You are on page 1of 22

Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................................


Daftar Isi ............................................................................................................................
Bab I : Pendahuluan .........................................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................
1.2 Tujuan .....................................................................................................................
Bab II :Tinjauan Pustaka ................................................................................................
2.1 Defenisi Adhd................................................................................................................
2.2 Epidimiologi Adhd........................................................................................................
2.3 Etiologi Adhd................................................................................................................
2.4 Pattofisiologi Adhd........................................................................................................
2.5 Pattwhay Adhd..............................................................................................................
2.6 Manefestasi Klinis Adhd...............................................................................................
2.7 Penatalaksanaan Adhd...................................................................................................
2.8 Tanda dan Gejala Adhd.................................................................................................
2.9 Faktor Resiko Adhd ......................................................................................................
Bab III : Pembahasan........................................................................................................
Bab IV : Penutup ..............................................................................................................
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................................
4.2 Saran .............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu
gangguan perkembangan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengatur
perilaku, khususnya untuk mengantisipasi tindakan dan keputusan masa
depan (Martin, 2008). Faktor penyebabnya meliputi faktor keturunan,
kerusakan janin prakelahiran, makanan, dinamika keluarga dan
lingkungan fisik. Gangguan ini diperkirakan antara kurang dari 1%
hingga 5% (Santrock, 2002a). Tanda-tanda adanya gangguan ADHD
sebenarnya sudah dapat dideteksi sejak anak masa prasekolah. Kurangnya
atensi, hiperaktif dan kompulsif merupakan tanda-tanda yang langsung
dapat ditangkap adanya gangguan pada anak, misalnya saja anak tidak
suka atau kehilangan minat untuk bermain, berlari kesana-kemari dan
tidak dapat mengontrol keinginannya untuk menyentuh benda-benda
disekitarnya. Martin (2008) mengungkapkan anak-anak dengan gangguan
perhatian beresiko tinggi untuk gagal di sekolah. Sembilan puluh persen
siswa pengidap ADHD kurang berprestasi di sekolah. Lebih kurang
separuh dari jumlahnya pernah tinggal kelas. Sekitar 20% lainnya
bermasalah dalam membaca. Kesulitan-kesulitan menulis yang serius
terjadi pada sebagian besar siswa ini. Sekitar sepertiga drop-out sebelum
lulus sekolah menengah atas. Sedikit sekali, mungkin hanya 5 %, yang
menyelesaikan kuliah selama empat tahun di perguruan tinggi.
Judarwanto (2004), mengungkapkan bahwa angka kejadian kelainan ini
adalah sekitar 3 – 10%, di Ameriksa serikat sekitar 3-7% sedangkan di
negara Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar 5-10%. Diagnosis and
Statistic Manual (DSM IV) menyebutkan prevalensi kejadian ADHD
pada anak usia sekolah berkisar antara 3 hingga 5 persen. Di Indonesia
angka kejadiannya masih belum angka yang pasti, meskipun tampaknya
kelainan ini tampak cukup banyak terjadi. Terkadang seorang anak hanya
dianggap 'nakal' atau 'bandel' dan 'bodoh' sehingga seringkali tidak
ditangani secara benar, seperti dengan kekerasan yang dilakukan oleh
orang tua dan guru akibat dari kurangnya pengertian dan pemahaman
tentang ADHD. Terdapat kecenderungan lebih sering pada anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan. Secara epidemiologis rasio kejadian
dengan perbandingan 4 : 1. Namun tampaknya semakin lama tampaknya
kejadiannya semakin meningkat saja. Sering dijumpai pada anak usia pra
sekolah dan usia sekolah, terdapat kecenderungan keluhan ini akan
berkurang setelah usia Sekolah Dasar. Meskipun tak jarang beberapa
manifestasi klinis tersebut dijumpai pada remaja atau orang dewasa.
ADHD adalah gangguan perkembangan yang mempunyai onset gejala
sebelum usia 7 tahun. Setelah usia anak, akan menetap saat remaja atau
dewasa. Diperkirakan penderita ADHD akan menetap sekitar 15-20% saat
dewasa. Sekitar 65% akan mengalami gejala sisa saat usia dewasa atau
kadang secara perlahan menghilang. Angka kejadian ADHD saat usia
dewasa sekitar 2-7%. Predisposisi kelainan ini adalah 25 persen pada
keluarga dengan Ibu yang membakat

1.2 Tujuan
1. Mengetahui defeneisi. Etiologic, Patofisiologi, Pattway. Epidiomologi,
etiologic . manefestasi klinis dan penatalaksanaan
2. Dapat membuat Askep mengenai penyakit ADHD (Attention deficit
hyperactivity disorder)
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Defenisi
ADHD adalah suatu konidisi yang pernah dikenal Attention deficit disorder
(sulit memutuskan perhatian ). Sehinnga ADHD dapat difenisikan sebagai
kelainan neurobehavioral yang sering terjadi pada anak-anak yang merupakan
juga suatu kedaaan kronis yang sering bertpengaruh pada anak-anak usia
sekolah, dan merupakan gangguan mental yang sering ditemukan pada anak-
anak

ADHD juga didefinisikan merupakan gangguan neurobiologis yang ciri-ciri


sudah tamapak pada anak sejak kecil.

ADHD juga merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas


mototrik anak0anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak
lazim dan cederung berlebihan. Ditandai dengan keluhan perasaan gelisah,
tidak bisah diam, tidak bisah duduk tenang, dan selalu meninggalakan keadaan
yang tetap seperti duduk atau sedang berdiri

2.2 Epidiomologi
Data epidemiologi Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
menunjukan bahwa kondisi ini merupakan penyakit mental tersering ketiga
setelah depresi dan gangguan cemas. Pada tahun 2015, ADHD diperkirakan
terjadi pada 3,4% anak-anak dan dewasa muda di seluruh dunia
Global : Secara global, kejadian Attention deficit hyperactivity
disorder (ADHD) tersebar di seluruh dunia dengan angka yang bervariasi.
Data epidemiologi yang tersedia mengindikasikan bahwa ADHD
mempengaruhi 3,4% populasi anak dan dewasa muda seluruh dunia. Di
Amerika Serikat, terdapat peningkatan kejadian ADHD dalam dua dekade
terakhir, dari 6,1% pada tahun 1997-1998 menjadi 10,2% pada tahun 2015-
2016. Rasio pria dibanding wanita yaitu 2:1. Karakteristik gejala hiperaktif
atau impulsif lebih banyak ditemukan pada pria, sementara pada wanita lebih
banyak ditemukan manifestasi gangguan pemusatan perhatian.
Indonesia : Prevalensi Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) secara
nasional di Indonesia belum diketahui. Berdasarkan data dari RSUP Sanglah
Denpasar, selama periode 2005-2006 terdapat 111 dari 162 pasien yang
datang ke Klinik Tumbuh Kembang RSUP Sanglah Denpasar yang
terdiagnosis ADHD. Pasien terdiri dari 81,1% laki-laki dan 18,9% perempuan.

2.3 Etiologi
Etiologi Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) diduga merupakan
kombinasi dari faktor genetik, neurologi, dan lingkungan. Etiologi genetik
berhubungan dengan sistem transmisi dopaminergik. Selain itu, faktor
lingkungan saat prenatal dan perinatal seperti paparan timbal dan paparan
rokok meningkatkan risiko ADHD.
1. Genetik
Bukti ilmiah mengindikasikan bahwa ADHD bersifat herediter dan
poligenik. Gen-gen yang dihubungkan dengan ADHD diketahui berperan
penting dalam perkembangan otak, migrasi sel, dan mengkode reseptor
katekolamin dan gen transporter.

2. Factor Neurologi
Sementara itu, faktor neurologi yang tidak diturunkan yang telah
dihubungkan dengan ADHD mencakup adanya gangguan selama
kehamilan dan kelahiran. Paparan alkohol dan merokok selama kehamilan
serta berat badan lahir rendah telah dihubungkan dengan peningkatan
risiko ADHD. Konsumsi alkohol selama kehamilan, terutama pada masa
menjelang kelahiran, diduga menyebabkan mutasi pada sel germinal yang
akan meningkatkan risiko ADHD. Paparan nikotin selama kehamilan
dapat berpengaruh pada sistem serotonin dan dopaminergik, pertumbuhan
sel otak, dan sintesis DNA dan RNA pada otak fetus. Kondisi prenatal lain
yang diidentifikasi meningkatkan faktor risiko ADHD adalah lahir
prematur, lahir secara sectio caesarea, preeklampsia, persalinan yang
diinduksi, dan skor APGAR yang rendah di lima menit pertama. Tidak
hanya preeklampsia, seluruh keadaan hipertensi pada kehamilan juga
diduga meningkatkan risiko ADHD. Selain itu, cedera otak hipoksik-
anoksik, epilepsi, dan cedera otak traumatik juga merupakan hal-hal yang
dihubungkan dengan timbulnya ADHD.

3. Factor Lingkungan

Paparan terhadap toksin lingkungan seperti timbal, organofosfat, dan


pestisida telah dihubungkan dengan timbulnya ADHD

2.4 Pattofisiologi
Sebagian besar hingga sekarang percaya bahwa ADHD terdiri dari tiga
masalah pokok: kesulitan dalam perhatian berkelanjutan, pengendalian atau
penghambatan impuls, kegiatan berlebihan. Beberapa periset, seperti barkley,
menambahkan masalah-masalah lain seperti kesulitan metauhi peraturan dan
instruksi, adanya vairiabilitasi berlebih dalam merespons situasi, khusunya
pekerjaan sekolah. Singkatnya ADHD merupakan suatu gangguan
perkembangan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengatus perilaku,
khususnya untuk mengantisipasi tindakan dan keputusan masadepan. Anak
yang mengidap ADHD relative tidak mampu menahan diri untuk merespons
situasi pada saat tertentu. Mereka benar-benar tidak bisa menunggu.Penyebab
diperkirakian karena mereka memiliki sumber biologis yang kuat yang
ditemukan pada anak-anak dengan predisposisi keturunan. beberapa penelitian
b elumdapat menyimpulkan penyebab pasti dari ADHD seperti halnya dengan
gangguan perkembangan lainnya (autisme), beberapa faktor yang berperan
dalam timbulnya ADHD adalah faktor genetik, perkemangan otak saat
kehamilan, perkembangan otaksaat perinatal, tingkat kecerdasan (IQ), terjadi
disfungsi metabolisme, hormonal,lingkungan fisik dan sosial sekitar, asupan
gizi, dan orang- orang dilingkungan sekitartermasuk keluarga. bebrerapa teori
yang sering dikemukakan adalah huungan antara neurotransmitter dopamine
dan epinephrine. Teori faktor genetik, beberapa penelitian dilakukan bahwa
pada keluarga penderita, selalu disertai dengan penyakit yang sama setidaknya
satu orang dalam keluarga dekat. Orang tua dan sodara penderita ADHD
memiliki resiko hingga 2-8x terdapat gangguan ADHD Teori ini menyebutkan
adanya gangguan disfungsi sirkuit neuron diotak yang dipengaruhi oleh
berbagai gangguan neurotransmitter sebagai pengatur gerakan dan control
aktivitas diri.
2.5 Pattwhay
2.6 Manefestasi Klinis

Manifestasi klinis gejala-gejala tersebut dapat merupakan predominan


inatentif, predominan hiperaktif-impulsif, atau kombinasi dari keduanya.
Berdasarkan fungsi sosial individu dengan ADHD, dapat dikelompokkan
menjadi ringan sedang dan berat

2.7 Pentalaksanaan
Terdapat bebrapa terapi yang bisah dilakukan oleh perawat :
1. Psikoedukasi
2. Terapi psikologi
3. Perilakau pengganti dan pelatihan menajemen diri
4. Coaching
5. Teknologi
6. Akomodasi
7. Advokat

2.8 Tanda dan Gejala


Ciri-ciri anak ADHD yang biasa terjadi, seperti hiperaktif, perilaku impulsif,
kesulitan fokus. Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan
untuk duduk diam, mengikuti petunjuk, dan menyelesaikan tugas di rumah
atau sekolah. Gejala ADHD pada anak biasanya dimulai sebelum usia anak 12
tahun.

2.9 Factor Resiko


1. Penderita memiliki kerabat darah, seperti orang tua atau saudara kandung,
dengan ADHD atau gangguan kesehatan mental lainnya
2. Ibu Penderita merokok, minum alkohol, atau menggunakan narkoba
selama kehamilan
3. Sebagai seorang anak, Penderita terkena racun lingkungan - seperti timah,
ditemukan terutama di cat dan pipa di bangunan tua
4. Penderita lahir premature
Bab III
Pembahasan
3.1 Analisa Kasus :
An.A merupakan anak laki-laki berusia 6 tahun dan bersekolah di Sekolah Dasar .
Ayahnya bekerja sebagai karyawan swasta dan ibunya ada ibu rumah tangga. Ibu
An.A membawanya ke konsultasi psikologi karena keluhan yang banyak
disampaikan oleh guru, teman, tetangga bahkan juga kerabat dekatnya. Semua
mengeluhkan perilaku An.A yang selalu over aktif. Di sekolah guru An.A
mengungkapkan bahwa An.A selalu berkeliling kesana kemari tidak mau duduk
diam, mulai dari sering mengambil barang-barang lain milik temannya dan
melemparkannya keluar kelas dan bahkan tidak jarang An.A memukul temannya
hingga benjol dan terluka. Dirumah An.A juga menunjukkan hal yang sama,
dimana dia selalu memberantakan semua barang dan perabotan rumah dan bahkan
kaca rumah sering dipecahkan.

3.2 Pengkajian
 Identitas klien
Nama : Anak A
Umur : 6 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Kristen protestan
Suku Bangsa: Maluku
Alamat : Jln. Karel Satsuitubun
Tgl. MRS: 30 November 2023
Diagnosa Medis : ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)

Identitas penanggung jawab


Nama : Ny.N
Umur : 34 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan pasien : ibu
 Alasan masuk
Ibu pasien mengatakan banyak keluhan yang banyak disampaikan oleh
guru, teman, tetangga bahkan juga kerabat dekatnya bahwa perilaku An.A
yang selalu over aktif. Di sekolah guru An.A mengungkapkan bahwa
An.A selalu berkeliling kesana kemari tidak mau duduk diam, mulai dari
sering mengambil barang-barang lain milik temannya dan
melemparkannya keluar kelas dan bahkan tidak jarang An.A memukul
temannya hingga benjol dan terluka.

 Factor predisposisi
Pasien selalu over aktif. Di sekolah guru An.A mengungkapkan bahwa
An.A selalu berkeliling kesana kemari tidak mau duduk diam, mulai dari
sering mengambil barang-barang lain milik temannya dan
melemparkannya keluar kelas dan bahkan tidak jarang An.A memukul
temannya hingga benjol dan terluka.

 Pemeriksaan Fisik
KeadaanUmum
 Penampilan : Klien tampak agak kusam.
 Kesadaran : Composmentis
 Vital Sign : TD : - RR : 25 kali / menit Temp : 37,4 º C Nadi :100
kali /menit BB : 18 kg TB : 110 cm2.

 Psikososial
1. Genogram
Keterangan:

: perempuan : serumah

: laki-laki : meninggal

: pasien

2. Konsep diri
 Gambaran diri pasien yang selalu over aktif.
 Identitas pasien adalah perempuan 6 tahun pasien belum menikah pasien
masih duduk di bangku pendidikan
 Peran pasien adalah anak pertama

3. Hubungan sosial
 Pasien sering mengambil barang teman-temannya dan juga memukul
temannya hingga benjol dan terluka

4. Spiritual
 Kegiatan ibadah sebelum masuk RS pasien terkadang pergi beribadah

5. Status mental
 Penampilan pasien kelihatan kusam karena sering bermain kesana kemari
 Aktivitas motoric pada saat pengkajian pasien terlihat berbaring di tempat
tidur
 Interaksi selama wawancara selama wawancara pasien kurang kooperatif
 Tingkat kesadaran pasien baik

Masalah psikologis dan lingkungan


Di sekolah pasien sering berjalan kesana kemari tidak mau diam selalu
memukul temannya
3.3 ANALISA DATA

Data Etiologi Problem


Ds : Impulsif\operatif, Resiko Cedera
- Kerabat klien hiperaktivoitas, dan
mengatakan anak inatensi
A yang selalu
over aktif. Tidak bisa diam

Do : Gangguan Aktivitas
- Klien tampak
tidak bisa diam Tidak mampu
- Klien terlihat mendeteksi bahaya
seperti gelisa dan
selalu ingin
beraktivitas RESIKO CEDERA
(bermain)

Ttv :
Td : -
Suhu : 37,4 ℃
Nadi : 100x/m
RR : 25x/m
Bb : 18 kg
Tb : 110 cm
Ds : Impulsif\operatif, Gangguan interaksi
- Kerabat hiperaktivoitas, dan sosial
mengatakan inatensi
bahwa anak A
selalu berkeliling Gangguan proses
kesana-kemari. berpikir
- Anak A
mengambil Ketidakmampuan
barang-barang atensi terhadap
milik temannya lingkungan sekitar
dan
melemparkannya Gangguan interaksi
keluar kelas. sosial
- Keluarga
mengatakan klien
tidak nyaman
dengan situasi
sosial
Do :
- Klien tampak
kurang responsive
atau tertarik pada
orang lain
- Klien terlihat
tidak kooperatif
dalam bermain
dan berteman
dengan sebaya
- Perilaku klien
tidak sesuai usia

Ttv :
Td : -
Suhu : 37,4 ℃
Nadi : 100x/m
RR : 25x/m
Bb : 18 kg
Tb : 110 cm
Ds : Impulsif\operatif, Koping Tidak
- Kerabat (guru) hiperaktivoitas, dan Efektif
klien mengatakan inatensi
anak A sering
memukul Tidak bisa diam
temannya hingga
benjol dan terluka Ketidakmampuan
- Orangtua klien keluarga
mengatakan anak mengendalikan
A juga perilaku
menunjukan hal
yang sama Mengendalikan secara
dirumah dimana paksa
dia selalu
memberantakan Penganiyaan
semua barang dan
perabotan rumah KOPING TIDAK
dan bahkan kaca EFEKTIF
rumah sering
dipecahkan
Do :
- Klien tampak
tidak mampu
memenuhi peran
yang diharapkan
(sesuai usia)
- Perilaku klien
tampak tidak
asertif

Ttv :
Td : -
Suhu : 37,4 ℃
Nadi : 100x/m
RR : 25x/m
Bb : 18 kg
Tb : 110 cm

3.4 Diagnose Keperawatan


1. (D.0136) Resiko cedera d.d Anak A yang over aktif
2. (D.0118) Gangguan interekasi sosial d.d Klien mengambil barang milik
temannya dan melemparkannya keluar kelas
3. (D.0096) Koping tidak efektik b.d penganiyaan d.d klien memukul
temannya hingga benjol dan terluka klien juga memberantakan semua
barang dan perabotan rumah dan bahkan kaca rumah sering dipecahkan
3.5 INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnose Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan Ttd


1. Resiko Cedera Tingkat Cedera (L.14136) Manajemen keselamatan lingkungan Kel 8
(D.0136) d.d Tujuan : (1.14513) :
Anak A yang over Setelah dilakukan tindakan Observasi :
aktif 1x24 jam diharapkan - Identifikasi kebutuhan keselamatan
tingkat cedera menurun (mis. Kondisi fisik, fungsi kognitif
dengan dan riwayat perilaku)
Kriteria hasil : - Monitor status keselamatan
Toleransi Aktivitas lingkungan
meningkat (5) Terapeutik :
Kejadian cedera luka/lecet - Hilangankan bahaya keselamatan
menurun (5) lingkungan (mis. Fisik, biologi dan
Pola istirahat dan tidur kimia) jika memungkinkan
membaik (5) - Memodifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahaya dan resiko.
Edukasi :
- Ajarkan individu, keluarga dan
kelompok resiko tinggi bahaya
lingkungan
2. Gangguan Interaksi sosial (L.13115) Modifikasi perilaku keterampilan sosial
interaksi sosial Tujuan : (1.13484)
(D.0118) d.d Setelah dilakukan tindakan Observasi :
klien mengambil keperawatan 1x24 jam - Identifikasi penyebab kurangnya
barang milik diharapkan interaksi sosial keterampilan sosial
temannya dan meningkat dengan - Identifikasi focus pelatihan
melemparkannya Kriteria hasil : keterampilan sosial
keluar kelas Perasaan nyaman dengan Terapeutik
situasi sosial meningkat - Motivasi untuk berlatih keterampilan
(5) sosial
Perasaan mudah menerima - Libatkan keluarga selama latihan
dan mengkomunikasikan keterampilan sosial, jika perlu
perasaan meningkat (5) Edukasi
Kooperatif dalam bermain - Jelaskan tujuan melatih keterampilan
dengan teman sebaya sosial
meningkat (5) - Jelaskan respon dan kosekuensi
Perilaku sesuai usia keterampilan sosial
meningkat (5) - Anjurkan mengungkapkan perasaan
Gejalah cemas menurun akibat masalah yang dialami
(5)
3. Koping tidak Status Koping (L.09086) Dukungan pengambila keputusan (1.09265)
efektik (D.0096) Tujuan : Observasi :
b.d penganiyaan Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi persepsi mengenal
d.d klien keperawatn selama 1x24 masalah dan informasi yang memicu
memukul jam diharapkan status konflik
temannya hingga koping membaik dengan Terapeutik :
benjol dan terluka Kriteria Hasil : - Fasilitas mengklarifikasi nilai dan
klien juga Kemampuan memenuhi harapan yang membantu membuat
memberantakan peran sesuai usia pilihan
semua barang dan meningkat (5) - Diskusikan kelebihan dan
perabotan rumah Perilaku koping adaptif kekurangan dari setiap solusi
dan bahkan kaca meningkat (5) - Fasilitasi melihat situasi secara
rumah sering Verbalisasi kemampuan realistic
dipecahkan mengatasi masalah - Motivasi mengungkapkan tujuan
meningkat (5) perawatan yang diharapkan
Kemampuan membina Edukasi :
hubungan meningkat (5) - Informasikan alternative solusi
Perilaku permusuhan secara jelas
menurun (5) - Berikan informasi yang diminta
pasien
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain dalam memfasilitasi
pengambilan keputusan
3.6 IMPLEMENTASI

No Tanggal dan Diagnose Keperawatan Implementasi Ttd


Waktu
1. Tanggal 2 Resiko Cedera (D.0136) 1. Mengidentifikasi Kelompok
November 2022 d.d Anak A yang over kebutuhan keselamatan _8
Pukul 09:00 aktif (mis. Kondisi fisik,
WIT fungsi kognitif dan
riwayat perilaku)
2. Memonitor status
keselamatan lingkungan
3. Mengilangankan
bahaya keselamatan
lingkungan (mis. Fisik,
biologi dan kimia) jika
memungkinkan
4. Memodifikasi
lingkungan untuk
meminimalkan bahaya
dan resiko.
5. Menajarkan individu,
keluarga dan kelompok
resiko tinggi bahaya
lingkungan
2. Tanggal 2 Gangguan interaksi 1. Mengidentifikasi Kelompok_8
november 2022 sosial (D.0118) d.d klien penyebab kurangnya
Pukul 12.00 wit mengambil barang milik keterampilan sosial
temannya dan 2. Menidentifikasi focus
melemparkannya keluar pelatihan keterampilan
kelas sosial
3. Memotivasi untuk
berlatih keterampilan
sosial
4. Melibatkan keluarga
selama latihan
keterampilan sosial,
jika perluJelaskan
tujuan melatih
keterampilan sosial
5. Menjelaskan respon dan
kosekuensi
keterampilan sosial
6. Menganjurkan
mengungkapkan
perasaan akibat masalah
yang dialami
3 Tanggal 2 Koping tidak efektik 1. Memgidentifikasi Kelompok-8
november 2022 (D.0096) b.d persepsi mengenal
Pukul 13.00 penganiyaan d.d klien masalah dan informasi
memukul temannya yang memicu konflik
hingga benjol dan terluka 2. Memfasilitas
klien juga mengklarifikasi nilai
memberantakan semua dan harapan yang
barang dan perabotan membantu membuat
rumah dan bahkan kaca pilihan
rumah sering dipecahkan 3. Mendiskusikan
kelebihan dan
kekurangan dari setiap
solusi
4. Memfasisilitasi melihat
situasi secara realistic
5. Memotivasi
mengungkapkan tujuan
perawatan yang
diharapkan
6. Menginformasikan
alternative solusi secara
jelas
7. Berikan informasi yang
diminta pasien
8. Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain
dalam memfasilitasi
pengambilan keputusan
3.7 EVALUASI

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Evaluasi Tanda


dan waktu tangan
1. Resiko Cedera (D.0136) d.d Tanggal 2 S: Kerabat klien mengatakan Kelompok-8
Anak A yang over aktif November anak A yang selalu over aktif
2022
Pukul 09:00 O:
WIT - Klien tampak tidak bisa
diam
- Klien terlihat seperti
gelisa dan selalu ingin
beraktivitas (bermain)

A: Masalah belum teratasi


P: Intervensi dilanjutkan
2 Gangguan interaksi sosial Tanggal 2 S: Kelompok_8
(D.0118) d.d klien November - Kerabat mengatakan
mengambil barang milik 2022 pukol bahwa anak A selalu
temannya dan 12.00 WIT berkeliling kesana-
melemparkannya keluar kelas kemari.
- Anak A mengambil
barang-barang milik
temannya dan
melemparkannya keluar
kelas.
- Keluarga mengatakan
klien tidak nyaman
dengan situasi sosial

O:
- Klien tampak kurang
responsive atau tertarik
pada orang lain
- Klien terlihat tidak
kooperatif dalam
bermain dan berteman
dengan sebaya
- Perilaku klien tidak
sesuai usia

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
3. Koping tidak efektik S: Kelompok_8
(D.0096) b.d penganiyaan d.d - Kerabat (guru) klien
klien memukul temannya mengatakan anak A
hingga benjol dan terluka sering memukul
klien juga memberantakan temannya hingga benjol
semua barang dan perabotan dan terluka
rumah dan bahkan kaca - Orangtua klien
rumah sering dipecahkan mengatakan anak A
juga menunjukan hal
yang sama dirumah
dimana dia selalu
memberantakan semua
barang dan perabotan
rumah dan bahkan kaca
rumah sering
dipecahkan

O:
- Klien tampak tidak
mampu memenuhi
peran yang diharapkan
(sesuai usia)
- Perilaku klien tampak
tidak asertif

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
Bab IV
Penutup
4.1Kesimpulan
ADHD adalah suatu konidisi yang pernah dikenal Attention deficit disorder (sulit
memutuskan perhatian ). Sehinnga ADHD dapat difenisikan sebagai kelainan
neurobehavioral yang sering terjadi pada anak-anak yang merupakan juga suatu
kedaaan kronis yang sering bertpengaruh pada anak-anak usia sekolah, dan
merupakan gangguan mental yang sering ditemukan pada anak-anak ADHD juga
didefinisikan merupakan gangguan neurobiologis yang ciri-ciri sudah tamapak
pada anak sejak kecil. ADHD juga merupakan gangguan perkembangan dalam
peningkatan aktifitas mototrik anak0anak hingga menyebabkan aktivitas anak-
anak yang tidak lazim dan cederung berlebihan. Ditandai dengan keluhan
perasaan gelisah, tidak bisah diam, tidak bisah duduk tenang, dan selalu
meninggalakan keadaan yang tetap seperti duduk atau sedang berdiri Tanda dan
gejala yang sering muncul pada ana ADHD seperti hiperaktif, perilaku impulsif,
kesulitan focus. ADHD secara nasional di Indonesia belum diketahui.
Berdasarkan data dari RSUP Sanglah Denpasar, selama periode 2005-2006
terdapat 111 dari 162 pasien yang datang ke Klinik Tumbuh Kembang RSUP
Sanglah Denpasar yang terdiagnosis ADHD. Pasien terdiri dari 81,1% laki-laki
dan 18,9% perempuan.

4.2Saran

Dengan makalah ini diharapkan seluruh komponen tenaga kesehatan pada


khususnya dapat memberikan asuhan keperawatan pada sistem endokrin
khususnya juvenile untuk mencapai kesehatan yang optimal. Dan juga perawat
perlu meningkatan pengetahuan terkait dengan konsep penyakit serta
penatalaksanaan penting guna membantu proses penyembuhan penyakit.

You might also like