You are on page 1of 9

GANGGUAN ELEKTROLIT

Terapi pada gangguan elektrolit bergantung kpd 2 hal  beratnya gejala & cepatnya onset

1. NATRIUM (Normal 135 – 145 meq/L)


 Natrium merupakan kation utama pada ekstraseluler dan memiliki sifat menarik atau
mengikat air dan berperan dalam menjaga homoestatik dalam keadaan normal,
menghantarkan impuls saraf ke otot.
 Regulasi Na dan Air:

1) Hiponatremia (Na < 135 meq/L disertai hipoosmolalitas < 280 mosm/kg)
- Hiponatremi adalah kelebihan cairan relative akibat  kurang intake Na, asupan
cairan > ekskresi & kegagalan menekan sekresi ADH, serta turunnya GFR.
- Gejala :
Na < 130  sakit kepala, mual, disorientasi, confusion, agitasi
Na < 120  muntah, kejang, koma, gagal nafas akibat herniasi brainstem
- Klasifikasi :
a) Hiponatremia Hipovolemik
 Artinya, Na turun > konten air turun
b) Hiponatremia Normovolemik (Dilutional hyponatremia)
 Na turun akibat jumlah air intravascular >
c) Hiponatremia Hipervolemik
 Jumlah air meningkat >> peningkatan Na

- Manajemen Hiponatremia :
 Jika, Na < 120 meq/L  berikan Hipertonik Saline 3% (kecepatan 1 – 2
meq/L/jam) sampai klinis membaik kemudian stop pemberiannya 
maintenance dengan NaCl 0.9%.
 Koreksi Na, dikoreksi sebanyak 2 meq/L/jam  pemberian dapat
ditingkatkan menjadi 4 – 6 meq/L/jam pada keadaan kejang atau koma.
 Untuk hyponatremia kronik  koreksi tidak melebihi 6 meq/L/24 jam pada
kondisi Na < 120, CHF, Cirrhosis, Alkoholism, hipokalemia, malnutrisi.
 Pemberian > 12 meq/L/24 jam dapat menyebabkan osmotic demyelination
syndrome.

 Rumus Koreksi Natrium :


- NaCl 3%  513 meq/L
- NaCl 0.9%  154 meq/L

 Defisit Na = (Na diinginkan – Na serum) x (0,6 x BB)


2) Hipernatremia ( Na > 145 meq/L disertai hiperosmolaritas > 300 mosm/kg )
- Gejala  berhubungan dgn CNS seperti letargi, iritabilitas, kejang, twitching, dan
sapstisitas dan dapat disertai takikardia, hipotensi ortostatik, mual muntah
- Klasifikasi :
Hipernatremi hipovolemik  Na < dan
Air <<
Hipernatremi normovolemik  Na
normal dan Air <
Hiperntaremi hipervolemik  Na >
dan Air >>

- Manajemen Hipernatremia

 Pada akut (onset < 48 J)  koreksi sebanyak 1 meq/L/jam


 Pada kronik  koreksi tidak lebih dari 0.5 meq/L/jam atau 10 – 12 meq/L/24
jam untuk mencegah edema serebri.
2. KALIUM ( Normal 3,5 – 5 meq/L)
Kalium merupakan kation utama intrasel ( > 90%) dan hanya ada 2% K di ekstrasel, yang
berperan dalam banyak fungsi metabolik sel, yaitu :
- Mempertahankan scr netral potensial sel dan osmolalitasnya
- Menghantarkan transmisi sinyal saraf neuromuscular
- Berperan dalam konduksi listrik otot jantung dan otot rangka
- Menjaga pH darah :
 Asidosis  ion H banyak di ekstrasel mendorong ion H masuk ke intrasel
disertai keluarnya K ke ekstrasel (agar potensial sel tetap terjada dalam
keadaan netral)  hiperkalemia
 Alkalosis  ion H banyak di intrasel mendorong ion H keluar ke ekstrasel
disertau masuknya K ke intrasel  hipokalemia

1) Hipokalemia (K < 3.5)


- Hipokalemia disebabkan  intake kurang, shifting to intrasel, kehilangan dari
renal atau non renal
- Hipokalemia  menyebabkan membrane sel hiperpolarisasi (potensial membran
istirahat lebih elektronegatif)  Permeabilitas Na meningkat sehingga
eksitabilitas membrane meningkat.
- Hipokalemia memperlambat repolarisasi ventrikel  durasi periode refrakter
relative memanjang  aritmia reentrant.
- Gejala :
Ringan  myalgia, kelemahan, kram otot, ileus paralitik
Berat  kelemahan progresif, hipoventilasi, dan paralisis komplit, cardiac arrest

- EKG Hipokalemia
Perubahan EKG :
 Gel. T lebar dan mendatar, Gel. U prominen
 Depresi segmen ST, pemanjangan interval QT

- Manajemen Hipokalemia
 Indikasi MUTLAK :
 Sedang dalam pengobatan digitalis
 Ketoasidosis diabetikum
 Kelemahan otot pernapasan
 Hipokalemia berat ( < 2 meq/L)
 Indikasi Kuat :
 Iskemik Jantung
 Ensefalopati hepatikum
 Memakai obat yg mendorong pindahnya Kalium ke dalam sel (cth Insulin)
 Indikasi Sedang : K tidak perlu diberikan segera pada kadar K 3 – 3,5 meq/L

 PRINSIP TERAPI HIPOKALEMIA


 Penurunan Kalium 1meq/L = 200 meq K dari total tubuh
 Obati penyebab dasarnya
 Kalium per oral (slow correction) 40 – 60 meq  menaikkan 1 – 1,5 meq/L
 Pemberian kalium IV dengan KCL (rapid correction) :
- Diindikasikan pada hipokalemia berat atau tidak mampu scr oral
- KCL melalui vena perifer  kecepatan 10 meq/jam
- KCL melalui vena sentral  kecepatan 20 meq/jam

- DOSIS kalium  KCL 20 meq + 100 NS atau maks. 60 meq + 1000 NS


- Koreksi KCL diberikan dalam 4 – 6 jam.
- Pemberian KCL dapat menyebabkan plebitis

2) Hiperkalemia (K > 5)
- Etiologi  intake K meningkat, transseluler shift, ekskresi di ginjal turun,
pseudohiperkalemia
- Gejala  kelemahan otot, paralisis, hipoventilasi, menggangu ekskresi asam
sehingga memperparah asidosis metabolk, ventrikel fibrilasi, asistol.

- EKG Hiperkalemia
Perubahan EKG :
- Manajemen Hiperkalemia
 Memindahkan Kalium ke Intrasel
 Insulin + Glukosa
- Bolus insulin regular 8 unit + 50 cc D40% (onset 10 – 20 menit)
- Setelah diatas diberikan  berikan maintenance Dextrose dan pantau GD
 Agonis Beta-2 (Albuterol)
- Berikan 10 – 20 mg dalam 4 cc NS  inhalasi 10 menit
 Bicarbonat Natricus (BICNAT)
- Berikan 150 meq dalam 1 L D5%  kecepatan 250 ml/jam
- Jangan berikan Bersama dgn kalsium dalam 1 IV line

 Stabilisasi Membran
 Kalsium Glukonas  1000 mg (10 ml larutan 10%) IV berikan dalam 2-3
mnt
 Kalsium Klorida  5 – 10 ml larutan 10%

 Membuang Kalium
 Furosemide 20- 40 mg IV
 Hemodialisis  Indikasi : hiperkalemia berat (K > 6.5), terapi di atas gagal
semua, CKD, atau pasien dengan kerusakan jaringan berat.

3. MAGNESIUM (Normal 1,5 – 2,5 meq/L atau 1,7 – 2,5 mg/dL


Mg adalah kation terbanyak ke-2 di intrasel  60% Mg di tulang, 1% di ekstrasel, sisa di
intraseluler.
Fungsi Magnesium :
- Membentuk (ko-faktor) dan menggunakan ATP
- Proses sintesis DNA dan protein
- Ion channel dalam konduksi saraf & kontraktilitas jantung diatur oleh Mg
- Membantu transmisi impuls dan ikatan hormone-reseptor
- Mendorong pembentukan PTH
- Membantu Na & K melewati membrane sel
1) Hipomagnesemia (Mg < 1,7 mg/dL atau 1,5 meq/L)
- Hipomagnesemia sering tjd bersamaan dgn hipokalemia + hipokalsemia
- Hipomagnesemia  OVERSTIMULASI transmisi neuromuscular
- Etiologi :

- Gejala :

- MNEMONIC  “STARVED”
S Seizure
T Tetani
A Aritmia & Anorexia
R Rapid heart rate
V Vomiting
E Emotional lability
D DTR (Deep Tendon Reflex) meningkat
- Manajemen Hipomagnesemia
 Terapi diberikan jka ada  gg. Jantung, kejang, disertai hipokalemia atau
hipokalsemia
 Pemberian Mg IV :
 Pada hypomagnesemia hipokalsemik + tetani atau life-threatening arrythmia
 berikan 4 ml (2 amp) MgSO4 50% dalam 100 ml NS diberikan 10 mnt
 dilanjutkan 50 meq diberikan selama 12 – 24 jam
 Target terapi  kenaikan Mg > 1 mg/dL

 Regimen sederhana MgSO4 pada kasus non-emergensi :


 64 meq (8 g) MgSO4 dalam 24 jam  kemudian 32 meq (4 g)/hari selama
2 – 6 hari berikutnya

 Pemberian MgSO4 dalam jumlah besar  menyebabkan Ca turun + tetani


 Efek Samping akibat hypermagnesemia :
Flushing (kemerahan pada muka, refleks tendon dalam menghilang,
hipotensi, dan AV Blok

2) Hipermagnesemia
- Kadar Mg > 2,5 mg/dL atau 2,5 meq/L
- Etiologi :
 Insufisiensi renal  kegagalan/berkurangnya membuang Mg melalui urin
 Intake berlebih
 cth. akibat pemakaian antasida atau laxative, suplemen Mg, diuretik
- Hipermagnesemia menyebabkan  blok/menekan transmisi neuromuscular
- Gejala :
 < 5 meq/L = flushing, hipotensi ringan, mual muntah, parestesi wajah,
Kelemahan otot, DTR menurun
 > 5 – 7 meq/L = Perubahan EKG (interval PR memanjang, QRS lebar, T Tall),
bradikardia, hipotensi, DTR hilang, ileus
 8 - 12 meq/L = gg. Otot pernapasan, heart block, flaccid paralysis, COMA
 15 – 20 meq/L = henti napas & henti jantung

- MNEMONIC  “RENAL”
R Refleks menurun (kelemahan sampai paralisis)
E EKG
N Nausea & vomiting
A Appearance flushing
L Letargi (drowsiness sampai KOMA)
- Manajemen Hipermagnesemia
 Pada keadaan tidak ada gg. Ginjal  berikan IV fluids + furosemide 40 – 80 mg
 Pasien dgn Gagal Ginjal  HEMODIALISA
 Kondisi berat, berikan :
 CaCl2 10% sebanyak 10 ml selama 2 – 5 mnt, dilanjutkan
 Pemberian 40 – 60 ml/24 jam

4. KALSIUM

5. KLORIDA

You might also like