You are on page 1of 6

Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi

dalam Bahasa Inggris


Mengidentifikasi emosi murid membantu guru dalam
merancang strategi pembelajaran terdiferensiasi untuk
belajar Bahasa Inggris.

Lia Mastaria Polapa

Situasi/Tantangan

Murid Tidak Memiliki Motivasi dalam Mempelajari Bahasa Inggris

Banyak yang berpendapat bahwa Bahasa Inggris hanya akan berguna jika hendak berangkat
ke luar negeri atau ketika berkomunikasi dengan orang asing, dimana hal ini sangat jarang
bahkan tidak pernah terjadi di tempat saya mengajar. Selain faktor lingkungan yang kurang
mendukung, minimnya pengetahuan dan kosakata yang dimiliki murid menjadi alasan
rendahnya motivasi dalam belajar Bahasa Inggris.

Pentingnya Pembelajaran Sosial Emosional di Kelas

Banyak murid yang menutup diri dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Selama proses
pembelajaran berlangsung, mereka cenderung diam dan pasif. Sebagian dari mereka mengaku
malu, kurang percaya diri dan khawatir akan jadi bahan tertawaan jika berbicara dengan
menggunakan Bahasa Inggris.
Aksi

Langkah 1: Mengidentifikasi Emosi

Maslow before Bloom yang artinya sebelum mengajarkan anak tentang suatu ilmu
pengetahuan, guru haruslah dapat mengenali keadaan emosi anak saat itu. Apakah mereka
sudah siap belajar atau belum. Dalam tahapan ini, murid berlatih
menggunakan adjective atau kata sifat seperti happy, sad, sleepy, hungry, OK, dll. untuk
menggambarkan isi hati atau keadaannya saat itu.
Langkah 2: Melakukan Ice Breaking Sederhana

Mengidentifikasi emosi murid dapat membantu guru dalam merancang strategi pembelajaran
selanjutnya. Misalnya dengan melakukan berbagai ice breaking sederhana seperti permainan
tepuk tangan yang menggunakan aba-aba dalam Bahasa Inggris. Hal ini dapat membantu
murid dalam belajar. Jika hatinya tenang dan senang maka akan memudahkan mereka
mencapai tujuan pembelajaran.

Langkah 3: Melakukan Literasi dan Kolaborasi

Setelah mengidentifikasi emosi murid, guru masuk pada kegiatan pembelajaran dengan
meminta murid secara individu melakukan literasi atau membaca bahan ajar yang sudah
disiapkan dalam bentuk audio, video, artikel, majalah atau bahan bacaan lainnya. Murid
dibebaskan memilih bahan literasi sesuai dengan minat dan gaya belajarnya. Setelah itu,
mereka akan dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi dan membahas hasil
pemahaman mereka.

Langkah 4: Mempresentasikan Hasil Diskusi

Setiap kelompok akan diberi waktu selama 30 menit untuk melakukan diskusi dalam
kelompok. Setelah itu mereka diberikan kesempatan untuk mendiskusikan rancangan
presentasi hasil pemahaman mereka yang akan dituangkan ke dalam bentuk pop up book,
video, maupun poster. Murid diberikan waktu selama kurang lebih 1 minggu untuk
memperdalam mempresentasikan hasil diskusi mereka dan mempresentasikan hasil
pemahaman mereka pada pertemuan selanjutnya.

Langkah 5: Melakukan Refleksi

Guru mengarahkan murid untuk melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran untuk
perbaikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Kegiatan refleksi dilaksanakan
dengan berbagai cara diantaranya dengan meminta murid menuliskan pada sticky note.
Bagaimana perasaan mereka setelah pembelajaran hari ini? Apa yang sudah baik dari proses
pembelajaran hari ini? Apa yang masih harus ditingkatkan untuk perbaikan proses
pembelajaran?

Refleksi Hasil dan Dampak

Refleksi dari Teman Guru

Seluruh siswa terlihat berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal baik
ini akan coba saya praktikkan di kelas saya.

Refleksi dari Siswa

Saya sangat senang belajar Bahasa Inggris karena lebih fleksibel dan kami siswa bisa
menentukan sendiri rancangan produk hasil kerja sesuai dengan minat dan bakat kami.

Tips dari Saya

Guru Sebaiknya Bisa Mengidentifikasi Sosial Emosional Murid

Pembelajaran sosial emosional sangat dibutuhkan untuk agar seluruh warga sekolah memiliki
kematangan emosi yang baik dan bisa menunjang proses pembelajaran dan seluruh kegiatan
di sekolah. Pembelajaran sosial emosional ini bisa dilakukan dengan mengidentifikasi emosi
murid, apa yang mereka rasakan untuk memastikan seluruh murid sudah siap belajar. Jika
hati dan pikiran murid tenang maka murid akan merasa senang selama proses pembelajaran.

Pentingnya Pembelajaran Terdiferensiasi

Pembelajaran terdiferensiasi adalah salah satu solusi dalam memfasilitasi keberagaman


murid. Contohnya saat membuat hasil presentasi, bentuk bisa disesuaikan dengan minat,
bakat dan kemampuan murid serta mempertimbangkan sarana prasarana yang ada. Lebih
lanjut tentang kegiatan literasi dan kolaborasi yang saya praktikkan dapat dilihat pada video
praktik baik melalui link https://youtu.be/5BVklX9vRL8.

Profil Kelas/Sekolah

Profil Penulis

Lia Mastaria Polapa, M.Pd Guru Penggerak Angkatan 6 Ketua Komite Pembelajaran Sekolah
Penggerak Ketua Komunitas Belajar SMAN 1 Dungaliyo Pengajar Bahasa Inggris dan juga
Bahasa Mandarin Alumni Pertukaran Pemuda Indonesia Kanada

Profil Kelas/Sekolah

SMAN 1 Dungaliyo.
Bapak dan Ibu bisa menjadi penulis Cerita Praktik dengan cara mendaftarkan diri
melalui https://bit.ly/Canvas_CP Setiap praktik yang lolos seleksi akan dihubungi oleh tim
PMM sehingga berhak mengikuti Pelatihan Cerita Praktik. Mari Serentak Bergerak
Wujudkan Merdeka Belajar!
Apa Ide Praktik ini membantu?

Tidak

Ya

Jawaban Anda tidak diberikan ke penulis

You might also like