You are on page 1of 16

MODUL AJAR BIOLOGI

INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS
Satuan Pendidikan SMA PGRI Cianjur
Guru Mata pelajaran Biologi
Jenjang SMA
Kelas / Fase X (Fase E)
Alokasi Waktu 12 JP
B. KOMPETENSI AWAL Peserta didik sudah memahami tingkat
organisasi kehidupan
C. Profil Pelajar Pancasila  Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME dan berakhlak mulia
 Mandiri
 Kreatif
D. Sarana dan Prasarana Hewan dan tumbuhan di lingkungan sekitar,
gambar keanekaragaman hayati, Video dari
Youtube, LMS Moodle E-Learning
SMANPAR, Gadget, internet, modul luring
E. Target Peserta Didik Reguler
F. Model Pembelajaran Project based learning (dilaksanakan secara
blended learning)
II. KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat menganalisis tingkat
kenekaragaman hayati di Indonesia, peran,
ancaman dan pelestariannya melalui studi
kasus dari berbagai sumber dengan bernalar
kritis dan menyajikan data hasil obsevasi
tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia
beserta gagasan upaya pelestariannya dalam
bentuk media yang digemari peserta didik
secara kreatif
B. Pemahaman Bermakna Keanekaragaman hayati merupakan kekayaan
Indonesia yang perlu dilestarikan demi
kesejahteraan hidup bangsa dan negara.
C. Pertanyaan Pemantik  Apa yang akan terjadi jika anak cucu kita
hanya mengenal pulau komodo sebagai
nama tempat saja?
 Bagaimana caraya agar kekayaan
Indonesia tetap lestari?

Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan  Peserta didik berdoa.
 Peserta didik diberi kesempatan melakukan
refleksi awal terkait pemahaman awal
materi yang akan dibahas, hal yang perlu
dipersiapkan untuk belajar dan hal yang
harus dikembangkan. Guru menyediakan
daftar istilah penting dan pengertiannya
pada bahan ajar untuk membantu siswa
yang belum memiliki pengetahuan cukup
terkait materi yang akan dibahas.
 Peserta didik membaca tujuan
pembelajaran/ petunjuk hand out/ petunjuk
kegiatan.
Kegiatan Inti  Peserta didik mempelajari tingkat
keanekaragaman hayati, peran, ancaman
dan upaya pelestariannya dari berbagai
sumber dan melakukan analisis sesuai
panduan pada LKPD
 Melakukan observasi keanekaragaman
hayati di lingkungan sekitar
 Membuat laporan hasil observasi dan upaya
pelestarian keanaekaragaman hayati dalam
bentuk media poster, video, media sosial,
dll sesuai kegemaran peserta didik
Penutup  Peserta didik melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran.
 Peserta didik diberi tugas membaca materi
berikutnya yaitu virus
 Peserta didik berdoa
D. Asesmen  Asesmen diagnostik non kognitif dan
kognitif sebelum pembelajaran
 Asesmen Formatif tidak tertulis berupa
laporan hasil kajian, observasi, jurnal
anekdot serta performa saat pembelajaran
 Asesmen sumatif tertulis pada akhir
pembelajaran berupa soal pilihan ganda
E. Pengayaan dan Remedial  bagi peserta didik yang belum paham/
belum terampil akan dilakukan
pendampingan oleh guru
 Bagi peserta didik yang sudah paham
seutuhnya diberikan pengayaan dan
melanjutkan ke tujuan pembelajaran
berikutnya
F. Refleksi Peserta Didik dan Guru Bagi peserta didik:
Kendala apa yang dialami dalam proses
pembelajaran?
Apa saja upaya yang kalian lakukan untuk
mengatasi kendala tersebut?
Bagi Guru:
Hal apa saja yang belum terlaksana dengan
maksimal dalam pembelajaran? faktor
apakah yang menyebabkannya?
Bagaimana upaya tindak lanjut untuk
memaksimalkan pelaksanaan pembelajaran
tersebut?

III. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
KEANEKARAGAMAN HAYATI
TUJUAN
Tujuan dari lembar kerja ini adalah untuk menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati.

MATERI
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan
keseluruhan variasi gen, jenis dan ekosistem suatu daerah. Keanekaragaman hayati terbentuk
karena adanya keseragaman dan keberagaman sifat makhluk hidup. Keseluruhan gen, jenis dan
ekosistem merupakan dasar kehidupan di bumi. Mengingat pentingnya keanekaragaman hayati
bagi kehidupan maka keanekaragaman hayati perlu dipelajari dan dilestarikan. Keanekaragaman
hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat
yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan
ekosistem.
Tingkat Keanekaragaman Hayati
1. Keanekaragaman Gen
Gen adalah bagian tertentu pada kromosom yang mengatur sifat tertentu suatu jenis makhluk
hidup. Gen setiap jenis makhluk hidup memiliki bahan dasar kimia yang sama namun
susunannya berbeda. Perbedaan susunan dan jumlah faktor dalam kerangka dasar gen akan
menyebabkan keanekaragaman gen. Jadi, keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen
dalam satu spesies. Perbedaan sifat dalam satu spesies disebut variasi. Variasi makhluk hidup
secara alami dapat terjadi karena perkawinan dan interaksi gen dengan lingkungan. Variasi
makhluk hidup juga dapat terjadi secara buatan, yaitu hasil inseminasi atau hibridisasi.
Misalnya, pada spesies kucing (Felis catus) terdapat variasi seperti kucing anggora yang berbulu
panjang serta kucing siam dan kucing balinese yang berbulu pendek.
2. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis adalah perbedaan-perbedaan yang ditemukan pada makhluk hidup di
suatu tempat yang mudah diamati karena perbedaannya mencolok. Perbedaan tersebut meliputi
perbedaan morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan sebagainya. Misalnya,
keanekaragaman antara kelapa, aren, pinang yang termasuk dalam famili Palmae.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup
yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis
makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda.
Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan
menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur,
padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-
lain.

ALAT DAN BAHAN


Buku dan alat tulis

PETUNJUK KERJA
Petunjuk penggunaan LKPD ini adalah sebagai berikut:
1. Kerjakan LKPD secara mandiri !
2. Kerjakan LKPD secara berurutan !
3. Amatilah gambar-gambar yang disajikan !

Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4

Gambar 5 Gambar 6
HASIL PENGAMATAN DAN DISKUSI
Gambar-gambar di atas merupakan contoh dari keanekaragaman hayati. Setelah melakukan
melakukan kajian literatur diketahui tingkat keanekaragaman hayati dibagi menjadi tiga. Coba
kamu diskusikan dengan temanmu secara daring untuk menentukan gambar-gambar tersebut
berdasarkan tingkatan keanekaragaman hayatinya.

Tabel Hasil Identifkasi Gambar


Tingkat
Gambar Alasan
keanekaragaman

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

PERTANYAAN DAN DISKUSI


1. Apa penyebab terjadinya keanekaragaman hayati pada tingkat gen, spesies dan ekosistem?
2. Bagaimanakah hubungannya antara keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem ?
3. Perhatikan lingkungan sekitarmu, apakah kalian menemukan keanekaragaman hayati?
tentukan tingkat keanekaragaman hayati yang kalin temukan?
4. Bagaimanakah kondisi keanekaragaman hayati di Indonesia umumnya, dan di lingkungan
sekitarmu khususnya? Mengapa demikian?
5. Bagaimana peranan keanekaragaman hayati bagi kesejahteraan bangsa dan negara?
6. Buatlah laporan hasil observasi keanekaragan hayati di lingkungan berikut upaya –upaya
konkrit yang dapat dilakukan secara pribadi, masyarakat dan pemerintah untuk
melestarikannya dalam bentuk poster, infografis, vlog, blog, media sosial dll, sesuai
dengan kesukaan masing-masing!
B. Bahan bacaan Guru dan Peserta Didik

KEANEKARGAMAN
HAYATI

PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah


TAHUKAH KAMU?
keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan
Indonesia, salah satu dari
variasi gen, jenis dan ekosistem suatu daerah. Keanekaragaman tiga negara yang memiliki
keanekaragaman hayati
hayati terbentuk karena adanya keseragaman dan keberagaman yang tinggi. Dua negara
sifat makhluk hidup. Keseluruhan gen, jenis dan ekosistem lainnya, Brasil dan Zaire.
Keunikan Indonesia adalah
merupakan dasar kehidupan di bumi. Mengingat pentingnya memiliki areal tipe Indo-
keanekaragaman hayati bagi kehidupan maka keanekaragaman Malaya yang luas, juga tipe
oriental, Australia, dan
hayati perlu dipelajari dan dilestarikan. Keanekaragaman peralihannya dibandingkan
dua negara tersebut.
hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai
tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan ekosistem.

TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI

A. Keanekaragaman Gen
Gen adalah bagian tertentu pada kromosom yang mengatur sifat tertentu suatu jenis makhluk
hidup. Gen setiap jenis makhluk hidup memiliki bahan dasar kimia yang sama namun
susunannya berbeda. Perbedaan susunan dan jumlah faktor dalam kerangka dasar gen akan
menyebabkan keanekaragaman gen. Jadi, keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen dalam
satu spesies. Perbedaan sifat dalam satu spesies disebut variasi. Variasi makhluk hidup secara
alami dapat terjadi karena perkawinan dan interaksi gen dengan lingkungan. Variasi makhluk
hidup juga dapat terjadi secara buatan, yaitu hasil inseminasi atau hibridisasi. Misalnya, pada
spesies kucing (Felis catus) terdapat variasi seperti kucing anggora yang berbulu panjang serta
kucing siam dan kucing balinese yang berbulu pendek.

Kucing anggora Kucing siam Kucing balinese


Sumber : Sumber : Sumber :
http://arenahewan.com https://id.wikipedia.org/ https://id.wikipedia.org/wiki/
Gambar 1. Keanekaragaman gen pada Felis catus

Contoh lain dari keanekaragaman gen yaitu variasi warna pada tanaman anggrek (Dendrobium
bracteosum).

Dendrobium bracteosum Dendrobium bracteosum Dendrobium bracteosum


merah muda putih ungu
Sumber : http://belajar-anggrek.blogspot.com/
Gambar 2. Keanekaragaman gen pada Dendrobium bracteosum

B. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis adalah perbedaan-perbedaan yang ditemukan pada makhluk hidup di
suatu tempat yang mudah diamati karena perbedaannya mencolok. Perbedaan tersebut meliputi
perbedaan morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan sebagainya. Misalnya,
keanekaragaman antara kelapa, aren, pinang yang termasuk dalam famili Palmae.
Tingkatan
Kelapa Kelapa sawit Aren Pinang
takson
Kingdom Plantae Plantae Plantae Plantae
Divisi Magnoliophyta Magnoliophyta Magnoliophyta Magnoliophyta
Kelas Liliopsida Liliopsida Liliopsida Liliopsida
Ordo Arecales Arecales Arecales Arecales
Famili Arecaceae Arecaceae Arecaceae Arecaceae
Genus Cocos Elaeis Arenga Areca
Areca catechu
Spesies Cocos nucifera Elaeis guineensis Arenga pinnata
L.
Tingkatan
Pinang merah Lontar
takson
Kingdom Plantae Plantae
Divisi Magnoliophyta Magnoliophyta
Kelas Liliopsida Liliopsida
Ordo Arecales Arecales
Famili Arecaceae Arecaceae
Genus Areca Borassus
Spesies Areca vestiaria Borassus flabellifer
Sumber : https://id.wikipedia.org/

Sumber : https://biohasanah.wordpress.com/
Gambar 3. Keanekaragaman tingkat jenis dalam satu famili
Arecaceae

C. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup
yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis
makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda.
Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan
menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur,
padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-
lain.

Sumber : http://akromyuwavfi.blogspot.com
Gambar 4. Keanekaragaman tingkat ekosistem
Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah bervariasi baik mengenai kualitas komponen
tersebut maupun kuantitasnya. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya keanekaragaman
ekosistem di muka bumi ini. Antar komponen ekosistem hidup berdampingan tanpa saling
mengganggu, dan apabila terjadi kepunahan atau gangguan terhadap salah satu anggotanya maka
akan mengganggu kelangsungan hidup organisme lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada
komponen-komponen ekosistem ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan (homeostatis)
ekosistem tersebut. Sebagai suatu sistem, di dalam setiap ekosistem akan terjadi proses yang
saling terkait. Misalnya, pengambilan makanan, perpindahan energi atau energetika, daur zat
atau materi, dan produktivitas atau hasil keseluruhan ekosistem. Contoh keanekaragaman hayati
tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di
pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di dataran rendah.
Beberapa contoh keanekaragaman ekosistem antara lain:
a. Ekosistem pantai, didominasi oleh formasi pes-caprae dan formasi baringtonia.
b. Ekosistem padang rumput, didominasi oleh tumbuhan rumput.
c. Ekosistem gurun, didominasi oleh tumbuhan kaktus.
d. Ekosistem hutan hujan tropis : ditumbuhi oleh berbagai macam pohon, terutama tumbuhan
epifit dan liana ( misalnya rotan ).

MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati bermanfaat karena berperan dalam kehidupan manusia. Beberapa


manfaat keanekaragaman hayati di kehidupan dibedakan menjadi tiga kelompok sebagai berikut:
1. Manfaat produktif : artinya nilai produk
keanekaragaman hayati yang diolah secara TAHUKAH KAMU?
Masyarakat suku Dani di Lembah
besar-besaran dan bersifat komersial. Contoh: Baliem, Papua menggunakan beberapa
pabrik jaket kulit memerlukan kulit sapi sebagai spesies tumbuhan sebagai bahan
sandang. Untuk membuat yokal
bahan baku produknya. (pakaian wanita sudah menikah)
2. Manfaat konsumtif : artinya nilai produk digunakan spesies tumbuhan
Agrostophyllum majos dan untuk
keanekaragaman hayati yang langsung membuat wen digunakan Ficus
drupaceae. Untuk pakaiaan anak gadis
dikonsumsi. Contoh: bahan pangan, bahan
digunakan spesies tumbuhan kem
bangunan, bahan obat-obatan. (Eleocharis dulcis).
3. Manfaat non-konsumtif : artinya nilai produk keanekaragaman selain produktif dan
konsumsif, antara lain sebagai plasma nutfah memberikan keindahan alam, manfaat ilmiah
dan manfaat mental dan spiritual.

PERSEBARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA

Sumber : https://kadarsah.wordpress.com
Gambar 5. Pembagian Wilayah berdasarkan Garis Wallace, Weber dan Lydekker

Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki banyak kekayaan alam, oleh sebab itu dijuluki
Mega Divercity Country. Hal ini disebabkan negara kita terletak di daerah tropis.
Keanekaragaman yang tinggi di Indonesia bisa dijumpai dalam hutan hujan tropis yang di
dalamnya banyak ditemukan berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Ada juga tumbuhan yang
bersifat endemik, yaitu hanya terdapat di Indonesia dan tidak dijumpai di negara lain.

A. Persebaran Fauna di Indonesia


Indonesia terletak di antara benua Asia dan Australia sehingga fauna di Indonesia mencerminkan
karateristik fauna yang ada di antara kedua benua tersebut. Tipe fauna di Indonesia bagian barat
mirip dengan fauna di Asia Tenggara (oriental) meliputi Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan
sedangkan fauna di kawasan Indonesia bagian timur mirip dengan fauna di benua Australia
(Australis) meliputi Papua, Maluku, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Seorang ahli zoologi bernama
Weber melakukan penelitian di Indonesia. Persebaran fauna di Indonesia dibagi menjadi tiga
kawasan , yaitu :
a) Kawasan Indonesia bagian barat
Kawasan ini dibatasi oleh garis imajiner Wallace yang terletak di antara Kalimantan dengan
Sulawesi dan antara Bali dengan Lombok. Jenis fauna di kawasan Indonesia bagian barat
antara lain :
1) Sumatera : Gajah (Elephas maximus), orang utan (Pongo pygmaeus), tapir (Tapirus
indicus), harimau (Panthera tigris).
2) Jawa : badak jawa (Rhinoceros sondaicus),
3) Bali : jalak bali (Leucopsar rothschidi) dan macam-macam kera
4) Kalimantan : biawak (Varanus salvator), bekantan (Nasalis larvatus).
b) Kawasan Indonesia bagian timur
Kawasan Indonesia timur dibatasi oleh garis Lydekker yang meliputi Papua dan pulau-pulau
kecil di sekitarnya. Jenis fauna kawasan Indonesia bagian timur antara lain kanguru pohon
(Dendrolagus ursinus), walabi kecil (Dorcopsulus vanheurni), burung kasuari gelambir
ganda (Casuarius casuarius), burung cendrawasih ekor pita (Astrapia mayeri), kasturi raja
(Psittrichas fulgidus) dan buaya Irian (Crocodylus novaeguineae)
c) Kawasan peralihan
Kawasan peralihan ini dibatasi oleh garis Wallace di sebelah barat dan garis Lydekker di
sebelah timur. Di antara kedua garis ini, terdapat garis keseimbangan Weber yang terletak di
sebelah timur Sulawesi. Pada kawasan ini, terdapat peluang pencampuran antara unsur fauna
oriental dengan fauna australis. Jenis fauna kawasan peralihan antara lain anoa dataran
rendah (Bubalus depressicornis), babi rusa (Babyrousa babyrussa), komodo (Varanus
komodoensis), duyung (Dugong dugong), dan maleo (Macrocephalon maleo).

Elephas maximus Astrapia mayeri Varanus komodoensis


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki
Gambar 6. Contoh fauna di kawasan Indonesia bagian barat, timur dan peralihan

B. Persebaran Flora di Indonesia


Flora Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang meliputi Malaysia, Filipina, Indonesia
dan Papua Nugini. Flora Malesiana terbagi menjadi flora dataran Sunda, flora dataran Sahul, dan
flora di daerah tengah (Wallace) yang sangat khas dan endemik.
Flora dataran Sunda antara lain :
- Tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae contohnya pohon keruing (Dipterocarpus
applantus) yang kayunya sering digunakan untuk bahan bangunan
- Tumbuhan dari famili Nephenteceae, contohnya kantong semar (Nepenthes gymnamphora)
sebagai tumbuhan pemangsa serangga.
Flora dataran Sahul antara lain sagu (Metroxylon
sagu) dan pala (Myristica fragrans).
Flora kawasan Wallace antara lain leda
(Eucalyptus deglupta) yang memiliki batang
berwarna-warni. Daerah flora terkaya di

Sumber :
Gambar 7. Bunga Rafflesia arnoldi
https://www.goodnewsfromindonesia.id
Indonesia adalah hutan hujan tropis di Kalimantan. Persebaran flora endemik di Indonesia antara
lain sebagai berikut:
a. Bengkulu : Rafflesia arnoldi
b. Kalimantan : Meranti (Shorea sp.), rotan (Calamus caesius), anggrek hitam (Coelogyne
pandurata)
c. Papua : Matoa (Pometia pinnata), bunga Irian (Mucuna bennettii)
d. Jawa : Pohon Jati (Tecnosa grandis), mahoni (Swietenia mahogoni)

HILANGNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman gen, spesies dan ekosistem di Indonesia dan dunia mengalami pengurangan
terus menerus hingga berada pada tingkat kepunahan. Berkurangnya keanekaragaman hayati
menunjukkan ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dan kapasitas alam. Hal ini
menyebabkan keanekaragaman hayati semakin punah jika tidak bisa ditanggulangi dengan baik
oleh kita. Penyebab hilangnya keanekaragaman hayati dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Hilangnya Habitat
Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of
Nature) menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang TAHUKAH KAMU?
diakibatkan manajemen pertanian dan hutan yang tidak Setiap tahun, Indonesia
berkelanjutan menjadi penyebab terbesar hilangnya kehilangan hutan seluas
684.000 hektar akibat
kenekaragaman hayati. Bertambahnya jumlah penduduk pembalakan liar, kebakaran
hutan, perambahan hutan dan
menyebabkan semakin bertambah pula kebutuhan yang
alih fungsi hutan.
harus dipenuhi. Lahan yang tersedia untuk kehidupan
tumbuhan dan hewan semakin sempit karena digunakan
untuk tempat tinggal penduduk, dibabat untuk digunakan sebagai lahan pertanian atau dijadikan
lahan industri. Pada ekosistem air tawar, pembuatan bendungan justru merusak sebagian besar
habitat sungai. Pada ekosistem laut, pembangunan di daerah pinggir pantai telah menghilangkan
komunitas terumbu karang. Pada hutan tropis, penyebab utama hilangnya hutan adalah
ekstensifikasi pertanian maupun penebangan hutan. Keduanya untuk tujuan komersial misalnya
untuk bahan bangunan, pembuatan kertas, pensil dan tisu.

2. Introduksi Spesies
Introduksi spesies adalah suatu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah yang telah
memiliki spesies lokal. Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies
lokal yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di daerah tersebut. Beberapa
spesies asing tersebut dapat menjadi spesies invasif yang menguasai eksosistem. Pada ekosistem
yang terisolasi, adanya predator, kompetitor, atau patogen dapat mengancam spesies yang
sebelumnya sudah ada. Misalnya ikan pelangi (Melanotaenia ayamaruensis) merupakan spesies
endemik Danau Ayamaru, Papua Barat. Ikan pelangi terancam punah karena dimangsa oleh ikan
mas (Cyprinus carpio) yang dibawa dari Jepang dan menjadi spesies invasif di danau tersebut.

3. Eksploitasi Berlebihan pada Spesies Hewan dan Tumbuhan


Eksploitasi hewan dan tumbuhan secara besar-
besaran biasanya dilakukan terhadap komoditas
yang memiliki nilai ekonomi tinggi, misalnya
kayu hutan yang digunakan untuk bahan
bangunan dan ikan tuna sirip kuning yang
harganya mahal dan banyak diminati oleh
pecinta makanan laut. Eksploitasi yang
Sumber : https://www.voaindonesia.com
berlebihan dapat menyebabkan kepunahan Gambar 8. Harimau Sumatra ditemukan mati

spesies-spesies tertentu, apalagi bila tidak


diimbangi dengan usaha pengembangbiakannya.

4. Pencemaran Tanah, Air dan Udara


Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang
dihasilkan dari aktivitas manusia. Polutan tersebut
dapat mencemari air, tanah, dan udara. Beberapa
polutan berbahaya bagi organisme. Nitrogen dan
sulfur oksida yang dihasilkan dan kendaraan
bermotor jika bereaksi dengan air akan membentuk
hujan asam yang merusak ekosistem. Penggunaan
Sumber : https://hamparan.net
chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan Gambar 9. Pencemaran udara

menyebabkan lapisan ozon di atmosfer berlubang.


Akibatnya intensitas sinar ultraviolet yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan banyak
masalah, antara lain berkurangnya biomassa fitoplankton di lautan yang menyebabkan
terganggunya keseimbangan rantai makanan organisme.

5. Perubahan Iklim Global


Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas karbon dioksida (CO 2)
yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut Raven (1995), efek rumah kaca meningkatkan
suhu udara 1-3°C dalam kurun waktu 100 tahun. Kenaikan suhu tersebut menyebabkan
pencairan es di kutub dan kenaikan permukaan air laut sekitar 1-2 m yang berakibat terjadinya
perubahan struktur dan fungsi ekosistem lautan. Sedangkan tiap kenaikan 1°C akan
menggantikan batas toleransi beberapa spesies di daratan sekitar 125 km ke arah kutub atau 150
m vertikal ke arah gunung.

6. Industrialisasi Kehutanan dan Pertanian


Para petani cenderung menanam tumbuhan atau memelihara hewan yang bersifat unggul dan
menguntungkan sedangkan tumbuhan dan hewan yang kurang unggul dan kurang
menguntungkan akan disingkirkan. Selain itu, suatu lahan pertanian atau hutan industri
umumnya hanya ditanami satu jenis tanaman (monokultur), misalnya teh, karet, dan kopi. Hal
ini dapat menurunkan keanekaragaman hayati tingkat spesies.

UPAYA PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati di Indonesia perlu di


lestarikan sebagaimana di atur dalam UU No 23.
Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
Pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia
dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1. Pelestarian in situ: upaya pelestarian langsung di alam.


Metode insitu adalah bentuk konservasi cagar alam, TAHUKAH KAMU?
Saat ini kawasan konservasi
yang langsung dilakukan di daerah tersebut. Ada
yang ada di Indonesia
beberapa bentuk pelestarian hayati memakai metode terkelompok menjadi 180
cagar alam, 72 suaka
insitu, yaitu suaka marga satwa, taman nasional, cagar margasatwa, 70 taman
alam dan hutan suaka alam. wisata, 13 taman buru, 17
taman nasional, 3 taman
hutan raya, serta 13 taman
laut.
a. Suaka marga satwa adalah upaya perlindungan pada ekosistem yang dinilai memiliki
keunikan. Keunikan itu juga berisi berbagai macam jenis flora dan fauna yang harus
dilindungi.
b. Taman nasional adalah sebidang tanah yang mendapatkan perlindungan mutlak dari
pemerintah. Tanah ini berisi ekosistem-ekosistem yang dilindungi.
c. Cagar alam adalah keadaan alam yang mempunyai sifat yang khas melalui flora dan
fauna yang ada di dalamnya. Cagar alam juga memiliki ekosistem yang harus dilindungi.
d. Hutan suaka alam adalah hutan yang memiliki ekosistem dilindungi di dalamnya. Hutan
suaka alam juga bisa disebut hutan lindung.
Beberapa daerah konsevasi metode insitu di indonesia adalah:
a. Taman nasional ujung kulon yang melindungi badak bercula satu dan badak jawa
b. Taman nasional kerinci adalah taman nasional terbesar di indonesia dengan luas 15000
km. Taman nasional ini khusus melindungi hewan endemik Sumatra.
c. Taman nasional komodo yang melindungi hewan komodo
d. Taman nasional gunung lauser yang memiliki 1000 jenis flora dan 4000 jenis fauna.
Taman nasional ini memegang sebagai taman nasional dengan jenis flora fauna
terbanyak se-Asia Tenggara.
e. Pemerintah Indonesia menetapkan 326 kawasan cagar alam diantaranya, Cagar Alam
Kerinci Seblat dan Gunung Leuser di Sumatera, Cagar Alam Tanjung Puting di
Kalimantan, dan Cagar Alam Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur.

2. Pelestarian ex situ : upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan dengan cara
mengambil fauna dan flora dari wilayah aslinya, dengan tujuan melakukan konservasi,
perlindungan, serta pengembangbiakan. Upaya ini juga dilakukan saat ekosistem tempat
flora maupun fauna tersebut tinggal, telah hancur total atau rusak, dan membutuhkan waktu
untuk dapat layak diinggali kembali. Ex situ juga sebagai upaya konservasi dengan cara
mengoleksi spesies langka, sehingga masa hidup mereka bisa sedikit lebih lama. Upaya
pelestarian secara ex situ, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan kebun
binatang, taman safari, dan taman hutan raya.
a. Kebun binatang adalah salah satu bentuk konservasi dengan memakai lingkungan alam
buatan, yang terpisah- pisah pada setiap jenis spesies. Setiap spesies akan berada di
dalam kandang yang terpisah dengan spesies lain. Kekurangan dari kebun binatang
adalah ruang gerak menjadi sangat terbatas, akibat berada dalam kandang.
b. Taman safari adalah upaya pelestarian flora dan fauna melalui pembuatan lingkungan
buatan. Berbeda dengan kebung binatang yang setiap spesies berada dalam satu
kandang, pada taman safari, beberapa spesies berada dalam satu wilayah besar.
c. Taman hutan raya adalah taman hutan yang sebagian masih habitat asli, dan sebagian
telah di perbarui dengan lingkungan buatan. Taman hutan raya mengkhususkan pada
konservasi koleksi tumbuhan. Ciri- ciri hutan raya adalah mempunyai koleksi tumbuhan
yang banyak serta unik, mempunyai wilayah yang luas, serta masih memiliki keindahan
habitat aslinya.
Beberapa daerah konservasi ex situ yang ada di indonesia adalah:
a. Taman Safari Prigen Jawa Timur
b. Taman Hutan Raya Purwodadi Jawa Timur
c. Taman Hutan Raya Bogor
d. Kebun Binatang Ragunan Jakarta

C. Glosarium
Biodiversitas : keanekaragaman hayati
Eksitu : makhluk hidup di luar habitat aslinya
Eksploitasi : makhluk hidup: penggunaan makhluk hidup untuk kepentingan tertentu
Fauna : Hewan
Flora : tumbuhan
insitu : makhluk hidup di habitat aslinya
Konservasi : pemeliharaan makhluk hidup untuk melindungi/mencegah dari
kepunahan

D. Daftar Pustaka
Irnaningtyas.2016. Biologi untuk SMA /MA kelas X. Jakarta: Erlangga.
Yani Riana., dkk. 2009. Biologi 1 Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

You might also like