You are on page 1of 27
MAKALAH PERKEMBANGAN SISTEM DAN LEMBAGA PENDIDIKAN DIMASA KOLONIAL Makalah Ini Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata kuliah Sejarah Pendidikan Dosen Mata Kuliah: Anny Wahyuni, M.Pd Disusun Oleh Kelompok 5 : Epa Azizatun Ningsih (A1A223010 ) Micko Muarif Ardian (14223012) Fara Freselia Detia Putri (A1A223022 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2024 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat- Nya kepada saya kepada penulis sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini, Salawat dan salam selalu tercurah atas Rasulullah SAW, keluarganya dan para sahabat serta semua umatnya. Saya sadar sepenuhnya bahwa semua pembuatan-makalah yang di buat masih kurang dan jauh dari kesempurnaan dikarenakan kekurangnya pemahaman, pemahaman pada pokok masalah ini. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan tugas makalah di masa yang akan datang. Demikian praktisnya dalam penyusunan tugas makalah ini dengan judul “PERKEMBANGAN SISTEM DAN LEMBAGA PENDIDIKAN DIMASA KOLONIAL” semoga tugas maka lah ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pembaca. JAMBI, 19 FEBUARI 2024 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR wise DAFTAR ISI... BABI PENDAHULUAN sein Go acose Nope ia) © 082269331681 a 12 BABI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pendidikan sudah dimulai sejak adanya manusia, Pendidikan itu diperoleh dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini tidak bisa dilepaskan dari perkembangan pendidikan yang terjadi dimasa lampau, Dimana pendidikan sisa-sisa zaman Kolonial itu masih ada di zaman sekarang. Perkembangan pendidikan dizaman pra kolonial dan ketika zaman kolonial yang mampu melahirkan kaum Intelektual muda Indonesia yang menjadi tokoh sentral dalam pergerakan kebangsaan Indonesia Pada awal abad ke 20 ada keinginan dari golongan orang Belanda untuk mengubah, cara penjajahannya di Indonesia, golongan ini menyebut dirinya sebagai kelompok etika, pelopornya adalah Van Deventer. Politik Erika ini terdengar pengaruhnya terasa juga terasa sampai ke daerah jajahan Belanda di Sumatera Utara. Penghidupan para karyawan yang. sangat sengsara menyebabkan seringnya terjadi kerusuhan di perkebunan- perkebunan Belanda, bukan hanya para karyawan yang tidak senang terhadap pemerintah Belanda tetapi juga penduduk setempat. Akibat seringnya terjadi kerusuhan yang dilakukan oleh penduduk di perkebunan maka, hal ini menimbulkan kerugian pada pihak Belanda sebagai pengusaha perkebunan, Kerusuhan ini harus dihentikan oleh Belanda untuk menjamin keberlangsungan para penanam modal asing yang menanamkan modalnya di perkebunan di Sumatera Timur. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Proses masuknya pendidikan Barat Ke Indonesia? Bagaimana Sistem pendidikan Kolonial ? Apa Saja Jenis dan jenjang pendidikan Kolonial? Bagaimana Guru pada masa Kolonial? Apa saja Embbrio Tokoh-Tokoh Pendidikan Nasional ? ae ND 1.3 TUJUAN PENULISAN . Mengetahui Proses masuknya pendidikan Barat Ke Indonesia Mengetahui Bagaimana Sistem pendidikan Kolonial Mengetahui Jenis dan jenjang pendidikan Kolonial Mengetahui tentang Guru pada masa Kolonial eee LJ-FOS ery Pepe aG © 082269331681 Thank You BABII PEMBAHASAN 2.1 PROSES MASUKNYA PENDIDIKAN BARAT KE INDONESIA. Berita Islam_di-Indonesia telah diterima-sejak-orang_Venesia-(Italia) yang bernama Marcopolo 'singgah di Kota Perlak dan menerangkan bahwa sebagian besar penduduknya telah beragama Islam (Mansur, 2004). Sampai sekarang belum ada bukti tertulis tentang kapan tepatnya Islam masuk ke Indonesia, namun banyak teori yang memperkirakannya, Pada umumnya teori- teori tersebut dikaitkan dengan jalur perdagangan dan pelayaran antara Dunia Arab dengan Asia Timur.Pulau Sumatra misalnya, karena letak geografisnya, sejak awal abad pertama Masehi telah menjadi tumpuan perdagangan antarbangsa dan pedagang- pedagang yang datang ke Sumatra (Alfian, 2005). Mereliti sejarah bangsa Indonesia tidak akan lepas dari umat Islam, baik dari perjuangan melawan penjajah maupun dalam lapangan pendidikan, Melihat kenyataan betapa bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam mencapai keberhasilan dengan berjuang secara tulus ikhlas mengabdikan dir untuk kepentingan agamanya disamping mengadakan perlawanan militer, Perlu diketahui bahwa sejarah pendidikan Islam di Indonesia mencakup fakta-fakta atau kejadian-kejadian. yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, baik formal maupun non formal. Yang dikaji melalui pendekatan metode oleh sebab itu pada si iP disiplin ilmu jelas membutuhkan pendekatan metode yang bisa memberikan motivasi dan mengaktualisasikan serta: memfungsikan semua kemampuan kejiwaan yang material, naluriah, dengan ditunjang kemampuan jasmaniah, sehingga benar-benar akan mendapatkan apa yang telah diharapkan, Penaklukan bangsa Barat atas dunia Timur dimulai dengan jalan perdagangan, kemudian dengan kekuatan militer. Selama zaman penjajahan Barat itu berjalanlah proses i Indonesia. Kedatangan bangsa Barat ‘memang telah membawa kemajuan teknologi. Tetapi tujuannya adalah untuk meningkaatkan hasil penjajahannya,bukan untuk kemakmuran bangsa yang dijajah. Begitu pula di bidang pendidikan. Mereka memperkenalkan sisitem dan metode baru tetapi sekedar untuk menghasilkan tenaga yang dapat ‘membantu kepentingan mereka dengan upah yang murah dibandingkan dengan jika mereka harus mendatangkan tenaga dari Barat, Apa yang mereka sebut pemabaharuan pendidikan itu adalah westernisasi dari kristenisasi yakni untuk kepentingan Barat dan Nasrani. Di samping itu sebagai bangsa penjajah pada umumnya mereka menganut pikiran Machievelli yang menyatakan antara lain: 1, Agama sangat diperlukan bagi pemerintah penjajah 2, Agama tersebut dipakai untuk menjinakkan dan menaklukan rakyat. 3. Setiap aliran agama yang dianggap palsu oleh pemeluk agama yang bersangkutan harus dibawa untuk memecah belah dan agar mereka berbuat untuk meneari bantuan kepada pemerintah, 4, Janji dengan rakyat tak perlu ditepati jika merugikan, 5, Tujuan dapat menghalalkan segala cara. Pendidikan agama Islam yang telah ada dipondok pesantren, masjid, musholah, atau yang lainnya tidak membantu pemerintah Belanda menjadi acuan pada waktu itu, Dengan begitu mereka terapkan berbagai peraturan dan kebijakan diantaranya: a, Pada tahun 1882 pemeritah Belanda_membentuk suatu badan khusus pendidikan Islam yang mereka sebut priesterraden. Dari nasihat badan inilah pada tahun 1902 pemerinatah Belanda mengeluarkan peraturan baru yang isinya bahwa orang yang memberikn pengajaran atau pengajian agama Islam harus terlebih dahulu meminta izin kepda pemerintah Belanda b. Tahun 1925 keluar lagi peraturan yang lebih ketat terhadap pendidikan agama Islam yaitu bahwa tidak semua orang (kiai) boleh memberikan pelajaran mengaji terkecuali telah mendapat semacam rekomendasi atau persetujuan pemerintah Belanda, ¢. Kemudian pada tahun 1932 keluar lagi peraturan yang isinya berupa kewenangan untuk memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak ada izinya atau memberikan pelajaran yang tidak disukai oleh pemerintah Belanda yang disebut ordonasi sekolah liar (wilde school ordonantie) Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan model barat membawa arti positif bagi perkembangan pendidkan Islam dan kemajuan masyatakat terjajah, Orang-orang pribumi yang belajar disekolah-sekolah Belanda menjadi ‘mengenal sistem kelas, pemakaian meja dan bangku, metode belajr mengajar ‘modem, dan ilmu pengetahuan, Sclain itu mereka juga mengenal surat kabar atau majalah yang sangat bermanfaat untuk mengikuti perkembangan zaman. Akhimya dapat melahirkan muslim yang memiliki pola pikir dan wawasan rasional, Pandangan rasionallah yang menjadi salah satu pendorong untuk mengadakan pembaharuan diberbagai bidang, diantamya adalah perubahan dibidang kegamaan, Pada awal abad ke-20 Indonesia telah dimasuki ole hide pembaharuan pemikit Islam, sekaligus ide-ide juga memasuki dunia pendidikan. Salah satuyang terlihat dari pembaharuan pendidikan itu adalah ‘munculnya uapya-upaya pembaharuan dalam bidang materi, metode Dampak dari muneulnya ide-ide pembaharuan dalam bidang Islam yang tidak lagi beriorentasi pilah antara ilmu agama dan umum,tetapi setidaknya walaupun belum seimbang, sudah memunculkan pemikiran untuk mengangap penting kedua ilmu tersebut. Fenomena inilah yang berlangsung pada awal abad ke20 dan ini menjadi dasar bagi pengembangan penyatuan kedua ilmu ini untuk seterusnya. Bila diklasikasikan bentuk dan jenis lembaga pendidikan Islam pada ‘masa penjajajhan Belanda pada awal dan pertengahan abad ke-20, adalah: 1. Lembaga pendidikan pesantren yang masih berpegang secara utuh kepada budaya dan tradisi pesantren, yakni:mengajarkan_kitab-kitab klasik sematamata. 2. Lembaga pendidikan sekolah-sekolah Islam, di lembaga ini di sampingmengajarkan ilmu-ilmu umum sebagai materi pokoknya, juga ‘mengajarkan ilmu-ilmu agama, 3. Lembaga pendidikan _madrasah, lembaga ini adalah mencobal ‘mengadopsi sistem pesantren dan sekolah, déngan menampilkan sistem baru. Ada unsurunsur yang diambil dari pesantren dan ada pula unsure- unsur yang diambil dari sekolah. 2.2 SISTEM PENDIDIKAN KOLONIAL, Pendidikan merupakan usaha untuk mengantar manusia menemukan pribadi sebagai seorang dewasa yang dapat berdirisendiri dan bertanggungjawab, melalui pendidikan masyarakat dapat _bebas, mengembangkan cipta, rasa, dan karsanya supaya dapat berbakti kepada ‘Nusa, Bangsa, dan seluruh umat manusia, Sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh penjajah memiliki sifat berbeda karena mempunyai tujuan tertentu, Pada waktu penjajahan Belanda terjadi eksploi iwa dan raga karena pendidikan pada waktu itu hanya sematamata untuk kepentingan penjajah ( Mangunpranoto, 1978:3). Sistem pendidikan kolonial yang pernah, berlaku di Indonesia mempunyai karakteristik yang spesifik, yaitu adanya jurang pemisah antara penjajah dan yang terjajah. Masing-masing (penjajah dan yang terjajah) merupakan lapisan dalam masyarakat (Umamah, 1997:1). Ciri lain yang paling mencolok dari sistem masyarakat kolonial adalah adanya, diskriminasi peranan antara golongan Eropa dan golongan Bumiputra. Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia pada mulanya tidak ada kaitannya dengan bidang pendidikan yang justru akan menghabiskan dana, sedangkan dalam masyarakat 6 Indonesia pada waktu itu sudah dikenal sistem pendidikan model pesantren (Salindri, 1996:15) Pada tahun 1900 C. Th. Van Deventer mengungkapkan gagasannya yaitu Politik Etis, Pendidikan tahun 1900 merupakan kelanjutan dari pendidikan pada jaman VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). Tujuan pendidikan sedikit berbeda, karena disesuaikan dengan tuntutan jaman, Pada Jaman VOC pendidikan bertyjuan untuk mencetak tenaga buruh kasar dan elite sosial, sedangkan pendidikan setelah politik. ctis bertujuan untuk mencetak teniaga kerja terdidik untuk dijadikan sebagai tenaga kerja kelas, menengah dan untuk menciptakan elite sosial. Segala macam.tujuan dan kebijakan politik yang dibuat dan diterapkan oleh Belanda semata-mata hanya untuk kepentingan pemerintah kolonial Belanda, Secara tematikal, fokus permasalahan dalam penelitian skripsi ini adalah (1) kebijaksanaan sistem pendidikan kolonial Belanda di Indonesia tahun 1900 — 1942; (2) komponen-komponen sistem pendidikan jaman kolonial Belanda di Indonesia tahun 1900 ~ 1942; (3) penyelenggaraan pendidikan kolonial Belanda di Indonesia tahun 1900 — 1942. Segi tempat (spasial) penelitian ini adalah negara Indonesia, Mengingat negara sasaran atau target penjajahan yang dilakukan oleh Belanda adalah Indonesia. Segi ‘waktu (temporal) penelitian ini adalah dimulai pada tahun 1900 sampai tahun 1942. 2.3. JENIS DAN JENJANG PENDIDIKAN KOLONIAL Terdapat beberapa citi pendidikan pada periode kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, antara lain: a. Bersifiat formal karena proses belajar mengajar tidak melalui institusi yang formal. b. _ Berpusat pada religi, yaitu ajaran agama Hindu dan Buddha. . Aristokratis dimana pendidikan hanya diikuti oleh segolongan masyarakat saja, yaitu para raja dan bangsawan. Kaum bangsawan biasanya mengundang guru untuk mengajar anak-anaknya di istana 7 disamping ada juga yang mengutus anak-anaknya yang pergi belajar ke guru-guru tertentu, d. Pengelola pendidikan adalah kaum Brahmana untuk agama Hindu dan para Biksu untuk agama Buddha. Apabila ditinjau pada peninggalan Raja Mulawarman (abad 4 - 5) di Kutai, peninggalan itu berupa sebuah batu tertulis (yupa) dalam tulisan Pallawa di dalam bahasa Sanskerta, Ini menuinjukkan adanya pengaruh Agama Siwa. Demikian juga peninggalan Purnawarman di Jawa Barat dalam tulisan Pallawa di dalam bahasa Sanskerta, Dari tulisan-tulisan itu dapat diketahui bahwa di Jawa Barat pemnah berdiri kerajaan Tarumanegara. Prasatiprasasti tersebut didirikan para pendeta dari golongan Brahmana Karena pada masa tersebut hanya mereka saja yang dapat membaca kitab-kitab suci seperti kitab Weda, Mereka pula yang bertugas memberikan korban-korban dan menyanyikan pujian-pujian kepada dewa-dewa. Golongan inilah yang dapat menggunakan bahasa Sansekerta dan kan huruf Pallawa, sebagai bahasa resmi, Sehingga dapat dikatakan, pen hanya ditujukan pada golongan yang berkasta tinggi saja, berhubung dengan kewajibannya sebagai penyuluh rakyat dan penghubung antara dewata dan rakyat Pada abad ke-6 berkembanglah di Sumatra sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Sriwijaya yang kemudian menj usat agama Budha, Raja- raja Sriwijaya wangsa Syailendra dan beragama Buddha. Empat buah batu bertulis ditemukan di Palembang, Jambi dan Bangka. Semuanya ditulis dalam huruf Pallawa di dalam bahasa Melayu tua bercampur perkataan-perkataan Sanskerta. Dan berikut ini daftar sekolah zaman colonial Belanda : 1. Hollandsch-Inlandsche School ( HIS ) Sekolah tersebut ialah Hollandsch-Inlandsche School (HIS) ("sekolah Belanda untuk bumiputera") adalah sekolah pada zaman penjajahan Belanda.Pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1914 seiring dengan diberlakukannya Politik Etis.Sekolah ini ada pada Jenjang Pendidikan Rendah (Lager Onderwijs) atau setingkat dengan pendidikan dasar sekarang. Berdirinya sekolah HIS tidak dengan jalan yang mudah kerajaan terpaksa harus membuat per} jan agar sekolah ini dapat berdiri yakni pemerintah Belanda setuju sekolah ini didirikan, asalkan para siswanya adalah anak bangsawan dan orang-orang besar kerajaan atau bangsal Eropa dan Cina.Anak rakyat biasa tidak. diterima di sekolah ini.Kemudian untuk kepala sekolah harus Bangsa Belanda dan 2/3 guru-gurunya harus orang belanda. Pada tahun 1956 akhimya sekolah yang dulunya bernama Hollandsch-Inlandsche School (HIS) yang sebelumnya berubah nama menjadi Sekolah Rakyat akhimya Resmi menjadi SD NEGERI 01 SIAK. 2. Europeesche Lagere School (ELS) ELS menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajamya. ELS atau Sekolah Rendah Eropa tersebut diperuntukkan bagi keturunan Eropa, keturunan timur asing atau pribumi dari tokoh terkemuka. ELS yang pertama didirikan pada tahun 1818 dengan lama sekolah 7 tahun (Nasution, 1994:66). ELS. hanya terbuka bagi warga Belanda di Hindia Belanda, Hollandsch- Inlandsche School (HIS) dengan lama belajar tujuh tahun, diperuntukan bagi keturunan Indonesia asli yang umumnya anak bangsawan, tokoh, terkemuka, atau pegawai negeri. Berdirinya sckolahsekolah rendah atau Hollandsch Inlandsche school (HIS) dengan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantarnya (Kutoyo, 1997:112) School (EIS) bertempat di kampung Kintelan. Pada sekolah ini, diatas Kelas tiga diberi pelajaran bahasa Belanda, Tamatan dari sekolah ini mudah diterima menjadi pegawai negeri (Kutoyo, 1997: 251). Kepala sekolahnya yang pertama bermama Raden Darmowinoto, pindahan dari Sekolah kelas II No. 2 di Jetis. Murid tamatan dari sekolah ini mudah sekali diterima menjadi pegawai negeri di berbagai kantor, begitu juga dalam dunia kerja. Mereka mendapat penghargaan lebih tinggi daripada murid tamatan Sekolah Kelas II. Dengan keadaan tersebut, maka rakyat Yogyakarta sangat terpengaruh pada pengajaran Bahasa Belanda, 3. Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) / Mosvia Pada tahun 1879, didirikar tbuah sekolah oleh pemerintah di Bandung, yang diberi nama dengan Opleidings-school Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA), Bandung, yang masa penc ikannya yaitu selama lima tahun. Pada zaman itu, masyarakat pribumi menyebutnya sebagai ‘Sukola Menak’. Peserta didik yang berada di OSVIA ‘merupakan anak para priyayi seperti Bupati, Patih serta Wedana. Murid OSVIA merupakan lulusan sekolah dasar kelas I. Di Banten, Serang, sendiri, hanya terdapat dua sekolah, sehingga dapat dibentuk OSVIA guna untuk memenuhi kebutuhan atas pegawai Hindia Belanda di Serang, karena pada saat itu, Serang merupakan pusat pemerintahan Kolonial yang ada di Banten. Tujuan dari dibangunnya lembaga pendidikan oleh Belanda, merupakan agar dapat mendidik tenaga kerja yang akan mengerjakan kepentingan Pemerintah Hindia Belanda. Kepentingan tersebut tidak lain adalah untuk mecari pegawai yang murah, serta bisa dijadikan sebagai pegawai tanpa harus mendatangkan pegawai dari Negeri Belanda. 4, Volkschool ( Sekolah Desa ) Sekolah Rakyat (Volkschool) adalah salah satu sekolah Belanda di Aceh yang menawarkan —pendidikan tiga tahun. Sekolah Rakyat yang disebut juga dengan Volkschooldidirikan oleh masyarakat secara gotong royong atas prakarsa desa dan diawasi oleh Belanda, sedangkan guru-gurunya adalah warga yang berasal dari masyarakat Aceh dan dikenal dengan sekolah Rakyat. Sekolah Rakyat (Volkschool) ini didirikan pada tanggal 30. Desember 1907 oleh Van Daalen, Gubernur Militer/Sipil Aceh. Dengan jumlah siswa38 orang, Sekolah Rakyat pertama didirikandi Aceh Besar, Ulee Lheu, yang semula bemama Sikula Mukim, . Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (Mulo) Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (disingkat_ MULO) adalah sekolah menengah pertama pada zaman pemerintah kolonial Belanda di Indonesia. Meer Uitgebreid Lager Onderwijs berarti "Pendidikan Dasar yang Lebih Luas’. MULO menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Dalam tahun 1914, terdapat kesempatan bagi para tamatan Sekolah Rendah untuk melanjutkan pendidikan mereka ke sekolah umum, yaitu MULO, setara SMP. Masa belajar di MULO yaitu tiga tahun atau dapat juga menjadi 4 tahun apabila melalui voorklas atau kelas pendahulu, MULO berperan sebagai sekolah lanjutan dari pelajaran Sekolah Rendah Belanda. Oleh sebab itu, sejak MULO didirikan, sekolah MULO sudah dapat diselenggarakan di beberapa kota secara serempak. Namun, jumlah sekolah MULO masih sangatlah terbatas. Tahun 1917, sekolah MULO baru ada di Surabaya, Madiun, Kediri, Malang, Semarang, Magelang, Yogyakarta, Surakarta, Jakarta, Bandung, Bogor, Medan, Padang, dan Makassar. Jenjang studi di MULO terdiri atas tiga tingkatan dalam tiga tahun bagi lulusan ELS dan bagi lulusan selain ELS ditambah dengan kelas persiapan selama satu tahun (total empat tahun), yaitu: + Voorklasse (Kelas Persiapan/Pendahuluan - bagi lulusan selain ELS). + Kelas © Kelas Il. + Kelas Ill. 6. Algemene Middelbare School (AMS) Salah satu sekolah yang didirikan pemerintah Hindia Belanda di Kota Yogyakarta adalah Algemenee Middelbare School (AMS). AMS pertama kali didirikan di Yogyakarta pada tahun 1919, Sebenarnya hanya ada satu sekolah lanjutan. yang menurut sistem persekolahan Belanda digolongkan ke dalam sekolah dasar, yaitu sekolah dasar yang lebih luas (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO). Kelanjutan MULO ini adalah sekolah menengah umum (Algemene Middelbare School atau AMS). AMS terbagi menjadi tiga jurusan yaitu bagian A1 : sastra klasik Timur, bagian A2 : sastra klasik Barat, dan bagian B pengetahuan alam.6 Sementara di Yogyakarta di dirikan AMS bagian B yang mempelajari tentang ilmu alam. Guru-guru AMS harus memenuhi syarat_ yang sama dengan HBS dan sering seperti di Bandung, guru yangsamamengajar di HBS dan AMS. Untuk mengajar di sekolah menengahseorang guru harus memiliki “MOAkte”, yaitu akte yang memberikan wewenang kepada pemiliknya untuk mengajar di Pendidikan Menengah (Middelbare Onderwijs). Terdapat dua jenis Akta MO, yaitu MOA dan MOB. 7. Hoogere Burgerschoo! (HBS) Sebagai kelanjutan dari kebijakan awal ma ka m uncu la h ide untuk mendirikan sekolah lanjutan. Sekolah lanjutan di bentuk sesui dan berkesinambungan dengan sekolah sebelumnya yaitu ELS. Sekolah lanjutan yang akan dibentuk diperuntukkan bagi golongan E ropa dan ka um El ite Bumiputra, Set elah be berapa kali mencoba, pada akhirnya Raja Belanda Wilem III memberi ijin untuk mendirikan sekolah lanjutan tersebut. Sekolah itu pertama kali dibuka di Batavia tahun 1860, dan untuk menghormati Raja Willem III sekolah itu diberi nama Gymnasium Willem III (atau Sekolah Menengah Willem III). “Gymnasium” di kemudian hari diubah menjadi HBS (Hogere Burgerschool) dengan lama 2 belajar 5 tahun, Sebagian besar alasannya Karena orang Eropa yang tinggal di kota dagang lainnya seperti di Sura baya j uga membutubkan sekolah semacam ini sebagai lanjutan dari ELS.Pada tahun 1875 dan 1877 didirikan masing-masing di Surabaya dan Semarang (Wasty Soemanto, 1983: 43-44), Pada tahun 1875 HBS dibentuk di Surabaya (Sumarsono Mestoko, 1979: 50-51). Pada. periode Kolonial hingga pascal kemerdekaan HBS di Surabaya pernah menemipati 3 lokasi, yang pertama tahun 1875-1881 di JI Ba liwerti , kemudian tahun 1881-1923 berada di Regentstraat (atau jalan kadipaten) dan yang terakhir tahun 1923-1950. . Kedokteran batavia / stovia Sekolah Kedokteran STOVIA diresmikan pada tahun 1902, Siswa yang terdaftar di STOVIA tersebut berasal dari Sekolah Dokter Jawa, STOVIA terdiri atas dua jurusan yaitu pertama, jurusan persiapan masa studi tiga tahun, Kedua, jurusan kedokteran dengan masa studi selam lima tahun yang kemudian berkembang menjadi tujuh tahun. Setiap siswa yang mendafiar harus lulus ujian yang mencangkup Bahasa Belanda, dan berhitung mata pelajaran yang jugax merupakan prinsip uutama pada jurusan persiapan selama tiga tahun pertama, Pada awal dibuka STOVIA ini hanya menerima siswa dari kalangan priyayi Jawa. Namun, seiring dengan berkembangnya waktu pihak dari STOVIA juga membuka pendaftaran untuk siswa baru yang berasal dari sekolah Eropa, Cina, dan sckolah bumiputra, Beberapa siswa yang diterima di STOVIA berasal dari berbagai daerah yang ada di Hindia Belanda seperti Jawa, Melayu, Manado, Ambon, Depok, dan Timor. Setiap siswa yang telah diterima di sekolah STOVIA harus berperilaku baik, memeneuhi peraturan bagi vaksinasi dan mereka wajib mengabdi kepada negara minimal selama sepuluh tahun setelah memperoleh ijazah kedokteran, ahli bedah, kebidanan pribumi, dan masing-masing harus mengikuti penempatan yang ditunjukkan oleh pemerintah, Tahun ajaran 1901-1902 dimulai pada Januari 1901 dengan 13 152 siswa untuk tahun ajaran baru berasal dari sekolah Eropa, sekolah bumiputra, dan dari Sekolah Dokter Jawa Dan berikut ini daftar sekolah buatan Cina : . Tiong Hoa Hwe Koan Karena masyarakat Tionghoa selalu didiskriminasikan oleh Koloni Belanda, membuat pemimpin Tiongkok peranakan yang berpendidikan barat membenci sikap pemerintah Belanda, dan timbulahi kebangkitan_nasionalisme dengan cara menyebarkan adat istiadat dan kebudayaan Tionghoa sesuai dengan ajaran Kong Hu Cu. Orang-orang Tionghoa peranakan sering melakukan pemborosan wang yang berlebihan untuk pesta perkawinan dan kematian yang penuh tahayul serta telah merubah adat is lat sal, Oleh karena itu mereka melakukan suatu gerakan pembaharuan untuk memperbaiki Kondisi budaya, kondisi pendidikan serta sosial.Maka tanggal 17 Maret 1900, berdirilah perkumpulan Tinghoa yang di sebut Tiong Hoa Hwee Koan ( THHK ). Organisasi Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) berdiri di sebuah rumah di Jalan Patekoan, Batavia, yang di hadiri oleh 20 Orang peserta. Organisasi ini di pimpin oleh seorang PresidenbemamaPhoa Keng Hek. Tiong Hoa Hwee Koan yang di sebut juga THHK merupakan organisasi sosial yang biasanya di gunakan untuk sarana berdiskusi, dimana mereka bertukar pikiran untuk membahas masalah adat-istiadat dan memajukan pendidikan serta kebudayaan masyarakat Tionghoa sesuai dengan ajaranKong Hu Cu, Untuk mempelajari ajaran Kong Hu Cu di perlukan bahasa Tionghoa sehingga mulailah THK mendirikan sekolah-sekolah Tionghoa dan mengkhusukan diri dalam urusan pendidikan, . Hollandsche Chineesche School (HCS) Hollandsch-Chineesche School (HCS) dibuka pada tahun 1908 dengan lama belajar 7 tahun. HIS dan HCS tersebut digolongkan dalam Eerste Klasse School atau Sekolah Kelas Satu yang diperuntukan bagi penduduk non Eropa khususnya, dengan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantamya (Djumhur dan Danasuparta,1974:146). Bagi “4 masyarakat keturunan Tionghoa khususnya mereka memilih sekolah jalur HCS Karena selain Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantarnya, juga diberikan Bahasa Tionghoa schingga memudahkan mereka dalam, prosesnya. Pemerintah memberi kesemapatan bagi anak bumiputera untuk mendapatkan pendidikan pada sekolah Belanda, Pasca dikeluarkan statuta tersebut, masuknya anak Indonesia ke sekolah Belanda jumlahnya sangat minoritas. Berdasarkan laporan kepala Komisi Pendidikan tahun 1847, hanya 37 anak diantara 1700 murid (Nasution, 1994:10). 2.4 Guru pada masa Kolonial Peranan guru berkaitan dengan perkembangan sistem pendidikan yang diterapkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia, Peranan guru dimulai pada masa VOC untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan pengajaran yang berdasarkan keagamaan. Guru-guru didatangkan dari negeri Belanda oleh Gereja Reformasi di Amsterdam, dengan tugas mengajar murid- ‘murid untuk belajar agama Kristen Protestan, Peranan guru meningkat pada masa Sistem Tanam Paksa tahun 1830, karena Pemerintah Kolonial Belanda memerlukan tenaga kerja tingkat rendah yang dapat membaca, menulis, dan berhitung. Tahun 1848 Pemerintah Kolonial Belanda menyediakan anggaran belanja bidang pendidikan sebesar 25.000 gulden Digital Repository Universitas Jember untuk membiayai sekolah-sekolah yang mendidik pegawai tingkat rendah, Para siswa sekolah- sekolah ini dipilih dari anak-anak kaum ningrat. Untuk memenuhi kebutuhan, Guru bagi sekolah-sekolah ini, maka Pemerintah Kolonial Belanda membuka Sekoiah Guru (Kweek School) Sebelum Sekolah Guru dapat menghasilkan jumlah guru yang cukup, maka tidak ada syarat khusus untuk melakukan profesi ini. Akibatnya mutu pendidikan menjadi rendah, karena sarana dan prasarana proses belaiar mengajar kurang memenuhi syarat, Untuk mengatasi hal tersebut, maka 15 Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1892 memutuskan untuk ‘mengangkat guru tanpa pendidikan guru, tetapi melalui ujian guru, Selain itu muncul istilah guru bantu, guru magang dan guru darurat untuk mengatasi kekurangan guru. Sekolah guru kurang memenuhi kebutuhan guru disebabkan karena jumlahnya masih sedikit dan peminatnya kurang. Untuk menarik minat siswa untuk memasuki Sekolah Guru, maka Pemerintah Kolonial Belanda berusahal memberikan kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk memasuki Sekolah Guru dan memberikan fasilitas yang menarik bagi para guru. Secara politis, peranan guru dianggap penting oleh Pemerintah Kolonial Belanda, karena ditangan mereka diharapkan muncul generasi penerus yang mempunyai loyalitas kepada Pemerintah Kolonial Belanda dan bagi pribumi peranan guru dapat meningkatkan status sosial mereka untuk memasuki dunia kepriyayian. Perkembangan sekolah dan guru mengalami penurunan sebagai akibat pengurangan anggaran belanja bidang pendidikan. Hal ini disebabkan karena Pemerintah Koloniai Belanda mengalami krisis keuangan pada masa Politik Liberal. Keadaan mulai berubah pada masa Politik Etis dengan adanya perluasan kesempatan belajar dengan pendirian sekolah rendah maupun sekolah lanjutan, Selama periode ini sistem pendidikan meneapai kelengkapan dan peranan guru semakin meningkat 2.5 EMBBRIO TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN NASIONAL, 1, Ki Hajar Dewantara Ki Hajar Dewantara yang sebelumnya bernama Raden Mas ‘Suwardi Suryaningrat, lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Putra dari K.P.H Suryaningrat, dan cucu dari Pakualam III. Beliau adalah tokoh yang sangat berjasa di bidang pendidikan dan beliaulah yang mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa pada tahun 1922. Karena jasanya yang sangat besar tersebut, maka sampai sekarang hari lahimya diperingati sebagai hari pendidikan Nasional. 16 Perguruan Taman Siswa yang didirikan pada tanggal 3 Juli 1922, pada mmulanya bernama “National Onderwijs Institut Taman Siswa” di Yogyakarta. 2. Mohammad Syafei Mohammad Syafei lahir di Kalimantan pada tahun 1899, Perjuangan beliau juga dititikberatkan pada bidang pendidikan, Pada tahun 1922 beliau menjadi guru pada Sekolah Kartiniydi Jakarta dan sejak itu aktivitasnya di bidang pendidikan terus berkembang. Sebagai seorang tokoh pendidikan Mohammad Syafei berjasa besar dalam mendirikan sekolah yang diberi nama “Indonesische ‘Nederlansche School” atau yang lebih dikenal dengan INS di Kayuttanam Sumatera Barat. Dasar pendidikan yang _—_dikembangkannya adalah kemasyarakatan, keaktifan, kepraktisan, serta berpikir logis dan rasional Berkenaan dengan itulah maka isi pendidikan yang dikembangkannya adalah bahan-bahan yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan, dan keterampilan yang dikenal dengan istilah 3 H (Head, Heart and Hand). 3. Kiyai H. Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan nama kecilnya adalah Muhammad Danwis lahir di ‘Yogyakarta pada tahun 1869. Ayahnya seorang ulama yang bernama K.H. Abu Bakar bin KH. Sulaiman, pejabat khatib di Ma Kesultanan Yogyakarta. Ahmad Dahlan adalah seorang yang memiliki Besar pengetahuan yang luas. Meskipun usianya baru dua puluh tahun, ia mulai merintis jalan pembaruan di kalangan umat Islam, Misalnya, membetulkan arah kiblat shalat pada masjid yang dipandang tidak tepat arahnya yang sesuai dengan perhitungan menurut ilmu falakiyah yang dikuasainya. Usaha ini sempat menimbulkan insiden yang membuat diri dan istrinya hampir saja meninggalkan Kauman Yogyakarta selamanya, Kemudian memberikan pelajaran agama di sekolah negeri yang saat itu tidak pernah dilakukan oleh kyai lainnya. Ahmad Dahlan juga sangat memperhatikan kaum dhuafa, anak yatim, dan fakir miskin agar selalu diperhatikan dan diayomi, Hal ini selalu ia ingatkan kepada murid-muridnya agar selalu memperhatikan dan menolong kaum dhuafa tersebut, Pernah suatu ketika beliau ‘memberikan pelajaran kepada murid-muridnya tentang surat Al-Ma’un. Namun, surat“Al-Ma’un ini selalu beliau ulang-ulang dalam setiap pertemuan pengajian sehingga menimbulkan protes dari murid- ‘mutidnya, Setelah dijelaskan lalu setelah pengajian selesai,dan murid- muridnya masing-masing membawa anak yatim dan disantuni secukupnya. Ahmad Dablan juga merupakan tokoh pendiri _organisasi Muhammadiyah pada tahun 1912 di Yogyakarta. |. Rahmah El Yunusiah Bentuk realisasi dari pemikiran pendidikan Rahmah el- Yunusiyah adalah berupa pendirian sckolah-sekolah bagi perempuan. Hal ini merupakan tanggapan dari situasi pada masa itu dan sejalan pula dengan teorinya Amold J. Toynbee yaitu : “Challenge and Respons”, Sedangkan tujuan pendidikannya untuk mencerdaskan kaum perempuan agar pendidikan pada masa itu tidak berpusat pada lakilaki, dengan demikian hal ini sejalan dengan teori Feminisme, yaitu teori poststrukturalis dan postmodernisme Beberapa hambatan pada kaum — perempuan Indonesia, Pendidikan yang belum berpihak pada kaum perempuan dapat pula ditemui dalam bidang lain, Misalnya dalam bidang kesehatan dan pekerjaan. Perusahaan masih banyak yang belum memberi lapangan kerja pada perempuan, Angka perempuan menganggur lebih tinggi dapat ditemui dimana-mana dibanding laki-laki. Kalaupun perempuan banyak ditemui bekerja disektor informal (pabrik) itu bukan berarti hilangnya 18 diskriminasi, Angka kaum perempuan upahnya tidak dibayar oleh perusahaan mencapai 41,3% lebih tinggi dibanding laki-laki yang hanya 10% menjadi bukti beban yang diterima perempuan diluar rumah Serta adapun Pengaruh Tokoh-tokoh Pendidikan terhadap Pengembangan Pendidikan di Indonesia diantaranya : 1. Pemikiran Pertama tentang Pendidikan Nasional Sejak lahirnyal pergerakan nasional, suatu gejala yang penting adalah adanya keinginan yang bertambah luas kepada pendidikan atau pengajaran, Semenjak Budi Utomo lahir, maka soal pengajaran ini selalu tereantum dalam program setiap partai di Indonesia, Dalam aktivitas politik ini, Ki Hajar Dewantara, memakai setiap kesempatan yang ada untuk mengeluarkan pendapat- pendapat tentang pengajaran kolonial dan pembaruan-pembaruan yang harus ditempuh sesuai dengan tuntutan ke arah kemerdekaan bangsa. Salah satu perjuangan yang sangat berarti yakni tidak menyetujui penggunaan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar di sekolah Indonesia, Menurutnya apabila kita menghendaki satu bahasa untuk bangsa kita di seluruh Nusantara, maka janganlah memaksakan salah satu bahasa Eropa, sebab bukankah kita mempunyai bahasa Melayu, yang tidak saja mudah untuk dipelajari,tetapi sudah sejak lama menjadi lingua france di Nusantara, Ki Hajar Dewantara dalam perjuangannya mengenai pendidikan nasional menyatakan bahwa syarat utama adalah pendidikan nasional dan pendidikan merdeka pada anak-anak, yang akan dapat memberi bekal kuat untuk perjuangan kemerdekaan nasional, 2, Taman Siswa sebagai Pelaksanaan Asas dan Dasar Pendidikan Dengan mendirikan sekolah Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara mulai ‘mengesampingkan pendekatan politik. la dapat mewujudkan keinginan bangsanya, karena usaha untuk mendidik angkatan muda dalam jiwa kebangsaan sesuai dan merupakan bagian penting pergerakan kemerdekaan indonesia, Selain itu dianggap merupakan_perjuangan meninggikan derajat rakyat 3. Pengaruh Taman Siswa dalam Perjuangan Nasional Kemerdekaan Bangsa Segala-galanya adalah mungkin di dalam sejarah, baik kemajuan gemilang yang terus-menerus maupun kemunduran yang berkala. Dan sebagai lembaga pendidikan, Taman Siswa juga mengalami pasang surut di dalam perjuangannya. Sejarah Taman Siswa ialah sejarah kebangsaan Indonesia. Kelahirannya merupakan titik balik dari pergerakan Indonesia, oleh Karena kaum revolusioner yang mencoba menggerakkan rakyat dengan semboyan-semboyan asing dan filsafat Marxiisme harus ‘memberikan tempat untuk pergerakan baru, yang benar-benar berasas kebangsaan dan bersikap nonkoperatif dengan pemerintah jajahan Taman Siswa ini memiliki pengaruh yang luar biasa dalam rangka pergerakan perjuangan nasional Indonesia. Hal ini tercermin dalam usaha Ki Hajar Dewantara yang berhasil mewujudkan keinginan bangsa Indonesia yakni usaha untuk mendidik angkatan muda dalam jiwa kebangsaan Indonesia yang merupakan bagian penting dari pergerakan Indonesia, Taman Siswa selalu ikut mempertimbangkan kehidupan politik di dalam sepak terjangnya, Pertama dapat disebut, bahwa berdirinya lembaga Taman Siswa merupakan tantangan terhadap politik pengajaran kolonial dengan emdnirikan pranata tandingan, Kedua, kedudukannya sebagai tempat swadaya anggota-anggota partai politik ddan secara tidak langsung memupuk kader-kader bangsa Indonesia untuk ‘masa mendatang. Ketiga, perlawanannya terhadap soal-soal asasi dengan pemerintah jajahan, Salah satu ciri yang kentara dalam hubungan kolonial ialah kurangnya perhatian pemerintah jajahan dalam usaha kemasyarakatan, terutama dalam pengajaran dan pendidikan, Hubungan corak politik nasionalisme di dalam Taman Siswa dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara demikian; “ Taman Siswa dan segala lapangan usaha sosial lainnya merupakan ladang atau sawah, tempat orang memupuk apa yang perlu bagi keperluan hidupnya. Gerakan politik merupakan pagar, yang melindungi dari gangguan binatang-binatang buas yang akan memakan dan menginjak-injak ——tunas-tunas_—_tanaman.” 20 Nyatalah dengan ini, bahwa Taman Siswa bisa dianggap sebagai tempat pemupukan kader dan berjuang pula untuk menumbangkan kekuasaan kolonial. Oleh karena itu, pemerintah jajahan berusaha untuk ‘menghalang-halangi perkembangan Taman Siswa klususnya, sekolah- sekolah partikelir umumnya, Sejak saat itu Taman Siswa akan menghadapiperjuangan asasi, melawan politik pemerintah Hindia Belanda, O LJ-FOS ery Pepe aG © 082269331681 Yee 21 BABII PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Berita Islam di Indonesia telah diterima sejak orang Venesia (Italia) yang bernama Marcopolo singgah di kota Perlak dan menerangkan bahwa sebagian besar penduduknya telah beragama Islam (Mansur, 2004). Sampai sekarang beluim ada bukti tertulis tentang Kapan tepatnya Islam masuk ke Indonesia, namun banyak teori yang memperkirakannya, Pada awal abad ke-20 Indonesia telah dimasuki ole hide-ide pembaharuan pemikir Islam, sekaligus ide-ide juga memasuki dunia pendidikan, Salah satuyang terlihat dari pembaharuan pendidikan itu. adalah ‘munculnya uapya-upaya pembaharuan dalam bidang materi, metode, Pendidikan merupakan usaha untuk mengantar manusia menemukan pribadi sebagai seorang dewasa yang dapat berdiri sendiri dan bertanggungjawab, melalui pendidikan masyarakat_ dapat _bebas mengembangkan cipta, rasa, dan karsanya supaya dapat berbakti kepada ‘Nusa, Bangsa, dan seluruh umat manusia, Dan berikut ini daftar sekolah zaman colonial Belanda : Hollandsch- Inlandsche School ( HIS), Europeesche Lagere School (ELS), Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) / Mosvia, Volkschool ( Sekolah Desa ), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (Mulo), Algemeene Middelbare School (AMS), Hoogere Burgerschool (HBS),Kedokteran batavia / stovia, Dan berikut ini daftar sekolah buatan Cina diantaranya Tiong Hoa Hwe Koan, Hollandsche Chineesche School (HCS) Sera adapun Tokoh-tokoh pendidikan nasional Seperti Ki Hajar Dewantara, Mohammad Syafei, Kiyai H. Ahmad Dahlan, Rahmah El Yunusiah, 22 3.2. SARAN Kami sebagai kelompok penyaji menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan dan sangat jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan agar para pembaca pada umumnya juga referensi lain guna memperkaya ilmu yang kita miliki serta kami LJ-FOS Po anca Sayan Fa Leen © 082269331681 Thank You 23 DAFTAR PUSTAKA AL-HIKMAH : Jurnal Pendidikan dan Pendidikan Agama Islam p-ISSN 2685- 4139 Jumal AL-HIKMAH Vol 3, No 1 (2021) e-ISSN 2656-4327 Umamah, N. 1997. Sistem Persekolahan Pada Masa Kolonial Belanda di Indonesia.\ Leo Agung dan T. Suparman, Sejarah Pendidikan (Yogyakarta: Penerbit Ombak, ): hal.2, _hutp://amankeun.blogspot.com/2012/02/ _perkembangan- pendidikan padazaman.html (diakses 15 Februari 2013 Artikel ini telah ta di Kompas.com dengan judul "MULO, Sekolah Umum Zaman Hindia Belanda", Klik untuk baca: hitps://www.kompas.com/stori/read/2021/10/04/120000479/ mulo-sekolah-um a hups:/fjournal.student.uny.a¢.id/index.php /ilmu- sejarah/article/viewFile/16552/16013 Von Faber. (Surabaya: Gemeente Soerabaia, 1931), hlm 269-271 Oud Soerabaia: De geschiedenis van Indie's eerste koopstad van de oudste tijden tot de instelling van den gemeenteraad (1906) 21 Jaarlijksch Verslag der School tot Opleiding van Ind. Arsten te Weltevreden over den Cursus 1909-1910, (Batavia: Landsdrukkerij, 1910), him. 67 Jaarlijksch Verslag der School tot Opleiding van Ind. Arsten te Weltevreden over den Cursus 1902-1903, (Batavia: Landsdrukkerij, 1903), him. 3. Chronologia: Journal of History Education 3 Volume 1 Nomor 1, bulan Juli, tahun, 2019: hal 1-11 Leo Agung dan T. Suparman, op.cit.: 3. .D.P, Sihombing, India Sedjarah dan Kebudajaannja (Bandung: Sumur Bandung, ' ): hal, 19-20. Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia II (Jakarta: Balai Pustaka, 1993) : hal. 35 Indonesian Journal of Islamic History and CultureVol. 3. No 2. (2022). 165-181 Sejarah Pendidikan Sekolah Rakyat (Volkschool) Pada MasaKolonial Belanda di Acch| 167Fika Ardhillah, Ajidar Matsyah, Muhammad Yunus Ahmad. Dewantara, Bambang S. 1989. 100 Tahun Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan. Jakarta : Pustaka Kartini, Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers 24

You might also like