You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

Sumber Kebahagiaan Wanita Single Parents

A. Latar Belakang
(Seligman, 2005) menyatakan bahwa happiness (kebahagiaan) merupakan hal yang
didambakan oleh setiap manusia dan memiliki tingkat yang berbeda antara orang yang satu
dengan orang yang lain. Perbedaan tingkat kebahagiaan dapat dipengaruhi oleh sejauh mana
seseorang menyikapi hal-hal yang terjadi sepanjang perjalanan hidupnya secara positif dan
berusaha menyesuaikan diri terhadap kejadian-kejadian yang mungkin tidak menyenangkan
bagi dirinya.Kebahagiaan ditandai dengan banyaknya afek positif dan rendahnya afek negatif.
Keluarga umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak, dimana dalam kehidupan
berkeluarga ayah dan ibu memiliki peran sebagai orang tua (Helmawati, 2014). Ketika
tatanan ideal itu kemudian tidak dapat berjalan dengan baik dalam sebuah keluarga, tentu itu
bukanlah suatu pilihan, karena pada kenyataannya, di masyarakat terdapat keluarga yang
salah satu dari orangtua tersebut tidak ada, baik itu karena perceraian, perpisahan atau
meninggal dunia.
Oleh sebab itu, jika terdapat susunan dalam keluarga yang tidak lengkap tentu saja
akan mengakibatkan ketidakseimbangan dan fungsi keluarga kurang dapat berjalan dengan
baik. Dimana di dalam suatu keluarga hanya terdapat salah satu orang tua akibat kematian
ataupun perpisahan (Noor, 2010).
Alasan seseorang menjadi single parent (mother) adalah adanya kematian dari salah
satu pasangan, yang kemudian mengharuskan pasangan yang ditinggal sendiri untuk dapat
memelihara anak-anaknya. Keluarga yang hanya memiliki salah satu orang tua akibat
kematian ataupun perpisahan disebut dengan single parent, Senada dengan itu Winda Aprili
(2013) mengungkapkan kehilangan pasangan dapat menjadi salah satu fenomena hidup yang
menyedihkan bagi seorang wanita tersebut, dan akan dibutuhkan waktu yang cukup lama
untuk benar-benar pulih dari duka dan kesedihan yang dirasakannya.
Single parent terkadang suatu pilihan yang memang sebenarnya tidak diinginkan oleh
seorang wanita atau pria itu sendiri. Bisa jadi karena pasangan yang menikah tetapi tiba-tiba
salah satunya meninggal dunia atau bercerai (bercerai dalam kondisi terdesak). Kondisi
menjadi lebih sulit bagi pelakunya. Dilanda masalah pergolakan perasaan (misalnya rasa
kehilangan), kesiapan ekonomi untuk keluarga kecilnya, dan bagaimana menghadapi
permasalahanpermasalahan dalam sosial masyarakat. Inilah yang menjadi beban berat yang
dialami seorang perempuan yang menjadi single parent. (Barualogo dalam
Suryasoemirat,2007).
Papalia dkk (2008) mengemukakan bahwa seorang istri kehilangan seseorang yang
dicintainya yaitu suami karena kematian maka individu tersebut biasanya akan merasakan
sakit yang begitu dalam, duka cita mendalam, kesepian, mengalami gangguan fisik dan
psikologis, rasa frustasi dan kehilangan yang mungkin baru akan hilang setelah melalui
waktu yang cukup lama. Istri juga selalu merasakan kenangan-kenangan bersama suami dan
ini akan memakan waktu yang sangat lama terlebih istri masih tetap berada dalam lingkungan
yang tetap mengingatkannya akan kenangan bersama suami. Seorang single parent harus
dapat tabah untuk melewati masa-masa sulit dalam hidupnya.
Menurut Upton (2012) Kehilangan pasangan tersebut menjadi peristiwa yang sangat
berat dirasakan dan mengakibatkan trauma 2 tersendiri. Senada dengan Upton, hasil
penelitian dari Spurgeon, Jackson dan Beach (2001) mengungkapkan bahwa kematian
pasangan menjadi salah satu dari peristiwa kehidupan yang paling penting dan bisa memicu
terjadinya stress. Pasangan hidup yang mati mendadak dan tidak terduga seperti bunuh diri,
kecelakaan, atau kematian yang dikarenakan mengidap penyakit yang sudah lama diderita,
hal tersebut juga menentukan respon orang yang ditinggalkan.
Untuk penelitian awal, penulis melakukan wawancara dengan subjek berinisial K
yang sudah menjadi single mother selama 9 tahun. Kebahagiaan yang didapat ditemukan
pada kesehariaannya. Untuk mendapatkan kebahagiaan single mother selalu berpikir positif
atas apa yang didapatkan.
Hasil penelitian (Herbst, 2013) yang menyatakan bahwa pada dasarnya single mother
memiliki kebahagiaan maupun kesejahteraan subjektif yang lebih rendah daripada sosok
wanita yang memiliki pasangan atau menikah. Akan tetapi, juga menemukan fenomena dari
hasil penelitian yang lain bahwa dalam diri single mother tampak adanya kepuasan hidup
yang lebih tinggi, rendahnya penyesalan terhadap masa lalu, dan optimisme yang lebih besar
tentang masa depan daripada wanita yang bersuami. Seiring perjalanan waktu dan
perkembangan jaman, fenomena yang ada menampilkan ketegaran para single mother dalam
menghadapi dan menjalankan tanggung jawab mereka, entah karena mereka memang bahagia
atau hanya sekedar karena tuntutan situasi yang mengikat mereka dengan keharusan
menjalankan peran ganda.Maka penelitian ini dilakukan untuk mengungkap makna
kebahagiaan dalam sudut pandang single motheryang disebabkan oleh perceraian.
Terdapat 2 masalah utama yang dihadapi oleh single mother. Permasalahan itu
diantaranya yaitu pertama masalah ekonomi, menurut Navarne (dalam Afriyanti 2011), bagi
seorang janda, kesulitan ekonomi, dalam hal ini pendapatan dan keuangan yang terbatas,
merupakan permasalahan utama yang mereka hadapi. Masalah ekonomi memang kerap
menjadi masalah terbesar bagi single mother. Masalah kedua adalah masalah sosial, wanita
yang berstatus sebagai single mother seringkali mendapat permasalahan dari lingkungan
mereka. Banyak sekali stigma negatif yang ditujukan kepada mereka. Selanjutnya masalah
keluarga, permasalahan keluarga seringkali berpusat pada hal pengasuhan anak. Seorang
single mother harus dapat berperan ganda sebagai ibu sekaligus ayah bagi anak-anak mereka.
Masalah yang keempat yaitu masalah praktis, setelah kematian suami, hal-hal seperti itu
menjadi suatu permasalahan bagi single mother karena tidak erbiasa melakukan pekerjaan
tersebut. Selanjutnya masalah seksual, karena sudah tidak adanya pasangan hidup, single
mother merasakan keinginan seksual tidak terpenuhi. Terakhir permasalahan tempat tinggal,
seringkali permasalahan ekonomi membuat single mother harus merelakan rumahnya untuk
dijual dan pindah ke rumah yang lebih kecil.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini akan untuk mengkaji
lebih jauh dengan judul ”sumber kebahagiaan wanita single parents”.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kebahagiaan wanita singloe parents.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai sumber
kebahagiaan pada wanita single parents.
2. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian diharapkan :
a. Bagi janda yang suaminya meninggal dunia gara dapat mengetahui sumber
kebahagiaan dan dapat memiliki sumber kebahagiaan yang sesuai.
b. Bagi peneliti selanjutnya hassil penelitian ini menjadi acuan dalam
mengembangkan peneliti selanjutnya dengan tema yang sama.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kebahagiaan
James (dalam Williams, Sawyer, & Stacey, 2006) menyatakan bahwa kebahagiaan
merupakan hal yang sangat penting sehingga upaya untuk mencapai kebahagiaan menjadi
fokus perhatian dan tujuan dari manusia sepanjang waktu.
Seligman (2002) meyakini bahwa level kebahagiaan dan kesedihan tiap orang
berbeda-beda, tetapi terkadang keadaan mampu memengaruhi tingkat kebahagiaan
seseorang.Pengaruh eksternal yang dapat menjadi sumber kebahagaian bagi individu adalag
berupa penghasilan, status perkawinan, kehidupan sosial, emosi yang positif, usia dan
kesehatan.
Biswas-Diener dan Dean (2007) menjelaskan bahwa, kebahagiaan merupakan
kualitas dari keseluruhan hidup manusia yang membuat kehidupan menjadi baik secara
keseluruhan, seperti kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang tinggi, pendapatan yang
lebih tinggi dan tempat kerja yang baik.
Pendapat lain dari (Patnani, 2012) menunjukkan bahwa bahwa sumber kebahagiaan
pada kaum perempuan yang paling penting adalah keluarga. Tingkat rasa bahagia yang
paling tinggi ditemukan pada kaum perempuan. Kaum wanita terlihat lebih ekspresif dalam
menunjukkan kebahagiannya. Menjadi ibu merupakan salah satu kodrat kaum wanita dan
merupakan salah satu sumber kebahagiaan wanita, yakni memperoleh cinta dari orang yang
dicintainya. Sumber kebahagiaan wanita adalah perasaan dicintai oleh orang yang dicintai,
persahabatan, rasa percaya diri, kondisi fisik yang sehat, hubungan dekat dengan keluarga
dan membantu orang lain.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa semua orang mempunyai sumber
kebahagiaan masing-masing dan berbeda-beda dalam memilih sumber kebahagiaan.
Namun, wanita lebih terlihat ekspresif dalam menunjukkan kebahagiaannya.
B. Aspek-Aspek Sumber Kebahagiaan
Menurut Sunedi (2018) , setidaknya terdapat lima aspek utama yang dapat menjadi
sumber kebahagiaan, yaitu :
1. Menjalin Hubungan Positif dengan Orang Lain
Ketrampilan atau keahlian berhubungan dengan orang lain merupakan hal yang amat
penting bagi kesuksesan seseorang.

2. Keterlibatan Penuh
Keterlibatan penuh bukan hanya pada karir, tetapi juga dalam aktivitas lain seperti
hobi dan aktivitas bersama keluarga. Keterlibatan penuh membutuhkan partisipasi
aktif dari orang yang bersangkutan.
3. Temukan Makna dalam Keseharian
Benjamin Franklin pernah mengatakan bahwa kebahagiaan bukan diperoleh dari suatu
peristiwa besar atau keberuntungan yang sesekali terjadi, melainkan dari keseharian
kita.
4. Optimis, Namun tetap Realistis
Optimisme dapat membuat langkah kita menjadi lebih ringan. Namun untuk
mewujudkan keyakinan itu, tetap dibutuhkan tindakan nyata yang disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan kita.
5. Menjadi Pribadi yang resilien
Sejauh mana kita memiliki resiliensi, yakni kemampuan untuk bangkit dari peristiwa
yang terpahit sekalipun.
C. Kerangka Berpikir

Wanita Single Parents

Aspek-Aspek Sumber Kebahagiaan


Sunedi (2018) :

1. Menjalin hubungan positif


dengan orang lain
2. Keterlibatan penuh
3. Temukan makna dalam
keseharian
4. Optimis, namun tetap realistis
5. Menjadi pribadi yang resilien

Sumber Kebahagiaan Wanita Single Parents


DRAFT INSTRUMEN PENELITIAN PANDUAN WAWANCARA

Variabel : Sumber Kebahagiaan

Aspek-Aspek Definisi Teori Definisi Tujuan Penelitian:


Sumber Operasional Untuk menganalisis aspek-
Kebahagiaan aspek sumber kebahagiaan
Sunardi (2018) : wanita single parents
Menjalin Ketrampilan atau Mencoba menjalin 1. Siapa orang yang
Hubungan Positif keahlian hubungan yang mempunyai hubungan
dengan Orang berhubungan baik dengan orang baik dengan anda
Lain dengan orang lain lain. tetangga ataukah sanak
merupakan hal yang saudara?
amat penting bagi 2. Kapan anda melakukan
kesuksesan hal agar orang lain
seseorang. merasa welcome
dengan anda?
3. Apa yang anda lakukan
jika terdapat perbedaan
pendapat dengan orang
lain?
4. Bagaimana anda
mengelola konflik
dalam hubungan anda
untuk menjaga
keselarasan dan
postifitas?
Keterlibatan Keterlibatan penuh Mencari kesibukan 1. Apa kesibukan yang
Penuh bukan hanya pada atau kesenangan biasanya anda lakukan
karir, tetapi juga diluar karir diluar jam kerja?
dalam aktivitas lain 2. Kapan anda
seperti hobi dan menggunakan waktu
aktivitas bersama untuk me time disela
keluarga. pekerjaan yang sangat
Keterlibatan penuh padat?
membutuhkan 3. Bagaimana anda
partisipasi aktif dari mengatur waktu untuk
orang yang kesenangan dengan
bersangkutan. keluarga?
4. Dimana anda mencari
kesibukan di luar jam
kerja agar dapat
mengurangi rasa penat
dan kebosanan?

Temukan Makna Benjamin Franklin Mencari 1. Kapan anda merasa hal


dalam Keseharian pernah mengatakan kebahagiaan dari kecil yang terjadi
bahwa kebahagiaan hal-hal kecil dalam dalam keseharian anda
bukan diperoleh keseharian. membuat anda merasa
dari suatu peristiwa bahagia?
besar atau 2. Apakah hal itu terjadi
keberuntungan yang setiap harinya?
sesekali terjadi, 3. Mengapa anda merasa
melainkan dari bahwa mencari
keseharian kita. kebahagiaan dari hal-
hal kecil telah
mengubah cara anda
melihat dan
menghargai hidup?
4. Dimana anda
menemukan
kebahagiaan di
keseharian anda?
5. Siapa orang yang
membuat anda bahagia
dalam keseharian anda?
Optimis, namun Optimisme dapat Percaya diri untuk 1. Siapa sesorang yang
tetap Realistis membuat langkah mecapai langkah membuat anda
kita menjadi lebih yang diinginkan, sekarang menjadi
ringan. Namun namun harus sumber kebahagiaan?
untuk mewujudkan disesuaikan dengan 2. Bagaimana anda
keyakinan itu, tetap kondisi dan mengatasi perasaan
dibutuhkan kemampuan diri. kecewa dengan frustasi
tindakan nyata yang ketika yang anda
disesuaikan dengan harapkan tidak sesuai
kondisi dan dengan kenyataan?
kemampuan kita. 3. Mengapa optimisme
penting dalam lengkah
menuju kemajuan?
4. Apa langkah yang anda
ambil ketika
dihadapkan pada
hambatan/kendala yang
tidak dapat anda atasi
dalam waktu yang
singkat?
Menjadi Pribadi sejauh mana kita Mecoba bangkit 1. Apa ada pengalaman
yang Resilien memiliki resiliensi, dari peristiwa pahit pahit yang pernah anda
yakni kemampuan yang menimpa. alami?
untuk bangkit dari 2. Mengapa anda merasa
peristiwa yang faktor itulah yang
terpahit sekalipun. menyebabkan anda
merasa putus asa?
3. Kapan pengalaman
pahit itu terjadi dan hal
apa yang dapat anda
ambil dari pengalaman
tersebut?
4. Bagaimana anda
berhasil bangkit dari
pengalaman pahit yang
telah anda alami?

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Kualitatif


Menurut Mamik (2015) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan
memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya bukan dunia yang
seharusnya. Karenanya, melakukan penelitian kualitiatif dengan baik dan benar berarti telah
memiliki jendela untuk memahami dunia psikologi dan realitas sosial. Peneltian kualitatif
dlakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif,
instrumen adalah kunci. Oleh karena itu, penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan
yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi
lebih jelas.
Kemudian ditambahkan oleh Ferdiansyah (2015) bahwa penelitian kualitatif mencari
makna, pemahaman, dan pengertian, tentang suatu fenomena. Kejadian maupun kehidupan
manusia dengan terlibat langsung atau tidak langsung dalam setting yang diteliti, konteksual
dan menyeluruh.
Menurut Race (2010) tujuan penggunaan metode kualitatif adalah mencari pengertian
yang mendalam tentang suatu gejala, fakta, atau realita. Fakta, realita masalah, gejala serta
peristiwa hanya dapat dipahami bila peneliti menelusurinya secara mendapat dan tidak
hanya terbatas pada pandangan dipermukaan saja.
Menurut Creshwell (Mamik, 2015) fenomenologis, merupakan salah satu jenis
penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi
partisipan untuk mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman hidupnya.
B. Ciri-Ciri Penelitian
Menurut Ferdiansyah (2015) ciri-ciri penelitian kualitatif adalah:
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data penelitian kualitatif
Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber
data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian
utama penelitian kualitatif.
2. Peneliti sebagai instrumen penelitian
Peneliti adalah instrumen kunci (key-instrumen) dalam penelitian. Peneliti lah yang
melakukan observasi, dialah yang membuat catatan,peneliti pula yang melakukan
wawancara. Alat-alat yang lain seperti angket, atau kuisioner, tes, skala tes penelitian
tak lazin digunakan. Alat bantu yang digunakan terkait dengan objek penelitian antara
lain, alat rekam seperti video, tape recorder, kamera, dokumen, dan lain sebagainya.
3. Memiliki sifat deskriptif analitik
Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan
dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab
pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi.
4. Tekanan pada proses bukan hasil
Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan informasi
yang diperlukan berkenaan dengan pernyataan apa, mengapa, dan bagaimana untuk
mengungkapkan proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa
dilakukan, dan bagaimana cara melakukaknnya memerlukan pemaparan suatu proses
mengenai fenomena tidak dapat dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja.
Pertanyaan diatas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan,
dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan dimana dan pada saat mana
proses itu berlangsung.
5. Bersifat induktif
Penelitian kualitatif tidak dimulai dari dedukasi teori, tetapi dimulai lapangan
yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau
penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan
melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut.
6. Mengutamakan makna
Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar
pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa.

C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, tidak semua orang dapat dapat dijadikan
subjek dalam penelitian ini. Tetapi, hanya individu yang memiliki identifikasi sesuai
dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis. Maka dari itu syarat-syarat subjek dalam
penelitian ini adalah :
1. Perempuan dengan status janda atau wanita single parents
2. Menjadi wanita single parents karena suami meninggal dunia
3. Telah 3 atau lebih menjadi wanita single parents
D. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini mengguanakan metode pengumpulan data observasi dan wawancara
1. Observasi

Raco (2010) mengatakan bahwa observasi berarti mengumpulkan data


langsung dari lapangan. Data yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang sikap,
kelakuan, perilaku, tindakan, keseluruhan interkasi antar manusia. Data observasi juga
dapat berupa interaksi dalam suatu organisasi atau pengalaman para anggota dalam
berorganisasi.

Ditambahkan oleh Raco (2010) bahwa observasi juga berarti peneliti berada
bersama partisipan. Jadi peneliti bukan hanya sekedar numpang lewat. Berada
bersama akan membantu peneliti memperoleh banyak informas yang tersembunyi dan
mungkin tidak terungkap selama wawancara. Selain itu hal penting yang harus
diperhatiakan peneliti apabila berada di lapangan yaitu harus berlaku seperti biasa dan
membiasakan diri dengan keadaan setempat. Peneliti harus berlaku dan berintak
sealamiah mungkin.

Raco (2010) juga menambahkan bahwa dengan observasi peneliti akan


menangkap hal yang mungkin tidak diungkapkan oleh partisipan dalam wawancara
atau yang tidak mau diungapkan oleh partisipan. Biasanya hal yang sensitif tidak akan
diungkapkan kepada orang asing yang baru datang, tetapi dapat ditangkap bila si
peneliti berada di tempat dengan menggunakan perasaan dan kepekaannya.

2. Wawancara
Raco (2010) mengatakan bahwa tidak semua data dapat diperoleh dengan
observasi. Oleh karena itu, peneliti harus mengajukan pertanyaan kepada
partisipan. Pertanyaan sangat penting untuk menangkap persepsi, pikiran,
pendapat, perasaan orang tentang suatu gejala, peristiwa, fakta atau realita. Dalam
wawancara, peneliti bukan hanya mengajukan pertanyaan, tetapi mendapatkan
pengertian tentang pengalaman hidup orang lain.
Ditambahkan oleh Raco (2010) bahwa pertanyaan yang diajukan juga harus
berupa hasil pengalaman. Mereka merekonstruksi pengalaman yang ditanyakan
buka pendapat tetapi rincian (detail) pengalamannya,
E. Metode Analisis Data
Menurut Mamik (2015) analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan,
pengelompokan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah fenomena
memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah.
Langkah-langkah dalam menganalisis data kualitatif menurut Creshwell (Mamik,
2015) adalah sebagai berikut :
1. Membuat dan mengatur data yang sudah dikumpulkan
Hasil wawancara akan dibuat dalam bentuk transkip wawancara. Hasil
observasi dan data subjek akan disertakan dalam transkip itu. Keterangan lain
seperti tempat, waktu, dan bentuk wawancara ditambahkan didalamnya.
2. Membaca dengan teliti data yang sudah diatur (koding)
Peneliti akan membaca dengan teliti dan berkali-kali data yang telah ada
(coding). Coding dimaksudkan untuk mengorganisasikan dan membuat sistematis
data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran
tentang topik yang diteliti. Demikian maka akan mendapatkan inshigt mengenai
tema-tema penting dari pernyataan subjek.
3. Deskripsi pengalaman penelitian
Peneliti akan memberikan gambaran tentang pengalaman dan observasi saat
sedang melakukan wawancara pada subjek. Situasi wawancara, kejadian yang
timbul selama proses wawancara, kendala yang dihadapi dalam melakukan
wawancara, serta hal lainnya berkaitan dengan pengalaman di lapangan.
4. Horisonalisasi
Pemeriksaan transkip wawancara dan mengidentifikasikan ucapan-ucapan
subjek yang tidak relevan dengan penelitian ini. Ucapan subjek yang relevan
dengan hasil penelitian ini ada dalam bentuk kalimat dibuld. Hasil identifikasi itu
akan dituliskan terpisah pada sebuah kolom.
5. Unit-unit makna
Menemukan unit makna dengan cara terus melakukan dan merevisi hasil
coding terhadap kolom hasil horisonalisasi.
6. Deskripsi tekstural
Peneliti melakukan deskripsi berdasarkan unit makna yang ditemukan.
Deskripsi yang pertama kali dilakukan adalah deskripsi tekstural yaitu dengan
melakukan deskripsi berdasarkan ucapan subejk yang
asli/orisinil.harfiah/verbatim. Ucapan ini diambil dari hasil horisonalisasi.
7. Deskripsi struktural
Melakukan deskripsi dengan memasukkan hasil interpretasi pada ucapan
subjek verbatim. Deskripsi struktural dicantumkan setelah ucapan verbatim
subjek.
8. Makna atau esensi pengalaman subjek
Mencari inti atau esensi dari pengalaman subjek berdasarkan keseluruhan unit
makna, deskripsi tekstural, deskripsi struktural.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik koding sebagai metode
analisis data, menurut Herdiansyah (2013) teknik koding yaitu data yang telah
diperoleh dari wawancara, observasi, ataupun metode yang lainnya yang telah
diubah kedalam bentuk skrip berdasarkan tema-tema tertentu dan kategori-
kategori tertentu, diberi kode tertentu.
F. Kredibilitas Hasil Penelitian
Menurut Moleong (2010) kriteria derajat kepercayaan atau kredibilitas pada
dasarnya menggunakan konsep validitass internal penelitian kualitatif. Ada tiga teknik
yang digunakan yaitu ketekunan pengamat, triangulasi, uraian rinci, sebagai berikut :
1. Ketekunan Pengamat
Ketekunan pengamat menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang
sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian menemukan
diri pada hal tersebut secara rinci.
2. Triangulasi
Teknik pemeriksaan keabsahan data untuk pengecekan atau sebagai
pembanding pada data tersebut. Moleong (2014) membedakan tiga macam
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan, yaitu :
a. Triangulasi dengan sumber adalah membandingkan dan mengecek baik
derajat dan mengecek balik derajat kepercayaan satu informasi yang
diperoleh melalui alat dan waktu yang beda dalam penelitian kualitatif.
b. Triangulasi dengan metode menurut Patton (Moleong, 2014) terdapat dua
strategi pengumpulan data, yaitu : pengecekan derajat kepercayaan
penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengambilan data, pengecekan
derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
c. Triangulassi dengan teori menurut Lineoln dan Giba (Moleong, 2014)
berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat
kepercayaan dengan satu atau lebih teori.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian sumber kebahagiaan wanita single parent, peneliti


terlebih dahulu mencari informan. Seetelah didapatkan kemudian peneliti meminta
kesediannya untuk menjadi informan penelitian serta menjalin hubungan dengan baik ke
informan dengan harapan penelitian dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Selanjutnya peneliti mempersiapkan instrumen penelitian dalam bentuk pedoman


observasi dan pedoman wawancara sebagai dasar permasalahan yang akan diteliti. Peneliti
menjelaskan kepada informan mengenai proses kegiatan penelitian, dalam hal ini proses
wawancara akan dijadwalkan peneliti dengan persetujuan informan dan menyesuaikan waktu
serta tempat yang sudah disepakati bersama.

B. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada tanggal 12 Desember 2023 menggunakan
metode observasi dan wawancara. Untuk mendukung pelaksaan penelitian, peneliti
melakukan rekaman saat wawancara agar memiliki bukti fisik dalam pelaksanaan penelitian.
C. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini informan berstatus sebagai orang tua tunggal bekerja sebagai buruh
pabrik dan memiliki dua anak. Pada bagian hasil wawancara terdapat beberapa singkatan
yang ditampilkan peneliti dengan keterangan bahwa P yaitu peneliti dan untuk BK ada nama
samaran untuk subjek.
1. Identitas Informan
Nama Samaran : BK
Umur : 56 tahun
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Status : Single Parent
2. Hasil Observasi
Informan BK merupakan seorang perempuan single parent yang bekerja
sebagai buruh pabrik. Informan berusia 56 tahun. Kesibukan informan selain bekerja
sebagai buruh pabrik, informan juga memiliki kesibukan antar jemput anaknya.Ketika
peneliti melakukan observasi BK terlihat santai, namun sesekali ketika menceritakan,
ekspresi wajah BK terlihat sedih. Selama proses wawancara berlangsung BK kurang
terbuka dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti.
3. Hasil Wawancara
a) Menjalin Hubungan Positif dengan Orang lain
Wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti mengajukan pertanyaan untuk
mengetahui bagaimana hubungan informan dengan orang sekitar.

” yo apik-apik ae”

Kemudian peneliti untuk memperdalam jawaban dengan mengajukan dengan


mengajukan pertanyaan siapa yang paling dekat dalam menjalin hubungan dengan
informan

“dulur tapi nek omong omongan paling karo adik ipar”

Lalu peneliti bertanya jika terdapat perbedaan pendapat dengan orang lain

“kita ambil psoitif ae, aku sering bilang nek pada orang sg ngene gak usah di
pikir ambil positif ae, iso di rebuk biasane gitu “

Informan menjelaskan bahwa saat mengalami perbedaan pendapat dengan orang


lain. informan mengambil sisi positifnya. Selanjutnya peneliti bertanya bagaimana
mengelola konflik untuk menjaga keselarasan.

“tak jarno, biasane tak jarno”


“orang sering minta pendapat yo iku mau tak warai pendapat kalo ngga suka ya
monggo tidak suka memaksa soale aku ndek nom suka memaksakan kehendak
otoriter setelah sudah bekerluarga semakin kesana mengubah pola pikir dan
kesabaran kebiasaan sifat”
Informan menjelaskan bahwa dalam menjaga keselarasan BK mengambil pusing
saat mengalami perbedaan pendapat.
b) Keterlibatan Penuh
Peneliti memberi pertanyaan kepada informan kesibukan apa yang dilakukan
diluar jam kerja

“saya kerja dari pagi set 8 tapi set 7 anter emil sekolah dulu sehabis itu jemput
sekolah. kadang set 2 kadang set 4, habis jemput anter latihan renang trs kalo
malem bantu ngerjain PR.”
Informan menjelaskan bahwa waktunya selain bekerja adalah adalah mengatar
jemput anaknya sekolah maupun berlatih renang lalu di malam hari membantu
anaknya mengerjakan PR. Selanjutnya informan bertanya kapan ada
menggunakan waktu untuk me time di sela pekerjaan yang sangat padat.

“iku wes ntek wektune ws padet sampe gak iso resik resik omah, tapi yo kadang di
sempet sempet ke bersih bersih kadang pajar habis sholat subuh nyetrika trs
nyuci di sela sela sore pas emil latihan. Pokoknya ngga ada waktu leha leha.”

Informan menjelaskan waktunya sudah habis untuk pekerjaan dan anter jemput
anak serta membersihkan rumah, lalu peneliti bertanya bagaimana anda mengatur
waktu untuk kesenangan dengan keluarga.

“kadang nek pas emil libur aku pergi bareng pergi ke rumah budhe, adek, kakak.
Opo. ketempat rekreasi”

Disini informan menjelaskan cara mengatur waktunya bersama keluarga ketika


anaknya liburan. Selanjutnya peneliti memberi bertanya dimana anda mencari
kesibukan diluar jam kerja agar dapat mengurangi rasa penat dan kebosanan.

“nyumbang, layat,kumpol konco karo ngerumati kucing”

Informan mengatakan jika pergi kumpul dan merawat kucing dapat mengurangi
rasa penat dan bosan .

c) Temukan makna dalam keseharian


Peneliti memberikan pertanyaan kapan informan merasa hal kecil yang terjadi
dalam keseharian membuat anda merasa bahagia.

” neng kolam nek ngancani latihan ngene wes seneng ora bosen nunggoni ngene iki
suatu hiburan,”

Informan berkata menunggu anak berlatih renang adalah keseharian yang membuat
informan merasa bahagia. Lalu peneliti melanjutkan pertanyaan apakah hal itu terjadi
setiap harinya.

”bendino neng kolam nek ngancani latihan”


Informan mengatakan hal itu terjadi setiap hari. Selanjutnya peneliti memberi pertanyaan
mengapa mencari kebahagiaan dari hal hal kecil telah mengubah cara anda menghargai
hidup.
“ yo pernah soale ngehargai hidup gak perlu harus delok teko hal hal seng gede justru
aku iku ngehargai hidup teko hal hal kecil”

Informan mengatakan bahwa cara menghargai hidup dapat dilihat dari hal hal kecil.
Peneliti melanjutkan pertanyaan dimana anda menemukan kebahagiaan di keseharian
anda

“yo kerjo yo ngancani anak latihan“

Informan mengatakan jika di tempatnya bekerja dan di kolam tempat anaknya latihan
dapat menemukan kebahagiaan dalam kesehariannya. Peneliti bertanya siapa sosok yang
membuat anda bahagia dalam keseharian

“pertama awakku dewe trs yo paling anak soale seng paling cedak karo aku”

Informan mengatakan seseorang yang membuat dirinya bahagia adalah dirinya sendiri
lalu yang kedua adalah ankanya.

d) Optimis namun tetap realistis


Peneliti menanyakan siapa seseorang yang menjadi sumber kebahagiaan anda.
“yo paling anak soale seng paling cedak karo aku”

Informan menjadikan sumber kebahagiaan dirinya adalah anaknya sendiri karna


anak yang paling dekat dengan dirinya. Peneliti melanjutkan dengen memberi
pertanyaan bagaimana cara mengatasi perasaan kecewa ketika yang diharapkan
tidak sesuai dengan kenyataan.

“sudah belajar begitu, dulu kalo kepengen harus dapet tapi sekarang ngga kalo
sekarang ngga dapet yowes belum rezeki ne”

Informan menjelaskan bahwa Ketika apa yang diharapkan tidak sesuai yang
diinginkan informan berpikir bahwa memang itu belum rezekinya. Selanjutnya
peneliti memberi apa di posisi sekarang ini optimisme penting dalam langkah
menuju kemajuan
“yoo hee harus optimis, soale nek ora yo pie wong tuntutan dan aku yo due
tangunggan anak jadi sebisa mungkin harus optimis”

Informan menjelaskan bahwa kita sebagai manusia harus optimis karna itu adalah
sebuah tuntutan untuk dirinya dan informan menpunyai tanggung jawab dengan
anaknya. Peneliti melanjutkan memberi pertanyaan langkah yang anda ambil
ketika di hadapkan masalah dan harus diselesaikan dalam waktu singkat.

“berusaha mengatasi sendiri misal emil pas sakit saya ngambil tindakan sendiri
langsung tak bawa ke dokter wes gak ngomong sopo sopo sampe 2-3 hari lagi do
ngerti keluarga ne”

Informan memilih untuk mengatasi dan bertindak dengan keputusan sendiri tanpa
harus meminta pendapat orang lain.
e) Menjadi pribadi yang relisien
Peneliti menanyakan kepada informan apa ada pengalaman pahit yang pernah
anda alami.

” yoo iku pas bapake tinggal”

Informan menjelaskan bahwa pengalaman pahit yang pernah dialami disaat


suaminya meninggal dari peristiwa tersebut informan kecewa tapi tidak pernah
berlarut larut. Peneliti melanjutkan memberi pertanyaan mengapa faktor itulah
yang menyebabkan informan merasa putus asa lalu informan menjawab

”aku sempet ngeroso putus asa soale kehilangan sosok kepala keluarga yo
walaupun aku kerjo tapi tetep rasane kehilangan sosok kepala keluarga mesti kan
bedo rasane yo nek aku ga nganggep suatu peristiwa itu pahit biasane memang
seketika ada kecewa tapi tidak pernah berlarut larut”

Penyebab informan merasa putus asa karna di tinggal sosok kepala keluarga.
Dilanjut peneliti memberi pertanyaan kapan pengalaman pahit itu terjadi dan hal
apa yang dapat diambil dari pengalaman tersebut.

”meninggal pada tanggal 9 mei 2014”


“aku luweh belajar ikhlas wae saik”

Informan belajar untuk ikhlas dari pengalaman yang sudah terjadi. Peneliti
menlajutkan memberi pertanyaan bagaimana informan berhasil bangkit dari
pengalaman yang telah dialami.

“merenung sholat ae aku bismillah seng tak due ni di syukuri, setiap orang hidup
pasti due masalah pasti itu masalah 1 bisa diselesaikan pasti muncul masalah
baru tergantung kita menanggapi itu berat atau tidak dari kita sendiri dari kita
memandang jangan tergantung sama orang lain untuk menyelesaikan masalah
kita”

Informan berhasil bangkit dengan berusaha untuk mensyukuri apa yang ada karna
setiap orang pasti mempunyai masalah tergantung bagaimana kita menanggapi
masalah itu berat atau tidak.
4. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh data yang
menunjukkan bahwa informan sudah menemukan sumber kebahagiaan setelah
mengalami kejadian pasca meninggalnya suami. Menurut Sunedi (2018)
mendefinisikan aspek sumber kebahagiaan wanita single parents :

Menjalin Hubungan Positif dengan Orang Lain merupakan Ketrampilan atau


keahlian berhubungan dengan orang lain merupakan hal yang amat penting bagi
kesuksesan seseorang.Hasil dari yang telah disimpulkan bahwa informan dalam
menjalin hubungan dengan orang sekitar dengan baik tetapi lebih dekat dengan
saudara terutama dengan adik ipar, informan dalam menghadapi perbedaan pendapat
dengan orang lain lebih mengambil sisi positifnya tidak ingin diambil pusing dan
memperpanjang masalah.

Keterlibatan Penuh bukan hanya pada karir, tetapi juga dalam aktivitas lain
seperti hobi dan aktivitas bersama keluarga. Keterlibatan penuh membutuhkan
partisipasi aktif dari orang yang bersangkutan. Pada hasil penelitian yang telah
disimpulkan informan dalam mengatur waktu selain bekerja informan juga mengantar
jemput anak sekolah maupun latihan berenang, di sela sela itu informan juga
menyempatkan waktunya untuk bersih bersih rumah dalam mengatur waktunya dalam
bersama keluarga informan sesekali mengajak anaknya untuk pergi disaat anaknya
liburan sekolah untuk ke tempat rekreasi dan juga bersillahturahmi ke rumah
saudaranya. Dalam mengurangi rasa penat dan bosan selain pergi dengan anak
informan juga senang untuk pergi kumpul dengan teman temanya dan merawat
kucing peliharaanya.

Temukan Makna dalam Keseharian Benjamin Franklin pernah mengatakan


bahwa kebahagiaan bukan diperoleh dari suatu peristiwa besar atau keberuntungan
yang sesekali terjadi, melainkan dari keseharian kita. Hasil wawancara yang telah
disimpulkan bahwa informan menemukan makna dalam keseharian seperti menunggu
anak berlatih renang dan hal itu terjadi setiap harinya. Menurut informan cara
menghargai hidup dapat dilihat dari hal hal kecil, lalu di tempat informan bekerja dan
di kolam tempat anaknya berlatih dapat menemukan kebahagiaan dalam
kesehariannya, dan informan mengangap dirinya sendiri yang membuat bahagia dan
yang kedua adalah anaknya.

Optimis, Namun tetap Realistis. Optimisme dapat membuat langkah kita


menjadi lebih ringan. Namun untuk mewujudkan keyakinan itu, tetap dibutuhkan
tindakan nyata yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan kita.Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa anak merupakan suatu
sumber kebahagiaan informan karena anak yang paling dekat dengan dirinya, jika apa
yang di harapkan tidak sesuai dengan yang inginkan informan berfikir bahwa
memang itu belum rezekinya. Informan mempunyai sikap yang optimis karena itu
adalah sebuah tuntutan untuk dirinya dan informan menpunyai tanggung jawab
dengan anaknya. Informan memilih untuk mengatasi masalah dan bertindak dengan
keputusan sendiri tanpa harus meminta pendapat ke orang lain.

Menjadi Pribadi yang resilien dapat diartikan Sejauh mana kita memiliki
resiliensi, yakni kemampuan untuk bangkit dari peristiwa yang terpahit sekalipun.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan informan memiliki
pengalaman pahit yang pernah dialami yakni disaat suaminya meninggal dan dari
peristiwa tersebut informan merasa kecewa tetapi tidak berlarut larut. Informan
sempat merasa putus asa yang disebabkan karena kehilangan kepala keluarga. Dengan
berjalannya waktu informan belajar ikhlas dari pengalaman yang sudah terjadi, dan
informan berhasil bangkit dengan berusaha untuk mensyukuri apa yang ada karna
setiap orang pasti mempunyai masalah tergantung bagaimana cara menanggapi
masalah tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari jurnal ini adalah bahwa wanita single parent menghadapi berbagai
masalah dalam kehidupan mereka, namun mereka juga mampu menemukan sumber
kebahagiaan melalui menjalin hubungan positif dengan orang lain, keterlibatan penuh
dalam kehidupan anak-anak dan aktivitas lain, menemukan makna dalam keseharian,
optimisme yang realistis, dan ketahanan diri. Mereka juga mampu bangkit setelah
mengalami peristiwa pahit. Penelitian ini memberikan wawasan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kebahagiaan wanita single parent dan memberikan manfaat praktis
bagi mereka.
B. Saran
Saran dari jurnal ini adalah untuk memberikan perhatian lebih terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi kebahagiaan wanita single parent, seperti menjalin hubungan
positif dengan orang lain, keterlibatan penuh dalam kehidupan anak-anak, menemukan
makna dalam keseharian, optimisme yang realistis, dan ketahanan diri. Selain itu,
penelitian ini juga menyarankan untuk memberikan dukungan dan bantuan praktis bagi
wanita single parent dalam menghadapi berbagai masalah yang mereka hadapi, seperti
masalah ekonomi, sosial, keluarga, praktis, seksual, dan tempat tinggal.

You might also like