Professional Documents
Culture Documents
TUGAS RESUME BUKU Evaluasi Pembelajaran - Dwi Irwanto
TUGAS RESUME BUKU Evaluasi Pembelajaran - Dwi Irwanto
“EVALUASI PEMBEJARAN”
Disusun Oleh:
NIM : 221310205
Kelas/Semeter : TARBIYAH-A,/V
2
BAB I
PENDAHULUAN
Identitas Buku
Deskripsi
Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teksnis Prosedur, salah satu komponen yang penting
yang merupakan tugas professional guru dalam pembelajaran adalah melaksanakan evaluasi
pembelajaran. Istilah “evaluasi” sengaja digunakan oleh penulis untuk membedakannya
dengan istilah “penilaian”. Alasannya, pembelajaran sebagai suatu sistem tidak hanya terdiri
atas hasil belajar tatapi juga komponen-komponen penting lainnya, seperti guru, strategi,
dean media. Namun, bukan berarti di dalam buku ini tidak digunakan istilah penilaian karena
hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari evaluasi itu sendiri.
Hasil evaluasi pembelajaran selain untuk mengisi buku rapor peserta didik juga dapat
dijadikan feedback bagi guru untuk melakukan refleksi pelaksanaan pembelajaran. Dengan
demikian, setiap saat guru dapat meningkatkan kinerjanya secara bertahap dan semoga mutu
pendidikan dapat ditingkatkan dengan adanya evaluasi pembelajaran.
3
BAB II
PEMBAHSAN
A. Bab I
(Konsep Dasar Evaluasi)
Arti Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran
Evaluasi lebih luas ruang lingkupnya daripada penilaian, sedangkan penilaian
lebihberfokus pada aspek tertentu. Istilah yang tepat dalam menilai sistem pembelajaran
adalah evaluasi, bukan bernilai. Jika hal yang ingin dinilai satu atau beberapa bagaian atau
komponen pembelajaran, misalnya hasil belajar maka istilah yang tepat digunakan adalah
penilain, bukan evaluasi. Selain itu ada juga pengukuran.
4
Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruanglinkupnya lebih luas daripada kat
“pengajaran”. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru)
dengan peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak,
untuk menguasi kompetensi yang ditentukan.
Kata “Prestasi” berasal dari kata Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa Indonesia
“prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievenment) berbeda
dengan “hasil belajar” (learning autcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan
aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembetukan watak peserta didik.
Kata prestasi banyak yang digunakan dalam berbagai dan kegiatan antara lain dalam
kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Salah satu komponen
pembelajaran adalah evaluasi. Begitu juga dalam prosedur pembelajaran, salah satu langkah
yang harus ditempuh guru adalah evaluasi mempunyai kedudukan yang sangat penting dan
strategis karena evaluasi merupakan suatu bagian yang tidak bisa terpisahkan dari
pembelajaran.
5
sedangdikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan
mengenai kebaikan dari sistem secara keseuruhan dan fungsi ini dapat dilaksanakan
apabila menggembangkan suatu kurikulum telah dianggap selsai. Selain itu, Stanley
dalam Oemar Hamalik (1989) mengemukakan secara spesifik tentang fungsi tes
dalam pembelajaran yang dikatagorikan kedalam tiga fungsi yang saling berinteraksi
yakni fungsi instruksional, fungsi administratif, dan fungsi bimningan. Berdasarkan
penjelasan di atas, maka fungsi evaluasi pembelajaran untuk perbaikan dan
pengembangan sistem pembelajaran. Selanjutnya untuk akreditasi. Dalam UUD
No.20/2003 Bab I Pasal 1 ayat 22, dijelaskan bahwa “akreditasi adalah kegiatan
penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan criteria yang telah
ditetepkan”. Salah satu komponen akreditasi adalah pembelajaran.artinya, fungsi
akreditasi dapat dilaksanakan jika hasil evaluasi pembelajaran digunakan sebagai
dasar akreditasi lembaga pendidikan.
Formatif
Diagnostik
Penempatan
Sumatif
Fungsi Penilaian
Fungsi penilian hasil belajar adalah fungsi formatif, fungsi diagostik, fungsi sumatif,
dan fungsi penetapan.
6
Jenis Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk
mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan
tahap awal dalam penyusunan program pembelajaran.
2. Evaluasi monitoring, untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai
sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana sebagai mestinya.
3. Evaluasi dampak, untuk mengrtahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program
pembelajaran.
4. Evaluasi efesiensi-ekonomi, untuk menilai tingkat efesiensi pelaksanaan program
pembelajaran.
5. Evaluasi program konprehensif, untuk menilai program pembelajaran secara
menyeluruh, seperti perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring
pelaksanaan, dampak program, tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam model dikenal
dengan education system evaluation model
B. Bab II
(Standar Penilaian dalam Prespektif Standar Nasional Pendidikan)
Konsep Dasar Pendidikan Nasional
Menurut Carter V. Good dalam Dictionary of Education, pendidikan adalah proses
pengembangan kecakapanseseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam
masyarakatnya, proses social ketika seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkingan yang
terpimpin (sekolah), sehingga dapat mencapai kecakapan sosialdan mengembangkan
pribadinya. Pengertian pendidikan juga dapat dipahami dari pendekatan monodisipliner,
dimana konsep pendidikan dilihat dalam berbagai disiplin keilmuan diantaranya, sosiologi,
antropologi, pisikologis, ekonomi, politik, dan agama.
7
Aspek kepribadian menyangkut tentang sika, bakat, minat, motivasi, nilai-nilai yang melakat
pada diri seseorang.
Stsandar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik.
8
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik.. ayat (18): evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan dapat setiap jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan sebagi bentuk pertanganjawaban penelenggaraan
pendidikan. Ayat (19): ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengkur pencapaian
kompetensi pesrta didik secaraberkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk mementau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. Ayat (20) ujian adalah kegatanyang
dilakukan untuk mengkur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi
belajar atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
9
mengmbangkan criteria pencapaian kompetensi dasar sebagai dasar untuk
penilaian,pendidik menggunakan acuan criteria dalam menentukan nilai peserta didik.
Standar Pelaksanaan Penilaian, dalam pendoman umum penilaian yang disusun oleh
BSPN, standar pelaksanaan penilaian oleh pendidik meliputi, pendidik melakukan
kegiatan penilaian sesuai dengan rencana penilaian yang telah disusun di awal
kegiatan pembelajaran, pendidik menganalisis kualitas instrument dengan mengacu
pada persyaratan instrument serta menggunakan acuan criteria.
Standar Pengolahan dan Pelaporan Hasil Penilaian,pemberian skor untuk setiap
komponen yang dinilai, penggabungan skor yang di peroleh dari berbagai teknik
dengan bobot tertentu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, pendidik bersama
wali kelas menyampaikan hasil penilaiaannya dalam rapatdewan guru untuk
menentukan kenaikan kelas.
Standar Pemanfaatan Hasil Penilaian, pendidik mengklasifikasikan pesert didik
berdasat tingkat ketuntasan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar
10
sejak tahun 2008/2009 dilaksanakan Ujian Akhir Sekolah Bertaraf Nasional (UAS-BN) untuk
sekolah dasar dan yang sederajat. Maksudnya, pembuatan social dilakukan oleh guru-guru
SD di bawah bimbingan danpengarahan dari Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah serta BSNP.
C. Bab III
(Karakteristik, Model dan Pendekatan Evaluasi Pemelajaran)
Karakteristik Instrumen Evaluasi
Valid, suatu instrumen dapat dikatakan valid jika bekutul-betul menggukur apa yang
hendak di ukur secara tepat
Realibel, suatu instrument dapat dikatakan relibel atau handal jika ia mempunyai hasil
yang taat asas (consistent)
Relevan, instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan
Representative, materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh materi yang
disampaikan
Praktis,mudah digunakan,
Deskriminatif, instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menunjukan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun
Spesifik, suatu instrument disusun dan digunakankhusus untuk objek yang dievaluasi
Proporsional, instrument harus memiliki tiap kesuitan yang di propoesional antara
sulit, sedang, dan mudah
Model-Model Evaluasi
Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama, evaluasi
ditunjukan pada tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada
tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
seudah melaksanakan kegiatan pembelajaran (hasil). Menurut Tyler ada tiga langkah
pokok yang herus dilakukan, yaitu menentukan tujuan pembelajaran yang akan
dievaluasi, menentukan situasi dimana pesrta didik memperoleh kesempatan
ununjukan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan, dan menentukan alat
evaluasi yang akan dipergunakanuntuk mengukur tingkah laku peserta didik.
Model yang Berorientasi pada Tujuan, dalam pembelajaran, kita mengenal adanya
tujuan pembelajaran umum dan khusus. Model evaluasi ini menggunakan kedua
tujuan tersebut sebagai criteria untuk menentukan keberasilan. Evaluasi diartikan
11
sebagai proses pengukuran untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah
tercapai.
Model Pengukuran (measuremen model),banyak mengemukakan pemikran-pemikiran
dari .Thorndike dan R.L.Ebel. model ini sangat menitikberatkan pada kegiatan
pengukuran. Pengukuran digunakan untukmenentukan kualitas suatu sifat (attribute)
tertentu yang ditentukan oleh objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit
ukuran tertentu.
Model Kesesuaian (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee J.Cronbach), model ini,
evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian (Cogruence) antara tujuan
dan hasilbelajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan
sistem bimbinganpeserta didik dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak
yang memerlukan.
Educational System Evalu Ation Model, evaluasi berarti membandingkan
performance dari berbagai dimensi (tidak hanya dimensi hasil saja) dengan sejumlah
criterion, baik yang bersifat mutlak/interen maupun relative/ekstern.
Model Alkin, evaluasi adalah suatu prosesuntuk menyakinkan keputusan,
mengumpulkan informasi yang tepat menganalisis informasi sehingga dapat di susun
laporan bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternative.
Model brinkerhof,fiexv emergent evaluation desing, formative, desain eksperimental.
Model Illuminative, evaluasi ini menekankan pada evaluasi kualitatif terbuka.
Model Responsif, menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.
Pendekatan Evaluasi
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandan seseorang dalam menelaah atau
mempelajari evaluasi. Pendekatan tradisional berorientasi pada praktik evaluasi yang telah
berjalan di sekolah yang ditunjukan pasa perkembanggan aspek intelektual
pesertadidik.pendekatan sistem, totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan
dan kerergantungan.
D. Bab IV
(Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran)
Perencanaan Evaluasi, perencanaan evaluasiini harus dirumuskan secara jelas dan
spesifik terurai dan khoperenshif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam
12
menentukan langkah-langkah selanjutnya. Pentingnya analisis kebutuhan merupakan integral
dari sistem pembelajaran secara keseluruhan.selanjutnya dalam perencanaan penilaian hasil
belajar, ada beberapa factor yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan penilaian,
mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, menyususun kisi-kisi, mengbangkan draft
instrument,uji coba dan analisis instrument,revisi dan merakit instrument baru.
Pelaksanaan Evaluasi, pelaksanaan evalusai artinya bagai mana cara melaksanakan
suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan evaluas telah
disinggung semua hal yang berkaitan dengan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan
jenis evaluasi,objek evaluasi, instruman evaluasi,sumber data, semuanya sudah dipersiapkan
pada tahap perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi
yang digunakan.
Pengelola Data, setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, maka selanjutny dilakukan pengelola data. Menlola data berarti mengubah wujud
data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data
hasil evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif, sedangkan
data kualitatif tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatifdiolah
dan dianalisis dengan bantuan statiska, baik statistika deskriptif maupun statistika infernsial.
Pelaporan Hasil Evaluasi, semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai
pihak yang berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas pemerintah,
mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri sebagi akuntabilitas publik. Dalam dokumen
kurikulum berbasis kompetensi, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan,
“laporan kemajuan siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, laporan prestasi dalam
mata pelajaran dan laporan pencapaian.
13
E. Bab V
( Pengembangan Istrumen Evaluasi Jenis Tes)
PengemanganTes Bentuk Uraian, bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur
kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian,
karena menuntut peserta didik untuk enguraikan, mengorganisaikan, dan menyatakan
jawaban dengan kata-katnya sendiri dalam dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu
dengan yang lainya.
Pengembangan Tes Bentuk Objektif, sering juga tes dikotomi, karena jawabannya
antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.disebut tes objektif karena peniliannya
objektif. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah,pilihan ganda,
menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban singkat.
Pengembangan Tes LIsan, yaitu tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam
bentuk lisan.peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai
dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan.
Pengembangan Tes Perbuatan, adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik
dalam bentuk prilaku, tindakan, atau perbuatan.
F. Bab VI
(Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Non-Tes)
Observasi (observation),sebenarnya observasi merupkan proses yang alami,
pentingnya observasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran mengharuskan guru untuk
memehami lebih jauh tentang judgement, bertindak secara reflektif, dan menggunakan
komentar orang laian sebagai informasi untuk membuat judgement yang lebih reliable.
Wawancara (Interview), wawancara merupakan salah satu alat evaluasi jenis non-tes
yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung
dengan peserta didik. Wawancara adalah yang dilakukan secara langsuang antara
pewawancara atau guru dengan orang yang diwawancari atau peserta didik tanpa melalui
perantara.
14
Sekala Sikap(Attitude Scale),sikap merupakan seatu kecenderungan tingkah laku
untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia
sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu.
Daftar Cek (Check List), adalah suatu daftar yang berisi subjek dan asfek-asfek
yang akan diamanti. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap
kejadian yang betapaun kecilnya, tetepi dianggap penting.
Sekala Penilaian ( Rating Scale), dalam daftar cek, penilian hanya dapat mencatat
ada tidaknya variable tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala penilaian fenomena-
fenomena yang akan dinilai itu disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.
Angket (Quetioner), angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data
atau informasi, pendapat, pemahaman dalam hubungan kasual. Angket mempunyai kesamaan
dengan wawancara kecuali dalam implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis,
sedangkan wawancara dilaksanakan secara lisan.
Studi Kasus (Case Study),adalah studi yang mendalam dan komperensif tentang
peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. Pengerian mendalam dan
kompernsif adalah mengungkapkan semua variable dan aspek-aspek yang melatar
belakanginya, yang diduga menjadi penyebab timbulnya prilaku atau kasus tersebut dalam
kurun waktu tertentu.
15
Inventori Kepribadian, hampir serupa dengan tes kepribadian,bedanya pada
inventori jawaban peserta didik tidak memakai criteria benar-salah.semua jawaban peserta
didik adalah benar selamadia menyatakan yang sesungguhnya. Aspek-aspek kepribadian
yang biasanya dapat diketahui melalui inventori ini, seperti sikap, minat, sifat-sifat,
kepemimpinan, dan dominasi.
Teknik Pemberian Penghargaan Kepada Peserta Didik, dianggap penting karena
banyak respons dan tindakan positif dari peserta didik yang timbul sebagai akibat tindakan
belajar, tetapi kurang mendapat perhatian dan tanggapan yang serius dari guru.seharusnya
guru memberikan penghargaan kepada setiap tindakan positif dari peserta didik dalam
berbagai bentuk baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar.
G. Bab VII
(Penilaian Berbasis Kelas)
Pengartian Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam arti “assessment”. Maksudnya, data
dan informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang sapat digunakan
untuk mengukur keberhasilan suatu peogram pendidikan. Selanjutnya dapat diartikan juga
sebagai suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan data dan informasi tentang
hasil belajar peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
16
pelajaran, penilian kompetansi rumpun pelajaran, penilian kompetensi lintas kurikulum,
penilaian kompetensi tamatan, penilian terhadap pencapaian keterampilan hidup.
17
H. Bab VIII
(ModelPenilaian Portofolio)
Dasar Pemikiran
Penilaian portofolio sebagai suatu penilaian model baru yang diterapkan di Indonesia
sajak kurikulum 2004 tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, yaitu untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Halini memeng logis dan wajae karena
sealam sistem penilaian yang digunakan sekolah cenderung hanya melihat hasil belahar
peserta didik dan membeikan proses belajarnya, sehingga nilai akhir yang dilaporkan kepada
orangtua dan pihak-pihakterkait hanya menyangkut domaian kognitif.
Pengertian Portofolio
Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan artis dan
potografer. Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian
yang dipakai oleh seseorang,kelompok, lembaga, organisai atau perusahaan yang bertujuan
untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses.
18
Karekteristik Penilaian Portofolio
Multi sumber, beragam tujuan, kepemilikan, autentik, dinamis, eksplisit, dan
integrasi.
I. Bab IX
(Teknik Pengolaan Hasil Evaluasi)
Teknik Pengelolaan Hasil Tes
19
Menurut Zaenal Arifin (2006) dalam mengeola data hasil tes, ada empat langkah
pokok yang harus ditempuh. Pertama, menskor, yaitu member skor pada hasil tes yang dapat
dicapai oleh peserta didik. Kedua , mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai
dengan norma tertentu. Ketiga, mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa
angka maupun huruf. Keempat, melakukan analisis soal untuk mengetahui derajat validitas
dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal dan gaya pembeda.
Skor Total (Total Secore)
Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk soalsetelah diolah
dengan rumus tebakan(guessing formula).
Konversi Skor
Konvesi skor adalah proes transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke
dalam skor terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh.
20
sumatif. Namun, dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan model penilaian berbais kelas
pendekatan yang digunakan adalah PAP.
J. Bab X
(Analisis Kualitas Tes dan Butiran Soal)
Validitas
Validitas menunjukan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang, dan ada
yang rendah. Selanjutnya validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang
spesifik. Dalam literature modern tentang evaluasi, banyak dikemukakan tentang jenis-jenis
validitas, antara lain validitas permukaan, validitas isi, validitas empiris, dan validitas
konstruk dan vailiditas factor.
Reliabilitas
Relibilitas dalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Relibilitas tes
berkenaan dengan petanyaan. Menurut perhitungan product moment dari pearson, ada tiga
macam relibilitas, yaitu kefisien stabilitas, koefisien ekuivalen, dan koefisien konsistensi
internsl.
Kepraktisan
Kepraktisan meruoakan syarat satu tes standar. Kepraktisan mengandung arti
kemudahan suatu tes, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah, dan menafsirkan
maupun mengadministrsikannya. Dimyati dan Mujiono (1994) ecaluasi meliputi kemudahan
mengadministrasi, waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi, kemudahan
menskor,kemudahan interpretasi dan aplikasi, tersedianya bentuk instrument evaluasi yang
ekuivalen atau sebanding.
21
Daya pembeda, penghitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu
butir soal mampu membedakan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi
berdasarkan criteria tertentu. Semakain tinggi daya pembeda suatu butiran soal, semakin
mampu butiran soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai dan tidak
menguasai kompetensi.
Analiasi Pengoceh
Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternative jawaban (opsi) yang merupakan
pengoceh. Butiran soal yang baik, pengocehnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik
yang menjawab salah. Sebaliknya, butirsoal yang kurang baik, pengocehnya akan dipilih
secara tidak merata. Pengoceh dianggap baik bila jumlahnya peserta didik yang memilih
pengoceh itu sama atau mendekati jumlah ideal. Indek pengoceh dihitung dengn rumus:
IP =Keterangan:
IP = indeks pengoceh
1 = bilangan tetap
22
Setelah tingkat kesukaran soal, daya pembeda, homogenitas, dan analisis pengoceh
dihitung, selanjutnya perlu diketahui pula apakah suatu opsi dari setiap soal berfungsi secara
efektif atau tidak. Dapat digunakan langkah-langkah berikut, menentukan jumlah peserta
didik, menetukan jumlah sampel, baik untuk kelompokatas maupun kelmpok bawah,
membuat table penguji efektivitas opsi, menghitung jumlah alternative jawaban yang dipilih
peserta didik, menentukan efektivitas fungsi opsi.
K. Bab XI
(Pemanfaatan Hasil Evaluasi dan Refleksi Pelaksanaan Evaluasi)
Pengertiannya Memanfaatkan Hasil Evaluasi
Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik kepada
semua pihak yang bersangkutan atau yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung
maupu tidak langsung. Crooks (2001) menyimpulkan agar umpan balik dapat bermanfaat
untuk memotivasikan peserta didik, maka harus difokuskan pada kualitas pekerjaan peserta
didik dan bukan membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik lain, cara-cara
yang spesifik sehingga pekerjaan peserta didik dapat ditingkatkan, peningkatan pekerjaan
peserta didik yang harus dibandingkan dengan pekerjaan sebelunya.
Bagi guru, promosi peserta didik seperti kenaikan kelas atau kelulusan, mendiagnosisi
peserta didik yang memeiliki kelemahan atau kekurangan, menentukan pengelompokan dan
penetapan peserta didik berdasarkan prestasi masing-masing,.
Bagi orang tua, mengetahui kemajuan peserta didik, membingbing kegiatan belajar
pererta didikdirumah, menentukan tidak lanjut pendidikan yang sesuai dengan kemampuan
anaknya.
23
Bagi administrator, menentukan penetapan peserta didik, menentukan kenaikan kelas,
pengelompokan peserta didik disekolah meningkat terbatasnya fasilitas pendidikan yang
tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang.
Keberhasilan Pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran banyak dipengaruhi berbagai factor. Salah satunya adalah
factor guru dapat melaksanakan pembelajaran.untukitu, dalam melaksanakan pembelajaran,
guru harus berpijak pada prinsip-prinsip tertentu. Dimyati dan Mudjiono (1994)
mengenukakan ada tujuh prinsip pembelajaran yaitu, perhatian dan motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan
perbedaan individual.
24
kegagalan atau pendukung keberhasilan dalam pembelajaran. Guru dapat melakukan
perbaikn-perbaik dalam meningkatkan kualitas pembelajran.
Pembelajaran Remedial
Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah materi. Banyak hasil
penelitian menunjukan lemahnya penguasan peserta didik terhadap materipembelajaran.
Padahal dalam silabus, materi pembelajaran sudah diatur dengan demikian rupa, baik ruang
lingkup, urutan materi maupun penetapan materi. Tujuan pembeajarabn remedial adalh
membentu dan menyembyhkan pserta didik yang mengalami kesulitan belajar memalui
perlakuan pembelajaran.
25
BAB III
PENUTUP
Kekurangan
Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kekurangan dalam penulisan dan
pembahasan yaitu dalam penulisan buku masih ada penulisan EYD yang kurang tepat
sehingga pembaca merasa kurang puas dalam buku ini, selanjutnya dalam pembahasan buku
evaluasi ini masih ada kata yang masih kurang berkenan dalam pembahasan sehingga
pembaca merasakan beberapa subab yang masih pembaca kurang pahami, selanjutnya dalam
pemaparan yang menyangkut analisis kualitas tes itu masih belum paham dalam subab
tersebut dengan demikian penulis lebih rinci dalm pemaparan subab tersebut.
Kelebihan
Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kelebihan buku ini pembaca ingin
berterima kasih sebelumnya tentang buku ini karena dengan buku ini pembaca merasa
menambah wawasan dan pengetahuan. Kelebihan dalam buku ini yaitu dalam pembahasan
mampu membuat pembaca merasa paham dari subab yang telah dipaparkan selain itu dalam
bahasa buku ini sangat sederhana sehingga membuat pembaca merasa paham dalam isi buku
evaluasi pembelajaran dan bahasa buku ini tidak baku sekali dalm pemaparan isi buku
sehingga pembaca tidak merasa kesulitan dalm membaca.
26
27