Professional Documents
Culture Documents
Inovasi Pelaksanaan Posyandu Selama Masa Pandemi Covid - 19: Studi Kualitatif Di Wilayah Kerja Puskesmas Campalagian
Inovasi Pelaksanaan Posyandu Selama Masa Pandemi Covid - 19: Studi Kualitatif Di Wilayah Kerja Puskesmas Campalagian
Najdah, Nurbaya
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mamuju
Corresponding Author:
Nurbaya
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes M amuju
Telp. 08111520666
Email: nurbaya.m.gizi@gmail.com
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja pelaksanaan Posyandu. Kegiatan triangulasi ini
Puskesmas Campalagian pada bulan Juli- dilakukan untuk meningkatkan validitas data
September 2020. Puskesmas Campalagian yang telah dikumpulkan (Creswell & Poth,
terletak di Kecamatan Campalagian, Kabupaten 2018).
Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
HASIL PENELITIAN
Pengumpulan Data Berdasarkan analisis data hasil
Wawancara mendalam (in-depth wawancara diperoleh tiga tema utama, yaitu:
interview) dilakukan untuk menggali informasi a. Gambaran pelayanan Posyandu pada masa
tentang pelayanan Posyandu selama masa pandemi Covid-19.
pandemi Covid-19 sejak Maret hingga Agustus b. Gambaran inovasi pelaksanaan Posyandu
2020. Durasi wawancara mendalam antara 60- pada masa pandemi Covid-19.
90 menit dan dilakukan di rumah kader c. Gambaran kunjungan rumah (Home visit).
Posyandu dengan tetap memperhatikan
protokol kesehatan. Adapun informan utama Pelayanan Posyandu pada Masa Pandemi
dalam penelitian ini adalah kader Posyandu Covid-19
yang berasal di 3 Posyandu. Informan diwawancarai tentang
Sebanyak 10 kader Posyandu yang pelaksanaan Posyandu selama masa-masa awal
bekerja di wilayah Kerja Puskesmas pandemi merebak di Indones ia yaitu sejak
Campalagian bersedia secara suka rela terlibat bulan Maret hingga September 2020.
dalam penelitian. Kami pun melakukan Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh
triangulasi dengan mewawancarai bidan dan informan, semua informan menjawab bahwa
petugas gizi yang bertugas di daerah tersebut. pelayanan Posyandu di wilayah kerja mereka
Semua wawancara dilakukan dalam bahasa sempat terhenti selama dua hingga tiga kali
Indonesia. namun pada bulan yang berbeda. Sebagian
Semua kegiatan wawancara direkam besar informan menjawab bahwa kegiatan di
menggunakan alat perekam suara. Rekaman Posyandu tidak dilaksanakan pada awal
hasil wawancara lalu ditranskrip verbatim pada maraknya Covid-19 di Indonesia yaitu pada
fail Ms. Word. Peneliti melakukan pengecekan bulan April dan Mei tahun 2020.
berulang pada rekaman dan hasil transkrip
untuk memastikan kelengkapan informasi. “Kami dapat informasi dari petugas
Tahap selanjutnya adalah tahap analisis data. kesehatan di sini bahwa kami tidak boleh
melaksanakan Posyandu dulu. Waktu itu
Pengolahan dan Analisis Data seingat saya bulan empat dan lima.
Hasil transkrip tersebut lalu dianalisis Waktu awal masuk Covid-19 bulan
melalui tiga tahap yaitu, pengkodean dan Maret, masih sempat dilaksanakan.”
reduksi data (coding), pengelompokan data (Informan 1)
(categorizing) dan penarikan kesimpulan.
Proses pengkodean dan reduksi data adalah “Sekitar bulan 4 dan 5 yang lalu kami
tahap dimana peneliti memilih dan melakukan benar-benar tidak ada kegiatan
pengkodean data serta menyederhanakan data Posyandu. Karena ada kebijakan dari
sesuai tujuan penelitian yang telah ditetapkan kepala desa tidak boleh ada aktivitas
(Creswell & Poth, 2018). berkerumun. Termasuk kegiatan
Setelah pengkodean data (coding), Posyandu, karena pasti berkumpul dan
tahap selanjutnya adalah pengelompokan data berdekatan semua.” (Informan 8)
berdasarkan tema yang muncul lalu dilakukan
penarikan kesimpulan sebagai hasil dari Informan menjelaskan bahwa setelah
penelitian ini. Adapun data yang telah diolah bulan Mei tahun 2020 ada kebijakan dari aparat
akan ditampilkan dalam bentuk narasi dan desa dan Puskesmas setempat untuk
kutipan dari informan dengan tetap menjaga melaksanakan Posyandu secara terbatas.
kerahasiaan data informan. Setelah itu kegiatan Posyandu terlaksana lagi
Peneliti juga melakukan triangulasi dengan mematuhi protokol kesehatan.
dengan mewawancarai bidan desa dan Tenaga
Pelaksana Gizi (TPG) yang terlibat pada
saya. Jadi kami buatkan tempat cuci Salah satu tantangan dalam pelaksanaan
tangan, kita sambung selang dari rumah Posyandu di masa pandemi Covid-19 adalah
orang tua saya. Jadi bisa dipakai untuk menjaga jarak fisik dan tidak boleh
cuci tangan” (Informan 3) berkerumun. Sementara kondisi Posyandu
selama ini selalu dipadati oleh ibu-ibu dan
Para kader berinisiatif menyiapkan balitanya. Sehingga untuk mengatasi tantangan
tepat cuci dan sabun cuci tangan sehingga ibu tersebut, para kader berinisiatif untuk mengatur
balita yang datang dapat mencuci tangan. jadwal kunjungan sehingga ibu balita tidak
Mereka pun menyiapkan hand sanitizer, datang bersamaan.
meskipun jumlahnya sangat terbatas. Hal ini
mereka lakukan agar dapat melaksanakan “Sekitar bulan 6 kami bisa
kegiatan Posyandu dengan tetap meminimalisir melaksanakan Posyandu lagi. Tapi
penyebaran dan penularan virus corona. terbatas. Jadi kami membagi waktu
kedatangan ibu dan balitanya. Ada yang
Ibu dan Anak Wajib Pakai Masker datang jam 8, ada juga jam 10. Supaya
Salah satu protokol kesehatan tidak datang bersamaan semua.”
pencegahan penularan Covid-19 adalah (Informan 2)
penggunaan masker. Semua informan
menjelaskan bahwa selama masa pandemi “Kita bagi waktu kunjungan. Jadi kita
Covid-19, semua ibu dan balita yang datang ke umumkan di masjid soal pembagian
Posyandu wajib menggunakan masker. waktunya supaya ibu-ibunya tidak
datang bersamaan. Tapi banyak juga
“Kita wajibkan juga ibu dan balita yang ibu-ibu yang takut ke Posyandu.”
datang harus pakai masker. Kasian (Informan 10)
anaknya tidak biasa pakai masker jadi
biasa dilepas. Tapi kalau ke Posyandu Selain itu, kader juga mengatur jarak
balita juga tetap pakai masker.” kursi di ruang tunggu. Kader selalu
(Informan 5) menyampaikan kepada para ibu yang hadir di
Posyandu untuk selalu menjaga jarak meskipun
“Ibu dan anaknya harus pakai masker berada di ruang terbuka.
kalau ke Posyandu. Kita juga diwajibkan
pakai masker.” (Informan 1) “Kami coba atur kursinya di Posyandu.
Supaya tetap jaga jarak. Tapi di
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh Posyandu, kadang ibu-ibunya tetap
bahwa para kader mewajibkan semua ibu dan berkerumun. Tapi kami selalu
balita yang datang ke Posyandu harus mengingatkan ibu-ibunya supaya tetap
mematuhi protokol kesehatan termasuk dalam jaga jarak.” (Informan 5)
hal menggunakan masker. Kader dan petugas
kesehatan yang hadir pada kegiatan Posyandu “Posyandu kami ruangannya terbatas.
pun menggunakan masker sebagaimana Jadi ada yang duduk di luar, ada yang
dijelaskan oleh salah satu informan berikut. menunggu panas-panasan di luar.
Kasian juga, tapi kita harus jaga jarak
“Kita semua kader wajib pakai masker. tempat duduknya.” (Informan 3)
Begitu juga ibu-ibunya. Kita wajibkan
semua pakai masker. Anaknya juga Wajib Membawa Sarung Sendiri dari Rumah
disuruh pakai masker. Jadi, kadang Kader Posyandu juga mewajibkan para
anaknya pakai masker dewasa karena ibu untuk membawa sarungnya sendiri sehingga
tidak punya masker anak-anak.” sarung yang digunakan untuk menimbang
(Informan 6) adalah sarung sendiri. Aturan ini hanya
diwajibkan bagi ibu yang mempunyai anak di
Mengatur Jadwal Kunjungan dan Jarak Kursi bawah usia dua tahun yang pengukuran berat
Tunggu di Posyandu badannya menggunakan dacin dan sarung
timbangan. Aturan ini dilakukan untuk
mencegah penularan Covid-19 melalui sarung “Selama masa pandemi ini, semua
timbangan yang dipakai bersama. diwajibkan pakai masker, cuci tangan,
dan jaga jarak. Bidan, petugas
“Kami mewajibkan ibu balita bawa Kesehatan, kader dan ibu yang datang di
sarungnya sendiri. Supaya lebih aman. Posyandu harus mematuhi protokol
Dulunya pakai sarung timbangan yang kesehatan. Balita yang dayang juga
ada di sini. Selama pandemi akhirnya harus pakai masker.” (Bidan A)
kita suruh ibunya bawa sendiri
sarungnya dari rumah.” (Informan 10) “Kita semua kader di sini wajib pakai
masker. Hanya petugas Kesehatan dari
Beberapa informan menyatakan bahwa Puskesmas yang pakai APD lengkap.
mereka tidak melayani ibu balita yang tidak Pakaian seperti jas hujan itu.” (informan
membawa sarung sendiri. Mereka meminta ibu 4)
balita untuk kembali untuk membawa sarung
agar anaknya dapat ditimbang. Melakukan Disinfektan Ruang Posyandu
Beberapa informan menyatakan bahwa mereka
“Kalau ada ibu balita yang tidak bawa bekerja sama dengan aparat desa untuk
sarung, kami suruh pulang dulu ambil melakukan disinfektan ruang Posyandu yang
sarungnya. Karena sudah diumumkan mereka gunakan. Kegiatan disinfektan ini
satu hari sebelumnya wajib bawa sarung dilakukan sehari sebelum hari posyandu.
kalau penimbangan.” (Informan 7)
“Kita minta tolong ke petugas desa
Sedangkan bagi ibu yang mempunyai supaya Posyandu kami di-disinfektan
anak balita tidak diwajibkan membawa sarung juga kalau mereka sedang keliling desa
karena penimbangan balita tidak menggunakan melakukan disinfektan.” (informan 7)
dacin, melainkan timbangan injak. Meski
demikian, kader secara rutin melakukan Namun beberapa informan menyatakan
disinfektan pada permukaan timbangan injak bahwa mereka tidak melakukan disinfektan
tersebut untuk menghindari penularan virus karena Posyandu mereka di bawah kolong
corona. rumah warga, jadi masih terhitung ruang
terbuka. Ada juga yang beralasan bahwa
“Jadi lebih cape sebenarnya. Karena mereka kurang tahu soal kebijakan disinfektan
kita harus semprot dan lap terus itu untuk Posyandu.
timbangan. Dulu kan langsung naik,
timbang” (Informan 4) “Seingat saya tidak pernah dikasi
disinfektan. Mungkin karena ruang
“Selama pandemi, setiap kali ada yang terbuka. Dan Posyandu dilakukan hanya
sudah ditimbang, kita bersihkan lagi sekali. Beda seperti masjid dan pasar,
timbangannya. Kalau yang dacin kan ramai setiap hari.” (informan 3)
tinggal ganti sarung saja. Dulunya, tidak
pernah dibersihkan ini timbangan. “Posyandu kami tidak disinfektan.
Sarungnya juga cuma pakai satu saja.” Mungkin karena di ruang terbuka. Tapi
(Informan 6) kami bersihkan sebelum hari Posyandu.”
(informan 10)
Hal ini dibenarkan oleh salah satu bidan
desa yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Kunjungan Rumah (Home Visit)
Campalagian. Informan tersebut menjelaskan Meskipun pemerintah setempat
bahwa selama masa pandemi Covid-19, semua mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan
kader diwajibkan untuk menerapkan protokol sementara pelayanan Posyandu, namun
kesehatan seperti rutin mencuci tangan, beberapa kader berinisiatif untuk tetap
penggunaan hand sanitizer, masker dan melakukan pemantauan tumbuh kembang balita
menjaga jarak. melalui home visit atau kunjungan rumah.
Home visit juga dilakukan untuk melakukan
imunisasi terutama pada balita target imunisasi.
Posyandu dan mengorganisir sasaran dengan bahwa kader Posyandu bertugas dalam
baik. Kader berperan aktif dan mampu menjadi memastikan diri dan kader lainnya dalam
pendorong, motivator dan penyuluh di keadaan sehat untuk membantu pelayanan di
masyarakat . posyandu serta wajib menggunakan alat
Dalam kondisi normal sebelum masa pelindung diri (APD) yang sesuai dengan
pandemi Covid-19, ada beberapa faktor yang prinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
mempengaruhi pelaksanaan Posyandu tidak (PPI) minimal masker kain (Garcia Godoy et
efektif. Faktor-faktor tersebut antara lain al., 2020; Kemenkes RI, 2020b)
karakter kader yang kurang aktif, rendahnya Pada penelitian ini, kader Posyandu
peran lintas sektor dan tokoh masyarakat serta menggunakan masker sebagai APD standar
rendahnya keterlibatan ibu dalam pelaksanaan sesuai dengan prinsip PPI yang telah ditetapkan
pemantauan pertumbuhan balitanya. Selain itu, oleh pemerintah. Kepatuhan penggunaan APD
tingkat keaktifan kader juga dipengaruhi oleh oleh kader Posyandu dipengaruhi oleh beberapa
kesibukan mereka sehari-hari dan juga karena faktor antara lain tingkat pengetahuan dan
rendahnya insentif yang mereka terima persepsi kader tentang pentingnya APD yang
(Ambarita, Husna, & Sitorus, 2019). Dalam mempengaruhi praktik penggunaan APD
penelitian ini, kader posyandu melaksanakan (Nirmalarumsari, 2021). Selain faktor
kegiatan Posyandu atas inisiatif mandiri dan pengetahuan, dukungan dari instansi tempat
atas dukungan tenaga kesehatan yang bekerja berupa penyediaan APD berpengaruh
pelaksanaannya sesuai dengan kebijakan terhadap praktik penggunaan APD (Yanti,
pemerintah setempat. Pradiksa, & Susiladewi, 2021).
Upaya kader dalam melengkapi fasilitas Kader juga membantu petugas
Posyandu tersebut dapat meningkatkan kesehatan dalam melakukan skrining Covid-19
partisipasi ibu membawa balitanya ke Posyandu pada semua pengujung Posyandu dan
untuk pemantauan pertumbuhan. Berbagai memastikan ibu dan balitanya duduk di ruang
penelitian menyebutkan bahwa beberapa tunggu dengan jarak minimal 1 meter dan
permasalahan yang membuat partisipasi ibu ke mengatur jadwal posyandu agar tidak terjadi
Posyandu rendah yaitu kurangnya fasilitas penumpukan pengunjung. Hal tersebut telah
kesehatan, kurangnya kualitas pelayanan sesuai dengan aturan pemerintah tentang tugas
kesehatan di posyandu, dan kurangnya kegiatan dan peran kader dalam pelaksanaan Posyandu
dari pihak Puskesmas sehingga bahwa ibu tidak (Kemenkes RI, 2020b).
tertarik untuk datang membawa anak ke Selain itu, beberapa kader
Posyandu (Lumongga, Sudaryati, & Theresia, melaksanakan Posyandu di ruang terbuka
2020). Namun, keinginan untuk memantau seperti di kolong rumah warga. Hal ini sejalan
pertubuhan balita menjadi alasan utama ibu dengan kebijakan pemerintah bahwa pelayanan
mengunjungi Posyandu setiap bulan (Anwar, kesehatan rutin balita harus dilaksanakan di luar
Khomsan, Sukandar, Riyadi, & Mudjajanto, gedung dengan tetap mematuhi prinsip
2011; Nazri et al., 2016) pencegahan penularan Covid-19 yang telah
Dalam pelaksanaan Posyandu, petugas diatur oleh pemerintah setempat. Pada
kesehatan dan kader Posyandu berupaya pelaksanaan Posyandu, tenaga kesehatan dan
melengkapi sarana dan fasilitas yang ada di kader Posyandu harus memastikan bahwa
Posyandu agar sesuai standar protokol semua yang hadir pada kegiatan posyandu
kesehatan pencegahan penularan Covid-19 seperti ibu dan balitanya, termasuk petugas
seperti penyediaan tempat cuci tangan, sabun, kesehatan dan kader posyandu itu sendiri harus
dan air mengalir, serta tersedianya tempat dalam keadaan sehat dan tidak menunjukkan
duduk yang mengatur jarak fisik antar adanya gejala Covid-19 seperti batuk, pilek,
pengunjung. Hal ini menunjukkan komitmen demam dan memastikan suhu tubuh tidak boleh
yang tinggi pada kader Posyandu. Komitmen lebih dari 37,5o C. Semua yang hadir di
tersebut berimplikasi pada keputusan individu Posyandu harus menggunakan masker termasuk
untuk tetap menjalankan tugas dan fungsi- balita dan harus menjaga jarak pelayanan antara
fungsinya sebagai kader Posyandu meskipun petugas dan sasaran (Kemenkes RI, 2020a).
pada masa pandemi Covid-19 (Bidayati, 2017). Untuk pelayanan imunisasi, kader
Berdasarkan petunjuk tekis pelaksanaan Posyandu dan petugas kesehatan melakukan
Posyandu di masa pandemi Covid-19 dijelaskan home visit dengan mengatur waktu kunjungan
Kemenkes RI. (2020a). Panduan Kesehatan Qian, M., & Jiang, J. (2020). Covid-19 and
Balita Pada Masa Pandemi Covid-19. Social Distancing. Journal of Public
Kemenkes RI. Health, (Mikulska 2019). https://doi.org/
Kemenkes RI. (2020b). Petunjuk Teknis 10.1007/s10389-020-01321-z.
Pelayanan Imunisasi Pada Masa Pandemi Rahmawati, N. D., & Dewi Sartika, R. A.
Covid-19. Kemenkes RI. Retrieved from (2020). Cadres’ role in Posyandu
https://covid19.kemkes.go.id/ protokol- revitalization as stunting early detection
covid-19/petunjuk- teknis- pelayanan- in Babakan Madang Sub-District, Bogor
imunisasi-pada-masa- pandemi-covid- District. ASEAN Journal of Community
19/#.X6IYy6ozbIU. Engagement, 4(2), 485–499.
Lumongga, N., Sudaryati, E., & Theresia, D. https://doi.org/10.7454/ajce.v4i2.1055.
(2020). The Relationship of Visits to Rinayati, Erawati, A. D., & Wahyuning, S.
Posyandu with the Nutrition Status of (2020). Gambaran tingkat pengetahuan
Toddlers in Amplas Health Center. dan kinerja kader kesehatan. Jurnal
Budapest International Research and Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES
Critics Institute (BIRCI-Journal): Kendal, 10(3), 359–364.
Humanities and Social Sciences, 3(3), Sari, N., Chiani, S. H., & Astuti, W. (2020).
2165–2173. https://doi.org/ 10.33258/ Tingkat Pengetahuan Kader Tentang
birci.v3i3.1149. Kegiatan Posyandu Di Posyandu
Nazri, C., Yamazaki, C., Kameo, S., Herawati, Beringin Jaya Dusun Poto Tahun 2019.
D. M. D., Sekarwana, N., Raksanagara, Jurnal Kesehatan Dan Sains, 3 (2)(2), 1–
A., & Koyama, H. (2016). Factors 9.
influencing mother’s participation in WHO. (2020). Covid-19: Physical Distancing.
Posyandu for improving nutritional status Retrieved from Physical distancing helps
of children under-five in Aceh Utara limit the spread of COVID-19 – this
district, Aceh province, Indonesia. BMC means we keep a distance of at least 1m
Public Health, 16(1), 1–9. https://doi.org/ from each other and avoid spending time
10.1186/s12889-016-2732-7. in crowded places or in groups.
Nicola, M., Alsafi, Z., Sohrabi, C., Kerwan, A., World Food Programme. (2020). Covid-19:
Al-Jabir, A., Iosifidis, C., … Agha, R. Economic and Food Security
(2020). The socio-economic implications Implications. Retrieved from
of the coronavirus pandemic (COVID- https://docs.wfp.org/api/documents/WFP
19): A review. International Journal of -0000116063/ download/?_ga=2.
Surgery, 78(January), 185–193. 119036809.1075483963. 603094778-
https://doi.org/10.1016/j.ijsu.2020.04.018 1862813034.1603094778.
Nirmalarumsari, C. (2021). Hubungan tingkat Yanti, N. P. E. D., Pradiksa, H., & Susiladewi,
pengetahuan, sikap, kedisiplinan perawat I. A. M. V. (2021). Gambaran
dengan penggunaan APD di masa pengetahuan perawat tentang APD dan
pandemi Covid-19 di Puskesmas Wara kebersihan tangan di Masa Pandemi
Selatan Kota Palopo. Jurnal Kesehatan Coronavirus Disease 2019. Jurnal
Luwu Raya, 8(1), 21–30. Keperawatan, 13(1), 213–226.