You are on page 1of 22

MODUL AJAR

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


(Teaching at the Right Level)

Pengertian Literasi Finansial


Pentingnya Literasi Finansial
Cakupan Pengembangan Literasi Finansial

DIBUAT UNTUK :
Peserta Didik Kelas IX
DISUSUN OLEH :
Faisal, S.Pd
Capaian pembelaajaran :
Di akhir kelas IX, peserta didik memahami perubahan sosial yang sedang terjadi di
era kontemporer. Ia menganalisis perkembangan ekonomi di era digital. Ia
memahami tantangan pembangunan dan potensi Indonesia menjadi negara maju.
Ia memahami peran diri sebagai bagian dari masyarakat dunia di tengah isu-
isu global yang sedang terjadi dan ikut memberikan kontribusi yang positif
terhadapnya. Peserta didik melakukan penelitian sederhana untuk menemukan
jawaban dari masalah-masalah sosial dan kaitannya dengan ekonomi serta
lingkungan. Ia menyimpulkan hasil temuan penelitian. Ia mempresentasikan dan
mendiskusikan hasil temuannya. Peserta didik membuat karya atau melakukan
aksi sosial yang relevan di lingkungan sekitar dalam perspektif global. Ia
melakukan refleksi dari setiap proses yang sudah dilakukan.
INFORMASI UMUM
Nama : Faisal, S.Pd
Sekolah : SMP 43 Padang
Jenjang/ Kelas : SMP / 9
Kelas/Fase : IX.2 / D
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Alokasi Waktu : 3JP × 40’ (120 Menit)
Target Peserta Didik : 28 Peserta Didik Reguler (Tatap Muka)
Kompetensi Awal :
Peserta didik mampu menjelaskan bentuk sistem dan alat pembayaran modern dan mampu
menjelaskan pengertian literasi finansial
Profil Pelajar Pancasila :
 Beriman, bertaqa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
 Kreatif
 Bernalar kritis
 Bergotong royong
Target Peserta Didik : Peserta didik pada tingkat low (rendah), peserta didik pada tingkat
middle (sedang), peserta didik pada tingkat high (tinggi)
Sarana dan Prasarana :
 Laptop
 Jaringan Internet
 Proyektor
 Alat Tulis
Model Pembelajaran :
Problem Based Learning
Metode Pembelajaran :
Ceramah, tanya jawab, diskusi
KOMPETENSI INTI
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian literasi finansial
2. Siswa mampu menjelaskan pentingnya literasi finansial
3. Siswa mampu menjelaskan cara mengembangkan literasi finansial bagi pelajar
Pemahaman Bermakna :
1. Apa fungsi uang dalam kehidupan sehari-sehari?
2. Apa perbedaan kebutuhan dan keinginan? Berikan contohnya!
3. Mengapa kita perlu membuat skala prioritas pengeluaran?
Pertanyaan Pemantik :
1. Apa yang dimaksud dengan literasi finansial?
2. Bagaimana literasi finansial dapat membantu dalam kehidupan sehari hari
3. Mengapa membuat anggaran pemasukan dan pengeluaran pribadi itu penting?
Materi Ajar :
 Video Pembelajaran Interaktif
 Bahan ajar yang bersumber dari buku
 Bahan ajar yang bersumber dari Chrome Book
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan  Peserta didik dipersilahkan untuk berdoa 7 Menit
sebelum kegiatan pembelajaran
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik
dan kelengkapan atribut peserta didik
 Guru menanyakan kabar dan perasaan
peserta didik
 Peserta didik diminta untuk
memperhatikan kebersihan ruang kelas
 Guru menyampaikan capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran, materi serta model pembelajaran
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
 Peserta didik menyimak apersepsi dari guru
mengenai materi pelajaran sebelumnya dan
mengkaitkannya dengan materi selanjutnya
Aktivitas Pemantik :
Guru memberikan pertanyaan pertanyaan pemantik 3 Menit
kepada peserta didik sebagai berikut
 Apa fungsi uang dalam kehidupan sehari-sehari?
 Apa perbedaan kebutuhan dan keinginan?
Berikan contohnya!
 Mengapa kita perlu membuat skala
prioritas pengeluaran?
Kegiatan Selanjutnya, guru mempersilahkan peserta didik untuk 10 Menit
Inti mengamati video mengenai mengenai jenis dan sistem
pembayaran , seperti berikut ini
Orientasi Peserta didik pada Masalah :
 Peserta didik diminta untuk menyimak materi yang
disampaikan oleh guru
 Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab
terkait video yang disampaikan
Mengorganisikan Peserta Didik untuk Belajar : 5 Menit
 Setelah mengamati dan berdiskusi mengenai video
yang disajikan, peserta didik dibagi menjadi 5
berdasarkan tingkat kemampuan dan hasil diagnostic
awal :
 Kelompok A (Penguasaan Rendah)
 Kelompok B (Penguasaan Rendah )
 Kelompok C (Penguasaan Menengah)
 Kelompok D (Penguasaan Tinggi )
 Kelompok E (Penguasaan Tinggi )
 Peserta didik diberikan LKPD yang berisikan materi
yang akan dijadikan bahan untuk berdiskusi. Dan
dalam proses berdiskusi guru membaca aturan dan
tata tertib diskusi
Membimbing Penyelidikan Individual maupun Kelompok
 Peserta didik mulai melakukan diskusi dan berbagi 20 Menit
tugas kepada anggota kelompok untuk mencari
data, bahan yang diperlukan untuk membantu
pengembangan argumentasi dengan bimbingan dari
guru
Mengembangkan dan Menyajikan Hasil
 Peserta didik mulai menyiapkan penampilan untuk 45 Menit
memberikan argumentasi pada diskusi yang
dibimbing oleh guru
 Peserta didik memulai kegiatan presentasi dengan
dipimpin oleh guru
 Masing masing kelompok menampilkan
hasil argumentasi dari materi yang
didapatkan
 Setiap kelompok diberikan kebebasan untuk
bertanya kepada kelompok penyaji terkait materi
presentasi yang ditampilkan oleh kelompok penyaji 15 Menit
Menganalisis Mengavaluasi Proses Pemecahan Masalah
 Guru melakukan pengamatan aktif mengenai
proses diskusi yang dilakukan oleh peserta didik
 Guru menutup proses diskusi
 Guru meminta peserta didik untuk menilai
jalannya diskusi yang telah dilakukan
Penutup  Guru memberikan apresiasi kepada seluruh 15 Menit
peserta didik atas kerjasamanya yang baik dalam
proses pembelajaran khususnya dalam melakukan
diskusi yang telah berlangsung
 Guru memberikan refleksi pembelajaran
 Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa
Asesmen
1. Penilaian sikap : Observasi dan jurnal penilaian guru
2. Penilaian Pengetahuan : LKPD, Soal Essay
3. Penilaian Keterampilan : Lembar Observasi berargumen
Pengayaan dan Remedial
Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbed,
disesuaikan dengan gaya belajar siswa
2. Pemberian bimbingan secara perorangan
3. Pemberian tugas tugas atau Latihan secara khusus dimulai dengan tugas tugas
atau latihan sesuai dengan kemampuannya.
Pemanfataan tutor sebaya, yaitu siswa dibantu oleh teman sekelas yang telah
tuntas dalam pembelajaran
Refleksi Peserta Didik dan Guru
1. Refleksi Pembelajaran
 Manfaat apa yang kamu dapatkan setelah mempelajari materi literaasi finansial?
 Kesulitan apa yang kamu rasakan selama proses pembelajaran berlangsung?
 Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
belajar di pertemuan berikutnya?
2. Refleksi Guru
 Apakah terdapat peserta didik yang tidak focus dan tidak menguasai
materi diskusi ? Bagaimana cara guru mengupayakan agar peserta didik
mampu
berkontribusi dengan baik?
Glosarium
1. Literasi : istilah umum yang merujuk kepada serangkaian kemampuan dan
keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan
memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan
berbahasa
2. Finansial : adalah suatu bidang ekonomi yang berfokus pada keuangan.
3. PPN : Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pungutan yang dibebankan atas
transaksi jual-beli barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau
wajib pajak badan yang telah menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).
4. Investasi : investasi berarti penanaman uang atau modal pada suatu perusahaan atau
proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan
Daftar Rujukan
Satria, Muhammad Rizki, dkk. 2022. Buku Siswa IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan
Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan
Kebudayaan
Riset dan Teknologi.

Mengetahui Padang, 2024


Guru Pamong, Guru PPL PPG

Nurgustri Adya, SPd Faisal, S.Pd


Lampiran 1 Bahan Ajar
A. Literasi Finansial

1. Apa itu Literasi Finansial?

Apa yang kamu ketahui tentang literasi? Apa yang dimaksud dengan literasi
finansial? Literasi sesungguhnya tidak hanya berkaitan dengan aktivitas
membaca dan menulis saja, namun mencakup juga kemampuan dalam
memahami berbagai aspek kehidupan. Seseorang yang memiliki kemampuan
literasi adalah seseorang yang dapat mengolah dengan baik berbagai jenis
informasi saat menjalani kehidupannya sehari-hari. Oleh karenanya, kemampuan
literasi sangat penting dikembangkan untuk dapat mendorong kecakapan hidup.

Literasi finansial atau literasi keuangan, sesuai dengan namanya, adalah


kemampuan dalam memahami dan menerapkan pengetahuan mengenai
pengelolaan keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Sebelumnya terdapat
pandangan umum yang keliru di masyarakat yang memandang jika kemampuan
mengelola keuangan hanya diperlukan oleh orang kaya atau orang yang
memiliki uang yang banyak. Padahal, literasi keuangan diperlukan oleh siapa
saja, terlebih bagi orang yang memiliki keterbatasan penghasilan untuk dapat
mengatur pengelolaan keuangannya menjadi efektif dan efisien.

2. Mengapa Literasi Finansial itu Penting?

Bayangkan jika ada seseorang yang tidak mengetahui dengan pasti


jumlah penghasilan dan pengeluaran selama hidupnya. Sementara ia senang
berbelanja, namun tidak pernah mempertimbangkan anggaran keuangan yang
dimilikinya. Ia juga tidak pernah belajar atau mengetahui tentang perkembangan
sistem ekonomi digital saat ini. Kira-kira apakah orang tersebut dapat mengelola
uang yang dimilikinya dengan baik?

Literasi finansial diperlukan untuk memastikan seseorang agar dapat


menggunakan uang serta kekayaan yang dimilikinya dengan tepat dan bijak.
Terlebih, di tengah perkembangan industri yang semakin pesat, ketiadaan literasi
finansial bisa menjebak seseorang ke dalam gaya hidup konsumtif. Gemar
berbelanja, namun tidak mengupayakan kepastian kesejahteraan dalam jangka
panjang.
Ironisnya, saat ini kemampuan literasi finansial masyarakat Indonesia
masih tergolong rendah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia
pada tahun 2015, tingkat literasi finansial di Indonesia berada jauh di bawah
negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Kondisi tersebut mengakibatkan
rentannya perekonomian negara seperti terjadinya inflasi karena terlalu banyak
uang yang beredar untuk kegiatan konsumsi dibandingkan menyimpannya dalam
bentuk tabungan atau investasi. Di sisi lain, rendahnya kemampuan literasi juga
mengakibatkan rendahnya tingkat partisipasi dalam sistem keuangan formal
seperti pemanfaatan jasa perbankan dan tingginya potensi kerugian seperti risiko
penggunaan jasa keuangan ilegal yang berujung pada permasalahan keuangan.
3. Apa Saja Cakupan Kemampuan dari Literasi Finansial?
Jadi seperti apa perwujudan dari literasi finansial? Apa contoh tindakan
yang bisa kita lakukan untuk menerapkan literasi finansial? Untuk menjawab
pertanyaan- pertanyaan tersebut, kita bisa melihat arahan pemerintah dalam
program Gerakan Literasi Nasional di bidang literasi finansial. Berdasarkan arahan
tersebut, kalian sebagai pelajar dapat mempelajari dan mengembangkan
kemampuan literasi finansial dalam enam cakupan berikut: 1. Memiliki
pemahaman tentang transaksi ekonomi dan beragam jenis praktiknya, 2.
Mengenali pemasukan (earning), 3. Mengelola pengeluaran (spending), 4.
Merancang tabungan (saving), 5. Merancang alokasi berbagi (sharing), dan 6.
Mengenali praktik tidak baik dan kejahatan finansial. Untuk lebih jelasnya mari
kita bahas satu per satu.

a. Memiliki Pemahaman tentang Transaksi Ekonomi dan Beragam Jenis


Praktiknya
Seseorang yang memiliki kemampuan literasi finansial setidaknya
dapat memahami dengan baik informasi mengenai pengetahuan dasar dalam
melakukan kegiatan ekonomi seperti yang telah kita pelajari di kelas
sebelumnya hingga di tema ini. Hal-hal tersebut seperti memahami kegiatan
pokok ekonomi (produksi-distribusi-konsumsi), jenis-jenis kebutuhan (primer-
sekunder-tersier), sistem perdagangan, peran uang dan lembaga keuangan,
sistem dan alat pembayaran modern, hingga dampak perkembangan teknologi
terhadap transaksi perdagangan. Pengetahuan umum ini dapat menjadi bekal
utama seseorang untuk mengembangkan kemampuannya dalam literasi
finansial.
b. Mengenali Pemasukan (Earning)
Pemasukan atau penghasilan adalah sejumlah uang yang didapatkan
dalam jangka waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kita dapat
mengenali dari mana saja penghasilan yang didapatkan dan berapa rincian
jumlahnya. Bagi orang yang sudah bekerja, penghasilandapat dilihat secara
kotor dan bersih. Penghasilan kotor adalah penghasilan yang belum dipotong
oleh berbagai keperluan seperti pajak, asuransi, cicilan pinjaman, dan
sebagainya. Sementara penghasilan bersih adalah penghasilan yang diterima
setelah dikurangi potongan-potongan tersebut. Kalian sebagai pelajar sekolah
atau orang yang belum resmi bekerja juga perlu memahami tentang hal ini.
Penghasilan yang didapatkan dari orang tua atau kerja sambilan perlu dikenali
jumlah persisnya agar kita dapat mengelolanya lebih lanjut.
c. Mengelola Pengeluaran (Spending)
Setelah mengetahui rincian dan jumlah pasti penghasilan, maka
kemampuan yang diperlukan selanjutnya adalah mengelola pengeluaran
dengan cara membuat anggaran belanja. Meski sudah sering kita dengar,
nyatanya hanya sedikit orang yang secara konsisten dapat mempraktikkan
kemampuan ini. Padahal membuat anggaran belanja merupakan hal penting
untuk memastikan agar kita bisa berbelanja dan menghabiskan uang sesuai
kebutuhan dan kemampuan. Anggaran belanja digunakan untuk merencanakan
berbagai pengeluaran jangka pendek dan jangka panjang. Pengeluaran jangka
pendek adalah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dalam satu atau
beberapa hari, seperti membayar ongkos kendaraan umum atau membeli
makan siang. Sementara pengeluaran jangka panjang adalah pengeluaran untuk
memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu lama, seperti membayar iuran atau
membeli tas sekolah, sepeda, meja belajar, dan lain sebagainya. Dalam hal ini,
kita memerlukan perhitungan berdasarkan skala prioritas, yakni memetakan
kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Pemenuhan kebutuhan primer
menjadi prioritas sebelum kebutuhan yang lainnya. Yang perlu kalian ketahui,
mengelola pengeluaran tidak selamanya harus berkaitan dengan kegiatan
membayar atau membeli sesuatu, tetapi juga termasuk menabung, melakukan
investasi, atau memberikan sedekah.

d. Merancang Tabungan (saving)


Sisa dari selisih antara pemasukan dan pengeluaran kebutuhan primer
dapat kita alokasikan untuk keperluan lain seperti tabungan, asuransi, dan
investasi. Pilihan untuk menabung daripada membeli sesuatu yang tidak begitu
diperlukan adalah hal yang sangat dianjurkan dalam literasi finansial, karena
menabung akan memberikan manfaat yang lebih banyak. Menabung juga
mengasah kemampuan kita untuk bersabar. Jika tabungan sudah terkumpul,
seseorang akan memiliki kemampuan yang cukup untuk membeli sesuatu yang
diidamkan secara langsung tanpa harus mencicilnya dengan bunga. Di samping
menabung, terdapat juga pilihan untuk melakukan investasi dengan cara
menyimpan dana atau modal untuk menghasilkan keuntungan. Penyimpanan
dana bisa dilakukan dengan mengonversi uang menjadi benda yang memiliki
nilai yang terus meningkat seperti emas atau tanah. Sementara menyimpan
modal bisa dilakukan dengan cara membeli saham, membuat deposito, atau
mendanai langsung sebuah usaha

e. Merancang Alokasi Berbagi (Sharing)


Mengalokasikan uang untuk berbagi bisa menjadi pilihan dalam
mengelola pengeluaran. Dana berbagi yang wajib menurut hukum adalah
dengan membayar pajak negara. Misalnya saat kita berbelanja makanan di
restoran, maka kita akan dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%.
Uang pajak tersebut akan digunakan negara untuk membiayai keperluan negara
dalam melayani masyarakat. Di samping pajak, kegiatan berbagi lainnya tidak
diikat oleh hukum, namun biasanya terkait dengan tradisi masyarakat atau
ajaran agama. Bentuknya adalah seperti pemberian uang atau dana bantuan
dalam berbagai bentuk yang bersifat wajib atau sukarela, seperti zakat (wajib)
dan sedekah (sukarela) dalam ajaran agama Islam

4. Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Efektif

Kehidupan rumah tangga tidak lepas dari masalah keuangan. Karena itu,
mengatur keuangan rumah tangga bukanlah perkara yang mudah. Perlu cara
mengatur keuangan rumah tangga yang benar agar seluruh kebutuhan keluarga
bisa terpenuhi.

Banyak faktor yang mempengaruhi keuangan rumah tangga. Mulai dari


kebutuhan wajib yang harus dipenuhi hingga keinginan atau konsumsi yang
bersifat tambahan atau hiburan. Mengatur keuangan rumah tangga bukan
hanya
menjadi tanggung jawab satu orang saja. Baik suami maupun istri, sama-sama
mempunyai peran yang vital dalam mengatur keuangan rumah tangga.

Apa risiko yang terjadi apabila Anda salah dalam mengatur keuangan rumah
tangga? Dampaknya bisa sangat buruk. Missed manajemen dalam mengatur
keuangan rumah tangga bisa saja mengganggu keharmonisan keluarga.

Lalu bagaimana cara mengatur keuangan rumah tangga yang baik dan benar?
Berikut adalah cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatur keuangan
rumah tangga secara efektif.

1) Pahami Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan

Cara mengatur keuangan rumah yang pertama adalah memahami apa itu
kebutuhan dan keinginan. Ketika Anda sudah berumah tangga, sudah pasti ada
kebutuhan-kebutuhan yang wajib dipenuhi. Contohnya kebutuhan untuk
keperluan sehari-hari seperti makan hingga alokasi pendidikan apabila Anda
sudah memiliki buah hati. Namun, pada praktiknya, keuangan rumah tangga
tidak hanya digunakan untuk kebutuhan yang bersifat wajib melainkan juga
digunakan untuk belanja yang berdasar dari keinginan semata. Celakanya,
terkadang kita malah mengalokasikan dana rumah tangga lebih banyak bukan
pada kebutuhan tapi keinginan. Padahal, banyak dari keinginan kita yang
sebenarnya belum perlu-perlu amat. Contohnya seperti membeli fesyen
terbaru, gadget terkini, liburan, hingga barang-barang lainnya yang bersifat
sekunder dan tersier. Semuanya, bisa memakan dana yang tidak sedikit.

Meski begitu, kesemua hal tersebut bukannya dilarang untuk dipenuhi.


Artinya, Anda baru boleh mengalokasikan dana untuk hal-hal tersebut setelah
kebutuhan primer rumah tangga terpenuhi. Apa saja kebutuhan primer rumah
tangga? Yang pertama jelas kebutuhan untuk hidup sehari-hari seperti makan,
transportasi, pendidikan anak ataupun cicilan rumah.

Jadi, cara mengatur keuangan rumah tangga yang pertama perlu Anda lakukan
adalah pahami perbedaan kebutuhan dan keinginan. Penuhi dulu kebutuhan
rumah tangga baru alokasikan keuangan untuk keinginan pribadi.

2) Hitung seluruh pendapatan

Untuk mengatur keuangan rumah tangga yang efektif, yang perlu Anda
lakukan adalah menghitung seluruh pendapatan yang masuk selama satu
bulan. Pendapatan yang dimaksud di sini bukan hanya dari penghasilan gaji
bulanan, tapi juga termasuk insentif yang Anda dapat bila menerima upah
lembur hingga keuntungan bila Anda berinvestasi.
Ini penting dilakukan agar Anda bisa membagi alokasi penghasilan yang Anda
miliki ke kebutuhan yang harus Anda penuhi. Ingat, yang pertama harus
dipenuhi adalah kebutuhan yang bersifat primer. Dengan menghitung seluruh
pendapatan, mengatur keuangan rumah tangga menjadi lebih mudah.

3) Buat daftar pengeluaran prioritas bulanan

Berikutnya adalah membuat daftar pengeluaran prioritas selama sebulan.


Daftar ini membantu Anda dalam mengatur keuangan rumah tangga secara
efektif. Dengan membuat daftar prioritas, alokasi dan pengeluaran dana rumah
tangga menjadi lebih tertata.

Pengeluaran rumah tangga yang masuk daftar prioritas antara lain biaya makan
sehari-hari, belanja dapur, tagihan listrik, tagihan air, biaya transport kerja,
pendidikan anak apabila sudah memasuki usia sekolah, hingga cicilan
kendaraan atau rumah.

Selain membantu mengatur keuangan rumah tangga, Daftar ini akan menjadi
pengingat bahwa kebutuhan prioritas harus terpenuhi terlebih dahulu baru
kemudian bisa dialokasikan untuk kebutuhan sekunder dan tersier.

4) Siapkan dana darurat

Cara mengatur keuangan rumah tangga berikutnya adalah mempersiapkan


dana darurat. Dalam menjalani kehidupan berumah tangga, tidak semuanya
bisa berjalan mulus sesuai yang direncanakan. Banyak hal yang tiba-tiba saja
terjadi di luar rencana.

Contoh yang sering terjadi adalah musibah seperti kecelakaan, PHK, hingga
krisis ekonomi yang berskala besar. Apabila salah satu dari ketiga hal tersebut
terjadi, maka sumber penghasilan rumah tangga bisa terganggu. Saat itulah
manfaat memiliki anggaran dana darurat bisa dirasakan.

Untuk itu, sebagai cara mengatur keuangan rumah tangga yang baik penting
bagi Anda untuk mempersiapkan dana darurat. Caranya, selain untuk
kebutuhan pokok, sisihkan sebagian dari penghasilan Anda setiap bulan untuk
dana darurat. Besarannya relatif bisa 10-30 persen dari penghasilan yang Anda
dapat tiap bulannya. Ingat, uang yang Anda sisihkan setiap bulan adalah untuk
dana darurat yang hanya digunakan sewaktu-waktu atau dalam keadaan
darurat.

5) Jaga rasio hutang

Untuk mengatur keuangan rumah tangga, yang paling baik sebenarnya adalah
menghindari hutang. Sebab, tagihan dan kewajiban membayar hutang bisa
menjadi beban yang membuat keuangan rumah tangga terganggu. Namun, ada
sejumlah faktor yang mau tidak mau membuat Anda berhutang.

Sebagai saran, bila terpaksa berhutang, dipergunakan untuk hal-hal yang


merupakan kebutuhan pokok namun tidak dapat dipenuhi dalam waktu dekat.
Contoh, cicilan rumah. Di luar itu, sebaiknya hindari untuk berhutang.

Selain itu, yang wajib Anda lakukan untuk mengatur keuangan yang baik
adalah menjaga rasio utang Anda. Sebisa mungkin, pastikan kewajiban Anda
membayar tagihan hutang tidak melebihi 30 persen dari penghasilan yang
Anda miliki. Lebih dari itu, keuangan rumah tangga Anda bisa terganggu.

6) Alokasikan untuk tabungan, asuransi, dan investasi

Selain mengalokasikan penghasilan untuk dana cadangan atau darurat, Anda


juga perlu mengalokasikan penghasilan untuk keperluan di luar kebutuhan
rutin. Antara lain pengeluaran untuk tabungan, asuransi, dan investasi.
Ketiganya termasuk dalam cara mengatur keuangan yang baik.

5. Pengertian Literasi Keuangan Syariah


Literasi keuangan syariah adalah keahlian, pemahaman, sikap, serta perilaku
dalam mengambil keputusan finansial dan mengatur keuangan berdasarkan
prinsip syariah. Literasi keuangan bukan hanya mengetahui lembaga keuangan
dan produknya saja, tapi juga kemampuan untuk mengelola finansial dengan
memanfaatkan layanan yang tersedia. Literasi keuangan syariah adalah hal
penting karena ia menjadi landasan bagi seseorang terkait dengan caranya
mengelola finansial sesuai dengan aturan yang ada dalam Islam. Bagi setiap
muslim, literasi keuangan syariah adalah sesuatu yang wajib hukumnya untuk
dimiliki dan diamalkan. Sebab, Islam mengatur bagaimana umatnya berurusan
dengan masalah finansial. Mulai dari pengelolaan harta, transaksi jual beli, utang,
dan sebagainya. Oleh sebab itu, tingginya tingkat literasi keuangan syariah adalah
hal penting dimiliki oleh setiap muslim di dunia agar uang yang kamu kelola bisa
berkah di dunia dan akhirat.
Tujuan Literasi Keuangan Syariah

 Mengubah Cara Pengelolaan Uang


Literasi keuangan syariah adalah salah satu cara untuk mendorong
masyarakat agar mampu memperbaiki dan mengatur ulang cara mengelola
keuangan mereka agar lebih syariah.
 Mengenal Lebih Banyak Produk keuangan
Dengan literasi keuangan syariah yang baik, kamu pastinya akan mengenal
lebih banyak produk dan jasa keuangan syariah beserta manfaat, risiko,
fitur, hak, dan kewajibannya. Pemahaman ini akan menjadi keterampilan
yang bisa kamu gunakan dalam memanfaatkan berbagai produk dan
layanan tersebut. Pada akhirnya, tingginya tingkat literasi keuangan
syariah adalah
hal yang baik bagi perekonomian karena industri keuangan syariah jadi
lebih banyak dibutuhkan masyarakat.
 Memperluas Wawasan Finansial
Literasi keuangan syariah dapat memperluas pemahamanmu seputar
finansial, bahkan untuk kamu yang bukan beragama Islam. Luasnya
pemahaman tentang finansial, termasuk peraturan dalam syariat Islam,
akan membantumu dalam mengelola keuangan dengan lebih baik lagi.
Cara Meningkatkan Literasi Keuangan Syariah
 Luangkan Waktu untuk Belajar
Proses untuk mempelajari suatu hal memang membutuhkan waktu
sehingga kamu harus bisa pandai-pandai menyempatkannya.
 Coba Langsung Produknya
Belajar memang hal yang baik, namun akan lebih lengkap jika kamu juga
mempraktikkannya. Cobalah berbagai produk finansial syariah yang
tersedia. Misalnya saja seperti penggunaan bank syariah, investasi di
saham syariah, atau bahkan menjalankan amalan seperti zakat dan infaq.
 Perbanyak Diskusi
Jangan ragu berdiskusi dan bertanya ke teman atau keluarga dengan
pengetahuan yang lebih banyak. Gabung juga ke forum atau komunitas
untuk belajar dari orang lain. Jika kamu sedang bingung dan butuh
jawaban, para anggota forum pasti akan bersedia untuk memberikan
bantuan.
 Konsultasi dengan Profesional
Sumber informasi terbaik untuk menambah literasi keuangan syariah
adalah para akademis dan profesional yang telah lama mempelajari serta
terjun langsung di bidang ini. Kamu bisa mengikuti webinar yang
membahas keuangan syariah dan mengundang para pakar serta profesional
sebagai pembicaranya.
Lampiran 2 Media Pembelajaran
Media Pembelajaran yang di tampilkan berupa video pembelajaran
Adapun video pembelaran tersebut adalah

Adapun aplikasi Wordwall


Lampiran 3

Kriteria Penilaian :
 Penilaian proses: berupa catatan/deskripsi kerja saat diskusi kelompok.
 Penilaian Akhir: Skor nilai 10-100

Rubrik Penilaian :
1. Sikap
a. Apakah aku sudah melakukan pembelajaran secara bertanggung jawab?
b. Apakah aku sudah mengumpulkan tugas secara tepat waktu?
c. Apakah akus sudah mencantumkan sumber referensi dalam hasil karyaku?
d. Apakah aku sudah mampu berkolaborasi dengan baik bersama teman-temanku?

Tabel Jurnal Pengembangan Sikap

No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Skap


1
2
3
4

Jurnal Penilaian Sikap Spiritual


Nama Sekolah: SMP 43 Padang
Kelas/Semester:
Tahun Pelajaran:

No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Skap


1
2
3
4

Jurnal Penilaian Sikap


Sosial Nama Sekolah: SMP 43 Padang
Kelas/Semester:
Tahun Pelajaran:

No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Skap


1
2
3
4

Jurnal Penilaian Sikap


Nama Sekolah: SMP 43 Padang
Kelas/Semester:
Tahun Pelajaran:
Nama
No. Tanggal Catatan Perilaku Butir Skap Ket.
Siswa
1
2
3
4

Lembar Penilaian Diri Siswa (Likert Scale)

Nama teman yang dinilai:..................


Nama penilai:..................
Kelas:....................
Semester:....................
Berilah tanda centang ( ) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan sebenarnya

Skala
No. Pernyataan
1 Saya berdoa sebelum melakukan kegiatan
2 Saya melaksanakan ibadah sholat tepat waktu
Saya berani mengakui kesalahan jika memang
3
bersalah
Saya mengumpulkan tugas sesuai jadwal yang
4
Diberikan
Saya mengembalikan barang yang saya pinjam
5
dalam kondisi baik
6 Saya meminta maaf jika melakukan kesalahan
7 Saya datang ke sekolah tepat waktu
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu

Lembar Penilaian Diri Siswa (Likert Scale)


Nama: ..................
Kelas:....................
Semester:....................

Berilah tanda centang ( ) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan
sebenarnya

No. Pernyataan 1 2 Skala 3 4


1 Teman saya berkata jujur kepada orang lain
2 Teman saya mengerjakan ulangan dengan jujur
3 Teman saya mentaati tata-tertib sekolah
4
5
Keterangan:
1 = sangat jarang
2 = jarang
3 = sering
4 = selalu
Lampiran 4
Lampiran 5
FORMAT PENILAIAN LKPD/POSTER

Kelompok Penilaian Total


Ketepatan Kelengkapan Kreatifitas Presentasi Nilai
Konsep Konsep
1

Pedoman Penskoran :
1. Setiap item memiliki bobot penilaian maksimal yaitu 25
2. Total penilaian 100
Lampiran 6
Soal Formatif
Jika kamu diberikan uang oleh orang tua sebesar Rp.100.000 untuk seminggu.
Maka rancanglah keinginan dan kebutuhan yang ingin kami beli untuk
seminggu ini berdasarkan skala prioritas. Tuliskan nama barang beserta
harganya.
No Kebutuhan Keinginan
Nama Barang Harga Nama Barang Harga
Lampiran 7
RUBRIK PENILAIAN P5

Nama Siswa :
Kelas :
Berkembang Sesuai

Dimensi Belum Berkembang Mulai Berkembang Harapan Sangat Berkembang

Betaqwa Kepada
Tuhan YME
dan Berakhlak
Mulia
Kreatif

Bernalar Kritis

Gotoroyong

You might also like