You are on page 1of 37
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI DEMOKRAS! INDONESIA PERJUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA Terhadap RANGANGAN PERATURAN DAERAH (RAPERDA) PROVINSI DKI JAKARTA Tentang 1. PENCABUTAN PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG DANA CADANGAN DAERAH; 2. PENCABUTAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM JAKARTA; dan 3. PERUSAHAAN UMUM DAERAH DHARMA JAYA, Disampaikan oleh; Steven Setiabudi Musa Dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Pada tanggal 9 September 2020 Bismillahirahmanirrahim Assalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh; Salam sejahtera bagi kita semua Om Swasti Astu Namo Budaya Yang terhormat; * Ketua dan para Wakil Ketua, serta para Anggota DPRD Provinsi DK! Jakarta; * GubernurWakil Gubernur Pravinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; * Para Anggota DPR-RI, DPD-RI dari Dapil DKI Jakarta: * Para Anggota Forum Keordinasi Pimpinan Daerah Provinsi DKI Jakarta; s Daerah, dan para Pejabat Eksekutif Daerah Provinsi DKI * Para Undangan lainnya, Rekan-rekan Pengamat, Rekan-rekan LSM, para Jurmalis, dan segenap warga kota DKI Jakarta: MERDEKA! Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanhahu Wata'ala/ Tuhan Yang Maha Kuasa, atas ridho dan rahmat-Nya bagi kita sekalian sehingga kita dapat mengikuti seluruh acara rapat paripuma Dewan saat ini; dan kami , serta kita semua masih berduka berkenaan dengan berpulang-Nya rekan-rekan sejawat di DPRD Provinsi DKi Jakarta, karen itu kita do’akan semoga arwah almarhum/almarhumah mendapat tempat yang tepat diSurga-Nya. Yth. Pimpinan rapat, Gubernur/Wakil Gubernur, dan hadirin peserta rapat; linkanlah kami untuk menyampaikan pemandangan umum Fraksi PDI Perjuangan terhadap tiga RAPERDA dalam satu paket yang terpisah, secara ringkas seperti berikut : Pertama, terhadap RAPERDA tentang Pencabutan PERDA Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam di Jakarta/ PPIJ atau Jakarta Islamic Centre/JIC Fraksi PDI Perjuangan menyampaikan apresiasi tinggi kepada pemerintah Dasrah/Gubemur atas inisiatifnya mengajukan tiga RAPERDA dimaksud, dalam hal ini tentang Pencabutan PPIJ atau JIC walaupur sudah agak terlambat setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan/atau Undang- Undang Nomer 15 Tahun 2015, Permendagri Nomer 97 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta, dan Permendagri Nomor 12 Tahun 2017 serta Keputusan Dien Bimmas Islam Nomor D\.I/802 Tahun 2014 tentang Standar Pembinaan Manajemen Masiid Memperhatikan ketentuen-ketentuan yang levil tinggi itulah memang seharusnya PERDA Nomor 11 Tahun 2044 dicabut, dan sesuai pula dengan amanat Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 danfatau perubahannya yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2041 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Sehubungan dengan itu, Fraksi PDI Perjuangan menyampaikan pandangan yaitu 1. Pada casamya Fraksi PDI Perjuangan merasa bersyukur dan bangga dengan keberadaan PPIJ atau JIC yang dibangun dikawasan Prestitusi Kramat Tunggak dalam proses yang Panjang dan penuh tantangan serta tentangan dari oknum-oknum pengelolanya. Namun dengan soliditas antare pemerintah Daerah! Bapak H, Sutiyoso, Legislatif Daerah, para Ulama/Pemuka Agama islam, dan de: dukungan dana APBD (multi Years) akhirnya dapat selesai dibangun dan pengelolaannya berdasarkan PERGUB Nomor 99 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola 2 i Pusat Pengkajian Islam Jakarta yang kemudian diganti_ dengan PERGUB Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Isiam Jakarta, kemudian pada Tahun 2014 dibentuk Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2014, Kami menganggap bahwa dengan ketiga payung hukum tersebut PPlJ atau JIC semangatnya belum bergaung secara luas terkait dengan tugas dan fungsinya walaupun ada dukungan pendanaan dari APBD, dan sarana/prasarananya adalah aset Daerah yang tidak terpisahkan. Mengapa Demikian ? mohon penjelasan. Sehubungan dengan Pasal 2 RAPERDA, sebaiknya segera diterbitkan regulasi pengganti PERDA Nomor 14 Tahun 2014 agar Manajemen PPIJ dan/atau JIC yang berkaitan dengan sumber daya manusia, sosial budaya, informasi dan komunikasi, dan kesekretariatan, seria aset Daerah. Disamping itu , juga tentang ketentuan pelaksanaan keputusan Dirjen Bimmas Islam Kementrian Agama RI Nomor DJ.1/802 Tahun 2074 tentang Standar Pembinaan Manajemen Masjid. Mohon tanggapan. | Mengingat bahwa kawasan PPI dahvatau JIC dengan ‘Sarana/prasarana adalah aset Daerah yang betfungsi ekonomi, kami mengusulkan agar dapat diberdayakan menjadi sumber PAD tanpa mengurangi fungsi dan tugas PPIJ dan dengan tata kelola yang terpisah. Pemberdayaan dimaksud antara lain destinasi wisata religiustempat khajatan masyarakat, dan kegiatan bisnis syariah. Ketentuan pelaksanaannya agar dituangkan dalam fegulasi yang baru. Mohon tanggapan, Kami berpendapat dan menyerankan agar Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelsiaan Barang Milik Negara/Daerah. 3 Masuk dalam konsiderans Mengingat; sedangkan keputusan Dirjen Bimmas Islam Kementrian Agama RI Nomor DV.1I/802 Tahun 2014 tentang Standar Pembinaan Manajemen Masjid; menjadi perhatian, Demikian pandangan umum Fraksi PDI Perjuangan terhadap RAPERDA tentang Pencabutan PERDA Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, Kedua Berikut ini Pandangan Umum Fraksi terhadap Raperda tentang pencabutan PERDA NO 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah atau DCD. 1. Fraksi PDI Perjuangan belum sependapat denga RAPERDA tersebut diatas ( Pasal 1 ayat (1), jika hanya untuk melegalkan pencairan DCD dan selanjutnya ditempatkan pada Rekening Kas Umum Dasrah(RKUD) sebagai sumber Penerimaan Pembiayaan Daerah (Pasal 1 ayat(2), Raperda; karena kami menganggap bahwa Pasal 3, Pasal 7, Pasal 9, dan Pasal 10 PERDA NO 10 Tahun 1999 masih Relevan, Namun demikian memang perlu direvisi atau disempurnakan sesuai amanat Undang-Undang No 12 Tahu 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, atau perubahannya yaitu Undang-Undang No 15 Tahun 2019; dan Peraturan Perundang-Undangan lainnya, dan yang lebih tinggi, juga PP-RI NO 58 Tahun 2005 dan/atau perubahannya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2049 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Sedangkan saran-saran dan Rekomendasi dari BPK-RI Perwakilan DKI Jakarta sebagaimana tertuang dalam LHP atas LKPD ( dalam hal ini LHP BPK-RI Tahun 2017) tidak termasuk payung hukum untuk pencabutan PERDA NO.10 Tahun 1999. 4 Bahwa Rekomendasi BPK-RI kepada Gubernur tentang tertib acministrasi pencatatan laporan tekening Bank DK! Jakarta, dan ‘surat keputusan Gubemur tentang Penempatan Penyimpanan DCD, Perjanjian Kerjasama Pembukaan Deposito DCD dengan PT Bank DKI Jakarta, dan Surat KEPUTUSAN Gubernur tentang Perangkat Pengelola DCD termasuk didalamnya tentang Penanggung Jawab Umum dan Penanggung jawab Teknis DCD diselesaikan terlebih dahulu sesuai ketentuan yang berlaku. Mohon tanggapan dan/atau penjelasan Sebagaimana tersaji dalam Neraca Daerah (audited) per 31 Desember 2017, bahwa saldo DCD sebesar Rp 1.207.183.241.569,00 pada Bank DKI Jakarta dalam bentuk Deposito dengan 4 (empat nomor rekening atas nama Pemerintah Provinsi OKI Jakarta tanpa didukung perjanjian kerjasama dengan PT Bank DKi Jakarta, Dengan demikian berarti tidak mematuhi Instruksi Gubernur Provinsi DK! Jakarta Nomor 305 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Dana Cadangan Daerah Provinsi DKI Jakarta yang hanya mengatur 1 (satu) Rekening Deposito atasnama Pengelola DCD. Sedangkan Penatausahaan hanya dilakukan berupa Buku Simpanan Bank dan Rincian Penerimaan Bunga Deposita DCD berdasarkan Surat Pemberitahuan dari pihak Bank DKI Jakarta tentang perpanjangan Deposito dan kesesuaian perhitungan pembayaran bunga secara manual oleh Staf di Kas Daerah. Dalam Penatausahaan DCA seperti tersebut (manual sistem) berarti masih sangat lemah, salah satu buktinya adalah terdapat selisih Kurang pembayaran Bunga Deposito sebesar Rp 410.429.378 dengan penyebab karena kesalahan Sistem Bank DKI Jakarta . Pada Bulan Maret 2017 dan bulan November 2017 dengan total Pembukaan Rp 815.100.875.048.00 dan Penutupan Rp 814.690.445.670.00. & Fraksi PDI Perjuangan berpandangan seraya mengusulkan agar tertib administrasi Pengelolaan DCD kaitannya dengan Bank DKI Jakarta, BAPEDA Provinsi DKI Jakarta, Pengamanan DCD berikut jasa Depositonya dan terkendali dari KUD/KAS Umum Daerah. Mohon tanggapan dan/atau penjelasan. Bahwe DCD yang pada awal penempatannya di Bank DKI Jakarta sebesar RP. 400.000.000.000,- (Empat Ratus Miliar rupiah) yang bersumber dari SILPA Tahun Anggaran 1998/1999; terus berkembang menjadi sebesar Rp 1.207.183.241.669,00 (Satu trilium dua ratus tujuh miliar seratus delapan puluh tiga juta dua ratus empat puluh satu ribu enam ratus enam puluh sembilan rupiah) yang tercantum didalam Neraca Daerah per 31 Desember 2017 dalam 4 (Empat) Rekening. Menunjuk Pasal 7 ayat (3) PERDA NO 10 Tahun 1999 yang mergatur bahwa hasil penyimpanan Dana Cadangan Daerah berupa Bunga Deposite atau lainnya dimasukan sebagai penambahan DCD; dan Pasal 7 ayat (4) mengatur bahwa Penyimpanan DCD dalam bentuk lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat(10) PERDA ini, diberitahukan kepada Dewan (‘DPRD Provinsi DKI Jakarta). Berkaitan dengan hal-hal seperti diatas ini, Fraksi PD! Perjuangan sebelum menyikapi lebih lanjut terhadap RAPERDA, sangat perlu mengetahui perkembangan tentang besaran DCD terhitung sejak Penyajian Neraca Daerah Per 31 Desember 2017 hingga Neraca Daerah Per 31 Desember 2019 (termasuk jasa Depositonya) dari Nomor Rekening:139.2.25-00679-9,139.2-25-01142.3,139.2- 25.01092-3, dan 139.2-25-00666-7. Mohon Penjelasan dan/atau tanggapan Mengingat bahwa tujuan DCD adalah untuk menanggulangi keadaan memaksa yang tidak dapat diduga sebelumnya dan/atau untuk membiayai Pelaksanaan Pembangunan yang strategis dan 6 berskala besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun Anggaran. Maka bertepatan dengan Penyusunan Perubahan PERDA NO 7 Tahun 2019 tentang APBD Tahun Anggaran 2020, dan/atau Penyusunan RAPBD Tahun 2021; Fraksi PDI Perjuangan mengusulkan dan akan mendukung ketika sebagaian DCD dialokasikan untuk menanggulangi dampak negatif dari virus Corona 19, antara lain yang berkaitan dengan Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, dan melanjutkan Pembangunan stadion BMV/ secara muti years, serta Penaggulangan Banjir, kesemuanya itu dapat direncanakan untuk dilaksanakan tanpa mengabaikan saran-saran dan/atau Rekomendasi dari BPK-RI, dan Peraturan Perundang-Undangan termasuk PP-RI No 12 Tahun 2019, dan pelaksanaannya disesuaikan dengan RPJMD yang tersambung dengan RPJPD Provinsi DK! Jakarta. Demikian, Mohon tanggapan Yih Pimpinan Rapat, GubernurWakil Gubemur, dan hadirin Peserta Rapat, Ketiga: Berikut ini akan kami sampaikan Pandangan Fraksi PDI Perjuangan terhadap RAPERDA tentang Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya 4. Hari ini $4 Tahun berialu PD Dharma Jaya resmi berdiri dengan SK Gubemur KOK! Jakarta Nomor Jb.3/2/17/1966 Tanggal 24 Desember 1968 oleh Gubsmur Ali Sadikin atau Bang Ali yang hampir bersamaan dengan berdirinya Food Station Tjipinang Jaya, dan PT Jakarta Industrial Estate Pulau Gadung (PT JIEP); Salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan PAD sebagai salah satu sumber keuangan Daerah walaupun harus menghadapi tantangan berat antara lain permodalan baik Dana 7 3. maupun aset tak bergerak ketika itu, syukur alhamdulillah hingga saat ini PD Dharma Jaya masih mampu melayani kebutuhan pangen bagi masyarakat setelah 19 tahun diatur dengan SK Gubernur Tahun 1966, 28 tahun diatur dengan PERDA NO.5 Tahun 1985, dan 7 tahun diatur dengan Perda No. 11 Tahun 2013. Melihat realitas kondisi di atas Maka Kami Fraksi PDI Perjuangan berpandangan bahwa Pengajuan RAPERDA Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya atas perubahan PERDA NO 11 Tahun 2013 tentang Perusahaan Daerah Dharma Jaya belum menjadi skala_prioritas untuk dilanjutkan pembahasannya pada saat ini dan patut ditiniau ulang pengajuannya. Bahwa RAPERDA tersebut terdiri dari XI (sebelas) BAB berisi 24 Pasal yang 13 Pasal diantaranya mengatur tentang Organ Perusahaan dan Pegawai, Kami Menganggap bahwa Sistematika Penyusunan terkesan sangat terburu-buru hal itu terlihat dari lebih banyak hanya mengatur tentang mengatur penghasilan Dewan Pengawas, Direksi, dan Pegawai dengan Perjanjian kerja dibanding seal-soal bisnis Perusahaan, kerjasama dengan para mitra usaha dan antar lembaga/SKPD_ Oleh karena itu, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan, maka hal-hal yang diatur dalam Organ Perusahaan cukup dituangkan dalam AD dan ART Perusahaan dan Surat Keputusan Gubernur selaku SKM. Aset Perusahaan, Dewan Pengawas, dan Sertifikasi Halal; a. Mempertimbangkan bahwa Seluruh Aset Perusahaan akan menjadi aset PERUMDA DHARMA JAYA, karena itu kami mengusulkan agar prosesnya melalui stock opname atas barang-barang yang bergerak maupun tidak bergerak serta kas opname, disaksikan Dewan Pengawas. 8 o a Terkait dengan Aset Tetap/tidak bergerak dalam hal ini tanah dan bangunan RPH Pulau Gadung, RPH Cipinang Jagal, lahan penggemukan hewan potong di Sukabumi/Jawa Barat, lahan penggemukan hewan potong diwilayah Provinsi Banten, dll. Pengelolaan atau pemberdayaannya dan hingga saat ini seperti apa? Disamping itu, seperti apa hubungan PD Dharma Jaya dengan RPH Unggas di Rawa Kepiting (Jatinegara-Cakung), dan apakah Sertifikasi lahannya sudah siap atas nama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta? Dan hal seperti ini yang lebih dahulu periu di selesaikan. Mohon Tanggapan . Menunjuk Pasal 11 ayat (2) sampai ayat (5) ; Dipandang perlu direvisi tentang unsur independen seperti apa? Dan pada ayat(3) ketika Dewan Pengawas dari Pejabat Pemerintah berarti rangkap jabatan dan bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan karena Pejabat Pemerintah/Pemerintah Daerah adalah ASN yang adalah pelayanan masyarakat/publik. Sedangkan jumlahnya 3 (tiga) orang tetapi dapat ditambah, berapa? Dan penambahannya didahului dengan kajian independent, Hal tersebut berarti Dewan Pengawas yang 3 orang itu hanya penugasan dari Gubernur Selaku SKM? Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada Dewan Pengawas dan Pengkaji RAPERDA ini, kami mohon Pasal 11 dijelaskan lebih mendalam. Fraksi PDI Perjuangan mengingatkan bahwa proses produksi dan perdagangan daging/hewan potong harus dilakukan ‘secara higienis baik daging lokal maupun impor agar dijamin kehalalannya. Qleh karena itu Perizinan dan Sertifikasi harus terjaga/siap termasuk Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) tentang 9 Penyembelihan secara mekanisme di RPH Cakung, Sertifikasi Halal dari MUI, kontrol Veteriner hewan potong. Mohon tanggapan/Penjelasan dan tindak lanjutnya 4. Berikut ini pandangan kami terhadap modal dasar dan modal disetor; Sebagaimana tertuang dalam Pasal 7 ditetapkan sebesar RP 2 {dua) triliun rupiah, dan modal yang disetor dan dipisahkan dari kekayaan Daerah sebesar RP 249,955.123.038,00 yang kami usulkan untuk dievaluasi antara lain melalui Stock opname dan Kas opname oleh Tim Independent yang di awasi Pelaksanaannya dan Berita Acaranya oleh Dewan Pengawas. Perusahaan. Disamping itu, mengingat modal dasar yang cukup besar maka dipandang perlu disajikan terlebih dahulu penjabaran visi dan misi Perusahaan berupa Program Induk Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya yang tersambung dengan RPJMD dan RPJPD Provinsi DKI Jakarta serta visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur berkenaan dengan masa jabatannya. Demikian, mohon tanggapan 5. Logo Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya; Kami juga perlu penjelasan teknis tentang Loge PD Dharma Jaya, karena peru disempurnakan sehingga dapat mencerminkan kota Jakarta yang religius, Nasionalis pemersatu, niagarbisnis, dan sejahtera Mohon Tanggapan 10 Yth, Pimpinan Rapat, Gubernur/Wakil Gubernur, dan hadirin peserta rapat; Demikian tadi Pandangan Umum Fraksi PDI Perjuangan yang telah kami sampaikan, hal-hal lain yang dianggap perlu akan disampaikan didalam Raker Pembahasan. Atas perhatian Pimpinan Dewan, Rekan-rekan anggota Dewan, Bapak Gubernur, dan haditin peserta rapat, kami ucapkan terima kasih. Apresiasi dan terimakasih juga kami sampaikan kepada Bapak Gubernur beserta para Pejabat Daerah, dan Direksi serta Dewan Pengawas PD Dharma Jaya, atas tanggapan dan/atau penjelasannya, serta kami mohon maaf kepada para pihak ketika ada beberapa hal yang telah kami sampaikan tetapi tidak berkenan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa tetap melindungi kita sekalian, Wassalamu'alaikumWarekhmatullahiWabarakhatuh Jakarta, 9 September 2020 FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DPRD PROVINSI DKI JAKARTA. Ketua, Sekretaris, (eu Dwi Rio Sambodd. SE, MM. MERDEKA ii PARTAL os GERINDRA GERAKAN INDGNESIA Rava PEMANDANGAN UMUM FRAKS! PARTAI GERINDRA (GERAKAN INDONESIA RAYA) DPRD PROVINSI DK! JAKARTA ATAS PIDATO GUBERNUR DKI JAKARTA DALAM RANGKA PENYAMPAIAN PENJELASAN TERHADAP: 1, RAPERDA TENTANG PENCABUTAN PERDA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM JAKARTA 2. RAPERDA TENTANG PENCABUTAN PERDA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG DANA CADANGAN DAERAH 3. RAPERDA TENTANG PERUSAHAAN UMUM DAERAH DHARMA JAYA Disampaikan Oleh : ICHWANUL MUSLIMIN Jakarta Rabu, 9 September 2020 Bismillahirrahmanirrahim; Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh: Salam sejahtera bagi kita semua; Yang Terhormat ; * Saudara Ketua, Para Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta; * Para Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta; * Saudara Gubemur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta; ° Para Anggota Forkopimda DKI Jakarta « Para Pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta; * Rekan-rekan Pers dan Hadirin Yang Saya Hormati; Salam Indonesia Raya! Pertama-tama marilah kita Panjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Karunia- Nya, sehingga kita dapat hadir pada acara Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi terhadap Penyampaian Pidato Penjelasan Gubernur Provinsi DI Jakarta mengenai Raperda Tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Istam Jakarta, Raperda Tentang Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 4999 Tentang Dana Cadangan Daerah, serta Raperda Tentang Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya. Dalam kesempatan ini fraksi kami turut menyampaikan duka cita yang mendalam alas wafatnya saudara dan sahabat kita, Almarhum Bapak H. Dani Anwar dan Almarhumah Hj. Umi Kulsum yang telah mendahului kita, semoga Allah memberikan tempat yang layak di sisi Nya dan keluarga seria kerabat diberi ketabahan dan kesabaran, termasuk kita semua. semoga tetap berada dalam lindungan-Nya. Amiin ! Saudara pimpinan rapat dan hadirin yang kami hormati Dari penyampaian 3 Raperda sebagaimana yang telah disampaikan oleh saudara Gubemur pada Senin, 7 September 2020 tersebut, maka kami akan membacakan secara singkat ie Pemandangan Umum Fraksi Partai Gerindra DPRD DK! Jakarta sebagai berikut 1. Raperda Tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPPIJ) Terkait dengan penjelasan Saudara Gubermur mengenai Raperda tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPPIJ), dikatakan bahwa dengan berlakunya Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, agama menjadi urusan absolut yang sepenuhnya dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat. Fraksi Partai Gerindra berpandangan bahwa agama yang menjadi urusan absolut yang sepenuhnya dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat sudah dijelaskan secara gamblang sebagaimana tertuang dalam Penjelasan atas Undang Undarg Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 10 Ayat 1 Huruf f yakni yang dimaksud dengan “urusan agama” misalnya menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara nasional, memberikan pengakuan terhadap keberadaan suatu agama, menetapkan kebijakan dalam penyelenggaraan kehidupan keagemaan, dan sebagainya. Daerah dapat memberikan hibah untuk penyélenggaraan kegiatan-kegiatan keagamaan sebagal upaya meningkatkan. keikutsertaan Daerah dalam menumbuhkembangkan kehidupan beragama. Selanjutnya dalam teknis pelaksanaan urusan absolut ini telah dijabarkan dengan jelas dalam Pasal 10 Ayat (2) yakni pemerintah pusat dapat melaksanakan sendiri atau melimpahkan wewenang kepada instansi vertikal yang ada di daerah atau kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat berdasarkan asas Dekonsentrasi. Dengan demikian sesungguhnya Peratuan Daerah Nomor 117 Tahun 2014 tentang PPPIJ ini tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015. Bahkan menjadi keunggulan potensi daerah karena aspek “ps historisnya yang sangat panjang sebagai kawasan hitam prostitusi kKemudian berubah menjadi kawasan pendidikan dan wisata religi. Mohon Tanggapan! Selain itu Saudara Gubemur juga menjelaskan mengenai keberadaan Perda Nomor 11 Tahun 2014 tentang PPPIJ ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 97 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah Bahkan saudara Gubernur menegaskan bahwa dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 97 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus !bukota Jakarta telah dijelaskan bahwa pembentukan unit pelaksana teknis Dinas/Badan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. Fraksi Gerindra berpandangan bahwa sesungguhnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 97 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus |bukota Jakarta telah mengakui dan memberikan kekhususan pada unit pelaksana teknis dinas kawasan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta terdiri dari 1 (satu) subbagian tata usaha, dan paling banyak 3 (tiga) seksi Serta kelompok jabatan fungsional, sebagaimana tertuang dalam Pasal 42 Point c. Bahkan untuk mengatur lebih lanjut mengenai unit pelaksana teknis dinas di kawasan Jakarta Islame Centre telah ditetapkan Peraturan Gubernur yang mengatur mengenai Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat PPPIJ ini yakni melalui Peraturan Gubernur Nomor 221 Tahun 2014, kemudian diubah dengan Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2016 dan terakhir ditetapkan dengan Peraturan Gubemur Nomor 385 Tahun 2016 yang menyatakan dengan jelas bahwa Sekretariat PPPIJ merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Soslal yang oleh dipimpin oleh Kepala Sekretariat dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Sosial. Dengan demikian tidak ada pertentangan antara Perda Nomor 11 Tahun 2014 dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 97 Tahun 2016. Mohon Tanggapan! sg Dibalik adanya ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai alasan pencabutan tersebut, di satu sisi disampaikan juga tentang adanya Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat lslam Kementerian Agama R! Nomor DJ.I1 / 802 Tahun 2014 tentang Standar Pembinaan Manajemen Masjid, dimana pengaturan terkait kepengurusan manajemen Masjid harus berpedoman pada keputusan tersebut. Sementara dalam tugas dan fungsi PPPIJ bukan hanya sekedar mengenai kegiatan Masjid. Berdasarkan Pasal 8 ayat (2) Peratuan Daerah Nomor 11 Tahun 2014, PPP menyelenggarakan fungsi pegkajian dan pengembangan di bidang: (a) Peribadatan; (b) Sumber daya manusia; (c) Sosial budaya; (d) Informasi dan komunikasi; (e) Ekonomi; dan (f) Kesekretariatan. Fraksi Gerindra berpandangan tidak semestinya peran PPPIJ ini disempitkan menjadi hanya manajemen Masjid saja karena PPPI|J adalah Islamic Centre, Pusat Keagamaan Islam bahkan telah banyak diadopsi oleh Islamic Gentre Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia Selanjutnya Saudara Gubernur juga menyatakan menjamin bahwe dengan pencabutan Perda PPPIJ bukan berarti menghapus keberadaaan PPPIJ dengan alasan sejarah yang panjang bagi keberadaannya sebagai pusat pembinaan umat Islam. Bahkan saudara Gubemur dengan jelas menyampaikan, tugas dan fungsi PPPlJ yang masih diteruskan, yaitu menyelenggarakan kegiatan pengkajian dan pengembangan di bidang keagamaan Islam Dalam hal ini, apakah yang dimaksudkan saudara Gubemur untuk tetap melaksanakan tujuan, tugas dan fungsi dari PPPIJ di Kawasan Jakarta Islamic Centre yang kelak dibentuk melalui Peraturan Gubernur akan mengatur mengenai pembagian tugas kepada Perangkat Daerah dan lembaga lainnya yang diperlukan mengenai pembagian tugas, termasuk di dalamnya terkait lembaga dan struktur kepengurusan PPPIJ melibatkan masyarakal? Dalam hal ini apakah dalam Peraturan Gubernur kelak pengaturannya khusus Pengurus Masjid atau manajemen Masjid dalam kawasan Jakarta Islamic Centre diatur terpisah dari pengurus PPPIJ? Jika demikian aturnya, lalu dimanakah Ietak jaminan dari Saudara ages Gubemur, jika dalam Peraturan Gubernur tugas dan fungsi PPPIJ dapat dipertahankan jika harus memisahkan urusan Manajemen Masjid dengan PPPIJ? Bagi Fraksi kami berpandangan, sudah semestinya keberadaan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakaria (PPPIJ) di kawasan Jakarta Islamic Gentre, termasuk di dalamnya terdapat manajemen Masjid sebagai aset daerah yang harus dikelola oleh pemerintah daerah. Sehingga eksistensinya tetap masih dibutuhkan melalui Peraturan Daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai sejarah bagi masyarakat dalam berupaya mengalihkan, merekonstruksi sekaligus mentransformasikan sebuah kawasan dari praktik- praktik prostisusi besar di Jakarta sejak masa lalu tersebut menjadi Kawasan Jakarta Islamic Center. Perlu saudara Gubernur ketahui bahwa awalnya regulasi pembentukan PPPIJ dimulai dengan menggunakan Keputusan Gubernur Nomer 99 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tala Kerja Badan Pengelola Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta yang selanjutnya diubah dalam Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta. Pada tahun 2014, karena antusiasme masyarakat mengenai keberadaan dan aktivitas kegiatan yang ada di Kawasan tersebut, pembentukan PPPIJ diatur dalam peraturan yang lebih tinggi yakni Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta agar lebih kuat secara kelembagaan, keuangan, aset dan personil di dalamnya. Qleh karenanya untuk mempertahankan cita-cita atau filosofi pembentukan PPPIJ di Kawasan Jakarta Islamic Center agar sesuai tujuan awal dan fungsinya, maka jika pun harus dilakukan harmonisasi dengan peraturan perundang- undangan yang ada, semestinya cukup dilakukan perubahan pada Peraturan Daerah tersebut pada bagian atau pasal-pasal tertentu, seperti tentang kepengurusan yang ditetapkan melalui Keputusan Gubernur, dar penyesuaian mengenai manajemen Masjid yang ada di PPPIJ atau Kawasan Jakarta Islamic Center sebagai aset pemerintah daerah dan -5- kebanggaan masyarakat Jakarta yang berilai historis dan khususnya bagi ummat Islam Mohon Tanggapan ! - Raperda Tentang Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 1999 Tentang Dana Cadangan Daerah Bahwa Fraksi Gerindra memaklumi adanya penurunan penerimaan daerah sebagai dampak pandemi Corona Virus Disease-19 (COVID-19), sehingga perlu mencari altematif sumber penerimaan daerah lain, termasuk salah satunya adalah mencairkan Dana Cadangan Provinsi DKI Jakarta sebagai alternatif sumber penerimaan pembangunan daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Namun, keberadaan dana cadangan Pemerintah Provinsi DK| Jakarta yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BP RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Tahun 2017 dinyatakan tidak mengatur program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan serta tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan. Selain itu juga ditemukan laporan BPK RI bahwa penempatan Dana Cadangan Daerah menjadi 4 (empat) deposito alas nama Pemprov DK Jakarta di Bank DKI yang tidak diketahui dasar pertimbangan maupun kebijakan pembukaannya, sementara dalam Instruksi Gubemur Provinsi DK! Jakarta Nomor 305 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Pengelolaan Dana Cadangan Daerah hanya mengatur 1 (satu) rekening deposito atas nama pengelola Dana Cadangan Daerah, dan bahkan seluruhnya tidak didukung dengan perjanjian kerjasama dengan Bank DKI. Atas dasar hal tersebut, kemudian BPK RI merekomendasikan kepada saudara Gubemur untuk menetapkan SK tentang penempatan penyimpanan Dana Cadangan Daerah, dan membuat perjanjian kerjasama pembukaan deposito Dana Cadangan Daerah dengan PT Bank DKI, serta menetapkan SK tentang perangkat pengelola Dana Cadangan Daerah, dan selanjuinya melakukan pembahasan dengan DPRD mengenai ee program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan serta tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan kemudian dituangkan dalam Peraturan Daerah, Dengan demikian, seyogyanya dalam mencermati hasil rekomendasi BPK RI tidak mengharuskan Peraturan Daerah Nomer 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah dicabut, tetapi dapat direvisi atau disempurnakan mengenai aspek administras| dan pengelolaannya, terutama pada program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan serla tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan sebagaimana saran BPK Ri. Sebagaimana sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomer 58 tahun tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pada Pasal 122 dan Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah dengan Permendagri Namor 59 Tahun 2007 dan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 pada pasal 63 ayat (2) bahwa pembentukan dana cadangan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Memperhatikan pula pada ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah pasal 9 ayet (2) dan (3) bahwa penggunaan dana cadangan daerah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dan diberitahukan kepada Dewan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu dan penggunaannya dapat dilakukan setelah setelah mendapat persetujuan dari Dewan. Dengan demikian, sesuai ketentuan perundang-undangan yang telah disebutkan di atas, bahwa pembentukan dana cadangan ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dan berikut rekomendasi dari BPK RI hasil LHP atas LKPD DK! Jakarta Tahun 2017 sebagaimana yang tertuang pada halaman 382 sampai 383 kepada saudara Gubernur, salah satunya, agar melakukan pembahasan dengan DPRD kemudian dituangkan dalam Peraturan Daerah, dan bukan dengan mencabut Peraturan Daerah. Mohon Tanggapan ! 3. Raperda Tentang Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya Terkait dengan rencana Penyusunan Raperda Tentang Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya untuk menampung kebutuhan dan perkembangan Perumda Dharma Jaya dalam meningkatkan besaran modal dan Pemanfaatan laba guna Meningkatkan kapasitas dan kompentensi Perumda Dharma Jaya agar mampu menjaga ketahanan pangan, stabilitas harga serta peningkatan pendapatan asli daerah. Mengingat Perda Nomor 5 tahun 1985 yang telah dirubah dengan Perda Namor 11 Tahun 2013 tentang Perusahaan Daerah Dharma Jaya sudah tidak lagi memadai untuk mengikuti dinamika perindustrian dan perdagangan pangan bidang protein hewani yang mengalami trend peningkatan permintaan pasar, ferutama dalam penyediaan cadangan Pangan = serta keterjangkauan distribusi daging, khususnya di DKI Jakarta sebagai pusat ekonomi dan barometer perkembangan industri Pangan protein hewani, sehingga Perumda Dharma Jaya harus memiliki keleluasaan dalam mengembangkan rencana stratagi bisnis dan kebijakannya dalam meningkatkan kinorja Perusahaan untuk peningkatan pendapatan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Sebagai bentuk tindak lanjut dari amanat peraturan Undang- Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang BUMD, maka Fraksi Partai Gerindra tentunya sangat mendukung dan mengapresiasi atas rencana penyusunan Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya tersebut untuk secepatnya dibahas dan ditetapkan menjadi Perda, Demikian Pemandangan Umum Fraksi Gerindra DPRD Frovinsi DKI Jakarta ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya seluruh pihak, terutama rekan-rekan anggota BPRD Provinsi DK! Jakarta, Eksekutif, Forkopimda, Organisasi Kemasyarakatan/LSM, Wartawan, dan seluruh pemangku kepentingan masyarakat dalam proses mengantarkan pembahasan Raperda ini kami ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua, Amin Ya Robal Alemin. Bs. Sebelum ditutup salam, izinkan kami berpaniun: Pergi hajf oleh-olehy ve kurma Dibegiin telangga Insya Allan dapet pehélanyae Kalay legislatif dan eksekutif bisa Jalen seirama Jakarta ast majy Kota "Ya, insya Allah bahagia Billahitetautig wal hidayah, Wassalamy ‘alaikam Warahmatuttany Wabarakatuh Salam Ini donesia Ra al Jakarta, 9 September 2020 FRAKS! PARTAI GERINDRA DPRD PROVINSI DKI JAKARTA Kecua, Sekretaris, Ty = i * ir Hj. Rany Mauliani H. Purwanto, SH. PEMANDANGAN OmUM ee FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPRD PROVINSI DKI JAKARTA TERHADAP 1, RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PENCABUTAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM JAKARTA 2. RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PENCABUTAN PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG DANA CADANGAN DAERAH 3. RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH PERUSAHAAN DAERAH DHARMA JAYA DK JAKARTA MENJADI PERATURAN DAERAH TENTANG PERUSAHAAN UMUM DAERAH DHARMA JAYA Drs. KH. MUHAMMAD THAMRIN, MM FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPRD PROVINSI DKI JAKARTA PEMANDANGAN UMUM FRAKS! PARTA! KEADILAN SEJAHTERA DPRD PROVINSI DKI JAKARTA TERHADAP RANCANGAN PERDA TENTANG PENCABUTAN PERDA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT PENGKAIIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM JAKARTA, RANCANGAN PERDA TENTANG PENCABUTAN PERDA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG DANA CADANGAN DAERAH DAN RANCANGAN PERDA TENTANG PERUBAHAN PERDA PD. DHARMA JAYA DKI JAKARTA MENJADI PERDA TENTANG PERUMDA DHARMA JAYA Sismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb, Salam Sejahtera untuk Kita Semua Yang Terhermat Para Pimpinan dan Seluruh Anggota DPRD DKI Jakarta; ‘Yang Terhormat Saudara Gubernur Provinsi DKI Jakarta; Yang Terhormat Para Pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta; Para Undangan dan Hadirin yang kami hormati; Mengawali kesempatan ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia-Nya, sehingga dalam kesempatan ini kita dapat menghadiri dan mendengarkan Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi dalam mencermati Pidato Gubernur terhadap Rancangan Perda tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, Rancangan Perda tentang Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah dan Rancangan Perda tentang Perubahan Perda PD. Dharma Jaya Jakarta menjadi Perda tentang Perumda Dharma Jaya. Mengawali penyampaian Pemandangan Umum ini, Fraksi PKS mengajak kita semua mendo’akan rekan sejawat, sahabat dan saudara kita Ustadz H, Dany Anwar dan Ustadzah Hj. Ummi Kulsum yang kedua nya adalah Anggota Komisi A dan Anggota Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, yang telah wafat mendahului kita di bulan Agustus lalu. Semoga keduanya ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT. Fraksi PKS juga menyampaikan keprihatinan dan duka cita mendalam atas cukup banyaknya warga Jakarta yang wafat karena Covid-19, semoga mereka mendapat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran. Kita semua juga prihatin dan berdo’a agar wabah Covid-19 ini segera berlalu dan yang sakit bisa segera disembuhkan oleh Allah SWT. Sdr. Pimpinan Rapat dan Hadirin yang kami hormati. Melalui kesempatan ini, Fraksi PKS akan membagi pemandangan umum fraksi ini kedalam tiga yaitu terhadap Rancangan Perda tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan islam Jakarta, terhadap Rancangan Perda tentang Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah dan terhadap Rancangan Perda tentang Perubahan Perda PD. Dharma Jaya DKI Jakarta menjadi Perda tentang Perumda Dharma Jaya. Pada bagian pertama, Fraksi PKS mengapresiasi upaya yang dilakukan ‘oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang telah melakukan pengkajian terkait posisi dari Peraturan Daerah tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan stam Jakarta (PPPU) ini dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Sesuai dengan perundang-undangan terbaru dalam pemerintahan daerah yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 dalam Pasal 9 dan 10 disebutkan bahwa urusan agama merupakan salah satu urusan pemerintahan absolut yang sepenuhnya menjadi kewenangan pusat yang tidak diatur dengan Peraturan Daerah. Sementara dari sisi kelembagaan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, Peraturan Ment Dalam Negeri Nomor 97 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 juga menyebutkan bahwa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan atau Dinas berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan atau Kepala Dinas yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. Dengan demikian keberadaan sekretariat di PPPU yang berkedudukan dan bertanggungjawab secara operasional kepada Badan Manajemen dan secara administrasi kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah menjadi tidak tepat dan bertentangan dengan peraturan diatasnya. Fraksi PKS sendiri menilai bahwa keberadaan PPPI dengan adanya unsur pemerintah daerah didalam pengelolaannya dengan status seperti UPT, maka seharusnya cukup diatur dengan Peraturan Gubernur. Dengan demikian pengelolaan kelembagaannya menjadi cukup fleksibel dan tetap mendapatkan dukungan dan pembinaan dari Pemerintah Provins! DKI Jakarta. Fraksi PXS juga mendukung agar keberadaan PPP tetap dipertahankan dengan payung hukum Peraturan Gubernur dan dibawah pembinaan SKPD yang terkait. Keberadaan PPPIJ sesuai dengan tujuannya memiliki fungsi penting dalam membentuk masyarakat muslim Jakarta sebagai masyarakat madani yang beriman, bertaqwa, berakhlak, partisipatif dan berperan besar dalam pembangunan Jakarta. Kegiatan pengkajian dan pengembangan Islam yang dilakukan melalui PPPU yang dilanjutkan dengan pembinaan masyarakat muslim Jakarta akan sangat bermanfaat dalam pembangunan masyarakat Jakarta. Sehingga keberadaannya sebagai lembaga yang melakukan kegiatan pengkajian dan pengembangan termasuk dalam bidang sumberdaya manusia, pengkajian data dan informasi, pengembangan budaya dan ekonomi Islam masih sangat dibutuhkan. Fraksi PKS juga mengharapkan agar pengelolaan PPPL kedepannya harus menjadi menjadi pusat kegiatan untuk membangun peradaban ummat agar Islam dapat dirasakan sebagai agama yang menjadi rahmatar lil ‘alamiin. PPP juga harus mampu membuat program yang mempunyai pengaruh kepada masyarakat disekitarnya dan perlu mencontoh beberapa masjid di daerah lain yang tidak sebesar JIC namun program-programnya mampu dikenal luas. Sebagai pusat kajian dan pengembangan Islam sudah seharusnya PPPU lebih banyak menyelenggarakan program-program unggulan, seperti pengembangan perpustakaan Islam, pembangunan sekolah, tempat pameran budaya, dan pengembangan ekonomi ummat yang pada gilirannya juga akan berkontribusi pada pembangunan Jakarta, Harus diakui selama ini kegiatan PPPU kurang dirasakan oleh masyarakat sekitarnya dan belum dikenal gaungnya secara luas. MOHON TANGGAPAN !!. Fraksi PKS juga mengharapkan pengurus PPPU kedepannya lebih mempunyai visi untuk peradaban Islam dengan lebih banyak program kajian yang komprehensif dan untuk seluruh kalangan, bukan untuk beberapa golongan tertentu saja dan mencakup berbagai aspek seperti peribadatan, budaya, pengetahuan serta pemberdayaan masyarakat, Pengurus juga harus membuat PPPU lebih dikenal luas oleh masyarakat bahkan luar negeri melalui berbagai kegiatan maupun publikasi yang bermutu. Disisi lain, pemerintah Provinsi DKI Jakarta perly menyediakan akses yang lebih mudah bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke PPPI mengingat lokasinya yang agak jauh dari pusat kota Jakarta. Tentu saja ini juga harus ditkuti dengan meningkatkan kebersihan dan keindahan bangunan maupun area PPPIJ agar lebih menarik untuk dikunjungi. MOHON TANGGAPAN !! Sdr. Pimpinan Rapat dan Hadirin yang kami hormati. Terhadap Rancangan Peraturan daerah tentang Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah, Fraksi PKS menilai bahwa upaye melakukan penataan ulang terhadap tata kelola keuangan daerah sangat penting untuk dilakukan. Pencapaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP} selama tiga tahun berturut-turut sudah seharusnya diikuti dengan tata kelola keuangan daerah yang semakin baik, termasuk dalam pengetolaan dana-dana yang diperuntukan untuk kebutuhan tertentu termasuk Dana Cadangan Daerah. Selama ini, dalam setiap pembahasan APBD, meskipun tercantum dalam Lampiran 12 Perda APBD setiap tahunnya, namun keberadaan Dana Cadangan Daerah hampir selaiu Juput dari perhatian. Meskipun juga dalam Perda Nomor 10 Tahun 1999 pada Pasal 3 disebutkan tujuan dari Dana Cadangan Daerah adalah untuk menanggulangi keadaan memaksa yang tidak dapat diduga sebelumnya atau membiayai pelaksanaan pembangunan yang strategis dan berskala besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran, namun dalam pelaksanaanya, dana cadangan ini hampir tidak pernah dipergunakan, termasuk untuk kegiatan pembangunan yang bersifat ‘tahun jamak. Fraksi PKS memahami adanya kebutuhan penambahan pendapatan dalam APBD untuk menutupi kekurangan penerimaan daerah yang mengalami penurunan tajam akibat acdanya pandemi Covid-19 ini serta memenuhi berbagai kebutuhan belanja daerah. Dalam kondisi demikian, maka keberadaan Dana Cadangan Daerah bisa menjadi salah satu sumber alternatif penerimaan pembiayaan daerah. Hal ini juga sesuai dengan tujuan penggunaan Dana Cadangan Daerah yaitu menanggulangi keadaan memaksa yang tidak dapat diduga sebelumnya yang tidak dapat ditanggulangi dengan pembiayaan APBD. Oleh karena itu Fraksi PKS mendukung dicabutnya Perda Nomor 10 Tahun 1999 agar Gubernur memiliki fleksibilitas dan kemudahan dalam menggunakan dana cadangan daerah ini sebagai sumber pembiayaan APBD untuk menutupi penurunan pendapatan akibat covid-19. Namun demikian Fraksi PKS juga mengingatkan agar penggunaan dana cadangan sebagai sumber pembiayaan APBD dilakukan secara transparan dan efektif untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak sebagaimana amanat tujuan pembentukan Dana Cadangan Daerah. Fraksi PKS juga mengingatkan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tetap mempersiapkan Dana Cadangan Daerah pada tahun-tahun berikutnya untuk mengantisipasi kondisi seperti yang terjadi saat ini. Ketika pendapatan daerah mengalami penurunan tajam sementara ada kebutuhan yang besar untuk pembiayaan pembangunan maupun pelayanan publik, maka diperlukan dana cadangan yang digunakan sebagai sumber pembiayaan, Untuk itu perlu disiapkan perangkat peraturan yang lebih sesuai dengan muatan yang lebih lengkap untuk pengelalaan Dana Cadangan Daerah. MOHON TANGGAPAN !! Sdr. Pimpinan Rapat dan Hadirin yang kami hormati. Terkait dengan Perubahan Perda Nomor 11 Tahun 2013 tentang perubahan atas Perda Nomor 5 Tahun 1995 tentang Perusahaan Daerah Dharma Jaya, Fraksi PKS mengapresiasi diajukannya perubahan Perda ini. ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 yang didalamnya ada bab khusus tentang BUMD, mengharuskan BUMD yang 100 persen sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah untuk mengubah namanya dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda). Di sisi lain, Dharma Jaya sebagai perusahaan daerah yang bergerak di bidang komiditi strategis yang sangat dibutuhkan masyarakat banyak maupun usaha kuliner, sangat perlu untuk dikembangkan menjadi lebih besar lagi. Pengembangan dilakukan dengan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan maupun perluasan jaringan pasar. Dengan kondisi modal dasar saat ini, sulit bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan usaha dan menggarap potensi pasar yang besar. Oleh karena itu perlu dilakukan Peningkatan modal perusahaan melalui penyertaan modal pemerintah daerah kepada perusahaan. Oleh karena itu perubahan Perda PD Dharma Jaya menjadi Perumda Dharma Jaya ini perlu dijadikan momentum untuk sekaligus melakukan perubahan modal dasar perusahaan menjadi lebih besar agar dapat menampung penambahan modal yang dibutuhkan, Penyertaan modal Pemerintah Daerah harus mampu dikapital Perumda Dharma Jaya, untuk memperluas kapasitas perusahaan, yang tujuannya adatah meningkatkan pelayanan publik. Fraksi PKS mengingatkan bahwa fungsi BUMD bukan sekedar entitas bisnis tetapi juga Public Service Obligation (Pelayanan Publik), Namun Fraksi PKS mengharapkan dengan perubahan nomenklatur Perusahaan dan rencana penambahan modal perusahaan inl harus diikuti dengan peningkatan kinerja perusahaan. Perusahaan yang bergerak di komoditas strategis harusnya mampu memanfaatkan potensi pasar yang besar dan peningkatan tren usaha kuliner. Kondisi pandemi Covid-19 bahkan tidak banyak menurunkan permintaan komoditas yang menjadi bisnis utama perusahaan. Selain melalui peremajaan dan peningkatan alat-alat pendukung produksi dan bisnis, Dharma Jaya perlu membangun kerjasama bisnis yang kuat dengan daerah-daerah yang menjadi produsen daging/sapi, unggas maupun ikan, meningkatkan kemampuan pengemasan dan peningkatan kualitas produksi untuk bisa memenuhi standar yang diminta konsumen khususnya bisnis kuliner. Perusahaan juga harus mulai beran? membangun jaringan pasar retail melalui pengembangan outlet-outlet yang berbasis kelurahan, yang diikuti dengan kemampuan penyediaan pasokan yang stabil dengan kualitas baik dan harga yang kompetitif. Ketika usaha sejenis yang dikelola oleh perusahaan swasta sudah membangun jaringan outlet untuk semakin mendekatkan penjualan langsung ke konsumen, harusnya Dharma Jaya juga bisa melakukan hal yang sama. MOHON TANGGAPAN !! Sdr. Pimpinan Rapat dan Hadirin yang kami hormati. Demikian Pemandangan Umum Fraksi PKS terhadap Rancangan Perda tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, Rancangan Perda tentang Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah dan Rancangan Perda tentang Perubahan Perda PD Dharma Jaya menjadi Perda tentang Perumda Dharma Jaya. Kami berharap butir-butir penting dan catatan yang kami sampaikan dalam Pemandangan Umum ini seluruhnya dapat diperhatikan dan mendapat tanggapan dari Gubernur dan jajarannya. Wallaahu muwaffiq ila aqwaomithoriq, Fastabigul khairot Bilfaahi-toufiq wal hideyah, Wassalamu‘alaikum Wr. Wb Jakarta, 10 September 2020 FRAKS! PARTAI KEADILAN SEJAHTERA. DPRD PROVINS! DKI JAKARTA Ketua, Sekretaris, H. Mohammad Arifin rifles Nears) lel rg PEMANDANGAN UMUM FRAKS| PARTA] DEMOKRAT DPRD PROVINSI DKI JAKARTA Terhadap Raneangan Peraturan Daerah tentang |. Pencabutan Perda Nomor |0 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah 2.Pencabutan Perda Nomor || Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta 3. Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya Disampaikan Oleh : Drs. H. Achmad Nawawi, SH., M.Si Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi DKI Jakarta PADA RAPAT PARIPURNA DPRD PROVINS! DKI JAKARTA 9 September 2020 PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTA] DEMOKRAT DPRD PROVINSI DKI JAKARTA TERHADAP RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG: 1. Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah 2. Pencabutan Perda Nomor || Tahun 20/14 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta 3. Rancangan Peraturan Daerah tentang Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya Disampaikan oleh : Drs. H. Achmad Nawawi, SH., M.Si Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi DKI Jakarta Bismillah rahmannirrahim, Assalamu'alsikum Warahmatullahl Wabarakatuh, Salam Sejahtera untuk kita semua, syalom -u, Namo Buddhaya Yth, Sdr, Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota DPRD Provinsi DK! Jakarta; Yth. Sdr, Anies Rasyid Baswedan, Gubernur Provinsi DKI Jakarta; Yth, Sdr, Para Anggota Dewan Perwakilan Daerah - Daerah Pemilihan Provinsi DEI Jakarta; Yth, Sdr, Para Anggota DPR-RI Daerah Pemilihan Provinsi DKI Jakarta; Yth. Sdr, Para Pimpinan Partai Politik tingkat Provinsi DK jakarta: Yth. Sdr, Para Anggota Forum Kemunilasi Pimpinan Daerah dan para Pejabat Pemerintah Provins| DK Jakarta; dan seluruh hadirin yang kami hormati. Pertama-tama marilah kita panjatkan, puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta, dalam rangka Penyampaian Pemandangin Umum fraksi-fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang: |. Pencabutan Perda Nomor [0 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah; 45 2, Perda Nomor | Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta 3, Raperda tentang Perusahaan Umuny Daerah Dharma Jaya Saudara Pimpinan Rapat, Peserta Rapat dan Hadirin yang kami hormati, Mengawall penyampaian Pemandangan Umum ini, izinkanlah kami menyampaikan beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian serius, yakni semakin tingginya lonjakan kasus baru penularan COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta. Untuk itu, perlu kiranya difakukan evaluasi menyeluruh, terhadap semua kebijakan penianganan COVID-19 yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama periode pemberlakuan PSBB Transisi. Provinsi DKI Jakarta pernah cukup berhasil menekan laju penyebaran COVID- 19 yang ditandai positivity rate yang berkisar 4-53. Namun dengan adanya pelonggaran PSBB, angle tersebut meningleat tajam. Dalam sepekan teralchir positivity race telah melampaui angka 14%. Angka tersebut jeuh melebihi ketentuan dari WHO, untuk dapat dilakukannya relaksasi atau pelonggaran pembatasan sosial, Menurut ketentuan dari Badan Kesehatan Dunia tersebut, relaksasi atau pelonggaran dapat dilakukan, apabila persentase orang yang memiliki hasil tes positif COVID-19, dibandingkan jumlah orang yang dites tidak lebih dari 5%, Saat ini occupancy rumah sakit di Provinsi OKI Jakarta telah lebih dari 70%. Apabila tidalc segera diambil langkah-langkah yang efekif, tegas dan terukur, maka sistem kesehatan kita akan ambruk dan tidak akan sanggup untuk menangani asien COVID-19, Semoga hal tersebut tidalc sampai terjadi Kemampuan dalam melakukan tes dan contact tracing (penelusuran kontak), kegiatan sosialisasi yang massif, peningkatan kapasitas sistem kesehatan harus menjadi prioritas utara dari Pemerintah Pravinsit DEI Jakarta, Selain itu, perlu kiranya diterapkan pemberian sanksi yang tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran protokol kesehatan, baik di lingkungan tempat tinggal, perkantoran dan fasilitas publik lainnya. Mohon Tanggapan! Saudara Pimpinan Rapat, Peserta Rapat dan Hadiria yang kami hormati, Terkait dengan materi Raperda tentang Pencabutan Perda Nomor 10 Tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah, Fraksi Partai Demokrat memberikan beberapa pertanyaan, pandangan dan saran sebagai berilut: Pertama, Fraksi Partai Demolkrat menyadari bahwa dalam pelaksanaan Perda Nomer 10 tahun 1999 tentang Dana Cadangan Daerah terdapat berbagai kelemahan sehingga menjadi temuan dari Pemerikasaan BPK-RI seperti: Tidake jelasnya program atau kegiatan yang alan dibiayai oleh Dana Cadangan Daerah dan waktw pelaksanaannya; tidak didukung oleh perjanjian kerjasama 2s pembukaan deposito DCD dengan Bank DK; Tidak adanya Perangkat Pengelola DCD: dan sebagainya. Terhadap hal tersebur, Fraksi Partai Demokrat meminta agar apa yang menjadi rekomendasi BPK-Ri terhadap pengelolaan Dana Cadangan Daerah tersebut dapat ditincaklanjuti untuk dilakukkan penyempurnaan. Kedua, Fraksi Partai Demokrat berpandangan bahwa Perda tentang Pembentukan Dana Cadangan Daerah tetap diperlukan, terutama untule menghadapi keadaan yang memaksa yang tidak dapat diduga sebelumnya. Pada tahun 2020 ini, kita mengalami bahwa kapasitas fiscal Pemerintah Provinsi DK! Jakarta, ternyata cukup rentan, apabila dihadapkan dengan pandemi COVID-19, Sebagaimana kita ketahui bersama, penerimaan dari pajak daerah menurun drastis, sehingga kemampuan kevangan pemerintah untuk dapat melindungi kesehatan warga, menjamin perlindungan sosial, dan pemulihan ekonomi menjadi sangat terbatas. Fraksi Partai Demokrat berpandangan bahwa Pemeritah Provinsi DKI jakarta di masa yang akan datang, perlu lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi kondist yang sama atau bahlaan jauh lebih berac daripada yang kita hadapi saat inj. Salah satunya melalui pembertukan Dana Cadangan Daerah, Ketiga, Fraksi Partai Demokrat meminta penjelasan mengenai hal apa yang menjadi pertimbangan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sehingga lebih memilih untuk meneabut Perda Nemor 10 tahun 1999, daripada melakukan revisi terhadap Perda tersebut, mengingat bahwa Pembentukan Dana Cadangan masih dapat dilakukan sesual Peratutan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Mohon Tanggapan! Saudara Pimpinan Rapat, Peserta Rapat dan Hadirin yang kami hormati, Selanjutnya. terkait dengan Raperda tentang Pencabutan Perda Nomor II Tahun 2014 tentang Pusat Penglcajian dan Pengembangan Islam Jakarta, Fraksi Partal Demokrat memberikan pertanyaan, pandangan, dan saran sebagai berikut: Pertama, Fraksi Partai Demokrat dapat memahami bahwa dengan berlakunya undang-undang Nomor 23 tahun 20/4 tentang Pemerintahan Daerah dengan beberapa perubahannya, telah terdapat 3 (tiga) klasifikasi urusan Pemerintahan, di mana urusan agama termasuk ke dalam urusan Pemerimahan Absolut yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Kedua, Dengan dicabutnya Perda Nomor [| Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, tentunya akan membawa 3/5 konsekuensi terhadap sumber keuangannya yang berasal dari APBD Provinsi DK Jakarta dan penggunaan prasarana dan sarana yang merupakan aset milik Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan status aset yang tidak dipisahkan. Mohan Penjelasan! Ketiga, Fraksi Partai Demokrat berharap ke depannya, setelah Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta tidak fagi berada dibawah naungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lembaga tersebut dapat terus didukung oleh Pemerincah Provinsi DK! Jakarta berdasarkan ketentuan yang berlaku agar selalu dapat memberikan kontribusi bagi pengernbangan islam ke depannya. Saudara Pimpinan Rapat, Peserta Rapat dan Hadirin yang kami hormati, Terkait dergan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya, pandangan, saran dan masulan dari Frakst Parca Demokrat adalah sebagai berikut: Pertama, Fraksi Partai Demokrat dapat memahami bahwa Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya oleh DPRD diperlukan dalam rangka membantu dan menunjang kebijakan Pemprov dalam ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Khususnya, dalam produk hewani peternakan perikanan dan hasil olahan yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jakarta, Kedua, dengan adanya Perubahan bentuk Perusahaan menjadi Perusahaan Umum Daerah, Fraksi Partai Demokrat meminta agar Perusahaan Dharma jaya dapat bertransformasi menjadi sebuah Perusahaan yang dikelola berdasarkan Good Corporate Governance (GCG) dan comply terhadap berbagai peraturan yang berlaku. Ketiga, dengan akan adanya penambahan modal disetor dari Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp2 triliun, Fraksi Partai Demokrat meminta agar PMD tersebut dipergunakan dengan sangat berhati-hati, kajian- kajian bisnis harus dilakukan secara lebih mendalam dengan melibatkan konsultan profesional. Ketiga, Fraxsi Partai Demokrat meminta agar penggunaan dana PMD harus sesuai dengan business plan pada saat dilakukannya pengajuan PMD dan tidak boleh dialihican di luar program yang terdapat dalam business plan. Selain itu, Penggunaar: PMD harus digunakan secara tepat wakwu seperti banyak PMD yang diberikan sebelumnya karena tidak dipergunakan pada tahun berjalan, banyalk BUMD yang hanya mengejar perolehan PMD serta mendapatkan pendapatan bunga tapi setelah PMD diberikan tidak dilaksanakan sesual dengan timeline saat pengajuan PMD-nya. Fraksi Partai Demokrat tidak menginginkan dana PMD dihambur-hamburkan tanpa dapat melakukan pengembalian investasi secara layak seperti yang afs dilakukan oleh Perusahaan Daerah yang ada saat inl. Setiap dana PMD yang senyatanya merupakan dana publik harus dapat dipertanggungiawabkan. Keempat, Fralcsi Partai Demokrat meminta agar setelah dana PMD diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mala ada outcome yang signifikan bagi peningkatan ketahanan pangan. Untuk mengetahui adanya peningkatan ketahanan pangan tersebut, harus dilakukan evaluasi secara periodik untuk mengetahui perkembangan dan hasil program ketahanan pangan. Kelima, Fraksi Partai Demokrat meminta agar ke depannya kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi perhatian dari jajaran Direksi Perumda Dharma Jaya. Dengan demikian, Perumda Dharma jaya dapat memilili recurring income yang stabil dan tidak bergancung kepada ada tidaknya PMD dari Pemerintah Daerah. Keenam, dalam Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah telah ada pengaturan tentang organ pendukung Dewan Pengawas yakni Sekretaris, namun belum ada kecentuan tentang pembentukan Komite Audit, Kamite Manajemen Risikko dan Komite Remunerasi. Padahal pembentukan Kamite tersebut telah diatur dalam Peraturan Gubernur Namor 13 tahun 2020 Mohon Penjelasan! Saudara Pimpinan Rapat, Peserta Rapat dan Hadirin yang kami hormati, Demildanlah penyampalan Pemandangan Umum Fraksi Partai Demokrat terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pencabutan Perda Nomor |0 Tahun [999 tentang Dana Cadangan Daerah dan Perda Nemor || Tahun 2014 tentang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta dan Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah Dharma Jaya. Kami berharap pertanyean, pandangan, saran, dan kriuk yang kam! sampatkan dapat mendapatkan tanggapan dan penjelasan dari Pihak eksekutif. Akhirnya, atas perhatian dan kesabaran hadirin dalam mengikuti penyampaian Pemandangan Umum Fraksi Partal Demokrat, kami ucapkan terima kasih. Billahi-taufiq wal hidayah, Wassalamu’alatkum Wr. Wb. Jakarta, 9 September 2020 FRAKSI PARTAI DEMOKRAT DPRD PROVINS! DKI JAKARTA Ketua, Sekretaris, - fo. Desie Christhyana Sari, SE H. Ali Muhammad Johan, C, SE 5/8

You might also like