You are on page 1of 22

LABORATORIUM ILMUKEDOKTERAN JIWA KASUS BESAR

FAKULTAS KEDOKTERAN DESEMBER 2023


UNIVERSITAS HALU OLEO

SKIZOFRENIA YTT

Oleh :

Nurul Rasyiqah Hazti, S.Ked


K1B1 23 014

PEMBIMBING :

dr. Andiny Syamsinar, Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO


RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI
TENGGARAPROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Nama : Nurul Rasyiqah Hazti, S.Ked


NIM : K1B123014
Program Studi : Profesi Dokter
Fakultas : Kedokteran
Judul : Skizofrenia YTT
Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepanitraan klinik pada bagian
Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.

Kendari, Desember 2023


Mengetahui,
Pembimbing

dr. Andiny Syamsinar, Sp.KJ


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

STATUS PASIEN :

No. Status/Reg : 07 64 63
NAMA DOKTER MUDA : Nurul Rasyiqah Hazti, S.Ked
NAMA PASIEN : Tn.. A. R. N
NAMA AYAH : Tn. M
NAMA IBU : Ny. N
No. Status / No. registrasi : 076463

Masuk RS : 15 Desember 2023

Nama : Tn. A. R. N
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 27 tahun
Tempat Tanggal Lahir : Kendari, 14 Februari 1996
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku Bangsa : Makassar
No. Hp : 085333346225
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Honorer Perumahan
Alamat : BTN Zamza Resence ,Baruga
Diantar Oleh : Datang sendiri

Dokter yang mengobati : dr. Nur Eddy, M.Kes, Sp.KJ


Diagnosis : Skizofrenia YTT
Keluhan utama : Gelisah
LAPORAN PSIKIATRIK :
I. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan utama dan alasan MRSJ :

Gelisah

B. Riwayat Gangguan Sekarang :

Seorang pasien laki-laki berusia 26 tahun datang dengan keluhan


sering gelisah sejak 1 tahun yang lalu. Pasien merupakan pasien rawat
jalan tahun sejak tahun 2021. Awalnya pasien merasakan ada suara
bisikan saat berada di dalam mesjid, bisikan tersebut mengatakan
“tendang orang itu karena bukan golonganya kita” kemudian pasien
menendang orang yang berada di mesjid. Pasien selalu keluar rumah dan
berjalan tanpa tujuan atau mondari-mandir di dalam rumah Pasien juga
merasakan sering mendegar suara bisikan, halusinasi, susah tidur, susah
makan, sakit kepala, selalu mengancam, merusak barang, terkadang
mengamuk jika pernyataannya dibantah, dan memukul orang. Gejala
memberat 1 minggu SMRS.

Pasien pernah menjalani kehidupan normal selama 7 bulan lamanya,


namun pasien kembali kambu lagi saat berada di kantor, hingga
memukul teman kantornya. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien
pernah putus obat selama 2 bulan dan baru diketahui setelah pasien
mengamuk lagi. Adapun faktor yang membuat pasien mengamuk bahwa
selalu mencurigai saudaranya mengambil barang-barang pasien.
Riwayat penyakit fisik (-) Riwayat alergi (-) Riwayat psikis (+) Riwayat
pengobatan risperidone, trihexyphenidyl, clozapine dengan resep dokter
spesialis jiwa. Riwayat penyalahgunaan NAFZA (-), merokok (+),
alcohol (-).
C. Riwayat Penyakit Sebelumnya

1. Riwayat penyakit fisik : Tidak ada

2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif : Tidak ada


3. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya : Ada

D. Riwayat Kehidupan Keluarga

Keterangan : : Laki-laki : Pasien

: Perempuan : meninggal

Pasien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara. Pasien saat ini


tinggal dirumah pribadi bersama kedua saudaranya dan orang. Pasien
belum menika.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi :

1. Riwayat Pranatal dan Perinatal :

Pasien lahir pada tanggal 14 februari 1996. Ia merupakan anak ke-


3 dari 3 bersaudara. Ia merupakan anak yang diharapkan oleh kedua
orang tuanya. Pasien lahir normal dan proses persalinannya di rumah
sakit dibantu oleh bidan.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (usia 1-3 tahun) :

Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak pada umumnya,


pasien tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangan dan
pertumbuhannya. Perkembangan pada usia 1-3 tahun dimulai dari
tengkurap, balik badan, berjalan hingga berbicara dalam batas normal.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (usia 4-11 tahun) :

Pada periode ini pasien tinggal bersama kedua orang tua


kandungnya dan saudara kandungnya. Pada usia 6 tahun ia mulai
masuk di sekolah dasar dan selalu naik kelas. Ia bergaul sesuai anak
seusianya. Pada kelas 6 SD tepatnya usia 11 tahun pasien memiliki
riwayat penyakit fisik yaitu kejang dan menjalani terapi selama 2
tahun.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir Remaja (usia 12-18 tahun) :

Pasien mengalami kehidupan akhir remaja dengan menjalani terapi


post kejang.
5. Riwayat Masa Dewasa :

a. Riwayat Pendidikan :

Pasien menyelesaikan pendidikannya sampai jenjang SMA

b. Riwayat Pekerjaan :

Pasien bekerja sebagai honorer perumahan

c. Riwayat Pernikahan :

Pasien saat ini belum menikah

d. Riwayat Kehidupan Spiritual :

Pasien beragama islam


e. Riwayat Hukum :
Pasien tidak pernah terlibat pelanggaran hukum atau tindak
kriminal
6. Riwayat Kehidupan Sekarang :

Pasien tinggal bersama keluarga dan iparnya

7. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya :

Pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit dan butuh bantuan


tetapi pada saat yang sama menyangkal sakitnya tersebut.
II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum :

1. Penampilan umum :

Pasien laki-laki berusia 27 tahun. terlihat seperti seusianya.


Perawatan kurang baik, tidak memakai baju perawakan sedang, kulit
sawo matang, memakai celana pendek warna abu-abu dengan motif
garis-garis, tidak memakai alas kaki.
2. Kesadaran : Compos mentis, GCS E4M6V5

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor: Pasien gelisah


4. Pembicaraan : Spontan, fasih, volume sedang
5. Sikap terhadap pemeriksa : Pasien tidak kooperatif

B. Keadaan Afektif (mood), Perasaan, dan Empati :

1. Mood : Irritable mood

2. Ekpresi Afektif : Gelisah

3. Keserasian : Serasi

4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual :

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai


dengan taraf pendidikannya
2. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) :

a. Waktu : Tidak baik

b. Tempat : Tidak baik

c. Orang : Tidak baik

3. Daya ingat

a. Panjang : Tidak baik

b. Sedang : Tidak baik


c. Pendek : Tidak baik

4. Daya konsentrasi dan perhatian : Tidak baik

5. Pikiran abstrak : Tidak ada

6. Bakat kreatif : Tidak ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik

D. Gangguan Persepsi :

1. Halusinasi : Ada

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berfikir :

1. Arus pikiran

a. Produktivitas : Tidak baik

b. Kontinuitas : Relevan, Koheren

c. Hendaya berbahasa : Tidak Ada

2. Isi pikiran

a. Preokupasi : Tidak ada

b. Gangguan isi pikiran : Mendengar suara bisikan yang berulang

F. Pengendalian Impuls : Tidak baik

G. Daya Nilai dan Tilikan :

1. Norma sosial : Baik

2. Uji daya nilai : Baik

3. Penilaian realitas : Baik

4. Tilikan : Derajat 2, Pasien sadar bahwa dirinya


sedang sakit dan butuh bantuan tetapi pada saat yang sama menyangkal
sakitnya tersebut.
H. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS

A. Status Internus :

TD : 112/87 mmHg
N : 87 x/menit
P : 22 x/menit
TB : 171 cm
BB : 70 kg
IMT : 23,93 kg/m2

B. Status Neurologis :

GCS : E4M6V5 (compos mentis), Pemeriksaan neurologis lain tidak


dilakukan.
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA :

Tn. 27 tahun datang ke IGD dengan keluhan sering mengamuk,


gelisah, mendengar suara bisikan, halusinasi, dan bicara sendiri sejak 2021.
Pasien merupakan pasien rawat jalan di RSJ Sultra. Memberat 1 minggu
SMRS. Keluhan dirasakan tiap hari. Pasien selalu keluar rumah dan
berjalan tanpa tujuan atau mondari-mandir di dalam rumah, pasien juga
merasakan susah tidur, susah makan, sakit kepala, selalu mengancam,
merusak barang, dan hingga memukul orang. Pasien riwayat berobat
dengan dokter spesialis jiwa. Riwayat konsumsi risperidone,
trihexyphenidyl, clozapine. NAFZA (-), merokok (+), Alkohol (-).

Pasien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara. Saat ini pasien tinggal


dirumah pribadi bersama kakak kedua dan iparnya. Pasien belum menikah.
Hubungan dengan keluarga dan tetangga baik kurang baik.

Pemeriksaan status mental, pasien tidak memakai baju kesadaran


compos mentis, aktivitas psikomotori tenang, pembicaraan spontan dan
fasih, sikap tidak kooperatif, mood irritable, afek gelisah, serasi, perawakan
pasien kurang baik memakai celana pendek berwarna abu-abu dengan motif
bergaris dan tidak memakai alas kaki, orientasi waktu, tempat, dan orang
kurang baik, pasien tilikan 2.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL

A. Aksis I :
1. Berdasarkan hasil alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan
status mental ditemukan tanda dan gejala klinis bermakna yaitu pasien
Sering mengamuk, gelisah, mendegar suara bisikan, halusinasi, bicara
sendiri, memukul, suka jalan tanpa arah, mengancam, mencekik orang
dan susah tidur, perawatan diri kurang, mudah marah, yang
menyebabkan timbulnya “penderitaan” (distress) dan hendaya
(disabilitas) bagi pasien dan orang lain sehingga pasien dapat
dikategorikan mengalami Gangguan Jiwa.
2. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental ditemukan
adanya hendaya berat menilai realitas berupa halusinasi auditorik
sehingga dapat digolongkan ke dalam Gangguan Jiwa Psikotik
3. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya riwayat
penyakit fisik ataupun penyakit sistemik yang bermakna sebelumnya
serta tidak didapatkan riwayat penggunaan NAPZA sehingga
kemungkinan gangguan ini tidak diinduksi oleh Penyakit Medis dan
Penyalahgunaan Zat dapat disingkirkan.
4. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan status mental ditemukan adanya
kriteria 1 gejala yang amat jelas yaitu halusinasi auditorik, yang
mengajak pasien berbicara. Pasien mengalami gejala negatif yaitu sikap
sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang
menumpul atau tidak wajar yang bukan disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptika, pasien juga sering melamun sendiri sehingga
dapat menyebabkan menurunnya kinerja sosial ataupun pergaulan
sosial sehingga berdasarkan PPDGJ- III dengan kriteria satu gejala
dapat didiagnosis sebagai Skizofrenia (F20). Namun tidak dapat
digolongkan pada jenis-jenis skizofrenia manapun sehingga di
diagnosis Skizofrenia YTT (F20.9)
B. Aksis II :

Kejang saat usia 11 tahun

C. Aksis III :

Tidak ada

D. Aksis IV

Faktor stressor : Selalu mencurigai keluarganya mengambil barang-barang


pasien.

E. Aksis V :

GAF Scale 50-41 : gejala berat, disabilitas berat.


VI. DAFTAR PROBLEM :

A. Organobiologik :

Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna. Namun diduga terdapat


ketidak seimbangan neurotransmitter sehingga membutuhkan
psikofarmaka. Dopamin adalah modulator neurotransmiter yang berperan
penting dalam skizofrenia. Empat jalur dopamin utama telah terlibat dalam
neurobiologi skizofrenia dan efek samping obat antipsikotik: (1)
mesolimbik, (2) mesokorteks, (3) nigrostriatal, dan (4) tuberoinfundibular.
B. Psikologik :

Ditemukan adanya gangguan psikologi sehinggga membutuhkan


psikoterapi untuk memperbaiki daya tahan mental dan kemampuan
beradaptasi.
C. Sosiologik :

Terdapat hendaya sosial, hendaya pekerjaan dan faktor stressor psikososial


sehingga membutuhkan sosioterapi.
VII. PROGNOSIS

A. Faktor pendukung :
1. Keluarga mendukung pengobatan dan kesembuhan pasien

2. Tidak ada riwayat keluarga dengan gangguan jiwa


3. Menyadari penyakitnya dan mau dibantu sampai sembuh

B. Faktor penghambat :
1. Terdapat disabilitas berat
2. Pasien tidak merasa sakit → tilikan jelek

C. Prognosis :

1. Quo ad vitam : dubia ad bonam

2. Quo ad fungsionam : dubia ad malam

3. Quo ad sanationam : dubia ad malam

VIII. DIAGNOSIS BANDING


1. Skizofrenia Tak Terinci
Berdasarkan PPGDJ – III dan DSM V, kriteria diagnosis skizofrenia tak
terinci (F20.3) :
a) Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
b) Tidak memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik,
ataupun katatonik
c) Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca-
skizofrenia.
2. Gangguan Kepribadian Skizoid
Gangguan kepribadian yang memenuhi deskripsi (paling sedikit 3) berikut
:
a. Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan
b. Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment)
c. Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan
atau kemarahan terhadap orang lain
d. Tampak nyata ketidakpedulian baik terhadap pujian meupun
kecaman
e. Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan
orang lain (perhitungkan usia penderita)
f. Hampr selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri
g. Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan
h. Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab
(kalau ada hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin
hubungan seperti itu
i. Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan social yang
berlaku
3. Gangguan Skizotipal
Terdapat tiga atau empat gejala khas berikut ini harus sudah ada, secara terus
menerus atau secara episodic, sedikitnya untuk 2 tahun lamanya:
a. Afek yang tidak wajar atau yang menyempit (tampak dingin dan tak
acuh)
b. Perilaku dan penampilan yang aneh, eksentrik atau ganjil
c. Hubungan sosial yang buruk dengan orang laindan tendensi menarik diri
dari pergaulan social
d. Kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magik, yang
mempengaruhi perilaku dan tidak serasi dengan norma-norma setempat
e. Kecurigaan atau ide-ide paranoid
f. Pikiran obsesif berulang ulang yang tidak terkendali, sering dengan isi
yang bersifat dysmorphobic
g. Persepsi-persepsi panca indera yang tidak lazim mengenai tubuh atau
ilusi-ilusi lain, depersonalisasi atau derealisasi
h. Pikiran yang bersifat samar-samar, berputar-putar, penuh kiasan sangat
terinci dan ruwet, atau stereotipik, yang bermanifestasi dalam
pembicaraan yang aneh atau cara lain, tanpa inkoherensi yang jelas dan
nyata.
i. Sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik yang bersifat
sementara dengan ilusi, halusinasi auditorik atau lainnya secara bertubi-
tubi dan gagasan yang mirip waham, biasanya tanpa provokasi dari luar.

IX. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmaka

o Ladomer 1 amp/12J/IM

o Diazepam 1 amp/12J/IM
o Haloperidol 5 mg 3x1

o Clorpromasin 10 mg 2x1

B. Psikoterapi

o Membantu pasien untuk dapat merubah keyakinan pasien yang


negatif, irrasional, dan mengalami penyimpangan menjadi positif
dan rasional sehingga secara bertahap mempunyai reaksi somatik
dan perilaku yang lebih sehat dan normal. Memberikan penjelasan
dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar pasien
memahami kondisi dirinya, dan bagaimana cara menghadapinya.

o Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien


dalam memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi
penjelasan dsn pengertian mengenai penyakitnya, manfaat
pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin timbul
selama pengobatan, serta memotivasi pasien supaya mau minum
obat secara teratur
C. Sosioterapi

o Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien


sehingga bisa menerima keadaan pasien dan memberikan dukungan
moral serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu
proses penyembuhan dan keteraturan pengobatan.
X. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Fisik-biologis : Tidak dilakukan pemeriksaan

B. Psikometri : Tidak dilakukan pemeriksaan


XI. DISKUSI/PEMBAHASAN :
Berdasarkan PPDGJ – III untuk mendiagnosis pasien skizofrenia harus ada
sedikitnya Minimal satu gejala yang jelas (dua atau lebih, bila gejala kurang
jelas) yang tercatat pada kelompok a sampai d diatas, atau paling sedikit dua
gejala dari kelompok e sampai h, yang harus ada dengan jelas selama kurun
waktu satu bulan atau lebih. Kondisi-kondisi yang memenuhi persyaratan pada
gejala tersebut tetapi lamanya kurang dari satu bulan (baik diobati atau tidak)
harus didiagnosis sebagai gangguan psikotik lirskizofrenia akut.
1. Pikiran bergema (thought echo), penarikan pikiran atau penyisipan
(thought withdrawal atau thought insertion), dan penyiaran pikiran
(thought broadcasting).
2. Waham dikendalikan (delusion of beingcontrol), waham dipengaruhi
(delusion of being influenced), atau “passivity ”, yang jelas merujuk pada
pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau pikiran, perbuatan
atau perasaan (sensations) khusus; waham persepsi.
3. Halusinasi berupa suara yang berkomentar tentang perilaku pasien atau
sekelompok orang yang sedang mendiskusikan pasien, atau bentuk
halusinasi suara lainnya yang datang dari beberapa bagian tubuh.
4. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap
tidak wajar serta sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas
keagamaan atau politik, ataukekuatan dan kemampuan “manusia super”
(tidak sesuai dengan budaya dan sangat tidak mungkin atau tidak
masukakal, misalnya mampu berkomunikasi dengan makhluk asingyang
datang dari planit lain).
5. Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang/melayang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun oleh ide-ide
berlebihan (over value dideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap
hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus
6. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang
berakibat inkoheren atau pembicaraan tidak relevan atau neologisme.
7. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement ),sikap
tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea, negativism, mutisme,
dan stupor.
8. Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh (apatis), pembicaraan yang
terhenti, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya
yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan
oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
XII. FOLLOW UP
Tn. Abdul Rahim Nazir
N: 89x/mnt
(16/12/2023)
S : 35 C
KU: gelisah, istirahat kurang,
intake(+), R/onl (+) dibantu fiksasi P: 21 x/mnt
TD: 117/78 mmHg Dx : Skizofrenia tak terinci
N: 88x/mnt Terapi:
S : 36 C o Ladomer 1 amp/12J/IM
P: 20 x/mnt o Diazepam 1 amp/12J/IM
Dx : Skizofrenia tak terinci o Haloperidol 5 mg 3x1
Terapi: o Clorpromasin 10 mg 2x1
o Ladomer 1 amp/12J/IM
o Diazepam 1 amp/12J/IM Tn. Abdul Rahim Nazir
(19/12/2023)
o Haloperidol 5 mg 3x1
KU: gelisah, mondar-mandiri di
o Clorpromasin 10 mg 2x1 kamar, istirahat kurang, verbal
secukupnya, intake(+), R/onl (+)
Tn. Abdul Rahim Nazir TD: 117/78 mmHg
(17/12/2023)
N: 78x/mnt
KU: gelisah, mondar-mandiri di
kamar, stirahat kurang, intake(+), S : 37 C
R/onl (+) dibantu fiksasi P: 24 x/mnt
TD: 128/80 mmHg Dx : Skizofrenia tak terinci
N: 88x/mnt Terapi:
S : 36 C o Ladomer 1 amp/12J/IM
P: 20 x/mnt o Diazepam 1 amp/12J/IM
Dx : Skizofrenia tak terinci o Haloperidol 5 mg 3x1
Terapi: o Clorpromasin 10 mg 2x1
o Ladomer 1 amp/12J/IM
o Diazepam 1 amp/12J/IM Tn. Abdul Rahim Nazir
(20/12/2023)
o Haloperidol 5 mg 3x1
KU: gelisah, mondar-mandiri di
o Clorpromasin 10 mg 2x1 kamar, istirahat kurang, verbal
secukupnya, intake(+), R/onl (+)
Tn. Abdul Rahim Nazir TD: 110/78 mmHg
(18/12/2023)
N: 80x/mnt
KU: gelisah, istirahat kurang, verbal
secukupnya, intake(+), R/onl (+) S : 36 C

TD: 120/78 mmHg P: 20 x/mnt


Dx : Skizofrenia ytt
Terapi: o Clorpromasin 10 mg 2x1
o Ladomer 1 amp/12J/IM
Tn. Abdul Rahim Nazir
o Diazepam 1 amp/12J/IM (23/12/2023)
o Haloperidol 5 mg 3x1 KU: tenang, emosi stabil, tidur (+)
o Clorpromasin 10 mg 2x1 istirahat cumup, lerilaku terkontrol,
verbal seperlunya, batuk (+),
intake(+), R/onl (+)
Tn. Abdul Rahim Nazir
(21/12/2023) TD: 110/78 mmHg
KU: tenang, emosi stabil, tidur (+) N: 88x/mnt
istirahat cumup, lerilaku terkontrol, S : 35 C
verbal seperlunya, batuk (+),
intake(+), R/onl (+) P: 25 x/mnt
TD: 120/80 mmHg Dx : Skizofrenia ytt
N: 78x/mnt Terapi:
S : 36,4 C o Ladomer 1 amp/12J/IM
P: 20 x/mnt o Diazepam 1 amp/12J/IM
Dx : Skizofrenia tak terinci o Haloperidol 5 mg 3x1
Terapi: o Clorpromasin 10 mg 2x1
o Ladomer 1 amp/12J/IM
o Diazepam 1 amp/12J/IM
o Haloperidol 5 mg 3x1
o Clorpromasin 10 mg 2x1

Tn. Abdul Rahim Nazir


(22/12/2023)
KU: tenang, emosi stabil, tidur (+)
istirahat cumup, lerilaku terkontrol,
verbal seperlunya, batuk (+),
intake(+), R/onl (+)
TD: 110/78 mmHg
N: 80x/mnt
S : 36 C
P: 20 x/mnt
Dx : Skizofrenia ytt
Terapi:
o Ladomer 1 amp/12J/IM
o Diazepam 1 amp/12J/IM
o Haloperidol 5 mg 3x1
DIALOG ANAMNESIS

Alloanamnesis

- DM (Dokter Muda)

- P (Keluarga pasien)
DM : “Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya Nurul Rasyiqah Hazti
yang merupakan dokter muda (coas) yang saat ini sedang menjaga di IGD
RSJ Sultra ini. Boleh saya minta waktunya sebentar untuk tanya jawab ?
P : “Boleh dok”
DM : “Bapak, pasien namanya siapa?”
P : “Namanya Tn. A. R. N. dok”
DM : “Umurnya pasien berapa pak?”
P : “27 tahun dok”
DM : “Tempat tanggal lahirnya pasien pak?”
P : “Kendari, 14 Februari 1996 dok”
DM : “Alamat nya pasien dimana pak?”
P : “di BTN Zam-Zam Di, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara”
DM : “Bapak pasien Suku apa?”
P : “Suku Makassar dok”
DM : “Agama pasien pak?”
P : “Islam dok”
DM : “Pendidikan terakhirnya pasien apa pak?”
P : “SMA dok”
DM : “Pekerjaannya pasien pak sebagai apa?”
P : “Honorer Perumahan dok”
DM : “Baik pak. Sebelumnya saya mau bertanya pasien ada keluhan apa datang
ke rumah sakit pak?”
P : “Ini dok, adek saya sering gelisah, sring mengamuk, nafsu makan kurang
baik, sering bicara sendiri, susah tidur, memukul orang terutama keluarga,
biasa sakit kepala”
DM : “keluhan yang dirasakan pasien seperti ini apakah baru pertama kali?”
P : “tidak dok, adek saya rawat jalan di RS ini dok, sejak tahun 2021 dok”
DM : “apakah pasien sering halusinasi?”
P : “sering dok”
DM : “apakah pasien sering mendengar suara-suara?”
P : “sering dok, bisikan inilah dok gejala awalnya, pernah kejadian di masjid
ketika orang sedang ingin sholat, bisikan tersebut mengatakan “tendang
orang itu karena bukan golonganya kita” kemudian pasien menendang
orang yang berada di mesjid.”
DM : “apakah penyakit pasien ini berdampak ke sehari-hariannya?”
P : “iya dok, berdampak. Sebelumnya adek saya pernah hidup layaknya
normal tidak ada gejala dengan komsumsi obat bertahan selama 7 bulan
dan kambu lagi. Dan katanya Ketika minum obat adek saya mual”
DM : “Pak apakah ada faktor yang membuat pasien mengamuk?”
P : “ada dokter, selalu menuduh-menuduh keluarganya sendiri mengambil
barang-barangnya dan menganggap kita ini musuhnya”
DM : “Ada Riwayat penyakitnya seperti Diabetes, hipertensi atau penyakit
jantung?”
P : “ada dokter, sebelumnya saat kelas 6 SD usia 11 tahun pernah kejang”
DM : “pak bagaimana masa kecilnya, apakah ada keterlambatan tumbuh
kembang?”
P : “Kalau tumbuh kembang tidak ada keterlambatan cuma waktu kelas 6 SD
pernah kejang”
DM : “permisi sebelumnya pak apakah pasien komsumsi alkohol, merokok atau
sabu?”
P : “Kalau alkohol tidak pernah, merokok iya, tapi semenjak sakit sudah tidak
pernah merokok. Untuk sabu tidak pernah”
DM : “pak, pasien pernah putus obat?”
P : “iya, sempat pernah tidak komsumsi selama kurang lebih 2 bulan, itupun
kita tidak tahu dia tidak komsumsi, saat kambuh baru ketahuan”
DM : “jadi pasien tinggal dengan siapa sekarang?”
P : “tinggal sama saya”
DM : “kita siapanya?”
P : “saya kakakknya”
DM : “Kalau hubungan pasien di rumah dengan keluarga bagaimana?”
P : “baik dok”
DM : “Pasien sudah menikah?”
P : “belum dokter”
DM : “Baik pak, saya rasa sudah cukup wawancara saya hari ini. Terima kasih
banyak atas kerja samanya”
P : “Baik dok, terimakasih banyak dok.”
DAFTAR PUSTAKA
1. Marcsisin, J. M., Jason, B. R., & Jessica, M. G. 2017. Schizophrenia and
Related Disorders. Oxford University Press.
2. Maslim, R. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas
PPDGJ-III dan DSM-5. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya :
Jakarta.
3. Nugraha, A. R. 2019. Gambaran Kepatuhan Minum Obat Pasien Gangguan
Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung Tahun 2019 (Doctoral
dissertation, Poltekkes tanjungkarang).
4. Rahaya, Anggie, and Noor Cahaya. 2016. Studi Retrospektif Penggunaan
Trihexyfenidil pada Pasien Skizofrenia Rawat Inap yang Mendapat Terapi
Antipskotik di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum. Jurnal Farmasi Galenika
(Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) 2(2) : 124-131.
5. Rumagit, P., Tampa’i, R., Pareta, D., & Tombuku, J. L. 2021. Potensi Interaksi
Obat Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Prof.
Dr. VL Ratumbuysang. Biofarmasetikal Tropis, 4(1), 88-96.
6. Stahl, S.M. 2013. Stahl’s Essential Psychopharmacology: Neuroscientific
Basis and Practical Applications. 4th Edition.Cambridge University Press.
Cambridge.
7. Yu Andira, Wulan. 2019. Gambaran Peresepan Obat Pada Pasien Skizofrenia
Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung Tahun 2018. Diploma thesis,
Poltekkes tanjungkarang

You might also like