You are on page 1of 145

EFEKTIVITAS PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3) MELALUI PENYULUHAN TERHADAP


KESADARAN TENTANG K3 PADA PEKERJA DI
PT. FIRSTWORLD INDONESIA MEDAN
TAHUN 2021

SKRIPSI

OLEH:

JUFAN RIZKY
NIM: 1902022024

PROGRAMSTUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
EFEKTIVITAS PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) MELALUI PENYULUHAN TERHADAP
KESADARAN TENTANG K3 PADA PEKERJA DI
PT. FIRST WORLD INDONESIA MEDAN
TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.)
pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Promosi Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia

Oleh:

JUFAN RIZKY
NIM: 1902022024

PROGRAMSTUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
HALAMAN PENGESAHAN

JudulProposal : Efektivitas Promosi Keselamatan dan


Kesehatan Kerja(K3) MelaluiPenyuluhan
terhadap Kesadaran Tentang K3 pada
Pekerja di PT. First World Indonesia Medan
Tahun 2021
Nama Mahasiswa : Jufan Rizky
Nomor Induk Mahasiswa : 1902022024
Minat Studi : Promosi Kesehatan

Menyetujui

Komisi Pembimbing:

Medan, 23 Oktober 2021

Pembimbing-I Pembimbing-II

Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes. Sukamto S.K.M., M.Kes.

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Institut Kesehatan Helvetia
Dekan,

(Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes.)


Telah diuji pada tanggal: 21 Juni 2022

PANITIA PENGUJI SKRIPSI


Ketua : Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes
Anggota : 1. Sukamto, S.K.M., M.Kes
2. Khoirotun Najihah, S.K.M, M.K.M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Mahasiswa
Nama : Jufan Rizky
Tempat/Tanggal Lahir : Lhokseumawe/25 Januari 1990
Agama : Islam
Nama Ayah : Ahmad Jufri
Pekerjaan : Pensiun
Nama Ibu : Syarifah Ariani Habib
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Komplek Taman Setiabudi Indah 1 Blok OO no.
51. A, Medan Selayang, Sumatera Utara

2. Nama Orang Tua


Nama Ayah : Ahmad Jufri
Pekerjaan : Pensiunan
Nama Ibu : Syarifah Ariani Habib
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Mesjid no. 7 Lancang Garam, Lhokseumawe

3. Riwayat Pendidikan
Tahun 1996- 2002 : SD Negeri 1 Lhokseumawe
Tahun 2002- 2005 : SMP Negeri 1 Lhokseumawe
Tahun 2005- 2008 : SMA Negeri 1 Lhokseumawe
Tahun 2008- 2011 : Politeknik Negeri Lhokseumawe Fakultas Teknik
Kimia
Tahun 2019- 2022 : Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
Medan
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini sayamenyatakan bahwa :


1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.) di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukkan tim
penelaah/tim penguji.
3. Isi skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.

Medan, Juni 2021


Yang membuat pernyataan,

Jufan Rizky
1902022024
ABSTRAK

EFEKTIVITAS PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA (K3) MELALUI PENYULUHAN TERHADAP
KESADARAN TENTANG K3 PADA PEKERJA DI
PT. FIRST WORLD INDONESIA MEDAN
TAHUN 2021

JUFAN RIZKY
1902022024

Program Studi: S1 Kesehatan Masyarakat

International Labour Organization (ILO) menyebutkan bahwa sekitar 2,3


juta individu di seluruh dunia meninggal akibat kecelakaan atau penyakit akibat
kerja. Terdapat berbagai macam aktivitas kerja berisiko tinggi di PT. FWI namun
kesadaran K3 pekerja masih rendah, hasil wawancara masih ada pekerja yang
tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan berbagai alasan seperti
malas, risih, lupa, serta kurang nyaman padahal sedang bekerja di area wajib
APD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Promosi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Melalui Penyuluhan terhadap Kesadaran Tentang K3
pada Pekerja di PT. First World Indonesia Medan Tahun 2021.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasy Eksperimental dengan
desain One Group Pretest Posttest. Penelitian dilakukan di PT. FWI dari Oktober
tahun 2021 sampai Mei 2022. Populasi adalah pekerja di PT. First World
Indonesia Medan di bagian sales dan bagian gudang sebanyak 70 orang dan
pengambilan sampel menggunakan total population. Analisis menggunakan uji
Wilcoxon yakni membandingkan data sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan,
dan diperoleh mean perbedaan pre-test dengan postest. Taraf signifikansi 95% (α
= 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan ada 14 orang yang mengalami peningkatan
kesadaran K3 setelah postest, mean rank atau rata rata peningkatannya sebesar
8,50, dan jumlah rangking positif atau sum of rank adalah sebesar 119,00. Hasil
uji statistik didapatkan nilai p 0,003< (0,05).
Kesimpulan penelitian ini promosi kesehatan melalui penyuluhan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) efektif terhadap kesadaran tentang K3 pada
pekerja di PT. First World Indonesia Medan. Diharapkan kepada pekerja
sebaiknya mengikuti penyuluhan atau pemberian informasi untuk menambah
pengetahuan atau arahan K3 untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
agar berperilaku K3 yang baik.

Kata Kunci : Penyuluhan, Kesadaran, Promosi K3


Daftar Pustaka : 29 Referensi (2012-2021)

i
ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF PROMOTION OF OCCUPATIONAL SAFETY


AND HEALTH (K3) THROUGH COUNSELING ON AWARENESS
ABOUT K3 TO WORKERS AT PT. FIRST WORLD
INDONESIA MEDAN IN 2021

JUFAN RIZKY
1902022024

Study Program : S1 Public Health

The International Labor Organization (ILO) states that around 2.3 million
individuals worldwide die from work-related accidents or diseases. There are
various kinds of high-risk work activities at PT. FWI but workers' OHS awareness
is still low, the results of interviews are that there are still workers who do not use
personal protective equipment (PPE) for various reasons such as lazy,
uncomfortable, forgetful, and uncomfortable even though they are working in
PPE mandatory areas. This study aims to determine the Effectiveness of
Promotion of Occupational Safety and Health (K3) through Counseling on
Awareness About K3 to Workers at PT. First World Indonesia Medan in 2021.
This research is a Quasy Experimental research with One Group Pretest
Posttest design. The research was conducted at PT. FWI from October 2021 to
May 2022. The population is workers at PT. First World Indonesia Medan in the
sales and warehouse division as many as 70 people and the sampling uses the
total population. The analysis uses the Wilcoxon test, which compares the data
before and after being given counseling, and the mean difference between pre-test
and post-test is obtained. The level of significance is 95% (α = 0.05).
The results showed that there were 14 people who experienced an increase
in K3 awareness after the posttest, the mean rank or average increase was 8.50,
and the number of positive ranks or sum of rank was 119.00. Statistical test
results obtained p value 0.003 < (0.05).
The conclusion of this study is that health promotion through occupational
safety and health (K3) counseling is effective on awareness about K3 among
workers at PT. First World Indonesia Medan. It is expected that workers should
attend counseling or provide information to increase knowledge or K3 directions
to improve their abilities and skills so that they have good K3 behavior.

Keywords : Counseling, Awareness, K3 Promotion


Bibliography : 29 References (2012-2021)

ii
ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
Berkat dan Rahmat dan Karunia Nya maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi
ini dengan judul “Efektivitas Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Melalui Penyuluhan terhadap Kesadaran Tentang K3 Pada Pekerja di PT.
Firstworld Indonesia Medan Tahun 2021”.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis menyadari masih banyak kesalahan
dan kekurangannya, namun harapan penulis, Pembaca dapat memperoleh manfaat
dan memberi masukan untuk penelitian selanjutnya dengan harapan penelitian ini
dapat berkembang dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini, terutama :
1. Dr. dr.Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan
Institut Kesehatan Helvetia Medan
3. Dr. Ismail Efendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan
4. dr.Hj.Arifah Devi Fitriani, M.Kes., selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Institut Kesehatan Helvetia Medan
5. Teguh Soeharto, S.E., M.Kes., selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi
dan Keuangan Institut Kesehatan Helvetia Medan
6. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kehatan Helvetia Medan
7. Dr. Nuraini, S.Pd., M.Kes., selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas
Kesehatan Masyarakat Institut Kehatan Helvetia Medan
8. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes., selaku Wakil Dekan II Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kehatan Helvetia
Medan
9. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S-1
Kesehatan Masyarakat Institut Kehatan Helvetia Medan sekaligus Dosen
Pembimbing I yang telah memberikan waktu, bimbingan, nasehat, motivasi
dan arahan selama penyusunan skripsi.
10. Sukamto S.K.M, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, bimbingan, nasehat, motivasi dan arahan selama
penyusunan skripsi.
11. Khoirotun Najihah, S.K.M., M.K.M, selaku Dosen Penguji III yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi ini.
12. Seluruh Dosen Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat yang telah mendidik
dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi saya
13. Jajaran manajemen dan seluruh tim PT. First World Indonesia Medan, yang
telah banyak membantu dalamusaha memperoleh data yang saya perlukan
14. Teman-teman Mahasiswa Institut Kesehatan Helvetia Fakultas Kesehatan
Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan Angkatan 2019 yang telah
berkenan untuk membantu dan memberikan ide-idenya sehingga skripsi ini
menjadi lebih baik dan lengkap

iii
15. Teristimewa kepada Istri, Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan
pandangan, mendukung baik moril maupun materil, mendoakan dan selalu
memotivasi saya dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, Juni 2022

Jufan Rizky
1902022024

iv
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK................................................................................................ i
ABSTRACT............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................ v
DAFTAR TABEL.................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian............................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian............................................................. 6
1.4.1. Manfaat Teorits........................................................ 6
1.4.2. Manfaat Praktis........................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 8


2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu........................................... 8
2.2. Kesadaran........................................................................... 10
2.2.1. Pengertian................................................................. 10
2.2.2. Indikator Kesadaran................................................. 12
2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja..................................... 13
2.3.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja......... 13
2.3.2. Kecelakaan Kerja...................................................... 15
2.3.3. Tujuan K3................................................................. 17
2.3.4. Fungsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja............... 17
2.4. Promosi Kesehatan............................................................. 19
2.4.1. Definisi Promosi Kesehatan..................................... 19
2.4.2. Promosi Kesehatan di Tempat Kerja........................ 19
2.4.3. Promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja............. 20
2.4.4. Metode Promosi Kesehatan...................................... 21
2.5. Metode Penyuluhan dalam Promosi Kesehatan................. 23
2.5.1. Pengertian................................................................. 23
2.5.2. Tujuan Penyuluhan................................................... 24
2.5.3. Faktor yang Memengaruhi Penyuluhan.................... 25
2.5.4. Metode Ceramah dalam Penyuluhan........................ 26
2.6. Kerangka Teori................................................................... 46
2.7. Hipotesis............................................................................. 47

v
BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 47
3.1. Desain Penelitian................................................................ 48
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................. 49
3.2.1. Lokasi Penelitian...................................................... 49
3.2.2. Waktu Penelitian....................................................... 49
3.3. Populasi dan Sampel.......................................................... 49
3.3.1. Populasi.................................................................... 49
3.3.2. Sampel...................................................................... 49
3.4. Kerangka Konsep............................................................... 49
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran.................... 51
3.5.1. Definisi Operasional................................................. 51
3.5.2. Aspek Pengukuran.................................................... 52
3.6. Metode Pengumpulan Data................................................ 53
3.6.1. Jenis Data.................................................................. 53
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data....................................... 53
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas.................................... 53
3.7. Metode Pengolahan Data................................................... 55
3.8. Teknik Analisis Data.......................................................... 56
3.8.1. Analisis Univariat..................................................... 56
3.8.2. Analisis Bivariat....................................................... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................... 58


4.1. Gambaran Umum UPT Puskesmas Belawan..................... 58
4.2. Hasil Penelitian.................................................................. 58
4.2.1.Karakteristik Responden........................................... 59
4.2.2.Hasil Analisis Bivariat.............................................. 60
4.3. Pembahasan....................................................................... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 68


5.1. Kesimpulan........................................................................ 68
5.2. Saran .................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 70

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Postest Design.............. 48

Tabel 3.2. Aspek Pengukuran.................................................................... 51

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Kesadaran................................................... 53

Tabel 3.4. Hasil Uji Reliabilitas Kesadaran............................................... 54

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden.......................... 58

Tabel 4.2. Pretest Kesadaran K3................................................................. 59

Tabel 4.3. Posttest Kesadaran K3............................................................... 60

Tabel 4.4. Hasil uji data Normalitas Shapiro-wilk Kesadaran.................... 60

Tabel 4.5. Hasil Analisis Kesadaran K3Sebelum dan Sesudah Perlakuan 61

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Alat Pelindung Kepala.......................................................... 28

Gambar 2.2. Pelindung Kaki..................................................................... 29

Gambar 2.3. Sarung Tangan...................................................................... 29

Gambar 2.4. Tali Pengaman...................................................................... 30

Gambar 2.5. Alat Pelindung Telinga......................................................... 30

Gambar 2.6. Alat Pelindung Mata............................................................. 30

Gambar 2.7. Alat Pelindung Pernafasan.................................................... 31

Gambar 2.8. Pelindung Wajah................................................................... 31

Gambar 2.9. Jas Hujan............................................................................... 32

Gambar 2.10. Kerangka Teori dengan Metode Penyuluhan...................... 46

Gambar 3.1. Kerangka Konsep.................................................................. 49

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Master Tabel Uji Validitas

Lampiran 3 : Master Tabel Penelitian

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5 : Output SPSS

Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi)

Lampiran 7 : Surat Izin Survei Awal dari Institut Kesehatan Helvetia

Lampiran 8 : Surat Balasan Izin Survei Awal

Lampiran 9 : Surat Izin Uji Validitas dari Institut Kesehatan Helvetia

Lampiran 10 : Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 11 : Surat Izin Penelitian dari Institut Kesehatan Helvetia

Lampiran 12 : Surat Balasan Izin Selesai Penelitian

Lampiran 13 : Lembar Bimbingan Proposal

Lampiran 14 : Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 15 : Dokumentasi Penelitian

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap pelaku industri di Indonesia tentu mengetahui pentingnya

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Tetapi faktanya, tidak semua mampu

menerapkan hal ini secara menyeluruh dan tepat. Padahal K3 merupakan bidang

yang penting dan salah satu alasan terciptanya lingkungan kerja minim risiko.K3

merupakan salah satu aspek perlindungan ketenagakerjaan dan merupakan hak

dasar bagi setiap tenaga kerja yang ruang lingkupnya telah berkembang sampai

kepada keselamatan dan kesehatan masyarakat secara nasional. Oleh karena itu

dalamkondisi apapun, K3 wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan

standar baik nasional maupun internasional.

Menurut PP RI no. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pelaksanaan K3 tidak hanya merupakan

tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab semua pihak,

khususnya masyarakat industri. Dengan demikian, semua pihak terkait

berkewajiban untuk berperan aktif sesuai fungsi dan kewenangannya untuk

membudayakan K3 sehingga dapat mencegah terjadinya kasus kecelakaan dan

penyakit akibat kerja (PAK)(1).

Pada tahun 2015, International Labour Organization (ILO) menyebutkan

bahwa sekitar 2,3 juta individu di seluruh dunia meninggal akibat kecelakaan atau

penyakit akibat kerja setiap tahun. Ini setara dengan lebih dari 6000 kematian

1
2

setiap hari. Di seluruh dunia, ada sekitar 340 juta kecelakaan kerja dan 160 juta

korban penyakit akibat pekerjaan setiap tahunnya. ILO memperbarui perkiraan ini

secara berkala, dan pembaruan menunjukkan peningkatan kecelakaan dan

kesehatan yang buruk(2).

Di Indonesia sendiri, Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) mencatat jumlah kecelakaan kerja di Indonesia

pada tahun 2020 mencapai 129.305 kasus.Diantaranya: 4.275 kasus kecacatan, 9

kasus cacat total tetap, dan 2002 kasus meninggal dunia. Data tersebut

menunjukkan peningkatan yang signifikan dimana pada 2019 total kecelakaan

kerja yang terjadi sebanyak 77.295 kasus, dan 2018 sebanyak 114.148 kasus.

Sedangkan jumlah kasus penyakit akibat kerja sebanyak 40.694 kasus.Pada

Januari 2020, berdasarkan data pencairan JHT di BPJS Ketenagakerjaan, dengan

alasan pekerja yang meninggal dunia karena penyakit akibat kerja, meninggal

dalam hubungan kerja karena kecelakaan, dan alasan cacat total tetap sebanyak

203 kasus. Pada Februari 2020 naik menjadi 403 kasus, dan Maret 2020 naik lagi

menjadi 603 kasus. Dari data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa situasi

kesehatan kerja di Indonesia masih belum baik(3).

Berdasarkan data dari Infodatin K3 (2018) bahwa ada sebanyak 26, 74%

penduduk yang bekerja di Indonesia mengeluh mengalami gangguan kesehatan,

berdasarkan lapangan usaha ada 24,84% yang bekerja di industri pengolahan dan

berdasarkan status pekerjaan ada 22,94% sebagai buruh/karyawan/ pegawai yang

mempunyai keluhan gangguan kesehatan(4).

Penelitian Saputri (2020) tentang kesehatan dan keselamatan kerja di


3

perusahaan rokok, Semarang. Dalam penelitiannya mengatakan bahwa wilayah

Kota Semarang memiliki potensi untuk mendukung timbulnya PPOK pada

penduduk karena adanya industri pabrik rokok. Mengingat dampak yang dapat

ditimbulkan oleh paparandebu tembakau terhadap kesehatan para pekerja,

terutama pengaruhnya terhadap fungsi paru-paru yang cukup besar yang dapat

menyebabkan PPOK. Di pabrik rokok itu sendiri memiliki tingkat kejadian PPOK

sebanyak 4 orang karyawan dari keseluruhan sample yang diambil yang dilakukan

oleh peneliti dengan menggunakan alat spirometry. Keterpaparan debu tembakau

pada industri rokok melalui proses pemotongan, perajangan, maupun produksi

rokok bisa menganggu kesehatan. Untuk itu, penelitian ini mengambil lokasi di

Pabrik Rokok Praoe Lajar Semarang. Dikarenakan pabrik ini menghasilkan debu

tembakau yang mudah terpapar oleh karyawan dan setiap karyawannya harus

mengguakan APD yang sesuai.

Beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja, berikut

beberapa jenis yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang ada di

tempat kerja. (a) Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara,

vibrasi, penerangan efek pencahayaan pada mata, kekuatan pencahayaan beraneka

ragam, yaitu berkisar 2.000-100.000 lux di tempat terbuka sepanjang hari dan

pada malam hari dengan pencahayaan buatan 50-500 lux. Kelelahan pada mata

ditandai oleh :iritasi pada mata/conjunctiva, penglihatan ganda, sakit kepala, daya

akomodasi dan konvergensi turun, ketajaman penglihatan. (b) Golongan kimiawi:

semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut (c) Golongan

biologik: bakteri, virus, jamur, dll (d) Golongan fisiologik/ergonomik: desain


4

tempat kerja, beban kerja. (e) Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja,

tuntutan pekerjaan(4).

Adapun beberapa penyakit akibat kerja, antara lain (1) Pneumoconiosis

adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu)

yang masuk atau mengendap didalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit

pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan

industri dan teknologi, yaitu silikosis, asbestosis, bisinosisi, antrakosis, dan

beriliosis.(2) Penyakit Kulit, (3) Kerusakan Pendengaran, (4) Gejala pada

Punggung dan Sendi, (5) Kanker, (6) Coronary Artery, (7) Penyakit Liver, (8)

Masalah Neuropsikiatrik, (9) Penyakit yang Tidak Diketahui Sebabnya(4).

Rejeki(2016) menyatakan bahwa 80-85% kecelakaan kerja disebabkan

oleh faktor manusia, diantaranya tidak mengikuti metode kerja, mengambil jalan

pintas, tidak menggunakan peralatan keselamatan kerja, serta bekerja dengan

kecepatan berbahaya. Untuk menghindari faktor-faktor tersebut, dibutuhkan

kesadaran pada pekerja untuk mengutamakan keselamatan sehingga kecelakaan

akibat tindakan tidak aman dapat terhindarkan. Berdasarkan hal itu, dapat

dikatakan bahwa kesadaran manusia merupakan unsur yang memegang peranan

penting dalam mencegah kecelakaan(5).

Pencegahan kecelakaan merupakan hal yang mendasar bagi perusahaan,

karena menyangkut jiwa manusia atau tenaga kerjanya dan lingkungan kerja itu

sendiri. Oleh karena itu, mempromosikan K3 di kalangan tenaga kerja, pengusaha,

dan masyarakat merupakan hal yang penting bagi perusahaan guna terciptanya

hubungan industri yang harmonis, dinamis, serta berkeadilan yang menjamin


5

ketenangan usaha, ketenangan bekerja, dan produktifitas melalui pengembangan

budaya K3(6).

Susilowati (2016) menerangkan bahwa promosi kesehatan merupakan

proses perubahan perilaku/proses belajar secara terencana padaindividu,

kelompok, atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (pengetahuan,

sikap, dan keterampilan) untuk mencapai derajat hidup sehat yang optimal.

Tujuan promosi kesehatan secara umum adalah mengubah perilaku di bidang

kesehatan dan secara khusus membuat klien/masyarakat menyadari nilai

kesehatan, mandiri mencapai hidup sehat, dan memanfaatkan pelayanan kesehatan

secara tepat guna agar masyarakat dapat mengerti, bertanggung jawab, serta

melakukan langkah-langkah positif untuk kesehatannya sendiri(7).

Tersedia banyak metode untuk menyampaikan informasi dalam

pelaksanaan promosi kesehatan. Pemilihan metode dalam pelaksanaan promosi

kesehatan harus dipertimbangkan secara cermat dengan memperhatikan materi

atau informasi yang akan disampaikan, keadaan sasaran/penerima informasi

(termasuk sosial budaya), dan hal-hal lain yang merupakan lingkungan

komunikasi seperti ruang dan waktu. Masing-masing metode memiliki

keunggulan dan kelemahan, sehingga penggunaan gabungan beberapa metode

sering dilakukan untuk memaksimalkan hasil. Salah satu metode promosi

kesehatan yang efektif diantaranya adalah penyuluhan.(7)

Menurut Suhardjo dalam Hulu (2021) penyuluhan adalah suatu upaya

perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif, yaitu

rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik, terencana dan terarah


6

dengan peran sertaaktif individu maupun kelompok atau masyarakat, untuk

memecahkan masalah masyarakat dengan memperhitungkan faktor sosial

ekonomi-budaya setempat. Metode ini lebih menguntungkan dibanding metode

lain karena memungkinkan adanya umpan balik dan interaksi kelompok sehingga

memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku,

kesadaran, dan norma para anggotanya. Metode penyuluhan juga merupakan

metode promosi K3 yang efektif karena dapat menjangkau sasaran dengan jumlah

yang cukup banyak dalam sekali terapan. Penyuluhan kesehatan merupakan

gabungan dari berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-

prinsip belajar sehingga harapannya dengan adanya penyuluhan kesehatan dapat

membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya pola kehidupan yang sehat dan

sasarannya biasanya individu, keluarga, kelompok dan masyarakat(8).

Hasil penelitian oleh Alwindi pada tahun 2019 menunjukkan bahwa dari

47 pekerja (100%) diperoleh responden yang menyatakan kurang mendapat

penyuluhan namun memiliki kesadaran K3 yang baik sebanyak 8 orang (17,0%),

dan yang menyatakan sering mendapat penyuluhan dan memiliki kesadaran K3

yang baik sebanyak 10 orang (21,3%). Sementara responden yang menyatakan

kurang mendapat penyuluhan dengan kesadaran K3 yang buruk sebanyak 25

orang (53,2%), dan yang sering mendapat penyuluhan namun tetap memiliki

kesadaran K3 yang buruk sebanyak 4 orang (8,5%). Variabel penyuluhan K3

memiliki nilai p = 0,037 (p< 0,05) hal ini menunjukan ada hubungan yang

signifikan antara promosi K3 (penyuluhan K3) dengan kesadaran K3(9).


7

Penulis melakukan penelitian serupa terhadap kesadaran K3 pekerja di PT.

First World Indonesia Medan (PT. FWI). PT. FWI bergerak di bidang distribusi

rokok yang ruang lingkupnya tidak hanya di Medan, namun juga hampir di

seluruh pulau Sumatera. Terdapat berbagai macam aktivitas kerja berisiko tinggi

di PT. FWI seperti kegiatan gudang, lalu lintas kendaraan operasional di dalam

area perusahaan, hingga kegiatan distribusi dari gudang menuju outlet-outlet

menggunakan kendaraan operasional. Kendati risiko pekerjaannya tinggi,

kesadaran K3 pekerja PT. FWI masihlah rendah.

Berdasarkan survei awal dari hasil pengamatan dan wawancara terhadap10

karyawan di PT. FWI, masih ditemukan beberapa hal yang berkaitan dengan K3

yang belum terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat pada pekerja yang tidak

menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan berbagai alasan seperti malas,

risih, lupa, serta kurang nyaman padahal sedang bekerja di area wajib APD.

Pekerja juga tidak berhati-hati dalam bekerja dengan mengabaikan keadaan

sekeliling (tidak berjalan di jalur pejalan kaki, berdiri di jalur forklift), serta

terburu-buru (mengabaikan prosedur dengan melakukan shortcut). Masih

ditemukan pula pekerja yang merokok di tempat yang bukan smoking area dan

tidak mengenakan safety belt pada saat berkendara keluar menuju outlet-outlet

untuk distribusi. Dari hasil wawancara juga ditemukan adanya masalah penyakit

akibat kerja, ada 2 orang pekerja mengatakan bahwa mereka bukan perokok

namun mengalami masalah paru-paru dikarenakan adanya pekerja yang merokok

tidak di smoking area. Diperlukan intervensi berupa promosi kesehatan untuk

meningkatkan kesadaran K3 yang masih rendah pada pekerja di PT. FWI.


8

Hal di atas yang melatar belakangi penulis untuk mengambil judul

“Efektivitas Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Melalui Penyuluhan

terhadap Kesadaran Tentang K3 pada Pekerja di PT.First World Indonesia Medan

Tahun 2021” yang dapat dijadikan pembelajaran bagi pembaca pada umumnya

dan penulis pada khususnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah apakah promosi Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) melalui penyuluhan efektif terhadap kesadaran para pekerja PT. First

World Indonesia Medan tentang K3 di tahun 2021.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas promosi

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melalui penyuluhan terhadap kesadaran

tentang K3 pada pekerja di PT.First World Indonesia Medan tahun 2021.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaatteoritis bagi:

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan analisa

peneliti dalam melakukan penelitian. Hasil penelitian ini dapat menambah

pengetahuan peneliti tentang hubungan promosi K3 dengan kesadaran

akan K3.
9

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan dasar

untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai hubungan promosi K3

dengan kesadaran akan K3.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan dasar

pengetahuan untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam bentuk yang

spesifik lagi mengenai hubungan promosi K3 dengan kesadaran akan K3.

1.4.2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis bagi:

1. Bagi PT. First World Indonesia

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan

mengenai hubungan promosi K3 dengan kesadaran akan K3.

2. Bagi Pekerja PT. First World Indonesia

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pekerja PT. First World

Indonesia berupa peningkatan kesadaran K3 melalui promosi berupa

penyuluhan. Karena pada setiap pekerjaan dan tempat kerja memiliki

risiko masing-masing dan perlu selalu diwaspadai.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Hasil penelitian oleh Zahtamal pada tahun 2015 yang berjudul Pengaruh

Promosi Kesehatan di Tempat Kerja secara Multilevel terhadap Perilaku Pekerja

mendapatkan gambaran perbedaan variabel-variabel perilaku pekerja sebelum dan

sesudah intervensi. Intervensi yang dilakukan dapat meningkatkan kesadaran

pekerja (p< 0,05). Hasil penelitian inisejalan dengan yang dikatakan oleh De

Vrieset Al. bahwa tujuan promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran seseorang. Pekerja yang menyadari pentingnya

program kesehatan dan keselamatan kerja akan menerapkannya dengan sepenuh

hati, tanpa paksaan, dan merasa bahwa program tersebut merupakan hak dan

kewajibannya(10).

Pada penelitian Nurjannah tahun 2017 yang berjudul Hubungan Promosi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Perilaku K3 pada Karyawan Sub

Departemen Produksi, hasil uji univariat diperoleh penerapan promosi K3 yaitu

rambu-rambu K3, pelatihan, pengawasan, komunikasi, dan kegiatan kegiatan

bulan K3 mayoritas responden menyatakan baik dengan persentase masing-

masing, rambu-rambu K3 sebanyak 56,9%, pelatihan 51%, pengawasan 52,9%,

komunikasi 51% dan kegiatan bulan K3 51%. Hasil uji chi-square menunjukkan

ada hubungan signifikan antara promosi K3 pada pelatihan dan pengawasan

dengan perilaku K3 dengan masing-masing nilai p value sebesar 0,003, dan 0,000

(11).

10
11

Penelitian oleh Simanullang pada tahun 2018 menunjukkan bahwa

sebanyak 44 pekerja diperoleh responden yang menyatakan pengawasan baik

dengan perilaku pekerja aman sebanyak 16 orang (36,4%) dan terhadap perilaku

pekerja aman tidak baik sebanyak 4 orang (9,1%), dan responden yang

menyatakan komunikasi pesan K3 baik dengan perilaku pekerja yang tidak aman

sebanyak 11 orang (25,0) dan terhadap komunikasi pesan K3 tidak baik dengan

perilaku pekerja tidak aman sebanyak 13 orang (29,5). Variabel komunikasi pesan

K3 memiliki nilai p = 0,020 (p< 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang

signifikan antara komunikasi pesan K3 dengan perilaku aman (safe behavior)(12).

Pada penelitian oleh Yolanda pada tahun 2018 yang berjudul Pengaruh

Promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Pengetahuan dan Sikap

Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Medan Marelan, hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh promosi kesehatan dan keselamatan kerja

dengan pengetahuan dan sikap pemulung di tempat pembuangan akhir Medan

Marelan. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pengetahuan pekerja mengenai

kesehatan dan keselamatan kerja (K3) diperoleh p sebesar 0,000 dan oleh karena

itunilai p value (0,000< 0,05), sehingga ada pengaruh pengetahuan pada pekerja

informal mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di TPA Terjun Medan

Marelan(13).

Sementara penelitian oleh Alwindi pada tahun 2019 yang berjudul

Hubungan Promosi K3 dengan Perilaku Aman pada Pekerja Bagian Pengolahan

Kopi di PT. Ketiara Kopi Gayo Kabupaten Aceh Tengah menunjukkan bahwa

dapat disimpulkan adanya hubungan pelatihan K3 dengan perilaku aman memiliki


12

nilai p = 0,016(p<0,05). Adanya hubungan komunikasi pesan K3 dengan perilaku

aman memiliki nilai p = 0,037 (p<0,05). Adanya hubungan pengawasan dengan

perilaku aman yang memiliki nilai p = 0,020 (p<0,05), hal ini menunjukan ada

hubungan yang signifikan antara promosi K3 dengan perilaku aman(14).

2.2 Kesadaran

2.2.1 Pengertian Kesadaran

Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi kesadaran.Dalam

Cambridge International Dictionary of English (1995) ada sejumlah definisi

tentang kesadaran. Pertama, kesadaran diartikan sebagai kondisi terjaga atau

mampu mengerti apa yang sedang terjadi. Kedua, kesadaran diartikan sebagai

semua ide, perasaan, pendapat, dan sebagainya yang dimiliki seseorang atau

sekelompok orang. Selain itu kesadaran diartikan sebagai pemahaman atau

pengetahuan seseorang tentang dirinya dan keberadaan dirinya. Sementara

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesadaran adalah keinsafan, keadaan

mengerti, hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang.

Definisi lain tentang kesadaran antara lain: (1) tahu dan mampu

mengekspresikan dampak dari suatu perilaku, (2) tahu dan mampu

mengekspresikan tentang berbagai penyelesaian, (3) memahami perlunya langkah

penelitian sebagai bekal pengambilan keputusan, (4) memahami pentingnya kerja

sama dalam menyelesaikan masalah. Dalam psikologi, kesadaran sama artinya

dengan mawas diri (awareness).

Suatu perilaku yang ditampilkan individu kebanyakan berdasarkan pada

sadar bahwa hal tersebut penting baginya. Sikap loyalitas pada kesadaran akan
13

pentingnya sesuatu tersebut akan memengaruhi pengambilan keputusan. Suatu

individu akan lebih mudah mematuhi peraturan yang didoktrin jika sudah sadar

hal itu penting. Perilaku patuh berdasarkan kesadaran juga disebabkan adanya

penghargaan dari hukuman yang berat.

Kesadaran selalu dilawankan dengan ketidaksadaran. Dua hal ini dalam disiplin

ilmu psikologi banyak berakar pada pemikiran Sigmund Freud. Menurut tokoh yang

paling dominan pemikirannya dalam disiplin ilmu psikologi ini, kunci untuk

memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut.

Ketidaksadaran tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu

merupakan konsekuensi logisnya. Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu

bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia.Hal ini dapat

diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana

bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan.

Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan

memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.

Menurut Solso (2014), kesadaran (consciousness) adalah kesiagaan

(awareness) seseorang terhadap peristiwa-peristiwa di lingkungannya serta

peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan, dan sensasi-

sensasi fisik. Kesadaran dilakukan seseorang atas kemauannya sendiri

berdasarkan keputusan, bukan berdasarkan insting maupun gerak refleks(15).

Zeman (2011) dalam Solso membagi kesadaran dalam empat kategori: (1)

kondisi terjaga (waking state) yakni kondisi saat kita mempersepsi dan

berinteraksi, (2) pengalaman, yang merupakan kesiagaan setiap saat terhadap


14

peristiwa-peristiwa yang berlangsung disekeliling kita, (3) kondisi mental kita,

yang meliputi keyakinan, harapan, niat dan hasrat, (4) kesadaran diri kita, yang

meliputi rekognisi-diri, pengetahuan-diri, perasaan kepemilikan atas pikiran-

pikiran, ide-ide dan perasaan kita sendiri.Tingkat kesadaran adalah ukuran dan

respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan(15).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan kesadaran adalah

kondisi dimana seseorang mengerti akan hak dan kewajiban yang harus

dijalankannya.

2.2.2 Indikator Kesadaran

Menurut Soekanto (1982) dalam Solso (2014), menyatakan bahwa

terdapat empat indikator kesadaran yang masing-masing merupakan suatu tahapan

bagi tahapan berikutnya dan menunjuk pada tingkat kesadaran tertentu, mulai dari

yang terendah sampai dengan yang tertinggi, antara lain: pengetahuan,

pemahaman, sikap, pola perilaku (tindakan)(15).

Priyono (1996) dalam Solso (2014) mengemukakan, awareness of

environmental issues means being environmentally knowledgeable and

understanding fhe informed actions required for finding the solutions to the

issues. Dari teori di atas dapat dijelaskan bahwa indikator kesadaran adalah

pengetahuan dan pemahaman. Lain halnya dalam bidang Psikologi yang

dituturkan oleh Atkinson (1997) yang menyebutkan bahwa kesadaran mencakup

tiga hal, yaitu: persepsi, pikiran, dan perasaan. Sedangkan dalam teori

konsientisasi (penyadaran), selain mencantumkan indikator pengetahuan, sikap,

juga menyebutkan indikator regulasi atau peraturan(15).


15

Berdasarkan indikator-indikator di atas, dapat dikembangkan

denganmenggunakan teori Benyamin Bloom (1908) yang membagi perilaku

manusia dalamtiga domain, yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam

perkembangannya teori ini dimodifikasi menjadi pengetahuan, sikap, dan praktik

(tindakan)(8).

2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.3.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara filosofi adalah suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keadaan, kekuatan, dan kesempurnaan, baik

jasmasni maupun rohani manusia serta karya dan budayanya tertuju pada

kesejahteraan manusia pada umumnya dan tenaga kerja khusnya. K3 secara

keilmuan adalah suatau cabang ilmu pengetahuan dan penerapannya yang

memperajari tentang cara penanggulangan kecelakaan kerja di tempat kerja. K3

secara praktis/hukum, di lain sisi, merupakan suatu upaya perlindungan agar

tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan

di tempat kerja serta begitu pula bagi orang lain yang memasuki tempat kerja

maupun sumber dari proses produksi dapat secara aman dan efesien dalam

pemakaiannya(16).

Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,

pesawat, alatkerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan Kerja memiliki

sifat sebagai berikut:

a. Sasarannya adalah lingkungan kerja


16

b. Bersifat teknik

Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bermacam-macam, ada

yangmenyebutnya Hygene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes) dan ada

yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and

Health.

Definisi kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/

kedokteran beserta praktiknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja

beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau

mental, maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap

penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor

pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum. Konsep

kesehatan kerja dewasa ini semakin berubah, bukan sekadar “kesehatan pada

sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk

semua orang dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at work).

Keselamatan kerja sama dengan hygene perusahaan. Kesehatan kerja

memiliki sifat sebagai berikut.

a. Sasarannya adalah manusia

b. Bersifat medis

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran

dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun

rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan

budayanya menujumasyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian

secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
17

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses

produksi baik jasa maupun industri(5).

2.3.2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Secara umum tujuan K3 adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat

dan produktif. Selain itu, untuk menciptakan lingkungan kerja yang higienis,

aman, dan nyaman yang dikelola oleh tenaga kerja sehingga sehat, selamat dan

produktif.

Tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No. 1

Tahun 1970 dalam tentang Keselamatan Kerja yaitu antaralain:

1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain

di tempat kerja.

2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan

efisien.

3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.

Dengan mempelajari materi diatas diharapkan dapat memahami dan

mengembangkan bangunan kebijakan K3, menetapkan dan mengembangkan

tujuan K3, membangun organisasi dan tanggung jawab pelaksanaan K3,

mengidentifikasi bahaya, menyiapkan Alat Pelindung Diri, memanfaatkan statistik

kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta mengembangkan program K3 dengan

mitra kerja(17).

2.3.3. Fungsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Fungsi dari kesehatan kerja sebagai berikut:


18

a. Identifikasi dan melakukan penilaian terhadap risiko dari bahaya kesehatan

ditempat kerja.

b. Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktik

kerja termasuk desain tempat kerja.

c. Memberikan saran, informasi, pelatihan, dan edukasi tentang kesehatan

kerjadan APD.

d. Melaksanakan survei terhadap kesehatan kerja.

e. Terlibat dalam proses rehabilitasi.

f. Mengelola P3K dan tindakan darurat.

2. Fungsi dari keselamatan kerja seperti berikut:

a. Antisipasi, identifikasi, dan evaluasi kondisi serta praktik berbahaya.

b. Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur, dan program.

c. Terapkan, dokumentasikan, dan informasikan rekan lainnya dalam hal

pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya.

d. Ukur, periksa kembali keefektifan pengendalian bahaya dan program

pengendalian bahaya.

3. Peran kesehatan dan keselamatan kerja dalam ilmu K3

Peran kesehatan dan keselamatan kerja dalam ilmu kesehatan kerja

berkontribusi dalam upaya perlindungan kesehatan para pekerja dengan upaya

promosi kesehatan, pemantauan, dan survailan kesehatan serta upaya peningkatan

daya tahan tubuh dan kebugaran pekerja. Sementara peran keselamatan adalah

menciptakan sistem kerja yang aman atau yang mempunyai potensi risiko yang

rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari


19

kemungkinan loss(5).

2.3.4. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga, tidak dikehendaki

dan menimbulkan akibat yang buruk. Bertolak dari pemikiran ini maka

sesungguhnya kecelakaan itu dapat dihindari dengan cara melakukan upaya-upaya

pencegahan, sehingga dengan demikian akibat yang lebih buruk yang mungkin

akan terjadi di masa depan itu menjadi tidak pernah terjadi sama sekali.

Menurut Sumamur (1967) dalam Rejeki (2016), bahaya adalah sesuatu

yang berpotensi menyebabkan cedera atau luka, sedangkan risiko adalah

kemungkinan kecelakaan akan terjadi dan dapat mengakibatkan kerusakan.

Kecelakaan merupakan sebuah kejadian tak terduga yang dapat menyebabkan

cederaatau kerusakan. Kecelakaan dapat terjadi akibat kelalaian dari perusahaan,

pekerja, maupun keduanya, dan akibat yang ditimbulkan dapat memunculkan

trauma bagi kedua pihak. Bagi pekerja, cedera akibat kecelakaan dapat

berpengaruh terhadap kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, dan kualitas hidup

pekerja tersebut. Bagi perusahaan, terjadi kerugianproduksi akibat waktu yang

terbuang pada saat melakukan penyelidikan atas kecelakaan tersebut serta biaya

untuk melakukan proses hukum atas kecelakaan kerja.

Sumamur berpendapat bahwa kecelakaan tidak mungkin terjadi secara

kebetulan sehingga pasti ada sebab dibalik setiap kecelakaan. Penting sekali agar

suatu kecelakaan diteliti dan ditemukan penyebabnya sehingga dapat dilakukan

usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan tersebut terulang kembali.

Pencegahan kecelakaan bertujuan untuk mengurangi peluang terjadinya


20

kecelakaan hingga mutlak minimum, mengurangi bahaya, serta risiko yang

dihasilkan dalam suatu kegiatan pekerjaan(5).

Kecelakaan dapat dibagi menjadi 2 jenis, kecelakaan langsung dan

kecelakaan tidak langsung. Kecelakaan langsung dapat dibedakan menjadi

kejadian kecelakaan sesungguhnya dan juga kejadian nyaris celaka/hampir celaka.

Nyaris celaka adalah sebuah kejadian yang hampir menyebabkan terjadinya

cedera atau kerusakan dan hanya memiliki selang perbedaan waktu yang sangat

singkat. Nyaris celaka tidak mengakibatkan kerusakan, sedangkan kecelakaan

pasti mengakibatkan kerusakan.

Setiap kecelakaan bukan peristiwa tunggal, namun terjadi karena penyebab

yang saling berkaitan yaitu kesalahan dari sisi perusahaan, sisi pekerja, atau

keduanya. Akibat yang ditimbulkan yakni trauma bagi keduanya, bagi pekerja

yaitu cedera yang dapat memengaruhi terhadap pribadi, keluarga, dan kualitas

hidup, sedangkan bagi perusahaan berupa kerugian produksi, waktu yang

terbuang untuk penyelidikan dan biaya untuk proseshukum. Tindakan pencegahan

kecelakaan bertujuan untuk mengurangi peluang terjadinya kecelakaan hingga

mutlak minimum(5).

2.3.5. Penyakit Akibat Kerja

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019,

Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau

lingkungan kerja.(18) Penyakit Akibat Kerja meliputi jenis penyakit:

a. Yang disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;

b. Berdasarkan sistem target organ;


21

c. Kanker akibat kerja; dan

d. Spesifik lainnya.

I. Penyakit Yang Disebabkan Pajanan Faktor Yang Timbul Dari Aktivitas

Pekerjaan penyakit akibat kerja pada klasifikasi jenis I ini sebagai berikut: a.

penyakit yang disebabkan oleh faktor kimia, meliputi: 1. penyakit yang disebabkan

oleh berillium dan persenyawaannya; 2. penyakit yang disebabkan oleh cadmium

atau persenyawaannya; 3. penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau

persenyawaannya; 4. penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya;

5. penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya; 6. penyakit yang

disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya; 7. penyakit yang disebabkan oleh

raksa atau persenyawaannya; 8. penyakit yang disebabkan oleh timbal atau

persenyawaannya; 9. penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya;

10. penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida; 11. penyakit yang disebabkan

oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatic; 12.

penyakit yang disebabkan oleh benzene atau homolognya; 13. penyakit yang

disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzene atau homolognya; 14.

penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya; 15.

penyakit yang disebabkan oleh alcohol, glikol, atau keton; 16. penyakit yang

disebabkan oleh gas penyebab asfiksia seperti karbon monoksida, hydrogen sulfida,

hidrogen sianida atau derivatnya; 17. penyakit yang disebabkan oleh acrylonitrile;

18. penyakit yang disebabkan oleh nitrogen oksida; 19. penyakit yang disebabkan

oleh vanadium atau persenyawaannya; 20. penyakit yang disebabkan oleh antimon

atau persenyawaannya; 21. penyakit yang disebabkan oleh hexane; 22. penyakit
22

yang disebabkan oleh asam mineral; 23. penyakit yang disebabkan oleh bahan obat;

24. penyakit yang disebabkan oleh nikel atau persenyawaannya; 25. penyakit yang

disebabkan oleh thalium atau persenyawaannya; 26. penyakit yang disebabkan oleh

osmium atau persenyawaannya; 27. penyakit yang disebabkan oleh selenium atau

persenyawaannya; 28. penyakit yang disebabkan oleh tembaga atau

persenyawaannya; 29. penyakit yang disebabkan oleh platinum atau

persenyawaannya; 30. penyakit yang disebabkan oleh timah atau persenyawaannya;

31. penyakit yang disebabkan oleh zinc atau persenyawaannya; 32. penyakit yang

disebabkan oleh phosgene; 33. penyakit yang disebabkan oleh zat iritan kornea

seperti benzoquinone; 34. penyakit yang disebabkan oleh isosianat; 35. penyakit

yang disebabkan oleh pestisida; 36. penyakit yang disebabkan oleh sulfur oksida;

37. penyakit yang disebabkan oleh pelarut organik; 38. penyakit yang disebabkan

oleh lateks atau produk yang mengandung lateks; dan 39. penyakit yang disebabkan

oleh bahan kimia lain di tempat kerja yang tidak disebutkan di atas, di mana ada

hubungan langsung antara paparan bahan kimia dan penyakit yang dialami oleh

pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat;

b. penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika, meliputi: 1. kerusakan

pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan; 2. penyakit yang disebabkan oleh

getaran atau kelainan pada otot, tendon, tulang, sendi, pembuluh darah tepi atau

saraf tepi; 3. penyakit yang disebabkan oleh udara bertekanan atau udara yang

didekompresi; 4. penyakit yang disebabkan oleh radiasi ion; 5. penyakit yang

disebabkan oleh radiasioptik, meliputi ultraviolet, radiasi elektromagnetik (visible

light), infra merah, termasuk laser; 6. penyakit yang disebabkan oleh pajanan
23

temperatur ekstrim; dan 7. penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika lain yang

tidak disebutkan di atas, di mana ada hubungan langsung antara paparan faktor

fisika yang muncul akibat aktivitas pekerjaan dengan penyakit yang dialami oleh

pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat; c.

penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi dan penyakit infeksi atau parasit,

meliputi: 1. brucellosis; 2. virus hepatitis; 3. virus yang menyerang sistem

kekebalan tubuh manusia (human immunodeficiency virus); 4. tetanus; 5.

tuberkulosis; 6. sindrom toksik atau inflamasi yang berkaitan dengan kontaminasi

bakteri atau jamur; 7. anthrax; 8. leptospira; dan 9. penyakit yang disebabkan oleh

faktor biologi lain di tempat kerja yang tidak disebutkan di atas, di mana ada

hubungan langsung antara paparan faktor biologi yang muncul akibat aktivitas

pekerjaan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara

ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat(18).

II. Penyakit Berdasarkan Sistem Target Organ Penyakit Akibat Kerja pada

klasifikasi jenis II ini sebagai berikut: a. penyakit saluran pernafasan, meliputi: 1.

pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentuk jaringan parut,

meliputi silikosis, antrakosilikosis, dan asbestos; 2. siliko tuberkulosis; 3.

pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral nonfibrogenic; 4. siderosis;

5. penyakit bronkhopulmoner yang disebabkan oleh debu logam keras; 6. penyakit

bronkhopulmoner yang disebabkan oleh debu kapas, meliputi bissinosis, vlas,

henep, sisal, dan ampas tebu atau bagassosis; 7. asma yang disebabkan oleh

penyebab sensitisasi atau zat iritan yang dikenal yang ada dalam proses pekerjaan;

8. alveolitis alergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
24

penghirupan debu organik atau aerosol yang terkontaminasi dengan mikroba,

yang timbul dari aktivitas pekerjaan; 9. penyakit paru obstruktif kronik yang

disebabkan akibat menghirup debu batu bara, debu dari tambang batu, debu kayu,

debu dari gandum dan pekerjaan perkebunan, debu dari kandang hewan, debu

tekstil, dan debu kertas yang muncul akibat aktivitas pekerjaan; 10. penyakit paru

yang disebabkan oleh aluminium; 11. kelainan saluran pernafasan atas yang

disebabkan oleh sensitisasi atau iritasi zat yang ada dalam proses pekerjaan; dan

12. penyakit saluran pernafasan lain yang tidak disebutkan di atas, di mana ada

hubungan langsung antara paparan faktor risiko yang muncul akibat aktivitas

pekerjaan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara

ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat;(18)

b. penyakit kulit, meliputi: 1. dermatosis kontak alergika dan urtikaria yang

disebabkan oleh faktor penyebab alergi lain yang timbul dari aktivitas pekerjaan

yang tidak termasuk dalam penyebab lain; 2. dermatosis kontak iritan yang

disebabkan oleh zat iritan yang timbul dari aktivitas pekerjaan, tidak termasuk

dalam penyebab lain; dan 3. vitiligo yang disebabkan oleh zat penyebab yang

diketahui timbul dari aktivitas pekerjaan, tidak temasuk dalam penyebab lain; c.

gangguan otot dan kerangka, meliputi: 1. radial styloid tenosynovitis karena gerak

repetitif, penggunaan tenaga yang kuat dan posisi ekstrim pada pergelangan

tangan; 2. tenosynovitis kronis pada tangan dan pergelangan tangan karena gerak

repetitif, penggunaan tenaga yang kuat dan posisi ekstrim pada pergelangan

tangan; 3. olecranon bursitis karena tekanan yang berkepanjangan pada daerah

siku; 4. prepatellar bursitis karena posisi berlutut yang berkepanjangan; 5.


25

epicondylitis karena pekerjaan repetitif yang mengerahkan tenaga; 6. meniscus

lesions karena periode kerja yang panjang dalam posisi berlutut atau jongkok; 7.

carpal tunnel syndrome karena periode berkepanjangan dengan gerak repetitif

yang mengerahkan tenaga, pekerjaan yang melibatkan getaran, posisi ekstrim

pada pergelangan tangan, atau 3 (tiga) kombinasi diatas; dan 8. penyakit otot dan

kerangka lain yang tidak disebutkan diatas, dimana ada hubungan langsung antara

paparan faktor yang muncul akibat aktivitas pekerjaan dan penyakit otot dan

kerangka yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan

menggunakan metode yang tepat; d. gangguan mental dan perilaku, meliputi: 1.

gangguan stres pasca trauma; dan 2. gangguan mental dan perilaku lain yang tidak

disebutkan diatas, dimana ada hubungan langsung antara paparan terhadap faktor

risiko yang muncul akibat aktivitas pekerjaandengan gangguan mental dan

perilaku yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah dengan

menggunakan metode yang tepat. III. Penyakit Kanker Akibat Kerja Penyakit

Akibat Kerja pada klasifikasi jenis III ini, yaitu kanker yang disebabkan oleh zat

berikut: 1. asbestos; 2. benzidine dan garamnya; 3. bis-chloromethyl ether; 4.

persenyawaan chromium VI; 5. coal tars, coal tar pitches or soots; 6. beta-

naphthylamine; 7. vinyl chloride; 8. benzene; 9. toxic nitro dan amino benzene

derivatif atau homolognya; 10. radiasi mengion; 11. ter, pic, bitumen, minyak

mineral, antrasena atau persenyawaannya, produk atau residu dari zat ini; 12.

emisi oven arang; 13. persenyawaan nikel; 14. debu kayu; 15. arsen dan

persenyawaannya; 16. beryllium dan persenyawaannya; 17. cadmium dan

persenyawaannya; 18. erionite; 19. ethylene oxide; 20. virus Hepatitis B dan virus
26

Hepatitis C; 21. kanker yang disebabkan zat lain yang tidak disebutkan diatas,

dimana ada hubungan langsung antara paparan terhadap zat penyebab yang

muncul akibat aktivitas pekerjaan dengan kanker yang dialami oleh pekerja yang

dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat(18).

IV. Penyakit Spesifik Lainnya Penyakit spesifik lainnya merupakan penyakit yang

disebabkan oleh pekerjaan atau proses kerja, dimana penyakit tersebut ada

hubungan langsung antara paparan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja

yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat. Contoh

penyakit spesifik lainnya, yaitu nystagmus pada penambang(18).

2.3.6. Alat Pelindung Diri (APD)

1. Definisi Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh

tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan

adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir

dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan

administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. APD juga merupakan

kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga

keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya(19).

Perlengkapan pelindung diri termasuk semua pakaian dan aksesories

pekerjaan lain yang dirancang untuk menciptakan sebuah penghalang terhadap

bahaya tempat kerja. Penggunaan APD harus tetap di kontrol oleh pihak yang

bersangkutan, khususnya di sebuah tempat kerja(19).


27

2. Ruang Lingkup Alat Pelindung Diri (APD)

Ruang lingkup APD antara lain :

1. Alat-alat pelindung diri

2. Manfaat alat pelindung diri

3. Cara memilih alat pelindung diri

3. Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri (APD)

Adapun tujuan dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain:

1. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan

administrative tidak dapat dilakukan dengan baik.

2. Meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja.

3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Sedangkan manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain :

1. Untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan

adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.

2. Mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan(19).

4. Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat

bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan

orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah

melalui Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis

di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.08/Men/VII/2010 tentang

pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :

a. Safety Helmet

Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
28

mengenai kepala secara langsung.

Gambar 2.1. Alat Pelindung Kepala

b. Sabuk Keselamatan (Safety Belt)

Sabuk Keselamatan(safety belt)berfungsi sebagai alat pengaman

ketikamenggunakanalat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa

(mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain)(19).

c. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)

Sepatu karet (sepatu boot) berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di

tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk

melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan

sebagainya(19).

Gambar 2.2. Pelindung Kaki


29

d. Sarung Tangan

Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di

tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan.Bahan dan bentuk

sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan(19).

Gambar 2.3. Sarung Tangan

e. Tali Pengaman (Safety Harness)

Tali pengaman (safety harness) berfungsi sebagai pengaman saat bekerja

di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8

meter(19).

Gambar 2.4. Tali Pengaman

f. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)

Penutup telinga (ear plug/ear muff) berfungsi sebagai pelindung telinga

pada saat bekerja di tempat yang bising(19).


30

Gambar 2.5. Alat Pelindung Telinga

g. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Kaca mata pengaman (safety glasses) berfungsi sebagai pelindung mata

ketika bekerja (misalnya mengelas).

Gambar 2.6. Alat Pelindung Mata

h. Masker (Respirator)

Masker (respirator) berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat

bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb)(19).

Gambar 2. 7. Alat Pelindung Pernafasan

i. Pelindung wajah (Face Shield)

Pelindung wajah (face shield) berfungsi sebagai pelindung wajah dari

percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)(19)


31

Gambar 2.8.Pelindung Wajah

j. Jas Hujan (Rain Coat)

Jas hujan (rain coat) berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja

(misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat)(19).

Gambar 2.9. Jas Hujan

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan

pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja

(K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan). APD harus digunakan

sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai, memastikan APD

yang dugunakan aman untuk keselamatan pekerja, selain itu APD juga harus

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan(19).


32

2.4 Promosi Kesehatan

2.4.1 Definisi Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan tidak terlepas dari kegiatan atau usaha menyampaikan

pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya

pesan tersebut maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat

memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Promosi kesehatan

juga merupakan suatu kegiatan yang mempunyai masukan (input), proses dan

keluaran (output). Kegiatan prosmosi kesehatan guna mencapai tujuan yakni

perubahan perilaku, di pengaruhi oleh banyak faktor.

Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga

mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni, yakni praktisi atau

aplikasi promosi kesehatan, merupakan penunjang bagi program-program

kesehatan lain. Artinya setiap program kesehatan, misalnya pemberantasan

penyakit, perbaikan gizi masyarakat, sanitsi lingkungan, kesehatan ibu dan anak,

program pelayanan kesehatan, dan sebagainya, perlu ditunjang atau dibantu oleh

promosi kesehatan di indonesia sering disebut penyuluhan kesehatan. Hal ini

esensial karena masing-masing program tersebut mempunyai aspek perilaku

masyarakat yang perlu dikondisikan dengan promosi kesehatan.

2.4.2. Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

Lebih dari 50% penduduk Indonesia merupakan angkatan kerja dan pada

umumnya mereka menghabiskan waktu kerja rata-rata 8 jam per hari di tempat

kerja. Dengan demikian, tempat kerja menjadi penting bagi para pekerja untuk

mendapatkan informasi kesehatan dan pelayanan. Pelaksanaan promosi kesehatan


33

di tempat kerja ada yang sudah mandiri atau menyatu dengan program kerja

bagian lain dan sebagai pelaksana bisa dari pemerintah setempat atau perusahaan

institusi tempat kerja(20).

Lingkungan tempat kerja memengaruhi kesehatan pekerja. Terutama

kondisi lingkungan fisik dan sosial di tempat kerja, kecepatan kerja, paparan

kebisingan, bahan kimia, pengulangan gerakan, kondisi yang membahayakan,

serta gangguan atau pengalaman menjumpai kekerasan dalam pekerjaan yang

memengaruhi kesehatan pekerja. Promosi kesehatan di tempat kerja mendorong

terbukanya lingkungan kerja yang mendukung terwujutnya kesehatan, termasuk

kesempatan untuk mengakses infomasi kesehatan, pelayanan kesehatan dan tes

skrining sehingga sumber daya dan pekerja menjadi lebih produktif, sehat, dan

mencapai kualitas hidup yang tinggi(20).

2.4.3. Promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Menurut George dalam Rejeki (2016) safety promotion atau promosi K3

adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mendorong dan menguatkan kesadaran

dan perilaku pekerja tentang K3 sehingga dapat melindungi pekerja, properti, dan

lingkungan. Program K3 menjadi efektif apabila terdapat perubahan sikap dan

perilaku pada pekerja (5). Manfaat promosi antara lain:

1. Bagi pihak manajemen di tempat kerja

a. Peningkatan dukungan terhadap program K3

b. Citra positif (tempat kerja) yang maju dan peduli keselamatan dan

kesehatan

c. Peningkatan moral staf


34

d. Penurunan angka absensi karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja

e. Peningkatan produktifitas

f. Penurunan biaya kecelakaan dan kesakitan.

2. Bagi pekerja

a. Peningkatan percaya diri

b. Penurunan stress

c. Peningkatan semangat kerja

d. Peningkatan kemampuan mengenali biaya di tempat kerja dan pencegahan

penyakit

e. Peningkatan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat sekitar.

2.4.4. Metode Promosi Kesehatan

Metode yang digunakan dalam promosi kesehatan didasarkan pada tujuan

yang akan dicapai dari promosi kesehatan tersebut. Pengunaan metode yang tepat

dalam suatu proses penyajian materi merupakan hal sangat penting dalam rangka

mencapai tujuan yang diinginkan.

1) Metode Individual (Perorangan)

Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual digunakan untuk

membina perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada

suatau perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan

individual ini karena setiaporang mempunyai masalah atau alasan yang

berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.

Agar petugas mengetahui dengan tepat serta dapat membantunya maka perlu

menggunakan metode atau cara ini. Bentuk pendekatannya antara lain:


35

a. Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counceling)

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih insentif. Setiap

masalah yang dihadapi oleh klien dapat di teliti dan dibantu

penyelesaiannya.

b. Wawancara (Interview)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bibingan dan penyuluhan.

Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali

informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia

tertarik atau tidak terhadap perubahan.

2) Metode Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dan sasaran. Untuk

kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil.

Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran

pendidikan.

a. Kelompok Besar

Yang dimaksud kelompok besar adalah penyuluahn lebih dari 15 orang,

metode yang baik untuk kelompok besar anatara lain ceramah dan

seminar.

b. Kelompok Kecil

Apabila peserta di suatu kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya di

sebut kelompok kecil, metode yang cocok untuk kelompok kecil yaitu

diskusi kelompok, curah pendapat, dan lain sebagainya.


36

2.5. Metode Penyuluhan dalam Promosi Kesehatan

2.5.1. Pengertian

Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah

perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif (pengetahuan

dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai

dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya

akan dijalankan sesuai dengan program yang telah direncanakan(21).

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga

masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Secara umum

penyuluhan kesehatan bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku individu,

keluarga, kelompok, masyarakat dibidang kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai

dimasyarakat. Menurut Notoadmotjo (2018) keberhasilan suatu penyuluhan

kesehatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi

baru yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mudah

seseorang menerima informasi.

b. Tingkat Sosial Ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang semakin mudah pula

menerima informasi.
37

c. Adat Istiadat

Masyarakat masih menghargai dan menganggap adat istiadat sebagai sesuatu

yang tidak dapat diabaikan.

d. Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang

yang sudah mereka kenal karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan

penyampain informasi.

e. Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan akan menarik minat masyarakat.

f. Ketersediaan Waktu Masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktivitas

masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam

penyuluhan(22).

2.5.2. Tujuan Penyuluhan

Tujuan penyuluhan kesehatan adalah mengubah perilaku masyarakat

kearah perilaku sehat, perubahan perilaku. Sedangkan menurut Pakpahan (2021)

menyatakan tujuan penyuluhan adalah:

a. Agar masyarakat memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan

serta keselamatan lingkungan dalam masyarakat

b. Agar orang melakukan langkah dalam mencegah hal-hal yang memperparah

terjadinya penyakit dan mencegah keadaan ketergantungan melalui

rehabilitasi cacat yang disebabkan penyakit


38

c. Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi atau

perubahan-perubahan sistem

d. Agar orang mempelajari apa yang dapat dilakukan sendiri dan bagaimana

caranya dengan tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan

kesehatan(23).

2.5.3. Faktor yang Memengaruhi Penyuluhan

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan

masyarakat menurut Effendy (2015), apakah itu dari penyuluh, sasaran atau dalam

proses penyuluhan itu sendiri.

a. Faktor Penyuluh

1) Kurang persiapan

2) Kurang menguasai materi yang akan dijelaskan

3) Penampilan kurang meyakinkan sasaran

4) Bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran karena

terlalu banyak menggunakan istilah–istilah asing

5) Suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar

6) Penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga

membosankan.

b. Faktor Sasaran

1) Tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesan yang

disampaikan
39

2) Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu

memperhatikan pesan–pesan yang disampaikan, karena lebih memikirkan

kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih mendesak

3) Kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk

mengubah, misalnya makan ikan dapat menimbulkan cacingan, makan

telur dapat menimbulkan cacingan

4) Kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkinterjadi

perubahan perilaku. Misalnya masyarakat yang tinggal di daerah tandus

yang sulit air akan sangat sukar untuk memberikan penyuluhan tentang

hygiene dan sanitasi dan perseorangan.

c. Faktor Proses dalam Penyuluhan

1) Waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkansasaran

2) Tempat penyuluhan dilakukan dekat tempat keramaian sehingga

mengganggu proses penyuluhan kesehatan yang dilakukan

3) Jumlah sasaran yang mendengarkan penyuluhan terlalu banyak sehingga

sulit untuk menarik perhatian dalam memberikan penyuluhan

4) Alat peraga dalam memberikan penyuluhan kurang ditunjang oleh alat

peraga yang dapat mempermudah pemahaman sasaran

5) Metode yang dipergunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran

untuk mendengarkan penyuluhan yangdisampaikan

6) Bahasa yang dipergunakan sulit dimengerti oleh sasaran, karena tidak

menggunakan bahasa keseharian sasaran(24).


40

2.5.4. Metode Ceramah dalam Penyuluhan

Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan dalam

proses pendidikan kesehatan, metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan

tinggi maupun yang berpendidikan rendah. Ceramah adalah suatu penyampaian

informasi yang sifatnya searah yakni dari penceramah kepada para peserta

ceramah. Pada metode ini si penceramah lebih banyak memegang peran untuk

menyampaikan dan menjelaskan materi penyuluhannya dengan sedikit

memberikan kesempatan kepada sasaran untuk memberikan tanggapannya,

ceramah merupakan metode pendidikan kesehatan dalam kelompok besar, yang

dimaksud dengan kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu

lebih dari 15 orang. Beberapa keuntungan menggunakan metode ceramah adalah

murah dari segi biaya, mudah mengulang kembali jika ada materi yang kurang

jelas dipahami oleh peserta dari pada proses membaca sendiri, lebih dapat

dipastikan tersampaikannya informasi yang telah disusun dan disiapkan. Apalagi

kalau waktu yang tersedia sangat minim maka metode inilah yang tepat untuk

digunakan dimana dapat menyampaikan banyak pesan dalam waktu yang relatif

singkat(24).

Ceramah akan berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi

apa yang diceramahkan, untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan

mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalau disusun

dalam diagram atau skema serta mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran,

misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound system, dan sebagainya.

Ceramah akan berhasil apabila teknik ceramah dimodifikasi dengan melakukan


41

tanya jawab sesudah penyampaian materi dan simulasi/demonstrasi singkat

apabila materi yang disampaikan ada yang mau diterapkan/dipraktekkan dengan

latihan singkat, dengan demikian peserta dapat bertanya tentang hal-hal yang

belum dipahaminya dan dapat melihat simulasi/demonstrasi langsung mengenai

praktek yang akan dilaksanakan.

Kunci dari keberhasilan ceramah apabila penceramah tersebut dapat

menguasai sasaran ceramah, untuk itu penceramah dapat melakukan hal-hal

sebagai berikut: sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap

ragu-ragu dan gelisah, suara hendaknya cukup keras dan jelas, pandangan harus

tertuju kepada peserta ceramah, berdiri ditengah (pertengahan) dan sebaiknya

tidak duduk, menggunakan alat-alat bantu lihat semaksimal mungkin. Metode

yang dapat dipergunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan adalah:

a. Metode Ceramah, adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan

suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran

sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.

b. Metode Diskusi Kelompok, adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah

dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5-20 peserta (sasaran)

dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

c. Metode Curah Pendapat, adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana

setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang

terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat

yang telah dikemukakan.


42

d. Metode Panel, adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan

pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih

panelis dengan seorang pemimpin.

e. Metode Bermain Peran, adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan

manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih

untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

f. Metode Demonstrasi, adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide

dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk

memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan dengan

menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang

tidak terlalu besar jumlahnya.

g. Metode Simposium, adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2-5

orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

h. Metode Seminar, adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul

untuk membahas suatu masalah di bawah bimbingan seorang ahli yang

menguasai bidangnya.

Menurut Effendy (2015) dalam melakukan pendidikan kesehatan langkah-

langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat

b. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat

c. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan

kesehatan masyarakat

d. Menyusun perencanaan pendidikan kesehatan:


43

1) Menetapkan tujuan

2) Penentuan sasaran

3) Menyusun materi/isi pendidikan kesehatan

4) Memilih metode dan media dengan tepat

5) Penentuan kriteria evaluasi

e. Pelaksanaan pendidikan kesehatan

f. Penilaian hasil pendidikan kesehatan

g. Tindak lanjut dari pendidikan kesehatan

Disamping keunggulan-keunggulan tersebut, metode ceramah juga

memiliki kelemahan antara lain:

a. Komunikasi satu arah sehingga sasaran menjadi pasif untuk bertanya atau

mengeluarkan pendapat

b. Pada metode ceramah tidak dapat diidentifikasi kebutuhan per individu

c. Sasaran tidak diberi kesempatan untuk berfikir dan berperilaku kreatif

d. Sasaran mudah menjadi bosan jika waktu terlalu lama

Langkah-langkahdalam melaksanakan pendidikan kesehatan/pembelajaran

dengan menggunakan metode ceramah adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

1) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)

2) Menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai tujuan pembelajaran

khusus yang sudah ditetapkan.

3) Merumuskan materi ceramah secara garis besar.

4) Memperbanyak materi ceramah untuk dibagikan kepada sasaran


44

b. Pelaksanaan

1) Menjelaskan kepada sasaran tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang

ingin dicapai sesudah pelajaran berakhir

2) Menjelaskan kepada siswa pelaksanaan metode ceramah bervariasi,

misalnya: ceramah yang disertai dengan tanya jawab

3) Membagikan materi ceramah kepada sasaran

4) Menyajikan materi ceramah

5) Tanya jawab

6) Merangkum materi yang telah disampaikan

2.6. Kerangka Teori

Menurut Soekanto (1982) dalam Solso (2014), menyatakan bahwa

terdapat empat indikator kesadaran yang masing-masing merupakan suatu tahapan

bagi tahapan berikutnya dan menunjuk pada tingkat kesadaran tertentu, mulai dari

yang terendah sampai dengan yang tertinggi, antara lain: pengetahuan,

pemahaman, sikap, pola perilaku (tindakan)(15).

Berdasarkan indikator-indikator di atas, dapat dikembangkan dengan

menggunakan teori Benyamin Bloom (1908) yang membagi perilaku manusia

dalamtiga domain, yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam

perkembangannya teori ini dimodifikasi menjadi pengetahuan, sikap, dan praktik

(tindakan)(8).

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
45

sebagainya). Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup.Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap juga diartikan sebagai penggambaran

suka atau tidak suka seseorang terhadap objek, yang diperoleh dari pengalaman

sendiri atau orang lain yang membuat seseorang mendekati atau menjauhi objek

lain. Menurut Hosland, et Al dalam Notoatmodjo mengatakan bahwa perubahan

perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan

perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari:

1. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau

ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus

itu tidak efektif memengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi

bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan

stimulus tersebut efektif.

2. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia

mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

3. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan

untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya.

4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka

stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut.


46

Menurut Skiner dalam Pakpahan (2021) keefektifan suatu komunikasi

dapat dilihat melalui proses: StimulusOrganismeRespons, sehingga teori

skiner ini disebut teori “S-O-R” (Stimulus-Organisme-Respons)(23).

RESPON TERTUTUP
STIMULUS ORGANISME Pengetahuan
(Penyuluhan Sikap (Kesadaran)
Kesehatan)

RESPON TERBUKA
Praktik / Tindakan

Gambar 2.10. Kerangka Teori dengan Metode Penyuluhan

Dari penjelasan teori dapat disimpulkan bahwa proses perubahan

kesadaran seseorang dalam melakukan suatu tindakan terlebih dahulu diberikan

tambahan pengetahuan seseorang melalui penyuluhan yang akan merubah

pengetahuan dan sikap individu melalui proses yang panjang yaitu proses adopsi

inovasi dengan lima tahap, yaitu: 1) Mengetahui/menyadari tentang adanya ide

baru (awareness); 2) Menaruh perhatian terhadap ide-ide (interest); 3)

Memberikan penilaian (evaluation); 4) Mencoba memakainya (trial), dan kalau

menyukainya maka; 5) Menerima ide baru (adoption) dan pada akhirnya timbul

kesadaran melakukan tindakan sesuai dengan pengetahuannya.

2.7. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan tentatif (sementara) mengenai

kemungkinan hasil dari suatu kemungkinan dari hasil suatu penelitian. Hipotesa

yang merupakan jawabannya sementara terhadap permasalahan yang di ajukan

dalam penelitian. Tidak semua penelitian memunculkan hipotesis secara eksplisit


47

di rumuskan. Biasanya dalam penelitian kuatitatif yang melibatkan lebih dari

suatu variabel perlu memunculkan secara eksplisit hipotesisnya(12).

H0 : Promosi Kesehatan Melalui Penyuluhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) Tidak Efektif terhadap Kesadaran Tentang K3 pada Pekerja di PT.

First World Indonesia Medan Tahun 2021

Ha : Promosi Kesehatan Melalui Penyuluhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) Efektif terhadap Kesadaran Tentang K3 pada Pekerja di PT. First

World Indonesia Medan Tahun 2021


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasy Eksperimental dengan

desain One Group Pretest-Posttest. Dalam desain ini sebelum perlakuan

diberikan, terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan sesudah eksperimen

sampel diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai yaitu untuk mengetahui Efektifitas Promosi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Melalui Penyuluhan terhadap Kesadaran Tentang pada

Pekerja di PT. First World Indonesia Medan Tahun 2021(25).

Tabel 3.1
Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest


O1 X O2

Keterangan:

O1 : Tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan

O2 : Tes akhir (posttest) setelah perlakuandiberikan

X : Perlakuan eksperimen yaitu dengan memberikan promosi Keselamatan

dan Kesehatan Kerja dengan penyuluhan

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian ini dilaksanakan.

Penelitian ini dilakukan di PT.First World Indonesia Medan Tahun 2021.

48
3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2021 sampai Maret

tahun 2022.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti dalam

penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja di PT. First World

Indonesia Medan di bagian sales dan bagian gudang sebanyak 70 orang. Alasan

memilih populasi karena karyawan di bagian sales dan bagian gudang lebih

banyak yang tidak menerapkan K3.

3.3.2. Sampel

Dalam menentukan jumlah sampel yang diambil, peneliti menggunakan

total population yaitu seluruh populasi dijadikan sampel sebanyak 70 orang.

3.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah alur penelitian yang memperlihatkan variable-

variabel yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi (26). Adapun kerangka

konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Intervensi Promosi K3 Melalui


Kesadaran Tentang
Penyuluhan
K3

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

49
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.5.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefinisikan

variabel-variabel dalam penelitian.

1. Kesadaran Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Pretest) adalah

pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang dirinya dan keberadaan

dirinya di lingkungannya bekerja terhadap peristiwa-peristiwa di

lingkungannya seperti menerapkan K3 sebelum diberi perlakuan promosi

kesehatan melalui penyuluhan tentang K3.

2. Kesadaran Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Posttest) adalah

pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang dirinya dan keberadaan

dirinya di lingkungannya bekerja terhadap peristiwa-peristiwa di

lingkungannya seperti menerapkan K3 sesudah diberi perlakuan promosi

kesehatan melalui penyuluhan tentang K3.

3. Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan penyuluhan adalah

pemberian intervensi dengan cara memberikan informasi kesehatan tentang

cara bekerja agar tetap sehat dan selamat dengan metode ceramahsatu arah

yang dilakukan oleh peneliti.

3.5.2. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran data adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat

ukur menilai suatu variabel.

50
Tabel 3.2. Aspek Pengukuran
Jenis
Variabel Jumlah Cara Ukur Hasil
Alat Ukur Skala
Penelitian Pertanyaan Ukur
Ukur
Kesadaran 14 Diukur Kuesioner, 14-42 Interval
Tentang melalui jawaban
Keselamatan wawancara Tidak Setuju
dan dengan (TS) diberi
Kesehatan menggunaka skor 1, Ragu-
Kerja (K3) n kuesioner ragu(R) diberi
(Pretest) sebelum skor 2, Setuju
dilakukan (S) diberi
penyuluhan skor 3
Kesadaran 14 Diukur Kuesioner, 14-42 Interval
Tentang melalui jawaban
Keselamatan wawancara Tidak Setuju
dan dengan (TS) diberi
Kesehatan menggunaka skor 1, Ragu-
Kerja (K3) n kuesioner ragu(R) diberi
(Postest) sesudah skor 2, Setuju
dilakukan (S) diberi
penyuluhan skor 3

3.6. Metode Pengumpulan Data

3.6.1. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama, baik individu

ataupun perseorangan atau data yang diperoleh oleh peneliti secara langsung.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh

pihak lain, misalnya data jumlah responden, dan lain-lain.

3. Data Tersier

Data tersier merupakan data primer dan sekunder yang telah disusun dan

dipublikasikan oleh Institusi pemerintah, swasta, dll.

51
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer merupakan data yang diperoleh oleh peneliti. Pada penelitian ini

data primer didapatkan dengan memberikan pretest terlebih dahulu yaitu

memberikan kuesioner Kesadaran Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) kemudian dilakukan penyuluhan tentang Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) selanjutnya memberikan postest yaitu memberikan kembali

kuesioner Kesadaran Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Pengukuran skor dilakukan 2 kali, yaitu sebelum memberikan intervesi

promosi kesehatan dengan penyuluhan dan setelah intervesi promosi

kesehatan dengan penyuluhan.

2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh oleh peneliti dari tempat

penelitian seperti data responden.

3. Data Tersier merupakan data yang diperoleh dari berbagai referensi yang

sangat valid dan telah dipublikasikan seperti data WHO, jurnal-jurnal, dan

buku-buku yang mendukung penelitian.

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang dilakukan untuk menentukan derajat

ketepatan dari instrumen penelitian berbentuk kuesioner. Untuk mengetahui

apakah kuesioner dapat mengukur apa yang hendak diteliti (valid). Maka

dapat diuji dengan cara melakukan kolerasi antara skor masing-masing

pertanyaan dengan skor totalnya dala suatu variabel. Teknik kolerasi yang

dilakukan adalah Pearson Product Moment Correlation, dengan bantuan

52
SPSS. Uji validitas pada penelitian ini akan dilakukan di PT. Sampoerna

Medan memiliki kriteria yang sama dengan tempat penelitian.

Kriteria validitas instrumen penelitian yaitu jika r-hitung > r-tabel maka butir

instrumen dinyatakan valid, jika r-hitung < r-tabel maka butir instrumen

dinyatakan tidak valid.Uji validitas akan dilakukan kepada 20 orang maka df =

n-2 = 20-2 = 18 dan diperoleh nilai r-tabel (0,444).

Setelah dilakukan uji validitas pada variabel kesadaran didapatkan ada 6 item

pertanyaan mempunyai korelasi < 0,444 maka dapat dikatakan bahwa item

pertanyaan yang dapat digunakan dalam pengumpulan data penelitian ada 14

item dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kesadaran

Corrected Item-
No Item Pertanyaan r-tabel Keterangan
Total Correlation
1 Item No.1 0,262 0,444 Tidak Valid
2 Item No.2 0,886 0,444 Valid
3 Item No.3 0,605 0,444 Valid
4 Item No.4 0,081 0,444 Tidak Valid
5 Item No.5 0,868 0,444 Valid
6 Item No.6 0,736 0,444 Valid
7 Item No.7 0.046 0,444 Tidak Valid
8 Item No.8 0,304 0,444 Tidak Valid
9 Item No.9 0,886 0,444 Valid
10 Item No.10 0,795 0,444 Valid
11 Item No.11 0,850 0,444 Valid
12 Item No.12 0,889 0,444 Valid
13 Item No.13 0,897 0,444 Valid
14 Item No.14 0,868 0,444 Valid
15 Item No.15 0,897 0,444 Valid
16 Item No.16 0,065 0,444 Tidak Valid
17 Item No.17 0,208 0,444 Tidak Valid
18 Item No.18 0,886 0,444 Valid
19 Item No.19 0,795 0,444 Valid
20 Item No.20 0,850 0,444 Valid

53
2. Uji Reliabilitas

Menentukan derajat konsistensi dari instrument penelitian berbentuk

kuesioner disebut dengan reliabilitas, tingkat reliabilitas dapat dilakukan

menggunakan SPSS melalui uji Cronchbach’s Alpha.

Nilai Crobach’s Alpha (Reliabilitas) yang diperoleh kemudian dibandingkan

dengan r Product Moment pada tabel dengan ketentuan jika r hitung > r tabel

maka test itu reliabel.

Tabel 3.4. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kesadaran


Cronchbach’s Alpha r Tabel N of Items
0,890 0,444 10

Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel kesadaran terlihat nilai Cronbach’s

Alpha > r tabel maka kuesioner tersebut dikatakan reliabel

3.7. Metode Pengolahan Data

Menurut Muhammad (2016) data yang terkumpul diolah dengan cara

komputerisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner angket maupun obervasi.

2. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar

observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan

data memberikan hasil yang valid.

3. Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variable-variabel

yang diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi nomor 1, 2, 3, dst.

54
4. Entering

Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang masih

dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam aplikasi SPSS.

5. Data Processing

Setelah dilakukan pengolahan data seperti yang telah diuraikan di atas,

langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data.(27)

3.8. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan progam

komputer.

3.8.1. Analisis Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan

pada tiap variabel dari hasil penelitian (28). Data disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi untuk mendeskripsikan kerakteristik masing-masing variabel yang

diteliti, yakni melihat pengetahuan dan sikap respondensebelum memberikan

intervesi promosi kesehatan dengan penyuluhan dan setelah intervesi promosi

kesehatan dengan penyuluhan.

3.8.2. Analisis Bivariat

Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel pada penelitian ini

maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat. Untuk mengetahui pengaruh

(kolerasi) antara variabel bebas (indevendent variable) dengan variabel terikat

(dependent variable). Analisis bivariatini digunakan untuk menguji intervesi

promosi kesehatan dengan penyuluhan dalam meningkatkan Kesadaran Tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

55
Sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan terlebih dahulu pengujian

persyaratan analisis data, yaitu uji normalitas Uji Saphiro Wilk untuk mengetahui

apakah ada data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Langkah sebagai

berikut.

1. Uji Persyaratan Analisis Data

1) Apabila nilai signifikan p> α (0,05) maka Ho ditolak atau dapat disimpulkan

bahwa distribusi pada data tersebut adalah normal

2) Apabila nilai signifikan p<α (0,05) maka Ho diterima atau dapat

disimpulkan bahwa distribusi pada data tersebut adalah tidak normal

2. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis data yang diperoleh dari hasil uji normalitas dingunakan

untuk menguji hipotesis penelitian. Untuk menguji hipotesis penelitian dengan

data berdistribusi normal maka dingunakan ujit-dependent dengan taraf signifikan

α-0,05 yakni membandingkan data sebelum dan sesudah diberikan intervensi, dan

diperoleh mean perbedaan pre-test dengan posttest. Taraf signifikansi 95% (α =

0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis: apabila nilai probabilitas (p) <0,05

maka H0 ditolak, apabila (p) > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Apabila hasil uji

normalitas menyatakan bahwa distribusi pada data tersebut tidak normal, maka

menggunakan uji wilxocon.

56
57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT.First World Indonesia Medan

PT. First World Indonesia (FWI) berdiri pada tahun 2015 yang bergerak di

bidang distribusi rokok yang ruang lingkupnya tidak hanya di Medan, namun juga

hampir di seluruh pulau Sumatera. PT. FWI beralamat di Jl. Helvetia No.38,

Helvetia, Kec. Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara 20124 dimana

berbatasan dengan area pergudangan di sisi timur dan barat. Setiap pagi tim sales

dan tim gudang bersinergi satu sama lain untuk mempersiapkan rokok-rokok ke

masing-masing kendaraan sales agar bisa didistribusi ke seluruh outlet.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Karakteristik Responden

Distribusi frekuensi karakteristik responden di PT.First World Indonesia

Medan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di PT.First World


Indonesia Medan
Jumlah
No. Karakteristik Responden
f %
1. Pendidikan
SMP 1 1,4
SMA 32 45,7
PT 37 52,9
Total 70 100,0
2. Umur
Dewasa muda 55 78,6
Dewasa tua 15 21,4
Total 70 100,0
3. Lama Bekerja
≤ 2 tahun 19 27,1
> 2 tahun 51 72,9
Total 70 100,0
58

Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dilihat distribusi frekuensi dari 70 responden

berdasarkan pendidikan, responden dengan pendidikan PT sebanyak 37 responden

(52,9%), dan SMP sebanyak 1 responden (1,4%). Berdasarkan umur, dewasa

muda sebanyak 55 responden (78,6%), dan dewasa tua sebanyak 15 responden

(21,4%). Berdasarkan lama bekerja,> 2 tahun sebanyak 51 responden (72,9%),

dan ≤ 2 tahun sebanyak 19 responden (27,1%).

4.2.2. Hasil Analisis Univariat

1. Hasil Pretest Kesadaran

Hasil pengukuran pretest Kesadaran responden tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) di PT.First World Indonesia Medan kemudian

dikategorikan seperti pada tabel 4.2 :

Tabel 4.2. Distribusi Pretest Kesadaran Responden tentang Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (K3) di PT.First World Indonesia Medan
No Jumlah
Kesadaran Responden
. f %
≤ rata-rata 30 42,9
> rata-rata 40 57,1
Total 70 100,0

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat dilihat distribusi frekuensi dari 70 responden

berdasarkan hasil pretest kesadaran≤ rata-rata sebanyak 30 responden (42,9%),

dan > rata-rata sebanyak 40 responden (57,1%).

2. Hasil Posttest Kesadaran

Hasil pengukuran posttest Kesadaran responden tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) di PT. First World Indonesia Medan kemudian

dikategorikan seperti pada tabel 4.3 :


59

Tabel 4.3. Distribusi Posttest Kesadaran Responden tentang Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (K3) di PT.First World Indonesia Medan
No Jumlah
Kesadaran Responden
. f %
≤ rata-rata 18 25,7
> rata-rata 52 74,3
Total 70 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3. dapat dilihat distribusi frekuensi dari 70 responden

berdasarkan hasil postest kesadaran ≤ rata-rata sebanyak 18responden (25,7%), dan

>rata-rata sebanyak 52 responden (74,3%).

4.2.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen dan variabel dependen. Analisis bivariat dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesadaran K3 sebelum intervensi dan

setelah intervensi dengan menggunakan uji wilcoxonyangterlebih dahulu

dianalisis uji normalitas datanya menggunakan uji Shapiro-Wilk.

1. Analisis Uji Normalitas Efektivitas Penyuluhan K3 Terhadap Kesadaran


Tentang K3

Tabel 4.4. Hasil uji data Normalitas Shapiro-wilk Efektivitas Penyuluhan K3


terhadap Kesadaran tentang K3
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest 0,148 70 0,001 0,955 70 0,014
Postest 0,244 70 0,000 0,827 70 0,000
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel ujin ormalitas menggunakan uji Shapiro Wilk di atas

data kesadaran tentang K3 sebelum penyuluhan K3 diperoleh bahwa nilai p-value

yaitu 0,014< α=0,05, sesudah penyuluhan K3 diperoleh bahwa nilai p-value yaitu

0,0090<α=0,05 terlihat bahwa data tidak berdistribusi normal sehingga uji yang

digunakan yaitu uji wilcoxon.


60

2. Hasil Analisis Pengaruh Penyuluhan K3 Terhadap Kesadaran tentang K3

Hasil analisis pengaruh penyuluhan K3 terhadap kesadaran tentang K3 di

PT. First World Indonesia Medan dapat dilihat pada tabel 4.5 :

Tabel 4.5. Hasil Analisis Kesadaran K3 Sebelum Dan Sesudah Diberikan


Perlakuan Pada Responden
Ranks
Mean Sum of p-Value
N Rank Ranks
kategoripostestkesadaran Negative 2a 8,50 17,00
- Ranks
kategoripretestkesadaran Positive 14b 8,50 119,00 0,003
Ranks
Ties 54c
Total 70

Berdasarkan tabel 4.5. di atas didapatkan bahwa negative rank (selisih

negatif) antara pretest dan postest kesadaran K3 adalah 2 untuk N artinya ada 2

orang yang mengalami penurunan nilai setelah postest, nilai mean 8,50 dan sum of

rank17,00. Positif rank (selisih positif) ada 14 artinya ada 14 orang yang

mengalami peningkatan kesadaran K3 setelah postest, mean rank atau rata rata

peningkatannya sebesar 8,50, dan jumlah rangking positif atau sum of rank adalah

sebesar 119,00. Hasil uji statistik didapatkan nilai p 0,003< (0,05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa promosi kesehatan melalui penyuluhan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) efektif terhadap kesadaran tentang K3 pada pekerja di PT.

First World Indonesia Medan.


61

4.3. Pembahasan

4.3.1. Efektivitas Promosi Kesehatan melalui Penyuluhan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) Efektif terhadap Kesadaran tentang K3 pada
Pekerja di PT. First World Indonesia Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa negative rank (selisih negatif) antara

pretest dan postest kesadaran K3 adalah 2 untuk N artinya ada 2 orang yang

mengalami penurunan nilai setelah postest, nilai mean 8,50 dan sum of rank

17,00. Positif rank (selisih positif) ada 14 artinya ada 14 orang yang mengalami

peningkatan kesadaran K3 setelah postest, mean rank atau rata rata

peningkatannya sebesar 8,50, dan jumlah rangking positif atau sum of rank adalah

sebesar 119,00. Hasil uji statistik didapatkan nilai p 0,003< (0,05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa promosi kesehatan melalui penyuluhan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) efektif terhadap kesadaran tentang K3 pada pekerja di PT.

First World Indonesia Medan.

Berdasarkan hasil pretest diketahui bahwa kesadaran responden tentang

K3 sebelum diberikan penyuluhan K3untuk kategori kurang dari rata rata

sebanyak 30 responden (42,9%), dan untuk kategori lebih dari rata-rata sebanyak

40 responden (57,1%) dengan nilai rata-rata 24,50. Berdasarkan hasil posttest

dapat diketahui bahwa secara umum kesadaran responden tentang K3 setelah

mendapat penyuluhan K3 mengalami peningkatan. Hal ini tampak dari hasil

posttest diketahui bahwa kesadaran responden tentang K3 sesudah diberikan

penyuluhan K3 lebih banyak dalam kategori lebih dari rata rata sebanyak 52

responden (74,3%), dan lebih sedikit dalam kategori kurang dari rata-rata

sebanyak 18 responden (25,7%) dengan nilai rata-rata 37,99.


62

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurjannah tahun 2017 yang

berjudul Hubungan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan

Perilaku K3 pada Karyawan Sub Departemen Produksi, hasil uji univariat

diperoleh penerapan promosi K3 yaitu rambu-rambu K3, pelatihan, pengawasan,

komunikasi, dan kegiatan kegiatan bulan K3 mayoritas responden menyatakan

baik dengan persentase masing-masing, rambu-rambu K3 sebanyak 56,9%,

pelatihan 51%, pengawasan 52,9%, komunikasi 51% dan kegiatan bulan K3 51%.

Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan signifikan antara promosi K3

pada pelatihan dan pengawasan dengan perilaku K3 dengan masing-masing nilai p

value sebesar 0,003, dan 0,000.(11)

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Yolanda pada tahun 2018

yang berjudul Pengaruh Promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap

Pengetahuan dan Sikap di Tempat Pembuangan Akhir Medan Marelan, hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh promosi kesehatan dan

keselamatan kerja dengan pengetahuan dan sikap pemulung di tempat

pembuangan akhir Medan Marelan. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pengetahuan

pekerja mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) diperoleh p sebesar 0,000

dan oleh karena itunilai p value (0,000< 0,05), sehingga ada pengaruh promosi K3

terhadap pekerja mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di TPA Terjun

Medan Marelan.(13)

Penelitian lain yang sejalan oleh Joyo pada tahun 2015 yang berjudul

Pengaruh Pemberian Penyuluhan K3 Terhadap Tingkat Kedisiplinan Pekerja

Dalam Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di PT. Djitoe Indonesian Tobacco
63

hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian penyuluhan K3

terhadap tingkat kedisiplinan pekerja dalam menggunakan APD yaitu sebelum

penyuluhan diketahui kedisiplinan dengan kategori rendah ada 10 orang (45,45%)

dan tinggi ada 12 orang (54,55%) dan kedisiplinan sesudah penyuluhan dengan

kategori rendah ada 1 orang (4,55%) dan tinggi ada 21 orang (95,45%). Hasil uji

statistik yang didapat dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh pemberian

penyuluhan K3 terhadap tingkat kedisiplinan pekerja dalam menggunakan APD di

PT. Djitoe Indonesian Tobacco, Surakarta dengan nilai signifikan p value 0,003

yang berarti p ≤ 0,05 (29).

Kesadaran diartikan sebagai pemahaman atau pengetahuan seseorang

tentang dirinya dan keberadaan dirinya. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, kesadaran adalah keinsafan, keadaan mengerti, hal yang dirasakan atau

dialami oleh seseorang. Suatu perilaku yang ditampilkan individu kebanyakan

berdasarkan pada sadar bahwa hal tersebut penting baginya. Sikap loyalitas pada

kesadaran akan pentingnya sesuatu tersebut akan memengaruhi pengambilan

keputusan. Suatu individu akan lebih mudah mematuhi peraturan yang didoktrin

jika sudah sadar hal itu penting (30).

Menurut Soekanto (1982) dalam Solso (2014), menyatakan bahwa terdapat

empat indikator kesadaran yang masing-masing merupakan suatu tahapan bagi

tahapan berikutnya dan menunjuk pada tingkat kesadaran tertentu, mulai dari yang

terendah sampai dengan yang tertinggi, antara lain: pengetahuan, pemahaman,

sikap, pola perilaku (tindakan). (15) Berdasarkan indikator-indikator di atas, dapat

dikembangkan dengan menggunakan teori Benyamin Bloom (1908) yang


64

membagi perilaku manusia dalam tiga domain, yakni: kognitif, afektif, dan

psikomotor. Dalam perkembangannya teori ini dimodifikasi menjadi pengetahuan,

sikap, dan praktik (tindakan).(8)

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya). Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap juga diartikan sebagai penggambaran

suka atau tidak suka seseorang terhadap objek, yang diperoleh dari pengalaman

sendiri atau orang lain yang membuat seseorang mendekati atau menjauhi objek

lain.

Menurut Hosland, et Al dalam Notoatmodjo mengatakan bahwa

perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses

perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang

terdiri dari: (1) Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima

atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus

itu tidak efektif memengaruhi perhatian individu dan berhenti di sini. Tetapi bila

stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus

tersebut efektif. (2) Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme

(diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses

berikutnya. (3) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi
65

kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya. (4) Akhirnya

dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut

mempunyai efek tindakan dari individu tersebut. Menurut Skiner dalam Pakpahan

(2021) keefektifan suatu komunikasi dapat dilihat melalui proses:

StimulusOrganismeRespons, sehingga teori skiner ini disebut teori “S-O-R”

(Stimulus-Organisme-Respons).(23)

Menurut George dalam Rejeki (2016) safety promotion atau promosi K3

adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mendorong dan menguatkan kesadaran

dan perilaku pekerja tentang K3 sehingga dapat melindungi pekerja, properti, dan

lingkungan. Program K3 menjadi efektif apabila terdapat perubahan sikap dan

perilaku pada pekerja.(5) Metode yang digunakan dalam promosi kesehatan

didasarkan pada tujuan yang akan dicapai dari promosi kesehatan tersebut.

Pengunaan metode yang tepat dalam suatu proses penyajian materi merupakan hal

sangat penting dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.(31)

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dan sasaran. Untuk kelompok

yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode

akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan. Kelompok besar adalah

penyuluhan lebih dari 15 orang, metode yang baik untuk kelompok besar antara

lain ceramah dan seminar. Keuntungan menggunakan metode ceramah adalah

murah dari segi biaya, mudah mengulang kembali jika ada materi yang kurang

jelas dipahami oleh peserta dari pada proses membaca sendiri, lebih dapat

dipastikan tersampaikannya informasi yang telah disusun dan disiapkan. Apalagi


66

kalau waktu yang tersedia sangat minim maka metode inilah yang tepat untuk

digunakan dimana dapat menyampaikan banyak pesan dalam waktu yang relatif

singkat.(24) Terjadinya peningkatan pengetahuan, kemampuan, kesadaran, dan

pemahaman merupakan tujuan dari adanya edukasi kesehatan. Menurut

Notoadmodjo pengetahuan adalah hasil daya tahu seseorang yang nantinya akan

terbentuk ke perilaku orang tersebut.(22)

Menurut asumsi peneliti ada penyuluhan K3 efektif terhadap kesadaran

tentang K3. Salah satu yg berhubungan dengan kesadaran seseorang adalah

pengetahuan. Pekerja yang memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang K3

mampu mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang dihadapi, mampu

mencari informasi yang penting untuk kesehatan dan keselamatan kerjanya

contohnya memakai APD. Karena itu menurut peneliti perlu dilakukan

penyuluhan k3 bagi pekerja untuk meningkatkan pengetahuan responden dan

setelah dilakukan penyuluhan ada peningkatan pengetahuan responden tentang

K3. Dari dapat disimpulkan bahwa proses perubahan kesadaran seseorang dalam

melakukan suatu tindakan terlebih dahulu diberikan tambahan pengetahuan

seseorang melalui penyuluhan yang akan merubah pengetahuan dan sikap

individu melalui proses yang panjang yaitu proses adopsi inovasi dengan lima

tahap, yaitu: 1) Mengetahui/menyadari tentang adanya ide baru (awareness); 2)

Menaruh perhatian terhadap ide-ide (interest); 3) Memberikan penilaian

(evaluation); 4) Mencoba memakainya (trial), dan kalau menyukainya maka; 5)

Menerima ide baru (adoption) dan pada akhirnya timbul kesadaran melakukan

tindakan sesuai dengan pengetahuannya.


67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil kesimpulan dan pembahasan tentang Efektifitas Promosi

Kesehatan melalui Penyuluhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap

Kesadaran tentang K3 pada Pekerja di PT. First World Indonesia Medandapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Kesadaran responden tentang K3 mengalami peningkatan sesudah diberikan

penyuluhan K3 lebih banyak dalam kategori lebih dari rata rata sebanyak 52

responden (74,3%) dengan nilai rata-rata 37,99.

2. Negative rank (selisih negatif) kesadaran K3 ada 2 dengan nilai mean 8,50

dan sum of rank 17,00. Positif rank (selisih positif) ada 14 dengan mean rank

sebesar 8,50, dan sum of rank sebesar 119,00. Hasil uji statistik didapatkan

nilai p 0,003< (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan

melalui penyuluhan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) efektif terhadap

kesadaran tentang K3 pada pekerja di PT. First World Indonesia Medan.

5.2. Saran

5.2.1. Bagi PT. First World Indonesia

Disarankan kepada perusahaan agar membuat pamflet berisi promosi K3

yang lengkap (Keselamatan kerja, Keamanan Kerja, Kesehatan Kerja, Bahaya K3,

Alat Keselamatan Kerja, Penyakit Akibat Kerja) di setiap ruang kerja karyawan

terutama karyawan bagian sales dan bagian gudang secara merata karena pekerja
tersebut lebih berisiko terhadap kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dan

mengembangkan safety management dengan membuat peraturan tentang

penggunaan alat pelindung diri, pemberian sangsi kepada pekerja yang melanggar

peraturan serta mengadakan evaluasi minimal satu tahun sekali tentang kesehatan

dan keselamatan kerja para pekerjanya.

5.2.2. Bagi Responden

Diharapkan pekerja khususnya bagian sales dan bagian gudang sebaiknya

mengikuti penyuluhan atau pemberian informasi tentang K3 untuk meningkatkan

kesadaran berperilaku K3 yang baik.

5.2.3. Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi

dandapat digunakan sebagai bahan masukan dan referensi kepustakaan untuk

menambah ilmu pengetahuan.

5.2.4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan mampu meneliti dan menggali secara

mendalam penyuluhan k3 terhadap kesadaran tentang K3.

68
69

DAFTAR PUSTAKA

1. Presiden Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Peratur Pemerintah Republik Indones.
2012;1–27.
2. Ilo. Global Trends On Occupational Accidents And Diseases. World Day
Saf Heal Work. 2015;1.
3. Bpjs. Bpjs Ketenagakerjaan. Bpjs Ketenagakerjaan. 2020.
4. Kemenkes Ri. Infodatin Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3). Pusdatin
Kemenkes. 2018. P. 1–7.
5. Rejeki S. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Pusdik Sdm
Kesehatan; 2016.
6. Wahyu F. Pentingnya Kesadaran Akan Kesehatan Dan Keselamatan -
Safex. 2019.
7. Susilowati D. Promosi Kesehatan. Kementeri Kesehat Republik Indones.
2016;12–6.
8. Hulu Vt, Pane Hw, Zuhriyatun Tf, Munthe Sa, Salman Sh, Sulfianti, Et Al.
Promosi Kesehatan Masyarakat. Yayasan Kita Menulis. 2020. 184 P.
9. Alwindi A. Hubungan Promosi K3 Dengan Perilaku Aman Pada Pekerja
Bagian Pengolahan Kopi Di Pt. Ketiara Kopi Gayo Kabupaten Aceh
Tengah Tahun 2019. Skripsi Promosi Kesehat Inst Kesehat Helv. 2019;50–
4.
10. Zahtamal Z, Rochmah W, Prabandari Ys, Setyawati Lk. Pengaruh Promosi
Kesehatan Di Tempat Kerja Secara Multilevel Terhadap Perilaku Pekerja
Dengan Sindroma Metabolik. Bul Penelit Kesehat. 2015;43(3).
11. Nurjannah L. “Hubungan Promosi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Dengan Perilaku K3 Pada Karyawan Sub Departemen Produksi. J Kesehat
Kartika. 2017;12(1).
12. Simanullang Cd. Hubungan Promosi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Dengan Perilaku Aman (Safe Behaviour) Pada Pekerja Sawit Bagian
Pemanen Buah Sawit Di Perkebunan Pt Nauli Sawit Kecamatan
Manduamas Tapanuli Tengah. 2018;
13. Yolanda R, Ferusgel A, Nuraini N. Pengaruh Promosi Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pemulung Di
Tempat Pembuangan Akhir Medan Marelan. An-Nadaa J Kesehat Masy.
2018;5(2):51.
14. Alwindi. Hubungan Promosi K3 Dengan Perilaku Aman Pada Pekerja
Bagjan Pengolahan Kopi Di Pt. Ketiara Kopi Goyo Kabupaten Aceh
Tengah. Skripsi. 2019;
15. Solso Rl. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga; 2014.
16. Sujoso Adp. Buku Dasar – Dasar Kesehatan & Keselamatan Kerja.
Kesehatan Masyarakat. Jember: Upt Penerbitan Unej; 2016.
17. Bruri Triyono, Ima Ismara, Slamet, Putut Hargiyarto, Solikhin, Nurhening
S. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan Da Kesehatan
Kerja (K3). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta; 2014.
18. Peraturan Presiden Ri Nomor 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja.
Wwwhukumonlinecom/Pusatdata [Internet]. 2019;1–102. Available From:
Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Details/101622/Perpres-No-7-Tahun-
2019
19. Rejeki S. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Jakarta Selatan: Pusdik Sdm
Kesehatan; 2016.
20. Susilowati D. Promosi Kesehatan. Jakarta: Pusdik Sdm Kesehatan; 2016.
21. Siregar Pa. Diktat Dasar Promkes. 2020. 107 P.
22. Notoatmodjo Ds. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pt. Rineka
Cipta; 2018.
23. Pakpahan M. Promosi Kesehatan & Perilaku Kesehatan. Yayasan Kita
Menulis. 2021.
24. Heryana A. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pada Kesehatan Masyarakat.
Bahan Ajar Keperawatan Gigi. 2020;(June):1–187.
25. Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan
Menggunakan Metode Ilmiah. Bandung: Citapustaka Media Perintis; 2016.
26. Masturoh I. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kemenkes Ri; 2018.
27. Muhammad I. Pemanfaatan Spss Dalam Penelitian Bodang Kesehatan Dan
Umum. Medan: Citapustaka Media Perintis; 2016.
28. Eryando T. Teori Dan Aplikasi Pengumpulan Data Kesehatan Termasuk
Biostatistika Dasar. Yogyakarta: Rhapa Publishing; 2017.
29. Joyo Ts. Pengaruh Pemberian Penyuluhan K3 Terhadap Tingkat
Kedisiplinan Pekerja Dalam Pemakaian Alat Pel Indung Diri (Apd) Di Pt.
Dj Jitoe Indonesian Tobacco. 2015;
30. Jatmika Sed, Maulana M, Kuntoro, Martini S. Buku Ajar Pengembangan
Media Promosi Kesehatan. 2019. 271 P.
31. Pakpahan M. Promosi Kesehatan & Prilaku Kesehatan. Yayasan Kita
Menulis. Medan; 2021.

70
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

EFEKTIVITAS PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA (K3) MELALUI PENYULUHAN TERHADAP
KESADARAN TENTANG K3 PADA PEKERJA DI
PT. FIRST WORLD INDONESIA MEDAN
TAHUN 2021

A. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Lama Bekerja :

Alamat :

B. Kesadaran Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

No Pernyataan Setuju Ragu- Tidak


Ragu Setuju
1 Setiap pekerja wajib mengenakan pakaian kerja dan
alat-alat pelindung diri pada waktu bekerja, seperti,
baju kerja atau celemek, kacamata, sarung tangan
dan sebagainya
2 Memakai pelindung diri pada saat melaksanakan
pekerjaan membuat pekerja nyaman dalambekerja

3 Dalam bekerja harus menggunakan alat yang tepat


sesuai dengan fungsinya
4 Selalu berhati-hati dan tidak lalai dalam melakukan
suatu pekerjaan agar tidak terjadi kecelakaan dan
bahaya ditimbulkan
5 Identifikasi dan Pengendalian Bahaya Di Tempat
Kerja merupakan salah satu upaya mencegah
kecelakaan kerja
6 Sering mengabaikan keadaan sekeliling (tidak
berjalan di jalur pejalan kaki, berdiri di jalur
forklift), serta terburu-buru (mengabaikan prosedur
dengan melakukan shortcut) dapat menyebabkan
kecelakaan kerja.
7 Merokok di tempat yang bukan smoking area dan
tidak mengenakan safety belt pada saat berkendara
keluar menuju outlet-outlet untuk distribusi dapat
menyebabkan penyakit akibat kerja bagi diri sendiri
dan pekerja lainnya.
8 Pekerja harus memastikan semua alat-alat
keselamatan kerja tersedia dan pekerja tahu dimana
letaknya.
9 Pekerja harus membaca buku petunjuk penggunaan
alat, mematuhi rambu-rambu, isyarat bahaya dan
himbauan-himbauan agar tercipta suasana kerja yang
aman
10 Debu , uap , gas , asap dan kekurangan oksigen
atmosfer dapat menyebabkan gangguan pernafasan
dan menyebabkan penyakit akibat kerja
11 Semua pekerja tidak memaksakan diri untuk bekerja
apabila memiliki masalah terhadap diri sendiri
12 Menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja
agar pekerjaan lebih mudah terselesaikan
13 Menjadikan tempat kerja dalam kondisi nyaman
agar saat kita bekerja juga lebih nyaman
14 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
akibat kerja merupakan salah satu yang menjadi
syarat K3
Lampiran 2.Materi Penyuluhan

MATERI PENYULUHAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Lampiran 3. Surat Permohonan Pengajuan Judul
Lampiran 4. Surat Survei Awal
Lampiran 5. Surat Balasan Survei Awal
Lampiran 6. Lembar Bimbingan Proposal Pembimbing 1
Lampiran 7. Lembar Bimbingan Proposal Pembimbing 2
Lampiran 8. Surat balasan ijin uji validitas kuesioner
Lampiran 9. Surat Selesai Melakukan Uji Validitas Kuesioner
Lampiran 10. Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 11. Surat Selesai Melakukan Penelitian
Lampiran 12. Master Data Uji Validitas Kuesioner
MASTER DATA UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER KESADARAN

No k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 k8 k9 k10 k11 k12 k13 k14 k15 k16 k17 k18 k19 k20 totalk
1 3 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 28
2 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 26
3 3 1 2 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 30
4 1 3 2 1 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 42
5 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
6 2 1 2 3 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 31
7 1 1 3 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 29
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
9 2 1 2 3 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 31
10 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 1 1 2 2 3 38
11 1 2 3 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2 46
12 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 43
13 1 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 50
14 1 3 3 1 1 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 46
15 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 41
16 1 3 3 2 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 49
17 1 2 3 2 2 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 33
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
19 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 43
20 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 55
Keterangan :

1. Kode k1-k20 adalah pretest kuesioner kesadaran 1-20 (Pernyataan Positif


= Setuju : 3, Ragu-ragu : 2, Tidak setuju : 1; Pernyataan Negatif = Setuju :
1, Ragu-ragu : 2, Tidak setuju : 3)
2. Totalk adalah jumlah jawaban dari hasil posttest kuesioner kesadaran
Lampiran 13. Output Uji Validitas Kusioner
Correlations

Correlations

k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 k8 k9 k10 k11 k12 k13 k14 k15 k16 k17 k18 k19 k20 totalk
k1 Pearson 1 -.482* -.273 .466* -.407 -.290 .324 -.155 -.482* -.304 -.428 -.450* -.345 -.345 -.345 .433 .108 -.482* -.304 -.428 -.262
Correlation
Sig. (2- .031 .245 .038 .075 .215 .163 .515 .031 .192 .060 .047 .137 .137 .137 .057 .649 .031 .192 .060 .265
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k2 Pearson -.482* 1 .593** -.092 .772** .750** -.100 .415 1.000 .646** .891** .861** .823** .823** .823** -.212 .263 1.000 .646** .891** .886**
** **
Correlation
Sig. (2- .031 .006 .700 .000 .000 .675 .069 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .369 .262 .000 .002 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k3 Pearson -.273 .593** 1 .332 .467* .817** .273 .564** .593** .309 .432 .478* .404 .481* .404 .272 .470* .593** .309 .432 .605**
Correlation
Sig. (2- .245 .006 .153 .038 .000 .245 .010 .006 .185 .057 .033 .077 .032 .077 .245 .037 .006 .185 .057 .005
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k4 Pearson .466* -.092 .332 1 .056 .305 .920** .217 -.092 .047 -.094 -.086 -.157 -.084 -.157 .826** .149 -.092 .047 -.094 .081
Correlation
Sig. (2- .038 .700 .153 .816 .191 .000 .358 .700 .845 .694 .720 .510 .725 .510 .000 .529 .700 .845 .694 .735
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k5 Pearson -.407 .772** .467* .056 1 .613** .061 .108 .772** .928** .656** .720** .683** .683** .683** -.095 -.103 .772** .928** .656** .868**
Correlation
Sig. (2- .075 .000 .038 .816 .004 .800 .651 .000 .000 .002 .000 .001 .001 .001 .692 .667 .000 .000 .002 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k6 Pearson -.290 .750** .817** .305 .613** 1 .248 .441 .750** .435 .581** .627** .572** .572** .572** .214 .232 .750** .435 .581** .736**
Correlation
Sig. (2- .215 .000 .000 .191 .004 .292 .051 .000 .055 .007 .003 .008 .008 .008 .365 .324 .000 .055 .007 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k7 Pearson .324 -.100 .273 .920** .061 .248 1 .236 -.100 .051 -.102 -.093 -.170 -.091 -.170 .732** .072 -.100 .051 -.102 .046
Correlation
Sig. (2- .163 .675 .245 .000 .800 .292 .317 .675 .832 .669 .697 .473 .702 .473 .000 .762 .675 .832 .669 .846
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k8 Pearson -.155 .415 .564** .217 .108 .441 .236 1 .415 -.060 .254 .180 .191 .120 .191 .267 .611** .415 -.060 .254 .304
Correlation
Sig. (2- .515 .069 .010 .358 .651 .051 .317 .069 .801 .280 .449 .421 .614 .421 .256 .004 .069 .801 .280 .193
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k9 Pearson -.482* 1.000 .593** -.092 .772** .750** -.100 .415 1 .646** .891** .861** .823** .823** .823** -.212 .263 1.000 .646** .891** .886**
** **
Correlation
Sig. (2- .031 .000 .006 .700 .000 .000 .675 .069 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .369 .262 .000 .002 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k10 Pearson -.304 .646** .309 .047 .928** .435 .051 -.060 .646** 1 .603** .674** .645** .645** .645** -.123 -.134 .646** 1.000 .603** .795**
**
Correlation
Sig. (2- .192 .002 .185 .845 .000 .055 .832 .801 .002 .005 .001 .002 .002 .002 .605 .574 .002 .000 .005 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k11 Pearson -.428 .891** .432 -.094 .656** .581** -.102 .254 .891** .603** 1 .968** .937** .937** .937** -.223 .242 .891** .603** 1.000 .850**
**
Correlation
Sig. (2- .060 .000 .057 .694 .002 .007 .669 .280 .000 .005 .000 .000 .000 .000 .345 .304 .000 .005 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k12 Pearson -.450* .861** .478* -.086 .720** .627** -.093 .180 .861** .674** .968** 1 .968** .968** .968** -.198 .169 .861** .674** .968** .889**
Correlation
Sig. (2- .047 .000 .033 .720 .000 .003 .697 .449 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .403 .477 .000 .001 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k13 Pearson -.345 .823** .404 -.157 .683** .572** -.170 .191 .823** .645** .937** .968** 1 .931** 1.000 -.260 .188 .823** .645** .937** .897**
**
Correlation
Sig. (2- .137 .000 .077 .510 .001 .008 .473 .421 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .269 .427 .000 .002 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k14 Pearson -.345 .823** .481* -.084 .683** .572** -.091 .120 .823** .645** .937** .968** .931** 1 .931** -.188 .188 .823** .645** .937** .868**
Correlation
Sig. (2- .137 .000 .032 .725 .001 .008 .702 .614 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .428 .427 .000 .002 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k15 Pearson -.345 .823** .404 -.157 .683** .572** -.170 .191 .823** .645** .937** .968** 1.000 .931** 1 -.260 .188 .823** .645** .937** .897**
**
Correlation
Sig. (2- .137 .000 .077 .510 .001 .008 .473 .421 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .269 .427 .000 .002 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k16 Pearson .433 -.212 .272 .826** -.095 .214 .732** .267 -.212 -.123 -.223 -.198 -.260 -.188 -.260 1 .181 -.212 -.123 -.223 -.065
Correlation
Sig. (2- .057 .369 .245 .000 .692 .365 .000 .256 .369 .605 .345 .403 .269 .428 .269 .445 .369 .605 .345 .786
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k17 Pearson .108 .263 .470* .149 -.103 .232 .072 .611** .263 -.134 .242 .169 .188 .188 .188 .181 1 .263 -.134 .242 .208
Correlation
Sig. (2- .649 .262 .037 .529 .667 .324 .762 .004 .262 .574 .304 .477 .427 .427 .427 .445 .262 .574 .304 .379
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k18 Pearson -.482* 1.000 .593** -.092 .772** .750** -.100 .415 1.000 .646** .891** .861** .823** .823** .823** -.212 .263 1 .646** .891** .886**
** **
Correlation
Sig. (2- .031 .000 .006 .700 .000 .000 .675 .069 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .369 .262 .002 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k19 Pearson -.304 .646** .309 .047 .928** .435 .051 -.060 .646** 1.000 .603** .674** .645** .645** .645** -.123 -.134 .646** 1 .603** .795**
**
Correlation
Sig. (2- .192 .002 .185 .845 .000 .055 .832 .801 .002 .000 .005 .001 .002 .002 .002 .605 .574 .002 .005 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
k20 Pearson -.428 .891** .432 -.094 .656** .581** -.102 .254 .891** .603** 1.000 .968** .937** .937** .937** -.223 .242 .891** .603** 1 .850**
**
Correlation
Sig. (2- .060 .000 .057 .694 .002 .007 .669 .280 .000 .005 .000 .000 .000 .000 .000 .345 .304 .000 .005 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
tota Pearson -.262 .886** .605** .081 .868** .736** .046 .304 .886** .795** .850** .889** .897** .868** .897** -.065 .208 .886** .795** .850** 1
lk Correlation
Sig. (2- .265 .000 .005 .735 .000 .000 .846 .193 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .786 .379 .000 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 20 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.925 20
Lampiran 14. Master Data Hasil Penelitian
MASTER DATA HASIL PENELITIAN
No k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 k8 k9 k10 k11 k12 k13 k14 Pretest Kategori pretest
kesadaran
1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 22 0
2 2 2 2 2 1 1 2 1 3 1 3 2 2 1 25 1
3 3 1 1 2 2 1 2 2 3 2 3 1 1 2 26 1
4 3 3 1 2 2 2 3 2 1 2 3 1 2 2 29 1
5 2 1 1 2 1 1 3 2 2 2 3 2 1 2 25 1
6 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 23 0
7 1 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 29 1
8 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 20 0
9 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 2 1 2 23 0
10 2 2 2 2 1 1 2 1 3 2 3 2 1 1 25 1
11 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 2 2 1 23 0
12 3 2 2 2 2 1 2 1 3 1 2 2 1 1 25 1
13 2 1 2 2 1 2 2 2 3 1 3 2 2 2 27 1
14 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 20 0
15 2 2 2 3 1 1 2 1 3 1 3 2 1 1 25 1
16 2 2 3 3 1 1 2 1 3 1 3 3 1 1 27 1
17 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 22 0
18 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 3 2 3 1 26 1
19 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 21 0
20 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 28 1
21 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 1 3 1 2 26 1
22 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 20 0
23 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 25 1
No k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 k8 k9 k10 k11 k12 k13 k14 Pretest Kategori pretest
kesadaran
24 2 2 1 3 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 22 0
25 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 20 0
26 1 2 1 1 2 1 2 2 3 3 3 1 1 2 25 1
27 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 24 0
28 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 25 1
29 1 3 1 2 1 1 2 2 2 4 2 1 1 2 25 1
30 1 2 2 1 2 1 3 3 3 2 3 2 1 3 29 1
31 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 27 1
32 2 1 1 2 1 1 4 2 2 2 3 1 1 2 25 1
33 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 1 2 24 0
34 1 2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 30 1
35 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 21 0
36 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 22 0
37 2 2 2 2 1 1 2 1 3 2 3 2 1 1 25 1
38 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 3 2 2 1 25 1
39 3 2 2 2 2 1 2 1 3 1 3 2 1 1 25 1
40 2 1 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 26 1
41 1 2 2 2 1 1 2 1 3 1 2 2 1 1 22 0
42 2 2 2 3 1 1 2 1 3 1 1 2 1 1 23 0
43 2 2 3 3 1 1 2 1 3 1 1 3 1 1 25 1
44 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 22 0
45 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 3 2 3 1 25 1
46 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 22 0
47 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 29 1
48 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 3 3 1 2 28 1
No k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 k8 k9 k10 k11 k12 k13 k14 Pretest Kategori pretest
kesadaran
49 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 2 2 1 23 0
50 3 2 2 2 2 1 2 1 3 1 2 2 1 1 25 1
51 2 1 2 2 1 2 2 2 3 1 4 2 2 2 28 1
52 1 2 2 2 1 1 2 1 3 1 2 2 1 1 22 0
53 2 2 2 3 1 1 2 1 3 1 3 2 1 1 25 1
54 2 2 3 3 1 1 2 1 3 1 3 3 1 1 27 1
55 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 23 0
56 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 21 0
57 2 2 2 2 1 1 2 1 3 1 3 2 1 1 24 0
58 3 1 1 2 2 1 2 2 3 2 3 1 1 2 26 1
59 3 3 1 2 2 2 3 2 1 2 3 1 2 2 29 1
60 2 1 1 2 1 1 3 2 2 2 3 1 1 2 24 0
61 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 23 0
62 1 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 29 1
63 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 20 0
64 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 2 1 2 23 0
65 2 2 2 2 1 1 2 1 3 2 3 2 1 1 25 1
66 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 2 2 1 23 0
67 3 2 2 2 2 1 2 1 3 1 2 2 1 1 25 1
68 2 1 2 2 1 2 2 2 3 1 3 2 2 2 27 1
69 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 20 0
70 2 2 2 3 1 1 2 1 3 1 3 2 1 1 25 1
Keterangan :
1. Kode k1-k14 adalah pretest kuesioner kesadaran 1-14 (Pernyataan Positif = Setuju : 3, Ragu-ragu : 2, Tidak setuju : 1;
Pernyataan Negatif = Setuju : 1, Ragu-ragu : 2, Tidak setuju : 3)
2. Total Pretest adalah jumlah jawaban dari hasil pretest kuesioner kesadaran
3. Kategori pretest : kode 1 untuk total > nilai mean (24,50), kode 0 untuk total ≤ nilai mean (24,50)

LANJUTAN MASTER DATA HASIL PENELITIAN


No kp1 kp2 kp3 kp4 kp5 kp6 kp7 kp8 kp9 kp10 kp11 kp12 kp13 kp14 Total Kategori Pendidik Umur Lama
Postest postest an bekerja
kesadaran
1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 33 0 3 1 1
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 4 1 1
3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 39 1 4 1 2
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 4 1 2
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 39 1 4 1 2
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 40 1 4 1 2
7 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 39 1 4 2 2
8 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 26 0 2 1 2
9 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 39 1 3 1 1
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 4 2 2
11 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 38 1 3 1 2
12 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 38 1 3 1 2
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 4 2 1
14 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 41 1 4 1 1
15 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 40 1 4 2 1
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 1 4 2 1
17 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 38 1 3 1 1
18 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 39 1 3 1 1
No kp1 kp2 kp3 kp4 kp5 kp6 kp7 kp8 kp9 kp10 kp11 kp12 kp13 kp14 Total Kategori Pendidik Umur Lama
Postest postest an bekerja
kesadaran
19 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 31 0 3 1 2
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 39 1 3 1 2
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 4 1 1
22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 29 0 3 1 2
23 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 39 1 3 1 1
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 4 2 1
25 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 32 0 3 1 1
26 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 38 1 3 1 2
27 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 38 1 3 1 2
28 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 40 1 4 2 2
29 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41 1 4 2 2
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 41 1 4 1 2
31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 40 1 4 1 2
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 39 1 4 1 2
33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 40 1 4 2 1
34 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 39 1 3 1 1
35 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 34 0 3 1 2
36 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 32 0 3 1 2
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 41 1 3 1 2
38 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 39 1 3 1 2
39 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 40 1 4 1 2
40 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 37 0 3 1 2
41 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 35 0 3 1 2
42 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 40 1 4 1 2
43 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 39 1 3 1 2
No kp1 kp2 kp3 kp4 kp5 kp6 kp7 kp8 kp9 kp10 kp11 kp12 kp13 kp14 Total Kategori Pendidik Umur Lama
Postest postest an bekerja
kesadaran
44 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 31 0 3 1 2
45 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 38 1 3 1 2
46 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 33 0 3 1 1
47 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41 1 4 2 2
48 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 41 1 4 1 2
49 2 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 34 0 3 1 2
50 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 39 1 4 1 2
51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 41 1 4 2 2
52 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 33 0 3 1 2
53 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 40 1 4 1 2
54 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 37 0 3 1 2
55 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 2 1 2 27 0 3 1 1
56 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 33 0 3 1 2
57 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 4 2 2
58 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 39 1 4 1 2
59 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 4 1 2
60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 4 1 2
61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 40 1 4 1 2
62 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 39 1 4 1 2
63 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 2 1 2 27 0 3 1 2
64 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 38 1 3 1 2
65 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 4 1 2
66 2 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 34 0 3 2 2
67 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 1 4 1 2
68 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 4 1 2
No kp1 kp2 kp3 kp4 kp5 kp6 kp7 kp8 kp9 kp10 kp11 kp12 kp13 kp14 Total Kategori Pendidik Umur Lama
Postest postest an bekerja
kesadaran
69 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 40 1 4 2 1
70 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 40 1 4 2 1

Keterangan :
3. Kode k1-k14 adalah pretest kuesioner kesadaran 1-14 (Pernyataan Positif = Setuju : 3, Ragu-ragu : 2, Tidak setuju : 1;
Pernyataan Negatif = Setuju : 1, Ragu-ragu : 2, Tidak setuju : 3)
4. Total Posttest adalah jumlah jawaban dari hasil posttest kuesioner kesadaran
5. Kategori posttest : kode 1 untuk total > nilai mean (37,99), kode 0 untuk total ≤ nilai mean (37,99)
4. Pendidikan : 1 = SD, 2 =SMP, 3 = SMA, 4 = PT
5. Umur ; 1 = dewasa muda, 2 = dewasa tua
Lampiran 15. Hasil Penelitian Univariat

Frequency Table

k1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 32 45.7 45.7 45.7

2 30 42.9 42.9 88.6

3 8 11.4 11.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

k2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 19 27.1 27.1 27.1

2 48 68.6 68.6 95.7

3 3 4.3 4.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

k3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 20 28.6 28.6 28.6

2 45 64.3 64.3 92.9

3 5 7.1 7.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

k4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 12 17.1 17.1 17.1

2 50 71.4 71.4 88.6

3 8 11.4 11.4 100.0

Total 70 100.0 100.0


k5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 38 54.3 54.3 54.3

2 32 45.7 45.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

k6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 47 67.1 67.1 67.1

2 16 22.9 22.9 90.0

3 7 10.0 10.0 100.0

Total 70 100.0 100.0

k7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 12 17.1 17.1 17.1

2 49 70.0 70.0 87.1

3 8 11.4 11.4 98.6

4 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

k8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 31 44.3 44.3 44.3

2 38 54.3 54.3 98.6

3 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0


k9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 12 17.1 17.1 17.1

2 28 40.0 40.0 57.1

3 30 42.9 42.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

k10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 35 50.0 50.0 50.0

2 33 47.1 47.1 97.1

3 1 1.4 1.4 98.6

4 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

k11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 14 20.0 20.0 20.0

2 23 32.9 32.9 52.9

3 32 45.7 45.7 98.6

4 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

k12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 19 27.1 27.1 27.1

2 46 65.7 65.7 92.9

3 5 7.1 7.1 100.0

Total 70 100.0 100.0


k13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 45 64.3 64.3 64.3

2 18 25.7 25.7 90.0

3 7 10.0 10.0 100.0

Total 70 100.0 100.0

k14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 30 42.9 42.9 42.9

2 39 55.7 55.7 98.6

3 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

kategoripretestkesadaran

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang atau sama dengan 30 42.9 42.9 42.9


rata rata

lebih dari rata rata 40 57.1 57.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

kp1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 1.4 1.4 1.4

2 25 35.7 35.7 37.1

3 44 62.9 62.9 100.0

Total 70 100.0 100.0


kp2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 12 17.1 17.1 17.1

3 58 82.9 82.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

kp3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 19 27.1 27.1 27.1

3 51 72.9 72.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

kp4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 1.4 1.4 1.4

2 22 31.4 31.4 32.9

3 47 67.1 67.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

kp5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 2 2.9 2.9 2.9

2 25 35.7 35.7 38.6

3 43 61.4 61.4 100.0

Total 70 100.0 100.0


kp6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 17 24.3 24.3 24.3

3 53 75.7 75.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

kp7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 3 4.3 4.3 4.3

2 15 21.4 21.4 25.7

3 52 74.3 74.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

kp8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 3 4.3 4.3 4.3

2 14 20.0 20.0 24.3

3 53 75.7 75.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

kp9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 10 14.3 14.3 14.3

3 60 85.7 85.7 100.0

Total 70 100.0 100.0


kp10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 20 28.6 28.6 28.6

3 50 71.4 71.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

kp11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 1.4 1.4 1.4

2 13 18.6 18.6 20.0

3 56 80.0 80.0 100.0

Total 70 100.0 100.0

kp12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 15 21.4 21.4 21.4

3 55 78.6 78.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

kp13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 3 4.3 4.3 4.3

2 16 22.9 22.9 27.1

3 51 72.9 72.9 100.0

Total 70 100.0 100.0


kp14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 1.4 1.4 1.4

2 29 41.4 41.4 42.9

3 40 57.1 57.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

kategoripostestkesadaran

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang atau sama dengan 18 25.7 25.7 25.7


rata rata

lebih dari rata rata 52 74.3 74.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SMP 1 1.4 1.4 1.4

SMA 32 45.7 45.7 47.1

SMP 37 52.9 52.9 100.0


Total 70 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Dewasa Muda 55 78.6 78.6 78.6

Dewasa Tua 15 21.4 21.4 100.0

Total 70 100.0 100.0


Lama Bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid < 2 tahun 19 27.1 27.1 27.1

> 2 tahun 51 72.9 72.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pretest 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%


Postest 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Descriptives

Statistic Std. Error

Pretest Mean 24.50 .310

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 23.88

Upper Bound 25.12

5% Trimmed Mean 24.48

Median 25.00

Variance 6.746

Std. Deviation 2.597

Minimum 20

Maximum 30

Range 10

Interquartile Range 3

Skewness .092 .287

Kurtosis -.594 .566


Postest Mean 37.99 .477

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 37.03

Upper Bound 38.94

5% Trimmed Mean 38.37

Median 39.00

Variance 15.956

Std. Deviation 3.995

Minimum 26

Maximum 42

Range 16

Interquartile Range 4

Skewness -1.381 .287

Kurtosis 1.248 .566


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest .148 70 .001 .955 70 .014


Postest .244 70 .000 .827 70 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Pretest

Pretest Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

9,00 2 . 000000111
17,00 2 . 22222222333333333
24,00 2 . 444455555555555555555555
10,00 2 . 6666677777
9,00 2 . 888999999
1,00 3 . 0
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
Postest

Postest Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

4,00 Extremes (=<29)


2,00 3 . 11
6,00 3 . 223333
4,00 3 . 4445
2,00 3 . 77
21,00 3 . 888888899999999999999
20,00 4 . 00000000000001111111
11,00 4 . 22222222222

Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
Lampiran 16. Hasil Penelitian Bivariat

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

kategoripostestkesadaran - Negative Ranks 2a 8.50 17.00


kategoripretestkesadaran Positive Ranks 14b
8.50 119.00

Ties 54c

Total 70

a. kategoripostestkesadaran < kategoripretestkesadaran


b. kategoripostestkesadaran > kategoripretestkesadaran
c. kategoripostestkesadaran = kategoripretestkesadaran

Test Statisticsb

kategoripostestkesadaran -
kategoripretestkesadaran

Z -3.000a
Asymp. Sig. (2-tailed) .003
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 17. Dokumentasi Foto Penelitian

Gambar 1. Peneliti Di Lokasi Uji Validitas

Gambar 2. Peneliti Di Lokasi Penelitian


Gambar 3. Peneliti Melakukan Penyuluhan

Gambar 4. Peneliti Melakukan Penyuluhan


Gambar 5. Peneliti Membagikan Kuesioner

Gambar 6. Peneliti Membagikan Kuesioner


Gambar 7. Peneliti Membagikan Kuesioner

You might also like