You are on page 1of 16

DINAMIKA DUAL CARIER FAMILY ATAU WORK-FAMILY

CONFLICT PADA IBU YANG BEKERJA SEBAGAI PENGAMBIL


KEPUTUSAN ATAU TOP MANAGER/LEADER DI LINGKUNGAN
KERJANYA

Hj. DARMAWATI
Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare
E-mail: darmawati_stainpare@yahoo.co.id

abstract
The results showed that the cause of the work family conflict on women working sourced either from work or family.
Source of work that working time arrangements and job content experienced by respondents BD, DM, AR, NA, MI
and RN. While the source of the family is characteristic of the situation of house holds, which have dependents who
require more attention, such as the respondent BD, DM, AR as well as the limitations/lack of help to complete the
household responsibilities as experienced by respondents NA. In order to overcome work family conflict facing
working women use a combination of coping strategies that focus on problem (problem-based coping) and focuses
on the emotions (emotion-based coping). Problem-based coping is done by taking action to modify, avoid or reduce
conflicts like hiring a maid Household, prioritize, and maintain communication with other family members has
been carried out by all respondents. While emotion-based coping is done by trying to eliminate the uncomfortable
feeling due to the conflict. This coping strategy is done privately (solitary coping) as diligently worship (made by
BD, DM, AR and NA) and involve others (social coping) as share with friends and family and also do a hobby or
personal pleasure.
Keywords: Dynamics, Work Conflict family, and Top Manager.

abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab munculnya work family conflict pada wanita bekerja adalah dari
pekerjaan dankeluarga. Sumber dari pekerjaanyaitu working time arrangements dan job content dialami oleh
responden B D , D M , A R , NA, MI dan RN. Sedangkan sumber dari keluarga adalah karakteristik situasi rumah
tangga, yaitu memiliki tanggungan yang menuntut perhatian lebih, seperti pada responden B D , D M , A R serta
keterbatasan/ketiadaan bantuan untuk menyelesaikan tanggungjawab rumah tangga seperti yang dialami oleh
responden NA. Guna mengatasi work family conflict yang dihadapi wanita bekerja menggunakan kombinasi
strategi coping yang berfokus pada masalah (problem based coping) dan berfokus pada emosi (emotion based
coping). Problem based coping dilakukan dengan mengambil tindakan untuk memodifikasi, menghindari atau
memperkecil sumber konflik seperti mempekerjakan pembantu Rumah Tangga, membuat skala prioritas, maupun
menjaga komunikasi dengan anggota keluarga yang lain telah dilakukan oleh semua responden. Sedangkan
emotion based coping dilakukan dengan mencoba menghilangkan perasaan tidak nyaman akibat konflik. Strategi
coping ini dilakukan secara pribadi (solitary coping) seperti tekun beribadah (dilakukan oleh BD, DM, AR dan
NA) maupun melibatkan orang lain (social coping) seperti berbagi dengan teman maupun keluarga dan juga
melakukan hobi atau kesenangan pribadi.
Kata Kunci: Dinamika, Work family Conflict, dan Top Manager.

[ 55 ]
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 1, Juni 2015

PenDahuluan tenaga kerja dan secara signifikan memberikan


kontribusi bagi kehidupan masyarakat dan
Keberadaan laki-laki dan perempuan
kemajuan ekonomikeluargamaupunbangsa.
merupakan sebuah keniscayaan, dengan
Perempuan telah masuk pasar kerja dan
alattubuh dan berbagai sifat yang melekat
menempati posisi manajemen serta mereka
dari keduanya menyebabkan secara alamiah
meraih manajemen puncak atau posisi dewan
akanterbentuk kewajiban kodrati yang harus
pengurus (Schruijer, 2006). Ini adalah sebuah
dilakukan laki-laki dan perempuan. Hal lain
bukti lain dari kemajuan yang telah dicapai
yangjuga menjadi perbedaan adalah kewajiban-
oleh perempuan. Peluang dan kesempatan
kewajiban yang lahir dari sebuah proses sosial
tersebut ditunjang oleh perubahan pandangan
beserta konsekuensi dari keduanya. (Yuliati Y.
tentang citra perempuan di berbagai bidang
253:254).
kehidupan masyarakat (Motik, 1991).
Perbedaan laki-laki dan perempuan
Kesempatan perempuan untuk berpartisipasi
melahirkan diskriminasi atau ketidak
dalam pembangunan menjadi lebih terakomodir
adilan,yang satu lebih dominan dari pada
dengan keluarnya Instruksi Presiden RI No.
yang lain. Realita ini mengundang perhatian
9 Tahun 2000, tentang Pengarus utamaan
berbagaikajian yang menarik salah satunya,
Gender dalam pembangunan nasional. Konsep
kultur yang memberikan pandangan bahwa
pengarusutamaan gender merupakan strategi
anatomi dan fungsi dari semua bagian tubuh
yang dibangun untuk mengintegrasikan
laki-laki dan perempuan akan berkonsekuensi
gender menjadi suatu dimensi integral dari
pada berbagai psikologisnya yang mana
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
perempuan lebih banyak memiliki tugas
pemantauan, serta evaluasi terhadap program
domestik untuk mengurusi segala urusan
pembangunan nasional (Sarjana, 2006).
rumah tangga, sedangkan berbeda dengan
Peraturan tersebut sangat diharapkan
laki-laki yang dipersiapkan mandiri dengan
berdampak pada peningkatan kesetaraan
peran yang lebih besar pada berbagai aspek.
gender untuk memperoleh kesempatan dalam
Asumsi ini menyebabkan perempuan
berpartisipasi pada berbagai kegiatan, sehingga
selalu tertinggal dan terabaikan peran dan
pemberdayaan dan keberdayaan mereka juga
kontribusinya dalam keluarga, berbangsa
akan meningkat. Banyak penelitian yang
dan bernegara. Isu kesetaraan gender mulai
sudah dilakukan untuk membuktikan apakah
menjadi bagian dari agenda perubahan sosial
terjadi ketidak adilan gender dalam berbagai
dan politik sejak tahun 1977. Berawal dari
aspek kehidupan, baik ketidakadilan dalam
London (Inggris) para aktifis Feminisme mulai
bekerja maupun dalam keluarga. Seiring
berjuang memperkenalkan isu kesetaraan
dengan perkembangan waktu, semakin banyak
gender. Perjuangan terhadap kesetaraan
perempuan yang bekerja diluar rumah, tidak
gender kemudian diikuti oleh Negara-negara
hanya menjadi ibu rumah tangga akan tetapi
di dunia sehingga kemudian menjadi bagian
juga menjadi wanita karir bahkan penentu
dari wacana global mutakhir.
kebijakan. Perempuan yangmenjadi ibu di
Saat ini partisipasi perempuan dalam
rumah dan wanita karir di luar dianggap
pembangunan terlihat di berbagai bidang,
sebagai perempuan yang berperan ganda, yaitu
salah satunya adalah pemberdayaan mereka
ibu sekaligus pekerja diluar.
di bidang ekonomi. Hall (1991) mengatakan
Dalam usaha menghadapi persaingan
bahwa perempuan sedang membuat terobosan
dan mempertahankan hidupnya, organisasi
dan memainkan peranan baru sebagai jawaban
sebaiknya tidak hanya memenuhi tuntutan
atas tuntutan yang berubah dalam masyarakat
teknis dalam organisasi, tetapi juga harus
masa kini. Perempuan diberdayakan sebagai
merespon tekanan yang berbeda-beda dari

[ 56 ]
Hj. Darmawati – Dinamika Dual Carier Family Atau Work-Family Conflict Pada Ibu Yang Bekerja...

beberapa lembaga dan memenuhi tuntutan tinggi menujukkan banyaknya halangan yang
dalam bentuk peraturan, norma, hukum, harus dihadapi, seperti kurangnya dukungan
dan harapan sosial. Tuntutan ini berasal dari personal dan kurangnya kesesuaian dengan
beberapa pihak, seperti negara, profesional, budaya organisasi (less culture fit) daripada
publik, dan kelompok tertentu. ditingkat eksekutif yang lebih rendah.
Pilihan respon perusahaan terhadap Perempuan yang menjadi istri dan ibu
beberapa tuntutan tersebut merupakan sebuah sekaligus pekerja cenderung membawa mereka
pilihan strategis yang dipengaruhi oleh tujuan pada work-family conflict. Meskipun laki-
organisasi, sehingga organisasi tidak “menelan laki juga memiliki work-family conflict tetapi
mentah-mentah” tuntutan-tuntutan tersebut perempuan tetap menjadi sorotan utamanya
dan cenderung memilih kebijakan-kebijakan karena berkaitan dengan tugas mereka sebagai
yang dapat diadaptasi dan dapat meningkatkan ibu dan istri. Hasil penelitian menunjukkan
kinerja mereka (J.D.Goodstein, 1994:350- bahwa ibu yang bekerja ternyata lebih sering
382). Akhir-akhir ini terdapat tuntutan yang mengalami work-family conflict dan lebih
meningkat terhadap pemilik perusahaan untuk menekankan pentingnya work- family conflict.
memahami bahwa kehidupan berkeluarga dan
pekerjaan telah berubah dan tidak merupakan kajIan rIset terDahulu
dua hal yang terpisah. Perubahan demografi Uraian mengenai makna karir dan
tenaga kerja seperti peningkatan jumlah keluarga Hasil penelitian Zafarullah (2000)
wanita bekerja dan pasangan suami-isteri di Bangladesh, menyimpulkan bahwa laki-laki
yang keduanya bekerja telah meningkatkan yang mendominasi manajemen personalia
hubungan ketergantungan antara pekerjaan sektor publik, dan karena persepsi dan sikapnya
dan keluarga dan mendorong konflik antara mempengaruhi kebijakan pengembangan
tuntutan pekerjaan dan keluarga. Perubahan personel yang bias laki-laki. Dengan kebijakan
ini juga meningkatkan perhatian publik yang dibuat tersebut perempuan mengalami
dan menuntut pemilik perusahaan untuk diskriminasi dalam berbagai hal seperti dalam
mengadaptasi kebijakan-kebijakan yang penarikan atau rekrutmen, penempatan,
berhubungandengan pekerjaan dan keluarga. pengembangan,mobilitas maupun kesempatan
Adaptasi terhadap kebijakan yang untuk training.
berhubungan dengan pekerjaan dan keluarga Diskriminasi subyektif seperti ini menjadi
dapat disebut sebagai investasi jangka penghalang perempuan dalam jalur karir
panjang perusahaan karena dapat menunjang mereka, seperti promosi yang cenderung
peningkatan kinerja perusahaan secara bersifat subyektif. Seperti dikatakan oleh
keseluruhan dalam jangka panjang. Adaptasi Mainiero (1986) terjadi segregasi struktural
kebijakan ini juga dapat mencegah kemungkinan dari kekuasaan akibat perbedaan mekanisme
terjadinya konflik antara tuntutan pekerjaan dalam evaluasi kinerja antara laki-laki dan
dan keluarga yang disebut work-family perempuan, demikian pula perbedaan dalam
conflict.Beberapa penelitian menunjukkan praktek rekrutmen pegawai. Isu-isu yang
bahwa dalam satu tingkat jabatan yang sama senada, juga telah disampaikan oleh Naff
pada tempat kerja atau organisasi yang sama, dan Thomas (1994) yang menyatakan bahwa
perempuan cenderung kurang memiliki rendahnya proporsi perempuan dibirokrasi
otoritas dibandingkan dengan rekan kerja federal terkait dengan beberapa hal. Salah
mereka yang laki-laki. Selain itu perempuan satunya berkaitan dengan faktor-faktor
dianggap memiliki banyak hambatan dalam institusional yang secara umum dipandang
karirnya. Hasil ini sesuai dengan prediksi sebagai isu glass ceiling dalam pengembangan
bahwa perempuan pada tingkat eksekutif yang

[ 57 ]
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 1, Juni 2015

jabatan perempuan di birokrasi. Berdasarkan peran dalam keluarga dipengaruhi oleh


data yang telah disampaikan dan isu-isu yang kemampuan orang tersebut dalam memenuhi
berkaitan. tuntutan pekerjaannya (Frone, 2000).
Penelitian yang dilakukan oleh Porter Tuntutan pekerjaan berhubungan dengan
(2001) menunjukkan bahwa manajer laki- tekanan yang berasal dari beban kerja yang
laki dan perempuan yang sudah berkeluarga berlebihan dan waktu, seperti pekerjaan yang
memberikan penilaian yang rendah terhadap harus diselesaikan terburu-buru dan deadline.
indikator tradisional komitmen seperti: bekerja Sedangkan tuntutan keluarga berhubungan
berjam-jam, pekerjaan menjadi prioritas dengan waktu yang dibutuhkan untuk
utama dan bersosialisasi dengan rekan kerja, menangani tugas-tugas rumah tangga dan
sulit dilakukan dibandingakan para manajer menjaga anak. Tuntutan keluarga ini ditentukan
yang belum menikah atau berkeluarga. oleh besarnya keluarga, komposisi keluarga
Hasil penelitian tersebut yang perlu menjadi dan jumlah anggota keluarga yang memiliki
perhatian juga adalah perempuan yang sudah ketergantungan terhadap anggota yang lain
menikah dan mempunyai anak, perempuan (Yang,Chen,Choi,&Zou,2000). Greenhaus dan
yang sudah menikah dan mampunyai Beutell (1985) mengidentifikasikan tiga jenis
anak lebih menunjukkan antusias untuk work-family conflict , yaitu:
berkomitmen dibandingkan dengan laki-laki • Time-based conflict. Waktu yang
yang belum menikah. Sedangkan antusiasme dibutuhkan untuk menjalankan salah satu
yang ditunjukkan sebagai kompensasi terhadap tuntutan (keluarga atau pekerjaan) dapat
ketidak mampuan untuk menerima dan mengurangi waktu untuk menjalankan
melaksanakan pekerjaan secara total atau tuntutan yang lainnya (pekerjaan atau
berjam-jam, hal ini dilakukan hanya untuk keluarga).
menunjukkan komitmen yang dimilikinya. • Strain-based conflict. Terjadi pada
Hasil-hasil penelitian ini dikemukakan untuk saat tekanan dari salah satu peran
menggambarkan bahwa fokus yang peneliti kaji mempengaruhi kinerja peran yang lainnya.
adalah merupakan sesuatu yang baru dan orisinil • Behavior-based conflict. Berhubungan
dan diharapkan dapat memberikan kontribusi dengan ketidaksesuaian antara pola
positif bagi pengembangan pendidikan perilaku dengan yang diinginkan oleh
khususnya yang menyangkut makna karir dan kedua bagian (pekerjaan atau keluarga).
keluarga. Begitu pula telaah pustaka dari buku Meskipun beberapa artikel menyatakan
atau literatur yang berkaitan dengan makna tidak ada perbedaan gender dalan work-
karir dan keluarga bagi perempuan penentu family conflict, namun pembahasan dalam
kebijakan dalam organisasi. artikel ini akan dibatasi pada work-family
conflict yang terjadi pada wanita, karena selain
Work Family Conflict peningkatan jumlah tenaga kerja wanita
Work family conflict dapat di definisikan beberapa tahun belakangan ini, batasan
sebagai bentuk konflik peran dimana tuntutan keluarga (family boundaries) lebih mudah
peran dari pekerjaan dan keluarga secara mutual ditembus atau dipengaruhi oleh tuntutan
tidak dapat di sejajarkan dalam beberapa hal. pekerjaan dibandingkan dengan batasan
Hal ini biasanya terjadi pada saat seseorang pekerjaan (work boundaries) yang ditembus
berusaha memenuhi tuntutan peran dalam atau dipengaruhi oleh tuntutan keluarga. Work-
pekerjaan dan usaha tersebut dipengaruhi family conflict berhubungan sangat kuat dengan
oleh kemampuan orang yang bersangkutan depresi dan kecemasan yang diderita oleh
untuk memenuhi tuntutan keluarganya, atau wanita dibandingkan pria (Frone,2000) dan
sebaliknya, dimana pemenuhan tuntutan berhubungan juga dengan peran tradisional

[ 58 ]
Hj. Darmawati – Dinamika Dual Carier Family Atau Work-Family Conflict Pada Ibu Yang Bekerja...

wanita yang hingga saat ini tidak bisa dihindari, produktifitas karyawan yang kemudian
yaitu tanggungjawab dalam mengatur rumah secara langsung mempengaruhi profitabilitas
tangga dan membesarkan anak. Menurut perusahaan.
Abbott,Cieri,& Iverson menyatakan bahwa Pengaruh dari konflik antara tanggungjawab
work-family conflict disadari merupakan pekerjaan dan keluarga telah digolongkan
masalah bagi pria maupun wanita, masalah sebagai causal faktor dari absen teeism
tersebut tetap saja memberikan tanggung jawab ,rendahnya job satisfaction, dan motivasi dan
tambahan bagi wanita yang memiliki keluarga ketiga hal tersebut telah dihubungkan dengan
dan bekerja. Seorang wanita profesional yang permanent with draw al behavior dari turn
telah menikah dan memiliki status karir yang over karyawan (Abbot, h.25-43)yang berarti
sama dengan suaminya,tetap menghadapi bahwa konflik antara tanggung jawab pekerjaan
pola tradisional yang tidak seimbang dalam dan keluarga dapat mengakibatkan rendahnya
tugas menjaga anak dan pekerjaan rumah job satisfaction, meningkatkan absenteism,
tangga sehari-hari (Vinokur, 1999:865-878). menurunkan motivasi karyawan dan dalam
Sehubungan dengan peran tradisional jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan
tersebut, sumber utama work-family conflict yang para pemilik perusahaan harus menyadari betul
dihadapi oleh wanita bekerja pada umumnya hal ini dan mengambil langkah yang diperlukan
adalah usahanya dalam membagi waktu atau untuk mencegah kemungkinan penurunan
menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dan produktivitas dan kinerja karyawan sebagai
tuntutan keluarganya. Peningkatan jumlah akibat tidak diadaptasinya kebijakan-kebijakan
tenaga kerja wanita pada tingkat manajemen yang diperlukan oleh karyawannya. Salah
dimana mereka menjadi lebih berpengaruh satu akibat dari tidak diadaptasinya kebijakan
dan memiliki kontribusi yang cukup besar yang diperlukan oleh karyawan adalah
terhadap kinerja perusahaan menyebabkan ketidakhadiran karyawan ketempat kerjanya.
keseimbangan antara kehidupan pekerjaan dan Hasil penelitian Grana (1993) menunjukkan
keluarga menjadi sesuatu tuntutan. Tuntutan bahwa ibu rumah tangga (homeworkers)
mulai ditujukan kepada pemilik perusahaan cenderung memandang pekerjaan mereka
agar mereka mengadopsi kebijakan yang sebagai pekerjaan yang memerlukan
berhubungan dengan work-family conflict dan kekuatan fisik (physically demanding).
menjadikan work- familiy conflict sebagai salah Ibu yang bekerja diluar rumah cenderung
satu keputusan yang penting dalam perusahaan. memandang pekerjaannya sebagai pekerjaan
Kebijakan perusahaan mengenai work family yang memerlukan kekuatan mental (mentally
conflict untuk memenuhi beraneka ragam demanding). Hal ini tidak berarti bahwa bekerja
kebutuhan karyawan tentang masalah ini, diluar rumah tidak memerlukan kekuatan
sebaiknyadiwujudkandalamkebijakan-kebijakan fisik, atau ibu rumah tangga memandang
simpatik Human Resource Management, yang pekerjaan mereka tidak menantang secara
diharapkan dapat menciptakan situasi yang intelektual, namun menunjukkan bahwa
menguntungkan bagi pemilik perusahaan. Pada konteks pekerjaan (labor) berbeda dari rumah
saat pemilik perusahaan tidak melibatkan issue ke tempat kerja dan antar sektor pendapatan
work-family conflict kedalam kebijakan yang (wage). Nampaknya perempuan dipengaruhi
berhubungan dengan karyawan, maka para secara langsung oleh lingkungan dimana ia
pekerja wanita dalam perusahaan tersebut akan bekerja, oleh tipe dan banyaknya pekerjaan,
mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan dan tuntutan yang berkaitan dalam pekerjaan.
karir dan keluarga.Hal ini dapat meningkatkan Struktur keluarga juga mempengaruhi
tekanan pada karyawan, tekanan tersebut perempuan dalam memandang perannya. Dancer
dapat mempengaruhi kinerja dan menurunkan dalam penelitiannya membedakan 3 kelompok

[ 59 ]
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 1, Juni 2015

keluarga, yaitu single wage traditional (TR) keluarga lebih penting dari bentuk keluarga.
dan 2 tipe dual-wage families, dual-earner Anak-anak menyukai situasi orang tua mereka
(DE) dimana istri bekerja (job) dan suami juga dimana kedua orang tuanya mempunyai
bekerja atau berkarir, dan dual-career (DC). pekerjaan yang memadai tetapi tidak membuat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik mereka menjauhi keluarganya. Mereka juga
suami dan istri dalam keluarga TR memandang merasa berkembang ketika mereka merasa
dirinya dan pasangannya telah melakukan didukung oleh kepuasan pengasuhan orang tua,
pembagian peran yang adil, kebanyakan baik dalam keluarga yang lengkap atau single
dikarenakan tanggung jawab aktivitas peran parent. Makin banyaknya perempuan yang
mereka sebagai sesuatu yang normatif bagi istri berkarir terutama perempuan yang menikah dan
yang sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga mempunyai anak membuat banyaknya dual-
dan suami yang berkarir. Dalam keluarga DC career family sehingga struktur keluarga yang
dan DE, menunjukkan bahwa mereka tidak tradisional semakin menurun. Menurunnya
melakukan pembagian yang adil terhadap struktur keluarga yang tradisional bukan berarti
pekerjaan rumah (homemaker activities). ibu dalam dual-career family makin ringan
Para istri memandang dirinya lebih banyak bebannya dalam pekerjaan domestik rumah
melakukan tugas pekerjaan rumah dan para tangga dan mengasuh anak.
suami menyetujui keadaan tersebut. Keadaan Hasil penelitian Dancer (1993)
ini sedikit berbeda bila dikaitkan dengan menunjukkan bahwa dalam struktur keluarga
kegiatan orang tua (parental activities). Semua yang dual-career, para istri memandang dirinya
tipe keluarga menunjukkan bahwa suami istri lebih banyak melakukan pekerjaan domestik
memandang dirinya terlibat dalam parenting dan rumah tangga daripada suami mereka sehingga
mereka berbagi peran dalam hal ini. terjadi ketidakseimbangan pembagian peran
Menurut Allen gender dan struktur dalam rumah tangga. Keluarga dengan
keluarga juga mempengaruhi persepsi struktur tradisional, baik suami dan istri, justru
employee dalam mengejar kesempatan karir memandang dirinya dan pasangannya telah
yang mengharuskan relocating, termasuk melakukan pembagian peran yang adil dalam
mengantisipasi penolakan keluarga untuk rumah tangga. Hal ini nampaknya dikarenakan
menunda kepindahan (relocating). Perempuan tanggung jawab dari aktivitas yang dilakukan
dalam keluarga dual-earner maupun single- sesuai dengan nilai-nilai normatif dimana istri
earner mempunyai komitmen yang sama untuk menjadi full-time homemakers sedangkan
relocating. Sedangkan laki-laki dalam keluarga suami lebih berorientasi karir.
dual-earner mempunyai komitmen yang Selanjutnya Suriyasam (1994)
rendah untuk relocating daripada single-earner. menunjukkan bahwa faktor penting yang
Berkembangnya peran perempuan (ibu) yang dapat mengurangi dilema antara keluarga
tidak hanya menjadi ibu rumah tangga tetapi dan pekerjaan bagi perempuan adalah adanya
juga bekerja (berkarir) menyebabkan terjadinya dukungan dari suami. Kebanyakan perempuan
pergeseran cara pandang anak-anak mereka pada tingkat eksekutif memperoleh dukungan
terhadap peran gender dan struktur keluarga. yang kuat dari suaminya. Beberapa diantaranya
Gerson menyatakan bahwa anak-anak dari masih merasa bersalah karena tidak dapat
keluarga dual-earner umumnya berpendapat sepenuhnya mengurus keluarga. Bagaimana
bahwa dengan dua orang tua yang bekerja suami mereka menerima karir mereka
meningkatkan ekonomi keluarga dan menjadi merupakan faktor utama yang mempengaruhi
model keluarga yang berbagi tanggungjawab. self-perception dan self-esteem perempuan
Selain itu, kondisi pekerjaan sama pentingnya (ibu) yang bekerja, yang pada akhirnya
dengan mempunyai pekerjaan, dan proses berdampak terhadap karir mereka.

[ 60 ]
Hj. Darmawati – Dinamika Dual Carier Family Atau Work-Family Conflict Pada Ibu Yang Bekerja...

Bentuk-Bentuk Konflik Peran Ganda Penelitian ini menggunakan penelitian


Gibson, dkk menyatakan bahwa bentuk kualitatif. Ruang lingkup yang harus dikerjakan
konflik peran yang dialami individu ada tiga sedikitnya meliputi penggandaan pengumpulan
yaitu: data. Pengumpulan data akan dilakukan
• Konflik peran itu sendiri (person role dengan melakukan wawancara dengan 10 orang
conflict). Konflik ini terjadi apabila perempuan yang aktif dalam sebuah institusi
persyaratan peran melanggar nilai dasar, atau organisasi yang menduduki posisi penting
sikap dan kebutuhan individu tersebut. atau posisi pengambil kebijakan. Outputnya
• Konflik intra peran (intra role conflict). adalah verbatim yang nantinya akan dijadikan
Konflik ini sering terjadi karena beberapa bahan atau sumber untuk menjawab pertanyaan
orang yang berbeda-beda menentukan penelitian. Peneliti akan bekerja sama dalam
sebuah peran menurut rangkaian harapan mencari siapa subjek yang akan diwawancarai
yang berbeda beda, sehingga tidak mungkin dan akan melakukan wawancara kepada subjek.
bagi orang yang menduduki peran tersebut Lokasi penelitian ini akan mengambil
untuk memenuhinya. Hal ini dapat terjadi tempat di Parepare Sulawesi Selatan. Subjek
apabila peran tertentu memiliki peran bisa saja dari anggota DPRD, Kepala-kepala di
yang rumit. pemerintahan, pimpinan organisasi lembaga
• Konflik antar peran (inter role conflict). masyarakat, pimpinan perusahaan, dan
Konflik ini muncul karena orang pimpinan yang ada di lingkungan kampus.
menghadapi peran ganda. Hal ini terjadi Analisa data: analisis data ini yang pertama
karena seseorang memainkan banyak adalah melakukan transkrip dan manajemen
peran sekaligus, dan beberapa peran itu data, kemudian dilanjutkan dengan reduksi
mempunyai harapan yang bertentangan data, kategorisasi dan teoritisasi. Peneliti akan
serta tanggung jawab yang berbeda-beda. terlibat dalam semua proses atau tahapan ini.
Pengaruh dari konflik antara Pembuatan laporan: laporan hasil
tanggungjawab pekerjaan dan keluarga penelitian akan dibuat setelah semua proses
telah digolongkan sebagai causal factors dari olah data selesai dilakukan, dan peneliti yang
absenteeism, rendahnya job satisfaction, akan lebih banyak mendiskripsikan hasil dan
dan motivasi. Dan ketiga hal tersebut telah kemudian melakukan evaluasi hasil laporan
dihubungkan dengan permanent with draw al sebelum dikumpulkan ke pihak P3M STAIN
behavior dari turnover karyawan. Yang berarti Parepare.
bahwa konflik antara tanggung jawab pekerjaan Penelitian kualitatif fenomenologi yang
dan keluarga dapat mengakibatkan rendahnya dilakukan ini akan dilakukan tahapan yaitu
job satisfaction, meningkatkan absenteism, kajian literatur dengan cara mengumpulkan
menurunkan motivasi karyawan dan dalam berbagai sumber bacaan guna membangun
jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan kepekaan teoretik dalam melakukan
para pemilik perusahaan harus menyadari betul interpertasi terhadap hasil penelitian nantinya.
hal ini dan mengambil langkah yang diperlukan Teknik pengumpulan data dilakukan
untuk mencegah kemungkinan penurunan dengan observasi dan wawancara. observasi
produktivitas dan kinerja karyawan sebagai akan dilakukan dengan teknik non-partisipatif,
akibat tidak diadaptasinya kebijakan-kebijakan yaitu mengamati kegiatan pengambilan
yang diperlukan oleh karyawannya. Salah proses pengambilan keputusan perempuan
satu akibat dari tidak diadaptasinya kebijakan pengambil keputusan dan melakukan observasi
yang diperlukan oleh karyawan adalah di lingkungan keluarga subjek, termasuk
ketidakhadiran karyawan ke tempat kerjanya. melakukan wawancara kepada suami, anak,
dan keluarga dekat lainnya. Sasaran penelitian

[ 61 ]
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 1, Juni 2015

ini adalah pimpinan institusi atau organisasi (deskripsi tekstural) dari pengalaman,
yang berjenis kelamin perempuan dan memiliki yaitu apa yang terjadi, disertai contoh-
suami, dan anak. Adapun subyek dalam contoh verbatim.
penelitian ini adalah orang-orang yang bersedia • Peneliti kemudian merefleksikan
diwawancarai mengenai dinamika kehidupan berdasarkan deskripsinya sendiri dan
kerja dan keluarganya.Data yang dihimpun menggunakan imaginative variation
berupa catatan, foto, dan verbatim wawancara. atau deskripsi struktural, mencari
Teknik analisis data menurut Creswell semua makna yang memungkinkan dan
(1998) metode analisis dan interpretasi perspektif yang divergen, memperkaya
data yang paling sering digunakan adalah kerangka pemahaman dari phenomenon,
modifikasi metode Stevick-Colaizzi-Keen dari dan membuat deskripsi dari bagaimana
Moustakas. Prosedur analisis dan interpretasi phenomenon dialami.
data meliputi : • Peneliti kemudian membuat deskripsi
• Memulai dengan deskripsi tentang keseluruhan dari makna dan esensi dari
pengalaman peneliti terhadap phenomenon. pengalaman.
• Peneliti kemudian mencari pernyataan • Dari deskripsi tekstural-struktural
dalam interview mengenai bagaimana individu, berdasarkan pengalaman tiap
individu-individu mengalami topik partisipan, peneliti membuat composite
(phenomenon) tersebut, membuat daftar textural-structural description dari
dari pernyataan-pernyataan tersebut makna-makna dan esensi pengalaman,
(horizonalization) dan perlakukan tiap mengintegrasikan semua deskripsi
pernyataan dengan seimbang (mempunyai tekstural-struktural individual menjadi
nilai yang sama, dan mengembangkan deskripsi yang universal dari pengalaman,
daftar dari pernyataan yang tidak berulang yang mewakili kelompok (responden)
(non repetitive) atau tidak tumpang tindih secara keseluruhan (C.E.Moustakas, 1994).
(non overlapping).
• Pernyataan kemudian dikelompokkan Pembahasan
kedalam unit-unit makna (meaning Informan adalah sebagai sumber data dan
units), buat daftar dari unit-unit ini, informasi dalam penelitian ini digambarkan
dan menuliskan deskripsi dari tekstur dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik Lembaga Organisasi

Jenis Kelamin Jumlah Persentase


No Nama Lembaga/Organisasi
Perempuan Laki-laki (Orang) (%)
1. Lembaga Organisasi Non
5 4 9 16,1
Pemerintah dan KSM
2. Organisasi Profesi 1 - 1 1,8
3. Organisasi Masyarakat (ORMAS) Umum 6 - 6 10,7
4. Organisasi Keagamaan 7 - 7 12,5
5. Organisasi Politik 3 - 3 5,3
6. Organisasi Afiliasi Pemerintah 30 - 30 53,6
Jumlah 52 4 56 100
Sumber data: diolah dari data primer, 2013

[ 62 ]
Hj. Darmawati – Dinamika Dual Carier Family Atau Work-Family Conflict Pada Ibu Yang Bekerja...

Gambar tabel 1 tentang karakteristik Time based conflict


informan menurut kategori lembaga organisasi, Waktu yang dibutuhkan untuk
memberi petunjuk bahwa yang menjadi informan menjalankan salah satu tuntutan (keluarga
adalah anggota organisasi yang mempunyai atau pekerjaan) dapat mengurangi waktu untuk
pekerjaan tetap. Mereka bekerja di lini peran menjalankan tuntutan yang lainnya (pekerjaan
domestik dan peran publik. Kategori informan atau keluarga). Indikatornya antara lain:
yang paling banyak pada organisasi afiliasi • Kurang bahkan tidak adanya waktu untuk
pemerintah yaitu 53%. Penyajian hasil penelitian keluarga.
ini dilakukan menutut pengklasifikasian jenis- • Tidak ada waktu untuk kehidupan
jenis work family conflict seperti yang diterapkan bermasyarakat.
dalam kajian pustaka yaitu (1)Time based conflict • Penggunaan hari libur untuk bekerja.
; (2)Strain based conflict; dan (3) Behavior based.
Tabel 2. Time based conflict
Jenis Kelamin
No Intensitas Jawaban Perempuan Laki-laki Jumlah (orang) Presentase (%)
1. Selalu 7 3 10 17,8
2. Sering 5 - 5 8,9
3. Jarang 18 1 19 33,9
4. Tidak Pernah 22 - 22 39,3
Jumlah 52 4 56 100
Sumber data: Diolah dari data primer 2013

Tabel diatas memperlihatkan bagaimana Strain based conflict


sikap informan terhadap waktu yang Hal tersebut terjadi pada saat tekanan dari
dibutuhkan untuk menjalankan salah satu salah satu peran mempengaruhi kinerja peran
tuntutan keluarga dan pekerjaan. Sehingga yang lainnya. Indikatornya yaitu:
pada umumnya (73,2 %) informan jarang • Permasalahan dalam keluarga
atau tidak pernah menggunakan waktu yang mempengaruhi waktu untuk bekerja.
dibutuhkan dalam menjalankan aktifitasnya. • Permasalahan dalam keluarga mempengaruhi
Berdasarkan tabel di atas, dari 56 yang produktifitivitas dalam bekerja.
menjadi sampel pada kegiatan 1, terdapat 10 • Tuntutan pekerjaan mempengaruhi
orang (17,8%) mengatakan selalu, 5 orang kehidupan keluarga.
(8,9%) mengatakan sering, terdapat 19 orang • Terjadi keluhan dari anggota keluarga
(33,9%) mengatakan jarang, dan 22 orang akibat dari pekerjaan.
(39,3%) mengatakan tidak pernah.

Tabel 3. Strain based conflict


Jenis Kelamin
No Intensitas Jawaban Perempuan Laki-laki Jumlah (orang) Presentase (%)
1. Selalu 17 2 19 33,9
2. Sering 15 2 17 30,3
3. Jarang 8 - 8 14,3
4. Tidak Pernah 12 - 12 21,4
Jumlah 52 4 56 100
Sumber data: Diolah dari data primer 2013

[ 63 ]
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 1, Juni 2015

Tabel diatas memperlihatkan bagaimana dan 12 orang (21,4%) mengatakan tidak


sikap informan terhadap kinerja peran untuk pernah.
menjalankan salah satu tuntutan keluarga dan Behavior based conflict
pekerjaan. Sehingga pada umumnya (64,2 %)
Berhubungan dengan ketidaksesuaian
informan selalu atau sering mendapat tekanan
antara pola perilaku dengan yang diinginkan
dari salah satu peran dalam menjalankan
oleh kedua bagian pekerjaan atau keluarga.
aktifitasnya.Berdasarkan tabel di atas, dari
Indikatornya yaitu:
56 yang menjadi sampel pada kegiatan 1,2,3,
• Kelurga merasa tidak mendapat dukungan
dan 4 terdapat 19 orang (33,9%) mengatakan
dari peran sebagai ibu rumah tangga dan
selalu, 17 orang (30,3%) mengatakan sering,
seorang istri.
terdapat 8 orang (14,3%) mengatakan jarang,
• Sering merasa lelah setelah pulang kerja.

Tabel 4. Behavior based conflict


No Intensitas Jawaban Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki Jumlah (orang) Presentase (%)
1. Selalu 15 - 15 26,8
2. Sering 9 - 9 16,1
3. Jarang - 2 2 3,6
4. Tidak Pernah 28 2 30 53,6
Jumlah 52 4 56 100
Sumber data: Diolah dari data primer 2013

Tabel di atas memperlihatkan bagaimana kategori alokasi waktu kerja yang dirumuskan
sikap informan terhadap kinerja peran untuk oleh Everson (1982) dan Quizon (1972) dalam
menjalankan salah satu tuntutan keluarga dan Nurland (1993) bahwa setiap anggota rumah
pekerjaan. Sehingga pada umumnya (80,4 tangga mengalokasikan waktunya pada 3 (tiga)
%) informan selalu atau tidak pernah yang kategori kegiatan. Ketiga kategori kegiatan
berhubungan dengan ketidaksesuaian antara tersebut adalah sebagai berikut:
pola perilaku yang dinginkan.Berdasarkan • Waktu untuk aktivitas pasar (market
tabel di atas, dari 56 yang menjadi sampel production) baik untuk usaha sendiri
pada kegiatan 1,2,3, dan 4 terdapat 15 orang maupun upah.
(28,8%) mengatakan selalu, 9 orang (16,1%) • Waktu untuk aktivitas rumah tangga
mengatakan sering, terdapat 2 orang (3,6%) (home production).
mengatakan jarang, dan 30 orang (53,6%) • Waktu untuk santai.
mengatakan tidak pernah. Waktu untuk aktifitas pasar (market
production) yang dimaksud adalah berapa
Karir Suami dan Istri lama/jam waktu yang digunakan oleh suami-
Karir suami istri dalam penelitian ini istri untuk kegiatan produktif. Kegiatan
melihat peran-peran suami dan isteri dalam produktif untuk suami dihitung sejak mereka
ranah domestik dan ranah publik pada turun ke luar sampai pada saat mereka kembali
rumah tangga yang ada di Kota Parepare, ke rumah. Sedangkan kegiatan produktif
melaui alokasi waktu kerja meliputi kegiatan bagi mereka dihitung pada saat mulai pergi
dalam rumah dan di luar rumah tangga bekerja sampai mereka kembali ke rumah
seperti, kegiatan ekonomi, kegiatan sosial, dikurangi waktu luang, misalnya makan dan
dan kegiatan pengembangan diri. Sementara beribadah.Sementara waktu untuk aktivitas

[ 64 ]
Hj. Darmawati – Dinamika Dual Carier Family Atau Work-Family Conflict Pada Ibu Yang Bekerja...

rumah tangga (home production) pada untuk keluarga sebelum berangakat utntuk
perempuan yang bekerjadi Kota Parepare yang beraktifitas. (Hasil wawancara 27 Juni 2013)
dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan di Bagi mereka yang bekerja, rata-rata mereka
luar rumah tangga yang menghasilkan uang, meninggalkan tempat kerjanya pada pukul
misalnya mencuci, memasak, membersihkan 16.00 dan tiba di rumah pada sekitar pukul 16.30,
rurnah, dan mengasuh anak. Alokasi waktu lalu mereka memasak, mandi, membersihkan
santai adalah kegiatan yang dilakukan oleh rumah, shalat dhuhur dan istirahat. (Hasil
responden/masyarakat yang tujuannya untuk wawancara 12 Juni 2013) Selanjutnya pada
pemenuhan kebutuhan psikologis. Kegiatan pukul 17.00 mereka memasak, shalat ashar,
yang dimaksud, misalnya, menonton televisi, dan mandi sore. Setelah itu memasuki masa
dan tidur. maghrib mereka shalat maghrib dan setelah itu
Hal tersebut di atas tampak bahwa mereka menghidangkan makan malam. Selesai
lapangan kegiatan ditekuni oleh istri lebih makan malam mereka santai dan menonton
banyak dari pada suami. Akan tetapi dalam TV. (Hasil wawancara 28 Juli 2013).Pada
hal situasi tertentu pola ini dapat saling pukul 21.00 sampai 22.00 mereka tidur dan
diperankan atau digantikan oleh masing- kemudian sekitar pukul 04.30 subuh bangun
masing suami isteri, kecuali dalam hal peran dan kembali menekuni kegiatan yang sama
hanya ditekuni oleh suami. Curahan waktu seperti hari-hari sebelumnya. Selain kegiatan-
yang digunakan oleh suami dan istri nampak kegiatan tersebut di atas, suami dan istri
ada perbedaan. Perbedaan yang dimaksud masih mempunyai waktu-waktu luang yang
adalah untuk kegiatan mencari nafkah, curahan dimanfaatkan untuk menghadiri acara-acara
waktu suami lebih banyak atau lebih besar keagamaan dan acara yang berkenaan dengan
dibandingkan dengan istri. Sebaliknya, dalam siklus kehidupan yang dilakukan oleh kerabat
urusan rumah tangga curahan waktu kerja dan tetangga mereka. Di samping itu, para
istri lebih besar dibandingkan dengan suami. istri mempunyai alokasi waktu untuk kegiatan
Lebih jelasnya tentang curahan waktu yang seperti perkawinan, naik rumah, sunatan,
digunakan oleh suami dan istri pada organisasi aqiqah, arisan dan rekreasi. Kegiatan-kegiatan
dapat dilihat dalam sehari. Alokasi waktu yang mereka lakukan menggunakan curahan
kerja yang digunakan oleh untuk mencari waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut
nafkah dalam sehari adalah sebanyak 8 jam kurang lebih 3 jam. Kecuali acara rekreasi
dengan pola penggunaan waktu yang berbeda, mereka biasanya menggunakan curahan waktu
tergantung dari jenis kegiatan dan pekerjaan setengah hari sampai sehari. (Hasil wawancara
yang bersangkutan. 28 Juli 2013)
Para keluarga ini melakukan kegiatan Berdasarkan uraian diatas,menunjukkan
siang dan malam lalu dikurangi dengan waktu bahwa sekalipun suami ikut menekuni kegiatan
makan, merokok, dan istirahat. Sedangkan dalam ranah domestik, namun kegiatan
alokasi waktu untuk mengurus rumah tangga itu mereka tekuni manakala istri mereka
suami dilakukan pada saat mereka tidak berhalangan. Dengan kata lain pekerjaan
ketempat kerja dan istri mereka mempunyai dalam sektor domestik masih mereka anggap
kegiatan tertentu atau sedang sakit.Sementara sebagai pekerjaan istri. Berbeda dengan istri
itu, curahan waktu istri yang bekerja sebagai yang bekerja di ranah publik di mana pekerjaan
pekerja adalah 7 - 8 jam. Sebagaimana tersebut mereka anggap sebagai pekerjaan yang
ungkapan informan bahwa mereka bangun harus ditekuni oleh istri.Dengan demikian,
tidur sekitar pukul 04.30, sambil menunggu maka apabila dikaitkan dengan karir dalam
shalat shubuh dan menyiapakan sarapan hal alokasi waktu kerja nampaknya terjadi
kemitra sejajaran antara suami istri. Mengenai

[ 65 ]
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 1, Juni 2015

kemitrasejajaran antara suami istri menurut mencukupi kebutuhan keluarga. Suami juga
informan atau responden dalam menjalani mendukung keputusan BD untuk bekerja
kehidupan kerumahtanggaan terjalin kemitra dengan syarat bisa membagi waktu antara
sejajaran. pekerjaan dan keluarga.
Penelitian ini dilakukan melalui wawancara Responden kedua adalah DM (35 tahun)
mendalam( in-depth interview) dan observasi dan telah bekerja selama 9 tahun sebagai
partisipan (participant observation) kepada penyiar full time di sebuah radioswasta.
6 (enam) orang responden yang memenuhi Posisinya ini mengharuskan DM untuk bekerja
kriteria awal yang telah ditentukan dalam selama7 jam/hari dan 6hari/minggu. Selain
penelitian ini yaitu wanita karir usia produktif menjadi wanita karir,DM juga adalah seorang
yang bekerja di sektor formal / manajerial ibu sekaligus ayah bagi putrinya. DM sudah
dengan jam kerja dan aturan kerja yang jelas 2tahun lebih bercerai dengan ayah dari putri
dan tidak dapat dengan mudah meninggalkan semata wayangnya, namun hak asuh anak tetap
pekerjaannya sewaktu-waktu. Untuk berada di tangannya. Mantan suaminya hanya
keabsahan data, wawancara juga dilakukan memberikan bantuan selama 2 bulan pertama,
terhadap anggota keluarga, pekerja rumah selebihnya tidak sama sekali. Putri tunggalnya
tangga dan rekan kerja responden. saat ini sudah berusia 3 tahun. Setelah bercerai,
Enam responden yang memenuhi kriteria DM dan putrinya tinggal bersama orangtua DM.
tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: Posisi DM sebagai single parent menjadikan
Responden pertama adalah BD berusia kebutuhan keluarga sebagai alasan utama DM
43 tahun dan bekerja di sebuah lembaga untuk menjadi wanita karier. Keluarga sangat
pendidikan swasta sebagai salah satu kepala mendukung keputusan DM untuk bekerja
bagian . BD telah bekerja selama 19 tahun pada karena memahami kondisi DM yang mau tidak
lembaga pendidikan tersebut. Jam kerja yang mau harus bisa memenuhi kebutuhan hidup
harus dipenuhi adala 8jam/hari, yaitu pukul putrinya dan kebutuhannya sendiri.
08.00 s.d 16.00 WIB dan 5hari/minggu, hari Responden ketiga yaitu AR yang berprofesi
Senin s.d Jumat. Akan tetapi, setiap 2 minggu sebagai seorang guru mata pelajaran Bahasa
sekali BD harus bekerja juga pada hari Sabtu. Inggris sekaligus kepala sekolah sebuah SMP
BD menikah dengan seorang kontraktor yang swasta. Wanita yang berusia 48 tahun ini
bekerja 8 jam/hari, yaitu pukul 09.00 s.d sudah bekerja sebagai seorang guru selama
17.00 WIB selama 5hari/minggu dari hari 24 tahun. Setiap harinya AR bekerja dari
Senin sampai Jumat. Dari pernikahannya A.S pukul 07.00-16.00 dari hari Senin-Sabtu.
telah dikaruniai 3 orang anak . Putra pertama Ar menikah dengan seorang pria yang bekerja
berusia 13 tahun, putra kedua berusia 9 sebagai karyawan salah satu BUMN dan saat
tahun, dan sibungsu berusia 3 tahun. Dalam ini bekerja di kota lain. Suami AR hanya pulang
kesehariannya BD memiliki tanggungan setiap akhir pekan. Dari pernikahan tersebut,
yang lain, yaitu kedua orang tuanya dan AR dikaruniai 3 orang anak. Anak pertamanya
seorang keponakan yang kuliah disebuah seorang laki- laki yang berusia 25 tahun dan
perguruan tinggi swasta. Menurut BD alasan saat ini telah menjadi seorang dokter. Anak
yang melandasi keputusannya menjadi wanita keduanya adalah seorang perempuan berusia 22
bekerja adalah untuk aktualisasi diri serta tahun yang sedang duduk di bangku kuliah pada
untuk mendukung perekonomian keluarga. semester akhir. Sedangkan anak bungsunya
Keputusan BD untuk bekerja juga didukung adalah seorang anak laki-laki yang berusia
oleh keluarga. Anak-anak BD menginginkan 10 tahun dan masih duduk dibangku sekolah
karier ibunya meningkat terus karena mereka dasar kelas 5. Selain ketiga anaknya, Ar juga
menyadari bahwa sang Ibu bekerja untuk memiliki tanggungan keluarga lain sebanyak 2

[ 66 ]
Hj. Darmawati – Dinamika Dual Carier Family Atau Work-Family Conflict Pada Ibu Yang Bekerja...

orang,yaitu ibu mertua dan kakak perempuan pria yang juga bekerja sebagai kepala cabang
AR Alasan AR memilih untuk berkarier guna sebuah bank BUMN diwilayah Solo. Sampai
mengamalkan ilmu yang didapatkannya setelah saat ini mereka belum di karuniai keturunan.
bersekolah dan kuliah,sekaligus memenuhi Keinginan MI menjadi wanita karier antara
kebutuhan ekonomi. Keputusan AR untuk lain dilandasi kebutuhan ingin berprestasi
bekerja didukung sepenuhnya oleh keluarga dan aktualisasi diri yang tinggi. Keputusan
selain karena memang tidak bisa menghalangi MI menjalani pekerjaannya didukung
keinginan AR untuk bekerja ,keluarga juga sepenuhnya oleh suami dan keluarga besarnya,
sadar bahwa AR memiliki potensi yang besar. terutama keinginan almarhum ayahnya yang
Responden keempat adalah seorang menginginkan anak perempuannya mandiri
dokter PNS berinisial NA berusia29 tahun. NA dan tidak menggantungkan hidup pada suami.
bekerja sebagai dokter di salah satu puskesmas Responden terakhir yaitu RN yang
di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. berprofesi sebagai staf pengajar sebuah
Secara resmi jam kerja NA adalah pukul perguruan tinggi negeri dan menduduki posisi
07.30 sampai 14.30, dari hari Senin sampai sebagai salah satu pejabat struktural. Saat ini
dengan Sabtu. Selain itu setiap harinya NA RN sedang mengambil S3. Usia RN adalah 38
juga membuka praktek di rumah mulai pukul tahun dan telah menekuni profesinya selama 11
18.00-21.00, kecuali dihari Sabtu, Minggu dan tahun. Setiap senin-jumat RN biasa berangkat
hari besar nasional. Suami NA bekerja sebagai kekantor pukul 07.00-17.00.RN bersuamikan
pegawai swasta di bidang telekomunikasi seorang karyawan swasta yang bekerja di
dan memiliki jam mulai pukul 07.30 sampai sebuah perusahaan multinasional diMalaysia
15.30 dari hari Senin sampai Jumat. Dari sehingga suaminya hanya pulang setiap dua
pernikahannya NA telah dianugerahi seorang atau tiga bulan sekali. Dari pernikahannya
putri yang saat ini berusia 2 tahun 8 bulan. NA RN telah dianugerahi dua orang putra, yang
adalah anak bungsu dari delapan bersaudara masing-masing berusia 7 dan 5 tahun . Selain
dan semua kakaknya telah hidup dengan mapan. anaknya, RN tidak mempunyai tanggungan
Ayahnya sendiri adalah seorang dokter spesialis keluarga lain. Alasan RN menekuni
terkemuka di kota Yogyakarta dan sampai saat karir sebagai staf pengajar adalah untuk
ini masih aktif bekerja sehingga keluarga NA mengamalkan ilmu yang ia peroleh sewaktu
tidak mempunyai tanggungan lain diluar anak. kuliah, mandiri, mendukung perekonomian
Alasan utama NA bekerja adalah mengamalkan keluarga dan sarana mengembangkan diri.
ilmu yang ia peroleh ketika kuliah, bersosialisasi Keluarga RN mendukung sepenuhnya karir
dan mendukung perekonomian keluarga . RN baik itu suami, anak, maupun keluarga
Keputusan NA bekerja sebagai dokter didukung besarnya yang tidak berdomisili di Gorontalo.
sepenuhnya oleh keluarganya, terutama ayah
NA karena tidak ada satupun kakak NA yang sImPulan
memilih berprofesi sebagai dokter. Berdasarkan uraian hasil penelitian
Sedangkan responden kelima adalah yang telah dikemukakan dapat disimpulkan
seorang wanita yang menjadi manajer sebagai berikut: Penyebab munculnya work
personalia di sebuah bank BUMN terkemuka family conflict pada wanita bekerja bersumber
di Yogyakarta berinisial MI. Usia MI saat ini 42 baik dari pekerjaan maupun keluarga.
tahun dan telah bekerja disana selama kurang Sumber dari pekerjaan yaitu working time
lebih 14 tahun. Mengingat kedudukannya arrangements dan job content dialami oleh
yang relatif penting dibank tersebut maka responden BD, DM, AR, NA, MI, dan RN.
MI bekerja dari Senin-Jumat mulai pukul Sedangkan sumber dari keluarga adalah
08.00-15.00.MI menikah dengan seorang

[ 67 ]
Kuriositas, Edisi VIII, Vol. 1, Juni 2015

karakteristik situasi rumah tangga, yaitu teman maupun keluarga dan juga melakukan
memiliki tanggungan yang menuntut perhatian hoby atau kesenangan pribadi.
lebih, seperti pada responden BD DM, AR serta
keterbatasan atau ketiadaan bantuan untuk Daftar Pustaka
menyelesaikan tanggung jawab rumah tangga
Abbott,J.,Cieri,H.D.,& Iverson,R.D., 1998.
seperti yang dialami oleh responden NA. Work
Costing turn over : Implication of work/
family conflict mengakibatkan banyak dampak family conflict at management level. Asia
negatif yang dirasakan tidak hanya oleh wanita Pasific Journa l of Human Resource,Vol.36
bekerja itu sendiri melainkan juga lingkungan No.1.
sosialnya (keluarga dan rekan sekerja). Blau,G.,1995. Influence of group latenesson
Dampak terhadap diri wanita bekerja individual lateness: Across-level
dalam bentuk gangguan psikologis (dialami examination. Academy of Management
oleh BD, DM, AR, NA, dan MI)dan gangguan Journal, Vol.38. No.5.
kesehatan yang dialami oleh AR, NA,dan RN Conlon,E.J.,&Stone,T.H.1992. Absence schema
akan berpengaruh terhadap kemampuannya and managerial judgement. Journal of
menyelesaikan pekerjaan di kantor, maupun di Management,Vol.18 No.3.
rumah. Sedangkan dampak terhadap anggota Dalton, D.R. & Todor,W.D. 1993. Turn
keluarga (dialami oleh anggota keluarga BD, over, transfer, absenteeism: An
DM, AR, NA, MI dan RN), berupa perasaan interdependent perspective. Journal of
terabaikan dan kurang mendapat perhatian Management,Vol.19 No.2.
dari wanita bekerja, sikap dan perilaku yang Frone,M.R.,Russell,M.,&cooper,M.l.,1992.
kurang atau tidak menyenangkan dari Prevelenceofwork-family conflict : Are
wanita bekerja saat mengalami konflik. work and family boundaries asymetrically
Dalam kaitannya dengan organisasi, work permeable?. Journal of Organizational
family conflict pada wanita bekerja akan Behavior, Vol.13 January.
menurunkan produktivitas kerjanya sehingga Frone, M.R.,2000.Work-family conflict
dapat memengaruhi kinerja organisasi. and employee psychiatric disorder:The
Guna mengatasi work family conflict national comorbidity survey.Journal of
yang dihadapi wanita bekerja menggunakan Applied Psychology,Vol.85 No.6.
kombinasi strategi coping yang berfokus Goodstein, J.D., 1994. Institutional pressure
pada masalah (problem based coping) dan and strategic responsiveness: Employer
berfokus pada emosi (emotion based coping). involvement in work-family issue.
Problem based coping dilakukan dengan Academy of Management Journal,Vol
mengambil tindakan untuk memodifikasi, No.2.
menghindari atau memperkecil sumber Hendrix, W.H., Spencer, B.A., &Gibson,
konflik seperti mempekerjakan pembantu RT, G.S., 1994. Organizational and
extraorganizational factors affecting
membuat skala prioritas, maupun menjaga
stress, employee well-being, and
komunikasi dengan anggota keluarga yang
absenteeism formales and females. Journal
lain telah dilakukan oleh semua responden.
of Business and Psychology,Vol.9No.2.
Sedangkan emotion based coping dilakukan
Judge,T.A., 1993. Does affective disposition
dengan mencoba menghilangkan perasaan
mode ratethe relationship between job
tidak nyaman akibat konflik. Strategi coping
satisfaction andvoluntary turnover?.
ini dilakukan secara pribadi (solitary coping) Journal of Applied Psychology, Vol. 78
seperti tekun beribadah (dilakukan oleh BD, No.31.
DM, AR, dan NA) maupun melibatkan orang
lain (social coping) seperti berbagi dengan

[ 68 ]
Hj. Darmawati – Dinamika Dual Carier Family Atau Work-Family Conflict Pada Ibu Yang Bekerja...

Lum,L., Kervin,J., Clark,K.,Reid,F., & Sirola, W., Suryohadiporjo, Sayidiman. 1987. Menghadap
1998. Explaining nursing turn overintent: Tantangan Masa Depan. Jakarta: PT.
job satisfaction, pay satisfaction, or Gramedia
organizational commitment?. Journal Suwondo, Nani. 1981. Kedudukan Wanita
of Organizational Behavior, Vol.19 July. Indonesia dalam Hukum dan Masyarakat.
Martocchio, J.J, 1992. The financial cost of Jakarta: Ghalia Indonesia.
absence decision. Journal of Management, Tilaar, Martha.1991. Citra Wanita Indonesia
Vol.18 No.1 Tahun 2000. Kemandirian Dalam
Mitra,A.,Jenkins,Jr.,G.D.,&Gupta,N.,1992. Menjawab Tantangan Pembangunan.
Ameta-analytic review of the relationship Vecchio,R.P., & Norris,W.R., 1996. Prediction
between absence and turnover. Journal of employee turn over from performance,
Applied Psychology, Vol.77 No.6. satisfaction,andleader-memberexchange.
Mobley, W.H., 1977. Intermediate linkages in Journal of Business and Psycology, Vol.11
the relationship between job satisfaction No.1,.
and employee turn over. Journal of Vinokur,A.D.,Pierce,P.F.,&Buck,C.L.,1999.
Applied Psycology,Vol.62. Work-family conflict of women in the air
Noerhadi, Toeti Heraty. 1991. Wanita dan force: their influence on mental health and
Kepemimpinan dalam Tan, Melly G. functioning. Journal of Organizational
Perempuan Indonesia Pemimpin Masa Behavior, Vol.20.
Depan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Wexley,K.N, & Yulk, G.A., 1998. Perilaku
Notopuro,Hardjito. 1984. Peranan Wanita Organisasi dan Psikologi Personalia
dalam Masa Pembangunan di Indonesia. Jakarta: BinaAksara,.
Jakarta: Ghalia Indonesia. Yang, N., Chen, C.C., &Zou, Y., 2000. Source
Siagian,S.P.,(1995). Teori Pengembangan of work-family conflict: A sino-U.S.
Organisasi. Jakarta: Sinar Grafika Offset. comparison of the effect of work and family
Steel,R.P., & Rentsch,J.R., 1995. Influenceof demands. Academy of Management
cummulation strategies on the long-range Journal, Vol.43 No.1.
prediction of absenteeism. Academy of
Management Journal, Vol.38 No.6.

[ 69 ]

You might also like