You are on page 1of 5

YAYASAN SASMITA JAYA

UNIVERSITAS PAMULANG
SK MENDIKNAS NO. 136/D/0/2021
JL. Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan Banten
Telp. (021) 7412 566 Fax.(021)7412491

Nama Mahasiswa : Lulu Atul Fatimah Mata Kuliah : Hukum Adat


Nomor Induk Mahasiswa : 191010200438 Nama Dosen : SITI CHADIJAH, S.H.,M.H
Semester : 3 (Tiga) Nilai :
Progam Studi : Hukum Kelas : V.245

LEMBAR JAWABAN

1. a) Saat ini masih bnyak perampasan tanah adat yang dilakukan oleh pmerintah maupun
perusahaan. Selain itu, masih terjadi kriminaliasi terhadap masyarakat adat. Oleh sebab itu,
payung hukum untuk masyarakat adat penting sebagai pemenuhan hak-hak masyarakat
adat oleh pemerintah. Pengesahan RUU Masyarakat Adat bukan saja perkara negara untuk
melindungi dan memenuhi hak-hak masyarakat adat tetapi juga sebagai bagian dari
penyelamatan rakyat indonesia. Adanya payung hukum untuk masyarakat adat juga untuk
mamastikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak perempuan adat baik diranah negara
maupun masyarakat adat. Dengan adanya RUU Masyarakat Adat diharapkan dapat
meningkatkan kualitas tata kelola sumber daya alam dan mencegah peraktik korupsi yang
menyebabkan kerusakan lingkungan dan sumberdaya alam lainya, serta dapa memperbaiki
hubungan anatara egara dengan masyarakat adat.
b) Dalam RUU Masyarakat Hukum Adat yang perlu diatur adalah
1) Pada UU No. 32 Tahaun 2009 Tentang perlindungan dan Pengelolaan
lingkungan hudup.
2) UU No. 41 Tahun 1999 Tentang kehutanan.
3) UU No. 18 Tahun 2013 Tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan
hutan.
Karena keberadaannya RUU masyarakat adat dipandang tidak penting bagi sebagian
masyarakat, padahal itu yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat adat. Karena hukum adat
adalah konstitusi yang mengamanatkan negara mengakui dan menghormati kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak tradiionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip negara kesatuan republik indonesia yang diatur
dalam UU diatas.

2. a) Hukum adat masuk dalam delik pidana hukum adat yang mengatur masyarakat
hukum adat sebagai satu kesatuan kosmos yang seimbang. Jika terjadi pelanggaran pidana
adat maka akan mengganggu keseimbangan itu. Dan dengan adanya sanksi adat yang
berfungsi sebagai pengembaliannya ketidak seimbangan kosmos itu. Dalam pasal 2 ayat 1
dan 2 RUU KUHP yang mendefinisikan hukum adat sebagai hukum yang hidup dalam
masyarakat. Dan hukum yang hidup dalam masyarakat itu berlaku dalam tempat hukum itu
hidup dan sepanjang tidak diatur dalam KUHP dan sesuai dnegan Pancasila,UUD 1945,
HAM dan asas hukum umum yang diakui masyarakat beradab.
b) Karena RUU ini dinilai berpotensi memicu efek negatif terhadap sektor swasta,Yang
menyangkut adopsi hukum adat.
Penjelasan Pasal 2 ayat ( 1 ) RUU KUHP “ Dalam pasal ini yang dimaksud dengan hukum
yang hidup dalam masyarakat yang menentukan bahwa seseorang patut dipidana adalah
hukum pidana adat. Hukum yang hidup dalam masyarakat dalam pasal ini berkaitan dengan
hukum yang masih berlaku dan berkembang dialam kehidupan masyarakat indonesia.
Dibeberapa daerah masih terdapat ketentuan hukum yang tidak tertulis, yang hidup dalam
masyarakat dan berlaku sebagai hukum didaerah tersebut yang menentukan bahwa
seseorang patut dipidana. Untuk memberikan dasar hukum mengenai berlakunya hukum
pidana(Delik ) adat. Perlu ditegaskan oleh pemerintah yang berasal dari peraturan daerah
masing masing. Kompilasi ini memuat mengenai hukum yang hidup dalam masyarakat
yang dikualifikasikan sebagai tindak. pidana adat”

3. a) UU 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan memiliki pertimbangan bahwa sesuai dengan


falsafah Pancasila serta cita-cita untuk pembinaan hukum nasional. Perlu adanya Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1974 sebagaimana menyebutkan bahwa sebagai Negara yang
berdasarkan Pancasila, dimana Sila yang pertamanya ialah Ketuhanan Yang Maha Esa,
maka perkawinan mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama/kerohanian,
sehingga perkawinan bukan saja mempunyai unsur lahir/jasmani, tetapi unsur
bathin/rokhani juga mempunyai peranan yang penting. Membentuk keluarga yang bahagia,
dapat hubungan dengan keturunan, yang pula merupakan tujuan perkawinan, pemeliharaan
dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua.
b) contoh perkawinan yang dilarang larangan: perkawinan tradisi Kebo Balik Kandang
yang ada pada Masyarakat Desa Sugihwaras Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk
Jawa Timur. Adalah, laki-laki dan perempuan dilarang melangsungkan perkawinan jika
orang tua mereka dahulu satu desa, dan salah satu orang tua dari mereka, sebelum
melangsungkan perkawinan telah pindah dari desa tersebut.
Dan perkawinan nyerod di Bali.
Jenis perkawinan ini dilakukan dengan cara diam diam atau lari bersama dikarenakan tidak
disetujui oleh pihak keluarga perempuan. Alasan tidak disetujuinya atau tidak diizinkan
perkawinan ini oleh salah satu pihak orang tua mempelai salah satunya disebabkan adanya
perbedaan kasta/wangsa antara pihak laki laki dan pihak perempuan. Pada zaman dahulu
perkawinan nyerod ini sangat di hindari dan dilarang dikarenakan sanksi bagi yang
melakukannya. Sanksi hukum dikenakan bagi pasangan yang melakukan perkawinan
nyerod ini baik bagi mempelai laki laki dan mempelai perempuan, antara lain penurunan
kasta bagi mempelai perempuan, hukuman buang keluar Bali yang dikenal dengan
hukuman selong bagi kedua mempelai, bahkan sampai hukuman labuh gini dan labuh batu.

4. a) Dampak positif yang muncul dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah pada


pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung adalah Demokrasi langsung makna
kedaulatan rakyat akan Nampak secara nyata akan diperoleh kepala daerah yang mendapat
dukungan luas dari rakyat sehingga memiliki legitimasi yang kuat. Pemerintahan daerah
akkan kuat karena tidak mudah diguncang oleh DPRD. Melalui pemilihan kepala daerah
secara langsung, suara rakyat menjadi sangat berharga. Dengan demikian kepentingan
rakyat memperoleh perhatian yang lebih besar oleh siapapun yang berkeinginan
mencalonkan diri sebagai kepala dearah.
Dampak Negatif:
1) Kemungkinan muncul konflik kepentingan antara pusat dan daerah provinsi dan
antar daerah provinsi dan kabupaten/kota, dan antar daerah yang berkaitan dengan
pendayagunaan sumber daya alam, seperti sumber daya air, hutan ,lautan,
lingkungan hidup dan lain sebagainya terutama dalam hal menentukan urusan wajib
dan urusan pilihan
2) Kemungkinan terjadi kolusi dan money politic atau bentuk-bentuk semacamnya
antara DPRD KPUD dan partai politik, baik sebagai pendukung calon partai atau
gabungan partai politik , maupun sebagai kendaraan politik yang digunakan oleh
calon perseorangan
3) Apabila pemilu ada secara langsung dilaksanakan secara tidak benar, tidak jujur dan
penuh kecurangan, maka rakyat tidak percaya pada sistem yang ada, sehingga akan
terbentuk sikap saling curiga, tidak percaya bahkan akan ada konflik antar
pendukung.
b) Sistem noken merupakan salah satu sistem hukum pemilu yang diakui oleh sistem
hukum nasional yang berlaku di daerah papua. Menurut saya sistem noken ini perlu
dipertahankan sebagai keunikan atau cirikhas yang dimiliki Indonesia di daerah Papua.
Namun dilihat dari kekurangannya sistem noken ini ada baiknya pula harus diperketat
secara pengawasannya, dan demi menghindari konflik setelah diadakannya pemilu harus
diadakan musyawarah mufakat terlebih dahulu sebelum dilaksanakannya sistem noken
dimana yang diawasi oleh pihak yang berwenang (yang tidak memihak siapapun),
kemudian dengan membuat perjanjian atau sumpah diharpkan supaya tidak ada yang
berlaku curang dan saling percaya, dan setelah selesai pelaksanaanya para masing-masing
kubu saling berjabat tangan.

5. Putusan MK dengan nomor perkara 97/PUU-XIV/2016 atas dikabulkannya Judicial


review Undang-Undang 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaiman
telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Perubahan atas
Undang-Undang 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Dengan begitu
berarti putusan Mahkamah Konstitusi tersebut sama halnya dengan membiarkan
“perselingkuhan” manusia dengan Tuhan .“Tuhan Tak Lagi Esa ”. Dengan demikian
secara tidak langsung mengaburkan makna negara Indonesia sebagai negara berketuhanan
sehingga bertentangan dengan landasan Idiil Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Pancsila. Kesimpulan ini didasari bahwa para penganut aliran kepercayaan, selain
menganut aliran kepercayaan tetentu namun pada sisi lain mereka juga menganut agama
yang diakui di indonesia bahkan banyak yang menganut agama samawi (Islam,
nasharanii,). Ini sebagaimana diulas dalam BAB IV bahwa aliran kepercayaan yang di
anut di oleh sebagian masyarakat di Kapubaten Sidrap dalam memenuhi hak hak sipilnya
seperti mengurus KK,Pernikahan menggunakan agama Hindu atau Budha di Kementrian
agama maupun KUA setempat. Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan putusan
yang tidak hanya mengikat para pihak (inter parties) tetapi juga harus ditaati oleh
siapapun (erga omnes). Asas erga omestercermin dari ketentuan yang menyatakan bawa
putusan MK langsung dapat dilaksanakan dengan tidak memerlukan lagi keputusan
pejabat yang berwenang kecuali peraturan perundang-undangan mengatur lain. Putusan
tersebut sebaiknya diubah melalui mekanisme sistem perundangundangan yakni
melakukan pembahasan di DPR dan kemudian disbutkan agar bunyi pasal tersebut tetap
ada namun juga menambahkan bunyi pasal tambahan untuk mengakomodir aliran
kepercayaan dengan cara menambahkan kolom tambahan pada KTP dan/KK bagi para
penganut kepercayaan. Sebab perubahan kaidah atau norma dapat hanya dapat
ditimbulkan oleh pihak yang berwenang dalam mengemban hukum.yakni dengan melalui
Pembentuk dengan merumuskan kembali, menghapus, membentuk norma baru atau
dengan cara melalui pengadilan yakni melalui interpretasi sebuah norma hukum oleh
hakim.

You might also like