Kel. 7 Rasm Utsmani Revisi

You might also like

You are on page 1of 18

MAKALAH

HAMZAH
Makalah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rasm
Utsmani
.

Disusun Oleh:
Maryam Qurrota A’yun (21211701)
Mauliyah Mahfudhah (21211704)
Nabilah Rahmayanti (21211716)
Nafisa (21211721)
Nur Afiani (21211735)

Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Hawasi, M. Ag.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QU’RAN (IIQ)
JAKARTA
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, sebab dengan rahmat dan
karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan makalah tentang “Hamzah”.
Sholawat serta salam semoga akan senantiasa tercurahkan pahalanya kepada Nabi
Muhammad SAW manusia teladan yang kita harapkan syafaatnya kelak di hari kiamat.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Ahmad Hawasi, M. Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Rasm Usmani, yang telah
membimbing kami dalam penulisan makalah ini. Kami juga mengucapkan rasa terima kasih
kepada para pembaca, semoga materi yang penulis tuliskan dalam makalah ini akan menjadi
ilmu yang bermanfaat.
Terakhir kali, jika ada kebenaran dan kebaikan dalam pembahasan makalah ini, maka
sejatinya kebenaran itu berasal dari Allah SWT. Sementara, segala kesalahan yang ada di
dalamnya sejatinya berasal dari kefakiran penulis sendiri. Karena itulah, penulis dengan tulus
memohon maaf dan menerima segala kritik dan saran untuk nantinya dapat membuat
makalah yang lebih baik.

Ciputat. 04 November
2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
A. Kaidah Keenam: Penulisan Hamzah Hidup Di Akhir Kalimah Yang Terletak
Sesudah Huruf Hidup...................................................................................................... 2
B. Kalimah-Kalimah Yang Dikecualikan Dari Kaidah Ke Enam ............................... 3
C. Kaidah Ketujuh: Penulisan Hamzah Hidup di Tengah Kalimah Yang Terletak
Sesudah Huruf Hidup...................................................................................................... 5
D. Kaidah Kedelapan: Membuang Bentuk Rasm Hamzah Disebabkan
Berkumpulnya Dua Bentuk Rasm Yang Sama ............................................................. 10
E. Kalimah-Kalimah Yang Dikecualikan Dari Kaidah Ke-Delapan. ........................ 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arti hamzah menurut bahasa adalah tekanan atau dorongan. Disebut hamzah, karena
ketika hendak mengucapkan hamzah pasti memerlukan tekanan suara.
Terjadi perselisihan pendapat di kalangan ulama, apakah hamzah itu sebagai huruf atau
tanda baca. Menurut jumhuria sebagai huruf sedang Imam Mubarrid menyebutnya sebagai
tanda baca. Terlepas dari itu yang perlu diketahui bahwa,bentuk hamzah (‫ )ء‬berbentuk kepala
'ain kecil ‫ رأس العين الصغرى‬. Masyarakat Indonesia selama ini mengenal huruf hamzah bukan
dalam arti sebagai Rasm Usmani, akan tetapi hanyalah sebuah tanda untuk menjelaskan ‫(محدثة‬
)‫ إليضاح‬bahwa tempat ia berada terdapat huruf hamzah. Boleh dikata bahwa bentuk hamzah
(‫ )ء‬adalah sebagai tanda baca huruf hamzah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penulisan hamzah hidup di akhir kalimah yang terletak sesudah huruf
hidup?
2. Apa saja kalimah-kalimah yang dikecualikan dari kaidah ke enam?
3. Bagaimana penulisan hamzah hidup di tengah kalimah yang terletak sesudah huruf
hidup?
4. Bagaimana membuang bentuk rasm hamzah disebabkan berkumpulnya dua bentuk
rasm yang sama?
5. Apa saja kalimah-kalimah yang dikecualikan dari kaidah ke delapan?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami penulisan hamzah hidup di akhir kalimah yang terletak sesudah huruf
hidup.
2. Mengetahui apa saja kalimah-kalimah yang dikecualikan dari kaidah ke enam.
3. Memahami penulisan hamzah hidup di tengah kalimah yang terletak sesudah huruf
hidup.
4. Memahami membuang bentuk rasm hamzah disebabkan berkumpulnya dua bentuk
rasm yang sama.
5. Mengetahui apa saja kalimah-kalimah yang dikecualikan dari kaidah ke delapan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kaidah Keenam: Penulisan Hamzah Hidup Di Akhir Kalimah Yang Terletak


Sesudah Huruf Hidup
Para Ulama perawi Rasm Usmani ittifaq bahwa rasm hamzah hidup di akhir kalimah yang
terletak sesudah huruf hidup ditulis dengan huruf yang sesuai harakat huruf sebelumnya

(َ‫ )ﻣِﻦْ ﺟِﻨْﺲِ ﺣَﺮَﻛَﺔِ ﻣَﺎ ﻗَﺒْﻠَﻬﺎ‬dengan demikian:

No Sebelum diberi tanda baca Sesudah diberi tanda baca


1 Sebelum diberi tanda baca tertulis Apabila hamzah berbaris fathah terletak
sesudah huruf yang berharakat fathah,
‫بد ا‬ maka hamzah ditulis dengan bentuk alif َ ‫بَدَأ‬
2 Sebelum diberi tanda baca tertulis ‫بﺎدى‬. Apabila hamzah berbaris fathah terletak
sesudah huruf yang berharakat kasrah,
maka hamzah ditulis dengan bentuk ya
misalnya ‫الﺮأْي‬
َّ ‫ِي‬
َ ‫( بَﺎد‬untuk qiraatnya Abu
Amr Al Bashri)
3 Sebelum diberi tanda baca tertulis ‫لولوا‬ Apabila hamzah berbaris fathah terletak
sesudah huruf yang berharakat dammah,
maka hamzah ditulis dengan bentuk waw,

Misalnya ‫لُ ْؤلُؤًا‬


4 Sebelum diben tanda baca tertulis Apabila berbaris kasrah terletak sesudah
huruf yang berharakat fathah, maka
‫ﻣﻦ ﻣﻠحﺎ‬ hamzah ditulis dengan bentuk alif,
misalnya, َ ‫ﻣِﻦْ َﻣ ْﻠجَأ‬
5 Sebelum diberi tanda baca tertulis Apabila hamzah berbaris kasrah terletak
misalnya ‫اﻣﺮی‬. sesudah huruf yang berharakat kasrah,
maka hamzah ditulis dengan bentuk ya
Misalnya ‫اﻣ ِﺮئ‬
ْ
6 Sebelum diberi tanda baca tertulis Apabila hamzah berbaris kasrah terletak
sesudah huruf yang berharakat dammah,

2
‫الولو‬. maka hamzah ditulis dengan bentuk waw,
misalnya ‫ٱلﻠُّ ْؤلُ ُؤ‬

B. Kalimah-Kalimah Yang Dikecualikan Dari Kaidah Ke Enam


Secara ittifaq diriwayatkan dari seluruh Mushaf Usmani bahwa rasm hamzah
pada sebelas kalimah1 berikut ditulis dengan bentuk waw dan sesudahnya pada Ziadah
Alif, yaitu:
NO. KETERANGAN
1. ‫ َي ْبدَؤُا‬Di mana saja berada dalam Al-Qur’an Rasm hamzahnya ditulis
dengan bentuk waw dan sesudahnya ada Ziadah Alif – yakni ‫يبدوا‬.
Setelah diberi tanda baca menjadi ‫يَ ْبدَؤُا‬. Contoh: ‫ َم ْن يَ ْبدَؤُا الخ َْلق‬Surat
Yunus ayat 34.

2. ‫شؤُا‬ َّ َ‫أو َم ْن يُن‬.


َ َ‫ يُن‬Di Surat Az Zukhruf (43): 18 ‫شؤُا فى الحل َية‬ َ Rasm hamzahnya
ditulis dengan bentuk waw dan sesudahnya ada Ziadah Alif – yakni
‫ينشوا‬. Setelah diberi tanda baca menjadi ‫شؤُا‬
َ َ‫يُن‬.

3. ‫ ي ْع َبؤُا‬Di Surat Al Furqan (25): 77 ‫قُ ْل ما ي ْع َبؤُا بكُ ْم‬. Rasm hamzahnya ditulis
dengan bentuk waw dan sesudahnya ada Ziadah Alif – yakni ‫يعبوا‬.
Setelah diberi tanda baca menjadi ‫ي ْعبَؤُا‬.

4. ‫ ال َملَؤُا‬Khusus di empat tempat; tiga tempat dalam Surat An Naml dan


satu tempat di tempat pertama dalam Surat Al Mu’minun, sebagai
berikut:
ُ
a. ‫ي‬ َ ‫قالت يأيّها ال َملَؤُا إنّى أ‬
َّ ‫لقي إل‬ ْ Surat An Naml (27): 29
b. ‫قالت يأيّها ال َم َلؤُا أ ْفتُونٍي‬
ْ Surat An Naml (27): 32
c. ‫ يأيّها ال َملَؤُا أيُّكُ ْم‬Surat An Naml (27): 38
d. ‫ فقال ال َملَؤُا ا ّلذيْن َكفَروا‬Tempat pertama Surat Al Mu’minun (23):
24
Kalimah ‫ ال َملَؤُا‬pada tempat-tempat tersebut rasm hamzahnya
ditulis dengan bentuk waw dan sesudahnya ada Ziadah Alif –
yakni ‫الملوا‬. Setelah diberi tanda baca menjadi ‫ال َم َلؤُا‬. Selain ayat-

1
Khusus hamzah di akhir kalimah yang berbaris dammah dan sebelumnya berupa huruf berharakat
fathah. Menurut kaidah seharusnya hamzah ditulis dengan bentuk alif.

3
ayat yang tersebut di atas, misalnya dalam Surat Al Mu’minun
(23): 33 ‫ وقال ال َم َلؤُا م ٍْن قومه‬atau beberapa tempat di Surat Al A’raf,
rasm hamzahnya ditulis dengan bnetuk alif (sesuai dengan kaidah)
- yakni ‫المال‬. Setelah diberi tanda baca menjadi ُ ‫ال َم َل‬.
5. ‫ ت َ ْفتؤُا‬Di Surat Yusuf (12): 85. Rasm hamzahnya ditulis dengan bentuk
waw dan sesudahnya ada Ziadah Alif – yakni ‫تفتوا‬. Setelah diberi tanda
baca menjadi ‫ت َ ْفتؤُا‬.

6. ‫ يَتفَيَّؤُا‬Dalam Surat An Nahl (16): 48 ُ‫يَتفَيَّؤُا ظاللَه‬. Rasm hamzahnya bukan


ditulis dengan bentuk waw dan sesudahnya ada Ziadah Alif – yakni ‫يتفيوا‬.
Setelah diberi tanda baca menjadi ‫ َيتفَ َّيؤُا‬.

7. ‫ يُنَبَّؤُا‬Dalam Surat Al Qiyamah (75): 13 ‫يُنَبَّؤُا اإلنسا ُن‬. Rasm hamzahnya tidak
ditulis dengan alif (ُ ‫)يُنَبَّأ‬, akan tetapi ditulis dengan bentuk waw dan
sesudahnya ada Ziadah Alif – yakni ‫ينبوا‬. Setelah diberi tanda baca
menjadi ‫يُنَبَّؤُا‬.

8. ‫ نَبَّؤُا‬Yang hamzahnya ditulis dengan bentuk waw dan sesudahnya ada


Ziadah Alif – yakni ‫نبوا‬. Setelah diberi tanda baca menjadi ‫نَبَّؤُا‬. Lafaz
tersebut terdapat di empat tempat:
a. ‫ نَبَّؤُا الذين من قَبلكُم‬Surat Ibrahim (14): 9
b. ‫ نَبَّؤُا ال َخصْم‬Surat Sad (38): 21
c. ‫ نَبَّؤُا ال َخصْم‬Surat Sad (38): 67
d. ‫ نَبَّؤُا الّذيْن َكفَروا‬Surat At Tagabun (64): 5
Selain itu ditulis dengan alif, seperti pada Surat At Taubah ayat
70, yaitu ‫ألَم يأْتهم نبأ الذين‬

9. ‫ َيد َْرؤُا‬Di dalam Surat An Nur ayat 8 ‫العذاب‬


َ ‫ َيد َْرؤُا عنها‬. Rasm hamzahnya
ditulis dengan bentuk waw dan sesudahnya, ada Ziadah Alif – yakni
‫ويدروا‬. Setelah diberi tanda baca menjadi ‫ويَد َْرؤُا‬.

10. ْ Dalam Surat Taha: 119


‫تظمؤُا‬

11. ‫ أتو َّكؤُا‬Dalam Surat Taha: 18

4
C. Kaidah Ketujuh: Penulisan Hamzah Hidup di Tengah Kalimah Yang Terletak
Sesudah Huruf Hidup
Hamzah hidup di tengah kalimah yang terletak sesudah huruf ada 9 macam:

Macam-
No Kata Keterangan
Macam
1. Hamzah ‫سأ َ َل‬
َ - َ‫تَأَذَّن‬ Seluruh perawi Rasm Usmani ittifaq bahwa
berbaris fathah rasm hamzahnya ditulis sesuai huruf yang
terletak sejenis dengan harakatnya )‫جنس حرك ٍة نَفسٍها‬
ٍ ‫من‬
sesudah huruf ) yaitu bentuk alif. Rasm hamzah ‫سأ َ َل‬ َ dan
yang َ‫تَأَذَّن‬ditulis dengan bentuk alif – yakni - ‫تاذن‬
berharakat ‫سال‬. Setelah diberi tanda baca menjadi - َ‫تَأَذَّن‬
fathah. ‫سأ َ َل‬
َ . Kecuali, 4 kalimah berikut, di mana
pada sebagian Mushaf Usmani rasm
hamzahnya ditulis dengan bentuk alif, dan
sebagian yang lain ditulis tanpa bentuk
)‫(بدون الصورة‬, yaitu:
ْ
a. ‫اطمأنُّوا‬ Dalam Surat Yunus
ayat 7. Sebagian ulama Rasm
Usmani juga meriwayatkan,
bahwa ‫أن‬ ْ
َّ ‫اط َم‬ dalam Surat Al
Hajj (22): 11 terjadi ikhtilaf.
Cara menuliskan 2 kalimah
tersebut adalah:
1) ‫ اطمانوا‬Setelah diberi tanda
baca ْ ,
menjadi ‫اطمأنُّوا‬
boleh juga ‫اطمنوا‬. Setelah
diberi tanda baca menjadi
ْ
‫اطمأنُّوا‬
2) ‫ اطمان‬Setelah diberi tanda
ْ , boleh
َّ ‫اط َم‬
baca menjadi ‫أن‬
jadi ‫اطمن‬. Setelah diberi

5
ْ
tanda baca menjadi ‫اط َمئ ََّن‬.
َّ ‫ا ْش َم‬
ْ ‫أز‬
b. ‫ت‬ Dalam Surat Az
Zumar (39): 45. Cara
menuliskan lafaz ini boleh
‫اشمازت‬. Setelah diberi tanda
َّ ‫ا ْش َم‬, dan
ْ ‫أز‬
baca menjadi ‫ت‬
boleh juga ‫اشمزت‬. Setelah
diberi tanda baca menjadi
َّ ‫ا ْش َم‬
ْ ‫ئز‬
‫ت‬
َّ ‫ أل ْم‬Di mana saja berada
c. ‫لن‬
dalam Al-Qur’an. Cara
menuliskan lafaz ini boleh
‫المالن‬. Setelah diberi tanda
baca menjadi َّ ‫أل ْم‬,
‫لن‬ dan
boleh juga ‫الملن‬. Setelah
diberi tanda baca menjadi
ّ َ‫ألمل‬.
‫ئن‬ ْ
d. ‫طفأهَا‬ْ ‫ أ‬Surat Al Maidah ayat
64. Menurut Abu Daud rasm
hamzah kedua terdapat
ikhtilaf, yaitu boleh ditulis
dengan bentuk, alif seperti
‫ اطفاها‬. Setelah diberi tanda
baca menjadi ْ ‫أ‬,
‫طفأهَا‬ dan
boleh juga dengan tanpa
bentuk / ‫ بدون الصورة‬seperti
‫ الطفها‬Setelah diberi tanda
ْ ‫أ‬.
baca menjadi ‫طفأهَا‬

2. Hamzah – ‫ فئ َة‬- ‫مائة‬ Rasm hamzahnya ditulis dengan huruf yang


berbaris fathah ‫خَاطئة‬ sesuai harakat huruf sebelumnya ( ‫من خ ْنس‬
terletak ‫ ) َح َركَة َما قَ ْبلَ َها‬yaitu huruf ya. Sebelum diberi
sesudah huruf tanda baca, seperti: ‫خاطه‬-‫فىه‬-‫مائه‬.

6
yang
berharakat
kasrah.
3. Hamzah ‫ ُم َؤج َال‬- ُ ‫يُؤيد‬ Rasm hamzahnya ditulis dengan huruf yang
berbaris fathah َ‫فُ َؤادَك‬ sesuai harakat huruf sebelumnya, yaitu
terletak dengan bentuk waw. Sebelum diberi tanda
sesudah huruf baca tulisan seperti: ‫ فوادل‬- ‫ موحل‬- ‫ىوىد‬
yang
berharakat
dammah.
4. Hamzah ْ ‫ ُم‬Rasm hamzahnya ditulis sesuai huruf yang
‫ َي ْو َمئذ‬- َ‫ط َمئ َّنيْن‬
berbaris ‫س‬َ ‫ يَئ‬- sejenis dengan harakat nya ( ‫م ْن ج ْنس َح َركَة‬
kasrah terletak ‫ )نَ ْفس َها‬yaitu bentuk ya. Sebelum diberi tanda
sesudah huruf basa tulisannya: ‫ يئس‬- ‫ يومئذ‬- ‫مطمئنين‬
yang
berharakat
fathah.
5. Hamzah ‫بَارئكُ ْم‬ Rasm hamzahnya ditulis dengan huruf yang
berbaris sejenis dengan harakatnya, yaitu bentuk ya.
kasrah terletak Sebelum diberi tanda baca tulisannya
sesudah huruf seperti: ‫بارىكم‬
yang
berharakat
kasrah.
6. Hamzah ْ َ‫سُئلَ ْوا – سُئل‬
‫تل‬ Rasm hamzahnya ditulis sesuai huruf yang
berbaris kasrah sejenis dengan harakatnya yaitu bentuk ya.
terletak Sebelum diberi tanda baca tulisannya
sesudah huruf seperti: ‫ سلت‬-‫سلوا‬
yang
berharakat
dammah.
7. Hamzah ‫َيذْ َركُ ْم‬ Rasm hamzahnya ditulis sesuai huruf yang
berbaris sejenis dengan harakatnya yaitu bentuk

7
dammah waw. Sebelum diberi tanda baca,
terletak tulisannya: ‫ىدروكم‬
sesudah huruf
yang
berharakat
fathah.
8. Hamzah ‫سنُ ْقرئُك‬
َ Pertama, rasm hamzahnya ditulis dengan
berbaris , Lafazh huruf yang sesuai harakat huruf sebelumnya
dammah yang ( ‫ )م ْن ج ْنس َح َركَة َما قَ ْبلَ َها‬yaitu bentuk ya. Hal
terletak bermuara tersebut diberlakukan apabila sesudah
sesudah huruf pada ‫ئ‬
ُ ‫يُنَ ْب‬ hamzah tidak ada waw. Dalam Al Qur'an
yang terdapat 2 lafaz:
berharakat 1. Di ‫سنُ ْقرئُك‬
َ di Surat Al A'la (87): 6.
kasrah. Rasm Rasm hamzah ditulis dengan bentuk
hamzahnya ya, yakni ‫سقر ىل‬. Setelah diberi tanda
mempunyai baca menjadi ‫سنُ ْقرئُك‬
َ ََ
dua jenis. 2) Lafazh yang bermuara pada ‫ئ‬
ُ ‫يُنَ ْب‬
misalnya: ‫( فَنُ َنبّئ ُ ُه ْم‬Luqman (31): 23) -
‫( َو َالنُنَبّئُكُم‬Fatir (35): 14) - ‫( أَئُنَبّئُكُم‬Al-
Imran) - ‫( فَيُنَبّئ ُ ُه ْم‬Al-An'am (7) : 108)
dan yang lainnya.
ْ ‫لي‬
َ‫ُطفؤ ُْو ل ُمتَّكؤ ُْون‬ Kedua, rasm hamzahnya ditulis sesuai huruf
- َ‫ُم ْست َ ْهزؤ ُْون‬ yang sejenis dengan harakatnya ( ‫م ْن ج ْنس‬
- َ‫فَ َمالؤُون‬ ‫) َح َركَةنَفس َها‬ yaitu bentuk waw. Ini
diberlakukan apabila sesudah hamzah ada
waw Jama' dan di dalam Al Qur'an dapat
ْ ‫لي‬
dijumpai di banyak tempat, misalnya: ‫ُطفؤ ُْو‬
َ‫ خَاطؤ ُْون‬- َ‫ فَ َمالؤُون‬-‫ل ُمتَّكؤ ُْونَ ُم ْست َ ْهزؤ ُْو َن‬. Namun
oleh karena sesudah hamzah yang
berbentuk waw ada waw juga, maka
hamzah yang berbentuk waw dibuang
Demikian tulisan pada contoh-contoh
tersebut menjadi ْ ‫ لي‬- َ‫ خَاطئ ُ ْون‬- َ‫فَ َمالئ ُ ْون‬
-‫ُطفئ ُ ْوا‬

8
ْ ‫ ُم ْست َ ْهز‬- َ‫ ُمتَّكئ ُ ْون‬. Sebelum diberi tanda baca
َ‫ءون‬
tertulis:
‫ فما لون‬-‫ مكو ن‬-‫ لىطفوا‬-‫ حاطىون‬-‫مسهرون‬

9. Hamzah ‫ب ُر ُء ْوسك ْم‬ Rasm hamzahnya ditulis sesuai huruf yang


berbaris sejenis dengan harakatnya, yaitu bentuk
dammah waw. Dengan demikian, rasm hamzah pada
terletak lafaz semisal ‫ ب ُر ُء ْوسك ْم‬ditulis dengan bentuk
sesudah huruf waw, yakni ‫برءووسكم‬. Oleh karena bertemu
yang berbaris dua waw, maka waw yang berbentuk
dammah. hamzah dibuang, sehingga menjadi ‫برءوسكم‬
– dan setelah diberi tanda baca menjadi
‫ب ُر ُء ْوسك ْم‬.

Kesimpulan dari Kaidah Ketujuh ini adalah bahwa dari Sembilan macam hamzah hidup di
tengah kalimah yang terletak sesudah huruf hidup.
1. Enam macam (1-4-5-6-7-9) penulisan hamzahnya sesuai huruf yang sejenis dengan
harakatnya.
2. Dua macam (2 dan 3) penulisan hamzahnya sesuai dengan huruf yang sesuai
harakat huruf sebelumnya.
3. Satu macam, yaitu yang ke 8 mempunyai dua cara penulisan hamzah, yaitu dengan
huruf yang sesuai harakat huruf sebelumnya.

9
D. Kaidah Kedelapan: Membuang Bentuk Rasm Hamzah Disebabkan
Berkumpulnya Dua Bentuk Rasm Yang Sama
Para ulama Rasm Usmani meriwayatkan dari Mushaf Usmani bahwa rasm
hamzah ditulis tanpa bentuk (‫ حذف الصورة‬/ ‫ )بدون الصورة‬ketika terjadi berkumpulnya dua
‫ حذف الصورة‬/ ‫ )بدون الصورة‬bentuk rasm yang sama di dalam satu kalimah atau bertemu
langsung tanpa ada pemisah. Oleh karena rasm hamzah adakalanya ditulis dengan bentuk
alif/waw/ya, maka bertemunya dua huruf yang sama ada kalanya:
NO. KETERANGAN
1. Alif bertemu alif, misalnya rasm hamzah yang berbentuk alif dibuang demi
menghindari bertemunya dua huruf yang sama. Dengan demikian kalimah
tersebut ditulis ُ ‫ َءأ َ ْس ُجد‬. Sebelum diberi tanda baca tertulis ‫اسحد‬
2. Waw bertemu waw, misalnya َ‫ ُم ْست َ ْهزؤ ُْون‬rasm hamzah yang berbentuk waw
dibuang demi menghindari bertemunya dua huruf yang sama. Dengan
demikian kalimah tersebut ditulis َ‫ ُم ْست َ ْهزؤ ُْون‬. Sebelum diberi tanda baca
tertulis ‫مسىهرون‬.
3. Ya bertemu ya, misalnya ‫رئيا‬, rasm hamzah yang berbentuk ya dibuang demi
menghindari bertemunya dua huru yang sama. Dengan demikian kalimah
tersebut ditulis ‫رءيا‬. Sebelum diberi tanda baca tertulis ‫رىا‬.

Contoh-contoh ya bertemu ya:


NO. MACAM- KATA KETERANGAN
MACAM
ُ
1. Hamzah di َ ‫ ءأ ْلق‬Menurut
awal ‫ي ـ ءإلَهُ ـ ءأَسْجد ُ ـ‬ kaidah pertama, oleh
kalimah ‫ءأ َ ْنذَ ْرت َ ُه ْم‬ karena hamzah di awal kalimah,
maka ia ditulis dengan bentuk alif.
Maka alif berkumpul dalam satu
kalimah (‫)اجتماع الصورتين‬. Lalu alif
yang berbentuk hamzah dibuang –
yakni ditulis tanpa bentuk ‫(بدون‬
)‫الصورة‬Menurut sebagian ulama
yang dibuang hamzah pertama,

10
maka bentuk tulisannya menjadi
ُ
َ ‫(ءأ ْلق‬dan
)‫ي ـ ءإلَهُ ـ ءأَسْجد ُ ـ ءأ َ ْنذَ ْرت َ ُه ْم‬
sebagian yang lain berpendapat
bahwa yang dibuang hamzah
َ ‫أء ْنذَ ْرت َ ُه ْم) (أءلَهُ ـ أ ُء ْلق‬
kedua ُ ‫ي ـ أء ْس ُجد‬

‫( َءأل َهتُنَا‬Q,S Az- Disini ada tiga hamzah ditulis


Zukhruf (43): dengan huru alif )‫(ااالهتنا‬. Pada
58.) mushaf Usmani hanya ditulis satu
alif )‫(الهتنا‬. Menurut Abu ‘Amr
dalam kitab ‫ المحكم‬bentuk alif
tersebut sebagai hamzah kedua.
Berarti apabila diberi tanda baca
menjadi ‫ءأل َهتُنَا‬

2. Hamzah hidup ‫عاءى ـ‬


َ ُ ‫ا َباءى ـ د‬ Menurut kaidah ketiga, hamzah
ditengahkalimah ‫َجا َءكُ ْم‬ hidup ditengah kalimah yang
terletak sesuai alif terletak sesudah alif yang juga
ditengah kalimah. berada ditengah kalimah, rasm
hamzahnya ditulis sesuai huru yang
sejenis dengan harakatnya ‫(من جنس‬
)‫حركة نفسها‬. Berarti contoh tersebut
seharusnya tertulis ‫( جااكم‬alif
bertemu alif) – ‫( دعائى‬ya bertemu
ya) ‫(– ابائى‬ya bertemu ya). Dengan
kata lain berkumpullah dua bentuk
huruf yang sama (‫)اجتماع الصورتين‬,
dan hamzah yang berbentuk alif
atau ya dibuang )‫(بدون الصورة‬.
Akhirnya tertulis ‫اباى – دعاى – حاكم‬
Setelah diberi tanda baca menjadi
‫عاءى – َجا َء ُك ْم‬
َ ُ ‫ابَأءى – د‬.

3. Hamzah mati ‫ى ـ َءا َم ْنت ُ ْم‬


ْ ‫ر ْءيًا ـ ت ُ ْو‬ Menurut kaidah kelima, hamzah

11
terletak sesudah mati pada contoh tersebut harus
huruf hidup. ditulis sesuai huruf yang sejenis
dengan harakat huruf sebelumnya
)‫(من جنس حركة ما قبلها‬. Berarti tertulis
‫(اامنتم‬hamzah pertama juga ditulis
dengan bentuk alif, sebab menjadi
awal kalimah). Maka terjadilah alif
bertemu alif, ‫( وتوى‬hamzah ditulis
dengan bentuk waw). Maka
terjadilah waw bertemu waw, ‫رئيا‬
(hamzah ditulis dengan bentuk ya).
Maka terjadilah ya bertemu ya.
Bila terjadi demikian ‫(اجماع‬
)‫الصورتين‬, maka hamzah yang
berbentuk alif/waw/ya dibuang
)‫(بدون الصوؤة‬. Akhirnya tertulis – ‫ْرىا‬
‫ امسم‬-‫ىو‬
ْ . Setelah diberi tanda baca
menjadi ‫ر ْءيًا ـ تُوى ـ ءا َم ْنت ُ ْم‬
4. Hamzah hidup -ٍ‫ َماَب‬-َ ‫ نَا‬- ‫َر َءا‬ Menurut kaidah ketujuh, hamzah
ditengah kalimah ‫ يَ ْست َ ْهزءو َن‬- َ‫خَاسيْن‬ pada contoh tersebut tertulis
terletak sesudah ‫(يستهزؤون‬waw bertemu waw),
huruf hidup. ‫(خاسئين‬ya bdertemu ya), ‫( مااب‬alif
bertemu alif). Lalu bertemu dua
huruf yang sama )‫(اجتماع الصورتين‬
maka hamzah yang berbentuk
alif/waw/ya dibuang )‫(بدون الصورة‬.
Akhirnya tertulis – ‫را – ىا – ما ب‬
‫ىسىهرون‬
ْ – ‫حاسىن‬. Setelah diberi
tanda baca menjadi – ‫ب‬
ٍ ‫رءا – نَئ َا – َمئ َا‬
‫خَسئينَ – يَ ْست َ ْهزءو َن‬
Catatan:
Rasm Hamzah yang terletak
sebelum alif pada jama’ mudzakkar

12
salim atau jama’ mu’annas salim
dibuang )‫ )بدون الصورة‬sedang alif
sesudahnya diisbatkan.

Catatan:
Rasm Hamzah yang terletak sebelum alif pada jama’ mudzakkar salim atau jama’
mu’annas salim dibuang )‫ )بدون الصورة‬sedang alif sesudahnya diisbatkan.
Contoh:
NO. KETERANGAN
1. َ‫( االَم ُرون‬sebelum diberi tanda baca tertulis ‫)االمروى‬
2. َ‫( ءامنيْن‬sebelum diberi tanda baca tertulis ‫)امىىىى‬
3. َ‫(ءاخديْن‬sebelum diberi tanda baca tertulis ‫)احدىى‬
4. َ‫(وءاخَريْن‬sebelum diberi tanda baca tertulis ‫)واحرىى‬
5. ‫(ال ُم ْنشئ َات‬sebelum diberi tanda baca tertulis ‫)المىساى‬
6. ‫( َءايت‬sebelum diberi tanda baca tertulis ‫)اىى‬

E. Kalimah-Kalimah Yang Dikecualikan Dari Kaidah Ke-Delapan.

Diriwayatkan oleh para ulama Rasm Usmani dari Mushaf Usmani, bahwa tujuh
kalimah berikut rasm hamzahnya tidak dibuang walaupun terjadi ‫اجتماع الصورتين‬.
NO. KETERANGAN
1. ‫سيّئ َا‬
َ dalam surat at-taubah ayat 102 )‫سيّئ َا‬
َ ‫(وءاخ ََر‬. Rasm hamzah tidak tetap ditulis
dengan bentuk ya. Dengan demikian penulisannya adalah ‫سيَّئ َا‬
َ . Sebelum diberi
tanda baca tertulis ‫ سسا‬.
2. َ yang bercorak mufrad dimana saja berada dalam Al-Qur’an, misalnya ‫بَلَى‬
‫سيَّئ َة‬
‫سيَّئة‬
َ ‫ب‬ َ َ‫ َم ْن ك‬. Rasm hamzahnya tetap ditulis dengan bentuk ya. Dengan
َ ‫س‬
demikian rasm kalimah tersebut adalah ‫سيّئة‬
َ . Sebelum diberi tanda baca
tertulis ‫سسه‬. Apabila bercorak jama’ )‫سيّئ َاتكُم‬
َ - ‫سيّئ َات‬
َّ ‫ (ال‬rasm hamzah ditulis
tanpa bentuk )‫ (بدون الصورة‬karena terjadi ‫اجتماع الصورتين‬, yakni ‫السساى – سساىكم‬.
Setelah diberi tanda baca menjadi: ‫سيَّئ َاتكُم‬
َ - ‫سيّئ َات‬
َّ ‫ال‬
3 & 4. ‫ َهيّئ‬dan ‫ َويُ َهيّئ‬dalam surat al-kahfi (18): 10 dan 16 )َ ‫ (يُ َهيّئ لكم – و َهيّئ لَنا‬rasm
hamzahnya tetap ditulis dengan bentuk ya. Dengan demikian rasm dua
kalimah tersebut adalah ‫ هى‬- ‫وهى‬. Setelah diberi tanda baca menjadi – ‫يء‬
ّ ‫َويُ َه‬

13
‫يء‬
ّ ‫ َه‬.
5. ‫سيّئ‬
َّ ‫ ال‬dua tempat di surat fatir (35): 43 ‫سيّئ‬ َ ‫سيّئ االبأ َ ْهله‬
َّ ‫و َمك ََرال‬. َّ ‫َوالَيَح ْي ُق – ال َم ْك ُرال‬
(Rasm hamzahnya tetap ditulis dengan bentuk ya. Dengan demikian, rasm
kalimah tersebut adalah ‫سيّئ‬
َّ ‫ ال‬sebelum diberi tanda baca tertulis ‫السى‬
6. ‫ َيئسُوا‬dalam surat al-ankabut (29): 23 )‫ (أولئك َيئسُوا م ْن َر ْح َمتى‬Rasm hamzahnya
tetap ditulis dengan bentuk ya. Dengan demikian, rasm kalimah tersebut
adalah ‫يَئسُوا‬. Sebelum diberi tanda baca tertulis ‫ىىسوا‬.
7. َ‫ يَئسْن‬dalam surat at-talaq (65): 4 )‫(والسّئ يئسْنَ من ال َمحيْض‬. Rasm hamzahnya tetap
ditulis dengan bentuk ya. Degan demikian, rasm kalimah tersebut adalah َ‫ َيئسْن‬.
Sebelum diberi tanda baca tertulis ‫ىىس‬.

14
BAB III
PENUTUP

Alhamdulillah telah selesai makalah kami dengan judul "Hamzah". Mohon maaf
apabila terdapat kesalahan penulisan maupun isi, semoga para pembaca mudah memahami
maksud dari materi yang terdapat dalam makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca sebagai evaluasi terhadap makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta. Penulisan dan Pentashihan Mushaf Al-Qur'an dengan
Rasm Usmani, Jakarta.

15

You might also like