You are on page 1of 11

MAKALAH

MEMAHAMI PENGERTIAN,KEDUDUKAN,FUNGSI
SYARIAT ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pendidikan Agama


Islam
Dosen:
DR.HJ.UUNG QUROCHTUL’AIN.S.PD.I.MM

Di Susun Oleh:
1.Astari Salsa Nabila/ 230211050
2.Keyla Nurul Nabila/230211030

Prodi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON


TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang bejudul
memahami pengertian,kedudukan,fungsi syariat islam.Makalah ini di
ajukan guna memebuat memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam.Makalah ini masih jauh dari kata sempurna , oleh karna itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.Semoga maklah ini dapat memberikan
informasi bagi mahasiswa dan memberi manfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Cirebon,26 november 2023

Kelompok 7

[2]
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................
B. Tujuan pembahsa...................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Hukum Islam Syariat Isla...............................................
A. Sumber Hukum Islam.............................................................
B. Menumbuhkan Kesadaran Untuk Taat Hukum Allah.............
C. Menumbuhkan Kesadraan Untuk Menaati Rosul ..................
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

[3]
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum islam di Indonesia berkembang di masyarakat menjadi
sistem hokum di Indonesia atau nasiaonal. Meskipun di Indonesia
ada hukum adat akan tetapi hukum islam tidak bertentangan
dengan hukum adat,hukum adalah produk yang lahir dari
dinamika kehiudpan manusia.dimana ada masyarakat di sana ada
hukum . akan tetapi, masyarakat berkembang terus menerus
mulai dari zaman purbakala sampai zaman maju dan modern,oleh
sebab itu hukum selalu mengiringi irama perkembangan
masyarakat modern.

1.2 TUJUAN PEMBAHASAN

[4]
Makalah ini di buat agar bisa memahami pengertian hukum
islam,sumber hukum islam,dan menumbuhkan kesadaran untuk
taat kepada hukum Allah dan Rasul.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HUKUM SYARIAT ISLAM


Pengertian hukum islam adalah jalan yang ditempuh manusia
menuju jalan allah tuhan semesta alam, hukum yang menetapkan
peraturan hidup manusia,hubungan manusia dengan allah
swt,hubungan manusia dengan alam semesta berdasarkan al-quran
dan hadist,tujuannya untuk mengatur segala urusan umat islam
dalam menangani perkara dunia dan akhirat,peraturan dalam
hukum islam diambil dari berbagai sumber yang jika di telusuri
berakhir kembali kepada allah swt.
Berasal dari kata dasat sya-ra’a ( ‫ )َش َر َع – َي ْش رُع‬artinya
memulai,mengawali,memasuki,memahami atau diartikan juga
dengan membuat peraturan.syir’atan (‫ )ِش ْر َع ة‬yang artinya undang-
undang syariat.syar’un(‫ )َش ْر ع‬memimiliki arti yang
sama:ajaran,undang-undang,hukum.

Syariat dalam makna umum


[5]
Menurut Athiyah Fayyadh syariat adalah seluruh hukum yang di
bebankan allah kempada hambanya yang telah dijelaskan kepada
mereka dalam wahyu-nya dan oleh lisan rosul-nya,definisi ini yang
telah beliau simpulkan melalui hasil peneliatian(istigra’)terhadap
beberapa definisi yang para ulama jelaskan seperti Ibnu Hazm,Ibnu
Taimiyag,Manna’oathan dan Abdul Karim Zaidan.

Syariat dalam makna khusus


Istilah syariat untuk menghadapkan dengan istilah akidah(al-
qidah)sehingga dalam konteks tersebut definisi syariat bergeser
sedikit menjadi hukum-hukum fisik (al-Ahkam al-‘a,amaliyah) dan
definisi akidah menjadi persoalan-persoalan keyakinan(al-
I’tiqad)dan imam(al-iman).

Syaikh Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ al-Fatawa (19/309) menjabarkan dengan


kalimat yang cukup menarik tentang hakikat syariat,

‫َلْيَس ِلِإْل ْنَس اِن َأْن َيْخ ُر َج َع ْن الَّش ِر يَعِة ِفي َش ْي ٍء ِم ْن ُأُم وِرِه‬
‫َبْل ُك ُّل َم ا َيْص ُلُح َلُه َفُهَو ِفي الَّش ْر ِع ِم ْن ُأُصوِلِه َو ُفُروِعِه‬
‫َو َأْح َو اِلِه َو َأْع َم اِلِه َو ِس َياَسِتِه َو ُم َع اَم َلِتِه َو َغْيِر َذ ِلَك‬
“Manusia tidak lepas dari syariat dalam urusan apapun sepanjang
kehidupannya, bahkan setiap hal yang mengantarkannya kepada kebaikan
semua ada dalam syariat. Mulai dari perkara ushul, perkara furu’, persoalan
kehidupan, pekerjaan, politik, muamalah, dan lainnya.” (Shodiq/dakwah.id)

2.2 SUMBER HUKUM ISLAM


2.2a AL-QU’AN
Al-qur’an adalah kalam allah yang di wahyukan kepada nabi
Muhammad SAW.tulisannya berbahasa arab dengan perantaraan
Malaikat Jibril .
Al-quran juga merupakan hujjah atau argumentasi kuat bagi Nabi
Muhammad SAW daam menyampaikan risalah kerasulan dalam
pedoman hidup bagi manusia serta hukum-hukum yang wajib

[6]
dilaksanakan.hal ini untuk mewujudkan kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat serita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Al-quran sebagai kalam allah swt dalam dibuktikan dengan ketudak
sanggupan atau kelemahan yang dimiliki oleh manusia untuk
membuatnnya sebagai tandingan,walaupun manusia itu adalah orang
pintar dalam surah AL-Isra ayat 88, Allah berfirman:

‫ُقل َّلِئِن ٱْج َت َمَع ِت ٱِإْلنُس َو ٱْل ِجُّن َع َلٰٓى َأن َي ْأُتو۟ا ِبِم ْث ِل َه ٰـ َذ ا ٱْلُقْر َء اِن اَل َي ْأُتوَن ِبِم ْث ِلِهۦ َو َلْو َك اَن َب ْع ُضُهْم‬
٨٨ ‫ِلَب ْع ٍۢض َظ ِه يًۭر ا‬

Katakanlah,”sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk


membuat yang serupa(dengan) Al-quran ini ,mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengannya,sekalipun mereka saling membantu
satu sama lain”

2.2b HADIS
Seluruh umat islam telah sepakat dan berpendapat serta mengakui
bahwa sabda perbuatan dan persetujuan Rasulullah Muhammad SAW
tersebut adalah sumber hukum islam yang kedua sesudah AL-QURAN.

Al-hadist sebagai sumber hukum yang kedua berfungsi sebagai


penguat,pemberi keterangan,sebagai pentakhshis keumuman,dan dan
membuat hukum baru yang ketentuannya tiddak ada di al-
quran.hukum-hukum yang ditetapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW
ada kalnya atas petunjuk(ilham) dari Allah SWT,da nada kalanya
ijtihad,banyak ayat-ayat dalam alquran yang memerintahkan untuk
menaati Rasulullah SAW seperti firman Allah SWT dalam Q.S Ali Imran
ayat 32:

‫ُقْل َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو الَّر ُسْو َۚل َفِاْن َت َو َّلْو ا َف ِاَّن َهّٰللا اَل ُيِحُّب اْلٰك ِفِر ْي َن‬
Katakanlah (Muhammad) “taatilah Allah dan Rasul.jika kamu
berpaling,ketahuilah bahwa allah tidak menyukai orang-orang
kafir”
[7]
2.2c IJMA
Ijma berasal dari bahasa arab ijma yang berarti konsensus.istilah
ini berasal dari kata ajma’a yang artinya menyepakati.kata ini berakar
dari jama’ayang berarti mengumpulkan atau menggabungkan .
Ijma adalah salah satu metode dalam menetapkan hukum atas segala
permasalahan yang tidak didapatkan di dalam Al-quran dan
sunnah.sumber hukum islam ini melihat bebagai masalah yang timbul
di era globalisasi dan teknologi modern.
1) IJMA SHARIH
Ijma sharih atau lafzhi adalah suatu kesepakatan dari para
mujtahid yang dilakukan melalui pendapat ataupun dari
perbuatan terhadap suatu hukum perkara tertentu.untuk ijma
sharih ini tergolong jarang terjadi .

2) IJMA SUKUTI
Ijma sukuti adalah kesepakatan dari para ulamamelalui
seorang mujtahid yang sudah mengutarakan pendapatnnya
mengenai hukum suatu perkara.

2.2d QIYAS
Sumber hukum islam selanjutnya yakni qiyas(analogi) qiyas sendiri
secara bahasaadalah tindakan mengukur sesuatu yang kemudian
dinamakan sedangkan secara istilah,qiyas adalah penetapan hukum
pada suatu perbuatan yang saat itu belumada ketentuannya dan
kemudian di dasarkan dengan yang sudah ada ketentuannya,qiyas
menduduki tempat terakhir karena ia memandang qiyas lebih lemah
dari pada ijma.qiyas di bagi menjadi 3 yaitu:
1) QIYAS ILLAT
Qiyas yang sudah jelas illat dari kedua persoalan yang di
bangdingkan atau diukur.sehingga bai masalah pokok maupun
cabang sudah jelat illatnya,sehingga para ulama secara mutlak
sepakat mengenai hukum dari sesuatu yang sedang di
bandingkan dan di ukur tadi,qiyas illat di bagi menjadi 2 yaitu:
a) QIYAS ILLAT JALI
Qiyas illat jail yakni jelnis qiyas yang illat suaru persoalan
bisa di temukan nashnya dan bisa di tarik kesimpulan
nashnya namun bisa juga sebaliknya.
b) QIYAS ILLAT KHAFI
Qiyas illat khafi adalah jenis qiyas yang illat suatu
persoalan diambil dari illat masalah pokoknya.jadi jika
[8]
hukum asal atau persoalan utamanya adalah haram
maka cabang pokok tersebut juga haram,demikian juga
sebaliknya.

2) QIYAS DALALAH
Qiyas dalalah yaitu jenis qiyas yang menujukan kepada hukum
berdasarkan dalil illat.bisa jug diartikan sebgai qiyas yang
terapkan dengan craa mempertemukan poko dengan cabang
berdasarkan dalil illat tadi.contoh qiyas ini adalah ketika
mengqiyaskan nabeez dengan arak, dimana dasarnya adalah
sama-sma mengeluarkan bau yang terdapat pada minuman
memabukkan

3) QIYAS SHABAH
Qiyas shabah yang mempertemukan antara cabang dengan
pokok persoalan hanya untuk penyerupaan.hanya saja untuk
qiyas shabah sendiri oleh beberapa muhaqqiqin mendapat
penolakan.sehingga menjadi jenis qiyas yang terbilang jarang
di terapkan.

MENUMBUHKAN KESADARAN UNTUK TAAT HUKUM ALLAH


Setiap manusia diciptakan oleh Allah SWT.manusia sebagai ciptaan
harus tunduk kepada hukum yang telah ditebtuka oleh pencipta
manusia.untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat islam agar menaati
hukum yang telah dibuat oleh pencipta manusia,maka perlu dalil hukum
yang bersumber dari Al-Quran yaitu:surat Al-Maidah ayat 45:

‫َو َكَتْبَنا َع َلْيِهْم ِفْيَهٓا َاَّن الَّنْفَس ِبالَّنْفِس َو اْلَع ْيَن ِباْلَع ْيِن َو اَاْلْنَف ِباَاْلْنِف َو اُاْلُذ َن ِباُاْلُذ ِن‬
‫َو الِّس َّن ٰۤل ِبالِّس ِّۙن َو اْلُجُرْو َح ِقَص اٌۗص َفَم ْن َتَص َّد َق ِبٖه َفُهَو َك َّفاَر ٌة َّلٗه ۗ َو َم ْن َّلْم َيْح ُك ْم ِبَم ٓا َاْنَز َل‬
‫ّٰظ‬
45 ‫ُهّٰللا َفُاو ِٕىَك ُهُم ال ِلُم ْو َن‬

45. Kami telah menetapkan bagi mereka di dalamnya (Taurat) bahwa


nyawa (dibalas) dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan
hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada
qisas-nya (balasan yang sama). Barangsiapa melepaskan (hak qisas)nya,
maka itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka
itulah orang-orang zalim.

[9]
Menumbuhkan kesadaran untuk taat hukum allah dapat kita
lakukan dengan cara :
1) .menyadari bahwa manusia di ciptakan oleh Allah SWT
hanya untuk mengabdikepada-nya dengan menaati
semua perintah/hukum yang telah ditetapkan Allah
SWT.
2) Alam semesta beserta isinya merupakan milik allah
swt.jadi sudah seharusya kira sebagai tamu allah swt di
bumi ini taat dan tunduk kepada sang khaliq
3) Allah swt telah melimpahkan begitu banyak nikmat dan
rahmat kepada kita seperti nikmat kesehatan yang
tidak bernilai harganya.maka sebagai bentuk
bersyukurnya kepada yang maha kuasa hendaknya kita
harus menjalankan semua hukum yang telah
ditetapkan allah swt kepada kita.

2.3cMENUMBUHKAN KESADARAN UNTUK MENAATI RASUL


Taat kepada Rasul-nya berarti berusaha melaksanakan
risala yang di ajarkan dalam artian meneladani perilaku nabi
Muhammad saw.sebagai representasi bahwa beliau adalah
uswatun hasanah(teladan baik).
Dalam kehidupan sehari-hari,figure nabi Muhammad saw
sebgai tokoh sentral dan diteladani oleh imat islam pada
masanya dan sedauhnya sampai akhir zaman.dari sinilah
muncul berbagai persoalaan yang dipengaruhi oleh kebutuhan
dan perkembangan masyarakat yang semakin kompleks,dan
disisi lain adanya keinginanan yang kuat untuk mengaplikasikan
ajara islam dalam kehidupan sehrai-hari sesuai dengan yang
diajarkan oleh nabi Muhammad saw meskipun dalam konteks
ruang dan waktu yang berbeda.
Mengingat atau memuju nabi Muhammad saw akan
menambahkan keimana,menerangkan hati dan menyingkap
rahasia ilahi.allah swt telah menetapkan cinta kepada nabi saw

[10]
sebagai syaray untuk mencintainya dan taat kepadanya sebagai
ukuran untuk mencintainya.mengingat nabi Muhammad saw
juga berhubungan dengan mengingatv allah swt msalnya dalam
q.s al-nisa ayat 80:
‫َم ْن ُّيِط الَّر ُسْو َل َفَقْد َاَط اَع َۚهّٰللا َو َم ْن َت َو ّٰل ى َفَم ٓا َاْر َس ْلٰن َك َع َلْي ِه ْم َح ِفْي ًظۗا‬
‫ِع‬
“barangsiapa yang menaati rasul (Muhammad,maka sesungguhnya
telah menaati allah.siapa yang berpaling,makaa kami tidak mengutus
engkau(nabi Muhammad)sebagai pemelihara mereka”

[11]

You might also like