaan merupakan serta pihak-pihak lain yang membutuhkan.
permasalahan yang selalu dihadapi para Garuda sentra medika didirikan pada tahun
pengambil keputusan dalam bidang 1949 yang memiliki beberapa cabang di
persediaan. Persediaan dibutuhkan karena cikokol, bekasi dan bintaro. Garuda sentra
pada dasarnya pola permintaan tidak medika telah melakukan pengelolaan
beraturan. Persediaan dilakukan untuk kesehatan dengan jumlah peserta mencapai
menjamin adanya kepastian bahwa pada saat hampir 35.000. (Berdasarkan data di garuda
dibutuhkan produk-produk tersebut tersedia sentra medika)
(Sunyoto, 2015). Masalah dalam persediaan Garuda Sentra Medika merupakan
adalah kesulitan dalam menentukan besarnya salah satu perusahaan retail yang sering
jumlah persediaan yang harus disediakan mengalami masalah dalam persediaan obat.
dalam memenuhi jumlah permintaan terhadap Salah satu masalah yang sering terjadi pada
konsumen. perusahaan ini adalah jumlah persediaan
Kekurangan persediaan dapat berakibat terlalu banyak dan tertumpuk lama sehingga
terhentinya proses produksi, dan ini sering sekali banyak obat yang sudah
menunjukkan persediaan termasuk masalah kadaluarsa atau expired. Keadaan ini
yang cukup krusial dalam operasional menyebabkan perusahaan mengeluarkan
perusahaan. Besarnya nilai buffer stock biaya yang lebih besar karena banyaknya
dipengaruhi oleh besarnya permintaan dan barang yang sudah kadaluarsa. Sebaliknya,
waktu pesan supply. Terlalu besarnya apabila persediaan terlalu besar dan tidak
persediaan atau banyaknya persediaan (over sebanding dengan jumlah
stock) dapat berakibat terlalu tingginya beban permintaan/penjualan, perusahaan akan
biaya guna menyimpan dan memelihara bahan mengalami kerugian akibat pertambahan
selama penyimpanan di gudang padahal biaya bunga uang modal yang tertanam dalam
barang tersebut masih mempunyai persediaan, pajak, asuransi, biaya penyusutan,
opportunity cost (dana yang bisa ditanamkan / penurunan harga, dan kerusakan akibat telah
diinvestasikan pada hal yang lebih mencapai masa expire (Sunyoto, 2015).
menguntungkan).

JURNAL INFORMATIKA UNIVERSITAS PAMULANG 104


Vol. 3, No. 2, Juni 2018
ISSN 2541-1004

Untuk mengatasi hal ini, maka cakupannya. Namun untuk seorang dokter,
diperlukan analisa dan pengolahan data ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat
historis transaksi penjualan dengan tujuan menggunakan obat untuk maksud
untuk menentukan tingkat persediaan yang pencegahan, diagnosis, dan pengobatan
harus tersedia serta kapan pembelian kembali penyakit. Selain itu, agar menegrti bahwa
dilakukan untuk menambah persediaan. Hal penggunaan obat dapat mengakibatkan
ini diperlukan untuk menjamin tersedianya berbagai gejala penyakit. (Bagian
persediaan yang tepat dalam kuantitas dan Farmakologi Fakultas Kedokteran,
waktu yang tepat. Universitas Indonesia).
Pada penelitian ini menggunakan
penerapan metode Fuzzy Inference System, Menentukan Persediaan Produk
dapat digunakan untuk menentukan jumlah Ketersediaan produk dapat menentukan
dan kapan waktu pembelian produk untuk presentase permintaan pasar terhadap
persediaan. Logika fuzzy dianggap mampu beberapa SKU yang memuaskan. Semakin
untuk memetakan suatu input kedalam suatu tinggi persediaan barang dagangan, semakin
output tanpa mengabaikan faktor-faktor yang besar stok cadangan. Memilih jumlah
ada. Logika fuzzy diyakini sangat fleksibel dan cadangan yang tepat adalah kunci sukses
memiliki toleransi terhadap data-data yang dalam proses perencanaan keberagaman,
ada. Berdasarkan logika fuzzy, akan dihasilkan karena jika cadangan barang terlalu rendah
suatu model dari suatu sistem yang mampu maka peritel akan kehilangan penjualan dan
memperkirakan pembelian obat untuk pelanggan. Jika stok barang terlalu tinggi,
persediaan. Faktor–faktor yang ditakutkan sumber daya keuangan dan
mempengaruhi dalam menentukan pembelian investasi yang seharusnya dapat digunakan
obat untuk persediaan dengan logika fuzzy untuk membeli barang lain yang lebih
antara lain pembelian, persediaan dan menguntungkan akan terbuang percuma
penjualan. Optimasi jumlah pengadaan obat (Sunyoto, 2015).
yang optimal merupakan bagian dari
penentuan jumlah pengadaan obat, dan salah Fuzzy Logic
satu cara pengambilan keputusan dalam Logika fuzzy adalah suatu cara yang
optimasi jumlah pengadaan yang optimal tepat untuk memetakan suatu ruang input
tersebut adalah dengan menggunakan Logika kedalam suatu ruang output. Titik awal dari
Fuzzy metode sugeno karena sistem fuzzy konsep modern mengenai ketidakpastian
Sugeno memperbaiki kelemahan yang adalah paper yang dibuat oleh Lofti A Zadeh
dimiliki oleh sistem fuzzy murni untuk (1965), dimana Zadeh memperkenalkan teori
menambah suatu perhitungan matematika yang memiliki obyek-obyek dari himpunan
sederhana sebagai bagian THEN. Pada fuzzy yang memiliki batasan yang tidak presisi
perubahan ini, system fuzzy memiliki suatu dan keanggotaan dalam himpunan fuzzy, dan
nilai rata-rata tertimbang (Weighted Average bukan dalam bentuk logika benar (true) atau
Values) di dalam bagian aturan fuzzy IF- salah (false), tapi dinyatakan dalam derajat
THEN (degree). Konsep seperti ini disebut dengan
Fuzziness dan teorinya dinamakan Fuzzy Set
2. LANDASAN TEORI Theory. Fuzziness dapat didefinisikan sebagai
Obat logika kabur berkenaan dengan semantik dari
Obat merupakan sediaan atau paduan suatu kejadian, fenomena atau pernyataan itu
bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk sendiri.
mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka Metode Sugeno
penetapan diagnosis, pencegahan, Model Fuzzy Sugeno ( model fuzzy
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, TSK ) diajukan oleh Takagi, Sugeno, dan
kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Kang ( Takagi dan Sugeno, 1985) dalam
Nasional, Departemen Kesehatan RI,2005). upaya untuk membangun pendekatan
Obat dalam arti luas ialah zat kimia sistematis untuk membangkitkan aturan –
yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka aturan fuzzy dari himpunan data input –
farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas

JURNAL INFORMATIKA UNIVERSITAS PAMULANG 105


Vol. 3, No. 2, Juni 2018
ISSN 2541-1004

output yang diberikan. Suatu aturan fuzzy R4 Sedang Sedikit


khas dalam model fuzzy Sugeno dibentuk:
R5 Sedang Sedang
if x is A and y is B then z = f(x,y),
dimana A dan B himpunan fuzzy dalam R6 Sedang Banyak
anteseden dan z = f(x,y) fungsi tegas dalam R7 Banyak Sedikit
konsekuen. Jika f(x, y) polimonial orde satu,
R8 Banyak Sedang
FIS yang dihasilkan disebut model fuzzy
Sugeno orde satu. Jika f konstan, dihasilkan R9 Banyak Banyak
model fuzzy Sugeno orde nol.
Sistem inferensi fuzzy menggunakan Setelah penentuan fungsi keanggotaan
metode Sugeno memiliki karakteristik, yaitu variabel, maka dilakukan pembentukan aturan
konsekuen tidak merupakan himpunan fuzzy, logika fuzzy. Berdasarkan data – data yang
namun merupakan suatu persamaan linear ada, dapat dibentuk aturan – aturan sebagai
dengan variabel - variabel sesuai dengan berikut:
variabel - variabel inputnya. 1. if (Persediaan is Sedikit) and
(Penjualan is Sedikit) then (Pembelian
3. METODE PENELITIAN Sedikit)
Pengunpulan Data 2. if (Persediaan is Sedikit) and
(Penjualan is Sedang) then (Pembelian
Tabel 3.1 Sampel Data Sedang)
3. if (Persediaan is Sedang) and
(Penjualan is Banyak) then (Pembelian
Tahun Nexium 40 mg Tab Banyak)
2015/2016 4. if (Persediaan is Sedang) and
Persediaan Penjualan Pembelian (Penjualan is Sedikit) then (Pembelian
Januari 246 284 75 Sedikit)
Pebruari 37 243 250 5. if (Persediaan is Sedang) and
(Penjualan is Sedang) then (Pembelian
Maret 44 150 200
Sedang)
April 94 48 120 6. if (Persediaan is Sedang) and
Mei 166 92 0 (Penjualan is Banyak) then (Pembelian
Juni 74 141 90 Banyak)
Juli 49 190 175
7. if (Persediaan is Banyak) and
(Penjualan is Sedikit) then (Pembelian
Agustus 34 75 100 Sedikit)
September 59 58 120 8. if (Persediaan is Banyak) and
Oktober 121 146 80 (Penjualan is Sedang) then (Pembelian
November 55 131 100 Sedang
9. if (Persediaan is Banyak and
Desember 25 140 140
(Penjualan is Banyak) then (Pembelian
Januari 94 48 Banyak)
Proses Fuzzy Inference System Proses Defuzzification
Proses defuzzification untuk data
Tabel 3. 4 Aturan Fuzzy dalam Pembelian pertama yaitu jenis obat Nexium 40 Mg.
Produk untuk Persediaan Untuk menentukan jumlah pembelian pada
bulan januari 2016, maka dibutuhkan data
INPUT persediaan awal januari 2016 dan data
Aturan
Persediaan Penjualan penjualan pada januari 2016. Dari data yang
saya peroleh, jumlah persediaan nexium 40
R1 Sedikit Sedikit Mg pada awal januari adalah 94 dan jumlah
R2 Sedikit Sedang penjualan nexium 40 Mg pada akhir januari
R3 Sedikit Banyak adalah 48.

JURNAL INFORMATIKA UNIVERSITAS PAMULANG 106


Vol. 3, No. 2, Juni 2018
ISSN 2541-1004

Untuk himpunan fuzzy persediaan sedikit =0


adalah : Nilai: 𝑧 : 𝑧 = 94
125 − 94
𝜇(𝑥1) = = 0.25 R6 = If persediaan sedang is penjualan
125
untuk himpunan fuzzy penjualan sedikit banyak then pembelian = penjualan
adalah 𝛼 – predikat6 =min( 𝜇(𝑥2) ∩ 𝜇(𝑦3))
94 − 62,5 = min [0,7 ; 0]
𝜇𝑆𝑒𝑑𝑖𝑘𝑖𝑡(𝑦) = = 0.7
125 =0
Nilai: 𝑧 : 𝑧 = 48
Dari 9 rule yang telah ada dan dengan
memasukkan nilai keanggotaan 𝜇(𝑥1) dan R7 = If persediaan banyak is penjualan
𝜇(𝑥2) dan 𝜇(𝑦1), maka fungsi implikasi akan sedikit then pembelian =(1,125 * persediaan)
menghasilkan 𝛼 – predikat dari masing – – penjualan
masing aturan yaitu: 𝛼 – predikat7 =min( 𝜇(𝑥3) ∩ 𝜇(𝑦1))
R1 = If persediaan sedikit is penjualan = min [0 ; 1]
sedikit then pembelian = persediaan – =0
penjualan. Nilai: 𝑧 : 𝑧 = (1,125*94) – 48
𝛼 – predikat1 =min( 𝜇(𝑥1) ∩ 𝜇(𝑦1)) = 57,75
= min [0,25 ; 1]
= 0,25 R8 = If persediaan banyak is penjualan
Nilai: 𝑧 : 𝑧 = 94 – 48 sedang then pembelian = penjualan
= 46 𝛼 – predikat8 =min( 𝜇(𝑥3) ∩ 𝜇(𝑦2))
= min [0 ; 0]
R2 = If persediaan sedikit is penjualan =0
sedang then pembelian = persediaan – (1,18* Nilai: 𝑧 : 𝑧 = 48
penjualan)
𝛼 – predikat2 =min( 𝜇(𝑥1) ∩ 𝜇(𝑦2)) R9 = If persediaan banyak is penjualan
= min [0,25 ; 0] banyak then pembelian = persediaan
=0 𝛼 – predikat9 =min( 𝜇(𝑥3) ∩ 𝜇(𝑦3))
Nilai: 𝑧 : 𝑧 = 94 – (1,18 *48) = min [0 ; 0]
= 37,36 =0
Nilai: 𝑧 : 𝑧 = 94
R3 = If persediaan sedikit is penjualan
banyak then pembelian = persediaan – Maka berdasarkan aturan diatas,
penjualan metode yang digunakan adalah metode fuzzy
𝛼 – predikat3 =min( 𝜇(𝑥1) ∩ 𝜇(𝑦3)) sugeno dengan menggunakan metode defuzzy
= min [0,25 ; 0] weighted average. Dimana, aturan 𝛼 –
=0 predikat yang digunakan adalah yang bukan
Nilai: 𝑧 : 𝑧 = 94 – 48 nol yang terdapat pada R1 dan R4, sehingga:
= 46
( – ∗ ) ( – ∗ )
Z=
R4 = If persediaan sedang is penjualan – –
( , ∗ ) ( , ∗ , )
sedikit then pembelian =(1,25* persediaan) – = ( , , )
penjualan , ,
𝛼 – predikat4 = min( 𝜇(𝑥2) ∩ 𝜇(𝑦1)) = ,
= min [0,7 ; 1] = 63,4
= 0,7 = 63
Nilai: 𝑧 : 𝑧 = (1,25*94) – 48
= 69,5 Kesimpulannya, untuk jumlah
persediaan 94 dan penjualan 48 pada bulan
R5 = If persediaan sedang is penjualan desember 2015, maka jumlah pembelian obat
sedang then pembelian = persediaan nya sebesar 63.
𝛼 – predikat5 =min( 𝜇(𝑥2) ∩ 𝜇(𝑦2))
= min [0,7 ; 0] 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL INFORMATIKA UNIVERSITAS PAMULANG 107


Vol. 3, No. 2, Juni 2018
ISSN 2541-1004

A. Tampilan Komposisi Aturan 𝑌


= 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑟𝑖𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡
𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡
= 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑚𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙

Tabel 4. 1 Hasil Pengujian Data

Gambar 4. 1 Tampilan Komposisi


Aturan

B. Tampilan Diagram Metode Sugeno 5. PEMBAHASAN


Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan, diperoleh jumlah MAPE yang
digunakan adalah sebesar 11,12 % sehingga
dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan
yang diperoleh sebesar 88,88 %. Sehingga
fuzzy sugeno dapat digunakan untuk
menentukan jumlah pembelian obat
berdasarkan data persediaan dan penjualan.
Hasil persentasi pengujian data yang
dilakukan dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 4. 2 Tampilan Diagram
Metode Sugeno

C. Pengujian Data
Dari penelitian yang sudah dilakukan
maka didapat hasil perbandingan
penilaian Logika Fuzzy Sugeno dengan
menggunakan persentase rata-rata atau
Mean Absolute Percentage Error
(MAPE) dengan rumus:
𝑀𝐴𝑃𝐸 = X 100%

𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛: Bagan 4. 1 Tingkat Kesalahan dan Kebenaran


𝑀𝐴𝑃𝐸 pada Pengujian Data
= 𝑀𝑒𝑎𝑛 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡𝑎𝑔𝑒 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟

JURNAL INFORMATIKA UNIVERSITAS PAMULANG 108


Vol. 3, No. 2, Juni 2018
ISSN 2541-1004

6. KESIMPULAN Memperkirakan Produksi Air Mineral


Berdasarkan pembahasan mengenai Dalam Kemasan
Metode Fuzzy Sugeno dalam menentukan Brahara, B. (2009). Implementasi Metode Fuzzy
jumlah pembelian obat berdasarkan data Mamdani Untuk Menentukan Jumlah
Produksi Berdasarkan Jumlah Permintaan
persediaan dan data penjualan maka dapat
dan Data Persediaan.
disimpulkan: Sri Kusuma Dewi, H. P. (2013). Aplikasi Logika
1. Berdasarkan pengujian dan perhitungan Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan.
yang sudah dilakukan maka logika Yogyakarta: Graha Ilmu.
fuzzy dengan metode sugeno dapat
membantu pihak perusahaan dalam
menentukan jumlah pembelian obat
berdasarkan data persediaan dan data
penjualan.
2. Dari hasil uji coba yang dilakukan
dengan metode fuzzy sugeno, maka
tingkat keberhasilan dalam menentukan
pembelian obat mencapai 88,02 % dari
20 jenis data obat yang dipilih secara
acak.

7. SARAN
Saran-saran yang dapat digunakan
untuk penelitian berikutnya untuk mencapai
hasil yang lebih baik diantaranya:
1. Untuk mempermudah pengoperasian
pengolahan data perlu dibuat program
aplikasi yang menerapkan metode fuzzy
inference system.
2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya
dengan menggunakan metode Fuzzy C-
Mean (FCM), Adaptive Neuro-Fuzzy
Inference System (ANFIS), dan
Jaringan syaraf tiruan (Artificial Neural
Network) yang diharapkan dapat
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
3. Jumlah data yang digunakan untuk
pengujian data harus lebih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Sunyoto, D. (2015). Manajemen Bisnis Ritel.
Jakarta: CAPS (Center for Academic
Publishing Service).
Fazri Zufa (2014). Perbandingan SistemInferensi
Fuzzy Metode Mamdani dan Metode
Sugeno Dalam Memprediksi Laju Inflasi.
Jurnal Matematika, F.MIPA.
Miranda, S (2010). Penentuan Jumlah Produksi
Kue Bolu Pada Nella Cake Padang Dengan
Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno.
Adiputra, K, dkk.(2015). Analisis Fuzzy Inference
System Sugeno dan Tsukamoto Dalam
Menentukan Jumlah Produksi Dengan
Aplikasi Web.
Suwandi, dkk. (2011). Aplikasi Sistem Inferensi
Fuzzy Metode Sugeno Dalam

JURNAL INFORMATIKA UNIVERSITAS PAMULANG 109


Vol. 3, No. 2, Juni 2018

You might also like