Professional Documents
Culture Documents
Buku MP Asi Gkia-Kemenkes - Final-1
Buku MP Asi Gkia-Kemenkes - Final-1
Dari Kita
Untuk Generasi
Penerus Bangsa:
Inspirasi Resep
Nusantara
INDONESIA
Diterbitkan oleh
Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA)
2024
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 3
1
Tim Penyusun :
Tan Shot Yen
Dr Tan & Remanlay Institute
Frecillia Regina
FK Universitas Kristen Maranatha
C. Vita Aristyanita
Wahana Visi Indonesia
Nia Umar
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia
Pengkaji Materi
Direktorat Gizi dan KIA
(Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI)
dan
© Diterbitkan 2024
Kata Pengantar
GKIA atau Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak adalah koalisi masyarakat sipil yang anggotanya
terdiri dari organisasi dan individu yang memiliki tujuan sama dalam memperjuangkan
peningkatan status kesehatan bayi, anak, remaja puteri dan ibu di Indonesia, dengan
tunduk pada deklarasi universal hak asasi manusia, konvensi penghapusan pekerja
anak, deklarasi hak-hak anak dan persamaan kedudukan perempuan. Organisasi dan
individu yang menjadi anggota GKIA tidak bekerja sama dengan perusahaan dari industri
tembakau, narkoba, alkohol, senjata, perjudian, dan perusahaan yang melanggar Kode Etik
Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI dan resolusi WHA (World Health Assembly),
Konvensi Hak Anak, Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita
serta perusahaan yang merusak lingkungan.
Kita perlu prihatin dengan semakin maraknya kebingungan keluarga muda mempersiapkan
bayi tumbuh optimal, bebas stunting, dan sesuai harapan orang tuanya. Hingga saat ini,
dengan maraknya informasi tentang Pemberian Makan Bayi dan Anak yang beraneka
ragam, kerap membuat bingung orang tua – bahkan masih banyak yang belum pernah
membaca dan memahami buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang mestinya menjadi
panduan nasional karena disusun oleh 13 organisasi profesi kesehatan bersama
Kementerian Kesehatan RI.
Menjadi ayah dan ibu baru, bukan hal yang mudah. Apalagi jika persiapannya tidak
mumpuni. Kebingungan muncul justru saat anak telah lahir, dan (sekali lagi) anjuran sana
sini serta hujan informasi yang belum tentu akurat menambah stres orang tua. Sebagian
besar ibu muda menggantungkan diri dan ‘belajar’ melalui berbagai kelompok media sosial,
yang tidak jarang justru menjadi ajang kepentingan terselubung. Mulai dari berjualan
aneka ragam “kebutuhan MP ASI” yang tidak semestinya hingga berbagi “resep MP ASI”
yang belum tentu bisa disebut adekuat apalagi sehat bagi anak yang masih baru saja
belajar mengenal makanan padat. Informasi sepotong-sepotong dan membingungkan
kerap menambah kesulitan pemberian makan bayi dan anak. Begitu pula keragaman
latar belakang, sosial ekonomi dan edukasi para orang tua di tanah air perlu menjadi
pertimbangan dalam memberi anjuran atau rekomendasi yang tepat bagi tumbuh kembang
anaknya.
Buku ini diharapkan bisa menjadi pelengkap buku KIA yang dianjurkan sebagai pegangan
para orang tua, kader atau penyuluh khususnya dalam pemberian makan bayi dan anak.
Terima kasih tak terhingga bagi para orang tua yang telah berkontribusi menuangkan
inspirasinya dalam bentuk aneka resep sehari-hari yang murah dan mudah dibuat, berasal
dari pangan lokal, tapi tentu saja kualitasnya patut dibanggakan.
Semoga kita semua juga patut menjadi orang tua yang bisa dicontoh, turut menerapkan
pola makan seimbang dan gaya hidup sehat, agar saat anak-anak ini besar, mereka masih
mempunyai orang tua yang kuat dan bisa dibanggakan.
3
SAMBUTAN
DIREKTUR GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
Pembangunan manusia ditujukan untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas dan berdaya saing, yaitu sumber daya manusia yang sehat dan cerdas, adaptif,
inovatif, terampil dan berkarakter. Pemenuhan gizi seimbang yang memenuhi kecukupan
gizi pada keluarga termasuk balita merupakan salah satu pra syarat untuk mencapai
tujuan tersebut. Keluarga yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat, memiliki peran
penting dalam mewujudkannya.
Saat ini kita mash harus berjuang mengatasi beban masalah gizi pada anak. Berdasarkan
data survei status gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022 terdapat 21,6% balita stunting,
7,7% balita wasting (gizi kurang dan gizi buruk). Angka stunting meningkat ketika usia
6 bulan sampai 2 tahun dimana ini adalah saat anak mulai mendapatkan Makanan
Pendamping ASI(MP ASI). Pemberian MP ASI yang baik, memenuhi kebutuhan gizi dan
kaya protein hewani akan mencegah anak dari stunting. Untuk itu perlu penguatan Praktik
Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) termasuk Makanan Pendamping ASI (MP
ASI).
Hadirnya buku “Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI)” yang diterbitkan oleh
Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak atau GKIA, diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
informasi bagi keluarga untuk semakin memahami kebutuhan gizi seimbang bagi anak yang
sesuai dengan tahap perkembangan anak. Buku ini juga menyajikan contoh penyiapan
menu sesuai ketersediaan pangan lokal dengan bijak dan cerdik.
Semoga buku ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh keluarga Indonesia untuk
memenuhi kebutuhan gizi melalui penyediaan MP ASI berbasis pangan lokal untuk
membentuk generasi bangsa yang berkualitas dan berdaya saing.
A. Bagaimana konsepnya?
Mulai umur 6 bulan, bayi membutuhkan energi dan zat gizi yang lebih banyak daripada
yang disediakan oleh Air Susu Ibu (ASI) sehingga perlu mendapat Makanan Pendamping
ASI (MP ASI) yang kaya protein hewani, agar pertumbuhan dan perkembangannya
optimal. Pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih.
1. Tepat waktu
MP ASI diberikan saat ASI saja sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi
yaitu tepat pada usia 6 bulan.
2. Adekuat
MP ASI mampu memenuhi kecukupan energi, protein, dan mikronutrien untuk
memenuhi kebutuhan anak yang sedang tumbuh.
3. Aman
MP ASI harus disiapkan dan disimpan secara higienis dan dimakan dengan tangan
yang bersih dan peralatan makan yang bersih serta tanpa menggunakan botol dan
dot.
1 https://www.who.int/health-topics/complementary-feeding#tab=tab_1
5
B. Kapan dan bagaimana pemberiannya?
Makin bertambah umur, energi yang dibutuhkan makin besar sehingga makin
bertambah jumlah dan frekuensinya. Tekstur makanan pun meningkat menjadi
makanan keluarga. Itu semua dapat dipenuhi dari pangan lokal yang bervariasi.
Rekomendasi Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak (PMBA) usia 6-23 bulan untuk
anak yang mendapat ASI dan tidak mendapat ASI dapat dilihat pada tabel 1 berikut
ini:
Tabel 1. Rekomendasi PMBA pada Bayi yang Mendapat ASI dan Tidak Mendapat ASI2
9-11 bulan 300 kkal Makanan yang 3-4 kali setiap ½ - ¾ mangkok ukuran
dicincang halus hari 250 ml (125 – 200 ml)
dan makanan
yang dapat
dipegang bayi
12-23 bulan 550 kkal Makanan 3-4 kali setiap ¾ - 1 mangkok ukuran
keluarga hari 250 ml
2 Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). 2020
6
C. Siapa saja yang terlibat dalam PMBA?
Tentu saja orang tua/pengasuh perlu terlibat dalam PMBA, namun juga perlu mendapat
dukungan dari pihak-pihak lain yang terkait, seperti anggota keluarga lainnya, kader,
tenaga kesehatan. Di beberapa daerah, ada pemerintah desa yang mengalokasikan
dana desa untuk mengadakan pelatihan PMBA bagi kader, menyediakan makanan
tambahan di posyadu, dan lain-lain. Bahkan negara pun mengeluarkan beberapa
peraturan, strategi dan rekomendasi untuk mendukung PMBA. Hal tersebut seperti
kata pepatah yang mengatakan: It takes a village to raise a child!
MP ASI yang benar tidak perlu mahal apalagi meniru aneka resep ruwet yang
berseliweran di media sosial dengan berbagai bumbu yang harus khusus dibeli.
Mengacu pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) 2023 (bisa diunduh cuma-
cuma di laman Kementerian Kesehatan) setiap kali makan, komposisi MP ASI terdiri
dari bahan makanan pokok, protein hewani dan nabati (prioritas pada hewani karena
zat besi dan kalsiumnya lebih mudah diserap tubuh) serta sayur dan buah. Semuanya
disesuaikan dengan ketersediaan lokal.
Apakah ASI eksklusif dilanjutkan menyusui hingga 2 tahun lebih dengan MP ASI
rumahan membuat anak anemia? Tentu tidak! Itu sebabnya ibu hamil sendiri harus
memastikan tidak dalam kondisi anemia dan MP ASI tepat waktu di usia 6 bulan
menggunakan sumber pangan kaya zat besi seperti hati ayam.
Sayur dan buah kaya vitamin A dan C justru meningkatkan penyerapan zat besi.
Sedangkan pemberian asupan lain yang sama sekali tidak dibutuhkan bahkan
berbahaya bagi bayi seperti kopi dan teh justru menghambat penyerapan zat besi.
Menyusu langsung pada ibu atau pemberian ASI perah setelah anak makan tentu
saja diperbolehkan, sebab ASI tidak mengandung alfa kasein sebagai penghambat
penyerapan zat besi seperti yang terdapat pada susu sapi.3
3 Kibangou IB, Bouhallab S, Henry G, Bureau F, Allouche S, Blais A, Guérin P, Arhan P, Bouglé DL. Milk
proteins and iron absorption: contrasting effects of different caseinophosphopeptides. Pediatr Res. 2005
Oct;58(4):731-4. doi: 10.1203/01.PDR.0000180555.27710.46. PMID: 16189201.
7
E. Kapan perlu fortifikasi
Dari rekomendasi WHO terbaru yang rilis di bulan Oktober 2023, disebutkan bahwa
suplemen dan produk pangan bayi terfortifikasi bisa digunakan dalam konteks
tertentu, saat kebutuhan gizi tak tercukupi, tanpa menggeser pangan sehari-hari.
Walaupun produk terfortifikasi dapat meningkatkan asupan mikronutrien (vitamin
dan mineral), konsumsi seperti ini tidak boleh didorong penggunaannya apalagi
sebagai pengganti pola makan beragam yang terdiri dari pangan sehat rumahan yang
diolah secara minimal/ sederhana.4
4 https://www.who.int/publications/i/item/9789240081864
8
Bab II. Beberapa Inspirasi MP ASI Nusantara Bergizi
Negara kita sungguh kaya akan bahan pangan yang bisa diolah dengan mudah dan biaya
terjangkau menjadi MP ASI yang lezat dan bergizi. Hal tersebut sudah dibuktikan oleh para
orang tua. Mereka dengan senang hati berbagi resep supaya bisa diikuti oleh para orang tua
lainnya di seluruh penjuru Nusantara. Mari kita simak dan praktikkan resepnya yang sudah
dikaji dan dilakukan beberapa penyesuaian oleh Direktorat Gizi dan KIA Kementerian
Kesehatan RI supaya dapat memenuhi angka kecukupan gizi anak.
Bahan:
1 buah kentang ukuran sedang (80 gr)
2 buah (50 gr) hati ayam
1,5 sdm labu siam (parut)
1,5 sdm tempe (cincang halus)
1 sdt minyak ayam
Cara membuat:
1. Rebus hati ayam, tempe, kentang, dan labu siam hingga matang-empuk lalu ulek
dan saring (halus/kasar menyesuaikan)
2. Masukkan bumbu halus dan aduk rata
3. Tambahkan minyak ayam, lalu aduk rata
4. Bungkus adonan dengan daun pisang
5. Kukus ± 20 menit, lalu sajikan (atau bisa juga dipanggang terlebih dahulu/sesuai
selera)
9
Barongko
Untuk 1 porsi kudapan
Oleh: Zarah Alifani Dzulhijjah
Bahan:
2 sdm pisang halus
1 sdm santan
¼ butir telur
Cara membuat:
1. Kocok telur, lalu campur
dengan pisang halus dan santan
2. Masukkan ke dalam wadah tahan panas
3. Kukus 10-20 menit, lalu sajikan
10
Bubur Jagung Muda Hati Ayam
Untuk 1 porsi makanan utama
Oleh: Anisa Kurnia Yunita
Bahan :
2 sdm (20 gr) nasi
buah (10 gr) hati ayam, cincang halus
¼ potong (5 gr) tempe, potong kecil-kecil
½ batang jagung muda/baby corn
2 sdm (20 gr) santan cair
¾ gelas (200 ml) air matang
Bumbu :
¼ siung bawang merah iris tipis
¼ siung bawang putih iris tipis
½ daun salam
½ daun jeruk
1 irisan kecil/ secukupnya lengkuas, geprek
Cara membuat:
1. Nyalakan kompor, masukkan air matang ke dalam panci
2. Masukkan nasi, hati ayam, jagung muda/baby corn, daun salam, daun jeruk,
lengkuas,
1. Aduk, tunggu sampai mendidih
2. Masukkan santan, aduk hingga merata, tunggu sampai matang
3. Saring sesuaikan tekstur yang kental, lalu sajikan
11
Contoh menu MP ASI untuk anak usia 6-8 bulan dalam 1 hari:
2 kali makanan utama dan 1 kali kudapan
Selingan pagi
atau sore
12
B. Menu Untuk Anak Usia 9-11 Bulan
Bahan:
100 gram dada ayam filet
1 butir telur
5 sdm santan kental
1 buah tahu putih
½ buah wortel (parut)
3 lembar daun salam
3 lembar daun pisang
Bumbu halus:
2 buah bawang merah
1 buah bawang putih
1 buah kemiri
1 cm kunir/kunyit
1 cm jahe
Cara membuat:
1. Ulek semua bumbu halus.
2. Potong kecil-kecil ayam filet kemudian cincang halus
dengan pisau dan campurkan bersama telur, tahu, santan,
dan bumbu halus.
3. Campur adonan ayam dengan wortel parut. Aduk rata.
4. Siapkan selembar daun pisang yang diberi selembar daun salam di atasnya.
Tuangkan 2 sendok makan adonan ayam, kemudian gulung daun pisang dan lipat
di kedua ujungnya yang terbuka (seperti membungkus lontong tapi tanpa semat
lidi karena adonannya sudah liat jadi mudah di bungkus).
5. Lakukan langkah ke-4 sampai adonan habis kemudian kukus ± 20 menit dengan
api kecil sampai matang, lalu sajikan.
13
Telur Sayur Lemak
Untuk 3 porsi, dimakan dengan nasi sebanyak @ 40 gram
(sekitar 4 sendok makan)
Oleh: Selvi Susiyanti
Bahan:
1 jempol dewasa labu siam dicincang (bisa diganti dengan sayur apapun)
2 sdm (30 ml) santan cair
½ butir telur ayam yang sudah dikocok lepas
Bumbu:
½ siung kecil bawang putih (cincang)
½ siung kecil bawang merah (cincang)
5 mm kunyit (geprek)
5 mm jahe (geprek)
½ lembar daun salam
½ tomat kecil (cincang)
Cara membuat:
1. Masukkan santan.
2. Masukkan bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, daun salam dan tomat.
3. Tunggu mendidih.
4. Masukkan telur, diamkan 30 detik lalu aduk pelan supaya telur nya menggumpal
5. Masukkan sayur dan masak hingga matang.
6. Sajikan dengan nasi.
14
Kue Talam Kacang Hijau
Untuk 6 cup kudapan
Oleh: RA Retno Palupi
Cara pembuatan :
1. Lapisan bawah: rebus kacang hijau, air, daun pandan sampai empuk/hancur.
2. Setelah dingin ulek saring kacang hijau, campur semua bahan , aduk merata.
3. Panaskan panci kukus. Tuangkan adonan ke dalam cetakan, jangan penuh 3/4 saja.
Kukus selama 25 menit.
4. Campur semua bahan lapisan atas, aduk rata, tuang ke lapisan bawah, kukus lagi
selama 20 menit sampai matang dan sajikan.
15
Contoh menu MP ASI untuk anak usia 9-11 bulan dalam 1 hari:
3 kali makanan utama dan 1 kali kudapan
Pagi, siang,
sore
16
C. Menu Untuk Anak Usia 12-23 bulan
Bahan:
1 potong ayam bagian paha atas/bawah
atau sayap
Bumbu halus:
2 siung bawang putih
3 siung bawang merah
2 butir kemiri (sangrai dahulu)
Bumbu cemplung :
2 lembar daun jeruk nipis
1 lembar daun salam
1 ruas lengkuas geprek
1 ruas jahe geprek
1 batang serai
1 gelas (250 ml) air kelapa muda
Garam secukupnya
Lada secukupnya
Cara Membuat:
1. Cuci bersih potongan ayam tanpa kulit, lalu tiriskan
2. Lumuri ayam dengan bumbu halus dan bumbu cemplung lalu diamkan selama 1 jam
sebelum dimasak. Simpan di kulkas dalam wadah tertutup
3. Setelah 1 jam, keluarkan ayam dari kulkas dan masukkan air kelapa serta daging ayam
ke dalam panci
4. Masukkan garam dan lada secukupnya, lalu masak sampai ayam matang dan airnya
menyusut
5. Dinginkan ayam yang sudah matang sekitar 10 menit
6. Panaskan secukupnya minyak di wajan, lalu goreng ayam sebentar saja kurang lebih
10 - 15 detik
7. Angkat dan tiriskan, lalu sajikan bersama nasi uduk
17
Nasi Uduk Daun Jeruk
Bahan:
4 sdm beras (60 ml), cuci bersih
Air Secukupnya
Bumbu:
1 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya
2 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya, iris halus
1 batang serai geprek
1 lembar daun salam
2 sdm (30 ml) santan cair
Cara Membuat:
1. Masukkan semua bahan dan bumbu ke dalam panci, berikan air secukupnya sampai
menutupi beras sekitar 2-3 cm
2. Masak dengan api kecil sampai beras hampir matang dan air menyusut
3. Pindahkan dalam kukusan, kukus kurang lebih 15-20 menit sampai menjadi nasi
18
Ikan Kembung Kuah Santan
Untuk 2 porsi, sajikan dengan nasi @40-50 gram
Oleh: Nugrahaeni Putri Utami
Bahan:
1 ekor Ikan kembung, dicuci bersih
1 buah wortel, dipotong kecil-kecil
10 sdm (150 ml) santan segar
Daun bawang (opsional)
Bumbu:
1 ruas jahe
1 lembar daun salam
1 batang sereh
1 butir besar bawang merah
1 butir besar bawang putih
Garam secukupnya
Cara membuat :
1. Iris tipis bawang merah dan bawang putih
2. Geprek jahe dan sereh
3. Siapkan wadah tahan panas, masukkan ikan kembung, wortel, daun bawang dan
semua bumbu, aduk sampai tercampur menjadi satu.
4. Masukkan wadah beserta semua isinya ke kukusan yang sudah dipanaskan.
5. Kukus sampai matang kurang lebih 15-20 menit.
6. Angkat dan sajikan dengan nasi
19
Contoh menu MP ASI untuk anak usia 12 - 23 bulan dalam 1 hari:
3 kali makanan utama dan 1 kali kudapan
Pagi
Siang dan
sore
20
Bab III. Kendala PMBA
Bagi ibu yang memiliki pekerjaan di luar rumah, penting untuk tetap mengupayakan
pemberian asupan yang optimal bagi anaknya. Mengusahakan cuti maternitas yang
memadai juga sangat krusial agar proses menyusui antara ibu dan anak bisa berjalan
dengan baik. Untuk itu setiap ibu yang bekerja di luar rumah perlu mulai menyampaikan
ke tempat kerjanya untuk bisa didukung agar bisa menyusui anaknya nanti jika sudah
dilahirkan. Penting juga mempersiapkan diri tentang bagaimana manajemen laktasi
yang baik dari kehamilan agar ibu bisa mendapatkan dukungan yang tepat dari tenaga
kesehatan dan fasilitas kesehatan dimana ibu akan melahirkan.
Proses menyusui bisa berjalan baik jika ibu mendapatkan kesempatan dan dukungan
yang tepat di hari-hari pertama setelah melahirkan. Memastikan ibu dan anak bisa
melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) minimal 1 jam5 kontak kulit antara ibu dan bayi
baru lahir adalah sangat penting dalam proses menyusui. Melakukan rawat gabung
pada setiap pasang ibu dan bayi yang lahir sehat bugar juga penting, agar bayi bisa
menyusu semau dia dan ibu bisa lebih sering belajar menyusui anaknya dan proses
ini akan membantu produksi ASI akan lebih lancar. Pendampingan konselor menyusui
atau tenaga kesehatan yang kompeten dalam manajemen laktasi juga adalah kunci
penting dalam keberhasilan menyusui dan ini semua dilakukan di dalam fasilitas
kesehatan yang tentunya berkomitmen mendukung para ibu untuk mampu menyusui
anaknya.
Penting bagi ibu yang bekerja untuk sebisa mungkin menggunakan cuti maternitasnya
sepanjang mungkin waktunya agar kesempatan ia untuk menyusui anaknya bisa
lebih mantap dan ibu juga sempat menabung ASI perahan untuk menjadi asupan
anaknya saat kembali bekerja. Beberapa langkah yang bisa ibu bekerja lakukan untuk
mempersiapkan perjalanan menyusuinya dan tetap beraktivitas di luar rumah tanpa
bersama anaknya:
5 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
21
• Mulai menabung ASI perahan saat proses menyusui dengan si kecil mantap.
Setiap pasang ibu dan anak memiliki perjalanan menyusui yang beragam, ada ibu
yang mulai merasa mantap menyusui saat anaknya berusia 2 minggu, ada juga
yang merasa lebih percaya diri menyusui anaknya yang berusia 1 bulan. Usahakan
saat ibu sudah merasa mantap menyusuinya untuk mulai rutin memerah ASI untuk
disimpan sebagai cadangan saat nanti kembali bekerja. Gunakan saat-saat ketika
si kecil tidur untuk memerah. Ibu bisa juga memerah ASI saat bayi sudah selesai
menyusui atau menampung ASI perahan dari salah satu payudara yang merembes
saat menyusui di sisi satunya.
22
Tata cara menyimpan ASI perah (ASIP)
ASIP dapat dipindahkan dari wadah pemerahan ke wadah penyimpanan. ASIP bisa
disimpan dan bertahan cukup lama sesuai metode penyimpanannya seperti dalam gambar
berikut ini:6
TEMPAT LAMA
SUHU
PENYIMPANAN PENYIMPANAN
Asi baru diperah
disimpan di cooler 150C 24 jam
bag
TEMPAT LAMA
SUHU
PENYIMPANAN PENYIMPANAN
Dalam Ruangan 270C s/d 320C 4 jam
(ASIP segar)
<250C 6-8 jam
TEMPAT LAMA
SUHU
PENYIMPANAN PENYIMPANAN
Kulkas/Lemari Es <40C 48-72 jam (2-3 hari)
TEMPAT LAMA
SUHU
PENYIMPANAN PENYIMPANAN
Freezer pada lemari es
-150C s/d 00C 2 minggu
1 pintu
TEMPAT LAMA
SUHU
PENYIMPANAN PENYIMPANAN
Freezer pada lemari es
-200C s/d -180C 3-6 bulan
2 pintu
6 Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. Panduan
Bagi Ibu Menyusui (yang sedang melakukan Isolasi Mandiri) Pada Masa Pandemi COVID-19. 2020
23
Gambar di atas bisa dicetak dan diletakkan di tempat yang mudah terbaca semua orang
atau ditempel di pintu kulkas sebagai pengingat untuk seluruh anggota keluarga. Hindari
memberikan ASI perahan dengan menggunakan botol dot karena bisa meningkatkan risiko
bayi bingung puting dan kesulitan untuk menyusu pada ibunya. Pemberian ASIP hanya bisa
dilakukan oleh orang lain selain ibunya, misal ayah si bayi atau pengasuhnya. Bayi harus
tetap menyusu langsung ke ibu jika sedang bersama ibu di dalam satu tempat. Berikut
adalah ilustrasi bagaimana pemberian ASI perahan dengan tanpa dot yang bisa dilakukan
oleh ayah si bayi atau pengasuh:
24
• Buat hari simulasi.
Hari simulasi ini sebaiknya dilakukan minimal seminggu sebelum ibu kembali kerja.
Coba ibu bisa pergi keluar rumah dalam beberapa waktu sambil terus memantau
situasi di rumah supaya ibu bisa mendapatkan gambaran bagaimana keadaan si kecil
bersama pengasuhnya di rumah. Ibu juga bisa membuat jadwal kegiatan harian si
kecil dari hasil observasi saat bayi bersama pengasuh untuk memudahkan pengasuh
mengatur aktivitas di rumah. Hari simulasi juga bisa menjadi kesempatan belajar buat
pengasuh lebih mengenali kebutuhan anak.
Jika anak sudah selesai masa menyusui eksklusifnya selama 6 bulan, maka ia mulai bisa
diperkenalkan untuk mendapatkan MP ASI. Memberikan MP ASI juga butuh persiapan jika
ibu tidak bisa bersama anaknya saat ia beraktivitas. Beberapa tips penting untuk persiapan
MP ASI saat ibu kembali bekerja adalah sebagai berikut:
25
dengan memastikan tetap memberikan makan anak dan makan bersama anak saat
sudah di rumah kembali bersama anak agar pengasuh bisa melihat interaksi seperti
apa yang kita harapkan bisa dilakukan saat ibu bekerja.
Intinya dari pengasuhan saat menyusui dan pemberian MP ASI pada ibu bekerja adalah
butuh kerjasama yang baik antara ibu dan anggota keluarga lainnya mulai dari pasangan dan
pengasuh si kecil agar tujuan yang diharapkan bisa tercapai. Mengajak anggota keluarga
untuk konsultasi dengan konselor menyusui juga bisa menjadi cara agar anggota keluarga
lainnya bisa mendapatkan informasi yang utuh dan baik sehingga tujuan bersama untuk
tetap bisa menyusui dan memberikan MP ASI yang optimal bisa tercapai. KIta tentunya
tidak bisa meminta ibu memilih antara pekerjaannya dan pengasuhan anaknya, tetapi yang
kita bisa lakukan adalah membantu agar ibu bisa terus berupaya menyusui buah hatinya
walaupun tetap harus kembali bekerja.
B. Usia ASI eksklusif tapi berat badan susah naik – Apakah MP ASI dini?
Kenaikan berat badan dan panjang badan anak adalah salah satu indikator untuk
mengetahui kecukupan perkembangan tumbuh kembang anak. Penting bagi orang
tua untuk bisa mengetahui tanda-tanda kecukupan kenaikan berat dan panjang
badan anak dan bagaimana membaca kurva pertumbuhan anak. Di bulan-bulan awal
kelahiran si kecil, jika bayi menyusu dengan tepat, maka kenaikan beratnya tentunya
akan sesuai dengan kurva pertumbuhan anak. Namun pada beberapa kondisi ada
anak-anak yang kenaikan beratnya lambat walaupun di bulan-bulan awal kelahirannya,
kenaikan beratnya baik. Hal ini bisa jadi dikarenakan beberapa hal:
1. Bayi diberikan asupan dengan dot dan mengalami gejala awal bingung puting
sehingga ia mulai menyusu ke payudara dengan teknik ngedot di payudara ibu,
sehingga bayi tidak bisa mengeluarkan ASI dengan baik saat menyusu langsung ke
payudara ibu. Jika ini terjadi maka penting bagi ibu untuk segera banyak menyusui
langsung bayinya serta banyak melakukan aktivitas bersama si kecil agar anak
mau menyusu dengan baik kembali. Jika perlu segera konsultasi dengan konselor
menyusui atau ke klinik laktasi.
2. Ibu menggunakan alat kontrasepsi hormonal yang memengaruhi produksi ASI
sehingga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Untuk mencegah hal ini terjadi
penting agar ibu bisa mendapatkan konseling tepat terkait alat kontrasepsi
yang cocok dan tidak mengganggu produksi ASI misal spiral atau pasangan bisa
menggunakan kondom.
3. Ibu menyusui bayinya dengan jadwal bukan berdasarkan kemauan dan
permintaan bayi. Ini adalah salah satu miskonsepsi yang banyak sekali beredar
di masyarakat bahwa anak menyusu perlu dalam kurun waktu 2-3 sekali, padahal
anak yang mendapatkan ASI eksklusif tidak bisa dipatok sama jadwal menyusunya.
Salah satu hal yang membedakan menyusui dengan pemberian formula adalah ini,
karena memberikan anak susu formula perlu sesuai jadwal dan takaran agar anak
tidak kebanyakan asupan sedangkan menyusu itu tidak perlu dijadwal karena
anaklah yang akan mengetahui kebutuhannya sendiri kapan ia ingin menyusu dan
26
kapan dia ingin menyudahinya. Ini salah satu bentuk regulasi diri yang terbentuk
pada anak sedari dini yang tidak bisa digantikan dan memberikan manfaat besar
bagi tumbuh kembang anak.
Jika kenaikan berat anak dirasa tidak sesuai dengan kurva tumbuh kembang anak,
maka orangtua perlu segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang bisa
bersama-sama orangtua mencari akar permasalahannya agar bisa segera dicari
solusinya. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan agar anak tetap bisa mengejar
kenaikan berat badannya diantaranya jika memungkinkan anak bisa disuplementasi
dengan ASI donor yang aman dan sudah melalui skrining yang tepat.
Salah satu alasan mengapa pemberian MP ASI dini adalah susu formula adalah asupan
dalam bentuk cair, daripada mendapatkan asupan cair, jika anak sudah siap untuk
diperkenalkan MP ASI maka bisa langsung diberikan MP ASI saja. Pertimbangan ini
tentunya bukan menjadi rekomendasi umum untuk semua anak dan harus melihat
kasus per kasus dari dinamika menyusui setiap pasang ibu dan anak.
1. Sembelit
Rasa perut penuh atau begah karena sembelit dapat menyebabkan anak tidak
nafsu makan. Ini adalah mekanisme normal tubuh untuk mengurangi asupan
makanan sehingga sembelit tidak bertambah parah. Selain itu anak yang sembelit
sering mengalami gangguan tidur karena nyeri perut atau mules saat malam hari.
Jika anak terganggu tidurnya, maka sangat wajar jika nafsu makan terganggu.
7 Hyams JS, Di Lorenzo C, Saps M, Shulman RJ, Staiano A, van Tilburg M. Functional disorders: children and
adolescents. Gastroenterology. 2016;S0016-5085(16)00181-5.
27
3. Adanya perilaku menahan buang air besar
4. Adanya riwayat buang air besar yang keras atau nyeri
5. Teraba tinja yang besar di daerah rectum
6. Adanya riwayat tinja yang besar yang dapat menyumbat toilet
Orang tua perlu mengevaluasi komposisi MP ASI sebagai salah satu penyebab
sembelit. Terlalu banyak serat atau terlalu sedikit serat dapat menyebabkan
sembelit. Ukuran serat yang diberikan sesuai usia anak bisa dilihat kembali di buku
KIA 2023. Alergi terhadap protein susu sapi juga bisa menjadi penyebab sembelit.
Kurangnya cairan/air putih, adanya trauma terhadap nyeri saat buang air besar
(psikologis) dan kurangnya aktivitas motorik kasar juga bisa menjadi salah satu
penyebab.8
2. Tumbuh gigi
Gigi merupakah komponen penting dalam proses makan anak. Gigi seri berfungsi
memotong makanan, gigi taring berfungsi merobek makanan dan gigi geraham
berfungsi menggiling makanan. Beberapa gejala yang dapat ditemukan pada
tumbuh gigi antara lain: gusi bengkak, nyeri saat gusi tersebut diraba, lebih banyak
air liur, sulit makan, sulit tidur dan rewel.9
Rasa nyeri akibat tumbuh gigi terutama saat gigi akan keluar merobek gusi
seringkali menjadi faktor penyebab anak tidak mau makan. Sebenarnya rasa nyeri
yang disebabkan oleh gigi tumbuh adalah saat gigi taring tumbuh namun setiap
anak memiliki ambang rangsang nyeri yang berbeda-beda sehingga beberapa
merasakan nyeri juga saat gigi seri pertama tumbuh. Gigi seri pertama tumbuh
pada kisaran usia 4-18 bulan. Orang tua bisa mengetahui apakah tidak mau
makan karena tumbuh gigi dengan memberikan makanan kesukaan anak. Misal
pada anak yang menyukai buah ketika tidak mau makan menu lengkap tetapi mau
mengkonsumsi buah maka penyebabnya bukan tumbuh gigi.
Rasa nyeri juga dapat membuat anak rewel dan menganggu kualitas tidur.
Sebagaimana kita ketahui bahwa gangguan tidur terkait juga dengan gangguan
makan.
28
• Mencoba memberikan finger food. Sensasi penekanan karena tekstur yang
keras dapat mengurangi nyeri akibat gusi yang bengkak.
Pada infeksi jamur terlihat plak putih di daerah lidah, langit-langit, bagian dalam
bibir dan pipi yang jika dibersihkan meninggalkan luka kemerahan bahkan
berdarah. Perlu diketahui sumber penularan jamur karena pada prinsipnya jamur
tumbuh di tempat yang lembab. Evaluasi kebersihkan dot, empeng, sedotan, sikat
gigi dan talenan kayu untuk persiapan MP ASI anak. Untuk pengobatan infeksi
jamur pada mulut sebaiknya dikonsulkan ke dokter.
29
Sariawan akan terlihat bulat-bulat bertepi kemerahan, biasanya didahului oleh
demam atau riwayat terbentur/tergigit. Jika ada sariawan disertai dengan demam,
penyebabnya bisa berbagai macam virus (penyakit tangan kaki dan mulut, herpes
dan lain-lain). Mohon konsultasikan ke dokter untuk mengetahui diagnosis dari
sariawan dan penanganan selanjutnya.
Sariawan, infeksi jamur pada mulut, radang tenggorokan, amandel, gigi berlubang
dan infeksi rongga mulut lainnya menyebabkan anak kesulitan makan karena
adanya rasa nyeri saat bersentuhan dengan makanan (terutama makanan asam
dan panas) dan rasa nyeri saat menelan. Sembuhkan dulu penyakitnya sambil bisa
menurunkan tekstur makanan, memberikan makanan dingin atau memberikan
makanan dengan tekstur lembut seperti puding telur.
Menurut WHO, defisini anemia pada anak usia dibawah 5 tahun adalah
kadar hemoglobin (Hb) < 11 g/dl.10 Penyebab anemia bisa bermacam-macam,
diantaranya kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam
folat, anemia karena penyakit ginjal, anemia karena kecacingan dll.
Infeksi saluran kencing sering terjadi pada anak perempuan dan anak lelaki yang
kulup penisnya sempit (fimosis).
10 https://www.who.int/data/nutrition/nlis/info/anaemia
30
Tuberkulosis bisa diketahui melalui sistem skoring di bawah ini11:
Parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak TB Tidak - Laporan keluarga, BTA (+)
jelas BTA (-)/BTA tidak
jelas/tidak tahu
Uji tuberkulin Negatif - - Positif (≥10 mm
(Mantoux) atau ≥ 5 mm pada
imunikompromasia
Berat Badan/ - BB/TB <90% Klinis gizi buruk
Keadaan Gizi atau BB/U atau BB/TB <70%
<80% atau BB/U<60%
Demam yang - ≥2 minggu - -
tidak diketahui
penyebabnya
Batuk kronik - ≥3 minggu - -
Pembesaran - ≥1 cm, lebih - -
kelenjar limfe dari 1 KGB,
kolli, aksila, tidak nyeri
inguinal
Pembengkakan - Ada - -
tulang/sendi pembengkakan
panggul. lutut,
falang
Foto toraks Normal/ Gambaran - -
kelainan sugestif
tidak jelas (mendukung)
TB
Skor Total (maksimal 13)
11 Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. 2016.
https://tbindonesia.or.id/wp-content/uploads/2020/05/Buku-TB-anak-ok.pdf
31
D. Kapan anak perlu dirujuk?
Tugas kita sebagai orang tua adalah mendampingi anak termasuk dalam hal
pemantauan tumbuh kembangnya melalui grafik berat badan, panjang/tinggi badan,
lingkar kepala dan mengisi kuesioner pra skrining perkembangan anak yang ada di
buku KIA. Yang utama adalah bagaimana tren dari grafik pertumbuhan bukan hanya
pengukuran insidentil satu kali saja.
Bila anak tidak ditimbang bulan sebelumnya atau tren tidak mengikuti garis
pertumbuhan (tidak naik) menurut grafik Kartu Menuju Sehat (KMS) serta grafik
pertumbuhan anak berat badan menurut umur (BB/U) dan panjang badan atau tinggi
badan menurut umur (PB/U atau TB/U), maka anak perlu dikonfirmasi oleh petugas
kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.12
Bila anak sudah makan baik secara kualitas dan kuantitas sesuai pedoman buku KIA
namun grafik berat badan menurut umur mulai melambat (tidak sesuai dengan kurva
pertumbuhan), maka sebaiknya segera diperiksa oleh dokter. Dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (misalnya darah, urine, dan rontgen
dada) untuk mencari penyebab gangguan pertumbuhan anak.
Selain itu pemberian obat menggunakan sendok dengan cara dipaksa minum dapat
menimbulkan adanya trauma terhadap sendok. Saat makan menggunakan sendok
anak akan kembali mengingat saat minum obat sehingga menolak sendok tersebut.
Cara mengatasi trauma sendok adalah dengan menyuapi anak dengan sendok bentuk
lain atau menyuapi dengan tangan atau membiarkan anak belajar makan sendiri sambil
dikenalkan Kembali dengan sendok.
Tentu saja hal ini dapat menyebabkan berat badan anak menurun. Yang seharusnya
terjadi pasca sakit adalah nafsu makan anak akan kembali pulih dan ini adalah saatnya
mengejar kembali kalori yang terpakai selama sakit. Jika pasca sakit anak masih
12 Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2022
32
menolak makan, ada beberapa hal yang perlu orang tua evaluasi :
• Apakah sudah benar-benar sembuh? Konsultasikan dengan dokter jika masih
belum sembuh 100%.
• Apakah anak mengalami trauma minum obat?
• Apakah anak kebanyakan menyusu hanya untuk rasa nyaman?
• Apakah tekstur terlalu halus?
• Sudahkan jadwal tidur dikembalikan seperti semula?
• Sudahkan jadwal makan dikembalikan seperti semula?
Saatnya orang tua mengembalikan ke keadaan semula sebelum sakit sehingga anak
kembali terbiasa dengan kebiasaan makan.
Sedangkan “Feeding Rules” atau aturan makan menurut Bonnin yang sering disebut
sebagai 2-30-2 adalah metode untuk anak di atas usia 1 tahun.13 Aturan makan ini
terdiri dari:
Jadwal
• Jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur
• Pemberian makan sebaiknya tidak > 30 menit
• Jangan menawarkan camilan yang lain saat makan kecuali minum
Lingkungan
• Lingkungan yang menyenangkan (tidak boleh ada paksaan untuk makan)
• Siapkan serbet untuk alas makan agar tidak berantakan
• Tidak ada distraksi (mainan, televisi, perangkat permainan elektronik) saat makan
• Jangan memberikan makanan sebagai hadiah
Prosedur
• Berikan makanan dalam porsi kecil
• Berikan makanan utama dulu, baru diakhiri dengan minum
• Dorong anak untuk makan sendiri
• Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan
kepala, menangis), tawarkan kembali makanan secara netral, yaitu tanpa membujuk
ataupun memaksa
13 https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/?term=Bernard-Bonnin%20AC%5BAuthor%5D
33
• Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makan
• Hanya boleh membersihkan mulut anak jika makan sudah selesai
Feeding rules hanya merupakah salah satu cara dalam melakukan responsive feeding.
Masih banyak cara lain yang perlu dilakukan orang tua dalam melaksanakan
memahami proses belajar makan anak, misalnya saat anak mengantuk atau anak
dengan gangguan sensori atau anak yang kurang bergerak aktif dan lain lain.
34
BAB IV. Penutup
Jaman berubah, cara orang belajar pun tidak sama. Tapi yang kita hadapi sehari-hari
adalah anak yang kebutuhan tumbuh kembangnya sama sejak jaman kapan pun. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan semestinya kita semakin cerdas menyikapi fase
terpenting yang tak dapat diulang dalam kehidupan manusia, yang menentukan masa
depannya. Mulai dari hak seorang anak untuk bisa menyusu dengan baik dan optimal hingga
mendapat asupan gizi yang berkualitas, adekuat baik secara jumlah maupun komposisi.
Semoga dengan terbitnya buku ini, yang harus dibaca bersama dengan panduan nasional
buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) para orang tua mendapat inspirasi dan pemahaman
lebih terhadap anaknya yang butuh pendampingan serta kasih sayang saat mereka belum
bisa mengemukakan apa yang mereka rasakan, inginkan bahkan yang mereka tolak secara
verbal.
Secara khusus kami memberi penghargaan setinggi-tingginya bagi para ibu yang telah
berbagi resep sehari-harinya untuk buah hati tercinta mereka:
Semoga kontribusi mereka bermanfaat bagi siapa saja yang turut membaca dan mengikuti
resep di buku ini, dan bisa mengembangkannya lagi sesuai kearifan pangan lokal karena
seyogianya kita punya resep tradisional bangsa kita yang bergizi bagi anak yang perlu
dilestarikan.
35