You are on page 1of 70
BUKU PANDUAN PENYUSUNAN TESIS w MERCU BUANA PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA. Agustus 2022 Urpinaai cengan vamscanne KATA PENGANTAR Tesis merupakan karya ilmiah Kesarjanaan atas penelitian/kajian permasalahan perusahaan di lapangan yang disusun oleh mahasiswa sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Penyusunan tesis menjadi bagian kegiatan akademik pada Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana. Penerbitan Buku Pedoman Penyusunan Tesis ini dimaksudkan untuk menetapkan standarisasi dan memberikan rujukan bagi proses penyusunan Tesis yang diberlakukan di Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana. Buku ini di ‘sun oleh staf pengajar melalui proses diskusi, koordinasi, dan konfirmasi dengan berbagai nara sumber yang berminat terhadap pengembangan karya ilmiah. Dengan demikian substansi buku pedoman ini mendasarkan diri pada prinsip-prinsip kajian keilmuan sehingga memenuhi persyaratan kaidah ilmiah untuk menjembatani aspirasi staf pengajar dan kemampuan mahasiswa di tingkat magister. Dengan adanya buku pedoman ini diharapkan para mahasiswa dan dosen sebagai pembimbing memiliki kesamaan referensi dalam proses pembimbingan dan penyusunan Tesis. Sclanjutnya diharapkan proses pembimbingan dapat lebih terarah pada substansi Tesis dan akan meningkatkan kualitas karya ilmiah mahasiswa. Pada kesempatan ini Tim Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Rektor, serta Direktur, dan para Wakil Direktur Program Pascasarjana yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk melakukan berbagai penyesuaian dalam memperbaiki Buku Panduan Penyusunan Tesis yang telah terbit sebelumnya. Kepada teman-teman sejawat, para mahasiswa dan para nara sumber Tim Penulis mengucapkan terimakasih atas berbagai sumbang saran demi terbitnya Buku Panduan Penyusunan Tesis ini, Semoga buku ini bermanfaat bagi pengembangan proses belajar mengajar pada Program Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik UMB. Jakarta, Agustus 2022 Team Penyusun Urpinaai cengan vamscanne PRAKATA PROGRAM STUDI Penyusunan Tesis merupakan akhir dari proses belajar di Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik UMB. Kegiatan penyusunan Tes sebagai beban sekaligus tuntutan bagi mahas pada umumnya dipandang wa, namun mempunyai nilai prestasi akademis yang tinggi Dalam penyusunan Tesis mahasiswa dituntut untuk mencurahkan semua pengetahuan dan kemampuan analisisnya sebagai manifestasi pertanggung jawaban akademis.selama mengikuti perkuliahan. Selain substansi Tesis, mahasiswa harus pula memahami dan ‘mengikuti prosedur penyusunan Tesis yang bersifat teknis. Buku Panduan Penyusunan Tesis ini merupakan rujukan bagi mahasiswa dalam memahami substansi maupun prosedur yang harus diikuti. Sesuai dengan visi Program Studi Magister Teknik Sipil, diharapkan Tesis yang disusun mahasiswa sebagai karya ilmiah dapat memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan isu masalah di bidang teknik sipil. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan kesamaan persepsi terhadap langkah-langkah yang harus Gitempuh dalam penyusunan Tesis, Buku ini diharapkan dapat membantu_mengurangi hambatan yang mungkin terjadi dalam proses pembimbingan, Oleh karenanya standarisasi baik bersifat substansi maupun teknis prosedural sangat bermanfaat bagi berbagai pihak terkait. Penerbitan Buku Panduan Penyusunan Tesis ini merupakan jawaban terhadap keinginan dan kebutuhan akan pentingnya standarisasi mutu dalam penyusunan Tesis sebagai tugas akhir bagi mahasiswa di tingkat Program Studi pada Program Magister Universitas Mercu Buana, khususnya Program Studi Magister Teknik Sipil. Buku Panduan Penyusunan Tesis ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembacanya, Semoga buku panduan ini dapat meningkatkan kelancaran proses pembimbingan Fakultas ‘Teknik dan kualitas penulisan Tesis di Program Studi Magister Teknik Sipi Universitas Mercu Buana, Urpinaai cengan vamscanne DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......... PRAKATA PROGRAM STUDI... DAFTAR ISI....... Bab I Pendahuluan 11. Tesis 1 1.2. Tahapan Penyusunan Tesis 1.3, Pembimbingan T Bab II Proposal Tesis........ 2.1, Format Proposal Tesis 2. Seminar Proposal Bab IJ Penulisan Tesis.. 3.1. Format Penulisan Tesis.... 3.2. Panduan Teknis Tata Tulis Tesis ... Bab IV Sidang Tesis.......... Bab V Revisi dan Penyerahan Tesis... Bab VI Sanksi. 22 DAFTAR PUSTAKA 23 LA MBPT RA Nscssanssasisson ist asst oer tecerrsseunscempenanranecmeiecnns ON 2 2 4 4 5 3. Seminar Hasil 6 8 8 8 8 Urpinaai cengan vamscanne DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Penelitian Kuantitatif vs Kualitatif . Lampiran 2 : Penjelasan Sistematika Penyusunan Tesis... Lampiran 2.1 : Contoh Cover (Sampul Luar) . Lampiran 2.2 : Contoh Cover (Sampul Dalam) Lampiran 2.3 : Contoh Penulisan Intisari/Abstrak ...... Lampiran 2.4 : Contoh Lembar Pengesahan (Satu Pembimbing) «0.00.00» Lampiran 2.6 ; Contoh Lembar Pernyataan Lampiran 2.7 : Contoh Penulisan Kata Pengantar Lampiran 2.8 : Contoh Halaman Daftar Isi Lampiran 2.9 : Contoh Penulisan Daftar Pustaka Lampiran 3 : Contoh Form Pengajuan Seminar Proposal Tesis Lampiran 4: Contoh Form Pengajuan Seminar Hasil Tesi. Lampiran 5 : Contoh Form Pengajuan Sidang Tesi Lampiran 6 : Contoh Surat Pernyataan Menyelesaikan Hard Cover Lampiran 7: Contoh Tulisan pada Cover Piringan CD. Lampiran 8 : Contoh Bukti Penyerahan Hardeover/CD Tesis. Lampiran 9 : Petunjuk Penulisan Artikel untuk Diterbitkan di Jurnal.. Lampiran 10 : Contoh Penulisan Artikel untuk Diterbitkan di Jumal Lampiran 11 : Alur Pengesahan Hard Cover Tesis .. Contoh Lembar Pengesahan (Dua Pembimbing) «0.00000» 25 29 AL a2 AB AS 46 48 49 50, 56 57 61 Urpinaai cengan vamscanne Babl Pendahuluan LAL. Tesis Tesis merupakan karya ilmiah pada jenjang pendidikan pascasarjana (S2) untuk memperoleh gelar Master. Setiap mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya di Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jakarta diwajibkan untuk menyusun suatu Karya Akhir atau Tesis yang merupakan hasil penelitian. Secara umum yang dimaksud “penelitian’ dalam Buku Pedoman Penyusuan Tesis ini adalah penelitian ilmiah yang dilaksanakan untuk mendapatkan pengetahuan yang berupa kebenaran ilmiah, bukan sekedar kebenaran menurut cara akal sehat atau common-sense. Dengan kata lain, penelitian yang dimaksud adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu, khususnya teori, konsep-konsep, dan metodologi dalam ilmu pengetahuan, khususnya ilmu teknik Sipil. Iimu pengetahuan pada dasamya bersifat rasional sekaligus empirikal. Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan ilmu pengetahuan dalam melaksanakan penelitiannya, setiap mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jakarta harus menggunakan kemampuan berpikir ilmiah, baik secara deduktif maupun induktif. Setiap mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih paradigma penelitian dalam melaksanakan penelitiannya yaitu paradigma Klasik (positivis/post-positivis), konstruktivis atau kritis. Penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan paradigma Klasik umumnya berupa penelitian-penelitian kuantitatif yang dilandasi asumsi-asumsi positivistik. Sedangkan penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan paradigma konstruktivisme dan paradigma ritis, meskipun ada yang merupakan kombinasi keduanya, pada umumnya merupakan penelitian-penelitian kualitatif, yang dilandasi asumsi-asumsi teori humanistik atau interpretif ‘Untuk menjamin kualitas hasil penelitian, maka seluruh kegiatan penelitian di Program Studi Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Mercu Buana Jakarta harus Gilandasi oleh sikap ilmiah dan menjunjung tinggi etika penelitian yang berlaku secara universal. Hal-hal yang berkaitan dengan etika penelitian bukan hanya terkait dengan Keharusan bagi peneliti untuk bersikap menghargai karya orang lain dan santun terhadap responden atau informan penelitian, melainkan juga mencakup perlunya peneliti memperhatikan nilai-nilai etis dalam pemilihan topik penelitian dan memelihara kejujuran dalam mengungkap kebenaran, Segala bentuk pelanggaran terhadap etika intelektual, termasuk dalam melaksanakan penelitian, dianggap sebagai tindakan yang tercela, Pelanggaran tethadap etika intelektual yang, dianggap paling serius adalah tindakan plagiat atau plagiarisme dalam penulisan karya tulis, ilmiah termasuk Karya Akhir atau Tesis. Plagiarisme dianggap sebagai tindakan yang dapat, ‘mempermalukan atau: mencoreng nama institusi dan almamater, Tesis ini disusun dengan ciri-ciri antara lain: ‘Ada permasalahan yang akan diselesaikan melalui penelitian Judul Tesis dipilih sendiri oleh mahasiswa dan disetujui oleh dosen pembimbing. Didasarkan pada pengamatan lapangan (data primer) dan/atau analisis data sekunder Memenuhi ketertiban proses penelitian. Mengungkapkan adanya kenyataan baru atau kenyataan khusus peoge 1 Urpinaai cengan vamscanne Di bawah bimbingan secara berkala dan teratur oleh dosen pembimbing Mengikuti tata tulis karya ilmiah Dipertahankan dalam ujian lisan atau komprehensif di depan tim dosen penguji Layak dipresentasikan dalam forum seminar 1.2, Tahapan Penyusunan Tesis Penyusunan Tesis pada umumnya dapat mulai dilakukan pada semester III (tiga) ketika mahasiswa mengambil mata kuliah Metodologi Penelitian. Secara umum kegiatan penulisan Tesis ini meliputi: Perancangan usulan/proposal Tesis Seminar usulan/proposal Tesis Pengumpulan data Pengolahan data Pembahasan hasil pengolahan data Penyelesaian laporan Tesis Sidang Tesis Mawson 1.3. Pembimbingan Tesis Penyusunan tesis memerlukan pembimbingan dosen pembimbing. Untuk memperlancar dan memperjelas tugas dan tanggung jawab mahasiswa dan dosen pembimbing, maka perlu dibuat ketentuan untuk keduanya. Adapun tugas dan tanggung jawab mahasiswa dan dosen adalah sebagai berikut. A. Tugas dan Tanggung Jawab Mahasiswa Mahasiswa bertanggung jawab atas semua aspek yang berkaitan dengan penyiapan Tesis dan publikasi yang meliputi : 1) Isidan materi 2) Organisasi dan format 3). Pekerjaan editorial, bahasa, dan bibliography 4) Pengetikan dan gambar-gambar 5) Kualitas dan kesahihan data, logika, dan rasionalitas yang digunakan dalam, penulisan B. Tugas dan Tanggung Jawab Dosen Pembimbing 1) Menyetujui topik penelitian, materi, dan metode penelitian yang diajukan dalam proposal Tesis. Jika topik yang diajukan mahasiswa dinilai kurang sesuai (misal Karena tidak ditemukan fenomena permasalahan), pembimbing dapat ‘memberikan saran topik baru. 2) Menyetujui organisasi, isi, dan format proposal hingga nantinya menjadi Tesis 3) Melakukan review atas kualitas data, logika, dan rasionalitas dalam penulisan Tesis Urpinaai cengan vamscanne 4) Melakukan evaluasi menyeluruh atas penyelesaian Tesis dan pemenuhan tethadap kriteria yang ditetapkan, hingga revisi terakhir. C. Proses Pembimbingan Tesis a, Pembimbingan dapat dilakukan secara tatap muka maupun online. b. Pembimbingan tatap muka dapat dilakukan di kampus Meruya, Menteng, atau Kranggan, sesuai kesepakatan antara mahasiswa dengan pembimbing, cc. Pada setiap proses bimbingan dan konsultasi mahasiswa wajib menyertakan catatan bimbingan yang ditulis dalam buku Panduan Penyusunan Tesis 4d. Catatan proses pembimbingan ditandatangani pembimbing sebagai bukti terjadi proses bimbingan. e. Bila telah melakukan 6 (enam) kali bimbingan maka mahasiswa dapat mengusulkan seminar proposal dan seminar hasil D. Ketentuan Pembimbingan 1. Pembimbing ditentukan oleh Program Studi (Prodi) pada saat mahasiswa ‘mengambil mata kuliah Seminar. Dosen pembimbing ditetapkan oleh Prodi sesuai dengan kompetensi dan pertimbangan sebaran jumlah bimbingan pada masing- masing dosen, 2. Mahasiswa dapat mengetahui nama pembimbing dengan membuka situs www. mts.pasca.mercubuana.ac.id 3. Pembimbing dapat berjumlab 1 (satu) atau 2 (dua) orang. Jika mahasiswa mendapat 2 (dua) orang pembimbing, maka Pembimbing I (satu) terutama berkaitan dengan tema dan konsep-konsep dasar isi tesis, sementara Pembimbing IT (dua) terutama bertanggungjawab atas teknis penulisan tesis. Kaprodi menetapkan pembimbing sesuai dengan kompetensi pembimbing. 4. Mahasiswa yang telah mendapatkan dosen pembimbing dianjurkan segera menemui Pembimbing (untuk melakukan konsultasi proposal/topik Tesis) dengan menunjukkan SK Pembimbing yang telah ditandatangani oleh Kaprodi. SK Pembimbing berlaku selama satu semester (6 bulan).. 5. Apabila dalam waktu satu semester mahasiswa tidak pernah_menghubungi pembimbing maka SK tidak berlaku dan mahasiswa dapat mengusulkan pembimbing baru. 6. Jika dalam waktu satu semester sejak SK Pembimbing diterbitkan Seminar/Tesis belum selesai, maka mendapat pinalti nilai E. 7. Pembimbingan Seminar/Tesis adalah proses penyusunan Tesis melalui konsultasi yang dilakukan secara intensif antara mahasiswa dengan dosen pembimbing. Urpinaai cengan vamscanne Bab II Proposal Tesis Sebelum melakukan penelitian lapangan mahasiswa wajib membuat proposal penelitian dan melakukan seminar atas proposal tersebut. 2.1, Format Proposal Tesis Proposal tesis yang akan diseminarkan terdiri atas hal-hal sebagai berikut. Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Bab I. Pendahuluan Bab pendahuluan sedikitnya memuat (boleh dirinci dalam bentuk subbab) hal-hal berikut: 1.1, Latar Belakang Masalah 1.2. Identifikasi, Perumusan, dan Batasan Masalah 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4, Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.5, Sistematika Penulisan Bab Il. Tinjauan Pustaka, Kerangka Berfikir dan Hipotesa Bab tinjauan pustaka berisi uraian tentang alur pikir dan perkembangan keilmuan dalam topik kajian, Pada hakikatnya, hasil penelitian seorang peneliti bukanlah satu penemuan baru yang berdiri sendiri melainkan sesuatu yang berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya. Pada bab tinjauan pustaka ini harus dielaborasikan hasil peneliti terdahulu yang terkait dengan masalah yang akan dikaji sedemikian rupa sehinga memberikan gambaran perkembangan perkembangan pengetahuan yang ‘mendasari penulisan tesis. Dengan tinjauan pustaka ini, mahasiswa MTS juga dituntut dapat menunjukkan bahwa ia menguasai ilmu pengetahuan yang mendasari atau terkait dengan permasalahan yang dikaji. Dengan demikian maka Tinjauan Pustaka BUKANLAH uraian mengenai metode dan/ataupun dasar-dasar teori yang sudah lazim maupun yang akan digunakan, Secara garis besar bab ini terdiri dari (boleh dirinci dalam bentuk sub bab sesuai kebutuhan): 2.1. Teori (berbagai teori sesuai topik penelitian) 2.2. Penelitian Terdahulu 2.3. Kerangka Pemikiran 2.4. Hipotesis (jika ada) Urpinaai cengan vamscanne Bab III. Metoda Penelitian Pada bab III ini diuraikan secara rinci cara-cara penelitian. Secara umum bab ini terdiri dari: 3.1, Jenis/Desain Penelitian 3.2. Variabel Penelitian/fenomena yang akan diamati 3.3, Jenis dan Sumber Data 3.4, Teknik Pengumpulan Data 3.5, Metode Analisis Data 3.6. Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Tesis 2.2, Seminar Proposal 2.2.1. Prosedur Melaksanakan Seminar Proposal 1. Mahasiswa telah melaksanakan konsultasi minimal 6 kali 2. Pembimbing I (dan I) telah menyetujui dilaksanakan seminar proposal dengan ‘menuliskan. persetujuan pada cover (luar) proposal Tesis yang akan diseminarkan 3. Mahasiswa telah menyelesaikan beban studi minimal 24 sks dan mempunyai IPK > 3,00 4. Mahasiswa telah menghadiri seminar proposal mahasiswa lain sebanyak minimum 5 (lima) kali, 5. Telah mengikuti 3 kegiatan yang diselenggarakan UMB (termasuk outhond, Matrikulasi dan Seminar Nasional). 6. Mahasiswa mengajukan permohonan seminar proposal dengan menyerahkan formulir seminar yang sudah disetujui pembimbing. (formulir seminar proposal dapat diunduh di situs prodi MTS www.mts.pasca.mercubuana.ae.id) 7. Formulir disertai 2 (dua) eksemplar proposal tesis. 8 Mahasiswa berkoordinasi dengan bagian tata usaha untuk menentukan jadwal seminar. 9. Jadwal seminar adalah kesepakatan hari dan jam antara pembimbing, penelaah, dan mahasiswa. 10. Batas waktu pelaksanaan seminar proposal untuk target kelulusan di suatu semester tertentu diumumkan melalui sekretariat program studi. 11, Seminar proposal dihadiri oleh rekan mahasiswa 12. Kaprodi menetapkan seorang Penguji (penelaah proposal) sesuai kompetensi. 2.2.2, Tata Cara Pelaksanaan Seminar Proposal Seminar Proposal dilaksanakan secara terbuka. 2. Seminar proposal dihadiri oleh Pembimbing, satu orang dosen Penguji/penelaah, dan mahasiswa minimal 10 (sepuluh) orang. 3. Pembimbing menjadi moderator seminar proposal. 4. Pelaksanaan seminar proposal meliputi: 1) Pembukean oleh Pembimbing 2) Paparan Proposal oleh mahasiswa (dalam waktu 15 menit) 3) Ujian proposal dalam bentuk diskusi, baik dengan peserta seminar maupun dosen penelaah, 4) Diskusi di antara Pembimbing dan Penelaah Urpinaai cengan vamscanne 5) Penyampaian Keputusan Kelayakan Proposal oleh Pembimbing (dicerminkan dari nilai yang diperoleh dalam seminar. Kriteria lulus: nilai minimal B). 2.2.3, Aktivitas setelah Seminar Proposal 1. Masukan dari Penelaah maupun peserta seminar dikonsultasikan kembali kepada Pembimbing I (dan II) sebelum melakukan proses pengumpulan data 2. Mahasiswa dapat meminta surat pengantar dari Prodi jika diperlukan dalam proses pengumpulan data 3. Jika terdapat masalah dalam pengumpulan data, konsultasikan kepada pembimbing 4. Setelah pengumpulan data selesai, Konsultasikan data yang diperoleh kepada pembimbing Lakukan pengolahan data sesuai metode analisis yang telah disusun. Hasil pengolahan dianalisis hingga tersusun Tesis lengkap Bila mahasiswa memerlukan surat izin melakukan penelitian di suatu perusahaan atau lembaga, mahasiswa dapat meminta surat pengantar melalui sekretariat/Tata Usaha Program Pascasarjana. 2.3. Seminar Hasil 2.3.1 Prosedur Melaksanakan Seminar Hasil 1, Mahasiswa telah melaksanakan konsultasi minimal 6 kali pasca seminar proposal. 2. Telah melakukan perbaikan hasil sidang seminar proposal. 3. Telah menyusun kompilasi dan klasifikasi data serta analisa data, pembahasan, kesimpulan. 4, Pembimbing I (dan Il) telah menyetujui dilaksanakan seminar hasil dengan menuliskan persetujuan pada cover (Iuar) Laporan Hasil Tesis yang akan diseminarkan. 5. Mahasiswa telah menyelesaikan beban studi minimal 24 sks dan mempunyai IPK 23,00 6. Mahasiswa telah menghadiri seminar hasil mahasiswa lain sebanyak minimum 5 lima) kali. 7. Telah mengikuti 3 kegiatan yang diselenggarakan UMB (lermasuk outbond, Matrikulasi dan Seminar Nasional). 8. Mahasiswa mengajukan permohonan seminar hasil dengan menyerahkan formulir seminar yang sudah disetujui pembimbing. (formulir seminar hasil dapat diunduh di situs prodi MTS www.mts.pasca.mercubuana.ac.id) 9. Formulir disertai 2 (dua) eksemplar laporan hasil tesis. 10. Mahasiswa berkoordinasi dengan bagian tata usaha untuk menentukan jadwal seminar. 11, Jadwal seminar adalah kesepakatan hari dan jam antara pembimbing, penelaah, dan mahasiswa. 12, Balas waktu pelaksanaan seminar hasil untuk target kelulusan di suatu semester tertentu diumumkan melalui sekretariat program studi 13, Seminar hasil dihadiri oleh rekan mahasiswa 14, Kaprodi menetapkan seorang Penguji (penelaah proposal) sesuai kompetensi Urpinaai cengan vamscanne 2.3.2. Tata Cara Pelaksanaan Seminar Hasil 1. Seminar Hasil dilaksanakan secara terbuka, 2. Seminar Hasil dihadiri oleh Pembimbing, satu orang dosen Penguji/penelaah, dan mahasiswa minimal 10 (sepuluh) orang. 3. Pembimbing menjadi moderator seminar proposal. 4. Pelaksanaan seminar proposal meliputi : 1) Pembukaan oleh Pembimbing 2) Paparan seminar hasil oleh mahasiswa (dalam waktu 15 menit) 3) Ujian seminar hasil dalam bentuk diskusi, baik dengan peserta seminar maupun dosen penelaah. 4) Diskusi di antara Pembimbing dan Penelaah 5) Penyampaian Keputusan Kelayakan seminar hasil oleh Perl (dicerminkan dari nilai yang diperoleh dalam seminar. Kriteria lulus: minimal B). nilai 2.3.3. Aktivitas setelah Seminar Hasil 1. Masukan dari Penelaah maupun peserta seminar dikonsultasikan kembali kepada Pembimbing I (dan IT) untuk perbaikan laporan selanjutnya. 2. Mahasiswa dapat meminta surat pengantar dari Prodi jika diperlukan dalam proses pengumpulan data/wawancara narasumber. 3. Jika terdapat masalah dalam pengumpulan data, konsultasikan kepada pembimbing. 4. Setelah pengumpulan data selesai, konsultasikan data yang diperoleh kepada pembimbing I (dan II) untuk perbaikan laporan selanjuinya. 5. Lakukan pengolahan data sesuai metode analisis yang telah disusun. 6. Hasil pengolahan dianalisis hingga tersusun Tesis lengkap Urpinaai cengan vamscanne Bab II Penulisan Tes 3.1. Format Penulisan Tesis Secara umum tesis terdiri dari tiga bagian yaitu pembuka, isi utama tesis, dan penutup. Pembuka tesis berisi abstrak, lembar pernyataan, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Isi utama tesis terdiri atas hal-hal berikut dengan kisaran proporsi sebagai berikut: BABI. Pendahuluan (15%) BAB II. Tinjauan Pustaka (20%) BAB III. Metoda Penelitian (20%) BAB IY. Hasil Dan Pembahasan (40%) BAB V. Kesimpulan dan Saran (5%) 3.2, Panduan Teknis Tata Tulis Tesis Agar tesis yang dihasilkan memiliki kualitas yang terstandarisasi, maka penulisan tesis mengikuti tata cara yang ditentukan 1. Kertas a. Kertas yang digunakan untuk menulis Tesis adalah kertas HVS 80 gram berukuran A4 (21,0 em x 29,7 em) b. Sampul berupa soft cover dari bahan buffalo atau linen (ketika diajukan untuk ujian Tesis) dan hard cover setelah sidang dan telah direvisi (dengan warna biru magenta). ¢. Pembatas antara bab yang satu dengan bab lainnya diberi pembatas kertas doorslag ‘warna biru berlogo Universitas Mercu Buana, 2. Jenis Huruf a, Keseluruhan naskah tesis menggunakan jenis huruf yang sama, dari awal sampai akhir, yaitu Times New Roman, ukuran font 12, kecuali judul bab digunakan ukuran font 14 b. Huruf tebal digunakan untuk judul bab, sub bab, tabel, gambar, dan lampiran ¢. Huruf miring digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya istilah/kata dalam bahasa asing, atau kata yang ingin ditekankan. d. Khusus untuk cover (Iuar), digunakan font 14 atau 16 (tergantung panjang judul tesis) huruf tebal, dan menggunakan spasi 1 (satu) 3. Margin Batas pengetikan dari tepi kertas untuk naskah tesis adalah sebagai berikut a. Tepi atas 2,5 om b. Tepi bawah 3 cm c. Tepi kiri 3 cm d. Tepi kanan 2,5 cm Urpinaai cengan vamscanne judul bab dimulai di halaman baru dan diletakkan di tengah (centering) bagian atas halaman. b. Sub-bab diketik di pinggir sisi kiri halaman dengan menggunakan huruf kecil tebal kecuali huruf pertama pada setiap kata diketik dengan huruf kapital (perhatikan Bahasa Indonesia yang benar untuk penggunaan huruf kapital). c. Setiap alinea baru, kata pertama diketik masuk ke kanan setelah ketukan ke tujuh atau mulai pada ketukan ke delapan, 4. Penulisan lambang atau simbol sebaiknya menggunakan fasilitas program perangkat lunak komputer. Sedangkan satuan dan singkatan yang digunakan hanya yang lazim dipakai dalam konsentrasi bidang studi masing-masing . Istilah asing dalam teks dicetak miring (Italic) misalnya: supply, behavior, et al f. Sefelah tanda koma, titik koma, dan titik dua diberi jarak satu ketukan dan sebelumnya tidak perlu diberi spasi g. Pemutusan kata harus mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baku. h, Tabel dan gambar yang berwarna harus terlihat jelas apabila digandakan i. Abstract dan seluruh teksnya diketik dengan huruf miring (Italic). Jumlah kata dalam abstrak maksimum 200 Kata. k dengan huruf kapital a, Spasi antara judul bab dengan teks pertama isi naskah adalah 3 (tiga) spasi b. Spasi antara baris dalam teks adalah 1.5 (satu setengah) spasi, kecuali kalimat judul, sub judul, sub bab, judul tabel, dan judul gambar, serta judul lampiran yang lebih dari satu baris diketik satu spasi. ¢. Spasi antar sub-bab adalah tiga spasi. d. Abstract/abstrak diketik dengan jarak satu spasi; e. Spasi sumber referensi dalam Daftar Pustaka satu spasi kecuali jarak spasi antara sumber pustaka boleh 1,5 (satu setengah) atau 2 (dua) spasi, f, Spasi pada bagian awal (Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, maupun Daftar Lampiran) adalah satu setengah spasi. 6. Penomoran Halaman a, Halaman Bagian Awal 1) Bagian awal Tesis diberi nomor halaman dengan menggunakan angka Romawi kecil (, ii, iii, dan seterusnya). 2) nomor halaman ditempatkan pada posisi tengah bawah halaman yang dimulai dari Intisari/Abstract sampai sebelum Bab Pendahuluan b. Halaman Bagian Utama Tesis 1) Penomoran mulai dari Bab Pendahuluan sampai dengan Kesimpulan dan Saran menggunakan angka latin (1, 2, 3 dst). 2) Nomor halaman di setiap bab baru diletakkan pada bagian tengah bawah dan halaman berikutnya diletakkan di sudut kanan atas. 3) Penggunaan teks bawah (footer) Arial cetak tebal bertuliskan Universitas Mercu Buana, diletakkan sejajar dengan nomor halaman pada bagian tengah bawah posisi rata kanan. Urpinaai cengan vamscanne c. Halaman Bagian Akhir Bagian akhir tesis dimulai terdiri atas Daftar Pustaka, Lampiran, dan Riwayat Hidup. Penulisan halaman pada bagian ini menggunakan angka latin, melanjutkan nomor terakhir dari Bab Kesimpulan dan Saran. Bab dan Sub-bab a. Tesis terbagi dalam sejumlah bab. Setiap bab baru dimulai di halaman baru. b. Sebuah bab yang besar dapat dirinci lebih lanjut dalam kesatuan-kesatuan bertingkat yang lebih kecil yang disebut anak bab atau sub-bab. ¢. Sebuah bab minimum terdiri atas 2 (dua) sub-bab 4. Setiap sub-bab baru tidak harus dimulai di halaman baru. ¢. Jika ada perincian sub-bab, maka suatu sub-bab minimum terditi atas 2 (dua) sub- sub bab dan seterusnya. £, Cara penulisan bab dan sub-bab dilakukan dengan penomoran berbentuk angka dan huruf secara berturut-turut sebagai berikut: 1. Bab (Bab tingkat 1) 1.1. Sub bab (Bab tingkat TP) 1.1.1, Sub-sub bab (Bab tingkat 111) 1.1.1.1 Sub-sub-sub Bab (Bab tingkat IV) Penomoran bukan bab dan sub bab menggunakan angka latin dengan tanda kurung misalnya: 1), 2) atau (1), (2), dst. 8. Tabel dan Gambar a. Tabel dalam teks diberi nomor tabel dan judul tabel diketik dengan huruf “T” Kapital seperti Tabel 2.1 (berarti tabel di Bab MI yang pertama). Judul tabel ditempatkan di atas tabel. b. Format tabel bukan papan catur (tidak menggunakan garis vertikal dan horizontal sebagai pembatas kolom dan baris). ¢. Jika informasi/data yang disajikan dalam tabele berasal dari orang atau lembaga lain, tuliskan sumbernya. Sumber disebutkan di bawah tabel d._Jika judul tabel lebih dari satu baris, maka judul tabel diketik 1 (satu) spasi e. Sebelum dan sesudah tabel berjarak 3 (tiga) spasi. f, Setiap tabel diberi penjelasan mengenai informasi yang terkandung pada tabel tersebut. g. Sajikan tabel secara efisien, gunakan spasi satu. h. Tabel yang baik tidak lebih dari satu halaman, Agar tabel tidak lebih sari satu halaman, ukuran font bisa dikecilkan, namun tetap dapat dibaca dengan jelas (misal menggunakan ukuran font 10) i. Seandainya setelah diatur sedemikian rupa, tabel tetap lebih dari 1 (satu) halaman, maka lanjutan tabel di halaman selanjutnya diberi keterangan “lanjutan Tabel (sertai nomor tabel) dan tabel lanjutan diberi nama kolo 10 Urpinaai cengan vamscanne Contoh tabel: ‘Tabel 2.1, Metoda Zero-One Untuk Mencari Bobot ‘Angka No Fungsi ransking Bobot Keterangan 1 Biaya 3 50. Prioritas tertinggi 2 Pelaksanaan Cepat 2 33,33 Priorotas sedang 3 Mudah 1 16,17 Prioritas rendah Jumlah angka ran; 6 100 ‘Sumber: Levin Wibowo (2017) 9. Gambar a. Gambar dalam teks disertai nomor gambar dan judul gambar diketik dengan huruf SG” Kapital seperti Gambar 3.1 (berarti gambar di Bab III yang pertama). Judul gambar ditempatkan di bawah gambar (centering). b. Gambar yang disajikan, disebutkan sumbernya. Sumber diletakkan di bawah (akhir) gambar (di bawah judul gambar). ¢. Gambar yang disajikan harus diberi penjelasan, Penjelasan disajikan sebelum tampil tabel dan/atau gambar berikutnya 4. Jika judul gambar lebih dari satu baris, maka judul gambar diketik 1 (Satu) sp fe. Sebelum dan sesudah gambar berjarak 3 (tiga) spasi. Contoh gambar risk exposure 2B Gambar 2.3. Hubungan Antara Biaya Tak Terduga Dan Biaya Yang Ditanggung Kontraktor Sumber : Chen-Yu Cang (2015) 10. Kutipan a. Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas: kutipan langsung dan kutipan tidak langsung b. Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. ¢. Kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat seseorang tokoh/ilmuwan yang berupa intisari atau ikhtisar dari pendapat mereka. d. Cara penulisan kutipan langsung adalah sebagai berikut : n Urpinaai cengan vamscanne 1) Penulisan kutipan langsung harus sama dengan aslinya, baik yang berkenaan dengan susunan kata-katanya, ejaan, maupun tanda bacanya (baik kutipan bahasa Indonesia maupun bahasa asing) 2) Kutipan yang panjangnya 3 (tiga) baris atau lebih, diketik dengan spasi 1 (satu), tanpa diberi tanda kutip pada awal dan akhir kalimat. 3) Kutipan yang panjangnya Kurang dari 3 (tiga) baris diketik dua spasi, dimasukkan teks dengan ditandai tanda kutip pada awal dan akhir kalimat. 4) Apabila dalam kutipan tersebut perlu dihilangkan beberapa bagian kalimatnya, maka apabila yang dihilangkan adalah di bagian awal maka diberi ttik 3 (tiga) kali pada awal pengetikannya. Demikian pula apabila ditiadakan satu kalimat atau lebih di bagian akhir dari kutipan tersebut, maka diganti dengan titik 3 (liga) kali. 5) Setelah kutipan selesai ditulis, sebagai penunjukan sumber kutipan (referensi), nama pengarang dicantumkan (hanya nama keluarga/nama belakang), kemudian di belakangnya diikuti tahun buku diterbitkan dan halaman buku yang dikutip (ditulis dalam kurung). contoh : Zaki Baridwan (2012, halaman 27) ditulis : Zaki Baridwan (201127). ¢. Cara penulisan kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut: 1) Tidak dipergunakan tanda kutip pada awal dan akhir 2) Kutipan diintegrasikan dalam teks. 3) Jarak antar baris dua spasi. 4) Sesudah kutipan selesai dituliskan penunjukan referensi dan dituliskan dalam kurung dengan menyebutkan nama pengarang tanpa gelar, tahun buku diterbitkan dan halaman buku atau artikel yang dikutip. Contoh : Agus Ahyari, 2007 halaman 7 ditulis (Agus Ahyati 2007-7). 11, Sumber Referensi a. Penunjukan sumber kutipan/referensi dapat dicantumkan di depan atau di belakang. kutipan sesuai dengan urutannya. 1) Apabila dicantumkan di depan, maka penulisannya sebagai berikut : Menurut Agus Baridwan (2012:27) ..... 2) Jika sumber referensi ditulis di belakang, maka penulisannya menjadi: (Agus Baridwan 2012:27) b. Penunjukkan referensi yang menggunakan dua atau lebih sumber dilakukan dengan menuliskan nama pengarang secara lengkap. Contoh : Milton F. Usry (2011) dan Zaki Baridwan (2012). Apabila jumlah pengarang dari suatu sumber referensi adalah tiga orang atau lebih maka cukup nama pengarang pertama ditulis dan diikuti dengan singkatan et al. (et al, = dan kawan-kawan). Contoh : Robin Cooper, Milton Usry, Zaki Baridwan, Agus Ahyari (2012), ditulis Cooper et. al (2012) 4. Apabila sumber referensi diambil dari suatu kumpulan atau bunga rampai, cukup dituliskan nama penyunting terakhir dengan ditambahkan ed. (editor = penyunting) di belakang nama penyunting tersebut. Contoh : J. Ravianto ed. (2012). 12. Apabila sumber referensi tidak ada nama pengarang, maka penunjukan referensi dapat dilakukan dengan menuliskan nama lembaga, apabila terlalu panjang dapat disingkat. Contoh : IAI (2012) 2 Urpinaai cengan vamscanne 13. Bahasa yang Digunakan a. Tesis ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baku (baik dan benar) b. Tesis dimungkinkan ditulis dalam bahasa Inggris apabila dibutuhkan dalam situasi tertentu. c. Kalimat terdiri atas subyek, predikat, obyek, dan keterangan. d. Bentuk kalimat adalah pasif. e. Tidak menggunakan kata ganti orang pertama ataupun kedua. Kata ganti orang pertama (misal aku, kita) diganti dengan penu! f,Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah di-Indonesia-kan. g. Apabila dengan terpaksa digunakan istilah asing, cara menulisnya dicetak miring (italic) pada istilah tersebut. 14. Format Penulisan Bagian Awal Tesis a. Halaman Judul/Sampul Depan Pada bagian ini memuat berturut-turut: Judul Proposal/Tesis, Lambang Universitas, Nama dan NIM Mahasiswa, Program Studi Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Mercu Buana, tulisan: Proposal untuk Seminar Proposal dan Tesis untuk draft yang diajukan pada sidang tes b. Halaman Sampul Dalam Bagian ini sama dengan halaman sampul depan, dengan penambahan tulis “sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi di Program Studi Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Mercu Buana”. Tulisan diletakkan di bawah tulisan Proposal atau Tesis. ¢. Halaman Pernyataan Halaman ini berisi pernyataan mahasiswa tentang isi Tesis. Bunyi pernyataan ini adalah ; "PERNYATAAN”, Dengan ini saya menyatakan bahwa tulisan dalam Tesis ini adalah karya saya sendiri dan tidak pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Perguruan Tinggi lain, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam dafiar pustaka” 4. Halaman Daftar Isi Halaman ini memuat urutan Bab, Sub Bab (Anak Bab) dari Proposal/Tesis dengan nomor halamannya. e. Halaman Daftar Tabel (Jika Diperlukan) Daftar Tabel memuat nomor urut tabel, judul tabel, dan nomor halaman. f, Halaman Daftar Gambar/Grafik/Diagram/Skema (Jika Diperlukan): Daftar Gambar memuat nornor urut gambar, judul gambar, dan nomor halaman g. Halaman Daftar Lampiran (Jika Diperlukan): Daftar Lampiran memuat nomor urut lampiran, judul lampiran, dan nomor halamannya. B Urpinaai cengan vamscanne 15. Daftar Pustaka a. Daftar pustaka ditulis urut abjad tanpa diberi nomor urut b. Diketik 1 spasi ¢. Jarak antar sumber pustaka 1,5 (satu setengah) atau 2 (dua) spasi . Huruf pertama dari baris pertama masing-masing kepustakaan diketik tepat pada garis tepi kiri (tanpa endensi) dan untuk baris berikutnya masuk ketukan ke empat (karakter ke lima), e. Bila ada nama penulis yang sama tetapi judul buku berbeda maka buku dengan tahun terbitan lebih awal (buku terlama) ditulis terlebih dahulu f, Bila ada dua pengarang atau lebih bekerjasama membuat suatu karya ilmiah (buku, artikel jurnal, dan Jain-lain) maka penulisan daftar pustaka diawali dari nama belakang penulis pertama, kemudian nama depan penulis pertama, dilanjutkan dengan nama-nama pengarang berikutnya tanpa dibalik (sesuai nama aslin Semua nama penulis harus dituliskan, tidak boleh menggunakan dkk atau e¢ al. g. Gelar penulis tidak perlu ditulis baik pada bagian inti tulisan maupun daftar pustaka. h. Cara penulisan daftar pustaka tergantung dari jenis pustaka yang digunakan. i. Daftar pustaka sekurangnya terdiri dari 3 buku referensi sesuai topik penelitian, 5 jumal nasional terakreditasi serta 10 jurnal internasional bereputasi yang relevan. Jurnal rajukan paling lama § tahun terakhir. 1) Apabila sumber referensi adalah buku maka Susunan pengetikan daftar pustaka secara berurutan memuat nama penulis titik, tahun terbit titik, judul buku (dicetak miring/tebal) ritik, edisi atau volume buku ritik,, nama penerbit ritik, dan tempat penerbit sitik, Contoh: Darwin, Muhadjir M. 2005. Memanusiakan Rakyat Penanggulangan Kemiskinan sebagai Arus Utama Pembangunan. Benang Merah, Yogyakarta, atau Darwin, Muhadjir M. 2005. Memanusiakan Rakyat Penanggulangan Kemiskinan sebagai Arus Utama Pembangunan, Benang Merah. Yogyakarta. 2) Apabila sumber referensi adalah jurmal atau majalah ilmiah, maka susunan pengetikan secara berurutan memuat: nama penulis artikel, ritik, tahun penerbitan, tirik, judul artikel atau tulisan, ritik, nama jurnal (ditulis miring), ritik, nomor atau edisi atau periode penerbitan, titik, dan nomor halaman titik. Contoh: Boechari. 2003. “A Preliminary Note on the Studi of the Old Javanese Civil Administration”, Majalah Hmu-ilmu Sastra, 1:122-133. 1) Apabila sumber referensi merupakan terjemahan, maka susunan pengetikan secara berurutan memuat nama penerjemah, ritik, kata trans dalam tanda kurung, titik, nama pengarang buku asli sebelum diterjemahkan, ritik, tahun publikasi buku, tirik, judul buku terjemahan (dicetak miring), rik, edisi atau volume buku, ririk, nama penerbit, titik, dan tempat penerbit, titik, 14 Urpinaai cengan vamscanne 2) Apabila seseorang penulis menulis lebih dari satu karya/buku, maka dalam karya berikutnya nama penulis tidak dicantumkan dua kali melainkan diganti dengan garis panjang dari margin sebelah kiri yang berfungsi sebagai pengganti nama penulis tersebut, Contoh: Newman, William H. 2010. The Process of Management. Prentice Hall. Inc. London 2010. Administratif Action. Prentice Hall. Inc. London: 3) Apabila penulis referensi dua orang Contoh: Kennedy, Ralph Dale dan Stewart Y. McMullen, 2003. Financial Statement: Form, Anéilysis, and Interpretation. Petaling Jaya: Irwin Book Company. USA Pangestu, Subagyo dan Djarwanto, 2011. Statistik Deskriptif. BPFE, Yogyakarta 4) Apabila penulis referensi tiga orang Contoh: Heidirachman R., Sukanto R., dan Irawan, 2010. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Jahoda, Marie; Morton Deutsch, dan Stuart W. Cook. 2010. Research Methods in Social Relation. Dryden Press. New York 5) Apabila penulisa referensi lebih dari tiga orang Contoh: Keown, AJ; Martin JD, Petty IW, Scott DF. 2005. Financial Management 10" edition. Pearson Prentice Hall International Editions. Singapore. 6) Referensi tanpa pengarang Contoh: Author's Guide. 2005. N.J.: Prentice Hall. Inc. Englewood, Cliffs Scientific Method in Business. 2003. Collage Park: University of Maryland 7) Referensi bersumber dari buku berseri Contoh Edward, James D. 2010. Accounting: A Programmed Text. Voll. Richard D. Irwin, Inc. Homewood, Illinois. 8) Referensi bersumber dari buku terjemahan Contoh: Kotler, Philip. 2008. Marketing Management. Saduran Karyadi dan Sri Suwarsi. FE Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 9) Referensi bersumber dari buku dengan beberapa edisi Contoh; Djarwanto, P. 2012. Statistik Nonparametrik. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta, Shepherd, William R. 2006. Historical Atlas. 8th ed. Barnes & Noble. New York. 10) Referensi bersumber dari bab yang ditulis bukan oleh pengarang Contoh: 15 Urpinaai cengan vamscanne Soelistyo, Sudarsono dan Ary Sudarman, 2010. “Prospek Kesempatan Kerja dan Pemerataan Pendapatan” dalam. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan: Beberapa Pendekatan Altematif. The Kian Gie (penyunting). LP3ES. Jakarta. 11) Referensi bersumber dari buku berseri atau rangkaian karya Contoh: Sutrisno, Hadi. 2010. Efisiensi Kerja. Jilid I dari Seri Kapita Selekta Psikologi Kerja, 5 jilid. BPFE. Yogyakarta. 12) Referensi bersumber dari surat kabar Contoh: Salim, Emil. 2007. "Forest Sustainability Management”, The Jakarta Post, Februari 6, 2007. Karlina. 2010. “Sebuah Tanggapan: Hipotesa dan Setengah IImuan”. Kompas. 12 Desember 2010. 13) Referensi bersumber dari jurnal Contoh: Roslina. 2009. “Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek tethadap Pembelian Produk”, Jurnal Bisnis & Manajemen, Vol.X, No.2, hal 200-215. 14) Referensi bersumber dari Tugas Akhir Skripsi/Tes Contoh: Sancoko, Catur Agus. 2014. “Pengaruh Keadilan Organisasi tethadap Komitmen Organisasional dengan Kepuasan Kinerja sebagai Variabel Intervening di PT. Indogranit Tunggal Perkasa”. Tesis. Program Studi Magister Manajmen, Program Pascasarjana. Universitas Mercu Buana. Jakarta. /Disertasi 15) Referensi bersumber dari Paper dalam Seminar/Lokakarya Contoh: Mangundikoro, Affandi, 2012. “Konservasi Tanah dalam Rangka Rehabilitasi Lahan di Daerah Aliran Sungai”. Kertas Kerja pada Lokakarya Pola Tanam dan Usaha Tani ke-V1, Bogor, 20-21 Juni 2012 Suranggadjiwa, L.M. Harris. 2008. “Pengelolaan Daerah Aliran Sungai”. Kertas Kerja pada Seminar Nasional Pengembangan Lingkungan Hidup, Jakarta, 5 6 Juni 2008 16) Referensi betsumber dari bahan yang tidak diterbitkan Contoh: Coffin, Thomas E. Beyond Audience: The Measurement of Advertising Effectiveness. Monographed Report, Undated Brizi. 2009, Teknik Perencanaan Linear untuk Penyusunan Rencana di Bidang Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Stensilan). 16 Urpinaai cengan vamscanne 17) Referensi bersumber dari Lembaga sebagai Penyunting Buku Contoh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. PN Balai Pustaka, Jakarta. FAO. 2006. Production Yearbook. Rome. 18) Referensi bersumber dari Jurnal atau Terbitan Berkala Contoh; Rahardjo, M. Dawam. 2012. “Dunia Bisnis di Persimpangan Jalan”, Prisma. Juli 2012, 7, hal. 1-12. Dharmawan, Johan. 2011. “Urea dan TPS di Indonesia dalam Analisis Permintaan Kuantitatif”. Jurnal Argo Ekonomi. Vol. 11, No 2, hal. 1 ~ 27, 19) Referensi adalah artikel dalam ensiklopedia Contoh: Banta, Richard E. 2010, “New Harmony”, Encyclopedia Britanica (2010 ed.), vol. 16, p. 305 Morris, Edward Parmelle. 2005. “The Latin Language”, The Encyclopedia Americana (2005 ed.), vol. 17, pp. 47 ~ 48. 20) Referensi bersumber dari internet Contoh: Spiszer, John M. 2010. Leadership and Combat Motivation: The Critical Task. hutp.//www,cgsc.army.mil/milrevenglish/MayJun99/Spiszer.htm (Diakses tanggal 12 September 2014). 7 Urpinaai cengan vamscanne Bab IV Sidang Tesis Ujian Tesis adalah kegiatan evaluasi atas Tesis yang telah disusun oleh mahasiswa sebagai pertanggungjawaban akademik berdasarkan Kaidah-kaidah keilmuan dan diuji oleh dosen Penguji yang ditunjuk oleh Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Setelah mahasiswa menyelesaikan seluruh proses penelitian dengan berkonsultasi minimal 6 (enam) kali kepada Pembimbing I (dan M1) serta menyusun draft Tesis, mahasiswa dapat ‘mengajukan untuk Sidang Tesis. Mahasiswa agar melaksanakan sidang tesis tepat waktu pada semester 4 (empat). A. Persyaratan Sidang Tesis 1) Terdaftar sebagai mahasiswa pada semester yang bersangkutan (mengisi KRS Tesis pada semester berjalan). 2) Telah lulus semua mata kuliah wajib + mata kuliah pilihan dengan jumlah sks lulus: 39 sks dengan IPK Kumulatif minimal 3,00. 3) Telah melaksanakan konsultasi minimum 6 (enam) kali setelah seminar Hasil. 4) Mempunyai Berita Acara Kegiatan Penelitian dari tempat penelitian. 5) Mempunyai Berita Acara Seminar Hasil. 6) Telah mengikuti Seminar Hasil mahasiswa lain sebanyak 5 kali 7) Draft tesis telah final dan mendapat persetujuan dari Pembimbing I (dan 11) 8) Telah melunasi seluruh persyaratan administrasi dan keuangan yang ditentukan Program Pascasarjana. 9) Tidak mempunyai tanggungan pinjaman buku perpustakaan 10) Memiliki score TOEFL > 500 B. Prosedur Pengajuan Sidang Tesis 1) Mahasiswa’ mengajukan permohonan Sidang Tesis dengan mengisi formulir Permohonan Sidang, (formulir seminar proposal dan seminar hasil dapat diunduh di situs prodi MTS www.mis.pasca.mercubuana.ac.id) 2) Formulir diajukan kepada Kaprodi dilampiri 3 (tiga) eksemplar Tesis yang telah disetujui oleh Pembimbing I (dan 11) 3) Persetujuan pembimbing dituliskan pada cover luar draft tesis 4) Menyerahkan semua berkas yang diperlukan ke TU Prodi C. Pelaksanaan Sidang 1) Sidang Tesis dilakukan setelah mahasiswa memenuhi syarat untuk sidang dan telah ‘mengajukan permohonan sidang 2) Sidang tesis dilakukan di tempat dan waktu sesuai penjadwalan yang diatur oleh ‘manajemen program studi 3) Jadwal sidang tesis ditentukan setelah dilakukan koordinasi antara Pembimbing, Prodi, dan satu dosen penguji yang akan menjadi penguji utama dalam sidang tesis. 4) Anggota Tim Penguji terdiri dari 3 orang, yaitu Penguji Abli (penguji Utama) sesuai dengan bidang konsentrasinya dan ditunjuk Prodi, Pembimbing I (atau If), serta Ketua Sidang. 5) Kaprodi menetapkan Penguji Utama sesuai dengan kompetensi 18 Urpinaai cengan vamscanne D. Tata Cara Pelaksanaan Sidang Tesis meliputi Mehasiswa menggunakan pakaian formal (jas lengkap bagi pria atau blazer bagi wanita) ketika melaksanakan_ujian Tesis Urutan kegiatan dalam sidang tesis adalah: 1) Pembukaan oleh Ketua Sidang 2) Paparan Tesis oleh mahasiswa (15 menit). 3) Tanya Jawab 4) Diskusi Tim Penguji 5) Penyampaian keputusan hasil Sidang Tesis oleh Ketua Tim Penguji F. Penilaian Sidang Tesis, Nilai Sidang Tesis merupakan rangkuman penilaian rata-rata dari semua dosen penguji. Nilai Tesis merupakan nilai gabungan dari nilai seminar proposal dan seminar hasil beserta nilai sidang Tesis dengan komposisi 30% dan 70%. Nilai sidang tesis meliputi 1) Presentasi / Pembahasan Materi 2) Pemahaman topik Tesis 3) Ujian Komprehensif sesuai dengan bidang IImu Teknik Sipil 4) Kajian Literatur/Pustaka 5) Metode Penelitian 6) Kesempurnaan/kelengkapan penulisan tesis 7) Penampilan Nilai Tesis yang diumumkan di akhir Sidang Tesis merupakan nilai potensial yang akan diperoleh mahasiswa. Nilai tesis menjadi nilai akhir jika mahasiswa telah melakukan perbaikan atas draft tesis yang telah diujikan. Konversi nilai angka ke dalam buruf dapat dilihat pada tabel berikut ini lai Huruf, lai Angka A min 85 A min 80 Bt min 75 B min 70 F. Catatan 1) Ketua Tim Penguji menyampaikan keputusan kelulusan kepada mabasiswa disaksikan oleh anggota Tim Penguji lainnya. 2) Nilai Tesis diumumkan di akhir sidang Tesis. 3) Mahasiswa dinyatakan berhasil dalam sidang Tesis bila memperoleh_nilai minimum B 4) Nilai tersebut bersifat sementara, hingga revisi Tesis disetujui oleh Tim Penguji. 5) Mahasiswa yang dinyatakan TIDAK LULUS dalam sidang Tesis WAJIB mengulang. Pengulangan sidang maksimum 2 (dua) kali 6) Mahasiswa yang mengulang sidang tesis wajib melunasi biaya sidang Tesis ulangan. 7) Apabila telah 2 kali mengulang sidang Tesis dan dinyatakan TIDAK LULUS mahasiswa ‘mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai mahasiswa. 19 Urpinaai cengan vamscanne 8) Mahasiswa yang Iulus sidang akan mendapat catatan dari masing-masing penguji Catatan tersebut menjadi panduan dalam melakukan perbaikan draft tesis 9) Selesai sidang tesis, Mahasiswa mengisi Surat Perjanjian revisi tesis (bermaterai) dan diketahui oleh pembimbing. 20 Urpinaai cengan vamscanne BabV. Revi dan Penyerahan Tesis Mahasiswa wajib melakukan revisi tesis. Revisi tesis dilaksanakan sesuai saran Tim Penguji. Revisi tesis dimulai dengan melakukan konsultasi kepada Penguji Utama, kemudian kepada Ketua Sidang, terakhir kepada Pembimbing. A. Revisi Tesis 1, Waktu penyelesaian revisi Tesis diberikan 2 minggu setelah dilakukan sidang tesis 2. Setelah revisi disetujui oleh semua penguji, mahasiswa melengkapi keseluruhan draft tesis menjadi suatu draft tesis final. 3. Draft tesis final diserahkan ke Pembimbing dan Ketua Sidang untuk diperiksa dan mendapatkan persetujuan penggandaan. 4, Jika jumlah halaman Tesis lebih dari 100 halaman (mulai Bab I-Bab TI), penggandaan dilakukan dengan cetak bolak-balik (halaman muka dan belakang digunakan) 5. Pada saat tesis dalam proses penggandaan (dijilid hard cover), mahasiswa menyiapkan artikel yang bersumber dari tesis. Artikel disusun dalam rangka menyiapkan bahan publikasi di suatu jurnal. Penulisan artikel dikonsultasikan dengan pembimbing. 6. Mahasiswa yang telah mendapat izin penggandaan tidak perlu mengisi KRS tesis untuk semester berikutnya. B. Penyerahan Tesis 1. Hardcover tesis mendapatkan pengesahan berupa tanda tangan dari Pembimbing, Ketua Program Studi, dan Direktur Pascasarjana. 2. Tesis dalam bentuk hardcover, diserahkan melalui perpustakaan sebanyak 1 (satu) eksemplar Apabila mahasiswa pada saat Sidang Tesis mendapat Nilai A atau A-. Setiap Hardcover dibubuhi materai pada lembar pernyataan. 3. Selain dalam bentuk hardcover, mahasiswa juga menyiapkan CD berisi tesis dalam bentuk soficopy (dalam format pdf), termasuk lembar pengesahan yang sudah ditandatangani (hasil scan) untuk diserahkan ke perpustakaan. 4, Mahasiswa juga menyiapkan CD untuk diserahkan ke Prodi, CD berisi tesis dalam format doc (Word), artikel jurnal (format doc), dan data penelitian (format xls). Piringan CD diberi keterangan nama mahasiswa, NIM, nama pembimbing, judul tesis, tahun, 5. Penyerahan CD (betisi softcopy tesis, artikel , dan data penelitian) untuk Prodi diserahkan ke staf TU, disertai bukti artikel telah disetujui oleh penelaah (reviewer). 6. Format penulisan artikel sesuai template Jurnal Iimiah Terakreditasi yang dituju. Catatan Apabila hingga 2 (dua) minggu sejak tanggal pelaksanaan sidang tesis, revisi tesis tidak final, maka nilai tesis yang diperoleh ketika sidang dibatalkan dan mahasiswa melakukan sidang ulan an Urpinaai cengan vamscanne Bab VI Sanksi Seorang mahasiswa dapat dikenakan sanksi pembatalan Tesis, skorsing, sampai dikeluarkan dari Program Studi atas pertimbangan akademik, apabila terbukti : 1. Melakukan tindakan yang diukur dari segi etika akademik tidak dibenarkan. 2. Tidak dapat menyelesaikan penyusunan Tesis dalam masa studi yang ditentukan, 22 Urpinaai cengan vamscanne DAFTAR PUSTAKA DIKTI. 2016. Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi Edisi X, Ditektorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset. ‘Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Jakarta. Chen-Yu Chang. 2015. Risk-bearing capacity as a new dimension to the analysis of project governance, ScienceDirect. International Journal of Project Management 33. hal. 1195-1205 Hamidi, 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Penelitian. UMM Press. Malang. Prodi MM UMB. 2015. Buku Panduan Penyusunan Tesis. Prodi Magister MM UMB. Levin Wibowo. 2017. Penerapan Value Engineering Pada Proyek Konstruksi ( Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit di Kota Stagen). Prodi MTS Univ. Atma Jaya Yogyakarta. SPs ITB. 2016. Pedoman Penulisan Tesis Magister. Sekolah Pascasarjana ITB, Bandung. 23 Urpinaai cengan vamscanne LAMPIRAN 24 Urpinaai cengan vamscanne Lampiran 1. Penelitian Kuantitatif ys Kualitatif Penelitian di Prodi Magister Teknik Sipil dapat dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif| maupun kualitatif, ‘Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional dan metode baru; metode positivistic dan metode postpositivistic, metode scientific dan artistic, serta metode konfirmasi dan temuan. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistic, scientivic, dan metode discovery. Selanjutnya metoda kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic, dan interpretive research. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkriempiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan ‘metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru Karena popularitasnya belum Jama, Metode ini dinamakan postpositivistic karena berlandaskan pada filsafat post positivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistikal, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh ditetapkan. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga metode emography, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Juga disebut metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifiat kualitatf. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif, Penelitian kuantitatif bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian kuantitatif bersifat 25 Urpinaai cengan vamscanne ‘mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat ‘umum ke sesuatu yang bersifat khusus, Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya. Hamidi (2004) menjelaskan setidaknya terdapat 12 (dua belas) perbedaan pendekatan kuantitatif dengan kualitatif. 1. Dari segi perspektif penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan, yang berasal dari teori yang sudah ada dan dipilih oleh peneliti, Selanjutnya variabel tersebut dicari dan ditetapkan_indikator-indikatornya. Indikator yang telah ditetapkan tersebut menjadi dasar pembuatan kuesioner, sebagai alat pengumpulan data. Kuesioner telah menyediakan pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitatif menggunakan perspektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan, 2. Dari segi Konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, salah satunya melalui kuesioner, untuk pengukuran variabel-variabelnya. Disisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti memberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep atau teori kemudian menguji (retest) teori tersebut, sedangkan penelitian kualitatif mengembangkan, menciptakan, ‘menemukan konsep atau teori 3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih Di sisi lain penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi. 4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan Kuesioner, sedang penelitian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi 5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeratan korelasi atau asosiasi antar variabel, perbedaan antara 2 (dua) atau lebih hal, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran. 26 Urpinaai cengan vamscanne Penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti. 6. Dari segi ukuran sampel untuk pengumpulan data yang mengacu pada jumlah (: responden (sample), pendekatan kuantitatif menggunakan sampel dengan ukuran besa bersifat representatif (perwakilan), dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel populasi-sampel, serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data, e) Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang ke sekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi, Maksudnya berhenti sampai pada informan yang ke sekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi”. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik bola salju (snowball), hingga informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya, Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi. 3. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan, penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life cycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan 8, Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden. 9. Dari segi definisi operasional, penelitian Kuantitatif’ menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (Gefinisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif erik bukan emik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian dalam mengemukakan pendapat, pengalaman, atau pandangan mereka 10.Analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi. 2 Urpinaai cengan vamscanne 11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Adaptasi sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Instrumen penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah panduan pengumpulan data, angket, atau kuesioner. 12. Dari segi kesimpulan, interpretasi data penelitian kualitatif dilakukan oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden, Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik. 28 Urpinaai cengan vamscanne Lampiran 2. Penjelasan Sistematika Penyusunan Tesis A. DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat deduktif, obyektif, dan ilmiah. Data yang digunakan berupa angka-angka (skor atau nilai) atau pernyataan-pernyataan yang dinilai dan dianalisis dengan pendekatan statistik. Penelitian kuantitatif dikembangkan dengan menggunakan model-model matematis, teori- teori, dan/atau hipotesis. Bab Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Memuat penjelasan tentang fenomena yang menjadi masalah penelitian, alasan mengapa ‘masalal tersebut penting dan perlu diteliti, Masalah didukung oleh fakta empiris dan didukung alasan teoritis sehingga jelas dan perlu ditelit. Latar belakang berisi: 1) Pernyataan tentang gejala/fenomena yang akan dikaji 2) Argumentasi tentang pemilihan topik Tesis, 3) Situasi yang melatarbelakangi topik Tesis 4) Pengkajian terdahulu yang bersangkut paut dengan masalah yang akan diteliti 5) Identifikasi masalah, pemilihan masalah, isu/tema sentral atau fokus Dengan demikian Iatar belakang menguraikan kondisi, keadaan atau peristiwa yang sedang terjadi pada objek pengkajian, yang pada saat penelitian akan dilakukan sedang terjadi 1) Penyimpangan-penyimpangan dari standar yang bersifat keilmuan maupun aturan- aturan, atau 2) Penyimpangan rencana dengan pelaksanan atau 3) Ketidakselarasan antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanan, atau juga 4) Peluang untuk mengembangkan produk, jasa, sistem atau bisnis. Dengan kata lain, latar belakang mengarah ke suatu identifikasi permasalahan atau peluang, pengembangan, sehingga masalah atau peluang yang akan dikaji jelas dan fokus. Latar belakang harus dilandasi data yang jelas dan terkini (sumber harus dituliskan sebagai suatu sitirarykutipan dan tahun diterbitkan). Jadi bukan hasil pendapat (karangan) semata. Uraian latar belakang dibatasi maksimum 5 halaman, termasuk tabel data pendukung. 1.2, Identifikasi, Perumusan, dan Batasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah proses untuk menyusun pokok-pokok permasalahan berdasarkan hal-hal yang diuraikan pada latar belakang masalah. Identifikasi masalah ditemukan dari latar belakang penelitian. Latar belakang penelitian menunjukkan seluruh permasalahan pada obyek penelitian, Identifikasi masalah yang baik memudahkan ‘membuat rumusan masalah. 29 Urpinaai cengan vamscanne Mahasiswa perlu melakukan studi/survey pendahuluan (pra studi pustaka, dan atau observasi) ke objek yang dikaji sehingga identifikasi masalah mudah ditemukan. Identifikasi merupakan data, fenomena, atau fakta yang ditemukan sebelum penelitian. 1.2.2.Rumusan Masalah Perumusan masalah adalah upaya merumuskan permasalahan yang melibatkan proses teorisasi atas fakta empiris yang dipaparkan pada latar belakang masalah, Dalam merumuskan masalah pengkajian, titik tolaknya berdasarkan identifikasi-masalah, sehingga ditemukan pokok permasalahan selanjutnya. Pokok permasalahan adalah fokus Tesis yang dipilih untuk diteliti, diselesaikan, dirancang, maupun dikembangkan melalui penyusunan Tesis, Perumusan masalah dalam Bab I ini merupakan arah penyusunan Tesis, Agar masalah dapat dijawab dengan baik dan benar, maka masalah perlu dirumuskan secara spesifik. Rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya (problem question) atau pernyataan masalah (problem statement). Dengan demikian rumusan masalah: a) Menyatakan dengan jelas, tegas dan kongkrit masalah yang akan diteliti atau kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi tujuan penyusunan Tesis. b) Relevan dengan waktu ©) Berhubungan dengan suatu persoalan teoritis atau praktis| 4) Memberi petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data, guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan tersebut. 1.2.3.Batasan Masalah (jika diperlukan) Batasan masalah merupakan lingkup pembahasan yang terbatasi terkait dengan aspek- aspek tempat, waktu, responden atau lainnya, 1.3. Maksud danTujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Maksud peneitian adalah konsekuensi dari masalah yang dikaji, 1.3.2.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan target yang harus dijawab oleh peneliti melalui proses penelitian. Oleh karena itu tujuan penelitian menjelaskan tentang apa yang akan dicapai peneliti berdasarkan perumusan masalah. Tujuan harus dinyatakan secara eksplisit sesuai dengan permasalahan dan identifikasi masalah 1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.4.1. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian menggambarkan kontribusi yang akan diberikan oleh penyusun penelitian dari hasil pengkajiannya. 1.4.2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian mengungkapkan secara spesifik kegunaan yang hendak dicapai Kegunaan penelitian memuat manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian, baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Pencapaian kegunaan dapat dilihat pada aspek: a) teoritis (keilmuan) dengan menyebutkan kegunaan teoritis apa yang dapat dicapai dari masalah yang dapat dicapai dari masalah yang dikaji 30 Urpinaai cengan vamscanne b) _praktis (guna laksana) dengan menyebutkan kegunaan apa yang dapat dicapai dari penerapan pengetahuan yang dihasilkan pengkajian akademis ini terhadap pihak- pihak yang terkait. Bab II ‘Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.1. Kajian Teori Dalam kajian teori dibahas berbagai teori yang relevan dengan topik/judul penelitian, dan/atau hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan fokus permasalahan penelitian. Teori perlu ‘memunculkan teori Manajemen yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Teori yang ikaji akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian. Buku-buku yang dipakai dalam penelitian diwajibkan mengambil buku dengan tahun terbitan terbaru, maksimal berusia 10 tahun pada saat peneliti membuat tesis. Semua buku rujukan dituliskan dalam daftar pustaka, 2.2, Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah Kajian terhadap penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian terdahulu dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah baik Tesi Disertasi, atau Jurnal penelitian. Jumlah jurnal yang digunakan minimal 3 jurnal pada setiap variabel yang diteliti. Jurmal yang digunakan sebagai referensi minimal 15 (lima belas) merupakan jurnal internasional. Berbagai penelitian terdahulu yang telah dibaca akan bermanfaat dalam membahas hasil penelitian yang ditemukan mahasiswa. Semua jurnal yang menjadi rujukan dituliskan dalam daftar pustaka, 2.3. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah penjelasan secara sistematis tentang hubungan antar vatiabel penelitian yang dituangkan dalam bentuk bagan atau tabel. Rerangka pikir adalah penjelasan secara sistematis tentang hubungan antar fenomena penelitian, 2.4. Hipotesis Hipotesis. merupakan proposisi keilmuan yang disimpulkan dari Rerangka Konseptual penelitian dan merupakan jawaban sementara atas masalah yang diteliti, untuk diuji kebenarannya berdasarkan fakta empiris. Hipotesis dapat dituangkan dalam model verbal dan model geometrikal dari variabel yang ditelit Bab III Metode Penelitian 3.1. Jenis/Disain Penelitian Dalam bagian ini diuraikan tentang tipe/pendekatan penelitian, yaitu: survai (deskriptif analistis, eksplanatori dan lain sebagainya), eksperimental atau teknik kuantitatif lain. Pada bagian ini diuraikan perspektif pendekatan penelitian kuantitatif yang akan dilakukan seperti: component factors analysis, korelasional, kausalitas, dan perbedaan. a1 Urpinaai cengan vamscanne 3.2. Variabel Penelitian Sesuai desain penelitian yang akan dilakukan, akan tergambarkan model penelitian dan variabel yang akan diteliti 3.2.1. Definisi Konsep Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang diteliti ‘menurut pendapat peneliti berdasarkan Rerangka Teori yang digunakan. 3.2.2.Definisi Operasional Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Variabel penelitian dilengkapi dengan tabel matriks imensi, indikator, sub indikator dan nomor pertanyaan sebagai lampiran. 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian yang digunakan sesuai dengan objek lingkup penelitian pada judul ats ‘masalah yang akan diteliti, Peneliti peru menyebutkan ukuran populasi dari obyek yag ditelit Sampel merupakan bagian kegiatan penelitian yang harus dipilih jika populasi terlalu besar. Pengambilan sampel yang diambil memerlukan teknik pengambilan sampel yang tepat dan ilmiah, Oleh karenanya teknik sampling merupakan bagian yang harus dikaji dalam sub ini. 3.4, Jenis dan Sumber Data Menjelaskan jenis data yang digunakan dalam analisis dan darimana data diperoleh. Dalam penelitian dikenal dua jenis data yaitu primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian. Data ini diperoleh dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari, Data primer ini disebut juga dengan Data Tangan Pertama. Data Sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penclitian. Data sekunder disebut juga dengan Data Tangan Kedua. Data Sckunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Metode pengumpulannya dengan mendokumentasikan data yang telah tersedia. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Bagian ini menjelaskan tentang prosedur pengumpulan data secara rinci. Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara berdasarkan kuesioner dan panduan wawancara, observasi, dan dokumentasi 3.6. Teknik Analisis Data Sub bab ini menjelaskan pilihan teknik analisis data yang akan digunakan disertai alasan penggunaannya, termasuk rumus statistik dalam pengujian hipotesis atau teknik Jainnya untuk ‘menganalisis data penelitian. Penelitian kuantitatif yang menggunakan instrumen penelitian, harus melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Penggunaan alat analisis yang memerlukan persyaratan dalam penggunaan alat tersebut harus dilakukan sesuai kriteria yang berlaku. 22 Urpinaai cengan vamscanne Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1, Hasil Penelitian Bagian ini dipaparkan hasil penelitian yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. Paparan disertai tabel, grafik, foto atau bentuk penyajian data yang lain dengan tata cara penyajian yang sesuai dengan ketentuan. Makna dari tabel, gambar/grafik, atau foto yang yang disajikan diura pembaca dapat memahami infromasi yang ingin disampaikan peneliti melalui tabel atau ‘gambar tersebut. 4.2, Pembahasan Bagian ini menjelaskan analisis hasil penelitian, apabila menggunakan tipe penelitian ceksplanatori harus disertai dengan hasil analisis tabel silang dan analisis uji hipotesis. Bagian ini diawali dengan menjelaskan analisis hasil penelitian secara deskriptif. Pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang menjadi landasan penelitian, hasil penelitian sebelumnya, serta implikasi teoritis dan praktis sesuai dengan perkembangan Timu teknik sipi Penelitian yang menggunakan pendekatan statistika, memerlukan mengujian hipotesis. Banyak mahasiswa menggunakan desain penelitian kausalitas, yang ditujukan untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel bebas tethadap suatu variabel terikatnya. Penelitian di bidang ‘manajemen sumberdaya manusia dan manajemen pemasaran memerlukan kajian yang lebih Jengkap sampai pada analisis korelasi antar dimensi, Kemampuan menganalisis temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan data menjadi ciri dari tesis yang disusun seorang magister. Kemampuan analisis sekaligus menjadi pembeda dengan hasil penelitian seorang sarjana S-1 Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan Kesimpulan merupakan rangkuman dari hasil pembahasan yang menjawab perumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan memuat temuan-temuan penelitian yang signifikan dalam bentuk narasi (tidak menggunakan angka-angka). Setelah melakukan analisis dan interpretasi, selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan umum) berdasarkan batasan-batasan penelitian yang ada dan sesuai dengan hipotesis yang diajukan 5.2. Saran Saran memuat rekomendasi aplikatif dan operasional yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, Saran mengacu pada hasil/temuan penelitian, Saran harus bersifat implikatif bagi pengembangan Ilmu teknik sipil disertai rekomendasi terhadap pihak- 33 Urpinaai cengan vamscanne pihak yang mendapatkan manfaat dari penelitian yang dilakukan, termasuk bagi pelaksana penelitian selanjutnya. B. DESAIN PENELITIAN KUALITATIF Dalam desain penelitian kuantitatif, masalah yang diteliti lebih umum, memiliki wilayah yang Juas, dan tingkat variasi yang kompleks. Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awai hingga akhir penelitian, Masalah-masalah pada metode penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah, Hasil dari penelitian tersebut nantinya dapat dikembangkan secara luas sesuai dengan keadaan di Japangan. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Prosedur penelitian pada pendekatan ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada Kondisi alamiah dan bersifat penemuan, Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh karena hal itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat melakukan wawancara secara langsung terhadap responden, kemudian menganalisis, dan mengkontruksikan obyek yang diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan (erikat nilai. Penelitian kualitatif tidak memiliki ketentuan baku mengenai sistematika penulisan Japorannya. Hal-hal yang akan disampaikan berikut ini hanyalah salah satu ilustrasi sitematika penulisan yang dapat dijadikan contoh. Peneliti dapat mengembangkan sistematika laporan penelitian kualitatitf yang berbeda selama mempunyai relevansi dengan paradigma penelitiannya. Babl Pendahuluan Pendahuluan berisi penjelasan umum, ringkas, dan padat mengenai masalah atau fenomena yang hendak diteliti, Bab I meliputi 1.1 Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah mengemukakan dan meletakkan dasar pengkajian akademis yang akan dilakukan dalam peta keilmuan yang menjadi perhatian peneliti. Oleh karena itu, dalam latar belakang diuraikan: 4. Pernyataan tentang gejala/fenomena yang akan diteliti/dikaji e. Argumentasi- tentang pemilihan’ topik _penelitian/pengkajian (menunjukkan permasalahan sebagai perbedaan antara das sein dan das sollen (konsep atau teori yang, ada) Situasi yang melatarbelakangi masalah (yang dipermasalahkan) Penelitian/pengkajian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti Intisari dari kerangka teori yang menjadi masalah se 34 Urpinaai cengan vamscanne Dengan demikian latar belakang menguraikan kondisi, keadaan, atau peristiwa yang sedang terjadi pada obyek penelitian/pengkajian, tetapi sekarang ini nampaknya terjadi penyimpangan-penyimpangan dari “standar” yang bersifat keilmuan maupun aturan- aturan. Dengan kata lain terjadi penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, atau terdapat ketidakselarasan antara teori dengan praktek, atau ada penyimpangan antara aturan dan pelaksanaan. Latar belakang ini mengarah ke suatu permasalahan, sehingga permasalahan yang akan dikaji menjadi jelas dan fokus. Uraian latar belakang harus dilandasi sumber pustaka dan data yang jelas dan terkini. Sumber data atau informasi dituliskan sebagai suatu sitiran/kutipan, dan disebutkan sumber tersebut (nama lembaga/penulis, tahun terbit). Jadi permasalahan bukan hasil pendapat atau pemikiran peneliti semata, 1.2 Rumusan dan Identifikasi Masalah Penulisan rumusan masalah perlu memperhatikan: Masalah yang akan diteliti dinyatakan dengan jelas, tegas, dan konkrit Relevan dengan waktu Berhubungan dengan suatu persoalan teoritis atau praktis Berorentasi pada teori (teori merupakan body of knowledge) Dinyatakan dalam kalimat tanya atau pernyataan yang mengandung masalah yaepe Berbagai masalah yang ada pada obyek yang diteliti, baik yang akan diteliti maupun yang tidak, sedapat mungkin dikemukakan, Namun untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka mahasiswa perlu melakukan studi/survey pendahuluan (pra-studi dan/atau observasi) ke obyek yang diteliti Berdasarkan masalah yang telah diketahui, kemudian dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah lainnya, Dengan demikian kedudukan masalah yang akan diteliti menjadi jelas. Dengan adanya keterbatasan (kendala) waktu, biaya, dan tenaga maka penyusunan tesis perlu membatasi masalah yang diteliti/dikaji. Agar masalah dapat dijawab dengan baik dan benar, maka masalah perlu dirumuskan secara sepsifik. Rumusan masalah yang baik adalah yang dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Sub bab ini menegaskan maksud dan tujuan penyusunan tesis yang terkait dengan pengembangan keilmuan/strategi bisnis dan manfaat praktis dari masalah yang akan diteliti/dikaji a. Maksud Penelitian Berisi konsekuensi dari masalah yang diteliti/dikaji b. Tujuan Penelitian ‘Merujuk pada hasil yang akan dicapai atau diperoleh dari maksud penyusunan tesis. Dengan demikian tujuan penyusunan tesis harus dinyatakan secara eksplisit selaras dengan permasalahan dan identifikasi masalahnya. 35 Urpinaai cengan vamscanne

You might also like