You are on page 1of 2

Nama : Shafa Vania Adisyah Rahma Putri

NIM : 205100300111062
Kelas : I

REVIEW MATERI CTN DAN PERT

Dalam sebuah proyek, tentu terdapat beberapa kegiatan guna


mengsukseskan tujuan yang telah disepakati. Salah satu kegiatan tersebut adalah
penjadwalan proyek. Penjadwalan proyek adalah penyusunan secara sistematis
guna mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan proyek agar selesai tepat pada
waktunya (Arifudin, 2011). Dalam penjadwalan proyek harus memiliki kualitas
yang baik dalam kesesuaian dengan penjadwalan, kesesuaian batasan waktu,
biaya, dan sumber daya yang dimiliki. Terdapat beberapa teknik seperti PERT dan
CPM. Keduanya memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing (Yusdiana dan
Satyawisudarini, 2018).

CTN merupakan salh satu metode yang digunakan dalam penjadwlan


proyek. CTN merupakan singkatan dari constant time network. Dengan
menggunakan metode ini, waktu dalam masing-masing aktivitasnya diasumsikan
konstan atau tetap. Terdapat ebberapa perhitungan yang dibagi menjadi tiga.
Perhitungan tersebut meliputi erliest, latest, dan slack. Slack time merupakan
waktu luanh yang ada pada masing-masing kegiatan yang fleksible apabila ada
pengunduran tanpa menyebabkan keterlambatan.

PERT merupakan singkatan dari program evaluating review technique yang


biasa digunakan dalam mengevaluasi suatu proyek. Metode ini digunakan guna
meminimalkan adanya gangguan, penundaan, maupun konflik yang ada pada
suatu proyek. Penyusunan jadwal dan juga anggaran menjadi fokus utama yang
disingkronkan dan optimalkan dalam pengerjaan sebuah proyek nantinya. Pada
PERT juga mampu mengkoordinasi dan mengsingkronisasi bagian-bagian
pekerjaan sehingga mampu dilakukan dengan secepat mungkin (Abdurrasyid,
2019). Metode PERT akan menjadwalkan proyek bedasarkan jaringan dengan tiga
dugaan waktu pada setiap kegiatannya. Dengan menggunaakan tiga bagian waktu
tersebut maka mampu mengetahui peluang proyek selesai pada tanggal yang
telah ditetapkan. Tiga digaan waktu tersebut meliputi waktu optimis (a), waktu
paling mungkin (m), dan waktu pesimis (b). Waktu optimis adalah apabila kegiatan
tanpa ada hambatan atau berjalan dengan lancar. Waktu paling mungkin
merupakan apabila terjadi sesuatu kegiatan yang dilakukan dalam keadaan
normal dengan penundaan yang dapat diterima. Sedangkan waktu pesimis adalah
waktu jika ada hambatan ataupun penundaan.

Dengan penyusunan penjadwalan proyek maka akan membuat proyek


dapat teratur dan lebih terkendali (Yusdiana dan Satyawisudarini, 2018). Metode
PERT memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode ini adalah
mempu memperkirakan waktu proyek dengan menganalisa jalur kritis, identifikasi
awal dan akhir waktu pada masing-masing kegiatan, dan mengetahui waktu slack
pada tiap kegiatannya. Dengan begitu menggunakan metode PERT mampu
meminimalisasi adanya keterlambatan dalam penyelesaian proyek. Namun,
metode ini masih dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan manual.
Selain itu, banyak perhitungan metode PERT yang telah diterakpan pada suatu
proyen namun masih kurang efektif dan efisien (Abdurrasyid, 2019).

CPM (Critical Path Method) adalah salah satu metode lainnya yang
digunakan untuk mengidentifikasi jalur terpanjang sehingg amampu menemukan
jalur kritis. Dengan begitu mampu mengetahui mana yang harus dipersingkat
sehingga waktu dapat lebih minimal. (Takakura et al., 2019). Dalam metode ini
terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pada metode ini adalah
mamapu digunakan sebagai penjadwalan, penegdalian proyek, dan pemantauan.
Selain itu, metode ini menampilkan dependensi untuk membantu dalam
penjadwlaan. Pada metose ini juga mamou menentukan jalur yang sama-sama
penting serta emnampilkan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek. Namun,
penggunaan metode ini memiliki tingkat kerumitan yang tinggi untuk proyek-proyek
yang besar, selain itu juga tidak menangani penjadwalan alokasi dari sumber daya.
Jalur kritus pada metode ini tidak dihitung dengan cermat dan perkiraan waktu
pada kegiatan bisa jadi rumit (Widjajanto et al., 2019)..

Bedasarkan dua metode tersebut. Masing-masing metode memiliki


kegunaan yang dapat diterapkan pada kondisi yang berbeda. PERT digunakan
ketika proyek belum pernah dikerjakan sebelumnya, sedangkan CPM digunakan
ketika melakukan penjadwalan yang teralh dikerjakan sebelumnya (telah memiliki
data-data sebelumnya). Penggunaan PERT akan lebih baik daripada CPM
dikarenakan pada PERT menggunakan tiga jenis waktu pengerjaan. Sedangkan
pada CPM hanya menggunakan satu jenis waktu pengerjaan saja.

REFERENCES

Abdurrasyid, Luqman, Haris A, Indrianto. 2019. Implementasi metode PERT dan


CPM pada sistem informasi manajemen proyek pembangunan kapal. Jurnal
Ilmu Komputer dan Informatika 5(01): 28-36

Yusdiana ED, Satyawisudarini. 2018. Penerapan metode PERT dan CPM dalam
pelaksanaan proyek pembangunan jalan paving untuk mencapai evektifitas
waktu penyelesaian proyek. Jurnal manajemen san bisnis 2(03):20-30

Arifudin R. 2011. Optimasi penjadwalan proyek dengan penyeumbangan biaya


menggunakan kombinasi CPM dan algoritma genetika. Jurnal Masyarakat
Informatika 2(04): 1-14

Takakura Y, Yajima T, Kawajiri Y, Hashizume. 2019. Application of critical path


method to stochastics processes with historical operation data. Chemical
Engeenring Research and design 149: 195-28

Widjajanto T, Perdana S, Rahman A. 2019. Pelatihan manajemen proyek dengan


metode CPM (critical path method) di PT. niromukti airtech indonesia. Jurnal
Arsitektur 02(02): 105-110

You might also like