You are on page 1of 31

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN STUDI KASUS PADA

PERUSAHAAN ICE CREAM CAMPINA TBK

Disusun Oleh
Kelompok 10 :

1. Suci Katara 191011250165


2. Siti mutmainah 191011250037

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
serta izin-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dalam mata kuliah Analisis Laporan
Keuangan yang berjudul “Analisis Pengkreditan” yang dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan dan saran atas penyusunan makalah ini, diantaranya kepada:
1. Bapak I Ketut Wenten S.E , M.M selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis
Laporan Keuangan.
2. Rekan satu kelompok dan rekan lainnya yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Jakarta, 28 juli 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan....................................................3
2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan..........................................................3
2.3 Laporan Keuangan Ice Cream Campina Tbk............................................6
2.4 Jenis-jenis Rasio Laporan Keuangan........................................................8
2.5 Pengertian Analisis Perubahan Laba Kotor.............................................16
2.5.1. Penyebab Perubahan Laba Kotor.....................................................17
2.5.2. Analisis Perubahan Laba Kotor.......................................................18
2.5.3. Analisis Titik Impas.........................................................................19
BAB III KESIMPULAN........................................................................................22
3.1 Kesimpulan..............................................................................................22
3.2 Saran........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan
dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya
perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun berhasil tidaknya
perusahaan dalam mencari keuntungan dan mempertahankan perusahaannya tergantung pada
manajemen keuangan. Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien
untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Oleh sebab itu, kinerja keuangan merupakan hal
yang penting bagi setiap perusahaan didalam persaingan bisnis untuk mempertahankan
perusahaannya.

Perusahaan perlu melakukan analisis laporan keuangan karena laporan keuangan


digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, dan digunakan untuk membandingkan
kondisi perusahaan dari tahun sebelumnya dengan tahun sekarang apakah perusahaan
tersebut meningkat atau tidak sehingga perusahaan mempertimbangkan keputusan yang akan
diambil untuk tahun yang akan dating sesuai dengan kinerja keuangan perusahaannya.

Analisis laporan keuangan yang digunakan oleh perusahaan yaitu dengan menggunakan
perhitungan rasio-rasio. Rasio dapat dihitung berdasarkan sumber datanya yang terdiri dari
rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, rasio-rasio
laporan laba-rugi yang disusun dari data yang berasal dari perhitungan laba-rugi, dan rasio-
rasio antar laporan yang disusun berasal dari data neraca dan laporan laba-rugi. Laporan
keuangan perlu disusun untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan tersebut meningkat atau
bahkan menurun dan didalam menganalisis laporan keuangan diperlukan alat analisis
keuangan, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan
tersebut meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, dan rasio pertumbuhan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apa yang dimaksud dengan analisis laporan keuangan?
2. Apa tujuan analisis laporan keuangan?
3. Apa saja laporan keuangan Ice Cream Campina Tbk?
4. Apa saja jenis-jenis rasio laporan keuangan?
5. Apa yang dimaksut dengan analisis perubahan laba kotor?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari analisis laporan keuangan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari analisis laporan keuangan.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis rasio laporan keuangan.
4. Untuk mengetahui analisis perubahan laba kotor.
5. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan laba kotor.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan adalah suatu proses dalam rangka membantu menganalisis
atau mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan, hasil-hasil operasi perusahaan masa lalu
dan masa depan, adapun tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk menilai kinerja yang
dicapai perusahaan selama ini dan mengestimasi kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Analisa laporan keuangan juga dapat melihat pertumbuhan kinerja keuangan dari tahun ke
tahun.
Analisis laporan keuangan yaitu proses peninjauan laporan keuangan suatu organisasi
untuk mendapatkan pemahaman tentang situasi keuangan secara menyeluruh. Laporan
keuangan biasanya mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan lain
yang berkorelasi dengan proses keuangan bisnis. Analisis internal dilakukan oleh karyawan,
eksekutif, lembaga pemerintah, atau individu lain yang memiliki akses ke catatan akuntansi
internal perusahaan bisnis.
Sebaliknya, analisis eksternal dilakukan oleh pihak luar yang memiliki akses ke laporan
keuangan yang dipublikasikan. Pihak luar ini mungkin termasuk kreditur, investor, lembaga
kredit, lembaga pemerintah atau masyarakat umum. Dari segi waktu, baik analisis jangka
pendek atau jangka panjang dapat dilakukan. Sementara analisis jangka pendek
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek, atau
likuiditas, analisis jangka panjang mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang jangka panjang, atau solvabilitas.

2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan.


Secara umum analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui tingkat efektif dan
efisiensi kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, analisis laporan keuangan juga digunakan
sebagai tolak ukur bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja serta untuk membandingkan
kinerja keuangan setiap periode akuntansi. Namun, ada beberapa tujuan yang lebih penting
di antaranya adalah sebagai berikut:

 Memahami potensi perusahaan untuk melunasi utang dan bunga, baik jangka panjang atau
jangka pendek.
 Memahami potensi perusahaan dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan keuntungan.
 Mengetahui perubahan dalam posisi keuangan di suatu periode.
 Memproyeksikan seperti apa bisnis yang berjalan di periode selanjutnya.
 Menilai kinerja bisnis di periode yang sedang berjalan.
 Membandingkan nilai perusahaan sendiri dengan nilai kompetitor.
 Mengidentifikasi bagian keuangan yang mengalami kendala.
 Menjadi bahan pertimbangan untuk investor semisal ingin melakukan investasi di
perusahaan tertentu.
 Menjadi bahan acuan pemerintah dalam menetapkan nilai pajak yang harus dibayar
perusahaan.
 Menentukan perkembangan yang dialami perusahaan.
 Mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan Menurut Para Ahli yaitu :
1. Menurut Kasmir (2016: 68):
 Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik
harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa
periode,
 Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan,
 Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki,
 Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan
yang berkaitan dengan keungan perusahaan saat ini
 Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran
atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal,
 Digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka
capai.

2. Menurut Sugiono dan Untung (2016:10)


 Untuk memberikan informasi yang lebih mendalam terhadap laporan keuangan itu
sendiri,
 Untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan,
 Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan,
 Dapat digunakan untuk membandingkan dengan perusahaan lain atas dengan
perusahaan lain secara industri,
 Untuk memahami situasi dan kondisi keuangan perusahaan,
 Dapat juga digunakan untuk memprediksi bagaimana keadaan perusahaan pada masa
mendatang (proyeksi).

3. Menurut (Hutauruk, 2017)


 Dapat menilai prestasi perusahaan.
 Dapat memproyeksi keuangan perusahaan.
 Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu
tertentu, yaitu posisi keuangan (aset, neraca dan modal), hasil usaha perusahaan (hasil
dan biaya), likuiditas, solvabilitas, aktivitas serta rentabilitas atau profitabilitas.
 Melihat komposisi struktur keuangan (arus dana).
 Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan dengan periode
sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
 Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi
keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
 Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang
akan dating

4. Menurut (Kariyoto, 2017)


 Alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger.
 Alat forcasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang.
 Sebagai proses diagnostik terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau
masalah lainnya.
 Alat evaluasi terhadap manajemen.
 Mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakan pada
setiap proses pengambilan keputusan.
 Memberikan dasar yang layak dan sistematis dalam menggunakan
pertimbanganpertimbangan.

2.3 Laporan Keuangan Ice Cream Campina Tbk.


1. Laporan Posisi Keuangan 2020-2021 PT Campina Ice Cream Industry Tbk

2. Laporan Laba Rugi 2020-2021 PT Campina Ice Cream Industry Tbk


3. Laporan Perubahan Ekuitas 2020-2021 PT Campina Ice Cream Industry Tbk
4. Laporan Arus Kas2020-2021 PT Campina Ice Cream Industry Tbk
2.4 Jenis-jenis Rasio Laporan Keuangan.
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah
analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-
perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun laba
dan rugi. Menurut Irawati (2005:22) dalam Karina, 2015 rasio keuangan merupakan teknik
analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi
keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatu
perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang
diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.

Menurut Rahardjo (2007:104) ddalam Karina, 2015 rasio keuangan perusahaan


diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios).

Menurut Weston dikutip dari kasmir (2008:129) dalam Karina, 2015 menyebutkan bahwa
rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat
dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

 Rasio lancar (Current Ratio) yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang
tersedia.

Current Ratio = Aktiva lancar x 100%


Hutang Lancar

Contohnya :

Tahun 2020

Current Ratio = Rp. 751.789.918.087,-x 100%


Rp. 56.665.064.940,-
= 13,26

Analisis:
Setiap Rp.1 utang lancar dijamin oleh 13,26 harta lancar atau perbandingannya antara
aktiva lancar dengan utang lancar adalah 13,26 : 1

Tahun 2021

Current Ratio = Rp. 856.198.582.462,-x 100%


Rp. 64.332.022.572,-
= 13,30
Analisis:
Setiap Rp.1 utang lancar dijamin oleh 13,30 harta lancar atau perbandingannya antara
aktiva lancar dengan utang lancar adalah 13,30 : 1

 Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau hutang lancar dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

Quick Ratio = Aktiva lancar – Persediaan x 100%


Total Hutang Lancar

Contohnya :
Tahun 2020

Quick Ratio = Rp. 751.789.918.087 – Rp. 138.318.505.104 x 100%


Rp. 56.665.064.940
= 10,82

Analisis: Rata-rata industri tingkat liquidnya/quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan
PT. Campina Ice Cream Industry Tbk 10,82 maka keadaannya sangat baik karena
perusahaan dapat membayar utang walaupun sudah dikurangi persediaan.

Tahun 2021

Quick Ratio = Rp. 856.198.582.426 – Rp. 120.967.227.625 x 100%


Rp. 64.332.022.572
= 11,42

Analisis:
Rata-rata industri tingkat liquidnya/quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.
Campina Ice Cream Industry Tbk 11,42 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan
dapat membayar utang walaupun sudah dikurangi persediaan.
2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi/efektivitas


perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Dalam analisa rasio yang digunakan
adalah:

 Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio), mengukur aktivitas atau


likuiditas dari persediaan perusahaan.

Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan x 100%


Hutang Lancar

Contohnya :

Tahun 2020

Inventory Turnover = Rp.439.655.714.828 x 100%


Rp. 56.665.064.940
= 7,75

Analisis:

Perputaran persediaan pada tahun 2020 sebesar 7,75 artinya persediaan berputar
dalam satu tahun dan menandakan efektivitas manajemen persediaan.

Tahun 2021

Inventory Turnover = Rp.464.038.494.499 x 100%


Rp. 64.332.022.572
= 7,21

Perputaran persediaan pada tahun 2021 sebesar 7,21 artinya persediaan berputar
dalam satu tahun dan menandakan efektivitas manajemen persediaan.

 Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover Ratio) merupakan perputaran total
aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk
menghasilkan penjualan

Total Aset Turnover = Penjualan x 100%


Modal Aktiva
Contohnya :
Tahun 2020

Total Aset Turnover = Rp. 956.978.759.283 x 100%


Rp. 1.086.873.666.641
= 0,88

Analisis :
Perputaran rasio aktiva tetap pada tahun 2020 sebesar 0,88 artinya perusahaan
memiliki manajemen yang baik.

Tahun 2021

Total Aset Turnover = Rp. 555.095.162.776 x 100%


Rp. 1.147.260.611.703
= 0,48
Perputaran rasio aktiva tetap pada tahun 2021 sebesar 0,48 artinya perusahaan
memiliki manajemen yang baik.

3. Rasio Solvabilitas

Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008) dalam Karina, 2015, Rasio
Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi
(dibubarkan). Rasio yang digunakan adalah:

 Rasio Utang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) rasio ini mengukur seberapa
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva

Debt to Asset Ratio = Total Utang x 100%


Modal Aktiva

Contohnya :
Tahun 2020

Debt to Asset Ratio = Rp. 125.161.736.940 x 100%


Rp. 1.086.873.666.641
= 0,11
= 11%
Analisis :
Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2020 artinya bahwa setiap
Rp. 100,- pendanaan perusahaan Rp. 11,- dibiayai dengan utang dan Rp. 89,-
disediakan oleh pemegang saham

Tahun 2021

Debt to Asset Ratio = Rp. 124.465.640.572 x 100%


Rp. 1.147.260.611.703
= 0,10
= 10%

Analisis:
Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2021 artinya bahwa setiap
Rp. 100,- pendanaan perusahaan Rp. 10,- dibiayai dengan utang dan Rp. 90,-
disediakan oleh pemegang saham.

 Rasio Utang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio) menunjukkan hubungan
antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh
pemilik perusahaan, guna mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan
pemilik perusahaan.

Debt to Equity Ratio = Total Utang x 100%


Modal Sendiri

Contohnya :
Tahun 2020

Debt to Equity Ratio = Rp. 125.161.736.940 x 100%


Rp. 961.711.929.701
= Rp. 0,13
= 13%

Merupakan perbandingan antara utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Perusahaan dibiayai 13% untuk tahun 2020.

Tahun 2021

Debt to Equity Ratio = Rp. 124.465.640.572 x 100%


Rp. 1.022.814.971.131
= Rp. 0,12
= 12%
Analisis:
Merupakan perbandingan antara utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Perusahaan dibiayai 12% untuk tahun 2021.

4. Rasio Profitabilitas

Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304) dalam Karina, 2015, Rasio Profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

 Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) merupakan ukuran persentase dari setiap hasil
sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.

Gross Profit Margin = Laba Kotor x 100%


Penjualan

Contohnya :
Tahun 2020

Gross Profit Margin = Rp. 516.978.759.283 x 100%


Rp. 956.634.474.111
= 0,54
= 54%

Analisis :
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah
sebesar 54%.

Tahun 2021

Gross Profit Margin = Rp. 555.095.162.776 x 100%


Rp. 1.019.133.657.275
= 0,54
= 54%

Analisis:
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah
sebesar 54%.
 Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin) merupakan ukuran persentase dari setiap
hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga
dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

Operating Profit Margin = Laba Setelah Pajak x 100%


Penjualan

Contohnya :
Tahun 2020

Operating Profit Margin = Rp. 44.045.828.312 x 100%


Rp. 956.634.474.111
= 0,04

= 4%

Analisis :
Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah
menunjukkan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan
biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar

Tahun 2021

Operating Profit Margin = Rp. 100.066.615.090 x 100%


Rp. 1.019.133.657.275
= 0,09

= 9%

Analisis :
Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini rendah
menunjukkan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan
biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar

 Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) merupakan ukuran persentase dari setiap hasil
sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan
pajak

Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak x 100%


Total Aktiva
Contohnya :

Tahun 2020

Net Profit Margin = Rp. 44.045.828.312 x 100%


Rp. 1.086.873.666.641
= 0,04
= 4%

Analisis :

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah
sebesar 4%

Tahun 2021

Net Profit Margin = Rp. 100.066.615.090 x 100%


Rp. 1.147.260.611.703
= 0,08
= 8%

Analisis:

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah
sebesar 8%

2.5 Pengertian Analisis Perubahan Laba Kotor.


Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Untuk mencapai tujuan
tersebut perusahaan harus melakukan kegiatan penjualan yang baik dan kegiatan penjualan
yang baik itu adalah penjualan yang saling menguntungkan. Setiap perusahaan tidak akan
terlepas dari kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu untuk menghasilkan
laba. Walaupun laba bukan merupakan tujuan satu-satunya, namun laba sangat penting untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan untuk memperoleh kepercayaan dari
investor dan kreditor. Dalam praktiknya, laba yang diperoleh perusahaan terdiri dari dua
macam, yaitu:

1. Laba kotor, laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban
perusahaan. Artinya laba keseluruhan yg pertama sekali perusahaan peroleh.
2. Laba bersih, laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan
dalam suatu periode tertentu, termasuk pajak.

Analisis laba kotor merupakan bagian analisis laba. Analisis laba kotor adalah memecah
atau membagi menjadi elemen atau bagian yang lebih kecil dengan tujuan untuk menentukan
penyebab penyimpangan laba kotor dan untuk mengetahui hubungan antar elemen-elemen
tersebut Laba kotor (gross profit) perlu dianalisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan
tersebut, baik perubahan yang menguntungkan (kenaikan) maupun perubahan yang tidak
menguntungkan (penurunan), sehingga dapat diambil tindakan seperlunya untuk periode
berikutnya. Data yang diperlukan untuk Menganalisa Laba Kotor, yaitu :

1. Target yang telah ditetapkan


2. Pencapaian hasil laba periode tersebut
3. Laba pada beberapa periode sebelumnya

Laba kotor harus disajikan dan dianalisis sedemikian rupa sehingga manajemen dapat
mengetahui sebab-sebab atau faktor perubahan laba kotor. Analisis laba kotor hendaknya
dilakukan oleh setiap perusahaan dari tahun ke tahun untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan tersebut, dan setelah perusahaan mengetahui penyebab perubahan
laba kotor maka perusahaan dapat melakukan suatu tindakan untuk memperbaikinya.

Analisis laba kotor merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi manajemen
guna mengambil keputusan untuk masa sekarang dan yang akan dating. Artinya analisis laba
kotor akan banyak membantu manajemen dalam melakukan tindakan apa yang akan diambil
ke depan dengan kondisi yang terjadi sekarang atau untuk mengevaluasi apa penyebab turun
atau naiknya laba kotor tersebut sehingga target tidak tercapai.

Penyebab Perubahan Laba Kotor

Penyebab terjadinya perubahan laba kotor diantaranya, disebabkan oleh :

1. Perubahan Harga Jual (Sales Price Variance)


Perubahan harga jual yaitu adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya
dengan harga jual yang dibudgetkan atau harga jual tahun sebelumnya.
Rumus: (HJ2 – HJ1)K2
Keterangan:
HJ1= Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya. HJ2 =
Harga jual per satuan produk yang sesungguhnya.
K2 = Kuantitas atau volume produk yang sesungguhnya dijual
Apabila (HJ2 –HJ1) menunjukan angka positif berarti ada kenaikan harga,
menguntungkan. Sebaliknya bila (hj2-hj1) negatif berarti ada penurunan harga jual dan
menunjukan keadaan yang merugikan.

2. Perubahan Kwantitas produk yang dijual (Sales Volume Variance). Perubahan kuantitas
produk yang dijual yaitu adanya perbedaan antara kuantitas produk yang
direncanakan/tahun sebelumnya dengan kuantitas produk yang sesungguhnya dijual
(direalisir).
Rumus: (K2 – K1) HJ1
Keterangan:
K2 = Kuantitas penjualan sesungguhnya
K1 = Kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.
HJ 1 = Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan (tahun sebelumnya) Bila (K2 –
K1) menghasilkan angka positif berarti adanya peningkatan penjualan, menguntungkan.
Bila (K2 – K1) negatif menunjukan adanya penurunan kuantitas penjualan.

3. Perubahan Harga Pokok Penjualan per satuan produk (cost price variance) Perubahan
Harga Pokok Penjualan Persatuan Yaitu adanya perbedaan antara harga pokok penjualan
per satuan produk menurut budget atau tahun sebelumnya dengan harga pokok yang
sesungguhnya.
Rumus: (HPP2 – HPP1) K2
Keterangan: HPP2 = HPP yang sesungguhnya
HPP1 = HPP menurut budget atau tahun sebelumnya.
K2 = Kuantitas produk yang sesungguhnya dijual.
Bila (HPP2 – HPP1) = positif, ada kenaikan biaya (HPP) artinya merugikan. Sebaliknya
bila (HPP2 – HPP1) negatif menguntungkan.

4. Perubahan kwantitas harga Pokok penjualan (cost volume variance) Yaitu adanya
perubahan harga pokok penjualan karena adanya perubahan kwantitas/volume yang
dijual atau yang diproduksi.
Rumus: (K2 – K1) HPP1
Keterangan:
K2 = kuantitas produk yang sesungguhnya dijual/dihasilkan.
K1 = Kuantitas produk menurut bdget (tahun sebelumnya).
HPP1 = HPP persatuan barang menurut budget 1 4
Bila (K2 – K1) = positif, maka akan merugikan. Sebaliknya bila (K2 – K1) = negatif,
maka akan menguntungkan.

Analisis Perubahan Laba Kotor.

Analisis perubahan laba kotor adalah analisa atau evaluasi yang dilakukan oleh
manajemen untuk mencari dan mengetahui sebab-sebab terjadinya perubahan laba kotor
suatu perusahaan dari periode ke periode. Manfaat analisis perubahan laba kotor bagi
manajemen adalah memberikan cukup motivasi bagi manajemen untuk memulai suatu
pemeriksaan, yang akan membawa kepada berbagai kemungkinan tindakan koreksi,
khususnya analisis yang menunjukan perbedaan tidak menguntungkan (rugi) antara anggaran
dan realisasi.

Analisis laba kotor yang didasarkan pada anggaran atau biaya standar dapat
memberikan gambaran titik-titik kelemahan dari kinerja periode tersebut. Dengan demikian,
manajemen akan mampu untuk menguraikan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan
untuk mengoreksi situasi dan untuk dapat menentukan sebab-sebab terjadinya penyimpangan
yang tidak menguntungkan tersebut.

Kegunaan analisis perubahan laba kotor yaitu perubahan dalam laba kotor perlu
dianalisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut, baik perubahan yang
menguntungkan (kenaikan) maupun perubahan yang tidak menguntungkan (penurunan),
sehingga akan dapat diambil kesimpulan dan tindakan seperlunya untuk periode-periode
berikutnya.

Tabel 1. Analisis Perubahan Laba Kotor PT. Campina Ice Cream Industry Tbk.

Laba Kotor

Analisis Perubahan

2020 2021

Penjualan bersih Rp. 956.634.474.111 Rp. 1.019.133.657.275

Harga pokok penjualan Rp. 439.655.714.828 Rp. 464.038.494.499

Laba kotor Rp. 516.978.759.283 Rp. 555.095.162.776

Jumlah barang yang dijual - -

Harga jual persatuan - -

Harga pokok persatuan - -

Analisis perubahan laba kotor tidak dapat dilakukan, karena kurangnya informasi mengenai
kuantitas penjualan dan harga jual per produk, sehingga menghentikan peneliti untuk
menganalisa perubahan laba kotor pada PT. Campina Ice Cream Industri Tbk.

Analisis Titik Impas.

Analisis break even point adalah suatu alat atau teknik yang digunakan oleh
manajemen untuk mengetahui tingkat penjualan tertentu perusahaan sehingga tidak
mengalami laba dan tidak pula mengalami kerugian . Biaya dalam analisis break even point
terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Analisis break even point juga dapat digunakan
sebagai alat bantu bagi manajemen untuk melakukan perencanaan yakni dalam hal membuat
perencanaan penjualan dan laba.
Dari rincian Beban-beban tersebut selanjutnya dikelompokkan sesuai kategori biay yaitu
biaya varibel dan biaya tetap.

Keterangan 2020 2021

Biaya Variabel :

 Biaya Produksi  Rp. 426.001.425.035  Rp. 426.001.425.035


 Angkutan  Rp. 42.775.363.317  Rp. 42.681.805.859
 Dry Ice  Rp. 601.735.376  Rp. 451.215.373
 Pengepakan  Rp. 17.713.250  Rp. 40.598.600
 Bahan Bakar  Rp. 7.436.516.391  Rp. 7.193.254.942

Total Rp. 476.832.753.369 Rp. 488.480.886.525


Biaya Tetap :

 Beban penjualan (selain Rp. 135.795.775.098  Rp. 133.828.114.641


biaya variabel)  
 Beban Administrasi & umum  Rp. 282.574.403.816  Rp. 255.451.833.251

Total Rp. 418.370.178.914 Rp. 289.279.947.892

2020

Fixed Cost
Break Event Point (Rp) = 1- Variable Cost
Sales
418.370.178.914
= 1- 476.832.753.369
956.634.474.111
= 418.370.178.914
0,49844
= 839.345.311.878

2021

Fixed Cost
Break Event Point (Rp) = 1- Variable Cost
Sales
389.279.947.892
= 1- 488.480.886.525
1.019.133.657.275
= 389.279.947.892
0,47930
= 812.167.493.025

Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui break even point dalam rupiah tahun 2020 sebesar Rp
839.345.311.878 dan tahun 2021 sebesar Rp. 812.167.493.025Apabila penjualan perusahaan kurang
dari BEP maka perusahaan akan mengalami kerugian dan sebaliknya jika penjualan melebihi BEP
maka perusahaan akan mendapatkan laba.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

5. Analisis laporan keuangan proses peninjauan laporan keuangan suatu organisasi untuk
mendapatkan pemahaman tentang situasi keuangan secara menyeluruh. Laporan keuangan
biasanya mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan lain yang
berkorelasi dengan proses keuangan bisnis. Analisis internal dilakukan oleh karyawan,
eksekutif, lembaga pemerintah, atau individu lain yang memiliki akses ke catatan
akuntansi internal perusahaan bisnis. Secara umum analisis laporan keuangan bertujuan
untuk mengetahui tingkat efektif dan efisiensi kinerja keuangan perusahaan. Selain itu,
analisis laporan keuangan juga digunakan sebagai tolak ukur bagi perusahaan untuk
meningkatkan kinerja serta untuk membandingkan kinerja keuangan setiap periode
akuntansi. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan
adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-
perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun laba
dan rugi. Adapun jenis – jenis analisis keuangan seperti Rasio Likuiditas (Liquidity
Ratios), Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas

Adapun jenis jenis analisis


laporan keuangan seperti
Rasio Liquiditas
(Liquidity Ratio), Rasio
aktivitas (Activity Ratio),
Rasio Solvabilitas (Leverege),
Rasio Rentabilitas
(Profitabilitas),
Adapun jenis jenis analisis
laporan keuangan seperti
Rasio Liquiditas
(Liquidity Ratio), Rasio
aktivitas (Activity Ratio),
Rasio Solvabilitas (Leverege),
Rasio Rentabilitas
(Profitabilitas),
Adapun jenis jenis analisis
laporan keuangan seperti
Rasio Liquiditas
(Liquidity Ratio), Rasio
aktivitas (Activity Ratio),
Rasio Solvabilitas (Leverege),
Rasio Rentabilitas
(Profitabilitas),
Adapun jenis jenis analisis
laporan keuangan seperti
Rasio Liquiditas
(Liquidity Ratio), Rasio
aktivitas (Activity Ratio),
Rasio Solvabilitas (Leverege),
Rasio Rentabilitas
(Profitabilitas),
Adapun jenis jenis analisis
laporan keuangan seperti
Rasio Liquiditas
(Liquidity Ratio), Rasio
aktivitas (Activity Ratio),
Rasio Solvabilitas (Leverege),
Rasio Rentabilitas
(Profitabilitas),
Adapun jenis jenis analisis
laporan keuangan seperti
Rasio Liquiditas
(Liquidity Ratio), Rasio
aktivitas (Activity Ratio),
Rasio Solvabilitas (Leverege),
Rasio Rentabilitas
(Profitabilitas),
Adapun jenis jenis analisis
laporan keuangan seperti
Rasio Liquiditas
(Liquidity Ratio), Rasio
aktivitas (Activity Ratio),
Rasio Solvabilitas (Leverege),
Rasio Rentabilitas
(Profitabilitas),
Adapun jenis jenis analisis
laporan keuangan seperti
Rasio Liquiditas
(Liquidity Ratio), Rasio
aktivitas (Activity Ratio),
Rasio Solvabilitas (Leverege),
Rasio Rentabilitas
(Profitabilitas)
3.2 Saran

Dalam prakteknya, perusahaan harus dapat menyesuaikan strategi mereka jika terjadi
perubahan biaya, harga jual, struktur biaya, atau peraturan yang mempengaruhi laporan
keuangan. Dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut, penting bagi perusahaan untuk
memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.
Hal ini melibatkan pemantauan terus-menerus terhadap laporan keuangan, analisis yang
mendalam, dan kemampuan untuk mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan perubahan
yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

PERTEMUAN 21_ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TBK


(2).pdf

WEB_Lowress_AR-Campina-2021.pdf

https://www.coursehero.com/file/124758434/Tugas-Analisis-Laporan-Keuangan-Marcella-
18101201599-07SAKE002pdf/

https://klikpajak.id/blog/analisis-laporan-keuangan

https://perpus.stiemp.ac.id/pdf/Skripsi%20PUTRI%20RIZKIYAH%20-%202015203945.pdf

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN RANI(1).pdf

You might also like