You are on page 1of 37

Eksplorasi

Suku Cirebon
FG 3 - Keperawatan Transkultural B
Anggota FG 3
Nama NPM

Anida Setya Ningtias 2106703235

Dewita Zahra Nur Azizah 2106705303

Elsa Anindya 2106634313

Maynah Oktavia 2106752893

Sitti Rahmah 2106752496


TABLE OF CONTENTS
01 Persepsi Sehat Sakit dan Etiologi Penyakit

02 Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan

03 Budaya/tradisi mempengaruhi praktik/ritual keagamaan


Pola Makan dan Makanan Khas yang dimiliki dalam
04 Perspektif Budaya

05 Makanan atau bahan-bahan yang dianggap berkhasiat


(etnofarmakologi)
00
OVERVIEW
Suku Cirebon
“Sebelumnya dihubungkan dengan suku
Sunda dan Jawa, Namun karena adanya
perbedaan bahasa dan budaya, sensus
penduduk memberikan kolom khusus
bagi suku Cirebon pada tahun 2010”

-SUKU CIREBON-
01
Sehat-Sakit
Persepsi Sehat Sakit dan Etiologi Penyakit
Persepsi Sehat & Sakit

Sehat Sakit
Kondisi fisik yang tidak bugar dan
Kondisi kesehatan tubuh dan dapat diperparah dengan adanya
jiwa manusia kondisi mental. Keduanya
melemahkan antibodi yang
seharusnya secara alami menjadi
unsur pencegahan penyakit
dalam tubuh manusia
Kepercayaan terhadap Jenis Penyakit
Penyakit Lahir: Penyakit Batin:

● Penyakit yang menyebabkan ● Penyakit yang sulit dideteksi


rasa sakit secara fisik dan dengan panca indera, bahkan
nampak lahiriah baik dengan dengan alat medis, Sehingga
tangan atau peralatan medis perlu pendekatan psikologis
● Dapat disebabkan oleh alam, untuk mendeteksinya.
misal angin yang dipercaya ● Penyakit batin dapat
sebagai penyebab penyakit disebabkan karena latar
paling banyak yang menyerang belakang psikologis maupun
manusia. serangan makhluk gaib.
● Penyakit lahir dapat ● Orang yang mengalami
menyebabkan penyakit batin. penyakit batin karena makhluk
Misal: sakit yang gaib memiliki ciri peningkatan
berkepanjangan suhu tubuh yang disertai
mengakibatkan penyakit keringat dingin.
mental pasien (stress dll)
02
PERILAKU PENCARIAN
PELAYANAN KESEHATAN
di Suku Cirebon
Perilaku pencarian pelayan kesehatan pada masyarakat Cirebon
dapat dilihat perbedaannya dari letak tempat tinggal.
Masyarakat yang tinggal di perkotaan biasanya langsung
memilih untuk datang ke fasilitas kesehatan, sementara
masyarakat di desa cenderung untuk memilih datang ke “orang
pintar” untuk menyembuhkan penyakitnya.

-SUKU CIREBON-
Faktor yang Mempengaruhi

Aspek Budaya Sosio-Ekonomi


Penggunaan ramuan Tingkat pendapatan &
herbal status sosial

Aksesibilitas
Edukasi &
Pelayanan
Kesadaran
Kesehatan
Jarak, biaya, dan Kesehatan
ketersediaan
Faktor yang Mempengaruhi

Tradisi & Faktor Program


Kepercayaan Kepemimpinan Pendidikan
Kesehatan Lokal Kesehatan
03
Budaya/Tradisi yang
Mempengaruhi Praktik/
ritual Keagamaan
Masyarakat Cirebon menganut sistem kepercayaan animisme dan
dinamisme, dimana masyarakat Cirebon menyembah benda
keramat dan roh nenek moyang. Terdapat pengaruh dari Kerajaan
Galuh dan Kerajaan Pajajaran yang bercorak Agama Hindu-Budha
dan menguasai wilayah Jawa Barat termasuk Cirebon. Pada abad ke
15, adalah abad dimana islam pertama kali diperkenalkan. Pada abad
tersebut, para pedagang muslim juga mulai singgah di pelabuhan
Cirebon, sehingga mulai tersebarlah Agama Islam di Cirebon.

-KEAGAMAAN
SUKU CIREBON-
Budaya dan Ritual Suku Cirebon
Selamatan (Proses
Kehamilan)
Suroan
Ngupati (selamatan usia Pembuatan bubur suro untuk
kehamilan 4 bulan), memitu peringatan suroan
(selamatan usia kehamilan 7 menghubungkan kemuliaan
bulan), dan nglolosi (selamatan bulan asyura sebagai wujud
masa menjelang melahirkan). syukur kepada Tuhan.

Saparan Panjang Jimat


Pembuatan apem untuk mencuci atau membersihkan
dibagikan kepada saudara, benda pusaka milik keraton yang
kerabat dekat, tetangga, dan bernama Panjang Jimat, upacara
orang-orang yang berada di adat ini diadakan pada setiap
sekitar rumah. tanggal 8 hingga 12 Mulud.
Budaya dan Ritual Suku Cirebon

Syawalan Ganti Sirap


Ziarah mengunjungi makam upacara adat untuk mengganti
Sunan Gunung Jati, upacara atap makam dari keluarga Ki
adat ini dilakukan pada bulan Buyut Trusmi. Dinamakan ganti
Syawal atau setelah perayaan walit karena dilaksanakan setiap
Idul Fitri. tanggal 25 bulan Maulud.

Rajaban Sintren
Berziarah di makam pangeran Tarian untuk berkomunikasi
Panjunan dan pangeran dengan arwah atau ruh. Biasanya
Kejaksan yang berada di dilakukan oleh para gadis dan
Plangon setiap tanggal 27 arwah tersebut akan memasuki
Rajab. tubuh mereka.
Budaya dan Ritual Suku Cirebon
Tari Topeng Jaran Lumping
Tari jaran lumping dijadikan sebagai
Penari menggunakan topeng
cara mengembangkan ajaran Islam
yang menceritakan cerita klasik.
di cirebon. Tarian kuda lumping
Topeng ini diinterpretasikan
biasanya menampilkan adegan
seperti halnya dewa-dewa.
prajurit berkuda ataupun atraksi
kekebalan.

Nadran
Upacara adat para nelayan di pesisir bertujuan
untuk mensyukuri hasil tangkapan ikan, mengharap
peningkatan hasil pada tahun mendatang dan
berdoa agar diberikan keselamatan ketika berlayar
mencari nafkah di lautan.
04
Pola Makan dan Makanan
Khas yang dimiliki dalam
perspektif Budaya
Makanan Khas
CIRI KHAS:
Sega Jamblang - Jamblang → nama daerah pedagang
- Dibungkus dengan daun jati
Daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa
pulen. Daun jati memiliki pori-pori yang
membantu nasi tetap terjaga kualitasnya
meskipun disimpan dalam waktu yang
lama.
- Pilihan lauk yang beragam dan
Terdiri dari nasi yang dibungkus daun jati, prasmanan
sambal goreng, tahu sayur, pusu (paru), semur - Harga relatif murah → awalnya
hati/daging), perkedel, sate kentang, telur diperuntukkan kepada pekerja buruh
dadar/telur goreng, telur masak sambal kasar di pelabuhan dan kuli angkut di
goreng, semur ikan, ikan asin, tahu dan tempe. jalan pekalipan
Makanan Khas
Tahu Gejrot
CIRI KHAS:
- Dibawa oleh etnis Tionghoa tahun
1950an, di wilayah Jatiseeng, Ciledug,
Cirebon → pabrik tahu → makanan pokok.
- Nama diambil dari suara yang timbul
ketika air dituang yaitu “jrot-jrot”
Terdiri dari tahu goreng kopong yang
- Disajikan di atas piring gerabah kecil
dipotong-potong dan disiram dengan berwarna hitam, dan dimakan dengan
rebusan air gula merah dan kecap, tusuk gigi atau garpu kecil. → sejak
ditambah dengan potongan cabai zaman dahulu
rawit dan bawah merah di atasnya.
Makanan Khas
CIRI KHAS:
Empal Gentong - Digunakan sebagai media penyebaran
agama islam sejak abad 15 masehi.
- Awalnya dibuat dengan daging kerbau →
banyak penganut agama Hindu di Cirebon.
- Perpaduan budaya Arab-India (kuah seperti
gulai) dan cina-jawa (rempah-rempah dan
jeroan
- Nama diambil dari cara memasaknya yang
dimasak di kuali/perik tanah liat/gentong.
Hidangan berkuah yang terdiri - Dimasak di atas tungku dengan bahan bakar
dari daging sapi, usus, dan babat kayu selama 5 jam.
Makanan Khas
Sega Lengko
CIRI KHAS:
- Awalnya marak pedagang yang menggunakan trotoar jalan.
- Adaptasi dari kuliner China
- Hidangan kreasi saat perekonomian sulit yang terjadi pada
masa kemerdekaan
- Namanya berasal dari kata “langka” atau jarang yang
diibaratkan dari sedikitnya jumlah lauk dari Nasi Lengko
Terdiri dari nasi putih (panas-panas
sendiri.
lebih baik), tempe tahu goreng,
- Kata lengko juga kerap dikaitkan dengan pembuatan dari
mentimun (mentah segar, dicacah), sajian tersebut yang diaduk-aduk hingga tercampur
tauge (direbus), daun kucai merata, sehingga menghasilkan tekstur yang kental atau
(dipotong kecil-kecil), bawang lekoh. Bahkan, banyak yang mengaitkan kata lengko
goreng, bumbu kacang (seperti dengan akronim ‘lengkap dan ekonomis’.
bumbu rujak), dan kecap manis.
Makanan Khas
Mie Koclok
CIRI KHAS:
- Ciri yang paling khas dapat dilihat dari kuah kentalnya yang
terbuat dari perpaduan kaldu ayam, tepung maizena, dan
santan kental.
- Mi koclok berasal dari kata koclok yang berarti dikocok atau
digoyang-goyangkan karena mi digoyang-goyangkan atau
diblansir dalam air panas sebelum disajikan dengan bahan
lainnya.
- Mi koclok mirip dengan mi kocok asal Bandung dan mi
celor asal Palembang. Hanya saja, kaldu yang digunakan
Hidangan ini terdiri dari mi dengan berbeda sehingga cita rasanya pun berbeda; mi koclok
toping tauge, kol, daging ayam, dan menggunakan kadu ayam, mi kocok dengan kaldu sapi;
telur rebus. Cita rasanya gurih dan mi celor dengan kaldu udang
dengan tekstur kuah yang kental.
Makanan Khas
Docang Terbuat dari campuran potongan lontong, parutan
kelapa, daun singkong, daun kucai, toge, dan
kerupuk. Bahan-bahan tadi kemudian disiram
dengan kuah dage atau oncom.

CIRI KHAS:
- Secara harfiah, docang berasal dari bahasa Cirebon
singkatan dari dua kata yaitu: bodo (oncom) dan kacang
(tauge).
- Sudah ada sejak abad ke 15 → zaman Wali Songo
menyiarkan Agama Islam di kawasan Cirebon dan
sekitarnya → konon dibuat untuk meracuni Wali Songo
Makanan Khas
Nasi Megono
CIRI KHAS:
- Megono awalnya berasal dari Kabupaten Pekalongan
di pesisir utara Jawa.
- Megono berasal dari kata bahasa Jawa merga
(karena) dan ana (ada).
- Sejarahnya Nasi Megono awalnya diberikan untuk
para pasukan Kesultanan Mataram di bawah
pimpinan Bahureksa yang hendak berperang
Megono adalah potongan nangka muda melawan VOC di Batavia pada tahun 1628.
dengan perpaduan kelapa parut yang
dibumbui. Megono biasanya disajikan
dengan nasi, mendoan, cumi masak hitam,
telur balado, tempe orek, mentimun, dan
sambal.
Makanan Khas
Sate kambing cirebon
Terdiri dari sate daging kambing
muda yang diberi bumbu kacang
(tekstur kental) atau kecap (kecap,
tomat, irisan bawang serta rawit).

CIRI KHAS:
- Dibuat dengan daging kambing muda
- Umumnya dijual dengan sistem kodian berisi 20 tusuk
- Perbedaan dari sate yang lain, daging kambing muda
akan langsung di bakar di atas bara api.
- Biasanya dimakan dengan nasi putih atau nasi lengko.
Makanan Khas
Tutug Oncom
CIRI KHAS:
- Tutug sendiri merupakan kata dalam bahasa Sunda yang
berarti "dihancurkan" atau "diketuk", sedangkan oncom
adalah sejenis makanan fermentasi yang terbuat dari
ampas kedelai.

Nasi hangat yang dicampur dengan


oncom tumbuk, dengan tambahan
lauk seperti ikan, tempe, sambal,
dan lalapan.
Pola Makan
Melalui makanan-makanan khas yang terdapat didalam kebudayaan suku Cirebon,
terlihat bahwa mereka cenderung mengutamakan nasi sebagai makanan
pokoknya, dan mereka memiliki beragam hidangan lauk pauk yang berbahan dasar
daging, ikan, tahu, dan tempe. Selain itu, penggunaan rempah-rempah dan saus
kacang merupakan ciri khas dari masakan Cirebon.
05
Makanan atau Bahan-Bahan
yang dianggap Berkhasiat
(Etnofarmakologi)
Makanan/Bahan yang Berkhasiat Obat
Tumbuhan
Jamblang
Manfaat→ antidiabetik, antihiperlipidemia,
antikanker, antibakteri, antioksidan,
antiulcer, hepatoprotektif, antialergi,
antiartritik, antimikroba, dan lain-lain.

Dapat mengobati masalah ginjal,


gangguan pencernaan, diabetes, disentri,
dan antiradang.

Olahan: selai, jeli, anggur, dan produk


fermentasi lainnya.
Makanan/Bahan yang Berkhasiat Obat
Jamu

Perpaduan antara jamu dan doa-doa


permohonan kesembuhan kepada Allah
SWT adalah cara yang ampuh untuk
menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Meskipun begitu, sebagian besar
masyarakat Cirebon memiliki kepercayaan
bahwa jamu hanyalah media penyembuh,
tetapi yang menentukan sehat dan sakit
hanya Allah SWT.
Makanan/Bahan yang Berkhasiat Obat
Bahan Alami

- Kunyit dan mengkudu: maag


- Air dawegan kelapa hijau muda +
kuning telur ayam: maag
- Ekstrak jahe, kunyit, jeruk nipis:
pneumonia
- Daun sereh
Makanan/Bahan yang Berkhasiat Obat
Kerang pisau

Kerang ini mengandung sekitar 98.9


mg/100 mg vitamin B12 yang berguna
untuk menjaga kesehatan jantung,
menstabilkan suhu tubuh, menstabilkan
pH dalam tubuh, membantu pencernaan
makanan, menjaga kesehatan sistem
saraf, dan pembentukan sel tulang
Referensi
Admin BPK Wilayah IX. (2017). Penerapan herbal medicine dan terapi dalam pengobatan tradisional di kab.
Cirebon. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dikutip dari:
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/penerapan-herbal-medicine-danterapi-dalam-pengoba
tan-tradisional-di-kab-cirebon/
Hidayah, H., Nurheni, A., Adam, A. N. Z., & Shakira, N. A. (2023). Profit Fitokimia, Sifat Biologis, dan Aplikasi
Pangan dari Tumbuhan Obat Syzygium Cumini: Literature Review Article. 3, 8971–8981.
Indrayana, Y., & Yuniningsih, T. (2019). Sega Jamblang, Icon Kuliner Pengembangan Pariwisata Kota Cirebon
(Dalam Persperktif Sejarah). Conference On Public Administration and Society, 1(1), 1–12.
Kamelia, Insani, L. T., Rismawati, & Sahrir, D. C. (2019). Pemanfaatan Kerang Pisau (Solen lamarckii) sebagai
Bahan Olahan Kuliner di Pantai Kejawanan Cirebon. 76–81.
Setiawan, I. (2018). Pengobatan tradisional di desa Lemahabang Kulon, kec. Lemahabang, kab. Cirebon. Balai
Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat.
STIE STEKOM. (n.d). Suku Cirebon. Dikutip dari: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Suku_Cirebon
Suhartati, T. (2013). Ragam makanan tradisional cirebon. May, 106.
Supardi. (2023). Kuliner cirebon - syarat ritus keagamaan dan penyerapan budaya. Majalah Cirebon Katon.
https://cirebonkaton.dprd.cirebonkab.go.id/artikel/912-
Referensi
Qadim, H. (2018). Perubahan Budaya dalam Ritual Slametan Kelahiran di Cirebon. Indonesia. Jurnal Studi
Agama dan Masyarakat, 14, (127-147).
Ramdhany, M. (2016). Tradisi Lokal Keagamaan di Bumi Cirebon. Retrieved from
https://nu.or.id/opini/tradisi-lokal-keagamaan-di-bumi-cirebon-9rVyb
Zulfah, S. (2018). Islamisasi di Cirebon : Peran dan Pengaruh Walangsungsang Perspektif Naskah Cariyos
Walangsungsang. Jurnal UIN Sunan Kalijaga, Vol 6, No 1, (172-201).
THANK
YOU

You might also like