You are on page 1of 27

TUGAS RESUME BUKU

“EVALUASI PEMBEJARAN”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mandiri


Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran

Dosen Pengampu: Dr. Aas Siti Solichah, M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama : Dwi Irwanto

NIM : 221310205
Kelas/Semeter : TARBIYAH-A,/V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS PTIQ JAKARTA
1445 H/2024 M
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………….……………………………….i


BAB I ……………………………………………………………………………………….3
A. Identitas Buku…………………………………………………………………...3
B. Deskripsi Buku………………………………………..………………………...3
BAB II PEMBAHASAN …………………………….…………………………………….4
A. Bab I Konsep Dasar Evaluasi ………………………………………………….4
B. Bab II Standar Penilaian Dalam Perspektif Standar Nasional Pendidikan …….7
C. Bab III Karakteristik,Model, Dan Pendekatan Evaluasi Pembelajaran ……….11
D. Bab IV Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran …………………….12
E. Bab V Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes …………………...……13
F. Bab VI Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Non Tes …………………..14
G. Bab VII Penilaian Berbasis Kelas …………………………………………….16
H. Bab VIII Model Penilaian Portofolio …………………………………………17
I. Bab IX Teknik Pengolohan Hasil Evaluasi …………………………….……..19
J. Bab X Analisis Kualitas tas Dan Butiran Soal …………………………..……20
K. Bab XI Pemanfaatan Hasil Evaluasi Dan Refleksi Pelaksanaan Evaluasi ……22
BAB III PENUTUP………………………………………………………………….…….26
A. Kekurangan …………………………………………………………………...26
B. Kelebihan ……………………………………………………………………..26

2
BAB I
PENDAHULUAN
Identitas Buku

Buku : Evaluasi Pembelajaran


Penulis : Drs. Zaenal Arifin, M.Pd
Jumlah Halaman : 312
Cetakan : Pertama Oktober 2009
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
Alamat penerbit : Jl. Ibu Inggit Garnasih No. 40, Bandung 40252

Deskripsi
Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teksnis Prosedur, salah satu komponen yang penting
yang merupakan tugas professional guru dalam pembelajaran adalah melaksanakan evaluasi
pembelajaran. Istilah “evaluasi” sengaja digunakan oleh penulis untuk membedakannya
dengan istilah “penilaian”. Alasannya, pembelajaran sebagai suatu sistem tidak hanya terdiri
atas hasil belajar tatapi juga komponen-komponen penting lainnya, seperti guru, strategi,
dean media. Namun, bukan berarti di dalam buku ini tidak digunakan istilah penilaian karena
hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari evaluasi itu sendiri.

Sebagai bentuk akuntabilitas guru dalam melaksanakan pembelajaran, maka setiap


guru dan tenaga kependidikan lainya harus memahami konsep, prinsip, teknik, dan procedur
evaluasi pembelajaran sehingga hasil evaluasi pembelajaran sehingga hasil evaluasi dapat
memberikan kepuasan bagi berbagai pihak. Di lingkungan pendidikan formal, guru juga
harus dapat menggunakan berbagai inovasi dalam modelpenilaian yang diamanatkan oleh
pemerintah melalui kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004, yaitu penilaian berbasis kelas
dengan salah satu jenisnya adalah penilain portofolio.

Hasil evaluasi pembelajaran selain untuk mengisi buku rapor peserta didik juga dapat
dijadikan feedback bagi guru untuk melakukan refleksi pelaksanaan pembelajaran. Dengan
demikian, setiap saat guru dapat meningkatkan kinerjanya secara bertahap dan semoga mutu
pendidikan dapat ditingkatkan dengan adanya evaluasi pembelajaran.

3
BAB II
PEMBAHSAN
A. Bab I
(Konsep Dasar Evaluasi)
Arti Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran
Evaluasi lebih luas ruang lingkupnya daripada penilaian, sedangkan penilaian
lebihberfokus pada aspek tertentu. Istilah yang tepat dalam menilai sistem pembelajaran
adalah evaluasi, bukan bernilai. Jika hal yang ingin dinilai satu atau beberapa bagaian atau
komponen pembelajaran, misalnya hasil belajar maka istilah yang tepat digunakan adalah
penilain, bukan evaluasi. Selain itu ada juga pengukuran.

Evaluasi dan penilaian merupakan kualitatuf sedangkan pengukuran merupakan


kuantitatif (sekor atau angka) yang standar baku. Dalam konteks hasil belajar atau alat ukur
atau instrument tersebut dapat berbentuk tes atau non-tes. Evaluasi merupakan salah satu
komponen penting dan tahap yang harus di tempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran. Selain itu evaluasi adalah suatu peruses yang sistematis dan
berkelanjutanuntuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan, selain itu evaluasi
bukanlah suatu hasil produk.

Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensip yang meliputi pengukuran,


sedangkan tes merupakan salah satu alat(instrument) pengukuran pengukuran lebih
membatasi pada gambar yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar
peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilian lebih bersifat kualitati. Di samping itu evaluasi
dan penilaian pada hakikatnya merupakan suatu penilaian tidak hanya didasrkan pada hasil
pengukuran, tetapi dapat pula di dasarkan pada jenisnya.

Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran


Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dilakaukan untuk
belajasecra sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan social,
sadangkan kata “pengajaran” lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru di kelas.

4
Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruanglinkupnya lebih luas daripada kat
“pengajaran”. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru)
dengan peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak,
untuk menguasi kompetensi yang ditentukan.

Kata “Prestasi” berasal dari kata Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa Indonesia
“prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievenment) berbeda
dengan “hasil belajar” (learning autcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan
aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembetukan watak peserta didik.

Kata prestasi banyak yang digunakan dalam berbagai dan kegiatan antara lain dalam
kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Salah satu komponen
pembelajaran adalah evaluasi. Begitu juga dalam prosedur pembelajaran, salah satu langkah
yang harus ditempuh guru adalah evaluasi mempunyai kedudukan yang sangat penting dan
strategis karena evaluasi merupakan suatu bagian yang tidak bisa terpisahkan dari
pembelajaran.

Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran


 Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Jika
tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu diperinci menjadi
tujuan khusus, sehingga dapat menuntun guru dalam nenyusun soal atau
megembangkan instrumen evaluasi lainnya. Ada dua cara yang dapat dtempuh guru
untuk merumuskan tujuan evaluasi yang bersifat khusus. Pertama, melakukan
perincian ruang lingkup evaluasi. Kedua, melakukan perincian proses mental yang
akan dievaluasi. Selian itu tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui
keefektifan dan efesiensi sistem pembelajaran, baik yang menangkut tentang tujuan,
materi, metode, media,sumber belajar, baik lingkungan maupun sistem penilaian itu
sendiri. Tujuan khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi
pembelajaran itu sendir.
 Fungsi evaluasi pembelajaran, menurut Scriven (1967) fungsi evaluasi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi
formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan
untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar kurikulum yang

5
sedangdikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan
mengenai kebaikan dari sistem secara keseuruhan dan fungsi ini dapat dilaksanakan
apabila menggembangkan suatu kurikulum telah dianggap selsai. Selain itu, Stanley
dalam Oemar Hamalik (1989) mengemukakan secara spesifik tentang fungsi tes
dalam pembelajaran yang dikatagorikan kedalam tiga fungsi yang saling berinteraksi
yakni fungsi instruksional, fungsi administratif, dan fungsi bimningan. Berdasarkan
penjelasan di atas, maka fungsi evaluasi pembelajaran untuk perbaikan dan
pengembangan sistem pembelajaran. Selanjutnya untuk akreditasi. Dalam UUD
No.20/2003 Bab I Pasal 1 ayat 22, dijelaskan bahwa “akreditasi adalah kegiatan
penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan criteria yang telah
ditetepkan”. Salah satu komponen akreditasi adalah pembelajaran.artinya, fungsi
akreditasi dapat dilaksanakan jika hasil evaluasi pembelajaran digunakan sebagai
dasar akreditasi lembaga pendidikan.

Formatif

Diagnostik

Penempatan

Sumatif

Fungsi Penilaian

Fungsi penilian hasil belajar adalah fungsi formatif, fungsi diagostik, fungsi sumatif,
dan fungsi penetapan.

Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran


Prinsip-Prinsip Umum Evaluasi
 Kontinuitas
 Komprehensif
 Adil dan Objektif
 Kooperatif
 Praktis

6
Jenis Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk
mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan
tahap awal dalam penyusunan program pembelajaran.
2. Evaluasi monitoring, untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai
sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana sebagai mestinya.
3. Evaluasi dampak, untuk mengrtahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program
pembelajaran.
4. Evaluasi efesiensi-ekonomi, untuk menilai tingkat efesiensi pelaksanaan program
pembelajaran.
5. Evaluasi program konprehensif, untuk menilai program pembelajaran secara
menyeluruh, seperti perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring
pelaksanaan, dampak program, tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam model dikenal
dengan education system evaluation model

B. Bab II
(Standar Penilaian dalam Prespektif Standar Nasional Pendidikan)
Konsep Dasar Pendidikan Nasional
Menurut Carter V. Good dalam Dictionary of Education, pendidikan adalah proses
pengembangan kecakapanseseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam
masyarakatnya, proses social ketika seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkingan yang
terpimpin (sekolah), sehingga dapat mencapai kecakapan sosialdan mengembangkan
pribadinya. Pengertian pendidikan juga dapat dipahami dari pendekatan monodisipliner,
dimana konsep pendidikan dilihat dalam berbagai disiplin keilmuan diantaranya, sosiologi,
antropologi, pisikologis, ekonomi, politik, dan agama.

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan


dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengejaran, bimbingan atau
latihan) secara interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencpai manusia seutuhnya
(insan kamil).usaha yang dimaksud adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan
secara sadar dan terencana, sedangkan kemampuan berarti kemampuan dasar atau potensi.
Asumsinya, setiap manusia mempunyai potensi untuk dapat dididik dan dapat mendidik.

7
Aspek kepribadian menyangkut tentang sika, bakat, minat, motivasi, nilai-nilai yang melakat
pada diri seseorang.

Standar Nasional Pendidikan


Dalam UU No.20/2003 Bab Ipasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “standar nasional
pendidikan adalah kritera minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia”.standar nasional pendidikan bukan hanya mengatur
tentang standar isi, tetapi juga stadar proses, kompetensi standar lulusan, tenag kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.

Stsandar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik.

Artinya pemerintah sudah mengatur bagaimana tahapan-tahapan melakukan penilaian,


langkah-langkah operasional yang harus ditempuh oleh pendidikan, dan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Untuk jenjeng
pendidikan dasar dan menengah, pelaksanaan penilain pendidikan dapat dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidikan, pemerintah,

Standar Nasional Pendiadikan sebagai criteria minimal dalam sistem pendidikan di


seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Hal ini dimksudkan agar dapat mencapai tujuan
Standar Nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.

Landasan Yuridis-Formal Sistem Evaluasi dan Standar Penilaian


 Dalam Bab I Pasal 1ayat 21 dikemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan
pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhdap sebagai
komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
 Peraturan Pemerintah R.I.No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Dalam BabI tentang Ketentuan Umum,Pasal 1, dikemukakan: ayat (11): standar
penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,
prosedur, dan instrument penilain hasil belajar peserta didik. Ayat (17): penilaian adalah

8
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik.. ayat (18): evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan dapat setiap jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan sebagi bentuk pertanganjawaban penelenggaraan
pendidikan. Ayat (19): ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengkur pencapaian
kompetensi pesrta didik secaraberkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk mementau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. Ayat (20) ujian adalah kegatanyang
dilakukan untuk mengkur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi
belajar atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.

Standar Penilaian Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSPN)


Dalam UU. No. 20/2003 Bab IX Pasal 35 ayat (3) dijelaskan bahwa pengembangan
standar nasional pendidikn secara pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional
dilaksanakan oleh suatu badan sandardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
Keberadaan badan tersebut diatur dalam PP.19/2005 Bab XI pasal 73. Ditegaskan dalam
Pasal 77 bawa dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 ayat (3),
BSNP didukung dan berkoordinasi dengan depatemen dan departemen yang menangani
urusan pemerinttahan di bidang agama, dan dinas yang menangani pendidikan di
provinsi/kabupaten/kota.

Standar Penilaian oleh Pendidik


 Standar Umum Penilaian, yaitu aturan main dari aspek aspek umum dalam
pelaksanaan penilaian. Untuk melakuan penilaian, pendidik hrus selalu mengacu pada
standar umumpenilaian. BSNP menjabarkan standar umum penilaian ini dalam
prinsip-prinsip yaitu, pemilihan teknik penilaian disesuaikan dengan karakteristikmata
pelajaran serta jenis informasi yang ingin diperoleh dari peserta didik. Informasi yang
dihimpun mencakup ranah-ranah yang sesuai dengan standar isi dan standar
kompetensi lulusan. Informasi mengenai perkembangan prilaku peserta didik
dilakukan secara berkala pada kelompok mata pelajaran masing-masing dan sebagai
berikut.
 Standar Perencanaan Penilaian, oelh pendidik merupakan prinsip-prinsip yang harus
dipendomani bagi pendidik dalam melakukan perencanaan penilaian. BSPN
menjabarkan prinsip sebagai berikut, pendidik harus membuat rencana penilian secara
terpadu dengan silabus dan perencanaan pembelajaran, pendidikan harus

9
mengmbangkan criteria pencapaian kompetensi dasar sebagai dasar untuk
penilaian,pendidik menggunakan acuan criteria dalam menentukan nilai peserta didik.
 Standar Pelaksanaan Penilaian, dalam pendoman umum penilaian yang disusun oleh
BSPN, standar pelaksanaan penilaian oleh pendidik meliputi, pendidik melakukan
kegiatan penilaian sesuai dengan rencana penilaian yang telah disusun di awal
kegiatan pembelajaran, pendidik menganalisis kualitas instrument dengan mengacu
pada persyaratan instrument serta menggunakan acuan criteria.
 Standar Pengolahan dan Pelaporan Hasil Penilaian,pemberian skor untuk setiap
komponen yang dinilai, penggabungan skor yang di peroleh dari berbagai teknik
dengan bobot tertentu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, pendidik bersama
wali kelas menyampaikan hasil penilaiaannya dalam rapatdewan guru untuk
menentukan kenaikan kelas.
 Standar Pemanfaatan Hasil Penilaian, pendidik mengklasifikasikan pesert didik
berdasat tingkat ketuntasan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar

Standar Penilaian oleh Satuan Pendidikan


Menurut BSNP ada dua standar pokok yang harus diperhatikan dalam penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan, diantaranya. Standar penentuan kenaikan kelas,dan standar
penentuan kelas.

Teknik Penilaian Menurut BSNP


Untuk memperoleh data tenteng proses dan hasil belajar peserta didik pendidik dapat
menggunakan berbagai teknik penilaian secara komplementer sesuai dengan kompetensi
yang dinilai. Menurut pendoman umum BSN, teknik penilaian yang dapat digunakan antar
lain, tes kerja, demonstraksi, observasi, penugasan, portofolio, tes tertulis, tes lisan,
jurnal,wawancaea, inventori, penilaian diri, dan penilaian antar teman.

Ujian Nasional: Perkembangan dan Permasalahannya


Ujian Nansional yang dilaksanakan yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui BSNP
mempunyai sejarah yang cukup panjang.samppai dengan tahun 2000, pemerintah
(Departemen Pendidikan Nasional) telah menyelenggarakan apa yang disebut dengan
Evaluasi Bealjar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS). Berbagai isu dan kritikan
darimasyarakat silih berganiti. Berdasarkan kritikan dan masukan dari masyarakat tentang
UN dan memeperhatikan pula program wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun, maka

10
sejak tahun 2008/2009 dilaksanakan Ujian Akhir Sekolah Bertaraf Nasional (UAS-BN) untuk
sekolah dasar dan yang sederajat. Maksudnya, pembuatan social dilakukan oleh guru-guru
SD di bawah bimbingan danpengarahan dari Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah serta BSNP.

C. Bab III
(Karakteristik, Model dan Pendekatan Evaluasi Pemelajaran)
Karakteristik Instrumen Evaluasi
 Valid, suatu instrumen dapat dikatakan valid jika bekutul-betul menggukur apa yang
hendak di ukur secara tepat
 Realibel, suatu instrument dapat dikatakan relibel atau handal jika ia mempunyai hasil
yang taat asas (consistent)
 Relevan, instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan
 Representative, materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh materi yang
disampaikan
 Praktis,mudah digunakan,
 Deskriminatif, instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menunjukan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun
 Spesifik, suatu instrument disusun dan digunakankhusus untuk objek yang dievaluasi
 Proporsional, instrument harus memiliki tiap kesuitan yang di propoesional antara
sulit, sedang, dan mudah
Model-Model Evaluasi
 Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama, evaluasi
ditunjukan pada tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada
tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
seudah melaksanakan kegiatan pembelajaran (hasil). Menurut Tyler ada tiga langkah
pokok yang herus dilakukan, yaitu menentukan tujuan pembelajaran yang akan
dievaluasi, menentukan situasi dimana pesrta didik memperoleh kesempatan
ununjukan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan, dan menentukan alat
evaluasi yang akan dipergunakanuntuk mengukur tingkah laku peserta didik.
 Model yang Berorientasi pada Tujuan, dalam pembelajaran, kita mengenal adanya
tujuan pembelajaran umum dan khusus. Model evaluasi ini menggunakan kedua
tujuan tersebut sebagai criteria untuk menentukan keberasilan. Evaluasi diartikan

11
sebagai proses pengukuran untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah
tercapai.
 Model Pengukuran (measuremen model),banyak mengemukakan pemikran-pemikiran
dari .Thorndike dan R.L.Ebel. model ini sangat menitikberatkan pada kegiatan
pengukuran. Pengukuran digunakan untukmenentukan kualitas suatu sifat (attribute)
tertentu yang ditentukan oleh objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit
ukuran tertentu.
 Model Kesesuaian (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee J.Cronbach), model ini,
evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian (Cogruence) antara tujuan
dan hasilbelajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan
sistem bimbinganpeserta didik dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak
yang memerlukan.
 Educational System Evalu Ation Model, evaluasi berarti membandingkan
performance dari berbagai dimensi (tidak hanya dimensi hasil saja) dengan sejumlah
criterion, baik yang bersifat mutlak/interen maupun relative/ekstern.
 Model Alkin, evaluasi adalah suatu prosesuntuk menyakinkan keputusan,
mengumpulkan informasi yang tepat menganalisis informasi sehingga dapat di susun
laporan bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternative.
 Model brinkerhof,fiexv emergent evaluation desing, formative, desain eksperimental.
 Model Illuminative, evaluasi ini menekankan pada evaluasi kualitatif terbuka.
 Model Responsif, menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.
Pendekatan Evaluasi
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandan seseorang dalam menelaah atau
mempelajari evaluasi. Pendekatan tradisional berorientasi pada praktik evaluasi yang telah
berjalan di sekolah yang ditunjukan pasa perkembanggan aspek intelektual
pesertadidik.pendekatan sistem, totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan
dan kerergantungan.

D. Bab IV
(Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran)
Perencanaan Evaluasi, perencanaan evaluasiini harus dirumuskan secara jelas dan
spesifik terurai dan khoperenshif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam

12
menentukan langkah-langkah selanjutnya. Pentingnya analisis kebutuhan merupakan integral
dari sistem pembelajaran secara keseluruhan.selanjutnya dalam perencanaan penilaian hasil
belajar, ada beberapa factor yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan penilaian,
mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, menyususun kisi-kisi, mengbangkan draft
instrument,uji coba dan analisis instrument,revisi dan merakit instrument baru.
Pelaksanaan Evaluasi, pelaksanaan evalusai artinya bagai mana cara melaksanakan
suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan evaluas telah
disinggung semua hal yang berkaitan dengan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan
jenis evaluasi,objek evaluasi, instruman evaluasi,sumber data, semuanya sudah dipersiapkan
pada tahap perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi
yang digunakan.

Monitoring Pelaksanaan Evaluasi, tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal yang


negative dan meningkatkan efesiensi pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua
fungsi pokok. Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan
evaluasi. Kedua, utuk melihat hal-hak apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi.

Pengelola Data, setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, maka selanjutny dilakukan pengelola data. Menlola data berarti mengubah wujud
data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data
hasil evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif, sedangkan
data kualitatif tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatifdiolah
dan dianalisis dengan bantuan statiska, baik statistika deskriptif maupun statistika infernsial.

Pelaporan Hasil Evaluasi, semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai
pihak yang berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas pemerintah,
mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri sebagi akuntabilitas publik. Dalam dokumen
kurikulum berbasis kompetensi, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan,
“laporan kemajuan siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, laporan prestasi dalam
mata pelajaran dan laporan pencapaian.

Pengguanaan Hasil Evaluasi, untuk keperluan laporan pertanggung jawaban, untuk


keperluan sleksi, untuk keperluan promosi, untuk keperluan diagnosis, untuk memperdiksi
masa depan peserta didik.

13
E. Bab V
( Pengembangan Istrumen Evaluasi Jenis Tes)
PengemanganTes Bentuk Uraian, bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur
kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian,
karena menuntut peserta didik untuk enguraikan, mengorganisaikan, dan menyatakan
jawaban dengan kata-katnya sendiri dalam dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu
dengan yang lainya.

Pengembangan Tes Bentuk Objektif, sering juga tes dikotomi, karena jawabannya
antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.disebut tes objektif karena peniliannya
objektif. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah,pilihan ganda,
menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban singkat.

Pengembangan Tes LIsan, yaitu tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam
bentuk lisan.peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai
dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan.

Pengembangan Tes Perbuatan, adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik
dalam bentuk prilaku, tindakan, atau perbuatan.

F. Bab VI
(Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Non-Tes)
Observasi (observation),sebenarnya observasi merupkan proses yang alami,
pentingnya observasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran mengharuskan guru untuk
memehami lebih jauh tentang judgement, bertindak secara reflektif, dan menggunakan
komentar orang laian sebagai informasi untuk membuat judgement yang lebih reliable.

Wawancara (Interview), wawancara merupakan salah satu alat evaluasi jenis non-tes
yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung
dengan peserta didik. Wawancara adalah yang dilakukan secara langsuang antara
pewawancara atau guru dengan orang yang diwawancari atau peserta didik tanpa melalui
perantara.

14
Sekala Sikap(Attitude Scale),sikap merupakan seatu kecenderungan tingkah laku
untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia
sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu.

Daftar Cek (Check List), adalah suatu daftar yang berisi subjek dan asfek-asfek
yang akan diamanti. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap
kejadian yang betapaun kecilnya, tetepi dianggap penting.

Sekala Penilaian ( Rating Scale), dalam daftar cek, penilian hanya dapat mencatat
ada tidaknya variable tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala penilaian fenomena-
fenomena yang akan dinilai itu disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.

Angket (Quetioner), angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data
atau informasi, pendapat, pemahaman dalam hubungan kasual. Angket mempunyai kesamaan
dengan wawancara kecuali dalam implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis,
sedangkan wawancara dilaksanakan secara lisan.

Studi Kasus (Case Study),adalah studi yang mendalam dan komperensif tentang
peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. Pengerian mendalam dan
kompernsif adalah mengungkapkan semua variable dan aspek-aspek yang melatar
belakanginya, yang diduga menjadi penyebab timbulnya prilaku atau kasus tersebut dalam
kurun waktu tertentu.

Catatan Insidental (Anecdotal Records), adalah catatan-catatan singkat tentang


peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan. Catatan ini
merupakan pelengkap dalam rangka penilaian guru terhadap peserta didiknya, terutama yang
berkenan dengan tingkah laku peserta didik.

Sosiometri, adalah suatu proseduruntuk merangkum, menysun, dan sampai batas


tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman
sebayanya serta hubungan diantra mereka.

15
Inventori Kepribadian, hampir serupa dengan tes kepribadian,bedanya pada
inventori jawaban peserta didik tidak memakai criteria benar-salah.semua jawaban peserta
didik adalah benar selamadia menyatakan yang sesungguhnya. Aspek-aspek kepribadian
yang biasanya dapat diketahui melalui inventori ini, seperti sikap, minat, sifat-sifat,
kepemimpinan, dan dominasi.
Teknik Pemberian Penghargaan Kepada Peserta Didik, dianggap penting karena
banyak respons dan tindakan positif dari peserta didik yang timbul sebagai akibat tindakan
belajar, tetapi kurang mendapat perhatian dan tanggapan yang serius dari guru.seharusnya
guru memberikan penghargaan kepada setiap tindakan positif dari peserta didik dalam
berbagai bentuk baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar.
G. Bab VII
(Penilaian Berbasis Kelas)
Pengartian Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam arti “assessment”. Maksudnya, data
dan informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang sapat digunakan
untuk mengukur keberhasilan suatu peogram pendidikan. Selanjutnya dapat diartikan juga
sebagai suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan data dan informasi tentang
hasil belajar peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas


Tujuan umum penilaian berbasis kelas yaitu untuk memberikan penghargaan terhadap
pencapaian hasil belajar peserta didik dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran.
Fungsi penilaian berbasis kelas bagi peserta didik dan guru adalah membantu peserta didik
dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangan priakunya kea rah
yanlebih baik dan maju, membantu peserta didik mendapat kepuasan atas apa yang telah
dikerjakannya, membantu guru menetapkan apakah strategi, metode dan media mengajar
yang digunakannya telah memadai, dan keputusan membantu guru dalam membuat
pertimbangan dan keputusan daministrasi.

Objek Penilaian Berbasis Kelas


Sesuai dengan petunjuk penngembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yng
dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu penilian kompetensi dasar mata

16
pelajaran, penilian kompetansi rumpun pelajaran, penilian kompetensi lintas kurikulum,
penilaian kompetensi tamatan, penilian terhadap pencapaian keterampilan hidup.

Domaian dan Alat Penilian Berbasis Kelas


Domain Kognitif, tingkatan hafalan, tingkatan pemahaman, tingkatan aplikasi,
tingkatan analisis, tingkatan sintesis, tingkatan evaluasi.

Domaian pisikomotor, tingkatan penguasaan gerakan awal berbasis kemampuan


peserta didik dalam menggerakan sebagian anggota badan, tingkatan gerakan
semirutin ,tingkatan gerakan rutin berisi.

Domaian Afektif, memberikan respons atau reaksi terhadap nila-nilai yang


dihadapken kepadanya, menikmati atau menerima nilai, menilai ditinjau dari segi baik buruk,
menerapkan atau mempraktikan nilai.

Prinsip-prinsip Penilaian Berbadis Kelas


Pusat kurikulum balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan bahwa secara umum,
penilaia berbasis kelas harus memenuhi prinsip-prinsip valid, mendidik, berorientasi pada
kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkisinambungan, menyeluruh dan bermakna.
Adapun secara khusus adanya kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk menujukan
apa yang mereka ketahui dan pahami, selanjutnya melaksanakan prosedur penilaian berbasis
kelas dan pencatatan secara tepat.

Manfaat Hasil Penilian Berbasis Kelas


Penilaian sangat bermanfaat bagi guru karena penilaian berbasis kelas bermanfaat
untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, bagi orang tua karena peniliaain
berbasis kelas nermanfaat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya, bagi peserta
didik karena penilian berbasis kelas bermanfaat untuk mementau hasil pencapaian
kompetensi secara utuh baik aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.

Jenis-jenis Penilaian Berbasis Kelas


Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004) mengemukakan jenis-jenis
penilian berbasis kelasyaitu tes tertulis, tes perbuatan, pemberian tugas, penilian kinerja,
penilian proyek, penilian hasil kerja peserta didik, penilaian sikap, dan penilaian portofolio.

17
H. Bab VIII
(ModelPenilaian Portofolio)
Dasar Pemikiran
Penilaian portofolio sebagai suatu penilaian model baru yang diterapkan di Indonesia
sajak kurikulum 2004 tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, yaitu untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Halini memeng logis dan wajae karena
sealam sistem penilaian yang digunakan sekolah cenderung hanya melihat hasil belahar
peserta didik dan membeikan proses belajarnya, sehingga nilai akhir yang dilaporkan kepada
orangtua dan pihak-pihakterkait hanya menyangkut domaian kognitif.

Pengertian Portofolio
Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan artis dan
potografer. Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian
yang dipakai oleh seseorang,kelompok, lembaga, organisai atau perusahaan yang bertujuan
untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses.

Tujuan dan Fungsi Portofolio


Tujuan penilaian portofolio adalah untuk membeerikan informasi kepada orang tua
tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen
yang kuat. Fungsi penilaian portofolio,portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan
orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik,
tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran,
portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, portofolio sebagai alat
penilaian autentik, prtofolio sebagai suber informasi.

Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio


Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multiarah yaitu dari guru
kepeserta didik, dari peserta didik ke guru, dan diantarpeserta didik. Direktorat PLP Ditjen
Dikdasmen Depdiknas (2003) mengemukakan pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip, mutual trust (saling memeprcayai), confidentiality
(kerahasiaan bersama), joint ownership(milik berasam), satisfaction (keputusan), dan
relevance (kesesuaian)

18
Karekteristik Penilaian Portofolio
Multi sumber, beragam tujuan, kepemilikan, autentik, dinamis, eksplisit, dan
integrasi.

Kelebihan dan Kekurangan Portofolio


Kelebihan model penilaian portofolio, dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan peserta didik, membantu guru melakukan penilaian secara adil, mengajak peserta
didikuntuk bertanggung jawab, member kesempatan untuk pesertadidk dalam meningkatkan
perstasi,membantu guru mengklarifikasikan. Kekeurangan penilaian portofolio,
memebutuhkan waktu dan kerja ekstra, tidak tersedianya criteria penilaian yang jelas, sulit
dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.

Jenis Penilaian Portofolio


Jenis penilaian portofolio akan memberikan pemahaman tentang perlunya
penggunaan penilaian portofolio secara berfareasi sesuai dengan jenis kegiatan belajar yang
dilakukan peserta didik. Jenis penilaian portofolio terdapat peserta didik didalamnya bisa
perseorangan atau kelompok, selanjutnya sistem terdapat proses, kerja produk, tampilan,
dokumen.

Tahap-tahap Penilaian Portofolio


Menurut Athhoni J. Nitko (1996) adan enam menggunaan sebuah sistem portofolio
yaitu mengidentifikasi tujuan dan focus portofolio, megidentifikasi isi materi umum yang
akan dinilai, mengidentifikasikan perorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam
praktik, evaluasi pelaksanaan portofolio dan evaluasi portofoliosecara umum.

Bahab-bahan Penilaian Prortofolio


Penghargaan yang diperoleh peserta didik, hasil pekerja peserta didik, catatan/laporan
dariorang tua peserta didik atau teman sekelasnya, catatan pribadi peserta didik, bahab-bahab
lain yang relevan, dan alat-alat audio visualvidio dan disket

I. Bab IX
(Teknik Pengolaan Hasil Evaluasi)
Teknik Pengelolaan Hasil Tes

19
Menurut Zaenal Arifin (2006) dalam mengeola data hasil tes, ada empat langkah
pokok yang harus ditempuh. Pertama, menskor, yaitu member skor pada hasil tes yang dapat
dicapai oleh peserta didik. Kedua , mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai
dengan norma tertentu. Ketiga, mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa
angka maupun huruf. Keempat, melakukan analisis soal untuk mengetahui derajat validitas
dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal dan gaya pembeda.
Skor Total (Total Secore)
Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk soalsetelah diolah
dengan rumus tebakan(guessing formula).

Konversi Skor
Konvesi skor adalah proes transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke
dalam skor terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh.

Cara Memberi Skor untuk Sekala Sikap


Salah satu peinsip umum evaluasi adalah prinsip komprehensif, artinya objek evaluasi
tidak hanya domain kognitif, tetapi juga afektif, dan psikomotorik. Tugas guru adalah
megembangkan sikap positif dan meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap suatu
pelajaran.

Cara Memberi Skor untuk Domaian Psikomoror


Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan atau
kinerja, untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan tes tindakan melalui simulasi, unjuk
kerja atau tes identifikasi. Salah satu instrument yang dapat digunakan adalah skala penilaian
yang terentang dari sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sampai dengan
tidak baik (1).

Pengelolaan Data Hasil Tes : PAP dan PAN


Setelah diperoleh skor stiap peserta didik, guru hendaknya tidak tergesa-gesa
menentukan prestasi belajar (nilai) peserta didik yang didasarkan pada angka yang diperoleh
setelah membagi skor dengan jumlah soal, karena cara tersebut dianggap kurang propesional.
Pendekatan penilaian acuat patokan PAP pada umumnya digunakan untuk menfsirkan hasil
tes fomatif, sedangkan penilaian acuan norma PAN digunakan untuk menfsirkan hasil tes

20
sumatif. Namun, dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan model penilaian berbais kelas
pendekatan yang digunakan adalah PAP.

J. Bab X
(Analisis Kualitas Tes dan Butiran Soal)
Validitas
Validitas menunjukan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang, dan ada
yang rendah. Selanjutnya validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang
spesifik. Dalam literature modern tentang evaluasi, banyak dikemukakan tentang jenis-jenis
validitas, antara lain validitas permukaan, validitas isi, validitas empiris, dan validitas
konstruk dan vailiditas factor.

Reliabilitas
Relibilitas dalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Relibilitas tes
berkenaan dengan petanyaan. Menurut perhitungan product moment dari pearson, ada tiga
macam relibilitas, yaitu kefisien stabilitas, koefisien ekuivalen, dan koefisien konsistensi
internsl.

Kepraktisan
Kepraktisan meruoakan syarat satu tes standar. Kepraktisan mengandung arti
kemudahan suatu tes, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah, dan menafsirkan
maupun mengadministrsikannya. Dimyati dan Mujiono (1994) ecaluasi meliputi kemudahan
mengadministrasi, waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi, kemudahan
menskor,kemudahan interpretasi dan aplikasi, tersedianya bentuk instrument evaluasi yang
ekuivalen atau sebanding.

Analisis Kualitas Butiran Soal


Tingkat kesukaran soal, perhitungan tingkatan kesukaran soal adalah pengukuran
seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkatan tingkatan
kesukaran seimbang, maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes
hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Menghitung tingkatat kesukaran
soal bentuk objektif dan uraian.

21
Daya pembeda, penghitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu
butir soal mampu membedakan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi
berdasarkan criteria tertentu. Semakain tinggi daya pembeda suatu butiran soal, semakin
mampu butiran soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai dan tidak
menguasai kompetensi.

Analiasi Pengoceh
Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternative jawaban (opsi) yang merupakan
pengoceh. Butiran soal yang baik, pengocehnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik
yang menjawab salah. Sebaliknya, butirsoal yang kurang baik, pengocehnya akan dipilih
secara tidak merata. Pengoceh dianggap baik bila jumlahnya peserta didik yang memilih
pengoceh itu sama atau mendekati jumlah ideal. Indek pengoceh dihitung dengn rumus:

IP =Keterangan:

IP = indeks pengoceh

P = jumlah peserta didik yang memilih pengoceh

N = jumlah peserta didik yang ikut tes

B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal

n = jumlah alternative jawaban (opsi)

1 = bilangan tetap

Analisis Homogen Soal


Homogeny tidaknya butiran soal diketahui dengan hitungan koefisien korelasi antara
skor tiap soal den skor tota.penghitunganya dikakukan sebanyak butiran soal dalam tes
bersangkutan. Salah satu teknik korelasi yang dapat digunakan adalah korelasi produc-
moment atau korelasi point biserial.

Efektivitas Fungsi Opsi

22
Setelah tingkat kesukaran soal, daya pembeda, homogenitas, dan analisis pengoceh
dihitung, selanjutnya perlu diketahui pula apakah suatu opsi dari setiap soal berfungsi secara
efektif atau tidak. Dapat digunakan langkah-langkah berikut, menentukan jumlah peserta
didik, menetukan jumlah sampel, baik untuk kelompokatas maupun kelmpok bawah,
membuat table penguji efektivitas opsi, menghitung jumlah alternative jawaban yang dipilih
peserta didik, menentukan efektivitas fungsi opsi.

K. Bab XI
(Pemanfaatan Hasil Evaluasi dan Refleksi Pelaksanaan Evaluasi)
Pengertiannya Memanfaatkan Hasil Evaluasi
Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik kepada
semua pihak yang bersangkutan atau yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung
maupu tidak langsung. Crooks (2001) menyimpulkan agar umpan balik dapat bermanfaat
untuk memotivasikan peserta didik, maka harus difokuskan pada kualitas pekerjaan peserta
didik dan bukan membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik lain, cara-cara
yang spesifik sehingga pekerjaan peserta didik dapat ditingkatkan, peningkatan pekerjaan
peserta didik yang harus dibandingkan dengan pekerjaan sebelunya.

Manfaat Hasil Evaluasi


Bagi peserta didik, membengkitkan minat dan motivasi belajar, membentuk sikap
yang positif terhadap belajar dan pembelajaran, membentu pemahaman peserta didik menjadi
lebih baik.

Bagi guru, promosi peserta didik seperti kenaikan kelas atau kelulusan, mendiagnosisi
peserta didik yang memeiliki kelemahan atau kekurangan, menentukan pengelompokan dan
penetapan peserta didik berdasarkan prestasi masing-masing,.

Bagi orang tua, mengetahui kemajuan peserta didik, membingbing kegiatan belajar
pererta didikdirumah, menentukan tidak lanjut pendidikan yang sesuai dengan kemampuan
anaknya.

23
Bagi administrator, menentukan penetapan peserta didik, menentukan kenaikan kelas,
pengelompokan peserta didik disekolah meningkat terbatasnya fasilitas pendidikan yang
tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang.

Refleksi Pelaksanan Evaluasi


Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran sering ditemukan berbagai kekurangan
atau kelemahan, implikasinya adalah guru harus melalukan melakukan evaluasi
pembelajaran, baik dalam dimensi proses maupun hasil belajar. Setelah mengikuti evaluasi
pembelajaran peserta didik akan menghadapi dua alternatifkeputusan berhaisil atau tidak
berhasil.

Keberhasilan Pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran banyak dipengaruhi berbagai factor. Salah satunya adalah
factor guru dapat melaksanakan pembelajaran.untukitu, dalam melaksanakan pembelajaran,
guru harus berpijak pada prinsip-prinsip tertentu. Dimyati dan Mudjiono (1994)
mengenukakan ada tujuh prinsip pembelajaran yaitu, perhatian dan motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan
perbedaan individual.

Evaluasi Diri TerhadapProses Pembelajaran


Evaluasi diri adalah evaluasi yang dilakukan oleh dan terhadap diri sendiri. Sebagai
guru, kita harus membiasakan melakukan evaluasi diri. Hal ini penting untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran yang telah dilakukan. Jangan sampaioranglain ynag mengevaluasi
kinerja kita dalam proses pembalajaran. Melalui evaluasi diri guru dapat mengetahui,
memehami, memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajarna yang pada gilirannya
dapat menentukan langkah menjadi lebih baik. Dalam melakukan evaluasi diri, guru tentunya
memerlukan berbagai informasi, seperti hasil penilaian proses, hasil belajar peserta didik,
hasil observasi dan wawancara.untuk melengkapi hasil evaluasi diri, kita bisa meminta
bantuan peserta didik melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang diikuti.

Factor-faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan dalam Pembelajaran


Salah satu jenis penilaia yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran adalah
penilian diagnosis, yaitu penilaian yang berfungi mengidentifikasi factor-faktor penyebab

24
kegagalan atau pendukung keberhasilan dalam pembelajaran. Guru dapat melakukan
perbaikn-perbaik dalam meningkatkan kualitas pembelajran.

Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar


Untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar hendaknya kita berpijak pada hasil
identifikasi factor-faktor penyebab kegagalan dan factor-faktor mendukung kebrhasilan.
Berdasakan hasil identifikasi ini kemudian kita mencari altrnatif itu kita pilih mana yang
mungkin dilaksanakan dilihat dari beberapa factor, seperti kesiapan guru, kesiapan peserta
didik, sarana dan prasarana, dan sebagainya. Mengoptimalkan proses dan hasil belajar berarti
melakukan berbagai upaya perbaika agar proses belajar dapat berjalan dengan epektif dan
hasil belajar dapa diperoleh secara optimal.

Pembelajaran Remedial
Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah materi. Banyak hasil
penelitian menunjukan lemahnya penguasan peserta didik terhadap materipembelajaran.
Padahal dalam silabus, materi pembelajaran sudah diatur dengan demikian rupa, baik ruang
lingkup, urutan materi maupun penetapan materi. Tujuan pembeajarabn remedial adalh
membentu dan menyembyhkan pserta didik yang mengalami kesulitan belajar memalui
perlakuan pembelajaran.

25
BAB III
PENUTUP
Kekurangan
Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kekurangan dalam penulisan dan
pembahasan yaitu dalam penulisan buku masih ada penulisan EYD yang kurang tepat
sehingga pembaca merasa kurang puas dalam buku ini, selanjutnya dalam pembahasan buku
evaluasi ini masih ada kata yang masih kurang berkenan dalam pembahasan sehingga
pembaca merasakan beberapa subab yang masih pembaca kurang pahami, selanjutnya dalam
pemaparan yang menyangkut analisis kualitas tes itu masih belum paham dalam subab
tersebut dengan demikian penulis lebih rinci dalm pemaparan subab tersebut.

Kelebihan
Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kelebihan buku ini pembaca ingin
berterima kasih sebelumnya tentang buku ini karena dengan buku ini pembaca merasa
menambah wawasan dan pengetahuan. Kelebihan dalam buku ini yaitu dalam pembahasan
mampu membuat pembaca merasa paham dari subab yang telah dipaparkan selain itu dalam
bahasa buku ini sangat sederhana sehingga membuat pembaca merasa paham dalam isi buku
evaluasi pembelajaran dan bahasa buku ini tidak baku sekali dalm pemaparan isi buku
sehingga pembaca tidak merasa kesulitan dalm membaca.

26
27

You might also like