You are on page 1of 2

TUGAS PJBL PERTAMA (PENGUMPULAN DATA FENOMENA)

Nama : Wiedya Fitriana Dosen : Edo Siregar


NIM : 1705623186 Fakultas : Ekonomi
Mata Kuliah : Matematika Ekonomi Prodi : Manajemen

1. Tentukan X (predictor) dan Y (Independent)


2. Cari data fenomena di Lembaga anda, BPS, atau Lembaga-lembaga yang berkaitan dengan Lembaga
anda
3. Tulis 3 alenia tentang data-data (2)

Jawaban :

1. Dalam konteks ini:


− X (Variabel Prediktor) : Ini adalah variabel yang digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi
hasil dari variabel lain. Dalam tabel ini, itu bisa menjadi tahun (waktu), karena kita menilai
bagaimana jumlahnya berubah dari waktu ke waktu, atau pembagian tahanan ke dalam kategori
A1 hingga A5.
− Y (Variabel Dependen) : Ini adalah variabel yang diprediksi atau dijelaskan. Dalam hal ini,
kemungkinan besar adalah "Proporsi" atau "Proportion" tahanan yang melebihi waktu
penahanan, karena itu adalah hasil yang tampaknya bergantung pada variabel lain.

2. Fenomena yang ada di Kementerian Hukum dan HAM RI adalah Itu adalah Proporsi tahanan yang
melebihi masa penahanan terhadap seluruh jumlah tahanan.

Sumber : https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTE5MSMy/proporsi-tahanan-yang-melebihi-
masa-penahanan-terhadap-seluruh-jumlah-tahanan.html
3. Tabel yang menunjukkan data tentang jumlah tahanan per tahun dan proporsi mereka yang melebihi
waktu penahanan standar ("Overstaying") dibandingkan dengan total jumlah tahanan. Untuk
menentukan X (prediktor) dan Y (variabel independen), kita perlu mencari variabel yang diprediksi
dan variabel yang dapat memengaruhi prediksi tersebut.
Variabel independen biasanya menjadi yang paling menarik untuk dipahami atau diprediksi,
sedangkan variabel prediktor memberikan dasar untuk prediksi tersebut. Berdasarkan tabel,
tampaknya proporsi tahanan yang melebihi waktu penahanan (baris paling bawah, dengan
persentase seperti 2,93; 3,27; 8,84 untuk setiap tahun secara berturut-turut) dimaksudkan sebagai
variabel independen Y. Variabel prediktor X bisa menjadi salah satu atau kombinasi dari variabel lain
seperti tahun atau jumlah tahanan. Namun, untuk melakukan analisis yang tepat, kita perlu
mempertimbangkan konteks dan hipotesis yang ingin diuji oleh analisis tersebut.

Gambar yang diberikan terlihat merupakan tabel yang berisi data statistik. Tabel ini tampaknya terkait
dengan aspek-aspek tertentu dari penegakan hukum atau proses peradilan di Indonesia. Tabel ini
membandingkan rasio jenis-jenis penahanan tertentu selama tiga tahun berturut-turut: 2017, 2018,
dan 2019. Tabel ini terbagi menjadi dua kolom utama, masing-masing menggambarkan kategori
tertentu, dengan sub-kolom untuk masing-masing dari tiga tahun yang dimaksud.

Pada kolom pertama, berjudul "Proporsi tahanan," disediakan data tentang jumlah total penahanan
melebihi batas waktu (ditandai dengan "Jumlah Overstaying") dan jumlah total tahanan (ditandai
dengan "Jumlah tahanan"). Penahanan melebihi batas waktu merujuk pada kasus-kasus di mana
individu ditahan melebihi periode yang diizinkan oleh pengadilan atau otoritas yang relevan. Kami
melihat penurunan bertahap dalam jumlah kasus penahanan melebihi batas waktu dari 2.075 pada
tahun 2017 menjadi 1.958 pada tahun 2019. Namun, jumlah total tahanan menunjukkan peningkatan
signifikan, melonjak dari 70.736 pada tahun 2017 menjadi 67.468 pada tahun 2019.

Pada kolom kedua, tabel ini menyajikan "Proporsi tahanan yang melebihi masa penahanan terhadap
seluruh jumlah tahanan," yang secara harfiah berarti "Proporsi tahanan yang melebihi masa
penahanan dibandingkan dengan jumlah total tahanan." Kolom ini secara ringkas menampilkan
persentase penahanan melebihi batas waktu dibandingkan dengan angka total penahanan untuk
setiap tahun. Terdapat peningkatan yang signifikan dari 2,93% pada tahun 2017 menjadi 8,84% pada
tahun 2019, menunjukkan bahwa sementara jumlah total penahanan telah meningkat, tingkat
penahanan melebihi batas waktu telah meningkat dengan lebih tajam.

You might also like