You are on page 1of 4

Rerangka Konseptual FASB

Tujuan Pelaporan Keuangan Menurut FASB


Tujuan pelaporan adalah hal mendasar yang penting dalam sebuah kerangka konseptual.
FASB menyusun tujuan pelaporan berdasarkan pada ketiga aspek berikut:
1) Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomi, hukum, politik. dan
sosial dimana akuntansi diterapkan.
2) Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi dalam
pelaporan keuangan.
3) Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu luasnya informasi
yang dibutuhka oleh berbagai pihak pengguna dengan berbagai kepentingannya.

Kriteria Kualitas Informasi

Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus
memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat
beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.

a. Kualitas Primer

Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.

1) Relevansi.

Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah
keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat
dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak
relevan. Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni
mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus
memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa
yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness).
Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan
kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.

2) Keandalan.

Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas dari
kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-individu
pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari
informasi.

3) Keberdayaujian (verifiability)
Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi akuntansi
berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi harga perolehan
fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan).
Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan konsensusa
mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan taksiran umur
ekonomis.

4) Kenetralan (neutrality)

Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai. Oleh
karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada
kelompok tertentu.

5) Kejujuran penyajian (representational faithfulness)

Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.

b. Kualitas Sekunder

Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan dan
konsistensi.

1) Keberdayabandingan

Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan
dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau
membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal).
Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.

2) Konsistensi

Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila


mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian
serupa, dari periode ke periode.

Elemen-elemen Statemen Keuangan

SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya bukan hanya
perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-elemen laporan
keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam, yaitu: aktiva, kewajiban,
ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan,
beban, keuntungan, dan kerugian. Adapun bagi organisasi nirlaba ada 7 macam, yaitu: aktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.

Pengakuan dan Pengukuran

1. Asumsi-Asumsi Dasar.
Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar
akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat
dipraktikkan.

a. Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption)

Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah
dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).

b. Kesinambungan (going concern)

Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi kelangsungan hidup yaitu
perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.pengalaman mengindikasikan bahwa,
meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan
hidup yang panjang

c. Asumsi unit moneter (monetary unit assumption)

Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas
perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.

d. Asumsi periodisitas (periodicity assumption)

Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan
mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun, pengambil keputusan tidak
bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Asumsi periodisitas
(periodicity assumption) atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah
perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode waktu ini bervariasi,
tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan dan tahunan

2. Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi

a. Biaya historis (historical cost)

GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan
berdasarkan harga akuisisi. Kos(cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan
penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.

b. Pengakuan pendapatan

Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasikan dan (2) telah
dihasilkan.

c. Prinsip Penandingan (matching principle)

Beban untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu
atau dengan periode tertentu.. Beban diakui:

1) jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau
penyerahan jasa,
2) pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hub.
Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa,

3) dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh:
depresiasi.

d. Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure principle)

Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan
mencerminkan trade off penilaian, seperti:

1) Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai

2) Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.

Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-
pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan.

You might also like