PEMANDANGAN UMUM
FRAKSI PARTAI DEMOKRAS! INDONESIA PERJUANGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA
Terhadap
RANGANGAN PERATURAN DAERAH (RAPERDA)
PROVINSI DKI JAKARTA
Tentang
1. PENCABUTAN PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN
1999 TENTANG DANA CADANGAN DAERAH;
2. PENCABUTAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN
2014 TENTANG PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN
ISLAM JAKARTA; dan
3. PERUSAHAAN UMUM DAERAH DHARMA JAYA,
Disampaikan oleh; Steven Setiabudi Musa
Dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Pada tanggal 9 September 2020Bismillahirahmanirrahim
Assalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh;
Salam sejahtera bagi kita semua
Om Swasti Astu Namo Budaya
Yang terhormat;
* Ketua dan para Wakil Ketua, serta para Anggota DPRD Provinsi DK!
Jakarta;
* GubernurWakil Gubernur Pravinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
* Para Anggota DPR-RI, DPD-RI dari Dapil DKI Jakarta:
* Para Anggota Forum Keordinasi Pimpinan Daerah Provinsi DKI Jakarta;
s Daerah, dan para Pejabat Eksekutif Daerah Provinsi DKI
* Para Undangan lainnya, Rekan-rekan Pengamat, Rekan-rekan LSM,
para Jurmalis, dan segenap warga kota DKI Jakarta:
MERDEKA!
Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanhahu
Wata'ala/ Tuhan Yang Maha Kuasa, atas ridho dan rahmat-Nya bagi kita
sekalian sehingga kita dapat mengikuti seluruh acara rapat paripuma
Dewan saat ini; dan kami , serta kita semua masih berduka berkenaan
dengan berpulang-Nya rekan-rekan sejawat di DPRD Provinsi DKi
Jakarta, karen itu kita do’akan semoga arwah almarhum/almarhumah
mendapat tempat yang tepat diSurga-Nya.
Yth. Pimpinan rapat, Gubernur/Wakil Gubernur, dan hadirin
peserta rapat;linkanlah kami untuk menyampaikan pemandangan umum Fraksi PDI
Perjuangan terhadap tiga RAPERDA dalam satu paket yang terpisah,
secara ringkas seperti berikut :
Pertama, terhadap RAPERDA tentang Pencabutan PERDA Nomor 11
Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam di
Jakarta/ PPIJ atau Jakarta Islamic Centre/JIC
Fraksi PDI Perjuangan menyampaikan apresiasi tinggi kepada
pemerintah Dasrah/Gubemur atas inisiatifnya mengajukan tiga
RAPERDA dimaksud, dalam hal ini tentang Pencabutan PPIJ atau JIC
walaupur sudah agak terlambat setelah berlakunya Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan/atau Undang-
Undang Nomer 15 Tahun 2015, Permendagri Nomer 97 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta, dan Permendagri
Nomor 12 Tahun 2017 serta Keputusan Dien Bimmas Islam Nomor
D\.I/802 Tahun 2014 tentang Standar Pembinaan Manajemen Masiid
Memperhatikan ketentuen-ketentuan yang levil tinggi itulah memang
seharusnya PERDA Nomor 11 Tahun 2044 dicabut, dan sesuai pula
dengan amanat Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 danfatau
perubahannya yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2041 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Sehubungan dengan itu, Fraksi PDI Perjuangan menyampaikan
pandangan yaitu
1. Pada casamya Fraksi PDI Perjuangan merasa bersyukur dan bangga
dengan keberadaan PPIJ atau JIC yang dibangun dikawasan
Prestitusi Kramat Tunggak dalam proses yang Panjang dan penuh
tantangan serta tentangan dari oknum-oknum pengelolanya. Namun
dengan soliditas antare pemerintah Daerah! Bapak H, Sutiyoso,
Legislatif Daerah, para Ulama/Pemuka Agama islam, dan de:
dukungan dana APBD (multi Years) akhirnya dapat selesai dibangun
dan pengelolaannya berdasarkan PERGUB Nomor 99 Tahun 2003
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola
2i
Pusat Pengkajian Islam Jakarta yang kemudian diganti_ dengan
PERGUB Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Isiam
Jakarta, kemudian pada Tahun 2014 dibentuk Peraturan Daerah
Nomor 11 Tahun 2014,
Kami menganggap bahwa dengan ketiga payung hukum tersebut
PPlJ atau JIC semangatnya belum bergaung secara luas terkait
dengan tugas dan fungsinya walaupun ada dukungan pendanaan
dari APBD, dan sarana/prasarananya adalah aset Daerah yang tidak
terpisahkan. Mengapa Demikian ? mohon penjelasan.
Sehubungan dengan Pasal 2 RAPERDA, sebaiknya segera
diterbitkan regulasi pengganti PERDA Nomor 14 Tahun 2014 agar
Manajemen PPIJ dan/atau JIC yang berkaitan dengan sumber daya
manusia, sosial budaya, informasi dan komunikasi, dan
kesekretariatan, seria aset Daerah. Disamping itu , juga tentang
ketentuan pelaksanaan keputusan Dirjen Bimmas Islam Kementrian
Agama RI Nomor DJ.1/802 Tahun 2074 tentang Standar Pembinaan
Manajemen Masjid. Mohon tanggapan.
| Mengingat bahwa kawasan PPI dahvatau JIC dengan
‘Sarana/prasarana adalah aset Daerah yang betfungsi ekonomi, kami
mengusulkan agar dapat diberdayakan menjadi sumber PAD tanpa
mengurangi fungsi dan tugas PPIJ dan dengan tata kelola yang
terpisah. Pemberdayaan dimaksud antara lain destinasi wisata
religiustempat khajatan masyarakat, dan kegiatan bisnis syariah.
Ketentuan pelaksanaannya agar dituangkan dalam fegulasi yang
baru. Mohon tanggapan,
Kami berpendapat dan menyerankan agar Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelsiaan Barang Milik Negara/Daerah.
3Masuk dalam konsiderans Mengingat; sedangkan keputusan Dirjen
Bimmas Islam Kementrian Agama RI Nomor DV.1I/802 Tahun 2014
tentang Standar Pembinaan Manajemen Masjid; menjadi perhatian,
Demikian pandangan umum Fraksi PDI Perjuangan terhadap
RAPERDA tentang Pencabutan PERDA Nomor 11 Tahun 2014
tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta,
Kedua
Berikut ini Pandangan Umum Fraksi terhadap Raperda tentang
pencabutan PERDA NO 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan
Daerah atau DCD.
1. Fraksi PDI Perjuangan belum sependapat denga RAPERDA
tersebut diatas ( Pasal 1 ayat (1), jika hanya untuk melegalkan
pencairan DCD dan selanjutnya ditempatkan pada Rekening Kas
Umum Dasrah(RKUD) sebagai sumber Penerimaan Pembiayaan
Daerah (Pasal 1 ayat(2), Raperda; karena kami menganggap
bahwa Pasal 3, Pasal 7, Pasal 9, dan Pasal 10 PERDA NO 10
Tahun 1999 masih Relevan,
Namun demikian memang perlu direvisi atau disempurnakan
sesuai amanat Undang-Undang No 12 Tahu 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, atau
perubahannya yaitu Undang-Undang No 15 Tahun 2019; dan
Peraturan Perundang-Undangan lainnya, dan yang lebih tinggi,
juga PP-RI NO 58 Tahun 2005 dan/atau perubahannya yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2049 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah. Sedangkan saran-saran dan Rekomendasi dari
BPK-RI Perwakilan DKI Jakarta sebagaimana tertuang dalam LHP
atas LKPD ( dalam hal ini LHP BPK-RI Tahun 2017) tidak termasuk
payung hukum untuk pencabutan PERDA NO.10 Tahun 1999.
4Bahwa Rekomendasi BPK-RI kepada Gubernur tentang tertib
acministrasi pencatatan laporan tekening Bank DK! Jakarta, dan
‘surat keputusan Gubemur tentang Penempatan Penyimpanan
DCD, Perjanjian Kerjasama Pembukaan Deposito DCD dengan PT
Bank DKI Jakarta, dan Surat KEPUTUSAN Gubernur tentang
Perangkat Pengelola DCD termasuk didalamnya tentang
Penanggung Jawab Umum dan Penanggung jawab Teknis DCD
diselesaikan terlebih dahulu sesuai ketentuan yang berlaku.
Mohon tanggapan dan/atau penjelasan
Sebagaimana tersaji dalam Neraca Daerah (audited) per 31
Desember 2017, bahwa saldo DCD sebesar Rp
1.207.183.241.569,00 pada Bank DKI Jakarta dalam bentuk
Deposito dengan 4 (empat nomor rekening atas nama Pemerintah
Provinsi OKI Jakarta tanpa didukung perjanjian kerjasama dengan
PT Bank DKi Jakarta,
Dengan demikian berarti tidak mematuhi Instruksi Gubernur
Provinsi DK! Jakarta Nomor 305 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Dana Cadangan Daerah Provinsi DKI Jakarta yang hanya
mengatur 1 (satu) Rekening Deposito atasnama Pengelola DCD.
Sedangkan Penatausahaan hanya dilakukan berupa Buku
Simpanan Bank dan Rincian Penerimaan Bunga Deposita DCD
berdasarkan Surat Pemberitahuan dari pihak Bank DKI Jakarta
tentang perpanjangan Deposito dan kesesuaian perhitungan
pembayaran bunga secara manual oleh Staf di Kas Daerah.
Dalam Penatausahaan DCA seperti tersebut (manual sistem)
berarti masih sangat lemah, salah satu buktinya adalah terdapat
selisih Kurang pembayaran Bunga Deposito sebesar Rp
410.429.378 dengan penyebab karena kesalahan Sistem Bank
DKI Jakarta . Pada Bulan Maret 2017 dan bulan November 2017
dengan total Pembukaan Rp 815.100.875.048.00 dan Penutupan
Rp 814.690.445.670.00.
&Fraksi PDI Perjuangan berpandangan seraya mengusulkan agar
tertib administrasi Pengelolaan DCD kaitannya dengan Bank DKI
Jakarta, BAPEDA Provinsi DKI Jakarta, Pengamanan DCD berikut
jasa Depositonya dan terkendali dari KUD/KAS Umum Daerah.
Mohon tanggapan dan/atau penjelasan.
Bahwe DCD yang pada awal penempatannya di Bank DKI Jakarta
sebesar RP. 400.000.000.000,- (Empat Ratus Miliar rupiah) yang
bersumber dari SILPA Tahun Anggaran 1998/1999; terus
berkembang menjadi sebesar Rp 1.207.183.241.669,00 (Satu
trilium dua ratus tujuh miliar seratus delapan puluh tiga juta dua
ratus empat puluh satu ribu enam ratus enam puluh sembilan
rupiah) yang tercantum didalam Neraca Daerah per 31 Desember
2017 dalam 4 (Empat) Rekening.
Menunjuk Pasal 7 ayat (3) PERDA NO 10 Tahun 1999 yang
mergatur bahwa hasil penyimpanan Dana Cadangan Daerah
berupa Bunga Deposite atau lainnya dimasukan sebagai
penambahan DCD; dan Pasal 7 ayat (4) mengatur bahwa
Penyimpanan DCD dalam bentuk lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat(10) PERDA ini, diberitahukan kepada Dewan (‘DPRD
Provinsi DKI Jakarta).
Berkaitan dengan hal-hal seperti diatas ini, Fraksi PD! Perjuangan
sebelum menyikapi lebih lanjut terhadap RAPERDA, sangat perlu
mengetahui perkembangan tentang besaran DCD terhitung sejak
Penyajian Neraca Daerah Per 31 Desember 2017 hingga Neraca
Daerah Per 31 Desember 2019 (termasuk jasa Depositonya) dari
Nomor Rekening:139.2.25-00679-9,139.2-25-01142.3,139.2-
25.01092-3, dan 139.2-25-00666-7.
Mohon Penjelasan dan/atau tanggapan
Mengingat bahwa tujuan DCD adalah untuk menanggulangi
keadaan memaksa yang tidak dapat diduga sebelumnya dan/atau
untuk membiayai Pelaksanaan Pembangunan yang strategis dan
6berskala besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun
Anggaran.
Maka bertepatan dengan Penyusunan Perubahan PERDA NO 7
Tahun 2019 tentang APBD Tahun Anggaran 2020, dan/atau
Penyusunan RAPBD Tahun 2021; Fraksi PDI Perjuangan
mengusulkan dan akan mendukung ketika sebagaian DCD
dialokasikan untuk menanggulangi dampak negatif dari virus
Corona 19, antara lain yang berkaitan dengan Ekonomi,
Kesehatan, Pendidikan, dan melanjutkan Pembangunan stadion
BMV/ secara muti years, serta Penaggulangan Banjir, kesemuanya
itu dapat direncanakan untuk dilaksanakan tanpa mengabaikan
saran-saran dan/atau Rekomendasi dari BPK-RI, dan Peraturan
Perundang-Undangan termasuk PP-RI No 12 Tahun 2019, dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan RPJMD yang tersambung
dengan RPJPD Provinsi DK! Jakarta.
Demikian, Mohon tanggapan
Yih Pimpinan Rapat, GubernurWakil Gubemur, dan hadirin
Peserta Rapat,
Ketiga:
Berikut ini akan kami sampaikan Pandangan Fraksi PDI
Perjuangan terhadap RAPERDA tentang Perusahaan Umum
Daerah Dharma Jaya
4. Hari ini $4 Tahun berialu PD Dharma Jaya resmi berdiri dengan
SK Gubemur KOK! Jakarta Nomor Jb.3/2/17/1966 Tanggal 24
Desember 1968 oleh Gubsmur Ali Sadikin atau Bang Ali yang
hampir bersamaan dengan berdirinya Food Station Tjipinang
Jaya, dan PT Jakarta Industrial Estate Pulau Gadung (PT JIEP);
Salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan PAD sebagai
salah satu sumber keuangan Daerah walaupun harus
menghadapi tantangan berat antara lain permodalan baik Dana
73.
maupun aset tak bergerak ketika itu, syukur alhamdulillah
hingga saat ini PD Dharma Jaya masih mampu melayani
kebutuhan pangen bagi masyarakat setelah 19 tahun diatur
dengan SK Gubernur Tahun 1966, 28 tahun diatur dengan
PERDA NO.5 Tahun 1985, dan 7 tahun diatur dengan Perda
No. 11 Tahun 2013.
Melihat realitas kondisi di atas Maka Kami Fraksi PDI
Perjuangan berpandangan bahwa Pengajuan RAPERDA
Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya atas perubahan
PERDA NO 11 Tahun 2013 tentang Perusahaan Daerah
Dharma Jaya belum menjadi skala_prioritas untuk
dilanjutkan pembahasannya pada saat ini dan patut ditiniau
ulang pengajuannya.
Bahwa RAPERDA tersebut terdiri dari XI (sebelas) BAB berisi
24 Pasal yang 13 Pasal diantaranya mengatur tentang Organ
Perusahaan dan Pegawai, Kami Menganggap bahwa
Sistematika Penyusunan terkesan sangat terburu-buru hal
itu terlihat dari lebih banyak hanya mengatur tentang mengatur
penghasilan Dewan Pengawas, Direksi, dan Pegawai dengan
Perjanjian kerja dibanding seal-soal bisnis Perusahaan,
kerjasama dengan para mitra usaha dan antar lembaga/SKPD_
Oleh karena itu, sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan Perundang-undangan, maka hal-hal yang diatur
dalam Organ Perusahaan cukup dituangkan dalam AD dan ART
Perusahaan dan Surat Keputusan Gubernur selaku SKM.
Aset Perusahaan, Dewan Pengawas, dan Sertifikasi Halal;
a. Mempertimbangkan bahwa Seluruh Aset Perusahaan akan
menjadi aset PERUMDA DHARMA JAYA, karena itu kami
mengusulkan agar prosesnya melalui stock opname atas
barang-barang yang bergerak maupun tidak bergerak serta
kas opname, disaksikan Dewan Pengawas.
8o
a
Terkait dengan Aset Tetap/tidak bergerak dalam hal ini tanah
dan bangunan RPH Pulau Gadung, RPH Cipinang Jagal,
lahan penggemukan hewan potong di Sukabumi/Jawa Barat,
lahan penggemukan hewan potong diwilayah Provinsi
Banten, dll.
Pengelolaan atau pemberdayaannya dan hingga saat ini
seperti apa? Disamping itu, seperti apa hubungan PD
Dharma Jaya dengan RPH Unggas di Rawa Kepiting
(Jatinegara-Cakung), dan apakah Sertifikasi lahannya sudah
siap atas nama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?
Dan hal seperti ini yang lebih dahulu periu di selesaikan.
Mohon Tanggapan
. Menunjuk Pasal 11 ayat (2) sampai ayat (5) ;
Dipandang perlu direvisi tentang unsur independen seperti
apa? Dan pada ayat(3) ketika Dewan Pengawas dari
Pejabat Pemerintah berarti rangkap jabatan dan
bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan
karena Pejabat Pemerintah/Pemerintah Daerah adalah ASN
yang adalah pelayanan masyarakat/publik.
Sedangkan jumlahnya 3 (tiga) orang tetapi dapat ditambah,
berapa? Dan penambahannya didahului dengan kajian
independent, Hal tersebut berarti Dewan Pengawas yang 3
orang itu hanya penugasan dari Gubernur Selaku SKM?
Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada Dewan
Pengawas dan Pengkaji RAPERDA ini, kami mohon Pasal
11 dijelaskan lebih mendalam.
Fraksi PDI Perjuangan mengingatkan bahwa proses produksi
dan perdagangan daging/hewan potong harus dilakukan
‘secara higienis baik daging lokal maupun impor agar dijamin
kehalalannya.
Qleh karena itu Perizinan dan Sertifikasi harus terjaga/siap
termasuk Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) tentang
9Penyembelihan secara mekanisme di RPH Cakung,
Sertifikasi Halal dari MUI, kontrol Veteriner hewan potong.
Mohon tanggapan/Penjelasan dan tindak lanjutnya
4. Berikut ini pandangan kami terhadap modal dasar dan modal
disetor;
Sebagaimana tertuang dalam Pasal 7 ditetapkan sebesar RP 2
{dua) triliun rupiah, dan modal yang disetor dan dipisahkan dari
kekayaan Daerah sebesar RP 249,955.123.038,00 yang kami
usulkan untuk dievaluasi antara lain melalui Stock opname dan
Kas opname oleh Tim Independent yang di awasi
Pelaksanaannya dan Berita Acaranya oleh Dewan Pengawas.
Perusahaan.
Disamping itu, mengingat modal dasar yang cukup besar maka
dipandang perlu disajikan terlebih dahulu penjabaran visi dan
misi Perusahaan berupa Program Induk Perusahaan Umum
Daerah Dharma Jaya yang tersambung dengan RPJMD dan
RPJPD Provinsi DKI Jakarta serta visi dan misi Gubernur dan
Wakil Gubernur berkenaan dengan masa jabatannya.
Demikian, mohon tanggapan
5. Logo Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya;
Kami juga perlu penjelasan teknis tentang Loge PD Dharma
Jaya, karena peru disempurnakan sehingga dapat
mencerminkan kota Jakarta yang religius, Nasionalis
pemersatu, niagarbisnis, dan sejahtera
Mohon Tanggapan
10Yth, Pimpinan Rapat, Gubernur/Wakil Gubernur, dan hadirin
peserta rapat;
Demikian tadi Pandangan Umum Fraksi PDI Perjuangan yang
telah kami sampaikan, hal-hal lain yang dianggap perlu akan
disampaikan didalam Raker Pembahasan.
Atas perhatian Pimpinan Dewan, Rekan-rekan anggota Dewan,
Bapak Gubernur, dan haditin peserta rapat, kami ucapkan
terima kasih.
Apresiasi dan terimakasih juga kami sampaikan kepada Bapak
Gubernur beserta para Pejabat Daerah, dan Direksi serta
Dewan Pengawas PD Dharma Jaya, atas tanggapan dan/atau
penjelasannya, serta kami mohon maaf kepada para pihak
ketika ada beberapa hal yang telah kami sampaikan tetapi tidak
berkenan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa tetap melindungi
kita sekalian,
Wassalamu'alaikumWarekhmatullahiWabarakhatuh
Jakarta, 9 September 2020
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
DPRD PROVINSI DKI JAKARTA.
Ketua, Sekretaris,
(eu
Dwi Rio Sambodd. SE, MM.
MERDEKA
iiPARTAL
os
GERINDRA
GERAKAN INDGNESIA Rava
PEMANDANGAN UMUM
FRAKS! PARTAI GERINDRA (GERAKAN INDONESIA RAYA)
DPRD PROVINSI DK! JAKARTA
ATAS PIDATO GUBERNUR DKI JAKARTA
DALAM RANGKA
PENYAMPAIAN PENJELASAN TERHADAP:
1, RAPERDA TENTANG PENCABUTAN PERDA NOMOR 14
TAHUN 2014 TENTANG PUSAT PENGKAJIAN DAN
PENGEMBANGAN ISLAM JAKARTA
2. RAPERDA TENTANG PENCABUTAN PERDA NOMOR 10
TAHUN 1999 TENTANG DANA CADANGAN DAERAH
3. RAPERDA TENTANG PERUSAHAAN UMUM DAERAH
DHARMA JAYA
Disampaikan Oleh :
ICHWANUL MUSLIMIN
Jakarta
Rabu, 9 September 2020Bismillahirrahmanirrahim;
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh:
Salam sejahtera bagi kita semua;
Yang Terhormat ;
*
Saudara Ketua, Para Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI
Jakarta;
* Para Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta;
* Saudara Gubemur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI
Jakarta;
° Para Anggota Forkopimda DKI Jakarta
« Para Pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;
* Rekan-rekan Pers dan Hadirin Yang Saya Hormati;
Salam Indonesia Raya!
Pertama-tama marilah kita Panjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga kita dapat hadir pada acara Rapat Paripurna
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam
rangka Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi terhadap
Penyampaian Pidato Penjelasan Gubernur Provinsi DI Jakarta
mengenai Raperda Tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun
2014 Tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Istam
Jakarta, Raperda Tentang Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun
4999 Tentang Dana Cadangan Daerah, serta Raperda Tentang
Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya.
Dalam kesempatan ini fraksi kami turut menyampaikan duka cita
yang mendalam alas wafatnya saudara dan sahabat kita,
Almarhum Bapak H. Dani Anwar dan Almarhumah Hj. Umi
Kulsum yang telah mendahului kita, semoga Allah memberikan
tempat yang layak di sisi Nya dan keluarga seria kerabat diberi
ketabahan dan kesabaran, termasuk kita semua. semoga tetap
berada dalam lindungan-Nya. Amiin !
Saudara pimpinan rapat dan hadirin yang kami hormati
Dari penyampaian 3 Raperda sebagaimana yang telah
disampaikan oleh saudara Gubemur pada Senin, 7 September
2020 tersebut, maka kami akan membacakan secara singkat
iePemandangan Umum Fraksi Partai Gerindra DPRD DK! Jakarta
sebagai berikut
1. Raperda Tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun 2014
Tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam
Jakarta (PPPIJ)
Terkait dengan penjelasan Saudara Gubermur mengenai
Raperda tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun 2014
Tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta
(PPPIJ), dikatakan bahwa dengan berlakunya Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015, agama menjadi urusan absolut yang
sepenuhnya dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.
Fraksi Partai Gerindra berpandangan bahwa agama yang
menjadi urusan absolut yang sepenuhnya dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat sudah dijelaskan secara gamblang
sebagaimana tertuang dalam Penjelasan atas Undang
Undarg Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah Pasal 10 Ayat 1 Huruf f yakni yang
dimaksud dengan “urusan agama” misalnya menetapkan
hari libur keagamaan yang berlaku secara nasional,
memberikan pengakuan terhadap keberadaan suatu agama,
menetapkan kebijakan dalam penyelenggaraan kehidupan
keagemaan, dan sebagainya. Daerah dapat memberikan
hibah untuk penyélenggaraan kegiatan-kegiatan keagamaan
sebagal upaya meningkatkan. keikutsertaan Daerah dalam
menumbuhkembangkan kehidupan beragama. Selanjutnya
dalam teknis pelaksanaan urusan absolut ini telah dijabarkan
dengan jelas dalam Pasal 10 Ayat (2) yakni pemerintah pusat
dapat melaksanakan sendiri atau melimpahkan wewenang
kepada instansi vertikal yang ada di daerah atau kepada
Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat berdasarkan asas
Dekonsentrasi. Dengan demikian sesungguhnya Peratuan
Daerah Nomor 117 Tahun 2014 tentang PPPIJ ini tidak
bertentangan dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015.
Bahkan menjadi keunggulan potensi daerah karena aspek
“pshistorisnya yang sangat panjang sebagai kawasan hitam
prostitusi kKemudian berubah menjadi kawasan pendidikan dan
wisata religi. Mohon Tanggapan!
Selain itu Saudara Gubemur juga menjelaskan mengenai
keberadaan Perda Nomor 11 Tahun 2014 tentang PPPIJ ini
tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
97 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta; dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan
Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
Bahkan saudara Gubernur menegaskan bahwa dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 97 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus !bukota
Jakarta telah dijelaskan bahwa pembentukan unit pelaksana
teknis Dinas/Badan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Gubernur.
Fraksi Gerindra berpandangan bahwa sesungguhnya
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 97 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus |bukota
Jakarta telah mengakui dan memberikan kekhususan pada
unit pelaksana teknis dinas kawasan Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Islam Jakarta terdiri dari 1 (satu) subbagian
tata usaha, dan paling banyak 3 (tiga) seksi Serta kelompok
jabatan fungsional, sebagaimana tertuang dalam Pasal 42
Point c. Bahkan untuk mengatur lebih lanjut mengenai unit
pelaksana teknis dinas di kawasan Jakarta Islame Centre telah
ditetapkan Peraturan Gubernur yang mengatur mengenai
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat PPPIJ ini
yakni melalui Peraturan Gubernur Nomor 221 Tahun 2014,
kemudian diubah dengan Peraturan Gubernur Nomor 49
Tahun 2016 dan terakhir ditetapkan dengan Peraturan
Gubemur Nomor 385 Tahun 2016 yang menyatakan dengan
jelas bahwa Sekretariat PPPIJ merupakan Unit Pelaksana
Teknis Dinas Soslal yang oleh dipimpin oleh Kepala
Sekretariat dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
Sosial. Dengan demikian tidak ada pertentangan antara Perda
Nomor 11 Tahun 2014 dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 97 Tahun 2016.
Mohon Tanggapan!
sgDibalik adanya ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagai alasan pencabutan tersebut, di satu sisi disampaikan
juga tentang adanya Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat lslam Kementerian Agama R! Nomor DJ.I1 / 802
Tahun 2014 tentang Standar Pembinaan Manajemen Masjid,
dimana pengaturan terkait kepengurusan manajemen Masjid
harus berpedoman pada keputusan tersebut. Sementara
dalam tugas dan fungsi PPPIJ bukan hanya sekedar
mengenai kegiatan Masjid. Berdasarkan Pasal 8 ayat (2)
Peratuan Daerah Nomor 11 Tahun 2014, PPP
menyelenggarakan fungsi pegkajian dan pengembangan di
bidang: (a) Peribadatan; (b) Sumber daya manusia; (c) Sosial
budaya; (d) Informasi dan komunikasi; (e) Ekonomi; dan (f)
Kesekretariatan. Fraksi Gerindra berpandangan tidak
semestinya peran PPPIJ ini disempitkan menjadi hanya
manajemen Masjid saja karena PPPI|J adalah Islamic Centre,
Pusat Keagamaan Islam bahkan telah banyak diadopsi oleh
Islamic Gentre Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh
Indonesia
Selanjutnya Saudara Gubernur juga menyatakan menjamin
bahwe dengan pencabutan Perda PPPIJ bukan berarti
menghapus keberadaaan PPPIJ dengan alasan sejarah yang
panjang bagi keberadaannya sebagai pusat pembinaan umat
Islam. Bahkan saudara Gubemur dengan jelas menyampaikan,
tugas dan fungsi PPPlJ yang masih diteruskan, yaitu
menyelenggarakan kegiatan pengkajian dan pengembangan
di bidang keagamaan Islam
Dalam hal ini, apakah yang dimaksudkan saudara Gubemur
untuk tetap melaksanakan tujuan, tugas dan fungsi dari PPPIJ
di Kawasan Jakarta Islamic Centre yang kelak dibentuk
melalui Peraturan Gubernur akan mengatur mengenai
pembagian tugas kepada Perangkat Daerah dan lembaga
lainnya yang diperlukan mengenai pembagian tugas, termasuk
di dalamnya terkait lembaga dan struktur kepengurusan PPPIJ
melibatkan masyarakal? Dalam hal ini apakah dalam
Peraturan Gubernur kelak pengaturannya khusus Pengurus
Masjid atau manajemen Masjid dalam kawasan Jakarta
Islamic Centre diatur terpisah dari pengurus PPPIJ? Jika
demikian aturnya, lalu dimanakah Ietak jaminan dari Saudara
agesGubemur, jika dalam Peraturan Gubernur tugas dan fungsi
PPPIJ dapat dipertahankan jika harus memisahkan urusan
Manajemen Masjid dengan PPPIJ?
Bagi Fraksi kami berpandangan, sudah semestinya
keberadaan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam
Jakaria (PPPIJ) di kawasan Jakarta Islamic Gentre, termasuk
di dalamnya terdapat manajemen Masjid sebagai aset daerah
yang harus dikelola oleh pemerintah daerah. Sehingga
eksistensinya tetap masih dibutuhkan melalui Peraturan
Daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai sejarah bagi
masyarakat dalam berupaya mengalihkan, merekonstruksi
sekaligus mentransformasikan sebuah kawasan dari praktik-
praktik prostisusi besar di Jakarta sejak masa lalu tersebut
menjadi Kawasan Jakarta Islamic Center.
Perlu saudara Gubernur ketahui bahwa awalnya regulasi
pembentukan PPPIJ dimulai dengan menggunakan Keputusan
Gubernur Nomer 99 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tala Kerja Badan Pengelola Pusat Pengkajian
dan Pengembangan Islam Jakarta yang selanjutnya diubah
dalam Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengkajian
dan Pengembangan Islam Jakarta. Pada tahun 2014, karena
antusiasme masyarakat mengenai keberadaan dan aktivitas
kegiatan yang ada di Kawasan tersebut, pembentukan PPPIJ
diatur dalam peraturan yang lebih tinggi yakni Peraturan
Daerah Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Islam Jakarta agar lebih kuat secara
kelembagaan, keuangan, aset dan personil di dalamnya.
Qleh karenanya untuk mempertahankan cita-cita atau filosofi
pembentukan PPPIJ di Kawasan Jakarta Islamic Center agar
sesuai tujuan awal dan fungsinya, maka jika pun harus
dilakukan harmonisasi dengan peraturan perundang-
undangan yang ada, semestinya cukup dilakukan perubahan
pada Peraturan Daerah tersebut pada bagian atau pasal-pasal
tertentu, seperti tentang kepengurusan yang ditetapkan
melalui Keputusan Gubernur, dar penyesuaian mengenai
manajemen Masjid yang ada di PPPIJ atau Kawasan Jakarta
Islamic Center sebagai aset pemerintah daerah dan
-5-kebanggaan masyarakat Jakarta yang berilai historis dan
khususnya bagi ummat Islam
Mohon Tanggapan !
- Raperda Tentang Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 1999
Tentang Dana Cadangan Daerah
Bahwa Fraksi Gerindra memaklumi adanya penurunan
penerimaan daerah sebagai dampak pandemi Corona Virus
Disease-19 (COVID-19), sehingga perlu mencari altematif
sumber penerimaan daerah lain, termasuk salah satunya
adalah mencairkan Dana Cadangan Provinsi DKI Jakarta
sebagai alternatif sumber penerimaan pembangunan daerah
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Namun, keberadaan dana cadangan Pemerintah Provinsi DK|
Jakarta yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor
10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah berdasarkan
Laporan Hasil Pemeriksaan BP RI atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah di Tahun 2017 dinyatakan tidak mengatur
program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan
serta tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan. Selain itu
juga ditemukan laporan BPK RI bahwa penempatan Dana
Cadangan Daerah menjadi 4 (empat) deposito alas nama
Pemprov DK Jakarta di Bank DKI yang tidak diketahui dasar
pertimbangan maupun kebijakan pembukaannya, sementara
dalam Instruksi Gubemur Provinsi DK! Jakarta Nomor 305
Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Pengelolaan Dana
Cadangan Daerah hanya mengatur 1 (satu) rekening deposito
atas nama pengelola Dana Cadangan Daerah, dan bahkan
seluruhnya tidak didukung dengan perjanjian kerjasama
dengan Bank DKI.
Atas dasar hal tersebut, kemudian BPK RI merekomendasikan
kepada saudara Gubemur untuk menetapkan SK tentang
penempatan penyimpanan Dana Cadangan Daerah, dan
membuat perjanjian kerjasama pembukaan deposito Dana
Cadangan Daerah dengan PT Bank DKI, serta menetapkan
SK tentang perangkat pengelola Dana Cadangan Daerah, dan
selanjuinya melakukan pembahasan dengan DPRD mengenai
eeprogram dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan
serta tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan kemudian
dituangkan dalam Peraturan Daerah,
Dengan demikian, seyogyanya dalam mencermati hasil
rekomendasi BPK RI tidak mengharuskan Peraturan Daerah
Nomer 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah
dicabut, tetapi dapat direvisi atau disempurnakan mengenai
aspek administras| dan pengelolaannya, terutama pada
program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan
serla tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan
sebagaimana saran BPK Ri.
Sebagaimana sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah
Nomer 58 tahun tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pada
Pasal 122 dan Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
yang telah diubah dengan Permendagri Namor 59 Tahun 2007
dan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 pada pasal 63 ayat
(2) bahwa pembentukan dana cadangan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
Memperhatikan pula pada ketentuan dalam Peraturan Daerah
Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah pasal
9 ayet (2) dan (3) bahwa penggunaan dana cadangan daerah
ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dan diberitahukan
kepada Dewan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu dan
penggunaannya dapat dilakukan setelah setelah mendapat
persetujuan dari Dewan.
Dengan demikian, sesuai ketentuan perundang-undangan
yang telah disebutkan di atas, bahwa pembentukan dana
cadangan ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dan berikut
rekomendasi dari BPK RI hasil LHP atas LKPD DK! Jakarta
Tahun 2017 sebagaimana yang tertuang pada halaman 382
sampai 383 kepada saudara Gubernur, salah satunya, agar
melakukan pembahasan dengan DPRD kemudian dituangkan
dalam Peraturan Daerah, dan bukan dengan mencabut
Peraturan Daerah.
Mohon Tanggapan !3. Raperda Tentang Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya
Terkait dengan rencana Penyusunan Raperda Tentang
Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya untuk menampung
kebutuhan dan perkembangan Perumda Dharma Jaya dalam
meningkatkan besaran modal dan Pemanfaatan laba guna
Meningkatkan kapasitas dan kompentensi Perumda Dharma
Jaya agar mampu menjaga ketahanan pangan, stabilitas
harga serta peningkatan pendapatan asli daerah. Mengingat
Perda Nomor 5 tahun 1985 yang telah dirubah dengan Perda
Namor 11 Tahun 2013 tentang Perusahaan Daerah Dharma
Jaya sudah tidak lagi memadai untuk mengikuti dinamika
perindustrian dan perdagangan pangan bidang protein hewani
yang mengalami trend peningkatan permintaan pasar,
ferutama dalam penyediaan cadangan Pangan = serta
keterjangkauan distribusi daging, khususnya di DKI Jakarta
sebagai pusat ekonomi dan barometer perkembangan industri
Pangan protein hewani, sehingga Perumda Dharma Jaya
harus memiliki keleluasaan dalam mengembangkan rencana
stratagi bisnis dan kebijakannya dalam meningkatkan kinorja
Perusahaan untuk peningkatan pendapatan daerah dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
Sebagai bentuk tindak lanjut dari amanat peraturan Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
dan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang
BUMD, maka Fraksi Partai Gerindra tentunya sangat
mendukung dan mengapresiasi atas rencana penyusunan
Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya
tersebut untuk secepatnya dibahas dan ditetapkan menjadi
Perda,
Demikian Pemandangan Umum Fraksi Gerindra DPRD Frovinsi
DKI Jakarta ini kami sampaikan. Atas perhatian dan
kerjasamanya seluruh pihak, terutama rekan-rekan anggota
BPRD Provinsi DK! Jakarta, Eksekutif, Forkopimda, Organisasi
Kemasyarakatan/LSM, Wartawan, dan seluruh pemangku
kepentingan masyarakat dalam proses mengantarkan
pembahasan Raperda ini kami ucapkan terima kasih, semoga
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa memberikan bimbingan dan
petunjuk-Nya kepada kita semua, Amin Ya Robal Alemin.
Bs.Sebelum ditutup salam, izinkan kami berpaniun:
Pergi hajf oleh-olehy ve kurma
Dibegiin telangga Insya Allan dapet pehélanyae
Kalay legislatif dan eksekutif bisa Jalen seirama
Jakarta ast majy Kota "Ya, insya Allah bahagia
Billahitetautig wal hidayah, Wassalamy ‘alaikam
Warahmatuttany Wabarakatuh
Salam Ini donesia Ra al
Jakarta, 9 September 2020
FRAKS! PARTAI GERINDRA
DPRD PROVINSI DKI JAKARTA
Kecua, Sekretaris,
Ty =
i
* ir
Hj. Rany Mauliani H. Purwanto, SH.PEMANDANGAN
OmUM
ee
FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
DPRD PROVINSI DKI JAKARTA
TERHADAP
1, RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PENCABUTAN
PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT
PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM JAKARTA
2. RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PENCABUTAN
PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG DANA
CADANGAN DAERAH
3. RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN
PERATURAN DAERAH PERUSAHAAN DAERAH DHARMA JAYA DK
JAKARTA MENJADI PERATURAN DAERAH TENTANG PERUSAHAAN
UMUM DAERAH DHARMA JAYA
Drs. KH. MUHAMMAD THAMRIN, MM
FRAKSI
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
DPRD PROVINSI DKI JAKARTAPEMANDANGAN UMUM
FRAKS! PARTA! KEADILAN SEJAHTERA DPRD PROVINSI DKI JAKARTA
TERHADAP RANCANGAN PERDA TENTANG PENCABUTAN PERDA NOMOR 11
TAHUN 2014 TENTANG PUSAT PENGKAIIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM
JAKARTA, RANCANGAN PERDA TENTANG PENCABUTAN PERDA NOMOR 10
TAHUN 1999 TENTANG DANA CADANGAN DAERAH DAN RANCANGAN PERDA
TENTANG PERUBAHAN PERDA PD. DHARMA JAYA DKI JAKARTA MENJADI
PERDA TENTANG PERUMDA DHARMA JAYA
Sismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Wr. Wb,
Salam Sejahtera untuk Kita Semua
Yang Terhermat Para Pimpinan dan Seluruh Anggota DPRD DKI Jakarta;
‘Yang Terhormat Saudara Gubernur Provinsi DKI Jakarta;
Yang Terhormat Para Pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;
Para Undangan dan Hadirin yang kami hormati;
Mengawali kesempatan ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia-Nya, sehingga
dalam kesempatan ini kita dapat menghadiri dan mendengarkan
Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi dalam mencermati Pidato Gubernur
terhadap Rancangan Perda tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun
2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta,
Rancangan Perda tentang Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 1999 tentang
Dana Cadangan Daerah dan Rancangan Perda tentang Perubahan Perda PD.
Dharma Jaya Jakarta menjadi Perda tentang Perumda Dharma Jaya.
Mengawali penyampaian Pemandangan Umum ini, Fraksi PKS
mengajak kita semua mendo’akan rekan sejawat, sahabat dan saudara kitaUstadz H, Dany Anwar dan Ustadzah Hj. Ummi Kulsum yang kedua nya adalah
Anggota Komisi A dan Anggota Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, yang telah wafat
mendahului kita di bulan Agustus lalu. Semoga keduanya ditempatkan di
tempat terbaik di sisi Allah SWT. Fraksi PKS juga menyampaikan keprihatinan
dan duka cita mendalam atas cukup banyaknya warga Jakarta yang wafat
karena Covid-19, semoga mereka mendapat terbaik di sisi Allah SWT dan
keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran. Kita semua juga prihatin dan
berdo’a agar wabah Covid-19 ini segera berlalu dan yang sakit bisa segera
disembuhkan oleh Allah SWT.
Sdr. Pimpinan Rapat dan Hadirin yang kami hormati.
Melalui kesempatan ini, Fraksi PKS akan membagi pemandangan umum
fraksi ini kedalam tiga yaitu terhadap Rancangan Perda tentang Pencabutan
Perda Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan
islam Jakarta, terhadap Rancangan Perda tentang Pencabutan Perda Nomor
10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah dan terhadap Rancangan
Perda tentang Perubahan Perda PD. Dharma Jaya DKI Jakarta menjadi Perda
tentang Perumda Dharma Jaya.
Pada bagian pertama, Fraksi PKS mengapresiasi upaya yang dilakukan
‘oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang telah melakukan pengkajian terkait
posisi dari Peraturan Daerah tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan
stam Jakarta (PPPU) ini dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di
Indonesia. Sesuai dengan perundang-undangan terbaru dalam pemerintahan
daerah yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
tahun 2015 dalam Pasal 9 dan 10 disebutkan bahwa urusan agama
merupakan salah satu urusan pemerintahan absolut yang sepenuhnya
menjadi kewenangan pusat yang tidak diatur dengan Peraturan Daerah.
Sementara dari sisi kelembagaan Pusat Pengkajian dan Pengembangan IslamJakarta, Peraturan Ment
Dalam Negeri Nomor 97 Tahun 2016 dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 juga menyebutkan
bahwa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan atau Dinas berkedudukan dibawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan atau Kepala Dinas yang
pembentukannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.
Dengan demikian keberadaan sekretariat di PPPU yang berkedudukan
dan bertanggungjawab secara operasional kepada Badan Manajemen dan
secara administrasi kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah menjadi tidak
tepat dan bertentangan dengan peraturan diatasnya. Fraksi PKS sendiri
menilai bahwa keberadaan PPPI dengan adanya unsur pemerintah daerah
didalam pengelolaannya dengan status seperti UPT, maka seharusnya cukup
diatur dengan Peraturan Gubernur. Dengan demikian pengelolaan
kelembagaannya menjadi cukup fleksibel dan tetap mendapatkan dukungan
dan pembinaan dari Pemerintah Provins! DKI Jakarta.
Fraksi PXS juga mendukung agar keberadaan PPP tetap dipertahankan
dengan payung hukum Peraturan Gubernur dan dibawah pembinaan SKPD
yang terkait. Keberadaan PPPIJ sesuai dengan tujuannya memiliki fungsi
penting dalam membentuk masyarakat muslim Jakarta sebagai masyarakat
madani yang beriman, bertaqwa, berakhlak, partisipatif dan berperan besar
dalam pembangunan Jakarta. Kegiatan pengkajian dan pengembangan Islam
yang dilakukan melalui PPPU yang dilanjutkan dengan pembinaan masyarakat
muslim Jakarta akan sangat bermanfaat dalam pembangunan masyarakat
Jakarta. Sehingga keberadaannya sebagai lembaga yang melakukan kegiatan
pengkajian dan pengembangan termasuk dalam bidang sumberdaya
manusia, pengkajian data dan informasi, pengembangan budaya dan
ekonomi Islam masih sangat dibutuhkan.Fraksi PKS juga mengharapkan agar pengelolaan PPPL kedepannya
harus menjadi menjadi pusat kegiatan untuk membangun peradaban ummat
agar Islam dapat dirasakan sebagai agama yang menjadi rahmatar lil ‘alamiin.
PPP juga harus mampu membuat program yang mempunyai pengaruh
kepada masyarakat disekitarnya dan perlu mencontoh beberapa masjid di
daerah lain yang tidak sebesar JIC namun program-programnya mampu
dikenal luas. Sebagai pusat kajian dan pengembangan Islam sudah
seharusnya PPPU lebih banyak menyelenggarakan program-program
unggulan, seperti pengembangan perpustakaan Islam, pembangunan
sekolah, tempat pameran budaya, dan pengembangan ekonomi ummat yang
pada gilirannya juga akan berkontribusi pada pembangunan Jakarta, Harus
diakui selama ini kegiatan PPPU kurang dirasakan oleh masyarakat sekitarnya
dan belum dikenal gaungnya secara luas. MOHON TANGGAPAN !!.
Fraksi PKS juga mengharapkan pengurus PPPU kedepannya lebih
mempunyai visi untuk peradaban Islam dengan lebih banyak program kajian
yang komprehensif dan untuk seluruh kalangan, bukan untuk beberapa
golongan tertentu saja dan mencakup berbagai aspek seperti peribadatan,
budaya, pengetahuan serta pemberdayaan masyarakat, Pengurus juga harus
membuat PPPU lebih dikenal luas oleh masyarakat bahkan luar negeri melalui
berbagai kegiatan maupun publikasi yang bermutu. Disisi lain, pemerintah
Provinsi DKI Jakarta perly menyediakan akses yang lebih mudah bagi
masyarakat yang ingin berkunjung ke PPPI mengingat lokasinya yang agak
jauh dari pusat kota Jakarta. Tentu saja ini juga harus ditkuti dengan
meningkatkan kebersihan dan keindahan bangunan maupun area PPPIJ agar
lebih menarik untuk dikunjungi. MOHON TANGGAPAN !!
Sdr. Pimpinan Rapat dan Hadirin yang kami hormati.
Terhadap Rancangan Peraturan daerah tentang Pencabutan Perda
Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah, Fraksi PKS menilaibahwa upaye melakukan penataan ulang terhadap tata kelola keuangan
daerah sangat penting untuk dilakukan. Pencapaian Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP} selama tiga tahun berturut-turut sudah seharusnya
diikuti dengan tata kelola keuangan daerah yang semakin baik, termasuk
dalam pengetolaan dana-dana yang diperuntukan untuk kebutuhan tertentu
termasuk Dana Cadangan Daerah.
Selama ini, dalam setiap pembahasan APBD, meskipun tercantum
dalam Lampiran 12 Perda APBD setiap tahunnya, namun keberadaan Dana
Cadangan Daerah hampir selaiu Juput dari perhatian. Meskipun juga dalam
Perda Nomor 10 Tahun 1999 pada Pasal 3 disebutkan tujuan dari Dana
Cadangan Daerah adalah untuk menanggulangi keadaan memaksa yang tidak
dapat diduga sebelumnya atau membiayai pelaksanaan pembangunan yang
strategis dan berskala besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun
anggaran, namun dalam pelaksanaanya, dana cadangan ini hampir tidak
pernah dipergunakan, termasuk untuk kegiatan pembangunan yang bersifat
‘tahun jamak.
Fraksi PKS memahami adanya kebutuhan penambahan pendapatan
dalam APBD untuk menutupi kekurangan penerimaan daerah yang
mengalami penurunan tajam akibat acdanya pandemi Covid-19 ini serta
memenuhi berbagai kebutuhan belanja daerah. Dalam kondisi demikian,
maka keberadaan Dana Cadangan Daerah bisa menjadi salah satu sumber
alternatif penerimaan pembiayaan daerah. Hal ini juga sesuai dengan tujuan
penggunaan Dana Cadangan Daerah yaitu menanggulangi keadaan memaksa
yang tidak dapat diduga sebelumnya yang tidak dapat ditanggulangi dengan
pembiayaan APBD. Oleh karena itu Fraksi PKS mendukung dicabutnya Perda
Nomor 10 Tahun 1999 agar Gubernur memiliki fleksibilitas dan kemudahan
dalam menggunakan dana cadangan daerah ini sebagai sumber pembiayaan
APBD untuk menutupi penurunan pendapatan akibat covid-19.Namun demikian Fraksi PKS juga mengingatkan agar penggunaan dana
cadangan sebagai sumber pembiayaan APBD dilakukan secara transparan dan
efektif untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak sebagaimana amanat
tujuan pembentukan Dana Cadangan Daerah. Fraksi PKS juga mengingatkan
agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tetap mempersiapkan Dana
Cadangan Daerah pada tahun-tahun berikutnya untuk mengantisipasi kondisi
seperti yang terjadi saat ini. Ketika pendapatan daerah mengalami penurunan
tajam sementara ada kebutuhan yang besar untuk pembiayaan
pembangunan maupun pelayanan publik, maka diperlukan dana cadangan
yang digunakan sebagai sumber pembiayaan, Untuk itu perlu disiapkan
perangkat peraturan yang lebih sesuai dengan muatan yang lebih lengkap
untuk pengelalaan Dana Cadangan Daerah. MOHON TANGGAPAN !!
Sdr. Pimpinan Rapat dan Hadirin yang kami hormati.
Terkait dengan Perubahan Perda Nomor 11 Tahun 2013 tentang
perubahan atas Perda Nomor 5 Tahun 1995 tentang Perusahaan Daerah
Dharma Jaya, Fraksi PKS mengapresiasi diajukannya perubahan Perda ini.
ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
yang didalamnya ada bab khusus tentang BUMD, mengharuskan BUMD yang
100 persen sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah untuk mengubah
namanya dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perusahaan Umum Daerah
(Perumda).
Di sisi lain, Dharma Jaya sebagai perusahaan daerah yang bergerak di
bidang komiditi strategis yang sangat dibutuhkan masyarakat banyak maupun
usaha kuliner, sangat perlu untuk dikembangkan menjadi lebih besar lagi.
Pengembangan dilakukan dengan meningkatkan kapasitas produksi
perusahaan maupun perluasan jaringan pasar. Dengan kondisi modal dasar
saat ini, sulit bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan usaha danmenggarap potensi pasar yang besar. Oleh karena itu perlu dilakukan
Peningkatan modal perusahaan melalui penyertaan modal pemerintah
daerah kepada perusahaan. Oleh karena itu perubahan Perda PD Dharma
Jaya menjadi Perumda Dharma Jaya ini perlu dijadikan momentum untuk
sekaligus melakukan perubahan modal dasar perusahaan menjadi lebih besar
agar dapat menampung penambahan modal yang dibutuhkan, Penyertaan
modal Pemerintah Daerah harus mampu dikapital
Perumda Dharma Jaya,
untuk memperluas kapasitas perusahaan, yang tujuannya adatah
meningkatkan pelayanan publik. Fraksi PKS mengingatkan bahwa fungsi
BUMD bukan sekedar entitas bisnis tetapi juga Public Service Obligation
(Pelayanan Publik),
Namun Fraksi PKS mengharapkan dengan perubahan nomenklatur
Perusahaan dan rencana penambahan modal perusahaan inl harus diikuti
dengan peningkatan kinerja perusahaan. Perusahaan yang bergerak di
komoditas strategis harusnya mampu memanfaatkan potensi pasar yang
besar dan peningkatan tren usaha kuliner. Kondisi pandemi Covid-19 bahkan
tidak banyak menurunkan permintaan komoditas yang menjadi bisnis utama
perusahaan. Selain melalui peremajaan dan peningkatan alat-alat pendukung
produksi dan bisnis, Dharma Jaya perlu membangun kerjasama bisnis yang
kuat dengan daerah-daerah yang menjadi produsen daging/sapi, unggas
maupun ikan, meningkatkan kemampuan pengemasan dan peningkatan
kualitas produksi untuk bisa memenuhi standar yang diminta konsumen
khususnya bisnis kuliner. Perusahaan juga harus mulai beran? membangun
jaringan pasar retail melalui pengembangan outlet-outlet yang berbasis
kelurahan, yang diikuti dengan kemampuan penyediaan pasokan yang stabil
dengan kualitas baik dan harga yang kompetitif. Ketika usaha sejenis yang
dikelola oleh perusahaan swasta sudah membangun jaringan outlet untuksemakin mendekatkan penjualan langsung ke konsumen, harusnya Dharma
Jaya juga bisa melakukan hal yang sama. MOHON TANGGAPAN !!
Sdr. Pimpinan Rapat dan Hadirin yang kami hormati.
Demikian Pemandangan Umum Fraksi PKS terhadap Rancangan Perda
tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian
dan Pengembangan Islam Jakarta, Rancangan Perda tentang Pencabutan
Perda Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah dan Rancangan
Perda tentang Perubahan Perda PD Dharma Jaya menjadi Perda tentang
Perumda Dharma Jaya. Kami berharap butir-butir penting dan catatan yang
kami sampaikan dalam Pemandangan Umum ini seluruhnya dapat
diperhatikan dan mendapat tanggapan dari Gubernur dan jajarannya.
Wallaahu muwaffiq ila aqwaomithoriq, Fastabigul khairot
Bilfaahi-toufiq wal hideyah,
Wassalamu‘alaikum Wr. Wb
Jakarta, 10 September 2020
FRAKS! PARTAI KEADILAN SEJAHTERA.
DPRD PROVINS! DKI JAKARTA
Ketua, Sekretaris,
H. Mohammad Arifinrifles
Nears) lel rg
PEMANDANGAN UMUM
FRAKS| PARTA] DEMOKRAT
DPRD PROVINSI DKI JAKARTA
Terhadap
Raneangan Peraturan Daerah tentang
|. Pencabutan Perda Nomor |0 Tahun 1999 tentang Dana
Cadangan Daerah
2.Pencabutan Perda Nomor || Tahun 2014 tentang Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta
3. Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya
Disampaikan Oleh :
Drs. H. Achmad Nawawi, SH., M.Si
Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi DKI Jakarta
PADA RAPAT PARIPURNA
DPRD PROVINS! DKI JAKARTA
9 September 2020PEMANDANGAN UMUM
FRAKSI PARTA] DEMOKRAT
DPRD PROVINSI DKI JAKARTA
TERHADAP
RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG:
1. Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana
Cadangan Daerah
2. Pencabutan Perda Nomor || Tahun 20/14 tentang Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta
3. Rancangan Peraturan Daerah tentang Perusahaan Umum
Daerah Dharma Jaya
Disampaikan oleh : Drs. H. Achmad Nawawi, SH., M.Si
Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi DKI Jakarta
Bismillah rahmannirrahim,
Assalamu'alsikum Warahmatullahl Wabarakatuh,
Salam Sejahtera untuk kita semua, syalom
-u, Namo Buddhaya
Yth, Sdr, Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota DPRD Provinsi DK!
Jakarta;
Yth. Sdr, Anies Rasyid Baswedan, Gubernur Provinsi DKI Jakarta;
Yth, Sdr, Para Anggota Dewan Perwakilan Daerah - Daerah Pemilihan
Provinsi DEI Jakarta;
Yth, Sdr, Para Anggota DPR-RI Daerah Pemilihan Provinsi DKI Jakarta;
Yth. Sdr, Para Pimpinan Partai Politik tingkat Provinsi DK jakarta:
Yth. Sdr, Para Anggota Forum Kemunilasi Pimpinan Daerah dan para
Pejabat Pemerintah Provins| DK Jakarta; dan seluruh hadirin
yang kami hormati.
Pertama-tama marilah kita panjatkan, puji dan syukur kehadirat Allah
Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat menghadiri
Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta, dalam rangka Penyampaian
Pemandangin Umum fraksi-fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah
tentang:
|. Pencabutan Perda Nomor [0 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah;
452, Perda Nomor | Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Islam Jakarta
3, Raperda tentang Perusahaan Umuny Daerah Dharma Jaya
Saudara Pimpinan Rapat, Peserta Rapat dan Hadirin yang kami hormati,
Mengawall penyampaian Pemandangan Umum ini, izinkanlah kami
menyampaikan beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian serius, yakni
semakin tingginya lonjakan kasus baru penularan COVID-19 di Provinsi DKI
Jakarta.
Untuk itu, perlu kiranya difakukan evaluasi menyeluruh, terhadap semua
kebijakan penianganan COVID-19 yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta selama periode pemberlakuan PSBB Transisi.
Provinsi DKI Jakarta pernah cukup berhasil menekan laju penyebaran COVID-
19 yang ditandai positivity rate yang berkisar 4-53.
Namun dengan adanya pelonggaran PSBB, angle tersebut meningleat tajam.
Dalam sepekan teralchir positivity race telah melampaui angka 14%. Angka
tersebut jeuh melebihi ketentuan dari WHO, untuk dapat dilakukannya
relaksasi atau pelonggaran pembatasan sosial,
Menurut ketentuan dari Badan Kesehatan Dunia tersebut, relaksasi atau
pelonggaran dapat dilakukan, apabila persentase orang yang memiliki hasil tes
positif COVID-19, dibandingkan jumlah orang yang dites tidak lebih dari 5%,
Saat ini occupancy rumah sakit di Provinsi OKI Jakarta telah lebih dari 70%.
Apabila tidalc segera diambil langkah-langkah yang efekif, tegas dan terukur,
maka sistem kesehatan kita akan ambruk dan tidak akan sanggup untuk
menangani asien COVID-19, Semoga hal tersebut tidalc sampai terjadi
Kemampuan dalam melakukan tes dan contact tracing (penelusuran kontak),
kegiatan sosialisasi yang massif, peningkatan kapasitas sistem kesehatan harus
menjadi prioritas utara dari Pemerintah Pravinsit DEI Jakarta,
Selain itu, perlu kiranya diterapkan pemberian sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran-pelanggaran protokol kesehatan, baik di lingkungan tempat tinggal,
perkantoran dan fasilitas publik lainnya. Mohon Tanggapan!
Saudara Pimpinan Rapat, Peserta Rapat dan Hadiria yang kami hormati,
Terkait dengan materi Raperda tentang Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun
1999 tentang Dana Cadangan Daerah, Fraksi Partai Demokrat memberikan
beberapa pertanyaan, pandangan dan saran sebagai berilut:
Pertama, Fraksi Partai Demolkrat menyadari bahwa dalam pelaksanaan Perda
Nomer 10 tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah terdapat berbagai
kelemahan sehingga menjadi temuan dari Pemerikasaan BPK-RI seperti: Tidake
jelasnya program atau kegiatan yang alan dibiayai oleh Dana Cadangan Daerah
dan waktw pelaksanaannya; tidak didukung oleh perjanjian kerjasama
2spembukaan deposito DCD dengan Bank DK; Tidak adanya Perangkat
Pengelola DCD: dan sebagainya.
Terhadap hal tersebur, Fraksi Partai Demokrat meminta agar apa yang menjadi
rekomendasi BPK-Ri terhadap pengelolaan Dana Cadangan Daerah tersebut
dapat ditincaklanjuti untuk dilakukkan penyempurnaan.
Kedua, Fraksi Partai Demokrat berpandangan bahwa Perda tentang
Pembentukan Dana Cadangan Daerah tetap diperlukan, terutama untule
menghadapi keadaan yang memaksa yang tidak dapat diduga sebelumnya.
Pada tahun 2020 ini, kita mengalami bahwa kapasitas fiscal Pemerintah Provinsi
DK! Jakarta, ternyata cukup rentan, apabila dihadapkan dengan pandemi
COVID-19,
Sebagaimana kita ketahui bersama, penerimaan dari pajak daerah menurun
drastis, sehingga kemampuan kevangan pemerintah untuk dapat melindungi
kesehatan warga, menjamin perlindungan sosial, dan pemulihan ekonomi
menjadi sangat terbatas.
Fraksi Partai Demokrat berpandangan bahwa Pemeritah Provinsi DKI jakarta
di masa yang akan datang, perlu lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi
kondist yang sama atau bahlaan jauh lebih berac daripada yang kita hadapi saat
inj. Salah satunya melalui pembertukan Dana Cadangan Daerah,
Ketiga, Fraksi Partai Demokrat meminta penjelasan mengenai hal apa yang
menjadi pertimbangan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sehingga lebih
memilih untuk meneabut Perda Nemor 10 tahun 1999, daripada melakukan
revisi terhadap Perda tersebut, mengingat bahwa Pembentukan Dana Cadangan
masih dapat dilakukan sesual Peratutan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Mohon Tanggapan!
Saudara Pimpinan Rapat, Peserta Rapat dan Hadirin yang kami hormati,
Selanjutnya. terkait dengan Raperda tentang Pencabutan Perda Nomor II
Tahun 2014 tentang Pusat Penglcajian dan Pengembangan Islam Jakarta, Fraksi
Partal Demokrat memberikan pertanyaan, pandangan, dan saran sebagai
berikut:
Pertama, Fraksi Partai Demokrat dapat memahami bahwa dengan berlakunya
undang-undang Nomor 23 tahun 20/4 tentang Pemerintahan Daerah dengan
beberapa perubahannya, telah terdapat 3 (tiga) klasifikasi urusan Pemerintahan,
di mana urusan agama termasuk ke dalam urusan Pemerimahan Absolut yang
sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
Kedua, Dengan dicabutnya Perda Nomor [| Tahun 2014 tentang Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, tentunya akan membawa
3/5konsekuensi terhadap sumber keuangannya yang berasal dari APBD Provinsi
DK Jakarta dan penggunaan prasarana dan sarana yang merupakan aset milik
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan status aset yang tidak
dipisahkan. Mohan Penjelasan!
Ketiga, Fraksi Partai Demokrat berharap ke depannya, setelah Pusat Pengkajian
dan Pengembangan Islam Jakarta tidak fagi berada dibawah naungan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, lembaga tersebut dapat terus didukung oleh Pemerincah
Provinsi DK! Jakarta berdasarkan ketentuan yang berlaku agar selalu dapat
memberikan kontribusi bagi pengernbangan islam ke depannya.
Saudara Pimpinan Rapat, Peserta Rapat dan Hadirin yang kami hormati,
Terkait dergan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perusahaan Umum
Daerah Dharma Jaya, pandangan, saran dan masulan dari Frakst Parca
Demokrat adalah sebagai berikut:
Pertama, Fraksi Partai Demokrat dapat memahami bahwa Raperda tentang
Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya oleh DPRD diperlukan dalam rangka
membantu dan menunjang kebijakan Pemprov dalam ketahanan pangan serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Khususnya, dalam produk hewani
peternakan perikanan dan hasil olahan yang berkontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi Jakarta,
Kedua, dengan adanya Perubahan bentuk Perusahaan menjadi Perusahaan
Umum Daerah, Fraksi Partai Demokrat meminta agar Perusahaan Dharma jaya
dapat bertransformasi menjadi sebuah Perusahaan yang dikelola berdasarkan
Good Corporate Governance (GCG) dan comply terhadap berbagai
peraturan yang berlaku.
Ketiga, dengan akan adanya penambahan modal disetor dari Pemerintah
Daerah Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp2 triliun, Fraksi Partai Demokrat
meminta agar PMD tersebut dipergunakan dengan sangat berhati-hati, kajian-
kajian bisnis harus dilakukan secara lebih mendalam dengan melibatkan
konsultan profesional.
Ketiga, Fraxsi Partai Demokrat meminta agar penggunaan dana PMD harus
sesuai dengan business plan pada saat dilakukannya pengajuan PMD dan tidak
boleh dialihican di luar program yang terdapat dalam business plan. Selain itu,
Penggunaar: PMD harus digunakan secara tepat wakwu seperti banyak PMD yang
diberikan sebelumnya karena tidak dipergunakan pada tahun berjalan, banyalk
BUMD yang hanya mengejar perolehan PMD serta mendapatkan pendapatan
bunga tapi setelah PMD diberikan tidak dilaksanakan sesual dengan timeline saat
pengajuan PMD-nya.
Fraksi Partai Demokrat tidak menginginkan dana PMD dihambur-hamburkan
tanpa dapat melakukan pengembalian investasi secara layak seperti yang
afsdilakukan oleh Perusahaan Daerah yang ada saat inl. Setiap dana PMD yang
senyatanya merupakan dana publik harus dapat dipertanggungiawabkan.
Keempat, Fralcsi Partai Demokrat meminta agar setelah dana PMD diberikan
oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mala ada outcome yang signifikan bagi
peningkatan ketahanan pangan. Untuk mengetahui adanya peningkatan
ketahanan pangan tersebut, harus dilakukan evaluasi secara periodik untuk
mengetahui perkembangan dan hasil program ketahanan pangan.
Kelima, Fraksi Partai Demokrat meminta agar ke depannya kinerja keuangan
perusahaan dapat menjadi perhatian dari jajaran Direksi Perumda Dharma Jaya.
Dengan demikian, Perumda Dharma jaya dapat memilili recurring income yang
stabil dan tidak bergancung kepada ada tidaknya PMD dari Pemerintah Daerah.
Keenam, dalam Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah telah ada
pengaturan tentang organ pendukung Dewan Pengawas yakni Sekretaris,
namun belum ada kecentuan tentang pembentukan Komite Audit, Kamite
Manajemen Risikko dan Komite Remunerasi. Padahal pembentukan Kamite
tersebut telah diatur dalam Peraturan Gubernur Namor 13 tahun 2020
Mohon Penjelasan!
Saudara Pimpinan Rapat, Peserta Rapat dan Hadirin yang kami hormati,
Demildanlah penyampalan Pemandangan Umum Fraksi Partai Demokrat
terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pencabutan Perda Nomor |0
Tahun [999 tentang Dana Cadangan Daerah dan Perda Nemor || Tahun 2014
tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta dan Raperda tentang
Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya.
Kami berharap pertanyean, pandangan, saran, dan kriuk yang kam! sampatkan
dapat mendapatkan tanggapan dan penjelasan dari Pihak eksekutif.
Akhirnya, atas perhatian dan kesabaran hadirin dalam mengikuti penyampaian
Pemandangan Umum Fraksi Partal Demokrat, kami ucapkan terima kasih.
Billahi-taufiq wal hidayah, Wassalamu’alatkum Wr. Wb.
Jakarta, 9 September 2020
FRAKSI PARTAI DEMOKRAT
DPRD PROVINS! DKI JAKARTA
Ketua, Sekretaris,
- fo.
Desie Christhyana Sari, SE H. Ali Muhammad Johan, C, SE
5/8