Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, diperlukan
dukungan dari berbagai bidang. Puskesmas berperan penting dalam memberikan
dukungan secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam Permenkes Nomor 23 tahun 2014. Pelayanan Gizi adalah rangkaian
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan gizi perorangan dan masyarakat melalui upaya
pencegahan, peningkatan, penyembuhan, dan pemulihan yang dilakukan di
masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan. Pelayanan gizi dilakukan untuk
mewujudkan perbaikan gizi pada seluruh kelompok rawan gizi. Salah satu kelompok
rawan gizi adalah bayi dan balita.
Bayi dan balita rentan mengalami penurunan berat badan. Penurunan berat
badan dapat terjadi dikarenakan penyakit atau pola makan balita yang kurang baik.
Penurunan berat badan yang terus menerus dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan pada anak.
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh
pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis
terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada
anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta infeksi
berulang, dan kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak
memadai terutama pada 1.000 HPK.
B. Latar Belakang
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk
menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya
tumbuh kembang anak. Stunting mempengaruhi perkembangan otak
sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini beresiko
menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak
lebih rentan terhadap penyakit, anak dengan stunting beresiko tinggi
menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan,stunting dan berbagai
bentuk masalah gizi diperkirakan berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk
Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya.
Data Riskesdas 2013 menemukan 37,2% atau sekitar 9 juta anak balita
mengalami stunting. Pada 2018, Riskesdas mencatat penurunan prevalensi stunting
pada balita ke 30,8%. Namun demikian, angka ini masih tergolong tinggi sehingga
stunting merupakan masalah kesehatan yang harus ditanggulangi.
Penanganan stunting dapat dilakukan dengan pemenuhan gizi yang
seimbang pada balita yang sesuai dengan pedoman pemberian makanan
pada bayi dan balita (PMBA) yang diberikan secara responsive, tepat waktu,
adekuat dan bergizi.
Dalam pencegahan dan penurunan stunting di wilayah kerja Puskesmas ...
melaksanakan inovasi Makanan Penting “Pemanfaatan Pekarangan untuk
Pencegahan Stunting” yakni melakukan demo memasak makanan bergizi seimbang
dengan memanfaatkan bahan makanan lokal yang tersedia disekitar rumah balita
dengan bekerja sama dengan kader posyandu dan PKK.
c. menyusun menu;
F. Sasaran
Keluarga balita usia 0-59 bulan di lingkungan kerja Puskesmas ...;
1. Pendampingan
pemanfaatan
pekarangan rumah
untuk menanam
bahan makanan
2 Demo masak
makanan bergizi
H. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai menggunakan dana UPTD Puskesmas ... tahun ....
……………………………… ………………………………
NIP. …………………………….. NIP. ……………………………..