BAB
Vi
PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN
ANAK BERBAKAT
Anak berbakat tidak akan dapat mencapai prestasi yang
tinggi dengan sendirinya tanpa memerlukan perhatian dan
pelayanan pendidikan khusus.
A. Program Pendidikan Anak Berbakat
Sayekti (2013) menyatakan pendidikan anak berbakat yang
sesuai dengan kondisi budaya Indonesia antara lain:
1. Memberi kesempatan pendidikan yang sama kepada semua
anak untuk mengembangkan potensi (keberbakatannya),
seperti halnya pendidikan untuk anak yang mengalami
ketunaan.
2. Memperhatikan prosedur untuk mengidentifikasi
keberbakatan, misalnya alat ukur apa yang akan digunakan
dan siapa yang berwenang melakukannya. Alat ukur (test
psikologis) yang digunaka harus standard an disesuaikan
dengan kondisi dan budaya Indonesia.
Penyusunan kurikulum Kurikulum untuk pendidikan anak
berbakat sebaiknya diprogram secara khusus, dibedakan
lohan tebe’ SHEE mam mene
an anak. Disamping memenuhi
100 Psikologi Anak Berbakatkebutuhan individual Siswa juga dikembangkan program
yang merangsang siswa_ untuk _ berinteraksi dengan
kelompok guna memungkinkan siswa mengembangkan
ketrampilan sosial.
Mempersiapkan guru bagi anak bi
sekolah memerlukan guru yang b:
berbakat; tidak semua guru dapat
Untuk itu diperlukan adanya per:
guru anak berbakat sesuai dey
nasional Indonesia, : melalui pelatihan, lokakarya,
pendidikan dan sebagainya. Sering terjadi kurikulum yang
selalu diolah, dibenahi, tetapi kompetensi, karakteristik,
ketrampilan guru kurang diperhatikan, Karena guru
menentukan tujuan dan sasaran belajar, membantu dalam
pembentukan nilai-nilai pada anak (nilai_hidup, moral,
sosial) , memilih pengalaman belajar, menetukan metode /
strategi mengajar dan yang paling penting menjadi model
perilaku bagi siswa ( Utami Munandar, 1995 : 100).
Memberi kebebasan terhadap media kebudayaan bagi
semua warga negara tanpa diskriminasi (jenis kelamin,
suku, agama, sosial ekononi dan seterusnya). Hal ini akan
mempengaruhi sikap orang tua dan ‘anak dalam
mengembangkan keberbakatannya _ melalui jalur
pendidikan formal. Di lapangan sering — dijumpai
persyaratan-persyaratan tertentu (jenis kelamin) untuk
memilih program pendidikan atau karir tertentu sehingga
akhirnya anak memilih pendidikan maupun karir yang
tidak sesuai dengan keberbakatannya.
Program pendidikan secara khusus :
a. Pengayaan (Enrichment) adalah pembinaan anak
supernormal dengan penyediaan kesempatan dan
fasilitas belajar tambahan yang bersifat vertikal
(intensif, pendalaman ) dan horisontal (ekstensif,
memperluas).
b. Percepatan (Acceleration) yaitu cara penanganan anak
supernormal dengan memperbolehkan naik kelas secara
meloncat atau menyelesaikan program reguler dalam
jangka waktu yang lebih singkat.
c. Pengelompokan Khusus (Segregation) dapat dilakukan
secara penuh atau sebagian yaitu bila sejumlah anak
erbakat Semua anak di
aik, demikian juga anak
mendidik anak berbakat.
siapan khusus bagi para
ngan tujuan pendidikan
Psikologi Anak Berbakat 101memberikan beberapa pilihan al
untuk anak yang teridentifikasi
1.
n dan diberi kesempatan untuk
i ulkal 7
supernormal dikump' eh pengalaman belajar yang
secara khusus mempero
sesuaia dengan potensinya. os
ic jatic Gifted Children (OA ) (2000)
Ohio Association for ii nati? program pendidikan
berbakat, yaitu:
Acceleration (Akselarasi)
Program akselerasi merupakan
proeeaa akselarasi dapat dilakukan dengan beberapa cara,
itu .
- Mendaftarkan anak lebih awal, baik TK, sekolah, atau
perguruan tinggi.
b. Class Ssipping
c. Dual enrollment programs
d. Mengikuti pelajaran di tingkat atas
Advanced Placement (Loncat Kelas)
Cara ini hampir sama dengan program akselarasi. Pada cara
ini, anak akan diuji sebelum mendapat peluang untuk dapat
mengikuti kelas yang lebih tinggi
Cluster Grouping (Pengelompokan Khusus)
Program ini diberikan kepada sekelompok anak yang
diidentifikasi anak berbakat dalam satu kelas dan diberikan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Curriculum Compacting (Pemadatan Kurikulum)
Kurikulum dipadatkan agar selesai dalam waktu singkat.
Ketika anak lain masih mempelajari materi regular, siswa
yang termasuk anak berbakat telah pindah ke materi lain.
Differentiated Curriculum (Kurikulum Berdiferensiasi)
Pada program ini, anak-anak berbakat diberikan
kurikulumyang berbeda dari anak-anak lain. Mulai dari
materi, tujuan, proses, cara pelaksaan hasil yang
diharapkan akan berbeda. Hal ini dilakukan untuk
menfasilitasi setiap akan agar berk i
tababinaage embang sesuai dengan
Enrichment (Pengayaan)
Pada program ini, anak berbakat
untuk memperoleh k
luas daripada umu:
diberikan kesempatan
oe belajar yang lebih besar dan
kaya pengalaman p ya disediakan, menghasilkan lebih
endidikan yang b fact
Post-Secondary Enrollment Option (PEO)
102 Psikologi Anak BerbakatMenyediakan siswa dengan
kursus perguruan tinggi comb atan Untuk mengikuti
kedua institusi pendidikan, yain, se Predikat dari
tinggi. A da erguruan
8 Pull-Out Program
Pada program ini, siswa
telah disiapkan oleh oran,
bidang anak berbakat.
9, _ Resource Room/Area
Pada program ini, sekolah menyj
khusus untuk siswa berbakat apa "tae Tuangan
pengayaan untuk meningkatkan Wawasann sent
suatu pelajaran ya mengenai
10. Self-Contained Classroom
11. Kelas reguler yang dipersiapkan han
berbakat. Para siswa melakukai
mereka di kelas tersebut,
Mengikuti se]
luruh j
'-Orang khus; a Tad
us (Profesional) di
lya untuk siswa
in tugas dan jadwal harian
B. Model-Model Layan bagi Anak Berbakat
David G. Amstrong dan Tom v.,
mengemukakan bahwa_ terdapat™ tiga mod
diterapkan untuk layanan pendidikan terhada
yaitu :
1. Enrichment
Model pembelajaran enrichment dapat membantu anak
mendapatkan pelajaran tambahan sebagai _pengayakan.
Pengayaan ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai
berikut :
a Secara vertical.
Cara ini untuk memperdalam salah satu atau sekelompok
mata pelajaran tertentu. Anak diberi kesempatan untuk
aktif memperdalam ilmu Pengetahuan yang ae
sehingga menguasai materi pelajaran secara luas
mendalam.
Savage (1983)
lel yang dapat
ip anak berbakat,
b. Secara horizontal
tahuan
Anak diberi kesempatan untuk memperluas Pen en
dengan tambahan atau pengayaan yang
dengan pelajaran yang sedang dipelajari.
2,
Acceleration
Psikologi ‘Anak Berbakat 103bagi anak yang memiliki kemampuan
k naik kelas lebih awal dari biasanya,
pa cara yang dapat dilakukan,
Secara konvensional
jor dipromosikan untu
Dain vercepatan ini ada bebera
yaitu sebagai Dou lebih wel /sebelum waktunya (early
a Masuk seko® sebelum usia 6 tahun, dengan catatan
eh mac untuk masuk Sekolah Dasar,
b oat Kelas (grade skipping) atau skipping rah misalnya
* arena kemampuannya luar biasa pada salah satu Kelas,
maka langsung dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi satu
tingkat (dari kelas satu langsung ke kelas tiga). :
c. _ Penambahan pelajaran dari tingkatan di atasnya, sehingga
dapat menyelesaikan materi pelajaran lebih awal.
d. Maju berkelanjutan tanpa adanya tingkatan kelas. Dalam
hal ini sekolah tidak mengenal tingkatan, tetapi
menggunakan sistem kredit. Ini berarti anak berbakat
dapat maju terus sesuai dengan kemampuannya tanpa
menunggu teman-teman yang lainnya.
3. Segregasi
Anak-anak berbakat dikelompokkan ke dalam satu
kelompok yang disebut “ability grouping” dan diberi kesempatan
untuk memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan
potensinya.
Apa dan bagaimana implementasi dari model-model
layanan untuk anak berbakat sebagai berikut: (adaptasi dari
Conny Semiawan, 1992):
1. Model layanan kognitif-afektif
Sasaran akhir dari model ini adalah pengembangan
bakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran sangat
memperhitungkan kreativitas dan sisi kognitif afektif yang
merupakan dinamika dari proses perkembangan_bakat
poe as cara dalam melaksanakan model
pada belahan Sa Ais Pemberian stimulus langsung
dengan menghayati Sok, dan metode tak langsung
tertentu secara nena aman belajar atau percakapan
Model layanan perkemban; an
sosialisa: i: yangeung
sidan indivi
int adalah tercapainya kemandirian
ie moral yang diperoleh melalui
ualisasi dalam kaitan manusia sebagai
104 Psikologi Anak Berbakatmakhluk individu dan makhluk sosial,
individu ia berhak mencipta,
mandiri, namun sebagai makh| ee
meletakkan le ee cee ia harus dapat
masyarakat. Pendidikan moral anak cai kepentingan
harus jauh lebih luas dari yang diperenaG seyogianya
mengimplementasikan model ini ase di kelas. Usaha
menciptakan suasana dengan mengacu an harus
berpikir, yang dilakukan sesuai den a = Kemampuan
dan kepedulian terhadap yang lain. Oleh eee
dalam Khatena, 1992 mengusulkan ane ‘a itu, Vare
mengembangkan moral adalah: mena ee
dengan teman sebaya mengenai dilema atau_klarifikasi
nilai, membaca hasil penelitian tentang moral, bermain
peran, simulasi, drama kreatif dan permainan, penelitian
kelompok atau kelas mengenai ketentuan hukum (strategi
yuridisprudensial), dan diskusi dengan _ lingkungan
masyarakat tentang isu sekolah.
Model perkembangan nilai
Model ini memperhatikan peranan kehidupan afektif
_(emosional) sehari-hari, seperti rasa senang, sedih, takut,
bangga, malu, rasa bersalah, dan bosan. Perasaan-perasaan
ini membentuk sikap seseorang dan __ sebaliknya
perkembangan nilai erat hubungannya dengan
perkembangan ssikap dan merupakan _ kerangka
pembentukan moral seseorang. Oleh karena itu, strategi
pengembangan nilai erat kaitannya dengan strategi
perkembangan moral.
Layanan berbagai bidang khusus
Bidang-bidang khusus ini adalah kepemimpinan, seni
rupa dan seni pertunjukan.
a. Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut — Stogdill (1974) adalah
kemampuan, hasil belajar, tanggung jawab, partisipasi,
status, dan situasi.
(1) Kemampuan —_kepemimpinan terkait dengan
inteligensi, kepekaan dan penilaian. Sifat-sifat ini
dapat diamati dalam kegiatan ekstrakurikuler (bagi
anak remaja).
Sebagai_makhi
luk
menyatakan iri secara
Psikologi Anak Berbakat 105‘ i an pengetahuan, kemajuan
(2) Hasil belajar, mies authentic. Hal’ ini dapat
persekola ngku sekolah melalui berbagai
CS aalaiman belajar dan dapat dilihat dari kinerjg
P
Pie ae terkait dengan prakarsa, percayg
(3) Tangguns J inan melebihi teman-temannya. [nj
diri dan Laat Jalui tugas kelompok, dan tugas
dapat dilatih melalui a
konstruksi tertentu yang dapat menampitkan
keinginan untuk melebihi, dan mudah dapat
iciptakan.
(4) pene menunjuk pada keaktifan, keluwesan,
bergaul, kerja sama, kemampuan menyesuaikan diri
dan humor. Kemampuan itu dapat dilatihkan melalui
berbagai permainan, seperti penugasan membuat
karangan tentang diri sendiri yang dapat
menampilkan sifat kepemimpinan tersebut.
(5) Status, terkait dengan potensi sosial ekonomis dan
popularitas. Hal ini dapat diamati dalam pergaulan
sehari-hari.
(6) Situasi, terkait dengan tingkat mental, keterampilan,
kebutuhan, dan interest. Biasanya informasi tentang
kualitas situasi ini diperoleh melalui analisis
sosiometrik.
b. Kelompok seni dan pertunjukan
Seni rupa dan pertunjukan adalah si
Khusus dan _ produktivitas,
dilakukan melalui pengamatan
kKhusus_ melalui
Perilaku musik
fat-sifat pribadi
Pendekatan _biasanya
dan layanan bersifat
Kinerja atau pertunjukan. Layanan
: dapat diadakan dengan menyelesaikan
melodi musik menurut fantasinya sendiri, meniru
pnpatng fanpa tanda baca not balok di alat music
tener, RS MENTE Taga aa el
pag imajinasi dan Proses inkubasi
7 ‘
mengembangity yang perlu— dilakukan _ adalah
inkubasi, Stimulasi imajinasi kreatif dan proses
a Stimulasi imajinac:
Tram mainasi kreatif adalah proses mental
* Yang menjadikan semua aiiaaat aot
106 Psikologi Anak Berbakatmengembangkan fungsi
seperti kualitas suasa tor khusus,
atau bapak-anak, Iomuntlael ane asuh ibu-anak
terjadi interaksi anak dengan lingkung: luarga Sehingga
b. Proses inkubasi adalah tahap Bema ;
pengatasan masalah (problem solving} si of
mental yang tadinya digerakkan oleh pe fungsi
yang islaincar secara intensif chine ere
pemahaman yang menga:
6. Desain pembelajarair Ewan Pada Pemecahan masalah.
Sebagaimana kita ketahui bahwa anak berbakat
terus-menerus memerlukan stimulus untuk mencapai
perkembangan yang optimal. Oleh karena itu, kita perlu
merencanakan desain pembelajaran yang khusus. Renzulli
mengemukakan bahwa langkah-langkah penting untuk
diperhatikan dalam mendesain pembelajaran adalah
sebagai berikut: Seleksi dan latihan guru, pengembangan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan belajar dalam segi
akademik maupun seni, prosedur identifikasi jamak,
pematokan sasaran program, orientasi kerja sama
antarpersonel, rencana_ evaluasi, dan peningkatan
administratif.
Hal-hal tersebut dapat dikelompokkan menjadi
karakteristik dan kebutuhan belajar anak, persiapan
tenaga guru, pengembangan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan anak, adanya kerja sama antarpersonel,
pola administrasi, dan rencana evaluasi yang digunakan.
Selanjutnya, dalam menentukan alternatif pembelajaran M.
Soleh (1988) mengemukakan bahwa ada pilihan khusus,
seperti mengemas materi bidang studi tertentu agar
sesuai dengan kebutuhan _ belajar anak berbakat,
kemudian berangsur-angsur ke bidang studi Jain, melatih
teknik mengajar tertentu kepada guru bidang studi seperti
teknik pembelajaran pengembangan_ kreativitas dan
mencobakan beberapa model pembelajaran di sekolah
atau daerah tertentu dan jika diperoleh hasil yang baik,
kemudian menyebarluaskannya ke sekolah lain.
Psikologi Anak Berbakat 1077. Evaluasi :
Proses evaluasi pada anak berbakat tidak aa
dengan anak pada umumnya, namun_ karena oa lum
atau program pelajaran anak berbakat berbeda dalam
cakupan dan tujuannya maka dibutuhkan penerapan evaluasi
yang sesuai dengan keadaan tersebut. ; :
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar
anak berbakat. Sehubungan dengan hal itu Conny Semiawan
(1992) mengemukakan bahwa instrumen’‘dan prosedur yang
digunakan mengacu pada _ketuntasan belajar adalah
pengejawantahan dari kekhususan layanan pendidikan anak
berbakat, hasil umpan balik untuk keperluan tertentu,
pemantulan tingkat kemantapan penguasaan suatu materi
sesuai dengan sifat, keterampilan, dan kemampuan maupun
kecepatan belajar seseorang. Model pengukuran seperti
tersebut di atas adalah pengukuran acuan kriteria (criterion-
reference). Sebaliknya ada pengukuran acuan norma yang
membandingkan keberbakatan seseorang dengan temannya.
Kedua cara tersebut tidak selalu menunjuk hasil akhir yang
diinginkan, melainkan merupakan petunjuk bidang mana yang
sudah dikuasai individu sehingga memberikan keterangan
mengenai taraf kemampuan yang dicapai tanpa tergantung
pada kinerja temannya. Penting untuk diperhatikan bahwa
sebaiknya disertai dengan saran mengenai model evaluasi
yang perlu diterapkan,apakah tes atau nontes.
8. Guru Anak Berbakat
Untuk menangani anak berbakat di Sekolah Dasar,
tentunya membutuhkan guru-guru yang memiliki kemampuan
yang khusus. James O. Schnur (David G. Armstrong & Tom V.
Savage: 1983) mengemukakan pendapat sebagai berikut:
a. Memiliki kematangan dan keamanan.
b. Memiliki kreativitas dan fleksibilitas.
c. Memiliki kemampuan mengindividualisasikan materi
pelajaran.
d. Memiliki kedalaman pemahaman terhadap pengajaran.
Fahrle, Duffi dan Schulz (Supriadi, 1992)
1 Si , mengemukakan
bahwa program pendidikan untuk anak-anak berbekat harus
memberikan kepada anak-anak dua macam pengalaman yang
bernilai sosial. Pertama mereka harus memiliki kesempatan
108 Psikologi Anak Berbakatsecara intelektual tumbuh bersama rekan-rek.
Pilih, penyel
wa pendidik;
sasi_nilai-nila
Sistem manapun yang dij
berpegang pada prinsip bah:
mengorbankan fungsi sosiali
solidaritas, kerja sama) kepad
anak-anak berbakat tidak id
€nggara harus tetap
‘an itu tidak boleh
i budaya (toleransi,
"Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus" (Pasal 5;
ayat 4).
"Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
minat dan kemampuannya" (pasal 12; ayat 1b).
Pada dasarnya negara telah memberikan kabar yang
menggembirakan bagi warga negara yang memiliki bakat
khusus dan tingkat kecerdasan yang istimewa untuk
mendapat pelayanan pendidikan sebaik-baiknya.
Permasalahan yang dirasakan saat ini adalah adanya
kebijaksanaan di Indonesia sudah sangat mendukung
pemberian perhatian khusus kepada peserta didik yang
memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa atau anak
berbakat. Namun dalam kenyataannya pelayanan pendidikan
bagi anak berbakat belum diterapkan secara nasional.
Salah satu program pendidikan yakni adanya
kemunculan kelas akselerasi. Namun, dengan :
diberlakukannya kurikulum 2013, maka kelas akselerasi
tersebut kemudian ditiadakan. Lantas, dimanakah wadah
anak-anak berbakat cerdas ditempatkan??? Dimanakah
Psikologi Anak Berbakat 109