Professional Documents
Culture Documents
Askep Kep Jiwa
Askep Kep Jiwa
1.2 Tujuan
1. Mengetahui defeneisi. Etiologic, Patofisiologi, Pattway. Epidiomologi,
etiologic . manefestasi klinis dan penatalaksanaan
2. Dapat membuat Askep mengenai penyakit ADHD (Attention deficit
hyperactivity disorder)
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Defenisi
ADHD adalah suatu konidisi yang pernah dikenal Attention deficit disorder
(sulit memutuskan perhatian ). Sehinnga ADHD dapat difenisikan sebagai
kelainan neurobehavioral yang sering terjadi pada anak-anak yang merupakan
juga suatu kedaaan kronis yang sering bertpengaruh pada anak-anak usia
sekolah, dan merupakan gangguan mental yang sering ditemukan pada anak-
anak
2.2 Epidiomologi
Data epidemiologi Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
menunjukan bahwa kondisi ini merupakan penyakit mental tersering ketiga
setelah depresi dan gangguan cemas. Pada tahun 2015, ADHD diperkirakan
terjadi pada 3,4% anak-anak dan dewasa muda di seluruh dunia
Global : Secara global, kejadian Attention deficit hyperactivity
disorder (ADHD) tersebar di seluruh dunia dengan angka yang bervariasi.
Data epidemiologi yang tersedia mengindikasikan bahwa ADHD
mempengaruhi 3,4% populasi anak dan dewasa muda seluruh dunia. Di
Amerika Serikat, terdapat peningkatan kejadian ADHD dalam dua dekade
terakhir, dari 6,1% pada tahun 1997-1998 menjadi 10,2% pada tahun 2015-
2016. Rasio pria dibanding wanita yaitu 2:1. Karakteristik gejala hiperaktif
atau impulsif lebih banyak ditemukan pada pria, sementara pada wanita lebih
banyak ditemukan manifestasi gangguan pemusatan perhatian.
Indonesia : Prevalensi Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) secara
nasional di Indonesia belum diketahui. Berdasarkan data dari RSUP Sanglah
Denpasar, selama periode 2005-2006 terdapat 111 dari 162 pasien yang
datang ke Klinik Tumbuh Kembang RSUP Sanglah Denpasar yang
terdiagnosis ADHD. Pasien terdiri dari 81,1% laki-laki dan 18,9% perempuan.
2.3 Etiologi
Etiologi Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) diduga merupakan
kombinasi dari faktor genetik, neurologi, dan lingkungan. Etiologi genetik
berhubungan dengan sistem transmisi dopaminergik. Selain itu, faktor
lingkungan saat prenatal dan perinatal seperti paparan timbal dan paparan
rokok meningkatkan risiko ADHD.
1. Genetik
Bukti ilmiah mengindikasikan bahwa ADHD bersifat herediter dan
poligenik. Gen-gen yang dihubungkan dengan ADHD diketahui berperan
penting dalam perkembangan otak, migrasi sel, dan mengkode reseptor
katekolamin dan gen transporter.
2. Factor Neurologi
Sementara itu, faktor neurologi yang tidak diturunkan yang telah
dihubungkan dengan ADHD mencakup adanya gangguan selama
kehamilan dan kelahiran. Paparan alkohol dan merokok selama kehamilan
serta berat badan lahir rendah telah dihubungkan dengan peningkatan
risiko ADHD. Konsumsi alkohol selama kehamilan, terutama pada masa
menjelang kelahiran, diduga menyebabkan mutasi pada sel germinal yang
akan meningkatkan risiko ADHD. Paparan nikotin selama kehamilan
dapat berpengaruh pada sistem serotonin dan dopaminergik, pertumbuhan
sel otak, dan sintesis DNA dan RNA pada otak fetus. Kondisi prenatal lain
yang diidentifikasi meningkatkan faktor risiko ADHD adalah lahir
prematur, lahir secara sectio caesarea, preeklampsia, persalinan yang
diinduksi, dan skor APGAR yang rendah di lima menit pertama. Tidak
hanya preeklampsia, seluruh keadaan hipertensi pada kehamilan juga
diduga meningkatkan risiko ADHD. Selain itu, cedera otak hipoksik-
anoksik, epilepsi, dan cedera otak traumatik juga merupakan hal-hal yang
dihubungkan dengan timbulnya ADHD.
3. Factor Lingkungan
2.4 Pattofisiologi
Sebagian besar hingga sekarang percaya bahwa ADHD terdiri dari tiga
masalah pokok: kesulitan dalam perhatian berkelanjutan, pengendalian atau
penghambatan impuls, kegiatan berlebihan. Beberapa periset, seperti barkley,
menambahkan masalah-masalah lain seperti kesulitan metauhi peraturan dan
instruksi, adanya vairiabilitasi berlebih dalam merespons situasi, khusunya
pekerjaan sekolah. Singkatnya ADHD merupakan suatu gangguan
perkembangan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengatus perilaku,
khususnya untuk mengantisipasi tindakan dan keputusan masadepan. Anak
yang mengidap ADHD relative tidak mampu menahan diri untuk merespons
situasi pada saat tertentu. Mereka benar-benar tidak bisa menunggu.Penyebab
diperkirakian karena mereka memiliki sumber biologis yang kuat yang
ditemukan pada anak-anak dengan predisposisi keturunan. beberapa penelitian
b elumdapat menyimpulkan penyebab pasti dari ADHD seperti halnya dengan
gangguan perkembangan lainnya (autisme), beberapa faktor yang berperan
dalam timbulnya ADHD adalah faktor genetik, perkemangan otak saat
kehamilan, perkembangan otaksaat perinatal, tingkat kecerdasan (IQ), terjadi
disfungsi metabolisme, hormonal,lingkungan fisik dan sosial sekitar, asupan
gizi, dan orang- orang dilingkungan sekitartermasuk keluarga. bebrerapa teori
yang sering dikemukakan adalah huungan antara neurotransmitter dopamine
dan epinephrine. Teori faktor genetik, beberapa penelitian dilakukan bahwa
pada keluarga penderita, selalu disertai dengan penyakit yang sama setidaknya
satu orang dalam keluarga dekat. Orang tua dan sodara penderita ADHD
memiliki resiko hingga 2-8x terdapat gangguan ADHD Teori ini menyebutkan
adanya gangguan disfungsi sirkuit neuron diotak yang dipengaruhi oleh
berbagai gangguan neurotransmitter sebagai pengatur gerakan dan control
aktivitas diri.
2.5 Pattwhay
2.6 Manefestasi Klinis
2.7 Pentalaksanaan
Terdapat bebrapa terapi yang bisah dilakukan oleh perawat :
1. Psikoedukasi
2. Terapi psikologi
3. Perilakau pengganti dan pelatihan menajemen diri
4. Coaching
5. Teknologi
6. Akomodasi
7. Advokat
3.2 Pengkajian
Identitas klien
Nama : Anak A
Umur : 6 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Kristen protestan
Suku Bangsa: Maluku
Alamat : Jln. Karel Satsuitubun
Tgl. MRS: 30 November 2023
Diagnosa Medis : ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)
Factor predisposisi
Pasien selalu over aktif. Di sekolah guru An.A mengungkapkan bahwa
An.A selalu berkeliling kesana kemari tidak mau duduk diam, mulai dari
sering mengambil barang-barang lain milik temannya dan
melemparkannya keluar kelas dan bahkan tidak jarang An.A memukul
temannya hingga benjol dan terluka.
Pemeriksaan Fisik
KeadaanUmum
Penampilan : Klien tampak agak kusam.
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign : TD : - RR : 25 kali / menit Temp : 37,4 º C Nadi :100
kali /menit BB : 18 kg TB : 110 cm2.
Psikososial
1. Genogram
Keterangan:
: perempuan : serumah
: laki-laki : meninggal
: pasien
2. Konsep diri
Gambaran diri pasien yang selalu over aktif.
Identitas pasien adalah perempuan 6 tahun pasien belum menikah pasien
masih duduk di bangku pendidikan
Peran pasien adalah anak pertama
3. Hubungan sosial
Pasien sering mengambil barang teman-temannya dan juga memukul
temannya hingga benjol dan terluka
4. Spiritual
Kegiatan ibadah sebelum masuk RS pasien terkadang pergi beribadah
5. Status mental
Penampilan pasien kelihatan kusam karena sering bermain kesana kemari
Aktivitas motoric pada saat pengkajian pasien terlihat berbaring di tempat
tidur
Interaksi selama wawancara selama wawancara pasien kurang kooperatif
Tingkat kesadaran pasien baik
Do : Gangguan Aktivitas
- Klien tampak
tidak bisa diam Tidak mampu
- Klien terlihat mendeteksi bahaya
seperti gelisa dan
selalu ingin
beraktivitas RESIKO CEDERA
(bermain)
Ttv :
Td : -
Suhu : 37,4 ℃
Nadi : 100x/m
RR : 25x/m
Bb : 18 kg
Tb : 110 cm
Ds : Impulsif\operatif, Gangguan interaksi
- Kerabat hiperaktivoitas, dan sosial
mengatakan inatensi
bahwa anak A
selalu berkeliling Gangguan proses
kesana-kemari. berpikir
- Anak A
mengambil Ketidakmampuan
barang-barang atensi terhadap
milik temannya lingkungan sekitar
dan
melemparkannya Gangguan interaksi
keluar kelas. sosial
- Keluarga
mengatakan klien
tidak nyaman
dengan situasi
sosial
Do :
- Klien tampak
kurang responsive
atau tertarik pada
orang lain
- Klien terlihat
tidak kooperatif
dalam bermain
dan berteman
dengan sebaya
- Perilaku klien
tidak sesuai usia
Ttv :
Td : -
Suhu : 37,4 ℃
Nadi : 100x/m
RR : 25x/m
Bb : 18 kg
Tb : 110 cm
Ds : Impulsif\operatif, Koping Tidak
- Kerabat (guru) hiperaktivoitas, dan Efektif
klien mengatakan inatensi
anak A sering
memukul Tidak bisa diam
temannya hingga
benjol dan terluka Ketidakmampuan
- Orangtua klien keluarga
mengatakan anak mengendalikan
A juga perilaku
menunjukan hal
yang sama Mengendalikan secara
dirumah dimana paksa
dia selalu
memberantakan Penganiyaan
semua barang dan
perabotan rumah KOPING TIDAK
dan bahkan kaca EFEKTIF
rumah sering
dipecahkan
Do :
- Klien tampak
tidak mampu
memenuhi peran
yang diharapkan
(sesuai usia)
- Perilaku klien
tampak tidak
asertif
Ttv :
Td : -
Suhu : 37,4 ℃
Nadi : 100x/m
RR : 25x/m
Bb : 18 kg
Tb : 110 cm
O:
- Klien tampak kurang
responsive atau tertarik
pada orang lain
- Klien terlihat tidak
kooperatif dalam
bermain dan berteman
dengan sebaya
- Perilaku klien tidak
sesuai usia
P : Intervensi dilanjutkan
3. Koping tidak efektik S: Kelompok_8
(D.0096) b.d penganiyaan d.d - Kerabat (guru) klien
klien memukul temannya mengatakan anak A
hingga benjol dan terluka sering memukul
klien juga memberantakan temannya hingga benjol
semua barang dan perabotan dan terluka
rumah dan bahkan kaca - Orangtua klien
rumah sering dipecahkan mengatakan anak A
juga menunjukan hal
yang sama dirumah
dimana dia selalu
memberantakan semua
barang dan perabotan
rumah dan bahkan kaca
rumah sering
dipecahkan
O:
- Klien tampak tidak
mampu memenuhi
peran yang diharapkan
(sesuai usia)
- Perilaku klien tampak
tidak asertif
P : Intervensi dilanjutkan
Bab IV
Penutup
4.1Kesimpulan
ADHD adalah suatu konidisi yang pernah dikenal Attention deficit disorder (sulit
memutuskan perhatian ). Sehinnga ADHD dapat difenisikan sebagai kelainan
neurobehavioral yang sering terjadi pada anak-anak yang merupakan juga suatu
kedaaan kronis yang sering bertpengaruh pada anak-anak usia sekolah, dan
merupakan gangguan mental yang sering ditemukan pada anak-anak ADHD juga
didefinisikan merupakan gangguan neurobiologis yang ciri-ciri sudah tamapak
pada anak sejak kecil. ADHD juga merupakan gangguan perkembangan dalam
peningkatan aktifitas mototrik anak0anak hingga menyebabkan aktivitas anak-
anak yang tidak lazim dan cederung berlebihan. Ditandai dengan keluhan
perasaan gelisah, tidak bisah diam, tidak bisah duduk tenang, dan selalu
meninggalakan keadaan yang tetap seperti duduk atau sedang berdiri Tanda dan
gejala yang sering muncul pada ana ADHD seperti hiperaktif, perilaku impulsif,
kesulitan focus. ADHD secara nasional di Indonesia belum diketahui.
Berdasarkan data dari RSUP Sanglah Denpasar, selama periode 2005-2006
terdapat 111 dari 162 pasien yang datang ke Klinik Tumbuh Kembang RSUP
Sanglah Denpasar yang terdiagnosis ADHD. Pasien terdiri dari 81,1% laki-laki
dan 18,9% perempuan.
4.2Saran